Anda di halaman 1dari 12

https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian harga diri rendah pasien gangguan
jiwa

Fitri Wijayati 1*, Titin Nasir2, Indriono Hadi3, Akhmad4 1Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Kemenkes Kendari, Indonesia: wijayatifitri993@gmail.com 2Jurusan Keperawatan, STIKes
Mandala Waluya, Indonesia 3Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
4
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
*(Korespondensi e-mail: wijayatifitri993@gmail.com)

ABSTRAK
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang dikaitkan dengan perasaan lemah,
tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga, dan
tidak memadai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan rendahnya harga diri pasien jiwa di RS Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan cross
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien gangguan jiwa dengan harga diri
rendah di RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 171 orang. Jumlah sampel 63
orang, teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, uji statistik yang
digunakan adalah uji chi square dan phi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
yang berhubungan dengan kejadian harga diri rendah adalah riwayat penganiayaan fisik,
kehilangan orang terdekat, penolakan keluarga, dan kegagalan berulang. Disarankan bagi
institusi RS Jiwa yang memberikan edukasi tentang pentingnya keluarga klien untuk
memberikan dukungan dan kalimat pujian klien yang memiliki harga diri rendah untuk
mengembalikan kepercayaan klien yang hilang.
Kata kunci: Harga diri rendah, Aniaya fisik, Kehilangan, Penolakan keluarga, Kegagalan
berulang

Abstract
Low self-esteem is a negative self-evaluations that associated with feelings of being weak,
helpless, hopeless, frightened, vulnerable, fragile, incomplete, worthless, and inadequate. The
research objective was to determine the factors that associated with low self-esteem incidence
of mental patients in mental hospital Southeast Sulawesi province in 2015. This type of
research is analytic using cross sectional. The study population was all mental patients with
low self-esteem in RSJ southeast Sulawesi province in 2015 the number of 171 people. A
sample of 63 people, the sampling technique is purposive sampling, statistical test used was
chi square test and phi. The results showed that the variables associated with the incidence of
low self-esteem is a history of persecution physical, the loss of a nearby, family rejection, and
repeated failure. Suggested for mental hospital institution providing education on the
importance of the client’s family to provide supports and praise sentences clients who have
low self-esteem to restore confidence lost clients.
Keywords: Low self-esteem, Physical persecution, Loss of others, Family rejection,
Repeated failure

224
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Riset kesehatan dasar (riskesdas) 2012


PENDAHULUAN
menyebutkan 2012 menyebutkan 14,1 %
Kesehatan jiwa merupakan salah satu penduduk mengalami gangguan jiwa dari
dari empat masalah kesehatan utama di yang ringan hingga berat, kondisi ini ini di
negara-negara maju. Meskipun masalah perberat melalui aneka bencana alam yang
kesehatan jiwa tidak di anggap sebagai terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
gangguan yang menyebabkan kematian Data jumlah pasien gangguan jiwa di
secara langsung, namun gangguan tersebut Indonesia terus bertambah, data dari 33
dapat menimbulkan ketidakmampuan Rumah Sakit jiwa (RSJ) di seluruh Indonesia
individu dalam berperilaku yang dapat menyebutkan hingga kini jumlah penderita
mengganggu kelompok dan masyarakat gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.
serta dapat menghambat pembangunan
karena mereka tidak produktif (Hawari, Harga diri terkait dengan kemampuan
2009). seseorang untuk memiliki sikap yang
menguntungkan terhadap dirinya sendiri, dan
Gangguan jiwa dapat mempengaruhi untuk mempertahankan keyakinan positif
fungsi kehidupan seseorang. Aktivitas tersebut dalam situasi yang menantang,
penderita, kehidupan sosial, ritme pekerjaan, terutama situasi ketika dievaluasi oleh orang
serta hubungan dengan keluarga jadi lain. Orang dewasa yang memiliki harga diri
terganggu karena gejala ansietas, depresi, dan yang tinggi lebih cenderung memiliki
psikosis. Seseorang dengan gangguan jiwa kesejahteraan yang lebih tinggi, hubungan
apapun harus segera mendapatkan sosial yang lebih baik, dan kepuasan dalam
pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan bekerja yang lebih baik dari rekan-rekan
semakin merugikan penderita keluarga, dan mereka (Henriksen, Ranøyen, Indredavik, &
masyarakat (A. K. Townsend et al., 2009; M. Stenseng, 2017; Orth, Robins, & Widaman,
C. Townsend, 2013). 2012).
Menurut Sekretaris Jendral Harga diri yang rendah terkait dengan
Departemen Kesehatan (Depkes, 2014), masalah emosional, penyalahgunaan zat, dan
kesehatan jiwa saat ini telah menjadi gangguan makan. Meskipun harga diri
masalah kesehatan global bagi setiap negara dianggap sebagai bagian kepribadian yang
termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan sangat penting, tetapi dapat juga berfluktuasi
pesatnya kemajuan teknologi informasi tergantung pada kegagalan atau pencapaian
memberikan dampak terhadap nilai-nilai yang dialami, dan harga diri juga
sosial dan budaya pada Masyarakat berhubunggan dengan bagian penting
(Kemenkes RI, 2015). dalam kehidupan seseorang, seperti
Prevelensi gangguan jiwa diatas 100 olahraga dan melakukan kegiatan diwaktu
jiwa per 1000 penduduk dunia, maka berarti luang (Henriksen et al., 2017; Stenseng &
di Indonesia mencapai 264 per 1000 Dalskau, 2010).
penduduk yang merupakan anggota Harga diri yang rendah terkait dengan
keluarga, data hasil Survey Kesehatan masalah emosional, penyalahgunaan zat,
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2014, artinya dan gangguan makan. Meskipun harga diri
2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan WHO. dianggap sebagai bagian kepribadian yang
Ini sesuatu yang sangat serius dan World sangat penting, tetapi dapat juga
Bank menyimpulkan bahwa gangguan jiwa berfluktuasi tergantung pada kegagalan atau
dapat mengakibatkan penurunan pencapaian yang dialami, dan harga diri
produktivitas sampi dengan 8,5 % saat ini. juga berhubunggan dengan bagian penting
Saat ini gangguan jiwa menempati urutan dalam kehidupan seseorang, seperti
ke dua setelah penyakit infeksi dengan 11,5 olahraga dan melakukan kegiatan diwaktu
% (WHO,2015). luang (Henriksen et al., 2017; Stenseng &
Dalskau, 2010).

225
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Harga diri rendah merupakan suatu dengan atau tanpa menggunakan benda –
kesedihan atau perasaan duka benda tertentu, yang menimbulkan luka –
berkepanjangan. Harga diri rendah adalah luka fisik atau kematian pada anak. Bentuk
emosi normal manusia, tapi secara klinis luka dapat berupa lecet atau memar akibat
dapat bermakna patologik apabila persentuhan, atau kekerasan benda tumpul,
mengganggu perilaku sehari – hari, menjadi seperti bekas gigitan,cubitan, ikat pinggang,
pervasive dan muncul bersama penyakit atau rotan. Trauma dengan kejadian ini
lain. Harga diri rendah terkait dengan menyebabkan seseorang tidak percaya diri
hubungan interpersonal yang buruk yang (Doolen, Giddings, Johnson, de Nathan, &
beresiko mengalami depresi dan Badia, 2014; Suerni, Keliat, & CD, 2013;
schizophrenia. Harga diri rendah di Varcarolis, 2016).
gambarkan sebagai perasaan negatif
Keluarga sebagai sebuah kelompok
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya
yang dapat menimbulkan, mencegah atau
rasa percaya diri dan harga diri. Harga diri
memperbaiki masalah kesehatan yang dalam
rendah dapat terjadi secara situasional atau
hal ini adalah gangguan jiwa yang ada dalam
kronis. Harga diri rendah kronis adalah
kelompoknya sendiri, oleh karena itu
evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau
keluarga merupakan sistem yang terutama
kemampuan diri yang negatif dan di
sebagai pendukung bagi klien setelah pulang
pertahankan dalam waktu yang lama. Harga
dari rumah sakit jiwa. Maka dukungan
diri rendah merupakan perasaan over negatif
keluarga dan lingkungan menjadi faktor yang
terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan
penting. Sayangnya masyarakat sendiri justru
diri dan gagal mencapai tujuan yang di
mengasingkan keberadaan penderita
ekspresikan secara langsung maupun secara
gangguan jiwa sehingga hal ini turut
tidak langsung melalui tingkat kecemasan
mempengaruhi sikap kelurga yang menolak
yang sedang sampai berat (Deans &
kembali kehadiran kelurga yang mengalami
Meocevic, 2006; Stuart, 2014).
gangguan jiwa, bahkan gangguan jiwa di
Ciri khas dari gangguan harga diri anggap sebagai penyakit yang membawa aib
rendah dapat di gambarkan sebagai perasaan bagi keluarga sehingga di putuskan untuk di
negatif terhadap diri sendiri termasuk buang oleh keluarganya sendiri, akhirnya
hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga faktor lingkungan dalam keluarga justru tidak
diri rendah merupakan suatu masalah utama mendukung kesembuhan pasien (Suerni et al.,
untuk kebanyakan orang dan dapat di 2013; Taylor, 2008).
ekspresikan dalam tingkat dalam tingkat
.Selain hal tersebut, kehilangan adalah
kecemasan yang tinggi. Termasuk di dalam
suatu keadaan individu yang berpisah dengan
harga diri rendah ini evaluasi diri yang
sesuatu yang sebelumnya ada kemudian
negatif dan bandingkan dengan perasaan
menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
lemah tidak tertolong, tidak ada harapan,
keseluruhan. Dampak dari kehilangan
ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak
menyebabkan seseorang merasa tidak ada
sempurna, rasa bersalah dan tidak adekuat
yang memperhatikan lagi, hal ini dapat
(Deans & Meocevic, 2006; Stuart, 2014).
mengakibatkan ketidak berdayaan dan
Harga diri rendah pada orang dengan seseorang memilih untuk menyendiri atau
gangguan jiwa biasanya di sebabkan oleh tidak percaya di lingkungan masyarakat .
kegagalan yang berulang, pernah mengalami (Potter & Perry, 2005; Taylor, 2008).
pengucilan dan aniaya fisik, penolakan
Faktor kegagalan yang berulang juga
keluarga, kehilangan kemampuan, kehilangan
menyebabkan seseorang juga mengalami
anggota tubuh dan kehilangan orang
gangguan psikologis. Orang yang
tersayang (Stuart &Laraia,2008). Kekerasan
mengalami kegagalan cenderung
secara fisik adalah penyiksaan, pemukulan
mengambil sikap negatif terhadap suatu
dan penganiayaan terhadap anak,
keadaan dan mengharapkan yang terburuk

226
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

akan terjadi. Bila mereka di tuntut untuk rentang umur terbanyak adalah 47-52 tahun
mengadakan penyesuaian diri, maka (42,9%), dan terkecil adalah 41-46 tahun
mereka cenderung kurang berhasil, karena (19,0%). Adapun untuk tingkat pendidikan,
tidak dapat fleksibel di bandingkan mereka yang tertinggi adalah SD (27,0%) dan
yang kurang cemas hingga dapat beralih Sarjana (22,2%).
dari satu taktik ke taktik yang lain (Taylor, Tabel 1. Karakteristik setiap variabel
2008; M. C. Townsend, 2013). Variabel N %
METODE Kejadian HDR
HDR 34 54
Desain yang digunakan adalah cross Tidak HDR 29 46
sectional study, dengan jumlah sampel Riwayat aniaya fisik
sebanyak 63 orang pasien gangguan jiwa, Ya 36 57,1
yang diambil melalui teknik purposive Tidak 27 42,9
sampling. Data dikumpulkan dengan Kehilangan orang terdekat
menggunakan lembar kuesioner lalu Ya 35 55,6
dianalisis dengan uji Chi Square. Penelitian Tidak 28 44,4
ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus Penolakan keluarga
s.d 15 September 2016 di Ruang Rawat Ya 40 63,5
Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tidak 23 36,5
Tenggara. Sumber data: olahan statistik data penelitian

HASIL Berdasarkan Tabel 1, Mayoritas


responden (>50%) mengalami kejadian harga
Karakteristik pasien gangguan jiwa diri rendah, aniaya fisik, kehilangan orang
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terdekat, dan penolakan oleh keluarga.
berjenis kelamin perempuan (76,2%),
Tabel 2. Hasil uji statistik Chi-square variable antar kejadian HDR
Variabel Kejadian HDR N P
HDR % Tidak HDR %
Riwayat aniaya fisik 63 0,020
Ya 24 38,09 12 19,04
Tidak 10 15,87 17 26,98
Kehilangan orang terdekat 63 0,002
Ya 25 39,68 10 15,87
Tidak 9 14,28 19 30,15
Penolakan keluarga 63 0,000
Ya 30 47,61 10 15,87
Tidak 4 6,34 19 30,15
Kegagalan berulang 63 0,000
Ya 28 44,44 11 17,46
Tidak 6 9,52 18 28,57
Sumber data: olahan statistik data penelitian
Masing-masing variabel riwayat PEMBAHASAN
aniaya fisik, kehilangan orang terdekat, Self-esteem/harga diri, dipahami
penolakan keluarga, dan kegagalan sebagai sekumpulan perasaan dan pemikiran
berulang dihubungkan dengan kejadian
individu terhadap nilai, kompetensi,
harga diri rendah. Terhadap setiap variabel
kepercayaan diri, kecukupan dan
tersebut, lebih dari setengah responden
kemampuan menghadapi tantangan, yang
mengalami kejadian harga diri rendah, dan
berdampak pada sikap positif atau negatif
masing-masing nilai P statistiknya kurang
terhadap diri sendiri yang dianggap faktor
dari (<) 0,05 (Tabel 2).
penting yang mempengaruhi cara orang
memandang, merasakan, dan menanggapi
227
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

kehidupan. Harga diri tinggi atau rendah merupakan suatu keyakinan bahwa “tak ada
terkait dengan pengalaman seumur hidup seorang pun yang mampu melakukan
seseorang, seperti yang terkait dengan kasih sesuatu”. Teori ini menunjukkan bahwa
sayang, cinta, penghargaan, kesuksesan atau bukan hanya rasa trauma yang mencetuskan
kegagalan. Harga diri yang positif adalah kejadian stress dan depresi, melainkan
fundamental bagi seseorang untuk keyakinan bahwa seseorang tidak
mengembangkan kemampuan maksimal memiliki kontrol atas hal-hal penting
mereka sejak usia paling dini (Bean & dalam hidup dan karenanya menahan
Northrup, 2009; Martínez, Roselló, & Toro- diri terhadap respon adaptif (Hadi,
Alfonso, 2016; Souza et al., 2010). Wijayanti, Devianti, & Rosyanti, 2017; M.
C. Townsend, 2013).
Harga diri yang rendah secara
Townsend (2013) menambahkan
konsisten ditemukan terjadi pada beberapa
gangguan kejiwaan. Termasuk gangguan bahwa ketidakberdayaan merupakan hal
depresi mayor, gangguan makan, gangguan yang dipelajari terkait dengan seringnya
kecemasan, dan penyalahgunaan alkohol seseorang mengalami kegagalan, sehingga
dan obat-obatan. Contohnya pasien dengan depresi terjadi karena mereka belajar
gangguan depresi mayor disebabkan bahwa apapun yang dilakukan pasti gagal.
rendahnya atau harga diri yang rendah Berdasarkan hal tersebut, seseorang dengan
(Silverstone & Salsali, 2003) depresi cenderung merasa tidak berdaya
dan putus asa (M. C. Townsend, 2013).
Hubungan Riwayat Aniaya Fisik dengan
Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Menurut asumsi peneliti bahwa klien
Gangguan Jiwa yang mengalami trauma fisik, Pada
mulanya merasa tidak aman dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berhubungan dengan orang lain, karena
bahwa dari 36 responden yang mengalami
kurangnya mekanisme koping adaptif pada
riwayat aniaya fisik, yang menderita harga
diri klien maka menyebabkan klien merasa
diri rendah sebanyak 24 responden
tidak berharga lagi. Klien semakin tidak
(38,09%) (Tabel 1). Hasil uji Chi Square
dapat melibatkan diri dalam situasi yang
menunjukkan bahwa ada hubungan lemah
baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman
antara riwayat aniaya fisik dengan kejadian
tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan
harga diri rendah pasien gangguan jiwa.
dan menyulitkan sehingga rasa aman itu
Artinya bahwa pasien yang mengalami
tidak tercapai. Oleh karena itu, klien yang
harga diri rendah cenderung terjadi pada
mengalami faktor trauma fisik memerlukan
seseorang yang pernah mengalami riwayat
penanganan psikologis yang serius (Keliat,
aniaya fisik (Tabel 2).
Panjaitan, & Helena, 2006).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Hubungan Kehilangan Orang Terdekat
pendapat yang dikemukakan bahwa stresor
dengan Kejadian Harga Diri Rendah
pencetus berasal dari sumber internal atau
Pasien Gangguan Jiwa
eksternal antara lain trauma yang dialami
klien seperti penganiayaan seksual dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
psikologis atau menyaksikan peristiwa yang dari 35 responden yang mengalami
mengancam kehidupan (MULYONO, 2013; kehilangan orang terdekat, yang menderita
Stuart, 2014; Thompson & Binder- harga diri rendah sebanyak 25 responden
Macleod, 2006). (39,68%) (Tabel 1). Hasil uji Chi Square
menunjukkan ada hubungan lemah antara
Adanya aniaya fisik menunjukan
kehilangan orang terdekat dengan kejadian
adanya rasa tidak berdaya.
harga diri rendah pasien gangguan jiwa
Ketidakberdayaan merupakan suatu
(Tabel 2).
keyakinan bahwa “tak ada seorang pun yang
akan membantu”, sedangkan keputusasaan

228
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Kehilangan adalah suatu keadaan kematian, ataupun penolakan dan depresi


Individu berpisah dengan sesuatu yang merupakan dampak dari perpisahan dengan
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, orang yang berarti pada enam bulan
baik terjadi sebagian atau keseluruhan. pertama. Beberapa studi telah membuktikan
Kehilangan merupakan pengalaman yang bahwa kehilangan orang yang berarti
pernah dialami oleh setiap individu selama (significant others) berhubungan dengan
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah perkembangan depresi (Hadi, Wijayanti,
mengalami kehilangan dan cenderung akan Usman, & Rosyanti, 2017; A. K. Townsend
mengalaminya kembali walaupun dalam et al., 2009; M. C. Townsend, 2013).
bentuk yang berbeda. Orang terdekat
Hubungan Penolakan Keluarga
mencakup orang tua, pasangan, anak-anak,
dengan Kejadian Harga Diri Rendah
saudara sekandung, guru, teman, tetangga,
Pasien Gangguan Jiwa
dan rekan kerja. Kehilangan dapat terjadi
akibat perpisahan atau kematian. Transisi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peran situasi yang dialami klien seperti dari 40 responden yang mengalami
kehilangan orang yang dicintai (suami/istri, penolakan oleh keluarganya, yang
orangtua dan saudara) (Pambudiarto, Widodo, menderita harga diri rendah sebanyak 30
Kep, Zulaicha, & Kp, 2012; Tuasikal, Siauta, orang (47,61%) (Tabel 1). Hasil uji Chi
& Embuai, 2019). Square menunjukkan bahwa ada hubungan
sedang antara penolakan keluarga dengan
Kurangnya mekanisme koping adaptif kejadian harga diri rendah pasien gangguan
yang dimiliki oleh klien maka klien tidak jiwa di RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara
mampu menerima kenyataan sehingga tahun 2016 (Tabel 2). Hasil penelitian ini
menjadi faktor pencetus terjadinya juga menunjukkan bahwa semakin tinggi
gangguan harga diri rendah pada klien. dukungan yang diberikan oleh keluarga
Menurut asumsi peneliti bahwa klien yang maka semakin besar pula harga diri yang
mengalami faktor ketegangan peran akibat akan terbentuk dalam diri klien.
kehilangan orang terdekat menyebabkan
klien mengembangkan rasionalisasi dan Harga diri mengacu pada penilaian
mengaburkan realitas daripada mencari dan pengetahuan diri seseorang atas dirinya
penyebab kesulitan, sehingga klien semakin secara keseluruhan. Penelitian empiris
sulit menyesuaikan diri dengan kenyataan. menunjukkan bahwa harga diri yang rendah
Semakin klien menjauhi kenyataan semakin dapat menjadi faktor terjadinya depresi
sulit klien dalam mengembangkan pada seseorang, tetapi seorang yang sedang
hubungan dengan orang lain (Pambudiarto mnegalami depresi tidak mencerminkan
et al., 2012; Tuasikal et al., 2019). harga diri yang rendah (Orth & Robins,
2013; Sowislo & Orth, 2013).
Teori kehilangan, mengacu pada
adanya peristiwa traumatik berupa Beberapa penelitian telah
perpisahan dengan orang yang dianggap menunjukkan bahwa anak-anak dari orang
berarti berupa: (1) kehilangan pada masa tua yang depresi memiliki harga diri yang
kanak-kanak merupakan faktor predisposisi lebih rendah daripada anak-anak dari orang
terjadinya depresi pada masa dewasa; (2) tua yang tidak mengalami depresi. Studi
perpisahan yang dialami pada masa dewasa lain menunjukkan bahwa ibu yang depresi
merupakan faktor presipitasi terjadinya menunjukan hubunggan yang negatif
depresi, berfokus pada dampak negatif dari dengan anak-anak mereka sehingga mereka
depresi maternal terhadap bayi dan anak- memiliki anak dengan harga diri yang lebih
anak. Townsend et al (2009) menyatakan rendah dan lebih psikopatologi daripada
bahwa kemurungan hati terjadi saat anak-anak dari ibu yang tidak depresi
seseorang mengalami kehilangan obyek (Ranøyen, Stenseng, Klöckner, Wallander,
yang dicintai, yang terpisah karena & Jozefiak, 2015).

229
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Dengan gangguan harga diri yang tekanan dan kognisi, perilaku, dan / atau
rendah seseorang akan menghadapi suasana pengaruh negatif dari orang tua yang
hati dan ingatan tentang masa lalu yang depresi. Faktor-faktor ini diasumsikan
negatif dan lebih rentan mengalami depresi menciptakan kerentanan tertentu pada anak
ketika menghadapi stress, secara fisiologis termasuk harga diri yang rendah yang dapat
Stres menyebabkan pelepasan hormon berkontribusi pada depresi. Satu studi
corticotrophin-releasing (CRH) dari menunjukkan bahwa kontrol psikologis
hipotalamus dan mengaktifkan Adreno pada ibu yang depresi dikaitkan dengan
corticotrophic hormon (ACTH) di hipofisis gejala depresi pada keturunannya. Studi lain
anterior. ACTH menuju ke korteks adrenal menemukan bahwa depresi ibu sebagian
dan merangsang produksi kortisol. Kortisol memprediksi harga diri keturunan, yang
memiliki kemampuan merangsang reseptor pada gilirannya memprediksi depresi
mineralkortikoid dibandingkan reseptor keturunan (Garber & Cole, 2010; Goodman
glukokortikoid (GR). Kompleks & Gotlib, 2002; Ranøyen et al., 2015)
Glukokortikoid dan mineralokortikoid
Hawari (2009), mengungkapkan salah
meningkatkan aktivitas kompleks, dan
satu kendala dalam upaya penyembuhan
kompleks GR-kortisol akan mengikat CRH
pasien gangguan jiwa adalah pengetahuan
dan ACTH untuk mengatur produksi
masyarakat dan keluarga. Keluarga dan
kortisol. selama stres umpan balik negatif
masyarakat menganggap gangguan jiwa
dari kortisol sangat penting dalam menjaga
penyakit yang memalukan dan membawa
homeostasis (Rosyanti, Devianti, Hadi, &
aib bagi keluarga. sehingga tidak jarang
Syahrianti, 2017).
masyarakat berperilaku tidak
Sistem biologis seperti HPA-aksis dan menyenangkan kepada keluarga penderita
respon inflamasi dapat berpengaruh pada gangguan jiwa baik secara perkataan
patogenesis depresi, yang banyak maupun perbuatan langsung yang ditujukan
menyebabkan harga diri rendah. Disfungsi kepada keluarga maupun penderita
sistem tersebut merupakan bagian dari gangguan jiwa sehingga berpotensi
aktivasi mekanisme yang berhubungan menyebabkan individu tersebut memiliki
dengan stres. Pada pasien jiwa yang harga diri rendah (Hawari, 2009; Rinaldi
mengalamai harga diri rendah perlunya Eka Saputra, 2019).
sebuah pendekatan pskoreligius Manifestasi dari penolakan keluarga
membangkitkan rasa percaya diri (self- dalam penelitian ini berupa keluarga jarang
confident) dan rasa optimisme. Dua hal ini menjenguk pasien selama dirawat di rumah
(rasa percaya diri dan rasa optimisme) sakit, di rumah disediakan ruangan
penting bagi penyembuhan dan tersendiri bagi klien, jarang diantar berobat
meningkatkan kembali kepercayaan dirinya ke rumah sakit jika kambuh. Hal ini sangat
sebagai bagian terapi meningkatkan harga bertentangan dengan prinsip dukungan
dirinya (Rosyanti et al., 2017; Rosyanti, keluarga bahwa dukungan keluarga adalah
Hadju, Hadi, & Syahrianti, 2018). suatu dukungan yang bermanfaat bagi
Peran harga diri dalam perspektif individu yang diperoleh dari keluarganya
keluarga dapat dijelaskan dengan model dimana keluarga memperhatikan,
perkembangan yang merinci mekanisme menghargai dan mencintainya (Hawari,
yang terlibat dalam transmisi depresi 2009; Montgomery, 2011; Stuart, 2014;
antargenerasi. Menurut teori ini, anak-anak Thompson & Binder-Macleod, 2006).
dari ibu yang depresi mewarisi (Stuart, 2014), menyatakan bahwa
kecenderungan genetik ke arah depresi dan faktor predisposisi dari harga diri rendah
dilahirkan dengan regulasi saraf yang tidak antara lain disebabkan oleh penolakan orang
berfungsi. Selain itu, anak-anak terpapar tua yang dapat membuat anak menjadi tidak
pada lingkungan keluarga yang penuh yakin terhadap dirinya sendiri, akibat merasa

230
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

tidak dicintai sehingga anak gagal untuk Harga diri rendah adalah perasaan tidak
mencintai diri mereka sendiri, dan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
mampu menjangkau cinta terhadap orang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
lain (Hawari, 2009; Rinaldi Eka Saputra, terhadap diri sendiri dan kemampuan diri,
2019; Stuart, 2014). dan sering disertai dengan kurangnya
Harga diri yang rendah juga dikaitkan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan menurun, tidak berani menatap lawan
dengan depresi, keputusasaan, dan stigma
yang dirasakan tinggi, tetapi tidak dengan bicara lebih banyak menunduk, berbicara
derajat gejala psikotik. Mengakui diri lambat dan nada suara lemah (HALIFAH,
sendiri sebagai orang yang kompeten dan 2016; Keliat et al., 2006).
layak memberikan penerimaan diri, harga Terdapat hubungan kompleks antara
diri dan kepuasan hidup. Harga diri yang harga diri dan stres psikososial. Harga diri
tinggi memungkinkan individu untuk rendah, setidaknya sebagian, terkait dengan
mengatasi kesulitan dan peristiwa keadaan sosial yang merugikan seperti
kehidupan yang penuh tekanan, dan pengangguran dan tekanan hidup seperti
melindungi dari perilaku bunuh diri dengan perceraian. Berbagai penelitian melaporkan
mengurangi kerentanan terhadap depresi bahwa interaksi negatif dengan anggota
(Sharaf, Thompson, & Walsh, 2009). keluarga, kurangnya hubungan dekat yang
Pasien dengan harga diri rendah saling percaya, dan kehilangan ibu lebih
mungkin juga mengalami depresi komorbid, awal atau pola asuh yang tidak memadai
yang merupakan faktor risiko bunuh diri dikaitkan dengan harga diri yang lebih
yang sangat terkenal. Harga diri yang rendah (Salsali & Silverstone, 2003;
rendah dan depresi dapat secara mandiri Silverstone & Salsali, 2003).
meningkatkan risiko bunuh diri pada pasien Kegagalan berulang pada pasien harga
psikiatri (Kim et al., 2011). diri rendah, memerlukan peran keluarga.
Hubungan Kegagalan Berulang salah satunya adalah Family
dengan Kejadian Harga Diri Rendah Psychoeducation Therapy secara bermakna
Pasien Gangguan Jiwa dalam menurunkan beban keluarga dan
meningkatkan kemampuan keluarga dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merawat klien. Keluarga perlu
dari 39 responden yang mengalami diberdayakan untuk membantu mengatasi
kegagalan berulang, yang menderita harga masalah anggota keluarganya dengan
diri rendah sebanyak 28 orang (44,44%). dibekali pengetahuan cara merawat melalui
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa tindakan keperawatan pada keluarga,
ada hubungan antara kegagalan yang terutama padakegagalan yang berulang
berulang dengan kejadian harga diri rendah (Suerni et al., 2013).
pasien gangguan jiwa (Tabel 2).
Pasien dengan harga diri rendah
Stigma terhadap penyakit jiwa terjadi beresiko muncul masalah gangguan jiwa lain
pada semua umur, agama, suku atau status apabila tidak segera diberikan terapi dengan
sosial ekonomi. Demikian pula, stigma diri benar, karena pasien dengan harga diri rendah
di antara pasien psikiatri juga lazim di cenderung mengurung diri dan menyendiri,
seluruh dunia. Konsekuensi dari stigma diri kebiasaan ini akan memicu munculnya
adalah harga diri yang rendah, peningkatan masalah isolasi sosial. Isolasi sosial
keparahan gejala, kepatuhan pengobatan menyebabkan pasien tidak dapat memusatkan
yang rendah, peningkatan tingkat bunuh diri perhatian yang menyebabkan suara atau
dan penurunan kualitas hidup (Maharjan & bisikan muncul sehingga menimbulkan
Panthee, 2019). masalah halusinasi, masalah lain yang
kemudian terjadi adalah resiko perilaku
kekerasan, rasa tidak terima tentang

231
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

suatu hal karena merasa direndahkan Kekurangan Penelitian


seseorang maupun suara bisikan yang
Penelitian ini belum mengakomodasi
menghasut untuk melakukan tindakan
variabel lain yang berhubungan dengan
merusak lingkungan dan menciderai orang
kejadian harga diri rendah pasien gangguan
lain (Direja, 2011).
jiwa.
Keluarga sebagai sistem pendukung DAFTAR PUSTAKA
utama juga memiliki peran penting dalam
membantu pasien meningkatkan harga Bean, R. A., & Northrup, J. C. (2009).
dirinya. Tindakan dan peran keluarga yang Parental psychological control,
dapat dilakukan untuk membantu psychological autonomy, and
menyelesaikan masalah klien diantaranya acceptance as predictors of self-
mendorong pasien untuk mengungkapkan esteem in Latino adolescents.
pikiran dan perasaannya, memberi kegiatan Journal of Family Issues, 30(11),
sesuai kemampuan pasien, menetapkan 1486-1504.
tujuan yang nyataa, membantu klien Deans, C., & Meocevic, E. (2006).
mengungkapkan beberapa rencana Attitudes of registered psychiatric
mengungkapkan masalah, dan membantu nurses towards patients diagnosed
klien mengungkapkan upaya yang bisa with borderline personality disorder.
digunakan dalam menghadapi masalah Contemporary Nurse, 21(1), 43-49.
(Dermawan, 2013). Dermawan, D. (2013). Keperawatan Jiwa
(Konsep dan Kerangkan Kerja
Pada penelitian ini, peneliti
Asuhan Keperawatan Jiwa)
menemukan 3 (tiga) tema yang muncul
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
terkait kegagalan yang berulang yaitu: gagal
Direja, A. H. S. (2011). Buku ajar asuhan
dalam berdagang, gagal masuk perguruan
keperawatan jiwa. Yogyakarta:
tinggi negeri, dan gagal menikah. Cita-
Nuha Medika, 78-85.
cita/keinginan tak tercapai bagi sebagian
Doolen, J., Giddings, M., Johnson, M., de
orang dapat merupakan pengalaman
Nathan, G. G., & Badia, L. O. (2014).
traumatik, karena permasalahan yang
An evaluation of mental health
dihadapi tidak dapat diatasi oleh yang
simulation with standardized
bersangkutan, dan dapat merupakan sumber
patients. International Journal of
stres dengan manifestasi menurunnya harga
Nursing Education Scholarship,
diri. Kegagalan berulang akan membentuk
11(1), 55-62.
rasa takut dalam diri seseorang, seperti
Garber, J., & Cole, D. A. (2010).
ketakutan akan mengalami penghinaan dan
Intergenerational transmission of
rasa malu, merasa diri kurang, rendah diri,
depression: A launch and grow
dan takut dikritik oleh orang lain.
model of change across
KESIMPULAN DAN SARAN adolescence. Development and
Ada hubungan antara riwayat aniaya Psychopathology, 22(4), 819-830.
fisik dengan, kehilangan orang terdekat, Goodman, S. H., & Gotlib, I. H. (2002).
penolakan keluarga dan kegagalan yang Children of depressed parents:
berulang dengan kejadian harga diri rendah Mechanisms of risk and implications
pasien gangguan jiwa di RSJ Provinsi. for treatment. Washington, DC.
Hadi, I., Wijayanti, F., Devianti, R., &
Saran, perlunya penelitian lanjutan Rosyanti, L. (2017). GANGGUAN
untuk mengkaji 4 faktor yang telah DEPRESI MAYOR (MAYOR
ditemukan dalam peneltian ini. DEPRESSIVE DISORDER) MINI
REVIEW. Health Information:
Jurnal Penelitian, 9(1), 25-40.

232
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

Hadi, I., Wijayanti, F., Usman, R. D., & síntomas de depresión. Revista
Rosyanti, L. (2017). Gangguan Puertorriqueña de Psicología, 21(1),
Depresi Mayor: Mini Review. 35-61.
Health Information: Jurnal Montgomery, S. A. (2011). Handbook of
Penelitian, 9(1), 34-49. generalised anxiety disorder:
HALIFAH, E. N. (2016). ASUHAN Springer Science & Business Media.
KEPERAWATAN PADA SDR. A MULYONO, A. (2013). Asuhan
DENGAN GANGGUAN KONSEP Keperawatan Pada Tn. S Dengan
DIRI: HARGA DIRI RENDAH Harga Diri Rendah Di Ruang
DIRUANG BIMA RUMAH SAKIT Maespati Rumah Sakit Jiwa Daerah
UMUM DAERAH BANYUMAS. Surakarta. Universitas
UNIVERSITAS Muhammadiyah Surakarta.
MUHAMMADIYAH Orth, U., & Robins, R. W. (2013).
PURWOKERTO. Understanding the link between low
Hawari, D. (2009). Psikometri alat ukur self-esteem and depression. Current
(skala) kesehatan jiwa. Jakarta: directions in psychological science,
Fakultas Kedokteran Universitas 22(6), 455-460.
Indonesia. Orth, U., Robins, R. W., & Widaman, K. F.
Henriksen, I. O., Ranøyen, I., Indredavik, M. (2012). Life-span development of
S., & Stenseng, F. (2017). The role of self-esteem and its effects on
self-esteem in the development of important life outcomes. Journal of
psychiatric problems: a three-year personality and social psychology,
prospective study in a clinical sample 102(6), 1271.
of adolescents. Child and adolescent Pambudiarto, A. A., Widodo, A., Kep, A.,
psychiatry and mental health, 11, 68- Zulaicha, E., & Kp, S. (2012).
68. doi: 10.1186/s13034-017-0207-y Gambaran Konsep Diri: Harga Diri
Keliat, B. A., Panjaitan, R. U., & Helena, N. Pada Klien Dengan Amputasi di
(2006). Proses keperawatan Wilayah Karesidenan Surakarta.
kesehatan jiwa. Cetakan I, EGC, Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Surakarta.
Kim, S.-W., Stewart, R., Kim, J.-M., Shin, Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).
I.-S., Yoon, J.-S., Jung, S.-W., . . . Fundamentals of nursing: Mosby.
Jun, T.-Y. (2011). Relationship Ranøyen, I., Stenseng, F., Klöckner, C. A.,
between a history of a suicide Wallander, J., & Jozefiak, T. (2015).
attempt and treatment outcomes in Familial aggregation of anxiety and
patients with depression. Journal of depression in the community: the
clinical psychopharmacology, 31(4), role of adolescents' self-esteem and
449-456. physical activity level (the HUNT
Maharjan, S., & Panthee, B. (2019). Study). BMC public health, 15, 78-
Prevalence of self-stigma and its 78. doi: 10.1186/s12889-015-1431-
association with self-esteem among 0 Rinaldi Eka Saputra, S. (2019).
psychiatric patients in a Nepalese PEMIKIRAN DADANG HAWARI
teaching hospital: a cross-sectional TENTANG PSIKOTERAPI ISLAM
study. BMC psychiatry, 19(1), 347. DALAM PENANGGULANGAN
doi: 10.1186/s12888-019-2344-8 KORBAN PENYALAHGUNAAN
Martínez, B. I. V., Roselló, J., & Toro- NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA,
Alfonso, J. (2016). Autoestima y ZATADIKTIFDAN
juventud puertorriqueña: Eficacia de RELEVANSINYA DENGAN
un modelo de intervención para PENGEMBANGAN
mejorar la autoestima y disminuir los

233
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

MASYARAKAT ISLAM. UIN Stenseng, F., & Dalskau, L. H. (2010).


Raden Intan Lampung. Passion, self-esteem, and the role of
Rosyanti, L., Devianti, R., Hadi, I., & comparative performance evaluation.
Syahrianti, S. (2017). KAJIAN Journal of Sport and Exercise
TEORITIS: HUBUNGGAN Psychology, 32(6), 881-894.
ANTARA DEPRESI DENGAN Stuart, G. W. (2014). Principles and
SISTEM NEUROIMUN (SITOKIN- practice of psychiatric nursing-e-
HPA book: Elsevier Health Sciences.
AKSIS)“Psikoneuroimunoologi”. Suerni, T., Keliat, B. A., & CD, N. H.
Health Information: Jurnal (2013). Penerapan Terapi Kognitif
Penelitian, 9(2), 35-52. dan Psikoedukasi Keluarga pada
Rosyanti, L., Hadju, V., Hadi, I., & Klien Harga Diri Rendah di Ruang
Syahrianti, S. (2018). Pendekatan Yudistira Rumah Sakit Dr. H.
Terapi Spiritual Al-quranic pada Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013.
Pasien Skizoprenia Tinjauan Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(2).
Sistematis. Health Information: Taylor,C. (2008). Potter & Perry's
Jurnal Penelitian, 10(1), 39-52. fundamentals of nursing: Elsevier
Salsali, M., & Silverstone, P. H. (2003). Low Australia.
self-esteem and psychiatric patients: Thompson, W. R., & Binder-Macleod, S.
Part II–The relationship between self- A. (2006). Association of genetic
esteem and demographic factors and factors with selected measures of
psychosocial stressors in psychiatric physical performance. Physical
patients. Annals of general hospital therapy, 86(4), 585-591.
psychiatry, 2(1), 3. Townsend, A. K., Clark, A. B., McGowan,
Sharaf, A. Y., Thompson, E. A., & Walsh, K. J., Buckles, E. L., Miller, A. D.,
E. (2009). Protective effects of & Lovette, I. J. (2009). Disease-
self‐ esteem and family support on mediated inbreeding depression in a
suicide risk behaviors among at‐ large, open population of
risk adolescents. Journal of Child cooperative crows. Proceedings of
and Adolescent Psychiatric Nursing, the Royal Society B: Biological
22(3), 160-168. Sciences, 276(1664), 2057-2064.
Silverstone, P. H., & Salsali, M. (2003). Low Townsend, M. C. (2013). Essentials of
self-esteem and psychiatric patients: psychiatric mental health nursing:
Part I - The relationship between low Concepts of care in evidence-based
self-esteem and psychiatric diagnosis. practice: FA Davis.
Annals of general hospital Tuasikal, H., Siauta, M., & Embuai, S.
psychiatry, 2(1), 2-2. doi: (2019). Upaya Peningkatan Harga
10.1186/1475-2832-2-2 Diri Rendah Dengan Terapi
Souza, L. D. d. M., Ores, L., Oliveira, G. T. Aktivitas Kelompok (Stimulasi
d., Cruzeiro, A. L. S., Silva, R. A., Persepsi) di Ruang Asoka (Sub Akut
Pinheiro, R. T., & Horta, B. L. Laki) RSKD Provinsi Maluku.
(2010). Ideação suicida na Window of Health: Jurnal
adolescência: prevalência e fatores Kesehatan, 345-351.
associados. Jornal Brasileiro de
Psiquiatria, 59(4), 286-292. Varcarolis, E. M. (2016). Essentials of
Sowislo, J. F., & Orth, U. (2013). Does low Psychiatric Mental Health Nursing-E-
self-esteem predict depression and Book: A Communication Approach to
anxiety? A meta-analysis of Evidence-Based Care: Elsevier
longitudinal studies. Psychological Health Sciences.
bulletin, 139(1), 213.

234
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kami ucapkan kepada pihak RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara.
INFORMASI TAMBAHAN
Lisensi
Hakcipta © Wijayati dkk. Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan seluas-luasnya sesuai aturan
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit
Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau
buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Pendanaan
Nihil.
Konflik Kepentingan
Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.
Kontribusi Penulis
Para penulis tidak mendeklarasikan kontribusinya.
ORCID IDs
Fitri Wijayati https://orcid.org/0000-0002-8855-5881
DOI
https://doi.org/10.36990/hijp.v12i2.234.
Berbagi Data
Permohonan berbagi data kepada peneliti dapat melalui e-mail korespondensi.

235

Anda mungkin juga menyukai