IPA LINGKUNGAN
SAMPAH
Oleh:
Wahyuni Vardilla
1820178
PGSD VB
Dosen Pembimbing:
(STKIP) ADZKIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya Iman dan
Islam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita, pemimpin umat
akhir zaman, Rasululloh Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang yang disinari dengan cahaya hidayah dan taufiq.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah “Sampah”. Dimana tugas
ini dibuat untuk memenuhi tugas individu dalam mata kuliah IPA LINGKUNGAN. Maka dari
itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dalam penugasan ini demi perbaikan tugas
selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah merupakan konsekuensi dari semua aktifitas yang dilakukan manusia. Apabila
tidak terdapat kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah, sampah dapat menimbulkan
permasalahan lingkungan. Timbunan sampah yang selalu bertambah tiap tahunnya,
menyebabkan banyak permasalahan terjadi di Tempat Pembuangan Akhir. Persoalan sampah
tidak hentihentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan pola hidup serta budaya masyarakat
itu sendiri. Olehnya penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata akan tetapi
penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas. Dalam hal penanganan sampah
dapat diasumsikan bahwa laju produksi sampah tidak sebanding dengan proses penanganannya.
Hal tersebut tentu memacu pemerintah daerah untuk lebih awal memikirkan bagaimana strategi
yang efisien dalam menanggulangi masalah persampahan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola sampah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
B. Penggolongan sampah
Sampah dapat digolongkan kedalam beberapa golongan yang didasarkan pada asalnya,
yaitu;
pekarangannya.
b. Sampah komersil, sampah yang dihasilkan dari lingkungan kegiatan perdagangan seperti toko,
restoran, rumah makan, warung, pasar dan swalayan ;
c. Sampah industri, sampah ini merupakan hasil samping kegiatan industri yang jenisnya sangat
tergantung pada kegiatan industri itu sendiri ;
d. Sampah alami dan lainnya, dapat berupa dedaunan, sisa bencana alam dan sebagainya.
a. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
diurai oleh mikroba atau jasad renik (biodegradable). Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan
melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk
sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah,
rumput, daun dan ranting.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik
berupa produk sintetis maupun hasil pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan
menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah detergen,
sampah kaca dan keramik. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya dapat diurai dalam waktu yang
lama. Sampah jenis ini umumnya termasuk sampah rumah tangga misalnya botol plastik, botol
gelas, tas plastik, dan kaleng.
C. Pengelolaan sampah
Jika yang akan dilaksanakan adalah sistem penanganan yang terpusat, maka adanya suatu
institusi yang menangani langsung pengelolaan persampahan mutlak diperlukan. Institusi dalam
sistem pengelolaan persampahan memegang peranan yang sangat penting meliputi, status,
struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi vertikal maupun
horisontal dari badan pengelola.
c. Peraturan-peraturan
a. Peraturan daerah yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan kebersihan yang
ditujukan bagi masyarakat.
c. Peraturan daerah yang menentukan struktur tarif dan tarif dasar pengelolaan kebersihan.
d. Operasional
Sampah terutama sampah yang mudah membusuk adalah sumber makanan bagi lalat dan
tikus. Lalat merupakan salah satu perantara beberapa penyakit diantaranya typus perut, diare,
kolera, dan disentri. Demikian pula dengan tikus yang dikenal sebagai sumber penyakit pes,
leptospirosis dan lain-lain.
Sumber infeksi adalah bahan dimana hidup penyebab penyakit untuk sementara waktu
sebelum penyebab penyakit mencapai host yang baru. Seringkali sampah tercampur dengan
bahan-bahan yang bersifat infeksius sehingga sampah dapat dikatakan dengan sumber infeksi.
Sampah yang tidak ditangani secara baik dapat mencemari air melalui selokan. Sampah
anorganik seperti plastik dan karet akan menyebabkan pendangkalan pada saluran air. Sedangkan
sampah organik yang masuk ke air akan mengganggu keseimbnagan ekosistem karena air akan
mengalami pencemaran dari hasil penguraian bahan organik. Di samping itu, tanah juga akan
mendapat pencemaran dari hasil penguraian sampah organik dan bahan-bahan berbahaya lainnya
yang terkandung dalam sampah.
Sampah baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan kesan tidak estetis.
Terdapatnya tumpukan sampah yang terkesan tidak dikelola dengan baik akan memberikan nilai
negatif bukan hanya dilihat dari segi estetika, melainkan menjurus pada kepribadian masyarakat
bahkan bangsa.
2. Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan
2. Pakan ternak
Selain digunakan untuk kompos, sampah organik juga dapat digunakan sebagai pakan
ternak. Namun sampah organik yang lebih baik digunakan untuk pakan ternak adalah sampah
sayuran, karena sampah sayuran memiliki kadar air yang relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan sampah buah-buahan. Sehingga jika sampah sayuran dipergunakan sebagai bahan baku
untuk pakan ternak maka bahan pakan tersebut akan relatif tahan lama atau tidak mudah busuk.
Proses pertama yaitu pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang
telah dipisahkan dari sampah anorganik selanjutnya dihancurkan menjadi ukuran yang untuk
memudahkan proses fermentasi. Fermentasi dilakukan untuk meningkatkan kandungan gizi dan
nilai cerna sampah karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif
tinggi. Sampah yang telah difermentasi itu kemudian dikeringkan dengan dijemur. Setelah
kering, sampah hasil fermentasi yang sudah kering lalu digiling hingga menjadi tepung.
Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam mesin
pencampur, sehingga diperoleh pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan ternak.
3. Briket arang
Manfaat lainnya dari sampah organik ini adalah untuk dijadikan briket arang. Sampah
organik yang digunakan contohnya daun-daunan, ranting, dan tempurung kelapa. Proses
pembuatannya yang pertama yaitu pembakaran sampah organik yang dilakukan di tabung
tertutup agar dapat menjadi arang. Setelah menjadi arang, sampah itu kemudian digiling hingga
halus menjadi bubuk arang. Setelah itu, bubuk arang dicampur dengan tepung kanji dan air.
Adonan arang cair kemudian dibentuk dan dipadatkan. Proses pemadatan inilah yang
mempengaruhi kualitas briket arang, semakin padat briket semakin semakin tinggi daya nyala
apinya.
4. Asap cair
Asap cair adalah hasil pengembunan uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak
langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon. Bahan baku yang banyak digunakan
untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu,
dan lain-lain. Asap cair dalam industri pangan, memberi rasa dan aroma yang khas juga sebagai
pengawet karena sifat antimikroba. Prinsip pembentukan asap cair sangat sederhana. Bahan
berkayu di bakar (untuk mendapatkan asapnya), kemudian dilakukan proses pengembunan
sehingga asap menjadi cair.
Biogas merupakan gas-gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik dan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Bahan baku pembuatan biogas
adalah kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran dari kedua bahan tersebut. Proses
pembusukan atau fermentasinya yang terjadi secara anaerobik. Artinya, proses
tersebut berlangsung dalam keadaan tertutup (tanpa oksigen) dan dilakukan oleh
bakteri Metalothrypus methanica. Prosesnya yaitu dengan mencampurkan sampah organik dan
air. Setelah dicampur dengan air, sampah kemudian dicampur dengan bakteriMetalothrypus
methanica. Lalu disimpan di dalam tempat yang kedap udara dan dibiarkan selama dua minggu.
Daur ulang kertas dapat dilakukan dengan memanfaatkan kertas menjadi kertas
buram, produk kertas yang sudah dihancurkan bersama dengan air dan diblender, kemudian
dicetak dan dapat digunakan untuk membuat berbagai kerajinan tangan seperti tas dari kardus,
bingkai foto dari kertas koran, dan lain-lain.
Sampah anorganik yang dapat didaur ulang yaitu sampah plastik, kaca, dan
kaleng. Sampah anorganik berupa plastik seperti kemasan makanan ringan, minyak goreng,
sabun cuci dan plastik lainnya dapat diolah kembali menjadi tas, gantungan kunci, maupun pita
rambut. Sedangkan sampah anorganik berupa kaleng dan botol kaca bekas dapat dimanfaatkan
lagi misalnya untuk pot tanaman atau diberikan kepada pengumpul barang bekas untuk diolah
lagi di pabrik daur ulang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa sampah merupakan barang-
barang yang sudah tidak digunakan kembali yang dapat menimbulkan berbagai kerugian
terutama terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan metode pengelolaan
sampah yang efektif sesuai dengan jenis sampah. Salah satu cara pengelolaan sampah padat yaitu
dengan memilah sampah padat menjadi sampah organik dan anorganik untuk dilakukan proses
pemanfaatan selanjutnya. Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, biogas,
pakan ternak, asap cair, dan briket arang. Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang
menjadi berbagai macam perabot rumah tangga.
B. Saran
b. Bagi pemerintah, sebaiknya perlu memperbanyak sarana dan prasarana yang dapat menunjang
proses pengelolaan sampah sebagai upaya pelestarian lingkungan.
c. Bagi penulis selanjutnya, sebaiknya dapat memaparkan lebih rinci lagi mengenai pengelolaan
sampah organik dan anorganik baik secara tradisional ataupun modern.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri, and Tri Padmi. "Pengelolaan sampah." Diktat kuliah TL 3104 (2010): 5-10.
Rizal, M., (2011), Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan (Sudi Kasus Pada Kelurahan
Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala), Jurnal Smartek, Vol. 9 No. 2: 155 –
172.
Sutikno, Dkk., (2010), Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kota Kediri, Jurnal
Tata Kota Dan Daerah Volume 2, Nomor 2: 95-102.
Suryani, Anih Sri. "Peran bank sampah dalam efektivitas pengelolaan sampah (studi kasus bank
sampah Malang)." Jurnal Aspirasi 5.1 (2014): 71-84.