16
Ind
P
INDONESIA
SEHAT
2010
Direktur Jenderal
Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Ill
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R.I. TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN OBAT PUBLIK DAN
PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK PELAYANAN
KESEHATAN DASAR (PKD).
Kedua Pedoman Teknis Pengadaan Obat Pubiik dan Perbekalan
Kesehatan sebagaimana terdapat dalam lampiran Keputusan
ini, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Ketiga Pedoman Teknis Pengadaan Obat Pubiik dan Perbekalan
Kesehatan untuk Peiayanan Kesehatan Dasar ini hendaknya
dipergunakan sebagai acuan bagi Propinsi, Kabupaten/ Kota
dalam melaksanakan Pengadaan Obat Pubiik dan Perbekalan
Kesehatan bagi Peiayanan Kesehatan Dasar.
Keempat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jaka r ta
Pada tanggal 20 November 2002
MENTERI KESEHATAN
IV
DAFTAR ISI
Halaman
B. Kriteria/Persyaratan Pemasok 24
C. Penentuan Waktu Pengadaan & Kedatangan
Obat 25
BAB IV PENUTUP 27
Formulir 1 28
Formulir 2 29
Formulir 3 30
Formulir 4 31
VI
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan R.I.
Nomor : 1412/Menkes/SK/XI/2002
Tanggal: 20 November 2002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan, obat
merupakan salah satu unsur penting. Sebagian besar upaya
pelayanan kesehatan menggunakan obat dan biaya yang
digunakan untuk obat merupakan bagian yang cukup besar
dari seluruh biaya kesehatan. Diantara berbagai alternatif
yang ada, Intervensi dengan obat merupakan intervene! yang
paling banyak digunakan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan.
8
Metoda Morbiditas
Metoda morbiditas adalah perhitungan kebutuhan
obat berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan
kunjungan dan lead time. Langkah-langkah dalam
metoda ini adalah:
1) Menentukan jumlah penduduk yang akan
dilayani.
2) Menentukan jumlah kunjungan kasus
berdasarkan frekwensi penyakit.
3) Menyediakan standar/ pedoman pengobatan
yang digunakan.
4) Menghitung perkiraan kebutuhan obat.
5) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedla.
Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode
Morbiditas:
> Perkiraan jumlah populasi
> Komposisi demografi dari populasi yang akan
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin untuk
umur antara:
■ 0-4 tahun
■ 5-14 tahun
■ 15-44 tahun
■ >45 tahun
> Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan
kelompok umur - penyakit.
> Frekwensi kejadian masing-masing penyakit
pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok
umur yang ada.
> Menghitung perkiraan jumlah obat X jenis obat
untuk setiap diagnosa, yang dibandingkan dengan
standar pengobatan.
> Untuk menghitung jenis, jumlah, dosis, frekwensi
dan lama pemberian obat dapat dipergunakan
pedoman pengobatan yang ada.
> Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan
kelompok umur - penyakit.
> FrekwensI kejadian masing-masing penyakit
pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok
umur yang ada.
> Menghitung perkiraan jumlah obat X jenis obat
untuk setiap diagnosa, yang dibandingkan dengan
standar pengobatan.
> Untuk menghitung jenis, jumlah, dosis, frekwensi
dan lama pemberian obat dapat dipergunakan
pedoman pengobatan yang ada.
10
contoh:
Tetrasiklin kapsul 250 mg digunakan pada berbagai
kasus penyakit:
Berdasarkan langkah pada butir a, diperoleh obat
untuk:
- Kolera diperlukan = 3.000 kapsul
- Desentri diperlukan = 5.000 kapsul
- Amubiasis diperlukan = 1.000 kapsul
- Infeksi saluran kemih = 2.000 kapsul
- Penyakit kulit diperlukan = 500 kapsul
- Jumlah Tetrasiklin diperlukan = 11.500 kapsul
c. Menghitung jumlah kebutuhan obat yang akan datang
dengan mempertimbangkan faktor antara lain:
> Peningkatan kunjungan
> Lead time
11
Manfaat informasi yang didapat;
Sebagai sumber data dalam menghitung kebutuhan obat
untuk pemakaian tahun mendatang dengan menggunakan
metoda morbiditas.
12
a = rancangan pengadaan obat tahun yang akan
datang
b = kebutuhan obat untuk sisa periode berjalan
(Januari - Desember)
c = kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang
d = rancangan stok akhir
e = stok awal periode berjalan/ stok per 31 Desember
Unit Pengelola Obat/ Gudang Farmasi Kabupaten/
Kota dan Unit Pelayanan Kesehatan.
f = rencana penerimaan obat pada periode berjalan
(Januari - Desember)
13
Jenis data yang perlu dipersiapkan/ dikumpulkan:
Lembar kerja penghitungan perencanaan pengadaan obat
pada tahun anggaran yang akan datang, untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan;
> Jumlah kebutuhan pengadaan obat tahun yang
akan datang.
> Jumlah persediaan obat tingkat Unit Pengelola
Obat/ Gudang Farmasi Kabupaten/ Kota per 31
Desember
> Jumlah obat yang akan diterima pada tahun
anggaran berjalan.
> Rencana pengadaan obat untuk tahun anggaran
berikutnya berdasarkan sumber anggaran.
> Tingkat kecukupan setiap jenis obat.
14
;V• •"
^■ : --• V . • . - ■ •' ■ • ■■ ■:
■- •
s:
.sissnob
gnsbuD e>l >luasm niB>ls gnsy )Bdo rlElmui :i8iib Ot molo>{
Farmasi Kabupaten/ Kota yang berasal dari anggaran obat
program.
Kolom 11 diisi: jumlah obat yang akan masuk ke Gudang
Farmasi Kabupaten/ Kota yang berasal dari anggaran APBD.
Kolom 12 diisi: jumlah obat yang akan masuk ke Gudang
Farmasi Kabupaten/ Kota yang berasal dari anggaran
Departemen/ Instansi yang menangani Transmigrasi.
Kolom 13 diisi: jumlah kolom 8 hingga 12.
Kolom 14 diisi: Jumlah persediaan Obat Unit Pengelola Obat/
Gudang Farmasi Kabupaten pada periode yang berjalan yang
merupakan penjumlahan dari kolom 7 dengan kolom 13
Kolom 15 diisi: Jumlah pemakaian rata-rata masing-masing
obat di seluruh unit pelayanan kesehatan pada setiap bulan.
Kolom 16 diisi: Hasil pembagian kolom 14 dengan kolom 15
Kolom 17 diisi: Jumlah kebutuhan obat periode akan datang
yang merupakan hasil perkalian kolom 15 dengan koefisien
tertentu misalnya 20,4.
Alokasi jumlah obat yang pengadaannya menggunakan
anggaran program, PKPS
Kolom 18 diisi: Alokasi jumlah obat yang pengadaannya
menggunakan anggaran PKPS
Kolom 19 diisi: Alokasi jumlah obat yang pengadaannya
menggunakan anggaran PT Askes
Kolom 20 diisi: Alokasi jumlah obat yang pengadaannya
menggunakan anggaran PKPS, Program
Kolom 21 diisi: Alokasi obat yang pengadaannya
menggunakan anggaran APBD/ PAD
Kolom 22 diisi: Alokasi jumlah obat yang pengadaannya
menggunakan anggaran Instansi yang menangani
Transmigrasi.
Kolom 23 diisi: Jumlah pengadaan obat yang angkanya
didapat dari hasil pengurangan kolom 17 dengan kolom 14.
15
Kolom 24 diisi: Harga jual daerah/ kemasan untuk maslng-
masing obat yang datanya diambil darl Daftar Harga obat
PKD atau Program tahun berjalan.
Kolom 25 diisi: Total harga yang merupakan perkalian
antara kolom 18 dengan 24.
Kolom 26 diisi: Total harga yang merupakan perkalian
antara kolom 19 dengan kolom 24
Kolom 27 diisi: Total harga yang meruapkan perkalian
antara kolom 20 dengan 24
Kolom 28 dilsl: Total harga yang merupakan perkalian
antara kolom 21 dengan 24
Kolom 29 diisi: Total harga yang merupakan perkalian
anatar kolom 22 dengan 24.
Kolom 30 diisi: total harga pengadaan obat yang merupakan
penjumlahan Kolom 25 sampai dengan 29.
5. Tahap Penyesuaian Rencana Pengadaan Obat.
Dengan melaksanakan penyesuaian rencana pengadaan
obat dengan jumlah dana yang tersedia, maka informasi
yang didapat adalah jumlah rencana pengadaan, skala
prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan
untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang.
Beberapa teknik manajemen untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi adalah dengan cara:
a. Analisa ABC
Berdasarkan berbagai observasi dalam inventori
management, yang paling banyak ditemukan adalah
tingkat konsumsl pertahun hanya diwakili oleh relatif
sejumlah kecil item. Sebagai contoh, dari pengamatan
terhadap pengadaan obat dijumpai bahwa sebagian
besar dana obat(70%) digunakan untuk pengadaan
10% dari jenis/item obat yang paling banyak digunakan,
sedangkan sisanya sekitar 90% item (sebagian besar
item) menggunakan dana sebesar 30%.
16
Oleh karena itu analisa ABC mengelompokkan item
obat berdasarkan kebutuhan dananya, yaitu:
Kelompok A:
Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekltar
70% dari jumlah dana obat keseluruhan.
Kelompok B:
Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
20%.
Kelompok 0:
Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
10% dari jumlah dana obat keseluruhan.
Langkah-langkah menentukan Kelompok A, B dan 0:
1) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk maslng-
masing obat dengan cara mengalikan kwantum
obat dengan harga obat.
2) Tentukan rangkingnya mulal dari yang terbesar
dananya sampai yang terkecil.
3) Hitung persentasenya terhadap total dana yang
dibutuhkan.
4) Hitung kumulasi persennya.
5) Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 70%
6) Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi >70%
s/d 90%
7) Obat kelompok 0termasuk dalam kumulasi > 90%
s/d 100%
b. Analisa VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan dana obat yang terbatas adalah dengan
mengelompokkan obat yang didasarkan kepada dampak
tiap jenis obat pada kesehatan. Semua jenis obat yang
17
tercantum dalam daftar obat dikelompokkan kedalam
3 kelompok berikut:
Kelompok V:
Adalah kelompok obat-obatan yang sangat-sangat
esensial (vital), yang termasuk dalam kelompok in!
antara lain:
> Obat penyelamat (life saving drugs)
> Obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok(vaksin
dll)
> Obat-obatan untuk mengatasi penyakit-penyakit
penyebab kematian terbesar.
Kelompok E:
Adalah kelompok obat-obatan yang bekerja kausal
yaitu obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit.
Kelompok N:
Merupakan obat-obatan yang penunjang yaitu obat
yang kerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk
menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi
keluhan ringan.
Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan:
1) Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan
alokasi dana yang tersedia. Obat-obatan yang
perlu ditambah atau dikurangi dapat didasarkan
atas pengelompokan obat menurut VEN.
2) Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang
masuk kelompok V agar diusahakan tidak terjadi
kekosongan obat.
Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan lebih
dahulu kriteria penentuan VEN kriteria sebaiknya disusun
oleh suatu Tim. Dalam menentukan kriteria perlu
dipertimbangkan kondisi dan kebutuhan masing-masing
wilayah. Kriteria yang disusun dapat mencakup berbagai
aspek antara lain:
> klinis
> konsumsi
18
> target kondisi
> biaya
Langkah-langkah menentukan VEN
> Menyusun kriteria menentukan VEN
> Menyediakan data pola penyakit
> Standar pengobatan
B. Tim Perencanaan Obat Terpadu
Pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) mungkin dibiayai melalui
berbagai sumber anggaran. Oleh karena itu koordinasi dan
keterpaduan perencanaan pengadaan obat publik dan perbekalan
kesehatan mutlak diperlukan, sehingga pembentukan Tim
Perencanaan Obat Terpadu adalah merupakan suatu kebutuhan
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan
dana obat melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar
instansi yang terkait dengan masalah obat disetiap Kabupaten/
Kota.
Berbagai sumber anggaran yang membiayai pengadaan obat
publik dan perbekalan kesehatan antara lain:
- Dana Alokasi Umum (DAU)/ Dana Alokasi Khusus (DAK)
- PAD/ APBD II
- Askes
- Program Kesehatan
- PKPS - BBM Bidang Kesehatan
- Sumber-sumber lain
19
5) Koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai
obat.
6) Pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih opti
mal.
21
BAB III
PENGADAAN
1. Kriteria umum
> Obattermasuk dalam Daftar Obat Pelayanan Kesehatan
Dasar (PKD) dan Obat Program Kesehatan yang
didasarkan pada Obat Generik yang tercantum dalam
Daftar Obat Esenslal Naslonal (DOEN) yang maslh
berlaku.
> Obat telah memlllkl Izin edar atau nomor reglstrasi darl
Departemen Kesehatan R.I.
> Batas kedaluwarsa obat pada saat pengadaan minimal
tahun (dua tahun enam bulan) dan dapat ditambahkan
bahwa 6(enam)bulan sebelum berakhlmya masa kedaluwarsa
dapat diganti dengan obat yang masa kedaluwarsanya
leblh jauh.
22
> Obat memiliki Sertifikat Analisa yang sesuai dengan
nomor batch masing-masing.
> Obat diproduksi oleh Industri Farmasi yang sudah
memiliki Sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik).
> Obat termasuk dalam katagori Sangat-Sangat Esensial,
Sangat Esensial dan Esensial.
23
Tablet : - Warna, bau atau rasa
- Bentuk fisiknya
- Kemasan dan label
Tablet salut : - Warna
- Bentuk fisik
- Basah atau lengket satu dengan lainnya
- Kemasan dan label
Kapsul : - Warna, bau
- Kapsul terbuka, kosong, rusak atau
lengket satu dengan lainnya.
- Kemasan dan label
Calran : - Warna
- Kejernihan, homogenitas
- Kemasan dan label
Salep : - Warna konsituen
- Kemasan dan label
Injeksi - Warna, kejernihan untuk larutan injeksl
- Homogenitas untuk serbuk injeksi
- Kemasan dan label
24
Pemllik dan atau Apoteker/ Asisten Apoteker penanggung
jawab PBF, Apoteker penanggung jawab produksl dan
quality control Industri Farmasi tidaksedang dalam proses
pengadiian atau tindakan yang berkaitan dengan profesi
kerfarmasian.
25
E. Pemantauan Status Pesanan
/ ■ - .'
/ ■■:
26
BAB IV
PENUTUP
27
Formulir 1
No. Unit Pelayanan Jan Feb Mar Apr Mel Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total Rata2 %
Kesehatan /bin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
LAIN-LAIN
ro TOTAL
00
Formulir 2
NO JUMLAH PENDERITA
NOMOR KODE MAMA PENYAKIT TOTAL
URUT ANAK DEWASA
1 2 3 4 5 6
ro
CO
Formalir 3
1 2 3 4 S 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ctfalan:
Kotam 7 B|uR)bh iDlam S « 6
Kolom 13 B iBtnU)IntaR)8 « 9 « 10 « 12
KotaR* 14 s jintab kabR)7 113
nigM kecuiopaR b kdom 14: holam IS
"SilBl tabUutan b IS IS X 20.4 bulan *)
Rencata ptnoaiftBR (kolOR)29 b 18 > 19 ♦ 20 4 21 4 22
98al lan)> (kotam 30)b2S 4 26 4 27 4 28 4 29
1 Jumbhkflbul)4ianabai1(ta]u}talwnBi2xpem3kaianiB>a-fataAulan(X)4pe»enlasekena9(ankunjungan(10%)
4 dock iitByanggah (10%) 4 waUo hnggu (6 bcilan poRidaian) b 20.4 X
G3
O Wakhi hnoo^ oaskigHnating daoal) botlwda isfQantung Istak gooQnfis
Formulir 4
to 11 12 13 14 15 16 17
PERENCA'
NAAN
Persiapan
Petaksanaan
Pengendalian
CO
m o
o
rs
PENGADA- Mei Sep
AN
Persiapan
Pelaksanaan
Pengendaiian
CO
lo