Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IPA LINGKUNGAN

SAMPAH

Oleh:

Wahyuni Vardilla

1820178

PGSD VB

Dosen Pembimbing:

Sisri Wahyuni, M. Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) ADZKIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya Iman dan
Islam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita, pemimpin umat
akhir zaman, Rasululloh Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang yang disinari dengan cahaya hidayah dan taufiq.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah “Sampah”. Dimana tugas
ini dibuat untuk memenuhi tugas individu dalam mata kuliah IPA LINGKUNGAN. Maka dari
itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dalam penugasan ini demi perbaikan tugas
selanjutnya.

Pasaman , 19 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan konsekuensi dari semua aktifitas yang dilakukan manusia. Apabila
tidak terdapat kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah, sampah dapat menimbulkan
permasalahan lingkungan. Timbunan sampah yang selalu bertambah tiap tahunnya,
menyebabkan banyak permasalahan terjadi di Tempat Pembuangan Akhir. Persoalan sampah
tidak hentihentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan pola hidup serta budaya masyarakat
itu sendiri. Olehnya penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata akan tetapi
penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas. Dalam hal penanganan sampah
dapat diasumsikan bahwa laju produksi sampah tidak sebanding dengan proses penanganannya.
Hal tersebut tentu memacu pemerintah daerah untuk lebih awal memikirkan bagaimana strategi
yang efisien dalam menanggulangi masalah persampahan.

Dalam kapasitas kota sebagai sumber pemenuhan kebutuhan manusia maka sudah


seyogyanya untuk menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang memadai dalam menjaga
kelestarian lingkungan melalui pengelolaan persampahan yang baik. Perkembangan
produksi sampah setiap harinya mengalami peningkatan yang cukup tajam, olehnya diharapkan
agar pengelolaannya juga dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun demikian, berdasarkan
pengamatan empiris terlihat bahwa antara produksi sampah dengan kemampuan untuk mengelola
sampah tersebut tidak seimbang. Penyebabnya adalah terbatasnya sarana pengumpulan
dan pengangkutan sampah. Permasalahan ini bukan hanya akan menjadi masalah jangka pendek,
tetapi akan menjadi masalah jangka panjang, sehingga perlu disentuh dengan
kebijakan pemerintah daerah, dengan demikian maka penangannya akan lebih terintegrasi
dengan hasil maksimal.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu sampah?

2. Apa saja penggolongan sampah


3. Bagaimana cara mengelola sampah sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup?

C. Tujuan

1. Mampu memahami dan menjelaskan arti sampah

2. Memahami penggolongan sampah

3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola sampah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah

Secara umum masyarakat mengenal sampah sebagai sesuatu benda yang dihasilkan dari


berbagai benda yang telah digunakan dan tidak diperlukan lagi oleh manusia. Sedangkan
pengertian limbah adalah : “ Limbah adalah suatu benda yang saat itu dianggap tidak berguna
lagi, kehadirannya tidak diinginkan dan tidak disenangi, harus segera disingkirkan, merupakan
benda buangan yang timbul dari lingkungan masyarakat normal. Bentuk limbah adalah
padat, cair dan gas. ”

1. Definisi Sampah berdasarkan Peraturan yang Berlaku

Pengertian sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau
semi-padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.

2. Definisi Sampah menurut WHO

Menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah barang yang berasal dari


kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang
dibuang. Pengertian tersebut mengartikan bahwa limbah sisa buangan merupakan benda yang
tidak disenangi sehingga banyak orang yang akan membuangnya ke alam. Banyak sisa buangan
dari material tertentu yang membutuhkan waktu lama untuk terurai di alam dan menimbulkan
sejumlah masalah pada lingkungan.

B. Penggolongan sampah

Sampah dapat digolongkan kedalam beberapa golongan yang didasarkan pada asalnya,
yaitu;

a. Pasar, tempat-tempat komersil.

b. Pabrik-pabrik atau industri.


c. Rumah tinggal kantor, sekolah, institusi, gedung-gedung umum, dan lain-lain serta

    pekarangannya.

d. Kadang hewan atau pemotongan hewan.

e. Jalan, lapangan dan pertamanan.

f. Sekolah, riol dan septik tank.

Sedangkan pembagian atau penggolongan sampah menurut sumbernya adalah :

a. Sampah domestik, sampah ini berasal dari lingkungan pemukiman atau perumahan ;

b. Sampah komersil, sampah yang dihasilkan dari lingkungan kegiatan perdagangan seperti toko,
restoran, rumah makan, warung, pasar dan swalayan ;

c. Sampah industri, sampah ini merupakan hasil samping kegiatan industri yang jenisnya sangat
tergantung pada kegiatan industri itu sendiri ;

d. Sampah alami dan lainnya, dapat berupa dedaunan, sisa bencana alam dan sebagainya.

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan menjadi:

‘a. Sampah yang mudah membusuk ;

b. Sampah yang tidak mudah membusuk ;

c. Sampah yang mudah terbakar ;

d. Sampah yang tidak mudah terbakar

Berdasarkan sifatnya, sampah padat dikelompokkan menjadi:

a. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
diurai oleh mikroba atau jasad renik (biodegradable). Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan
melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk
sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah,
rumput, daun dan ranting.

b. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik
berupa produk sintetis maupun hasil pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan
menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah detergen,
sampah kaca dan keramik. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya dapat diurai dalam waktu yang
lama. Sampah jenis ini umumnya termasuk sampah rumah tangga misalnya botol plastik, botol
gelas, tas plastik, dan kaleng.

C. Pengelolaan sampah

a. Tipe pengelolaan sampah

Pada dasarnya terdapat 2 macam pengelolaan sampah, yaitu pengelolaan / penanganan


sampah setempat (individu) dan pengelolaan sampah terpusat untuk suatu lingkungan
permukiman atau kota. Penanganan setempat adalah penanganan yang dilaksanakan sendiri oleh
sipenghasil sampah. Sedangkan pengelolaan secara terpusat, khususnya dalam teknis
operasional, adalah suatu proses atau kegiatan penanganan sampah yang terkoodinir.

Jika yang akan dilaksanakan adalah sistem penanganan yang terpusat, maka adanya suatu
institusi yang menangani langsung pengelolaan persampahan mutlak diperlukan. Institusi dalam
sistem pengelolaan persampahan memegang peranan yang sangat penting meliputi, status,
struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi vertikal maupun
horisontal dari badan pengelola.

b. Organisasi dan personil

Adapun struktur organisasi hendaknya disusun dengan mempertimbangkan kriteria ; pola


kerja, beban kerja, pengendalian, rentang kendali dan pedoman. Sedangkan dalam hal kebutuhan
personil, maka sebaiknya mempertimbangkan factor kemampuan. Jumlah personil dalam
organisasi pengelola persampahan harus mencakup kebutuhan tenaga staf dan tenaga
operasional. Untuk memudahkan perhitungan kebutuhan personil, dapat dilakukan dengan
pendekatan setiap 1000 (seribu) jiwa penduduk dibutuhkan 2 (dua) orang petugas

c. Peraturan-peraturan

Pengelolaan persampahan suatu daerah sangat ditentukan oleh peraturan yang


mendukungnya. Peraturan-peraturan tersebut melibatkan wewenang dan tanggung jawab
pengelola kebersihan serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan pembayaran
retribusi.

Macam-macam peraturan daerah yang merupakan dasar hukum bagi pengelolaan


persampahan adalah ;

a. Peraturan daerah yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan kebersihan yang
ditujukan bagi masyarakat.

b. Peraturan daerah mengenai pembentukan institusi formal.

c. Peraturan daerah yang menentukan struktur tarif dan tarif dasar pengelolaan kebersihan.

d. Operasional

Teknik operasional pengelolaan persampahan dimulai dari pewadahan/penyimpanan pada


sumber sampah, kegiatan pengumpulan, pengangkutan serta pembuangannya disuatu tempat
yang aman serta tidak mengganggu lingkungan baik manusia, flora dan fauna atau sumberdaya
lainnya.

D. Masalah yang Terjadi pada Lingkungan Hidup Akibat Sampah

Masalah lingkungan hidup yang berhubungan dengan sampah adalah pencemaran.


Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982)

1. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan


Sampah banyak mempengaruhi hampir semua bidang dalam kehidupan manusia., terutama
dalam bidang kesehatan dan lingkungan.

a. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan

1. Sampah sebagai sarang vektor dan binatang pengerat.

Sampah terutama sampah yang mudah membusuk adalah sumber makanan bagi lalat dan
tikus. Lalat merupakan salah satu perantara beberapa penyakit diantaranya typus perut, diare,
kolera, dan disentri. Demikian pula dengan tikus yang dikenal sebagai sumber penyakit pes,
leptospirosis dan lain-lain.

2. Sampah sebagai sumber infeksi

Sumber infeksi adalah bahan dimana hidup penyebab penyakit untuk sementara waktu
sebelum penyebab penyakit mencapai host yang baru. Seringkali sampah tercampur dengan
bahan-bahan yang bersifat infeksius sehingga sampah dapat dikatakan dengan sumber infeksi.

b. Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan

1. Sampah mencemari lingkungan

Sampah yang tidak ditangani secara baik dapat mencemari air melalui selokan. Sampah
anorganik seperti plastik dan karet akan menyebabkan pendangkalan pada saluran air. Sedangkan
sampah organik yang masuk ke air akan mengganggu keseimbnagan ekosistem karena air akan
mengalami pencemaran dari hasil penguraian bahan organik. Di samping itu, tanah juga akan
mendapat pencemaran dari hasil penguraian sampah organik dan bahan-bahan berbahaya lainnya
yang terkandung dalam sampah.

2. Sampah mengganggu estetika

Sampah baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan kesan tidak estetis.
Terdapatnya tumpukan  sampah yang terkesan tidak dikelola dengan baik akan memberikan nilai
negatif bukan hanya dilihat dari segi estetika, melainkan  menjurus pada kepribadian masyarakat
bahkan bangsa.
2. Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan

Pengelolaan sampah meliputi penampungan, pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,


pendaur ulangan, atau pembuangan dari material sampah.  Tujuan dari pengelolaan
sampahyaitu mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan mengolah
sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan
hidup. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Penampungan
sampah merupakan proses awal yang tujuannya untuk menghindari agar sampah tidak
berserakan sehingga tidak mengganggu lingkungan. Tahap kedua yaitu pengumpulan sampah,
yaitu proses pengambilan sampah dari tempat  penampungan sampai ke tempat pembuangan
sementara. Proses selanjutnya adalah pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan di tempat
penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir. Berhasil tidaknya penanganan sampah
juga tergantung pada sistem pengangkutan yang diterapkan. Pengangkutan sampah yang ideal
adalah dengan truck container tertentu yang dilengkapi alat pengepres. Tempat pembuangan
akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah.
Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuang sampah dari semua
hasil pengangkutan sampah untuk diolah lebih lanjut. Prinsip pembuangan akhir adalah
memusnahkan sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir.

E. Pengelolaan Sampah Organik Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan

a. Pembuatan Pupuk Kompos (Pengomposan atau Composting)

Pengomposan adalah sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan


mikroorganisme sehingga membentuk pupuk kompos. Mengolah sampah menjadi kompos  dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai yang sederhana hingga skala industri atau komersial.
Dalam proses pengomposan, sampah organik secara alami akan diuraikan oleh berbagai jenis
mikroba seperti bakteri, jamur dan lain-lain. Proses peruraian ini memerlukan kondisi yang
optimal seperti kesediaan nutrisi yang memadai, udara yang cukup, dan kelembaban yang tepat.
Di tempat pengomposan, mula-mula sejumlah mikroba akan menguraikan senyawa rantai
panjang yang terkandung dalam sampah, seperti selulosa, karbohidrat, lemak, dan protein
menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti gas karbondioksida dan air. Senyawa-senyawa
sederhana tersebut merupakan makanan bagi mikroba untuk tumbuh dan berkembangbiak
sehingga jumlahnya berlipatganda. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kompos
dikenal sebagai Effective Microorganism (EM). EM bertugas menguraikan sampah organik.
Hasil fermentasinya dapat menciptakan kondisi yang mendukung kehadiran jamur
pemangsa nematoda (cacing parasit pada akar tanaman). Kompos digunakan dalam sistem
pertanian bersifat ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan pupuk organik, disamping
menanggulangi sampah juga menerapkan gaya hidup sehat. 

2. Pakan ternak

Selain digunakan untuk kompos, sampah organik juga dapat digunakan sebagai pakan
ternak. Namun sampah organik yang lebih baik digunakan untuk pakan ternak adalah sampah
sayuran, karena sampah sayuran memiliki kadar air yang relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan sampah buah-buahan. Sehingga jika sampah sayuran dipergunakan sebagai bahan baku
untuk pakan ternak maka bahan pakan tersebut akan relatif tahan lama atau tidak mudah busuk.
Proses pertama yaitu pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang
telah dipisahkan dari sampah anorganik selanjutnya dihancurkan menjadi ukuran yang untuk
memudahkan proses fermentasi. Fermentasi dilakukan untuk meningkatkan kandungan gizi dan
nilai cerna sampah karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif
tinggi. Sampah yang telah difermentasi itu kemudian dikeringkan dengan dijemur. Setelah
kering, sampah hasil fermentasi yang sudah kering lalu digiling hingga menjadi tepung.
Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam mesin
pencampur, sehingga diperoleh pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan ternak.

3. Briket arang

Manfaat lainnya dari sampah organik ini adalah untuk dijadikan briket arang. Sampah
organik yang digunakan contohnya daun-daunan, ranting, dan tempurung kelapa. Proses
pembuatannya yang pertama yaitu pembakaran sampah organik yang dilakukan di tabung
tertutup agar dapat menjadi arang. Setelah menjadi arang, sampah itu kemudian digiling hingga
halus menjadi bubuk arang. Setelah itu, bubuk arang dicampur dengan tepung kanji dan air.
Adonan arang cair kemudian dibentuk dan dipadatkan. Proses pemadatan inilah yang
mempengaruhi kualitas briket arang, semakin padat briket semakin semakin tinggi daya nyala
apinya.
4. Asap cair

Asap cair adalah hasil pengembunan uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak
langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon. Bahan baku yang banyak digunakan
untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu,
dan lain-lain. Asap cair dalam industri pangan, memberi rasa dan aroma yang khas juga sebagai
pengawet karena sifat antimikroba. Prinsip pembentukan asap cair sangat sederhana. Bahan
berkayu di bakar (untuk mendapatkan asapnya), kemudian dilakukan proses pengembunan
sehingga asap menjadi cair.

5. Pembuatan Biogas (Gas Bio)

Biogas merupakan gas-gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik dan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Bahan baku pembuatan biogas
adalah kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran dari kedua bahan tersebut. Proses
pembusukan atau fermentasinya yang terjadi secara anaerobik. Artinya, proses
tersebut berlangsung dalam keadaan tertutup (tanpa oksigen) dan dilakukan oleh
bakteri Metalothrypus methanica. Prosesnya yaitu dengan mencampurkan sampah organik dan
air. Setelah dicampur dengan air, sampah kemudian dicampur dengan bakteriMetalothrypus
methanica. Lalu disimpan di dalam tempat yang kedap udara dan dibiarkan selama dua minggu.

6. Daur Ulang Kertas

Daur ulang kertas dapat dilakukan dengan memanfaatkan kertas menjadi kertas
buram, produk kertas yang sudah dihancurkan bersama dengan air dan diblender, kemudian
dicetak dan dapat digunakan untuk membuat berbagai kerajinan tangan seperti tas dari kardus,
bingkai foto dari kertas koran, dan lain-lain.

b. Pengelolaan Sampah Anorganik Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan

Sampah anorganik yang dapat didaur ulang yaitu sampah plastik, kaca, dan
kaleng. Sampah anorganik berupa plastik seperti kemasan makanan ringan, minyak goreng,
sabun cuci dan plastik lainnya dapat diolah kembali menjadi tas, gantungan kunci, maupun pita
rambut. Sedangkan sampah anorganik berupa kaleng dan botol kaca bekas dapat dimanfaatkan
lagi misalnya untuk pot tanaman atau diberikan kepada pengumpul barang bekas untuk diolah
lagi di pabrik daur ulang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa sampah merupakan barang-
barang yang sudah tidak digunakan kembali yang dapat menimbulkan berbagai kerugian
terutama terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan metode pengelolaan
sampah yang efektif sesuai dengan jenis sampah. Salah satu cara pengelolaan sampah padat yaitu
dengan memilah sampah padat menjadi sampah organik dan anorganik untuk dilakukan proses
pemanfaatan selanjutnya. Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, biogas,
pakan ternak, asap cair, dan briket arang. Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang
menjadi berbagai macam perabot rumah tangga.

B. Saran

Berikut adalah saran yang dapat dipaparkan berdasarkan uraian diatas :

a. Bagi masyarakat, sebaiknya perlu meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan dan


kelestarian lingkungan yaitu dengan cara mengolah sampah organik dan anorganik menjadi
barang yang berguna.

b. Bagi pemerintah, sebaiknya perlu memperbanyak sarana dan prasarana yang dapat menunjang
proses pengelolaan sampah sebagai upaya pelestarian lingkungan.

c. Bagi penulis selanjutnya, sebaiknya dapat memaparkan lebih rinci lagi mengenai pengelolaan
sampah organik dan anorganik baik secara tradisional ataupun modern.
DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri, and Tri Padmi. "Pengelolaan sampah." Diktat kuliah TL 3104 (2010): 5-10.

Irianto, Koes., (2010), Pelestarian Lingkungan Hidup. Bandung, Epilson Grup. 

Rizal, M., (2011), Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan (Sudi Kasus Pada Kelurahan
Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala), Jurnal Smartek, Vol. 9 No. 2: 155 –
172.

Sutikno, Dkk., (2010), Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kota Kediri, Jurnal
Tata Kota Dan Daerah Volume 2, Nomor 2: 95-102.

Suryani, Anih Sri. "Peran bank sampah dalam efektivitas pengelolaan sampah (studi kasus bank
sampah Malang)." Jurnal Aspirasi 5.1 (2014): 71-84.

Anda mungkin juga menyukai