Anda di halaman 1dari 21

e MKDU4221/MDDUL 2 2.

KEGIATAN BELA..JAR 1

Haki kat Manusi a

ada hakikatnya manusia adalah salah satu dari makhluk yang diciptakan
Allah. Namun manusia memiliki kedudukan yang paling mulia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Untuk mengetahui bagaimana
pandangan ajaran islam terhadap hakikat manusia, tentu kita harus kembali
kepada Al-qur' an. Berikut ini ayat-ayat Al-qur' an yang berkaitan dengan
hakikat manusia.
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang bersifat lahir (syahadah) dan
ghaib (non fisik). Q.S. Al-Mu'minuun (23): 12-14 menyatakan:

--
.:.Si!- 1
~ ~
~.ai >~
:- ' . .. ....:.-. .. .......
·-

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati


(berasal) dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah Pencipta yang paling
baik"( 14).
2.4 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191, menjelaskan:

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal (190). (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri dan duduk atau dalarn keadaan berbaring dan rnereka
rnernikirkan tentang penciptaan langit dan burni (seraya berkata):
"Y a Tuhan Karni, tiadalah Engkau rnenciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah karni dari siksa neraka" (191).

Q.S. As-Sajdah (32) : 7, Allah berfirrnan:


..... .,
-r ,--
;lf
~

..Ji. I

-;; t- l
..--:.
f:7{ • .,A
..-

-
p:-:'~
~.,
I ~-

.::.-•
'"
.,. Z:i_~
' ~ :~:-r ~~J. '
, . ·~·'

t
""C
~?
- : J
- rh ··~i1)
- - ' ' . 'J
-=:;:'
'
'A . .


c
~
- --
.
II
- ..- • I

Artinya: "Yang rnernbuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya


dan Yang rnernulai penciptaan manusia dari tanah" (7).
e MKDU4221/MDDUL 2 2.5

Q.S. Qaaf (50) : 16, dikatakan:

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan


mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya" ( 16).

Q.S. At-Tiin (95) : 4, dijelaskan:

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya" (4).

Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai
makhluk yang paling sempuma. Manusia mempunyai anggota badan,
khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu
seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan
keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks,
tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota
badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat
kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang
kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya
saja, akan tetapi juga dari kenyataan non fisik yang justru tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir,
merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan
mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Dalam kaitan ini kita dapat memahami firman Allah surat Al-Mu'min
(40) : 35 di bawah ini.
2.6 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa


alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi
mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman.
Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang sombong dan
sewenang-wenang."

Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi


yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme kejiwaan
yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai
pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempuma,
mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup.
Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada
seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami,
memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhimya
tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya manusia,
baik yang bersifat fisik maupun bersifat non fisik. Tinggi rendahnya derajat
kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada kapasitas otak (Q.S.
Al-Mu'min. (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum
tulang belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi
dalam rangka pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan
dengan akhlakul karimah atau perilaku yang baik.
Perhatikan firman Tuhan dalam Q:S. Ath-Thaariq (86) : 7 berikut ini.

Artinya: "Yang ke luar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang (dada)
perempuan".
e MKDU4221/MODUL 2 2.7

Q.S. Al-Mujaadilah (58) : 11; Allah berfirman:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
''Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan".

Sabda Rasul:

Innama buits-tu liutammima makaarimal akhlaaq

Artinya: "Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan


akhlak (budi pekerti)". (Diriwayatkan oleh Ahmad, Baihaqi, dan
Hakim).

Perkembangan kematangan wawasan kognitif itu adalah kemampuan


untuk mengenal, mengetahui, menganalisis, menyusun, menyimpulkan, dan
merumuskan. W awasan afektif atau kemampuan untuk mempertajam
kepekaan rasa keindahan, kekaguman, keterharuan, penghalusan budi,
kecenderungan pada yang baik, keengganan pada yang negatif tergantung
pada masukan berupa informasi sebagai perbendaharaan yang dapat diolah di
dalam kedua wawasan tersebut di atas.
Proses penyampaian informasi merupakan proses pendidikan dari tingkat
yang paling rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi, yang pada
hakikatnya merupakan esensi dari risalah yang membuahkan hidayah kepada
2.8 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM •

seseorang. Ini sebenarnya adalah pembentukan kondisi seseorang yang


dimulai dengan peningkatan kekuatan daya otak sebagai sarana untuk
peningkatan 'amal' (kemampuan dan peningkatan mutu berpikir, merasa,
bersikap, dan berbuat) atau dengan istilah yang lebih luas kemampuan
berakhlak baik.
Informasi merupakan perbendaharaan yang dapat diproses oleh otak
manusia yang terdiri dari ilmu yang diciptakan oleh Allah SWT., baik yang
berupa ayat Allah (nash Al-quran) maupun hukum alam (sunnatullah) (al-
Kauni). Dengan perkataan lain, ayat Allah SWT, baik tertulis maupun yang
tidak tertulis, merupakan penemuan, pembaruan, dan perumusan manusia
yang disebut "ilmu" meskipun sering terjadi rumusan ilmu tersebut berubah
atau baru merupakan "zhan" atau "hipotesis", yaitu praduga yang masih
membutuhkan pembuktian kebenarannya.
Ilmu adalah seperangkat rumusan, pengembangan pengetahuan yang
dilakukan secara objektif, sistematis, baik dengan pendekatan deduktif
maupun induktif yang dimanfaatkan untuk keselamatan, kebahagiaan,
manusia, yang berasal dari Allah dan disampaikan kepada manusia melalui
penemuan basil pemikiran para ahli (ilmuwan atau scientis).
Dengan rumusan seperti tersebut di atas, tergambar bahwa alam semesta
betul-betul merupakan sumber dan alat bantu demi berlangsungnya hidup dan
kehidupan manusia yang tidak menyesatkan. Dengan perkataan lain, ilmu
merupakan pedoman untuk meningkatkan kualitas hidup atau secara umum
untuk meningkatkan kualitas budaya manusia.
Agama adalah seperangkat itikad, keyakinan, undang-undang, peraturan,
bimbingan dan pelayanan yang digunakan untuk keselamatan dan
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, yang diwahyukan Allah melalui
para rasul-Nya.
Agama secara intrinsik merupakan pedoman yang bersumber pada nilai-
nilai universal yang bebas dari kekeliruan, bersifat mutlak. Sedangkan ilmu
yang dirumuskan manusia tidak sepi dari kemungkinan adanya kekeliruan
dan sebab itu terbuka untuk diteliti ulang.
Sekarang kita melihat adanya dua macam ilmu. Pertama, ilmu yang
dirumuskan oleh para ahli yang mempunyai kemungkinan perubahan (tidak
mutlak). Kedua, ilmu Tuhan yang bersifat mutlak seperti halnya ad-Diin.
Hakikatnya "ilmu" dan "agama" merupakan pedoman hidup bagi manusia,
seperti dua muka dari satu mata uang. Bahwa kedua-keduanya merupakan
pranata nilai dan norma yang harus dilaksanakan oleh manusia.
e MKDU4221/MODUL 2 2.9

Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari uraian di atas, bahwa pola pikir,
pola perilaku serta hasilnya bersumber pada sistem nilai dan hukum Allah
(baik tertulis maupun tidak), seperti Agama dan Al-Kauni yang membentuk
budaya manusia semestinya yang disebut akhlakul karimah.
Proses pembentukan pola perilaku dan pelaksanaannya mencakup unsur
pertanggungjawaban manusia kepada Allah, yang mengatur hubungan atau
tanggung jawab terhadap diri sendiri sebagai makhluk dan hamba Allah
terhadap manusia lain atau masyarakat dan tanggung jawab terhadap alam
semesta, semua ini termasuk ibadah dalam arti luas.
Meskipun demikian karena pemahaman dan sikap terhadap agama
sekarang ini tidak menyeluruh (dichotomis) sering kali dipisahkan dari ayat-
ayat Tuhan yang khusus berbicara tentang ritual dan kemasyarakatan
(perdagangan, pendidikan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain). Akibat
pandangan yang bersifat dikhotomis ini akan melahirkan sikap ekstrem,
yaitu adanya agama di satu pihak dan bukan agama di lain pihak. Atau sering
diperlambangkan sebagai akhirat di satu pihak, dunia di lain pihak.
Pandangan semacam ini barangkali pengaruh paham materialisme yang
bersifat protektis (sekulerisme). Sebaliknya, bahwa sikap utuh dalam
memandang terhadap keseluruhan ayat Allah yang tertulis ataupun tidak
tertulis merupakan suatu sikap dasar sebagai landasan untuk melaksanakan
ibadah dalam arti luas, yaitu mencakup ritual dan muamalah.
Ibadah dalam arti luas (muammalah) merupakan proses interaksi alam
semesta dengan seluruh isinya. Sedangkan pemenuhan kewajiban dan
interaksi dengan Tuhan Penciptanya disebut ibadah dalam arti khusus (ritual)
yang berpedoman pada syari'ah. Itu sebabnya jika tadi dikatakan, bahwa
manusia dengan segala aspek kehidupannya berkaitan dengan agama, maka
agama itu adalah Islam.
Dalam konteks inilah penjelasan Allah dalam surat Ali-Imran (3), ayat
19 di muka dapat kita pahami sebagai sebuah penegasan yang pasti tentang
penciptaan Allah terhadap makhluk-Nya. Jadi; jangan mencari pedoman
hidup yang lain selain Islam.
2.10 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM •

Firman Allah dalam surat Ali-lmran (3) : 83, di bawah ini.


-
i\t
-

Artinya: "Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain agama Allah,
padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah
mereka dikembalikan".

Sikap hidup seperti ini merupakan pola perilaku yang mencerminkan


sistem nilai dan norma agama Islam yang dapat dirumuskan kembali ke
dalam postulat dasar sebagai berikut.

1. Bahwa kita sebagai Kaum Muslim meyakini sepenuhnya, bahwa tidak


ada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa yang tidak beranak dan tidak
diperanakkan dan tidak pula ada sekutu bagi-Nya.

Q.S. Al-Ikhlash, (112) : 1-4 menjelaskan;

Artinya: "Katakanlah: "Dialah Allah Yang Maha Esa". (1) Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2) Dia
tiada beranak dan tiada diperanakkan (3) dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan Dia (4)".

2. Bahwa manusia sebagai hamba Allah untuk menjadi "Khalifah fil-Ardl"


diberi kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk dengan
merujuk kepada ajaran agamanya sehingga dapat melakukan penyerahan
diri sepenuhnya mencapai keridlaan Allah".
e MKDU4221/MODUL 2 2. 11

Q.S. Asy-Syams (91) : 8, dikatakan:

Artinya: "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan


dan ketaqwaan".

3. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah (khalifah)


seperti tersebut di atas, Allah memberikan manusia suatu pedoman hidup
yang terdiri dari sistem nilai dan norma, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, yang disebut Syari 'ah.

4. Meskipun manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna


(makhluk yang diperlengkapi dengan bagian-bagian fisiologis yang
memungkinkan untuk bisa berpikir, merasa, bersikap, dan berbuat),
ternyata mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan tidak
adanya keseimbangan antara wawasan. Dalam proses membedakan yang
baik dan yang buruk manusia dibimbing oleh petunjuk Allah melalui
para rasul dengan menjelaskan pedoman tersebut dan mengajarkan
umatnya untuk melaksanakannya.

5. Dengan demikian dipandang dari proses kerasulan dan misinya sebagai


pembawa risalah Allah di muka bumi, maka misi ajaran yang dibawa
para rasul merupakan pedoman hidup, disebut Diinul Islam.

6. Akhirnya diutus Nabi Muhammad SAW. untuk membimbing, memberi


contoh, dan melaksanakan Islam bagi umatnya dalam satu masyarakat
yang terorganisasikan di bawah suatu imamah yang berpusat pada diri
Nabi Muhammad SAW.

Hakikat atau esensi manusia dilihat dari aspek psikologis (kejiwaan)


mungkin belum dapat tergambar dengan jelas jika tidak dihubungkan dengan
fungsi atau peran manusia itu sendiri. Apakah fungsi atau peranan manusia
itu sebenamya?
Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dari bahan yang sangat
rendah (air mani) kemudian diciptakan suatu desain khusus dan diberi ruh
(hidup) (Q.S. al-Mu'minun (23) : 12- 14).
2.12 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

Hidup manusia sangat unik apabila dibandingkan dengan makhluk lain,


sebab manusia mempunyai otak dengan susunan syaraf yang memproses
rangsangan dari luar menjadi satu konsep ide atau pikiran dan memiliki rasa
(sedih, gembira, dan sebagainya) yang kemudian dituangkan dalam bentuk
perkataan maupun perbuatan apabila seseorang menghadapi suatu peristiwa
tertentu seperti:
1. ungkapan sederhana, misalnya mengucapkan "Astaghfirullah" sebagai
ungkapan rasa menyesal;
2. bacaan singkat yang bersifat predikat atau atributif, misalnya membaca
"basmallah" ketika memulai suatu pekerjaan;
3. analisis dan perbuatan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa,
misalnya "sujud syukur" apabila kita memperoleh nikmat dari Allah.
Oleh karena itu orang yang beragama atau orang yang beriman, patut
mensyukuri atas kelebihan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Pernyataan rasa syukur dan terima kasih serta keinginan untuk mengabdi
kepada Allah adalah inheren dengan fitrah kejadian manusia yang memiliki
wawasan kognitif dan psikomotorik.

Allah mengatakan dalam surat Adz-Dzaariyaat (51) : 56 di bawah ini .

-........
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku".

Dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa diciptakan jin dan manusia
untuk mengabdi kepada-Nya semata. Ini artinya jika ada penyimpangan oleh
manusia dari ketentuan aturan (agama) Allah ini berarti bertentangan
terhadap kejadian manusia.
e MKDU4221/MDDUL 2 2.13

Q.S. As-Sajdah (32) : 7 - 9, menjelaskan:


.. ,.
. ;~T - ...... • •
...... ...i . - -~

~· - --= ~~
·- ~~r
:.-. • .,...J _,.. \..-::1
...........
,.. .. ...
w=t~
~ ' """' I ~
~ . 1. ' I I <' • -:' ii! l
'i H . I' ~ ~~,j -. ~-··
~
:Ji;
~"-~ --·-· s:.••' - ·.~~: )1 •
b~ -
-
'I , I I
~4 .
-. -..-.:

...

'

'\. • t/

-
I
•'~ I
r

- - ..
·~

-

..
.i:G
,~
...
......

--

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptaan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah (7). Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani) (8).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam
(tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur" (9).

Ayat ini menjelaskan, bahwa salah satu sifat manusia, yaitu tidak pandai
bersyukur kecuali sedikit di antara hamba-hamba-Nya. Perhatikan informasi
al-Quran di bawah ini tentang asal kejadian manusia serta ketetapan Allah
masalah umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. Faathir (35) : 11:

.....,...

'" .'-~~'f
, , •
. ·. •II ~ •
illjGI
tlf.F j • •, ' ' •

, 'i, .
,
):! . .() . ,
-;"" :j .- ''f •' ~
·
·t
. '.' ..;__o"Jtf
~
,......._.
:p--
.- -.~
- .... ,
~ - . '· .. •- - --
• .:.
.m
•• 1 , ..-

-
_ !!1_
• . .. · • ~ • . ... 1 ... ~ . • .. ___ _.,. -., -~'" -- - _,. .- •...::;;l _...... • -- .... •_ ~· ~·

--
_ ., 1, • •, , . ,

-
.. .. ..-
,..
J.l.... . ~

Artinya: "Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung
2.14 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya.


Dan sekali-sekali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur
panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah
ditetapkan) dalam Kitab (lauhul makhfudz). Sesungguhnya yang
demikian itu bagi Allah adalah mudah".

Q.S. Ath-Thaariq (86): 6-7, menerangkan:

Artinya: "Dan diciptakan dari air yang terpancar, (6) yang ke luar dari antara
tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan" (7).

Aspek kognitif dan afektif yang terdapat pada manusia, baik melalui
pendengaran (informasi), pengajaran atau (pendidikan), penglihatan
(pengenalan akan fakta, proses asosiasi atau berpikir dan penyusunan
konsepsi) serta rasa dapat sampai pada terbentuknya suatu tanggung jawab
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan perkataan lain, kapasitas manusia
mempunyai kemungkinan untuk belajar secara induktif, dapat melaksanakan
tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perhatikan dengan seksama
firman Allah berikut ini Q.S. Al-Baqarah (2): 29, 30 dan 31:

-~ -

Artinya: "Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikannya
tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (29):
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat,
e MKDU4221/MDDUL 2 2.15

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka


bumi. "Mereka berkata": "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji dan mensucikan Engkau". Tuhan berfirman":
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (30).
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang orang-orang yang benar". (31).

Dengan ketiga wawasan yang dimilikinya, manusia mengabdi kepada


Tuhan. Artinya mengembangkan kemampuannya untuk mengetahui dan
menghayati ayat-ayat Allah yang bersifat nash, melaksanakan atau
mengembangkan suatu keterampilan maupun mempertajam kepekaan rasa.
Dalam konteks inilah ayat di bawah ini bisa dipahami seperti kata Tuhan
dalam Q.S. AI- 'Alaq (96) : 1-5:

..

Artinya: ''Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan (1).


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2); Bacalah,
dan Tuhanmulah yang paling pemurah (3); Yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam (4); Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya." (5).

Secara umum arti ibadah mencakup semua aspek kehidupan yang sesuai
dengan ketentuan Allah SWT yang dilakukan dengan ikhlas oleh manusia
untuk mendapatkan ridla-Nya (Q.S. Adz-Dzariyat (51) :56).
Dalam pengertian khusus ibadah adalah perilaku manusia yang
dilakukan atas perintah Allah SWT. dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
yang disebut ritual, seperti shalat, zakat, puasa, haji. Semua perbuatan itu
2.16 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

secara psikologis mengondisikan lahirnya perilaku positif, seperti


menghindarkan diri dari perbuatan jahat dan mungkar terhadap diri sendiri,
masyarakat maupun lingkungannya.
Rasa syukur yang dimanifestasikan dalam amal ibadah bersumber pada
tata nilai dan norma agama dapat menghubungkan yang bersangkutan kepada
Allah dan mampu berinteraksi dengan sesama maupun makhluk lainnya.
Tata cara ibadah yang langsung menghubungkan manusia dan dilakukan
dengan ikhlas untuk mendapatkan ridla Allah SWT, adalah bentuk tata cara
ritual. Sedangkan tata cara berinteraksi dengan masyarakat, di samping
ditentukan oleh hukum (ketentuan) Allah (al-Quran dan as-Sunnah), juga
ditentukan oleh Allah yang terdapat dalam alam semesta (Nature of law).
Kemampuan manusia untuk menjabarkan tata nilai dan norma tersebut ke
dalam perilaku keseharian dilaksanakan melalui suatu pembentukan konsep
yang terinci, bertahap, dan teratur, sehingga menghasilkan benda maupun
konsep budaya tertentu yang dijiwai oleh nilai-nilai agama. Dengan
perkataan lain, nilai agama yang dilaksanakan dalam bentuk muamalah dapat
membentuk budaya tertentu. Yang dimaksud kebudayaan, antara lain berarti:
1. nilai dan proses pembentukan tata nilai sebagai dasar pola perilaku;
2. ide dan proses pembentukan konsepsi merupakan bagian implisit dari
pol a perilaku;
3. pola perilaku yang terlihat dari seperangkat kegiatan dan interaksi
maupun pelembagaannya;
4. hasil dari perilaku manusia baik yang berbentuk materi maupun yang
berbentuk non materi disebut juga sis tern ekoteknik.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Coba Andajelaskan bahwa manusia sebagai makhluk fisik dan non fisik!
2) Coba Andajelaskan mengapa manusia disebut unik, dan berikan contoh?
3) Coba Andajelaskan, apa yang dimaksud manusia sebagai khalifah?
e MKDU4221/MDDUL 2 2.17

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenamya sangat kompleks,


tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing
anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang
sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia
yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari
wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru
tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan
adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta
mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai
makhluk Allah.
2) Hidup manusia sangat unik apabila dibandingkan dengan makhluk lain,
sebab manusia mempunyai otak dengan susunan syaraf yang memproses
rangsangan dari luar menjadi satu konsep ide atau pikiran dan memiliki
rasa (sedih, gembira, dan sebagainya) yang kemudian dituangkan dalam
bentuk perkataan maupun perbuatan apabila seseorang menghadapi suatu
peristiwa tertentu seperti:
a) ungkapan sederhana, misalnya mengucapkan "Astaghfirullah"
sebagai ungkapan rasa menyesal.
b) bacaan singkat yang bersifat predikat atau atributif, misalnya
membaca "basmallah" ketika memulai suatu pekerj aan.
c) analisis dan perbuatan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa,
misalnya "sujud syukur" apabila kita memperoleh nikmat dari
Allah. Oleh karena itu orang yang beragama atau orang yang
beriman, patut mensyukuri atas kelebihan yang diberikan Tuhan
kepadanya.
3) Pelajari surat Al-Baqarah (2) : 29, 30 dan 31

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - -

Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota
badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme
biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia
untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat
kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-
masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan
2.18 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih


menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan
manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari
kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti
ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap
dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan
manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme
biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan
mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga
pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempuma,
mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan
hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan
corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses
mengetahui, mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap
tertentu yang akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat
menghasilkan karya manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat
nonfisik. Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan
tergantung pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat
susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang belakang) sehingga
memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka
pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan dengan
akhlakul karimah atau perilaku yang baik.

T E S F 0 R MAT IF 1._ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Yang dimaksud bahwa manusia sebagai makhluk fisik adalah ....


A. karena manusia memiliki otak dan jantung yang masing-masing
anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf
yang sangat kompleks
B. karena manusia memiliki otak dan jantung yang satu sama lain
berhubungan
C. karena manusia susunan syaraf yang sangat kompleks
D. karena masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan
melalui susunan syaraf
e MKDU4221/MODUL 2 2.19

2) Yang dimaksud manusia sebagai makhluk non fisik adalah ....


A. karena manusia memiliki ruh dan jiwa yang memerankan adanya
proses berpikir, merasa, bersikap
B. karena manusia mampu berserah diri serta mengabdi
C. karena manusia memiliki kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah
D. karena manusia mampu memerankan berserah diri serta mengabdi

3) Agama Islam mempunyai pandangan tertentu tentang manusia. Hakikat


manusia menurut pandang an Islam adalah ....
A. manusia adalah makhluk hidup dan manusia sosial
B. manusia adalah makhluk yang mempunyai potensi untuk
mengembangkan dirinya
C. manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai akal, merasa, dan
cenderung ke arah kebijakan
D. manusia adalah makhluk yang berbudaya dan bisa dididik berakhlak
mulia

4) Dalam al-Qur'an disebutkan wa laqod karomna bani adam, ayat ini


menunjukkan bahwa ....
A. manusia sebagai makhluk sosial
B. manusia sebagai makhluk psikologis
C. manusia sebagai makhluk unggulan
D. manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir

5) Agama Islam memberikan gambaran tentang hakikat manusia sebagai


makhluk yang sempurna, maksud pernyataan tersebut adalah ....
A. manusia dapat berjalan di atas dua kakinya dan mempunyai
pancaindra
B. manusia yang dalam segala tingkah lakunya selalu ingat kepada
Allah
C. manusia dengan akal mampu membudidayakan masyarakat
D. manusia tingkat kehidupannya di samping ditentukan oleh akal juga
oleh bisikan hati nuraninya

6) Tujuan menjelaskan asal kejadian manusia dalam al-Quran adalah


menggambarkan ....
A. manusia dibuat dari tanah dan nanti akan kembali menjadi tanah
B. manusia, unsur-unsur jasmaniahnya terbuat dari unsur zat yang ada
dalam tanah
C. manusia memerlukan dan menyenangi tanah sebagai laban hidupnya
D. agar manusia menyadari kebesaran dan ke Maha Kuasaan Allah
2.20 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM •

7) Agama Islam itu menjadi pedoman hidup bagi manusia. Hakikat Islam
sebagai pedoman hidup adalah ....
A. manusia tidak perlu mencari-cari kebenaran melalui akalnya semata
yang relatif nilai kebenarannya
B. manusia tidak pantas menjadikan ajaran selain Islam sebagai
panutan dalam hidupnya sehari-hari
C. ajaran Islam itu sebagai pedoman hidup masyarakat
D. nilai ajaran Islam itu lebih tinggi dan universal dibandingkan dengan
nilai budaya manusia

8) Allah menegaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah mengabdikan


dirinya kepada Allah. Pengertian mengabdikan diri kepada Allah
adalah ....
A. hidup dan mati manusia itu untuk Allah
B. manusia menuntut ilmu untuk diabdikannya kepada Allah
C. manusia bekerja di bidang profesinya dalam rangka mengabdi
kepada Allah
D. manusia tidak menjadikan materi sebagai tujuan hidupnya

9) Agama Islam sebagai pedoman hidup manusia memberi manfaat bagi


manusia dan masyarakat. Manfaat Islam itu disebabkan agama Islam
merupakan suprasistem dalam bidang ....
A. aqidah dan keimanan
B. syari'ah dan akhlak
C. aqidah dan syari'ah
D. aqidah, keimanan, syari 'ah, dan akhlak

10) Manfaat agama Islam bagi manusia meliputi ....


A. informasi tentang makhluk dan Khalik serta hubungan antara
keduanya
B. petunjuk tentang yang baik dan buruk, benar dan salah, serta
perintah dan larangan
C. informasi tentang alam gaib dan nyata serta fungsinya masing-

mastng
D. informasi tentang makhluk, Khalik, alam gaib dan nyata, serta
petunjuk tentang baik dan buruk
e MKDU4221/MODUL 2 2.21

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90- 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
2.22 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM e

KEGIATAN BELA&.IAR 2

Mart abat Manusi a

anusia dalam pandangan paham materialisme adalah kumpulan daging;


urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencemaan. Akal dan pikiran
dianggapnya benda, yang dihasilkan oleh otak. Mereka hanya mempercayai
adanya benda-benda yang dapat diraba. Oleh karena itu dalam anggapan
mereka, tidak ada keistimewaan manusia dibanding dengan makhluk lain
yang hidup di muka bumi ini. Bahkan paham ini memasukkan manusia ke
dalam bangsa kera, yang setelah melalui masa panjang, berevolusi menjadi
manusia sebagaimana kita lihat sekarang ini. Inilah teori evolusi atau teori
kondensasi, bahwa hayat berasal dari jenis hewan dan sepertiga juta jenis
tanaman. Binatang satu sel sebagai awal evolusi dan manusia adalah akhir
(sementara) evolusi itu.
Pandangan ini menimbulkan anggapan, bahwa manusia adalah makhluk
yang rendah dan hina, sama dengan hewan, yang hidupnya hanya untuk
memenuhi keperluan dan kepuasan kebendaan semata. Pandangan hidup
semacam ini sangat sesat dan menyesatkan.
Dalam Q.S. Al-Jaatsiyah (45) : 24; Allah SWT mengecam/mengkritik
dengan keras paham materialisme ini.

Artinya: Dan mereka berkata: "Tiadalah kehidupan itu melainkan kehidupan


kita di dunia ini (saja), kita mati dan hidup, dan tiadalah
membinasakan kita kecuali masa. "Dan mereka tidak mempunyai
ilmu tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga.

Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia
dan terhormat di sisi Tuhan yang diciptakan dalam bentuk yang amat baik.
Sesudah ditiupkan Ruh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud
(memberi hormat) kepadanya. Allah memberi manusia ilmu pengetahuan dan
kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi, serta menjadi pusat pelaku
e MKDU4221/MDDUL 2 2.23

kegiatan di alam ini. Segala apa yang di langit dan di bumi bekerja untuk
kepentingan manusia dan kepadanya diberikan hikmat lahir dan batin.
Kesimpulannya, apa yang ada di alam ini adalah berhikmat kepada
manusia dan diciptakan manusia untuk berhikmat kepada Tuhan. Allah SWT
menjelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah (2): 29:

Artinya: Dialah Allah yang telah menciptakan segala yang ada di bumi
untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit lalu
disempumakan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.

Q.S. Adz-Dzaariyaat (51) : 56:


lfi:i~:: --~

• _
.• --
- • - • ;:1:;:
_......._.
~
L .._ • ..,. ;:1:.-1
~
. -- -

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku".

Untuk menambah pemahaman yang lebih luas dan mendalam


pembahasan selanjutnya kita mencoba melihat manusia dari berbagai aspek.

1. Manusia Makhluk Berakal


Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak temilai harganya sebagai
anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal.
Sekiranya manusia tidak diberikan akal, niscaya keadaan dan perbuatannya
akan sama saja dengan hewan.
Dengan adanya akal, manusia berarti dan berharga. Akal itu dapat
digunakan untuk berpikir dan memperhatikan segala benda dan barang yang
ada di alam ini, sehingga benda-benda dan barang-barang yang halus serta
tersembunyi dapat dipikirkan manfaatnya. Tidak ada benda atau barang-
barang di dunia ini yang sia-sia bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai