Akuntansi Dalam Perusahaan Dagang
Akuntansi Dalam Perusahaan Dagang
1. Pengantar
Dalam dunia usaha kita mengenal perusahaan jasa dan perusahaan dagang.Perusahaan jasa
adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan
yang bergerak dibidang pembelian dan penjualan.
Kegiatan perdagangan yang makin berkembang menuntut ketersediaan laporan keuangan yang
cepat dan akurat.Seorang akuntan memiliki tugas untuk membukukan transaksi yang terjadi di
perusahaan harus dapat memenuhi harapan tersebut.Hal ini dimulai dengan melakukan analisis dan
mencatat transaksi secara tepat.
1.3 Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk memperoleh
pendapatan/penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu.Dalam proses perusahaan jasa hanya
melakukan kegiatan menjual jasa. Dan ini yang menjadikan perusahaan jasa sangat mudah di lakukan
proses penjurnalan. Akan tetapi jangan lupa jika melakukan proses penjurnalan dan pembuatan
laporan keuangan harus dengan teliti. Jika salah sedikit bisa membuat kesaalahan pada laporan -
laporan selanjutnya.
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi tidak
terdapat komponen atau akun harga pokok penjualan
b. Perusahaan Dagang
Dalam proses perusahaan dagang,ini terjadi banyak kegiatan jadi lebih rumit daripada
perusahaan jasa. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi
pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.kegiatan dalam
perusahaan dagang ialah : Membeli barang dagang , Menjual barang dagang , Memberikan potongan
jika perlu. dan lain-lain. Inilah juga yang membuat perusaahn dagang harus meiliki akuntan yang
sangat teliti. Karena ke depannya perlu sekali seorang akuntan untuk bisa meninjau , membuat ,
memberikan informasi berupa alaporan yang valid dan bisa di pertanggungjawabkan.pada perusahaan
dagang muncul akun persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga pokok penjualan.
1.4 Aturan Debit Kredit dalam Akuntansi Perusahaan Dagang
Pada hakekatnya aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang tidak berbeda
jauh dengan perusahaan jasa, hanya saja pembeda dari kedua perusahaan dagang tersebut yaitu
adanya akun yang tidak terdapat dalam perusahaan jasa tetapi ada dalam perusahaan dagang. Untuk
lebih jelasnya kita lihat aturan-aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang
sebagai berikut :
Kas + - Debit
Kendaraan + - Debit
Piutang Dagang + - Debit
Barang Habis pakai + - Debit
Peralatan Kantor + - Debit
Gedung + - Debit
Tanah + - Debit
Perabotan + - Debit
Perlengkapan + - Debit
Asuransi di bayar dimuka + - Debit
Sewa dibayar dimuka + - Debit
Beban dibayar dimuka + - Debit
Biaya Sewa + - Debit
Macam-macam biaya + - Debit
Gaji Pegawai + - Debit
Biaya Bunga + - Debit
Biaya Promosi + - Debit
Prive + - Debit
Utang dagang - + Kredit
Utang Jangka Panjang - + Kredit
Utang Jangka Pendek - + Kredit
Pendapatan - + Kredit
Modal - + Kredit
Pendapatan lainnya - + Kredit
Pendapatan diterima - + Kredit
dimuka
Beban yang masih harus - + Kredit
dibayar
Sewa diterima dimuka - + Kredit
Persediaan barang + - Debit
dagangan
Penjualan - + Kredit
Retur penjualan dan + - Debit
pengurangan harga
Potongan penjualan + - Debit
Beban angkut penjualan + - Debit
Pembelian + - Debit
Retur pembelian dan - + Kredit
pengurangan harga
Potongan pembelian - + Kredit
Biaya angkut pembelian + - Debit
2 Jurnal Umum
Berikut ini merupakan cara pencatatan transaksi-transaksi dalam jurnal umum:
1. Pencatatan transaksi pembelian
Pada saat pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun pembelian dan mengkredit
akun kas (jika pembelian secara tunai) atau mengkredit akun utang dagang (jika pembelian secara
kredit)
Ø Contoh 1:
Pada tanggal 5 Mei 2011 PT.Andalas membeli barang dagangan secara tunai kepada PT. Royal sebesar
Rp. 200.000
Ø Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/5 Pembelian Rp. 200.000 -
Kas - Rp. 200.000
Ø Contoh 2:
Pada tanggal 7 Mei PT. Andalas membeli barang dagangan secara kredit kepada PT. Royal sebesar Rp.
200.000
Ø Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalamjurnal umum sebagai berikut:
7/5 Pembelian Rp. 200.000 -
Utang Dagang - Rp. 200.000
Ø Contoh 1:
Pada tanggal 12 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara tunai pd tanggal 5
Mei kepada PT Royal karena rusak sebesar Rp 50.000
Ø Transaksi diatas akan dicatat PT Royal dalam jurnal umum sebagai berikut:
12/5 Kas Rp 50.000 -
Retur Pembelian - Rp 50.000
Ø Contoh 2:
Pada tanggal 14 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara kredit dari PT Widya
sebesar Rp 50.000
Ø Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
14/5 Utang Dagang Rp 50.000 -
Retur Pembelian - Rp 50.000
Ø Contoh 2:
Pada tanggal 6 Juni 2011 PT Pesantren Baru menjual barang dagangannya kepada PT Ngadirejo sebesar
Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30
Ø Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Pesantren Baru dalam jurnal umum sebagai berikut:
6/6 Piutang Dagang Rp 2.500.000 -
Penjualan - Rp 2.500.000
Pada kolom rugi-laba, saldo akun Penjualan berada pada sisi kredit, sedangkan saldo akun Retur
dan Potongan Penjualan dan Potongan Penjualan dicantumkan pada sisi debit, karena kedua akun
tersebut akan mengurangi jumlah penjualan. Saldo akun Harga Pokok Penjualan dicantumkan pada sisi
debit kolom rugi-laba, karena harga pokok penjualan adalah biaya.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi. Laporan keuangan
merupakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, hasil usaha (kinerja), dan perubahan
posisi keuangan suatu entitas bisinis (perusahaan) yang berguna bagi berbagai pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dalam Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri atas laporan laba atau rugi,
laporan perubahan modal dan neraca.
Penjualan.................................................. Rp xxx
Retur dan Potongan Penjualan............................... Rp xxx
Penjualan.................................................. Rp xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx
Apabila perusahaan memiliki akun-akun pendapatan yang lain, seperti akun Pendapatan Sewa,
Pendapatan Bunga, dan pendapatan lainnya, maka akun-akun tersebut juga harus ditutup ke akun
Rugi-Laba dengan jurnal sebagai berikut :
Pendapatan sewa..................................... Rp xxx
Pendapatan bunga.................................... Rp xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx
Rugi-Laba............................................................ Rp xxx
Harga pokok penjualan........................................................... Rp xxx
Biaya-biaya............................................................................. Rp xxx
Rugi-Laba................................................ Rp xxx
Modal, xxx............................................................. Rp xxx