Anda di halaman 1dari 21

RONDE KEPERAWATAN

DI
S
U
S
U
N

OLEH
KELOMPOK 2:
Emmi Dorenci Tinambunan (
Hilyati Husna (160204005)
Lena Silviani(
Reylias Sembiring (160204070)

Dosen pembimbing : Ns.Eva Kartika, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT ,berkat rahmat dan


karunianya,sehingga kami dapat menyelesaikan ” RONDE KEPERAWATAN”

” Dalam Penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para membaca. Dan pada kesempatan ini pula kami mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengajar dan teman-teman yang telah ikut berpartisipasi
dalam penulisan ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Demikianlah Makalah ini kami tulis semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca,akhir kata kami ucapkan Terimakasih.

Medan , 18-03-2020

Kelompok 2
DAFTAR  ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB  I IPENDAHULUAN.........................................................................         1
LATAR BELAKANG................................................................................ 2
RUMUSAN MASALAH............................................................................. 4
TUJUAN........................................................................................................................................ 4
MANFAAT...................................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN TEORI MEDIS......................................................... 6
Definisi.............................................................................................         6
Karakteristik.....................................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN................................................................................ 8

BAB 4 TINAJUAN KASUS.......................................................................       16


BAB 5 PENUTUP......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan
bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah
upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar
semua kegiatan tertata rapid dan terarah, sehingga tujuan dapat
dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman
baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik
keperawatan professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat
kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu
kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah klien, dan klien dilibatkan secara
langsung dalam proses penyelesaian masalah tersebut.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dan atau perawat konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara
perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. Ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam
merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
(Kozier et al, 2004)
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat
teratasi dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat
terpenuhi.Perawat professional harus dapat menerapkan ronde
keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat
perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan
dan dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja.
Berdasarkan data diatas kelompok ingin menulis laporan makalah
tentang konsep Ronde keperawatan yang dapat bermanfaat untuk pembaca.

1.2 Tujuan Pembelajaran


2. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsep Ronde keperawatan
3. Tujuan Khusus:
a. Diketahuinya definisi ronde keperawatan
b. Diketahuinya karakteristik ronde keperawatan
c. Diketahuinya tujuan ronde keperawatan
d. Diketahuinya manfaat ronde keperawatan
e. Diketahuinya tipe-tipe ronde keperawatan
f. Diketahuinya tahanpan ronde keperawatan
g. Diketahuinya langkah-langkah ronde keperawatan
h. Diketahuinya mekanisme ronde keperawatan
i. Diketahuinya strategi ronde keperawatan yang efektif
j. Diketahuinya hal-hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan
k. Diketahuinya komponen yang terlibat ronde keperawatan
l. Diketahuinya langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi ronde keperawatan


Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis kedalam praktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer dan konselor, kepala
ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja
melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf
menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa
setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis
menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis (Chambliss,
1996).
Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam
merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien
untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien (Kozier et al, 2004)
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
2.2 Karakteristik ronde keperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut
ini:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
6. Perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

2.3 Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu:
tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi
perawat adalah :
2.4 Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2.5 Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
2.6 Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi
kasus
2.7 Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis
2.8 Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
2.9 Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan (Armola et al, 2010)
Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi
pasien. Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien adalah :
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staff
3. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan
kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
kepada pasien
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan (Clement, 2011)

2.4 Manfaat ronde keperawatan


Manfaat dari ronde keperawatan adalah :
2.5 Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
pada perawat.
2.6 Membantu mengembangkan keterampilan keperawatan
2.7 Membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat
yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di
ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan
membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien
2.8 Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien, dengan tindakan
ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat
(Clement, 2011).

2.5 Tipe-tipe Ronde


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi
kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada
empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management rounds, patient
comfort rounds dan teaching nurse.
2.6 Matron nurse seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan
kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini
adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan
menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan
pada pasien.
2.7 Nurse management rounds, ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat
pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk
melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan
keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dan head nurse.
2.8 Patient comport nurse, ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang
diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah
memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan
dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
2.9 Teaching rounds dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau
mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini
biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan
pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-
nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang
dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada
pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary
rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga
kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi.

2.6 Tahapan ronde keperawatan


Tahapan ronde keperawatan adalah :
2.7 Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation (orientasi).
2.8 Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
2.9 Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
2.9.1 Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2.9.2 Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai
berikut.
a. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah klien dapat teratasi.
3. Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

3 Langkah-langkah ronde keperawatan


Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) pre
rounds: preparation (persiapan), plenning (perencanaan),orientasion (orientasi)
(2) rounds : introduction(pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) post
rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), refrection (refleksi),
preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan
yaitu :
3.6 Before rounds meliputi :
a) Persiapan : terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatandan
membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan
b) Orientasi perawat : terdiri dari membuat, menyadari tujuan :
demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan
perilaku professional
c) Orientasi pasien
3.7 During rounds meliputi :
a) Menetapkan lingkungan : membuat lingkungan yang nyaman serta
dorong untuk mengajukan pertanyaan
b) Menghormati perawat : hormati mereka seperti pemberi layanan paa
pasien, dan pasien perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari
latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi
kehidupan pasien
c) Libatkan semua pasien, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta
didik, dan mendorong semua untuk berpartisipasi
d) Libatkan pasien : dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah
penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang
maalahnya,dunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.
3.8 After rounds : waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik

4 Mekanisme ronde keperawatan


4.6 Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum
melakukan ronde keperawatan. Halini dilanjutkan clament (2011) bahwa
perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3
menit.selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika
pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui pasien, sebaiknya
perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (clament 2011).
4.7 Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal
itu disebut sitorus (2006) sebelumdilakukan ronde perawat primer (PP)
menentukan 2-3 klien yang akan dironde dan ditentukan pasien yang akan
dironde. Sebaliknya dipilih klien yang perawatan khusus dengan masalah
yang relative lebih kompleks(sitorus 2006).
4.8 Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi,
tindakan yang sudah dilakukan dan yang akaan dilakukan, pengobatan, serta
rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhankeperawatan, perawat medis dan prognosis.
Selain itu juga menurut Annual review of nursing education dalam ronde
keperawatan, perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait,
intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive
sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (sitorus, 2006)

5 Strategi ronde keperawatan yang efektif


Ramani (2003) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde keperawatan
berjalan efektif yaitu :
5.6 Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde
keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dan
sebagainya.
5.7 Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi : system apa yang
akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan
fisik,melakukan tindakan, dan sebagainya. Rencanakan agar semua aktif
terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses
pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan
dengan pasien tertentu.
5.8 Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini
dapat dilakukan selama fase orientasi:
1) orientasikan perawat untuk tujuan latihan dan kegiatan yang
direncanakan.
2) memberikan peran kepada setiap anggota tim.
3) buat aturan mengenai ronde.
4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari
hal ini.
5.9 Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi :
1) Memperkenalkan diri kepada pasien
2) Pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan
untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien
3) Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk
ditemani
5.10 Meninggalkan waktu untuk pertanyaan,klarifikasi, menempatkan
pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien
jarak pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk mendiskusikan aspek
sensitive dari riwayat pasien.
5.11 Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk
pertemuan berikutnyadengan merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde
yang telah dilakukan.

6 Hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan


Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan
persiapan sebagai berikut:
6.6 Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
6.7 Menentukan tim ronde keperawatan.
6.8 Mencari sumber atau literatur.
6.9 Membuat proposal.
6.10 Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6.11 Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?

7 Komponen terlibat dalam ronde keperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah
perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
7.6 Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
7.6.1 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
7.6.2 Menjelaskan masalah keperawata utama.
7.6.3 Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
7.6.4 Menjelaskan tindakan selanjutnya.
7.6.5 Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
7.7 Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim) Dalam
menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
7.7.1 Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
7.7.2 Menjelaskan masalah keperawatan utama
7.7.3 Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
7.7.4 Menjelaskan tindakan selanjtunya
7.7.5 Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde


keperawatan ini untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

7.8 Kriteria Pasien


Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.

8 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

Tahap pra………. PP

PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi data

Tahap Pelaksanaan
di nurse station… PENYAJIAN MASALAH  Apa diagnosis
MASLA keperawatan
 Apa data yang
mendukung
 Bagaimana intervensi
yang dilakukan ?
 Apa hambatan yang
ditemukan ?

VALIDASI DATA

Diskusi PP
Tahap Pelaksanaan di kamar pasien…………………………
Konselor, KARU

Lanjutan - diskusi
di nurse station

Kesimpulan dan Rekomendasi


Pasca Ronde…………………………………………….
Solusi masalah
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan jurnal
Ronde keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
merupakan bagian dari kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Kota
Depok yang perlu dioptimalkan. Program pengoptimalan peran perawat dalam
pelayanan keperawatan perlu dilakukan secara bertahap, sehingga dibutuhkan
proses perencanaan yang matang dan kontinyu, salah satu nya adalah
melalui pelaksanaan ronde keperawatan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan secara optimal. Untuk optimalisasi tersebut RSUD kota Depok
melakukan bencmark dan study literatur, sehingga buku panduan, SOP, dan
pedoman terkait bisa dibuat sebagai langkah awal pengoptimalan
pelaksanaan ronde dan pendokumentasian.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada perawat di
ruangan sejumlah 21 orang, diperoleh data bahwa perawat sebagian besar
berjenis kelamin perempuan (85,7%). Perawat memiliki usia rata rata
berumur 31 sd 40 tahun dengan latar belakang pendidikan D3 keperawatan.
Perawat di RSUD Kota Depok sebagian besar baru bekerja kurang dari 5
tahun (85,7%). Selain dari data dasar, terkaji juga pengetahuan perawat
tentang pelaksanaan ronde keperawatan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan melalui kuesioner, data di peroleh terjadi peningkatan
pengetahuan terkait definisi, tujuan, waktu, prosedure pelaksanaan. Dari
sebelum 68% menjadi 85%. Pelaksanaan ronde keperawatan merupakan
strategi yang efektif untuk melakukan perubahan dalam melakukan
perawatan kepada pasien. Hal ini merupakan peningkatan yang baik yang
dapat menunjukkan bahwa impelementasi yang dilakukan dinilai efektif untuk
meningkatkan pengetahuan perawat, serta menunjukan bahwa kepala ruangan,
ketua tim dan perawat menyadari tentang pentingnya pelaksanaan ronde
keperawatan bagi perawat dan pasien di ruangan.
Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
pada perawat menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu
mengembangkan keterampilan keperawatan. Selain itu juga dengan adanya
ronde keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Ronde keperawatan
juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ronde keperawatan
meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak dilakukan ronde
keperawatan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah target kelengkapan
dokumentasi, dimana RSUD Kota Depok memiliki target capaian
kelengkapan dokumentasi sebesar 100%, sedangkan yang tercapai baru 70%.
Hasil wawancara dengan kepala bidang keperawatan, mengatakan
pendokumentasian belum optimal masih ditemukan kesalahan dan kelalaian
perawat, terutama dalam pengisian catatan perkembangan pasien terintegrasi.
Hal ini didukung juga hasil observasi, ditemukan catatan yang masih
kosong, penulisan tidak jelas dan pencatatan tidak sinkron. Kualitas pelayanan
keperawatan merupakan fokus utama kegiatan pengelolaan bidang
keperawatan, terwujudnya pelayanan keperawatan yang berkualitas melalui
pelaksanaan program pengendalian mutu yang berkesinambungan,
keterlibatan, dan komitmen seluruh staf keperawatan serta peran pimpinan
sebagai motivator. Ronde keperawatan dan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan merupakan bagian dari kualitas pelayanan keperawatan
di rumah sakit. Dukungan manajemen, pengaruh rekan, serta interaksi
dalam kelompok memiliki dampak terhadap peningkatan motivasi. Fungsi
pengarahan dari kegiatan keperawatan yang dapat meningkatkan kepuasan
kerja perawat adalah ronde keperawatan. Dalam ronde terjadi proses
komunikasi, interaksi yang bias meningkatkan motivasi, produktivitas serta
kepuasan kerja. Pelaksanaan pendokumentasian yang tidak lengkap dapat
dipengaruhi karakteristik individu.
Karakteristik perawat menurut Kane, Shamliyan, Mueller, Duval, dan
Wilt (2007) adalah meliputi usia, pengalaman atau masa kerja dan
pendidikan. Berdasarkan data dari kuesioner, sebagian besar perawat (85,7%)
berpendidikan D3 Keperawatan dan memiliki masa kerja kurang dari 5
tahun. Pelatihan perawat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
praktek dokumentasi telah menjadi strategi banyak digunakan. Lingkungan
tempat kerja dapat berkontribusi untuk dokumentasi tidak optimal.beban kerja
yang berat, bentuk dokumentasi melelahkan, bahasa fragmentaris (yaitu
bahasa dokumentasi yang tidak dipahami di luar konteks lokal), sumber
daya yang tidak memadai, dan budaya rumah sakit semua dampak kualitas
dokumentasi perawat (10).Untuk mencapai target cakupan pendokumentasian
di RSUD Kota Depok 100% perlu dilakukan tindak lanjut seperti pelatihan
ulang, motivasi (reward) dan monitoring berkala dalam pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan. SPO dan panduan yang telah dibuat
harus disosialisasikan kepada seluruh kepala ruangan dan ketua tim.
Sosialisasi dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi
kebingungan bagi perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan. Sosialisasi dapat memfasilitasi proses komunikasi serta
pertukaran informasi, khususnya penggunaan media yang modern
memungkinkan perawat mengurangi kebingungan dan stress.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis kedalam praktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut
ini: Klien dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, perawat
aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama.
Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) pre
rounds: preparation (persiapan), plenning (perencanaan),orientasion (orientasi)
(2) rounds : introduction(pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) post
rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), refrection (refleksi),
preparation (persiapan).
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik keperawatan


Profesional. Jakarta : Selemba medika.

Nursalam, Efendi, F. (2009). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika

Clament, I. (2011). Management nursing services and education. Adition 1, india:


Elsevier.

Rohita, tita dan Krisna Yetti. (2017). Peningkatan Kualitas Pelayanan Keperawatan
Melalui Ronde dan Pendokumentasikan. Jurnal Dunia Keperawatan, vol 5,
No 1 : 50-55.

Anda mungkin juga menyukai