Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS GUNADARMA

Interpolasi

Pada prinsipnya, interpolasi digunakan untuk mencari fungsi yang memiliki kurva yang
memiliki tingkat kecocokan dengan suatu kurva dari fungsi lain yang diamati. Kadangkala, suatu
fungsi memiliki rumusan yang rumit, sehingga sulit (atau bahkan tidak mungkin) jika ingin
diturunkan, diintegralkan, dan lain sebagainya. Berdasarkan alasan tersebut, maka metode
interpolasi yang sering digunakan adalah interpolasi polinomial. Hal ini dikarenakan persamaan
polinomial adalah persamaan aljabar yang hanya mengandung jumlah dari variabel x berpangkat
bilangan bulat (integer) sehingga mudah untuk diterapkan operasi terhadapnya (misal diturunkan,
diintegralkan, dan sebagainya).
Untuk (n + 1) titik data, hanya terdapat satu atau kurang polinomial order n yang melalui
semua titik. Misalnya, hanya ada satu garis lurus (polinomial order 1) yang menghubungkan dua
titik (Gambar 6.2a), demikian juga tiga buah titik dapat dihubungkan oleh fungsi parabola
(polinomial order 2), sedang untuk 4 titik dapat dilalui kurve polinomial order 3, dan seterusnya.
Umumnya, metode interpolasi yang sering digunakan adalah:
1. Interpolasi Linier
2. Interpolasi Kuadratik
3. Interpolasi Polinomial
4. Interpolasi Lagrange

Interpolasi Linier
Dasar teori: menentukan titik-titik antara dari 2 buah titik dengan menggunakan garis
lurus.

Diketahui nilai suatu fungsi di titik x0 dan x1, yaitu f (x0) dan f (x1). Dengan metode interpolasi
linier akan dicari nilai fungsi di titik x, yaitu f1(x). Indeks 1 pada f1(x) menunjukkan bahwa
interpolasi dilakukan dengan interpolasi polinomial order satu. Dengan menggunakan rumus
untuk mencari persamaan garis yang melalui 2 titik, diperoleh:

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

f1 ( x)  f ( x0 ) f ( x1 )  f ( x0 )

x  x0 x1  x0
f ( x1 )  f ( x0 )
f1 ( x)  f ( x0 )  ( x  x0 )
x1  x0
Suku [f (x1)  f (x0)] / (x1  x0) adalah kemiringan garis yang menghubungkan dua titik data dan
merupakan perkiraan beda hingga dari turunan pertama. Semakin kecil interval antara titik data,
hasil perkiraan akan semakin baik.

Contoh: Carilah nilai estimasi dari ln 2, dengan menggunakan metode interpolasi linier
berdasarkan data berikut: ln 1 = 0 dan ln 6 = 1,7917595. Hitung juga nilai tersebut berdasarkan
data berikut: ln 1 dan ln 4 = 1,3862944. Untuk membandingkan hasil yang diperoleh, dihitung
besar kesalahan (dimana nilai eksak dari ln 2 = 0,69314718).
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (6.2), dihitung dengan interpolasi linier nilai ln pada x = 2
berdasar nilai ln di x0 = 1 dan x1 = 6.

f ( x1 )  f ( x0 )
f1 ( x)  f ( x0 )  ( x  x0 )
x1  x0
1,7917595  0
f1(2) = 0 + (2  1) = 0,3583519.
6 1
Besar kesalahan adalah:
0,69314718  0,35835190
Et =  100 % = 48,3 %.
0,69314718
Apabila digunakan interval yang lebih kecil, yaitu nilai x0 = 1 dan x1 = 4, maka:
f ( x1 )  f ( x0 )
f1 ( x)  f ( x0 )  ( x  x0 )
x1  x0
1,3862944  0
f1(2) = 0 + (2  1) = 0,46209813.
4 1
Besar kesalahan adalah:
0,69314718  0,46209813
Et =  100 % = 33,3 %.
0,69314718
Dari contoh tersebut, terlihat bahwa dengan menggunakan interval yang lebih kecil didapat hasil
yang lebih baik (kesalahan lebih kecil).

Interpolasi Kuadrat
Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi, maka perkiraan dilakukan dengan menggunakan
garis lengkung yang menghubungkan titik-titik data. Apabila terdapat tiga titik data, maka

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

perkiraan dapat dilakukan dengan polinomial order dua. Rumus untuk mencari polinomial order
dua tersebut adalah:
f2(x) = b0 + b1(x – x0) + b2(x – x0)(x – x1)
dengan
f ( x2 )  f ( x1 ) f ( x1 )  f ( x0 )

f ( x1 )  f ( x0 ) x2  x1 x1  x0
b1 = dan b2 =
x1  x0 x2  x0

Contoh: Carilah nilai dari ln 2 dengan menggunakan metode polinomial order dua berdasar data
nilai ln 1 = 0 dan nilai dari ln 6 = 1,7917595. Hitung juga nilai tersebut berdasar data ln 1 dan ln 4
= 1,3862944. Untuk membandingkan hasil yang diperoleh, dihitung pula besar kesalahan
(diketahui nilai eksak dari ln 2 = 0,69314718).
Penyelesaian:
x0 = 1  f (x0) = 0
x1 = 4  f (x1) = 1,3862944
x2 = 6  f (x2) = 1,7917595

Berdasarkan data-data di atas, maka diperoleh nilai b0, yaitu b0 = 0. Sementara nilai koefisien b1
dan b2 dihitung dengan rumus:
f ( x1 )  f ( x0 ) 1,3862944  0
b1 =  b1 = = 0,46209813.
x1  x0 4 1
f ( x2 )  f ( x1 ) f ( x1 )  f ( x0 ) 1,7917595  1,3862944
  0,46209813
x2  x1 x1  x0 64
b2= b2= =–0,051873116.
x2  x0 6 1

Kemudian substitusi nilai koefisien-koefisien yang diperoleh ke rumus polinom order dua:
f2(x) = b0 + b1(x – x0) + b2(x – x0)(x – x1)
f2(x) = 0 + 0,46209813(x – 1) + (–0,051873116)(x – 1)(x – 4)

Untuk mencari nilai ln 2, maka substitusi x = 2, maka diperoleh estimasi ln 2:


f2(2) = 0 + 0,46209813(2 – 1) + (–0,051873116)(2 – 1)(2 – 4) = 0,56584436.

Besar kesalahan adalah:


0,69314718  0,56584436
Et =  100 % = 18,4 %.
0,69314718

Dari contoh tersebut terlihat bahwa dengan menggunakan interpolasi polinomial order 2 didapat
hasil yang lebih baik dibanding hasil estimasi menggunakan interpolasi polinomial order 1.

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

Interpolasi Polinomial
Prosedur seperti dijelaskan diatas dapat digunakan untuk membentuk polinomial order n
dari (n + 1) titik data. Bentuk umum polinomial order n adalah:

fn(x) = bo + b1(x – x0) + … + bn(x – x0)(x – x1) ... (x – xn – 1)

Seperti yang dilakukan interpolasi linier dan kuadrat, titik-titik data dapat dilakukan dengan nilai
dari koefisien b0, b1, ..., bn dapat dicari dengan menggunakan titik-titik data yang dimiliki. Untuk
polinomial order n, diperlukan (n + 1) titik data x0, x1, x2, ..., xn. Dengan menggunakan titik-titik
data tersebut, maka untuk menhitung nilai koefisien b0, b1, ..., bn digunakan rumus:

b0 = f (x0)
b1 = f [x1, x0]
b2 = f [x2, x1, x0]

bn = f [xn, xn – 1, ..., x2, x1, x0]

dimana fungsi berkurung (f[….]) menyatakan pembagian beda hingga.


Misalnya, pembagian beda hingga pertama adalah:
f ( xi )  f ( x j )
f [xi, xj] =
xi  x j

Pembagian beda hingga kedua adalah:


f [ xi , x j ]  f [ x j , xk ]
f [xi, xj, xk] =
xi  xk

Pembagian beda hingga ke n adalah:


f [ xn , xn  1 , ..., x1 ]  f [ xn  1 , xn  2 , ..., x0 )
f [xn, xn – 1, ..., x2, x1, x0] =
xn  x0

Bentuk pembagian beda hingga pertama dapat digunakan untuk mengevaluasi pembagian
beda hingga kedua, sementara pembagian beda hingga kedua dapat digunakan untuk mengevaluasi
pembagian beda hingga ketiga, dan seterusnya. Secara skematis keterurutan hubungan tersebut
ditunjukkan dalam tabel berikut:

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

Contoh: Dalam contoh sebelumnya, titik data x0=1, x1=4 dan x2=6 digunakan untuk
memperkirakan ln 2 dengan fungsi parabola. Sekarang dengan menambah titik ke empat yaitu x3=5
dengan nilai f (x3 = 5) = 1,6094379, hitung ln 2 dengan interpolasi polinomial order tiga.
Penyelesaian:
x0 = 1  f (x0) = 0
x1 = 4  f (x1) = 1,3862944
x2 = 6  f (x2) = 1,7917595
x3 = 5  f (x3) = 1,6094379
Persamaan polinomial order tiga didapat dengan memasukkan nilai n = 3 ke dalam rumus:

f3(x) = bo + b1(x – x0) + b2(x – x0)(x – x1) + b3(x – x0)(x – x1)(x – x2)

Pembagian beda hingga pertama:


f ( xi )  f ( x j )
f [xi, xj] =
xi  x j
1,3862944  0
f [x1, x0] = = 0,46209813.
4 1
1,7917595  1,3862944
f [x2, x1] = = 0,20273255.
64
1,6094379  1,7917595
f [x3, x2] = = 0,1823216.
56
Pembagian beda hingga kedua:
f [ xi , x j ]  f [ x j , xk ]
f [xi, xj, xk] =
xi  xk
0,20273255  0,46209813
f [x2, x1, x0] = = –0,051873116.
6 1
0,18232160  0,20273255
f [x3, x2, x1] = = –0,020410950.
54

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

Pembagian beda hingga ketiga:


f [ xn , xn  1 , ..., x1 ]  f [ xn  1 , xn  2 , ..., x0 )
f [xn, xn – 1, ..., x2, x1, x0] =
xn  x0
(0,020410950 )  (0,051873116 )
f [x3, x2, x1, x0] = = 0,007865541.
5 1
Nilai f [x1, x0], f [x2, x1, x0] dan f [x3, x2, x1, x0] adalah koefisien b1, b2, dan b3 dari polinomial order
3 yang dimaksud. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dan fakta bahwa b0 = f(x0) = 0, maka diperoleh:
f3(x) = bo + b1(x – x0) + … + bn(x – x0)(x – x1) ... (x – xn – 1)
f3(x) = 0 + 0,46209813(x – 1) + (–0,051873116)(x – 1)(x – 4) +
0,007865541(x – 1)(x – 4)(x – 6)

Nilai estimasi untuk ln 2 didapatkan dengan mencari nilai interpolasi polinomial order 3 di titik
x=2, yaitu:
f3(2) = 0 + 0,46209813(2 – 1) + (–0,051873116)(2 – 1)(2 – 4) +
0,007865541(2 – 1)(2 – 4)(2 – 6)
= 0,62876869.

Besar kesalahan adalah:


0,69314718  0,62876869
Et =  100 % = 9,3 %.
0,69314718
Dapat dilihat bahwa hasil estimasi lebih baik dibanding menggunakan interpolasi linier maupun
kuadratik.

Catatan: Secara umum, semakin banyak titik-titik data yang digunakan (yang berarti semakin
tinggi order polinomial yang digunakan) maka hasil estimasi akan semakin akurat. Hanya kasus-
kasus khusus yang mengakibatkan pernyataan tersebut tidak berlaku.

Interpolasi Lagrange
Bentuk umum interpolasi polinomial Lagrange order n, 𝑛𝜖𝑁, adalah:
n
fn(x) =  Li ( x) f (xi)
i0

dengan
n x  xj
Li (x) = 
j0 xi  x j
ji

Notasi  merupakan simbol untuk menyatakan perkalian (menyerupai notasi sigma, hanya saja
operasi penjumlahan diganti operasi perkalian).
Berdasarkan rumus umum interpolasi Lagrange tersebut, dapat diperoleh rumus untuk menentukan
fungsi interpolasi Lagrange order 3, yaitu:

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

3
f3(x) =  Li ( x) f (xi) = L0(x) f (x0) + L1(x) f (x1) + L2(x) f (x2) + L3(x) f (x3)
i0

x  x1 x  x2 x  x3
L0(x) = ( )( )( )
x0  x1 x0  x2 x0  x3
x  x0 x  x2 x  x3
L1(x) = ( )( )( )
x1  x0 x1  x2 x1  x3
x  x0 x  x1 x  x3
L2(x) = ( )( )( )
x2  x0 x2  x1 x2  x3
x  x0 x  x1 x  x2
L3(x) = ( )( )( )
x3  x0 x3  x1 x3  x2

Sehingga bentuk interpolasi polinomial Lagrange order 3 adalah:


x  x1 x  x2 x  x3 x  x0 x  x2 x  x3
f3(x) = ( )( )( ) f (x0) + ( )( )( ) f (x1)
x0  x1 x0  x2 x0  x3 x1  x0 x1  x2 x1  x3
x  x0 x  x1 x  x3 x  x0 x  x1 x  x2
+( )( )( ) f (x2) + ( )( )( ) f (x3)
x2  x0 x2  x1 x2  x3 x3  x0 x3  x1 x3  x2

Contoh: Carilah nilai dari ln 2 dengan menggunakan metode interpolasi polinomial Lagrange
order dua berdasarkan data berikut: ln 1 = 0, ln 4 = 1,3862944, dan data ln 6 = 1,7917595.
Penyelesaian:
x0 = 1  f (x0) = 0
x1 = 4  f (x1) = 1,3862944
x2 = 6  f (x2) = 1,7917595

Untuk mencari fungsi interpolasi polinomial Lagrange order dua digunakan rumus:
x  x1 x  x2 x  x0 x  x2 x  x0 x  x1
f2(x) = f (x0) + f (x1) + f (x2)
x0  x1 x0  x2 x1  x0 x1  x2 x2  x0 x2  x1
2 4 2 6 21 2  6 2 1 2  4
f2(2) = (0) + (1,3862944) + (1,7917595) = 0,56584437.
1 4 1 6 4 1 4  6 6 1 6  4

Soal Latihan
1. Hitunglah nilai estimasi dari 𝑒 3 dengan menggunakan interpolasi polinomial order 2
berdasarkan data berikut: 𝑒 0 = 1, 𝑒 2 =7.389056, dan 𝑒 5 =148.4132.

2. Hitunglah nilai estimasi dari 𝑒 3 dengan menggunakan interpolasi polinomial order 2


berdasarkan data berikut: 𝑒 0 = 1, 𝑒 2 =7.389056, dan 𝑒 5 =148.4132.

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si


UNIVERSITAS GUNADARMA

3. Carilah nilai dari log 6 dengan menggunakan interpolasi yang anda anggap mudah,
berdasarkan pada data-data berikut: log 1 = 0, log 2 =0.30103, log 4.5 =0.653213, dan
log 10 = 1. Kemudian hitung juga error/kesalahan dari hasil perhitungan dari interpolasi
yang anda pilih tersebut !

4. Gunakan metode interpolasi kudaratik untuk menghampiri grafik fungsi 𝑦 = √𝑥 + 1 yang


diketahui melalui 3 titik berikut: (-1, 0), (0.5, 1.2477), dan (3, 2). Kemudian gunakan
hasilnya untuk menghitung nilai y jika x = 1.5! Hitung error dari perhitungan yang anda
lakukan!

Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si, M.Si

Anda mungkin juga menyukai