ELLIPS
I. PENDAHUUAN
a. Deskripsi Umum
Ellips merupakan kurva tertutup sederhana. Ellips merupakan salah satu bangun datar
yang terjadi akibat irisan kerucut dengan bidang datar. Misalkan 𝛼 besarnya sama dengan
setengah sudut puncak dan besar sudut 𝛽 besar sudut antara bidang potong dengan sumbu
kerucut. Jika 𝛽 > 𝛼 , maka hasil perpotongan selimut kerucut dengan bidang datar tersebut
membentuk Ellips. Pembahasan selanjutnya bukan hanya Ellips secara tersendiri, namun
dikaitkan dengan sebuah garis. Garis tersebut bisa saja merupakan garis singgung atau garis
polar ellips tersebut . Untuk itu agar pemahaman sesi ini konverhensip sepatutnya mahasiswa
memiliki pengetahuan tentang garis lurus, jarak dua titik, jarak titik terhadap garis, teorema
Pithagoras dan persamaan kwadrat. Pembahasan disini dapat digunakan sebagai referensi
pembahasan irisan kerucut lainnya dan dapat digunakan dalam membahas persoalan tentang
lintasan atau orbit planet.
b. Kemampuan Akhir.
Menentukan Persamaan Ellips, garis singgung dan garis kutubnya.
c. Indikator Capaian.
1. Menentukan persamaan Ellips dengan pusat O (0,0).
2. Menentukan pesamaan garis singgung dan garis kutub Ellips yang berpusat di O(0,0).
3. Menentukan persamaan Ellips dengan pusat P(a,b).
4. Menentukan persamaan garis singgung dan garis kutub Ellips yang berpusat di P(a,b).
5. Menetukan unsur-unsur yang terkait dengan ellips.
47
1) Titik-titik 𝐹1 dan 𝐹2 disebut titik-titik
C
𝑇5 𝑇
𝑇4 𝑇𝑒 3 api atau fokus.
𝑇2 𝑇1 2) Segmen 𝐴𝐵 disebut sumbu panjang
(sumbu mayor): 𝐴𝐵 = 2𝑎.
3) Segmen 𝐶𝐷 disebut sumbu pendek
B 𝐹2 𝐹1 A
(sumbu minor).
𝐹2
𝑇2 𝑇1 4) Titik-titik 𝐴, 𝐵, 𝐶, dan 𝐷 disebut
𝑇4 𝑇3
𝐹 𝑇𝑒 𝑇5
D puncak-puncak Ellips.
Gambar 4.1
5) 𝑇𝑖 merupakan sembarang titik pada
Ellips
B. PERSAMAAN ELLIPS.
1. Persamaan ellips bentuk baku dengan titik pusat 𝑶(𝟎, 𝟎)
𝑌
𝑃(𝑥, 𝑦)
Gambar 4.2
Jika 𝑃(𝑥, 𝑦) adalah sembarang titik yang berada pada ellips, maka menurut definisi
berlaku
PF + PF’ = konstan .......................................................... (1)
Apabila dimisalkan konstanta tertentu itu adalah 2a, maka dengan menggunakan rumus
jarak untuk menyatakan PF dan PF’ diperoleh:
√(𝑥 − 𝑐)2 + 𝑦 2 + √(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2 = 2𝑎
48
𝑐 2𝑥2
⟺ 𝑥 2 − 2𝑐𝑥 + 𝑐 2 + 𝑦 2 = 𝑎2 + 2𝑐𝑥 + 𝑎2
𝑎2 −𝑐 2
⟺ 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2 – 𝑐 2
𝑎2
𝑥2 𝑦2
⟺ + 𝑎2 −𝑐 2 = 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …. (2)
𝑎2
Segitiga 𝐹’𝐹𝑃 pada gambar 4.2, dengan titik-titik sudut (−𝑐, 0), (𝑐, 0) dan (𝑥, 𝑦) salah
satu sisinya mempunyai panjang 2𝑐. Sedangkan jumlah dua sisi yang lain adalah 2𝑎.
Jadi diperoleh 2𝑎 > 2𝑐 atau 𝑎 > 𝑐.
Akibatnya diperoleh a2 > c2 atau a2 - c2 > 0. Selanjutnya misalkan
b2 = a2 – c2....................................................................... (3)
Oleh karena itu diperoleh juga 𝑏 < 𝑎.
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (2) maka diperoleh persamaan:
Persamaan (4) di atas disebut persamaan ellips bentuk baku dengan pusat pada
titik O(0,0).
Karakteristik utama suatu ellips persamaan (4) ditunjukkan seperti gambar berikut :
𝐵
𝐿’ 𝐿
𝑎 b a 𝑏2
𝐴’ F’ 𝑐 𝑐 𝑎⬚ F 𝐴
2
𝑶(0,0) 𝑏
𝑎⬚
𝑅’ 𝑅
𝐵’
Gambar 4.3
49
Garis yang melalui kedua fokus dinamakan sumbu utama ellips. Untuk ellips
dengan persamaan berbentuk (4) sumbu-x menjadi sumbu utama ellips. Titik potong
ellips dengan sumbu utamanya disebut puncak. Jadi untuk ellips dalam persamaan (4)
puncaknya adalah 𝐴(𝑎, 0) dan 𝐴’(– 𝑎, 0). Titik pada sumbu utama yang terletak di
tengah-tengah kedua puncak ellips dinamakan pusat ellips. Pusat ellips dengan bentuk
persamaan (4) adalah berimpit dengan titik asal. Segmen garis yang menghubungkan
kedua puncak disebut sumbu mayor (sumbu panjang) ellips dengan panjang 2𝑎 satuan,
dan kita katakan bahwa a satuan adalah panjang setengah panjang sumbu mayor. Pada
ellips ini segmen garis yang menghubungkan titik potong ellips dengan sumbu-y yaitu
titik (0, 𝑏) dan (0, – 𝑏) disebut sumbu minor (sumbu pendek) ellips. Panjang sumbu
minor adalah 2𝑏 satuan, sehingga b satuan adalah panjang setengan sumbu minor. Titik-
titik tetap 𝐹 dan 𝐹’ terletak pada sumbu mayor dan disebut fokus, sebagaimana telah
disebutkan pada definisi, adalah berjarak 𝑐 dari pusat ellips.
Jika fokus ellips adalah titik-titik (0, 𝑐) dan (0, – 𝑐) yang berada di sumbu-y
maka persamaan ellips bentuk baku adalah
x2 y2
+ = 1 ……….................. (5)
a2 b2
𝐹(0, 𝑐)
𝑃(𝑥, 𝑦)
𝑋
𝑶(0,0)
𝐹’(0, – 𝑐)
Gambar 4.4
50
Dalam hal ini bilangan yang lebih besar adalah berada di bawah suku y2.
Tali busur yang melalui salah satu fokus dan tegak lurus dengan sumbu mayor
disebut latus rektum. Sedangkan titik potong latus rektum dengan ellips disebut latera
Contoh.
1. Selidiki dan buat sketsa grafik dari persamaan 9𝑥 2 + 25𝑦 2 = 225
Jawab :
Pertama nyatakan persamaan yang diberikan ke dalam bentuk baku dengan membagi
masing-masing ruas dengan 225 dan diperoleh bentuk baku
9𝑥 2 25𝑦 2 𝑥2 𝑦2
+ = 1atau 25 + =1
225 225 9
(0, 3)
(0, – 3)
Gambar 4.5
51
2. Suatu kelengkungan berbentuk setengah ellips dengan lebar alas 48 meter dan tinggi
20 meter. Berapa lebar kelengkungan itu pada ketinggian 10 meter dari alas ?
Jawab:
Gambar dibawah memperlihatkan sketsa lengkungan dan sumbu-sumbu koordinat
dapat dipilih sedemikian sehingga alas berimpit dengan sumbu X dan titik asal adalah
titik tengah alas. Jadi sumbu utama ellips terletak sepanjang sumbu X, pusatnya di titik
1
asal, 𝑎 = 2 48 = 24, 𝑏 = 20. Persamaan ellips berbentuk
𝑥2 𝑦2
+ =1
576 400
Pada ketinggian 10 meter, berarti untuk nilai y = 10 akan diperoleh x yang
menyatakan lebar setengah lengkungan pada ketinggian 10 meter. Jadi
𝑥2 102
+ =1
576 400
sehingga diperoleh 𝑥 2 = 432 , pilih 𝑥 = 12 3
Jadi pada ketinggian 10 meter dari alas, lebar kelengkungan adalah AB = 24 3 meter.
𝑌
20
𝐴 10 𝐵
𝑥
𝑶(0,0) 𝑋
– 24 24
Ellips yang mempunyai sumbu simetri sejajar dengan sumbu koordinat dan
berpusat pada (h, k), persamaannya dapat diperoleh dengan mentranslasikan sumbu
koordinat sedemikian hingga sumbu koordinat berimpit pada pusat ellips. Sehingga
persamaan ellips akan berbentuk
52
...
(𝑦 − 𝑘) 2
(𝑥 − ℎ) 2
+ =1 ...................... (7)
𝑎2 𝑏2
Kedua persamaan (6) dan (7) di atas dapat direduksi ke dalam bentuk
𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0
......... (8)
yang mana 𝐴𝐵 > 0 ( dalam hal ini 𝐴 > 0, 𝐵 > 0 atau 𝐴 < 0, 𝐵 < 0 ) dan
𝐴 𝐵. (Jika 𝐴 = 𝐵, maka akan merupakan lingkaran). Persamaan (8) disebut persamaan
ellips bentuk umum.
Sebaliknya dapat ditunjukkan bahwa sembarang persamaan berbentuk (8) dapat
direduksi menjadi bentuk (6) atau bentuk (7), atau menjadi persamaan yang mirip, tetapi
pada ruas kanan adalah bilangan 0 atau –1. Dalam hal ini persamaan (8) akan
menggambarkan tiga kategori ellips, yaitu ellips real dengan sumbu sejajar sumbu
koordinat, atau ellips titik yaitu apabila ruas kanan bernilai 0, atau ellips imajiner yaitu
apabila ruas kanan bernilai – 1.
Contoh .
Gambarlah ellips yang mempunyai persamaan 3x 2 + 5y 2 − 6x + 20y + 8 = 0 !
Jawab .
menggambar ellips di atas persamaan harus diubah ke dalam bentuk baku, yaitu dengan
melakukan manipulasi bentuk kuadrat sempurna sebagai berikut:
3𝑥 2 + 5𝑦 2 − 6𝑥 + 20𝑦 + 8 = 0
⟺ 3𝑥 2 + 5𝑦 2 − 6𝑥 + 20𝑦 = −8
⟺ 3(𝑥 2 − 2𝑥) + 5(𝑦 2 + 4𝑦) = −8
⟺ 3(𝑥 2 − 2𝑥 + 1) + 5(𝑦 2 + 4𝑦 + 4) = −8 + 3 + 20
⟺ 3(𝑥 – 1)2 + 5(𝑦 + 2)2 = 15
2
(𝑥 – 1) (𝑦+ 2)2
⟺ + =1
5 3
53
Dari persamaan terakhir dapatlah disimpulkan bahwa ellips yang terjadi berpusat di
(1, – 2), 𝑎 = √5 sehingga panjang sumbu mayor adalah 2√5 sejajar dengan sumbu-𝑥.
Titik puncak yaitu titik potong dengan sumbu mayor di (1 ± √5, −2), dan titik potong
𝑌
X
−1 −0,5 1 2 3
−1
−1,5
−2
𝐹′ 𝐹
−2,5
−3
−3,5
Gambar 4.6
3. Persamaan garis singgung ellips
Seperti halnya pada lingkaran, terdapat dua macam garis singgung yang akan
dibicarakan, yaitu garis singgung yang mempunyai kemiringan tertentu dan garis
singgung yang melalui salah satu titik pada ellips.
a. Persamaan Garis Singgung yang mempunyai gradien m .
Sekarang kita bicarakan garis singgung suatu ellips yang mempunyai
kemiringan tertentu. Pertama misalkan diketahui persamaan ellips bentuk baku
𝑥2 𝑦2
+ =1 ...................................... (9)
𝑎2 𝑏2
𝑙1 : Y
𝑶(0,0) 𝑋
𝑙2 :
Gambar 4.7
54
Karena kemiringan garis singgung 𝑙 sudah diketahui maka garis 𝑙 merupakan anggota
berkas garis yang berbentuk
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 ..................................................... (10)
dengan c parameter konstanta yang belum diketahui.
Jika persamaan garis (10) disubstitusikan ke persamaan ellips (9) akan diperoleh
hubungan berikut :
𝑥2 (𝑚𝑥+𝑐)2
+ =1
𝑎2 𝑏2
𝑏 2 𝑥 2 + (𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑐𝑥 + 𝑐 2 )𝑎2 −𝑎2 𝑏2
=0
𝑎2 𝑏 2
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑚2 𝑥2 + 2𝑚𝑐𝑎2 𝑥 + 𝑎2 𝑐 2 −𝑎2 𝑏2
=0
𝑎2 𝑏 2
(𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2 )𝑥 2 + 2𝑚𝑐𝑎2 𝑥 + (𝑎2 𝑐 2 − 𝑎2 𝑏 2 ) = 0
Oleh karena garis menyinggung ellips maka haruslah memotong pada satu
titik saja, dengan kata lain persamaan kuadrat di atas haruslah mempunyai
penyelesaian yang kembar. Hal itu berarti nilai diskriminannya 𝐷 = 0, sehingga di
dapat
(2𝑚𝑐𝑎2 )2 – 4(𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2)( 𝑎2 𝑐 2 − 𝑎2 𝑏 2 )) =0
4𝑎4 𝑚2 𝑐 2 − 4(𝑏 2 + 𝑚2 𝑎2 ) (𝑎2 𝑐 2 − 𝑎2 𝑏 2 ) = 0
𝑎4 𝑚2 𝑐 2 − 𝑏 2 𝑎2 𝑐 2 + 𝑏 4 𝑎2 − 𝑎4 𝑐 2 𝑚2 + 𝑎4 𝑏 2 𝑚2 = 0
𝑎4 𝑏 2 𝑚2 − 𝑏 2 𝑎2 𝑐 2 + 𝑏 4 𝑎2 = 0
𝑎2 𝑏 2 (𝑎2 𝑚2 − 𝑐 2 + 𝑏 2 ) = 0
𝑎2 𝑚2 + −𝑐 2 + 𝑏 2 = 0
dan memberikan penyelesaian untuk nilai c
𝑐 2 = 𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
𝑐 = √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
Jadi persamaan garis singgung ellips yang berpusat di (0,0) yang gradiennya m adalah
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2 .....................(11)
55
Selanjutnya kita menentukan persamaan garis singgung ellips yang berpusat di
P(ℎ, 𝑘) . Persamaan ellips tersebut adalah :
(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2
+ =1
𝑎2 𝑏2
Dengan menggunakan translasi susunan sumbu, kita memperoleh persamaan
garis singgung pada ellips yang berpusat di 𝑃(ℎ, 𝑘) dengan gradient m adalah :
................(12)
𝑦 − 𝑘 = 𝑚(𝑥 − ℎ) ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
Contoh .
(𝑥−2)2 (𝑦+3)2
Tentukan persamaan garis singgung ellips + = 1 yang tegak lurus garis
25 16
2𝑥 + 3𝑦 − 1 = 0.
Jawab:
Misalkan 𝑚2 adalah kemiringan garis singgung yang dicari.
−2
Garis 2𝑥 + 3𝑦 − 1 = 0 mempunyai kemiringan 𝑚1 = , sedangkan garis singgung
3
yang diminta tegak lurus dengan garis tersebut, yang berarti kemiringan garis
1 3
singgung yang dicari 𝑚2 = − 𝑚 yaitu
1 2
Berdasarkan rumus (12) maka persamaan garis singgung yang dicari adalah :
3 3 2
𝑦 + 3 = 2 (𝑥 − 2) ± √52 . (2) + 42
3 1
𝑦 + 3 = 2 (𝑥 − 2) ± √289
2
3 1
𝑦 + 3 = 2𝑥 − 3± . 17
2
2𝑦 + 6 = 3𝑥 − 6 ± 17
3𝑥 − 2𝑦 − 12 ± 17 = 0
Jadi persamaan garis singgung yang dicari adalah
3𝑥 − 2𝑦 + 5 = 0 dan 3𝑥 − 2𝑦 − 29 = 0.
56
b. Persamaan Garis Singgung yang melalui titik di Ellips
Misalkan pusat ellips 𝑂(0,0) dan sumbu mayor berimpit sumbu 𝑥 seperti gambar 4.8
𝑌
𝑄(𝑥1 , 𝑦1 )
𝑶(0,0)
Gambar 4.8
57
−𝑏 2 .𝑥1
𝑚= ................................. (18)
𝑎2 .𝑦1
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏 .. .................................. (20)
Persamaan (20) merupakan persamaan garis singgung yang melalui titik
Q(x1 , y1 ) pada ellips yang berpusat di O(0,0).
Jika ellips dalam bentuk baku yang berpusat di (h, k), yaitu
(𝑥−ℎ)2 (𝑦−𝑘)2
+ ................................ (21)
𝑎2 𝑏2
maka persamaan garis singgung ellips dengan persamaan berbentuk (21) di titik
𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) yang terletak di ellips tersebut dapat diperoleh dari persamaan (20) dengan
mentranslasikan sumbu koordinat sedemikian hingga pusat sumbu 𝑂(0, 0) bergeser
ke titik 𝑂’(ℎ, 𝑘).
Misalkan sumbu baru hasil translasi adalah 𝑋’ dan 𝑌’, dan koordinat baru
adalah x’ dan y’, maka hubungan koordinat baru dan koordinat lama adalah:
𝑥 = 𝑥’ – ℎ dan 𝑦 = 𝑦’ – 𝑘 ............................. (22)
Karena titik 𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) pada elips maka koordinat titik 𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) juga mengalami
perubahan terhadap sistem koordinat baru yaitu
𝑥1 = 𝑥1 ’ − ℎ dan 𝑦1 = 𝑦1 ’ − 𝑘 ........................... (23)
Selanjutnya dengan mensubstitusikan persamaan (22) dan (23) ke persamaan (20)
akan diperoleh
(𝑥1 ’−ℎ)(𝑥’−ℎ) (𝑦1 ’−𝑘)(𝑦’−𝑘)
+ =1 ............... (24)
𝑎2 𝑏2
Jika tanda aksen (‘) dihilangkan maka diperoleh persamaan garis singgung
ellips yang melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) yang berpusat di 𝑂(ℎ, 𝑘) yaitu :
58
Dengan cara yang sama dapat ditentukan persamaan garis singgung ellips
dengan persamaan
(𝑦−𝑘)2 (𝑥−ℎ)2
+ = 1 ..................... (26)
𝑎2 𝑏2
di titik 𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) yang terletak pada ellips tersebut diberikan oleh persamaan
(𝑦1 −𝑘)(𝑦−𝑘) (𝑥1 −ℎ)(𝑥−ℎ)
+ = 1 ............................ (27)
𝑎2 𝑏2
Persamaan (25) jika dijabarkan lebih lanjut akan menghasilkan
𝑏 2 𝑥1 𝑥 + 𝑎2 𝑦1 𝑦 − 𝑏 2 ℎ(𝑥1 + 𝑥) − 𝑎2 𝑘(𝑦1 + 𝑦) + (𝑏 2 ℎ2 + 𝑎2 𝑘 2 − 𝑎2 𝑏 2 ) = 0....(28)
Sedangkan penjabaran persamaan (21) dalam bentuk umum adalah
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑦 2 − 2𝑏 2 ℎ𝑥 − 2𝑎2 𝑘𝑦 + (𝑏 2 ℎ2 + 𝑎2 𝑘 2 − 𝑎2 𝑏 2 ) = 0 … … … (29)
Dengan memperhatikan persamaan (28) dan (29) maka secara umum dapat
disimpulkan bahwa jika dimiliki ellips dalam bentuk umum
𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0,
maka persamaan garis singgung di titik (𝑥1 , 𝑦1 ) yang terletak pada ellips tersebut
diberikan oleh:
Contoh.
𝑥2 𝑦2
1. Tentukan persamaan kedua garis singgung pada elips + 16 = 1 disuatu titik
25
59
𝑏 2 𝑥1 𝑥 + 𝑎2 𝑦1 𝑦 − 𝑎2 𝑏 2 = 0
5
⇔ 16 √3 𝑥 + 25.2. 𝑦 − 25.16 = 0
2
⇔ 40√3 𝑥 + 50𝑦 − 400 = 0
⇔ 4√3 𝑥 + 5𝑦 − 40 = 0
5
Persamaan garis singgung di 𝑁(− 2 √3, 2) adalah
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ = 1 atau 𝑏 2 𝑥1 𝑥 + 𝑎2 𝑦1 𝑦 − 𝑎2 𝑏 2 = 0
𝑎2 𝑏2
𝑏 2 𝑥1 𝑥 + 𝑎2 𝑦1 𝑦 − 𝑎2 𝑏 2 = 0
5
⇔ 16(− 2 √3 ) 𝑥 + 25.2. 𝑦 − 25.16 = 0
Gambar 4.9
Jika sebuah titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) terletak di luar ellips dapat ditarik dua buah garis singgung
dari titik tersebut yaitu garis singgung 𝑃𝐴 dan 𝑃𝐵. Garis penghubung antara ke dua titik
singgung yaitu garis garis AB disebut garis kutub atau garis polar.
Dimiliki persamaan umum ellips :
𝑥2 𝑦2
2
+ = 1.
𝑎 𝑏2
60
Garis singgung 𝑃𝐴 melalui titik 𝐴(𝑥𝐴 , 𝑦𝐴 ) pada ellips, sehingga persamaan garis singgung
yang melaui titik 𝐴 adalah :
𝑥𝐴 𝑥 𝑦𝐴 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏
Garis singgung 𝑃𝐴 melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ), maka :
𝑥𝐴 𝑥1 𝑦𝐴 𝑦1
+ 2 = 1 ⟹ 𝑏 2 𝑥𝐴 𝑥1 + 𝑎2 𝑦𝐴 𝑦1 = 𝑎2 𝑏 2 … … … … … … … . (31)
𝑎2 𝑏
Garis singgung 𝑃𝐵 melalui titik 𝐵(𝑥𝐵 , 𝑦𝐵 ) pada ellips, sehingga persamaan garis
singgung yang melaui titik 𝐵 adalah :
𝑥𝐵 𝑥 𝑦𝐵 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏
Garis singgung 𝑃𝐵 melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ), maka :
𝑥𝐵 𝑥1 𝑦𝐵 𝑦1
+ 2 = 1 ⟹ 𝑏 2 𝑥𝐵 𝑥1 + 𝑎2 𝑦𝐵 𝑦1 = 𝑎2 𝑏 2 … … … … … … … . (32)
𝑎2 𝑏
Kurangkan persamaan (31) dan (32), sehingga diperoleh :
(𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 ) 𝑏 2 𝑥1
𝑏 𝑥1 (𝑥𝐴− 𝑥𝐵 ) + 𝑎2 𝑦1 (𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 ) = 0 ⟺
2
=− 2 .
(𝑥𝐴 − 𝑥𝐵 ) 𝑎 𝑦1
𝑏2 𝑥1
Ini berarti bahwa gradien garis AB adalam 𝑚 = −
𝑎2 𝑦1
𝑦 − 𝑦𝐴 = 𝑚(𝑥 − 𝑥𝐴 )
𝑏2𝑥
𝑦 − 𝑦𝐴 = − 𝑎2 𝑦1 (𝑥 − 𝑥𝐴 )
1
𝑎2 𝑦1 𝑦 − 𝑎2 𝑦1 𝑦𝐴 = −𝑏 2 𝑥1 𝑥 + 𝑏 2 𝑥1 𝑥𝐴
𝑎2 𝑦1 𝑦 + 𝑏 2 𝑥1 𝑥 = 𝑏 2 𝑥1 𝑥𝐴 + 𝑎2 𝑦1 𝑦𝐴
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦 𝑥1 𝑥𝐴 𝑦1 𝑦𝐴
+ 2 = 2 + 2
𝑎2 𝑏 𝑎 𝑏
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏
Jadi persamaan garis kutubnya adalah :
61
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏
62
Karena garis singgung melalui titik 𝐿(0, 2), maka persamaan di atas harus memenuhi
koordinat 𝐿(0, 2), sehingga :
9𝑥1 . 0 + 4𝑦1 . 2 − 9𝑥1 − 9.0 + 2𝑦1 + 2.2 − 7 = 0
⟺ 10𝑦1 − 9𝑥1 − 3 = 0
9 3
⟺ 𝑦1 = 10 𝑥1 + 10 (30)
2
9 3 2 9 3 2
⟺ 9𝑥1 + 4 ( 𝑥1 + ) − 18𝑥1 + 4 ( 𝑥1 + ) − 7 = 0
10 10 10 10
81 2 54 9 36 12
⟺ 9𝑥1 2 + 4 ( 𝑥1 + 𝑥1 + ) − 18𝑥1 + 𝑥1 + −7=0
100 100 100 10 10
⟺ 1224𝑥1 2 − 1224𝑥1 − 544 = 0
⟺ 9𝑥1 2 − 9𝑥1 − 4 = 0
1 4
⟺ 𝑥1 = − 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥1 =
3 3
1 3 4 3
Jadi koordinat titik-titik singgungnya pada ellips adalah (3 , 5) 𝑑𝑎𝑛 (3 , 2). Jadi
dengan memanfaatkan rumus yang telah diperoleh segera persamaan garis singgung
dapat ditentukan.
𝑥2 𝑦2
2. Dari titik 𝑇(3,2) dibuat garis singgung pada ellips + = 1.
9 4
Tentukan jarak dari titik 𝑇 ke garis yang menghubungkan titik-titik singgung tersebut.
Jawab :
Untuk menjawab persoalan ini cukup diberikan angkah-langkah penyelesaiannya
seperti berikut :
a. Karena T di luar ellips, tentukan garis kutubnya dan sebut garis g.
b. Gunakan rumus seperti bab II untuk menentukan jarak T terhadap garis g.
𝑥2 𝑦2
3. Tentukan titik M pada ellips ellips + = 1 yang terdekat dengan garis yang
18 8
memiliki persamaan 2x – 3y + 25 = 0.
63
Jawab.
Dapat dipandang M titik singgung dari garis singgung ellips yang sejajar dengan
garis 2x – 3y + 25 = 0 dan terdekat dengan garis tersebut. Gradien garis yang sejajar
dengan garis
2
2x – 3y + 25 = 0 adalah m = 3. Berati persamaan garis singgung ellips yang
2 2 4 2
bergradien gradien m = 3 adalah y = x ± √ 18. +8 = x±4
3 9 3
2
Absis titik singgung M1 dari garis singgung y = x + 4 memenuhi persamaan
3
2 2
𝑥2 ( 𝑥+4 ) 4 16
+ 3
= 1 ⟺ 8 x2 + 18 ( 9 𝑥 2 + 𝑥 + 16 ) = 144
18 8 3
⟺ 16 x2 + 96 x + 144 = 0 ⟺ x2 + 6x + 9 = 0
⟺ x = -3.
Akibatnya diperoleh y = 2, sehingga M1(-3,2).
2
Absis titik singgung M2 dari garis singgung y = x - 4 memenuhi persamaan
3
2 2
𝑥2 ( 𝑥 −4 )
+ 3
= 1 dan diperoleh x = 3 dan y = -2, sehingga M2 (3,-2).
18 8
Selanjutnya dihitung jarak titik M1 dan M2 ke garis g dengan persamaan 2x – 3y +
25 = 0.
37
Jarak M1 ke g adalah d(M1, g) = √13 dan jarak M2 ke g adalah d(M2, g) =
√13
64
diperoleh a = 0. Jadi titik singgung S1(2,0) dan S2(0,-1).
2𝑥
Persamaan garis singgung di S1 adalah + 0. 𝑦 = 1 atau x = 2. Sedangkan
4
0.𝑥
persamaan garis singgung di S2 adalah − 𝑦 = 1 atau y = -1.
4
E. SOAL SOAL LATIHAN.
𝑥2 𝑦2
1. Diketahui titik C (10,-8) dan persamaan ellips 25 + 16 = 1 . Dari C dibuat garis
singgung ellips. Tentukan persamaan tali busur yang menghubungkan kedua titik
singgung tersebut.
2. Dimiliki titik folus ellips masing masing F1(-3,0) dan F2(3,0) . Tentukan persamaan
ellips yang disinggung oleh garis dengan persamaan x – y – 5 = 0.
𝑥2 𝑦2
3. Dimiliki ellips + 24 = 1 . Tentukan persamnaan garis singgung ellips yang sejajar
30
dengan garis 4x – 2y + 23 = 0.
𝑥2 𝑦2
4. Dimiliki ellips + = 1 . Tentukan persamaan talibusur ellips yang dibagi dua
8 4
F. RANGKUMAN.
1. Ellips adalah himpunan semua titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu tetap
besarnya.
2. Persamaan ellips yang titik pusatnya 𝑂(0,0) adalah :
𝑥2 𝑦2
+ =1
𝑎2 𝑏 2
3. Persamaan ellips yang titik pusatnya P(ℎ, 𝑘) adalah :
65
(𝑥 − ℎ)2 (𝑦 − 𝑘)2
+
𝑎2 𝑏2
=1
𝑥2 𝑦2
4. Persamaan garis singgung pada ellips + 𝑏2 = 1 dengan gradien m adalah :
𝑎2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
(𝑥−ℎ)2 (𝑦−𝑘)2
5. Persamaan garis singgung pada ellips + = 1 dengan gradien m adalah
𝑎2 𝑏2
𝑦 − 𝑘 = 𝑚(𝑥 − ℎ) ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
𝑥2 𝑦2
6. Persamaan garis singgung pada ellips + = 1 pada titik 𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah
𝑎2 𝑏2
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏
(𝑥−ℎ)2 (𝑦−𝑘)2
7. Persamaan garis singgung pada ellips + = 1 pada titik 𝑄(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah :
𝑎2 𝑏2
𝑥2 𝑦2
8. Persamaan garis kutub + 𝑏2 = 1 dari titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah :
𝑎2
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏
G. REFERENSI.
1. Edwin J Purcell dkk.2004. Kalkulus dan Geometri Analitik, Erlangga .Jakarta.
2. Mathematics Forum. 2009. Mathematics for Senior High School Year XI.
Jakarta:Yudhistira.
3. Rauh, Drs. 1959. Geometri Analitik Bidang, Penerbit Terate Bandung.
4. Sukirman,M.Pd.1996. Materi Pokok GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG
MODUL 1-9. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru SLTP setara DIII. Jakarta.
66