Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA SISWA

MELAKUKAN ANALISIS TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Nama : ......................................................................................................................................

Kelas : ......................................................................................................................................

Kelompok : ......................................................................................................................................

PENENTUAN KADAR ION Ca2+ DALAM MINUMAN ISOTONIK

1. Tujuan
- Siswa dapat menentukan konsentrasi larutan EDTA
- Siswa dapat menentukan kadar Ca2+ dalam air
2. Dasar Materi

Kadar Ca dalam sampel dapat ditentukan secara volumetri berdasarkan reaksi pembentukan kompleks.
Reagen pengompleks yang digunakan adalah larutan EDTA (etilendiamintetraasetat). Senyawa ini
merupakan senyawa sekunder, sehingga sebelum digunakan untuk penentuan sampel, maka perlu dilakukan
standarisasi menggunakan senyawa primer. Senyawa primer yang lazim digunakan untuk standarisasi EDTA
adalah senyawa CaCO3. Indikator yang digunakan dalam penentuan ini adalah EBT (Eriochrome Black T),
yang bekerja pada pH = 10. Sehingga larutan perlu diberi buffer pH 12.
Ion Ca2+ dalam larutan sampel akan bereaksi dangan EDTA melalui reaksi pembentukan kompleks. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi 1:1, artinya setiap satu mol ion Ca 2+ akan bereaksi dengan 1 mol EDTA. Reaksi
pengompleks adalah reaksi yang sangat bergantung pada nilai kestabilan kompleks senyawa yang terbentuk.
Nilai ini sangat dipengaruhi oleh nilai pH dalam larutan, sehingga dalam penentuannya diperlukan larutan
buffer untuk memastikan berlangsungnya reaksi.
3. Alat
4. Bahan

5. Prosedur Kerja

a. Standarisasi larutan EDTA dengan larutan CaCO3


1. Buat larutan EDTA 0,04 M 100 mL (hitung massa EDTA yang digunakan), masukkan larutan EDTA
ke dalam buret
2. Pembuatan larutan CaCO3 0,04 M 100 mL
- Menimbang CaCO3
- Melarutkan ke dalam gelas kimia 50 mL dengan 100 mL aquades, tambahkan HCl sebanyak 5 mL
- Panaskan selama 5 menit
- Menunggu sampai dingin, masukkan dalam labu ukur 50 mL
- Menambahkan akuades hingga tanda batas
3. Pipet 10 mL larutan CaCO3, pindahkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL, tambahkan akuades
secukupnya kira-kira 40 mL
4. Periksa pH larutan, jika pH larutan masih asam, tambahkan beberapa tetes NaOH hingga pH 10
5. Tambahkan 2 mL larutan buffer pH 10
6. Tambahkan indikator EBT
7. Titrasi larutan hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru
8. Lakukan triplo
9. Dihitung konsentrasi larutan EDTA hasil standarisasi
b. Penentuan kadar Ca dalam minuman isotonik
1. Pipet 5 mL sampel minuman isotonik dan pindahkan ke dalam erlenmeyer 100 mL
2. Periksa pH larutan dengan menggunakan indikator universal, jika pH asam maka tambahkan larutan
NaOH hingga pH 10
3. Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 2 mL
4. Tambahkan indikator EBT
5. Titrasi larutan dengan larutan EDTA standar sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur
menjadi biru
6. Lakukan triplo
7. Dihitung kadar ion Ca2+ dalam sampel air
6. Data Percobaan

 Penimbangan CaCO3 :

Massa botol timbang kosong :


Massa botol timbang + CaCO3 :
Massa CaCO3 yang ditimbang :
 Penimbangan EDTA :

Massa botol timbang kosong :


Massa botol timbang + EDTA :
Massa EDTA yang ditimbang :

 Data sampel

Volume sampel yang dipipet :


Standarisasi larutan EDTA
No. Volume EDTA Titrasi I Titrasi II Titrasi III
1 Volume Akhir
2 Volume Awal
3 Volume Titrasi
4 Volume Rata-rata

Penentuan kadar Ca
No. Volume EDTA Titrasi I Titrasi II Titrasi III
1 Volume Akhir
2 Volume Awal
3 Volume Titrasi
4 Volume Rata-rata

7. Perhitungan
 Konsentrasi larutan CaCO3 berdasarkan data penimbangan (gunakan data penimbangan)

 Konsentrasi EDTA hasil standarisasi

 Penentuan kadar Ca dalam minuman isotonik


8. Kesimpulan

9. Pertanyaan Pendalaman Materi


Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan hasil praktikum yang kalian telah lakukan!
a. Pada proses standarisasi EDTA dengan larutan CaCO3, sebutkan larutan baku sekunder dan larutan baku
primernya!
b. Tuliskan reaksi yang terjadi saat proses standarisasi EDTA dengan CaCO3!
c. Tuliskan reaksi yang terjadi pada penentuan kadar Ca dalam minuman isotonik!
d. Mengapa digunakan indikator EBT dalam percobaan di atas?
e. Mengapa dalam penentuan Ca digunakan larutan buffer pH 10?
f. Apakah warna yang terbentuk hasil reaksi antara EDTA dengan ion Ca?
g. Apakah warna yang terbentuk antara EBT dengan ion Ca?
h. Mengapa kadar Ca dalam sampel minuman isotonik dihitung dengan kadar ppm (mg/L)?

Anda mungkin juga menyukai