Anda di halaman 1dari 51

UJIAN TENGAH SEMESTER

(UTS)
MK. MESIN-MESIN LISTRIK
AC
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO

Skor Nilai :

DISUSUN OLEH :

NAMA : EGIA PRANANTA PINEM

NIM : 5193331003

DOSEN PENGAMPU : Drs. JONGGA MANULLANG, M.Pd

MATA KULIAH : MESIN-MESIN LISTRIK AC

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

April 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan daya dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas kelompok pada mata
kuliah Mesin-mesin Listrik AC.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan segala ilmunya dalam mata
kuliah ini. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sehingga pada karya-karya selanjutnya akan
semakin membaik.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

BAB I. GENERATOR INDUKSI KUTUB LUAR (STATOR) 1 FASA & 3 FASA...........3

BAB II. KONSTRUKSI KUTUB DALAM (ROTOR) 1 FASA & 3 FASA, Derajat Listrik
dan Derajat Mekanik............................................................................................................16

BAB III. LILITAN STATOR..............................................................................................24

BAB IV. LILITAN TERBAGI............................................................................................33

BAB V. HUBUNGAN BINTANG DAN SEGITIGA.........................................................35

BAB VI. TEGANGAN BERDASARKAN FAKTOR DISTRIBUSI.................................38

BAB III PENUTUP................................................................................................................46

3.1. Kesimpulan................................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................47

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Generator listrik memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik,


biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tetapi motor
adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator
mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal,
tetapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya.
Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tetapi
tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat
maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melalui sebuah turbin maupun kincir air,
mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari,
udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain.

Generator induksi merupakan salah satu jenis generator AC yang menerapkan


prinsip motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi dioperasikan
dengan menggerakkan rotornya secara mekanis lebih cepat daripada kecepatan
sinkron sehingga menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa umumnya dapat
digunakan sebagai sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi
sangat berguna pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro, turbin
angin, atau untuk menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena
dapat memanfaatkan energi dengan pengontrolan yang relatif sederhana.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka, permasalah yang muncul dalam
penuliaan ini, adalah bagaimana memahami dan menjelaskan apa itu generator
induksi 1 fasa dan 3 fasa serta apa fungsinya dan bagaimana terjadinya listrik pada
generator ?

1
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini yaitu :


1. Agar dapat memahami dan menguraikan kegunaan / fungsi bagian dari Generator
1 fasa dan 3 fasa.
2. Agar dapat memahami dan menjelaskan konstruksi kutub dalam.
3. Agar dapat memahami lilitan lilitan pada Generator
4. Untuk Memenuhi Tugas UTS Mesin-mesin Listrik AC.

2
BAB II

PEMBAHASAN

BAB I. GENERATOR INDUKSI KUTUB LUAR (STATOR) 1 FASA & 3 FASA

A. Definisi Generator

Generator listrik memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya
dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tetapi motor adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik
untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak menciptakan
listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah
pompa air, yang menciptakan aliran air tetapi tidak menciptakan air di dalamnya.

B. Jenis – Jenis Generator

Berikut ini beberapa klasifikasi dari generator:

1. Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi :


a. generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang
terletak pada bagian yang berputar (rotor).
b. generator kutub luar : generator kutub luar mempunyai medan magnet yang
terletak pada bagian yang diam (stator).
2. Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :

3
a. generator sinkron
b. generator asinkron
3. Jenis generator berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan
a. generator arus searah (DC), Generator arus searah yaitu generator dimana
tegangan yang dihasilkan (tegangan out put) berupa tegangan searah, karena
didalamnya terdapat sistem penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh
komutator atau menggunakan dioda. 
b. generator arus bolak balik (AC), Generator arus bolak-balik yaitu generator
dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan out put ) berupa tegangan bolak-balik.
4. Jenis generator dilihat dari fasanya
a. generator satu fasa, Generator yang hanya menghasilkan listrik berupa fasa dan
netral
b. generator tiga fasa, Generator yang menghasilkan listrik berupa 3 fasa R, S dan T.
5. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :
a. generator rotor kutub menonjol biasa digunakan pada generator dengan rpm
rendah
b. generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan pada pembangkit listrik /
generator dengan putaran rpm tinggi.

C. Definisi Generator Induksi Kutub Luar (Strator)

Stator atau armature adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat untuk
menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui
armature, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lillitan kawat konduktor
yang sangat banyak. Armture selalu diam (tidak bergerak). Stator dari mesin sinkron
terbuat dari bahan ferromagnetic yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi
arus pusar.

D. GGL Induksi Generator Kutub Luar

4
Gambar diatas menunjukkan skema sebuah generator AC, yang memiliki
beberapa kumparan yang dililitkan pada angker yang dapat bergerak dalam medan
magnetik. Sumber diputar secara mekanis dan ggl diinduksi pada kumparan yang
berputar. Keluaran dari generator tersebut berupa arus listrik, yaitu arus bolak-balik.

Prinsip kerja generator induksi berdasarkan induksi elektromegnetik. Setelah rotor


diputarkan oleh penggerak mula (prime over) dengan demikian kutub-kutub yang ada
pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub disuplai oleh tegangan searah maka pada
permukaan kutub akan timbul medan magnit (garisgaris gaya magnit) yang berputar
kecepatannya sama dengan putaran kutub. Berdasarkan Hukum Faraday apabila lilitan
penghantar atau konduktor diputar memotong garis-garis gaya magnit yang diam atau
lilitan yang diam dipotong oleh garis-garis gaya magnit yang berputar maka pada
penghantar tersebut timbul EMF (Electro Motive Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik)
atau tegangan induksi.

Skema induksi gaya gerak listrik dapat diamati pada gambar diatas, yang
menunjukkan kecepatan sesaat sisi a – b dan c – d, ketika loop diputar searah jarum jam
di dalam medan magnet seragam B. Ggl hanya dibangkitkan oleh gaya-gaya yang bekerja
pada bagian a – b dan c – d. Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, dapat ditentukan

5
bahwa arah arus induksi pada a – b mengalir dari a ke b. Sementara itu, pada sisi c – d,
aliran dari c ke d, sehingga aliran menjadi kontinu dalam loop.

Ggl yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak balik,
perhatikan gambar 2-1. Arus yang mengalir pada penghantar jangkar karena beban
tersebut akan membangkitkan medan yang berlawanan atau mengurangi medan utama
sehingga tegangan terminal turun, hal ini disebut reaksi jangkar.

Dalam menentukan arah arus dan tegangan (Ggl atau EMF) yang timbul pada
penghantar pada setiap detik berlaku Hukum tangan kanan Fleming perhatikan gambar 2-
2 berikut :

Dimana :

1. Jempol menyatakan arah gerak F atau perputaran penghantar.

2. Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit dari kutub utara ke kutub selatan.

3. Jari tengah menyatakan arah arus dan tegangan.

Ketiga arah tersebut saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar
diatas. Garis-garis gaya magnit yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar

6
yang ada pada stator sehingga pada kumparan jangkar tersebut timbul ggl (gaya gerak
listrik) atau emf (electro motive force) atau tegangan induksi.

E. Generator Induksi Kutub Luar 1 fasa


1. Konstruksi Generator Induksi Kutub Luar 1 Fasa

Generator AC umumnya dibuat sedemikian rupa agar lilitan tempat terjadinya


GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub yang terdapat pada generator AC
akan menimbulkan medan magnet yang berputar. Konstruksi generator AC 1 Fasa dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Bagian utama dari generator AC adalah stator dan Rotor. Pada Stator terdapat inti
stator dan lilitan stator, sedangkan pada rotor terdapat kutub-kutub, lilitan penguat, slip
ring dan sumbu (as). Penjelasan dari Bagian-bagian generator AC 1 fasa adalah sebagai
berikut:

a. Rangka Stator

Rangka stator terbuat dari besi tuang. Rangka stator merupakan rumah dari
bagian-bagian generator yang lain.

b. Stator

Stator adalah bagian yang tidak berputar (diam). Bagian ini tersusun dari plat-plat
stator yang mempunyai alur alur sebagai tempat meletakkan lilitan-lilitan stator. Lilitan
stator berfungsi sebagai tempat terjadinya GGL induksi.

2. Prinsip Kerja Generator Induksi Kutub Luar 1 Fasa

7
Prinsip kerja generator arus AC 1 fasa sebenarnya tidak berbeda dengan generator
lainnya. Arus listrik AC (Alternating Current) merupakan arus listrik yang arahnya bolak-
balik pada sebuah rangkaian listrik menurut sewa genset. Jika pada rangkaian listrik DC
arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, lain halnya dengan rangkaian
listrik AC dimana arus listrik bergerak secara periodik berbolak-balik arah dari kutub satu
ke yang lainnya.
Sebelum lebih dalam membahas generator AC, ada baiknya kita mengenal hukum
Faraday mengenai induksi elektromagnetik sebagai fenomena dasar yang diterapkan pada
generator. Hukum Faraday menyebutkan jika terjadi perubahan garis gaya magnet pada
sebuah kumparan kawat, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) pada kawat tersebut.
Jika kumparan kawat dihubungkan dengan rangkaian listrik tertutup, maka akan timbul
pula arus listrik yang mengalir pada rangkaian.

Kaidah Tangan Kanan Fleming

Memahami hukum Faraday, kita tidak dapat lepas dengan kaidah tangan kanan
yang diperkenalkan oleh John Ambrose Fleming. Kaidah tangan kanan fleming adalah

8
sebuah metode mneumonik untuk memudahkan kita menentukan arah vektor dari ketiga
komponen hukum Faraday, yakni arah gaya gerak kumparan kawat, arah medan magnet,
serta arah arus listrik. Jika Anda menirukan posisi jari tangan kanan Anda seperti pada
gambar di atas, maka ibu jari akan menunjukkan arah gaya (torsi), jari telunjuk
menunjukkan arah medan magnet, dan jari tengah menunjukkan arah arus listrik.

Berbolak-baliknya arah arus listrik AC menghasilkan nilai arus yang secara


periodik akan bernilai positif dan negatif. Jika digambarkan pada sebuah grafik, maka
nilai arus listrik AC akan membentuk gelombang sinusoidal yang memiliki nilai frekuensi
tertentu.

Diagram Arus Listrik Bolak-Balik (AC)

Bentuk arus listrik AC yang sedemikian rupa berkaitan dengan generator listrik
yang membangkitkannya. Generator listrik AC memiliki prinsip kerja yang serupa
dengan generator DC yakni menggunakan prinsip elektromagnetik, hanya saja ada satu
komponen yang membuat arus listrik yang terbangkitkan berupa arus bolak-balik.
Komponen tersebut adalah slip ring. Generator AC menggunakan slip ring dengan bentuk
lingkaran penuh yang berbeda dengan slip ring pada generator DC yang berupa cincin
belah. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan komponen-komponen utama generator
listrik AC berikut ini.

9
Komponen-Komponen Generator Listrik AC

Kembali pada skema komponen-komponen generator AC di atas, rotor generator


diskemakan dengan sebuah kawat angker penghantar listrik (armature) yang membentuk
persegi panjang. Masing-masing ujung kawat angker terhubung dengan cincin logam
yang biasa kita kenal dengan sebutan slip ring. Slip ring ini termasuk bagian dari rotor,
sehingga ia ikut berputar dengan rotor. Komponen slip ring inilah yang membedakan
antara generator AC dengan DC. Jika pada generator DC digunakan cincin belah sebagai
penyearah arus, pada generator AC slip ring berbentuk lingkaran penuh dan terhubung
dengan masing-masing ujung armature.

Untuk sisi stator generator tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang
saling berhadapan. Pada bagian yang kontak langsung dengan slip ring, stator dilengkapi
dengan sikat karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik yang dibangkitkan
pada kawat angker ke rangkaian listrik di luar generator.

Skema Prinsip Kerja Generator AC 1 Fasa

Gambar di atas adalah skema sederhana proses kerja generator AC. Kawat angker
ABCD dapat berputar terhadap sumbu a-b, dan berada di tengah-tengah medan magnet
N-S. Kawat angker sedang dalam kondisi diputar oleh sumber dari luar, dengan arah yang
berlawanan arah putaran jarum jam sesuai pada gambar.

Putaran ini memberikan gaya torsi dengan arah yang selalu tegak lurus dengan
kawat angker. Sekarang mari kita perhatikan bagian kawat angker sisi C-D pada gambar
sebelah kiri. Kawat tersebut bergerak ke atas (keluar bidang gambar) sesuai dengan torsi

10
arah putaran gaya luar. Gerakan kawat angker ini memotong garis gaya magnet sehingga
akan timbul gaya gerak listrik di kawat angker tersebut. Dengan menggunakan kaidah
tangan kanan Fleming, maka dengan mudah dapat kita tentukan arah arus listrik yang
terbangkitkan yakni ke bawah dari titik C ke D. Sehingga arah arus pada tahanan R
adalah dari kanan ke kiri. Begitu pula pada kawat angker sisi A-B yang mengalami gaya
torsi ke bawah (masuk bidsng gambar), sehingga jika kita menggunakan kaidah tangan
kanan Fleming maka akan kita dapatkan arah arus listrik dari titik A ke B.

Seiring dengan berputarnya poros generator, maka kawat angker generator akan
berpindah posisi sesuai dengan gambar sebelah kanan. Pada kondisi ini, dengan
menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya, akan dapat dengan mudah kita
simpulkan bahwa aliran arus listrik di sisi kawat angker A-B adalah dari titik B ke A.
Sedangkan pada sisi kawat C-D arah arus listrik yakni dari titik D ke C. Dengan masing-
masing sisi kawat angker yang selalu bersentuhan dengan slip ring tersendiri, maka arah
arus listrik yang dibangkitkan pada konfigurasi kawat angker gambar kanan adalah
kebalikan dari gambar kiri. Disinilah arus bolak-balik listrik AC berasal.

Gelombang Sinusoidal Arus AC 1 Fasa

Dengan penjelasan di atas maka arus listrik AC memiliki karakter unik yakni nilai
arus yang fluktuatif dari positif hingga negatif. Tiap-tiap posisi kawat angker memiliki
nilai arus yang berbeda-beda, dan akan kembali bernilai sama jika kawat angker rotor
kembali ke posisi nol nya (telah berputar 360o). Gambar di atas adalah gelombang
sinusoidal arus listrik yang dibangkitkan oleh generator AC. Gambar sebelah kiri adalah
ilustrasi penampang generator AC dengan berbagai posisi kawat angker rotor. Sedangkan

11
gambar yang sisi kanan adalah grafik sinusoidal arus listrik AC dengan sumbu X adalah
waktu, dan sumbu Y adalah nilai arus listrik. Grafik arus listrik AC disebut dengan grafik
sinusoidal karena nilai arus listrik sesuai dengan prinsip trigonometri fungsi sinus (x(t) =
Amax.sinθ).

F. Generator Induksi Kutub Luar 3 fasa

Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
(1) stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak balik, dan
(2) rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan
ke stator. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi
melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti
Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur
tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk
menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub
dengan celah udara sama rata (rotor silinder).

1. Konstruksi Generator Induksi Kutub Luar 3 Fasa

12
Gambar 1 Konstruksi Generator Arus 3 Fasa
Stator :
a. Rangka Stator
b. Inti stator
c. Lilitan stator
d. Alur stator
e. Kontak hubung
f. Sikat
Generator induksi mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak-
balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang
memutar rotor, sedangkan energi listrik dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik
yang terjadi pada kumparan-kumparan stator.

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bentuk penampang sederhana dari sebuah
generator sinkron.

Gambar 2.1. Konstruksi Kutub Luar pada Generator Tiga Fasa

13
Secara umum generator induksi terdiri atas stator, rotor, dan celah udara. Stator
merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang
berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus searah dari Eksiter.
Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor.

1. Stator
Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar generator.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus
yang terpasang ke rangka stator dan diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-
rugi arus eddy. Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan
untuk mengatur arah medan magnetnya.
c. Alur (slot) dan Gigi
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga) bentuk
alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup.
d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan tempat
timbulnya ggl induksi.

2. Prinsip Kerja Generator Induksi Kutub Luar 3 Fasa

Prinsip Kerja Generator Kutub Luar 3 Fasa

Sistem kelistrikan 3 Phase merupakan sistem kelistrikan arus bolak balik (AC =
Alternating Current) yang dihasilkan oleh generator listrik 3 Phase dengan standard

14
frekuensi yang dihasilkan 50 Hz maupun 60 Hz. Pada umumnya sistem 3 Phase
menggunakan sistem tiga tegangan seimbang yang sama besarnya, dengan berbeda fasa
antara tegangan fasa yang satu dengan fasa yang lain sebesar 120o. Gambaran ringkasnya
gelombang listrik ( gelombang sinus ) yang dihasilkan oleh generator listrik 3 phase
adalah sebagai berikut :

Ketiga tegangan fasa itu dibangkitkan oleh sebuah medan fluks yang berputar di
dalam area kumparan stator yang identik disusun terpisah sebesar 120o antara yang satu
dengan yang lain dalam suatu generator listrik sistem fasa tiga. Khusus di indonesia besar
tegangan sistem listrik 3 Phase telah di standardkan oleh PLN sebesar 380 V dengan
Frekuensi yang di keluarkan sebesar 50 Hz.

Sistem 3 Phase yang di hasilkan oleh generator listrik tergantung dari sistem
sambungan pada output kumparannya, sistem ini meliputi sistem 3 Phase dengan 4 kawat
ataupun sistem 3 Phase dengan 3 kawat. Jika listrik 3 Phase dengan 4 kawat yang di
hasilkan oleh generator maka generator tersebut umumnya kumparan stator dihubungkan
secara bintang, sedangkan jika sistem kelistrikan 3 phase dengan 3 kawat maka generator
tersebut umumnya kumparan stator dihubungkan secara delta.

Sistem 4 kawat yang dimaksud adalah untuk menciptkan 3 buah Phase dengan 1
titik netral, jika tegangan antar Phase yang di hasilkan oleh generator sebesar 380 Volt
maka secara otomatis tegangan Phase ke netral sebesar 220 Volt. Berikut ini gambaran
dari output sebuah generator listrik 3 phase :

15
Dari dua gambar diatas menjelaskan dua buah hubungan kumparan stator yang
dihubungkan secara delta maupun dengan hubungan star. Untuk output generator listrik
dengan hubungan delta seperti gambar diatas biasanya dengan daya yang besar sehingga
perlu menggunakan trafomator step-up dengan hasil akhir menggunakan trafo distribusi
dengan menghasilkan titik Netral sehingga bisa disalurkan pada konsumen dengan
kebutuhan tegangan standard Indonesia. Untuk output generator listrik 3 Phase dengan
hubungan star seperti gambar diatas merupakan Output yang bisa langsung di gunakan
oleh konsumen sebab output sudah sesuai standard tegangan.

BAB II. KONSTRUKSI KUTUB DALAM (ROTOR) 1 FASA & 3 FASA, Derajat
Listrik dan Derajat Mekanik

A. Kontruksi Kutub Dalam (Rotor)

Rotor merupakan bagian yang ikut berputar. Kumparan medan diletakkan pada
rotor. Rotor juga terdiri dari laminasi-laminasi seperti halnya stator untuk mengurangi
rugi-rugi arus pusar. Kumparan medan ini disuplai tegangan dc. Rotor pada generator
sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar. Jumlah kutub pada rotor
harus sama dengan jumlah kutub pada stator.

Ada dua bentuk rotor, yaitu rotor kutub sepatu (salient pole) dan rotor silinder
(nonsalient pole/cylindrical rotor). Pada rotor kutub sepatu, kutub magnet menonjol
keluar dari permukaan rotor dan berbentuk seperti sepatu. Lebar permukaan rotor kutub
sepatu biasanya hanya mencakup 2/3 bagian dari lebar permukaan kutub stator.
Kumparan pada setiap kutub dihubungkan secara seri. Untuk generator dengan putaran
lambat dan berkutub banyak (≥ 4), digunakan rotor kutub sepatu karena diameternya yang
besar sehingga bisa dibuat lebih banyak kutub. Pada generator dengan putaran tinggi,
rotor kutub sepatu tidak cocok digunakan karena :

16
1. Tidak cukup kuat untuk menahan stres mekanik yang terjadi pada kecepatan yang
tinggi.
2. Pada kecepatan tinggi, akan terjadi gesekan angin yang berlebihan sehingga
menghasilkan kebisingan.

Jadi, rotor kutub sepatu hanya dijumpai pada putaran rendah. Selain itu, distribusi
fluks magnet pada rotor kutub sepatu cenderung berbentuk persegi dan belum mendekati
sinusoidal sehingga menimbulkan harmonisa.

Rotor silinder terbuat dari baja tempa padat yang mempunyai slot dan gigi di
sepanjang pinggiran luarnya seperti halnya stator. Tidak seperti rotor kutub sepatu, kutub
magnet pada rotor silinder tidak menonjol. Seperti halnya stator, kumparan medan pada
rotor silinder diletakkan di dalam slot ini. Di sekitar daerah pusat kutub umumnya tidak
mempunyai slot. Rotor silinder biasanya digunakan pada generator putaran tinggi dan
berkutub sedikit (≤ 4). Rotor silinder lebih panjang daripada rotor kutub sepatu. Diameter
rotor silinder tidak sebesar rotor kutub sepatu untuk mengurangi gaya sentrifugal yang
muncul pada kecepatan putar yang tinggi. Rotor ini memiliki kekuatan mekanis yang
tinggi dan tidak menghasilkan gesekan angin yang berlebihan sehingga sangat cocok
untuk bekerja pada kecepatan tinggi. Selain itu, distribusi fluks magnet yang dihasilkan
lebih mendekati sinusoidal sehingga akan menghasilkan bentuk gelombang tegangan
yang lebih baik.

Sebagian alternator mempunyai kumparan peredam (damper winding/amortisseur


winding) pada rotornya. Kumparan peredam ini berupa beberapa konduktor tembaga
ataupun aluminium yang dihubung singkat pada kedua ujungnya melalui cincin
tembaga/aluminium yang besar sehingga mirip dengan konduktor rotor pada motor

17
induksi rotor sangkar. Cincin ini menggunakan bahan yang sama dengan konduktor
kumparan peredam. Cincin dan konduktor ini dihubungkan dengan pengelasan. Pada
rotor kutub sepatu kumparan peredam terletak di dalam slot yang berada pada permukaan
rotornya, sedangkan pada rotor silinder kumparan peredam terletak di dalam slot yang
sama dengan slot yang ditempati oleh kumparan medan. Kumparan peredam ini berfungsi
untuk meningkatkan stabilitas generator sinkron. Pada motor sinkron, kumparan peredam
ini juga berfungsi pada proses pengasutan.

Beberapa komponen utama rotor yaitu :

1. Slip Ring

Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan
oleh isolasi tertentu. Dibuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros
dengan memakai bahan isolasi. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke-slip ring ini
kemudian dihubungkan kesumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya
menempel pada slip ring.

2. Sikat

Sebagaian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga yang tidak
memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi sebagai saklar putar untuk
mengalirkan arus DC kekumparan medan pada rotor generator sikron. Sikat terbuat dari
bahan karbon tertentu.

3. Kumpara rotor (kumparan medan)

Kumparan medan merupakan unsure yang memegang peranan utama dalam


menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber eksitasi
tertentu.

4. Poros Rotor

Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros
tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.

B. GGL induksi Generator Kutub Dalam 1 fasa dan 3 fasa


1. 1 fasa

Generator adalah mesin pembangkit tenaga listrik dengan masukan tenaga


mekanik, jadi generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga

18
listrik. Generator arus bolak-balik atau generator AC termasuk mesin serempak (mesin
sinkron) dan sering disebut juga sebagai alternator, generator alternating current (AC),
atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron dihasilkan dari
kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar pada kecepatan yang
sama dengan medan putar pada stator. Listrik yang dihasilkan adalah listrik arus bolak-
balik. Prinsip yang digunakan adalah percobaan Faraday, yang mengatakan bahwa suatu
penghantar yang berada pada sejumlah garis gaya magnet yang berubah-ubah, penghantar
tersebut akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) induksi. Generator AC satu fasa
dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Alternator atau pembangkit listrik arus bolak – balik 1 phase biasa juga disebut
dengan generator listrik fase tunggal. Alternator atau Generator listrik AC satu phase
memiliki dua kabel keluaran, yaitu Kabel Phase dan Kabel Netral. Alternator 1 phase
hanya memiliki satu kumparan phase atau beberapa kumparan yang terhubung secara seri.
Tegangan keluaran (Output Voltage) yang dihasilkan Generator AC 1 phase biasanya 220
Volt (Tegangan listrik ini diukur antara titik keluaran Phase dan Netral). Nilai tegangan
220 Volt pada generator AC 1 phase bukan berarti bahwa Netral memiliki nilai 0 Volt,
dan Phase memiliki nilai 220 Volt.

2. 3 Fasa

Generator listrik AC tiga phase memiliki empat kabel keluaran, yaitu Kabel phase
1 (Phase R) Kabel Phase 2 (Phase S),Kable Phase 3 (Phase T) dan Kabel Nol (Netral).
Alternator atau pembangkit listrik arus bolak – balik 3 phase memiliki 3 kumparan Phase
yang menghasilkan tegangan keluaran (Output voltage) 380 Volt, diukur antara phase

19
dengan phase yang berbeda, dan tegangan keluaran 220 Volt diukur antara salah satu
phase dengan Netral. Ketiga phase pada Alternator ini biasa diberi simbol Phase R, S, T.
Dan N untuk kabel keluaran Netral.

3. Perbedaan Generator AC 1 Phase dan 3 Phase

Perbedaan potensial (tegangan) antara Kabel Phase dan Kabel Netral pada
Generator AC 1 Phase dan Generator AC 3 Phase sama-sama memiliki selisih 220 Volt.
Jika pada Generator AC 3 phase, tegangan kabel Netral adalah 0 Volt yang didapat dari
hubungan bintang (Star) ketiga kumparan Phase, sedangkan pada Generator 1 Phase Nilai
Tegangan Netral tidak 0 volt. Nilai tegangan Netral berubah sesuai dengan perubahan
Nilai tegangan kabel Phase, namun tetap memiliki selisih 220 Volt antara kedua kabel
tersebut. Sehingga pada Generator AC 1 Phase kable Phase dan kable Netral memiliki
tegangan.

Pada Alternator atau Generator AC 1 phase memiliki nilai cosphi yang sangat
baik. Nilai cosphi pada generator AC satu Phase adalah 1 Sehingga besaran Daya Nyata
pada Generator sama dengan Daya Aktif yang dapat dikeluarkan. Sedangkan pada
Alternator atau Generator 3 Phase memiliki Cosphi dibawah 1 (satu). Sehingga terdapat 3
jenis daya pada generator 3 phase, yaitu Daya Nyata (KVA), Daya Aktif (KW) dan Daya
Reaktif (Kvar). Biasanya cosphi pada generator 3 phase memiliki nilai 0,8. Sehingga
Daya yang dapat digunakan hanya 80% dari Daya Generator tersebut. Generator AC 1
Phase hanya memiliki satu kabel Phase keluaran, sehingga pemakaian daya maksimal
hanya dapat digunakan sebesar kemampuan daya Generator tersebut.

Generator ini hanya mampu menyuplai listrik sebanyak 2 (dua) rumah. Sedangkan
pada Generator AC 3 Phase, memiliki tiga kabel Phase keluaran, sehingga pemakaian
daya dapat digunakan sebanyak 3 kali daya Generator tersebut. Lalu seringkali muncul
pertanyaan mengenai 3 Phase berapa volt?. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas
jika 3 phase maka volt pun juga meningkat menjadi 380 volt, dimana rumus untuk
menghitungnya adalah V = akar (3 x 220^2) sehingga hasilnya adalah 381 volt atau lebih
sering dibulatkan kebawah menjadi 380 volt. Jadi ciri generator yang benar antara lain
adalah mmeiliki tegangan di kisaran 110-240 volt selain itu frekuensinya ada pada sekitar
50Hz.

20
C. Derajat Listrik dan Derajat Mekanik

Derajat listrik merupakan sudut yang diukur dalam besaran listrik yang berupa
tegangan ataupun arus listrik yang timbul di mesin itu, sedangkan derajat mekanik
merupakan sudut yang diukur dalam besaran ruang di dalam mesin tersebut. Besaran
ruang ini dapat berupa sudut tempuh perputaran rotor dari posisi asalnya. Berikut ini
diberikan gambar rotor berkutub 2 yang sedang berputar dalam sebuah mesin sinkron.
Sebelum rotor diputar, rotor berada pada posisi O. Setelah diputar, pada suatu saat rotor
akan menempati posisi A. Pada posisi A, rotor telah menempuh 45° mekanik dihitung
dari posisi asal O. Sebelum rotor diputar, rotor berada pada posisi O. Setelah diputar,
pada suatu saat rotor akan menempati posisi A. Pada posisi A, rotor telah menempuh 45°
mekanik dihitung dari posisi asal O. Di posisi B, rotor telah menempuh 90° mekanik.

Pada gambar 2.11 terdapat kurva sinusoidal dengan sumbu Y dapat berupa
tegangan, arus listrik, fluks magnet ataupun kerapatan medan magnet dan sumbu X
berupa θ. Sewaktu besaran sumbu Y mencapai titik a maka telah ditempuh 90° listrik,
180° listrik pada titik b, 270° listrik pada titik c, 360° listrik pada titik d, dan seterusnya.
Jadi, derajat listrik lebih mengarah ke sudut tempuh suatu besaran listrik. Baik derajat
listrik maupun derajat mekanik selalu berhubungan dengan waktu. Dalam selang waktu
tertentu, rotor menempuh θm derajat mekanik dan tegangan menempuh θe derajat listrik
pada saat yang bersamaan. Pernyataan ini dapat dilihat dari persamaan:

Dimana :

21
θe = Sudut dalam derajat mekanik (°)

θe = Sudut dalam derajat listrik (°)

ωe = Frekuensi sudut listrik (rad/s)

ωm = Frekuensi sudut mekanik (rad/s)

t = Selang waktu (s)

Pada mesin dua kutub seperti pada gambar 2.12 di bawah ini, terdapat kumparan
jangkar dengan sisi ab. Posisi awal rotor sebelum berputar adalah kutub utara berhadapan
dengan kumparan ab.

Ketika rotor berputar 180° mekanik searah jarum jam, posisi kutub utara dan
kutub selatan bertukar tempat sehingga giliran kutub selatan yang berhadapan dengan
kumparan ab. Ketika rotor menempuh 360° mekanik (satu putaran penuh) searah dengan
arah jarum jam, posisi kedua kutub ini bertukar tempat lagi sehingga menjadi kutub utara
yang berhadapan dengan kumparan ab sehingga posisinya sama dengan posisi sesaat
sebelum berputar. Jadi pada satu putaran penuh, medan magnet yang melingkupi

22
kumparan ab akan mengalami pergantian polaritas dan kembali lagi seperti semula.
Kejadian ini akan terus berlangsung apabila rotor masih berputar. Jika medan magnet
yang melingkupi sebuah kumparan berganti polaritas, maka GGL induksi pada kumparan
itu juga akan berganti polaritas. Pada pembahasan perputaran rotor di atas, medan magnet
yang melingkupi kumparan ab akan berganti polaritas setiap 180° mekanik. Sesuai
dengan itu, maka GGL induksi pada kumparan ab juga akan berganti polaritas setiap 180°
mekanik yang berarti apabila dalam 0°-180° mekanik GGL induksi berada dalam

setengah siklus positif (0°-180° listrik) maka dalam 180°-360° mekanik GGL
induksi berada dalam setengah siklus negatif (180°- 360° listrik) seperti pada gambar
2.12. Jadi pada mesin 2 kutub apabila rotor menempuh 360° mekanik, maka GGL induksi
juga akan menempuh 360° listrik. Dengan kata lain derajat listrik sama dengan derajat
mekanik pada mesin 2 kutub.

Pada mesin berkutub empat seperti pada gambar 2.13 di bawah ini, terdapat 2
kumparan jangkar dalam satu fasa dimana setiap kumparan mempunyai dua sisi yaitu a1
–a1 dan a2 –a2.

Sebelum berputar, kedua kumparan berhadapan dengan kutub utara. Setelah rotor
berputar 90° mekanik searah jarum jam, kedua kumparan berhadapan dengan kutub
selatan. Setelah berputar 180° mekanik, kedua kumparan berhadapan lagi dengan kutub
utara. Setelah berputar 270° mekanik, kedua kumparan berhadapan kembali dengan kutub
selatan. Setelah berputar 360° mekanik, kedua kumparan berhadapan lagi dengan kutub
utara. Dengan kata lain, medan magnet yang melingkupi kumparan ab akan berganti
polaritas setiap 90° mekanik.

Sesuai dengan itu, maka GGL induksi pada kumparan ab juga akan berganti
polaritas setiap 90° mekanik yang berarti apabila dalam 0°-90° mekanik GGL induksi

23
berada dalam setengah siklus positif (0°-180° listrik) maka pada 90°-180° mekanik GGL
induksi berada dalam setengah siklus negatif (180°360° listrik). Jadi apabila rotor suatu
mesin 4 kutub baru menempuh 180° mekanik, GGL induksi telah menempuh 360° listrik.
Apabila rotor telah menempuh satu putaran penuh (360° mekanik), GGL induksi telah
menempuh dua siklus positif dan dua siklus negatif secara bergantian (720° listrik)
sehingga dapat dikatakan bahwa derajat listrik sama dengan dua kali derajat mekanik
pada mesin dua kutub. Dengan cara yang sama pada mesin 6 kutub, derajat listrik sama
dengan tiga kali derajat mekanik. Pada mesin 8 kutub, derajat listrik sama dengan empat
kali derajat mekanik. Jadi dapat dituliskan :

Tanpa memandang jumlah kutub, apabila dalam perputarannya, kumparan jangkar


telah dilalui sepasang kutub magnet rotor yang berlainan (U-S ataupun S-U), maka GGL
induksinya telah menempuh 180° listrik. Jadi, satu kutub pada kumparan jangkar selalu
berkisar 180° listrik tanpa memandang berapa jumlah kutub mesin tersebut.

Hubungan antara derajat mekanik dengan derajat listrik dapat dituliskan sebagai berikut :

Θe = p . Θm

Dimana :

Θe = derajat listrik ;

Θm= derajat mekanik ;

p = jumlah pasang kutub

Dari persamaan di atas dapat diketahui, bahwa untuk menghasilkan tegangan satu
gelombang penuh diperlukan 1 / p kali putaran kumparan. Jika kumparan berputar
dengan kecepatan n putaran per menit (rpm), atau n/60 putaran per detik, maka
banyaknya gelombang penuh yang terjadi setiap detiknya atau lebih dikenal dengan
frekuensi adalah :

f = (p.n) / 60

Dimana :

24
f = frekuensi (Herzt) ;

p = jumlah pasang kutub ;

n = jumlah putaran per menit (rpm)

BAB III. LILITAN STATOR

A. Lilitan Stator

Lilitan stator terdiri atas beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti
stator. Pada kumparan stator terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan
kepala-kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu
sama lain. Tiap-tiap kumparan terdiri atas satu atau lebih lilitan menurut besar tegangan.
Dalam dilukiskan sebuah kumparan yang terdiri atas empat lilitan. Jumlah kawat tiap sisi
kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiap-tiap kumparan.

Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120f/2p).
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar
mengikuti medan putar stator.

Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan
bertambah besar. Jadi , bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan rotor
sangkar.

25
Secara detail bagian-bagian sebuah stator motor induksi adalah:

1. Badan stator, merupakan bagian yang terbuat dari besi tuang dimana pada bagian
luarnya dikonstruksikan bersirip-sirip untuk memperluas daerah pelepasan panas
motor.
2. Inti stator terbuat dari beberapa lapisan besi lunak atau baja silikon yang direkatkan.
Inti stator juga sering disebut sebagai alur stator.
3. Belitan stator atau kumparan stator merupakan tempat terjadinya medan magnet yang
ditempatkan pada alur stator motor. Kumparan stator dirancang agar membentuk
jumlah kutub tertentu, untuk menghasilkan jumlah putaran yang diingankan.

Kumparan stator dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1. Kumparan satu lapis (single layer), dimana satu alur ditempati satu lapis kumparan
2. Kumparan dua lapis (double layer), dimana satu alur ditempati dua alur kumparan.

Berdasarkan bentuknya, kumparan yang sering dipakai pada kumparan stator ada
dua jenis, yaitu kumparan gelung dan kumparan rantai. (Soeliman: 1995: 13). Kumparan
rantai merupakan kumparan yang berbentuk konsentrik atau memusat dan disebut juga
sebagai lap winding. Sedangkan kumparan gelung merupakan kumparan yang berbentuk
gelombang dan disebut juga sebagai wave winding. Dalam Modul PTL.HAR 006 (1) A
ada tiga jenis bentuk kumparan, yaitu kumparan jerat atau lilitan bertumpuk, kumparan
terpusat (concentric winding), kumparan gelombang (wave winding).

4. Bearing, merupakan bagian yang memisahkan antara badan stator dengan rotor.
Bearing sebagai tempat peletakan poros/as rotor.
5. Papan hubung, yaitu tempat peletakan ujung-ujung kumparan stator sekaligus sebagai
tempat penentuan hubungan kumparan (bintang atau segitiga).
6. Papan nama, yaitu bagian motor yang berisi data-data tentang motor seperti, merek,
jumlah fasa/frekuensi, daya motor, banyak putaran, faktor daya, besar arusnya (pada
saat hubung bintang dan segitiga, faktor daya, tegangan kerja, berat motor, negara
pembuatan.
7. Tutup Stator, yaitu bagian stator yang terdiri dari dua bagian berfungsi sebagai
tempat peletakan bearing dan untuk melindungi bagian dalam motor.

26
B. Bentuk-bentuk Kumparan Stator

Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 2 macam,
hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur – alur stator.
Bentuk kumparan – kumparan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan dengan
lilitan spiral
2. Kumparan terpusat (concentric winding)
3. Kumparan gelombang (wave winding)

Gambar 2.1. a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat


Fungsi dari kedua jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor – motor (generator) dengan
kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun
secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih besar, kumparan
statornya menggunakan sistem kosentris.
2. Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak digunakan untuk
motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor
– motor dengan kapasitas kecil menggunakan kumparan dengan tipe spesial.
3. Kumparan gelombang ( wave winding ) untuk motor dengan belitan sistem ini
banyak digunakan kapasitor besar.

C. Cara menggulung ulang kumparan stator motor induksi 1 fasa

27
Motor – motor induksi 1 fasa pada dasarnya adalah sama dengan motor induksi 2
fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat, bahwa pada motor induksi 1 fasa terdapat 2 jenis
kumparan, yaitu kumparan utama (running winding = RW = RV) dan kumparan bantu
(starting winding = SW = RB) kedua kumparan tersebut mempunyai penampang kawat
dan jumlah lilitan yang tidak sama. Tetapi ada kalanya hal tersebut dibuat hampir sama.

Kumparan utama mempunyai luas penampang kawat yang lebih besar dan jumlah
lilitan yang lebih banyak. Sedangkan untuk kumparan bantu memiliki luas penampang
yang kecil dan jumlah lilitannya sedikit.

Apabila motor induksi 1 fasa kita suplai dengan tegangan tertentu, maka besarnya
arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu Iu dan Ip atau dapat kita tuliskan Ir dan Is
akan mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian hal tersebut akan berpengaruh
pada nilai arus Iu dan Is yang mempunyai penggeseran fasa 90o listrik (90o el).

D. Langkah Kumparan

Yang dimaksud dengan langkah kumparan adalah sudut kisar yang dibentuk
antara kedua sisi kumparan dan diberi dengan tanda huruf Yg. Untuk mendapatkan kopel
putar yang maksimal, maka langkah kumparan harus sama dengan satu jarak kutub. Satu
jarak kutub adalah kisar sudut antara kutub utara (U) dan kutub selatan (S) yang paling
berdekatan. Sedangkan jarak kutub diberi tanda Tho () dan satu jarak kutub adalah
180o listrik. Apabila jumlah pasang kutub suatu motor adalah p, maka jumlah kutubnya
adalah 2p dan perbandingan antara derajat lingkaran (derajat busur = obs) dan derajat
listrik (oel) kita kaitkan dengan kutub, maka dapat kita ambil suatu contoh:

Yang dimaksud dengan langkah kumparan adalah sudut kisar yang dibentuk
antara kedua sisi kumparan dan diberi dengan tanda huruf Yg. Untuk mendapatkan kopel
putar yang maksimal, maka langkah kumparan harus sama dengan satu jarak kutub. Satu
jarak kutub adalah kisar sudut antara kutub utara (U) dan kutub selatan (S) yang paling
berdekatan. Sedangkan jarak kutub diberi tanda Tho () dan satu jarak kutub adalah
180o listrik

28
Dengan demikian perbandingan antara obs dan oel dapat dituliskan dengan rumus :

aobs = p.aoeL

Apabila jumlah alur pada stator motor induksi 1 fasa ada G alur, maka kisar sudut
satu kali keliling stator atau G alur adalah 360o bs. Apabila sebuah motor mempunyai
sebanyak G alur adalah = p.360o eL. satu keliling stator = 2p jarak kutub atau G
alur = 2p jarak kutub.

Untuk memperoleh kopel putar yang maksimal, maka diperlukan jumlah belitan
yang banyak, tidak mungkin akan ditampung pada satu alur stator. Untuk itu harus dibagi
menjadi beberapa buah alur. Artinya untuk satu buah alur kumparan akan dibagi menjadi
beberapa belitan (kumparan).

Untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai satu pasang kutub dengan satu
buah kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan
bagian dan setiap kumparan bagian membutuhkan dua buah alur stator dengan demikian,
untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai 1 pasang kutub akan

E. Jumlah Alur per Kutub per Fasa

Apabila jumlah fasa = m, maka masing – masing fasa akan memiliki kumparan
bagian sebanyak G/2p.m, sehingga pada setiap kutub untuk masing – masing fasa akan
menempuh alur sebanyak G/2p.m alur. Apabila banyaknya alur pada setiap kutub untuk

29
masing – masing fasa diberi tanda dengan huruf g, maka jumlah alur untuk setiap kutub
tiap fasa menjadi g = G/2p.m alur.
Z

30
31
Motor 2 Fasa dapat dipakai untuk motor 1 fasa dengan membuat kumparan
satu lebih besar kawat emailnya dan jumlah lebih banyak sebagai kutub utama (KU)
dan yang sebaliknya sebagai kutub bantu (KB) Hal itu dimaksud supaya terjadi beda
fasa, sehingga terjadi moment putar. Karena demikian maka motor satu fasa dapat
dililit dengan KU secara konsentris dan KB secara jerat (cara campuran).

32
33
BAB IV. LILITAN TERBAGI

A. Lilitan Terbagi

Dalam prakteknya jumlah belitan dari suatu kumparan tidak dipasang didalam
satu alur, melainkan dibagi dalam beberapa alur (lebih dari satu). Kumparan demikian,
dinamakan kumparan bagi. Dimana jumlah belitan dari tiap sisi kumparan, terbagi atas
dua alur. Jadi masing-masing alur hanya ditempati oleh 2 belitan. Keuntungan dengan
sistem kumparan bagi ialah bahwa alur-alurnya tidak begitu dalam, sehingga diameter
luar inti stator menjadi lebih kecil dan mesin menjadi lebih ringan dan lebih murah.

B. Lilitan 1 Fasa

Motor induksi 1-fasa biasanya terdiri dari 2 kumparan yaitu kumparan utama dan
kumparan bantu yang diusahankan berjarak 90 derjat listrik. Khusus untuk motor induksi
1-fasa jenis motor kapasitor start kapasitor jalan, maka kedua kumparan ini digunakan
baik pada saat start maupun saat jalan. Sedangkan untuk jenis motor induksi 1-fasa yang
lain kedua kumparan ini hanya digunakan untuk saat start saja. Gambaran bentuk
hubungan kumparan bantu dan kumparan utama ini diperlihatkan pada gambar 1.

34
Gambar 2 Bentuk hubungan kumparan bantu dan kumparan utama motor induksi
1 fasa jenis motor kapasitor

Mengacu kepada gambar 2 dapat dijelaskan bahwa kumparan X ke X’ adalah


kumparan utama dan kumparan Y ke Y’ adalah kumparan bantu dengan C adalah
kapasitor yang digunakan pada kumparan bantu. F pada gambar 1 adalah Fasa dari
sumber sistem satu fasa dan N adalah Netral dari sumber sistem 1-fasa.

C. Lilitan Lapis Dua

Kumparan jangkar yang hanya mempunyai satu lilitan per kutub per fasa,
akibatnya masing-masing kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak
terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan
tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan sama untuk menghasilkan
tegangan per penghantar dan jumlah total dari penghantar per fasa.

Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam
penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga melokalisir
pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk mengatasi masalah
ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi dalam beberapa alur per
kutub per fasa. Gambar memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang
secara umum banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi lilitan dan
masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang tidak
terletak kedalam alur biasanya disebut “ Winding Overhang”, sehingga tidak ada
tegangan dalam winding overhang.

Sisi atas slot adalah daerah yang dekat dengan celah udara. Konduktor penyusun
kumparan jangkar ini harus dibentuk terlebih dahulu menjadikumparan sebelum
diletakkan di dalam slot. Karena satu slot mengandungdua sisi kumparan yang berbeda,
maka kedua sisi kumparan ini dalam satuslot harus diisolasi dengan baik.

35
Belitan dua lapis digunakan dalam mesin yang berdaya lebih besar. Pada Belitan
dua lapis ada 2 hal penting yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Pada umumnya, jumlah
slot pada stator merupakan kelipatan dariperkalian antara jumlah fasa dengan jumlah
kutub .Sebagaicontoh pada mesin 4 kutub, 3 fasa, bernilai 12 sehingga jumlahslot yang
mungkin digunakan adalah merupakan kelipatan dari 12,yakni: 12, 24, 36, 48, dan
seterusnya.

BAB V. HUBUNGAN BINTANG DAN SEGITIGA

A. Pengertian Rangkaian Star Delta

Rangkaian Star Delta adalah rangkaian instalasi motor dengan sambungan bintang
segitiga ( Y∆ ), atau lebih dikenal dengan nam koneksi star delta. Rangkaian ini sering di
gunakan untuk menjalankan motor 3 phase yang mempunyai daya cukub besar.
Rangkaian Star Delta berfungsi untuk mengurangi arus start yaitu pada saat pertama kali
motor di hidupkan. Star Delta adalah sebuah sistem starting motor yang paling banyak di
gunakan untuk motor listrik. Dikarnakan untuk menggerakan motor daya yang
dibutuhkan daya awal yang besar dan juga menggunakan rangkaian star, apabila semua
sudah stabil maka rangkaian di ubah menjadi Delta.

B. Perbedaan Rangkaian Star Dengan Delta


1. Rangkaian Star (Bintang)

Rangkaian Star atau bintang ialah rangkaian yang koneksi dengan persambungan
yang terdiri dari 4 kabel, dimana 3 diantaranya digunakan untuk sambungan fasa dan 1
digunakan untuk sambungan netral yang diambil dari titik pusat dari 3 fasa tersebut,
perhatikan gambar dibawah ini :

Gbr. Rangkaian Star (Bintang)

36
jika masing-masing arus yang mengalir pada listrik 3 phasa bernilai sama maka
disebut arus yang seimbang sehingga titik netral bernilai 0 (null), tetapi, jika masing-
masing arus yang mengalir berbeda nilainya maka disebut arus tidak seimbang. Arus
yang tidak seimbang itu akan mengalir ke netral dan diteruskan ke tanah (ground). Hal ini
bertujuan untuk melindungi trafo dari kerusakan. Koneksi star ini digunakan untuk
transmisi listrik jarak jauh.

2. Rangkaian Delta (Segitiga)

Rangkaian Star atau bintang ialah rangkaian yang model koneksi dengan
persambungan yang terdiri dari 3 kabel tanpa sambungan netral, dimana ketiganya
dihubungkan satu sama lain membentuk segitiga seperti gambar di bawah ini :

Gbr. Rangkaian Delta (Segitiga)

simbol induktor pada gambar star dan delta adalah V (tegangan phasa)

koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir ke beban langsung di
teruskan ke tanah (ground)

C. Tujuan Rangkaian Star Delta Pada Motor Listrik Ac

Tujuan dari menggunakan rangkaian star delta pada motor listrik 3 fasa tidak lain
adalah untuk mengurangi nilai arus start yang besarannya sekitar 2-5 kali arus nominal
motor listrik. Lantas bagaimana kita mengetahui motor jika motor tersebut dihubungkan
star atau delta caranya dengan melihat angka pada name plate motor listrik, name plate
merupakan penjelasan tentang tegangan kerja kumparan motor listrik.

37
Keterangan: Name plate 1, motor listrik hanya bisa dihubungkan star saja mengapa ?

Karena tegangan PLN dengan tegangan motor adalah pada hubungan star
(bintang) saja, jika dihubungkan dengan sistem delta kemungkinan motor akan terbakar
karena jika dihubungkan dengan tegangan PLN sebesar 380 V otomatis kumparan motor
tidak akan bertahan lama.

Sedangkan pada name plat 2 dan 3 motor listrik dapat dijalankan dan dianjurkan
mengunakan sistem rangkaian star delta karena tegangan moor listrik sebesar 660 V, 690
V jika diberikan input tegangan sebesar 380 V maka motor listrik akan menarik arus
menjadi kecil, dikarnakan menyesuaikan dengan daya pada motor tersebut.

D. Teori dan Metode Rangkaian Star Delta

Bagaimana teori atau metode koneksi star delta ini bisa menurunkan besarnya arus
starting motor? sebelumnya tentu kita tahu besarnya tegangan dan arus itu berbanding
terbalik. Semakin besar tegangan maka arus akan semakin kecil begitu sebaliknya
semakin kecil tegangan maka arus akan semakin besar. Bagaimana itu terjadi, untuk
menjawab itu kita harus tahu dulu, hubungan antara daya ( P ), tegangan( V ) , dan arus ( I
).

Hitung berapa besarnya arus (I), dengan daya (P) yang sama, coba anda bagi
dengan tegangan(V) yang berbeda. Tentu saja hasilnya sudah bisa ditebak, dengan
tegangan yang besar maka arus akan kecil, begitu juga sebaliknya. Lalu apa hubungannya
rumus diatas dengan rangkaian star delta?? Pada koneksi star delta ada perbedaan antara
besarnya tegangan pada koneksi star dan besarnya tegangan pada koneksi delta.
38
Besarnya tegangan (V) line pada sambungan star/bintang (Y) adalah akar 3 . V
fasa, dan besarnya arus line pada sambungan star/bintang sama dengan besarnya arus
fasa. Sedangkan pada sambungan delta/ segitiga (∆) tegangan(V) line = V fasa, dan
arus(I) line = √akar 3 . arus(I) fasa.

Contohnya dengan tegangan fasa 220V berapa tegangan line untuk hubung star dan
hubung delta?

Tegangan pada sambungan star --- Vline = akar 3 . V fasa = 1.73 . 220V = 380V

Tegangan pada sambungan delta--- V line = V fasa = 220V

Dari hasil diatas pada hubungan star memiliki tegangan yang lebih besar
dibanding tegangan pada hubungan delta. dan tentu sudah terbukti metode starting motor
secara star delta dapat menurunkan besarnya arus start.

Keuntungan Transformator Hubungan Y-Δ :

a. Tidak ada masalah yang serius pada saat melayani beban yang tidak seimbang karena
hubungan delta pada sisi sekunder akan mendistribusikan beban tidak seimbang
tersebut pada masing-masing phasa.
b. Masalah harmonisa ketiga pada tegangan disisi sekunder dapat dihapus karena telah
disirkulasikan melalui hubungan delta disisi sekunder.

Kerugian Transformator Hubungan Y-Δ :

a. Tegangan pada sisi sekunder mengalami pergeseran phasa erhadap sisi primer,
sehingga apabila ingin memparalel trafo dengan hubungan Wye-Delta (Y-Δ) ini
maka harus diperhatikan kesamaan vektor diagram transformator yang akan diparalel
tersebut.
b. Insulation yang dibutuhkan pada belitan disisi sekunder harus memiliki ketahanan
sedikit diatas tegangan line pada sisi sekunder tersebut, sehingga umumnya (Y-Δ)
sering digunakan sebagai transformator step-down.

BAB VI. TEGANGAN BERDASARKAN FAKTOR DISTRIBUSI

A. Pengertian Distribusi Tenaga Listrik

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

39
Source) sampai ke konsumen. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga
listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu
induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk
memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian
daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R).

Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut
penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi
primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya
dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya
disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas
bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam system tenaga listrik
secara keseluruhan.

B. Bagian–Bagian Jaringan Distribusi

Untuk jaringan didstribusi pada umumnya terdiri dari dua bagian yang paling
utama, yaitu sebagai berikut :

1. Jaringan distribusi primer

Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya
listrik dari gardu induk sub transmisi ke gardu distribusi. Jaringan ini merupakan jaringan
tegangan menengah atau jaringan tegangan primer. Biasanya, jaringan ini menggunakan
enam jenis jaringan yaitu system radial dan system tertutup atau loop, ring, network
spindle dan cluster (Abdul Kadir, 2006).

2. Jaringan distribusi sekunder

Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu
distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk
saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan
kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut system
tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga

40
listrik dengan melalui peralatan-peralatan sebagai berikut: - Papan pembagi pada trafo
distribusi,

a. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).


b. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
c. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau pengaman pada
pelanggan.

Untuk distribusi sekunder terdapat bermacam-macam sistem tegangan distribusi


sekunder menurut standar; (1) EEI : Edison Electric Institut, (2) NEMA (National
Electrical Manufactures Association). Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran
distribusi AC dibedakan atas beberapa macam tipe, dan cara pengawatan ini bergantung
pula pada jumlah fasanya, yaitu:

a. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt


b. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
c. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
d. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
e. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
f. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
g. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
h. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
i. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt

Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380 Volt.
Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari PT. PLN,
menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik
yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada Negara pemberi pinjaman atau
dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari pembangkit
(generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik) di suplai dari negara pemberi
pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical
Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan sistem tegangan menjadi 220/380 Volt
saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt.
(IEC Standard Voltage). Berdasarkan penjelasan diatas, bagian – bagian dari jaringan
distribusi dapat dijelaskan secara sistematis oleh gambar 2.2 dibawah ini.

41
C. Ruang Lingkup Jaringan Distribusi

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, ruang lingkup dari


jaringan distribusi adalah sebagai berikut:

1. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), terdiri dari : Tiang dan peralatan
kelengkapannya, konduktor dan peralatan per-lengkapannya, serta peralatan pengaman
dan pemutus.
2. SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah),, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan
outdoor termination, batu bata, pasir dan lain-lain.
3. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV
panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan
grounding, dan lain-lain.
4. SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) dan SKTR (Saluran Kabel Tegangan
Rendah), terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada SUTM dan SKTM
yang membedakan hanya dimensinya.

D. Jenis – Jenis Penghantar

Dalam proses transmisi dan distribusi tenaga listrik, penghantar memiliki fungsi
yang sangat krusial karena menentukan jumlah dan kualitas dari tenaga listrik yang
disalurkan tersebut. Terdapat bermacam – macam bahan yang biasa digunakan sebagai
bahan penghantar, seperti aluminium dan tembaga. Namun, dalam aplikasinya,
penghantar yang terbuat dari aluminium lebih sering digunakan karena lebih murah dan
lebih ringan daripada tembaga dengan besar resistansi yang tidak jauh berbeda.

1. AAC (all aluminium conductors) : seluruh bagian inti kabel terbuat dari aluminium.
2. AAAC (all aluminium alloyconductors) : seluruh bagian inti kabel terbuat dari
campuran aluminium.

42
3. ACSR (aluminium conductor, steel-reinforced) : terbuat dari aluminium yang
diperkuat dengan baja
4. ACAR (aluminium conductor, alloy-reinforced) ; terbuat dari aluminium yang
diperkuat dengan logam campuran.

E. Jenis – Jenis Gardu Distribusi

Menurut system pemasangannya :

Menurut system pemasangannya, gardu distribusi dibagi menjadi pemasangan luar


dan pemasangan dalam. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai masing
jenis gardu distribusi menurut system pemasangannya :

a. Pemasangan luar
1. Pole Mounting, Gardu distribusi dan peralatannya dipasang langsung pada tiang, cara
pemasangan ini cukup baik untuk trafo kecil sampai kapasitas 50 kVA.
2. H-Pole Mounting, Gardu distribusi ini dipasang pada lengan antara dua tiang, cara
pemasangan ini baik untuk gardu berkapasitas sampai 200 kVA.
3. Plat Form Mounting, Gardu distribusi ini dipasang pada konstruksi tersendiri dari
empat tiang untuk penempatan trafo, cara ini baik untuk tempat dimana diperlukan
peralatan yang membahayakan. Kapasitas maksimal dari gardu ini adalah 200 kVA.
4. Pemasangan di Lantai, Gardu distribusi ini baik untuk semua ukuran gardu, tetapi
biasanya untuk kapasitas daya lebih besar dari 250 kVA.
b. Pemasangan Dalam

Gardu distribusi pemasangan dalam memiliki jarak minimum sebagai persyaratan


bangunan rumah trafo, yaitu sebagai berikut:

1. Jarak dari sisi dinding pada satu sisi minimum 1,25 m


2. Jarak dari sisi dinding pada dua sisi minimum 0,75 m
3. Jarak dari sisi dinding pada tiga sisi minimum 100 m
4. Jarak dari sisi minimum 1,25 m (PLN buku 1, 2010)

Menurut Bentuk Tampilan

Untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai penyalur daya listrik, maka gardu


distribusi dibentuk dalam beberapa tampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
beberapa factor penyesuaian, seperti luas wilayah pemasangan, besarnya daya yang

43
dibutuhkan atau pun kondisi alam dari daerah dimana gardu tersebut akan dipasang.
Berdasarkan faktor – faktor tersebut, maka tampilan gardu distribusi terbagi dalam
beberapa tampilan sebagai berikut : c.

c. Gardu Distribusi Beton

Gardu distribusi ini dikonstruksi dari beton dengan peralatan – peralatan listrik
terdapat dalam gardu beton. Pada umumnya gardu ini dibangun untuk melayani beban
yang besar dan diagram satu garis dari gardu distribusi tersebut dijelaskan pada gambar
2.3 dibawah ini.

Keterangan :

1. Kabel masuk-pemisah atau sakelar beban (load break)


2. Kabel keluar-sakelar beban (load break)
3. Pengaman transformator-sakelar beban+pengaman lebur.
4. Sakelar beban sisi TR.
5. Rak TR dengan 4 sirkit bekan.
6. Pengaman lebur TM (HRC-Fuse)
7. Pengaman lebur TR (NH - Fuse)
8. Transformator

d. Gardu Distribusi Tiang

Gardu ini merupakan gardu distrinusi pasang luar karena perlengkapannya


terdapat diluar yang dilengkapi dengan peralatan pengaman seperti arrester. Biasanya
gardu tiang dipasang pada saluran udara tegangan menengah dengan jenis trafo pasangan

44
luar. Berikut dua tipe gardu tiang yang biasa digunakan dalam system distribusi tenaga
listrik:

1. Gardu Tiang tipe Portal

Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya/ penyangganya terbuat dari


tiang. Dalam hal ini trafo distribusi terletak di bagian atas tiang. Karena trafo distribusi
terletak pada bagian atas tiang, maka gardu tiang hanya dapat melayani daya listrik
terbatas, mengingat berat trafo yang relatif tinggi, sehingga tidak mungkin menempatkan
trafo berkapasitas besar di bagian atas tiang (± 5 meter di atas tanah). Untuk gardu tiang
dengan trafo satu fasa kapasitas yang ada maksimum 50 KVA, sedang gardu tiang
dengan trafo tiga fasa kapasitas maksimum 160 KVA (200 kVA). Trafo tiga fasa untuk
gradu tiang ada dua macam, yaitu trafo 1x3 fasa dan trafo 3x1fasa. Gambar 3-22
memperlihatkan sebuah gardu distribusi tiang tipe portal lengkap dengan perlengkapan
proteksinya dan panel distribusi tegangan rendah yang terletak di bagian bawah tiang
(tengah).

2. Gardu Tiang tipe Cantol

Gardu cantol adalah type gardu listrik dengan transformator yang dicantolkan
pada tiang listrik besamya kekuatan tiang minimal 500 daN.

- Instalasi gardu dapat berupa :

• 1 Cut out fused

• 1 lighting arrester.

• 1 panel PHB tegangan rendah dengan 2 jurusan atau transformator completely self
protected (CSP - Transformator)

e. Gardu distribusi Metal Clad

Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya terbuat dari besi. Gardu besi
termasuk gardu jenis pasangan dalam, karena pada umumnya semua peralatan
penghubung/pemutus, pemisah dan trafo distribusi terletak di dalam bangunan besi.
Semua peralatan tersebut sudah di instalasi di dalam bangunan besi, sehingga dalam
pembangunan nya pelaksana pekerjaan tinggal menyiapkan pondasinya saja.

f. Gardu Mobil

45
Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya berupa sebuah mobil
(diletakkan diatas mobil), sehingga bisa dipindah-pindah sesuai dengan tempat yang
membutuhkan. Oleh karenanya gardu mobil ini pada umumnya untuk pemakaian
sementara (darurat), yaitu untuk mengatasi kebutuhan daya yang sifatnya temporer.
Secara umum ada dua jenis gardu mobil, yaitu pertama gardu mobil jenis pasangan
dalam (mobil boks) dimana semua peralatan gardu berada di dalam bangunan besi yang
mirip dengan gardu besi. Kedua, gardu mobil jenis pasangan luar, yaitu gardu yang
berada diatas mobil trailer, sehingga bentuk pisiknya lebih panjang dan semua peralatan
penghubung/pemutus, pemisah dan trafo distribusi tampak dari

luar. Gardu distribusi jenis trailer ini umumnya berkapasitas lebih besar daripada
yang jenis mobil. Hal ini bias dilihat dari konstruksi peralatan penghubung yang
digunakan. Pada setiap gardu distribusi umumnya terdiri dari empat ruang (bagian) yaitu,
bagian penyambungan/pemutusan sisi tegangan tinggi, bagian pengukuran sisi tegangan
tinggi, bagian trafo distribusi dan bagian panel sisi tegangan rendah (PLN Buku 4, 2010)

F. Faktor – faktor yang mempengaruhi Keandalan Sistem Distribusi

Beberapa faktor yang harus diperhitungkan untuk menjaga keandalan kerja system
distribusi adalah sebagai berikut :

a. Suhu

Suhu membatasi besarnya arus beban, ini berarti bahwa beban untuk tipe system
elemen lebih ditentukan oleh suhu dari pada mekanis dan batas – batas tersebut berubah
untuk susunan beban dan keadaan cuaca yang berbeda, jadi daerah yang membatasi akan
didapatkan untuk mengatur beban dalam berbagai keadaan. (As Pabla, Abdul hadi, 1991)

b. Ekonomis

Tingkat ekonomi pembebanan dicapai bila hanya untuk membayar kerugian sama
dengan hanya mengurangi kerugian (berdasarkan biaya tahunan), meskipun pada kota
yang padat beban, pembebanan yang normal pada komponen di bawah batas ekonomi, ini
dipakai untuk menjaga agar batas tidak dilampau meskipun untuk waktu sesaat dalam
keadaan darurat. (As Pabla, Abdul Hadi, 1991)

c. Tegangan Jatuh

46
Jatuh tegangan pada saluran adalah selisih antara tegangan pada pangkal
pengiriman (sending) dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving) tenaga listrik.
Pada saluran arus bolak balik, besar tegangan tergantung dari impedansi dan admitansi
saluran serta pada beban dan faktor kerja. (Kumawahara, arismunandar, 1993)

d. Tegangan Lebih

Diluar tegangan jatuh, komponen – komponen harus mampu menghadapi loncatan


tegangan yang ditimbulkan system sendiri atau sumber dari luar. (As Pabla, Abdulhadi,
1991).

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Generator induksi merupakan salah satu jenis generator AC yang menerapkan


prinsip motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi dioperasikan dengan
menggerakkan rotornya secara mekanis lebih cepat daripada kecepatan sinkron sehingga
menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa umumnya dapat digunakan sebagai
sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi sangat berguna pada
aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro, turbin angin, atau untuk
menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat memanfaatkan
energi dengan pengontrolan yang relatif sederhana.

Prinsip kerja generator arus AC 1 fasa sebenarnya tidak berbeda dengan generator
lainnya. Arus listrik AC (Alternating Current) merupakan arus listrik yang arahnya bolak-
balik pada sebuah rangkaian listrik menurut sewa genset. Jika pada rangkaian listrik DC
arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, lain halnya dengan rangkaian
listrik AC dimana arus listrik bergerak secara periodik berbolak-balik arah dari kutub satu
ke yang lainnya.

Generator 3 fasa memiliki 3 lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya
berbeda 1200 pada masing-masing fasa. Prinsip kerja generator tiga fasa menggunakan
hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet
yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.

47
Besar tegangan generator bergantung pada :

 Kecepatan putaran (N)


 Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
 Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
 Konstruksi Generator

DAFTAR PUSTAKA

Petruzella, Frank D.2001.Elektronika Industri. Yogyakarta: PenerbitAndi


www.wikipedia.com
http://dinnim.blogspot.com/2013/02/generator-ac.html
http://akhdanazizan.com/generator-listrik
http://tsani-oke.blogspot.com/2011/09/prinsip-kerja-generator-arus-bolak.html
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.abcpowergenset.com/pa hami-genset-1-phase-dan
3phase/&ved=2ahUKEwjc34zw0YfvAhWJV30KHS1QCVgQFjAAegQIARAC&usg=AOvV
aw1 DM598NIpXbgopsk53r5Q5

file:///C:/Users/hp/Downloads/920-1828-1-SM.pdf

https://alfith.itp.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Makalah-Sistem-Distribusi.pdf

48

Anda mungkin juga menyukai