Anda di halaman 1dari 11

JENIS JENIS BAHAYA DAN KECELAKAAN DALAM LABORATORIUM

Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dala laboratorium kimia:

1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia keracunan atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dll. Kracunan bisa berakibat fatal
ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir yaitu seringkali terjadi baik yang dapat di
ketahui dalam jangka pendek.Misalnya, keracunan fenol dapat memyebabkan pingsan
atau kematian dalam waktu singkat jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker,
dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil
tetapi terus menerus. (Febrian, 2008).

2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asam klorida,
natrium hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau peradangan pada kulit,
saluran pernafasan dan mata. (Febrian, 2008).

3. Kebakaran dan luka bakar


Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut –
pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal yang sama
dapat disebabkan oleh peledakan bahan – bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
(Febrian, 2008).

4. Luka kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi pada tangan
atau mata karena pecahan kaca Febrian, 2008).
5. Radiasi
Radiasi dapat di keluarkan dari perlatan semacam X-ray difraksi atau diradiasi internal
yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia
melalui pernafasan atau serapan melalui kulit. Non ionisasi radiasi seperti ultraviolet,
infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga
harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja. (Febrian,
2008).

6. Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran lingkungan.
Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya apapun
sebenarnya dapat dikendalikan sampai tidak menyebabkan kerugian. Satu contoh, bahan
bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat besar. Tetapi
dengan penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari hari yaitu
hal biasa. Dengan demikian dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memilik
potensi racun, hanya mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan.

Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan di mana saja yang dapat menimpa setiap
pekerja. Kecelakaan kerja dapat menimpa setiap pekerja. Kecelakaan kerja dapat
menyebabkan kerugian bagi pekrja yang juga yang mempekerjakan. Maka dari itu
mengidentifikasi bahaya kerja akan mengurangi bahkan mencegah bahaya melalui
pengendalian bahaya kerja yang dilakukan melalui pengendalian bahaya kerja yang
dilakukan melalui hasil analisa identifikasi bahaya kerja.
Agar penanganan dari hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan sebuah
penilaian resiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktifitas kerja,
memikirkan apa yang akan menjadi buruk, dan memutuskan untuk mencegah terjadinya
kerugian, kerusakan dan cidera di tempat kerja. (Asmadi, 2012)
Selain itu terjadi kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan pertama
adalah factor mekanisme dari lingkungan (unsafe condition), sedangkan golongan kedua
adalah factor manusia (unsafe action). Beberapa penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa factor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap
kecelakaan kerja yaitu antara 80-85% (Soyono, 2013)
Terjadinya kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh beberapa hal, tetapi analisis terjadinya
kecelakaan kerja menunjukkan bahwa hal hal berikut adalah sebab sebab terjadinya
kecelakaan kerja di laboratorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan kimia dan proses proses
serta perlengkapan aatau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan.
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan pengawasan yang dilakukan selama melakukan
kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan
kegiatan di labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
perlindungan kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan aturan yang semestinya harus
ditaati.
6. Tidak mengunakan perlengkapan perlindungan yang seharusnya digunakan
peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan biasanya kecelakaan
menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang
paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat terbentuk dua jenis yaitu:

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien


2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu sendiri.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok:

a. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari: Mesin, peralatan,
bahan dan lain lain.
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerja
d. Proses kerja
e. Cara kerja

Perbuatan berbahaya(unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi
antara lain:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana


b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily refect)
c. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium:

1. Terpeleset
Biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang
dapat terjadi di laboratorium, akibatnya:
a. Luka ringan : memar
b. Luka berat : diskolasi, fraktura dan memar otak dll
c. Pencegahan : pakai sepatu anti slip jangan pakai sepatu hak tinng, tali sepatu longaar.
Hati hati bila berjalan pada lantai yang sedang di pel (basah dan licin) atau tidak rata
konstruksinya. Pemeliharaan lantai dan tangga.
2. Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup besar, terutama bila mengabaikan
kaidah ergonomi, akibatnya:
a. Cedera pada punggung
Pencegahannya:
 Beban jangan terlalu berat
 Jangan berdiri terlalu jauh dari beban
 Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah
tungkai bawah sambil berjongkok.
 Pakaian pengotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhammbat.
3. Mnggambil sampel darah/cairan tubuh lainnya,akibatnya:
a. Tertusuk jarum suntik
b. Jangan tutp kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi langsung
dibuang ketempat yang telah disediakan (sebaiknya menggunakan destruction clip)
c. Bekerja dibawah pencahayaan yang cukup.
4. Resiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia dan kompor) baahan disenfektan yang
mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat 3
unsur bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas,akibatnya:
a. Timbul kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
b. Timbul keracunan akibat kurang hati hati, pencegahannya:
 Kontruksi bangunana yang tahan api
 System penyimpanan yang baik terhadap bahan bahan yang mudah terbakar.
 Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
 Sistem tanda kebakaran
- Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera
- Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
 Jalan untuk menyelamatkan diri
 Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
 Penyimpanan dan penangana zat kimia yang benar dan aman
 Tempat, peralatan, sisa bahan infeksitus dan specimen secara benar
 Menggunakan cabinet keamanan biologis yang sesuai
 Kebersihan diri dari petugas.

Faktor factor dalam laboratorium

Faktor factor yang besar pengaruhnya terhadap timbulnya bahaya dalam proses industry
maupun laboratorium meliputi suhu, tekanan dan konsentrasi zat zat pereaksi. Suhu yang tinngi
diperlukan dalam rangka menaikkan kecepatan reaksi kimia dalam industri, hanya saja ketahanan
alat terhadap suhu harus dipertimbangkan. Tekanan yang tinngi diperlukan untuk mempercepat
reaksi, akan tetapi kalau tekanan system melampaui batas yang diperkenankan dapat terjadi
paledakan. (Asmadi, 2012)

Apabila jika proses dilakukan pada suhu tinggi dan reactor tidak kuat lagi menahan beban.
Konsentrasi zat pereaksi yang tinggi dapat menyebabkan korosif terhadap reactor dan dapat
mengurangi umur peralatan. Selain itu sifat bahan seperti bahan yang tidak mudah terbakar,
mudah meledak, bahan beracun, atau dapat merusak bagian tubuh manusia. Beberapa sumber
bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Bahan kimia
Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan
gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogen dalam industri dalam
industri maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena sifatnya
berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganan. Beberapa langkah yang harus
ditempuh dalam penangana bahan kimia berbahaya meliputi manajemen, cara pengatasan,
penyimpana dan pelabelan, keselamatan dilaboratorium’ pengendalian dan pengontrolan
tempat kerja, dekontaminasi, desposal prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para
pekerja, pelatihan. Bahan kimia dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan
(seperti gas beracun), serapan pada kulit (cairan) , atau bahkan tertelan melalui mulut
untuk padatan dan cairan.
Bahan kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu bahan kimia
yang eksplosif(oksidator, logam aktif, hibrida, alkil logam, senyawa tidak stabil secara
termodinamika , gas yang mudah terbakardan uap yang mudah terbakar). Bahan kimia
yang korosif (asam anorganik kuat, asam anorganuk lemah, asam organic kuat, asam
organik lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut organic). Bahan kimia yang merusak paru
paru (asbes), bahan kimia beracun, dan bahan kimia karsinonogenik (memicu
pertumbuhan sel kanker), dan teratogenik. (Halim, 2007 dalam Sunawiruddin Hadi dkk,
2014).
2. Aliran listrik
Pengunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa factor yang harus diperhatikan antara
lain:
a. Pemakaian safety switches yang dapat memutuskan arus listrik jika penggunaan
melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
b. Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari
peralatan.
c. Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk
menghindari kecelakaan kerja.
d. Berhati hati dengan air. Jangan pernah meningalkan pekerjaan yang memungkinkan
peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan
air yang langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.
e. Berhati hati dalam membangun atau merepasi peralatan listrik agar tidak
membahayakan pengguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang
spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
f. Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator
sebagai pengaman arus listrik . Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan
kerusakan pada komponen listrik.
g. Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya
lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.
h. Pengoperasian suhu dan peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan
isolator listrik. Temperature sangat rendah menyebabkan isolator mudah patah dan
rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan
pada suhu 0 derajat celcius. Karet silikon dapat digunaka pada suhu-50 derajat celcius.
Batas maksimun pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan
3. Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari perlatan semacam X-ray difraksikan atau radiasi internal
yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia
melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non- ionisasi radiasi seperti ultraviolet,
infra merah, frekuensi radio, laser dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga
harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja. . (Halim, 2007
dalam Sunawiruddin Hadi dkk, 2014).

4. Mekanik
Walaupun industry dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang
terkontrol oleh computer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat, namun
demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti trasportasi
bahan baku, pengantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual,
sehingga kesalahan prosedur kerja dapat memnyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan
keselamat kerja seperti helmet, sarung tangan, sepatu dan lain lainnya perlu medapatkan
perhatian khusus dalam lingkup pekerjaaan ini. . (Halim, 2007 dalam Sunawiruddin Hadi
dkk, 2014).

5. Api
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai
variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan
mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium dan industri adalah
hidrokarbon. Bahan yang mudah terbakar lainnya misalnya pelarut organik seperti aseton,
benzene, butanol, etanol, dietil, eter, karbon disulfide, toulena, heksana dan lain lain . para
pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat dalam
mineral safety data sheets (MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang
tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuaantitas bahan
yang diperkenankan untuk disimpan secata aman.
Sumber api yang lain dapat berasal daari senyawa yang dpat meledak atau tidak stabil.
Banyak bahan kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi
denagn senyawa lainnya. Senyawa yang tidak stabil harus diberikan label pada
penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelaakaan kerja akibat
terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar. . (Halim, 2007 dalam Sunawiruddin
Hadi dkk, 2014).

6. Suara (kebisingan)
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hamper semua
industri, baik industri kecil, menengah, maupun industry besar. Generator pembangkit
listrik , instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh
pearalatan yang dipergunakan dalam industri. Peralatan peralatan tersebut berpotensi
mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus
memeperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung
telinga dari kebisingan juga harus di perhatikan untuk menjamin keselamatan kerja. .
(Halim, 2007 dalam Sunawiruddin Hadi dkk, 2014).

Pengantar kecelakaan kerja ini dilakukan supaya dapat mengurangi dan menghindari terjadinya
kecelakan  dilabolatorium supaya dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap
orang yang menggunakan labolatorium mengetahui tanggung jawabnya. Menurut (Hidayati,
2011) berikut adalah orang yang seharusnya bertanggug jawab terhadap keamanan labolatorium :

1. Lembaga atau staf labolatorium bertanggung jawab atas fasilitas labolatorium yaitu
kelengkapannya, pemeliharaan, dan keamanan labolatorium.
2. Dosen atau guru bertanggung jawab didalam memberikan semua petunjuk yang
diperlukan kepada mahasiswa atau siswa termasuk didalamnya aspek keamanan.
3. Mahasiswa atau siswa yang bertanggung jawab untuk mempelajari aspek kesehatan dan
keselamatan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, baik yang digunakan maupun yang
dihasilakan dari suatu reaksi, dan keselamatan dari teknik dan prosedur yang akan
dilakukannya. Dengan demikian mahasiswa atau siswa dapat menyusun peralatan dan
mengikuti prosedur yang seharusnya, sehingga bahaya kecelakaan dapat dihindari atau
dikurangi.
Daftar pustaka

Amanah Ila, dkk. 2010. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko (Risk Assessment) Di


Laboratorium Studi Kasus Di Laboratorium Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Undip. Semarang.
Fathimahhayati Lina, dkk. 2015. Analisis Potensi Bahaya dengan Metode Job Safety Analysis
(JSA) Sebagai Upaya Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Laboraorium X. Fakultas
Teknik Universitas Mulawarman. Samarinda. Vol 4 No.1 Tekinfo.

Anda mungkin juga menyukai