Anda di halaman 1dari 80

OLEH:

KELOMPOK 5
1. WAHYUNI VARDILLA (1820178)
2. DISKA PUTRI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


ADZKIA PADANG

2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…i
PENDAHULUAN……………………………………………………………...........................1
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Konsep Dan Pinsip Belajar Dan Pembelajaran……………………………………….…3
B. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran…………….….…6
C. Faktor-faktor Penentu Dalam Pemilihan Strategi Pembelajaran…………………….....7
D. Macam-Macam Strategi Pembelajaran………………………………………………....8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..…....12
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………13
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
A. Pengertian Belajar…………………………………..……………………………………..14
B. Karakteristik Proses Belajar……………………………………………………………….14
C. Tahapan Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar……………………………….....…15
D. Karakteristik Pembelajaran Di Sekolah Dasar………………………………………….…17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…….22
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………....23
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUNAN MODEL MENGAJAR
A. Pengertian Pembelajaran Langsung………………………………………………………..24
B. Tujuan Model Pembelajaran Langsung………………………………………………….....24
C. Tahapan atau Sintaks Model Pembelajaran Langsung…………………………………......25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...…28
PENDAHULUAN………………………………………………………………………...…..29
MODEL PEMBELAJARAN PBL
A. Pengertian Model PBL……………………………………………………………………..30
B. Langkah-langkah Model PBL………………………………………………………...……30
C. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif……………………………………………......31
D. Prisip dan Ciri-Ciri Pembeljaran Kooperatif……………………………………………….31
E. Pengertian Rumpun Model Pembelajaran………………………………………………….32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………38
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..39

i
PROSEDUR PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pra Pembelajaran dan Awal Pembelajaran………………………………………40
B. Kegiatan Inti Pembelajaran……………………………………………………………...…42
C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran…………………………………………43
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..…46
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………....47
PEMILIHAN METODE MENGAJAR
A. Hakikat Metode Mengajar Dalam Pembelajaran………………………………………….48
B. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Metode Mengajar…………....49
C. Jenis-Jenis Metode Mengajar……………………………………………………………...51
D. Hubungan Metode Belajar Dengan Metode Mengajar……………………………………54
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..57
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………58
HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN
A. Haksikat Media Pembelajaran……………………………………………………………..59
B. Fungsi Media Pembelajaran………………………………………………………………60
C. Peranan Media Pembelajaran……………………………………………………………..61
D. Jenis Media Pembelajaran………………………………………………………………...61
E.Karakteristik Media Pembelajaran………………………………………………………...61
F. Manfaat Peralatan Media Pembelajaran…………………………………………………..62
G. Pemilihan,Penggunaan,Perawatan Media Pembelajaran………………………………....63
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….69
PENDAHULUAN……………………………………………………………………...…...70
KETERAMPILAN BERTANYA
A. Keterampilan Bertanya…………………………………………………………………...71
B. Keterampilan Memberikan Penguatan…………………………………………………....72
PENDAHULUAN
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
A. Keterampilan Mengadakan Variasi…………….
B. Keterampilan Menjelaskan……..
DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk mengahafal informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis,
akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, Standar Proses Pendidikan (SPP) memiliki
peran yang sangat penting. Oleh sebab bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan
serta standar-standar lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang memadai, maka standar-
standar tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dalam konteks itulah standar proses
pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian bagi pemerintah.
Dalam implementasi Standar Proses Pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat
penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai
ujung tombak. Oleh karena itulah supaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai
dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah
bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi
yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi
tertentu.
Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan
memiliki makna. Berkaitan dengan itu, standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai
pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode
tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi
program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan
mengahayati prinsip-prinsip standar sproses pendidikan.
Agar guru dapat memhami standar proses pendidikan dengan baik, pastinya seorang guru atau
pendidik memerlukan strategi untuk mengatur bagaimana standar proses pendidikan itu bisa
berjalan dengan baik pada saat diaplikasikan di kelas pada peserta didiknya. Kemampuan guru
untuk mampu memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang apa itu strategi pembelajaran dan

1
bagaiamana strategi pembelajaran yang baik harus ditunjang dengan rasa ingin tahu juga daya
kreatifitas agar guru tersebut mampu untuk mengetahui strategi apa yang cocok untuk diterapkan
pada peserta didiknya.
Dalam dunia pendidikan pada khususnya kegiatan belajar mengajar, strategi sangat
dibutuhkan. Belajar mengajar adalah suatu kegatan yang bernilai edukatif yang didalamnya
terdapat interaksi antara pengajar/guru dengan peserta didik/siswa. Dalam konteks pengajaran,
strategi dimaksudkan sebagai daya upaya pengajar/guru dalam menciptakan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki
kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sehingga terjalin
keterkaitan fungsi abtar komponen pembelajaran yang dimaksud.
Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang
akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan kata lain,
strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan
tujuan yang akan dicapai (Hamdani,2011:19). Strategi pembelajaran juga merupakan sebuah
pembelajaran turunan dari model pembelajaran dimana ketika seorang guru sudah mengetahui
model pembelajaran apa yang akan dia gunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas,
strategi pembelajaran merupakan aspek penunjang untuk bisa menggerakkan model
pembelajaran yang akan di terapkan.
Jika seorang guru memiliki model pembelajaran untuk diberikan kepada peserta didik tapi ia
tidak memiliki strategi bagaimana model tersebut akan diberikan atau diterapkan pada peserta
didiknya maka bisa dikatakan guru tersebut masih belum memahami standar proses pendidikan
yang baik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kedepannya dimana tonggak awal dari
kehidupan bangsa ke depan adalah seorag anak yang dididik sejak dini agar ia bisa menjadi
pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.

2
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Konsep Dan Pinsip Belajar Dan Pembelajaran


1. Pengertian Belajar
            Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh kematangan dan sesuatu hal
yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya respons utama. Belajar merupakan
aktivitas, baik fisik maCCCupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru
pada diri individu yang belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan
disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.
2. Pengertian Pembelajaran
            Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dipandang
secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan komponen-komponen utama,
yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu
hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
            Hal terpenting dalam belajar adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons
atau tanggapan yang tepat, bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt seringkali disebut field theory atau
insight full learning yang memandang manusia yang bukan hanya sekedar makhluk reaksi yang
hanya berbuat atau beraksi jika ada perangsang yang memengaruhinya. Menurut para ahli Ilmu
Jiwa Daya, manusia adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani dan rohani (psiko-fisik)
yang berinteraksi dengan dunia luar menurut kepribadiannya yang unik dan dengan caranya yang
unik pula.  Ada beberapa prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Berikut ini adalah prinsip-
prinsip belajar dan pembelajaran menurut Dimyati:
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar
pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.

3
Sedangkan motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner
dalam Dimyati, 2010:42).

2. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.

Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sedangkan motif ekstrinsik adalah
tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya.
Motif ekstrinsik dapat juga berubah menjadi motif intrinsik yang disebut transformasi motif.
Misalnya, seorang siswa dijanjikan sebuah sepeda baru apabila berhasil mendapat rangking satu
oleh orangtuanya. Awalnya siswa tersebut merasa itu tidak mungkin, tapi karena terus diberi
dorongan oleh orang tua, ia pun berusaha sekuatnya untuk melakukan yang terbaik demi orang
tua juga keinginannya untuk punya sepeda baru.

3. Keaktifan

John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa
untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekadar pembimbing
dan pengarah (John Dewey dalam Dimyati, 2010:44). Thorndike mengemukakan keaktifan siswa
dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar
memerlukan adanya latihan-latihan. Mc Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan
mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial”
(Dimyati, 2010:45)

4. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkannya dalam kerucut
pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam belajar pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam pembuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Sebagai contohnya adalah untuk mempelajari tentang drama, guru melibatkan
siswa secara langsung, tidak hanya menyajikan materi ataupun contoh drama. Guru dapat
membentuk kelompok dan menyuruh siswa untuk menampilkan sebuah drama.

4
5. Pengulangan

Menurut teori Psikologi Daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.

6. Tantangan

Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar
berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi
suatu tujuang yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan
belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar tercapai, maka ia akan
masuk dalam medan baru dan tujuan yang baru juga, demikian seterusnya.

7. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan tantangan terutama ditekankan oleh teori
belajar Operant Conditioning dari B.F Skinner. Kalau dalam teori conditioning yang diperkuat
adalah stimulusnya, maka pada teori operant conditioning yang diperkuat adalah responsnya.
Kunci dari teori ini adalah law of effect-nya Thorndike. Siswa akan belajar lebih bersemangat
apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.
Namun dorongan belajar itu menurut B.F Skinner tidak saja penguatan yang menyenangkan
tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif
dapat memperkuat belajar (Gage dan Berliner dalam Dimyati, 2010:48).

8. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap
siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik
psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran.

5
B. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran 
Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada guru (teacher centered approach).

2. Strategi pembelajaran.
(Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya
(2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan
yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)
brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang

6
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.

C. Faktor-faktor Penentu Dalam Pemilihan Strategi Pembelajaran


Lawrence T. Alexander dan Robert H. Davis menyebutkan ada empat faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Faktor tersebut adalah:

1. Tujuan pembelajaran khusus,


Strategi kegiatan pembelajaran presentasi tepat apabila digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran aspek kognitif dan psikomotor, tetapi tidak tepat untuk afektif. Tujuan
pembelajaran afektif lebih tepat menggunakan pola kegiatan interaktif. Tujuan-tujuan
pembelajaran segi kognitif tingkat rendah penggunaan metode pembelajaran yang bermacam-
macam dapat digunakan dengan hasil yang relatif sama, tetapi apabila tujuan pembelajaran
tingkat tinggi seperti mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, teknik diskusi,
mengembangkan keterampilan berkomunikasi antar pribadi.
2. Keadaan siswa (karakteristik siswa),
Setiap guru harus menyadari adanya kenyataan bahwa senantiasa terdapat perbedaan
individual dikalangan siswa. Berbeda dalam kemapuan belajar, cara belajar, latar belakang,
pengalam  dan kepribadian mereka.
3. Sumber dan fasilitas untuk melaksanakan dari suatu strategi tertentu
Fasilitator menyangkut peralatan, ruangan. Strategi pembelajaran sangat ditentukan oleh jenis
dan jumlah sumber yang tersedia untuk melaksanakan strategi secara efektif.
4. Karakteristik tekhnik penyajian tertentu.
Unsur pokok yang harus diketahui oleh guru adalah sifat dan karakteristik masing-masing
metode pembelajarn. Tentunya dapat dipahami bahwa metode tersebut mempengaruhi pemilihan
strategi, sebab realisasi penggunaan karenanya adalah wajar untuk dapat menentukan pilihan
tentang metode tertentu untuk kegiaitanpembelajaran didahului dengan pemahaman tentang sifat
dan karakteristik metode-metode tersebut.

7
D. Macam-Macam Strategi Pembelajaran

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)

            Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada


proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

            Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang


menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.  Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari
pendekatan yang berorientasi pada siswa. SPI merupakan strategi yang menekankan kepada
pembangunan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience dan
equilibration.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

            Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran


yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dilihat dari
aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari
asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Pada
dasarnya, belajar bukan hanya merupakan proses menghafal sejumlah ilmu dan fakta, tetapi
suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya.

4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

            Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran


yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran
tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan

8
memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan
berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir
siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan
masalah yang diajarkan

5. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

            Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda
(heterogen).

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

            Strategi pembelajaran kontekstual/Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep


belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

7. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA)

            Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut
kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus,
dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

9
RANGKUMAN

1. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu dalam bentuk kemampuan yang relatif
konstan

2. Pembelajaran adalah proses berlangsumgnya interaksi antara siswa dengan guru di tempat
tertentu yang terdiri dari beberapa komponen untuk membantu jalannya proses pembelajaran.
Komponen tersebut seperti sumber belajar, sarana dan prasarana dan lain-lain.

3. Prinsip belajar dan pembelajaran:


a. Pedekatan. Guru harus melakukan pendekatan dengan siswanya agar terjalin interaksi yang
membuat siswa menjadi nyaman karna merasa diperhatikan.
b. Memahami karakteristik siswa. Seorang guru harus mampu memahami karakteristik
masing-masing siswa, agar guru bisa membuat strategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristiknya.
c. Memberi Penguatan dan Tantangan. Dalam pembelajaran, guru harus bisa memberikan
penguatan kepada siswa agar siswa mudah memahami materi. Guru juga perlu memberikan
tantangan agar siswa bisa meningkatkan daya pikirnya.
d. Tidak membeda-bedakan siswa.
e. Belajar melalui pengalaman langsung.

4. Pendekatan adalah kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran seperti, mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
5. Strategi pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
6. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menerapkan rencana
pembelajaran yang sudah disusun.
7. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan suatu
metode pembelajaran

PERTANYAAN
1. Coba berika tips agar strategi belajar itu mudah dipahami oleh guru dan siswa mengerti?

10
2. Apa perbedaan belajar dengan pembelajaran?
3. Mengapa strategi pembelajaran diperlukan oleh guru?
4. Jelaskan apa saja hal terpenting dalam belajar?
5. Jelaskan masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran!
6. Strategi pembelajaran seperti apa yang cocok untuk anak kelas rendah?

KUNCI JAWABAN
1. Agar strategi belajar itu mudah dipahami oleh guru, guru harus mengetahui karakteristik
masing-masing siswanya, dan guru juga harus menguasai materi bahan ajar, dengan begitu
pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai karakteristik siswa sehingga pembelajaran
berjalan dengan lancar. Jika gurunya sudah memahami karakteristik masing-masing siswa dan
mengetahui metode yang cocok untuk siswa, maka siswapun pasti lebih mudah memahami suatu
pembelajaran. Selain itu harus ada sumber belajar, media pembelajaran dan fasilitas yang
memadai untuk menunjang proses pembelajaran.

2. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tinkah laku yang baru secara keseluruhan, Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar.

3. Karna sebagai pedoman bagi guru dalam pelaksaan pembelajaran sehingga menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran atau untuk menentukan arah pembelajaran yang akan ditarget
sesuai keinginan, sehingga akan mencapai harapan yang diinginkan

4. Penyesuaian yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat, bukan mengulangi hal-hal
yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight

5. Siswa yang memiliki karakter yang tertutup sehingga sulit untuk memahaminya. Minat dan
bakat siswa, setiap pembelajaran harus ada minat dari hati siswa agar pembelajaran tersebut lebih
mudah dipahami siswa. Daya serap siswa, tingkat daya serap siswa yang rendah terhadap materi
pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain sebagainya. Siswa
kurang disiplin, kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin
terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran

11
dan lain sebagainya. Siswa terlalu pasif, situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan
bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum. Tidak tenang di dalam kelas,
menyebabkan belajar menjadi tidak fokus sehingga tidak paham dengan materi yang dijelaskan
oleh guru.

6. a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. Apakah yang dijadikan sasaan dalam
kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk
mencapai sasaran.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan
sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Gege dan Berliner.2010. Hakikat Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bandung: Graha Media.

Dewey, Jhon.2010. Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Hal:44.

Dimyati.2010. Hakikat Strategi Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya,Wina.2008. Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar.Jakarta: Erlangga.

12
PENDAHULUAN

Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang
berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan
untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Setiap anak dilahirkan
bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari
Pengawasan dan Kepedulian-Nya. Hal ini merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat
menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak.

Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam
pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak
sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses
belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual,
emosional dan sosial.

Masa usia Sekolah Dasar merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak
untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap
perkembangan aspek kepribadian, kognitif, psikososial, maupun moralnya.

Untuk itu pendidikan anak untuk usia Sekolah Dasar dalam bentuk  pemberian rangsangan-
rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan
kemampuan anak. Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar
yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru
tentang karakteristik siswa dan juga hakikat pembelajaran.

Dengan demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan pemahaman para guru mengenai rentang usia,
karakteristik perkembangan dalam aspek kognitif, psikososial dan moral serta proses
pembelajaran yang efektif untuk siswa Sekolah Dasar.

13
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

A. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan suatu proses.
Proses belajar ditandai dengan adanya perubahan pada perilaku individu, tetapi tidak semua
perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Skinner (dalam Muhibbin Syah, 2010:88), bahwa “Belajar merupakan suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif”. Ini berarti bahwa berhasil
atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri.
Menurut Slameto (2010:2), mengemukakan bahwa ”Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tinkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dan interaksi dengan lingkungannya”. Muhibbin Syah
(2010:90), “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganya yang
melibatkan proses kognitif”. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar
dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik
khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dan interaksi dengan lingkungannya baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor demi memperoroleh tujuan tertentu.

B. Karakteristik Proses Belajar


1. Interaktif sebagaimana dimaksud di atas menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan
diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen.

14
2. Holistik sebagaimana dimaksud di atas menyatakan bahwa proses pembelajaran mendorong
terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan
kearifan lokal maupun nasional.

3. Integratif dapat dinyatakan  bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara
keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.

4. Saintifik dapat dinyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses


pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik
yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan kebangsaan.

5. Kontekstual dapat dinyatakan  bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses


pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam
ranah keahliannya.

6. Tematik dapat dinyatakan  bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses


pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan
dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.

7. Efektif dapat dinyatakan  bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna


dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang
optimum.

8. Kolaboratif dapat dinyatakan  bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses


pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan
kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

9. Berpusat pada mahasiswa dapat dinyatakan  bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih


melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas,
kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan.

C. Tahapan Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar


Dalam psikologi perkembangan, usia peserta didik di SD berada dalam periode late
childhood (akhir masa kanak-kanak), kira-kira berada dalam rentan usia antara enam/tujuh tahun

15
sampai tiba saatnya anak menjadi matang secara biologis sekitar usia tiga belas tahun. Periode
ini ditandai dengan kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial anak. Sigmund Freud memberi nama fase usia SD ini fase latent, dimana dorongan-
dorongan seakan-akan mengendap (laten), ridak menggelora seperti masa-masa sebelumnya dan
sesudahnya. Periode SD ini dapat dirinci menjadi dua fase, yaitu :
1. Periode kelas-kelas rendah SD, yaitu umur 6/7 tahun sampai 9 tahun.
2. Periode kelas-kelas tinggi SD, yaitu umur 9/10 tahun sampai 13 tahun.
Karakteristik masa akhir kanak-kanak biasa diidentikkan dengan sebutan-sebutan untuk
menandai kecenderungan umum yang terjadi pada masa ini, misalnya usia yang menyulitkan,
usia tidak rapi, usia bertengkar, usia kelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif dan kritis, dan
usia bermain. Karakteristik anak-anak yang hampir bersifat universal pada periode SD ini antara
lain :
1. Meningginya emosi yang intensitasnya sering bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikologis.
2. Perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan
dan menimbulkan masalah baru.
3. Terjadi perubahan nilai-nilai dikarenakan perubahan minat dan perilakunya.
Kesemua perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan aspek kognitif
(kecerdasan), afektif (perasaan), maupun psikomotorik (gerak).
1. Perkembangan aspek kognitif
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir, mencangkup kemampuan
intelektual mulai dari kemampuan mengingat sampai dengan kemampuan memecahkan masalah.
Kemampuan kognitif dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu pengetahuan/pengenalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Perkembangan kognitif pada masa
kanak-kanak terjadi melalui urutan yang berbeda. Tahapan ini membantu menerangkan cara anak
berfikir, menyimpan informasi, dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Jean Piaget
terdapat empat tahapan perkembangan kognitif pada anak-anak, antara lain :
a. Tahap pertama disebut periode sensorik motorik (sekitar 0-2 tahun). Pada tahap ini anak (bayi)
menggunakan alat indera dan kemampuan motorik untuk memahami dunia sekitarnya.
b. Tahap kedua disebut periode praoperasional (sekitar 2-7 tahun). Pada tahap ini anak dapat
membuat penyesuaian perseptual dan motorik terhadap objek dan kejadian yang

16
direpresentasikan dalam bentuk simbol (bayangan mental, kata-kata, isyarat) dalam
meningkatkan bentuk logika.
c. Tahap ketiga disebut periode konkret operasional (sekitar 7-11 tahun). Pada tahap ini anak
mendapatkan struktur logika tertentu yang membuatnya dapat melaksanakan berbagai macam
operasi mental, yang merupakan tindakan terinternalisasi yang dapat dikeluarkan bila perlu.
Anak melaksanakan operasi ini dalam situasi konkret. Operasi adalah hubungan-hubungan logis
di antara konsep-konsep atau skema-skema.
d. Tahap keempat disebut periode formal operasional (sekitar 11-15 tahun). Pada tahap ini
operasi mental pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan pada
kalimat verbal atau logika, yang tidak hanya menjangkau kenyataan melainkan juga
kemungkinan, tidak hanya menjangkau masa kini tetapi juga masa depan.
2. Perkembangan aspek afektif
Kemampuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati
yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Kemampuan afektif ini terdiri
dari yang paling sederhana, yaitu memperhatikan suatu fenomena, yang merupakan faktor
internal individu. Kemampuan ini dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu
pengenalan/penerimaan, pemberian respon, penghargaan terhadap nilai, pengorganisasian dan
pengamalan.
3. Perkembangan aspek psikomotorik
Perkembangan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik, yang berhubungan
dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak.
Kemampuan ini terdiri dari lima kelompok, antara lain meniru, memanipulasi, akurasi gerak,
artikulasi, dan naturalisasi/otonomisasi. Perkembangan psikomotorik peserta didik SD memiliki
kekhususan antara lain ditandai dengan perubahan-perubahan ukuran tubuh dan proporsi tubuh.
Tingkat sosial-ekonomi orang tua juga berpengaruh terhadap anak. Anak yang berasal dari
tingkat sosial-ekonomi atas cenderung mempunyai keterampilan yang lebih tinggi dibandingkan
anak yang berasal dari tingkat sosial-ekonomi yang rendah.

D. Karakteristik Pembelajaran Di Sekolah Dasar

1. Karakteristik pembelajaran di kelas rendah

17
Karakteristik pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran bersifat konkret. Proses
pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses
belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa, selain itu proses belajar
harus dikembangkan secara interaktif.
Contoh kegiatannya:

1. Menggolongkan peran anggota keluarga


2. Menulis dengan jelas dan rapi

3. Membilang dan menyebutkan banyak benda

4. Membaca nyaring sederhana kurang lebih 300 kata

2. Karakteristik pembelajaran di kelas tinggi

Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan
secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan generalisasi sehingga
penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat, dan membagi)

Contoh kegiatan belajarnya:

1. Mendiskusikan tentang jual beli


2. Memperagakan rangkaian gerak dengan alat music

3. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah

4. Melakukan operasi hitung campuran (bilangan bulat pecahan)

5. Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup.

Guru dikelas tinggi pada sekolah dasar harus menggunakan pembelajaran yang berbasis
masalah, menggunakan pendekatan konstruktivis, melakukan aktivitas menyelidiki, meneliti, dan
membandingkan. Karena siswa di kelas tinggi dalam melakukan kegiatan pembelajaran
melakukan tahapan penyelidikan, melakukan pemecahan masalah, dan sebagainya
RANGKUMAN

18 terhadap suatu proses usaha yang dilakukan


1. Belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku
individu untuk mencapai tujuan tertentu

2. Karakteristik proses belajar: Interaktif, Holistik, Integratif, Saintifik, Kontekstual, Tematik,


Efektif, Kolaboratif, Berpusat pada mahasiswa.

3. Tahapan perkembangan peserta didik sekolah dasar:

a. Ukuran tubuh

b. Tinggi tubuh

c. Berat Badan

d. Proporsi Tubuh

e. Tulang

f. Otot dan Lemak

g. Gigi

h. Perkembangan Susunan Syaraf

4. Krakteristik pembelajaran di sekolah dasar


a. Karakteristik pembelajaran di kelas rendah, adalah pembelajaran bersifat konkret.
Contoh kegiatannya adalah menulis dengan rapi dan jelas, membilang banyal benda, membaca
kurang lebih 300 kata

b. Karakteristik pembelajaran di kelas tinggi, adalah dilaksanakan secara logis dan


sistematis, siswa di kelas tinggi melakukan kegiatan pembelajaran tahapan penyelidikan,
melakukan pemecahan masalah, dan sebagainya. Contohnya adalah berdiskusi, melakukan
operasi hitung campuran, menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.
PERTANYAAN 19
1. Bagaimana cara guru menanggapi siswa yang mengalami kesulitan memahami pelajaran?

2. Apa perbedaan pembelajaran di kelas tinggi dan kelas rendah?

3. Bagaiman tahapan perkembangan kognitif anak pada usia sekolah dasar

4. Bagaimana sikap guru terhadap anak yang nakal dan suka bertengkar dengan temannya?

5. Jelaskan Apa saja yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum memulai pembelajaran!

KUNCI JAWABAN

1. Dengan cara, guru harus paham bagimana karakteristik anak tersebut. Selanjutnya, guru bisa
menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti, mengajak anak sambil bermain sehingga
anak tidak jenuh dan mengembangkan daya pikirnya. Selanjutnya guru bisa menggunakan media
konkret dalam pembelajaran, guru juga menanamkan kepercayaan kepada siswa. Saat
memberikan contoh soal, guru bisa gunakan warna atau animasi menarik. Guru juga harus
memberikan semangat dan motivasi kepada siswa.

2. Kelas rendah:

a. Proses belajar harus dikembangkan secara interaktif

b. Media pembelajaran bersifat konkrit

c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda

d. Menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah

Kelas tinggi:
a.Menciptaan suasana yang memung-kinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir
abstrak, berinisiatif menghasilkan sesuatu secara mandiri.

b.Kemampuan berfikir abstrak atau konseotual.

c. Meterapkan model pembelajaran penelitian, kelompok interaktif, dan ceramah bervariasi..


20
d. Mewujudkan proses belajar yang bermakna.

3. a. Tahap Sensorimotor (0 - 24 Bulan)

Pertama ada tahap sensorimotor yang dialami oleh bayi baru lahir (0 bulan) hingga usia 24 bulan
atau 2 tahun.

b. Tahap Pra-Operasional (2 - 7 Tahun)

Ciri utama perkembangan anak di tahap ini adalah mulai berkembangnya konsep intuitif dan
penggunaan simbol.

c. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)

Tahap ketiga perkembangan kognitif anak adalah operasional konkret pada kategori usia 7-11
tahun. Berikut adalah ciri-ciri perkembangan di tahapan ini:

 Sudah mampu mengelompokkan objek atau situasi tertentu dan mengurutkan sesuatu.
 Kemampuannya dalam mengingat dan berpikir logis juga semakin meningkat.
 Memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis.
 Mulai dapat belajar membaca dan matematika.
 Sikap egosentrisnya semakin berkurang secara perlahan.

d. Tahap Operasional Formal (Mulai 11 Tahun)

Memasuki usia pra-remaja, anak pada tahapan operasional formal memiliki beberapa ciri sebagai
berikut:

 Sudah menguasai penalaran dan berpikir secara abstrak.


 Mampu menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapat.
 Memahami konsep yang bersifat abstrak, seperti nilai dan cinta.
 Sudah dapat melihat realitas yang terkadang bisa abu-abu, tidak melulu hitam dan putih.
Kemampuan ini sangat penting karena akan membantu ia melewati masa peralihan dari
fase remaja menuju fase dewasa.
4. Guru bisa meggunakan berbagai strategi agar keinginan tercapai. Strategi yang digunakan oleh
guru akan menjadi sebuah persiapan oleh guru dalam menghadapi perilaku anak yang nakal dan
suka memukul teman. Persiapan itu juga tidak hanya menguntungkan anak tetapi juga
meningkatkan guru belajar sendiri dan motivasi guru dalam pembelajaran. Guru bisa menasehati
anak dengan sabar dan mengarahkan anak untuk menyayangi sesama teman.

5.Yang harus dipersiapkan guru sebelum mengajar adalah:

 Persiapan membuat perencanaan tertulis yang berisi tujuan pembelajaran secara operasional
materi, bentuk kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan, waktu, alat2 pelajaran dan
evaluasi. 21
 Metode belajar yang digunakan harus menggunakan cara tertentu yang tepat dalam proses
belajar mengajar sehingga tujuan tercapai. Metode yang sering digunakan adalah metode
individu ( Melakukan tugas eksperimen untuk siswa ) dan Metode Klasikal ( Ceramah dan
Demontrasi )

 Pemberian motivasi belajar


 Pengadaan alat peraga dan perpustakan bertujuan untuk membantu siswa agar siswa
mendapat gambaran yang konkrit, untuk menjelaskan materi pelajaran, untuk menarik perhatian
siswa, menambah kegiatan belajar

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbah.2010.Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar.Jakarta:Erlangga.


Slameto.2010. Pembelajaran Di Sekolah Dasar.Jakarta: Rineka Cipta.

22
PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan/kompetensi, materi,
metode, dan evaluasi. Keempat komponen  pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih atau menentukan model pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran,
makalah ini akan menjelaskan pembaca untuk memahami berbagai hal yang terkait dengan
model pembelajaran, macam-macam model pembelajaran, dan model pembelajaran yang efektif.

Keanekaragaman model pembelajaran yang hendak di sampaikan pada makalah ini


merupakan upaya bagaimana menyediakan  berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran yang
hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrsah Ibtidaiyah (MI). Ini
berarti tidak ada model pembelajaran yang paling baik, atau model pembelajaran yang satu lebih
baik dari model pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu model  pembelajaran atau
pemilihan suatu model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian
dengan materi yang hendak disampaikan,  perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan
guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada. Dengan demikian
makalah ini diharapkan bisa sebagai acuan bagi para guru dalam dalam rangka kelangsungan
pembelajaran yang efektif dan efesien.

23
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUNAN MODEL MENGAJAR

A. Pengertian Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) 


Model pengajaran langsung ( Direct Instruction ) adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah ( Arends,
2011 ). Model pembelajaran langsung ( Direct Instruction ) adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif. Dalam hal ini guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal
ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, 
gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan
prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan
deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi). 
B. Tujuan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction/DI)

Sebagian besar tugas guru ialah membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural,
yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, misalnya bagaimana cara
menggunakan mikroskop, dan bagaimana melakukan suatu eksperimen. Guru juga membantu
siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (dapat
diungkapkan dengan kata-kata), misalnya tentang konsep atom, elektron, proton, dan sebagainya.
Model DI dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah. Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang IPA merupakan
contoh pengetahuan deklaratif sederhana (informasi faktual). Sedangkan, bagaimana cara
mengoperasikan alat-alat ukur, mikroskop, dan sebagainya merupakan contoh pengetahuan
prosedural.
Dalam banyak hal, penguasaan terhadap pengetahuan dasar prosedural dan deklaratif
terdiri atas kegiatan khusus dan kegiatan berurutan. Misalnya, agar siswa terampil menggunakan
alat destilasi untuk memisahkan campuran cair dengan cair (yang berbeda titik didihnya),

24
memerlukan pengetahuan deklaratif tentang nama-nama bagian alat destilasi dan juga
pengetahuan prosedural seperti bagaimana merangkai alat-alat destilasi, memanaskan cairan, dan
seterusnya.

C. Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung 

Menurut Bruce dan Weil (2010), sebagai berikut: 


1). Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa
jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.
Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan
yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau
menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran; dan (5) menginformasikan kerangka pelajaran. 

2). Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep
maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-
langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek; (2) pemberian
contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan      (4) menjelaskan ulang hal-hal yang
sulit. 

3). Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan.
Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa
dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang
salah. 

4). Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah
memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. 

25
5). Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini
fdapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 80-90% dalam fase
bimbingan latihan

Di lain pihak, Slavin mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung yaitu:
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini
guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapakan.
2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan
pertanyaan untuk mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
3. Menyampaikan materi pelajran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi menyajikan
informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dam sebagainya.
4. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk menilai tingkat pemahaman dan mengoreksi kesalahan konsep.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru
secara individu atau kelompok.
6. Menilai kinerja siswa dan memberi umpan balik. Guru memberikan review terhadap hal-hal
yang sudah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan
mengulang keterampilan jika perlu.
7. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri
kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

RANGKUMAN
1. Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan yang dirancang oleh guru untuk
membantu proses belajar siswa agar pembelajaran terstruktur dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai.
2. Tujuan model pembelajaran langsung yaitu untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah
3. Tahapan model pembelajaran langsung:

26
a. orientasi, sebelum menjelaskan materi baru, guru memberikan kerangka pelajaran dan
orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.
b. Presentasi, guru menyajikan materi pelajaran.
c. Latihan terstruktur, guru memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan
penguatan.
d. Latihan terbimbing, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan dan guru membimbing siswa.
e. Latihan mandiri, siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri.

PERTANYAAN
1. Bagaimana cara menjadi pengajar yang baik agar tercipta proses pembelajaran yang menarik?
2. Jelaskan apa perbedaan pengetahuan prosedural dengan pengetahuan deklaratif?
3. Apa saja tugas guru dalam pembelajaran langsung?
4. Jelaskan kelebihan latihan mandiri!
5. Mengapa sbelum menjelaskan materi peelajaran guru memberikan kerangka pelajaran terlebih
dahulu?

KUNCI JAWABAN
1. a. Menciptakan kondisi belajar yang efektif dengan cara melibatkan siswa secara aktif,
menarik minat dan perhatian siswa, memberikan pelayanan individu siswa, menyiapkan dan
menggunakan berbagai media dalam pembelajaran
b. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan cara memberikan pujian kepada
siswa, beri pertanyaan yang mudah dijawab, Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas
dimulai
2. Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu
sedangkan pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi
3. Tugas guru dalam model pembelajaran langsung adalah siswa memberikan umpan balik
tentang konsep atau keterampilan yang telah diberikan. Guru dapat menggunakan berbagai cara
untuk memberikan umpan balik kepada siswa, baik secara lisan, tes maupun komentar tertulis.

27
4. Kelebihan latihan mandiri:
a. Memunculkan inisiatif atau dorong internal
b. Mampu menetapkan tujuan
c. Aktif dan kreatif mencari sumber belajar
d. Sadar siapa dirinya

5.Memberikan kerangka pelajaran terlebih dahulu bertujuan untuk


1. Untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
2. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran
3. Memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
4. Menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan
selama pembelajara;
5. Menginformasikan kerangka pelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Arends.2011.Model-Model Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta:Erlnagga.


Bruce dan Weil.2010. Tahapan dan Sintaks Model Pembelajaran Langsung.Bandung:Graha
Media.

28
PENDAHULUAN

Kegiatan Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif antara guru
dengan anak didik, hal ini karena KBM yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan. Guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis
guna kepentingan pengajaran, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
secara aktif peserta didik dalam megembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Perubahan perilaku dalam belajar mencakup
seluruh aspek pribadi peserta didik, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Akan tetapi, kenyataannya kita menyadari selama ini tidak mudah bagi guru menjadikan
peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi diri peserta didik.Salah satu penyebabnya
adalah kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh
guru.Akibatnya, manakala siswa menghadapi masalah dianggap sepele. Untuk itu, Salah satu
cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan  SPBM dimana Pembelajaran
berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan
siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah.
Untuk lebih jelasnya mengenai SPMB akan dipaparkan dalam makalah ini.

29
MODEL PEMBELAJARAN PBL

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) 


PBL Adalah suatu  model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah agar siswa mendapat pengetahuan penting. Dengan
demikian diharapkan siswa mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri
dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Dengan pendekatan model PBL memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan penelitian
dengan berbasis masalah nyata dan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya
memenuhi kriteria: kompleks, struktur tidak jelas, terbuka dan autentik.

B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Secara umum langkah-langkah model pembelajaran PBL menurut (Amif,2010:27) :

a. Menyadari Masalah.
Dimulai dengan kesadaran akan masalahyang harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai
peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang
dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.
b. Merumuskan Masalah.
Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan
berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat
menentukan prioritas masalah.
c. Merumuskan Hipotesis.
Peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan
dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
d. Mengumpulkan Data.
Peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan
adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai
tampilan sehingga sudah dipahami.
e. Menguji Hipotesis.
Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas untuk melihat hubungan
dengan masalah yang diuji.

30
f. Menetukan Pilihan Penyelesaian.
Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang
dipilihnya.

C. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Dyson (2001:8) kooperatif adalah cara berpikir tentang pendidikan fisik yang
penerapannya diarahkan untuk pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif tersebut dibagi dan diarahkan dalam kelompok kecil dimana murid
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan instruksional. Siswa bekerja pada kelompok yang
beragam di dalam lingkungan belajar, dimana dukungan tiap siswa dibutuhkan untuk
keberhasilan kelompok. Banyak isi pendidikan fisik dapat diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif.

Cooper (1999) dalam Asma (2006: 11) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif
sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan
siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil
bekerjasama belajar keterampilan-keterampilan kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota
kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaan kooperatif tidak sama dengan sekedar dalam belajar kelompok. Ada
unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan pembelajaran kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat
menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri: (1)
memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep,
dan cara hidup serasi dengan sesama, (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh
mereka yang berkompeten menilai (Suprijono 2011: 58).

D. Prinsip Belajar Kooperatif dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif


Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

31
a. Kelompok mempunyai tujuan yang sama
b. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalamkelompoknya
c. Setiap anggota kolompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya
d. Setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama elama proses belajarnya.
f.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
g.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
h.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu. Dalam
pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling
berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling
memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

E. Pengertian Rumpun Model Pembelajaran


1. Pengertian Rumpun Model Sosial
Model pembelajaran sosial (Sosial Famly) menekankan pada usaha mengembangkan
kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk berhubu-ngan dengan orang lain
sebagai usaha membangun sikap peserta ddik yang demokratis dengan menghargai setiap
perbedaan dalam realitas social. Inti dari model sosial ini adalah konsep “synergy” yaitu energy
atau tenaga yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan
masyarakat. Dengan menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatakn

32
peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran social.
Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing peserta
didik mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah,
mengumpukan data yang relevan, dan mengembangkan serta menguji hipotesis. Karena itu guru
seyogyanya mengorganisasikan belajar melalui kerja kelompok dan mengarahkannya. Jenis
model pembelajaran:
a. Partner in learning / kerja kelompok
Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk mendefinisikan/
menemukan masalah, menggali berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama
untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan yang secara simultan mengembangkan
kompetensi.
b. Jurisprudential
Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu
kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu tentang hukum-
hukum manusia).
c. Role Playing (bermain peran)
Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial
melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu.
Bermain peran juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu
sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-
keterampilan sosial siswa.
d. Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pembelajar dan guru yakin bahwa semua
itudapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi sercra optimal apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
2. Rumpun Model Pemprosesan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan
informasi yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan, mengorganisasikan
data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta mengmebangkan konsep-konsep
dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model dalam rumpun ini berhubungan dengan
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan intelektual secara umum, dan penekanan konsep

33
serta informasi yang berasal dar disiplin ilmu secara akademis. Jenis mode-model pembelajaran
yang termasuk rumpun pengolahan informasi:
a). Berfikir Induktif
Model ini merupakan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi ,serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara
serangkaian data.Model ini dapat digunakan untukberbagai jenis kurikulum secara luas dan
dengan pebelajar semua umur misalnya studi tentang masyarakat ,bangsa ,dan sejarah yang
memerlukan belajar konsep.
b). Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-
topik yang berskala luas kepeda pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c).  Latihan Inkuiri
Dirancang untuk melibatkan siswa berpikir sebab-akibat dan melatih mengajukan pertanyaan
secara lancar dan tepat.
d). Mnemonik
Mnemonik merupakan suatu strategi unuk mengingat dan maneasimilasi informasi. Guru dapat
menggunakan mnemonik untuk membimbing penyajian materi. Disini guru mengajar dengan
suatu cara sehingga pembelajar dapat dengan mudah menyerap informasi.
e). Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan serta menambahkan pandangan – pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang
ilmu yang luas.
f). Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami
materi.
3. Rumpun Model Personal
Model-model pembelajaran yang tergolong rumpun ini menekankan pada pengembangan
pribadi. Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan
mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, model-
model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emaosional.

34
Fokus model pembelajaran ditekankan  untuk membantu individu dalam mengembangkan
hubungan produktif dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri.

Jenis-jenis rumpun model personal


1. Pengajaran Nondirectif
Model ini menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa
memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Pada kesempatan untuk mencapai
tujuan , guru menyediakan informasi tentang seberapa jauh kemajuan yang dicapai dan
membantu pembelajar memecahkan masalah.
2. Peningkatan Harga Diri
Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegitan-kegiatan kerjasama dengan
pembelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si pembelajar sebaik
mungkin.

RANGKUMAN

1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang dirancang oleh guru
berupa proses penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa secara ilmiah agar mendapat
pengetahuan penting.

2. Pembelajaran kooperatif adalah suatu kegiatan pembelajaran yang membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok yang heterogen dan saling bekerjasama, setiap anggota kelompok memiliki
tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
2. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif:
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu
3. Model pembelajaran sosial adalah usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki
keterampilan berinteraksi dengan lingkungannya

35
4. Model pemprosesan informasi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan
pemecahan masalah atau proses kegiatan cara untuk menghasilkan informasi
5. Rumpun model personal adalah rumpun yang menekankan pada proses membangun,
mengelompokkan realita dan pengembangan pribadi sehingga memahami perannya

PERTANYAAN
1. Jelaskan apa kendala guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah!
2. Jelaskan apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif pada siswa sekolah
dasar?
3. Jelaskan apakah model pembelajaran sosial cocok diterapkan untuk anak kelas tinggi dan
kelas rendah?
4. Bagaimana cara guru membantu siswa memahami perannya dalam pendidikan?

5. Mengapa model pemprosesan informasi dikatakan efektif dalam penyajian informasi?

KUNCI JAWABAN
1. Kendala guru dalam menerapkan model pembelajaran barbasis masalah adalah memberi
penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai masalah yang siswa temukan
dikarena tidak semua siswa mendengar penjelasan guru dengan baik,saat guru menanyakan
kembali tugas apa harus dilakukan siswa, banyak siswa yang terdiam dan kurang paham apa
yang dijelaskan guru. Terkendala lainnya adalah guru terkendala untuk mengarahkan siswa
dalam menyelesaikan tugas berdasarkan permasalahan yang ditemukan.
2. Kelebihan:

a. Model kooperatif dalam meningkatkan prestasi akademik yang dimiliki oleh siswa.

b. Model kooperatif mampu memperdalam pemahaman siswa tentang suatu materi pelajaran
yang diberikan oleh guru.

c. Model kooperatif dianggap menyenangkan bagi siswa, sebab melibatkan suasana


kelompok.

36
d. Model kooperatif membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan,
melalui kelompok kecil.

e. Model kooperatif mampu mengembangkan sikap positif yang ada dalam diri siswa.

f. Model kooperatif dapat mengembangkan sikap siswa untuk menghargai segala potensi
yang ada dalam diri sendiri.

g. Model kooperatif membantu siswa untuk membuat suasana belajar menjadi lebih inklusif.

h. Model kooperatif membantu siswa untuk mengembangkan sikap saling memiliki satu
sama lain.

i. Model kooperatif membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan


di masa depan. Salah satunya keterampilan sosial.

Kelemahan :

1. Penerapan Model kooperatif membutuhkan waktu yang lama bagi siswa. Akibatnya
target kurikulum yang dicapai, sulit untuk dicapai.
2. Guru dalam menerapkan Model kooperatif membutuhkan waktu yang lama. Hal tersebut
menyebabkan guru enggan untuk menggunakan Model kooperatif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.

3. Menerapkan Model kooperatif membutuhkan kemampuan khusus dari guru. Hal tersebut
mengakibatkan guru jarang melakukan Model kooperatif dalam kegiatan
pembelajarannya.

4. Pembelajaran dengan Model kooperatif menuntut siswa untuk memiliki sikap bekerja
sama.

3. Cocok, karena model pembelajaran sosial ini bersiafat umum sehingga cocok untuk anak SD.
Selain itu model pembelajaran sosial ini menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan
peserta didik agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha
membangun sikap peserta ddik yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam
realitas sosial.

4. Cara guru membantu siswa memahami perannya dalam pendidikan adalah dengan
memberikan keyakinan dan arahan kepada siswa bahwa belajar adalah kewajiban peserta didik

37
dalam menuntut ilmu, dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa tersebut serta memberikan
motivasi akan pentingnya pendidikan. Sehingga siswa tersebut menjadi paham dengan perannya

5. Model pemprosesan informasi dikatakan efektif dalam penyajian informasi karena informasi
yang disajikan terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepeda pembelajar pada setiap
tahap perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Amif.2010.Model Pembelajaran Berbasis Masalah.Jakarta:Erlangga.


Dyson.2001.Model Pembelajaran Kooperatif.Bandung:Graha Media.
Asma.2006.Model-Model Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Suprijono.2011.Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar.Jakarta:Erlangga.

38
PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan


sampai saat ini harus terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam
usaha peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah,
pengadaan sarana prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan samapi pengesahan
undang-undang sistem pendidikan nasional serta undang-undang guru dan dosen. Namun sampai
saat ini semua usaha-usaha tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. (Made
Wena)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis akan tetapi
mereka miskin aplikasi.(Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd)
Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya memengaruhi siswa agar
belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan
siswa. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan belajar
sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajar atau mempelajari
sesutau dengan cara yang lebih efisien.
Sasaran utama ilmu pembelajaran adalah mempreskripsikan strategi pembelajaran yang
optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan belajar siswa. Ilmu ini lebih tepat
dipandang sebagai ilmu terapan yang menjembatani teori belajar dan praktik pembelajaran,
sesuatu oleh Dewey (1960). Upaya memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan
berbagai prosedur dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Maksud
dengan kondisi pembelajaran disini adalah tujuan bidang studi, kendala bidang studi dan
karakteristik siswa.

39
PROSEDUR PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pra Pembelajaran dan Kegiatan Awal Pembelajaran

 a. Kegiatan Pra Pembelajaran

      Anitah Sry ( 2007 : 4.3 ) menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil dengan baik
apabila, guru dapat mengkondisikan kegitan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus
dimulai dari tahap pembelajararan. Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan
prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan
siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak
berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegitanan inti
pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran sebagai berikut:

1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik yaitu  kondisi belajar dapat dipengaruhi
oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperliahatkan sikap yang menyenangkan supaya
siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang
menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu
melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat
menghambat aktivitasnya.

2. Memeriksa Kehadiran Siswa yaitu kegiatan yang dilakukkan guru pada jam pertama
pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk meghemat waktu dalam mengecek
kehadiran siswa, dengan mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan
motivasi terhadap siswa, disiplin dalam mengikuti pembelajaran.

3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu
mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajar.

4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis  yaitu menciptakan suasana belajar yang
demokratis daapat dikondisikan melaului pendekatan proses belajar Cara Belajar Siswa Aktif.

40
Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani
menjawab, berani bertanya, berani mengeluarkan ide. 

b. Kegiatan Awal Pembelajaran

1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa, membangkitakan motivasi dan perhatian siswa
merupakan kegitanan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran.
Khususnya pada tahap awal pembelajaran siswa perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang
akan dibahas.

2. Memberi acuan , memberi acuan dapat diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan
secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal yang akan dipelajari dan kegitan yang
akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru dalam memberikan acuan
sebagi berikut: memberitahukan kemampuan yang diharapkan atau materi yang akan dipelajari.

3. Membuat kaitan, kegiatan pembelajaran kaitan pada awaln pembelajaran biasanya dikenal
dengan melakukan apersepsi. Cara guru dalam membuat kaitan: mengajukan pertanyaan tentang
bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya, menunjukkan manfaat materi yang dipelajari,
meminta siswa menggemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

4. Melaksanakan Tes Awal

     Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau
bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Tes awal dapat dilakukan
dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap mewaakili siswa.

      Hal yang harus dilkukan guru dalam melaksanakan kegitan awal pembelajaran sebagai
berikut: 

1. Memahami kemampuan siswa.

2. Dapat membangkitkan perhatian siswa sehinnga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang
akan diikutinya.

3. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.

41
4. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya suasana
belajar yang aman dan menyenangkan.

5. Memberikan penguatan pada siswa.

6. Menanamkan sikap disiplin pada siswa.

B.  Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran

     Rusman ( 2017 : 21 ) Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan,
yanag dilakukan secara interaktif , inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta
didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup,
kretifitas dan kemandirian sesuai denagan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

    Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan denagan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, menggumpulkan informasi, dan
komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yanng bersifat prosedure untuk
melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap
pemodelan atau demonstrasi oleh guru , peserta didik harus menirukan selanjutnya guru
melakukakn pengecejekan dan pemberian umpan balik dan latihan lanjutan kepada peserta didik.

   Contoh kegiatan belajar:

1. Mengamati, guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih siswa
untuk memperhatikan ( melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda dan
objek.

2. Menanya, dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.

3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan, tindak lanjut dari bertanya adalah menggalai dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak. Dari kegitan tersebut terkumpul sejumlah informasi ,
informasi tersebut menjadi dasar bagi kegitan berikutnya yaitu memproses informasi dengan

42
infoermasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.

4. Mengkomunikasikan Hasil, kegiatan berikutnya alah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik.  

C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

    Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran adalah:

1. Melaksanakan penilaian akhir, penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (posttest)
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran
tersebut. Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru meliputi
penilaian proses serta penilaian produk. Penilaian proses seperti yang telah dijelaskan pada
kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih menekankan pada kegiatan
penilaian untuk mengetahui tentang sejauh mana hasil belajar siswa. Pada penilaian akhir dapat
dilakukan dengan cara lisan maupun tulisan, yang perlu diperhatikan guru harus dapat
mengkondisikan siswa. Supaya siswa secara maksimal dapat mengorganisasi (pemahaman)
kembali tentang materi pelajaran yang telah dibahas.
2. Mengkaji hasil penilaian akhir, apabila teknik penilaian dilaksanakan secara lisan,maka dalam
tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil
belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan
memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimanayang harus diberikan pada siswa.

3. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut, dengan alternatif kegiatan di antaranya: a) Memberikan


tugas atau latihan-latihan. b) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh
siswa. c) Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu. d) Memberikan motivasi/bimbingan
belajar.
4.  Mengemukakan topik bahasan yang akan datang. Dalam kegiatan akhir di antaranya guru
harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang.

43
5.  Menutup pelajaran (biasakan murid menutup pelajaran dengan berdoa)

RANGKUMAN
1. Kegiatan pra pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang dilakukan untuk
menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran sehingga guru dapat melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif.

2. Hal yang harus dilkukan guru dalam melaksanakan kegitan awal pembelajaran sebagai
berikut: 

a. Memahami kemampuan siswa.

b. Dapat membangkitkan perhatian siswa sehinnga perhatian siswaterpusat pada pelajaran


yang akan diikutinya.

c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.

d.. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya
suasana belajar yang aman dan menyenangkan.

e. Memberikan penguatan pada siswa.

f. Menanamkan sikap disiplin pada siswa.

3. Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan penyajian dan penjelasan materi oleh guru
yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas atau berlangsungnya proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

4. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran adalah kegiatan menutup pembelajaran dengan
melaksanakan penilaian yang dikembangkan oleh guru kemudian membaca do’a dan
memberikan tugas atau latihan sebagai tindak lanjut dari pembelajaran.

PERTANYAAN
1. Mengapa guru perlu mengadakan kegiatan pra pembelajran?
2. Jelaskan apakah penerapan belajar yang sistematis dapat meningkatkan pemahaman siswa?

44
3. Mengapa siswa perlu mendapat motivasi belajar?

4. Bagaiman bentuk kegiatan akhir pembelajaran yang baik dan ideal?


5. Jelaskan apakah kegiatan tindak lanjut pembelajaran memberikan dampak positif terhadap
siswa?

KUNCI JAWABAN
1. Karna kegiatan pra pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif
yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu
dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk
kegiatan tersebut relatif singkat sekitar 5 (lima) menit. Oleh karena itu, dengan waktu yang
relatif singkat diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik,
sehingga aktivitas-aktivitas pada awal pembelajaran tersebut dapat mendukung proses dan hasil
pembelajaran siswa.
2. Penerapan belajar yang sistematis dapat meningkatkan pemahaman siswa karna prosedur
pembelajarannya teratur dan sesuai dengan langkah-langkahnya sehingga mendorong
pemahaman siswa dan pembelajaran yang sistematis sangat teratur dan efektif dilakukan.
3. Karna untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar. Selain itu untuk mendorong siswa
bergerak agar mendapatkan hasil yang maksimal, dan sebagai rujukan untuk melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan tertentu.
4. Kegiatan akhir pembelajaran yang baik dan ideal adalah dengan memberikan penilaian atau
evaluasi pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa serta mengakhiri dengan membaca
do’a dan mengucapkan salam
5. Iya, karna siswa akan merasa diperhatikan gurunya dan membuat siswa semakin giat
mengerjakan sesuatu. Karena dia merasa ada orang yang memberikan dorongan untuk menjadi
lebih baik. Hal itu dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Karena siswa tidak hanya
mengerti tentang kesalahan yang dilakukannya namun siswa juga mendapatkan dorongan dari
gurunya untuk terus meningkatkan kemampuan dan membenarkan kesalahannya. Sehingga siswa
dapat meningkatkan pencapaian yang dia dapat.

45
DAFTAR PUSTAKA
Anitah Sry. 2007.Kegiatan Pra Pembelajaran Dan Awal Pembelajaran.Jakarta:Erlangga.
Rusman.2017. Prosedur Pembelajaran.Bandung:Graha Media.

46
PENDAHULUAN

Pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta
didik.dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yang di lakukan oleh para guru untuk
membimbing membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar
(Jones a Majid (2005 :16 ). Pengajaran dan mengajar adalah pengertian yang berbeda namun
tetap pada hal yang sama,berikut definisi mengajar menurut beberapa ahli.
Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai’’ suatu rangkaian kegiatan penyampaian
bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menuasi, dan mengembangkan
bahan pelajaran itu’’. Tyson dan carol (1970) mendefinisikan mengajar ialah ‘’ away working
with student a process of interaction... the teacher does something to student the student do
sometihink retrun. Mengajar ialah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara
siswa dan guru yang sama-sama aktif melalkukan kegiatan.
Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah ” suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi
proses belajar (M.syah, 2009). Oemar hamalik (2007) menyimpulkan dari beberapa pendapat
tentang makna mengajar dalam enam hal :
a)      menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah
b)      mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga
pendidikan sekolah,
c)      mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar
siswa,
d)     mengajar adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid,
e)      mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik
sesuai dengan tuntutan maswyarakat.

47
PEMILIHAN METODE MENGAJAR

A. Hakikat Metode Mengajar Dalam Pembelajaran

     Menurut Sri Anitah (2008)  metode mengajar merupakan suatu komponen yang harus di
gunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajran maupun dalam
upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan suatu metode atau cara yang mengajar yang
efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan  terjadinya interaksi antara siswa
dengan guru,sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maximal. Ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses mengajar ini,prinsip tersebut terutama berkaitan
dengan faktor perkembangan kemampuan siswa,diantaranya sebagai berikut:

1.metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tau siswa lebih jauh
terhadap materi pembelajaran (curiosity)
2.metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang
kreatif dalam aspek seni.
3.metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4.metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk slalu ingin menguji kebenaran sesuatu.
5.metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri)terhadap
suatu topik
6.metode mengajar harus memungkinka siswa mampu menyimak
7.metode mengajar harus memungkinkan  siswa untuk belajar secara mandiri (independen study)
8.metode mengajar harus memungkinkan untuk beljar bekerja sama
9.metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih memotivasi dalam belajarnya.

            Prinsip-prinsip  tersebut dalam prosesnya merupakan esensi dan berkarakteristik dari


masing-masing metode mengajar. Penggunaan metode belajar dalam pembelajarannya ditinjau 
dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk kompetensi
siswa,setiap pebelajaran memiliki tujuan sehingga dalam proses pembelajarannya harus ada
suatu cara maupun teknik yang memungkinkan dapat mencapai tujuan tarsebut secara efektif.

48
2. Sebagai gambaran aktifitan yang harus di tempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajan. tahap-tahapan kegiatan belajar mengajar pada dasarnya adalah prosedur dari
masing-masing metode yang digunakan dalam pembelajaran tersebut.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, aik
dalam kegiatan pembelajaran individu atau kelompok.

B. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Metode Mengajar.   

Penentuan tau pemilihan dalam metode mengajar dalam pembelajaran harus mempertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran.
1). Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa merupakan pernyataan yang harus dapat
diketahui,disikapi atau dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran uraian
tentang taxanomy bloom 

a. Kognitif
Pengetahuan, lebih menitik beratkan pada kemampuan mengetahui atau untuk mengingat sesuatu
pemahaman,lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan,memahami sesuatu dan
seterusnya. Menerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat,menggerjakan atau
menggunakan teori atau rumus. Analisis, lebih menekankan pada kemampuan
mengkaji,menguraikan,membedakan,mengidentifikasi. Sintesis, lebih menekankan pada
kemampuan menggabunkan kelompk,menggelompokkan,menyusun,membuat rencana program
dan seterusnya. 

b. Efektif
Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka tau kemampuan menerima. Partisipas,
lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan dan kerelaan hati. Penilaian dan penetuan
sikap,lebih menekankan pada penetuan sikap,organisasi,kemampuan membentuk sistem nilai
sebagai pedoman hidup 

c. Psikomotor
Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatu atau peka terhadap
suatu hal. Kesiapan,kemampuan bersiap,kemampuan bersiap diri secara fisik. Gerakan

49
terbimbing,kemapuan dalam meniru pekerjaan  lain atau meniru contoh gerakan
terbiasa,keterampilan yang berpegang pada pola gerakan kompleks,keterampilan yang
lincah,cepat dan lancar. 

2). Karakterisk]tik bahan pembelajaran atau materi pembelajaran


Salah satu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode mengjaradalah karakteristik
bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat  dalam materi pelajaran,aspek tersebut
tersebut sebagai berikut: 

a. Aspek konsep, merupakan subtansi isi pelajaran yang berhubungan dengan


pengertian,atribut,karakteristik,label atuau ide gagasansesuatu.
b. Aaspek fakta merupakan subtansi isi pembelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa masa lalu,data-data yang memiliki esensi objek dan wktu seperti nama dan tahun yang
berhubungan dengan objek pariwisata sejarah.
c. Aspek prinsip merupakan subtansi isi pembelajaran yang berhubungan dengan aturan,dalil,
dan prosedur yang harus ditempuh,
d. Aspek proses merupakan subtansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian
kegiatan,rangkaian peristiwa dan tindakan.
d. Aspek nilai merupakan subtansi materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek prilaku
yang baik dan buruk,yang benar dan salah yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak
orang
e. Aspek keterampilan intelektual,merupkan subtansi materi pembelajaran yang berhubungan
dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atu permasalahan,berfikir
sistematis,berfikir logis,berfikir taktis,berfikir inovatif dan berfikir ilmiah.
f. Aspek keterampilan psikomotor, merupakan subtansi materi pembelajaran yang
berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik. 

3). Waktu yang digunakan


      Penilaian metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yag tersedia dalam
pembelajaran,ada berapa metode mengajar yang dianggap relatif banyak menggunakan
wktu,seperti metode pemecahan masalahdan inkuiri.

4). Faktor siswa

50
     Siswa merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode
mengajar,selain faktor-faktor yang telah dikemukakan diata.aspekyang berkaitan dengan faktor
siswa terutama pada aspek mental,jumlah siswa dan kemampuan siswa.

5). Fasilitas,media dan belajar supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka pembelajaran
harus dirancang secara sistematisdan sistematik. prinsip-prinsip belajar yangdijadikan landasan
dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas,media dan sumber belajar.

C.Jenis-JenisMetodeMengajar 
Menurut Welliam (2010:12) metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru
dalam membelajarkan siswanya agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam
pembelajaran. setiap metode pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam
membentuk pengalaman belajar siswa, tapi satu sama lainnya sling menunjang untuk mencapai
tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya metode
mengajar yang efektif. metode belajar ini bukan hanya dikuasai oleh guru tetapi juga harus
dikuasai oleh siswa itu sendiri. Beberapa metode mengajar yang dilaksakan di kelas:

1). Metode Ceramah


    Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan. ceramah
yang baik adalah ceramah bervariasi,artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat
damn media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi. Karakteristik metode ceramah:
metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat pemberian
informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana.biasanya penggunaan metode ceramah
lebih bersifat menonton.
prosedur:
 -kegiatan awal: memberitahukan tujuan yang akan dicapai,menyampaikan
tahapan                        
-kegiatan,kegiatan  inti,penyajian dan tanya jawab,asosiasi-ilistrasi-kegiatan akhir:
aplikasi,kesimpulan
persyaratan untuk mengoptimalkan pembelajaran ceramah

51
           1. kemampuan yang harus dikuasai oleh guru
               -menguasai teknik ceramah
               - mampu memberikan ilustrasi
               -menguasai materi pembelajaran
               -menjelaskan secara sistematik
          2. yang harus diperhatikan oleh siswa
               -siswa mapu mendengar dan mencatat bahan pelajaran
               -kemampuan awal siswa
               -memiliki suasana emosionl yang mendukung
Keunggulan : ekonomis waktu dan biaya,target jumlah siswa lebih banyak,mudah
mengklasifikasikan bahan pelajaran,mudah memberikan tugas kepada siswa
Kelemahan: sulit bai yang kurang memiliki kemampuan menyimak,menimbulkan
verbalisme,kurang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi,cendrung menggunakan
ingatan,proses pembelajaran ada di otoritas guru.

2).Metodediskusi
       pembelajaran yang melibatkan beberapa siswa dalam menyelesaikan suatu masalah,dapat
dengan kelompok kecil (3-7 peserta) sedang (8-12 peserta) besar (13-40 peserta)
Karakteristik: dalam penggunaan metode diskusi,bahan pelajaran harus dikemukakan dengan
topik yang akan menstimulus siswa menyelesaikan masalah.
Prosedur:
-kegiatan awal:memberitahukan tujuan pembelajaran,mengelompokan siswa,memberitahukan  
tahapan kegiatan
-kegiatan inti:perumusan topik, identifikasi masalah, presentasi kelompok
-kegiatan akhir: kesimpulan
Prasyarat untuk mengoptilkan pembelajaran diskusi
-yang perlu diperhatikan oleh guru: mampu merumuskan masalah, mampu membimbing siswa
merumuskan dan mengidentifikasi masalah, mampu mengelompokkan siswa, mampu mengelola
pembelajaran, menguasai permasalahan diskusi
-yang perlu diperhatikan berkaitan dengan siswa:memiliki motivasi,perhatian dan minat untuk

52
berdiskusi,mampu melaksanakan diskusi,mampu belajar bersama,mampu berpendapat,mampu
menghargai orang lain.
Keunggulan :bertukar pikiran,merangsang siswa untuk berpendapat,mengembangkan rasa
tanggung jawab,membina kemampuan berbicara,memberikan kesempatan belajar
Kelemahan:memerlukan waktu yang banyak,diskusi tidak efektif apabila siswa tidak menguasai
materi,siswa yang aktif hanya tertentu.

3).Metode demonstrasi
    Metode yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objek atau
acara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses
Karakteristik: metode pembelajaran ini menyampaikan proses objek tertentu dengan objek
tertentu dengan objek yang nyata.
Prosedur 
        mempersiapkan alat yang akan didemostrasikan,memberikan penjelasan tentang   
topik,pelaksanaan demonstrasi,penguatan terhadap hasil demonstrasi,kesimpulan..
Keunggulan :memahami bahan pelajaran sesuai dengan kenyatan,dapat mengembangkan rasa
ingin tahu,dapat melakukan pekerjaan yang sistematis,dapat melakukan perbandingan dari
beberapa objek
Kelemahan:hanya dapat berpikir konkret saja,ika jumlah siswa banyak,tidak mudah mengatur
siswa,bergantung pada alat banu yang sebenarnya,siswa kurang berani mencoba.

4).Metodepemecahanmasalah
     Merupakan metode yang banyak mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi
Karakteristik: cendrung menggunakan pendekataninduktif,dan dialaksanakan pada kelas tinggi
Prosedur: merumuskan dan membatasi masalah,merumuskan dugaan dan
pertanyaan,mengumpilkan dan mengolah data,membuktikan atau menjawab
pertanyaan,merumuskan kesimpulan
Keunggulan:mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan kritis,mempelajari bahan pelajaran
yang aktual,mengoptimalkan kemampuan siswa
Kelemahan: membutuhkan waktu yang cukup lama,bahan pelajaran tidak bersifat logis dan
sistematis,memerlukan bimbingan dari guru

53
D. Hubungan Metode Belajar Dengan Metode Mengajar

     Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses atau aktivitas.siswa dikatakan belajar kalau
terdapat aktivitas pada dirinya,baik secara fisik ,mental maupun emosional. Hasil belajar yang
diharapkan berupa perubahan-perubahan perilaku siswa baik aspek pengetahuan,sikap maupun
keterampilannya. Pengalaman yang terjadi dalam belajar ditekankan pada interaksi antara siswa
dengan linkungannya,baik lingkungan fisik/alam maupun lingkungan sosial. Pengalaman belajar
(learning exsperience) merupakan suatu proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.proses  kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh alternatif metode
mengajar mengajar yang di gunakan oleh guru. Pengalaman belajar yang diharapkan adalah
terjadinya aktivitas belajarnya di bangun atas kemampuan dan potensi dirinya sendiri.
setiap pemilihan dan penggunaan metode mengajar akan berdampak terhadap pengalaman siswa
dalam pembelajaran. hubungan pengalaman dengan metode mengajar dapat dilihat dari
gambaran karakteristik metode mengajar itu sendiri.

    Metode ceramah yang di gunakan dalam pembelajaran secara langsung maupun tidak
langsung akan berdampak pada pengalaman belajar siswa.pengalaman menyimak merupakan
pengalaman cendrung yang banyak di peroleh.pengalam ini bukan membentuk kemampuan
siswa dalam mendenggarkan,tetapi siswa di tuntut untuk memperoleh pengalaman mengkaji atau
menganalisis dari hasil yang dicerahmahkan guru.disini akan terjadi proses mental yaitu mengert
dan tidak mengerti ,diterima dan tidak diterima,dengan demikian,melalui metode ceramah siswa
akan memperoleh pengalaman tentang proses pemahaman suatu konsep,fakta,bahkan prinsip-
prinsip.sampai pada akhirnya pengalaman tersebut dimiliki oleh siswa sepenuhnya sehingga
siswa akan mapu menjelaskan kembali,siswa mampu mengasosiasikan informasi dari guru,siswa
diminta untuk menyimpulkan apa yang telah dijelaskan oleh guru.
   Metode demonstrasi,penggunan metode ini akan berdampak pada pengalaman
siswa,pengalaman yang cendrung banyak di peroleh adalah memperhatikan proses atau
proseduryang sistematis,memperaktikan keterampilan secara proses,menggunakan alat atau
bahan yang sebenarnya.melalui metode ini bahan disajikan dengan mempertunjukan secara
langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinnya secara proses.
Metode simulasi,dalam pembelajaran simulasi  secara langsung maupun tidak langsung akan

54
berdampak terhadap pengalaman belJr siswa,diantaranya dalam berinteraksi,berkomunikasi
dalam kelompok,bermain peran,bekerja sama dan menilai proses kegiatan simulasi.        

RANGKUMAN
1. Metode pembelajaran adalah cara penjelasan atau penyampaian materi oleh guru yang sesuai
dengan tahapan perkembangannya sehingga kegiatan pembelajaran berjalan efektif.
2. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: Faktor- factor yang diperhatikan dalam
pemilihan metode pembelajaran:
a. Tujuan pembelajaran
b. Materi pembelajaran
c. Waktu yang digunakan
d. Fasilitas dan media pembelajaran
e. Karakteristik siswa

3. Macam-macam metode pembelajaran:


a. Metode ceramah
b. Metode diskusi
c. Metode demonstrasi
d. Metode pemecahan masalah

4. Hubungan metode belajar dengan metode mengajar adalah suatu proses kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Proses  kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh
alternatif metode belajar mengajar yang digunakan oleh guru, dengan metode belajar siswa
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya sendiri.
Setiap pemilihan dan penggunaan metode mengajar akan berdampak terhadap pengalaman siswa
dalam pembelajaran. hubungan pengalaman dengan metode mengajar dapat dilihat dari
gambaran karakteristik metode mengajar itu sendiri.

PERTANYAAN
1. Mengapa dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru memerlukan metode mengajar?

55
2. Jelaskan metode belajar seperti apa yang cocok diterapkan untuk anak kelas rendah dan kelas
tinggi?
3. Mengapa guru perlu memperhatikan pemeilihan metode mengajar?

4. Jelaskan apakah setiap penyampaian materi pelajaran selalu menggunakan metode pelajaran?

5. Metode belajar seperti apa yang disukai oleh siswa?

KUNCI JAWABAN
1. Karena metode mengajar menjadi penunjang tercapainya tujuan pembelajaran sepert:
a. Dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.
b. Dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
c. Dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berekspresi yang kreatif dari kepribadian
siswa.
d. Dapat merangsang keinginan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut,
melakukan eksplorasi dan inovasi ( pembaharuan ).
e. Dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui
usaha pribadi.
f. Dapat menanamkan dan mengembangkan nilai – nilai dan sikap – sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara belajar yang baik dalam kehidupan sehari – hari.

2. Kelas rendah :
a. Bemberikan contoh edukasi yang mudah dan dapat di pahami oleh siswa atau metode yang
menggunakan benda konkret.
b. Belajar sambil bermain, dan variasi metode pembelajaran lainnya

kelas tinggi :
a. Metode yang cocok yaitu metode diskusi, karna anak sudah bisa menalar
b. Metode ceramah, metode ceramah selalu digunakan cuma dilakukan secara berselingan
dengan metode yang lain
c. Metode pemecahan masalah, untuk mengembangkan daya nalar anak

56
d. Metode tanya jawab, untuk memberikan umpan balik kepada siswa sehingga siswa menjadi
aktif.
3. Karna metode pembelajaran sangat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran dan metode
tersebut harus sesuai dengan materi yang di ajarkan dan karakteristik ssiswa sehingga harus
dilakukan pemilihan metode pembelajaran yaang sesuai

4. Dalam penyampaian materi, guru selalu menggunakan metode pembelajaran karna


metode pembelajaran adalah bagian utuh dari proses pendidikan pengajaran, cara guru
menjelaskan suatu pokok bahasan sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran),  dalam 
upaya mencapai sasaran dan tujuan  pengajaran. Tanpa metode pembelajaran, pelajaran tersebut
tidak akan berjalan efektif.

5. Metode pembelajaran yang disukai oleh siswa adalah belajar sambil bermain, karna
menghilangkan rasa jenuh siswa dan meningkatkan semangat siswa, sehingga dengan mudah
pelajaran tersebut dapat dipahaminya.

DAFTAR PUSTAKA
Anitah.2008.Pemilihan Metode Mengajar.Bnadung:Universitas Terbuka
Welliam.2010.Jenis-Jenis Metode Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
57
PENDAHULUAN

Pembelajaran yang ada selama ini masih banyak yang didominasi guru saja,sedangkan
siswa hanya Datang, Duduk, Dengar, Catat, dan Hafal atau yang dikenal dengan istilah D3CH,
keadaan seperti ini memberikan dampak buruk bagi siswa, salah satunya adalah siswa hanya
menguasai materi yang diberikan tanpa mengetahui manfaat dan cara mengaplikasikan ilmu atau
pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jika sistem pembelajaran seperti ini masih sering
berlangsung, ada beberapa kemungkinan buruk yang akan terjadi, antara lain siswa menjadi
kurang tertarik pada pelajaran, kemudian timbulnya kejenuhan, rasa bosan, bersikap pasif
terhadap pelajaran dan kemungkinan terburuknya adalah siswa sudah tidak mau belajar   atau
benci dengan  .

Hal ini menjadi salah satu penyebab prestasi hasil belajar   siswa masih tergolong rendah.
Salah satu bentuk penggunaan teknologi pembelajaran yang dapat menggabungkan unsur
pendidikan dan unsur hiburan adalah digunakannya teknologi informasi berbasis komputer.
Penggunaan teknologi informasi yang berbasis komputer, diharapkan dapat menjadi salah satu
cara inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran, apalagi didukung kenyataan sebagian
sekolah sudah memiliki komputer, bahkan laboratorium komputer, sudah saatnya komputer
digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Dengan menggunakan media komputer sebagai
penyajiannya, materi pembelajaran dapat disajikan secara lebih interaktif dan menarik. Dengan
adanya interaktivitas ini siswa dengan mudah dapat memilih bagian materi pelajaran yang ingin
dipelajari atau mempelajari bagian materi yang belum dipahami.

58
HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN

A. Hakikat Media Pembelajaran


Pengertian media menurut Soeparno (2010:1) media adalah suatu alat yang dipakai
sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu
sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Dalam dunia pengajaran, pada umumnya
pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yakni guru; sedangkan sebagai
penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut
berupa sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa.
Menurut Wilkinston (1984:5), media adalah segala alat dan bahan selain buku teks, yang
dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar mengajar. Alat atau
bahan yang dimaksud tersebut antara lain film, gambar, radio, televisi, pengajaran berprogram,
komputer, kaset audio, dan lain sebagainya. Dikaitkan dengan pengajaran, media pengajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi
pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar (Ibrahim dan Syaodih, 2003:112). Berbagai bentuk media
dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Pengajaran
dengan menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata (simbol verbal),
sehingga dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi
siswa.
Pendapat lain tentang media dikemukakan oleh Prastati dan Irawan (2005:3), media
adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna
umumnya adalah “apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke
penerima informasi”. Sedangkan makna khusus yang dikaitkan dalam pembelajaran, menurut
Schramm (dalam Prastati 2005:4) media adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran” atau “sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran”.
Dari beberapa pengertian media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran untuk menyampaikan pesan atau
informasi yang bertujuan untuk memberikan rangsangan atau motivasi siswa dalam
pembelajaran.

59
B. Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal. Akan tetapi
selain itu, ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus. Kemp dan Dayton (dalam  Prastati,
2005:6) mengidentifikasi tidak kurang dari delapan manfaat media dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut.

1.   Penyampaian materi pembelajaran dapat disergamkan.


2.  Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
3.  Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4.   Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
5.   Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
6.   Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
7.    Sikap positif  siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat
ditingkatkan.
8.    Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Menurut Sutikno (2009), ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses
pembelajaran yaitu:
(1) menarik perhatian siswa
(2) membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran
(3) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan)
(4) mengatasi keterbatasan ruang
(5) pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
(6) waktu pembelajaran bisa dikondisikan
(7) menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
(8) meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar
(9) melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
(10) meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum manfaat media
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan

60
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Selain itu, media pembelajaran dapat menumbuhkan sikap
positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.

C. Peranan Media Pembelajaran


Peranan media pembelajaran tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan
dengan isi dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Oleh karena itu, media pembelajaran yang
digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi masing-masing. Suatu
media tidak harus dinilai dari kecanggihan, tetapi dinilai dari fungsi dan perannya. Media yang
digunakan bisa berupa gambar, lukisan, atau video tentang objek tertentu.
Peranan media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2009:6-7) adalah (1) alat untuk
memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media
digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran; (2) alat untuk
dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam belajar mengajar; dan (3) sumber
belajar bagi siswa, media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari siswa baik
individu maupun kelompok.
Peranan media sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
peneliti berusaha memaksimalkan media foto jurnalistik tematik potret bencana dari surat kabar
sebagai media pembelajaran menulis poster untuk meningkatkan kualitas siswa maupun guru

D. Jenis Media Pembelajaran


Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder,
peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
b. Media visualMedia yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang
menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada
pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audio visualMedia yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan
kedua. Media ini dibagi dalam:

61
1). Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu
sumberseperti video kaset
2). Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan
unsur suaranya berasal dari tape recorder.

Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:


a.  Media dengan daya liput luas dan serentakPenggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat
dan ruang serta dapat menjangkaujumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang
sama.seperti radio dan televisi serta internet
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat media ini dalam penggunaannya
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound slides film rangkai, yang harus
menggunakan empat tertutupdan gelap.
c. Media untuk pembelajaran invidual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri
termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:


a. Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, danpenggunaannya tidak sulit.
b. Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat serta
mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang
memadai.
Sementara itu, dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran, Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana sebagai
berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2) media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4)
media video, (5) media berbasis komputer, dan (6) multi media kit.

E. Karakteristik Media Pembelajaran


Menurut Gerlach & Ely ada tiga ciri media yang dapat membantu proses kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu :
a. Ciri Fiksatif

62
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun
kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu
ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang
telah direkam atau disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.

b. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki ciri manipulatif. Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu
kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat
waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena
apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-
bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan
membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang
tidak diinginkan.

c. Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam
dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara
bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi
informasi yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya.

F. Manfaat Peralatan Media Pembelajaran


Diantara manfaat atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (alam bentuk kata-kata,
tertulis atau lisan belaka).

63
b. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
1.  Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model.
2.  Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.
3.  Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed
photografi.
4.  Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,
video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
5.   Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll.
6.  Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam
bentuk film,film bingkai, gambar,dll.

c.  Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik
dapat diatasi.Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
1.  Menimbulkan kegairahan belajar.
2.  Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan
3.  Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-
masing.

d.  Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap
siswa,maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila
latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang
berbeda dengan kemampuan dalam:

1.  Memberikan perangsang yang sama


2.  Mempersamakan pengalaman
3.  Menimbulkan persepsi yang sama.

G. Pemilihan, Penggunaan, Perawatan Media Pembelajaran (Media Selection)


1. Pemilihan Media Pembelajaran

64
Pada saat akan menentukan media pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan, terlebih dahulu yang perlu anda pahami adalah : (1) Belum ada satu pedoman yang
pasti dan jelas yang member petunjuk untuk mengadakan pemilihan media pembelajaran dan (2)
Terdapat banyak jenis media pembelajaran dan kemungkinan-kemungkinan untuk memilih
media tersebut.
            Kegiatan pemilihan media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari
keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran. Jika salah memilih media pembelajaran
maka akan berpengaruh pada keberhasilan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Memilih
media harus selalu dikaitkan dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
sifat-sifat bahan ajar yang akan disampaikan, strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan
sistem evaluasinya. Media pembelajaran sangat banyak ragamnya dan setiap media memiliki
kelemahan dan kelebihan, tidak ada media pembelajaran yang paling baik yang dapat digunakan
untuk segala situasi dan kondisi. Terdapat 3 hal yang perlu dijadikan pertimbangan dalam
pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a. Tujuan pemilihan pembelajaran
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
Apakah digunakan untuk kegiatan pembelajaran atau pemberian informasi yang sifatnya umum
atau sekedar hiburan saja ? jika digunakan untuk kegiatan pembelajaran, apakah untuk
pembelajaran yang sifatnya individual atau kelompok tujuan pemilihan sangat berkaitan dengan
kemampuan dalam menguasai berbagai jenis media pembelajaran berserta karakteristiknya.
b. Karakteristik media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tetentu, dilihat dari segi ke andalanya, cara
pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Pemahaman terhadap karakterisitik berbagai media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki dalam kaitannya dengan
pemilihan media pembelajaran ini. Selain itu, kemampuan ini memberikan kemungkinan untuk
menggunakan berbagai jenis media pembelajaran secara variasi. Apabila kurang memahami
karakteristik tersebut maka akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dan cenderung spekulatif.
c. Alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih
Memilih media pada dasarnya merupakan proses menganbil atau menentukan keputusan dari
berbagai pilihan yang ada. Supaya media pembelajaran yang dipilih itu tepat, selain harus
mempertimbangkan ketiga hal tersebut, perhatikan pula beberapa faktor berikut :

65
a. Rencana pembelajaran
b. Sasaran belajar
c. Tingkat keterbacaan media
d. Situasi dan kondisi
e. Objektivitas

2. Penggunanaan Media Pembelajaran


            Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien
perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat
dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan
menggunakan media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar
pada langkah  persiapan diantaranya:
a) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana bila akan mengajar
seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang
akan digunakan.
b) mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta  yang telah disediakan,
c) menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti
tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan
baik.

Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti:
a. Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan.
b. Jelaskan tujuan yang akan dicapai,
c. Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses
pembelajaran,
d. Hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu perhatian/konsentrasi, dan
ketenangan  peserta didik.

66
Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang
materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi,  latihan dan tes.

3. Pemeliharaan Media Pembelajaran


Agar media pembelajaran yang telah dibuat dapat terpelihara dengan baik dan digunakan
berkali-kali dalam waktu relatif lama maka perlu pemeliharan dan perawatan. Berikut cara
praktif dalam memelihara dan merawat media pembelajaran sederhana tanpa harus
mengeluarkan biaya banyak tanpa biaya sedikitpun, antara lain :
1. Media grafis, seperti bagan, diagram, grafik, poster, dan kartun yang dibuat dengan ukuran
sbesar, diberi bingkai pada bagian atas dan bawah. Cara menyimpananya tidak digulung atau
dilipat supaya media tersebut tidak rusak.
2. Dalam upaya pemeliharan dan kepraktisan dalam penggunaan media grafis diupayakan
dengan pembuatan papan penyajian, bisa berupa papan planel, papan bulletin, papan tikar.
3. Apabila pihak sekolah memiliki dana yang memadai sebaiknya disediakan ruang untuk
penyimpanan berbagai media pembelajaran, baik yang dibuat guru maupun hasil membeli dari
toko sehingga media tersebut awet, tahan lama, dan terpelihara dengan baik. Ruangan tersebut
bisa juga berfungsi sebgai pusat media atau pusat sumber belajar pada tingkat sekolah. Media
pembelajaran tersebut digunakan apabila tujuan dan materi pelajaran menuntut menggunakan
media pembelajaran tersebut.

RANGKUMAN
1. Media pembelajaran adalah alat atau bahan yang digunakan oleh pendidik untuk menunjang
penyampaian informasi atau materi pelajaran kepada peserata didik agar lebih mudah dipahami
2. Fungsi media pembelajaran yaitu untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa,
dengan maksud membantu siswa memahami pelajar secara optimal
3. Karakteristik media pembelajaran:
Ciri fiksatif mampu merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu objek atau
peristiwa. Ciri manipulatif, mampu mengedit hasil rekaman dan menghemat waktu. Ciri

67
distributif, mampu mentransportasikan suatu objek atau kejadian melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada banyak siswa.
4. Manfaat peralatan media pelajaran: Memperjelas penyajian, mengatasi perbatasan ruang,
waktu dan daya indera, menimbulkan kegairahan belajar, mengatasi kesulitan guru dalam
menjelaskan materi pelajaran.

PERTANYAAN
1. Jelaskan mengapa setiap penjelasan materi pelajaran memerlukan media pelajaran?
2. Jelaskan apakah penggunaan media pembelajaran dapat menjamin pemahaman siswa?
3. . Jelaskan media pelajaran seperti apa yang cocok untuk anak kelas rendah?
4. Bagaimana cara guru memelihara media pembelajaran?
5. Jelaskan media pembelajaran seperti apa yang cocok digunakan untuk anak berkebutuhan
khusus?

KUNCI JAWABAN

1. Karna media pembelajaran bisa digunakan sebagai alat bantu yang berfungsi melancarkan
jalannya kegiatan belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Setiap mata
pelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi, ada bahan pelajaran yang tidak
memerlukan alat bantu, tetapi ada bahan pelajaran yang sangat sulit sehingga memerlukan alat
bantu, karena memiliki tingkat kesukaran yang tinggi yang sulit diproses dan dicerna oleh siswa.
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar akan membantu guru memperkaya
wawasan siswa.
2. Tidak, tetapi dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu siswa agar lebih
paham. Siswa akan memahami materi pelajaran apabila siswa tersebut juga memiliki minat dan
semangat belajar serta rajin dan aktif dalam belajar.
3. Media pembelajaran yang cocok untuk anak kelas rendah adalah media yang bersifat konkret
dan berhubungan langsung dalam kehidupan sehari-harinya
4. Cara guru memelihara media pembelajaran adalah:

68
a. Menggunakan media grafis, seperti bagan, diagram, grafik, poster, dan kartun yang dibuat
dengan ukuran sbesar, diberi bingkai pada bagian atas dan bawah. Cara menyimpananya tidak
digulung atau dilipat supaya media tersebut tidak rusak.
b. Dalam upaya pemeliharan dan kepraktisan dalam penggunaan media grafis diupayakan
dengan pembuatan papan penyajian, bisa berupa papan planel, papan bulletin, papan tikar.
c. Apabila pihak sekolah memiliki dana yang memadai sebaiknya disediakan ruang untuk
penyimpanan berbagai media pembelajaran, baik yang dibuat guru maupun hasil membeli dari
toko sehingga media tersebut awet, tahan lama, dan terpelihara dengan baik. Ruangan tersebut
bisa juga berfungsi sebgai pusat media atau pusat sumber belajar pada tingkat sekolah.

5. Media pembelajaran yang cocok untuk anak berkebutuhan khusus adalah media yang sesuai
dengan kebutuhannya seperti anak yang cacat mata bisa menggunakan media yang khsus untuk
anak yang buta, dan begitu seterusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Soeparno.2010. Hakikat Media Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.


Sudjana dan Rivai.2009. Peranan Media Pembelajaran. Bandung Gra Media.
Sutikno.2009.Fungsi Media Pembelajaran.Bandung:Universitas Terbuka.
Irawan.2005.Hakikat Media Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

69
PENDAHULUAN

Keterampilan dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan


proses belajar. Teknik belajar yang terlalu monoton dan tidak memiliki variasi akan membentuk
suasana yang membosankan sehingga peserta didik tidak tertarik dalam mengikuti pelajaran.
Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar yang efektif, Guru perlu
menimbulkan adanya dialog atau tanya jawab. Dialog antara Guru dan peserta didik akan
menciptakan interaksi belajar yang lebih efektif dan akrab. Adanya tanya jawab yang dilakukan
secara kelompok atau secara  individu diharapkan akan membentuk suasana belajar yang
menyenangkan. Dengan adanya tanya jawab akan memberi motivasi tersendiri kepada peserta
didik agar membangkitkan pemikiran dan cara pandang yang luas terhadap materi yang sedang
dipelajari di dalam kelas. Selain itu adanya tanya jawab dapat terlihat bahwa sejauh mana peserta
didik memahami materi yang sedang didiskusikan.

Selama pelajaran berlangsung, siswa ikut serta secara aktif dalam pembahasan materi
yang diberikan oleh Guru. Pertanyaan yang berkaitan dengan isi pelajaran atau juga pengalaman
yang dihayati dengan tanya jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas. Adanya
teknik tanya jawab yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa dapat mengerti, atau
mengingat terhadap fakta-fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga memiliki
pemahaman yang mendalam terhadap fakta tersebut. Dengan adanya tanya jawab diharapkan
dapat menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan soal
atau masalah sehingga dapat menjawab soal atau masalah dengan benar dan tepat. Penggunaan
teknik tanya jawab juga dilakukan oleh guru guna meneliti sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi atau masalah yang dihadapi.

Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi
tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan
bertanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa ini menunjukan adanya interaksi di kelas
yang dinamis dan multi arah. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu
guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru
maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian
siswa atau peserta.

70
KETERAMPILAN BERTANYA

A. Keterampilan Bertanya
Pengertian Bertanya
Merupakan kegiatan pengajar dalam menyampaikan pertanyaan kepada peseda didik
dalam proses pembelajaran, baik pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut. Brown (2010: 124-
132) menggolongkan pertanyaan ke dalam pertanyaan kognitif tingkat rendah, yang mencakup
ingatan, pemahaman, dan penerapan dan pertanyaan kog nitif tingkat tinggi, yang meliputit
analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkanjika menggunakan kategori jenjang kogniiif hasil revisi
Anderson (2011: 83) akan meliputi: analisis (aralyze), evaluasi (eyaluaie), dan mengkreasi
(creafe). Dengan demilian ketrampilan bertanya dapat diartikan sebagai keterampilan pengajar
dalam menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, baik
pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut Keterampilan bertanya bagi pengajar merupakan hal
mendasaa dan tidak dapat ditinggalkan dalam kegiatan pembelajaran.
Keterampilan bertanya memerlukan pemahaman dan latihan dari seorang
pengajar.pengajardiharapkan dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan beftanya pada
sjtuasiyang iepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat ntenimbulkan
perubahan perilaku baik pada pengajar maupun dari peserta didik. Pengajar yang sebelumnya
selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi peserta
didik, sedangkan peserta didik yang sebelumnya pasif mendegaakan keterangan pengajar akan
berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan,dan
mengemukakan pendapat. Hal ini akanmendorong terjadinya pembelajaran yang menerapkan
prinsip PAKIKEM (Pembelajaran Aktif, Kolaboratif, lnovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan).
Tujuan Keterampilan Bertanya
a. Mengurangi dominasi pengajar (teachet oriented/centered) dalam kerja pembelajaran.
b. Mendorong keberanian peserta didikuntuk berpendapat.
c. Meningkatkan partjsipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sesuai dengan prinsip
PAKIKEM.
d. Mengarahkan kegiatan pembelajaran agar focus kepada kompetensi yang ditetapkan.
Komponen Sejumlah komponen ketelampilan bertanya di antaranya:

71
a. Pertanyaan diaiukan secara Jelas
b. Pertanyaan memancing pendapat atau keaktifan peserta didik
c. Pemberian acuan
d. Pemusatan
e. Pemindahan giliran
f. Penyebaran
g. Pemberian waktu berpikir
h. Pembe an tuntunan
i. Pengaturan tingkat kognitif pertanyaan
j. Pengaturan u.utan pertanyaan
k. Penggunaan pertanyaan pelacak
B. Keterampilan memberikan penguatan
Pengertian Pengualan (reinforcemenl) dimaksudkan adalah respon positlf dari pengajar kepada
peserta didik yang telah berhasil melakukan perilaku (behavior) terientu secara baik. Pemberian
penguatan pada umumnya dilakukan oleh pengajar dengan tujuan agar peserta didik lebih giat
berpartisiasi dalam interaksi pembelajaran dan mengulangi lagi perilaku yang baik. Dengan kata
lain penguatan adalah tanggapan pengaiar tefiadap perilaku peserta didik yang memungkinkan
dapat berulangnya kembali perilaku yang dianqqap baik.
Tujuan Keterampilan memberikan penguatan
a. Menumbuhkan perhatian peserta didik. Memotivasi peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi
c. Mengendalikan berkembangnya perilaku negatif dan mendorong tumbuhnya perilaku positif
dan Produktif.
d. Menumhkan rasa percaya diri peserta didik
e. Mendorong peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya
Komponen
a. Penguaian secara verbal, dengan kata-kata pujian atau penghargaan
b. Penguatan secara non verbal, dengan menggunakan mimik dan gerakan badan
c. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
d. Penguatan berupa simboldan benda

72
RANGKUMAN

PERTANYAAN
1.

KUNCI JAWABAN
1.

 DAFTAR PUSTAKA

Brown.2010.Keterampilan Dasar Mengajar.Jakarta: Erlangga.


Anderson.2011. Keterampilan Dasar Mengajar.Jakarta: Erlangga.
PENDAHULUAN

Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha
menghilangkannya. Bosan terjadi jika seseorang melihat, merasakan mengalami peristiwa yang
sama secara berulang-ulang, bertemu dengan hal yang “itu-itu saja” dan tidak ada sesuatu yang
diharapkan.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan menciptakan
lingkungan belajar bagi para peserta didik untuk mencapai pendidikan yang baik. Sekolah perlu
menyusun program yang tepat yang tentunya harus didukung oleh tim pendidik yang memenui
sifat-sifat pendidik yang telah di tentukan dalam suatu pendidikan, sehingga memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan belajar secara efisien dan sampai pada tujuan yang diharapkan.
Guru merupakan sosok yang digugur dan di tiru. Program kelas tidak akan berarti
bilamana tidak mewujudkan menjadi kegiatan.untuk itu guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas.
Semua usaha yang dilakukan guru didalam pembelajaran mengacu pada bagimana memfasilitasi
siswa mencapai kompetensi yang sudah di tetapkan. Pecapaian kompetisi tidak mungkin terjadi
tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya
membuat pembelajaran untuk menghindari kebosanan siswa, maka guru harus terampil dalam
pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar
dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran .
Berdasarkan beberapa ulasan di atas maka diperlukan keterampilan mengadakan variasi
dan meberi penguatan dalam proses belajar dan mengajar. Oleh karena itu kami menyusun
makalalah dengan judul keterampilan mengadakan variasi dan memberi penguatan guna
meningkatkan pembelajaran di sekolah.
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

A. Keterampilan mengadakan variasi


Pengertian Variasi
Dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan adalah perubahan-perubahan kegiatan pengajar
dalam konteks interaksi pembelajaran, yang meliputi gaya mengajar, penggunaan media
pembelajaran, pola interaksidengan peserta didik. dan siimulasi.
Tujuan Mengadakan variasi
a. Mengatasi kebosanan peserta didik sehjngga dalam proses pembelajaran peserta didik
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,serta penuh partisipasi
b. Menjadikan proses pembelajaran lebih hidupdan tebih bermakna
c. meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta kompetensi yang
harus dikuasai.
d. Memotivasi peserta didik aktifdalam pembelajaran 

B. Keterampilan Menjelaskan
Pengertian Menjelaskan
Dimaksudkan adalah memberikan pengertian kepada orang lain (Brown, 2009: 111) Oleh
karenaya keterampilan menjelaskan dapat diartikan sebagai keterampilan memberikan pengertian
berupa penyajian informasi lisan yang diorganisasi secara sistematis kepada peseta didik,
sehingga informasi atau pesan-pesan pembelajaran baik berupa fakta, konsep, prinsip, ataulpun
prosedur dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik.
Tujuan Keterampilan Menjelaskan
a. Membantu peserta didik dalam memahami fakta, konsep, prinsip, atau prosedur, serta
membantu memecahkan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Melibatkan peserta didik untuk berpikir serta mengkomunikasikan ide dan gagasannya
c. Memperkuat struktur kognitif yang berhubungan dengan bahan pembelajaran.
d. Mengendapankan balikan dari peserta didik tentang penguasaan kompetensi yang harus
dikuasai.
RANGKUMAN
1.

PERTANYAAN
1.

KUNCI JAWABAN
1.

DAFTAR PUSTAKA

Brown.2009. Keterampilan Menjelaskan.Yogyakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.

Anda mungkin juga menyukai