Anda di halaman 1dari 25

NAMA : IMAM MAULANA

NIM : 19073048

MATKUL : SISTEM PEMINDAH TENAGA

1) Proposal

Timbulnya Suara Berdengung Pada Differential

a) Masalah

Suara berdengung dan berisik sering terjadi pada mobil yang menggunakan penggerak
roda bagian belakang ketika mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Permasalahan suara
berdengung ini bisa disebabkan oleh gigi atau gear garden yang sudah mulai aus.Untuk
mengatasi permasalahan ini, anda bisa mengganti gigi gardan tersebut dengan yang baru
untuk menghilangkan bunyi berdengung.

b) Diagram penyelesaian masalah

Kualitas oli Gear aus


menurun

Suara dengung pada gardan

Longgar nya
Bearing aus
gear gardan

c) Gambar objek penyelesaian


d) Rancangan anggaran biaya

 Gigi set gardan Rp. 700.000


 Oli gardan Rp. 40.000
 Bearing gardan Rp. 120.000

e) Alat dan bahan

 hands tool;

 kunci moment;

 bearing puller / tracker;

 kunci shocket;

 special tools;

 dial indicator;

 tools box.

f) Keselamatan kerja

 Gunakan selalu pakaian praktik (wearpack);

 menggunakan peralatan sesuai fungsinya dan selalu menjaga semua peralatan


dalam kondisi bersih;

 menggunakan alat-alat keselamatan kerja sewaktu bekerja;

 pergunakan alat sesuai dengan fungsinya;

 letakkan peralatan kerja pada tempat yang aman;


 setelah menggunakan peralatan kerja, bersihkan kembali peralatan kerja dan
letakkan kembali pada tempatnya;

 tanyakanlah hal-hal yang dianggap sulit kepada instruktur;

 bekerja dengan hati-hati dan teliti

g) Rancangan waktu penyelesaian proyek

 Pembongkaran ---------- 30 menit

 Perbaikan----------------- 1 jam

 Pemasangan-------------- 1,5 jam

h) Langkah kerja

Pembongkaran

 lepaskan roda belakang dari kendaraan;

 lepaskan axle shaft dari kendaraan;

 lepaskan propeller shaft dari gardan dan transmisi;

 lepaskan gardan dari kendaraan;

 bongkar unit gardan dan komponen-komponennya.

Pemeriksaan

 periksa gigi-gigi gardan;

 periksa bearing gardan;

i) Kesimpulan

Jadi apabila terdengar suara dengungan pada differential, maka yang harus di periksa
yaitu gigi-gigi pada differensial, periksalah bearing differential dan oli differensial.

Jika terjadi kerusakan, maka perbaiki. Jika tidak bisa di perbaiki, gantilah komponen
dengan yang baru
2) A). Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan
secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini
digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi
otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti
halnya pada roda gigi pada transmisi manual. Kecenderungan masyarakat untuk
menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini,
khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya
menggunakan transmisi otomatis. Kecenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor
seperti Yamaha Mio, Honda Vario, dsb.

Transmisi otomatis sebenarnya terdiri dari beberapa macam seperti planetary gear set,
serta continous varible transmition. Pada transmisi otomatis tipe planetary gear set terdiri
dari beberapa komponen seperti:

 Torque converter berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran dari


mesin ke transmisi
 Planetary gear set berfungsi untuk menciptakan perbandingan ratio
 Alat penahan befungsi untuk menahan unit kopling agar tercipta perbandingan
ratio
 Hidraulic control unit berfungsi untuk mengontrol aliran fluida

B). A) Hydraulic Automatic Transmission

Pertama kali diperkenalkan dengan nama Hydra-Matic Transmission oleh Oldsmobile. Cara
kerja transmisi ini menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis dari
mesin menjadi energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft. Jenis transmisi
otomatik ini adalah yang paling umum, misalnya seperti pada Toyota Avanza.

B) Continuous Variable Transmision (CVT)

Jenis transmisi ini juga umum ditemui pada mobil-mobil keluaran terbaru. Prinsip kerjanya
adalah dengan menggantikan gigi konvensional dengan drum yang ukuran atau rasionya
selalu berubah dan disambungkan dengan belt. Karena rasio transmisi ini terus berubah,
transmisi CVT dapat menyesuaikan agar kerja mesin menjadi lebih sigap dan ringan,
hasilnya konsumsi BBM menjadi lebih efisien. Transmisi CVT ini banyak ditemui pada city
car seperti Honda Jazz atau Toyota Yaris.

C) Dual-Clutch Transmisison (DCT)

Transmisi otomatik jenis ini menggunakan kopling ganda yang dikendalikan oleh komputer.
Kedua kopling tersebut bertanggung jawab atas gigi yang berbeda, yaitu genap dan ganjil.
Alhasil setiap perpindahan gigi menjadi sigap dan halus karena transmisi tersebut memiliki
dua kopling yang bekerja dalam waktu yang bergantian sesuai dengan gigi yang anda pilih.
Transmisi otomatik jenis ini masih terbilang jarang namun tetap bisa ditemui di Indonesia
seperti pada VW Golf misalnya.

D) Automated Manual Transmission (AMT)

Apa jadinya jika transmisi manual digabungkan dengan transmisi otomatik? Itulah yang
terjadi dengan AMT. Transmisi ini sebenarnya adalah transmisi manual yang dikendalikan
secara otomatis oleh aktuator. Dengan prinsip kerja yang sama persis dengan transmisi
manual namun dikendalikan oleh komputer secara otomatis. Anda pun bisa memilih untuk
menggantinya secara manual namun dengan kopling yang dijalankan oleh komputer atau
sepenuhnya dikendalikan oleh komputer. Transmisi ini terdapat pada mobil seperti Suzuki
Ignis.
C). Komponen transmisi otomatis

1. TORQUE CONVERTER

Fungsinya adalah mengubah tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetis (berupa
aliran oli ATF) dan mengubahnya kembali menjadi tenaga mekanis untuk disalurkan menuju
ke input shaft transmisi.

2. HYDRAULIC CONTROL UNIT

Berfungsi untuk mengontrol kerja Clucth dan Brake dengan menggunakan tekanan yang
dihasilkan dari pompa oli.

3. CLUTCH AND ONE WAY CLUTCH


Berfungsi sebagai penyalur tenaga putar yang terjadi di input shaft transmisi menuju ke
planetary gear set. Clutch pada transmisi otomatis semuanya bekerja secara hidrolik, hanya
one way clutch saja yang bekerja secara mekanis.

4. BRAKE

Berfungsi untuk menahan laju putaran yang terjadi pada komponen planetary gear. Brake
pada komponen transmisi otomatis ini juga bekerja secara hidrolis yang pengaturannya
diatur oleh Transmission Control Unit melalui hydraulic control unit.

5. PLANETARY GEAR UNIT

Berfungsi untuk mengubah perbandingan gigi sehingga tercipta perubahan momen dan
kecepatan putaran pada output shaft. Selain itu, planetary gear unit juga berfungsi untuk
mengubah arah putaran agar mobil bisa bergerak mundur.
6. TRANSMISSION CONTROL UNIT

Transmission Control Unit adalah komponen transmisi otomatis yang berfungsi sebagai
pengendali untuk mengatur dan mengontrol kerja semua actuator dan solenoid atas masukan
data dari berbagai macam sensor AT.

7. MANUAL LINKAGE

Manual linkage adalah komponen transmisi berupa link yang saling terhubung dan bekerja
secara manual berdasarkan perintah pengemudi.

8. AUTOMATIC TRANSMISSION FLUID (ATF)


Automatic Tranmission Fluid (ATF) merupakan minyak pelumas yang dibuat secara khusus
untuk melumasi transmisi otomatis serta dapat menciptakan tekanan guna menggerakan
komponen clutch and brake.

D). Komponen dari torque converter

1. Pump (Impeller)

Pump ini dipasang/dihubungkan dengan flywheel oleh drive case dan digerakkan langsung
oleh engine. Jadi begitu engine berputar, maka pump pun akan ikut berputar, sehingga oli
yang ada didalamnya akan terlempar karena gaya sentrifugal dan bentuk sudu dari pump itu
sendiri.

2. Turbin

Turbin dipasang pada out put shaft dan berfungsi merubah energi kinetis dari oli yang
sedang diberikan pump, menjadi mekanis pada shaft outputnya

3. Stator

Stator dipasang pada shaft yang tetap pada housing yang berfungsi mengarahkan oil flow
dari sudu-sudu turbin untuk masuk kembali ke sudu-sudu pump sesuai dengan arah putaran
pump, sehingga oil flow yang masih mempunyai tenaga kinetis akan membantu mendorong
dan memperingan kerja pump dan selanjutnya akan memperbesar tenaga kinetis dari outlet
pump berikutnya

Komponen planetary gear

1. Sun Gear
Sun gear merupakan komponen planetary gear unit yang posisinya terletak ditengah-tengah
(pusat) susunan gear unit. Seluruh gear pada planetary gear unit ini akan berpusat pada sun
gear.

Sun gear umumnya dirancang menggunakan model spur gear atau helical gear. Selain itu,
jumlah gigi pada sun gear juga umumnya memiliki jumlah gigi yang lebih sedikit dibanding
dengan jumlah gigi pada gear unit lainnya. Untuk tautan dan perputaran, gigi-gigi pada sun
gear selalu bertautan dengan gigi-gigi pada Planetary pinion gear.

2. Planetary Pinion Gear

Planetary Pinion Gear merupakan komponen planetary gear unit yang posisinya dipasang
mengitari/mengelilingi poros tengah sun gear dan dilingkari oleh annulus atau ring gear.

Planetary Pinion Gear merupakan gear kecil yang disusun mengelilingi sun gear dan
dilingkari oleh ring gear dalam sebuah kerangka bernama planetary carrier. Planetary
carrier ini umumnya terbuat dari bahan besi campuran yang pada masing-masing ujungnya
terdapat sebuah shaft sebagai poros tempat planetary pinion gear berputar.

Jumlah planetary pinion gear yang dipasang dalam kerangka planetary carrier ini umumnya
berjumlah 3 buah, sedangkan untuk kendaraan berat berjumlah 5 buah.

3. Ring Gear / Annulus Gear

Ring Gear / Annulus Gear merupakan komponen planetary gear yang posisinya terletak
pada lintasan terluar dari planetary gear unit. Ring gear bertautan dengan pinion gear dan
mengelilingi seluruh pinion gear beserta sun gear.

Ring gear bertindak seperti sebuah pengikat yang menahan keseluruhan gear set dan
memberikan kekuatan yang besar pada unit. Oleh karena ring gear diletakkan pada jarak
terjauh dari poros pusat, maka ia juga berfungsi sebagai tuas terbesar pada poros pusat.

Dari seluruh gear yang ada pada planetary gear set ini, ring gear memiliki jumlah gigi
terbanyak dibanding dengan sun gear dan pinion gear.

Komponen hydraulic control unit

1. Pompa oli

2. Valve bodi

3. Primari regulator valve

4. Manual valve

5.Shift valve
6. Solenoid valve

7. Throttle valve

E). Cara kerja torque converter

Pada dasarnya, kopling fluida dan torque converter mempunyai prinsip kerja yang sama.
Jika dua kipas angin ditempatkan saling berhadapan satu sama lain, dan salah satu kipas angin
dinyalakan, angin yang ditimbulkan akan menggerakkan sirip kipas angin satunya (kipas
angin yang tidak dinyalakan) dan akhirnya keduanya berputar. Sirip kipas angin yang berputar
pertama kali akan berputar secara bertahap lebih cepat sampai pada akhirnya kedua kipas
angin berputar dengan kecepatan yang sama.

Kipas angin digantikan dengan dua roda yang bersirip. Dua roda bersirip tersebut diletakkan
saling berdekatan dalam sebuah casing yang berbentuk lingkaran dan dibautkan pada roda
gila (flywheel) mesin. Casing tersebut diisi dengan ATF yang berfungsi sebagai media
menggantikan fungsi angin dalam gambaran kerja dua kipas angin.

Torque Converter terbuat dari plat baja yang dipasang pada drive plate poros engkol
sehingga torque converter berputar sesuai dengan putaran mesin.

Cara kerja planetary gear

 Perlambatan

Ketika sun gear ditahan atau stasioner dan ring gear diputar maka planetary gear yang
berputar. Pada saat ini putaran antara ring gear dan planetary gear menjadi searah dan
poros output akan mengurangi kecepatannya (perlambatan) agar sepadan dengan putaran
poros input hanya dengan putaran planetary gear.

 Percepatan

Ketika sun gear ditahan dan planetary carrier diputar maka planetary gear juga akan
berputar mengeliling. Pada saat ini putaran antara ring gear dan planetary gear menjadi
searah serta akan menyebabkan putaran poros output menjadi lebih cepat.

 Direct coupling

Ring gear dan sun gear terhubung kemudian keduanya berputar bersama-sama sehingga
planetary gear akan ikut berputar dengan arah yang sama dan kecepatan putaran antara ring
gear dengan planetary carrier sama.

 Mundur
Ketika planetary carrier ditahan dan  sun gear diputar maka ring gear akan berputar dengan
arah yang berkebalikkan dengan arah putaran sun gear. Pada saat ini sun gear berfungsi
sebagai input dan ring gear sebagai output. Karena perbandingan ratio roda gigi antara ring
gear dengan sun gear lebih besar ring gearnya maka kecepatan putaran akan direduksi atau
diperlambat (ring gear berputar lebih lambat dari pada sun gear)

Cara kerja hydraulic control unit

Menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis dari mesin menjadi
energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft.

F). Cara kerja transmisi otomatis


Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi sebagai
kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan mekanisme pompa
dan turbin. Baling-baling pertama di dalam torque conventer bekerja sebagai pompa yang
dikopel langsung memakai mesin. Yang kedua mengkopel langsung turbin dengan planetary
gear dan yang terakhir berfungsi sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-
baling menjadi 3 baling-baling. Pada saat cara kerja transmisi otomatis berjalan, baling-
baling yang terkopel ke mesin berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan tertutup.
Kemudian tekanan oli dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan
peningkatan torsi pada turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan.
Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-gigi rasio
pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga mirip dengan
tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak pada desain
fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan roda gigi yang saling
dihubungkan dengan rasio berbeda-beda. Namun, pada cara kerja transmisi otomatis ini
planetary gear hanya memiliki sebuah roda gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda
gigi kecil dan bagian bernama ruman planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya.
Sedangkan untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulik merupakan kinerja dari
valve body.
G). Analisis gangguan dan perbaikan transmisi otomatis
Jika Transmisi otomatis mengalami gejala selip, perpindahan gigi kasar, atau timbul bunyi
kemungkinan penyebabnya sangat banyak, mulai dari oli kurang, sampai pompa oli
transmisi, selenoid, body Valve dan kontroler.

Pada mobil yang sudah menggunakan transmisi otomatis elektronik dilengkapi dengan
onboard diagnostik yang memungkinkan membaca kode kerusakan yang tersimpan di
memori ECU dan dapat memberi sedikit petunjuk mengenai kerusakan yang terjadi pada
Transmisi tersebut. Namun pada mobil yang masih menggunakan transmisi otomatis
konvensional tidak ada kode kerusakan yang dapat dibaca. Biasanya diagnosa untuk tipe ini
dengan menggunakan pressure tes dan melakukan test drive. Pada mobil yang mempunyai
onboard diagnostic maka hasil pembacaan kode kerusakan akan menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan.
Jika kode menunjukkan masalah pada bagian internal, maka Transmisi otomatis perlu
dioverhaul. Namun jika kode DTC mengarah kekerusakan elektrikal, kemungkinan masalah
dapat diselesaikan tanpa melepas dan membongkar transmisi. Kerusakan elektrikal akan
muncul saat TCM atau PCM mendeteksi terjadi short circuit atau open circuit pada
komponen elektronik seperti selenoid dll.
Kode yang berhubungan dengan performa transmisi akan muncul jika komputer mengirim
sinyal perpindahan gigi seperti 2 ke 3 namun tidak direspon dengan baik oleh Transmisi.
Kerusakan pada komponen elektrikal dapat diagnosa dengan menggunakan AVO meter,
seperti melakukan pemeriksaan tahanan selenoid untuk mengetahui apakah gulungan
selenoid short, terbuka atau diluar spesifikasi.

2) A). Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differential.
Transmisi dipasang pada rangka sedangkan differential pada axle housing yang ditunjang oleh
suspensi. Oleh karena itu posisi differential terhadap transmisi berubah-ubah tergantung
kondisi beban dan jalan. Untuk alasan ini pada propeller shaft dipasangkan universal joint
yang memungkinkan terjadinya perpindahan tenaga dari transmisi ke differential dengan
lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan sudut transmisi.

B). Fungsi utama balance weight adalah untuk mencegah terjadinya gaya sentrifugal pada
propeller shaft. Artinya balance weight bertugas untuk menyeimbangkan propeller shaft agar
dapat berputar dengan lembut dan seimbang.

C). Bearing tengah berfungsi sebagai


i) Menghubungkan antara dua drive shaft
ii) Menjaga putaran propeller shaft agar tetap stabil dan lurus
iii) Mengurangi beban puntir pada propeller shaft
iv) Meredam terjadinya getaran pada propeller shaft
D). Fungsi universal joint
i) Sebagai penghubung antara antara sleeve yoke dengan drive shaft (batang propeller)
ii) Sebagai komponen yang memungkinkan poros propeller tetap berputar saat terjadi
perubahan sudut antara gardan dengan transmisi.

E). Tipe universal joint

 Hook joint

 Flexible joint

 Trunion joint
 Univorm velocity joint

 Slip joint

F). Analisis gangguan dan perbaikan transmisi otomatis


Jika Transmisi otomatis mengalami gejala selip, perpindahan gigi kasar, atau timbul bunyi
kemungkinan penyebabnya sangat banyak, mulai dari oli kurang, sampai pompa oli
transmisi, selenoid, body Valve dan kontroler.

Pada mobil yang sudah menggunakan transmisi otomatis elektronik dilengkapi dengan
onboard diagnostik yang memungkinkan membaca kode kerusakan yang tersimpan di
memori ECU dan dapat memberi sedikit petunjuk mengenai kerusakan yang terjadi pada
Transmisi tersebut. Namun pada mobil yang masih menggunakan transmisi otomatis
konvensional tidak ada kode kerusakan yang dapat dibaca. Biasanya diagnosa untuk tipe ini
dengan menggunakan pressure tes dan melakukan test drive. Pada mobil yang mempunyai
onboard diagnostic maka hasil pembacaan kode kerusakan akan menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan.
Jika kode menunjukkan masalah pada bagian internal, maka Transmisi otomatis perlu
dioverhaul. Namun jika kode DTC mengarah kekerusakan elektrikal, kemungkinan masalah
dapat diselesaikan tanpa melepas dan membongkar transmisi. Kerusakan elektrikal akan
muncul saat TCM atau PCM mendeteksi terjadi short circuit atau open circuit pada
komponen elektronik seperti selenoid dll.
Kode yang berhubungan dengan performa transmisi akan muncul jika komputer mengirim
sinyal perpindahan gigi seperti 2 ke 3 namun tidak direspon dengan baik oleh Transmisi.
Kerusakan pada komponen elektrikal dapat diagnosa dengan menggunakan AVO meter,
seperti melakukan pemeriksaan tahanan selenoid untuk mengetahui apakah gulungan
selenoid short, terbuka atau diluar spesifikasi.

3) A). Fungsi differential yang pertama adalah untuk merubah arah putaran mesin sebesar
900 yaitu pada kendaraan misalnya kendaraan tipe FR yang posisi fly wheel (roda gila)
tidak searah dengan posisi rodanya, sehingga jika fly wheel berputar kemudian akan
diteruskan ke differential maka putarannya akan dirubah oleh differential sebesar 90
derjat agar dapat menggerakkan roda (maju atau mundur).
Fungsi differential yang kedua adalah untuk memperbesar momen yang nantinya
momen yang dihasilkan akan digunakan sebagai tenaga untuk menggerakkan roda.
Fungsi memperbesar momen ini dihasilkan dari perbandingan gear ratio antara drive
pinion dan ring gear dimana drive pinion yang berfungsi sebagai gigi penggerak
memiliki jumlah gigi yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah roda gigi pada ring
gear atau pada roda gigi yang digerakkan.

Karena momen yang diasilkan diperbesar maka kecepatan kendaraan akan tereduksi
(menjadi kecil/ diperkecil), sehingga putaran ring gear akan lebih lambat dari putaran
drive pinion.
Fungsi differential yang ketiga adalah untuk membedakan kecepatan putaran antara roda
kanan dan kiri saat kendaraan membelok. Pada saat kendaraan membelok akan kecepatan
putaran roda yang berada pada posisi dalam akan lebih lambat dari pada roda yang terdapat
pada bagian luar sehingga saat kendaraan membelok akan lebih baik dan tidak mengalami
slip

B). Komponen differential


 Drive pinion Gear
 Drive pinion shaft
 Ring Gear
 Side gear
 Spider gear
 Spider gear shaft
 Spider gear washer
 Thrust washer
 Diferential case
 Bearing
 Bearing cap adjuster
C). Cara kerja differential
 Jalan Lurus.
Drive pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan differential case,
defferential case menggerakan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear
memutarkan side gear kiri dan kanan dengan rpm yang sama karena tahanan roda
kiri dan kanan sama, sehingga menyebabkan putaran roda kiri dan kanan sama.
( RPM A = B ).
 Belok Kanan.
Pada saat kendaraan berbelok kanan maka akan ada tahanan pada roda kanan dan
kemudian poros axle sebelah kanan juga tertahan sehingga side gear kanan pada
differential case juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kiri akan berputar lebih
cepat sehingga roda kiri RPMnya lebih besar dibanding RPM roda kanan (RPM A >
RPM B).

 Belok Kiri.
Pada saat kendaraan berbelok kiri maka akan ada tahanan pada roda kiri dan
kemudian poros axle sebelah kiri juga tertahan sehingga side gear kiri pada
differential case juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kanan akan berputar lebih
cepat sehingga roda kanan RPMnya lebih besar dibanding RPM roda kanan (RPM A
< RPM B).
 Salah satu roda masuk Lumpur.
Jika kendaraan terjebak dijalan yang berlumpur dan saat salah satu roda masuk
lumpur, maka bagian roda yang masuk kedalam lumpur tersebut akan memiliki
tahanan yang lebih besar dibanding bagian roda yang tidak terjebak kedalam lumpur.
Maka kecepatan putar roda yang terjebak didalam lumpur akan lebih lambat
dibanding roda yang tidak terjebak kedalam lumpur.

D). Cara kerja dari sistem LSD ini juga terbagi kedalam tiga jenis yang diantaranya adalah
load, non load, dan juga over run. Dalam kondisi load kinerja dari kopling akan menjadi
sejajar dengan putaran As kopel. Untuk kondisi non load kinerja dari kopling ini akan
diturunkan menjadi kopling statis, sedangkan untuk kondisi over run, kinerja dari kopling ini
memiliki dua perlakuan khusus cenderung ke arah 1 way, 1.5 way, ataupun 2 way.

LSD 1 way ini sangat direkomendasikan untuk mobil yang menggunakan penggerak roda
depan atau front wheel drive sebab LSD jenis ini hanya akan bekerja di saat akselerasi.
Kalau LSD 2 way sangat direkomendasikan bagi anda yang suka dengan drifting atau untuk
para drifter, sebab LSD jenis ini mampu bekerja dengan sangat baik, baik itu saat mobil
melakukan berakselerasi maupun deselerasi. Sedangkan untuk yang 1,5 way ada diantara 1
way dan 2 way, dan lebih kuat pada sektor akselerasi dibandingkan sektor deselerasi.

E). Analisi gangguan pada differential

 Terdengar suara dengungan serta getaran pada differential


Cara mengatasinya

Gejala ini kemungkinan berasal dari persneling diantara gigi counter, lahar output shaft
dan input shaft, tapi biasanya berasal dari lahar output shaft yang telah mengalami
kelonggaran kedudukan nya, jika ini dibiarkan dapat merusak lobang kedudukan lahar di
bak persneling menjadikan nya merenggang dan mengakibatkan retaknya gigi percepatan di
dalam nya, ini sebaiknya harus diperbaiki

 Oli gardan bocor atau merembes


Cara mengatasinya

Masalah yang kerap kali menghampiri gardan selanjutnya adalah karena adanya kebocoran
ataupun adanya rembesan oli gardan yang keluar. Hal ini biasanya diakibatkan karena baut
sumbat oli gardan kurang kencang, bisa juga karena sumbat oli tidak memakai packing baru.
Jika gardan mobil pernah dilakukan pembongkaran dan ternyata bocor kembali, besar
kemungkinan karena sewaktu mekanik merakit kembali gardan, pemasangan packing kurang
tepat dan atau karena cara pemberian lem sealer yang kurang rata sehingga terjadi kebocoran
berulang.
4) A). Fungsi drive shaft adalah menggerakkan roda-roda kendaraan yang menggunakan sistem
suspensi independent. Sudut joint dan jarak antara differential dengan roda akan berubah
sesuai dengan perubahan sudut antara bodi kendaraan terhadap permukaan jalan selama
bergerak.

Untuk alasan ini digunakan kombinasi Fixed constan velocity joint, dan Slidable constans
velocity.

B). Fungsi axle adalah menyangga roda-roda seperti hal nya drive shaft. Maka bentuk axle
dibuat bermacam-macam sesuai dengan tipe suspensi dan pemindahan daya nya.

Fungsi axle shaft adalah menyangga roda-roda dan kemudian memindahkan momen
gerak. Bentuk axle shaft dibuat bermacam-macam sesuai dengan tipe suspensi, pemindahan
daya, dll.

C). A. Axle depan dengan suspensi rigid axle


B. Axle depan dengan suspensi independent
D). 1. Tipe Full-Floating
Bearing diletakkan diantara axle housing dan wheel hub, dan roda terikat pada wheel
hub. Karena beban keseluruhan kendaraan dipikul oleh axle housing pada tipe ini,
maka poros axle hanya diperlukan untuk menggerakkan roda-roda. Karena poros tidak
mendapat tenaga yang berlebihan maka tipe ini banyak digunakan pada truk yang
menyangga beban berat.
2. Tipe ¾ Floating
Pada tipe ini antara axle housing dan wheel hub dipasang bearing tungga, dan roda
terpasang langsung pada poros.
Sebagian besar berat kendaraan ditahan oleh housing walaupun terdapat beban lateral
pada saat belok pada poros axle.

3. Tipe Semi-Floating
Pada tipe ini bearing dipasang diantara axle housing dan poros axle, dan roda
terpasang langsung pada poros.
Poros dibutuhkan untuk menyangga seluruh berat kendaraan dan juga beban lateral
pada saat kendaraan membelok.
Karena konstruksinya sederhana, tipe ini banyak digunakan pada kendaraan
penumpang.
5) A). Fungsi transfer adalah membagi daya antara penggerak roda depan dengan penggerak
roda belakang

B). Cara kerja transfer adalah pada posisi low-range anda bisa menggunakan gigi 1 atau gigi
2. Namun dalam momen tertentu, gigi 1 terkadang dirasa ‘over power’ dan justru tidak
mendapatkan traksi sehingga gigi 2 jauh lebih tepat dimana bergerak lebih lambat ketimbang
gigi 1 tetapi berputar dengan kekuatan yang lebih besar. Jadi prinsipnya mengurangi
kecepatan tetapi meningkatkan kekuatan. Begitulah kira-kira cara kerja low-range. Input
kecepatan dialihkan melalui reduksi gigi, namun menghasilkan torsi yang berlipat ganda.

Transfer ini membagi tenaga dengan menggunakan drive shaft. Pada transfer dilengkapi satu
atau lebih set gigi kisaran rendah atau low range untuk digunakan off road

C). Jenis kendaraan yang menggunakan transaxle


 Datsun go

 Daihatsu ayla
 Honda jazz

 Honda brio

 Nissan juke

Anda mungkin juga menyukai