Dosen Pengampu :
Aam Amaningsih Jumhur, P.hD
Disusun Oleh :
Muhammad Hammam Jafar (1502619050)
Muhammad Rifqi Abdillah (150269009)
Rizky Septian Kusumah (1502619036)
Alwan Putra Syauqi (1502619035)
ABSTRACT
This research is based on the problems that exist in company X. In
investing in machines do not use mathematical calculations. The investment
feasibility of a wood cutting machine is only an estimate of how many wood
cutting machines will be purchased. Therefore, the researcher wants to know how
to apply the investment feasibility analysis of wood cutting machines at company
X. The type of research used is expost facto with a quantitative approach.
Methods of data collection using observation, interviews, and
documentation. The methods used to determine whether or not an investment is
feasible are the payback period, net present value, profitability indexs and
internal rate of return methods.
The results showed that the investment with the payback period method is
2 years and 11 days less than the economic life of the machine, which is 3 years,
so the investment is feasible. The net present value has a positive value of Rp.
10,813,640, it means that the present value of cash inflows is greater than the
present value of outflows, thus an investment proposal is considered feasible to be
implemented. Profitability indexs 1.22 is greater than 1 then the investment is
feasible. As well as the internal rate of return of 2.39%, this amount is said to be
feasible to make additional investment in machinery because the percentage
generated from the calculation of the internal rate of return is greater than the
interest rate expected by management, which is 2%.
Based on the conclusions of the results of this study, it is recommended
that companies use methods in determining investment feasibility. An investment
feasibility assessment helps companies get the right forecast. Companies can use
the payback period, net present value, profitability indexs and internal rate of
return methods to determine the feasibility of the investment to be made.
Keywords: Investment Feasibility Study, Investment, Wood Cutting Machine
I. PENDAHULUAN
Pembelian alat memerlukan dana yang cukup besar dan adanya pengeluaran
kas perusahaan dengan harapan adanya efisiensi dan produktivitas dari alat yang
baru sehingga mampu memberikan nilai pengembalian yang lebih besar. Biaya
penggantian alat (investasi) perlu disesuaikan dengan pendapatan perusahaan
yang diketahui berdasarkan aliran kas (cash flow) pada saat pengunaan alat baru.
Untuk melakukan penggantian alat, perusahaan harus memilih alat yang sesuai
dan mempertimbangkan beberapa aspek seperti pendapatan dan keuntungan yang
akan dihasilkan dari penggunaan alat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,
pajak penghasilan, biaya perawatan dan nilai waktu uang, yang sangat
berpengaruh pada aliran kas (cash flow) dimasa yang akan datang. Sehingga perlu
dilakukan analisis kelayakan investasi menggunakan metode evaluasi investasi
yaitu, Metode Net Present Value (NPV), Metode Internal Rate Of Return (IRR)
dan Metode Payback Period (PbP). Hasil analisis diharapkan dapat dijadikan
sebagai masukan kepada perusahaan tentang kelayakan ekonomi dan mengetahui
besar keuntungan pengembalian modal perusahaan.
Selain itu, aktiva tetap merupakan modal yang penting bagi pelaksanaan
kegiatan dalam perusahaan-perusahaan pada umumnya. Tanpa adanya aktiva
tetap, perusahaan akan menemui kesulitan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya, atau bahkan dapat dikatakan perusahaan yang tidak mempunyai
aktiva tetap tidak mungkin dapat melakukan kegiatan operasionalnya.
Begitu penting kehadiran aktiva tetap (sesuai dengan yang diperlukan) di dalam
suatu perusahaan, sehingga tanpa adanya aktiva tetap tersebut proses produksi
tidak dapat dilakukan. Aktiva tetap akan dipergunakan oleh perusahaan di dalam
jangka waktu yang tidak pendek, setidak- tidaknya lebih dari satu tahun. Aktiva
tetap yang dimaksudkan disini lebih dispesifikkan sebagai alat produksi dalam
kegiatan operasional perusahaan berupa mesin dengan segala jenis fungsi dan
kapasitasnya.
Mesin dan peralatan produksi maupun bentuk aktiva tetap yang lain akan
mempunyai umur ekonomis tertentu. Dalam jangka waktu yang lebih panjang dari
umur ekonomis yang telah diperkirakan, pada umumnya aktiva tetap tersebut
tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Penggunaan aktiva tetap lebih dari umur
ekonomis yang ada tanpa adanya perbaikan khusus ataupun penggantian suku
cadang ataupun bagian-bagian tertentu dalam aktiva tetap tersebut akan
menimbulkan turunnya tingkat efisiensi produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dana yang sudah
tertanam akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga perputaran dana
tersebut kembali menjadi uang tunai terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Investasi banyak mengandung risiko ketidakpastian (Mulyadi, 2001 : 187).
Sebelum melaksanakan suatu proyek investasi, suatu perusahaan perlu melakukan
analisis kelayakan.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2004 : 107) studi kelayakan proyek adalah
penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek
investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Investasi yang menyangkut dalam aktiva
tetap, terutama dalam pembelian alat-alat produksi, harus diperhitungkan
seksama. Sebab apabila investasi sudah dijalankan, tapi kemudian terjadi
kekeliruan perhitungan, sukar untuk menarik kembali. Ini berarti perusahaan akan
mengalami kerugian. Berdasarkan latar belakang, kita perlu mengetahui seberapa
besar kelayakan investasi mesin pada perusahaan X.
4 Rp 22.960.000 -
-
5 Rp 21.700.000 - -
Rp 750.000
b) × 12 Bulan=0,39/ 11 hari
Rp 23.500 .000
Keterangan :
1) 0,980 x Rp 25.650.000= Rp 25.137.000
Rp 60.789 .840
Profitability Indeks=
Rp 51.000 .000
Profitability Indeks=1,19
Rp6.954 .440
Internal Rate of Return= ×4 %
Rp 60.789.840
Internal Rate of Return=0,45 %
Maka internal rate of return dari rencana investasi adalah 2% + 0,45% = 2,45%
IV. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan penganalisaan yang dilakukan mengenai kelayakan
investasi maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut:
1) Dalam melakukan sebuah investasi, perusahaan harus menggunakan cara
atau metode tertentu. Seperti metode payback period, net present value,
profitability indexs dan internal rate of return.
2) Dengan digunakanya sebuah metode, maka dalam menentukan investasi
baik atau tidaknya dapat diambil keputusan sesuai hasil dari analisis
keempat metode. Hasil dari metode payback period , 2 tahun 11 hari lebih
kecil dari umur ekonomis mesin yaitu selama 3 tahun, sehingga investasi
layak untuk dilakukan. Net present value Rp 60.789.840– Rp 51.000.000 =
Rp 9.789.840 nilai ini positif artinya nilai sekarang dari cash inflow lebih
besar dari nilai sekarang outflows, dengan demikian suatu usulan
invesatasi dinilai layak untuk dilaksanakan. Profitability indexs 1,19 lebih
besar dari 1 maka investasi layak untuk dilakukan, dan internal rate of
return 2,45% jumlah ini dikatakan layak untuk melakukan penambahan
investasi mesin karena prosentase yang dihasilkan dari perhitungan
internal rate of return lebih besar dari pada tingkat bunga yang diharapkan
manajemen yaitu sebesar 2%.
3) Berdasarkan keempat analisis di atas investasi penambahan mesin
pemotong kayu layak untuk dilakukan oleh UD Jaya Mandiri karena nilai
payback period, net present value, internal rate of return dan profitability
Indexs memenuhi kreteria yang layak untuk melakukan investasi.
V. Daftar Pustaka
Ali, Zulfikar. (2014). Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Produksi
Pada PT. Djitoe Indonesian Tobacco Coy Surakarta.
Fauzi, Iqbal. 2015. Analisis Kelayakan Investasi penambahan mesin baru pada
UD. Padimas Unggul.
Mebel, U., & Mandiri, J. Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Jumlah
Mesin Pemotong Kayu Pada UD. Mebel Jaya Mandiri.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia