Anda di halaman 1dari 27

AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

PENDAHULUAN
Laporan keuangan perusahaan telah dan akan selalu menjadi salah satu cara berkomunikasi
antara perusahaan dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholders). Laporan keuangan
memungkinkan perusahaan untuk memperlihatkan bahwa pilihan pendekatan, metode, teknik maupun
prosedur yang mereka lakukan adalah yang terbaik dalam memenuhi karakteristik informasi yang
berkualitas kepada para pihak yang berkepentingan. Oleh karena peranannya begitu penting untuk
berbagai pengambilan keputusan ekonomi, maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
entitas diharapkan memiliki jaminan akan pemenuhan semua karakteristik informasi yang berkualitas
dalam kesesuaiannya dengan kriteria-kriteria yang ada. Tugas auditor adalah memberikan jaminan yang
memadai atas kualitas informasi dan mengurangi resiko informasi dalam rangka meningkatkan
keyakinan para pengguna informasi dalam membuat keputusan sesuai kepentingan mereka masing-
masing.

Auditing memiliki peranan yang begitu penting bagi perusahaan dalam memberikan jaminan
yang memadai kepada para pemakai informasi sehubungan dengan kewajaran informasi laporan
keuangan yang dilaporkan. Pada awal perkembangnya, audit hanya digunakan untuk mencari dan
menemukan kecurangan serta kesalahan yang terjadi dalam perusahaan. Namun pada saat ini, auditing
telah berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan yang sistematis, dimana pada akhirnya
auditor merumuskan suatu kesimpulan dalam bentuk pemberian suatu opini tertentu atas kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan yang menjadi tanggungjawab manajemen perusahaan dan
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders). Melalui
proses audit, auditor akan meningkatkan kemanfaatan dan nilai dari laporan keuangan entitas pelapor,
sekaligus meningkatkan kredibilitas dari informasi berbagai non audit lainnya yang turut diungkapkan
menyertai informasi laporan keuangan perusahaan.

Definisi
Auditing didefinisikan sebagai:

“Proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif sehubungan
dengan asersi-asersi manajemen tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan untuk
menetukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”

Dalam Elder, Beasley & Arens (2009) auditing didefinisikan sebagai berikut:

“Proses mengakumulasi dan mengevaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan”

Dari definisi-definisi di atas, terdapat beberapa kata atau frasa yang penting yang perlu dipahami terkait
auditing:

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 1


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Informasi dan kriteria

Informasi yang diaudit harus dalam bentuk yang dapat diferivikasi dan adanya kriteria yang dapat
dipakai auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut. Informasi dapat berupa informasi kuantitatif,
seperti informasi laporan keuangan dan perpajakan, informasi-informasi kualitatif, atau informasi yang
lebih subjektif sifatnya, seperti informasi efektivitas sistem computer atau mengenai efisiensi operasi
perusahaan. Sedangkan kriteria yang digunakan tergantung pada informasi yang diaudit; untuk audit
laporan keuangan maka Standar Akuntansi Keuangan SAK sebagai kriterianya, sedangkan audit
pengendalian interen maka kerangka pengendalian interen yang terintegrasi yang digunakan.
Sementara untuk informasi yang lebih subjektif, maka kriteria yang digunakan umumnya didasarkan
pada kesepakatan awal auditor dan perusahaan yang diaudit. Sebagai contoh evaluasi terhadap aspek
tertentu dari efektivitas operasi computer, maka kriterianya didasarkan pada tingkat kesalahan output
atau input yang diperkenankan.

Bukti dipergunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan dalam
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam audit laporan keuangan, kriteria evaluasi bukti
terkait informasi menyangkut tiga aspek penting, yaitu (1) pengakuan (recognition), (2)
penilaian/pengukuran (measurement/valuation), dan (3) pelaporannya (reporting & disclosure) sudah
sesuai dengan SAK. Sehubungan dengan perolehan dan bukti audit, Standar Audit (SA) 500 Paragraf 1
menyatakan bahwa auditor bertanggungjawab untuk merancang dan melaknakan prosedur audit untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk memungkinkan penarikan kesimpulan memadai
yang menjadi basis opini auditor.

Dalam kaitannya dengan bukti audit, terdapat hal penting yang perlu dipahami sebagaimana dinyatakan
dalam SA 500 Paragraf 5 berikut ini:

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 2


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Asersi manajemen

Asersi atau pernyataan manajemen adalah klaim yang dibuat oleh jajaran manajemen mengenai aspek
bisnis tertentu. Konsep ini terutama digunakan sehubungan dengan audit laporan keuangan
perusahaan, di mana auditor dalam kegiatan audit mengandalkan berbagai pernyataan ini. Auditor
menguji validitas asersi ini dengan melakukan sejumlah pengujian audit. Pernyataan atau asersi
manajemen dibagi dalam tiga klasifikasi, yaitu:

1. Asersi pada tingkat transaksi.


Lima item berikut diklasifikasikan sebagai asersi manajemen yang berkaitan dengan transaksi,
sebagian besar berkaitan dengan laporan laba rugi:
a. Ketepatan / Accuracy
Penegasan manajemen bahwa seluruh transaksi dicatat, tanpa kesalahan.
b. Klasifikasi / Classification
Penegasan manajemen bahwa semua transaksi telah dicatat dalam akun yang benar di buku
besar.
c. Kelengkapan / Completeness
Penegasan manajemen bahwa semua peristiwa bisnis yang menjadi sasaran perusahaan
telah dicatat.
d. Pisah batas / Cut-off
Penegasan manajemen bahwa semua transaksi dicatat dalam periode pelaporan yang
benar.
e. Keterjadian / Occurance
Penegasan manajemen bahwa transaksi bisnis yang tercatat benar-benar terjadi.

2. Asersi mengenai saldo akun


Empat item berikut diklasifikasikan sebagai asersi yang terkait dengan saldo akhir akun, dan
terutama terkait dengan neraca:
a. Kelengkapan / Completeness
Penegasan manajemen bahwa semua aset, liabilitas, dan saldo ekuitas yang dilaporkan telah
dilaporkan sepenuhnya.
b. Keberadaan / Existence
Penegasan manajemen bahwa semua saldo akun ada untuk aset, liabilitas, dan ekuitas.
c. Hak dan kewajiban / Rights and obligation
Penegasan manajemen bahwa entitas memiliki hak atas aset yang dimilikinya dan
berkewajiban atas semua liabilitas yang dilaporkan.
d. Penilaian / Valuation
Penegasan manajemen bahwa semua aset, liabilitas, dan saldo ekuitas telah dicatat pada
valuasi yang tepat.

3. Asersi terkait penyajian dan pengungkapan / Presentation and disclosure

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 3


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Lima item berikut diklasifikasikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan penyajian
informasi dalam laporan keuangan, serta pengungkapan berikut ini:
a. Ketepatan / Accuracy
Penegasan manajemen bahwa semua informasi yang diungkapkan adalah dalam jumlah
yang benar, dan yang mencerminkan nilai sebenarnya mereka.
b. Kelengkapan / Completeness
Penegasan manajemen bahwa semua transaksi yang harus diungkapkan telah diungkapkan.
c. Keterjadian / Occurance
Penegasan manajemen bahwa transaksi yang diungkapkan memang terjadi.
d. Hak dan kewajiban / Rights and Obligations
Penegasan manajemen bahwa hak dan kewajiban yang diungkapkan benar-benar
berhubungan dengan entitas pelapor.
e. Dapat dimengerti / Understandability
Penegasan manajemen bahwa informasi yang termasuk dalam laporan keuangan telah
disajikan dengan tepat dan dapat dimengerti dengan jelas.

Kompeten dan Independen

Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria-kriteria yang digunakan (SAK, UU dan
peraturan lainnya) dan harus memiliki kompetensi untuk menentukan bentuk atau jumlah bukti yang
harus diakumulasikan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah mengevaluasi bukti. Kompetensi
dan independensi seorang auditor sepenuhnya telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik,
khususnya standar umum (baca: Standar Profesional Akuntan Publik / SPAP).

Pelaporan

Tahap terakhir dalam proses audit adalah dirumuskannya suatu kesimpulan oleh auditor dalam bentuk
suatu opini tertentu dalam suatu laporan audit (audit report), dan mengkomunikasikannya kepada para
pemakai. Pilihan atas bentuk opini tertentu oleh auditor didasarkan pada pertimbangan kewajaran
informasi laporan keuangan secara keseluruhan, dan terpenihunya beberapa kriteria lain sehubungan
dengan pelaksanaan audit itu sendiri oleh auditor. Laporan audit dapat saja berbeda bentuknya, namun
semuanya harus menginformasikan kepada para pembacanya mengenai tingkat kesesuaian antara
informasi yang diaudit dengan kriteria yang digunakan. (baca: bentuk laporan audit / opini)

PERBANDINGAN AUDITING DAN AKUNTANSI


Akuntansi mencakup pengumpulan, pengikhtisaran, pelaporan dan interpretasi data keuangan,
sementara auditing merupakan kebalikan berdasarkan theory of evidence, yaitu merupakan verifikasi
atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kerterkaitan antara keduanya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 4


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Sedangkan berdasarkan tahapan dalam proses pelaksanaannya, keduanya memiliki pola arah yang
terbalik satu terhadap lainnya:

Berikut iktisar perbedaan antara keduanya:

Dasar Pembanding Akuntansi Auditing


Makna Penyelenggaraan catatan secara Inspeksi atas catatan dan laporan
sistematis dari suatu entitas dan keuangan dari suatu entitas
penyusunan laporan keuangan pada
akhir periode
Basis pelaksanaan Standar akuntansi (PSAK, PSAP, dll) Standar Audit (SA)
Pelaksana Akuntan Auditor
Tujuan Menyajikan informasi tentang posisi Menyatakan kesesuaian antara fakta
keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, atas asersi manajemen dalam laporan
arus kas dan CALK keuangan dengan kriteria-kriteria
Titik awal / start Akuntansi dimulai ketika Dimulai ketika akuntansi berakhir
penyelenggaran pembukuan berakhir
Periode Proses yang berkelanjutan, dari hari ke Proses yang bersifat periodik
hari pencatatan transkasi dilakukan

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 5


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

BENTUK-BENTUK AUDIT
Para akuntan publik yang beregister (CPA) umumnya memberikan tiga bentuk jasa audit kepada publik,
yaitu:

1. Operasional Audit ( Pemeriksaan Operasional/Manajemen)


Operasional atau manajemen audit merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian
kebijakan dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi , efektifitas, dan
ekonomisasinya. Audit operasional bisa menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan. Hasil dari audit operasional berupa rekomendasi-
rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit macam ini lebih merupakan konsultasi
manajemen. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran
untuk memperbaiki operasi.
Sebagai contoh:
Auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan
sistem komputer yang baru dipasang. Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan
efektifitas operasional sistem computer sehubungan dengan transkasi ini sudah memenuhi
kriteria yang ditetapkan. Audit ini jauh lebih sulit dari pada audit ketaatan dan audit keuangan.
Selain itu, penetapan kriteria untuk mengevaluasi informasi dalam audit operasional juga dapat
bersifat subjektif.

2. Compliance Audit ( Audit Ketaatan )


Audit ini berfokus pada menghidupkan kembali tingkat kepatuhan terhadap kebijakan yang
dibuat oleh organisasi atau persyaratan peraturan eksternal. Ini pada dasarnya memverifikasi
kepatuhan peraturan termasuk peraturan perundangan, peraturan, persyaratan kontrak dan
peraturan. Ini mencoba untuk menentukan apakah ada pelanggaran terhadap undang-undang
dan peraturan yang berlaku yang mempengaruhi organisasi. Prosedur dan peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan memainkan peran penting dalam menjaga kelancaran fungsi sistem,
dan oleh karena itu audit ini memainkan peraturan penting untuk mengetahui apakah peraturan
ini diterapkan dengan benar atau tidak.

Audit ini dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur,
aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit
ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, tidak untuk dipublikasikan kepada pengguna
luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagia besar pekerjaan
jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.

3. Financial statement audit ( Audit atas Laporan Keuangan )


Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan
(informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria
yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP – SAK di Indonesia),

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 6


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan
menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi
tersebut. dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan
apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang vital atau salah saji lainnya.
Audit terkait keuangan mencakup penentuan apakah:
a. Informasi keuangan disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan atau yang ditetapkan;
b. Entitas telah mematuhi persyaratan kepatuhan keuangan tertentu; atau
c. Struktur pengendalian internal entitas atas pelaporan keuangan dan atau pengamanan
aset (safeguard of asset) telah dirancang dan diimplementasikan dengan tepat untuk
mencapai tujuan pengendalian.

Dalam konteks tata kelolah keuangan negara, berdasarkan UU no. 15 tahun 2004 dan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), terdapat tiga jenis audit keuangan Negara, yaitu:

1) Audit Keuangan
Adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Audit Kinerja
Adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai macam bukti
untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas
publik. Audit kinerja juga memperhatikan biaya serta manfaatnya, yang berarti suatu kegiatan
tidak hanya diharapkan dengan biaya murah tetapi juga diperhatikan manfaatnya bagi
masyarakat. Jika biaya murah tetapi tidak bermanfaat maka kegiatan atau program dianggap
berkinerja tidak baik.
Dalam konteks audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah, tujuan
utama audit kinerja adalah untuk menilai aspek ekonomis, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
tugas pemerintahan. Aspek ekonomis adalah aspek kinerja yang berkaitan dengan sumber daya
(input), baik dari sisi pengadaannya maupun pemanfaatannya. Aspek efisiensi adalah aspek
kinerja yang berkaitan dengan hasil yang diperoleh (output). Aspek efisiensi berkaitan dengan
aspek ekonomis karena untuk menilai kinerja aspek efisiensi tidak cukup jika melihat output-nya
saja, tetapi harus dikaitkan dengan sumber daya (input) yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut. Efektifitas adalah aspek kinerja yang berkaitan dengan tingkat pemanfaatan
output dalam mencapai tujuan/sasaran yang ditetapkan. Instansi pemerintah dinilai efektif
apabila output yang dihasilkannya dapat memenuhi tujuan/sasaran yang ditetapkan. Dengan
kata lain, menilai aspek efektifitas pada audit kinerja berarti menilai outcome dari output dalam
pencapaian tujuan/sasaran yang ditetapkan.

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 7


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Untuk dapat melaksanakan audit kinerja, Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
perlu memahami proses atau tahapan audit kinerja yaitu:
a) Perencanaan strategis audit kinerja
b) Perencanaan audit kinerja individual
c) Pelaksanaan audit kinerja (field work)
d) Pelaporan audit kinerja
e) Pemantauan tindak lanjut rekomendasi audit kinerja.
APIP adalah Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan
pengawasan, dan terdiri atas:
(a) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggung jawab
kepada Presiden
(b) Inspektorat Jenderal (Itjen)/Inspektorat Utama (Ittama)/Inspektorat yang bertanggung
jawab kepada Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
(c) Inspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur, dan
(d) Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota.

3) Audit dengan Tujuan Tertentu


Adalah audit khusus, diluar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan
kesimpulan atas hal yang diaudit.

Ditinjau dari luasnya pemeriksanaan yang dilakukan, audit dapat dibedakan menjadi:

1) Audit Umum / general audit


Audit ini umumnya dilakukan oleh auditor independen dengan tujuan untuk memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan secara menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan
standar professional Akuntan Publik dengan melihat dan menggunakan patokan kode etik
Akuntan Publik.
2) Audit Khusus / special audit
Pemeriksaan khusus adalah suatu bentuk audit  yang dilakukan terbatas dan diminta oleh suatu
perusahaan untuk suatu lingkup khusus tertentu saja. Misalnya sebuah perusahaan
menginginkan audit pada divisi keuangan khusus untuk laporan pengeluaran kas perusahaan.

Sementara ditinjau dari bidang pemeriksaan, maka audit dapat dikelompokan atas:

a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)


Berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan
suatu entitas dengan tujuan memberikan pendapat (opini) tentang laporan tersebut apakah
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Audit Operasional (Management Audit)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 8


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Adalah jenis pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, meliputi kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional manajemen yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk
mengevaluasi apakah kegiatan operasi telah berjalan  secara efektif dan efisien dan ekonomis.
c. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Tujuanya untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati berbagai peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang di tetapkan pihak intern maupun pihak ekstern
entitas/perusahaan.
d. Audit Sistem Informasi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang
melakukan pemrosesan data akuntansi, umumnya menggunakan system Elektronik Data
Processing  (EDP). Hal yang menjadi perhatian auditor, seperti:
(1) Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan computer baik program, komunikasi,
atau data dari akses yang tidak sah, modifikasi bahkan penghancuran.
(2) Pengembangan program yang dilakukan atas otorisasi khusus dan umum dari pihak
manajemen perusahaan.
(3) Pemrosesan transaksi, file, laporan dan catatan computer dengan akurat dan lengkap.
(4) Data file laporan yang tersimpan di computer sangat dijaga kerahasiaanya.
e. Audit Forensik
Tujuan dilakukan audit ini adalah sebagai upaya pencegahan kemungkinan terjadinya
kecurangan (fraud).  Audit ini mngkin diperlukan ketika berhadapan dengan kasus-kasus berikut,
seperti:
(1) Penyelidikan penipuan melibatkan penyalahgunaan dana, pencucian uang, penghindaran
pajak dan perdagangan orang
(2) Kuantifikasi kerugian dalam hal adanya klaim asuransi
(3) Penentuan pembagian keuntungan mitra bisnis jika terjadi perselisihan
(4) Penentuan klaim kelalaian profesional berkaitan dengan pelaksanaan profesi akuntansi
(5) Temuan audit forensik dapat digunakan di pengadilan sebagai pendapat ahli mengenai
masalah keuangan
f. Audit Investigasi
Audit ini mencakup serangkaian kegiatan mengenali (recorganized), menidentifikasi (identify)
dan menguji (examine) fakta-fakta dan informasi yang ada guna mengungkap kejadian yang
sebenarnya dalam rangka pembuktian demi mendukung proses hukum atas dugaan
penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas.
g. Audit Lingkungan
Menurut (Kep. Men. LH 42/1994) audit lingkungan adalah proses manajemen yang meliputi
evaluasi secara sistematik, tercatat (terkumentasi), serta obyektif tentang bagaimana suatu
kinerja manajemen organisasi yang bertujuan memfasilitasi kendali manajemen terhadap upaya
pengendalian dampak lingkungan dan pemanfaatan kebijakan usaha terhadap perundang-
undangan tentang pengelolaan lingkungan.

Sementara ditinjau dari sisi kelompok pelaksana audit, audit dapat dikelompokan atas:
Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 9
AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

1. Auditor Internal

Mempunyai tugas membantu manajemen puncak (top management) dalam mengawasi aset (saveguard


of asset) dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan dimana mereka sehari-hari bekerja pada
perusahaan yang mereka audit. Oleh karena itu tugas auditor intern adalah mengaudit manajemen
perusahaan termasuk compliance audit. Meskipun demikian, dalam pelaknaannya mereka harus tetap
mempertahankan independensi sikap mentalnya selaku auditor.

Audit internal biasanya berpusat pada beberapa kegiatan utama yang meliputi:

(a) Memantau efektivitas pengendalian internal dan mengusulkan tindakan perbaikan


(b) Menyelidiki kasus kecurangan dan pencurian yang terjadi
(c) Memantau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada
(d) Meninjau dan memverifikasi bila diperlukan, informasi keuangan dan operasi
(e) Mengevaluasi kebijakan dan prosedur manajemen risiko perusahaan
(f) Melakukan evaluasi atas efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi dan proses.

2. Auditor Ekstern

Bekerja pada seuatu lembaga (BPK) / KAP yang statusnya di luar struktur organisasi perusahaan yang
mereka audit dan bekerja secara independen dan objektif. Umumnya hasil kegiatannya auditor ekstern
adalah dihasilkannya suatu laporan audit (audit report).

3. Auditor Pajak

Mempunyai tugas melakukan evaluasi ketaatan wajib pajak berbasis pada undang-undang perpajakan
yang berlaku. Di Indonesia dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah
naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

4. Auditor Pemerintah

Lembaga yang mempunyai tugas menilai kewajaran informasi laporan keuangan instansi pemerintah
(Kementerian dan Lembaga, PEMDA, Pemerintah Pusat dan lain sebagainya) atas pelaksanaan program
dan penggunaan aset milik emerintah. Audit instansi pemerintah umumnya dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

TUJUAN DAN MANFAAT AUDIT


Tujuan Audit

Audit merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. Sedangkan tujuan audit
secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 10


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

1. Kelengkapan (Completeness). Untuk menyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau
ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.

2. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat
berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan
tepat.

3. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat
memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus
benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.

4. Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
telah diterapkan dengan benar.

5. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal
diklasifikasikan secara tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan
didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.

6. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang
benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan
saldo sudah dilakukan dengan tepat.

7. Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca
dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang
dicatat mendekati akhir suatu periode akuntansi.

8. Pengungkapan (Disclosure). Untuk menyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan


pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan
dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

Audit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit memberikan banyak manfaat bagi dunia bisnis yang
kegiatannya semakin lama semakin kompleks, terutama oleh pelaku ekonomi yang menggunakan
laporan audit sebagai dasar pengambilan keputusan. Tanpa menggunakan jasa auditor independen,
manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan
yang disusun manajemen dapat dipercaya.

Manfaat audit

1. Meningkatkan Kredibilitas perusahaan

2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran

3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

4. Mendorong efisiensi pasar modal

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 11


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT


Jasa Asurans

“Jasa professional yang independen yang bertujuan meningkatkan kualitas informasi bagi para
pengambil keputusan”.

Pengguna jasa ini berkepentingan dengan keterandalan dan relevansi informasi yang dijamin jasa ini
untuk kepentingan pembuatan keputusan. Jasa ini tidak hanya monopoli pada akuntan, tetapi juga oleh
berbagai profesional lainnya. Sebagai contoh, YLKI yang melakukan pengujian atas produk-produk yang
digunakan konsumen dan membuat laporan mengenai kualitas produk-produk tersebut di media-media
infromasi yang ada. Informasi ini dibutuhkan konsumen sebagai masukan dalam memutuskan produk
apa yang dijamin kualitasnya untuk dikonsumsi. Akuntan juga memberikan jasa asurans, misalnya
sehubungan dengan pelaksanaan kontes kecantikan atau loterei untuk memastikan bahwa proses
penentuan pemenang konte atau loterei sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

Jasa Atestasi

Salah satu jasa asurans yang diberikan oleh akuntan adalah ajasa atestasi. Jasa atestasi adalah:

“bentuk jasa asurans dimana KAP menerbitkan suatu laporan tentang keandalah dari suatu
asersi yang dibuat oleh pihak lain”

Terdapat 5 kategori jasa atestasi oleh KAP:

a) Audit atas laporan keuangan


Dalam audit atas laporan keuangan historis, manajemen memberikan pernyataan (asersi) bahwa
laporan keuangan telah disajikansecara wajar sesuai dengan SAK. Audit laporan keuangan ini
adalah bentuk jasa atestasi dimana auditor menerbitkan laporan tertulis yang mengekspresikan
opininya, apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material
sesuai dengan SAK.
b) Atestasi mengenai pengendalian internal (internal control) atas laporan keuangan
Untuk jasa atestasi ini, KAP diminta untuk mengevaluasi efektvitas pengendalian interen atas
asersi manajemen bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan diimplementasikan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pasal 404 dalam Sarbanes-Oxley Act mewajibkan perusahaan-perusahaan yang telah go public
melaporkan penilaian manajemen atas efektivitas pengendalian internal. Undang-undang ini
juga mengharuskan auditor memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal
atas pelaporan keuangan. Evaluasi ini, yang dipadukan dengan audit atas laporan keuangan,
mempertebal keyakinan pemakai tentang pelaporan keuangan di masa depan, karena
pengendalian internal yang efektif mengurangi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
mendatang
c) Reviu (review) atas laporan keuangan

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 12


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Hampir sama dengan audit atas laporan keuangan, hanya saja berbeda dalam hal luasnya
pemeriksaan dan jaminan keakuratan yang diberikan. Banyak perusahaan nonpublik yang tidak
bersedia membiayai audit atas Laporan Keuangan tersebut, sehingga dalam kondisi seperti ini
akuntan publik dapat membantu menyediakan jasa review.
d) Jasa atestasi atas teknologi informasi
Dalam hal ini KAP menerbitkan laporan mengenai tingkat keandalan dan keamanan teknologi
informasi. AICPA dan CICA (Kanada) telah mengembangkan lima prinsip terkait privacy,
keamanan, integritas pemrosesan, ketersediaan dan kerahasiaan yang digunakan dalam
memberikan berbagai jasa terkait teknologi informasi.
e) Jasa atestasi lainnya
KAP dewasa ini telah mengembangkan jasa-jasa baru perluasan dari jasa audit atas laporan
keuangan; misalnya atestasi atas laporan keuangan prospektif (prakiraan dan proyeksi), data
statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi seperti reksa dana, atau karakteristik
perangkat lunak computer dan sebagainya. Dalam hal ini KAP harus tetap independen dan
memberikan jaminan atas informasi yang digunakan oleh para pembuat keputusan. Berbeda
dengan jasa atestasi lainnya, KAP tidak diharuskan menerbitkan suatu laporan, namun hanya
fokus pada peningkatan kualitas informasi, seperti asurans yang diberikan KAP terkait
penggunaan data personal para pelanggan oleh perusahaan.

Sementara jasa non asurans yang diberikan oleh akuntan kepada pihak lain adalah:
a) Jasa akuntansi dan pembukuan (bookkeeping & accounting services)
b) Jasa perpajakan (tax services)
c) Jasa konsultasi manajemen (management consulting / advisory services)

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK - SPAP


Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar
teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP
dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP
IAPI). Adapun SPAP mencakup:

Standar umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor. (Keahlian dan Pelatihan Teknis yang Memadai).
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor. (Independensi dalam Sikap Mental).
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama. (Kemahiran Profesional dengan Cermat dan
Seksama).

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 13


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Standar pekerjaan lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus di supervisi
dengan semestinya. (Perencanaan dan supervisi yang cukup).
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. (Pemahaman yang memadai
atas struktur pengendalian intern).
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit. (Bahan bukti audit yang kompeten).

Standar pelaporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. (Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum).
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. (Pernyataan mengenai
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum).
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor. (Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan).
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Jenis Standar Profesional

1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Standar Jasa Konsultansi
5. Standar Pengendalian Mutu

Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa
yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.

1. Standar Auditing

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan
beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing
(PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted
Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 14
AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA).

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di dalam standar
auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik
dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat
wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng
(IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan
yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan
atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan
perlausan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh
anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

2. Standar Atestasi

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh
seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas
telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh
satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan
keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi:

(a) pemeriksaan (examination),


(b) Review, dan
(c) Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar
auditing. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, diatur
berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam standar atestasi. Standar atestasi
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

3. Standar Jasa Akuntansi dan Reviu (Review)

Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 15


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan tujuan
audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan audit adalah
untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk
menyatakan pendapat akuntan.

Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:

a) Kompilasi laporan keuangan – penyajian informasi-informasi yang merupakan pernyataan


manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan
b) Review atas laporan keuangan - pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis
yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas,
bahwa tidak terdapat modifikasi material yagn harus dilakukan atas laporan keuangan agar
laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
c) Laporan keuangan komparatif – penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua
periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom

4. Standar Jasa Konsultansi

Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang menyediakan jasa
konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultansi, para praktisi
menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi
ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi
dilaksanakan untuk kepentingan klien.

Jasa konsultansi dapat berupa:

(a) Konsultasi (consultation) – memberikan konsultasi atau saran profesional (profesional advise)
berdasarkan pada kesepakatan bersama dengan klien. Contoh jenis jasa ini adalah review dan
komentar terhadap rencana bisnis buatan klien

(b) Jasa pemberian saran profesional (advisory services) - mengembangkan temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh jenis jasa ini adalah
pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik

(c) Jasa implementasi - mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya dan
personel klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan
implementasi. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa
pendukung yang berkaitan.

(d) Jasa transaksi - menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien
yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan.

(e) Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya - menyediakan staf yang memadai (dalam hal
kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 16


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

ditentukan oleh klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan
mengharuskan demikian. Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas pemrosesan data

(f) Jasa produk - menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas
instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah
penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan implementasi perangkat
lunak komputer

5. Standar Pengendalian Mutu

Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor akuntan
publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut
Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan
oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit,
atestasi dan konsultansi meliputi:

(1) independensi – meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus
mempertahankan independensi
(2) penugasan personel – meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional
yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud
(3) konsultasi – meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang
dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan
(judgement), dan wewenang memadai
(4) supervisi – meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang
ditetapkan oleh KAP
(5) pemekerjaan (hiring) – meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki
karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara
kompeten
(6) pengembangan profesional – meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan
memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan
profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan
pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk
kemajuan karier mereka di KAP
(7) promosi (advancement) – meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi
memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
(8) penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien – menentukan apakah perikatan dari
klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya
hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada
prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 17


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

(9) inspeksi – meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain
pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 18


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Dengan demikian, perbedaan antara SPAP Baru dan SPAP lama diiktisarkan sebagai berikut:

Gambar lingkup keseluruhan jasa asurans dapat dilihat sebagai berikut:

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 19


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

LAPORAN AUDIT
Pada akhir pelaksanaan kegiatan audit setelah bukti-bukti dievaluasi dalam kesesuaiannya dengan PSAK,
auditor menerbitkan laporan yang berisikan opini akuntan tentang kewajaran Laporan keuangan yang
telah dibuat dan merupakan tanggung jawab manajemen.

Jenis-jenis pendapat akuntan

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29), terdiri dari 5 jenis yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion).


Audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan
kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Oponion with
explanatory language).
Dalam hal ini terdapat keadaan tertentu yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat
wajar oleh auditor. Keadaan tersebut misalnya sebagai berikut:
a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor independen lain.
b) Karena belum adanya aturan yang jelas maka Laporan keuangan dibuat menyimpang dari
SAK.
c) Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang yang hasilnya
belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit. Terdapat keraguan yang besar
terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
d) Di antara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam penerapan prinsip
akuntansi.
e) Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tidak disajikan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion).
Dalam hal ini sebenarnya laporan keuangan dapat dikatakan wajar dalam segalam hal yang
material, tapi terdapat sesuatu penyimpangan atau kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga
harus dikecualikan. Pengecualian tersebut misalnya sebagai berikut:
a) Bukti kurang cukup
b) Adanya pembatasan ruang lingkup
c) Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion).
Laporan Keuangan secara keseluruhan menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
(SAK). Dalam hal ini auditor harus memberi tambahan paragraf untuk menjelaskan
ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai dengan dampak dari akibat ketidakwajaran
tersebut pada laporan auditnya.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion). Opini ini diberikan ketika
adanya ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak dapat melaksanakan
pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAPI (Institut Akuntan Publik

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 20


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Indonesia). Dalam laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan ruang
lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak memberikan pendapat.

Adapun yang menjadi unsur-unsur pokok dalam laporan audit auditor independen antara lain sebagai
berikut:

a) Judul, ―Laporan Audit Independen


b) Alamat, ―Pihak yang memberi penugasan
c) Paragraf Pendahuluan
d) Paragraf Ruang Lingkup
e) Paragraf Pendapat
f) Identitas Kantor Akuntan Publik, ―Nama, No. Induk Akuntan Publik, Tanda tangan‖
g) Tanggal Laporan, ―Tanggal yang dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pemeriksaan‖

Berikut terlampir beberapa laporan jasa atestasi yang diberikan auditor independen:

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 21


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Lampiran 1: Report Perikatan Riviu (Standar Perikatan Riviu 2400)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 22


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Lampiran 2: Opini Wajar dengan Pengecualian (SA 705 - Modifikasi Terhadap Opini)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 23


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Lampiran 3: Opini Tidak Menyatakan Pendapat (SA 705 – Modifikasi Terhadap Opini)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 24


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Lampiran 4: Opini Tidak Wajar (SA 705 – Modifikasi Terhadap Opini)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 25


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Lampiran 5: Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati


(Contoh: Laporan dalam hubungannya dengan akuisisi)

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 26


AUDITING I JASA ASURANS, ATESTASI DAN AUDIT

Djedoma Gonzaga Aloysius,SE., MSi., Ak., CPA 27

Anda mungkin juga menyukai