Anda di halaman 1dari 4

Tugas Paper Artificial Intelligence

Internet of Things
Dosen Pengampu:
Romadhon, S.Pi, M.Biotech

Disusun oleh :
Andrea Tesalonika
(26060120140092)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Artificial Intelligence dalam Bidang Perikanan

Pengertian dari kecerdasana dalah kemampuan untuk belajar atau berpikir atau
memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, mampu menanggapi sesuatu dengan
cepat walaupun distuasi yang baru. Perkembangan jaman yang serba canggih ini kini
kecerdasa yang awalnya dimiliki manusia mampu diciptakan oleh komputer.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan salah satu dari ilmu komputer
yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan manusia bahkan lebih baik dari manusia. Kecerdasan
dibuat melalui program komputer. Artificial intelligence merupakan suatu teknologi
yang luarbiasa yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena hamper semua permasalahn
mampu dipecahkan dengan bantuan komputer, masalah yang terlalu kompleks tidak
mungkin diselesaikan dengan cara manual lagi, tidak ada keterbatasan hardware lagi,
hidup dan pekerjaan manusia semakin dipermudah dengan adanya kecerdasan manusia.

Adanya kecerdasan buatan atau artificial intelligence juga berdampak pada


perikanan di Indonesia. Laut yang begitu luas sangat mustahil jika dipahami tanpa
didukung fasilitas pendukung lainnya seperti ketersediaan peralatan dan teknologi yang
memadai, oleh karena itu artificial intelligence juga dibuat untuk bidang kelautan dan
perikanan salah satunya adalah Robot Observasi Karang Autonomous dengan Sistem
Artificial Intelligence. Robot bawah air dikembangkan untuk menggantikan posisi
manusia dalam mengeksplorasi bawah laut. Eksplorasi dalam hal ini memiliki makna
luas, mulai dari eksplorasi untuk pengamatan ekosistem bawah laut hingga eksplorasi
lokasi terumbu karang di Indonesia. Eksplorasi seperti itu tetap dapat dilakukan tanpa
perlu campur tangan manusia dalam mengeksplorasi. Robot eksplorasi bawah laut yang
memiliki penampilan dan pergerakan layaknya ikan pari yang cerdas. Pada robot ini
akan menggunakan sistem artificial intelligence sehingga mampu menganalisa berbagai
jenis karang. Metode yang digunakan ialah face recognition (pengenalan pola), dimana
kamera akan akan secara cerdas mampu mengenali setiap pola unik dari setiap jenis dan
kerusakan karang, kemudian menyimpan di memorinya agar bisa diakses saat menemui
jenis karang yang sama atau jika ada karang yang rusak. Sistem autonomous yang
diterapkan pada robot ini akan memudahkan para pengguna dalam pengoperasiannya.
Otomatisasi akan dilakukan mulai dari manuver robot, menghindari objek lain,
mengambil dan menganalisa video atau gambar, mengisi daya, dan mengirim data ke
ground station. Pengiriman ini dilakukan secara wireless atau nirkabel sehingga tidak
terkendala jarak.

Kecerdasan buatan lainnya yang telah dikembangkan dalam bidang perikanan dan
kelautan adalah pengawas kapal penangkap ikan berbasis artificial intelligence (AI)
menggunakan drone. Hal ini dipicu oleh banyaknya pelanggaran kapal – kapal asing
yang melampaui batas seharusnya diperairan laut Indonesia. Sistem yang dibuat yaitu
sistem pengawas kapal penangkap ikan berbasis AI (Artifact Intellegence)
menggunakan drone dengan VMS (Vessels Monitoring System) bisa dikatakan hampir
mirip akan tetapi berbeda. Sistem pemantauan kapal perikanan / Vessel Monitoring
System (VMS) adalah sebuah program pengawasan kegiatan perikanan, yang
menggunakan peralatan yang terpasang di kapal perikanan memberikan informasi
mengenai kegiatan dan posisi kapal. Penggunaan drone dan kamera yang terpasang akan
tersebut akan menyusuri lautan dan mengidentifikasi kapal-kapal yang berlayar secara
otomatis. Jika terdapat kesalahan dari fungsi kapal yang digunakan drone tersebut akan
mengirimkan sinyal kepada penerima data lalu petugas patroli akan dipandu dengan
koordinat drone tersebut. Metode yang dilakukan adalah perancangan perangkat lunak
untuk mencatat rekam jejak kapal yang bisa di-setting akan mengirim data setiap 30
menit sekali secara otomatis. Data rekam jejak kapal tersebut berisikan: waktu, posisi
koordinat,kecepatan kapal, dan arah kapal (heading). Perancangan perangkat lunak ini
menggunakan bahasa pemrograman C++ untuk Qt framework. Pada tahap kedua,
dilakukan perancangan kecerdasan buatan dengan menggunakan pengolahan citra agar
dapat membedakan kapal penangkap ikan dan bukan penangkap ikan dan dapat terkirim
ke pusat pemantauan. Pusat Pemantau dapat menerima dan membaca data tersebut, lalu
menampilkan data tersebut di perangkat lunak tadi.

Adanya alat kedua kecerdasan buatan yang dipaparkan terseut dapat ditarik
kesimpulan bahwa sector perikanan dan kelautan di Indonesia juga sangat dibantu
dengan kecerdasan buatan yang diciptakan, baik dalam bidang observasi kerang
maupun dalam bidang memperketat penjagaan kelautan Indonesia sehingga dapat
meminimalisir adanya pelanggaran pelanggaran yang merugikan laut kita.
DAFTAR PUSTAKA

Dahira, M. (2008). Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Jurnal Saintikom,


5(2):185-196.

Jamaluddin., A. P. (2017). Desain Robot Observasi Karang Autonomous dengan Sistem


Artificial Intelligence. Hasanuddin Student Journal, 1(2):89-95.

Pratama, F. (2020). Sistem Pengawas Kapal Penangkap Ikan Berbasis AI Menggunakan


Drone. Jurnal Ittelkom Surabaya, 1(1):77-83.

Anda mungkin juga menyukai