Anda di halaman 1dari 28

Petunjuk Teknis BOSDA 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel akhir-akhir ini
mendapatkan perhatian yang besar dari berbagai kalangan termasuk pemerintah
dan masyarakat seiring dengan maraknya kasus korupsi di Indonesia. Dari
pihak pemerintah telah banyak dikeluarkan revisi peraturan perundang-
undangan baik masalah pengelolaan keuangan dengan keluarnya permendagri
nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua permendagri nomor 13 tahun
2006 dan peraturan menteri keuangan (PMK) nomor 190 tahun 2012 yang
merupakan revisi dari PMK nomor 66 tahun 2005 serta masalah pengadaan
barang dan jasa dengan keluarnya perpres nomor 70 tahun 2012 tentang
perubahan kedua perpres nomor 54 tahun 2010.
Demikian juga dengan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah
(BOSDA) untuk SMA/MA/SMK yang berasal dari APBD Propinsi Kalimantan
Timur yang dituntut lebih transparan dan akuntabel sehingga ketentuan
pelaksanaan keuangan yang meliputi mekanisme penyaluran, pencairan,
pengelolaan, penggunaan dan pertanggungjawabannya harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penyaluran dana
BOSDA Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 78 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah
(BOSDA) Tahun 2009.
Pengelolaan program BOSDA yang melibatkan beberapa unsur meliputi
Tim Manajemen BOSDA Kabupaten Kutai Kartanegara dan Tim Satuan
Pendidikan menghendaki adanya pemahaman yang sama dari semua unsur
tersebut guna menghindari timbulnya hambatan dalam pelaksanaannya dan
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Pengelola Dana BOSDA Kabupaten
Kutai Kartanegara menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOSDA sebagai
acuan untuk pelaksanaan program agar para pengelola di tingkat sekolah dapat
memenuhi tugasnya dengan mudah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOSDA dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman yang sama dan sebagai pedoman bagi pejabat pengelola dana
BOSDA.
2. Tujuan
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOSDA bertujuan agar pengelolaan dana
BOSDA dapat dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan,
akuntabel, efisien dan efektif, tepat waktu, serta terhindar dari penyimpangan.
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 2

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 3

BAB II
PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA)

A. JADWAL PENYERAHAN ADMINISTRASI, PENYALURAN DANA, PELAPORAN,


MONITORING DAN EVALUASI
Jadwal penyerahan administrasi, penyaluran dana, pelaporan, monitoring dan
evaluasi BOSDA untuk tahun angaran 2014 adalah sebagai berikut:

Jadwal
NO Uraian Pelaksanaan Keterangan

1. Penyerahan data siswa Juli – 30 Oktober 2013 Kantor Disdik

2. Verifikasi data siswa November – Desember 2013 Tim Verifikasi

BimtekPenggunaan Dana
3.
BOSDA

Penyerahan berkas dan Februari 2014 Dalam Konfirmasi


4. verifikasi kelengkapan
BOSDA

Penyaluran dana BOSDA


5. Maret 2014 PT. POS / Bank
Triwulan I

Pelaporan Dana BOSDA


6. 10 April 2014 Kantor Disdik
Triwulan I

Penyaluran dana BOSDA


7. April 2014 PT. POS / Bank
Triwulan II

Pelaporan Dana BOSDA


8. 10 Juli 2014 Kantor Disdik
Triwulan II

Monitoring Penggunaan
9. Juli – Agustus 2014 SMA/MA/SMK
Dana BOSDA Triwulan I & II

Penyaluran dana BOSDA


10. Juli 2014 PT. POS / Bank
Triwulan III

Pelaporan Dana BOSDA


11. 10 Oktober 2014 Kantor Disdik
Triwulan III

Penyaluran dana BOSDA


12. Oktober 2014 PT. POS / Bank
Triwulan IV

Pelaporan Dana BOSDA


13. 30 Desember 2014 Kantor Disdik
Triwulan IV

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 4

Monitoring Penggunaan
Dana BOSDA Triwulan III &
14. November - Desember 2014 SMA/MA/SMK
IV, Verifikasi Data Siswa
Tahun 2015

B. PENGELOLA
PENGELOLA TINGKAT KABUPATEN
1. Demi kelancaran operasional penyaluran dana BOSDA, Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara membentuk Tim Pengelola BOSDA yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara.
Tim Pengelola BOSDA Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut:
a. Meminta dan menerima data sekolah dan jumlah siswa;
 Data siswa disesuaikan dengan format data yang diinput pada Program
Aplikasi Sekolah (PAS) untuk SMA/SMK dan Education Management
Information System (EMIS) untuk MA Tahun Pelajaran 2013/2014.
b. Menetapkan sekolah penerima dana BOSDA;
c. Menetapkan perhitungan alokasi dana tiap sekolah;
d. Melakukan verifikasi data sekolah dan jumlah siswa;
 Data jumlah siswa yang diusulkan untuk menerima BOSDAakan
diverifikasi berdasarkan jumlah siswa di sekolah yang diinput pada
Program Aplikasi Sekolah (PAS) untuk SMA/SMK dan Education
Management Information System (EMIS) untuk MA Tahun Pelajaran
2013/2014.
e. Melayani proses administrasi dalam rangka pencairan dana BOSDA;
f. Menetapkan waktu penyaluran dana BOSDA ke sekolah penerima, yang
didasarkan pada kelengkapan administrasi yang diperlukan;
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BOSDA;
h. Menerima dan meneliti laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
BOSDA oleh sekolah penerima
i. Menyampaikankan laporan pertanggungjawabanpenggunaan dana BOSDA
kepada Bupati Kutai Kartanegara secara periodik
2. Dalam melaksanakan tugasnya Tim Pengelola tidak diperkenankan
menggunakan dana operasional BOSDA dengan alasan apapun.
3. Dana operasional bagi Tim Pengelola dalam rangka pengelolaan dana BOSDA
ditetapkan tersendiri dalam APBD Kabupaten Kutai Kartanegara.

PENGELOLA TINGKAT SEKOLAH


1. Penanggung Jawab adalah Kepala Sekolah dan Tim Pengelola BOSDA sekolah
2. Tim pengelola sekolah di SK-kan oleh Kepala Sekolah yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara, serta anggota yang terdiri dari unsur guru yang

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 5

ditunjuk melewati rapat Dewan Guru dengan mempertimbangkan


kredibilitasnya, serta menghindari terjadinya konflik kepentingan;
3. Tugas dan tanggung jawab Tim Pengelola di satuan pendidikan/sekolah
meliputi:
a. Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang
ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang semestinya, maka
harus segera dikembalikan ke rekening kas Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara.
b. Menyiapkan kelengkapan administrasi, menyusun RKASdanRAPBS yang
diajukan dalam sebuah proposal sebagai persyaratan untuk memperoleh
dana BOSDA.
c. Melaporkan penggunaan dana BOSDA kepada Tim Pengelola BOSDA
Tingkat Kabupaten.

C. PENERIMA DANA BOSDA


1. Yang berhak menerima dana BOSDA dari Pemerintah Propinsi Kalimantan
Timur adalah:
a. Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Negeri (SMA dan SMK)
b. Madrasah Aliyah Negeri dan Madrasah Aliyah Kejuruan Negeri dibawah
Departemen Agama (MA dan MAK);
c. Sekolah/Madrasah swasta yang terdaftar pada Dinas Pendidikan Propinsi
Kalimantan Timur yang ditandai dengan Nomor Pokok Sekolah (NPSN);
d. Sekolah/Madrasah Negeri dan Swasta yang telah diakreditasi oleh Badan
Akreditasi Sekolah (BAS) Propinsi Kalimantan Timur;
2. Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan Negeri wajib menerima dan
menggunakan dan BOSDA dalam operasional sekolah.
3. Sekolah dan Madrasah jenjang Menengah Umum dan Kejuruan swasta berhak
untuk tidak menerima dana BOSDA.
4. Bagi sekolah/madrasah yang menerima dan menggunakan dana BOSDA
dalam operasional sekolah, maka satuan pendidikan tersebut bersedia untuk
diaudit atau diperiksa seluruh penggunaan keuangan yang digunakan satuan
pendidikan tersebut baik dana BOSDA Propinsi, dana BOSDA
Kabupaten/Kota, bantuan APBN, dana rutin dan dana sumbangan lainnya.
5. Satuan pendidikan negeri yang menerima dana BOSDA, tidak diperkenankan
menarik iuran wajib dalam bentuk apapun kepada murid/siswa.
6. Satuan pendidikan swasta yang menerima dana BOSDA, hanya diperkenankan
menarik iuran wajib jika jumlah iuran wajib sebelum menerima BOSDA lebih
besar dari jumlah alokasi dana bantuan APBN, BOSDA Propinsi dan BOSDA
Kabupaten.
7. Jumlah iuran wajib murid/siswa yang dapat diperkenankan untuk
dibebankan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), sebanyak-banyaknya
sebesar selisih antara iuran wajib sebelum menerima BOSDA dengan jumlah

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 6

total bantuan Pemerintah Pusat dan BOSDA (Propinsi dan Kabupaten) yang
dihitung per siswa per bulan.
8. Satuan Pendidikan Penerima dana BOSDA berkewajiban:
a. Melengkapi persyaratan pengajuan penerima dana BOSDA untuk sekolah
negeri atau swasta
SMA/MA/SMK Negeri
1) RAPBS/RKAS (Format K1 & K2)
2) Data Siswa (Format PAS/EMIS)
3) Foto copy Rekening POS
4) Foto Copy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah
5) Foto Copy SK Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah

SMA/MA/SMK Swasta
(Ketentuan berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 26
Tahun 2013, pasal 18 tentang Hibah Dana BOSDA dan dana BOSDA
Kabupaten)
1) RKAS/RAPBS (Format K1 & K2)
2) Data Siswa (Format PAS/EMIS)
3) Surat usulan pencairan belanja hibah (Lampiran A.V.a dari Perbup
nomor 26 Tahun 2013)
4) Foto copy SK Penetapan sekolah penerima dari Dinas Pendidikan yang
telah dilegalisir oleh pejabat berwenang
5) Data Siswa (Format PAS/EMIS)
6) Foto copy usulan hibah asli yang telah dilegalisir oleh SKPD
7) Foto Copy rekening bank yang masih aktif atas nama sekolah
8) Foto Copy SK pengangkatan Kepala Sekolah dan Bendahara
9) Foto Copy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah
10) Kwitansi rangkap 4 (empat) bermaterai cukup, ditandatangani kepala
sekolah dan bendahara sekolah dan dibubuhi cap sekolah, serta
dicantumkan nama lengkap
11) Pakta Integritas(Lampiran A.VI.a dari Perbup nomor 26 Tahun 2013)
12) Naskah Perjanjian hibah daerah (NPHD)
9. Sekolah penerima dana BOSDA melalui Komite Sekolah dapat menghimpun
dana secara sukarela dari masyarakat.
10. Sekolah penerima dana BOSDA tidak diperkenankan menghimpun dana
dalam bentuk apapun dari siswa/murid yang berasal dari keluarga yang
tidak mampu (miskin).

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 7

BAB III
PEMANFAATAN DANA

A. PENGGUNAAN DANA
1. Sebuah kegiatan atau program operasional sekolah tidak diperkenankan
untuk dibiayai oleh lebih dari satu sumber pendanaan.
2. Peruntukan dana BOSDA
NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 Pengembangan a. Pengadaan buku
Sarana Prasarana penunjang
perpustakaan
b. Pengadaan modul
c. Pengadaan Lembar
Kerja Siswa (LKS
d. Perawatan dan Merupakanpembiayaan untuk
perbaikan ringan perawatan ringan meliputi:
sarana prasarana - komputer (PC/Laptop),
sekolah - peralatan laboratorium,
- meja/kursi siswa,
- meubeler,
- gedung
- taman/kebun
- sarana olahraga,
- jaringan listrik,
- telepon, internet
- prasarana inventaris lainnya
yang berhubungan dengan
fasilitas pembelajaran
(kurikuler dan ekstra
kurikuler)
2. Pengembangan a. In House Training
Tenaga Pendidik ……………..
dan Kependidikan b. Seminar/Lokakarya
………………
c. Musyawarah Guru Mata
Pelajaran(MGMP)
d. Musyawarah kerja
Kepala Sekolah (MKKS)
3. Pengembangan a. Penyelenggaraan
Standar Isi Supervisi dan Evaluasi
Kegiatan Belajar
Mengajar
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 8

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN


b. Penyusunan silabus
dan RPP dalam rangka
pengembangan
kurikulum
c. Pembuatan Media
Pembelajaran
sederhana dan
perangkat Kegiatan
Belajar Mengajar
4. Pengembangan Penyelenggaraan Merupakanpembiayaan untuk
dan Implementasi Ulangan harian, Uian pembuatan soal, pengawasan
Sistem Penilaian Tengah Semester dan ujian, penulisan hasil ujian
Ujian Akhir Semester
5. Pengembangan Pengelolaan rutin Merupakanpembiayaan untuk
Standar operasional sekolah Pembelian barang habis pakai
pembiayaan meliputi:
- ATK,
- bahan/alat praktikum,
- buku nilai,
- konsumsi harian guru,
- baterai/CD/USB/kaset,
- spidol, kapur tulis, tinta
komputer, pita mesin ketik,
tinta stensil,
- biaya penerimaan tamu
- peralatan lainnya yang terkait
dengan pembelajaran di
sekolah yang merupakan
biaya operasional rutin
sekolah.
6. Pengembangan Pengelolaan Manajemen Merupakanpembiayaan untuk
standar Berbasis Sekolah honorarium meliputi:honorarium
pengelolaan guru honorer/staf tata
usaha/laboran/instruktur yang
diangkat sekolah, kelebi-han
mengajar, tunjangan khusus yg
terkait dengan manajemen
sekolah
7. Pengembangan a. Remedial dan
standar proses pengayaan mata
dan kompetensi pelajaran ………..
kelulusan
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 9

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN


b. Pelaksanaan Praktek Meliputi pembiayaanPrakerin
Kerja Industri meliputi:
(Prakerin)
- biaya koordinasi dengan pihak
Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DUDI),
- biaya pembekalan,
- honor pembimbing,
kepanitiaan,
- biaya pelepasan,
- biaya
pengantaran/penjemputan
siswa,
- biaya monitoring, dan
c. Penyelenggaraan Uji - honor penguji.
Kompetensi/Tes Merupakan Pembiayaan untuk
Daya Serap/Ujian kegiatan Persiapan dan
Nasional pelaksanaan ujian Kompetensi
dan Ujian Nasional (UN)
meliputi:
- honor pembimbing,
- honor kepanitiaan,
- honor pengawas,
- honor penguji internal
/eksternal,
- biaya bimbingan belajar /try
out,
- biaya pembuatan prediksi soal
UN,
- biaya analisis SKL UN,
- biaya analisis mata pelajaran
ujian nasional
- biaya analisis daya serap
d. Penyelenggaraan siswa
Kegiatan Kesiswaan Merupakan Pembiayaan untuk
……………………. kegiatan kesiswaan yang
meliputi:
- bimbingan akademik dan non
akademik
- ekstrakurikuler,
- keagamaan sekolah
- bimbingan olimpiade mata
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 10

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN


pelajaran,
- lomba keterampilan siswa,
- Karya Ilmiah Remaja (KIR),
- cerdas cermat mata pelajaran,
- debat bahasa,
- lomba baca alquran,
- lomba kaligrafi,
e. Penerimaan Peserta - pengembangan diri.
Didik Baru Merupakan Pembiayaan untuk
f. Pemberian beasiswa bantuan khusus siswa meliputi:
……………………… - biaya transport siswa
terpencil,
- bahan bakar transport siswa
terpencil,
- beasiswa miskin,
- beasiswa prestasi,
- uang duka,
- bantuan sosial lainnya

3. Pada saat penyusunan RKAS/RAPBS, harus mempertimbangkan hal-hal


sebagai berikut:
a. Standar harga belanja mengikuti Standar Harga Belanja dan Jasa (SHBJ)
2014. SHBJ Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan standar
maksimal. Sekolah menyesuaikan dengan kemampuan keuangannya.
b. Nomenklatur program/kegiatan dan kode rekening belanja (terlampir).
1) Belanja pegawai adalah belanja kompensasi dalam bentuk uang yang
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai imbalan atas pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
2) Belanja barang dan jasa adalah pengeluaran untuk menampung
pembelian barang dan jasa yang nilainya tidak memenuhi syarat nilai
kapitalisasi minimum.
3) Belanja modal adalah pengeluaran untuk menampung pembelian
barang yang melewati batas nilai kapitalisasi minimum.
Catatan: Kapitalisasi adalah pengakuan terhadap jumlah kas/setara kas
dan nilai wajar perolehan barang yang dikategorikan sebagai aset tetap.
Batasan kapitalisasi belanja sekolah untuk pengadaan peralatan dan
mesin dengan nilai per satuan sama dengan atau lebih dari Rp 500.000,00
(lima ratus ribu rupiah);
c. Belanja Honorarium tidak boleh melebihi dari 50% dari pagu anggaran
dana BOSDA yang diterima sekolah.

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 11

d. Pada Sekolah Negeri, honorarium dimasukkan dalam kegiatan


Manajemen Pengelola BOSDA bagi penerima PNS/Tenaga Honor Lokal
yang dibayar oleh Pemerintah, maka besaran honor pada SHBJ:
 Kepala Sekolah = PPTK
 Wakil Kepala Sekolah/Wali Kelas/ Tenaga Administrasi= Staf PPTK
 Bendahara = Bendahara Pengeluaran Pembantu
e. Pada Sekolah Swasta, honorarium dimasukkan dalam kegiatan
Manajemen Sekolah. Honorarium Kepala Sekolah maksimal mengikuti
standar Golongan III PNS pada PP No. 15 Tahun 2010 dan disesuaikan
dengan kemampuan anggaran sekolah.
f. Pada sekolah negeri/swasta, pembayaran honorarium tenaga
pendidik/kependidikan yang diperbantukan oleh sekolah mengikuti aturan
Peraturan Bupati nomor 19 tahun 2010 tentang THL.
g. Tenaga Pendidik yang berstatus PNS tidak diperkenankan mendapat honor
untuk jam mengajar wajibnya (lihat standar sertifikasi guru untuk jumlah
jam mengajar wajib)
h. Belanja Alat Tulis Kantor (ATK) dianggarkan secara paket pada program
standar pembiayaan.
i. Belanja Konsumsi harian tidak boleh melebihi dari 10% dari pagu
anggaran dana BOSDA yang diterima sekolah.
j. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam daerah berlaku untuk
Kepsdrala Sekolah, dilakukan secara selektif maksimal 3 kali dalam satu
triwulan dan berdasarkan prinsip kebutuhan nyata (at cost) untuk
pertanggungjawaban (Keputusan Bupati Nomor 19 Tahun 2013). Belanja
dibayarkan hanya untuk transportasi tanpa uang saku. Surat Perintah
Tugas bagi Kepala Sekolah ditanda tangani oleh Kepala UPT Kecamatan
masing-masing
k. Perjalanan dinas luar daerah dilakukan untuk pendampingan lomba di
tingkat nasional dengan jumlah pendamping maksimal 2 orang.
l. Belanja Transportasi digunakan untuk subsidi biaya transportasi siswa.
m. Perjalanan Dinas guru Non PNS menggunakan belanja transportasi. Surat
Perintah tugas ditanda tangani oleh Kepala Sekolah.
4. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas pengelolaan dana BOSDA sehingga tidak
menimbulkan SILPA maka sekolah dapat melakukan pergeseran anggaran
dalam RKAS/RAPBS setiap saat sepanjang masih dalam satu jenis belanja
(belanja pegawai, belanja barang dan jasa atau belanja modal). Namun
demikian pengajuan pergeseran anggaran dilakukan bersamaan dengan
perubahan pada RKAS-P/RAPBS-P.
5. Jika terjadi perubahan asumsi/perkiraan dalam RAPBS yang telah ditetapkan
dan sedang berjalan sesuai Tahun Anggaran, maka dapat diubah/direvisi
selambat-lambatnya pada Triwulan Ketiga (Bulan Juli) yang tertuang dalam
Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah Perubahan (RKAS-P) dan Rancangan

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 12

Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah Perubahan (RAPBS-P) dan disampaikan


kepada Tim Pengelola BOSDA dan pihak-pihak terkait.
6. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pada APBS Tahun Anggaran
sebelumnya dimasukkan sebagai sumber pendapatan pada APBS Tahun
Aggaran berikutnya. SILPA dilaporkan kepada Tim Pengelola BOSDA
Kabupaten paling lambat tanggal 10 Januari pada tahun berkenaan.

B. LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOSDA


Dana BOSDA dilarang untuk digunakan sebagai berikut :
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan
2. Dipinjamkan kepada pihak lain
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan
biaya besar, misalnya studi banding, studi tour dan sejenisnya
4. Membayar bonus dan transportasi rutin guru
5. Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi
(bukan inventaris sekolah)
6. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat
7. Membangun gedung/ruangan baru
8. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran
9. Menanamkan saham
10.Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat
atau pemerintah daerah secara penuh/secara wajar, misalnya guru kontrak
atau guru bantu.
11.Membiayai kegiatan pelepasan/perpisahan siswa

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 13

BAB IV
PENGELOLAAN DANA

A. Perencanaan dan penganggaran


Perencanaan dana BOSDA dilakukan secara transparan dan akuntabel dengan
melibatkan seluruh stakeholder sekolah meliputi Kepala Sekolah, Dewan Guru,
Komite Sekolah dan Ketua Yayasan (bagi sekolah swasta)
Output kegiatan perencanaan dan penganggaran meliputi :
1) Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang sudah diverifikasi tim pengelola sekolah
dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah.
2) Anggaran Kas yang merupakan dokumen rencana pencairan dana untuk
kegiatan BOSDA yang dibuat per bulan.
3) Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) yang merupakan
kompilasi dari semua RKAS baik RKAS pendapatan maupun belanja.
4) APBS dan DPAS yang merupakan dokumen pelaksanaan anggaran sekolah
yang sudah diverifikasi tim pengelola kabupaten dan menjadi acuan resmi
penerimaan pendapatan dan pengeluaran belanja sekolah. DPAS
ditandatangani Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah dan Ketua Tim
Pengelola Tingkat Kabupaten.
Format RKAS, DPAS, RAPBS dan APBS terlampir (Format BOSDA K-1 dan K-2)

B. Pelaksanaan dan Penatausahaan


Dana BOSDA dilaksanakan setelah melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1) DPAS dan APBS telah diserahkan ke Tim Pengelola Kabupaten.
2) Tim Pengelola Kabupaten mengajukan permohonan pencairan ke BPKAD
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk sekolah negeri : Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan
mencairkan berdasarkan anggaran kas yang telah diajukan oleh masing-
masing satuan pendidikan.
b. Untuk sekolah swasta : setelah mendapat rekomendasi dari Dinas
Pendidikan berikut dokumen lain yang diperlukan, mengajukan pencairan
ke BPKAD melalui mekanisme Hibah
3) Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dibuat oleh masing-masing satuan
pendidikan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan sebagai
berikut :
3.1) Ketentuan Umum
Ketentuan umum adalah ketentuan mengenai segala pengeluaran yang
menyertai berbagai belanja yang terdiri dari :

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 14

a. Perpajakan
Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana
BODA untuk pembelian ATK/Bahan/Penggandaan dan lain-lain
pada kegiatan penerimaan siswa baru; kesiswaan; ulangan
harian; ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar
siswa; pembelian bahan-bahan habis pakai, seperti huku tulis,
kapur tulis, pensil dan bahan praktikum; pengembangan profesi
guru; pembelian bahan-bahan untuk perawatan/perbaikan
gedung sekolah
a. Bagi bendaharaan/pengelola dana BOSDA pada sekolah
negeri atas penggunaan dana BODA sebagaimana tersebut
diatas adalah:
i. Tidak perlu memungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5%
ii. Memungut dan menyetor PPN sebesar 10% untuk nilai
pembelian lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah)
atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena
Pajak oleh Pegusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah.
Namun untuk nilai pembelian ditambah PPN-nya
jumlahnya tidak melebihi Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah) dan bukan merupakan pembayaran yang
dipecah-pecah, PPN yang terutang dipungut dan disetor
oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku umum. Pemungut PPN
dalam hal ini bendaharawan pemerintah tidak perlu
memungut PPN atas pembelian barang dan atau jasa
yang dilakukan oleh bukan Pengusaha Kena pajak (PKP).
b. Bendaharawan/Pengelola dana BOSDA pada Sekolah Bukan
Negeri adalah tidak termasuk bendaharawan pemerintah
sehingga tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai
Pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Dengan demikian
kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola dana
BOSDA pada sekolah bukan negeri yang terkait atas
penggunaan dana BOSDA untuk belanja barang sebagaimana
tersebut diatas adalah:
i. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22,
karena tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai
Pemungut PPh Pasal 22.
ii. Membayar PPN yang diungut oleh pihak penjual (Pengusaha
Kena Pajak).
Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana
BOSDA untuk pembelian/penggandaan buku teks/atau
mengganti buku teks yang rusak.
a. Bagi bendaharawan/pengelola dana BOSDA pada sekolah
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 15

negeri atas penggunaan dana BOSDA untuk


pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau
mengganti buku teks yang rusak adalah:
i. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan
buku-buku pelajaran agama, tidak perlu memungut PPh
Pasal 22 sebesar 1,5%.
ii. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan
buku-buku pelajaran agama, PPN yang terutang
dibebaskan.
iii. Memungut dan menyetor PPN sebesar 10% untuk nilai
pembelian lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) atas
penyerahan barang kena pajak berupa buku-buku yang
bukan buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku
pelajaran agama. Namun untuk nilai pembelian ditambah
PPN-nya jumlah tidak melebihi Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah) dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah-
pecah, PPN yang terutang dipungut dan disetor oleh
Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah.
b. Bendaharawan/Pengelola dana BOSDA pada Sekolah Bukan
Negeri adalah tidak termasuk bendaharawan pemerintah
sehingga tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai
Pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Dengan demikian
kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola dana
BOSDA pada Sekolah Bukan Negeri yang terkait dengan
pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau
mengganti buku yang rusak adalah:
i. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22,
karena tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk
sebagai pemungut PPh Pasal 22
ii. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci
dan buku-buku pelajaran agama, PPN yang terutang
dibebaskan.
iii. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual
(Pengusaha Kena Pajak) atas pembelian buku yang bukan
buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku
pelajaran agama.
Kewajiban perpajakan yang terkait dengan pemberian honor
pada kegiatan penerimaan siswa baru, kesiswaan,
pengembangan profesi guru, penyusunan laporan BOSDA dan
kegiatan pembelajaran pada Sekolah Terbuka. Semua
bendaharawan/penanggung jawab dana BOSDA baik pada
sekolah negeri maupun sekolah bukan negeri:
a. Bagi guru/pegawai non PNS sebagai peserta kegiatan, harus
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 16

dipotong PPh pasal 21 dengan menerapkan tarif pasal 17 UU


PPh sebesar 5% dari jumlah bruto honor
b. Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut:
i. Golongan I dan II dengan tarif 0% (nol persen).
ii. Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari
penghasilan bruto.
iii. Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari
penghasilan bruto.
Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaandana
BOSDA dalam rangka membayar honorarium guru dan tenaga
kependidikan honorer sekolah yang tidak dibiayai dari
Pemerintah Pusat dan atau Daerah yang dibayarkan bulanan
diatur sebagai berikut:
a. Penghasilan rutin setiap bulan untuk guru tidak tetap (GTT),
Tenaga Kependidikan Honorer, Pegawai Tidak Tetap (PTT),
untuk jumlah sebulan sampai dengan Rp 2.025.000,- (Dua
Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) tidak terhutang PPh Pasal
21.
b. Untuk Jumlah lebih dari itu, PPh Pasal 21 dihitung dengan
menyetahunkan penghasilan sebulan. Dengan perhitungan
sebagai berikut:
i. Penghasilan sebulan ………………………………………….. XX
ii. Penghasilan netto setahun (x 12) ………………………….. XX
iii. Dikurangi PTKP*) .……….……………………………………… XX
iv. Penghasilan Kena Pajak ……………………………………… XX
v. PPh Pasal 21 terutang setahun 5% (jumlah s.d
Rp 50 juta) dst ………………………………………………….. XX
vi. PPh Pasal 21 sebulan (: 12) ……………………………………XX
*) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), adalah:
i. Status sendiri ………………………………. Rp 24,30 juta
ii. Tambahan status kawin …………………. Rp 2,025 juta
iii. Tambahan tanggungan keluarga, maks 3@Rp 2,025 juta

Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana


BOSDA, baik pada Sekolah Negeri, Sekolah Swasta, untuk
membayar honor kepada tenaga kerja lepas orang pribadi yang
melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan sekolah
harus memotong PPh Pasal 21 dengan ketentuan sebagai
berikut*)
a. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima
tidak melebihi Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)
dan jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan takwim
yang bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 17

tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka tidak ada PPh Pasal
21 yang dipotong;
b. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima
tidak melebihi Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah),
namun jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan
takwim yang bersangkutan telah melebihi Rp 1.320.000,-
(satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka pada saat
jumlah seluruh upah telah melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta
tiga ratus dua puluh ribu rupiah) harus dipotong PPh Pasal
21 sebesar 5% atas jumlah bruto upah setelah dikurangi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang sebenarnya;
c. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima
lebih dari Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan
jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan takwim yang
bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga
ratus dua puluh ribu rupiah), maka harus dipotong PPh Pasal
21 sebesar 5% dari jumlah upah harian atau rata-rata upah
harian diatas Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
d. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima
lebih dari Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan
jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan takwim yang
bersangkutan telah melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga
ratus dua puluh ribu rupiah), maka pada saat jumlah seluruh
upah telah melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus dua
puluh ribu rupiah), harus dihitung kembali jumlah PPh pasal
21 yang harus dipotong dengan menerapkan tarif 5% atas
jumlah bruto upah setelah dikurangi Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) yang sebenarnya.
Catatan:
*) Besaran upah harian yang terutang pajak penghasilan (PPh)
pasal 21 jika mengalami perubahan maka mengikuti
perubahan yang terbaru.

b. Materai
Materai adalah pajak yang dikenakan terhadap dokumen yang
menurut Undang-undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai.
Atas setiap dokumen yang menjadi objek Bea Meterai harus sudah
dibubuhi benda meterai atau pelunasan Bea Meterai dengan
menggunakan cara lain sebelum dokumen itu digunakan.
Obyek bea materai
Pada prinsipnya dokumen yang harus dikenakan meterai adalah
dokumen menyatakan nilai nominal sampai jumlah tertentu,
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 18

dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang digunakan di


muka pengadilan, antara lain :
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata
2. Akta-akta notaris termasuk salinannya
3. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
termasuk rangkap-rangkapnya
4. Surat yang memuat jumlah uang yaitu:
5. yang menyebutkan penerimaan uang;
6. yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang
dalam rekening bank;
7. yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank
8. yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagian telah dilunasi atau diperhitungkan
9. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek
10. Dokumen yang dikenakan Bea Meterai juga terhadap dokumen
yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan yaitu surat-surat biasa dan surat-surat
kerumahtanggaan, dan surat-surat yang semula tidak dikenakan
Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk
tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dan maksud
semula
Tarif Bea Materai adalah sebagai berikut :
1. Tarif Bea Meterai Rp.6.000,00 untuk dokumen sebagai berikut:
a. Surat Perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat
dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian
mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
pendata
b. Akta-akta Notaris termasuk salinannya
c. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep selama
nominalnya lebih dan Rp.1.000.000,00.
d. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di
muka Pengadilan, yaitu:
- surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan.
surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan
-
lain atau digunakan oleh orang lain selain dan tujuan
semula.
2. Untuk dokumen yang menyatakan nominal uang dengan
batasan sebagai berikut:
a. nominal sampai Rp.250.000,00 tidak dikenakan Bea Meterai
b. nominal antara Rp.250.000,00 sampai Rp.1.000.000,00
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 19

dikenakan Bea Meterai Rp.3.000,00


c. nominal diatas Rp.1.000.000,00 dikenakan Bea Meterai
Rp.6.000,00
3. Cek dan Bilyet Giro dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar
Rp.3.000,00 tanpa batas pengenaan besarnya harga nominal.
4. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai
harga nominal sampai dengan Rp.1.000.000,00 dikenakan Bea
Meterai Rp.3.000,00 sedangkan yang mempunyai harga nominal
lebih dari Rp.1.000.000,00 dikenakan Bea Meterai Rp.6.000,00.
5. Sekumpulan Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
tercantum dalam surat kolektif yang mempunyai jumlah harga
nominal sampai dengan Rp 1.000.000,00 dikenakan Bea Meterai
Rp 3.000,00, sedangkan yang mempunyai harga nominal lebih
dan Rp 1.000.000,00 dikenakan Bea Meterai dengan tarif
sebesar Rp 6.000,00.
c. Bukti Transaksi
Bukti transaksi merupakan dokumen yang menjadi dasar sahnya
pembayaran yang dilakukan atas realisasi belanja yang terdiri atas:
1. Bukti pembe1ian digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
nilainya sampai dengan Rp.5.000.000,00 (1ima juta rupiah).
2. Kuitansi digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya
sampai dengan Rp.10.000.000,00 (sepu1uh juta rupiah).
3. SPK digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan ni1ai sampai dengan
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa
Konsultansi dengan ni1ai sampai dengan Rp.50.000.000,00 (1ima
pu1uh juta rupiah).
4. Surat Perjanjian digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp.100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsu1tansi dengan ni1ai
diatas Rp.50.000.000,00 (1ima pu1uh juta rupiah).
3.2) Dokumen Pertanggungjawaban Belanja
Dokumen pertanggungjawaban belanja merupakan standar dokumen
bagi Bendahara Sekolah dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan
kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kwitansi
yang sah;
b. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup sesuai dengan ketentuan biaya materai. Untuk
transaksi dengan nilai sampai Rp.250.000,00 tidak dikenai biaya
materai, sedang transaksi dengan nilai nomilal antara Rp.250.000,00
sampai dengan Rp.1.000.000,00 dikenai biaya materai dengan
materai sebesar Rp.3.000,00 dan transaksi dengan nilai nominal
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 20

lebih besar Rp.1.000.000,00 dikenai biaya materai dari sebesar


Rp.6.000,00
c. Uraian pembayaran dalam kwitansi harus jelas dan terinci sesuai
dengan peruntukannya
d. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam
bentuk faktur sebagai lampiran kwitansi
e. Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala sekolah dan
langsung dibayar oleh bendahara
f. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh sekolah sebagai
bahan bukti dan bahan laporan.
4) Setiap transaksi keuangan yang menggunakan dana BOSDA harus dibukukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pengelola dana BOSDA diwajibkan membuat
i. Buku Kas Umum (Lampiran BKU)
ii. Buku Pembantu Bank (Lampiran BPB)
iii. Buku Pembantu Pajak (Lampiran BPP)
iv. Kwitansi (Lampiran Bend 20)
b. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas
Umum (BKU) dan Buku Pembantu yang relevan sesuai dengan urutan dan
tanggal kejadiannya
c. Setiap akhir bulan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu ditutup pada
akhir bulan oleh Bendahara dan diketahui oleh Kepala Sekolah
d. Saldo Tunai yang ada di Kas Tunai tidak boleh lebih dari Rp.5.000.000,00
(Lima Juta Rupiah).

C. Pertanggungjawaban dan Pelaporan


Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh dana
BOSDA harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya;
2. Pertanggungjawaban dana BOSDA mengikuti tahun anggaran;
3. Seluruh arsip keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun
dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan
nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan di suatu tempat yang aman
dan mudah untuk ditemukan setiap saat;
4. Laporan penggunaan dana BOSDA dari pengelola dana BOSDA di tingkat
sekolah kepada Tim Pengelola BOSDA Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara
yaitu lampiran copy beserta dokumen pendukungnya (1 rangkap). Dokumen
asli beserta dokumen pendukungnya disimpan pihak sekolah.
5. Dana BOSDA hanya dapat dicairkan setelah pelaporan dan
pertanggungjawaban diverifikasi dan disetujui oleh Tim Pengelola BOSDA
Kabupaten Kutai Kartanegara. Jika saat verifikasi, terdapat revisi ataupun ada
kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi, maka sekolah diwajibkan untuk

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 21

melakukan revisi dan memenuhi kelengkapan tersebut untuk dapat


melakukan pencairan dana berikutnya.
6. Laporan pertanggungjawaban keuangan tersebut disampaikan setiap triwulan

Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka transparansi dan


akuntabilitas pengelolaan dana sekolah secara bertahap akan mengembangkan
Sistem Pengelolaan Dana Sekolah yang terintegrasi mulai tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai pelaporan yang akan dimulai dengan pengembangan Sistem dan
Prosedur (Sisdur) Pengelolaan Dana Sekolah dimana Pengelolaan dana BOSDA
adalah salah satunya.

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 22

BAB V
PENGAWASAN, PEMERIKSAAN DAN SANKSI

A. Pengawasan
Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan
penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara,
pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.
1. Pengawasan penggunaan dana BOSDA dapat dilakukan oleh berbagai lembaga
diantaranya:
a. Unsur masyarakat, seperti Dewan Pendidikan, Komite Sekolah dan
organisasi kemasyarakatan lainnya.
b. Instansi pengawasan seperti Inspektorat (Provinsi dan Kabupaten Kutai
Kartanegara) serta BPKP;
c. Dinas Pendidikan
2. Dalam menghimpun keluhan dan pengaduan masyarakat, Tim Pengelola
BOSDA membuka hot-line pengaduan khusus menyangkut penggunaan dana
BOSDA melalui SMS (Short Message Service) ke 085250535388 dan surat
melalui kantor POS dan Kota Pengaduan pada Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Kutai Kartanegara.
3. Tim Pengelola BOSDA berkewajiban untuk mersepon, meneliti dan
menindaklanjuti pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam butir
2.
4. Pelaporan dan pertanggung jawaban penyaluran dan penggunaan dana
BOSDA dilakukan dua pihak:
a. Tim pengelola BOSDA meliputi pertanggungjawaban dalam hal statistik
penerimaan, hasil penyerapan dana, hasil monitoring dan evaluasi dan
penanganan pengaduan kepada masyarakat;
b. Satuan pendidikan meliputi pertanggung jawaban dalam hal nama-nama
siswa, jumlah dana yang dikelola dan catatan penggunaannya;
5. Pelaporan dan pertanggungjawaban oleh Tim Pengleola BOSDA disampaikan
kepada Bupati Kutai Kartanegara dan laporan pertanggungjawaban oleh
satuan pendidikan disampaikan kepada Tim Pengelola BOSDA Kabupaten
Kutai Kartanegara.
6. Pelaporan dan pertanggungjawaban oleh satuan pendidikan diberikan setiap
akhir triwulan, dan Dana BOSDA triwulan berikutnya hanya dapat dicairkan
setelah pelaporan dan pertanggumgjawaban triwulan sebelumnya siterima dan
disetujui oleh Tim Pengelola BOSDA Kabupaten Kutai Kartanegara.

B. Pemeriksaan

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 23

Pemeriksaan dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur dan


Inspektorat Kabupaten Kutai Kartanegara yang sesuai dengan kewenangannya
dapat melakukan pemeriksaan terhadap dana BOSDA.

C. Sanksi
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan Negara dan
atau sekolah akan diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk:
1. Penerapan sanksi pengawasan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Pemblokiran dan atau penghentian penyaluran dana BOSDA untuk periode
berikutnya.
3. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi (TP/TGR).
4. Penerapan proses hukum.

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 24

KEPUTUSAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA

NOMOR

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH


DAERAH (BOSDA) PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Menimbang : a. bahwa untuk penggunaan dana Bantuan Operasional


Sekolah Daerah (BOSDA) Propinsi Kalimantan Timur
Tahun 2014 dengan tepat sasaran, efektif dan efisien,
maka dipandang perlu adanya Tim untuk melaksanakan
kegiatan dimaksud;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud huruf a diatas, maka perlu segera menetapkan
Keputusan Bupati tentang Pembentukan Tim Pengelola
Bantuan Operasional SekolahDaerah (BOSDA) Propinsi
Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014;

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2004 Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2005 Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 25

Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan,
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48
tahun 2008 Tentang Tanggung Jawab Pendanaan
Pendidikan;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun
2009 Tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalian
Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB);
16. Peraturan Gubernur Propinsi Kalimantan Timur Nomor
78 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
daerah;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor
12 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor
15 Tahun 2010 Tentang Sistem Penyelenggaraan
Pendidikan;

20. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara nomor 26 Tahun


2013 Tentang Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 26

Memperhatikan : Memorandum Of Understanding (MOU) antara Gubernur


Walikota dan Bupati Tahun 2010 Tentang Bantuan
Operasional Sekolah Daerah.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Pembentukan Tim Pengelola Bantuan Operasional Daerah (BOSDA)


Propinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014, dengan susunan
personalia sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini;

KEDUA : Tim sebagaimana dimaksud diktum KESATU melaksanakan tugas-


tugas sebagai berikut:

a. Meminta dan menerima data sekolah dan siswa


b. Menetapkan sekolah penerima dana BOSDA
c. Menetapkan perhitungan alokasi dana tiap sekolah
d. Melakukan verifikasi data sekolah dan siswa
e. Melayani proses administrasi dalam rangka penerimaan BOSDA
f. Menetapkan waktu penyaluran dana sekolah penerima dana
yang disadarkan pada kelengkapan adminstrasi yang
diperlukan;
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi system penyaluran dana
BOSDA;
h. Menerima dan meneliti laporan pertanggung jawaban
penggunaan dana sekolah; dan
i. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Bupati secara
periodik tentang penggunaan dana BOSDA

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini


dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Kutai Kartanegara;

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan


apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Tenggarong
Pada tanggal 22 Januari 2014
BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

RITA WIDYASARI

Tembusan disampaikan Kepada yth:


1. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kemendikbud di Jakarta
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014
Petunjuk Teknis BOSDA 27

2. Inspektorat Jendral Kemendikbud di Jakarta


3. Gubernur Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda
4. Inspektorat Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda
5. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Timur di Samarinda
6. Inspektur Kabupaten Kutai Kartanegara di Tenggarong.
7. Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
8. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara
9. Masing-masing yang bersangkutan
10. Arsip

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014
Petunjuk Teknis BOSDA 28

LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA NOMOR


………………………………………TANGGAL 04 FEBRUARI 2014
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) PROPINSI
KALIMANTAN TIMUR TAHUN ANGGARAN 2014

SUSUNAN PERSONALIA

PEMBINA : Sekretaris Kabupaten Kutai Kartanegara


PENGARAH : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai
Kartanegara
PENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai
Kartanegara
KETUA I : Kepala Bidang Pendidikan Menengah
SMP/SMA/SMP LB/SMA LB
KETUA II : Kepala Bidang PAUD, PNFI dan Kejuruan
SEKRETARIS I : Kepala Seksi Kejuruan pada Bidang PAUD, PNFI dan
Kejuruan
SEKRETARIS II : Kepala Seksi Pengembangan Mutu dan Kurikulum
Pendidikan Menengah SMP/SMA/SMP LB/SMA LB
Verifikasi Data Siswa dan Kelengkapan Persyaratan BOSDA
Koordinator : M. Taufiek
Anggota : 1. Emy Rosana Saleh, S.Pd, M.A.Tesol
2. Asniah
Verifikasi Laporan Pertanggung Jawaban Pengelolaan Keuangan BOSDA
Koordinator : Ahmad Riduan, SE
Anggota : 1. H. Yarhan, S.Sos
2. Roni Hidayat, SE
3. Sofian Hadi
4. Doni Zulhidayat, SE
5. Ery Haryono, SE
6. Akhmad Fauzi, S.Sos
7. Saniah, S.Pd, M.Pd

BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

RITA WIDYASARI

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun


2014

Anda mungkin juga menyukai