Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi .

2.1.1 Pengertian Komunikasi.

Menurut Khomsahrial (dalam Rahmad Restu 2015:4) komunikasi internal

adalah penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepadam

penerima,baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi dalam

Menurut Khaerul Umam (2018:219) komunikasi berasal dari bahsa latin Cum

sebuah kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan dan kata units,

sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda

communion, artinya kebersamaan , persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan,

dan hubungan. Yang berarti sesuatu berarti sesuatu membagi sesuatu dengan

seseorang , bercakap - cakap , bertukar fikiran , berhubungan , berteman.

lingkungan organisasi.

Menurut Lawrence D. Brennan (dalam Yuanita 2014: 122) komunikasi

internal didefinisikan sebagai: “interchange of ideas among the administrators

and its particular structure (organization) and interchange of ideas horizontally

an vertically within the firm wich gets work done (operation and management.”

(Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu

perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan

tersebut lengkap dengan stukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran

gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawatan yang

menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).

6
7

2.1.2 Proses Komunikasi

Menurut Khaerul Umam (2018:223) Proses komunikasi memiliki dua model

yaitu model linier dan model sirkuler.

1. Model linier mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua

garis lurus, yaitu proses komunikasi berawal dari komunikator dan

berakhir pada komunikan.

2. Model sirkuler di tandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian,

proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik

lainya jadi proses komunikasi sirkuler berbalik satu lingkaran penuh.

2.1.3. Bentuk-Bentuk Komunikasi.

Menurut Khaerul Umam (2018:224) dalam komunikasi 2 bentuk yaitu.

1. Komunikasi Verbal yaitu informasi disampaikan secara verbal atau

lisan.

2. Komunikasi Non Verbal disampaikan dengan menggunakan

isyarat, ,gerak-gerik ,barang , waktu , cara berpakaian, atau sesuatu

yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat

tertentu.

2.1.4. Indikator Komunikasi.

Menurut Khaerul Umam (2018:220) dalam komunikasi terdapat tiga

indikator yang mutlak harus dipenuhi.

1. Komunikator ( sender atau Pengirim). adalah orang yang menyampaikan

pertanyaan kepada komunikan . Komunikator bisa perseorangan ,

kelompok, atau organisasi pengirim berita.

U7
8

2. Komunikan ( Receiver / Penerima ). adalah partner dari komunikator

dalam komunikasi. Sesuai namanya, ia berperan sebagai penerima berita

dalam komunikasi , peran pengirim dan penerima selalu bergantian

sepanjang pembicaraan.Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau

menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan dengan berbagai cara.

3. Cannel (Saluran atau Media) adalah saluran atau jalan yang di lalui oleh

isi pernyataan komunikator kepada komunikan atau jalan yang dilalui

feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim

pesan . pesan berupa kata-kata atau tulisan, tiruan , gambaran, atau

perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai

cannel yang berbeda seperti, tivi telepon, e-mail, SMS, dan sebagainya.

2.2. Kepemimpinan.

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan.

Menurut Khaerul Umam (2018:270) Kepemimpinan adalah kekuaasaan

untuk mempengaruhi seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan

sesuatu . Untuk itu kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara

aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam mewujudkan tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.

Menurut Armstrong (dalam Niken 2015:53) menyatakan kepemimpinan

adalah, “Proses memberi inspirasi kepada semua karyawan agar bekerja sebaik-

baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan”. Kepemimpinan adalah cara

mengajak karyawan agar bertindak benar, mencapai komitmen, dan memotivasi

mereka untuk mencapai tujuan bersama.

U8
9

Menurut George Terry ( dalam Khaerul Umam 2018:273) Kepemimpinan

adalah aktivitas mempengaruhi orang lain secara sukarela berjuang mencapai

tujuant-tujuan kelompok.

2.2.2.Tipe Kepemimpinan.

Menurut Khaerul Umam (2018:283) dapat diklasifikasikan menjadi lima

tipe utama kepemimpinan yaitu.

1. Tipe Kepemimpinan demokratis ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah:

a. Menganggap organisasi adalah milik sendiri.

b. Mengidentikkan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi.

c. Menganggap bahwa bawahan adalah alat semata.

d. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain

e. Selau bergantung pada kekuasaan formal.

f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan

yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.

2. Tipe kepemimpinan militeristis ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah:

a. Dalam mendengarkan bawahanya, perintah mencapai tujuan

digunakan sebagai alat utama.

b. Sangat suka menggunkan pangkat dan jabatanya dalam

menggerakkan bawahan.

c. Senang pada formalitas yang berlebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.

e. Tidak mau menerima kritikkan dari bawahan.

U9
10

f. Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Kepemimpinan fathernalistis ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah:

a. Menganggap bawahan sebagai manusia tidak dewasa.

b. Bersikap terlalu melindungi bawahan.

c. Jarang berikan kesempatan kepada bawahan untuk

mengembangkan inisiatif.

d. Sering menganggap dirinya maha tau.

4. Tipe Kepemimpinan Kharismatis ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah:

Mempunyai daya tarik yang amat besar karena mempunyai pengikut yang

sangat besar, kebanyakan pengikut menjelaskan alasan mereka mengikuti

pengikut seperti ini.

5. Tipe Kepemimpinan demokratis ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah:

a. Dalam proses menggerakkan bawahan, selalu bertolak belakang

dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahkluk yang termulia di

dunia.

b. Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan pribadi

dengan kepentingan organisasi.

c. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan dari kritik bawahan.

d. Lebih menintikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.

e. Berusaha mengembangkan kapasitas diripribadinya sebagai

pemimpin.

2.2.3. Tujuan Kepemimpinan

Menurut Rauch dan Behling (2011:46). Kepemimpinan, tentunya kita juga

perlu mengetahui apa tujuan kepemimpinan tersebut. Berikut penjelasannya:

U10
11

1. Sarana untuk mencapai tujuan . Kepemimpinan adalah sarana penting untuk

mencapai tujuan. Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan

bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa mengetahui jiwa

kepemimpinan dari seseorang.

2. Memotivasi Orang Lain. Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk

membantu orang lain menjadi termotivasi, mempertahankan serta meningkatkan

motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik adalah

pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai tujuang yang

diinginkan.

2.2.4.Indikator Kepemimpinan.

Menurut Hadari Nawawi dalam Sutikno (2014:36), kepemimpinan seorang

dapat dilihat dan dinilai dari beberapa indikator sebagai berikut:

1. Tipe Otokratik .

Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak

pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultas dengan orang

lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin

yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya

dipandang sebagai karakteristik yang negatif.

2. Tipe Kendali Bebas (Laissez-Faire).

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan

otokratik. Dalam tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku

yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang

pemimpin kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan

U11
12

membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Sifat

kepemimpinan pada tipe kendali bebas seolah - olah tidak tampak.

Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada

orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan

menurut kehendak dan kepentingan masing – masing, baik perseorangan

maupun kelompok-kelompok kecil. Disini seorang pemimpin mempunyai

keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas – luasnya

terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.

3. Tipe Demokratik.

Yang dimaksud dengan tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang

demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis.

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan

menghargai saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui

forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Untuk mencapai

keefektifan organisasi, penerapan beberapa tipe kepemimpinan di atas

perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan

kepemimpinan situasional. Untuk dapat mengembangkan tipe

kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan

khusus yakni, Kemampuan analitis, kemampuan untuk menilai tingkat

pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas

2.3. Kinerja.

2.3.1 Pengertian Kinerja.

U12
13

Menurut Khaerul Umam (2018:186) Kinerja adalah cacatan mengenai

akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktivitas selama

periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi.

Menurut Kane,Benardin & Russell (dalam Khaerul Umam 2018:186)

Kinerja merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatanyang dapat

diukur dari akibatyang dihasilkan.

Menurut Miner (dalam Menurut Khaerul Umam 2018:287) mengatakan

bahwa kinerja sebagai peluasan dari bertemunya individu dan harapan tentang apa

yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu peran, dan kinerja

tersebut merupakan evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam organisasi, yang

membutuhkan stadardisasi yang jelas.

2.3.2.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja.

Menurut Mangkunegara (dalam Khaerul Umam 2018:189) faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja yaitu:

1. Kemampuan (ability) pegawai terdiri atas kemampuan potensi dan

kemampuan realita. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada

pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya.

2. Motivasi faktor ini terbentuk dari sikap seorsng pegawai dalam mengatasi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan pegawai

kearah pencapaian tujuan kerja.

3. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk

berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

U13
14

2.3.3. Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Khaerul Umam (197:2018) Penilaian kinerja karyawan secara

umum memberikan berbagai manfaat bagi kedua pihak yaitu organisasi maupun

karyawan. Berikut penilaian kinerja karyawan yang perlu diketahui :

1. Memberikan informasi mengenai hasil-hasil yang diinginkan dari suatu

pekerjaan.

2. Mencegah adanya miskomunikasi terkait kualitas kerja yang diharapkan.

3. Menciptakan peningkatan  produktivitas karyawan dikarenakan

adanya feed back reward bagi karyawan yang berprestasi.

4. Menghargai setiap kontribusi.

5. Menciptakan komunikasi dua arah antara pihak manajer dengan karyawan.

2.3.4.Indikator Kinerja.

Menurut Robbins, 2016:260) Indikator untuk mengukur kinerja karyawan

secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan karyawan. 

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 

3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal

waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output

serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 

U14
15

4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud

menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 

5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan

dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu

tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan

tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu judul ini adalah

Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis judul
Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun) penelitian
1 Niken Dwi Pengaruh Hasil penelitian Dimana Lokasi dan
Ardilla dan Kepemimpinan, 1)Variabel kepemimpinan , Variabel X1 tempat
Hengky Komunikasi komunikasi internal, dan motivasi yang X 2 penelitian
Pramusinto Internal, Dan kerja berpengaruh terhadap kinerja komunikasi
(2015) Motivasi Kerja pegawai di Badan Pemberdayaan internal di
Terhadap Kinerja Perempuan, Perlindungan Anak, teliti yaitu
Pegawai Bp3akb dan Keluarga Berencana Provinsi Kepemimpin
Provinsi Jawa Jawa Tengah dengan nilai an dan y
Tengah kontribusi simultan sebesar 51,4%. kinerja
Jadi, peningkatan kepemimpinan,
komunikasi internal dan motivasi
kerja akan mempengaruhi kinerja
pegawai.
2) Kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai di Badan
Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Tengah
dengan nilai kontribusi parsial
sebesar 10,63%. Jadi, semakin baik
sifat yang dimiliki seorang atasan
maka kinerja pegawai akan
semakin meningkat pula, begitu
juga sebaliknya semakin
kurang kepemimpinan yang
dimiliki oleh seorang atasan, maka
kinerja pegawai juga semakin
U15
16

menurun.
3) Komunikasi internal
berpengaruh terhadap kinerja
pegawai diBadan Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Tengah dengan nilai
kontribusi parsial sebesar 10,17%.
Jadi, semakin baik komunikasi
internal yang terjalin, kinerja
pegawai akan meningkat dan begitu
juga sebaliknya semakin buruk
komunikasi internal yang terjalin
maka kinerja pegawai menurun.
2 Yuanita Pengaruh Hasil Penelitian Dimana Variabel
Widyanti Komunikasi a. Ada pengaruh komunikasi Variabel Memiliki
Sofiana Internal, Reward internal terhadap motivasi kerja X1 sama 4 variabel
Sari (2014) dan Punisment karyawan BPR Nur Semesta Indah komunikas
Terhadap Kencong dengan arah positif, i internal
Motivasi Kerja maka jika ada peningkatan atau
Karyawan di perbaikan pada komunikasi
BPR Nur internal, maka akan memberikan
Semesta Indah pengaruh dalam meningkatkan
Kencong motivasi kerja karyawan BPR
Kabupaten NurSemesta Indah Kencong;
Jember b. Ada pengaruh reward terhadap
motivasi kerja karyawan BPR Nur
Semesta Indah Kencong dengan
arah positif, maka jika ada
peningkatan atau perbaikan pada
reward, maka akan memberikan
pengaruh dalam meningkatkan
motivasi kerja karyawan BPR Nur
Semesta Indah Kencong;
c. Ada pengaruh punisment
terhadap motivasi kerja karyawan
BPR Nur Semesta Indah Kencong
dengan arah positif, maka jika ada
peningkatan atau perbaikan pada
punisment, maka akan memberikan
pengaruh dalam meningkatkan
motivasi kerja karyawan BPR Nur
Semesta Indah Kencong;
3 1.Rahmad Pengaruh Hasil Penelitian mengenai Dimana Perbedaan
Restu Komunikasi pengaruh dari variabel komunikasi Variabel nya pada
Udayanto, Internal Dan internal terhadap disiplin kerja X1 dan Y variabel
2.Wayan Disiplin Kerja pada PT Coca-cola Distribusi nya sama X2 dan
Bagia,
U16
17

3. Ni Terhadap Kinerja Indonesia SO Singaraja objek


Nyoman Karyawan Pada menunjukkan bahwa komunikasi penelitian
Yulianthini Pt Coca-Cola internal berpengaruh secara positif
(2015) dan signifikan terhadap disiplin
kerja. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian dari Masithoh
(2008) yang menyatakan
komunikasi internal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
disiplin kerja.Komunikasi yang
efektif penting bagi manajer dan
karyawan sehingga menimbulkan
suasana sikap saling terbuka yang
akan menumbuhkan suatu ikatan
batin yang kuat antara semua
orang yang terlibat dalam
perusahaan, dan pada akhirnya
akan menimbulkan kekompakan
secara psikologis dan akan
menumbuhkan kedisiplinan kerja
yang tinggi Handoko (2001: 271).
Sumber :Data diolah peneliti 2019

2.5. Kerangka Konseptual.

Menurut sugyono (2018:93).“Kerangka konseptual merupakan rumusan

model terperinci dari masalah yang diberikan dan menggambarkan rangkaian

variable yang akan diteliti . kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual.

KOMUNIKASI (X1)
1) Komunikator( sender /Pengirim). Kinerja (Y)
2) Komunikan ( Receiver / Penerima ). 1) Kualitas.
3) Cannel (Saluran atau Media) 2) Kuantitas.
3) Ketepatan waktu.
Khaerul Umam (2018)
4) Efektivitas.
5) Kemandirian.

KEPEMIMPINAN(X2) Robbins (2016 )

1) Tipe Otokratik
U17
2) Tipe Kendali Bebas (Laissez-Faire)
3) Tipe Demokratik
18

Sumber : Data di olah peneliti 2019


Sumber :Data diolah peneliti 2019

U18

Anda mungkin juga menyukai