KELOMPOK 5:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis tingkat kesehatan yang dilakukan dengan menganalisis keempat variabel dari
metode RGEC. Dalam penilaian profil risiko, dilakukan analisis peringkat risiko inhern.
Penilaian risiko inhern merupakan penilaian atas risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Dalam
mengukur faktor profil risiko menggunakan dua indikator yaitu faktor risiko kredit diproksikan
dengan menggunakan Non Performing Loan(NPL), dan risiko likuiditas diproksikan dengan
menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Tabel 1.1Rata-Rata Non Performing Loan (NPL),Net Interest Margin (NIM), Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan Return on Asset(ROA)Bank BUKU 4
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Non Performing Loan(NPL) terjadi
peningkatan pada tahun 2016 yaitu 2,87% yang masih masuk dalam kategori sehat. Secara teori
dengan NPL yang tinggi akan menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank.
Sejalan dengan penelitian dari Angela Christin Mosey, Parengkuan Tommy, Victoria Untu
(2018)bahwa NPL berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Namun, dari tabel diatas saat
rata-rata NPL mengalami peningkatan hal yang sama terjadi pada ROA yang mengalami
peningkatan. Yang berarti perkembangan NPL dan ROA menunjukkan pola yang sama. Sejalan
dengan hasil penelitian dari Hermin Sirait, Irma Citarayani, Saminem, Melani Quintania (2020)
menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Selanjutnya, rata-rata Net Interest Margin (NIM)mengalami penurunan pada tahun 2017 dan
2019. Secara teori dengan NIM yang rendah maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang
dikelola bank akan menurun atau dengan kata lain akan menurunkan profitabilitas (ROA).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Charlie Oktavianus M. (2019), dan Andy Setiawan
(2017) menunjukkan bahwa NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Namun, bisa
dilihat dari data diatas bahwa saat rata-rata NIM mengalami penurunan tidak sama dengan ROA
yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Yang berarti tidak terlihat perkembangan NIM dan
ROA menunjukkan pola yang sama.
Berdasarkan uraian diatas bahwa masih terdapat perbedaan dalam hasil penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan dan fenomena yang ada, sehingga adanya penelitian baru sangat
penting dilakukan untuk mengetahui jawaban yang sesuai atas permasalahan. Maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dan
Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada Bank BUKU 4”
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Risk Profile (NPL), Earning (NIM), Capital
(CAR)secara simultan terhadap Profitabilitas Bank BUKU 4
c. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan
penulis tentang sektor perbankan terlebih khusus dalam menganalisis tingkat kesehatan
bank
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Analisis Kinerja Bank
Proses untuk mengevaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, baik
dalam bidang organisasi non profit maupun organisasi profit. Penilaian kinerja merupakan suatu
proses untuk menyediakan informasi tentang sejauhmana suatu kegiatan tertentu tercapai,
bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
selisih diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. (Pangaribuan dan
Yahya, 2009). Jadi, nampak jelas bahwa dalam melakukan evaluasi terhadap suatu entitas
apapun dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan.
Terkhusus untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan
memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah analisis rasio keuangan.
Pengertian rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(Harahap, 2008:297).
Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis
merupakan analisis atas prospek dan risiko suatu perusahaan untuk kepentingan pengambilan
keputusan bisnis. Analisis bisnis membantu dalam pengambilan keputusan dengan melakukan
evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta kinerja keuangannya. Adapun
bentuk-bentuk rasio keuangan terdiri dari: likuiditas, struktur modal dan solvabilitas, tingkat
pengembalian atas investasi, kinerja operasi, dan pemanfaatan aktiva (Pangaribuan dan Yahya,
2009).
Harahap (2011:120) menyatakan bahwa pengguna laporan keuangan terdiri atas (1) Para
pemegang saham; (2) Investor; (3) Analis pasar modal; (4) Manager; (5) Karyawan dan serikat
pekerjanya; (6) Instansi pajak; (7) Pemberi dana (kreditur); (8) Supplier; (9) Pemerintah dan
lembaga pengatur resmi; (10) Langganan/lembaga konsumen; (11) Lembaga Swadaya
Masyarakat; dan (12) Peneliti/akademis/lembaga peringkat.
2.1.3 Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio utama dalam seluruh laporan keuangan, karena
tujuan utama perusahaan adalah hasil operasi/keuntungan. Keuntungan adalah hasil akhir dari
kebijakan dan keputusan yang di ambil manajemen. Rasio keuntungan akan digunakan untuk
mengukur keefektifan operasi perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan
Nuzul (2016). Berarti semakin tinggi tingkat rasio profiabilitas suatu bank atau perusahaan maka
keuntungan yang didapat juga akan semakin tinggi pula. Profitabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam mengumpulkan laba dalam kurun waktu satu periode.
Kinerja keuangan bank merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
bank. Bagi nasabah, sebelum mendepositkan dananya di suatu bank mereka akan melihat terlebih
dahulu kinerja keuangan bank tersebut melalui laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan (Kasmir, 2013:117). Salah satu penghitungan rasio profitabilitas yaitu menggunakan
Return on Asset (ROA) . Return on Asset merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat
pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi
pada dana yang digunakan dalam perusahaan (Arief :80). Rumus Return on Asset berikut ini:
Laba Bersih Sebelum Pajak
ROA= ×100 %
Total Aktiva
Secara sederhana keuangan bank dikatakan sehat karena bank dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, bank mempunyai modal yang cukup, dapat menjaga kualitas asetnya
dengan baik, mengelola dengan baik dan mengoperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian
menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta
memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu
bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-
hatian di bidang perbankan (Peraturan Bank Indonesia, 2004).
Dalam mengukur profil risiko digunakan indikator risiko kredit dengan rasio Non Performing
Loan (NPL). NPL adalah kredit bermasalah atau kredit macet yang didalamnya terdapat
hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun
pihak nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan
pembayaran (Kasmir, 2013:155). NPL dapat dihitung dengan cara kredit bermasalah dibagi
dengan total kredit dan dikali 100%. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6 / 10 / PBI / 2004
tanggal April 2004 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, menetapkan
bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) yakni sebesar 5%. Rumus perhitungan untuk NPL adalah
sebagai berikut:
kredit bermasalah
NPL= ×100 %
T otal Kredit
Rima Cahya Suwarno (2017) Judul penelitian Analisis Pengaruh NPF, FDR, BOPO,
CAR dan GCG terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-
2017. Tujuan penelitian untuk Menganalisis pengaruh NPF, FDR, BOPO, CAR dan GCG
terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan variabel NPF, FDR, BOPO, CAR dan GCG
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Charlie Oktavianus M (2016) Judul penelitian Pengaruh CAR, LDR, NPL danNIM
terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini
untuk Mengetahui perkembangan danpengaruh kecukupan modal CAR, LDR dan NPL. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa LDR dan NIM berpengaruh signifikanterhadap profitabilitas
sedangkan CAR dan NPL bermasalah tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Deden Edwar Youke Bernardin (2016) Judul penelitian Pengaruh CAR dan LDR
terhadap Return On Assets. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan Loan to Deposit (LDR) terhadap ROA. Hasil penelitian ini CAR berpengaruh
signifikan terhadap ROA dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Angela Christin Mosey, Parengkuan Tommy dan Victoria Untu (2018) Judul penelitian
Pengaruh risiko pasar dan risiko kredit terhadap profitabilitas pada bank umum BUMN yang
terdaftar di BEI periode 2012-2016. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh baik
secara simultan maupun secara parsial antara risiko pasar (NIM) dan risiko kredit (NPL)
terhadap Profitabilitas (ROA). Hasil dari penelitian ini menyatakkan bahwa Secara simultan
risiko pasar (NIM) dan risiko kredit (NPL) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Hermin Sirait dan Irma Citrayani (2020) dengan Judul penelitian Pengaruh Tingkat
kesehatan bank dengan metode RCRG dan Strategi diverivikasi terhadap pertumbuhan laba
( Studi pada Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Tujuan penelitian ini untuk
menguji pengaruh tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC dan strategi verifikasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan Tingkat kesehatan bank dan strategi diversifikasi berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba sementara tingkat kesehatan bank hanya melalui faktor
earnings yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
2.3.4 Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Capital Adequacy Ratio
dengan Return on Asset (ROA)
Tujuan dari profitabilitas yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Dalam analisis menggunakan metode
RGEC, masing-masing variabel mempunyai pengaruhnya terhadap Profitabilitas yang
diproyeksikan dengan ROA. Seperti teori yang dikemukakan oleh (Mahmoeddin,
2010:20) yang menjelaskan bahwa Jika terjadi kredit bermasalah yang mengarah
kepada kredit macet dan merugikan, maka tingkat profitabilitas pasti terganggu, selain
itu ada juga teori yang dikemukakan oleh (Slamet Riyadi, 2008:135) menjelaskan
bahwa pendapatan bunga bersih yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya laba
sebelum pajak sehingga ROA pun bertambah. Adapun teori yang dikemukakan oleh
(Mudrajad Kuncoro, 2011:529) menjelaskan bahwa semakin besar (CAR) maka
keuntungan yang diperoleh bank juga akan semakin besar. Selain berdasarkan teori,
juga ada berbagai penelitian yang mendukung terdapat pengaruh RGEC terhadap ROA
namun diproyeksikan dalam variabel yang berbeda-beda. Untuk itu penulis tertarik
meneliti dengan menggunakan RGEC akan tetapi menggunakan variabel yang berbeda
dari penelitian sebelumnya yaitu Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin
(NIM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA).
H4 : Diduga Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan
CapitalAdequacy Ratio (CAR) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas Bank BUKU 4
Berdasarkan dari tinjauan teori dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu maka
dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Capital (CAR) H3
(X3)
H4
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis dan bersifatkuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2017, p. 23).Penelitian ini juga menjelaskan secara
deskripif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai subyek dan obyek penelitian
berdasarkan daya yang bersangkutan (Azwar, 2014 : 126)
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah menggunakan
metode dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita biografi,
peraturan, kebijakan (Sugiyono, 2010 : 240). Penulis mengambil catatan berupa laporan
keuangan yang telah dipublikasi oleh bank-bank tersebut selama lima tahun terakhir.
2. Studi Pustaka
Suryabrata (2011:35) menyatakan bahwa studi pustaka adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengadakan studi penelaahan terhadap sumber-sumber ilmu seperti
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang akan diteliti. Penulis melakukan studi penelaahan dengan menggunakan sejumlah
literatur yang terkait dengan Manajemen Keuangan dan Analisis Tingkat Kesehatan di sektor
perbankan.
Menurut Sunjoyo, dkk (2013:54) uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang
harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least
Square (OLS). Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus dilakukan sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada
nilai residualnya. (Sunjoyo dkk, 2013:59). Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov (Ghozali,
2009:147). Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Rumus
Kolmogorov-Smirnovadalah sebagai berikut:
n1+ n2
KD :1,36 √
n1 n 2
Keterangan :
(Sugiyono, 2013:257)
Data dikatakan berdistribusi normal, apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada
(P>0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada (P<0,05),
maka data dikatakan tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali ,2009:95).
Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas
adalah dari aspek berikut ini:
Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang 0,1, maka
model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas, VIF = 1/Tolerance, jika
VIF = 10, maka Tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah
Tolerance.
Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari
0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari multikolinearitas, jika nilai
korelasi lebih dari 0,70, berarti terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel
independen sehingga terjadi multikolinearitas.
Jika nilai koefisien determinan, baik R2 ataupun adjusted R2 diatas 0,60 namun
tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen,
maka diasumsikan model terkena multikolinearitas (Sunjoyo dkk, 2013:65).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians
dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang memenuhi
persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap atau disebut homoskedastisitas.(Sunjoyo,2013:69). Cara
mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini dengan
melakukan pengujian dengan uji glejser. Jika sigifikansi dari nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 maka model tersebut mengandung heteroskedastisitas, dan apabila
signifikansi dari nilai probabolitas lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak
mengandung heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Winarno (2015: 29) uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi nya ada korelasi antara residual satu observasinya dengan residual observasi
lainnya (periode sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Dalam uji ini menggunakan uji durbin watson uji ini merupakan salah
satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya korelasi, hampir semua
program statistik sudah menyediakan fasilitas untuk menghitung nilai d yang
mengambarkan koefisien DW. Nilai ini akan berada di kisaran 0 hingga 4. Dasar
pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan =
a = Konstanta
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
NPL, NIM, dan CAR terhadap ROA Bank BUKU 4
3. Uji Statistik
KD = 𝑅2 x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
b. Uji F (Simultan)
Menurut Ghozali (2012: 98) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model
terikat. Pengujian F dapat dihitung dari formula sebagai berikut Ariefianto (2012:22)
:
R2 /k
F hitung = 2
(1−R )/(n−k −1)
Keterangan :
Menentukan Hipotesis :
Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5% artinya risiko kesalahan mengambil
keputusan 5%
Pengambilan Keputusan :
Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen
Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
c. Uji t (Parsial)
Menurut Ghozali (2012: 98) Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh
pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual
r : Koefisien korelasi
r2 : Koefisien determinasi
Merumuskan Hipotesis :
Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5%, artinya risiko kesalahan mengambil
keputusan adalah 5%.
Pengambilan Keputusan :
Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan secara parsial dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan secara parsial dari variabel independen (X)
1. Profitabilitas
Profitabilitas dapat diukur dengan Return on Asset (ROA) yang merupakan rasio untuk
menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau
total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari
persentase rasio ini.
2. Risk profile
Profil risiko (Risk profile) dihitung dengan menggunakan rasio Non Performing Loan
(NPL). Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6 / 10 / PBI / 2004 tanggal April 2004
mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, menetapkan bahwa rasio
kredit bermasalah (NPL) yakni sebesar 5%. Rumus perhitungan untuk NPL adalah
sebagai berikut:
kredit bermasalah
NPL= ×100 %
Total Kredit
3. Earning
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011,
parameter penilaian kinerja bank dalam menghasilkan laba (earning) dapat dihitung
dengan menggunakan rasio return on asset (ROA) dan net interest margin (NIM).
4. Capital
Berdasarkan SE BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, penilaian faktor
permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan serta
penilaian mengenai pengelolaan permodalan bank. Faktor capital dapat diukur dengan
menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Modal Bank
CAR= × 100 %
Aktiva Tertimbang menurut Risiko