Anda di halaman 1dari 48

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbin Gas

2.1.1 Umum

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja.

Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa

putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian

turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam

disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan

beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas

merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas

yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor,ruang bakar

dan turbin gas[1].

Menurut Dr. J. T. Retaliatta[2], sistim turbin gas ternyata sudah dikenal

pada jaman Hero of Alexanderia. Disain pertama turbin gas dibuat oleh John

Barber seorang Inggris pada tahun 1791[3]. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil

pembakaran batu bara, kayu atau minyak , kompresornya digerakkan oleh turbin dengan

perantaraan r antai roda gigi.

Pada tahun 1872,[4] Dr.F. Stolze merancang sistem turbin gas yang

menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin

reaksi tingkat ganda. Tahun 1908,[5] sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat

suatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada

Universitas Sumatera Utara


volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah

konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban.

Tahun 1904,[6] Societe desTurbomoteurs´ di Paris membuat suatu sistem

turbin gas yang instruksinya berdasarkan disain Armen gaud dan Lemate yang

menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450

C dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.

Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun

1935 sistem turbin gas. Mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh

efisiensi sebesar lebih kurang 15 %.

Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh British Thomson

Houston Co´ pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (tahun 1930)[7]. Saat ini

sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti mesin

penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya. Sistem

turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah jika

dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga listrik.

Turbin gas merupakan Pesawat kalori yang tergolong dalam Internal

Combusition Engine ( ICE) atau sering disebut dengan mesin pembakar didalam.

Sebagai sumber energy dan turbin gas adalah fluida gas yang diperoleh, dan gas

hasil pembakaran bahan bakar diruang bakar ( Combustion Chambers). Bahan

bakar yang digunakan untuk turbin gas antar lain bahan bakar cair (Distilate)

seperti HSD atau IDO juga dapat digunakan gas bumi atau gas alam ( LNG =

Lequid Natural Gas).

Gambar Turbin Gas dapat dilihat seperti gambar berikut [8] :

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Turbin Gas

Untuk mendapat proses pembakaran yang baik pada combustion

chambers diperlukan 3 ( tiga ) komponen utama, antara lain :

1. Udara pembakaran

2. Bahan bakar

3. Ignition/ busi

Udara pembakaran didapat dari kompresor utama yang seporos dengan

turbin dan digerakkan oleh turbin. Bahan bakar yang dimasukkan kedalam ruang

bakar yang jumlahnya diatur oleh governor agar dapat diperoleh putaran yang

konstan atau tetap walaupun beban mesin berubah-ubah, naik atau pun turun.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan untuk mendapatkan temperatur pembakaran yang pertama

sekali adalah dari penyala busi yang akan menyala pada saat permulaan

pembakaran atau periode firing.

2.1.2 Prinsip Kerja Turbin Gas

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).

Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya

temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi ini

masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan

bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses

pembakaran. Gambar Skema dari suatu instalasi gas turbin untuk industry dapat

dilihat seperti gambar berikut ; [9]

Gambar 2.2 Skema dari suatu instalasi gas turbin untuk industry

Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan

sehingga dapat dikatakan ruang bakar han ya untuk menaikkan temperatur. Gas

hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang

Universitas Sumatera Utara


berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang

dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya

sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati

turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas adalah sebagai

berikut:

1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan

2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang

bakar dengan udara kemudian di bakar.

3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke

luar melalui nozel (nozzle)

4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat

saluran pembuangan

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas(PLTG) yaitu ; JBE, AEG dan

Alsthom jumlah busi yang digunakan hanyalah 2 (dua) buah untuk 10 ruang

bakar, dan penyalaan ruang bakar (combustion Chamber) yang tidak memiliki

busi akan dapat penyebaran api yang menyebarkan melalui cross (X) fire turbin.

Untuk turbin, Wescan (Westhing Hause Canada) yang memilki enam buah

combustion chamber dimana tiap combustion chamber diperlengkapi dengan satu

buah busi.

Ruang bakar untuk PLTG Wescan tidak dihubungkan dengan cross (X)

fire tube. Berarti bila ada salah satu busi yang pada combustion chamber maka

pada saat start ada combustion chamber yang tidak terbakar ( padam ).

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan untuk PLTG yang memiliki cross (X) fire tube hal ini jarang terjadi,

karena walaupun salah satu busi ada yang padam tetapi pembakaran masih dapat

terjadi pada seluruh ruang bakar. Gambar Skematic Diagram dari Turbin dapat

dilihat seperti gambar berikut : [10]

Gambar 2.3. Skematic Diagram dari Turbin

Fluida kerja yang digunakan pada proses ini adalah gas. Udara

dimampatkan dengan cara dihisap dan ditekan oleh kompresor kemudian

dimasukkan ke ruang bakar untuk bersama - sama dibakar dengan bahan bakar,

dari hasil pembakaran diteruskan ke turbin, dimana dalam ruang bakar terjadi

proses politropik.

Udara hasil kompresor dicampur dengan bahan bakar, sehingga terjadi

pembakaran dimana penyalaannya berasal dari sistem penyalaan busi. Turbin

turbin gas, kompresor dan generator dibuat seporos sehingga ketika turbin berputar,

maka turbin juga memutar kompresor dan generator yang menghasilkan listrik.

Pada turbin gas media pendingin berupa udara guna menjaga keamanan material

atau sudu - sudu turbin.

Universitas Sumatera Utara


Adapun keuntungan - keuntungan dari turbin gas adalah :
a. Jumlah komponen jauh lebih sedikit dan tidak memerlukan daerah luas,

sehingga. menguntungkan.

b. Getaran halus.

c. Dapat dioperasikan pada jarak dekat.

d. Mudah dan cepat diopersikan.

e. Biaya investasi rendah.

f. Fleksibel dalam memenuhi kebutuhan instalasi.

Adapun kelemahan dari tubin gas :

a. Effisiensi turbin gas sangat rendah ( 20-30 % ).

b. Suaranya sangat bising, sehinnga menimbulkan lingkungan kerja yang kurang

baik. Gambar Diagram alir Turbin gas dapat dilihat seperti gambar berikut :[11]

Dimana :K = Kompresor
TG = Turbin Gas

Gambar 2.4. Diagram alir Turbin Gas

2.2 PLTG dengan menggunakan Water Wash


Operation dan maintenence pembangkit listrik bertujuan untuk menjaga

agar performa pembangkit listrik yang di jalankan tetap maksimal, terdapat

Universitas Sumatera Utara


banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan operation dan maintenence

pembangkit listrik, mulai dari kegiatan yang sifatnya harian, mingguan dan

bulanan.

Salah satu kegiatan bulanan yang rutin dilakukan dalam upaya menjaga

performa turbine ialah water wash atau jika kita terjemahkan bebas kedalam

bahasa indonesia kurang lebih berarti mencuci turbine, pengertian water wash

sendiri dapat kita sederhanakan yaitu mencuci turbine khususnya blade - blade

pada compressor dan turbine. untuk menjaga performance turbin gas, juga untuk

mengurangi tingkat pertambahan fouling pada sudu-sudu kompresor turbin gas [12]

Kebersihan Compressor dapat dipertahankan dengan menggunakan

program rutin mencuci air. Ada dua macam tipe water wash yang dapat dilakukan

yaitu online dan offline water wash . Sebuah manuver offline dilakukan dengan

turbin gas dalam keadaan didinginkan menggunakan kecepatan cranking

kecepatan 2000-3000 rpm, pada pembersihan model ini juga digunakan campuran

soap (sabun).

sementara manuver secara online dilakukan dengan mesin pada suhu

operasi ( maksimal beban digeneratornya itu 5 MW) dan menggunakan air saja

tanpa soap (sabun). Kedua operasi menggunakan pola semprotan air dari nozzle

yang sangat dikabutkan dirancang untuk benar-benar masuk ke inti kompresor.

Proses secara offline membersihkan inti seluruh pulih dan kinerja hilang,

sedangkan online membersihkan tahap awal dan memaksimalkan periode waktu

antara diperlukan antara mencuci offline untuk menyediakan ketersediaan puncak.

Gambar Diagram Pencucian dengan system On-line / Off – line dapat dilihat

sebagai berikut :[13]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.5 Diagram Pencucian dengan system On-line / Off – line

Penentuan model pembersihan mana yang lebih baik tentunya sesuai

dengan kebutuhan, jikalau kita tetap ingin turbine dalam kondisi berbeban, maka

dapat digunakan online water wash. dan jika kita menginginkan hasil

permbersihan yang lebih bersih, kita gunakan offline water wash. Gambar grafik

perbanding Grafik Perbandingan Output performance On-line dan Off – line

dapat dilihat seperti gambar berikut ; [14]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.6 Grafik Perbandingan Output performance On-line dan Off - Line

Tujuan dasar dari pembersihan secara online adalah untuk menjaga

kebersihan kompresor setelah mencuci offline, untuk mempertahankan daya dan

efisiensi dengan meminimalkan kerugian yang sedang berlangsung, dan untuk

memperpanjang periode beroperasi antara shut downs diperlukan untuk offline

(Engkol) mencuci.

Mencuci online untuk kontrol fouling telah menjadi semakin penting

dengan tanaman beban dasar siklus gabungan dan gabungan panas dan daya

produksi (CHP) tanaman. Hal ini juga penting untuk turbin gas di layanan drive

mekanis, di mana sedikit atau redundansi diinstal dan dimana downtime yang

terkait dengan mencuci engkol harus diminimalkan. Gambar Skema Perpipaan

Water Wash pada PLTG dapat dilihat seperti gambar berikut : [15]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.7 Instalasi Pipa Water Wash Pada PLTG

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.8 Pipa Water Wash Tampak Depan

Water wash yang dilakukan secara On-line dengan menggunakan air

demineralisasi. Prosesnya sebagai berikut :

a. Persiapan Water Wash

Yang perlu diperhatikan sebelum water wash antara lain sebagai berikut :

1. Pengecekan peralatan.

2. Pengurasan tanki water wash.

3. Flushing pipa air dari water washing skid ke turbin gas.

4. Pengisian air demin.

5. Pemanasan air.

1. Pengecekan peralatan

Ada beberapa peralatan yang harus dipastikan bekerja dengan baik sebelum

water wash dilakukan antara lain : motor pompa transfer water 88WT , motor

pompa dosing 88DM dan tanki heater. Peralatan tersebut berada seluruhnya di

dalam water washing skid, suplay daya untuk water washing skid akan otomatis

tersalurkan dengan melakukan change over suplay dari 10,5 kV back feeding ke

20 kV. (Gambar motor pompa transfer water 88WT , motor pompa dosing 88DM

dapat dilihat pada gambar 3.5)

2. Pembersihan tanki water wash

Ketika manhole dibuka, ditemukan tanki dalam keadaan kotor dan

memerlukan pembersihan langsung. Tanki water wash kemudian di drain dan

dibersihkan (hand cleaned).

Universitas Sumatera Utara


3. Flushing pipa.

Segmen pipa dari water washing skid telah terendam, sehingga dilakukan

flusing dengan menggunakan air dari sumur bor.

4. Pengisian Air Demin.

Pengisian air di tanki water wash dilakukan dengan menggunakan air

demin.

5. Pemanasan Air.

Setelah tanki terisi oleh air demin sebanyak 15 kL, kemudian air dipanaskan

dengan menggunakan heater yang sudah terpasang di tanki hingga mencapai

temperatur diatas 80 ºC. Pemanasan air diperlukan untuk menghindari thermal

shock karena perbedaan temperature yang sangat jauh antara material panas

dengan air. Dengan menggunakan air yang dipanaskan hingga 80 ºC, maka

temperatur wheelspace maksimum untuk water wash ( Water Wash Permitive )

adalah 149 ºC.

b. Pelaksanaan Water Wash.

Pelaksanan water wash dimulai dengan pembukaan beberapa valve dan

menutup beberapa valve lainnya. Valve yang dibuka adalah drain valve yang

membuang air limbah water wash dari compressor casing, inlet plenum dan

combustion chamber. Valve yang ditutup adalah valve udara pendingin dari

kompresor (compressor extraction) dan valve udara sealing dari kompresor ke

baring. Valve flame detector juga ditutup sedangkan bleed valve akan menutup

otomatis dengan pengaturan dari control system.

Pada dasarnya water wash turbin gas dilakukan dengan menyemprot air

ke kompresor bersamaan dengan proses cranking. Injeksi air ke kompresor

Universitas Sumatera Utara


dilakukan dengan menyalakan motor-pompa 88TW di water washing skid

setelah turbin terlebih dahulu di crank. Cranking speed wash adalah 1195 rpm.

Pada awal penyemprotan air yang keluar dari drain combustion chamber

sangat kotor. Beberapa saat setelah penyemprotan air dilakukan chemical

dicampur ke dalam air menuju kompresor. Injeksi chemical dilakukan dengan

menyalakan pompa dosing 88DM. Setelah injeksi air + chemical dihentikan

kompresor dibiarkandalam keadaan basah oleh air + chemical .

Proses rising dilakukan dengan menyemprotkan air ke kompresor hingga air

drain dari kompresor bersih secara visual. Penyemprotan air terus dilakukan

hingga crank di stop dan turbin gas pada kondisi 0 rpm.

c. Proses Pengeringan.

Proses pengeringan kompresor dan ruang bakar dilakukan 2 (dua)

tahap. Proses tahap pertama pengeringan dilakukan dengan cara cranking turbin

gas setelah proses rising. Proses cranking dilakukan mengeluarkan sisa - sisa

yang masih terdapat pada inlet plenum, kompresor dan ruang bakar.

Sebelum tahap kedua pengeringan dilakukan, Seluruh valve

yang sebelumnya dikondisikan untuk water wash di kembalikan seperti

semula.Proses pengeringan tahap ke dua adalah dengan mengoperasikan turbin

hingga mencapai kondisi full speed (5163 rpm). Pada proses ini harus

diperhatikan temperature wheel spaceuntuk memastikan seluruh valve telah di

kembalikann ke operasi semula dan turbin beroperasi dengan normal.

Setelah water wash selesai dilaksanakan, pengoperasian dilaksanakan

dan ditandai dengan perubahan pada beberapa parameter seperti Temperature

exhaust turun menjadi 533 ºC, CPD (compressor pressure discharge) naik

Universitas Sumatera Utara


2
menjadi 10,48 kg/cm , CTD (compressor temperature discharge) turun

menjadi 363 ºC dan turbin gas mampu beroperasi dengan daya keluaran

generator lebih dari set point 34,1 MW.

2.2.1. Pr insip Kerja PLTG sebelum Water Wash

Temperatur udara masuk kompresor 30 ºC dimampatkan oleh kompresor

hingga udara tersebut bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi. Setelah itu

masuk ke ruang bakar, pada saat beban telah mencapai 38 MW temperatur gas

buang turbin 581 ºC dan ini telah menyentuh TLC (temperature Limit Control).

Sehingga beban tidak dapat dinaikkan lagi

Penurunan peformansi dari turbin gas disebabkan oleh penurunan

peforma pada sudu - sudu kompresornya yang ditandai dengan perubahan pada

beberapa parameter seperti CPD (Compresor pressure Discharge) menjadi 9,3 kg

/ cm 2 dan CTD (Compressor Temperature Discharge) yang naik hingga 380 ºC.

2.2.2. Pr insip Ker ja PLTG setelah Water Wash

Temperatur udara masuk kompresor udara atmosfir dengan

temperature ambient 30 ºC dimampatkan oleh kompresor hingga udara tersebut

bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi. Setelah itu masuk ke ruang bakar

,pada saat beban mencapai 38 MW temperatur gas buang turbin naik 581 ºC.

Sehingga di ruang bakar ditambah terus bahan bakar agar temperatur gas buang

turbin turun menjadi 533 ºC di kontrol oleh temperatur control system, Disini

berupaya untuk menjaga temperatur karena temperatur gas buang turbin sudah

terlampau tinggi sehingga dilakukan water wash agar performansi kerja

Universitas Sumatera Utara


kompresor tidak deposit, yang ditandai dengan perubahan pada parameter

seperti CPD (Compressor Pressure Discharge) naik menjadi 10 kg / cm 2 dan

CTD (Compressor Temperatur Discharge) turun menjadi 363 ºC. menyebabkan

beban dapat naik menjadi 42 MW. Gambar proses Penyemprotan air

dimineralisasi dari nozel ke Kompresor dapat dilihat seperti gambar berikut : [16]

Gambar.2.9 : Proses Pembersihan Kompresor

2.3 Komponen Utama PLTG

Adapun yang menjadi komponen - komponen utama dalam PLTG antara lain

sebagai berikut:

2.3.1. Air Inlet Section

Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara

sebelum masuk ke kompresor. Gambar Air Inlet Section dapat dilihat seperti

gambar berikut : [17]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.10. Air Inlet Section

Bagian ini terdiri dari:

2.3.1.1 Air Inlet Housing,

Air Inlet Housing merupakan tempat udara masuk dimana

didalamnya terdapat peralatan pembersih udara. Gambar Air Inlet Housing

dapat dilihat seperti gambar berikut : [18]

Gambar 2.11 Air inlet housing


2.3.1.2. Inertia Separator,

Inertia Separator berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel

yang terbawa bersama udara masuk. Gambar Inertia separator dapat dilihat seperti

gambar berikut; [19]

Gamabar 2.12 Inertia Separator

2.3.1.3 Pre-Filter,

Universitas Sumatera Utara


Pre-Filter merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet

house. Gambar Pre-Filter dapat dilihat seperti gambar berikut ; [20]

Gambar 2.13 Pre-filter

2.3.1.4 Main Filter,

Main Filter merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam

inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor

aksial. Gambar Main Filter dapat dilihat seperti gambar berikut ; [21]

Gambar 2.14 Main Filter

2.3.1.5 Inlet Bellmouth,

Inlet Bellmouth berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat

memasukiruang kompresor. Gambar Inlet Bellmouth dapat dilihat seperti gambar

berikut ; [22]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.15 Inlet Bellmouth

2.3.1.6 Inlet Guide Vane,

Inlet Guide Vane merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur

jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan. Gambar Inlet

Guide Vane dapat dilihat seperti gambar berikut : [23]

Gambar.2.16 Inlet Guide Vane

2.3.2. Kompresor

Kompresor adalah suatu alat atau mesin yang berfungsi untuk menaikkan

tekanan dengan proses kompresi isentropis. Sebelum memasuki kompresor, udara

harus melewati saringan, agar partikel - partikel kasar tidak masuk sehingga sudu -

sudu kompresor dan turbin tidak cepat aus dan rusak.

Kompresor yang digunakan adalah kompresor rotary aliran aksial

multisage yang terpasang satu poros dengan turbin dan generator. Daya untuk

memutar kompresor diperoleh dari kerja turbin dengan perbandingan 60% - 70%

kerja turbin digunakan untuk memutar kompresor. Gambar Axial compressor dapat

dilihat seperti gambar berikut ; [24]

Universitas Sumatera Utara


Gamabar 2.17 Axial compressor

Pada saat start awal daya untuk memutar kompresor diperoleh dari

generator yang dioperasikan sebagai motor dengan prinsip membalikkan arus

penguatnya. Pada saat putaran tertentu arus penguat akan lepas secara otomatis

dan selanjutnya arus penguatan generator akan masuk sehingga generator

mensuplai energi listrik.

Bagian - bagian utama kompresor :

2.3.2.1 Kompresor stator berfungsi untuk menjamin ring sudu - sudu tetap

berada kokoh pada posisinya dan memindahkan gaya reaksi karena aliran

dan tekanan ke casing (pelapis) luar. Gambar Stator dan Rotor dapat dilihat

seperti gambar berikut; [25]

Gambar 2.18. Stator dan Rotor

2.3.2.2 Exhaust Difusor Compressor, berfungsi mengubah energi kinetik dari

udara kompresor menjadi tekanan dengan efisiensi sebaik mungkin.

Gambar Exhaust Diffuser dapat dilihat seperti gambar berikut; [26]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.19 : Exhaust Diffuser

2.3.2.3 Sudu putar kompresor, berfungsi untuk mengubah energi mekanik

udara menjadi energi kinetik dan energi potensial secara bersamaan

dengan sudu tetap menaikkan tekanan udara. Gambar sudu putar

kompresor dapat dilihat seperti gambar berikut; [27]

Gambar 2.20. Sudu Putar Kompresor

2.3.2.4 Sudu tetap kompresor, berfungsi untuk merubah aliran udara melalui

haluan sudu dalam arah yang berlawanan dengan putaran rotor.

Akibat dari perlambatan disertai dengan naiknya tekanan udara. Gambar

Sudu Tetap dan Sudu Gerak pada kompresor; [28]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.21. Sudu Tetap dan Sudu Gerak pada kompresor

2.3.3. Ruang Bakar (Combustion Chamber)

Ruang bakar (combustion chamber) adalah suatu tempat dimana bahan

bakar baik gas atau minyak atau campuran keduanya melalui burner dibakar.

Bahan bakar ini dibakar dengan menggunakan udara pembakar disuplai dari

kompresor.

Gas panas hasil pembakaran kemudian dialirkan ke turbin. Pada turbin gas

ini terdapat dua buah combustion chamber ruang bakar tipe silo yang dipasang di

kanan dan di kiri unit. Udara dari kompresor memasuki ruang bakar melalui

ruang antara pressure jacket dan inner liner atau mixing chamber mengalir

sebagai udara primer ke burner.

Di bagian bawah flame tube ada beberapa lubang. Udara tertekan

melalui lubang - lubang ini memasuki mixing chamber sebagain udara sekunder.

Untuk memeriksa ke bagian dalam combustion chamber dan bagian inlet turbin

di pasang manhole di bagian bawah. Gambar Combustion Chamber

Componentsdapat dilihat seperti gambar berikut: [29]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.22. Combustion Chamber Components

Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang

jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.

Komponen- komponen itu adalah :

• Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran

antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.

• Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.

• Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam

combustion liner

• Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam

combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat

terbakar.

• Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran

gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.

• Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua

combustion chamber.

Universitas Sumatera Utara


• Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses

pembakaran terjadi.

Combustion chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow

compressor dan disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari aksial flow

compressor yang dialirkan langsung ke masing-masing chambers. Zona

pembakaran pada combustion chamber ada tiga yaitu:

1. Primary Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi dengan

udara kompresor untuk membentuk campuran udara bahan bakar yang

siap dibakar.

2. Secondary Zone, adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai

kelanjutan pembakaran pada primary zone.

3. Dilution Zone, merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil

pembakaran pada keadaan yang diinginkan pada saat masuk ke first stage

nozzles.

Combustion liners didesain dengan satu seri lubang dan louvers yang

ditempatkan didalam chambers. Digunakan untuk mencampurkan bahan udara

dari kompresor dan bahan bakar dari nozel yang membakar campuran ini. Fuel

nozzle terdapat pada ujung combustion chamber dan masuk ke combustion liners.

Fungsi dari fuel nozzle ini adalah untuk mengabutkan bahan bakar dan

mengarahkannya ke reaction zone pada ruang bakar.

Transition piece terdapat antara combustion liners dan first stage nozzle.

Alat ini digunakan untuk mengarahkan udara panas yang dihasilkan pada

combustion section ke first stage nozzle. Gambar Pola aliran udara sistem

pembakaran axial-flow dapat dilihat seperti gambar berikut: [30]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.23. Pola aliran udara sistem pembakaran axial-flow

Spark plugs terdapat pada bagian samping combustion chamber dan

masuk ke combustion liners. Spark plugs berfungsi untuk menyulut campuran

bahan bakar dan udara pada saat turbin gas star up. Pembakaran akan terus terjadi

selama suplai bahan bakar dan udara terus berlangsung. Spark plugs terpasang

pada sebuah pegas setelah proses pembakaran terjadi, tekanan yang dihasilkan

meningkat dan akan memaksa plugs naik menuju casing dan mengeluarkan gas

panas.

Cross fire tube berfungsi untuk menghubungkan semua combustion

chamber. Tabung ini digunakan untuk mengirimkan pengapian dari satu

combustion liners ke yang berikutnya selama start up. Gambar System

Pembakaran pada Combution chamber dapat dilihat seperti gambar berikut ; [31]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.24. System Pembakaran pada Combution chamber

2.3.4. Turbin

Bagian ini merupakan tempat terjadinya perubahan energi kinetik

kecepatan menjadi energi mekanik putar yang digunakan untuk menggerakan

kompresor aksial dan juga sebagai penggerak beban.

Proses ekspansi gas pembakaran pada turbin gas terjadi pada turbin,

karena proses tersebut, terjadi perubahan energi kinetik gas pembakaran menjadi

energi mekanik poros turbin, energi ini akan menggerakan kompresor dan

peralatan lainnya. Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai

berikut :

1. Turbin Rotor Case

2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first

stage turbine wheel.

3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi

kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik

berupa putaranrotor.

Universitas Sumatera Utara


4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas

panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi

untuk memisahkan kedua turbin wheel. Gambar Second Stage Nozzle,

Second Stage Turbine dapat dilihat seperti gambar berikut; [32]

Gambar 2.25 Second Stage Nozzle, Second Stage Turbine

5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang

masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan

putar rotor yang lebih besar. Gambar Second Stage Turbine dapat dilihat

seperti gambar diatas. Gambar Komponen – komponen Turbin dapat

dilihat seperti gambar dibawah ini : [33]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.26 Komponen – komponen Turbin.

2.3.5. Air Filter

Air filter berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke kompresor (agar

debu atau bahan lain tidak ikut karena dapat mengotori sudu - sudu kompresor).

• Inlet Screens, untuk mencegah binatang ataupun kotoran/sampah

berukuran besar masuk

• Guard Filter, merupakan filter sekali pakai,yang menyaring sebagianbesar

kontaminan yang dibawa udara.

• Barrier Filter, adalah filter udara utama yang menyaring kotoransetelah

guard filter, biasanya berupa bag filter atau canister filter. Udaramengalir

dari bagian dalam keluar,sehingga kotoran terperangkap didalam.



FOD (Foreign Object Damage) Screens, yaitu penyaring terakhir sebelum

masuk ke inlet bellmouth, berukuran sekitar 1200 microns dandidukung

oleh stainless-steel mesh. Gambar Air Filter dapat dilihat seperti gambar

berikut ini; [34]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.27. Air Filter

2.3.6. Exhaust

Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai

saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.

Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Exhaust Frame Assembly.

2. Exhaust Diffuser Assembly.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.28 Exhaust Frame

Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust
[35]
frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan

dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas

panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran

ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur

trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk

temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperature trip. Gambar Exhaust Frame

dapat dilihat pada gambar diatas sedangkan, gambar Exhaust Diffuser dapat

dilihat seperti gambar berikut; [36]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.28.Exhaust Diffuser

2.3.7 Load Gear (Reduction Gear)

Reduction gear adalah alat penghubung turbin dengan generator yang

fungsinya adalah untuk menurunkan kecepatan putaran poros turbin. Pada satsiun

pembangkit, penurunan putaran dilakukan dengan menggunakan roda gigi.

Reduction gear diletakkan antara poros turbin dengan poros generator.

Jadi reduction gear berfungsi untuk memindahkan daya yang dihasilkan turbin ke

generator. Karena pada umumnya putaran turbin dan generator tidak sama, maka

reduction gear selain memindahkan daya juga berfungsi untuk menyesuaikan

putaran turbin agar sesuai dengan putaran generator. Gambar Load Gear (Reduction

Gear) dapat dilihat seperti gambar berikut; [37]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.30 Load Gear (Reduction Gear).

Poros turbin dan poros reduction gear disambungkan dengan sebuah

kopling. Kopling ini pada umumnya disebut kopling beban. Sebelum pemasangan

kopling ini diperiksa terlebih dahulu apakah poros turbin dengan poros load gear

sudah lurus. Karena apabila tidak terjadi kelurusan, maka vibrasi yang terjadi pada

saat pembangkit beroperasi akan sangat besar.

2.4 Komponen Penunjang

Ada beberapa komponen penunjang pada turbin gas,antara lain sebagai

berikut :

2.4.1 Starting Equipment

Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis

starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :

1. Diesel Engine, (PG –9001A/B)

2. Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)

3. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)

Universitas Sumatera Utara


2.4.2 Coupling dan Accessory Gear

Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak

ke poros yang akan digerakkan.

Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:

1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear

dan HP turbin rotor. Gambar Jaw Cluth dapat dilihat seperti

berikut : [38]

Gambar 2.31. Jaw Cluth

2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan

HP turbin rotor. Gambar Gear Coupling dapat dlihat seperti

gambar berikut ini: [39]

Gambar 2.32 Gear Coupling

3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan

kompressor beban.

Universitas Sumatera Utara


2.4.3 Fuel System.

Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan

sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari

cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut

diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk

memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.

2.4.4 Lube Oil System

Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu

pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-

bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang

lainnya. Lube oil system terdiri dari:

1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)

2. Oil Quantity

3. Pompa

4. Filter System

5. Valving System

6. Piping System

7. Instrumen untuk oil.

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube

oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:

1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP

shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.

2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh

tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.

Universitas Sumatera Utara


3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua

pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

2.4.5 Cooling System

Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.

Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.

Komponen – komponen utama dari cooling system adalah:

1. Off base Water Cooling Unit

2. Lube Oil Cooler

3. Main Cooling Water Pump

4. Temperatur Regulation Valve

5. Auxilary Water Pump

6. Low Cooling Water Pressure Swich

2.5. Siklus Tur bin Gas.


[40]
Berdasarkan klasifikaasi turbin gas terbagi menjadi 2 : Siklus Terbuka

(Open Cycle Gas Turbine) dan Siklus Tertutup (Closed Cycle Gas Turbine):

1. Siklus Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)

• Siklus Turbin Gas Terbuka Langsung

• Siklus Turbin Gas Terbuka Tak Langsung

2. Siklus Tertutup (Closed Cycle Gas Turbine)

• Siklus Turbin Gas Tertutup Langsung

• Siklus Turbin Gas Tertutup Tak Langsung.

Universitas Sumatera Utara


2.5.1 Siklus Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)
2.5.1.1 Siklus Turbin Gas Terbuka Langsung

Pada siklus turbin gas terbuka adalah bentuk yang paling sederhana yang

komponen - komponen utamanya : kompresor, ruang bakar, sebuah turbin gas

yang menggerakan kompresor dan generator.

Pertama udara dihisap dari atmosfir dan kemudian kompresi adiabatik dan

udara dibakar di ruang bakar. Udara yang dikompresi bercampur dengan bahan

bakar kemudian bertekanan masuk menjadi proses pembakaran dan keluar dalam

bentuk gas panas yang digunakan untuk memutar sudu turbin gas.

Di turbin gas panas tersebut diekspansikan dan dibuang ke atmosfer.

Fluida kerja yang hanya dapat digunakan adalah hanya udara. Gambar Siklus

Turbin Gas Terbuka Langsung dapat dilihat seperti gambar berikut ; [41]

Dimana :K = Kompresor
TG = Turbin Gas
G = Generator

Gambar 2.33. Siklus Turbin Gas Terbuka Langsung

2.5.1.2. Siklus Turbin Gas Terbuka Tak Langsung

Komponen - komponen siklus ini sama dengan siklus terbuka langsung,

kecuali disini udara merupakan fluida kerja sekunder yang menerima kalor dari

bahan pendingin primer di dalam penukar kalor. Gambar Siklus Turbin Gas

Universitas Sumatera Utara


Terbuka Tak Langsung dapat dilihat seperti gambar berikut [42]

Dimana :K = Kompresor
TG = Turbin Gas
G = Generator
Gambar .2.34. Siklus Turbin Gas Terbuka Tak Langsung

2.5.2 Siklus Tertutup (Closed Cycle Gas Turbine)


2.5.2.1. Siklus Turbin Gas Tertutup Langsung

Siklus tertutup langsung gas pendingin dipanaskan di dalam reaktor,

berekspansi melalui turbin, didinginkan dalam pnukar kalor dan dikompresikan

kembali ke 24reactor. Siklus ini juga dapat menggunakan gas lain, bukan hanya

udara. Tidak ada buangan gas radioaktif yang dibuang ke atmosfir dalam operasi

normal. Gambar Siklus Turbin Gas Tertutup Langsung dapat dilihat seperti gambar

berikut ; [43]

Dimana :K = Kompresor
TG = Turbin Gas
G = Generator

Gambar 2.35. Siklus Turbin Gas Tertutup Langsung

Universitas Sumatera Utara


2.5.2.2. Siklus Turbin Gas Tertutup Tak Langsung

Siklus tertutup tak langsung merupakan siklus gabungan siklus terbuka tak

langsung dan siklus tertutup langsung karena reaktornya terpisah dari fluida kerja

oleh suatu penukar kalor, sedangkan gas kerja membuang kalor ke atmosfir

melalui penukar kalor. Gambar Siklus Turbin Gas Tertutup tak Langsung dapat

dilihat seperti gambar berikut ; [44]

Dimana :K = Kompresor
TG = Turbin Gas
G = Generator

Gambar 2.36. Siklus Turbin Gas Tertutup Tak Langsung.

2.6. Siklus Br ayton Ideal

Siklus ini terdiri dari dua proses isentropi mampu balik (isentropik) dan

dua proses tekanan tetap. Gas tersebut dimampatkan secara 26sentropik dari titk 1

ke 2, dipanaskan pada tekanan konstan dari titik 2 ke 3, dan kemudian

diekspansikan secara isentropik melalui turbin dari titik 3 ke 4, pendinginan

berlangsung dari ttik 4 ke 1, baik dalam penukar kalor (siklus tertutup) atau

atmosfir terbuka (siklus terbuka).Gambar siklus Brayton Ideal sebagai berikut; [44]

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.37 Siklus Brayton Ideal

Kerja output/keluaran netto siklus Brayton adalah kerja output turbin

dikurang

kerja input compressor [46].

Wnet = WT –WC

= 𝑚̇ ( h 3 - h 4 ) – 𝑚̇ (h 2 – h1 )…………….…..…...(2.1)

Karena dh = Cpdt, harga Cp konstan

Maka :

WT = 𝑚̇. Cp .(T3 – T4)…………………………………...(2.2)

dimana :

cp = panas spesifik pada tekanan konstan.

Untuk gas ideal, nyata bahwa dalam kompresi adibatis , maka

perbandingan temperatur gas terkompresi dengan temperatur awalnya adalah.[47]

𝑻𝒄
= rp(k-1)/k…………………………….…………..………………………...(2.3)
𝑻𝒐

𝑇4
Wc = 𝑚̇ .Cp.T3 �1 − �
𝑇3

Universitas Sumatera Utara


1
Wc = 𝑚̇ .Cp. T2 �1 − �
𝑟𝑝(𝑘−1)/𝑘

dimana : WT = Kerja turbin [kJ/s]

𝑚̇ = laju aliran massa udara [kg/s]

rp = perb. Teknan turbin, P 3 /P 4

k = Cp/Cv (Cv = panas spesifik pada volume konstan).

Cp = k . Cv

Dengan cara yang sama untuk kerja kompresor adalah

WC = 𝑚̇.Cp .[T1 – T 2 ]

1
Wc = 𝑚̇ . Cp , T2 �1 − �……………..……………………………...(2.4)
𝑟𝑝(𝑘−1)/𝑘

Dimana :

Kerja netto siklus Brayton :

1
Wnet = WT - Wc = [ 𝑚̇ Cp [T3 – T2] �1 − �………………………….(2.5)
𝑟𝑝(𝑘−1)/𝑘

Panas input = 𝑚̇. Cp (T3 - T 4 )

𝑊𝑛𝑒𝑡
Efisiensi siklus =
Q𝑖𝑛

1
= 1- …………………………………………….…(2.6)
𝑟𝑝(𝑘−1)/𝑘

dimana :

Wnet = kerja netto [kJ/s]

WT = kerja turbin [kJ/s]

WC = kerja kompresor [kJ/s]

Qin = panas yang ditambahkan [kJ/s]

𝑚̇ = laju aliran massa udara [kg/s]

rp = perb. Teknan turbin, P 3 /P 4

Universitas Sumatera Utara


k = Cp/Cv (Cv = panas spesfik pada volume konstan.

2.7 Siklus Brayton Non Ideal

Siklus Brayton non ideal ditunjukkan garis putus – putus dan tanda (‘)

diatas. Pada masing – masing proses kompresi terjadi gesekan fluida (1-2’) dan

proses ekspansi terjadi gesekan fluida (3-4’) menunjukkan kenaikan entropi

penurunan – penurunan tekanan selama proses pemasukan panas (2-3) dan proses

pembuagan panas (4-1) bisa diabaikan .Keperluan tekanan ini diikuti hanya

terhadap kasus –kasus perbandingan tekanan rendah. [48]

Efisiensi masing – masing proses kompresi dan ekspansi dapat dihitung sebagai

berikut :

Untuk kompresor :

𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
η cp = ……….………………………………………………(2.7)
𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙

𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
η cp = ……………………………………………………….(2.8)
𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

Gambar 2.38 Siklus Brayton Non Ideal

Untuk Turbin :

𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
ηT = ………………………………………………...(2.9)
𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙

Universitas Sumatera Utara


Dimana temperatur berkaitan denagan panas spesifik konstan. Maka kerja output

turbin dan kerja input yang dibutuhkan kompresor sebagai berikut :

WT = 𝑚̇ gb . Cp (𝑇3 – T’4) ………………………………………..(2.10)

Wc = 𝑚̇ . Cp (T2’ – T1 )……………………...…………………...(2.11)

Kerja netto keluran siklus adalah perbedaan antara kerja output turbin dan kerja

input yang dibutuhkan kompresor.

Jadi kerja netto :

Wnet = WT - Wc

Daya spesifik siklus dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran

performansi siklus tersebut, yaitu :

𝑊𝑛𝑒𝑡
Daya spesifik = ……………………………..……………..…..(2.12)
𝑚̇

Daya spesifik ini adalah bergantung pada panas spesifik dari fluida kerja

yang diguakan pada siklus dan perbedaan tekanan yang terjadi, dimana harga

optimum dapat tercapai.

Panas masuk atau energi yang diberikan kedalam siklus QA :

QA = 𝑚̇bb . LHV………………………………………………………….(2.13)

Dimana : 𝑚̇bb = Massa bahan bakar [kg/s]

LHV = Nilai kalor pembakaran bawah [kJ/kg]

Universitas Sumatera Utara


Effisiensi dapat ditentukan dari penggambaran standart untuk effisiensi
thermal total (overall) , berikut :

𝑊𝑛𝑒𝑡
η ov = ………………………………………………………….(2.14)
𝑄𝐴

Effisiensi termal total gabungan pada effisiensi kompressor dan effisiensi turbin.

2.8. Teor i Kompresi

2.8.1. Hubungan Antara Tekanan dan Volume

Hubungan antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi tersebut

dapat diuraikan sebaai berikut. Jika selama kompresi, temperatur gas dijaga tetap

(tidak bertambah panas) maka pengecilan volume terjadi setengah kali akan

menikkan tekanan menjadi dua kali lipat. Demikian juga volume menjadi

sepertiga kali, maka tekanan menjadi tiga kali lipat dan seterusnya.jadi dapat

disimpulkan : “Jika gas dikompresikan atau diekspansikan pada temperatur tetap,

maka tekanan akan berbanding terbalik dengan volume”.

Pada hukum Boyle :

P 1 V1 = P 2 V2 = tetap………………………………………………..(2.15)

2.8.2 Hubungan Antara Temperatur dan Volume .

Gas mempunyai koefesien yang lebih besar daripada zat cair dan zat padat.

Dari pengukuran koefesien muai berbagai gas diperoleh kesimpulan sebagai

berikut : “semua macam gas apabila diturunkan temperaturnya sebesar 1 ºC, akan

mengurangi volume dengan proporsi yang sama dan apabila temperaturnya

dinaikkan sebesar 1 ºC, pada tekanan tetap akan mengalami pertambahan volume

Universitas Sumatera Utara


sebesar 1 / 273 dari volumenya pada 0 oC. Menurut hokum Charles [49] :
“Pada proses tekanan tetap volume gas berbanding lurus dengan temperatur

mutlaknya”.

𝑉1 𝑇1
= ……………………………...……………..…...…………….(2.16)
𝑉2 𝑇2

2.8.3 Persamaan Keadaan.

Hukum Boyle dan Hukum Charles digabung menjadi hokum Boyle - Charles

dapat dinyatakan :

pV = GRT ……………………………..……………..……………….(2.17)

Dimana :

P = Tekanan mutlak (Pa)

V = Volume (m3 )

G = Berat gas (Kgf) atau N

T = Temperatur mutlak (ºK)

R = Konstanta gas (mol / ºK)

Konstanta R berbeda – beda untuk masing – masing gas.

Tabel 2.1 Harga - harga R

Persamaan diatas dapat ditulis :

pυ = RT ………………………............................................................(2.18)

Dimana :

Universitas Sumatera Utara


υ = V/G

υ = Volume Spesifik

𝑝𝜐
= 𝑅 = Tetap …………………………………………………………….....(2.19)
𝑇

Gas yang memenuhi persamaan ini disebut gas ideal.

2.9. Proses Kompresi Gas

2.9.1 Cara Kompresi

Kompresi gas dibagi menurut tiga cara yaitu [50] : proses isothermal, proses

adiabatik dan politropik.

a. Kompresi Isothermal

Kompresi isothermal dapat dapat disebut jika gas dikompresi maka gas

tersebut mendapat energi mekanik dan diubah menjadi energi panas sehingga

temperatur gas naik dan tekanan naik, namun jika proses dibarengi pendingin

untuk mengeluarkan panas yang terjadi dan temperatur tetap dijaga.

pV = Tetap

p1V1 = p2.V2 = Tetap……………………………….…………….………(2.20)

b. Kompresi Adiabatik

Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan

berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas.

Proses tersebut disebut adiabatik.

k
p .V = tetap atau p1 . V1k = p 2 . V2 k = tetap ……………….…….…(2.21)

Dimana k = Cp / Cv

Universitas Sumatera Utara


c. Kompresi Politropik

Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses

isothermal, karena kenaikan temperatur. Namun juga bukan proses adiabatic

karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi sesungguhnya,

ada diantara keduanya disebut proses politropik.

P . V n = Tetap

Atau

p1 .V1n = p 2 .V2n = Tetap …………………………………..……..(2.22)

2.9.2. Perubahan Temperatur

Pada proses isothermal temperatur dijaga tetap sehingga tidak berubah

pada proses adiabatik tidak ada panas yang dibuang dari kompresor [51] .

…………………………………………….….(2.23)

Dimana :

Td = Temperatur mutlak gas keluar kompresor (ºK)

Ts = Tempertur isap gas masuk kompresor (ºK)

M = Jumlah tingkat kompresi ; m = 1, 2, 3,….

𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑀𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘


Pd / Ps = = Perbandingan Tekanan
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐼𝑠𝑎𝑝 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘

K = Cp / Cv

Kompresor bertingkat digunakan untuk memperoleh perbandingan tekanan

(rc) yang tinggi. Kompresi dengan perbandingan kompresi yang besar, jika

dilakukan hanya dengan satu tingkat akan kurang efektif karena efesiensi

Universitas Sumatera Utara


volumertiknya akan rendah. Namun jika jumlah tingkat terlalu banyak, kerugian

gesekan menjadi terlalu banyak dan harganya menjadi terlalu mahal. Gambar

Grafik perbandingan Tekanan Kompresi dalam Kompresi Adiabatik (untuk m = 1

dalam Kompresi Satu Tingkat) dapat dilihat sebagai berikut;[52]

Gambar 2.39: Grafik perbandingan Tekanan Kompresi dalam Kompresi

Adiabatik (untuk m = 1 dalam Kompresi Satu Tingkat)

2.9.3. Pengaruh Temperatur Udara yang dihisap Kompresor Terhadap Daya

yang berguna yang Dihasilkan Turbin Gas.

Temperatur udara yang dihisap kompresor mempunyai pengaruh yang

besar terhadap daya yang berguna yang dihasilkan turbin gas. Sebab kapasitas

atau massa udara ( 𝑚̇ 𝑢 ) yang mengalir masuk berubah. Dari persamaan untuk

gas m = pv / RT. Bila temperatur udara kerja, maka ( 𝑚̇𝑢 ) menjadi besar, berarti

udara yang masuk kedalam instalasi menjadi lebih banyak. Selain itu daya usaha

Universitas Sumatera Utara


instalasi menjadi lebih besar, karena perbandingan T3 / T1 lebih besar sedangkan

T3 sebelum turbin dijaga tetap dengan demikian terjadi perbaikan efisiensi

thermal proses. Gambar Perubahan Daya yang Dihasilkan Instalasi Turbin Gas Pe

pada Waktu Terjadi Perubahan Temperatur Udara Luar yang Dihisap Kompressor

,Instalasi sudah Ditentukan untuk Bekerja dengan Temperatur Udara Luar 15 ºC,

harga – harga Informatif. [53]

Gambar 2.40. Perubahan Daya yang Dihasilkan Instalasi Turbin Gas Pe pada

Waktu Terjadi Perubahan Temperatur Udara Luar yang Dihisap Kompressor

,Instalasi sudah Ditentukan untuk Bekerja dengan Temperatur Udara Luar 15 ºC,

harga – harga Informatif. (sumber : Turbin Pompa dan Kompresor, Fritz Dietzel)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai