Anda di halaman 1dari 137

Ac zzz

Never Trust a Dead Man

Kelelawar itu—atau Farold, atau Farold dalam tubuh kelelawar—


sesaat tak bcrgerak. "Itu benar " katanya. "Aku sudah dibunuh.
Begitulah kematianku. Aku dengar kau memanggilku, oleh sebab itu aku kembali.
"Betul, kata Selwyn, senang dapat kembali ke lopik pembicaraan yang seharusnya.
"Kami memanggilmu kembali supaya kau dapat
mengatakan siapa yang melakukanya."
Kelelawar si Farold itu berkata, "Kupikir kalian memanggilku ke sini supaya kalian
dapat mengatakannya kepadaku. "Apa? Elswyth
membentak.
"Kamu tidak tahu siapa yang membunuhmu?" tanya Selwyn ngeri.
"Aku kan sedang tidur, dasar bodoh. Itu terjadi di tengah malam, hari gelap, dan"-
kelelawar itu memukul tangan Selwyn dengan
sayapnya, seakan lupa ia punya sayap, dan bukannya tangan—jika kau melihat
scbelum semua ini kau pasti melihat kalau aku ditikam dari belakang" Selwyn
menepuk keningnya, menyesal.

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta sebagaimana Telah
Diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
njpiah).
Ac zzz

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau


menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama & (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah).

Vivian Vande Velde

JANGAN PERCAYA PADA


ORANG MATI Grasindo
GRAHEDIA W1DIASARANA INDONESIA
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2003
Judul asli: Never trust a dead man by Vivian Vande Velde © 1999, Harcourt Brace &
Company, 525 Street, San Diego, CA 92101 15 East
26 th street. New York, NY 10010 Published by arrangement with
Harcourt, Inc. 1
Jangan percaya pada orang mati
Oleh: Vivian Vande Velde GM 401 03.051 Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang All
rights reserved © Penerbit PT Grasindo, Jl.
Palmerah Selatan 22-28, Jakarta 10270 Penerjemah: Judica Nababan

Editor Penyelia: A. Ariobimo Nusantara Editor: Fermina Purba


Perwajahan isi: Suwarto Ilustrasi Sampul: Rudi
Diterbitkan pertama kali oleh penerbit PT Grasindo, Anggota IKAPI, Jakarta 2003
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari Penerbit.
Dicetakoleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan
untuk Gloria dan Terry, yang selera humor mereka —sama
menakutkannya—
cocok dengan seleraku
SATU
Bagi Selwyn Roweson, pagi hari bagi orang desa dimulai sebelum
malam berakbir. Saat itu, ia dan ayahnya sedang me-mindahkan tunggul-tunggul
pohon di sepetak tan ah yang mereka harapkan dapat menjadi ladang tambahan
Ac zzz

untuk musim Semi mendatang. " Walaupun kau tidak akan menikahi Anora," kata
ayahnya, "Kau akan menikah suatu saat, dan pasti akan me-merlukan ladang
tambahan."
Selwyn berpikir kalau ayahnya berharap bahwa dengan menarik dan memarang
ranggul-tunggul pohon bandel itu sudah cukup baginya
untuk mengusir Anora dari pikiran Selwyn—ungguh memperlihatkan betapa
sederhananya orang tua memandang suatu persoalan. "Lagipula," lanjut ayahnya,
"Gadis kota yang kurus tidak cocok untuk hidup di pertanian. Kau perlu mencari
wanita besar dan kekar."
"Besar?" ulang Selwyn, hampir kehabisan napas sambil mengayunkan kapak ke salah
satu akar-akar pohon dan menghamburkan serpihan
kayu pada pakaian dan rambutnya. "Kefcar?" la sendiri berperawakan kecil—dan di
usia tujuh betas tahun seperti ini tampaknya tidak akan bertambah tinggi atau gemuk
Iagi. Hal terakhir yang diinginkannya adalah seorang istri yang Jebih besar dan kuat
daripada dirinya. uKita ini sedang bicara tentang istri atau sepasang lembu jantan?"
"Begini," kata ayah nya, seakan-akan masalah itu sedang di-
pertimbangkannya, "Tentu saja itu akan menjadi pilihanmu. Lembu jantan sangat
bagus untuk memindahkan tunggul-tunggul pohon. Selain itu, percakapan mereka
setelah makan, malam umumnya biasa- biasa saja, sehingga mereka tak dapat
berdansa sama sekali. Daripada begitu, mungkin kau dapat mencari gadis yang besar
dan kekar, tapi tidak sebesar dan sekekar lembu jantan."
Selwyn tertawa. Ia sangat lega karena mata kapak itu akhirnya
membelah akar tunggul.
Kemudian ia meletakkan kapak dan memungiit sekop. Hari itu cuaca pan as, dan
tidak semes tinya terjadi karena waktu itu sudah niusim gugur di mana dedaunan
berjatuhan namun salju musim dingin
belum turun. Semen tara itu, kemeja Selwyn yang basah masih saja lengket di
punggungnya. Kemudian ia berhenti, menegakkan tubuhnya

untuk beristirahat sekejap, lalu meniupkan sejuntai rambut yang menutupi matanya.
Saat itulah dia melihat penduduk desa datang mendekat. "Ayah," katanya. Mereka
tampaknya akan membantu Selwyn dan ayahnya menggali tunggul pohon karena
beberapa dari mereka membawa tongkat atau pentungan, dan semuanya
menampakkan muka masam.
Ac zzz

3
Senyum ayahnya menghilang, tetapi suaranya terdengar riang sewaktu ia berteriak
kepada sekitar satu lusin atau lima belas orang yang
mendekat. "Ada apa? Apa yang terjadi? Jangan katakan kalau kita berperang lagi."
Im pertanyaan yang wajar, karena di antara mereka semua hanya ayah
Serwyn yang ikut berperang dalam pasukan raja, sehingga ia
terlambat menikah dan usianya sudah lima puluh tahun saat anaknya berumur tujuh
belas. Penduduk desa pernah datang minta tolong kepadanya untuk menghadapi
prajurit-prajurit yang telah melanggar perbatasan, atau menghadapi bandit-bandit
yang menjarah di jatan menuju Saint Hilda, atau ketika dua penyihir yang berseteru
hampir saja menumbangkan kedai minuman Orik ketika ia mencoba menengahi per-
tengkaran keduanya.
Namun ayahnya berpikir bahwa masalah nya bukan itu; Selwyn tahu bahwa keriangan
suaranya itu dipaksakan.
Dan keraguan itu menghilang ketika Thome yang berdiri di depan, berteriak,
"Turunkan sekop itu, Rowe."
Ucapan itu terasa sangat aneh, apa pun alas an mereka ke sini, Selwyn merasakan
ketakutan yang melanda hulu hatinya. Memang Thome adalah tetangga mereka dan
sudah mengelola tanah pertanian
terdekat sejak lama sebelum Selwyn lahir.
Ayahnya yang sebelumnya tidak punya alasan untuk memegangi sekopnya, melihat
sambil berpikir sesuatu ke axah Thorne dan kerumunan yang mendekat. Ia
menancapkan sekopnya ke tumpukan tanah
bekas galian, dan menyandarkan lengannya di atas pegangan sekop, tetap siap untuk
meraihnya.
Penduduk desa berhenti, sekitar lima atau enam langkah darinya.
Jauhnya kira-kira satu lemparan sekop.
"Melangkahlah ke sini, Nak," kata Linton, keponakan Miller. Selwyn bclum tahu
maksud perkataan itu.
"Tetap di situ," perintah ayah Selwyn, seolah-olah Selwyn tidak
mencurigai apa-apa.
"Kami hanya ingin berbicara dengan nya," kata Thorne.
"Baik. Bicaralah," kata ayah Selwyn. "Pendengarannya cukup baik."
Ac zzz

Thome menatapnya selama beberapa saat. Lalu ia berkata, "Farold mad. Ia dibunuh
di penggilingan tadi malam."
Farold adalah keponakan Derian, tukang penggiling, sepupu Linton. Selwyn terkejut
bahwa seseorang telah dibunuh dalam komunitas
mereka yang tenang, tapi tidak kaget kalau korbannya Farold. Ia bahkan lega karena
Farold yang mati, bukan yang lain. Senang,

kalau boleh dikatakan dengan jujur, bahwa jika itu memang harus terjadi pada
seseorang, hal itu terjadi pada Farold. Namun dia tahu bahwa dia tidak boleh
membiarkan hal semacam itu terlihat pada air mukanya. Ia mencoba memikirkan hal-
hal yang baik saja. Farold tidak seburuk itu sebenarnya, katanya pada diri sendiri.
Farold lebih baik dari... Ah, lebih balk daripada duduk di atas paku. Ia juga lebih baik
daripada mematahkan gigi karena biji keras persik.
Ayahnya bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian berpikir bahwa
Selwyn yang melakukannya?"
Ada banyak alasan. Sebenarnya dengan melihat penampilan mereka, hanya itulah
alasan mereka ke sini. Bagaimana mereka bisa berpikir bahwa Selwyn akan mem bun
uh seseorang— bahkan orang yang
menjengkelkan dan be'rtingkah seperti Farold? Tapi Thorne memandang tepat ke
arahnya, dan bertanya kepadanya, bukan kepada ayahnya, "Kamukah yang
melakukannya?"
5
Selwyn perlu beberapa saat untuk mengeluarkan suara. " Bukan," katanya. Ia heran
karena Thorne yang sudah mengenal dirinya begitu lama dapat bertanya dengan
mimik muka yang da tar seperti itu.
"Baiklah kalau begini," kata Thorne.
"Hal ini tidak mungkin," pikir Selwyn. Mereka telah ber-jalan jauh dari Penryth dan
tidak mungkin langsung berbalik kembali hanya dengan keterangan bahwa dirinya
tidak bersalah.
"Kami semua di sini kemarin," ayah Selwyn berkata kepada mereka. "Tadi malam
katamu? Kami semua di sini, kami ber-empat, sepanjang malam—aku, anak ini,
ibunya, dan nenek-nya. Kami akan bersaksi untuknya."
Ac zzz

Hal itu menyebabkan Selwyn menggigii tetapi hal itu di-mtupinya dengan gerakan
berpura-pura mengibaskan seekor laiat. Lalu ia melipat tangannya di dada dengan
sikap agak menantang.
"Baiklah," kata Thome. "Mari kembali ke desa, jelaskan semuanya kepada Bowden.
Kita lihat apakah ada sesuatu yang kau ketahui dan mungkin dapat menolong kami
untuk me-netapkan siapa yang membunuhnyz."
Orang-orang yang ada di belakang Thorne terlihat tidak percaya dan menganggap hal
itu tidak rasional.
"Saya kan baru saja menjelaskan pada kalian," kata ayahnya. "Dan
ingadah, ada beberapa orang yang senang kalau Farold mari." Setelah itu ia
memandang tepat ke arah Linton, seperti meminta maaf karena berbicara buruk
tentang seseorang yang telah mati di depan sanak saudaranya, atau seperti meng-
ingatkan setiap orang bahwa Linton adalah orang yang di-untungkan dengan kematian
Farold—karena sekarang ia adalah sanak terdekat yang masih hidup dari penggiling
tua yang kaya itu.
6

Linton meludah ke tanah, tampaknya meludahi mereka. Kata Thorne, "Begini Rowe,
biarkan Selwyn ikut dengan kami untuk menerangkannya sendiri. Bowden adalah
orang yang rasional. Tapi putrinya menangis terus-menerus ..."
Bowden. Ia adalah ayah Anora dan Selwyn tahu karena Anora-lah ia dituduh.
Sepanjang musim panas, ia dan Farold berJomba menarik
perhatian dan mendapatkan kasih sayang Anora, dan akhirnya Anora memilih Farold.
Oua minggu yang lalu, kedua pemuda itu bertarung di jalan di hadapan semua orang.
Atau lebih tepatnya, Selwyn mencoba untuk bertarung, dan Farold—yang lebih besar,
lebih tinggi, dan lebih kuat— berhasil menjatuhkannya secara kasar ke atas onggokan
tanah seolah-olah Selwyn berusia kira-kka sepuluh tahun lebih tua, dan lebih seperti
hiburan bagi penonton. Jadi sekarang, tampaknya setiap orang berpikir bahwa Selwyn
telah memperpanjang pertarungan itu.
"Gadis itu menuduhnya?" tanya ayah Selwyn, karena dia tak pernah
berpikir kalau Anora akan bersikap demikian. Selwyn terkejut dengan pikiran itu.
"Tidak,"*kata Thorne. "Aku sudah katakan, kejadiannya semalam: Tidak ada yang
melihat. Derian juga tidak mendengar apa-apa,
Ac zzz

apalagi dengan suara ributnya kincir air dan ke-adaannya yang setengah tuli itu.
Tampaknya pembunuh memanjat dan masuk lewat jendela. Biarkan anakini pergi dan
bicara, Rowe. Biar urusannya beres. Kaupikir dengan berlaku seperti ini akan
membantu masalah?" Akhirnya—meski Slewyn merasa lega sekaligus takut—I ayahnya
mengangguk dan menjauhi sekop.
"Bagus,f kata Thorne kepadanya. "Baiklah. Sekarang kembali ke
rumah dan katakan kepada Nelda dan ibunya bahwa
7
kalian akan kembali pada waktu makan malam." Linton dan dua atau tiga orang
lainnya tampak siap untuk protes, tapi Thorne
mengangguk dan berkata, "Ayo."
Ayah Selwyn memegang pundak anaknya dan dua orang penduduk berbalik menuju
rumah.
Segera setelah itu mereka melompat dari belakang.
Selwyn jatuh ke tanah dengan keras. Wajahnya menyentuh tanah tan
pa sempat mengangkat tangannya untuk menahan. Seseorang meletakkan lututnya di
belakang lehernya dan berteriak, "Ikat tangannya, ikat
tangannya!"
Tangan Selwyn diikat ke belakang, seseorang maju me-nyediakan tali. Hal ini
membuktikan bahwa meski Thorne sudah mengucapkan
kata-kata manis, ternyata ia seorang pem-bohong dan sudah merencanakan hal itu
sebelumnya.
Sebagian besar dari mereka mengejar ayahnya. Berapalah orang yang diperlukan
untuk membawa seorang anak yang kecil, kurus, berusia
tujuh belas tahun yang hanya pernah sekali bertarung sekali—itu pun kalah? Tapi
banyak sekali orang yang mengerumuni ayahnya

sehingga Selwyn tidak dapat melihat-nya. Namun dia baik-baik saja, tampaknya
memang begitu karena Selwyn mendengar dia menyumpah- nyumpah.
"Rowe," kata Thorne, "Aku bersumpah: Kalau kau buat masalah, akan
kubiarkan mereka memukuli kepalamu, dan kami akan menyeretmu. Selwyn akan
baik-baik saja." Thorne baru menengok Selwyn setelah
Ac zzz

mengatakan hal itu, benar-benar seperti teman yang dapat dipercaya. "Kami hanya
tidak ingin kalian berdua melakukan hal yang bodoh, Rowe." Ayah Selwyn tetap
melawan. "Rowe
Akhirnya, mereka mengambil kain yang dipakai Selwyn dan ayahnya untuk
membungkus pegangan sekop dan mengguna-
kannya untuk menyumbar mulut mereka, atau menggantikarf rasa tanah di mulut
Selwyn dengan rasa tanah dan keringat.
Saat menyumbat mulut Selwyn, mata ayahnya tampak ketakutan, dan hal itu adalah
hal yang paling buruk karena Selwyn belum pernah melihat ayahnya takut seperti itu
sebelumnya.
Selwyn berjalan dengan lambat dan didorong perlahan menuju desa. Bagaimana
dengan ibunya. Selwyn khawatir, kalau ia akan mencari mereka karena tidak kembali
untuk makan siang?
Ia berhenti. Meski pun khawatir, ia tetap menengok ke belakang.
Tlba-tiba seseorang memukul bagian belakang kepala-nya cukup keras sehingga
membuat lututnya goyah. Seketika itu juga, ia didorong lagi. Tapi seseorang
menangkapnya agar ia tegak kembali. Dan
mereka pun terus berjalan.
DUA 4*
Semua orang sudah berkumpul di sekeliling rumah Bowden, si kepala desa. Di dalam
rumah, orang penuh sesak dan hal am an dipenuhi
oleh kerumunan orang yang meluap ke jaianan. Lebih ramai dari hari raya.
Thorne mendesak untuk masuk rumah. Se bagi an besar dari mereka yang menjemput
Selwyn dapat menyelip masuk, meskipun mereka harus
memaksa keluar orang lain yang sudah ada di dalam terlebih dahulu. Anora, seperti
yang dikatakan Thorne, menangis tersedu-sedu dengan kerasnya. Wajahnya yang
biasanya rupawan, sekarang sembab dan kemerahan karena air mata. Begitu melihat
Selwyn, ia menutup mukanya dengan kain renda di gaunnya—satu-satunya hal yang
bisa dilakukannya karena pandangan setiap orang tertuju padanya—dan ia mulai
re
mengayunkan tubuhnya ke depan dan ke belakang di atas bangku-nya. Orang-orang
saling menyikut dan menun juk. Derian, rukang
penggiling, paman pemuda yang mati itu menepuk-nepuk kakinya, "Sudah, sudah,"
dan membelaJak ke arah Selwyn.
Ac zzz

"Kami membawa mereka," Linton mengumumkan. Kalimat ini sebenarnya hampir


tidak perlu karena setiap orang sudah melihat hal itu.
"Mereka menyulitkan kami." Hal ini adalah sesuatu yang dapat dilihat sendiri oleh
orang-orang, karena mereka melihat keadaan

keduanya yang diikat dan mulut yang disumbat, pakaian mereka yang tak karuan lagi
dan robek, dan pipi kanan ayah Selwyn yang keunguan karena buku jari seseorang.
Tapi Linton selalu berusaha membuat dirinya kelihatan penting. Ia adalah tipe orang
yang akan berkata, "Ten tu saja hujannya lebat," kalau-kalau orang tidak memper-
hatikan. Dan jika orang memperhatikan, dan menjawab, "Ya, kamj dapat melihat
iru," maka Linton akan mencoba meyakin-kan bahwa hujan yang paling lebat telah
menerpa rumahnya.
Bowden telah menyalakan perapian, suatu hal yang boros dalam cuaca
sehangat had itu. Namun ia ingin pamer kalau ia adalah orang terkaya di desa itu,
dan hanya rumahnya yang punya sebuah ruangan, tidak seperti orang-orang lainnya.
Walau demikian, mungkin Selwyn satu-satunya orang di ruangan itu yang sulit
mendapat udara segar akibat kayu bakar yang menyala dan orang-orang yang
berdesakan. Bowden berdiri perlahan dan bertanya pada Thorne, bukan kepada
Selwyn, "Jadi, apa yang dikatakan anak ini?" Mengapa setiap orang terus berbicara di
sekitarnyat "Ia ada di rumah dengan keluarganya semalamari,"¦ jawab (Thome
dengan sedikit mengangkat bahu yang dapat berarti apa saja.
11
Selwyn pun berpikir tentang Thorne: Hidungmu yang panjang dan matamuyang
bersinar membuat kau seperti tikus. Selama mengenalnya, inilah pertama kali Selwyn
punya pikiran seperti itu. Bowden,
pikir Selwyn, seperti banteng—malas tapi
berbahaya.
Bowden mendaratkan sorotan matanya yang malas dan berbahaya im pada ayah
Selwyn yang mengamuk tidak kaman dengan mulut tersumbat
sambil berjuang sekuat mungkin membuka ikatannya. Ia bertanya kepadanya, "Makan
malam hingga matahari terbit: Bersediakah Anda meyakinkan setiap orang bahwa
tidak mungkin anak Anda keluar rumah tengah malam sewaktu setiap orang sedang
tidur?" Ayahnya
Ac zzz

mengangguk penuh semangat, namun Bowden melanjutkan, "Apa-kah Anda selalu


menempatkan penjaga rumah untuk memasti-kan dia tidak
keluar rumah, sehingga ia tidak akan terlibat dalam kejahatan?"
Pertanyaan ini tidak dijawab dengan jelas, ya atau tidak.
Ayah Selwyn pun mulai berbicara dengan mulut tersumbat. Tapi tak seorang pun
dapat menangkap kata-katanya, dan Selwyn menduga bahwa Bowden lebih tertarik
untuk menunjukkan dirinya kelihatan pin tar
daripada mencari fakta-fakta.
"Ayolah, Rowe," kata Bowden, "tidak ada yang menuduh-mu telah mem bantu
masalah ini. Setiap orang tahu adanya hubungan yang buruk
antara Selwyn dengan Farold karena purriku Anora."
Anora pun menampakkan wajahnya dari bawah renda gaunnya, tapi menyembunyikan
lagi.
Bowden meneruskan, "Anak muda yang berdarah panas— kita semua
pernah melihat hal itu. Aku menyalahkan diriku sedikit karena tidak melihat hal itu
sebelumnya dan tidak

mendorong Anora untuk memilih salah satu dari kalian lebih cepat. Namun dengan
memilih farold seharusnya urusan sudah selesai. Tapi, Selwyn tidak dapat menerima
hal itu. Kita pernah melihat pertarungan yang dipancingnya di kedai minuman Orik.
Dan Farold juga pernah memukulnyadisana ..." Bowden menggelengkan kepala
dengan sedihnya seakan hendak mengatakan bahwa ia tidak tahan kekerasan,
meskipun dia juga salah satu penonton pada ban itu, tertawa dan menyemangati,
tidak peduli siapa pemenangnya, benar- benar gembira karena adanya hiburan itu.
"Tentu saja dapat dimengerti bahwa Selwyn merasa terhina. Dan sudah semestinya
Anda ingin melindungi-nya, anak tunggal, dan segalanya bagi Anda. Rowe, ini bukan
kecelakaan karena. naik darah: Selwyn naik ke kamar Farold di tengah malam,
menikamnya sementara pemuda itu tidur. Seseorang yang melakukan itu..." Sekali
lagi Bowden menggelengkan kepaJanya dengan penuh arti. "Tabiat seperti itu, woh,
tak ada jaminan kalau itu tak akan terjadi lagi."
"Tidak!'' Selwyn berteriak. Tapi tak ada satu orang pun me-ngerti karena mulutnya
yang disumbat. Ia pun menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan bahwa ada orang
merasa ragu terhadap apa yang sedang dikatakannya.
Ac zzz

"Kenapa sumbatan mulutnya tidak dibuka saja?" usul seseorang. "Sulit mendapatkan
jawaban yang benar kalau tidak dibuka." "Buka sumbatan anak itu!M kata Bowden.
Sumbat dilepas, dan tampaklah mulut Selwyn yang kotor dan kering.
"Bukan aku yang melakukan," protesnya. "Ya, waktu aku itu marah karena Anora
memilih Farold. Tapi aku tidak begitu membencinya sampai membunuhnya*" Farold
sebenarnya tidak begitu menyebalkannya, sekali lagi Selwyn memaksa-
13
lean di ri berpikir demikian, seakan berpiki ran baik dapat mem- buktikan
ketidakbersalahannya. Farold tidak sejelek seperti hidung
yang ingusan ketika kita sedang berusaha membuat seorang gadis terkesan. Farold
juga tidak sejelek rasa gatal-gatal di pantat kita.
Bowden menyipitkan matanya. "Kau tidak sedang mengatakan bahwa salah Anora
sendiri mengapa memilih Farold dan bukan engkau, iya kariT katanya.
Ini yang dihindari Selwyn—membuat Bowden takut kalau-kalau ia
mengejar-ngejar Anora. Kenapa sih dia tidak bertanya dengan pertanyaan yang
sederhana dan jawaban yang langsung? "Tidak," katanya. "Yang ingin kukatakan
adalah: aku tidak membunuh Farold."
^
Akhirnya Derian memutuskan untuk bicara, "Farold adalah pemuda yang baik,"
perkataan yang dalam situasi berbeda mungkin akan ditentang Selwyn. Perkataan ini
mungkin akan ditentang juga oleh
banyak orang bila dalam situasi yang berbeda. Walau demikian, jika menyangkut
Derian, orang tidak pernah yakin berapa banyak bagian

percakapan yang benar-benar ia dengar dan mengerti. Namun penggiling tua itu
adalah orang yang membesarkan Farold yang sudah ditinggal mati orang tuanya sejak
kecil. Jadi, kalau ia kacau, itu pastilah karena kesedihan dan juga karena tulinya.
Bowden memberi tanda pada seseorang yang berdiri dekat meja.
Sebuah benda diambil dan diberikan lewat tangan derru tangan. "Kau
mengenali ini?"' tanya Bowden'.-'*
Selwyn pikir jantungnya akan berhenti berdetak. "A... k.. .u....n
Tentu saja ia mengenali pisau khusus bergagang panjang itu—pisau
itu miliknya. Hadiah dari ayahnya sebagai tanda bahwa ia telah dewasa. Pisau ini
dipakai ayahnya sewaktu
Ac zzz

14
berperang, dan tak ada yang menyamai pisau itu di desa mereka.
"Aku kehilangan pisau itu, kira-kira waktu panen." Selwyn melihat sekilas dengan
gelisah ke sekeliling ruangan. "Raedan"— ia menangkap satu wajah yang dikenalnya,
lalu yang Iain— "Meiton. Kalian ingat kan kalau aku kehilangan pisau-itu. Aku
mencarinya ke mana-mana. Aku terus menanyakan apakah ada orang yang
menemukannya.''
"Ya," Raedan berkata dengan cepat, dan saudaranya, Merton* juga
mengangguk.
Selwyn menoleh ke arah Thorne—walaupun ia bertampang dan berlaku seperti tikus—
tapi kata-katanya akan lebih dihargai, karena lebih tua dari umurnya.
Dan Thome memang berkata, "Aku ingat." Tapi Bowden berkata, "Pada waktu panen,
Anora pertama kalinya mengatakan padamu bahwa ia memilih Farold. Hilangnya
pisaumu pada waktu yang sama menunjukkan kalau engkau sudah lama
merencanakan hal ini." ;
"Tidaki" teriak Selwyn. Mungkinkah mereka salah me-nanggapi dan memutarbalikkan
segalanya?
Bowden menyerahkan pisau itu kembali dan sekali lagi benda itu
berpindah dari satu tangan ke tangan lain, tidak langsung ke arah meja karena setiap
orang ingin melihat pisau itu. "Di mana kau semalam?" tanya Bowden.
Selwyn ragu. Ia tahu kalau berkata jujur pasti akan me-rugikan dirinya. "Di rumah,"
katanya berbohong. "Seperti yang ayahku coba katakan pada Anda."
Mendengar itu, terlihat reaksi di dalam ruangan itu: suara
mengeluh yang berdesir di antara kerumuman orang.
Selwyn menebak-nebak sebentar sebelum Bowden berkata: "Seseorang meuhatmu,
Nak."
15
Ia berpikir untuk menyangkalnya, dengan harapan Bowden hanya menggertak, atau
hanya ada seorang saksi atau seseorang yang tidak yakin atau tidak dipercaya. Namun
dia salah mem-perhitungkan dan
membuktikan kepada orang-orang bahwa dia berbohong, dan ini merupakan tamparan
yang buruk daripada hal lainnya. Sadar akan
Ac zzz

perasaan terluka pada wajah ayahnya, yang juga telah dibuatnya menjadi seorang
pembohong, Selwyn mengangguk. "Ya," akunya. "Baiklah. Saya ke luar malam itu.
Saat itu belum larut malam. Tapi saya tidak pergi ke dekat-dekat penggilingan, dan
saya tidak membunuh Farold." Semua yang dikatakannya benar. "Apakah ada orang
yang melihat dan mengatakan bahwa saya berada dekat penggilingan?" Jika mereka
mengatakan hal itu, berarti mereka bohong, walaupun ia tidak akan dapat
membuktikan hal itu. Namun akan baik bila mereka tahu bagaimana ia bersikap.
Bowden mengangkat tangannya untuk mencegah orang di ruangan itu bertanya. "Aku
yang akan bertanya," katanya. "Apakah kau ada di dekat penggilingan?"
"Tidak," kata Selwyn. Ia melihat bagaimana Bowden akan bertanya,
sehingga ia berusaha menjaga agar suaranya tenang: "Kepergianku tak lebih dekat
dari jalan kami ke sini hari ini dari daerah pertanian."
Reaksi kerumunan orang lebih jelas sekarang, suara mereka menggumam.
"Di sini?" Bowden bertanya dengan tatapan tajam kepada putrinya sambil menyiratkan
bahwa ia akan berbicara dengan-nya nanti, jika
hal itu ternyata benar.; r ¦
"Saya melihat Anora di pasar kemarin pagi. Ia ..." Ia ragu-ragu, tidak ingin melibatkan
Anora dalam masalah; dan lagi-pula, mengatakan adalah kata yang terlalu kuat.
"Anora meng-
indikasikan bahwa jika saya datang ..." Ia mulai lagi bicara sambil berharap agar
kara-katanya lebih dimengerti jika ia memulainya dari arah yang berbeda. "Anora
memberi kesan bahwa ... ia tampaknya berpikir bahwa ia mungkin sudah melakukan
kesalahan dengan setuju menikahi Farold. Saya pikir ... jika saja kami dapar
berbicara berdua saja, ia mungkin akan memutuskan pertunangan." Ruangan itu
pecah dalam hiruk-pikuk. "Oh, Selwyn," kata Anora, suaranya lebih dari keluhan, dan
tiba-tiba keributan berhenti sehingga orang dapat me-nyimak. "Aku tak pernah
mengatakan
begitu."
"Tidak," Selwyn setuju. "Tapi kita berbicara, dan kau ... kau ia memikirkan senyum
manisnya dan cara ia meng-angkat kepalanya untuk melihatnya, karena—sama kecil
seperti dirinya—gadis itu kurus. Ia juga mencoba mengingat lebih jelas apa yang
sudah dikatakan gadis itu.
"Aku hanya mencoba berbaik hati," kata Anora, ada rasa simpati di mata biru
pucamya. "Kau tampak begitu sedih ketika kukatakan aku
Ac zzz

akan menikahi Farold, setelah ia menekanmu di minuman Orik dan menuangkan


minuman di sekujur tubuhmu lalu menjatuhkanmu ke atas timbunan sampah ..."
Terima kasih sudah mengingatkankuy Selwyn tergoda untuk
mengatakannya. Aku hampir lupa bagaimana memalukannya kejadian itu.

Kemudian Anora melanjutkan, "Aku selalu menyukaimu dan tidak mau menyakiti
peraSaanmu. Tapi aku bclum pernah mengatakan sesuatu untuk datang semalam."
"Tidak," kata Selwyn. "tapi kupikir..." Selwyn membuang pandangan
darinya, lalu menunduk. Jelas sekali, ia sudah salah tangkap.
17
Bowden berkata kepada Anora, "Jadi kau melihatnya tadi malam atau tidak?" .
"Tidak," jawab Anora. Bowden menoleh ke arah Selwyn. "Aku melemparkan kerikil ke
daun jendela," kau Selwyn kepada Bowden,"tapi aku khawatir membangunkan Anda
atau istri Anda. Jadi aku berhenti."
"Pastilah aku sudah tidur," kata Anora. "Aku tidak mendengar apa- apa." Ia
menambahkan, "Tapi aku percaya padamu."
Selwyn takut hanya Anora satu-satunya yang percaya.
Bowden menarik napas panjang dengan gusarnya. "Kita tidak tahu pasti jam berapa
Farold terbunuh tadi malam," ia mengingatkan
setiap orang, "apakah Selwyn benar-benar mampir ke sini terlebih dahulu atau
sesudahnya. Kita hanya tahu ia terbunuh sekitar jam makan malam—setelah Linton
pergi dan Derian naik ke kamar tidurnya di atas—dan sebelum Linton kembali waktu
subuh."
" Waktunya cukup lama hingga mayat itu pun kaku," Linton menerangkan, ia merasa
dirinya penting karena dialah yang pertama kali menemukan kejadian itu, "namun tak
lama kemudian mayat itu berbau."
"Ya, dalam udara sepanas ini mayat pasti mulai berbau," seseorang di ruangan itu
berkomentar, suara bisikan kerasnya terdengar. Anora meratap dan lari keluar, satu-
satunya cara untuk me-larikan diri dari semua mata yang tertuju kepadanya. Ibunya
mengikutinya dari dekat.
"Terima kasih banyak, Orik," kata Bowden. . i Orik mengangkat bahunya dengan malu.
Jelas sekali ia jengkel karena kerumunan yang
banyak itu berkumpul di
18
Ac zzz

rumah Bowden, dan bukan di kedai minumannya—karena seharusnya ia


dapat menjual makanan dan minuman kepada semua orang. Hal itu berlangsung
beberapa saat lamanya, orang-orang memberikomentar dan menawarkan pendapat,
dan beberapa dari mereka percaya akan kata-kata Selwyn. Mungkin akan berbeda
kalau ia tidak berbohong, tapi itu belum tehtujuga, dan sekarang tak ada lagi
yang dapat dilakukan Selwyn.
Pada waktu tengah hari, tinggal sedikit orang yang me-nyatakan
ridak yakin—mereka adalah teman sebaya Selwyn dan tak disangka im adalah Holt, si
pandai besiy—yang di-kesampingkan oleh mayoritas, dan menyatakan bahwa Selwyn
pasti bersalah. Bersalah karena ia punya alasan untuk membenci Farold, karena
pisaunya yang ditemukan di sana, dan karena— meskipun tak ada yang benar-benar
melihatnya

memaniat jendela Farold—ia ada di situ di waktu yang tepat. Itu saja sudah cukup.
Hukum meminta bayaran nyawa untuk nyawa, tapi sepanjang yang diingat di desa itu
tak seorang pun pernah di-hukum mati. Beberapa orang berpendapat bahwa Selwyn
sebaiknya dikirim ke kota Saint Hilda yang lebih besar. Di sana ada seorang hakim
tetap,
seliiingga dapat diatur pelaksana-an suatu hukuman. Namun dijelaskan juga bahwa
hakim im mungkin akan meminta pengusutan sendiri; dan hakim itu pasti perlu
melihat mayat itu.
Kejadian ini akan menimbulkan bahaya. Desa Penryth terlalu kecil untuk mempunyai
seorang pastor khusus dan bergantung kepada biarawan yang berkeliling untuk
melayani pemberkatan pernikahan, baptisan anak, dan misa untuk kematian. Namun
membiarkan mayat yang belum didoakan
19
dan belum dikubur sampai malam hari—khususnya mayat orang yang
mati dibunuh—adalah mencari masalah. Apa pun yang dikatakan gereja, orang tahu
bahwa arwah-arwah di malam hari akan merasuki tubuh yang kosong. Oleh karena im,
Farold harus dikuburkan secepatnya.
Maka mereka mendapat ide untuk memecahkan dua masalah tersebut sekaligus: "Kita
akan pergi ke atas bukit," kata Bowden dengan suaranya yang berkesan res mi, dan
keden^tran-nya seolah-olah sakit paru-paru. "Kita akan pergi ke gua pe-kuburan dan
Ac zzz

di sana kita akan mengunci korban yang mati dalam kuburan bersama pembunuhnya
yang hidup—Farold dan Selwyn bersama-sama."
T1GA
"Saya. tidak melakukannyaT teriak Selwyn, kalimat yang sepan j'ang sore ini dia coba
ucapkan. Tapi orang-orang im belum juga percaya padanya. Namun ia tidak bisa
hanya berdiri dan menunggu, semen
rara mereka merencanakan cara terbaik untuk membunuhnya. Mulutnya
justru disumbat lagi oleh mereka. Tangannya tentu saja tetap diikat.
Bowden memerintahkan orang untuk mengikat ayah Selwyn pada sebuah
kursi, dan mengatakan bahwa ia akan lebih mudah diawasi setelah semuanya selesai
dan berlalu. "Anda dan istri Anda tidak akan dirugikan karena kejahatan yang
dilakukan anak Anda," katanya berjanji.
Seseorang bertanya berapa lama kira-kira rencana itu akan berlangsung—pertanyaan
yang sangat ingin Selwyn ^ jawabannya. Tapi bersamaan dengan itu mereka seteng
menyeretnya, dan agak mengangkatnya keluar pintu. Selwyn pun tidak sempat
melihat ayahnya untuk yang terakhir kali. Aku tidak melakukannya, pikirnya, siapa
tahu saja pikirannya yang
bersemangat im dapat diketahui ayahnya. Tapi tentu saja ayahnya
sudah tahu bahwa dia tak melakukannya. *u

Di luar, pancaran sinar matahari tetap me rah jambu dan jingga di cakrawala.
Padahal, waktu itu musim gugur dengan sore hari yang biasanya tidak tahan lama dan
hampir tidak tampak seperti malam sama sekali. Obor-obor dinyalakan. Selwyn
bertanya-tanya apakah satu obor akan ditinggalkan untuknya dalam gua pekuburan.
Namun jika ia beruntungdan mad dengan cepat, ia yakin dirinya lebih lama hidup
daripada sebuah obor.
Seseorang mengambil kereta kuda—milik Orik, dan ter-cium bau minuman ale yang
turn pah dari tong-tong minuman yang bocor dan
telah terserap papan kereta: bau yang cukup kuat sehingga kita tidak perlu ke kedai
minuman Orik untuk mabuk. Selwyn dinaikkan ke belakang kereta dan dibaringkan
dengan kepala menghadap bawah, supaya ia tidak dapat berbuat macam-macam
terhadap orang-orang
Ac zzz

yang menjalankan tugas itu. Tapi ia mengangkat kepalanya saat mendengar


keributan, sambil berharap bahwa ia dapat membuat dirinya tidak sadar akan apa
yang sedang terjadi. Kemudian, kelompok orang kedua keluar dari penggilingan
sambil membawa
bungkusan kaku berlapis kain yang seharusnya isinya adalah Farold. Sejenak ia
berpikir kalau mereka telah membuat tandu untuk mengangkat mayat itu. Namun
sewaktu mereka menempatkan mayat itu
ke atas kereta yang ada di sampingnya, Selwyn menyadari bahwa tukang penggiling
bersaudara im tidak perlu sebuah tandu: Kematian telah membuat Farold sekaku
kaytt—dan
sebelumnya mereka berhasil melipat tangannya di dada. Selwyn menu
cup matanya dan membuang muka, namun kereta itu teriaJu keciJ untuk menghindari
kcpungan lengan Farold, apd-lagi bau mayatnya. Baunya hanya bau ramuan tumbuh-
rumbuhan yang dimandikan para
wanita desa sebelum men> bungkusnya dengan kain kafan, kata Selwyn kepada
dirinya. Mayat itu belum mulai membusuk—belum. Farold tidaklah seburuk itu,
Selwyn mencoba meyakinkan dirinya lagi. Dia tidak seburuk seperti... seperti ...
penjahat yang mati di teras rumah Jura? Ide jelek, Selwyn memaki dirinya sendiri. Ini
sama sekali bukan waktu untuk memikirkan hal-hal yang me-nyangkut kematian.
Selwyn menarik napas cepat dan pendek—menghirup bau ale, ramuan tumbuh-
tumbuhan, kayu dan keringatnya sendiri— dan sewaktu mereka sampai di bukit,
kepalanya terasa ringan, tapi tidak cukup pening dan ia pun bingung. Hal itu pun
disyukurinya. Tangan-tangan menyeretnya keluar dari kereta kuda, lalu membalikkan
badannya dan mendudukkannya di tepi kereta karena tampaknya ia tidak kuat
berdiri.
Anora ada di sana juga, menangis dengan kerasnya. Sepanjang jalan Selwyn tidak
menyadari keributan yang terjadi di belakangnya, karena deri tan roda-roda kereta,
gedebak-gedebuk kaki-kaki kuda di jalan, dan terlebih lagi—degupan jantungnya.
Derian Miller
datang j uga, "Aku mau melepas kepergian anak itu," katanya, tentu saja maksudnya
Farold, bukan Selwyn.

Namun Thorne bertanya, "Anda mau mengatakan sesuatu ... sebelum kita
membaringkan dia?" Derian menggelengkan ;pala.
Ac zzz

"Tidak ada," kata penggiling itu. "Ia anak yang baik, ia akan 1 enang."
"Amin," gumam Linton, ingin menganggap ucapan itu sebagai doa agar ia—yang juga
sanak saudara yang meninggal— tidak diminta untuk memimpin doa.
"Amin," yang lainnya bersama-sama mengifcucfc'**
Bowden, sebagai pemimpin, seharusnya ada di sana juga. Ia
menggunakan alasan harus ada seseorang yang tinggal untuk mengawasi ayah Selwyn,
walaupun alasan yang mungkin ia tidak mau berjalan kaki sepanjang uga mil. Bowden
hanya bisa memberi perintah, bukannya melakukan sesuatu. '
Seperti biasa, Thorne mengambil alih ketidakhadiran Bowden, cepat- cepat sebelum
didahului Linton. "Adakah yang ingin mengatakan sesuatu atas nama Selwyn?9
tanyanya.
Orang-orang saling memandang dengan tidak enak hati. Tak ada yang memandang
langsung ke arah Selwyn.
Linton mendengus.
Holt, si pandai besi berkata, "Ia juga anak yang baik karena
kejadian ini."
Linton mendengus lagi.
Pujian yang begitu bersemangat. Riwayat hidup yang begitu menyentuh. Meskipun
akan mati, Selwyn merasa pedih dan marah. Jika
ia benar-benar meninggal dan bukannya dihukum mati, apakah teman- temannya
dapat menemukan kata-kata? Selwyn, mungkin mereka akan berkata ... Ia kembali
memikirkan eulogi sebelumnya untuk Farold: Selwyn, mungkin teman-temannya akan
berkata, ia tidak seburuk penjahat yang mati di teras rumah kita,
Jalan masuk ke gua kuburan adalah buatan orang yang terbuat dari tumpukan tanah
dan batu, dan ditutup batu yang ukurannya paling
tidak sebesar kereta kuda Orik. Untuk meng-gerakkannya perlu empat orang,
termasuk Holt Blacksmith.
Di belakangnya adalah kuburan tempat penduduk Penryth yang telah
dimakamkan sejak dulu.
Bau pengap busuk dan debu keluar sewaktu pintu terbuka— tidak seburuk, ah
akhirnya, bau Farold. Tapi orang-orang meng-ikatkan kain untuk menutupi hidung, ini
tanda-tan da yang tidak baik—
Ac zzz

betul-betul tanda tidak baik—dua pria membungkuk untuk mengangkat Farold, dan
beberapa orang lagi berkerumun di sekitar Selwyn, siap untuk menuntun, menyeret,
meng-angkatnya ke dalam kuburan, apa
saja yang perlu dilakukan.
Semestinya ia jalan sendiri—ia ingin orang-orang dapat bercerita kepada keluarganya
kalau ia berjalan menuju akhir hidupnya dengan martabat—namun ia mencoba untuk
berhenti sebentar dan melihat
Anora terakhir kali nya, meskipun gadis itu masih mcnyembunyikan wajahnya,
menangis, dan orang-orang berpikir kalau ia melawan.

Tlba-tiba ia dicengkeram dari bawah kedua lengannya dan ditarik ke depan begitu
cepatnya sehingga ia tak dapat menjejakkan kakinya dengan benar, begitu kuat
mereka menyeretnya, dan semakin iaber- juang untuk berdiri sendiri, semakin orang-
orang itu mengira kalau ia melawan.
Lalu mereka melintasi tanah tidak rata di jalan masuk yang terbuat
dari tumpukan tanah dan batu. Mereka pun menuruni tanah curam yang berliku-liku.
Obor membuat bayangan berkelap-kelip di dinding terjal dan langit-langit gua.
Kuburan dalam bukit ini telah diukir oleh alam, tapi orang-orang zaman dulu sudah
menghaluskan beberapa jalan, meskipun tidak terlalu banyak Beberapa bagian di
Jalan itu mudah membuat orang tersandung atau tergelincir. Dan kemudian—-
yaampun— bau amat busuk, sehingga seluruh penduduk desa yang sudah mari
meneriangnya. Kuburan yang paling baru adalah kuburan
25
Snell—baru setahun mati karena kecelakaan tertebas sabit besar
sewaktu memotong rumput-rumput kering.
Mayat-mayat terbaring di ceruk atau dideretkan di dinding, dan beberapa diletakkan
di atas yang lain. Kain-kain kafan telah hancur atau compang-camping, dan sedikit
memperlihatkan daging
kecokelatan yang telah hancur atau tulang-tulang.
Selama beberapa menit lamanya mereka berjalan melintasi jalan dengan deretan
mayat.
Selwyn mendengar bunyi derakan dan melihat Thome yang memegang
kalti Farold yang tanpa sengaja menginjak sepotong tulang. Linton yang memegang
bagian pundak Farold, me-nendang apa saja yang tersisa ke dinding. Sesuatu yang
Ac zzz

gelap dan berbulu lembut keluar melintas dengan cepat dan meng-hilang ke dalam
sebuah celah. Bahkan seandainya Selwyn sedang berjalan dengan kekuatannya
sendiri, hal im cukup untuk membuat lututnya seperti mencair. Jalan menikung ada
di depan mereka, tapi Linton berkata sambil terengah-tengah, "Cukup. Ya ampun,
sudah cukup.* Dan Thorne, yang biasanya senang, membantah apa pun yang diusulkan
Linton, setuju.
Ada celah di dinding yang dibuat dari seonggok kain kafan dan dari
bentuknya membuat kita yakin bahwa mayat di dalam nya sudah menjadi tulang-
tulang. "Pindahkan yang di sebelah sana untuk yang ini," kata Thorne. i
Dua orang yang menyeret Selwyn memindahkan mayat im karena tempat
im akan dipakai meletakkan mayat Farold, tapi kain kafan lapuk itu hancur di tangan
mereka, sehingga menumpah-kan tulang-tulang rapuh seperti kapur dan pecah di
tanah.
Thome memberi isyarat bahwa hal im tidak apa-apa, dan mereka sebaiknya tetap
memindahkan nya, semakin cepat
semakin baik. Ia dan Linton membaringkan Farold dalam ceruk berdebu itu.
"Bagaimana dengan dia?" tanya Linton, sambil menggerak-kan kepalanya ke arah
Selwyn.

"Dudukkan saja dia," peri n tah Thome. Seseorang mendorong kaki Selwyn, dan
mendudukkannya dengan keras di atas kerikil hal us lantai gua.
Thorne mengambil sepotong tali yang dililitkan di Ucat
pinggangnya, lalu mengikat mata kaki Selwyn agak longgar. Kemudian ia mengambil
pisau belatinya. "Apa yang kauiakukan?" tanya Raedan.
Selwyn tidak sadar ada Raedan di situ sampai ia mendengar suaranya. Jangan
hentikan dta, pikir Selwyn, ingin mencegah niat baik Raedan. Apabila Thome mau
mempercepat kematian-nya, ini mungkin lebih baik.
Tapi Thome berkata, "Aku akan memotong sedikit tali pengikat pergelangan
tangannya."
"Kenapa?" Linton menuntut jawaban. "Kalau kau tidak tahu, aku tak
bisa menerangkannya." Thorne mengiris tali itu, cukup kendor, sehingga Selwyn harus
berusaha melepaskannya sehingga ia tak sempat mengikuti rombongan pengubur ke
luar, dan hal itu cukup menenangkan hati Thome.
Ac zzz

Linton berkata, "Yah, baiklah, pertama-tama ia akan mem-buka sumbatnya, lalu kita
harus mendengarkan teriakannya di belakang kita."
"Dan kita harus segera keluar dari sini segera," kata Thorne. "Kita tidak akan dapat
mendengarnya jika batu penutup itu sudah ditempatkan lagi." Ia segera berbalik ke
pintu keluar gua, dengan obor yang menerangi jalan.
27
Raedan berhenti sebentar untuk meletakkan tangannya di atas bahu Selwyn, lalu
bergegas menyusul.
Lalu suara Linton yang melengking ke arah Thorne kembali terdengar, "Aku akan
mengatakan hal ini kepada Bowden."
Selwyn berusaha meiepaskan sisa untaian tali. Ia tak dapat kabur, ia tahu itu. Namun
ia kalut dan mau mendekat ke pintu masuk, di
mana udara lebih segar, dan bau kematian yang tak sabar menantikannya untuk
bergabung, tidak terlalu terasa. Cahaya obor semakin mengecil dan redup, lalu
benar-benar
menghiiang. Ia diselimuti kegelapan total—betul-betul tidak ada bedanya seperti saat
ia memejamkan mata. Yang tersisa hanya suara- suara: suara tetesan, desiran,
garutan. Serangga, katanya, bukan arwah yang marah yang kembali untuk menuntut,
"Apa yang telah kau lakukan tethadap tulangku?"
Pildrnya, ia mendengar gaung lemah dari bam besar pintu masuk yang berguling. Atau
mungkin bukan. Ia berada j<zu/> di dalam gua.
Teman-teman dan para tetangganya tadi mungkin sudah setengah jalan menuruni
bukit meninggalkan Selwyn. 'Mereka sedang memutar dan menarik,' pikirnya sambil
berusaha me-mutuskan tali yang sudah dikendurkan oleh Thorne. Seperti yang sudah
diperingatkan Linton, yang pertama kali ia lakukan adalah meiepaskan sumbat. Ia
mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia berani. Ia tahu hal im

percuma—bahkan seandainya penduduk desa dapat mendengarnya, tapi memang


tidak mungkin—tapi ia tak dapat menahannya. Ia bertertak- teriak dan menjerit
memanggil mereka untuk kembali.
Akhirnya lama setelah suaranya serak, ia dapat meiepaskan si mpul
yang mengikat pergelangan kakinya. Ia perlahan berdiri, dan meregangkan tangannya
dalam kegelapan. Ia menyeretkan
28
Ac zzz

kaki ke depan dengan hari-hati. Kemudian tangannya menyentuh sesuatu, seperti


jaring laba-Jaba dan berdebu, yang lebih baik
tetap tidak disentuh. Di sebelah kanan tampaknya bersih. Tapi entah bagaimana
rasanya potongan-potongan tulang ada di bawah kakinya, dan kakinya tergelincir. Ia
mcletakkan tangannya untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh dan mendarat di
atas satu mayat. Kain kafan dan tulang ambruk di bawah tekanan tangannya yang
terempas, sehingga mengebulkan kepulan debu berbau tajam. Masih dalam posisi
merangkak, Selwyn mundur cepat-cepat, berusaha keras tidak mengisapnya. Tapi
sekarang sesuatu melibat di sekitar pergelangan kaki kirinya. Talinya sendiri? Atau
salah satu yang membungkus mayat? Atau mayat itu sendiri?
' Selwyn mengibaskan pergelangan kakinya dan berdiri, kepalanya
terben tur. Pastil all langit-langit melengkung men-jorok ke dinding, yang artinya ia
perlu mundur selangkah. Tapi ke arah im ada mayat lain. Ke sebelah kiri, dan tulang
keringnya membentur bam yang menjorok keluar. Sekali lagi ia jatuh— di atas mayat
lagi. Mayat itu menahan be rat badannya, dan memastikan bahwa itu mayat Farold.
Selwyn mem biarkan dirinya jatuh ke lantai. Toh ia tak dapat
menemukan pintu masuk im. Lebih baik ia tetap diam. Lalu, seandainya arwah yang
marah benar-benar datang untuk men uduhnya, ia dapat berkata, "Bukan aku yang
mengganggu istirahatmu. Pergilah, hantui mereka yang masih hidup!"
EMPAT
3s
Selwyn menarik napas melalui mulutnya untuk me nghi ndari bau
mayat-mayat im. Tapi ia justru merasakan bau im di tenggorokannya, yang membuat
keadaan makin buruk saja.
Ia mencoba untuk merencanakan kematiannya sendiri, meskipun ia tahu hal im masih
akan lama terjadi. Tuhan tahu ia tidak membunuh
Farold, tapi ada beberapa hal lain yang memberatkan jiwanya dan memerlukan doa.
Seperti' ke-banyakan minum ale (sejenis bir tapi lebih keras) dua minggu lalu, dan
menghasut Farold agar bertarung, yang tentu saja salah—dan juga bodoh. Selwyn
berdoa agar hal im diampuni, meskipun ia merasakan banyaknya luka memar dan
hinaan di depan umum sudah cukup untuk menebus dosanya.
Dengan dahi diletakkan di atas kedua lututnya yang tegak dan
tangannya yang didekapkan di sekeliling kakinya, ia juga
Ac zzz

berdoa untuk kedamaian mayat-mayat di sekitarnya. Secara rohaniah, ia menekankan


kata kedamaian.
Saat itu terasa suatu sensasi yang menjalar di lehernya dan dia merasa bahwa itu
pikirannya yang melantur, karena ia tak dapat melihat, atau mungkin saja hanya
tetcsan keringat. Tapi hal itu mengganggu dan inilah saat untuk memperhatikan
betul-betul, karena setetes keringat adalah hal yang dapat di-kendalikannya. Ia
menyeka lehernya dan memukul suatu benda yang berkaki banyak dan bergeliang-
geliut. Setidaknya, ia pikir benda itu sudah mati.
Ia berharap telah memukulnya sampai mati. Ia menepuk-nepukkan dada, tangan, dan
bagian-bagian belakang tubuh yang dapat dicapainya.
Mungkin-, katanya dalam hati, akan lebih mudah jika id
berkonsentrasi berdoa ... nanti.
Jam demi jam berlaJu. Suara desiran binatang berlarian ke sana kemari sedang ... ia
hanya dapat menebak-nebak, dan ia tidak suka
dengan hal im. Tapi sejauh ini mereka scpertinya malu dan berlarian kalau ia
menepukkan tangan atau meng-gerakkan kaki atau berteriak mengusir mereka. Suara
im adalah sesuatu yang lebih baik daripada bunyi berisik yang ia dengar dari serangga
yang sekali- kali menjalari dirinya.
Ia mendengar kelelawar—setidaknya ia berharap itu kelelawar, dan bukan arwah-
arwah yang gentayangan. Lalu mengapa hantu-hantu yang gentayangan di gua ini
menunggu sampai benar-benar malam, padahal
di dalam gua ini selalu malam? Apa pun im—Kelelawar, katanya pada diri sendiri,
pasti kelelawar-—jumlahnya ada banyak, mengipas- ngipaskan sayap mereka yang
keras, mendecit-decit. Ia menunduk dan me-lindungi kepalanya, karena ia pernah
mendengar kelelawar yang
H
menyangkut di rambut orang. Tapi yang ini lebih pintax. Mereka menukik ke bawah,
ke samping kepalanya, melesat sepertinya
berjarak dua atau tiga jari saja. Mereka pasti ber-maksud ke luar. Ia mencoba
mengikuti mereka, dan sekali lagi mememarkan kepala dan tulang keringnya dalam
kegelapan, dan akhirnya kelelawar-kelelawar im terbang meriinggalkari dia.
Berjam-jam kemudian mereka kembali, yang berarti pasti di luar sana hampir subuh.
Ia menunggu, namun kegelapan di sekelilingnya tidak berkurang. Begim pula dengan
dinginnya. Ia begim haus,
Ac zzz

tenggorokannya terasa termmp.


Setidaknya ada jalan keluar untuk rasa dingin seperti im, yaim lapisan-lapisan
pembungkus mayat-mayat di dekatnya. Tapi lebih
baik ia tetap kedinginan.
"Tenang," ia meyakinkan mayat-mayat di situ melalui gigi-gigjnya yang bergemeletuk
"Aku tidak akan mengambil milikmu."
Akhirnya, datang gerakan yang mungkin datang dari kelelawar-
kelelawar, meskipun—setelah memikirkannya—dia tidak yakin malam sudah datang
lagi.

Bukan, ini bukan kelelawar, mereka terbang di atas. Ini sesuatu yang bergerak
sepanjang lantai, dalam jarak tertenm tapi semakin mendekat. Sesuatu yang
menghamburkan kerikil ketika mendekat. Sesuatu yang besar. Rasa jijik dan
ketakutan terhadap serangga dan tikus-tikus lenyap seketika karena ia
membayangkan hewan-hewan pemangsa yang lebih besar. Ia memang ingin kematian
yang lebih cepat daripada mati kelaparan, atau kedinginan, atau kehausan,
tapi ini sesuatu yang akan melompat dan menyerangnya dalam kegelapan dan
merobek tenggorokannya, dan ia tidak akan tahu
apakah itu sesuatu yang akan membunuhnya atau tidak
Ini adalah hal yang didapatnya dengan tidak berdoa selagi ia punya kesempatan. Ia
pun mencoba memperbaiki waktu yang hilang itu
dengan ikhlas.
Beruang, serigaJa, atau harimau? Atau—bahkan pikiran yang membingungkan—mayat
yang iri dengan udara yang dihirupnya, atau darah yang mengaliri pembuluhnya?
Terjadilah semuanya dengan cepat, ia berdoa. Dan terakhir, dengan putus asa: Aku
turut menyesal atas segaia-galanya.
Di luar sana, secara luar biasa, terlihat cahaya redup yang
semakin terang bersamaan dengan datangnya suara-suara yang semakin
mendekat. Sebuah obor? Apakah penduduk desa merasa kasihan terhadapnya?
Tiba-tiba Selwyn sadar akan apa yang terjadi: Mereka sudah menemukan pembunuh
sebenarnya. Mereka mejjihat betapa mengerikan
kesalahan yang mereka buat dan sekarang mereka datang untuk membebaskan
dirinya, pastilah dengan putus asa berharap mereka tidak terlalu terlambat. Tapi...
Ac zzz

Tapi kalau memang begitu, bukankah mereka akan memanggil-manggil dirinya,


meyakinkan dia bahwa pe-nyelamatan dirinya sudah dekat? Bukankah mereka ingin
sekali membiarkan dirinya tahu bahwa mereka datang?
Mereka ini tidak terdengar seperti rombongan, sepertinya hanya satu orang. Bukan
ayahnya yang melarikan diri dari Bowden, bukan juga Raedan atau Merton yang
menyesal dan datang kembali. Karena jika salah satu dari mereka, ia pasti akan
dipanggil.
Pastilah im sebuah alat penerang. la dapat melihat cahaya yang memantul di dinding
gua. Ini mengurangi kemungkinan bahwa im adalah binatang yang datang untuk
memangsanya, dan ini
33
merupakan pilihan keduanya setelah diselamatkan. Apakah arwah bercahaya? Cahaya
im cukup terang, sehingga ia dapat menentukan
tempatnya, menunjukkan padanya bahwa apa pun yang mendekatinya datang dari
dalam gua pekuburan im. Cahaya im datang dari sudut. Setelah sehari penuh dalam
kegelapan total, sinar terang menyakiti matanya, dan ia mengangkat tangan
menutupi mata-nya, berharap im malaikat, tidak akan melukai, dan jika im hantu ...
Ia sangat berharap im bukan hantu. ?lr

Ia mengintip dari celah jari-jarinya.


Sesosok berpakaian hitam mendekat,. kepalanya ditutupi kerudung.
Sam tangannya terulur dan alat penerang im ternyata sama sekali bukan obor,
meskipun jauh lebih terang daripada cahaya lilin. Selwyn berdebar-debar beberapa
saat ketika menyadari bahwa im bola cahaya yang melayang-layang di atas telapak
tangan yang terulur, dan tidak tersambung dengan apa-apa. Sam tangan sosok im
memegangi ujung kemdungnya untuk menutupi bagian bawah pada wajahnya.
Bukan menyembunyikannya, Selwyn sadar. Tapi menumpi hidungnya.
Tentu saja malaikat yang diperintahkan untuk menemani arwah-arwah mari menuju
akhirat, seharusnya terbiasa dengan bau kematian. Dan— Selwyn memaksa dirinya
untuk rasional—1 juga seharusnya hanm-hanm yang gentayangan di bumi.'
Sosok itu berhenti. Ia berdiri tepat di hadapannya, melihat ke bawah di mana ia
meringkuk di lantai di antara mayat-mayat yang sudah lama maupun yang belum
terlalu lama mati.
Ac zzz

Tangan yang memegangi kerudung jatuh dan memper-lihatkan kepangan rambut yang
putih dan wajah seorang wanita tua. Wanita ma im berkata, "Kau benar-benar
kelihatan mengeri-
Jean dan bau sekaJi. Tapi siapa pun yang menguburmu jelas sekali
tak tahu apa-apa tentang orang mati."
KaJimat itu tidak kedengaran seperti ucapan malaikat atau pun hantu.
Ia menelan ludah tiba-tiba, meskipun mulutnya sama sekali kering.
"Apakah kau—" Ia harus berhenti, tenggorokannya tertarik oleh rasa haus dan rasa
ngeri.
"Ayo, hati-hati." Wanita tua itu menaikkan sebuah jarinya untuk
menarik perhatian Selwyn. "Kalau kau menanyakan sesuatu yang bodoh, aku akan
memukul kepalamu," Ia menekankan hal itu, seolah- olah mereka sudah pernah men-
diskusikan sesuatu.
Dengan suara yang getas karena kehausan, Selwyn bertanya, "Apakah
Anda mau menjelaskan sebelumnya, pertanyaan-pertanyaan apa yang bodoh itu?"
Kelihatannya tidak. Dan kelihatannya pertanyaan tadi salah
satunya. Wanita itu memukul sisi kepalanya. "Aduh." "Kan aku sudah memberi
peringatan," katanya. .
Ia memutuskan untuk tidak mengambil risiko dengan bertanya hal lain. Dia ingin
mengelak mundur, kalau saja ada tempat untuk
mundur. Yang dapat dilakukannya hanya meringkuk sengsara di lantai.
"Pertanyaan-pertanyaan bodoh," kata wanita tua im menjelaskan,
"yaitu seperti Apakah aku mati?' atau Apakah kau mati?' atau
Apakah kau hantu?"'
Bagi Selwyn, pertanyaan-pertanyaan itu terdengar rasional. Mungkin wanita itu dapat
melihat apa yang dipikirkannya karena
sepertinya dia sedang bersiap untuk memukulnya kembali.
35

Untuk mengalihkannya, Selwyn bertanya, meskipun tenggorokannya sakit jika bicara,


"Lalu bagaimana kalau aku menanyakan Anda:
'Siapa, atau apakah Anda?' Aku tidak bertanya siapa atau Anda itu apa," ia cepat-
cepat menambahkan: "Aku bertanya: Apakah suatu pertanyaan yang bodoh kalau aku
bertanya: Siapakah atau apakah Anda?'"
Ac zzz

Wanita im perlu beberapa waktu lamanya untuk mencerna kalimat im. Akhirnya ia
memukul lagi, tapi Selwyn melihat gerakannya dan merunduk, sehingga pukulan
wanita tua im hanya mengenai telinganya.
"Im untuk pertanyaan Apakah Anda?' Siapa lagi gerangan aku, di tempat semacam ini,
dengan alat penerang seperti ini, mencari sesuatu dari orang mati?0
Selwyn menelan ludah, meskipun ia benar. jelas sekali, wanita itu adalah penyihir.
Wanita tua im melanjutkan. "Tapi aku tidak memukulmu karena
bertanya siapakah aku, karena tak mungkin kau sudah tahu hal im. Namaku Elswyth."
Ia lalu memukul lagi.
"Untuk apa im?"
'Agar kau tidak meminta air, yang kelihatannya sangat kau
perlukan." Kemudian ia meletakkan bola betcahaya im di atas kepalanya—atau lebih
tepatnya sejengkal di atas kepalanya— dan membuka apa yang dikiranya bongkok
punggung wanita tua itu. Sebenarnya im adalah sebuah tas punggung. Cahaya itu
menurun dan mengikuti wanita tua im ketika ia duduk di lantai. "Gerakannya lebih
lemur dari umurnya yang dapat di-tebak Selwyn. Ia merogoh tasnya dan
mengeluarkan kantong kuiit minuman anggur yang diulurkan padanya. Kantong im
berisi air, apek dan hangat, dan begitu enak daripada apa pun. Bagian dalam
tenggorokannya yang kering membuka, namun
ia tidak ingin kelihatan serakah dan egois—apalagi di depan
seorang penyihir yang dapat menyeimbangkan bola cahaya di atas kepalanya dan
punya kecenderungan untuk memukul. "Terima kasih," katanya, sambil
mengembalikannya masih setengah penuh. "Habiskanlah," katanya. HItu semata-mata
air. Aku belum memantrainya."
Belum pernah terlintas dalam pikiran Selwyn untuk khawatir bahwa seorang penyihir
dapat memberinya air yang dibacakan mantera.
Akhirnya ia mengatakan hal ini. Selwyn tetap meng-habiskannya karena bahaya apa
pun yang ada di dalamnya sudah diminumnya. "Terima kasih," katanya lagi, jauh lebih
lembut.
"Terima kasih kembali.-;
Selwyn menatapi barisan mayat di gua di sekelilingnya dan berpikir sekaligus ingin
mengenyahkan pikiran tentang apa yang diinginkan wanita tua im dari orang mati.
Elswyth merasa kasihan dan menjawab pertanyaan tanpa membuat
Selwyn menanyakan nya. "Untuk satu mantraku, aku perlu seikat
Ac zzz

rambut orang yang baru mati. Kudengar dari orang-orang, ada yang baru meninggal di
Penryth di seberang hutan, jadi aku ke pekuburan gua ini." Ia menatap Selwyn dengan
mata menyipit, "Kuharap yang dibicarakan orang-orang itu bukan kau. Tak ada
gunanya kalau begitu. Apakah seseorang mengira kamu sudah mat?l"> ¦
b "Tidak," Selwyn meyakinkannya. "Yang mati im Farold." 3a
melambaikan tangannya ke arah mayat itu. Mayat Farold mulai berbau, bau hal us
memualkan yang berasal dari sebelah kanan-nya. "Aku di sini sebagai hukuman karena
sudah rriembunuhnya -—bukanj^ ia menambahkan dalam satu tarikan napas, "aku
yang membunuhnya. Tapi aku dituduh melakukannya." Ia tidak tahu apa yang dapat
disimpulkan dari pandangan yang sedang diarahkan Elswyth kepadanya. Apakah
wanita itu mem-percayainya? Atau, karena
ia seorang penyihir, apakah ia lebih senang mendengar bahwa Selwyn benar-benar
pembunuh?
Elswyth berkata, "Jadi penduduk desamu menuduh kau membunuh dan
menjatuhimu hukuman mati chVsini di sisi korbanmu?",;.jj Tidak tahu di mana—jika
ada—harapan untuk selamat, Selwyn mengangguk.
Elswyth berkata, "Keringat dari dahi orang yang dijatuhi hukuman
adalah salah satu bahan untuk beberapa mantra. Bolehkah kuminta?..
.sebagai balasan air yang kuberi padamu? Aku sangat percaya pada pembayaran
karena balas budi." Kemudian ia merogoh-rogoh ke dalam tasnya.
Selwyn melihatnya dengan pandangan ngeri. Elswyth tidak peduli: Baginya,
pembunuh atau korban yang tak bersalah dari keadilan yang salah tak ada bedanya.
Selwyn berkeringat, meski ia kedinginan ketika Elswyth mengambil secarik kain
woiyang diambil dari tas punggungnya dan mengusap dahinya dengan kain im.
"Bagus," kata Elswyth. Ia melipat kain itu dan memasuk-kannya dalam kotak kayu
kecil. "Baiklah. Ini akan berguna. Sekarang,
apakah kita akan mendiskusikan balas budimu karena aku mengeluarkanmu dari sini?
Aku kira kau mau keluar dan sini—kecuali kau sudah begim dikuasai rasa bersalah
hingga yakin kau pantas untuk meninggal dengan cara seperti ini.
"Aku sudah mengatakan pada Anda," Selwyn berkata, "Aku tidak melakukannya.0
Elswyth tanpa reaksi menunggu jawabannya.
38
Ac zzz

"Tentu saja aku mau keluar dari sini," kata Selwyn. "Aku akan melakukan apa saja
yang Anda inginkan jika Anda me nolongku."
Elswyth memukul kepala Selwyn. "Itu," Selwyn dapat mendengar
begitu dengung di telinganya lenyap. "untuk ketolok anmu dalam hal tawar-menawan
Begini saja. Kau berutang padaku satu tahun
melayani: pekerjaan rumah tangga, menebang kayu bakar,
mengambilkan bahan-bahan untuk mantraku pokoknya apa saja yang kusuruh. Selama
satu tahun."

"Tidak," kata Selwyn, tiba-tiba menyadari apa yang dapat terjadi padanya.
"Terlambat. Kau sudah setuju sebelumnya. Kau beruntung karena suasana hatiku lagi
enak, sehingga aku tidak mengatakan kau berutang seluruh hiduptnu kcpadaku." la
menggelengkan kepalanya. "Anak bodoh," ia menggerutu, mulai bangkit. "Dengan cara
apa lagi wanita setua aku mencegahmu untuk mengikutiku keluar dari sini dan
bebas?" Pikiran betapa bodohnya Selwyn, mendorong wanita itu memukul lagi.
Selwyn melihat gerakan itu,—tapi menyadari begitu bodohnya ia*— Selwyn tidak
mengelak.
LIMA
Penyihir Elswyth mengambil sebilah pisau dari tasnya dan sekali
lagi memegangi ujung jubah yang menutupi hidungnya. la mengendus. Sekali endusan
untuk langsung menemukan Farold. Semua yang dilakukan Selwyn dalam gelap—-
berjalan sepanjang dinding dengan resiko mcmbangkitkan kemarahan roh-roh orang
mau yang tersandung oleh nya—telah mem-bawanya kurang dari dua belas langkah
dari tempat Farold.
"Tunggu," kata Selwyn berbisik dengan ngeri, melihat iengan Farold
yang terjuntai. "Ia bergerak." mggtli
Elswyth mengendus lagi. Ia berkata kepada Selwyn, "Kau bau sekali. Ia betul-betul
bau orang mad."
Tapi kara-kara im sama sekali tidak mengurangi ketakutan
40
41
lengan yang terjuntai dan melipatnya di dada Farold, seakan-akan
ia juga percaya akan adat-istiadat kepantasan. "Mayat akan menjadi kaku," katanya
pada Selwyn. Ia menggoyang-goyang-kan lengannya
Ac zzz

yang sudah tidak terikat itu. "Lalu menjadi lemas lagi. Tak ada yang perlu ditakuti di
sini, kecuali kalau besok mayat ini akan
mulai membusuk dan kita sudah pergi jauh-jauh dari sini."
Dan kecuali, pikir Selwyn mengamat-amati, Elswyth juga tampak jauh lebih
berpengalaman mengenai mayat-mayat daripada siapa pun.
Elswyth membungkuk dan memotong seikat rambut cokelat muda Farold, lalu
membungkusnya dengan secarik kain wol tak dikelantang dari
tas punggungnya. Setelah selesai ia menyelipkan kain im lagi ke bawah tubuh Farold
dengan begitu hati-hatinya seakan menyelimuti
seorang anak yang sedang tidur.
"Urusanku di sini sudah selesai," katanya kepada Selwyn, "kecuali kau mau mencuri
pisau-pisau atau cincin atau barang berharga yang
dikuburkan bersama orang-orang ini."
"Tidak," Selwyn dengan penuh semangat meyakinkan nya. Lalu, untuk pertama
kalinya ia berpikir mungkin Elswyth memang tidak bermaksud serius dengan semua
usul-usulnya»"Tidak," ulangnya dengan lebih
tenang.
Dan Elswyth memang tersenyum.

"Ayo," Elswyth menyapukan bola pijar dari tempamyayang sejengkal jaraknya dari
kepalanya sehingga sekali lagi melayang di atas telapak tangannya. "Pelayananmu
dimulai sejak sekarang. Kau akan memulainya dengan membawakan tasku."
"Elswyth," panggil Selwyn. Tampaknya meteka sangat akrab, mengingat umur mereka
yang terpaut jauh:Tapi Selwyn
Melihat ekspresi wajahnya, Elswyth membentak, "Ia tidak bergerak."
"Maksudku bukan sekarang." Selwyn tidak bersedia mendekat. Bola
ajaib yang melayang-layang di atas kepala Elswyth cukup terang untuk mengusir
bayang-bayang, dan hal ini ada untungnya dan juga tidak. "Tapi..." Pertama-tama ia
menunjuk ke arah mayat yang ditutupi kain, lalu ke arah lengannya yang dibungkus
kain lain, karena Farold sudah kaku sebelum para wanita desa menyiapkan
penguburannya. Hal itu yang terakhir kali dilihat Selwyn ketika obor-obor itu dibawa
pergi: Farold diietakkan ke dalam dinding, lengannya ditempelkan lurus keluar. Tapi
sekarang tergantung ke bawah, masih terbungkus, dan tepinya hampir menyapu
lantai. Apakah aku memarahkan lengannya? Selwyn berpikir, merasa ngeri, mengingat
Ac zzz

bagaimana ia tadi menginjak mayat Farold dalam kegelapan. Apakah arwah Farold
akan gentayangan karena hal itu?
Tentunya tidak semarah terhadap siapa pun yang sudah membunuhnya, Selwyn
meyakinkan dirinya sendiri. Tentunya orang yang sudah mengalami suatu
pembunuhan tidak akan marah pada orang yang secant
tak sengaja memarahkan tangannya.
Elswyth menggelengkan kepalanya sambil menatap Selwyn, seakan-akan seluruh
pikirannya terbaca di wajahnya. Jika wanita tua itu
berdiri cukup dekat dengarmya mungkin* h sudah memukul Selwyn lag?. Sambil
menekan ujung jubahnya lebih kencang lagi. ia menggunakan pisaunya untuk
membuka keliman yang dijahit wanita- wanita desa untuk menjahit pembungkus
mayat Farold. Ia mengerutkan wajahnya sambil melihat mayat yang telah berusia dua
hafi,tmK— membuat Selwyn mempertimbangkannya kembali. Lalu ia mengambil
udakyakih bagaimana memanggil seorang penyihir. Tentu saja bukan dengan "Tuan
Putri. Yang Dipertuan Tidak Agung?w1fofia dia menyebutkan namanya Elswyth, entah
benar-benar nama-nya atau
bukan.
Ia menoJeh untuk memandangi Selwyn dengan ekspresi wajah yang
tampaknya bukan karena keberatan dengan keakrabannya, tapi ekspresi siap-siap
untuk menerima—dan ingin menyelesai-kan cepat- cepat—omong kosong apa saja
yang mungkin ia rencan akan.
Selwyn cepat-cepat berkata. "Aku mengkhawatirkan keluargakuJ" > Elswyth menoleh
sekeliiing gua kuburan. "Mereka ada di sini?" dengan nada suara yang curiga.
"Tidak," kata Selwyn cepat-cepat, sebelum Elswyth berubah menjadi
tidak percaya pada apa pun yang dikatakannya. "Tapi mereka tahu aku dibawa ke
sini."

Elswyth tidak melihat adanya hubungan hal tersebut. Ia memberi isyarat untuk terus
menjelaskan sambil menggerak-gerakkan tangannya sehingga bola pijarnya pun ikut
bergerak dan membuat pusing siapa pun yang melihatnya.
"Mereka tidak sadar bahwa Anda sudah ...," ia ragu-ragu sejenak, lalu berkata,
"menyelamatkanku." Elswyth mendengus. Selwyn menarik
napas panjang. "Mereka tidak sadar bahwa Anda telah menyelamatkanku." Ia
berhenti, merasa tak pasti.
Ac zzz

"Jadi mereka akan terkejut dan tahun depan akan senang, ya kanln
ia mengatakannya dengan nada yang menyiratkan bahwa ia tidak percaya sepenuhnya
kaku hal im yang benar-enar menjadi masalah. Selwyn cepat-cepat berkata, karena
wanita itu mulai mem-ikkan badan. "Tapi ayahku ... aku khawatir tentang ayahku.
43
Ia mungkin akan melakukan hal yang gegabah dan bodoh.
Mungkin ia akan berusaha menyelamatkanku sendiri, atau me-nentang
Bowden yang menjatuhkan hukuman seperti ini padaku. Dan Bowden mungkin akan
melakukan hal yang sama padanya, atau membunuhnya seketika itu juga."
Elswyth memandangnya sambil termenung.
"Aku khawatir jika ayahku tidak tahu aku selamat, ia akan melakukan hal yang
gegabah dan akan membahayakan ke-selamatannya sendiri."
Elswyth berkata, "Apakah kau sedang mencoba meminta sesuatu?"
Ia seorang penyihir, Selwyn mengingatkan dirinya sendiri. Meskipun kenyataannya ia
terlihat seperti seorang nenek biasa, ia tidak terbiasa dengan perasaan cinta dan
perhatian terhadap keluarga. "Aku minta apakah pengabdianku boleh dimulai besok,"
ia meyakinkan Elswyth dengan tergesa-gesa. "Aku akan menemani Anda ke mana saja
Anda ingin pergi. Tapi aku ingin mampir dulu ke rumah agar orang tuaku melihat aku
baik-baik saja, dan memberi tahu mereka aku akan kembali tahun depan."
"Tapi kamu tidak akan kembali tahun depan," kata Elswyth menjelaskan. "Tentu saja
penduduk desamu dengan geram akan
mengakhiri hidup yang masih kaumiliki ini."
"Oh.** Selwyn malu karena is-tidak berpikir ke situ. "Ya sudah, aku akan mengatakan
pada orang tuaku kalau aku baik-baik saja, tapi tenm saja aku tidak akan dapat
kembali ke rumah. Mereka akan
puas dengan hal im, jika memang harus begitu, asalkan mereka tahu aku selamat"
Elswyth menggelengkan kepalanya. "Jika kamu curiga kalau ayahmu
mungkin akan mencoba menyelamatkan dirimu dan membalas dendam, tenm saja
orang lain akan punya pikiran
44
yang sama. Mereka akan mengatur orang untuk mengawasi-
riya i

Rasanya suiit bagi Selwyn untuk menerima bahwa wanita itu mungkin benar.
Ac zzz

"Jadi," Selwyn berkata dengan putus asa, "dapatkan Anda mengirim kabar kepada
mereka?"
"Apakah sebelum atau sesudah ayahmu mencoba rencana gegabah nya dan dihukum
karena itu?"
"Baiklah, Anda punya usul?" Selwyn berteriak karena frustasi. "Biarkan duniayang
mengaturnya secara alami," kata Elswyth. "Kita tidak membicarakan tentang dunia,"
kata Selwyn-. "Kita membicarakan tentang keluargaku."
Elswyth memandangnya dengan air muka yang tidak menunjukkan apa yang sedang
dipikirkannya.
Selwyn mencoba mengendalikan napasnya yang tidak teratur. "Aku
ingin," katanya, "membuktikan bahwa aku tidak membunuh Farold. Itu satu-satunya
cara agar aku dapat kembali. Itu satu-satunya cara agar keluargaku kembali ke
keadaan seperti semuJa."
Alis Elswyth terangkat, tanda merasa skeptis, namun ia tidak menentangnya. "Apa
yang kauminta?" tanyanya.
"Aku minta waktu setahun yang aku janjikan ditunda sampai aku membuktikan
ketidakbersalahanku."
"Dan apa yang kau akan tawarkan untuk membayarnya?"
Selwyn mencoba menilai Elswyth, seperti wanita im selalu jelas menilai dirinya.
"Tambahan waktu?" tanyanya ragu-ragu.
"Satu tahun lagi," Elswyth setuju.
Hati Selwyn menciut. Tapi kalau ia dapat bertahan selama sam tahun untuk
pengabdiannya, pastilah ia dapat bertahan hingga dua tahun.
45
Elswyth berkata, "Kau akan memberiku dua tahun peng-abdian karena menunda untuk
mcmulainya sampai esok pagi."
"Esok pagi?" Selwyn menciut. "Kau minta untuk semalam,"
"Tapi im untuk menerangkan kepada orang tuaku," Sehvyn berkata,
"bukan untuk berusaha membuktikan ketidakbersalahanku." Wanita im mengulurkan
tangannya untuk menunjukkan ia sudah bersikap terbuka dan berbaik hati. "Berapa
lama itu? Jika kau tidak pernah berhasil, apakah artinya kau tidak akan pernah
menjalankan kewajibanmu padaku? Harus ada batas waktu kalau kau akan datang
padaku, entah kau berhasil melakukan apa yang kau minta atau tidak." Selwyn ingin
Ac zzz

mengatakan bahwa ia kira hal im adil, ketika Elswyth berkata, "Sam minggu. Sebagai
penukar waktu bebas selama seminggu, kau akan memberiku tiga tahun."
"Tapi ..."
"Jika kau tidak berhasil dengan apa yang kauniatkan im dalam seminggu, apa kaupikir
kau akan pernah dapat melakukannya? Jika pada akhir minggu kau merasa hampir
membuktikan ketidakbersalahanmu, datang dan bicaralah kepadaku. Kita akan lihat
apa yang dapat kita atur selanjutnya."

Selwyn punya bayangan bahwa seluruh sisa hidupnya akan dihabiskan untuk
mengabdi.
"Setuju atau tidak?" tanya Elswyth.
"Semju," kata Selwyn karena ia tidak punya pilihan lain. "Kecuali..."
Kaiimat im membuat Elswyth berhenti dan berbalik. 1 Elswyth
mengembuskan napas keras-keras, seakan-akan dia yang selalu kalah dalam tawar-
menawar im. "Apa?"
Berapa yang harus kubayar untuk membcli mantra dari Anda?"
Selwyn sama sekali tidak senang dengan senyuman Elswyth karena pertanyaan itu.
"Mantra seperti apa?" tanyanya. "Mantra untuk membuktikan ketidakbersalahanku."
"Kau harus lebih spesifik," katanya. Selwyn
menimbang-nimbang. Hanya ada dua orang yang tahu fakta bahwa dirinya tidak
bersalah: dirinya sendiri dan si pembunuh. Ia meiemparkan pandangan gugup ke arah
mayat Farold yang terbungkus kain kafan. Ya, sebetulnya, dengan menghi tung yang
mati ini jadi tiga orang yang tahu. Ia menelan ludah dengan susah payah dan berkata
kepada Elswyth, "Anda tahu banyak tentang mayat."
"Aku banyak membaca," ia berkata kepada Selwyn dengan senyuman tak
berdosa.
"Anda tahu bagaimana menghidupkan orang main „' "Tidak," katanya. Tapi ia berhenti
dengan hati-hatl Selwyn menahan napas, bukan karena mencium bau tidak enak
Elswyth berkata, "Ya, mungkin. Tapi
hanya sementara. Dan itu ter-gantung pada..."
Selwyn hampir tidak dapat bersuara, karena sadar ia men-ceburkan diri ke dalam
ilmu sihir paling hitam. Ia bertanya, "Pada apa?"
Elswyth mulai menghitung dengan jari-jarinya yang ber-bonggol, membuat bola pijar
ajaib berputar. "Ramuan yang tepat. Dan kebetulan aku membawanya." Ia
Ac zzz

menggerakkan jarinya yang kedua. "Sudah berapa lama orang itu mati." Ia juga
melihat ke arah Farold. "Dalam hal ini mungkin ada suatu
47
komplikasi." Ia menggerakkan jarinya yang ketiga. "Dan keinginan
orang mati im untuk kembali."
Kata Selwyn, "Aku akan memberimu satu tahun dari hidupku untuk membangkitkan
Farold dari kematiannya. Hidupkan ia cukup lama agar di depan umum dapat
menyata-kan bahwa aku tidak membunuhnya."
"Oh, tidak," kata Elswyth, hampir tertawa karena berapa meng- gelikannya tawaran
im. "Pembuatan mantra im sendiri akan membuatmu membayar dengan tiga tahun,
entah Farold-mu im memilih untuk mengacuhkan panggilan mantra im atau tidak."
Tiga tahun! pikir Selwyn. Tanpa kepastian apakah akan berhasil atau tidak. Pertama
dia sudah menyetujui setahun untuk tindakan Elswyth yang menunjukkan jalan keluar
dari gua, dan setahun lagi
karena tidak langsung memulai pengabdiannya segera, dan ...

katanya, "Jika Farold membersihkan namaku malam ini, aku tidak akan memerlukan
seminggu ekstra yang sudah kita diskusikan." Elswyth memberikan senyuman
menakutkan im lagi. Tapi kau sudah setuju*
Selwyn menggertakkan giginya. Enam tahun. Tapi pilihan apa lagi yang ia punya? Ia
mengangguk.
Sekali lagi Elswyth meletakkan bola ajaib di atas kepalanya agar tangannya bebas.
"Bawa mayat im ke sini," ia menyuruh Selwyn. "Maksud Anda menyentnruiya?"
Elswyth memukul kepalanya. "Jika kaukatakan bahwa kau dapat memindahkan dia
tanpa menyentuhnya dengan sihir," kata wanita im, "Aku akan minta maaf
karenanya."
Selwyn menahan napas sebanyak-banyaknya, melenturkan jari-jarinya,
menutup matanya, dan berharap ia akan bangun
48
dari mimpi yang menakutkan itu. Tapi akhirnya ia harus berjalan ke
tempat mayat Farold terbaring, harus meletakkan tangannya di bawah mayat itu, dan
harus mengangkatnya— mayat yang terkulai itu. "Jangan khawatir," kata Elswyth, "ia
tidak akan pecah sampai beberapa hari lagi."
Ac zzz

Selwyn mulai muntah, meskipun ia belum makan sejak pagi satu setengah hari
sebelumnya.
Elswyth menunjuk mayat lain yang ditempatkan di dinding dan diletakkan di atas
tandu. "Berikan padaku sedikit kayu dari tandu
mayat itu."
Tidak ada gunanya memprotes. Potongan-potongan tulang kering berjatuhan dengan
mudah di tangan Selwyn—mayat itu telah lama
terbaring di sana. Walaupun begitu, Selwyn ber-bisik minta maaf. "Berlututlah," kata
Elswyth, "dan jangan memotong lingkaran." "Lingkaran apa?" Selwyn mulai bertanya,
tapi Elswyth sudah siap menggoreskan sebuah tanda di lantai batu karang dengan
bam bercahaya yang diambilnya dari tas punggungnya —sebuah lingkaran yang cukup
besar untuk mengelilinginya, Selwyn dan Farold, juga kayu yang sudah
dibawanya.j5elanjut-nya, Elswyth mengatur kayu im menjadi tumpukan kecil yang
rapi, dan mencoba menciptakan percikan api dengan meng-gunakan bam api, baja,
dan sedikit rami.
"Tak dapatkah Anda membuat api dengan sihir?" tanya SeJrwyn. "Kita tak dapat
menggunakan sihir untuk membuat sihir," kata
Elswyth kepadanya. "Dan setiap kali kau berbicara,; kau mengisap energi dan
membuat mantranya melemah."
49
Selwyn menduga Elswyth mengatakan im agar dirinya diam, tapi ia berhenti
bertanya, siapa tahu saja benar.
Begim api menyala, Elswyth mengambil pot tembikar kecil dari tas punggungnya dan
menempatkannya di atas api. Ia mengosongkan botol
kecil ke dalam pot: satu cairan merah terang jernih—seperti bam delima yang
meleleh, pikir Selwyn; satunya lagi sesuatu yang tebal

ungu kehitaman yang harus dikocoknya dulu untuk dikeluarkan dari tempatnya. Bahan
im membuat suara hisapan yang keras ketika akhirnya bergeliang-geliut keluar dan
jatuh dengan suara ributpop ke dalam ramuan merah yang sudah bercahaya im.
Terdengar suara
«/«*, asap biru, dan bau tak enak yang sejenak membuat Selwyn lupa akan bau
tempat ia sedang berada.
Ac zzz

Elswyth membuka kain penutup Farold kembali dan memotong lagi segumpal
rambutnya.
Kulitnya berwarna kehijauan mengerikan. Tanpa sadar Selwyn
beringsut mundur dengan lututnya. Sambil menatap tajam, Elswyth menangkap
petgelangan tangannya sebelum ia memutus lingkaran. Dia sudah berbicara tentang
keinginan orang mati untuk kembali dan Selwyn heran. Ia mengira setiap orang mati
akan gembira hidup kembali, meskipun untuk sementara. Sekarang, dengan melihat
keadaan tubuh dari mayat yang akan mereka hidupkan, Selwyn menjadi tidak yakin.
Elswyth menempatkan rambut Farold ke dalam pot bet-sama bermacam- macam
dedaunan dan bubuk dari tasnya. Akhirnya ia menarik tulang betis manusia yang
kering dan putih. Ia melambai-lambaikannya, mengembuskan asap biru dari pot
tembikar ke arah Farold dan mulai memanggil-manggil nama Farold.
Selwyn merasakan kepalanya ringan, meskipun tanpa asap.
Dalam lantunan nada yang datar, dia meminta maaf karena mengganggu istirahat
Farold dan mengatakan bahwa temannya, Selwyn—yang tidak
merasa membunuhnya—membutuhkan-nya. "Kau mati belum waktunya," ia menyanyi,
"terputus, tak adil, tak adil. Temanmu yang menderita mencaripertolongan darimu
untuk membuka kedok pembunuhmu."
Ia menyentuh kepala Selwyn, memaksanya melihat Fat old, meski sekuat tenaga
Selwyn coba hindari. Ia menyerahkan tulang ini dan menempatkan ujungnya yang lain
di atas kening Farold. "Kembalilah," katanya, yang Selwyn bayangkan dituju-kan
untuk Farold meskipun ia sedang memandanginya. Elswyth memberi isyarat dan
Selwyn menyadari bahwa ia harus meng-ulangi kalimat im. "'Kembalilah,*" dia
mencicit.
"Gunakan ramuan ini..., kata Elswyth mengembuskan asap.
"'Gunakan ramuan ini...,"* Selwyn mengikuti. "Dan kekuatanku..." Itu menjelaskan
mengapa ia membantunya. Tapi Selwyn mengulangi kata-kata itii: "'Dan
kekuatanku.. .,w Apakah hanya imajinasinya
saja, atau ia benar-benar merasa lebih lemah? Tak ada pilihan lam, katanya
mengingatkan diri sendiri.
"Dan masuklah ke dalam tubuh ini," Elswyth menyelesai-kan kalimat
itu, sambil mengisyaratkan Selwyn untuk membuat tulang itu tetap menyentuh
Farold.
"'Dan masuklah ke dalam tubuh ini.'"
Ac zzz

Tapi pada saat Selwyn berbicara, tiba-tiba terdengar suara bising


dalam gua, gempar. Tubuh Selwyn melompdn siap untuk bertahan kalau ada
serangan.

Suara itu hanya kelelawar-kelelawar yang sekali lap berputar-putar keluar karena
matahari sudah menghilang dan malam sudah tiba.
Dalam sekejap Selwyn puhh, tapi satu dari kelelawar itu—yang biasanya cerdas dan
luwes malam
sebelumnya—terjatuh di pangkuannya.
"Ahh!" suara Farold berteriak kecil dengan oktaf yang amat ringgi.
"Apa yang sudah kau lakukan?"
Selwyn melihat tulang yang diberikan Elswyth kepadanya, yang tanpa disadarinya
terangkat dari alis Farold dan—sekarang— menunjuk ke
arah atas di mana sekumpulan kelelawar menukik dan menyambar dan terbang di
atas lengkungan depan, masuk ke dalam gua besar. Mereka meninggal kan seekor
kawanannya.
Elswyth meraih mayat Farold yang tetap kaku dan kelelawar yang
mengepak-ngepakkan sayapnya. Ia gusar dan terus mencoba untuk berdiri sendiri. Ia
memukul Selwyn keras-keras. "Dasar bodoh!" teriaknya.
ENAM
Kelelawar itu kesulitan untuk berdiri tegak. Karena tak dapat berdiri seimbang, ia
terus mengepakkan sayapnya, tapi ini hanya membuatnya sedikit naik ke atas tanah,
kuat, berhenti mengepakkan
sayap, jatuh ke tanah, dan terguling. Lalu men-cobanya lagi. "Bodoh?" kelelawar itu
mengulangi kata-kata Selwyn, suaranya kecil tapi betul-betul suara Farold. "Bodoh?
Lebih dari bodoh itu namanya!"
Sehvyn mengulurkan tangannya untuk menolong kelelawar itu tersandung.
Sebagai balasan, makhluk itu malah menendangnya. Tapi ia mulai
terbang, satu kaki kecilnya terangkat, mendengking, "Oh, oh, oh, oh, oh! Dasar kamu
pengganggu!" Kelelawar itu berusaha menendang Selwyn dengan kakinya yang satu
lagi. dan menggeletak di atas punggungnya.
Selwyn mengulurkan jarinya, dan kelelawar itu tampak enggan memeganginya untuk
bangkit berdiri. la lebih meng-gunakan ibu jari kecilnya di pinggir sayap-sayapnya
sebagai tangan. Selwyn
Ac zzz

memandang kelelawar itu dengan telinganya yang lebar dan hidungnya yang besar,
lalu ke arah mayat Farold, lalu ke Elswyth. "Apa yang terjadi?" tanyanya tak berdaya.
"Apayang terjadi kelelawar im menjerit. "Apa yang terjadi
Pertanyaan bodoh apa itu? Selwyn Roweson, dasar goblok, mestinya kamu dapat
melihat apa yang terjadi. Dasar goblok" Masih berpegangan pada jari telunjuk Selwyn,
ia menendang tulang tangan kanan Selwyn, meleset, lalu merasakan dirinya terangkat
dari tanah, bergantung-gantung pada ibu jari Selwyn.
Tenm saja Elswyth berpihak pada kelelawar itu. Ia merenggut tulang dari tangan
Selwyn lalu mengacung-acungkannya ke arah nya. "Kan
sudah kukatakan untuk mengacungkan ini ke arah mayat itttr*'*

"Yah, sebetulnya," Selwyn membenarkan, "Anda tidak terlalu jelas mengatakan ..."
Wanita im memukul kepala Selwyn dengan tulang im sekali lagi. "Ya," ia setuju
supaya aman. "Ya, Anda mengatakannya."
"Lalu mengapa kau pergi dan mengacungkan nya ke arah kelelawar- kelelawar?"
"Aku tak sengaja," kata Selwyn. "Hanya saja, kelelawar-kelelawar im tiba-tiba
membuat suara ribut yang membuatku takut." "Membuatmu takut?" Elswyth dan
kelelawar memekik bersamaan.
Elswyth mengacungkan tulang im ke arah kelelawar dan berteriak ke arah Selwyn,
"Lihadah dia. Ukurannya kurang lebih sebesar jarimu. Apa yang sebetulnya
membuatmu begitu
54
55
"Terima kasih banyak, profesor." Kelelawar itu meludah ke tanah. "Itu betul-betul
potongan informasi yang tidak berguna untuk
kekacauan ini. Aku kelihatan seperti makhluk pengerat, aku merasa seperti makhluk
pengerat—siapa sih Anda hingga berani mengatakan aku bukan mahkluk pengerat,
Anda kan hanya penyihir tua!"
Selwyn melihat kilatan tersinggung di mata Elswyth. la menarik
tangannya supaya kelelawar im dapat mencoba melari-kan diri, tapi ia tetap berdiri,
goyah tapi menantang.
Elswyth mengangkat tulang itu, yang memang cukup besar untuk mengirim kelelawar
im-—atau Farold yang ada dalam tubuh kelelawar—
Ac zzz

kembali ke tempat di mananya. Tapi ia merasa kasihan terhadap makhluk berukuran


mungil im dan sebagai gantinya ia memukul Selwyn.
"Pantas saja seseorang membunuhmu," kata Elswyth kepada Farold sewaktu Selwyn
mengelus kakinya yang dipukul tapi tidak berani mengeluh bahwa serangan terakhir
im tidak adil. "Kau potongan kecil yang menyebalkan."
Kelelawar im berdiri tak bergerak selama beberapa saat. "Im betul," katanya
akhirnya, jauh lebih tunduk. "Aku sudah dibunuh. Begitulah aku telah meninggal. Aku
mendengarmu memanggil-ku, oleh sebab im aku kembali."
"Betul," kata Selwyn, senang dapat kembali ke topik pem-bicaraan yang seharusnya.
"Kami memanggilmu kembali supaya kau dapat mengatakan siapa yang
melakukannya."
Kelelawar si Farold im berkata, "Kupikir kalian memanggil-ku ke sini supaya kalian
dapat mengatakannya kepada^w."
"ApaT Elswyth membentak.
"Kamu tidak tahu siapa yang membunuhmu?" tanya Selwyn dengan ngeri.
kerakutan sampai kau harus pergi dan mengacau-balaukan mantra itu?"
"Suara ribut itulah yang mengagetkan aku," protes Selwyn. Mengapa ia selalu
membuat segala sesuatunya seperti itu sehingga ia

kelihatan bodoh?" Aku tidak takut terhadap seekor kelelawar." Ia memutuskan untuk
tidak mengatakan bahwa sekawanan kelelawar sedikit lebih menakutkan daripada
seekor kelelawar. Kemungkinan besar, Elswtyh tidak merasa terancam oleh
berapapun jumlah kelelawar, dan kelihatannya ia ingin mempergunakan tulang itu di
kepalanya lagi. Katanya, "Jadi arwah Farold kembali ke raga yang salah? Arwahnya
masuk ke dalam raga kelelawar? Dapatkah kita membatalkan mantra im?
"Tidak," kata EJswyth dengan nada yang mengindikasikan bahwa
sekali lagi dia memang bodoh. Dan kepada Farold dia berkata, "Kelelawar tidak
berdiri, jadi berhentilah mencoba."
Mati saja ternyata belum cukup," kelelawar im mengeluh, tetap mencengkeram jari-
jari Selwyn dan melompat ke atas dan ke bawah
dengan marah-marah, "dan sekarang aku harus menjadi hewan pengerat juga?" "Aku
minta maaf," kata Selwyn.
"Sebenarnya," Elswyth berkata, tampak berpikir serius, "kamu
tidak."
Ac zzz

Selwyn dan kelelawar im saling berpandangan. "Apanya yang tidak?" kelelawar


menuntut jawaban. "Dia tidak menyesal?"
Elswyth mengangkat bahunya. "Itu aku tidak tahu. Tapi kamu bukan
hewan pengerat." "Aku kelelawar,"
"Hal im betul-betul sangat berbeda. Kelelawar mempunyai muka seperti tikus, tapi
mereka betul-betul jenis yang berbeda dari
hewan pengerat."
56
"Aku kan sedang tidur, dasar bodoh, Itu terjadi di tengah malam,
hari geiap, dan"—kelelawar itu memukul tangan Selwyn dengan sayapnya, seakan lupa
ia punya sayap, dan bukannya tangan—"jika
kau melihat sebelum semua ini terjadi, kau pasti melihat kalau aku m'tikam dari
belakang"
Selwyn meletakkan keningnya di telapak tangannya. Elswyth melemparkan tulang itu,
bahkan terlalu'|f|ik untuk dipukul. "Karena betapa menggelikannya ini semua," Farold
meng-umumkan, "melihatmu bertindak bodoh lagi, Selwyn, menemui penyihir tua di
sini, kupikir aku akan kembali sekarang. Ke-hidupan setelah kematian kelihatan jauh
lebih masuk akal daripada apa yang kaulakukan."
"Tunggul* teriak Selwyn. Enam tahun. Ia baru saja mem-berikan enam tahun hidupnya
—untuk dihina oleh Farold, dipukul oleh Elswyth, dan berakhir tanpa kemajuan sedikit
pun dibandingkan keadaan pada
waktu semua ini dimulai. "Tapi kamu hendak menemukan siapa yang membunuhmu.
Itulah sebabnya kau kembali, katanya begitu."
"Dari yang aku tahu, dapat saja kamu," kata Farold. Elswyth berteriak putus asa.
"Apa-apaan sih ini—apakah ada sesuatu di air
minum kalian sehingga setiap orang di Penryth bodoh? Mengapa dia mau membayar
untuk membawa-mu kembali jika ia yang membunuhmu?"

Farold tidak bertanya apa yang harus Selwyn bayar. "Kupikir begim," katanya setuju.
"Jadi pembunuh yang sebenarnya bebas, dan aku disalah-kan?" kata Selwyn. "Dan
Bowden memutuskan aku untuk mau di sini di gua bersamamu."
57
Ac zzz

"Kupikir Bowden tidak akan membebaskanmu," kata Farold sambil mengepakkan


sayap kelelawarnya. "Dia akan merasa yakin kalau hal ini adalah sebuah tipuan. Atau
dia akan menangkapmu dengan tuntutan melakukan sihir."
Selwyn tidak membantah, kerena ia sedang memikirkan bagaimana cara bereaksi jika
ia datang membawa kelelawar yang dapat berbicara dan mengaku sebagai orang yang
sudah dibunuh. Tapi untuk menunjukkan
Farold bahwa ada untung-nya bagi Farold juga, ia berkata, "Tapi kalau kau
membantuku, mungkin kita berdua dapat menemukan siapa pelakunya dan kamu
dapat beristirahat dengan lebih tenang di kehidupan setelah kematian."
"Aku sedang beristirahat dengan tenang," gerutu Farold, "sampai kau mengganggu
aku." Tapi lalu ia berkata, "Baiklah, mengapa tidak? Lagipula aku ingin sekali lagi
melihat Anora."
Dengan disebutnya nama Anora dari mulut kelelawar kecil itu, Selwyn merasa.. .ia
tak yakin apa itu. Perasaan yang tidak baik, apa pun im: gelombang rasa cemburu,
marah, merasa bersalah karena senang, karena sekarang Farold, yang tentu saja
bukanlah seorang saingannya.
Elswyth tersenyum manis dan membalas den dam terhadap Farold yang sudah
mengucapkan kata-kata kasar kepadanya tadi. Katanya, "Kalau
begim kupikir bagus juga kau ada di tubuh yang sekarang ini; Mayat berusia tiga hari
akan membuat kesan pertama yang buruk."
"Dasar penyihir tua jelek," ulang Farold.
Sambil memandangi Farold, kemudian Selwyn, Elswyth berkata,
"Kalian berdua memang cocok." TUJUH 4*
Selwyn membungkus kembali mayat Farold, karena ia terus saja
mencari kesalahan dan membuatnya kesal, misalnya mengeluh kalau Selwyn tidak
melakukan pekerjaannya dengan sikap hormat sebagaimana mestinya. Memang sulit
sekali bersikap penuh hormat sambil berjuang menahan muntah. Kemudian Selwyn
memutuskan bahwa mulai saat ini ia akan menghindari situasi yang mengharuskan ia
menyiapkan mayat yang bisa mengkritiknya.
Ia meletakkan kembali mayat itu—tangannya kini terlipat rapi di
atas dada—ke dalam ceruk dinding, dan ini artinya mereka akan bersiap meninggalkan
gua. Tapi tampaknya tidak.
"Apa?" tanya Farold. "Apa kita tidak berdoa dulu?" a Elswyth menarik napas dalam-
dalam sambil tetap menunggu.
Ac zzz

59

Selwyn mengucapkan sesuatu yang pernah dikatakan paman Farold, Derian, di mulut
gua, "la anak yang baik dan akan selalu dikenang." "Itu saja?" I
Selwyn tampak siap menghadapi kematahan, tapi Farold sepertinya
putus asa. Selwyn tidak sanggup memperlihatkan padanya bahwa dirinya telah cukup
baik meniru Derian. Ia pun merasa tidak pan
tas mengatakan, "Di sinilah terbaring Farold. Ia tidak seburuk monster yang wafat di
bawah teras." Namun ia hanya berkata, "Sulit memusatkan perhatian kalau kau me-
nyimak sambil berdiri di sana." "Aku bersedia membantumu," kata Elswyth, "pada
waktu kami menurunkan mayatmu selama-lamanya.
Farold pasti tidak merasa terhina dengan ancaman itu, pikir
Selwyn.
Namun tetap saja sulit untuk meninggalkan tempat itu. Dalam tubuh kelelawar,
Farold juga menemukan kesulitan yang sama untuk terbang, sama seperti pada waktu
ia mencoba berdiri tegak. "Biarkan pikiran kelelawar mengaturnya," usul Elswyth.
"Mahkluk itu tahu bagaimana cara terbang."
"Tidak ada yang ingin ia sampaikan," kata Farold. "Yang ia inginkan hanya keluar dan
memangsa serangga kecil bet sama
rombongannya yang lain."
"Rombongan?* ulang Elswyth dengan penuh penghinaan, "Kawanan, kelompok, apa
pun nama segerombolan kelelawar." "Sekumpulan," kata Elswyth. "Sekelompok
kelelawar disebut
kumpulan. Tadinya aku ingin bilang kau berpikir terlalu banyak, tapi sudahlah."
"Makan serangga lalu buang air besar," ujar Farold sambil
menertawakannya. "Dasar sok tahu!"
"Sambil bergelantungan di bawah jari-jari mereka," tarn bah
Elswyth, tiba-tiba ia menyerangnya dengan pukulan.
Tampaknya nada kebencian dan gerakan Elswyth yang sekonyong-
konyong itu cukup menakutkan Farold, sehingga otak kelelelawarhya berhasil
mengambil alih. Ia mengepakkan sayapnya dan terbang ke pundak Selwyn,
menjatuhkan sesuatu—seperti yang tadi ia katakan— kotoran kelelawar di man a-man
a.
Ac zzz

Selwyn tidak menyanggah. Ia tidak ingin berkelakar tentang apa pun yang akan
menundanya keluar dari gua tersebut. "Kau bisa berlatih terbang begitu kita di luar,"
ujarnya pada Farold. Lalu kepada
Elwsyth. "Tenang saja, aku akan membopongnya."
"Kau juga harus membawa tas punggung itu!" Elswyth mengingatkan. Kemudian
Selwyn menunduk untuk memungut tas itu, dan ternyata
isinya lebih berat daripada dugaannya, dan lebih besar. Ia membutuhkan waktu untuk
melemparkan bungkusan itu ke punggung dan mengatu r tali di pundaknya—dan
Farold menggerutu karena merasa tidak nyaman berpindah ke sisi pundak yang Iain—
dan pada saat itu Elswyth berjalan men-dahuluinya.

"Jangan sampai ketinggalan," sanggah Farold. Segala sesuatu yang


Farold katakan terdengar seperti sanggahan. <>
"Oh," ujar Selwyn, seolah-olah hal itu tak pernah terpikir olehnya sama sekali.
"Baiklah kalau begitu."
Farold tidak menyadari kekasaran itu dan hanya meng-gumam. " Dasar tolol!"
Elswyth men ggi ri ng mereka jauh ke dalam gua, dan lentera di atas kepalanya
mengayun seiring dengan langkahnya yang cepat dan pasti. Bau yang mcnyengat
semakin berkurang,
61
karena mayat-mayat yang teronggok sejauh ini telah tinggal sangat lama dan
sebagian besar telah menjadi debu. Jalan semakin menyempit dan bahkan semakin
berkelok.
Lalu Elswyth menundukkan kepalanya dan melangkah sepanjang celah dinding,
sehingga lentera ajaibnya mulai me-redup.
" Tub kariy gara-gara kamu," sergah Farold.
"Tidak ada yang lebih buruk daripada seorang pengkhianat, kecuali pengkhianat
dengan penglihatan mata kelelawar yang buruk di malam hari: Farold mengangkat
bahu dan meninggalkan Selwyn di tengah kegelapan.
Selwyn bergegas ke celah dinding. Ia dapat merasakan sesuatu dengan jari-jarinya,
namun ketika ia melangkah seperti yang di lakukan Elswyth, tubuh nya tidak bisa
masuk
Tas, ia menyadarinya; taslah yang membuat ia menabrak dinding dan
Ac zzz

menahannya. Ia segera meiepaskan tas im dari punggungnya, memeganginya dengan


tangan kan an, dan me-nyandarkan bahu kirinya ke dalam celah dinding. Ia berjalan
tergopoh-gopoh ke pinggiran gua, sambil merasakan bam yang ada di punggung
maupun di dadanya. Tidak ada waktu untuk panik karena ada kemungkinan ia akan
terjebak di antara bam yang tidak dapat bergerak: Ia yakin Elswyth tidak akan
memiliki kesabaran untuk kembali hanya untuknya. Dua
seretan langkah. Tiga. Lalu dinding bam pun hilang, baik yang mendorong
punggungnya maupun yang ada tepat di mukanya.
Saat im masih gelap, tetapi ia dapat melihat bayangan, dan
bayangan yang lebih gelap, yang berarti lebih banyak lentera dari sebelumnya. Yang
lebih menyenangkan lagi, udara terasa dingin dan segar, dan tercium aroma daun
yang berguguran serta buah apel. Ia menengadahkan wajahnya dan melihat setitik
cahaya.
62
Kini ia sudah ada di luar, memandangi langit malam hari.
Elswyth menepuk belakang kepalanya. "Apakah kau akan berdiri saja
di situ sepanjang malam sam bil memandangi bin tang-bin tang im?" Elswyth tidak
akan merusak suasana hatinya. Sekarang ia ada di luar. Tcrnyata la tidak akan mati.
Paling tidak dalam beberapa
hari ini. Atau setidaknya bukan seperti yang ia ketahui. Lagipula,
ia tidak akan kesepian di dalam kegelapan karena cukeJiiingi oleh

orang-orang yang telah mendahuluinya. Sekarang ia telah berada di luar.


Walaupun tidak tampak adanya tanda-tanda kehadiran, Farold tidak mengurangi
kegembiraannya. Ia yakin Farold tidak akan punya pikiran untuk berkeharan jauh-
jauh.
"Ini tidak menyenangkan, tahu," kata Elswyth padanya sambil mengambil tas seolah-
olah ia yang membawanya hingga jauh ke sini tanpa Selwyn, dan seolah-olah ia
terbiasa membawanya sendiri sebelum bertemu dengan Selwyn. Dengan jemari-nya ia
menorehkan lingkaran pada dahi lelaki im. "Tujuh hari sebelum lingkaran tutup,"
katanya, menggunakan suara yang ia telah kenali sebagai suara penuh kekuasaan.
Kemudian Elswyth mengitarinya dan jarinya masih tetap menyentuh, sehingga ia
kembali menoreh lingkaran lain, kali ini melingkari kepalanya, dari dahinya, ke
sepanjang telinga kiri, lalu belakang kepala, ke telinga kiri dan kembali ke
Ac zzz

dahinya. "Tujuh hari, dan kau akan tertarik padaku." Ia


menggerakkan jarinya turun melewati hidung, bibir, dagu, dan leher, lalu membelok
ke kiri, tempat ia membuat lingkaran di atas jantungnya. "Tujuh hari, dan kau akan
datang kepadaku." Ia menyandarkan telapak tangannya ke dada lelaki im.
Selwyn merasakan detak jantungnya berubah, iramanya berganti—tiba- tiba ia
menyadari tanpa mengetahui bagaimana
63
ia dapat mengetahui hal im—mengikuti detak jantung perempuan
itu.
Elswyth menarik tangannya, merapikan ranselnya, dan mulai berjalan.
"Tunggu," panggil Selwyn. Ia belum pernah kemari sebelumnya. Jauh di lekukan
lereng tempat gua penguburan; ia belum pernah mendengar tentang pintu masuk
kedua ini* Jetapi ia dapat mengenali daerah
ini karena sebuah bukit tihggi yang bernama Kakek, entah kenapa
bentuknya menyerupai bentuk seorang kakek yang berjanggut. "Penryth ke arah
sana."
"Pergilah ke arah sana," ujar Eslwyth tanpa menoleh sedikit-pun ke
belakang. "Datangi aku dalam waktu tujuh hari." u
Tampaknya ia tidak berniat untuk menjauhkan Selwyth dari masalah yang mungkin
akan menimpanya: harusnya ia sudah dapat menebak hal im. "Tetapi aku tidak tahu
tempat tinggal-mu." Selwyth mengambil
beberapa langkah agar suaranya dapat terdengar. "Setelah hutan." Sepertinya
teriakan itu tidak me-nolong sama sekali: seluruh wilayah ini adalah hutan lebat.
Satu-satunya penyihir yang pernah ia dengar di sekitar daerah ini tinggal di desa
Woodham. Tetapi penyihir im mungil, bungkuk, dan menurut orang-orang, ia cebol
dan hanya bermata sam. Sedangkan Elswyth berambut putih dan
berkeriput, berdiri tinggi dan tegak, dan tak sam pun dari matanya
yang tampak rabun. ,. "Di dalam hutan beiantara," Elswyth membetulkan. Kemudian
ia menoleh menatapnya. "Kau akan temukan

aku." Ia mengangkat tangannya ke arah Selwyth, lalu ke Farold, kemudian


meletakkan tangan di dadanya. Jantung Selwyn berdetak dengan an eh dan terasa
sakit. "Dalam tujuh hari, kau akan tertarik padaku di luar kendalim u. Kau tidak akan
sanggup menghindar untuk mencariku." .
Ac zzz

64
Ia menjatulikan tangannya dan detakan jantung Selwyn yang liar pun berhenti.
Dengungan yang semula memadati kepalanya hilang,
denyutan pada otot tangan dan kakinya berhenti} dan kini ia dapat
bernapas.
Elswyth membalikkan badannya kembali dan Selwyn bisa saja membiarkannya pergi,
tetapi sesuatu memukul bagian belakang kepalanya.
"Aku kesulitan mendarat," kata Farold. "Rasa serangga-serangga itu tidak enak. Apa
kau pernah memakannya? Kenapa kau tidak bisa menciptakan kelelawar yang
memakan buah-buahan? Apa rencana lata hari ini? Apakah kau akan mem biarkan
Elswyth pergi sebelum kau membuat rencana? Buatku im kurang cerdik. Bagaimana
kalau kau
masih membutuhkan kekuatan gaibnya sedangkan kau telah membiarkannya pergi?"
Akhirnya, seseorang berhasil bicara sesuatu yang menarik perhatian Elswyth.ttApakah
kau membutuhkan mantera lagi?" tanyanya, sambil berbalik.
Selwyn dapat menebak arah percakapan im. "Tidak," ia meyakinkan
perempuan im.
"Ya," kata Farold, kembali mendarat di pundak Selwyn. Selwyn memukulnya. "Kalau
kau ingin membuat ke-sepakatan dengannya, kau
urus saja sendiri."
"Aku tidak membutuhkan kekuatan sihirnya," kata Farold. "Kau yang bumh." Sebelum
Serwyn melawan, Farold melanjut-kan, "Aku dapat berjalan—konon—ke Penryth dan
tak seorang pun akan mengenaliku.
Itukah rencanamu? Agar aku menguping dari jendela rumah orang dan mendengarkan
seseorang berkata sendiri, 'Wah, wah, hari Selasa lalu aku mem-bun uh Farold dan tak
seorang pun mengetahuinya. Apa yang
65
harus aku lakukan untuk bersenang-senang hari Selasa nanti? Mungkin aku akan bunuh
Bowden,' lalu aku akan memberi tahu Bowden
atau siapa pun yang akan membunuhnya dan kita akan tetap berbaring di sini sambil
menunggu serta me-nangkapnya, kemudian ia mengaku telah membunuhku sehingga
semua orang tahu bukan kau pelakunya,
dan kau bisa kembali. Itukah rencanamu? Karena begim orang-orang me-lihatmu,
bagaimana reaksi mereka menurutmu? Aku pikir mereka tidak akan mendengarkan
Ac zzz

satu pun yang kaukatakan dan mereka memutuskan tidak akan mengambil risiko
dengan mengembalikanmu ke dalam gua, karena jelas-jelas kau sanggup keluar dari
sana. Maka mereka akan melanjutkan rencana mereka dengan melempari kau bam

atau memenggal kepalamu —yang mungkin tidak mereka lakukan dengan benar pada
waktu pertama kali, karena mereka tidak punya pengalaman sama sekali."
Elswyth berkata. "Kelelawar im benar juga."
"Bukan im rencanaku," kata Serwyn.
"Apa?" tanya Elsywth dan Farold bersamaan.
Selwyn mencoba berpikir.
"Kau harus menyamar," kata Farold.
"Itu tidak memerlukan kekuatan sihir," kata Selwyn.
"Dari mana kau bisa menyamar tanpa kekuatan sihir?" tanya Farold. "Dan bagaimana
kau yakin orang-orang tidak akan mengenalimu kecuali ia mengubahmu dengan
kekuatan sihir?"
"Baiklah," kata Elsywth. "Selama sam tahun?"
"Aku tidak mengatakan ya," Selwyn cepat-cepat menyanggah. "Menurutku, kau dapat
saja kembali ke sana"—Farold mengibaskan salah satu sayapnya ke arah gua
penguburan— "dan berganti baju dengan menelanjangi salah sam jenasah itu.
00
Mungkin seseorang terkubur dengan mengenakan topi dan kau bisa memakainya untuk
menutupi wajahmu sambil berharap tak seorang pun
akan bertanya-tanya."
"Enam tahun, tujuh tahun," kata Elswyth. "Tidak banyak perbedaannya. Tetapi aku
tidak bisa menungguimu semalaman agar kau bisa mengambil keputusan." Selwyn
tidak suka diburu-buru. '
"Mungkin kau bisa menggunduli kepalamu," usul Farold. "Apakah menurutmu orang-
orang akan mengenalimu kalau kepalamu gundul? Sepertinya aku masih menyimpan
pisau pencukur di punggungku, kecuali kalau ada yang telah meng-ambilnya. Tetapi
mungkin seseorang telah melakukannya, karena badanku tidak mungkin akan serata
ini. Aku dapat mencabut rambutmu sam per satu."
"Aku harus melakukan hal lain," kata Elswyth. Mereka seolah-olah
berkeras untuk tidak memberi Selwyth ketenangan agar berpikir sedetik pun. "Aku
harus mengumpulkan bahan-bahan untuk sebuah ramuan berkhasiat yang sangat
Ac zzz

penting. Kalau kalian menahanku lebih lama lagi, aku bisa kesal dan akan meminta
kenaikan pembayaran selama dua tahun."
Selwyn merasa ditekan untuk mengambil keputusan yang terburu-buru. "Aku punya
ide," ujar Farold dengan penuh semangat kepada Elswyth.
"Kau bisa membuat kami berdua tampak seperti per dagang kaya danTimux. Berikan
kami surra, perhiasan, dan emas."
"Aku," kata Serwyn, "tidak akan mengorbankan sam tahun dalam
hidupku agar kau dapat mencoba mengesankan orang-orang dengan pakaian yang
mewah."
"Baik," jawab Farold, "minta dia untuk membuatmu menyamar sebagai pedagang
kaya, kalau kau pikir tidak akan ada
67
seorang pun yang heran mengapa seorang pedagang kaya mem-

bawa seekor kelelawar."


Elswyth melanjutkan. "Lagipula aku tidak dapat menyamar-kanmu
menjadi manusia," ujarnya pada Farold. "Kau adalah kelelawar. Kau hanya sebesar
ini," ia menggerakkan kedua tangannya, "Tidak cukup untuk merenggangkanmu"—ia
me-lebarkan lengannya—"ke dalam ukuran manusia."
"HuM" dengus Farold.
Elswyth memandang Selwyn. "Aku bisa membuatkanmu pakaian mewah, tetapi aku
tidak dapat membuatmu kaya."
Dan apa yang akan dilakukan seorang pedagang berpakaian mewah tanpa barang
dagangan di desa sekecil Penryth? tanya Serwyn, "Mengapa tidak kauberi saja aku
pakaian yang berbeda, warna rambut yang berbeda..." sambil menggerakkan
tangannya dengan putus asa. "Mata yang berbeda," sambung Elswyth, "hidung yang
lebih besar, mulut yang lebih kecil..."
Selwyn mengangguk.
"Selama sam tahun?"
Selwyn bertekad tidak akan memberinya alasan bila tidak menerima tawarannya.
"Untuk sam tahun." Ia setuju.
"Orang akan curiga kalau kau membawa drakula." Farold
memperingatkannya.
Ac zzz

Aku hanya ingin menyamar, kata Selwyn. "Biarkan mereka curiga," katanya. Apabila ia
beruntung, mungkin seseorang akan menangkap Farold dan memelintir lehernya.
DELAPAN Si:
Selwyn menginginkan pakaian pengembara. Keinginan ini membuat
Farold—yang sejak tadi tak henri-henri berbisik di telinganya, "Pakaian pedagang
kaya"—berteriak dengan muak-nya lalu terbang mengibaskan sayapnya. Tetapi Selwyn
merasa bahwa pilihannya itu sepertinya benar. Dalam hidupnya, ia jarang bertemu
orang asing. Penryth terlalu kecil untuk menarik perhatian pendatang baru; dan
letaknya bukan dalam rute per-dagangan, sehingga jarang sekali orang-orang yang
hendak ke suam tujuan melewati desa itu, Sebagian besar orang asing yang ia temui
berarti masalah, entah im tentaxa pemberontak, penjahat yang kadang-kadang
muncul di bagian hutan yang paling belukar di jalan menuju Saint Hilda, ataupun dua
penyihir yang bertarung—disingkirkan dari istana kerajaan karena tidakmampuan
mereka untuk meratakan penginapan Orik.
69
Namun Selwyn teringat, ketika ia masih kecil, sekelompok
pengembara telah berjalan menuju kail Santa Agnes, sang penguasa danau. Mereka
mengenakan pakaian lusuh dan sandal, dan para petualang sebelumnya memakai
tanda pengenal, emblem, dan kalung- kalung kerang untuk menunjukkan tempat asal
mereka.
Kini pada saat-saat terakhir ia terpikir untuk bertanya, "Dapatkah aku menjadi
petualang yang bersih?"

Jawab Elswyth, "Para petualang tidak dikenal karena ke- bersihannya." -


"Mereka lebih bersih daripada ini," kata Selwyn, sangat sadar bahwa badannya bau.
Menurutnya, ia telah terbiasa mencium bau mayat. Namun karena kini ia telah keluar
dari gua dan berharap sekali lagi agar hidupnya menjadi bersih, bau kematian yang
masih tersisa padanya menjadi tidak tertahankan. "Sedikit debu dari jalan tidak
menjadi masalah."
"Tapi kita membutuhkan air untuk ramuan," kata Elswyth padanya,
Ia tidak menyukai seringaian yang ada dalam pikirannya.
Di bukit inilah bermula sejumlah aliran air, yang berkelok dan bertemu, serta
akhirnya membentuk sungai yang menjadi sumur penggilingan Derian. Elswyth
menolak dua mata air lain sebelum
Ac zzz

menemukan sam yang tampak sangat dalam dan mengalir cepat. "Ini saja," katanya.
Selwyn memandangi lereng dan jalan yang licin—ia tampak
tercengang, mengira mengetahui apa yang akan terjadi, dan menahan lidahnya. Tak
lama kemudian, sambil merogoh-rogoh ke dalam tas punggung, Elswyth
memerintahkan, "Ambilkan batang."
"Dari dalam air?" teriaknya.
70
Elswyth menatapnya, "Kalau kau mau melakukannya," katanya. "Aku sendiri akan
mencoba mencari di atas tanah, atau mematahkan salah satu dari pohon dan semak-
semak di sana."
Farold menukik dari kegelapan dan bergumam. "Si bodohT lalu ia memangsa kunang-
kunang dan kembali menghilang di daJam kegelapan. Sinar bulan cukup terang untuk
melihat, walaupun Selwyn melangkah keluar dari lingkaran sinar sihir Elswyth.
Kemudian ia menemukan sebuah batang. Ia malah menemukan beberapa, dan
membawakan semuanya—yang pendek, panjang, tipis, tebal, lurus—tak tahu mengapa
perempuan itu membutuhkan nya. Pasti bukan untuk membuat
^pi—karena tadi ia jelas-jelas me-nyebut jumiahnya satu. Ia menebak perempuan itu
akan mengatakan kurang dan menyebutnya tolol.
Namun perempuan itu sama sekali tidak memandangnya dan hanya berkata. "Pegang
sam di tanganmu." "Yang mana?"
Lalu muncullah pandangan yang menunjukkan bahwa dirinya tolol. Elswyth
menggerakkan tangannya dengan penuh ketidaksabaran. "Yang
mana saja!"
Kemudian ia memegang salah sam batang dan menjatuhkan yang lain. Pasti
perempuan ini memiliki persedian wol yang tak habis-
habisnya, mengingat ia mengambil sam lagi dari dalam tasnya dan meletakkannya di
atas kepala Selwyn. "Sekarang? ujarnya. "kau harus pergi ke dalam air." Sepertinya
percuma untuk me-nyanggah. Ia tahu ia mengernyit, namun perempuan itu terus
berkata, "Ikuti arus, duduk, berbaring—apa pun asal seluruh tubuhmu tertutup air—
peganglah ranting dan wol lalu hitung

sampai lima—" sekejap ia tampak ragu. "Kau tahu bagaimana menghitung?"


Ac zzz

"Aku bisa menghitung sampai lima," Serwyn meyakinkan perempuan im dengan


tercengang. Seorang petani harus bisa menghitung, setidaknya cukup baik untuk
menjumlah benda-
benda.
"Lalu kau keluar lagi," katanya.
Ia yakin bahwa sebagian dari semua im hanyalah bertuj uan untuk menyiksanya.
Bebatuan di pinggir aliran air basah dan rata serta sangat licin. Akibatnya, ia hampir
terpeleset dua kali, tangannya tertarik dan ia harus bertahan dengan kakinya, sambil
tetap memegang ranting dengan kepala tertutup kain wol. Saat terjatuh ketiga
kalinya, ia tidak seberuntung tadi. Air yang dingin hampir mencapai pinggangnya-—
membuatnya sulit bernapas selama beberapa saat. "Tidak cukup dalam," teriak
Elswyth, seolah-olah Selwyn berhenti di sana, seolah-olah ia tidak dapat
membedakan air yang mencapai pinggangnya dan air yang menutupi kepalanya.
Kemudian Selwyn bangkit dan berjalan ke tengah, namun aliran air itu tidak semakin
dalam. Ia harus duduk di dalam nya, tetapi air
im masih juga belum menutupi kepalanya, sehingga akhirnya ia harus berbaring di
dalam air yang serta merta menutupi wajahnya. SatuduatigaempatlimOy ia
menghitung di dalam hati dengan jarak mendekati detakan jantung. Namun ia tidak
mau melakukan hal yang sia-sia—yaitu membuat Elswyth menyuruh-nya kembali
dengan berkata, "Lakukan lagi, lebih perlahan." Maka ia menghitung dengan lebih
perlahan, dan berhenti di antara tiap angka. Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima.
72
Ia melihat Elswyth tidak berkata apa pun tentang ke-khawarirannya, tentang
keinginan untuk menyelamatkannya. Selwyn tidak menjelaskan
kebingungannya saat mendengarkan perintah perempuan im, namun hanya berkata
sambil memandangi topi dan tongkat, "Aku tidak mengerti soal pakaian dan ranting."
"Kekuatan sihir tidak dapat menjadikan sesuatu dari hal yang tidak ada," ujar
Elswyth. "Im sebabnya kukatakan aku tidak dapat memberikanmu emas. Apa—kaupikir
aku hanya mempersulitmu saja?" Selwyn memutuskan agar sebaiknya ia tidak
menjawab pertanyaan itu. Tampaknya bulu di punggung tangannya menebal dan
menghitam. Tangannya lebih lebar daripada sebelumnya. Penampilannya berubah
karena ia berhasil me-maksa dirinya menyelam, sama seperti halnya dengan pakaian
yang ia kenakan, membuatnya gempal, dan lebih hi tarn, dan— ia merasakan
hidungnya—lebih mancung. Katanya, "Terima kasih, ini pasti akan berhasil."
Ac zzz

"Aku meragukannya," Elswyth mendengus.

Farold mendarat di pundaknya. "Si pengembara dan ke-lelawarnya siap," ia


memberikan pengumuman, "bukankah gambaran ini konyol? Yang lebih tepat adalah
seorang pengembara dan seekor anjing." "Enam bulan untuk seekor anjing," ujar
Elsywth, memberikan penawaran kepada Selwyn—karena ia begitu be running— dan
bukannya Farold. "Dan kau akan menjadi seekor anjing yang sangat keciL" "Seekor
kelelawar lebih baik bagi pengembara," jawab Selwyn.
Namun Elswyth berkata. "Hitung." Kini ia tiba-tiba bertanya-tanya, apakah yang ia
maksudkan menghitung dengan keras?
Selwyn menghitung dengan kerns* tentu saja sebentar lagi ia akan mati. Hitungannya
kini lebih cepat daripada yang kedua, namun lebih lam bat daripada yang pertama.
"Satu, dua, tiga...." Pada waktu ia mencapai "empat", ia kehabisan napas. Udara
keluar dari dalamnya bersamaan dengan gel em bung yang membawa suaranya. Ia
hampir saja sanggup menyebutkan 'lima lalu berdiri, napasnya
tersendat. Ia merasa benci pada dirinya sendiri, pada Elswyth, dan
bertanya-tanya mengapa ia mem-biarkan dirinya melakukan semua ini. i
Ia bangkit, bersandar pada ranting. Yang sungguh mengejut-kan, ranting im tidak
patah karena berat tubuhnya, dan yang sungguh
mencengangkan, ranting itu cukup tinggi untuk menyangganya bahkan pada waktu
berdiri. Ia melihat ke bawah dan melihat bahwa ranting im telah berubah menjadi
tongkat berjalan yang hal us dan tebal. Pakaiannya pun berubah: kemeja dan tali
penyangganya telah menjadi jubah usang kecokelatan, dan kain wol yang berada di
dalam tangannya telah berubah bentuk dan bahan. Ia mengangkat tangannya dan
mendapati topi jerami.
Keluar dari dalam air sebelum kau menjadi basah," teriak Elswyth padanya.
Dan sungguh tak diduga. Ia menyadari bahwa bagian tubuhnya yang keluar dari air,
langsung kering seluruhnya. Ia melangkah ke
pinggir sungai, dan air yang menutupinya meng-hilang, sama seperti air yang
menghilang dari baja.
"Aku sangka kau tahu menghitung sampai lima," Elswyth me-
marahinya. "Kau terlalu lama di sana, aku kirakau tenggelam."
74
Ac zzz

"Kalau begitu aku akan menjumpaimu," kata Elswyth "tujuh hari lagi. Sebenarnya
kalian telah membuang-buang waktuku, enam
setengah hari."
Elswyth tidak mendoakan dirinya agar selamat. r
SEMB1LA.N
Elswyth meninggalkan mereka, dan akhirnya tidak ada alasan bagi Selwyn untuk
memanggtfnyakembali. Ia bimbang, antara merasa lega dan terancam. Lega karena ia
tidak perlu lagi melindungi kepala dan tangannya dari serangan penyihir im dan
karena ia tidak lagi berada dalam bahaya untuk menawar lebih banyak tahun
pelayanan kepada perempuan itu. Ia merasa terancam karena kini ia sendiri.

Bersama dengan Farold jelas tidak lebih baik daripada berada sendiri.
Ia mengumpulkan buah beri liar yang dapat ia temukan di dalam kegelapan—ia tetap
kelaparan, tapi tidak lagi pingsan ke-laparan. "Apa yang kau lakukan?" tanya Farold
dengan suara kecilnya yang menyebalkan saat Selwyn mulai mencari tempat yang
nyaman untuk duduk—mungkin untukuoV sejenak.
"Mencari tempat istifahat hingga pagi hari," jawab Selwyn. Ia telah menghabiskan dua
malam terakhir di pekuburan massal, tidur
tak teratur dan keletihan menjadi bagian yang paling baik dari ketakutan yang ia
alami, sehingga membuatnya tidak bersikap pilih- pilih. Ia duduk di atas tanah
berumput dan menyingkirkan beberapa batu tajam.
"Oh, masuk akal," kata Farold padanya. "Kaubayar si penyihir per jam, lalu hal
pertama yang kaulakukan adalah tidur siang."
"Maa£" ujar Selwyn. "Kau telah mati dengan nyamannya selama tiga
hari terakhir, Sedangkan aku harus hidup selama itu."
"Mati terlalu melelahkanmu." Lawan Farold. "Aku tidak perlu menyebutkan upaya
orang tolol yang akan mengembalikan-mu menjadi seekor kelelawar. Kita lihat saja
siapa yang lebih baik kalau tiba
giliranmu mati."
Karena tidak merasa nyaman, Selwyn menyadari bahwa ia hampir saja memperoleh
giliran im. Daripada bertengkar dengan Farold, ia menjelaskan, "aku tidak bisa
muncul begim saja di Penryth di
tengah malam. Kau kenal mereka, kan. Mereka pasti yalrin aku seorang pencuri atau
pencoleng dan segera mengusirku."
Ac zzz

Farold tidak berkata apa pun—yang hampir pasti berarti'ia setuju


walaupun tidak mau mengakuinya.
Kata Serwyn, "Dengan begini kita punya kesempatan berbicara." "Aku tidak boleh
membicarakan kehidupan akhirati* Farold mencengkeram ranting pohon terdekat dan
menggantungkan dirinya.
"Itu salah sam persyaratan sebelum manusia diper-silakan pergi." "Baiklah," Serwyn
menyettrjui perlahan. Kini terpikir oleh-nya, ia tidak mempercayai bahwa ia telah
menghabiskan
waktunya dengan orang yang telah mati dan kini kembali, dan belum sekalipun ia
berpikir untuk bertanya seperti apa rasanya kematian— pertanyaan yang selalu
menganggu manusia sepanjang umur mereka. Ia terlalu disibukkan oleh kekhawaur-
annya, Farold menyeringai dengan penuh kepuasan—bahkan Selwyn dapat mengenali
raut wajahnya hanya dari bibir seekor kelelawar yang bergantung di kegelapan
menjelang subuh. "Baiklah," ulangnya dengan kecewa—kini—karena ia tidak
dapat mengajukan pertanyaan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Ia kemudian
mengajukan apa yang sebelumnya ia ingin ungkapkan. "Mari kita bicara tentang
rnusuh-musuhmu."
"Aku tidak punya musuh. Semua orang menyukaiku."
"Aku tidak," .ungkap Selwyn. "Dan seseorang telah membunuhmu. Atau kau menikam
dirimu sendiri dari belakang? Apakah ini bunuh diri?"

"Aku juga tidak menyukaiww," sergah Farold. "Aku selalu ingat penyebabnya."
"Perdebatan ini tidak berguna. Siapa yang menginginkan kematianmu?"
Dalam keadaan terbalik, Farold mengangkat bahu. Kata Selwyn, "Rasanya mungkin
saja Linton."
"Linton saudara sepupuku," sanggah Farold. "Mengapa ia menginginkanku mari?"
Selwyn berusaha mencegah dirinya untuk tidak mengatakan, Karena ia adalah
sepupumu," sebaliknya ia berkata, "Untuk mendapatkan penggilingan." Linton adalah
anak tertua saudara perempuan Derian, dan selama dua tahun terakhir ini ia mem
bantu menjalankan penggilingan.teuton.
"Kalau begim ia akan membunuh Paman Derian juga," tiba-tiba Farold menyadari
seluruh keterlibatan ini. "Apakah
ia ki
Ac zzz

ia akan melakukannya? Apakah kaupikir ia yang membunuh-ku? Kaupikir ia


merencanakan membunuh Paman Derian?"
Untuk pertama kalinya, Farold terdengar prihatin akan seseorang seiain dirinya. "Aku
ragu ia akan membunuh Derian," Selwyn
meyakinkan dia. "Hal im akan tampak jelas. Orang akan mencurigainya apabila kalian
berdua mendadak tewas."
"Tetapi ia dapat menunggu selama dua atau tiga tahun,9 kata
Farold, kini dipenuhi semangat mencurigai, "lalu ia akan merab un
uh nya."
"Apabila ia menunggu selama dua atau uga tahun, mungkin saja
Derian mad dengan sendirinya," kata Selwyn. "Orang setua dia."
"Wah, kau benar-benar menyenangkan, ya?" bentak Farold. "Memangnya kau tidak
pernah mengkhawatirkan perasaan orang lain?"
Sulit sekali membayangkan seekor kelelawar yang kasar memiliki perasaan. Selwyn
membayangkan dirinya bahwa ia akan bersikap lebih
manis dan tidak segamblang ini apabila Farold dalam rupanya yang lama. "Maaf."
Katanya.
"Pamanku Derian mem besar kan aku, tahu tidak?"—Farold terus
menyatakan kekecewaan nya— "dari waktu aku belum dapat berjalan atau berbicara—
sewaktu bibiku, Sela, berkata kalau tangannya sudah terlalu disibukkan oleh Linton."
"Maaf," ulang Selwyn. "Aku tidak bermaksud apa-apa." Ia tidak
ingin mengatakan bahwa Farold sangat lambat, belum dapat berjalan, berbicara
sewaktu kedua orangtuanya wafat. Selwyn dan Farold seusia, yang berarti Farold
berumur lima tahun ketika penggilingan tua itu terbakar, sehingga menewas-kan
Earm Miller dan istrinya, Laura, serta tiga anak yang lebih tua. Selwyn dan
keluarganya
dapat mencium asap dari rumah
79

mereka, sejauh tujuh rumah peternakan. Derian bukan hanya membesarkan Farold.
Ialah yang menyelamatkan anak im dari api. "Tadi aku tidak berpikir," kata Selwyn.
Farold mendengus.
Selwyn bertanya-tanya bagaimana mengembalikan arah percakapan ini.
Ac zzz

Sementara ia masih memikirkan hal im, Farold berkata, "Jika Linton membunuhku—
yang menurutku tidak mungkin— tapi jika ia
melakukannya, bagaimana kau membuatnya agar mau mengakui perbuatannya itu?"
Dengan perlahan-lahan ia berbicara sambil berusaha mencari jalan
keluar, "Seseorang melihatku di desa setelah hari gelap. Mungkin orang im melihat
Linton juga."
"Linton tinggal di desa," dengan cepat Farold menunjukkan. "dengan orang ma, tiga
saudara laki-laki, dan dua saudara perempuan."
Selwyn dapat melihat Farold memurar mata kelelawarnya. Tidak sadarkah ia betapa
beruntungnya ia karena dahan yang ia gelantungi jauh dari jangkauan? "Ya. Tetapi
kata Derian, saat im kalian bertiga makan tengah malam dan Linton langsung pulang.
Mungkin seseorang melihatnya keluar lagi setelah im dan pulang ke penggilingan."
"Dan siapa pun yang melihat ini tidak terpikir untuk menyebutkan
hal ini sebelumnya—sewaktu kau dihukum mati —dan kini ia akan menceritakan
semua?"
Selwyn merasa tidak nyaman dengan kekasaran Farold. "Sebelumnya," ujarnya,
"semua orang begim yakin aku membunuhmu. Mereka mungkin
tidak berpikir untuk menceritakan kegiatan Linton." "Oh, bisa jadi. Kini semuanya
jelas."
Yang membuatnya geram adalah Farold ternyata benar. "Dan," sambung
Selwyn. "Aku perlu menemukan siapa yang menemukan atau mencuri pisauku."
"Pisaumu?"
Selwyn pikir suara Farold terdengar aneh, dan ia menatapnya. "Aku
terbunuh oleh pisaumu?"
Apakah Farold merasa perlu diyakinkan kembali bahwa bukan Selwyn yang
membunuhnya? "Ya," jawab Selwyn.
Namun yang dikatakan oleh Farold hanya, "Oh." i
"Apa?" tanya Serwyn dengan curiga. - "Pisaumu ada padaku." Farold mengaku.
"Apa? ulang Serwyn.
"Jangan bernada seperti itu padaku," Farold memperingat-kan, terdengar sama
seperti ibu Selwyn kalau mengatakan hal serupa. Selwyn menolak untuk rerlibat
dalam perdebatan im "Jangan bicara soal nada kalau kau yang mencuri pisauku!" irt
"Aku cuma bermaksud untuk bergurau," kata Farold. "Apa kau tidak bisa bercanda?
Toh aku berencana akan mengembali-kannya."
Ac zzz

"Kalau bercanda, kau akan mengembalikannya dalam sehari. Buktinya,


kau telah menyimpan pisau itu selama tiga minggu."

"Ya, bagaimana ya..." kata Farold, tetapi jelas tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
Ia membetulkan sayapnya. "Ini tidak ada gunanya," ia menarik napas.
Selwyn masih ingin menggoncang-goncang tubuh kelelawar im hingga
bola matanya berantakan. Ia mengambil napas dua kali dan menggeretakkan giginya.
"Apakah ada yang tahu," tanyanya dengan
geram, "kau menyimpan pisau itu? Mungkin Linton?" Ol
"Tidak," jawab Farold perlahan, sambil berpikir, "bukan Linton,
tapi Merton."
"Merton?" ulang Selwyn tercengang. Merton adalah saudara laki-laki Raedan,
sahabatnya—ia pun berteman dengannya. Atau setidaknya Selwyn mengira mereka
berteman. Sungguh buruk menyadari hal itu—-
selama berhari-hari ia kelelahan mencari pisau yang hilang— sedangkan Merton
mengetahui letaknya. Dengan demikian ia sama jahatnya dengan Farold. Tetapi yang
lebih buruk adalah apa yang terjadi di rumah Bowden. Ketika itu, di bawah
penyelidikan Bowden, Selwyn menjelaskan bahwa ia telah kehilangan pisau, dan
Merton mengiyakan namun tidak menyebutkan sama sekali bahwa ternyata Farold
memegang pisau itu sekian lama. Sama sekali tidak, bahkan ketika Bowden
memutuskan bahwa hilangnya pisau tersebut
menunjukkan bahwa Selwyn telah merencanakan untuk membunuh Farold. "Merton
tahu kau menyimpan pisauku?" tanyanya, hanya unmk memastikan bahwa ia
memahami semua ini dengan benar. "Setelah
sekian lama?" Tidak mungkin selama itu.
"Dialah yang menemukan pisau im," kata Farold. "Kau menjatuhkannya sewaktu
semua orang menolong janda Snell menyabit rumput kering.
Merton menemukannya di re-rumputan setelah kita selesai makan.
Kami mengira ini bisa menjadi lelucon yang sera setelah selama ini kau memamer-
mamerkan pisau itu, seperti biasa—"
"Aku. J/ sanggah Selwyn memotong. Namun ia tidak dapat
menyangkalnya. Ia sangat bangga dengan pisau yang dibawa ayahnya pulang dari
perang. Ia memang cenderung mengeluar-kannya kapan pun ia punya alasan untuk
memamerkan gagang-nya yang indah. Pisau im memang pisau besi berkualitas tinggi
Ac zzz

yang ujungnya lebih lancip daripada pisau-pisau biasa milik penduduk desa. Namun,
ia malah bertanya, "Apakah Raedan juga tahu?"
Farold mengangkat bahu, "Aku tidak menceritakannya, tetapi mungkin
Merton yang bilang padanya. Kami bosan men-dengarkan omonganmu
yang selalu menyombongkan pisau im," katanya. "Aku bilang aku yang
menyimpannya, karena kami berdua tahu apabila Merton yang memegangnya, ia tidak
akan mungkin sanggup berpura-pura tidak tahu begim ;kaji mulai bertanya-tanya.
Tetapi aku memang berniat akan mengembalikannya."
"Apakah ia tahu kau menyimpannya di mana?" Merton? Pikirnya. Merton, atau mungkin
Raedan?

Farold mengangkat kedua sayapnya. "Rasanya aku tidak mengatakan nya secara
khusus," katanya. "Tetapi aku menyimpannya di dalam ko tak pakaianku—cukup
mudah untuk menemukan nya."
"Rasanya tidak mungkin seorang lelaki masuk ke kamar lelaki lain
dengan niat membunuhnya, lalu mencari-cari senjata." "Menurutmu, mengapa Merton
masuk ke kamar dan berniat untuk
membunuhku?" tanya Farold.
"Apa lagi alasan dia masuk ke kamarmu di tengah malam, perlahan- lahan agar tidak
membangunkanmu?"
"Kami tidak tahu jika ia yang melakukannya," Farold menaikkan nada suaranya, sama
seperti Selwyn. "Aku mengira kau mengatakan Linton- lah yang membunuhku."
"Entahlah," teriak Selwyaau ?Aku tidak tahu siapa yang
melakukannya. Menurutku, mungkin saja Linton pelakunya. Mungkin juga
MertomiAtau orang lain. Aku tidak berada di
sana, karena terlalu tolol untuk bangun ketimbang dibunuh. Kau ada
di sana." Sulit membayangkan Merton sebagai pem-bunuh, tetapi sulit juga
membayangkan dirinya menjadi pencuri—atau, yang terbaik, sebagai penipu yang
bersedia membiarkan kecurangan berlangsung terus walaupun ia dibiar-Jtan sendiri di
dalam gua hingga mati.
"Wah, jangan luapkan amarahmu padaku," kata Farold. "lebih baik aku makan
serangga daripada cUhina seperri ini." Ia mengepakkan sayap dan hilang di tengah
kegelapan malam, meninggalkan Selwyn
sendiri.+ SEPULUH
Ac zzz

Ketika Selwyn terbangun setelah beberapa jam tertidur, ia terkejut


karena menemukan Farold telah kembali dan meng-gantungkan diri di dahan. Pada
malam sebelumnya, ia tidak heran kalau dirinya ditinggalkan sendiri.
Selwyn meminum air sungai dan menemukan segenggam lebih buah beri.
Tetapi, musim buah hampir selesai dan sebagian besar beri rusak serta berwarna
cokelat, sehingga hampir tidak memuaskan rasa laparnya. Sepanjang waktu tersebut,
Farold tidak bergerak sedikit pun. "Farold," panggilnya.
Farold terus menggan tung, sayapnya membungkus tubuhnya. "Farold, wakrunya
pergi." Tak ada reaksi.
Mungkin ia telah memutuskan untuk kembaU ke dunia akhirat, sepeni
yang pernah ia ancam. Atau mungkin tubuh kelelawar itu sendiri telah mati. Lalu di
mana Farold?
Sambil berjaga-jaga, Selwyn menggoyang-goyangkan tubuh makhluk
mungil itu, tubuhnya masih bergetar dan kedua sayapnya ditarik lebih ketat lagi—
menunjukkan bahwa makhluk itu ternyata masih hidup. "Pergi sana," Farold
bergumam dengan
malasnya.
Selwyn menyandarkan tubuhnya lebih dekat lagi, sehingga ia dapat terus
menyodokkan jarinya untuk kedua kalinya dan berteriak

sekeras-kerasnya di telinga kelelawar itu: "Farold, kau pemalas! Bangun!"


Kelelawar itu menggeiam, memamerkan giginya yang kecil mungil, tapi sangat
panjang.
Selwyn tetlonjak ke belakang, tapi kelelawat itu tidak me- nyerangnya. Sekali lagi
makhluk itu mengatupkan kedua belah matanya.
"Farold," desak Selwyn. "Sudah pagi."
"Aku tahu," jawab Farold, tanpa membuka matanya sedikit-pun.
"Kelelawar adalah binatang malam."
"Kau bukan kelelawar," Selwyn mencoba menyadarkannya. "Bukan kelelawar
sesungguhnya."
"Katakanlah itu pada tubuhku. Lagipula aku terjaga se-malaman."
"Aku juga."
"Mungkin seseorang yang tolol telah mengubahmu menjadi kelelawar juga," kata
Farold. "Sebaiknya kauperiksa."
Ac zzz

Selwyn menggoyang-goyangkan batang pohon tempat Farold bersandar. Namun kaki


mungil Farold yang bercakar menahannya. Ia membuka salah satu matanya dan
membelalak ke arah Selwyn. "Pergi sana," ujar Farold. "Kembalilah nanti pada waktu
matahari terbenam."
86
"Aku tidak mau membuang-buang waktuku seharian hanya untuk menunggumu."
Bcrsusah-susah sepanjang hari penuh.
"Ya sudah, pergi saja sendiri," kata Farold. "Kau yang tidur
semaJam, padahaJ itulah waktu yang cepat untuk mulai bekerja. Jangan bicara
kepadaku soal kemalasan."
"Kita sepakat," kata Serwyn, padahal mereka tidak ber-sepakat sama
sekali— "untuk tidak baik bepergian pada malam hari, karena para penduduk desa
akan mengusir kita."
"Kau tidak dapat melawan dorongan hati," kata Farold di tengah- tengah kantuknya.
Selwyn tidak berani meninggalkan makhluk itu. Farold mungkin tidak dapat pergi ke
Penryth sendiri. Tadi malam, pada awalnya, ia tidak tahu kalau kelelawar im tidak
sanggup berdiri. dan hampir tidak bisa terbang. Segala sesuatu akan tampak berbeda
dan membingungkan bagi seseorang yang baru saja menemukan dirinya berjalan
sepanjang hari dan bepergian di udara. Namun bagaimana cara seseorang
membawa kelelawar yang sedang tidak berniat bepergian? Elswyth
tidak membekali-nya peralaran—tapi tampaknya dia beranggapan bahwa seorang
petualang akan bepergian di siang hari. Ia jelas tidak ingin membawa Farold di
tangannya ke mana-mana. Sambil memandang
ke sekeJilingnya, terlihat olehnya topi jerami yang dibuat Elswyth dari potongan kain
wol. Membawa Farold di puncak topi mungkin sedikit lebih baik daripada
membawanya di telapak tangan. Katanya, "Baiklah, kau bisa bergelantungan di
batang pohon itu, dapatkah
kau bergelantungan di pinggiran topiknl*

Sekali lagi Farold membuka sebelah matanya yang terkantiik-kantuk. "Nanti kelihatan
tolol," ujarhya. Kau punya usul yang lebih jitu?"
87
Ac zzz

Farold menghela napas. Selwyn pun mengenakan topinya. Kemudian, Farold


meiepaskan diri dari batang pohon im dan mengepakkan sayap ke arah bagian
belakang topi. Ia hampir tidak memiliki beban sama
sekali, terayun-ayun. "Sudah kukatakan, kau harus memintanya untuk mengubahku
menjadi seekor anjing."
Selwyn mengitari desa Penryth menuju rumahnya terlebih dahulu. Ia
tidak tahu bagaimana menjelaskan apa yang terjadi serta meyakinkan keluarganya
bahwa ia sungguh-sungguh dirinya. Namun ia tidak sanggup membayangkan mereka
menganggapnya telah mati, atau yang lebih buruk lagi, sedang sekarat.
Saat ia semakin dekat, menyeberangi tanah yang bam saja dipanen, ia tidak melihat
tanda-tanda kegiatan, bahkan asap dari api di dapur sekalipun tidak. Beberapa ekor
ayam mengais-ngais di pekarangan, tidak mempedulikan dirinya.
Ia membuka pintu dan memanggil, "Halo."
Satu-satunya jawaban datang dari bagian belakang topinya. "Tidak bisakah kau
pelankan suaramu selagi orang normal sedang mencoba
untuk tidur?" gumam Farold.
Selwyn menahan diri untuk tidak mengatakan bahwa Farold tidak normal sama sekali,
bahkan semasa ia hidup.
Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan melihat tak seorang pun
berada di rumah, bahkan neneknya sekalipun, yang jarang bergerak dari tempat
kegemarannya di ruang tengah, juga tidak ada. Ruangan im tidak berantakan: lantai
dipel dengan bersih sama seperti yang biasa dilakukan oleh ibunya, tempat tidur
tertata dengan rapi,
meja bersih, kursi tempat keluarga menyantap m akan an terletak di tempatnya di
bawah meja.
Selwyn mengolcskan tangannya pada debu di ruang tengah dan
merasakan tempat itu memang bersih. Tidak seorang pun memasak pagi ini dan
membiarkan api mati. Itu berarti keluarganya pergi kemarin atau lebih dini lagi—tapi
ia pikir hal itu rasanya tidak mungkin: semarah-marahnya orang-orang di desa untuk
mengganjarinya hukuman mati, keluarganya tidak akan meninggalkan peternakan
untuk mencari kerja lagi di tempat lain. Yang lebih tepat lagi, seseorang telah me-
mutuskan untuk tidak membiarkan keluarganya sendiri, tidak pada saat ia belum
mad, karena mereka masih dapat merencana-kan sesuatu untuk mengeluarkannya
dari dalam gua.
Ac zzz

Jelas sekali, pikirnya, tentu saja mereka berada dalam keadaan


baik dan aman.
Ia menemukan makanan: lebih banyak bukti, karena tak ada seorang pun yang
bepergian menjelang musim dingin dan meninggalkan makanan. Terdapat setengah
potong roti, begitu keras, sehingga ia
harus mencelupkannya ke dalam air agar cukup Iunak untuk dimakan—
suatu tanda bahwa roti itu telah berada di sana sejak diambil. Ada

juga buah-buah dan sayur mayur yang ia makan tanpa disiangi dan mentah hingga
akhirnya, akhirnya perutnya penuh kembali.
"Heh!" terdengar suara di belakangnya:—kali ini bukan Farold. Selwyn segera
membalikkan badannya dan menemukan Merton berdiri di pintu.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Merton. "Apa yang kau lakukan di sini?" balas
Selwyn, teringat masalah pisau. Merton menyipitkan matanya ke arah Selwyn. Ia
membawa sebuah sekop—sekop mereka—di pundaknya, namun kini ia
melayangkan sekop itu ke mbuhnya, dan ujung logamnya yang tajam mengarah pada
Selwyn.
Tidak mungkin ia dapat mengenaliku, Selwyn mengingatkan dirinya. Ia melihat
seorang asing—seorang asing yang berada di dalam rumah
yang bukan miliknya, menyantap makanan yang bukan miliknya. Dengan keyakinan
bahwa Farold tidak terpikir untuk berbicara, Selwyn menurunkan pandangan matanya
agar terlihat tenang dan tidak ingin memulai perkelahian. Katanya, "Maaf. Kau sangat
menakutkanku. Aku hanyalah seorang pengembara malang yang kelaparan yang
terpisah dari kelompok. Aku berkelana dan tersesat selama dua hari. Rumah inilah
yang per-tama kali aku temui dan aku
datang untuk meminta makanan. Tapi aku tidak menemukan seorang pun di sini."
Merton tetap tidak mengatakan apa pun dan Selwyn tidak tahu seberapa masuk akal
kisahnya bagi lelaki im.
"Maaf," kata Selwyn—sebagai seorang pengembara, ia tidak mungkin mengetahui
bahwa ini bukan rumah Merton, sehingga ia berpura-pura seolah-olah mengira Merton
pemilik rumah itu—"Maaf, aku mengambil makananmu. Aku senang sekali bila dapat
bekerja untukmu sebagai bayaran." Mungkin ini dapat menjadi alasan untuk tinggal
agar dapat menemukan lebih banyak hal mengenai apa yang terjadi pada malam
pembunuhan itu.
Ac zzz

Perlahan-lahan Merton menurunkan sekop. "Aku bukan pemilik rumah ini," katanya,
sungguh melegakan: Selwyn menemukan kemungkinan bahwa peternakan ini
dirampas dari kedua orang tuanya, karena anak mereka telah menjadi pem-bunuh.
Merton menambahkan, "Aku hanya menjagai hewan ternak ..."—ia ragu-ragu
—"sementara para pemiliknya pergi ltira-kira selama sehari."
Hewan cernak Tentu saja towan-hewan perlu dirawat. Seh*^ ingat
bahwa ayam-ayam itu akan segera mengerumunj^ apabila mereka tidak makan
berhari-haii Apabila kanH,-dibiarkan lepas tanpa makanan, mereka akan berkeliaran
ten« dan apabila mereka tidak dilepaskan, pasti sekarang mereka hampir kelaparan.
"Terima kasih," kata Selwyn dengan sepenuk had. "Kau baik sekali."
Merton terbingung-bingung tidak habis pikir, bagaimana sang pengembara ini perlu
berterima kasih untuk perhatiannya kepada
hewan milik orang lain.

"Aku... ehhh.. .telah bersumpah akan mempersembahkan doa di kuil Santa Agnes bagi
semua orang baik yang aku temui di sepanjang perjalanan."
Tapi tidak termasuk dirimu, ujar Selwyn di dalam benaknya.
Menjagai hewan-hewanku, tetapi meninggalkanku hingga mati. Ia tersenyum cerah
kepada Merton.
Kata Merton, "Mereka yang tinggal di sini adalah orang-orang baik. Berdoalah bagi
mereka, aku yakin mereka tidak akan marah karena memberimu makanan ini."
"Apakah mereka .membutuhkan doa?" Selwyn berusaha terdengar naif. "Secara
khusus?"
Merton tampak terkejut namun hanya menjawab, "Bukankah setiap orang
membutuhkannya?"
"Siapakah mer^bj£" tanya Selwyn. "Di manakah mereka? Merton menyipitkan matanya
kembali dengan curiga. "Banyak tanya juga kau, ya?"
Kata Serwyn, "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka. Aku yakin apa
yang aku makan hari ini di iini telah menyelamatkan hidupku."
"Aku akan sampaikan terima kasihmu kepada mereka, uj31
91
Merton kepadanya. "Sebagian besar waktuku kuhabiskan di jjpi. petetnakanku ada di
sebelah."
Tapi tampaknya tidak, mungkin Merton curiga bahwa dirinya adalah
Ac zzz

seorang pencuri dan hendak memperingatkannya bahwa tempat ini diawasi dengan
baik. Selwyn berharap ia tidak terlalu terlihat terkejut karena baik seorang
pengembara maupun pencuri tidak akan tahu apabila Metton telah berbohong.
"Baikah, semoga Tuhan menyertai penghuni peternakan ini," katanya. "Semoga kalian
semua memperoleh pahala atas perbuatan kalian," ia mengatakan kalimat kedua
dengan ke-tulusan had.
Merton memandangnya dengan penuh kemarahan, dan Selwyn pikir itu merupakan
bukti dari perasaan bersalahnya.
Namun lagi-lagi, mungkin karena ia melihat sesuatu di belakang
topi Selwyn sewaktu lewat di hadapannya—Farold sang kelelawar yang
bergelantungan di ujung topi.
SEBELAS
4* " - J
"Wah, tindakanmu tadi tepat sekali," ujar Farold sewaktu mereka berjalan ke arah
jalan pedesaan. "Kita banyak belajar, ya? Serwyn kurang berun tung karena
sesungguhnya ia berharap agar
Farold tertidur selama percakapan yang penuh kesalahan itu. Diam," gerutunya. Ia
menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apabila
Merton memastikan bahwa ia benar-benar pergi, dan ternyata betul. Merton terus
memperharikannya sambil menyangkuli kebun ibunya yang
akan menghasilkan sayuran hingga musim dingin tiba.hu pun kalau kebun im bersih
dan dedaunan dan kotoran, Sepadan dengan

tindakannya mem' berikan pisauku kepada Farold untuk memberiku pelajarw*


pikirnya, tetapi tidak sepadan dengan tindakannya untuk tidak berbicara sewaktu
pisau itu berada dalam tubuh Farold. Merton
berhenti mencangkul dan membelalakkan matanya. Selwyn pura-pura melambaikan
tangan yang tidak dapat menyingkir-kan kecurigaan
Merton bahwa ia adalah pencuri.
"Jadi siapa lagi yang akan kita tanyai?" tanya Farold dengan posisinya di belakang topi
jerami Selwyn.
Selwyn memutuskan tidak akan membiarkan cemoohan Farold im mengecilkan
dirinya. "Ayo berikan nasihatmu, kelelawar yang bijaksana," katanya.
Farold berpikir, "Aku sungguh-sungguh butuh minuman." .. Selwyn
Ac zzz

berhenti, memegangi topinya dan memutarnya sehingga Farold yang bergelantungan


terbalik dan terlempar ke depan wajahnya. "Jangan sekali-sekali memikirkan hal itu,"
ia memperingatkan. Memikirkan seekor kelelawar yang mabuk cukup membuatnya
bergidik. Ia tak sanggup membayangkan kelelawar ini jika terlalu banyak minum—
siapa yang dapat me-nebak seberapa banyak takaran bagi seekor kelelawar?—itu
cukup membuatnya kehabisan napas.
"Sepertinya kau sanggup meneguk bir Orik," kata Farold. "Minuman itu bisa
menyingkirkan kerdipan aneh salah sam matamu, dan mungkin bisa membuatmu
menjadi teman yang menyenangkan." Sebelum Selwyn dapat membuka mulutnya
untuk menjawab, Farold melanjutkan, "Selain im, tempat mana lagi yang lebih baik
dari kedai bagi orang yang ingin berkumpul dan saling mendiskusikan suatu masalah?"
Selwyn memikirkan hal im. "Mungkin kau benar bahwa kedai adalah
tempat yang baik untuk memperoleh keterangan," ia mengakui. Tapi—
pertama-tama—aku tidak punya uang. Dan—yang kedua—apa yang akan
aku lakukan: Masuk ke sana dan berkata, "Aku dan kelelawarku ingin minum bir?"
"Pengembara selalu meminta-minta," kata Farold.
"Bukan pengembara ini," bentak Selwyn. "Huh," gerucu Farold. "Dan ketiga, aku juga
tidak mau berbagi minuman denganmu."
Namun mereka tetap pergi ke kedai Orik, karena Selwyn tidak tahu harus melakukan
apa hup.
Dan di sana mereka menemukan ayah Selwyn. Selwyn tertegun di pintu masuk.
Ayahnya berada dalam posisi yang sama dengan sewaktu ia terakhir kali melihatnya:
terikat pada bangku, walaupun pada waktu im ia berada di tengah-tengah ruangan
Bowden, dan kini di sudut kedai Orik. Setidaknya saat ini mulutnya tidak disumbat. Ia
duduk terkulai, terlihat marah, sedih, dan sangat-sangat bosan.
"Tetap bergerak, tetap bergerak," bisik Farold di telinganya. Serwyn tidak yakin
apakah Farold masih bergelayutan di
belakangnya, memaksanya maju karena tidak bisa melihat, atau masih mengharapkan
minuman, atau apabila ia melihat ke mana mereka

pergi, ia telah melihat ayah Selwyn dan berharap Selwyn tidak akan mengatakan atau
melakukan sesuatu yang akan menjatuhkan mereka. Selwyn tetap maju, sekali lagi
karena ia tidak tahu hams berbuat apa.
Tidak ada tanda-tanda kehadiran ibu dan neneknya. Bahkan, selain
Ac zzz

Orik, hanya ayahnya yang berada dalam kedai itu.


Orik yang duduk di salah satu meja, yang tampak tertekan karena ayah Serwyn,
segera melompat benliiin3Akhirn^* ia menjerit, "seorang pelanggan!"
Selwyn berusaha untuk tidak memandang ayahnya. Ia tidak mungkin mengenali
dirinya dalam samaran—dan walaupun ia dapat mengenali, Selwyn tidak
menginginkannyai karena
hal itu akan mengakhiri segala sesuatu, apalagi semua im
disaksikan Orik Maka ia menatap Orik, dan membiarkan ucapan Orik masuk dari
telinga ke benaknya. "Oh," ia berkata, "sayangnya aku hanya seorang pengembara
yang lewat, tanpa uang, dan bersedia bekerja untuk sesuap makan dan tempat tidur
di sudur selama sam atau dua hati;" :
Orik mulai menyeka meja begim matanya memandang Selwyn, walaupun meja
tersebut sama sekali tak bernoda, Seluruh meja tak bernoda.
Demikian pula dengan lantai dan dinding. Belum pernah Selwyn menyaksikan ruangan
sebersih ini. Namun mendengar perkataan Selwyn, Orik melemparkan taplak
mejanya, "Memang kelihatannya aku butuh bantuan?" tanyanya. "Melayani keramaian?
Menjaga agar para pembeli tidak saling dorong pada waktu membayar?"
"Ehh...," ujar Selwyn. Pandangannya kembali termju pada ayahnya yang tampangnya
tidak jelek-jelekamat. Tidak banyak lelaki yang
terikat di sudut kedai, dan mungkin orang-orang akan penasaran dibuatnya.
"Ya," kata Orik, melihat arah pandangannya. "Tampaknya kau telah menemukan
permasalahannya," Ia berjalan mendekati salah sam tong
minuman, menarik penump, dan menuangkan secangkir bir. Selwyn merasa ia
mendengar Farold menjilat bibir kelelawarnya yang mungil. Tetapi Orik
menghabiskan minuman itu dalam sam tegukan. "Siapa yang ingin datang ke tempat
ini, menghabiskan uang, dan memandangi wajah seperti im?"
Ayah Selwyn membelalakkan matanya dan Selwyn berkata, "Aku...lalu mengangkat
tangannya dengan putus asa.
"Tepat sekali," kata Orik dan menuangkan bir ke dalam cangkirnya yang kedua.
"Lalu mengapa ia- di sini?" tanya Selwyn. "Karena tidak ada tempat
lain untuknya,"* "Oh, begitu," ujar Selwyn, seorang pengembara sejati tidak akan—
atau tidak dapat—mengatakan hal itu hanya dengan mendengarkan penjelasan Orik
yang terpotong-potong. Selwyn menyadari ia tidak boleh terdengar terlalu tahu atau
Orik akan menjadi curiga. Lalu ia berkata, "Apa yang telah ia lakukan?"
Ac zzz

Ternyata Orik menjadi curiga. "Kalau kau hanya lewat, kau tidak perlu tahu."
"Tidak," jawab Selwyn. Namun ia mencoba untuk menangkap mau ayahnya, untuk
memperlihatkan—paling tidak—suripatinya, Tetapi ayahnya sedang tidak memandang
ke arahnya.
"Pergilah sekarang," kata Orik kepadanya. "Aku tidak sanggup m em berikan mu
derma."
Namun sebelum Serwyn dapat meninggalkan tempat itu, pintu kedai
terbuka. Serywn berharap ada orang yang datang untuk dilayani dan
mengurangi am arah Orik. Namun Orik— yang segera melihat dengan penuh rasa ingin
tahu—hanya berkata, "Oh, kau nipanya."
"Kau," yang ternyata adaJah Thorne. Ia masuk dan berkata, "Aku cuma mau
memeriksa Rowe."
i *Tentu saja," kata Orik "Apa lagi alasan orang datang ke sini?" Thorne terdiam dan
memandangi Selwyn. Selwyn melihat rasa tidak setuju pada pandangannya, tapi
setidaknya bukan rasa mengenali dirinya. Selwyn mengira bahwa banyak dari
penampilannya sebagai pengembara yang tidak dapat disetujui— terutama di sekitar
bagian topinya, yang jelas menerima tatapan tajam Thorne. Tetapi lelaki itu
memalingkan wajahnya dan menanyakan ayah Selwyn. "Semua baik- baik saja? Ada
yang diperlukan?"
Ayah Selwyn melemparkan tatapan dingin pada Thorne.
"Nelda akan segera mengantarkanmu makan malam," kata Thorne,
seolah-olah ia bam saja menyampaikan sal am hangat. "Aku baru saja
melewati mmah Bowden dan melihatnya berkemas-kemas."
Ayah Selwyn tetap saja tidak mengatakan apa pun, walaupun Selwyn merasa lega
karena telah mengetahui ibunya yang tinggal bersama
keluarga Bowden. Mungkin neneknya juga berada di sana karena dia bisa saja
menyusahkan orang dan hanya sedikit orang yang bersedia menjaganya.
"Apakah kau perlu menggunakan ember?" tanya Thorne.
Namun Selwyn tidak mengatakan apa pun. .
Thorne menundukkan badannya untuk memeriksa ilea tan tali yang menahannya.
"Tidak lagi," katanya.
"Apakah seharusnya aku merasa lebih enak?" ayah Serwyn men jawab sambil
membelalakkan matanya.
Ac zzz

Hal itulah yang membuat Selwyn tersadar bahwa mereka sedang menantikan hari
yang diharapkan di mana ia tidak dapat bertahan.
Ia telah menduga hal ini, tetapi sulit rasanya untuk mendengar hal im.
"Heh!" teriak Orik. "Heh!" ia mengibas-ibaskan tangan ke sekitar
kepalanya. "Hama sejenis apa yang kaubawa ber-samamu?"
Thorne melihat ke sekelilingnya. Demikian pula Selwyn, walaupun ia sudah sudah
dapat menebak apa yang sedang terjadi—dan tebakannya adalah Farold.
Orik berputar-putar sambil mengacak-acak rambut dengan jarinya—
yang tidak lebat—dan menepuk-nepuk taplak serta melambai-lambaikan

celemeknya lalu melihat ke atas, ke bawah dan seputarnya. "Ada yang terbang dari
arahnya dan tercebur
ke dalam minumanku," Orik menjelaskan, sambil meyakinkan agar Thorne tidak
mencurigainya kemasukan roh. "Selama empat hari tak seorang pun berkunjung
kecuali kau dan Nelda yang datang untuk Rowe. Sekarang aku kedatangan seseorang
dengan hama perusak yang terbang dan minum bir."
Selwyn memutuskan untuk pura-pura tak bersalah. "Apa?" ia bertanya dengan wajah
kosong, tidak membiarkan matanya menatap Farold, yang
tampak tergantung pada lemari tempt tong-tong bir disimpan, yang tampak semangat
meneguk tetes-an bir yang bocor dari tempat Orik menukar penutup minuman.
Thorne memandangi Selwyn dengan pandangan seolah-olah baru saja
menggigit buah asam. Ia bertanya kepada Orik, "Maksudmu binatang jorok dan
menjijikkan yang tergantung di topinya?"
Farold mengeluarkan suara untuk membantah dan menarik perhatian
Orik.
"Heh," sergah Orik sekali lagi menatapnya. "Topiku?" tanya Selwyn, berusaha
terdengar naif dan tak berbahaya. Ia melepas topi dan memutai benda itu dengan
tangannya seolah memeriksanya. "Rasanya
tak ada yang aneh dengan topiku."
Farold sedang berendam dan menukik sambil mengeluarkan suara wuah- wuah yang
Selwyn percayai tak pernah di-keluarkan oleh satu jenis kelelawar pun sebelumnya.
Orik mengejar Farold dengan sapu, tetapi—karena lebih melihat arah pergi Farold
daripada di mana dia sebenarnya— ia tersandung sebuah kursi sehingga sapunya
terlepas, melayang, dan hampir saja
Ac zzz

mengenai Thorne kalau ia tidak segera me-ngelakkan tubuhnya ke belakang. Satu-


satunya masalah adalah kursi ayah Selwyn ada di sana dan kursinya tidak bisa
mundur.
Ia, kursinya, dan Thorne terjungkal ke lantai, bersama dengan
Orik.
Pintu terbuka dan seseorang masuk. Farold melarikan diri dengan salah satu sayapnya
terkembang sehingga Selwyn yakin bahwa
kelelawar itu sama sekali tidak peduli.
"Kau baik-baik saja?" Selwyn betgegas menolong ayahnya tanpa mempedulikan Orik
dan Thorne—hampir saja me-langkahi tubuh Thorne untuk mencapai ayahnya.
Meski terbaring miring, ayahnya berusaha mendesak-desakan tali yang mengikatnya
dan berharap dirinya terlepas.
Thorne mendorong Selwyn agar menjauh darinya dan berusaha
mendekat! kursi. Lalu tiba-tiba muncullah Merton yang datang untuk menolongnya—
ternyata dialah yang batu memasuki tempat itu. Selwyn melihatnya menundukkan
badan untuk menghindari Farold dan tidak mengenali siapa dirinya.
"Ada apa di sini?" tanya Merton, sementara Thorne me-mastikan bahwa ikatan tali
masih kuat.

"Entahlah," gerutu Ofik. Ia berdiri di pintu masuk sambil mengayun-ayunkan tongkat


sapu, melihat ke kiri dan kanan seolah- olah mengharapkan kehadiran tamu bersayap
lain yang tidak ia harapkan. "Orang menyebalkan ini datang bertanya ini itu, dan ia
dikelilingi oleh taksasa menyebalkan yang me-nyerang kami." "Raksasaf pikir Selwyn.
" Dia juga bertanya-tanya tentang rumah Rowe," ujar Merton. "Ia lebih dulu sampai di
rumah itu sebelum aku. Dan aku mengikutinya untuk melihat rencana buruk apa yang
ada di benaknys.".
Selwyn berupaya tampak tidak bersalah. la sungguh-sungguh menatap lelaki itu untuk
pertama kalinya. Serwyn
1 VI/
berharap Elswyth telah mengerjakan tugas dengan mengubah wajahnya
sebaik ia mengubah pakaiannya.
"Rumah Rowe?" ulang Thorne. ii Orik yang masih mengamati dari
pintu mengatakan, "Mungkin ia adalah sejenis makhluk terlatih yang
Ac zzz

dapat terbang dan mampu membunuh dari Prancis atau negara lain; "Kelelawar itu,"
Merton menjelaskan pada Orik. Kepada Thorne, katanya, "Mungkinkah makhluk itu
salah satu kerabat Rowe? Mereka mengabarkan bahwa mereka dalam bahaya?"
"Tidak ada kesempatan untuk melakukan hal itu," kata Thome. Selain itu, Rowe tidak
memiliki kerabat. Dan selain itu, lihat dia, ia tidak mengenalinya."
Ayah Serwyn sedang mengamatinya seolah-olah berusaha untuk mencari
kemungkinan siapakah ia. Namun kini wajahnya kembali kosong, sehingga Thorne
tidak dapat memperoleh apa pun darinya. Sambung Thorne, "ia cuma seorang
pengembara yang serba salah, jorok, dan terlalu ingin tahu."
Selwyn merasa tersinggung. Orik-lah yang serba salah, bagian yang jorok akibat ulah
Farold—karena menjatuhkan kotoran kelelawar di seluruh punggung dan bahunya
setelah Elswyth membersihkannya
secara khusus. Tetapi ia tidak dapat mengelak dari tuduhan terlalu ingin tahu.
"Baiklah," akhirnya ia berkata sebelum mereka mengubah pikiran
mereka dan memutuskan untuk mengikatnya pada kursi, "karena tidak ada tawaran
pekerjaan dan keramahandi tempat ini, sebaiknya aku pergi." Satu tahun, pikirnya.
Aku telah membayar satu tahun untuk samaran ini, dan sia-sia semuanya.
Ia menaruh kembali topinya di kepala, meluruskan jubah pengembaranya, dan
meninggalkan kedai im.
101
Di belakangnya terdengar pintu terbuka.
"Bawa tikus dekilmu im!" tetiak Orik di belakangnya.
Bisa saja Selwyn membalas berteriak, "Kelelawar beda dengan tikus!" tetapi tebaknya
Orik mungkin tidak terlalu tertarik
mendengarnya. Ia terus berjalan karena menyadari bahwa Thome dan

Merton ada di luar dan berdiri di samping Orik untuk memastikan bahwa kali ini ia
sungguh-sungguh pergi.
Sewaktu ia melewati rumah Bowden, ia mengintai Farold yang berusaha melihat
Anora melalui jendela. Tetapi sewaktu Farold melihat bahwa Selwyn telah pergi, ia
menukik ke bawah dan mencengkeram bagian depan topi lelaki im sehingga ia
berayun-ayun di muka wajah Selwyn. "Maaf kalau tadi aku bertindak agak konyol
karena kelelahan," katanya, "sudah aku peringatkan bahwa kelelawar adalah binatang
malam?"
Ac zzz

"Mabuk," Selwyn membenarkan, marah tapi bersikap tenang sehingga suaranya tidak
akan terdengar oleh penduduk desa yang berdiri di pinggir jalan mengamatinya. "Kau
mabuk, bukan kelelahan."
Farold mengangkat bahu, mengatupkan matanya dan dalam sekejap
mulai mendengkur. DUA BELAS
Keadaan Selwyn semakin memburuk bila dibandingkan dengan kemarin,
ketika ia tidak punya pilihan selain membiarkan Elswyth mengubah penampilannya
dengan kekuatan sihir-nya. Tak peduli seberapa jauh berjalan, yang ia rasakan
sekarang adalah ia telah memilih samaran yang salah. Ia berpikir untuk membuat
samaran lain. Ia merasa
kesal karena tindakannya yang bodoh, dan memaksa dirinya dengan keras,
"Berpikirlah! ia telah menawar tujuh tahun. Ia teringat kembali sewaktu ia masih
berusia sepuluh tahun, untuk memastikan dalam pe-mikirannya apakah tujuh tahun
itu. Perbedaan yang besar antara tujuh belas dan sepuluh tahun. Ia berusaha berpikir
ke depan hingga dua puluh empat tahun kemudian, tapi ia tak sanggup-
Ia berjalan terus dan tahu bahwa akhirnya ia harus kembau Penryth.
Ia juga sadar bahwa ia tidak akan dapat keroba"
sebagai pengembara yang menyebalkan, mencurigakan, dan merepotkan. Namun ia
tidak sanggup berpikir lagi bagaimana mengubah samaran sihirnya, daripada ia
membayangkan bagaimana cara menyamar seperti
semalam.
Tidak ada jalan keluar. Ia membutuhkan bantuan Elswyth.
Ia berhenti dan mengambil napas dengan menggigil. Aku tidak akan
melawannya, pikirnya. Satu tahun dari semua itu tidak ada artinya sama sekali.
Baiklah, bukannya tidak berani sama sekali.
Ia menghela napas panjang lagi, dan kali ini ia merasa lebih kuat.
Hal pertama yang ia perlukan adalah menemukan Elswyth. Tetapi sebelum ia dapat
melakukannya, ia harus menemukan di mana dirinya berada. Ia telah berjalan cukup
lama tanpa mem-perhatikan apa pun, dan entah mengapa ia kini berdiri di re-
rumputan.
Hal paling masuk akal yang perlu dilakukan adalah berusaha mencari jalan kembali,
berputar ke perbukitan, ke bagian belakang gua pekuburan, tempat ia terakhir kali
melihat Elswyth. Begitu tiba di
sana, apabila ia mujur, ia pasti dapat menemukan jejak langkah
Ac zzz

Elswyth.

Tapi bukan berani—sebagai seorang petani—ia memiliki pengalaman cukup untuk


mengikuti jejak.
Saat itu matahari berada di kaki langit. Dan ia menyadari bahwa sebentar lagi
waktunya para kelelawar mulai terbangun. Dengan pemikiran itu, Selwyn berharap
seekor kelelawar ter-tentu akan bangun dengan kepala beidenyut-denyut sakit
Namun itu bukan hal penting. Hal yang penting adalah hampir satu hari penuh berlalu
sejak ia tidak melakukan penawaran apa pun terhadap Elswyth: satu hari dalam
seminggu sejak
perempuan sihir itu menugaskannya. Pergi. Tanpa hasil. Tapi itu tak perlu dipikirkan.
Sama halnya dengan kenyataan— walaupun mengira bahwa ia dapat menemukan
kembali tempat ia dan Elswyth berpisah — maka ia akan mencoba untuk mencari
jejaknya di malam hari.
Apa lagi yang hams ia lakukan?
Dari tempatnya berdiri di padang rumput, tidak ada satu pun tanda
jalan, ke arah mana pun ia memandang. Ia memutar badannya untuk kembali ke arah
asalnya, dan merasa bahwa ia tidak mungkin sanggup berjalan jauh di atas tanah
yang kasar tanpa perhatian sedikit
pun. Sepertinya ia telah berjalan sekurang-kurangnya dalam garis
lurus.
Tetapi ia berhenti setelah tiga atau empat langkah. Entah kenapa rasanya salah.
Tolol ia memarahi dirinya, dan mengambil sam langkah lagi. Tapi ia
tak sanggup melangkah lagi.
Ia berputar kembali, ke arah jalan yang ia lalui tanpa sadar— arah jalan yang ia yakini
bukan dari sana ia berasal.
Kau membuang-buang waktu, gumamnya. Karena selama hidupnya ia
tidak pernah meninggalkan rumah lebih dari sepuluh mil. Seharusnya ia menyadari
untuk tidak mempercayai pengetahuannya tentang arah jalan. Mungkin ada jalan di
ujung padang rumput ini, atau mungkin
tidak. Tapi pasti ada jalan di belakangnya, dan tentu saja sebuah jalan yang
sebenarnya.
Walau demikian.... i
Ac zzz

la mengatupkan mata dan berputar; perlahan-lahan, dan menyentuh detakan


jantungnya. Ia teringat jari-jemari Elswyth yang menyelusuri jantungnya,
mengucapkan mantera baginya, "Tujuh hari dan kau harus datang kepadaku." Dan
sewaktu ia menanyakan hal im kepadanya, ia berkata bahwa ia akan tertarik
*U3
padanya. "Pasti," katanya, "kau tidak akan dapat berhenti men-
cariku." Hanya sam hari berlalu, dan tarikan im hampir tak terasa olehnya karena
terlalu perlahan. Namun ia terus mengikutinya sewaktu pikirannya terlalu disibukkan
untuk mengikuti jejak kakinya. Ia membuka mata dan menghadap arah yang ia telah
hadapi tanpa disadarinya.

Terlalu banyak bahaya di tanah yang tak rata apabila ia berjalan dengan mata
tertutup. Namun Selwyn berusaha untuk me-nyingkirkan bermacam pikiran dari
benaknya dan ia mulai berjalan.
Farold terbangun pada waktu senja.
Selwyn akhirnya menemukan jalan rerumputan, namun tak berapa lama kemudian ia
merasa dirinya hendak meninggalkan tempat itu kembali.
Kini ia berjalan di daerah yang sedikit lebih lebar daripada jalan setapak dalam hutan
lebat;
"Aku benci harus mengatakan hal ini padamu," kata Farold dengan
gaya bicaranya yang selalu penuh tuduhan, "tetapi sadar-kah kau bahwa kita sudah
berjalan meninggalkan Penryth?"
"Ya," jawab Selwyn.
"Kita ada di dalam hutan belantara," sergah Farold. "Ya," kata
Selwyn.
"Apakah ini karena kau telah mengurangi daftar tertuduh hingga hanya beruang
bersenjata pisau atau serigala yang membenci
pembantu pemilik penggilingan?"
"Aku sedang mencari Elswyth," gumam Selwyn, seperti mengharapkan amukan.
Tetapi tenggorokan Farold mengeluarkan suara getaran, " Ya, dan
siapakah yang bisa menyalahkanmu karena kehilangan jejaknya — dia penyihir muda
yang manis dan penuh kasih/
"Ah, diam kau!"ujar Selwyn.
106
Ac zzz

Ia terus berjalan walaupun sudah gelap dan Farold terus menutup mulut selama
beberapa waktu.
Kelegaan Selwyn hanya terjadi apabila Farold terbang me-
ninggalkannya beberapa kali untuk mengincar sejumlah serangga. Tetapi ia selalu
kembali.
Namun, tetap saja Farold, dengan kemampuan kelelawar-nya yang tinggi untuk
menemukan segala sesuatu dalam kegelapan, akhirnya
berkata, "Ada rumah-rumah di atas sana."
Selwyn menghentikan langkahnya dan Farold tiba-tiba terbang menukik ke atas untuk
menghindari pukulan pada bagian belakang
kepalanya.
"Oh, memang masuk akal," gerutu Farold. "Mendaki mil demi mil di tengah hutan
belantara lalu berhenti karena melihat adanya rumah- rumah."
"Shhhhh," sergah Selwyn. Ia hampir saja tidak dapat melihat bentuk perumahan dari
kegelapan, tapi tak satu pun me-nampakkan adanya lampu, apalagi di tengah malam
seperti ini. Di Penryth terdapat lebih sedikit rumah. Kenyataan ini serta gaya desa
mungil di luar belantara itu membuatnya berpikir bahwa ini adalah desa Woldham.
Ia belum pernah ke Woldham, tetapi ia pernah mendengar desa ini dan tentang
penyihir yang tinggal di sana. Jadi itulah Eslwyth,
walaupun kisah-kisah yang ia dengar sebelumnya mengatakan bahwa penyihir
Woldham kerdil dan berpunggung bungkuk. Nenek penyihir

itu hanya memiliki mata satu. Tetapi mungkin sebagai penyihir ia telah menemukan
pengobatan. Atau mungkin menjadi Elswyth, dia
hanya berpura-pura bahwa salah satu matanya buta untuk alasan yang hanya dapat
dipahami oleh Elsywth.
"Yang mana rumahnya?" Farold berbisik, menurunkan nada suaranya, tetapi tidak
terlalu banyak.
107
"Bagaimana aku tahu?" ben tak Sehvyn.
Farold melesat di depannya dan melompat ke rumah tet-dekat,
berupaya mengintip melalui lubang dan drai. W
Ac zzz

"Faroldy panggil Selwyn, tidak berani mengeraskan suaranya. "Farold, kembali!" Yang
ia perlukan hanya membangun-kan seseorang lalu kabur dari desa ini juga. Entah
mengapa, ia merasa Elwsyth
tidak akan membela dirinya.
Seperti biasa, Farold tidak mempedulikannya.
Ia tetap berdiri di tengah kegelapan dan menyimak kalau-kalau
sayap kelelawar Farold yang mungil mengeluarkan suara. Kemudian Selwyn
merasakan sesuatu menarik-nariknya dari sebelah kanan. Elswyth, pikirnya. Ia
berpaling ke arah im dan dalam sekejap Farold kembali ke sisinya. i
"Kau hanya menebak atau kau memang tahu?" tanya Farold. "Shhhh," kembali Selwyn
menyuruhnya diam.
"Tetapi—," Farold mulai lagi, karena Selwyn berjalan me-lampaui sekelompok rumah,
kembali menuju jalan setapak yang mengarahkan
mereka kembali ke tengah rimba belantara.
"Kau ingin membuat marah orang-orang sedesa?" tanya Selwyn. "Kau ingin'membuat
Elswyth marah?''
Akhirnya kata-kata itu membuatnya diam.
Selwyn melihat sesuatu yang menariknya ke jalan setapak yang tak ia lihat
sebelumnya. Jalan setapak itu melintasi be* berapa pohon dan mengarah ke sebuah
rumah yang me-nyendiri, dikelilingi oleh
pagar batu setinggi bahu. Tetapi ia tidak mengikuti jalan setapak yang menuju pintu
gerbang, ia malah mengelilingi rumah itu dan menaiki dinding,
"Tadi" tanya Farold, dengan suaranya yang anehnya terdengar keras di telinga
Selwyn, "kauperhatikan ada jalan setapak
dan gerbang dengan pengait yang sederhana, bukan? Semula juga aku tidak mau
mengatakannya, kecuali—"
"Shhh!" bisik Selwyn dengan keras, siap untuk mencekiknya. "Maukah kau berhenti
membuat keributan?" ia melompat melampaui dinding itu dan menjejakkan kakinya di
dalam gerobak kecil di sisi dinding
yang lain. Gerobak kecil itu miring karena berat badannya, sehingga ia dan beberapa
pot tanah liat terlempar ke arah pagar yang belum jadi yang terbuat dari kayu dan
tali temali. Pagar yang rapuh itu jatuh tertimpa oleh-nya dan ia mendarat di atas
semak- semak rasberi. Ia berguling untuk membebaskan dirinya dari semak- semak
dan terguling ke semak-semak lainnya. "Aduh, aduh, aduh." Ia
Ac zzz

terhenyak, tak mampu menahan jeri tan rasa sakit. Ia terus berguling dan me-
robohkan lebih banyak pagar kecil. Pasti terdapat giring-giring yang terpasang di sisi
luar pagar itu untuk mencegah biri-biri karena akan terdengar den tangan keras
begitu mereka datang. Selwyn tahu bahwa pemilik kebun itu ingin menghindarkan
biri-biri karena serom bongan hewan itu segera berkumpul dan mulai mengembik
padanya dan berusaha mendekati semak-semak rasberi. Farold berbisik di telinganya.
"O, kalau begitu maumu, aku akan berusaha lebih diam.
"Shh," perintah Selwyn. "Shhhh," Selwyn menyuruh hewan-hewan itu diam.
.Pintu depan rumah itu terbuka, memancarkan sinar di kegelapan yang Selwyn kenali
sebagai lampu penyihir. Suara yang terdengar
kesal berteriak," Hai kau perusak! Sudah berapa kali kukatakan untuk menjauh dari
pekarangahku!" ji n
Namun pada saat yang bersamaan, seseorang memukul bagian belakang
kepalanya dengan keras: Elswyth, tepat berada
109
di sampingnya, dan bukan perempuan yang meneriakinya dari pintu depan. "Diam!"
Elswyth memerintahnya dengan bisikan yang tajam.
"Kau terdengar seperti seekor ular yang histeris."
Sosok tubuh yang ada di pintu depan—yang dapat Selwyn tangkap hanyalah
bayangannya—mengangkat kedua tangannya. Tiba-tiba sebuah sapu melayang dari
pintu depan, tapi tak tersentuh oleh tangan
perempuan iw, bergerak menuju beranda, pekarangan, domba, dan langsung ke
tempat mereka merunduk di antara pagar-pagar rasberi yang rusak.
"Selamat tinggal," kata Farold, menghilang ke dalam kegelapan. Elswyth
menggerakkan tangannya, tapi sapu itu tidak menghiraukannya dan segeta mengatah
ke Selwyn. Walaupun penyihir itu betditi di pintu depan dengan tangan bertengger di
paha, sapu
itu mulai memukuli kepala dan punggung Selwyn seolah-olah penyihir itu berdiri di
sana dan memegangi sapu itu.
"Aduh, aduh, aduh, aduh!" Selwyn menunduk dan melindungi
kepalanya.
Ac zzz

Elswyth juga tak mempedulikannya. Ia memanjat pagar dengan kecepatan yang


menakjubkan untuk perempuan se-umurnya. Tiba-tiba ia muncul kembali dari sisa
yang lain dan berbisik dengan keras,
"Tolol! Apa kau hanya diam di sini don membiarkan ia memukulimu tanpa perasaan?"
"Terlambat," teriak Farold.
Selwyn berharap apabila ia tidak melawan, sapu itu akan meninggalkan nya, tapi
tampaknya tidak demikian yang terjadi. Ia memanjat dinding kembali, tapi sulit
karena sapu im terus memukulinya. Tetapi begitu ia menjatuhkan diri ke tanah, sapu
pemarah itu meninggalkannya dan kembali ke nenek penyihir yang ada di pintu
depan.

1 1u
"Perusuh!" ceriaknya kembali dan membanting pintu hingga tertutup.
Tetapi Selwyn masih belum dalam keadaan aman. Elswyth kembali menampar
kepalanya. "Tolol!" katanya. "Apa yang kaulakukan tadi?" "Aku mencarimu," kata
Selwyn.
"Dan aku," kata Elswyth, "sedang mencari salah satu bumbu untuk
ramuan jimatku: susu dari biri-biri milik penyihir itu akan kucuri tengah malam, tapi
kau mengacaukan rencana itu." "Maaf," kata Selwyn. "Kau bisa mencobanya lagi." Ia
menempelengnya lagi. "Kaupikir berapa kali tengah malam datang ke desamu dalam
satu malam?" tanyanya.
Ia tidak bermaksud untuk melakukan rencananya itu malam ini juga. Ia hanya ingin
mengatakan bahwa Selwyn tidak sepenuhnya
mengacaukan ramuan jimatnya.
"Tolol," ulangnya kembali. "Mengapa kau ingin menemuiku? Apakah kau siap untuk
memulai tujuh tahun pelayananmu? Apakah kau sudah
membuktikan siapa pembunuh kelelawar itu?" I "Tidak juga," aku Selwyn.
Farold mendengus. "Ia berhasil memperpendek daftar ter-tuduh," ujarnya. "Ia tahu
kalau pelakunya bukan dia dan aku."
"Lalu maumu apa?" tanya Elswyth.
Selwyn mengira bahwa ini saat yang tidak tepat untuk meminta bantuan, tetapi ia
tidak sabar menunggu. Katanya, "Orang-orang mencurigaiku sebagai pengembara
karena mereka tidak mengenaliku
dan mereka bertanya-tanya mengapa aku mengajukan banyak pertanyaan.''
Ac zzz

Elswyth tersenyum.
Selwyn sadar bahwa ia dalam masalah. TIGA BELAS
"Jadi," kata Elswyth, "apakah kau ingin agar aku membuat-kan samaran baru atau
rencana baru?"
"Mungkin beberapa saranmu akan berguna," ucap Selwyn penuh pengharapan.
Harusnya ia lebih cerdas lagi.
Katanya, "Nasihat berharga sama dengan samaran, yaitu satu tahun menjadi budakku.
Tetapi apabila aku harus berdiri di sini dan mendengarkan seluruh kisah hidupmu
yang membosankan agar aku dapat mencarikan tindakan yang paling tepat bagimu,
maka tiap kali aku menguap karena me-ngantuk kau harus membayarku dengan
tambahan
enam bulan."
Menyadari. tingkat kesabaran Elswyth, buru-buru Selwyn oienjawab,
"Kalau begitu samaran baru saja bagaimana?"
"Pedagang kaya dan seekor anjing," bisik Farold dengan suaranya yang begitu
perlahan, mungkin ia berusaha seolah-olah suara im ada di dalam benak Selwyn.
Selwyn mengabaikannya dan menjelaskan kepada Elswyth. "Masalahnya para
penduduk desa tidak terbiasa dengan orang asing. Jadi pikirku

mungkin lebih baik kalau aku menyamar sebagai seseorang yang mereka kenali.
Dapatkah aku melakukannya? Dapatkah kau membuatku seperti seseorang tertentu?"
"Apabila penjelasanmu cukup baik," Elswyth meyakininya. "Aku akan
mengambilkanmu seember air sehingga kau dapat berkaca, lalu kau dan kelelawarltu
dapat memanduku sewaktu aku melakukan perubahan.
Tenm saja hal im membutuhkan lebih banyak waktu. Jadi kau harus membayarku
selama dua tahun. Mengapa hal im tidak mengejutkan? "Wah, pandai sekali," kata
Farold. "Dua tahun untuk samaranmu sebagai seseorang, dan beberapa tahun untuk
memastikan bahwa kau dan orang tersebut tidak memasuki ruangan yang sama pada
waktu yang sama."
"Aku sedang berpikir,* Selwyn menjelaskan, "seharusnya dia
seseorang yang tidak tinggal lagi di Penryth." "Seperti kau dan aku,* ujar Farold.
"Seperti Alden," Alden adalah anak tertua Thorne, tetangga-riya, yang beberapa
tahun lebih tua dari Selwyn dan Farold. Ia meninggalkan desa untuk kehidupan yang
lebih menantang daripada menjadi seorang petard tahun lalu.
Ac zzz

"Alden? kata Farold dengan suara kelelawarnya "Alden ThornesorvT—


walaupun hanya ada sam orang Alden di desa itu. "Apa yang
membuatmu berpikir orang akan berbicara dengan nya? Bahkan kaupikir Thorne pun
tidak akan senang melihatnya kembali, dia orang yang tidak berguna. Tak seorang-
pun menyukainya. Lebih daripadamu. Mengapa, aku bisa
menceritakanmu—i
Elswyth mengerang—dengan keras, "Aku yakin kau bisa," katanya. "Tetapi aku harus
meminta bayaran enam bulan tiap kali aku
mengantuk" la menguap dengan selebar-lebarnya, lalu tersenyum dengan manis dan
anggunnya, lalu berkata, "Maaf-kan aku."
Berpaling kepada Selwyn, lalu bertanya, "Jadi, Alden Thorneson-kah pilihanmu, atau
kau hanya menduga-duga?"
Selwyn tampak ragu, sementara im Farold menggeleng-gelengkan kepalanya dengan
penuh ketakutan. "Kisah. apa yang dapat kauceritakan?" tanyanya kepada Farold.
"Ceritakan padaku sam kisah, yang terburuk."
Farold memusatkan perhatian selama sekejap. "Baiklah. Ia membakar tempat
pembuatan ladam milik Holt."
"Bukankah kilat yang menyebabkan kebakaran im terjadi sewaktu
badai?" kata Selwyn.
Farold hanya memandangnya. "Begitav bukan?" tanya Selwyn.
Ujar Elswyth. "Hanya karena api timbul saat badai, bukan berani badailah
penyebabnya."
" Betul sekali," sambut Farold." Nenek sihir tua ini benar juga." Ia mengerutkan
hidung kelelawarnya yang besar, jelas menyesali
lontaran pujiannya, lalu menambahkan, "Kadang-kadang." Elswyth menyeringaikan
giginya kepada Farold.

"Tetapi ," ujar Selwyn, ia tidak ingin mempercayai bahwa sesuatu bisa seburuk
im. Holt telah kehilangan segalanya karena kebakaran im. "Mengapa kaukatakan
Alden penyebabnya?"
"Mereka berdua tidak pernah rukun. Alden senang sekali mencari
jalan untuk menyiksa Holt, misalnya, iapernah menuangkan minyak di kayu perapian
yang disimpan Holt. Jadi sewaktu
m
Ac zzz

Holt hendak menggunakan kayu itu, api mengeluarkan asap dan bau menyengat. Dan
hampir mustahil untuk memisahkan bagian man a yang
dilumuri minyak dan mana yang tidak. Akhirnya Holt harus membuang semua kayu itu
dan memotong yang baru. Hort selalu mengeluh kepada Thorne tentang gangguan dan
hal Iainnya yang disebabkan oleh
Alden. Semakin sering Holt mengeluh, semakin sering Alden
mengganggunya."
Selwyn hampir saja berkata bahwa hal itu lebih berat daripada yang menyebabkan ia
tertuduh membunuh Farold, tetapi Farold
melanjutkan, "Pada malam kebakaran itu, aku pulang terlambat dari kedai, dan
bergegas dari satu pintu ke pintu lain mencoba menghindari hujan. Saat itu aku
melihat Alden keluar dari tempat pembuatan ladam, tanpa cahaya di belakangnya
yang menunjukkan bahwa ia sedang meren can akan sesuatu malam im. Tak terpikir
olehku ia berbuat sesuatu yang lebih buruk daripada membengkokkan kuku kuda,
tetapi ia pasti menyimpan bara yang panas di suatu tempat yang terus me-manas
sepanjang malam, menunggu hingga kilat menyambar. Lalu...." Farold mengepakkan
sayapnya, menggambarkan bahwa toko besi tempa im terbakar.
Kata Selwyn* "Ini lebih buruk daripada pancingan yang biasa ia
lakukan. Mungkin saja hanya kebetulan."
"Kecuali," kata Farold, "lalu mengapa—sewaktu aku memo jokkannya— ia bersedia
membayarku agar aku tidak me-takan pernah melihatnya?" Elswyth terbahak-bahak
"Kau memerasnya? Si kelelawar yang
menyebalkan ini suka memeras?"
"Tidak," jawab Farold. Ia merapikan sayapnya. "Aku hanya .. menerima uang
darinya ... dan tidak menceritakan kepada rang-orang
bahwa aku membunuhnya."
"Tidak heran ia meninggalkan dusun itu?" ujar Elswyth. "Agar tidak perlu
membayarmu."
Selwyn tidak melihat ini sebagai sesuatu yang lucu seperti yang
Elswyth pikirkan. "Kau tahu ia yang membuat api tapi kau tidak mengatakan hal itu
kepada orang lain?" q
"Apa gunanya?" Farold membela diri. "Pada saat itu, tempat im juga
sudah hancur. Memangnya aku bisa mencegah hal im terjadi?"
Ac zzz

"Tetapi kau tahu im bukan akibat bencana alam seperti yang disangka orang?" kejar
Selwyn.
Farold mengangkat bahunya. "Aku meminjamkan uang pada Holt untuk memulai
kembali."

Kata SerwyrvwfiEidak diragukan lagi, uang itulah yang dibayar-kan


Alden Thorneson kepadamu."
"Ya," jawab Farold, seolah-olah ia tidak melihat hal itu salah. Pemikiran baru datang
pada Selwyn, "Dan bagaimana dengan Thorne. Tahukan dia tentang ini semua?"
"Mengenai kebakaran atau uang?" tanya Farold, marah, karena nada
suara Selwyn yang penuh tuduhan. "Keduanya," jawab Selwyn.
"Ya." Farold mengaku.
"jadi bisa saja Thorne me ngi ngi nkan kernatianmu - untuk melindungi nama baik
keluarganya, dan mencegahmu meminta uang tambahan."
"Tidak," kata Farold. Lalu ia memikirkan lagi. "Tapi, mungkin
saja."l b
"Tertuduh lain," kata Elswyth. "Aku senang jadinya."
Selwyn cukup cerdik untuk tidak mempercayai kata-kata Elswyth
tersebut. "Ya," katanya, "dengan mempertimbangkan segala sesuatu, rasanya tidak
tepat menyamar sebagai Alden.
Ietapi siapa lagi? Tidak seorang pun meninggalkan P selama sepuluh tahun terakhir
ini." nryth
Farold berpikir selama beberapa saat, "Tidak betul " u; "Kendra pergi."
"Tetapi ia seorang gadis," sanggah Selwyn. "Ia adalah anak gadis Orik," ujar Farold.
Selwyn tidak mengerti maksud komentar itu, "betarti' adalah seorang gadis,"
tegasnya.
ij?flt adalah gadis kedai," kata Farold. "Orang-orang selalu
menceritakan masalah mereka kepada penunggu kedai atau gadis-gadis kedai. Siapa
lagi yang lebih baik, kalau kau meng-jnginlean orang terbuka dan menceritakan
segala hal?" "Ia perempuan," ulang
Selwyn, suaranya semakin keras "Tadi sudah kau katakan," kata
Farold. "Orang senang bet-bincang dengan gadis seperti itu." "Itulah sebabnya ibunya
mengirim gadis itu ke biara di Saint Hild," kata Selwyn, "Sehingga para biarawati
Ac zzz

dapat me-ngajarnya untuk tak mendengarkan segala sesuatu yang dikata-kan orang."
Farold mengangkat bahu, "Coba pikirkan," bujukhya. "Alden
Thorneson pulang dengan penuh percaya diri ke desa setelah menjadi pangeran
perampok atau raja perompak atau kehidupan apa pun yang
ia sebut, lalu Kendra pulang kembali bekerja di kedai ayahnya. Lalu mereka berdua
bertanya 'Ja& kalau ada berita baru?' dengan siapa kau akan berbkaim!
Selwyn menjadi gelisah, mengetahui bahwa Farold benar. "Bagaimana kalau Kendra
datang sewaktu aku sedang menyamar menjadi dirinya?"
¦ 1h
"Orang-tuanya mengirimkan dirinya untuk ^ para biarawatj^ isata
Farold, "Kaupikir mereka dapat mendi
nya dalam enam bulan? Rasanya ia tidak akan pulang secepat

itu daripada Alden."


Rata Elswyth, "Penyamaran itu dapat saja dilakukan apabila kau
ingin tahu. Dengan perintah-perintah yang jelas, aku dapat membuatmu tampak
seperti seorang gadis."
"Entahlah...," kata Selwyn.
Baik Farold maupun Elswyth menghela napas.
Saat itu tidak ada otang lain. Tanpa ragu Elswyth dapat melihat dari wajahnya. Ia
menyetingai dengan liciknya. "Kesempatan terakhir untuk menjadi laki-laki," ia
memper-ingatkan.
EM PAT BELAS
Elswyth menyuruh Selwyn agar kembali memanjat tembok pekarangan dan
mengambil salah satu pot tanah liat yang secara tak sadar dibuangnya sewaktu
menjatuhkan gerobak kecil. Ia yakin sekali
bahwa penyihir Woldham akan mengamatinya dan sekali lagi akan mengirimkan sapu
untuk mengejarnya. Tetapi malam itu begitu hening dan ia bisa menyeret ember dari
dalam sumur untuk mengisi pot. "Potitu kuranggelap untuk mengduarkan
bayangan,"kata Selwyn, sewaktu ia membawa benda itu kembali kepada Elswyth.
"Aku bisa mengusahakannya dengan kekuatan sihir," jawab -yth.
"Baiklah kalau begitu, mengapa kau tidak menyediakan air dengan
kekuatan sihirmu?" tanya Selwyn. "Pot itu juga untuk keperluanmu, kan?"
119
Ac zzz

Ia kembali menempeleng bagian belakang kepalanya dan


merasa tidak perlu untuk memberikan alasan.
Ia mengeluarkan api kecil dan sesuatu yang mendidih di atasnya, "Ceritakan kepadaku
tentang Kendra," katanya
kemudian. "Seperti apa tampangnya?" "Ia sangat cantik," ujar
Farold.
"Bagaimana kau bisa mengatakannya?" gumam Elswyth. "Cobalah lebih mendetail.
Berapa umutnya dan seberapa tinggikah ia? Apa warna
rambut dan matanya? Apakah ia gemuk atau kurus?"
"Ia lebih tua sedikit daripada Farold dan aku—," Selwyn mulai
lagi.
"Usianya 18 tahun," potong Farold. "Rambutnya cokelat terang," sambung Selwyn.
"Cokelat tua," Farold membetulkan.
"Ileal tetapi tidak terlalu keriting," sambung Serwyn. "Panjangnya sampai ke sini."
Farold terbang di antara pundak dan siku Elswyth.
Bayangan Selwyn berubah sewaktu Elswyth merendam kedua tangannya ke dalam
asap yang muncul dari pot yang mendidih. Badannya bergidik. Kali ini lebih sulit
memusatkan pikiran daripada sebelumnya, saat ia mengalami perubahan sewaktu
berada di dalam aliran sungai dan ketika melangkah keluar, dan menemukan
semuanya

telah terjadi. Untuk pertama kali ia menyadari bahwa Elswyth telah berbuat baik
kepadanya.
Apa yang kulakukarii Ia bertanya kepada dirinya sendiri sewaktu penampilannya
berubah, ia yakin bahwa ini adalah kesalahan terbesar yang ia lakukan sejauh ini.
En tab. karena Farold sangat memperhatikan Kendra ataukah memang ia sangat
teliti, maka Selwyn membiarkan kelelawar
ini menggunakan seluruh caranya sewaktu ia berkeras tentang
tekstur rambut Kendra yang sesungguhnya dan bagaimana ia membelah
rambutnya dari tengah ke kiri dan memiJiki sedikit lekukan di atas hidungnya,
kemudian jari-jarinya yang panjang dan lentik. Namun akhirnya Selwyn membanting
kakinya sewaktu Farold mengatakan, "Bagian ininya lebih besar," dan ia menaruh
sayapnya di depan dadanya.
Ac zzz

"Aduh, sudahlah," ujar Selwyn sewaktu Elswyth membuat perbaikan. "KembaJikan ke


ukuran semulai" Ia mengecilkan dadanya. . "Ia butuh
lebih," Farold meyakinkannya. . "Tidak," Selwyn melipat tangan di depan mbuhnya,
sebagian untuk melindungi dirib "Mungkin lebih kecil." ^ i
Farold mendengus, "Lebih besar," bisiknya dengan keras. "Lebih
kecil," lawan Selwyn.
Elswyth menghela napas, "Ini membuang-buang waktu.
Kesempatan terakhir atau aku kenakan kau enam bulan tambahan. Lihat bayangan
dirimu. Sekarang, lebih kecil atau besar?" "Orang
akan memperhatikan," Farold memperingatkan.
"Mereka akan bertanya-tanya apa yang dilakukan para biarawati di Saint Hilda
terhadap Kendra?" /
Selwyn melihat bayangan dirinya di dalam air pot tanah liat. Entail bagaimana
Elswyth mengubah pakaian pengembaranya menjadi sebentuk gaun, dan kini ia
berusaha menarik penutup dadanya lebih ke atas lagi. Ia mengatupkan matanya dan
membayangkan Kendra sewaktu ia terakhir kali .melihatnya, yaitu di awal musim
semi. Selwyn teringat saat duduk di belakang kereta Orik, ia mengenakan gaun musim
semi yang cerah, dan men i up kan ciuman pada lelaki- lelaki muda yang berkumpul
untuk mengantarnya ke biara Saint Hilda. Banyak sekali lelaki
muda yang hadir saat im karena Kendra sangat digemari. Ia menyipitkan mata dari
balik bulu matanya, dan melihat pantul-an
tersebut sambil membayangkan gambaran im sebagai Kendra, bukan dirinya. Dengan
enggan ia bergumam, "Sedikit lebih besar," lalu segera mengatupkan matanya
kembali sebelum Elswyth dapat melakukannya.
"Nah," katanya. "Sekarang dengarkan nasihatku secara cuma-cuma: cobalah jangan
terjungkal karena rokmu, cobalah untuk tidak berjalan seolah-olah kau melangkahi
selokan di ladang ayahmu."
"Baiklah," gumam Selwyn.

"Hey!" kata Farold. "Ia masih memiliki suaranya." .in ¦ ^hw karena aku
membuatkannya samaran," Elswyth menjelaskan. "Aku tidak mengubahnya secara
keseluruhan."
"Jangan lakukan!" kata Elswyth. Sudah cukup buruk dan tampak
seperti perempuan.
Ac zzz

Ujar Elswyth, "Kalau aku melakukannya, kau harus mem-bayar tiga


tahun tambahan."
"Aku yakin aku dapat mengatasinya." Kata Selwyn.
"Aku yakin kau dapat," kata Elswyth menyetujui Selwyn, namun
sambil tertawa.
"Bagaimana denganku?" tanya Farold. "Tidakkah kau khawatir para penduduk desa
akan mengenaliku sebagai kelelawar pembunuh Francis milik pengembara itui" 1
Serwyn tergoda untuk memintanya tidak kembali ke desa— karena ia lebih menyuli
tkan daripada berguna. Tetapi ia teringat bahwa Farold telah memberitahukannya
tentang Merton dan pisau, serta tentang bagaimana Thome mengetahui Farold yang
telah memeras anak lelakinya. Dua orang lagi mungkin telah membunuh Farold, suam
hal yang sebelumnya tak pernah ia duga. Farold mungkin akan memberikannya
informasi lain. Dan ja benar orang-orang akan cukup terkejut meiihat ke-datangan
Kendra—secara mendadak dan tanpa pemberitahuan. Jelas ia tidak boleh ditemani
oJeh seekor kelelawar.
"Enam bulan untuk menjadikannya seekor anjing?" Selwyn bertanya
kepada Elsyth.
Dengan tangannya ia memperlihatkan ukuran hewan yang tidak lebih besar daripada
Iebar tangannya. "Anjing mungii."
Selwyn menggaruk bagian belakang telinganya, kebiasaan yang ia lakukan kaiau
sedang berpikir dan sekejap merasa ke-bingungan dengan rambut yang ia miliki di
atas kepalanya. Anjing yang sedemikian mungilnya dapat mudah terinjak. Dan lebih
memudahkan apabila Farold tahu bagaimana cara terbang. "Bagaimana kalau burung
kutilang?" usulnya. "Di dalam sangkar? Jenis hewan inilah yang mungkin akan dibawa
pulang oleh Kendra sebagai kenang- kenangan dari para biarawati." "Sangkar?" jerit
farold dengan mar ah. "Untuk keamananmu," Selwyn meyakinkan dirinya. "Enam
bulan," ujar Elswyth. "Kumpulkan beberapa belah kayu agar aku dapat membuat
sebuah sangkar."
LIMA BELAS
Setelah beristirahat semalam di hutan belantara, Selwyn dan Farold kembali berpisah
dengan Elswyth untuk pergi ke Peniyth: Selwyn—
seorang pria muda yang menyamar menjadi seorang gadis—yang harus memusatkan
perhatiannya tiap kali melangkah agar tidak tersangkut oleh roknya yang panjang
serta Farold—mayat dalam tubuh kelelawar yang sedang menyamar menjadi seekor
Ac zzz

burung kutilang, yang sedang berupaya keras untuk mengeluarkan nyanyian seekor
kutilang dari dua belah bibir kelelawarnya.

"Pelankan siulanmu," saran Selwyn, "lebih mengalun."


"Sudah, hentikan," gerutu Farold, tanpa sedikit pun nada kicauan
dalam suaranya. Ia berpegangan pada sisi sangkar, tak niempedulikan ayunan yang
disebabkan oleh Elswyth, yang nien,urutnya pasti disukai oleh para burung. Ia
menambahkan,
"Kau mcmbuatku mabuk dengan mengayun-ayunkan sangkar ke depan dan
beiakang, ke depan dan beiakang,"—Selwyth melangkah hingga ke batas pinggir
roknya dan tersandung, semen tara Farold terus tertawa—"naik dan turun—n
"Dan sampai ke semak di tepi jurang hingga j atuh," ancam Selwyn. "Pada saat ini, itu
merupakan suatu tawaran yang balk," Farold mengerang.
"Shhhhh," ujar Selwyn.
"Maafkan aku karena belum cukup menderita agar dapat menyamaimu," kata Farold.
1
"Shhhh," Selwyn mengulangi, kali ini lebih mendesak. "Seseorang da
tang."
Dari arah mereka datang terdengar suara derakan roda kereta. Selwyn memandang ke
atas dari kakinya serta jaJan yang kotor, dan untuk pertama kali ia mengamati
sekitarnya selama beberapa saat:
Kali ini ia lebih dekat ke desa daripada yang ia duga sebelumnya. Ini pasti pekarangan
milik Raedan dan saudara lelakinya, Merton, yang baru saja ia lewati.
Yang pertama kali ingin ia lakukan adalah melompat ke dalam semak-
semak yang berada di sepanjang sisi jalan untuk menghindari bertemu dengan siapa
pun, walaupun tujuan semua penyamaran ini adalah untuk berada di sekitar orang-
orang dan kembali ke Penryth. Selain itu, bagaimana kalau ada orang yang datang
mendengarkan percakapannya? Itu merupakan pertanyaan bersisi dua, karena
bagaimana jika siapa pun yang datang mengenali suarahya atau Farold?
Hampir tidak ada waktu untuk mulai memikirkan semua kemungkinan kesalahan yang
akan terjadi. Tidak ada waktu untuk khawatir atau memutuskan apa yang hams
dilakukan.
125
Ac zzz

Lalu tampak Raedan datang mengitari kelokan jalan. Ia menarik kereta beroda dua
yang biasa ia gunakan untuk membawa bar an g- barang, dan kini penuh dengan
tumpukan wol hasil tenunan dan
pintalan ibu dan saudara perempuannya sepanjang musim dingin.
Ketika melihat Selwyn, Raedan mendadak bethenti, kereta
menabraknya dari beiakang.
Ia tidak akan percaya dalam sekejap, pikir Selwyn. Apa yang menyebabkannya begitu?
"Kendra!" Raedan berseru dengan penuh kegembiraan. Ia segera
menjatuhkan kendali kereta dan berlari mendekatinya lalu—sebelum
Selwyn dapat menghentikannya—ia meng-angkatnya ke atas. Entah

mungkin karena Selwyn masih seberat seorang lelaki, atau ia merasa canggung karena
tidak terbiasa apabila seseorang mengangkat serta memutar-mutar tubuhnya, ia dan
Raedan serta rok panjang dan
sangkar burung ter-perangkap menjadi satu sehingga mereka terjatuh
bertumpukan di jalan.
Raedan terlalu gembira karena menyadari hal itu—atau setidaknya
mengucapkan kata-kata," Kendra, senang sekali bertemu kembali dengan mil!"
Selwyn mengunci sikunya sedemikian rupa agar Raedan tidak
menariknya terus mendekat. Ia menjauhkan diri dari sangkar Farold serta Raedan.
Raedan adalah sahabatnya yang paling dekat, tetapi tidak sedekat itu.
Farold bersandar pada geligi sangkatnya yang berayun-ayun, dengan
raut wajah yang menyerupai seorang pelaut yang baru terserang badai.
Selwyn membersihkan kerongkongannya dua kali. Semula ia ragu,
naraun ia sadar bahwa akhirnya iia-harus berbicara.
Dengan bisikan yang serak ia berkata, "Aku juga gembira bertemu denganmu Raedan."
Untuk menutupi suaranyayang aneh, atau untuk menghindari segala keinginan Raedan
untuk memberikan sambutan yang
lebih hangat, ia segera menambah-kan, "Maaf, aku agak tidak sehat." Ia segera bersin
dengan keras. "Sudan berhari-hari aku demam." .
"Kau masih gadis tercantik di Penryth," kata Raedan. Apakah aku
tampak begitu mabuk cinta dan tolol sewaktu berbicara dengan Anora? Selwyn
bertanya-tanya. Apakah aku mengatakan hal-halyang terdengar sekonyol itu? "Terima
Ac zzz

kasih," bisiknya, dengan menundukkan kepala serta bersembunyi di balik ujung


selendang yang telah dipersiapkan Elswyth dari dua buah gelondong benang
miliknya. Ia tidak mengatakan bahwa Anora lebih cantik dari gadis itu. "Kau baik
sekali. Bagaimana kabar kedua orangtuaku?"
"Baik-baik saja," jawab Raedan. "Mereka pasti akan bahagia sekali melihatmu."
"Aku harap begitu," suara Selwyn mendadak menjadi sengau. Ia
menutupi mulutnya dengan selendang lalu terbatuk-batuk. "Aku sudah tidak sabar
ingin bertemu mereka," ia mulai berjalan ke arah desa, yang pikirnya merupakan
akhir dari perbincangan itu. Namun Raedan, yang baru saja kembali dari desa dan
sedikit lagi akan riba di rumahnya, segera mengambil kendali kereta lalu berputar
dan mulai berjalan di samping Selwyn.
"Mari kubantu," kata Raedan mengambil alih sangkar dari genggaman
Serwya. ^Hidangan istimewa untuk menyambut kedatanganmu?" "Kenang-kenangan
dari para suster di Saint Hilda," Selwyn Kkenjelaskan, sambil menikmati kicauan dan
kepakan sayap Farold yang penuh kepanikan. Raedan menyeimbangkan
sangkar ini—memang ceroboh, pikir Selvyn, lalu meletakkan-nya di atas cumpukan
kain wol. Ia berharap Farold tidak akan lupa diri

dan mulai membuat lawakan atau memprotes ataupun muntah karena gerakan itu.
Apakah burung kutilang melipat
kedua sayapnya di atas perut apabila merasa mual?
Raedan meremas punggung Selwyn, "Kaulah yang memang dibutuhkan orang-orang di
desa ini," katanya dengan sungguh-sungguh. "Banyak kejadian mengerikan
berlangsung."
"Oh?" ujar Selwyn. "Ada yang perluaku ketahui?" Raedan ragu-ragu.
"Bahkan apabila itu adalah kabar buruk"—Selwyn tersadar bahwa
suaranya meninggi dan menurun. Ia berpikir seharusnya berlatih berbicara sama
halnya dengan berjalan—"bahkan apabila itu adalah kabar buruk, seseorang akhirnya
harus bercerita
padaku." ilc
Raedan menarik napas panjang. "Kabar buruk," katanya, "walaupun tidak secara
langsung berkenaan dengan keluarga-mu. Ini mengenai Farold, keponakan pemilik
penggilingan itu.... iatewas."
Ac zzz

Selwyn kesal karena Raedan menyebutkan nama Farold lebih dahulu. Namun, itu
adalah hal yang paling wajar untuk memulai sesuatu, daripada langsung mencari
tertuduh yang melakukan pembunuhan. "Malang sekali nasibnya," katanya.
"Kecelakaan karena mabuk?" "Bukan kecelakaan sama sekali. Ia terbunuh?"
"Sungguh?" Serwyn berusaha terdengar terguncang. "Siapa yang tega melakukan hal
sekeji itu? Linton-kah?"
Farold mengeluarkan dengusan yang tidak sepatutnya dikeluarkan
oleh seekor kutilang.
"Bukan," /awab Raedan perlahan. "Mengapa kau menanya-kan hal itu?" "Tampaknya
pertanyaanku wajar. Siapakah yang dituduh
meiakukannya?"
"Selwyn," jawab Raedan. "Selwyn Roweson." "Tidak mungkin? seru Selwyn "Anak sebaik
itu." "Hari-hati, aku tidak berkata ia yang meiakukannya," Untung Raedan mengamati
Selwyn dan tidak melihar
bahwa Farold yang ada di dalam kereta di belakangnya tampak panik dan
memberikan canda agar Selwyn diam. Bagaimana Farold ber-harap ia dapat
memperoleh keterangan tentang sang pembunuh tanpa membicarakan hal itu sama
sekali? Selwyn kembali me-musatkan perhatiannya kepada Raedan yang berkata,
"Tetapi sayangnya semua bukti tampak mengarah kepadanya."
"Apa..."—Selwyn teringat suaranya dan kembali memulai dengan
perlahan—"Bukti apa?"
"Pertama, keduanya sudah lama bersaing memperebutkan anak perempuan Bowden,
Anora, yang diakhiri dengan kesedia-an Anora
untuk menikahi Farold."
Serwyn mengeiuarkan suara tak peduli. "Pilihan yang buruk Tetapi tidak ada hal yang
pasti. Pasti nantinya gadis itu akan sadar dan mengubah pikirannya."
Farold meludah ke dasar sangkar burung. "Bisa jadi,w Raedan mengakui. "Tetapi pisau
Selwyn-lah yang mematikan Farold.w

"Siapa pun," ujar Selwyn dengan penuh pengertian "dapat menemukan pisau milik
seseorang dan memakainya."
"Sekali Jagi mungkin saja," Raedan berkata dengan mudah-nya sehingga Selwyn sulit
untuk memperkirakan apakah lelaki itu tahu kalau saudara lelakinya telah
menemukan pisau tersebut
Ac zzz

atau tidak. "Semula Selwyn bersumpah bahwa ia tidak berada di desa malam itu, lalu
—ketika ia menyadari keberadaan seorang saksi—ia
pun mengakuinya. Memang sulit sekali mem-percayai orang yang
selalu mengubah-ubah ceritanya."
Toloi, talol dan tololl Selwyn memarahi dirinya untuk ke-bohongan yang tak berguna
dan membahayakan itu. "Mungkin ia takut," ujarnya.
"Siapa yang tidak akan begitu?" Raedan mengiyakan dengan penuh
simpatik.
"Siapa yang menjadi saksi?" tanya Selwyn. "Ibumu."
la membutuhkan beberapa saat sebelum menyadari yang dimaksudkan oleh Raedan
adalah Ibu Kendra, Wilona, dan bukan ibunya sendiri. Bagaimanapun ia tidak dapat
meragukan kejujuran ibunya.
Aku rasa ia tidak meiakukannya," kata Raedan. "Dia bukan orang
seperti itu!
"tidak," Selwyn mengiyakan.
"Tetapi untuk itu mereka telah menghukumnya."
Selwyn tidak sanggup menanyakan hal selanjutnya, walaupun Kendra
pasti akan bertanya-tanya. Raedan berbicara seolah-seolah semuanya adalah masa
lalu dan Selwyn menyadari itu dengan perasaan mual bahwa tak ada alasan bagi siapa
pun untuk yakin bahwa ia akan selamat dari gua pekuburan. Tanpa campur tangan
Elswyth, pasti
saat ini ia sudah tewas. Dalam satu atau dua hari, begitu semua orang yakin bahwa ia
telah tewas, mereka akan membebaskan ayahnya. Lalu apa lagi? pikirnya.
Pada saat itu mereka hampir tiba di Penryth lalu terdengar suara- suara
memanggilnya. "Helo, Kendra Orang-orang berlarian mendatanginya. Ia hams
memaksakan dirinya untuk ceria,
130
karena Kendra tidak memiliki alasan khusus untuk bersedih atas
Selwyn Roweson—segetir apa pun nasib yang telah iaalami. Para gadis memeiuk dan
mencium pipinya, yang terasa nikmat—
walaupun sedikit membuatnya frustasi. Ia berusaha sebaik mungkin untuk
menghindari para laki-laki yang akan melakukan hal sama. Beberapa kali pantatnya
dicubit dan ditepuk, Bukannya Selwyn lupa betapa disukainya Kendra, ia hanya tidak
menyadari seberapa besar rasa an tusias yang diper-lihatkan orang-orang itu.
Ac zzz

Aldiirnya, bersama dengan kerumunan yang mengelilingi-nya, ia masuk ke dalam


kedai. Orik dan Wilona berdiri di ambang pintu.
Keduanya menyambutnya dengan tangan terbuka. Selwyn memilih untuk

lari ke dalam pelukan Orik terlebih dahulu agar ia dapat mencari alasan untuk segera
melepaskan diri dan memeiuk 'ibunya'.
"Ayah," bisiknya, sedikit terbatuk dan mendengus. "Ibu." Ia mendengus dan batuk.
"Maaf aku pilek." Ia memaksakan untuk bersin. Wajah Orik bercahaya. Wilona
menangis dengan penuh kebahagiaan. "Mari semua," undang Orik "Mari rayakan
bersama kami."
Semua orang bergembira karena minuman gratis disedia-kan. Tampaknya Selwyn
senang masuk ke dalam kedai—walau terpaksa harus melihat ayah Selwyn terikat di
sudut.
Farold menjerit dengan kerasnya, sebuah peringatan— siapa tahu Selwyn
membutuhkan hal itu—bahwa ia berada di sana sehingga tidak ditinggal begitu saja di
dalam kereta Raedan. Ia lebih terdengar seperti seekor ayam daripada seekor
kutilang tetapi Selwyn memberisenyum Kendra' yang lebih cerah dan membawa
sangkar ke dalam.
131
Di dalam, Wilona memegangi tangannya. Ia tampak enggan melepaskan dirinya yang
dipahami Selwyn sebagai kegembiraan seorang ibu atas kepulangan anak gadisnya.
Namun Wilona terus menarik tangannya, menariknya ke arah beiakang kedai ke ruang
keluarga mereka.

Aduh, tidak! Pikir Selwyn. Hal terakhir yang ia inginkan adalah berada sendirian
bersama seorang ibu dari orang yang sedang menyamar sebagai anaknya.
"Orik," panggil Wilona di atas keramaian orang-orangyang berkumpul
di dalam ruangan itu.
Ia melihat tatapan suaminya. "Satu kali minum gratis!" teriaknya pada kumpulan
orang-orang itu. Lalu, "Linton," tunjuknya. "Kau
yang bertanggung jawab."
Wilona bukan upe orang yang akan meninggalkan pelanggan-nya di tangan pelanggan
yang lain.
Selwyn menyadari bahwa ia telah salah sebelumnya. Hal terakhir
Ac zzz

yang ia inginkan adalah berada bersama kedua orang tua gadis yang sekarang sedang
ia samari.
Kemudian ketiganya meninggalkan kedai menuju ruang keluarga, lalu
Orik menutup pintu penghubung di beiakang mereka yang hanya dapat mengh
ilangkan sedikit dari keributan.
Orik bersandar di pintu dan Wilona melipat kedua tangan di dadanya serta
memandangi Selwyn.
Selwyn menelan ludah, menyadari bahwa telah terjadi suatu kesalahan.
Wilona bertanya, "Bagaimana dengan bayi ini?"
Di dalam sangkar, Farold membuat keributan yang terdengar seperti, "Ups!"
ENAM BELAS
"Bayi," Selwyn mengulangi, berusaha terdengar seolah-olah ia hanya
mengulang, bukan bertanya—dan pada saat yang ber-samaan berusaha sekuat tenaga
untuk mencari tahu apa sebenar-nya yang dimaksudkan

oleh Orik dan Wilona. Tentu saja, yang nyata: Kendra Hikyim ke biara Saint Hilda
bukan hanya untuk tujuan pendidikan, tetapi untuk menyembuny ikan kenyataan
bahwa ia—seorang gadis muda yang belum menikah—hamil.
"Bayi itu," kata Wilona dengan tidak sabar meninggikan suaranya. "Kau tidak perlu
berpura-pura dengan kami. Kami tahu keadaanmu;
kamilah yang telah mengatur segalanya dengan parasuster." "Tentu saja," ujar
Selwyn, berusaha untuk mengulur waktu. Ia melemparkan pandangan ke arah sangkar
burung yang masih ia pegang, mencari tahu apakah Farold mungkin dapat mem-
berikannya petunjuk. Farold mengangkat bahu mungilnyayang kuning dan montok.
Sehvyn melihat Wilona siap untuk mengguncang-guncang-nya. Ia
menjilat bibirnya. Dengan ragu ia berkata, "Para suster bersedia untuk membesarkan
itu." tanya Wilona dengan tajam. "Apakah yang kita bicarakan sekarang seekor hewan
peliharaan atau bayimu?" Selwyn berspekulasi. Kendra sesungguhnya jelas tidak
memperlihatkan kehamilannya sewaktu meninggalkan Penryth pada bulan April. Ini
berarti baru-baru ini ia melahirkan sang bayi—
apabila ia memang memilikinya. Karena yakin bahwa ia belum memberi
tahukan hal ini kepada kedua orangtuanya, ia menebak. "Mereka setuju untuk
membesarkan bayi perempuan itu." ujarnya. Kata-kata terakhir diucapkannya dengan
Ac zzz

meng-gumam, sehingga apabila Orik dan Wilona berkata. "Bukankah kau mengi r
imkan kabar bahwa anakmu
laki-laki," maka ia dapat mengatakan kepada mereka bahwa ia memang mengirimkan
kabar demikian, bahwa yang tadi ia katakan adalah bayi laki-laki dan mereka telah
salah dengar.
Tetapi jelas sekali Kendra tidak pernah memberi kabar sama sekali. Wilona bertepuk
tangan. "Bayi perempuan," teriaknya. "Bayi perempuan yang manis."
Selwyn membenci dirinya karena telah mempermainkan kehidupan
keluarga ini dengan cara seperti ini.
Orik menggerutu, "Asalkan para suster itu bersedia mem-pertahankan bayi itu dan
aibmu tidak menulari ibumu, aku, dan saudara-saudara
lelakimu."
Adik lelakinya berusia lima, tujuh dan delapan tahun. Selwyn tidak mengerti
bagaimana perbuaran Kendra dapat tercermin pada mereka. Tampaknya Wilona pun
sama tidak mengertinya. Ia me-nyikut
suaminya. "Kita sudah membicarakan hal itu," ujarnya. "Kini saatnya bergembira
karena semua sudah berakhir, anak itu berada dalam keadaan sehat, dan Kendra
telah kembali bersama kita." Ia memeiuk Selwyn erat-erat.
"Karena kini kau telah kembali," ujar Orik, "kau bisa mem-bantu menyediakan
minuman."
"Baik, ayah," jawab Selwyn dengan malu-malu. Tangan Orik berada di
pintu, tetapi kemudian ia mem-balikkan badannya. "O ya," ia

berkata seolah-olah tenang. "Kau pasti akan mengerahui berita ini, jadi lebih baik aku
yang mem-beritahukanmu." "Apa, Ayah?"
"Selwyn Roweson muda telah membunuh Farold" Ia terdengar gembira sekali sehingga
Selwyn kehilangan kata-kata.
"Sudah, sudahlah sayang," ujar Wilona sambil menepuk-nepuk tangan Selwyn. "Aku
yakin semua ini adalah yang ter-baik. Kau sepakat bahwa kau dan Farold telah
melakukan suatu kesaiahan dan kau tidak sungguh-sungguh mencintainya."
Selwyn merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan karena ia akan
mengerahui apa yang mereka sedang bicarakan.
Ac zzz

Kata Orik, "Aku melihat kejadian itu sebagai pertolongan yang diberikan Selwyn. Aku
memandang Farold seperti satu cacing yang berkurang dari dun ia ini, karena ia telah
menyesat-kan seorang
gadis muda yang lugu.
"Farold?" ujar Selwyn, bisikannya terdengar sengau, tak peduli untuk mencoba
terdengar seperti seorang gadis. Ia ter-ingat Farold
yang menceritakan bagaimana ia bertemu dengan Alden Thorneson pada malam
kebakaran di tern pat pembuatan
ladam kuda. "Aku pulang terlambat dari kedai," ujar Farold pada waktu itu. Semuanya
kini tampak jelas. Ia tidak berani mengangkat
sangkar burung. Satu kali pandangan ke wajah Farold—atau salah satu dari wajah-
wajah Farold—cukup membuatnya kehilangan kendali, ia tahu hal itu. Ia harus mem-
buka sarang dan mencekik leher burung kutilang itu,
"Oapatkah aku...." kata Selwyn, "Bolehkah aku.... aku..." "Rasanya Kendra
membutuhkan waktu sendirian," ujar Wilona kepada Orik. "Fasti mengejutkan,
bagaimanapun juga."
"Baiklah," Orik mengiyakan dengan menggerutu. "Tetapi jangan terlalu lama. Aku
membutuhkanmu begitu orang-orang itu mulai membayar."
"Baik, ayah," Selwyn berusaha menjawab.
Begitu pintu tertutup di beiakang kedua orang tua Kendra, Selwyn mengangkat
sangkar burung hingga setingkat dengan matanya.
Farold menggelengkan kepalanya. Bila Selwyn percaya bahwa
kelelelawar yang sedang menyamar menjadi burung kutilang dapat berubah menjadi
pucat, ia dapat katakan bahwa muka Farold pucat pasi.
"Kau," kata Selwyn.
"Bukan," jawab Farold.
"Teganya kau membiarkanku menyamar sebagai -" "Bukan," ulang
Farold. "... seorang perempuan?" "Selwyn, dengarkan aku."
"Kau mengusulkan padaku, padahal kau mengetahui —" "Aku tidak tahu." "Seharusnyd
kau tahu -"
"Seharusnya aku tahu," Farold melompat naik turun di
dalam sangkat. Untung kerumunan di dalam kedai di luarpun sangat
ribut karena suara keduanya menjadi semakin keras d keras dan kini
Farold berteriak, "Selwyn, kau tolol! Coba ka dengarkan aku dulu!"
Ac zzz

"Sudah ciikup aku mendengarkanmu." "Bukan aku."


Selwyn mengguncang-guncangkan sangkar burung itu "Bukan aku," jerit Farold. "Aku
tidak tahu kalau ia dikirim untuk melahirkan bayi karena itu bukan bayiku."
"Kedengarannya," Selwyn berteriak kembali sambil menggoyang- goyangkan sangkar
semakin keras, "seolah-olah Kendra menceritakan kepada kedua orangtuanya bahwa
kau yang melakukan. Ia seharusnya tahu!"
"Aku seharusnya juga tahu," kata Farold. Ia mengatakannya dengan tenang namun
tegas, sehingga Selwyn menghentikan goncangannya. "Bukan aku," kata Farold lagi.
Selwyn memikirkan kejadian itu, "Apa kau yakin?" tanyanya. "Tentu
Seiwyn. Aku bersumpah tidak bersalah." Dalam keadaan ini bagaimana mungkin ia
menolak untuk mempercayai hal itu. Ia menghela napas
dan berusaha memahami keadaan ini dengan penjelasan yang berbeda.
"Menurutku," katanya, "Kendra berbohong kepada orang tuanya untuk me-lindungi
ayah sang anak yang sesungguhnya."
"Melindungi," Farold mengulangi dengan tololnya. "Orik mengatakan kepadanya"—
Selwyn berkata lagi, law membetulkan perkataannya—
"mengatakan kepadaku.. .bahwa aku..." ia menjadi bingung kembali—" bahwa Selwyn
mem-
bunuhnya.....maksudku... membunuhmu."
Kata Farold, "Mungkin Orik takut atau tidak mau mengaku kepada
anak perempuannya bahwa dia yang membunuhku.
"Atau bisa juga," kata Selwyn, "ia lega Wena orang lain melakukannya sehingga ia
terbebas dari rnasalah Tidak
berarti ia pembunuhnya.
Sayap-sayap Farold terkulai dan Selwyn betharap ia dapat enarik kembali kata-
katanya.
"Mungkin sebaiknya kita kembali ke kedai dan mulai berbicara
dengan orang-orang," usul Selwyn. "Kita lihat apa yang bisa kita temukan."
"Tentu saja, mengapa tidak?" ujar Farold dengan sedih. "Kita cari
siapa lagi orang yang menginginkan kematianku." TUJUH BELAS
Selwyn tak perlu lama-lama memutuskan bahwa ia tidak dilahirkan untuk hidup
sebagai gadis kedai minuman. Jika ada satu pria lagi
yang melihat gaunnya atau menyentuh pantatnya, ia pasti akan meninjunya.
Ac zzz

Ayahnya tetap terikat di kursi di pojok kedai minuman, meskipun


kedai sangat ramai. Selwyn tahu tidak mungkin ada kesempatan untuk berbicara
tanpa didengar orang lain. Meskipun begitu, ia mengisi cangkir dengan ale dan
memberikan kepadanya.
Ayah melihatnya dengan tatapan dingin. Tangan-tangannya, tentu
saja diikat ke beiakang.

"Kalau Anda mau," kata Selwyn berkata dengan suara yang dibuat semirip mungkin
seperti suara gadis, tidak berani memberikan sinyal apa pun kepada ayahnya dengan
begitu banyak-
nya orang di sekitar. "Aku dapat memegangi cangkir sementara
Anda minum."
Ayahnya menganggukkan kepala.
Selwyn berkata dengan sungguh-sungguh, "Saya ingin berbicara dengan Anda tentang
Selwyn." Hal ini setidaknya tidak perlu dikatakannya, walaupuh ia tahu bahwa
ayahnya—seperti semua orang di sana—akan menganggap Kendra hendak me-
nyampaikan ucapan belasungkawa kepada ayah yang kehilangan anak itu.
Ayahnya menutup matanya dan tidak berkata apa-apa.
Seseorang yang lewat merampas dengan cepat cangkir yang ada di
tangan Selwyn dan dengan lembut berkata, Terima kasih, sayang."
Tak ada alasan lain bagi Selwyn berdiri di situ, tapi Selwyn ingin mengambilkan lebih
banyak minuman lagi untuk diberikan pada
ayahnya.
Waktu berjalan kembali. Derian Miller, paman Farold, meletakkan tangannya di bahu
Selwyn. "Menyedihkan," katanya, sambil menganggukkan kepala ke arah ayah Selwyn.
"Iya," kata Selwyn. Dia bergerak untuk menyelinap pergi tapi tidak bisa—karena
berhimpitan dengan meja kasii kedai minuman di depan dinding—ia tidak seperti
Kendra yang tak pernah terlihat
menyelinap pergi biar bagaimanapun mabuknya atau memaksanya para
langganan Orik.
"Menyedihkan kita semua," kata tukang giling itu. Ia sudah tua dan pikirannya kacau
dan—Selwyn ingat setelah Derian mengatakan—benar-
Ac zzz

benar layak sama sedihnya seperti ayah Selwyn. Yang lebih layak lagi, menurut orang
lain: meskipun masing-masing orang kehilangan anak laki-laki yang dibesar-kannya,
setiap orang percaya bahwa ayah Sewlyn membesarkan
140
seorang pembunuh. Mara Derian meraii dan tangannya yang di atas bahu Selwyn
bergetar.
SeJwyn menjauhkan diri dan berusaha tetap tenang, "Tapi kejam untuk Rowe." Nama
ayahnya terasa ganjil di bibirnya. Dengan gugup ia hendak melipat tangannya di atas
dada, tapi rasanya tidak biasa. Ia ingin meletakkan tangannya dengan lemas di atas
perutnya, yang raembuatnya tampak seperti sakit perut, atau
menariknya ke beiakang di atas pantatnya yang membuatnya kelihatan bodoh.
Anirnya ia biarkan tangannya jatuh terkulai di kedua sisi
badan.
"Hatimu sungguh baik karena mengkhawatirkan hal-hal itu," kata Derian. "Tapi ia
tidak ditinggalkan dengan terikat seperti itu sepanjang hari. Thorne dan Bowden atau
beberapa dari mereka
melepaskan dia beberapa waktu sekali dalam sehari; mereka mem biarkan dia
makan, melemaskan otot. Pada malam hari, ia tidur di

tempat Holt, tapi tetap dukat di tiang. Orang tidak mau meninggalkannya tanpa
diawasi. Dia orang yang gegabah. Orang gegabah akan melakukan hal-hal
yangsembrono."
Selwyn Iega mendengar bahwa keadaannya tidak seburuk yang dia
kira. Ia bertanya, "Bagaimana dengan—ia ingat untuk tidak menyebut ibuku—ibu dan
neneknya?"
Derian meremas bahunya sekali lagi. "Kamu baik sekali, Kendra! Mereka diawasi dari
jauh. Jika coba-coba menyelamat-kan Selwyn, mereka sudah tahu akibatnya. Tapi
Rowe—ia bukan orang yang kita bisa anggap main-main. Meskipun sekarang—mudah-
mudahan—semuanya sudah selesai. Mungkin mereka akan melepaskannya besok."
Derian menghela napas. "Setidaknya mereka masih saling memiliki—Rowe dan Nelda.
Sedangkan saya ditinggalkan sendirian." Derian menggeleng- kan kepalanya.
"Sendirian."
Ill
Tubuh orang tua itu tiba-tiba bergoyang karena tangisan
Ac zzz

tanpa suara. Tangannya sedikit menurun dari bahu Selwyn— betul- betul tanpa
sengaja. Selwyn yakin, karena umur Dorian* tttbuhnya lemah dan keadaan waktu
itu*j-namun Selwyn merasa tidak nyaman dan hampir saja panik. Apa yang akan
dilakukannya?
Selwyn mengatakan apa yang pertama kali terlintas dalam pikirannya. "Tapi keadaan
ini pasti sulit bagi mereka—Selwyn dan orang tuanya—karena ditin|rgalkan teman-
teman mereka.
"Sulit karena ditinggalkan teman-teman mereka?" ulang Derian,
sambil bersandar lebih dekat tapi tetap saja salah dengar. "Yah"ia mengusap
wajahnya—"Asal kau tahu saja, aku sudah membantu
semampuku saat meteka memutuskan bahwa Selwyn-lah yang sudah
membunuh anak itu." cn
"Benarkah?" tanya Selwyn, yang tidak melihat bantuan sama sekali dari Derian dan
juga dari orang lain.
"Aku melihat Selwyn di desa malam itu. Keesokan harinya di rumah
Bowden, bahkan sebelum orang-orang itu membawa masuk Selwyn dan Rowe, tbumu
maju dan berkata kalan ia telah melihat Selwyn berjalan melewati kedai minuman.
Jadi aku berpikir dalam hati,
'Karena itu, kejadian pertarungan dua minggu lalu dan tentang pisau membuat anak
itu sudah menjadi terhukum. Tidak ada gunanya bagiku untuk menghilang-kan harga
dirinya, dengan mengatakan bahwa ia duduk di bawah jendela beiakang rumah
Bowden sambil mencucurkan airmata'
"Mencucurkan air mata" adalah hal yang dibesar-besarkan. Namun
Selwyn hams duduk ketika ia tak dapat menarik per-haman Anora. Ia
takut membangunkan seluruh isi rumahnya. Dan dengan enggan ia mengaku, memeiuk
lututnya dan
meletakkan kepaianya, yang mungkin saja kelihatan seperti menangis, meskipun pasti
tidak lebih dari setetes dua tetes air
mata. Tukang penggiling itu tidak menceritakan hal detail ini —
yang tidak ada hubungannya dengan kasus itu—-kepada kumpulan orang

di rumah Bowden; tampaknya Derian betul-betul melihatnya dan bukan hanya


mengarang-ngarang saja untuk membuat Kendra terkesan dengan kebaikan hatinya.
Selwyn diseiamatkan dari komentar Derian ketika Holt, si pandai
Ac zzz

besi, muncul di beiakang Derian dan menepuk punggung-nya dengan ramah sambil
berkata, " Waktunya berbagi Kendra, PakTua."
Derian berputar, sehingga Selwyn bisa bergerak menjauh dari dinding. Tukang giling
itu pergi sambil memberikan senyum sedih. "Hanya orang tua yang sedang berbagi
kesedihannya dengan gadis muda yang simpatik," katanya, mengusap matanya.
"Maaf mengganggu," kata Holt, "untuk sesuatu yang sepele seperti memesan
minuman."
"Jangan sampai Orik mendengar Anda menyebut minuman dengan
sepele," kata Selwyn gembira, sehingga ada alasan untuk masuk ke meja kasir dan
mengambilkan minuman. Pada saat yang sama ia mengingatkan dirinya sendiri, AYAH,
dasarbodoh. Seharusnya Orik adalah ayah kamu.
Jika pun Holt atau Derian memperhatikan perubahan itu, mereka
tidak memberi komentar. Sebaliknya, Derian berkata, "Saya tak akan mengganggu
kalian orang-orang muda lebih lama lagi"—meskipun Holt
setidaknya dua belas tahun lebih tua daripada Kendra—ia pun pergi menjauh,
sementara Holt menyenderkan sikunya di atas meja kasir. Holt mengerutkan dahi.
"Ada apa dengan burung yang kau bawa dari biara itu?"
Selwyn melihat arah pandangan Holt—ke tempat ia meletakkan sangkar Farold di
salah satu tong-tong minuman di beiakang meja kasir. Farold sedang bergantung
terbalik di sebuah palang yang disediakan Elswyth sebagai ayunannya.
Selwyn menahan napas melihat kebiasaan kelelawar pada malam hari itu.
"Biasalah," katanya. "Kadang-kadang ia suka pura-pura mati,"
"Oh," kata Holt, sepertinya hal itu masuk diakal.
Selwyn meletakkan secangkir ale yang berluap busa di hadapannya. Holt meneguknya
panjang lalu berkata, "Akan Lebih mudah bersimpati
kepada orang itu"—ia menggerakkan kepaianya ke arah Derian yang sedang berbicara
dengan seseorang di seberang ruangan—"jika keponakannya tidak seperti..."
Selwyn menaikkan alisnya, namun Holt—mungkin karena ia pikir
sedang berbicara dengan seorang wanita—tidak metier uskan ucapannya.
"Anda tidak menyukai Farold, ya?" tanya Selwyn. Ia me-lawan
keinginannya untuk menengok ke sangkar di beiakang dan mengguncangkan tubuh
Farold agar bangun serta yakin kalau ia juga mendengar.
"Yah, Farold, ya Farold." Holt menyorongkan cangkirnya supaya
diisi lagi. "Kita mau ngomongxpz lagi?"
Ac zzz

Kelihatannya ia akan membiarkan pembicaraan itu selesai Selwyn berkata, "Walaupun


begitu, apakah menurutmu tidak aneh kalau Selwyn membunuhnya?"
"Saya tahu ini hal yang sulit dikatakan," kata Holt, "ta] kejadian
itu kelihatannya baik bagi saya."
"Benarkah?" tanya Selwyn, hampir melupakan sua perempuannya.
Holt mengangguk. "Farold meminjami saya uang untuk mulai usaha
lagi setelah kebakaran tahun lalu. Ini tahun yang bagus buat saya—
sangat bagus—tapi Farold memasang"—Holt menggelengkan kepaianya—
Mbunga yang sangat tinggi."
Selwyn membersihkan tumpahan minuman, namun kali ini tidak dapat menahan diri
untuk tidak melihat sangkar Farold. Ia tetap tergantung di ayunannya, kelihatannya
men-dengkur, tergantung
rerbalik, seperti kutilang emas betul-betul mams yang tidak terganggu apa pun. .
"Saya masih mampu mengatur pembayaran," kata Holt, "sampai
pernikahannya dengan Anora direncanakan. Tiba-tiba ia ingin semua uangnya
dikembalikan secepatnya untuk mem-bangun rumah yang layak untuk gadis itu." Ia
menghabiskan minuman keduanya. "Tidak ada yang lebih baik lagi sekarang. Tentu
saja pembayaran utang saya dialihkan kepada Derian, tapi ia mau menunggu seperti
perjanjian pertama—dalam waktu dua tahun."
Selwyn tak dapat memutuskan apa yang akan diucapkan Kendra, Ia tak dapat
memutuskan apa yang akan diucapkannyd. Apakah Holt telah mem
bun uh Farold untuk menghindar melunasi utangnya? Ia ingat Holt adalah salah satu
dari sedikit orang yang berbicara untuk membelanya. Apakah itu karena rasa
bersalah? Apakah itu karena—-di antara mereka semua— Holt yang sungguh-sungguh
tahu bahwa Selwyn tidak bersalah, meskipun ada buktinya?
Begitu Holt menjauh dari meja kasir untuk berbicara dengan orang lain, Selwyn
menuju rak tempat sebuah piring besar dengan
sebongkah roti dan beberapa iris daging domba, siapa tahu ada orang ingin makanan
dan minuman. Dasar kelelawar, pikir Selwyn, memotong ujung roti, pemeras
mengambil sepotong kulit roti yang keras—pedagang uang. Ia melemparkannya di
antara jeruji sangkar untuk menimpuk Farold. Terlalu keras. Potongan roti itu
terpental dari jeruji kayu sangkar. Ia mencoba potongan yang lebih kecil. Potongan
Ac zzz

itu bisa masuk ke sangkar, tapi tak mengenai Farold. Potongan ketiga kena kepala
Farold.
Farold tersentak bangun. Ia tergantung seperti kelelawar, tapi
karena ia menggunakan kaki kutilang, ia pun kehilangan pegangan pada ayunan dan
jatuh ke dasar sangkar dengan suara kuakan betul- betul seperti kelelawar atau
kutilang emas.
"Tembakan jitu untuk seorang gadis!" kata Merton, mem-buat Selwyn
terloncat karena ia sama sekali tak mengira ada orang berdiri sangat dekat.

Bodoh, ia memarahi dirinya, ia tahu Farold hanya menatap dan menggelepai-


gelepaikan bulu-bulunya dan tidak mulai memaki-maki dirinya.
Selwyn masih kesal dengan kesembronoan dan kebodoh-annya sendiri.
Ia pun masih marah karena masalah pisau yang diambil Merton dan tidak pernah
diberitahukan kepadanya, serta jengkel dengan nada
suara Merton yang merendahkan dirinya. Selwyn mengisi cangkir Merton dengan ale
lalu dengan sengaja melepaskannya sebelum Merton benar-benar me-megangnya.
"Aduh, kikuknya saya," katanya ketika Merton mengusap keningnya yang basah kuyup.
Selwyn tersenyurh, kdu berbalik dan pergi tanpa mengambilkan Merton minuman lagi.
DELAPAN BELAS
Keramaian di kedai minuman itu belum juga bubar hingga laru t malam. Setelab
seminggu tanpa tamu, Orik merasa begitu puas diri sampai-sampai Selwyn tak dapat
menahan diri untuk tidak menceburkan wajabnya ke ember besar ale—terutama
karena men unit perkiraan Selwyn, ia adalah orang yang paling mungkin telah
membunuh Farold.
Akhirnya, Bowden dan Holt mengumumkan sudah waktunya ayah Selwyn
dibawa bermalam ke bengkel pandai besi. Berjam-jam telah berlaJu dengan jarak
yang terpisah hanya satu ruangan dari ayahnya, namun Selwyn tidak punya ke-
sempatan untuk berbicara kecuali sekali, itu pun untuk me-nawarkan minuman.
Besok, pikirnya. Pasti ada cara
agar ia bisa menemuinya secara pribadi. Begitu juga dengan ibunya, ia membuat
rencana untuk berbicara dengannya. Ketika hams
membawa makanan untuk tawanan itu—dan diikuti oleh suara yang
keras dan perintah dari ism Bowen—ayah Selwyn tampak pucat dan tertekan dan
bayangan gelap di bawah mata dan pipinya terlihat jelas, sehingga Selwyn harus
Ac zzz

memalingkan mukanya. Esok pagi Bowden dan keluarganya pasti tidak akan keberatan
dengan kunjungan
Kendra.
Akhirnya mereka semua pergi malam itu; orang tuanya, para penjaga, pelanggan, dan
orang-orangyangtinggal di situ. Sekarang waktunya
berberes-beres.
Wilona menyapanya, "Ibu dapat meiakukannya sendiri, Kendra. Kau sudah menempuh
perjalanan jauh hari ini— berjalan dari Saint Hilda, mendengar semua peristiwa,
meng-ambilkan minuman, dan
melayani para tamu tanpa henti sejak sore sampai malam. Kau telah berdiri
seharian." Kemudian ia menepuk tangan Selwyn. "Kau perlu istirahat."
Tidak,n Selwyn meyakinkannya, "Aku baik-baut saja. Aku masih mau lebih lama di
sini."
"Ibu tidur saja," katanya—sambil berharap. Kendra me-manggilnya
"Ibu" dan bukan panggilan kesayangan lain. "Betul, Ibu perlu
tidur. Ibu sudah bekerja keras, memasak dan bersih-bersih, dan membuat semuanya
lancar sepanjang hari ini. .

"Ini bukan anak perempuan kita," Orik meraung, sehingga Selwyn hampir berhenti
bernapas mendengar itu. Tapi Orik lalu memberinya pelukan ringan dan meneruskan,
"Ini gadis pekerja keras yang dulunya Kendra kita, dan sekarang sudah diubah oleh
para biarawati."
"Oh, Orik," Wilona mengeluh dengan nada jengkel sekaligus sayang
yang mengingatkan Selwyn akan orang tuanya sendiri sehingga ia sedih.
Orik mencium kening Selwyn. "Selamat datang, Nak," katanya.
"Selamat datang, Ayah senang sekali kau di sini."
"Terima kasih, Ayah," kata Selwyn canggung, sekarang ia merasa bersalah karena
ingin menenggelamkan Orikke ember ale. Tapi jangan merasa sentimental
terhadapnya, Selwyn memperingatkan dirinya
sendiri. Kenyataan bahwa Orik mencintai keluarganya bukan merupakan bukti bahwa
ia tidak mem bunuh Farold. Hal itu mungkin merupakan sebuah motif yang kuat.
Sewaktu Orik berjalan menuju rumah di beiakang kedai minuman, Wilona berkata
sekali lagi, "Biarkan Ibu membantu, Kendra. Ibu memaksanya. Kita akan punya
kesempatan untuk bercakap-cakap." Kesempatan untuk bercakap-cakap bukanlah hal
Ac zzz

yang diharapkan Selwyn. Ia tersenyum semanis mungkin dan berkata, "Aku juga ingin.
Betul, Bu. Kita memang perlu bicara, tapi bukan malam ini. Setelah kebisingan
sepanjang hari ini"— ia mengangkat tangannya—"telingaku butuh istirahat." Kalirnat
itu kedengarannya tidak sepeni yang ia inginkan. aPikiranhx butuh istirahat. Dan
suaraku." Ia
membersihkan tenggorokan-nya untuk mengingatkan kemungkinan bahwa dirinya
terserang flu.
Sebenarnya bicaranya juga tidak jelas, tapi Wilona berkata, "Ibu tahu. Ibu mengerti."
Dan ia juga mencium keningnya. "Karnu yakin?" Selwyn mengangguk.
Pintu belum juga tertutup dengan sempurna ketika Farold mulai
berbicara, "Jadi..."
Selwyn cepat berbaiik dan meletakkan jarinya di bibir ngan takut. Wilona membuka
pintu kembali. "Apakah kau memanggil
Ibu, sayang?"
"Tidak, Bu," kata Selwyn, sambil mendorong satu dari bangku-bangku ke atas
menyender ke dinding. "Mungkin pikiran Ibu saja, itu hanya suara kayu yang bergeser
di lantai."
Wilona meniupkan ciuman di udara dan menutup pintu.
Selwyn mengacungkan jari memberi Farold peringatan. Farold mengembuskan napas—
beberapa kali—, keras-keras—karena Serwyn
membersihkan semua meja, kursi dan bangku tanpa sandaran, lalu menyapu lantai.
Selwyn menolak bicara dengannya sampai ia mengumpulkan semua cangkir dan piring
dan membawanya ke dapur, yang berjarak cukup aman dari kedai minuman dan dari
ruangan tempat Orik dan Wilona sedang tidur atau mencoba tidur. Lalu ia membawa
sangkar Farold ke dapur juga.

"Sekarang tenang," kata Selwyn sambil mulai membersih-kan piring- piring, "Apa yang
sudah kita ketahui?"
Farold berkata, "Kita seharusnya membuat Elswyth mem-perbesar pantatmu."
Dengan kesal, Selwyn memukulkan kain pencuci basah ke sisi sangkar, sehingga
Farold terpercik air yang berbusa. Lalu, "Ssstt," ia memperingatkan sebelum Farold
menyerukan protesnya. "Yang aku tahu," katanya "kenapa juga orang tidak
membunuhmu dari sejak dulu."
Ac zzz

"Apa?" tanya Farold sok lugu. "Kau sudah berbicara dengan siapa tadi? Ada yang
menyebarkan berita bohong tentangku, ya?
"Cerita tentang kau yang meminta kembali uang yang kau pinjamkan
ke Holt—uang yang kaudapat dari memeras Alden dan ayahnya, Thorne.
Tiba-tiba saja kau hams mendapatkan
150
semua uangmu kembali kurang dari satu tahun setelah itu, bukannya
dua tahun seperti yang kaujanjikan karena kau ingin membuat Anora terkesan, ya
kan?" "Oh," kata Farold. "Oh," ulang Selwyn. Dan ketika Farold tidak menyahut, "Itu
pembelaan yang bagus darimu, Farold."
"Aku tidakperlu membela diri," kata Farold. "Kan aku yang mati, kau ingat itu kan?
Aku bukan tersangka?"
"Kita tidak membicarakan ten tang siapa yang membunuhmu. Kita sedang
membicarakan kau orang yang keji dan tidak ber-nilai."
"Kau tahu aku bisa pergi kapan saja aku man," Farold memberi-nya peringacan.
"Orang yang sudah mari tidak perlu dimarahi." Bagaimanapun juga, pikiran Farold itu
menakutkan. "Kau membuatku bersimpati padamu dan memperhatikan rasa sakit
hatimu, lalu aku tahu bahwa kau orang yang tidak berperasaan karena meminta Holt
membayarmu, padahal kau tahu hal itu akan membuatnya bangkrut." "Dia tidak akan
bangkrut akibat itu," kata Farold. Dengan segan ia m enam bahkan, "Mungkin hal ini
akan merugikannya. Tapi aku perlu uang itu. Aku tak dapat menikahi Anora dan
memintanya tinggal di ruangan kecilku di bawah tangga. Dan kita tak dapat pindah ke
ruangan Paman Derian, atau memin tanya bertukar ruangan: "Maaf Paman Derian,
dapatkah Anda pindah dari ruangan besar di bagian depan rumah dan menghadap
jalan ke kamar sempit tepat di sebelah mesin penggiling? Jalan satu-satunya adalah
membangun ruangan baru dan harus diberi perabot. Paman Derian kan tidak pernah
menikah, jadi belum pernah ada wanita yang tinggal di peng-"ingan sejak orang ruaku
meninggal."
151
"Kamu kan punya—pernah punya—banyak uang dari usaha penggilingan," kata Selwyn.
Tiba-tiba ia berpikir. wBenar, kan? Apakah penggilingan dalam kesulitan uang sejak
kau mengelolanya?"
Mungkin, pikirnya, Derian yang membunuh Farold. Derian yang tinggal di penggilingan
tentunya punya kesempatan lebih bagus
Ac zzz

untuk membunuhnya daripada Merton atau Orik atau Thome atau Holt atau bahkan
Linton, orang yang pertama dicurigai Selwyn. Jika Farold salah mengelola
penggilingan dan menyebabkan kerugian ... mungkin ia menolak untuk
mengembalikan pengelolaan kepada Derian lagi...
Namun Farold menggelengkan kepaianya. "Tidak," kata Farold,
terang-terangan berkeberatan. "Penggilingan meng-hasilkan banyak uang lebih
banyak di bawah pengelolaanku tahun ini daripada tahun- tahun sebelumnya."
"Jadi, jika kau punya begitu banyak uang, mengapa kau memerlukan uang yang sudah
kaupinjamkan kepada Holt?"
"Karena Derian adalah pemilik. Uang hasil penggilingan adalah miliknya."
Selwyn memikirkan ayah yang mau membantunya untuk membersihkan lahan baru
ketika ada kemungkinan Selwyn akan menikahi Anora. Tapi tidak setiap keluarga
sama. Dan jika Derian tidak mau meminjamkan uang kepada Farold, Selwyn dapat
melihat bagaimana paniknya Farold dan berrjaling ke Holt. Anora, ia yakin, akan
mengerti dan tidak akan meminta tempat tinggal yang mewah. Ia terlalu baik dan
manis untuk membiarkan siapa saja terluka, walaupun tidak langsung. "Baiklah," kata
Selwyn, "jadi bukan Derian. Sekarang tinggal Orik, yang mengira kau adalah ayah dari
anak yang dikandung putrinya
yang tak menikah.Ia mengacungkan jempolnya mulai menghitung.
152
"Dan Wilona, untuk alasan yang sama," kata Farold. Reaksi pertama Selwyn adalah
ingin berkata tidak, namun ia lalu memikirkannya. Pembunuh telah menikam
punggung Farold pada malam hari. Ia tampaknya sudah memperhitungr kan waktu
Farold yang sedang tidur, dan tidak akan melawan, Seorang wanita, tidak sekuat pria,
mungkin telah memilih cara serangan sembunyi-sembunyi seperti itu. "Mungkin," ia
meng-akui, dan menghi rung dengan jari telunjuknya. Lalu ia menerus-kan, "Atau
Holt, sehingga ia harus mengembalikan uang yang ia pin jam darimu. Atau Thorne,
untuk memastikan kau tidak akan memberirahukan orang-orang apa yang aku ketahui
tentang anaknya. Atau Alden, karena sudah memerasnya..."
"Alden!" Farold berteriak. "Alden tersangka yang paling mungkin karena ia tidak
tinggal di sini lagi. Jika kembali dari suatu tempat, hanya Tub an yang tahu niatnya
untuk mem-bunuhku sembilan
bulan setelah kejadian, lalu kembali lenyap ditelan malam tanpa jejak, begitu?"
Ac zzz

"Mungkin saja," Selwyn bersikeras, tapi ia menurunkan kembali


jarinya yang mengarah kepada Alden. Lalu ia menaik-kannya kembali karena kembali
menghitung. "Linton, karena usaha penggilingan akan diteruskan olehnya ..." "SelaJu
berlebihan," kata Farold memperhatikan. Selwyn tidak peduli dan mulai menghitung
dari tangannya yang satu lagi untuk hitungan yang keenam. Dan Merton." "Untuk apa
Merton ingin aku mati?" ; "Belum terpikirkan," kata

Selwyn. "Tapi ialah satu-satunya orang selain kamu yang tahu tentang pisauku."
Farold tidak membantah.
" Tidak ada orang lain lagi yang tahu tentang pisau itu, kanV "Tidak," kata Farold.
"Jadi, mengapa Merton mau membunuhmu?" tanya
Selwyn.
"Aku kan sudah bilang tidak tahu."
"Aku pikir kau mungkin ingat sesuatu yang belum kauceritakan padaku sebelumnya.
Seperti tentang Alden dan Thorne dan Holt
sampai tingkat tertentu tentang Kendra. Apakah adaT
"Tidak ada," kata Farold galak. "Kau terus menambah kemungkinan, tapi tak seorang
pun yang cocok. Dan kau tidak punya banyak
kemajuan untuk membuktikan sesuatu."
"Aku tahu," gerutu Selwyn. "Besok kita harus can alasan untuk melihat kamarmu—kita
lihat apakah kita dapat menge-tahui sesuatu
di sana."
"Kita coba," kata Farold. "Tapi aku ragu, setelah hampir satu minggu, kita dapat
menemukan sesuatu."
Selwyn pikir mungkin ia benar, namun ia hanya berkata, "Sementara
ini aku akan mengeluarkanmu dari sangkar." Ia membuka benang ikat yang menutup
pin tunya yang kelihatan memikat karena terbuat dari tanaman rambat anggur dan
diikatkan pada tangkai kecil. "Coba terbang di sekitar rumah para tersangka. Mungkin
kau melihat atau mendengar sesuatu yang penting." 11
Farold mengibas-ngibaskan sayapnyadi sekeliling ruangan supaya tidak kaku, lalu
bertengger di atas sangkar. "Oh itu mungkin
sekali," katanya dengan antusiasme yang dilebih-lebihkan. "Pada waktu seperti ini aku
mungkin melihat orang sedang tidur dan mendengar orang mendengkun.%
"Aku akan membiarkan pintu sangkar tetap terbuka sehingga kau bisa
Ac zzz

masuk dan keluar," kata Selwyn mengabaikan sikap kasarnya. "Mungkin kau
mengetahui sesuatu besok. Cobalah
menghindari orang. Jika ada yang bertanya, aku harus men-jawab
kalau kau terbang kabur. Tapi karena Kendra sangat disukai orang, maka setiap orang
akan mencoba menangkapmu kembali demi aku. Namun, pastikan kau kembali
kepadaku secara teratur sehingga kita bisa saling bertukar informasi yang sudah kita
ketahui."
"Jadi maksudmu, " kata Farold, "aku harus ada di sekitar orang- orang supaya bisa
mengawasi mereka, tapi harus menjauh supaya mereka tidak melihatku. Dan
sementara itu aku harus kembali ke
sini secara teratur, padahal setiap orang akan mencoba menangkapku untuk
membuatmu terkesan."
Selwyn memukui sangkar itu dengan kain lap basah lagi dan Farold terbang ke udara.
"Pergi saja sana," Selwyn menyuruh-nya. "Jauh-
jauh dari tong ale, ya!" Ia membuka pintu beiakang, lalu pergi mengambil ember air
pencuci untuk membuang isinya.

Yang pertama dilihat Selwyn ketika ia melangkah keluar adalah Farold belum
terbang, tapi hanya bertengger di atas pintu yang rerbuka sambil meniru suara
burung kutilang emas yang jelek. Lalu Selwyn melihat mengapa ia begitu. Ternyata
Anora juga sedang mengosongkan ember air pencuci ke jalan kecil. Ia tidak
meiihatnya di kedai minuman seharian ini, dan juga tidak meiihatnya sejak
hari ia diseret dari rumah ayahnya ke gua pekuburan itu.. Sekarang, meskipun Anora
memunggunginya, awalnya Selwyn tidak dapat bersuara. Hal ini bagus juga karena ia
punya waktu untuk mengubah suaranya. "Halo," sapanya dalam bisik-an serak yang—
jika
tidak sama persis dengan suara perempuan— setidaknya tidak seperti suara pria.
Anora segera berbalik sehingga sejumlah air.yang sedang dituangnya
mengenai kakinya. Dengan ter'buru-buru Anora
menegakkan embernya kembali meskipun pasti sudah tak banyak lagi air yang tersisa.
Pastilah dia malu untuk membalas sapaannya,
karena ia hanya diam sambil memandangi dirinya yang berdiri di jalan kecil, dan
hanya diterangi oleh cahaya lilin yang memancar dari masing-masing pintu rumah
mereka.
Ac zzz

Anora yang baik hati dan cantik. Pemandangan itu membuat Selwyn
sulit bernapas. Tiba-tiba segalanya jelas baginya: Farold itu penyelidik, teman, dan
pembanru yang jelek untuk diajak bekerja sama. Anora yang manis akan lebih banyak
mem-bantu memecahkan masalah kejahatan dan membuktikan ketidak-
bersalahannya. Ia tahu bahwa ia harus berhati-hati untuk tidak membuatnya
ketakutan. Namun ia yakin, begitu ia menjelaskan semua yang telah terjadi, Anora
pasti mau mem bantu dirinya.
Ia segera berbalik agar dapat membuang air yang dibawanya tanpa membuat Anora
terpercik, dan pada saat yang bersamaan ia mulai berpikir bagaimana cara yang tepat
untuk mengatakan sesuatu pada Anora.
Tiba-tiba saja seember air yang dingin dan kotor mengenai punggungnya. Selwyn
kaget dan ketika berbalik ia melihat Anora sedang membalikkan ujung ember ke
arahnya. Ternyata ia salah. Masih ada sisa air yang cukup banyak di ember itu.
Farold pun terdiam karena kaget, paruhnya terbuka tapi kicauannya berhen ti tiba-
tiba.
"Apa-apaan ini....," kata Selwyn, lupa mengatur suaranya, tapi
rasa dingin dan kaget membuatnya melupakan semua itu.
" Berani-beraninya kau kembali!" Anora meludah ke arahnya.
Ia tahu siapa aku, pikirnya. DanAayakin akulah yang membunuh
Farold.
Pikiran bahwa Anora tidak percaya akan ketidakbersala annya membuat ia tak
mampu bersuara. Ternyata diamnya it
15b
menguntungkan, karena Anora melanjutkan, "Kau wanita murahan, perempuan
sundal, kau sampah yang tidak berharga."

"Tapi..." Selwyn tidak dapat berpikir apa yang dapat dikata-kannya dengan semua
itu.Ci"
Anora mengayunkan embernya, menyerang lengannya. "Mengapa kau tidak pergi saja,
Kendra?" 1
Selwyn menahan tepi ember ketika Anora mulai mengayun untuk yang kedua kalinya.
"Apa sih yang kamu bicarakan?"
"Apa yang kamu bicarakan?" Anora menirukan dengan mimik muka yang kejam.
"Jangan pura-pura Iugu di depanku. Ibumu menceritakan kepada ibuku semua
Ac zzz

tentangmu. Aku tahu di man a saja kamu selama ini." Ia terus mencoba merebut
ember dari pegangan Selwyn, tapi tak berhasil.
"Kapan?" tun tut Selwyn, karena Wilona seharian ini mem-bantu di kedai minuman
dan ibu Anora hanya datang sebentar Saja, ketika
menyertai ibu Selwyn membawakan makanan untuk si terhukum. "Kapan ibu kita
bicara?0
Tampaknya Anora menebak apa yang dipikirkan Selwyn. "Bukan hari
ini, bodoh? ia mencemooh. "Lebih dari seminggu yang lalu. Ibumu sangat senang, dan
ia bilang bahwa kau mungkin akan segera pulang dari biara. Dan ketika ibuku
mengatakan bahwa enam bulan itu terlaiu sebentar bagi gadis yang ingin belajar
sikap berbudi halus dan lagipula kau agak ketuoan untuk dikirim ke biara, ibumu
keceplosan mengatakan mengapa sebenarnya kau harus pergi ke sana. Kau
mengacaukan segalanfa, dasar pelacur kecil jelek. Semestinya aku yang menjadi anak
kepala desa dan istri pedagang terkaya di Penryth. Setiap orang akan iri kepadaku.
Apalagi tampang Farold juga tidak terlaiu jelek Tapi aku harus membatalkan
pertunanganku karena kau, dan membuat rencana lain yang tidak begmi
kusukai. Bagaimana mungkin aku menikah dengan Farold, padahal kau mengandung
anak haramnya dan anak itu akan
selalu menjadi anak sulungnya yang bukan lahir dari aku?"
Selwyn hanya bisa diam tercengang oleh banjiran kata-kata dengki
yang diucapkan oleh Anora-nya yang lembut.
"Tapi sekarang Farold mati," kata Anora, "dan kupikir itu menguntungkan buatku." Ia
merenggut ember cuciannya dari tangan
Selwyn, lalu mendekatinya—ia tampak yakin—dan sambil menyakiti dengan jarinya.
"Kupikir aku lebih beruntung lagi kalau kau juga mati." Kemudian ia berbalik,
rambutnya mengenai wajah Selwyn, dan kakinya dihentakkan sambil berjalan masuk
ke rumahnya. Lalu ia membanting pintu, sehingga angin berembus di belakangnya.
Dengan perlahan Sewyn berbalik menghadap pintu kedai minuman. Ia menyorongkan
jarinya ke Farold, setengah ber-harap bahwa—dengan
wajahnya yang menunjukkan setengah perasaan dari yang ia sedang rasakan—Farold
lebih memilih bertemu Elswyth daripada bersama dirinya.
Tapi Farold mengikutinya kembali ke kedai minuman.
"Dan tampangnya juga tidak terlaiu jelek," Farold meng-gerutu, seolah-olah itu
kalimat terburuk yang sudah diucapkan Anora.
Ac zzz

"Ia memutuskan pertunangan?" Selwyn bertanya dengan merapatkan giginya, berjuang


keras untuk tidak mencekik leher kecil Farold. "Aku terus-menerus tanya padamu,
Apakah ada sesuatu yang kaupikir perlu kuketahui?' dan kau tidak berpikir untuk
memberitahukan bahwa Anora membatalkan pertunangan? Apakah ada hal kecil
lainnya
yang tidak kaukatakan, seperti—misalnya—mungkin seseorang berkata,
'Farold, aku akan membunuhmu?' Mungkin kau lupa memberitahukannya? Selwyn
sadar ia hampir berteriak dengan suara aslinya. Ia me ngambil napas panjang berkali-
kali.
"Apa bedanya bagimu, dengan melihat keadaanmu aku dan Anora bertengkar?
Lagipula"—Farold mengepak-ngepakkan sayapnya—"Kupikir ia tidak bersungguh-
sungguh waktu mengatakan bahwa ia tidak akan menikah denganku. Kupikir ia akan
melupakan hal itu.
Apa? Selwyn bertanya tak percaya.
"Waktu itu ia tidak mengatakan mengapa ia sangat marah
Jangan lupa, aku juga tidak tahu bahwa Kendra—ingat?
menuduhku sebagai ayah dari anak yang dikandungnya. Itu bukan salahku."
"Kau tidak pernah salah, ya," gerutu Selwyn. Tapi ia ingat waktu pagi hari sebelum
Farold dibunuh. Saat itu ia melihat Anora di
pasar dan ia pikir Anora mengisyaratkan sesuatu yang salah telah terjadi antara ia
dan Farold. AKU TIDAK salah, ia berkata pada dirinya sendiri, meski kemudian ia ingat
ketika pemeriksaan di rumah Bowden, Anora menyangkal hal ini, membuatnya
kedengaran bodoh—atau seorang pembohong. Ia juga ingat sedu sedan yang
dilakukannya.
"Mungkin ada sesuatu yang seharusnya kau ketahui," kata Farold.
"Oh?" Selwyn berkata sedikit kesal. "Apa itu?"
"Anora marah sekali sehingga segalanya kacau; tapi satu kalimat yang aku ingat,
katanya 'Tunggu saja sampai aku mem-beritahu ayahku.'"
Selwyn mengendapkan pikiran itu. Bowden tahu atau berpikir bahwa dirinya tahu—
kalau Farold sudah memper-malukan anaknya dengan Kendra. Satu lagi ayah yang
marah.
Tapi sulit sekali memikirkan Bowden ketika pikirannya
Ac zzz

terus kembali ke Anora. Anora yang lembut, manis, dan baik. Ia tampaknya
menetapkan di antara dirinya dan Farold ber-aasarkan siapa yang lebih
menguntungkan. Ia mau beralih ketika rencananya
gagal. Ia sudah sangat meyakinkan sebagai tunangan yang sedang kemalangan. Ia
hendak memaki-maki Kendra dan mencoba memukulnya dengan ember cuci. Se-
tidaknya ia baru saja mengharapkan sesuatu yang buruk untuk dirinya dan bahkan
sudah mengancamnya.
Selwyn melihat tangannya, pada bilur merah waktu Anora merenggut ember cucinya.
Tampaknya Anora mampu berbuat lebih dari yang ia pikirkan. Dengan perlahan ia
menghitung dengan jarinya, tujuh dan
delapan—dua lagi tersangka untuk ditambahkan dalam daftar pembunuh yang
mungkin: Anora dan ayahnya.

SEMB1LAN BELAS
Sudah lama sekali Selwyn tidak tidur di tempat tidur, tapi di atas
tanah keras, sehingga Selwyn tidur lama sekali. Orang tua Kendra berpikir ia perlu
beristirahat, sehingga mereka tidak membangunkannya.
Pada waktu bangun, matahari sudah bersinar dan ia dapat mencium
bau rod panggang—membuktikan bahwa Wilona, paling tidak, sudah bekerja keras.
Ia berpakaian, terpeleset sedikit karena tidak terbiasa dengan
pakaian wanita, dan memasuki ruang umum kedai minuman tepat waktu untuk
melihat ayahnya—ayah kandungnya— didudukkan di kursi. Orang bergantian
menjaganya, ia tahu hal ini kemarin. Jadi ayahnya diawasi, bahkan ketika ia tidur.
Tampaknya tadi malam adalah giliran Raedan dan saudaranya
Merton. Mereka baru saja mau pergi, kelihatan bermata muram karena begadang.
Bagus, pikir Selwyn melihat mereka. Menderim.
Keterlambatannya mungkin menguntungkan, pikimya. Untuk berbicara dengan
ayahnya di toko pandai besi Holt pagi ini, ia harus menyingkirkan terlebih dahulu dua
bersaudara itu—yang ingin cepat
selesai dan pulang ke rumah—seperti halnya Holt. Selwyn tahu, bahwa mungkin tidak
banyak kesempatan untuk berbicara secara pribadi. Lebih mudah di sini. Tapi ia harus
cepat berbicara. Dari yang dibicarakan orang kemarin, hari ini adalah hari terakhir.
Tidak ada yang yakin kalau Selwyn dapat bertahan di gua selama
Ac zzz

itu. Petang nanti ayahnya akan dibebaskan, dan Selwyn perlu bicara dengannya
sebelum ia berbuat sesuatu yang gila-gilaan yang tak
dapat di-batalkan jika terjadi.
"Selamat pagi," Selwyn menyapa masing-masing orang tuanya: Orik sedang memeriksa
sisa ale di tong dan Wilona mengadoni adonan di dapur. "Apa sebaiknya aku memberi
sedikit roti Ibu yang enak itu
kepada Si Tawanan?"
Wilona berhenti untuk berpikir. "Rowe bukan seorang tawanan," katanya, meskipun
Selwyn pikir siapa pun yang diikat di kursi dan
dijaga sepanjang hari adalah seorang tawanan. "Dan istrinya akan membawakannya
makanan sebentar lagi."
"Setidaknya kita berbuat baik dengan member i nya minum," bantah
Sewlyn dan Wilona hanya mengangkat bahu.
Selwyn mengisi cangkir dan membawanya ke ayahnya. Ia sengaja berdiri di antara
ayahnya dan Orik, dan memunggungi Orik sebelum ia membungkuk ke arah kursi. Ia
tak dapat mengatakan hal yang sebenarnya kepada ayahnya, tidak seluruh-nya.
Apalagi dalam keadaan terburu-buru seperti itu, dengan
risiko seseorang dapat mendekati mereka setiap saat. Ia berbisik, pelan sekali, "Saya
akan memberi tahu Anda sesuatu. Tolong jangan
bereaksi."

Sampai sekarang ayahnya kelihatan melamun dan Iesu, matanya hampir tidak
terfokus seolah-oiah ia hampir tak menyadari kehadiran orang lain di ruangan itu.
Sekarang mata itutertuju kepada Selwyn, tajam tapi waspada, seakan-akan dengan
dorongan kemauan semata-mata ia dapat menerima semuanya, apa pun yang harus
Selwyn katakan.
Selwyn berbisik, "Minumlah." Setelah ayahnya menuruti, Sewlyn
berkata, "Selwyn masih hidup dan dalam keadaan baik —jangan bereaksi." Ia tak
pernah menganggap ayahnya seorang yang demonstrarif, tapi ia dapat melihat
harapan dan ke-gembiraan ketika ia menarik napas pendek dan yang penting sekali ia
tidak menarik perhatian Orik dari tong-tong ale. "percayalah," Selwyn melanjutkan,
"selama Anda terus bersikap seperti sebelumnya dan tidak memberi mereka alasan
untuk curiga bahwa Anda telah mendengar sebuah berita, semuanya akan baik"
Sebetulnya ia tidak terlaiu yakin akan hal ini juga. "Di mana dia sekarang," ayah
Ac zzz

Selwyn berbisik. Ia tak dapat mengatakan sebenarnya, DisinL "Aman," katanya.


"Betul. Minumlah lagi supaya Orik tidak curiga."
Alis ayahnya terangkat sewaktu mendengar—Kendra me-manggil ayahnya dengan
namanya—itu, tapi ia meminum ale-nyx Lalu karena ia meminta ayahnya untuk
percaya saja, Selwyn menambahkan, "Ada jalan keluar
di beiakang gua, di sisi Bukit kakek. Ada seorang teman yang datang"—Elswyth
mungkin akan memukul ia karena berani menyebutnya teman —dan menunjukkan
Selwyn tempat yang aman." Penryth tidak aman, tapi ia mengatakannya begitu
supaya lebih mudah saja.
1©3
"Teman kamu?" ayah Selwyn bertanya.
Selwyn perlu waktu beberapa saat untuk menguraikan hal ini,
menyadari bahwa ayahnya tidak memandangnya sebagai seorang penipu, meskipun
kesalahannya menyebu t nama Orik. Ayahnya hanya bertanya apakah ia—Kendra—
adalah teman yang sudah menunjukkan Selwyn jalan keluar dari gua.
"Bukan." Ia tidak berani mengakui dermawan itu- adalah seorang penyihir, karena ia
tidak mau ayahnya khawatir. Ia berbuat semampunya. "Seseorang yang dapat
menolongnya. Mereka punya rencana untuk mencari pembunuh yang se-sungguhnya."
Ayahnya menutup matanya sejenak. Lalu ia berbisik, "Aku mau percaya itu ..."
Selwyn mengingat hari kejadian itu bermula, ketika ia dan ayahnya
sedang bekerja membersihkan tanah. Ia berkata, "Selwyn berpesan untuk mengatakan
kepada Anda bahwa Anda benar tentang Anora, dan Anda benar tentang gadis besar
dan kekar itu." Kelakar itu tercetus hanya di antara mereka pada hari itu, tanpa
didengar orang lain.
Ayahnya menutup matanya sekali lagi dan menarik napas panjang. "Saya harus
pergi,!! kata Selwyn, karena setiap kalimat— setiap
waktu yang dilewati bersama—semakin memperbesar kemungkinan baginya untuk
membuat kesalahan, entah itu mengungkapkan yang

sebenarnya tentang dirinya atau ayahnya yakin bahwa Kendra gila, dan- dua-duanya
buruk kalau samp terjadi. "Katakan juga pada Nelda supaya tidak khawatir." Tadinya.
ia berencana pergi ke rumah Bowden, namun setelah mendengar semua yang
diucapkan Anora tadi malam, ia takut hal itu tidak aman dilakukan.
164
Ac zzz

"Terima kasih," kata ayahnya dengan penuh kehangatan, sehingga Selwyn harus
berperang melawan keinginan untuk mencerirakan seluruhnya, walaupun itu
berbahaya. Akan ada waktunya untuk itu. Ia berharap.
Ia mendengar siulan aneh yang tidak terlaiu mirip suara burung, tidak mirip suara
manusia, dan mendapati Farold bertengger di bingkai jendela.
Tanpa terlihar bahwa ia mengenalinya, Selwyn berjalan ke bagian beiakang
bangunan, ke ruangan tempat tinggal. Sebentar kemudian Farold muncul di jendela.
"Apa yang kauketahui?" tanya Selwyn. "Aku tahu bahwa susah hidup menjadi
kelelawar yang hidup dalam badan burung kutilang emas. Aku tak tahu burung
kutilang makan apa, tapi aku tetap senang sekali serangga kecil, aku tetap ingin
makan semalaman dan tidur seharian, tapi mata kutilang tidak terlaiu bagus untuk
melihat di malam hari, dan aku tak dapat membuat suara kecil yang akan
membantuku kembali ketika aku menjadi kelelawar, dan..."
"Farold!" Selwyn berkata dengan jengkel. "Kau mengoceh saja.
Maksudku apakah kau mengetahui sesuatu yang penting?" Farold mendengus. "Kau
yang menyuruh aku keluar malam hari, lalu mengatakan padaku kalau hal ini tidak
penting."
Selwyn menggertakkan giginya. "Apakah kau menemukan sesuatu yang ada
hubungannya dengan pembunuh?"
Farold mengembuskan napas—keras-keras. "Aku kan baru coba jelaskan padamu
bahwa untuk mendapat cukup makanan agar aku tidak pingsan
kelaparan saja butuh waktu semalaman?"
Giliran Selwyn yang mengembuskan napas. "Jadi, tidak ada," katanya. "Yang ingin
kaukatakan adalah kau tidak tahu apa-apa."
Farold membuka paruhnya dan berkaok seperti bumng gagak.
"Diam deh" kata Selwyn kepadanya. "Baiklah. Karena semua tergantung padaku, maka
yang ingin aku lakukan adalah
mengunjungi kamar tempatmu dibunuh."
"Jika semua tergantung padamu, mengapa kau bersusah payah mengatakannya
padaku?"
"Farold? Selwyn berseru dengan jengkel.
Tiba-tiba Farold mulai meniru kutilang emas, yang dirasa-kan Selwyn betul-betul
menyebalkan, namun sedetik kemudian ia merasakan tangan Wilona di pundaknya.
Ac zzz

"Kasihan kau, sayang," ibu Kendra berkata. "Ibu tahu kau merasa sedih karena Farold
dibunuh. Tapi kau harus menenma bahwa ia sudah

mati. Hadapilah kenyataan ini, sayang." Sambil menggelengkan kepala, Wilona


menjauh.
Suara aneh terdengar dari paruh kutilang emas FarokL
"Mau ikut tidak?" tanya Sewlyn, "atau kau mau tertawasaja terus di situ?"
"Oh, tentu saja aku mau ikut," kata Farold. "Aku tidak mau
ketinggalan sesuatu yang menyenangkan." DUA PULUH
Setelah Selwyn menyelesaikan tugas paginya di kedai minuman, ia
mengatakan kepada orang tua Kendra bahwa para biarawati di Saint Hilda
menyarankan pentingnya udara segar untuk kesehatan kutilang emas—terutama
burung kutilang emas yang dipelihara di sangkar. "Kami berdua mau jalan-jalan
keluar," kata Selwyn kepada mereka. "Kami akan kembali sebelum para langganan
datang."
Jika orang tua Kendra merasakah hal itu aneh, mereka tidak mengatakan apa pun.
Ketika ia berjalan menuruni jalan sambil membawa sangkar burung, orang-orang
melambai dan menyapa. Gadis-gadis kedai minuman yang cantik, pikir Selwyn, dapat
berjalan-jalan dengan apa saja, suatu hal yang menggelikan untuk anak-anak lelaki
petani.
Penggilingan berdiri terpisah di daerah pinggiran Penryth karena pabrik ini harus
berada di samping sungai, dan suara bising yang terus menerus dari kincir yang
berputar siang dan malam sudah cukup membuat orang-orang tidak mendirikan
rumah mereka terlaiu dekat.
Ketika Selwyn tiba di sana, ia melihat pintu keluar dan langganan yang datang hanya
janda Snell. Sementara itu, Linton sedang
mengikat sekarung tepung untuknya. Bagus, pikir Selwyn. Bahkan lebih bagus dari
yang diharapkannya. Tangan janda Snell berbonggol-bonggol dan lumpuh, ia perlu
bantuan Linton untuk membawa tepung itu ke rumahnya. Selwyn berjalan sedikit
menjauh, ke tempat di mana ladang mulai ditanami—ini mungkin milik paman Raedan
dan Merton, pertanian terdekat dengan desa. Ketika
berbalik, Linton dan janda itu sudah jauh di bawah menuju ke arah
berlawanan, Linton memanggul karung tepung itu di pundaknya. Selwyn kembali ke
penggilingan, dan hanya Derian tua yang ada di sana.
Ac zzz

Sebelum Derian meiihatnya, Selwyn melemparkan pandang-an ke


sekeliling ruangan. Kebanyakan rumah di Penryth tidak diberi kunci karena setiap
orang saling mengenai; tapi orang yang menjalankan bisnis pasti memiliki kunci—
karena adalah bodoh bila menggoda
orang dengan sesuatu yang tidak dapat dimilikinya. Selwyn melihat kayu yang berat
menyender di dinding di samping pintu dan tahu bahwa pada malam hari kayu itu
akan ditempatkan pada siku-siku di kedua sisi pintu. Untuk melewati pintu itu
dibutuhkan beberapa pria untuk mengangkainya. Tak heran bila Thome mengatakan
bahwa

pem-bunuhnya pastilah masuk lewat jendela. Tapi tak perlu lewat jendela kamar
tidur Farold, pikir Selwyn, meskipun tak satu pun
168
yang terbuka. Ia akan mcmcriksa randa-tanda yang dibuka dengan paksa pada semua
jendela, pikirnya; jika ada waktu. Di ruangan ini hanya ada satu jendela yang
menghadap desa— menghadap ladang milik
paman Raedan dart*Merton.-
Sekarang dengan suara Kendra, ia berkata, "Halo." Ia harus mengucapkannya dua kali
sebelum Derian menengok dan rersenyum
kepadanya. Selwyn meneruskan, "Pagi ini saya pikir saya perlu membawa burung
penyanyi saya jalan-jalan keluar, dan saya juga sudah pergi begitu lama sehingga
saya harus melihat semuanya dan bertemu setiap orang lagi" jangan mengobrol,
Selwyn berkata pada dirinya. Jangan menjelaskan terlaiu banyak.
Tapi Derian tidak mengomentari apa yang diucapkan Selwyn. Ia hanya menjawab,
"Selalu senang ada pengunjung yang cantik."
Selwyn merasa wajahnya memerah, meskipun Derian memuji Kendra, bukan dirinya.
Ia meletakkan sangkar burung di atas meja, dan— seperti yang sudah di rencanakan
nya bersama Farold—ia menyentuh potongan kayu pengunci yang longgar. "Oh!"
Selwyn berteriak purus asa ketika kayu itu jatuh dan Farold terbang keluar dari
sangkar. "Oh, kembali, burung kecil!" Selwyn merasa betul-betul bodoh, tapi Derian
dengan gagah melompat untuk menolong.
Farold mendarat di atas rumpukan karung-karung tepung dan menunggu
sampai Derian berjarak dua langkah sebelum ia terbang lagi dan berputar di sekeliling
ruangan.
Ac zzz

Selwyn mengejar Farold, tapi Farold melompat dari meja ke atap


sangkar, ke ambang jendela.
"Oh, tolong," pekik Selwyn, "tutuplah pintu dan jendela sebelum ia terbang keluar."
Farold terbang dari jendela, tapi ia terbang melewati kepala
Derian dan keluar lewat pintu yang masih terbuka. Ia segera mendarat di atas tong
air di sisi pintu.
"Tojonglah aku!" Selwyn mendesak Derian, kalau-kalau penggiling
tua itu menyerah.
Derian mengikuti Farold ke luar pintu.
"Aku akan menutup daun jendela di sini," teriak Selwyn, "untuk berjaga-jaga kalau ia
masuk kembali." Ia melihat daun-daun jendela
dikencangkan oleh palang yang sederhana. Seseorang dapat membukanya dari luar,
meskipun Selwyn meng-harapkan ada bekas goretan di kayu jika memang itu yang
terjadi, dan ternyata tidak ada.
Sementara itu di luar, ia melihat Farold terbang dari tong air ke dan an pohon yang
rendah. Ketika Derian mendekat, Farold terbang ke dahan lain di sisi lain dari pohon
itu, dan sebentar kemudian
terbang untuk bertengger di atas semacam semak—untuk memikat
Derian dan terus mengikutinya, tapi tetap tidak dapat ditangkap.

Segera setelah Derian hilang dari penglihatan, Selwyn naik ke atas. Penggilingan
adalah satu-satunya bangunan di Penryth yang memiliki dua tingkat, untuk memuat
perlengkapan roda yang sangat besar yang dibutuhkan untuk memutar gerinda
penggilingan. Menurut Farold, kamar Derian letaknya di atas, di depan. Kamar Farold
adalah yang lebih kecil di ski beiakang tangga, di mana ia dapat mengawasi dan
mendengar segalanya.
Ia masuk kamar Derian terlebih dulu. Selwyn memutuskan untuk memexiksa jendela
selagi ia punya lebih banyak waktu, karena
Selwyn tidak dapat memikirkan penjelasan apa yang diberikan kepada
Derian jika ia kembali dan mendapati dirinya di sana.
170
Di atas terletak ruangan besar tempat menyimpan per-lengkapan roda
dan tangkai untuk roda penggiling. Hanya ada satu jendela, tapi terJalu kecij bagi
orang dewasa untuk lewat dan menghadap—sekali lagi—ladang milik saudara Raedan
Ac zzz

dan Merton. Di seberang dinding ada pintu yang terbuka dan ter-lihat pemandangan
roda air raksasa yang masuk ke dalam sungai. Tak ada yang dapat memanjat dan
masuk melalui tempat itu.
Dalam kamar Derian, daun jendela tampak tidak pernah dirusak dan
lagipula penyelundup pasti memerlukan tangga untuk mencapai nya, karena tidak ada
pohon tinggi di dekatnya. Selwyn memandang keluar dan melihat Derian, sekarang
hampir sampai ke toko pandai besi, masih mengejar kutilang emas. Tapi seseorang
lain bisa masuk, mencari pemilik penggilingan atau Linton kembali ke rumah. Selwyn
harus buru-buru.
Ia kembali ke bawah dan membuka pintu kamar Farold. Ia yakin rubuh
Farold tidak di sana lagi; Sebetulnya, ia tahu, lebih dari yang lain di mana sebetiunya
Farold dan tubuhnya. Dan tidak ada alasan untuk mengharapkan kalau-kalau ia akan
menemukan kasur dan selimut yang basah oleh darah. Seseorang pasti sudah
membawanya. Melihat keadaannya, ia tidak tahu mengapa ia begitu memilih untuk
melihat ruangan di mana seseorang sudah ineninggaJ.
Meskipun belum sampai seminggu kosong, ruangan itu sudah berbau
debu dan apek. Seprai sudah tidak ada, meskipun Selwyn dapat mengatakan tadinya
ada di mana, dtlihat dari celah di bawah jendela. Tak ada tetesan darah, tak ada
bukti bahwa kehidupan seorang pemuda sudah diakhiri dengan kekerasan di sini. Di
situ ada lemari pakaian yang pernah di-ceritakan Farold, tempat ia menyimpan
pisaunya. Selwyn
171
memeriksa semua barang di situ; la merasa tidak menentu memegang barang milik
Farold yang tak akan pernah diguna-kannya lagi, menggeledah pakaian yang tidak
akan pernah dikenakannya lagi— meskipun ia diizinkan Farold ada di sini Pakaian-
pakaian, segulung benang ikat, beberapa koin, sebutir apel yang sudah lembek dan
cokelat. Di pojok bawah ada bam kecil yang kelihatannya tidak ada

gunanya kecuali terlihat bersinar. Apakah Farold pernah menjadi anak laki-laki yang
memungut sebutir batu hanya karena bagus? Selwyn menyadari setelah tujuh belas
tahun hidup di desa yang sama dengan Farold, ia tidak mengetahuinya. Ia menutup
lemari itu, Merton—atau yang lain. Jika Merton membual telah menemukan pisau itu
—mungkin ia mencari pisau itu di lemari, karena itu tempat yang wajar untuk
Ac zzz

menyimpan benda se-macam itu. Tapi Merton tidak punya alasan untuk membunuh
Farold.
I Jadi, misalkan saja pembunuh ini' tidak tahu tentang pisau itu.
Selwyn berpikir—seperti yang sudah dipikirkannya sebelumnya— pembunuh itu tidak
memasuki ruangan lalu mencari sesuatu untuk membunuh calon korbannya. Mungkin-
kah si pembunuh telah membawa alat yang lain, menjatuhkan -nya, dan dengan
begitu harus menggunakan yang ada di situ? Ia—pria atau wanita—mungkinkah tidak
menyadari bahwa pisau itu milik Selwyn sampai esok hari nya?
' Atau di sisi lain, pikir Selwyn, sebegitu penidurkah Farold
sehingga seseorang dapat masuk tidak hanya memanjat lewat jendelanya, namun
juga menjatuhkan senjatanya dan mencari senjata lain di ruangan itu?
Dan jika pembunuh itu telah menjatuhkan atau meninggalkan sesuatu,
apakah benda itu sudah ditemukan oleh Linton
172
ketika menemukan mayat itu, atau oleh Derian setelah Linton memanggilnya, atau
oleh Bowden dan Thorne ketika mereka memeriksa
ruangan itu, atau oleh para wanita yang sudah menyiapkan jenazahnya untuk
dikuburkan? Dan jika memang ada dan tidak ada dari mereka yang menemukannya
dan benda itu belum dibersihkan, atau diinjak-injak atau ditutupi sejak kejadian itu,
bagaimana Selwyn mengenaii benda itu sebagai sesuatu yang bukan seharusnya ada di
ruangan itu?
Selwyn beran jak ke jendela. Walaupun begitu ada satu alasan lain—
katanya pada diri sendiri—mengapa ia sudah dicurigai, seolah-olah percekcokan
dengan Farold, pisau itu, dan ke-nyataan bahwa ia berada di sekitar tempat itu
tidaklah cukup: Jendelanya kecil. la kurus dan pendek dan dapat dengan mudah
melewatinya. Holt tentu saja tidak bisa, atau Bowden dan Orik mungkin juga tidak
la membuka daun jendela dan mendapati—di luar sungai yang menggerakkan roda
penggilingan—-ia mendapatkan pemandangan jelas
bagian beiakang rumah Bowden. Ia merasa-kan apa yang ia tahu sebagai gelombang
rasa cemburu yang tidak masuk akal; Farold dapat memandangi Anora masuk dan
keluar dari situ.
Tidak ada bedanya sekarang, pikir Selwyn, antara satu hal dengan yang lainnya.
Sungai itu merupakan penghalang, sehingga tidak mudah masuk lewat jendela Tidak
mungkin. seorang wanita, kalau begitu, pikir Selwyn.
Ac zzz

Tidak, kecuali kalau nekat. Dia berpikir tentang Anora dan Wilona, dan memutuskan
untuk tidak menghilangkan salah satu di antara

mereka bagaimanapun juga. la melongok ke luar jendela untuk mencari goresan


sempit di tanah antara dinding dan air. Jika ada jejak kaki, cuaca se-
173
minggu ini pasti sudah menutupinya. Ia tidak tahu apakah ada orang yang sudah
mencari itu pagi itu, tapi itu bukan infbrmasi yang
mereka berikan ketika mereka sedang menuduh dirinya. Tidak ada jejak kaki
berlumpur di ambang jendela atau di lantai, setidaknya tidak ada lagi. Daun jendela
banyak ter-gores, tapi kebanyakan goresan sudah lama. Selwyn curiga kalau-kalau
Farold menyelinap keluar masuk lewat jendela ini pada malam hari kalau ia tidak
ingin pamannya tahu di mana ia berada—seperti ketika ia pergi ke kedai minuman dan
memata-matai Alden di bengkel si pandai besi. Tiba-tiba saja, Farold terbang masuk
menerjang wajahnya.
"Keluar!" teriak Farold. "Keluar! Ia menyerah dan kembali." Selwyn membanting daun
jendela, tapi terbuka lagi. Ketika
ia meraih untuk kedua kalinya, ia mendengar langkah di pintu masuk di belakangnya.
"Wah, wah," kata Derian, "sedang apa di sini?" -
"Saya ..., " kata Selwyn, "Saya pikir saya melihat burung
saya terbang di sisi kincir penggiling dan saya pikir ia mungkin kembali masuk jika
saya membuka salah satu jendela di
beiakang."
- Derian mendekatinya untuk mendengar dengan jelas. "Burung itu?"
tanyanya.
Selwyn menunjuk. "Ia bertengger di pohon seberang di sungai." Farold merasa harus
tetap tinggal di mana ia bertengger dan
membuat kicauan kutilang emas.
"Tapi kau memutuskan untuk menyerah," Derian menunjuk. "Kau baru saja menutup
jendela."
"Burung itu terlaiu bangga dengan dirinya—suka bermain-main.
Biarkan saja ia akan kembali atau tidak." Bodoh! Bodoh!
174
Selwyn memaki dirinya sendiri. Setiap kata yang diucapkannya maiah
Ac zzz

memperburuk kata sebelumnya.


Apakah ia mendengar penjelasannya yang lemah atau tidak, Derian berkata, "Kau
ingin melihat ruangan Farold." Bukan pertanyaan, hanya pengamatan.
Tak ada gunanya menyangkal hal itu lagi. "Iya," Selwyn mengakui. "Kudengar kalian
berdua berreman," kata Derian, suaranya iembut. "Teman baik. Sangat berteman
baik. Aku mengerti mengapa kau ingin melihat ruangannya dan menyentuh barang-
barangnya."
Dalam had Selwyn mengeluh. Apakah hanya ia dan Farold di Penryth yang tidak biasa
dengan gosip tentang Farold dan Kendra? Tapi tidak ada saJahnya mem biarkan
Derian percaya cerita itu. Ini
menjadi alasan keingintahuannya. Selwyn melipat tangannya di depan dan
memandanginya, tidak mengakui tapi juga tidak menyangkal. Di

sisi lain, ada sesuatu dari cara Derian mengucapkan "menyentuh" yang membuat
Selwyn merasa kulitnya kotor.
Tampaknya Derian menganggap diamnya sebagai rasa sedih kehilangan Farold.
"Sudahlah," katanya, "yang sudah terjadi biarkan berlalu. Bersedih tidak akan
membawa anak itu kembali."
Ini bukan yang diharapkan Selwyn dari seorang paman yang baru kehilangan. Ia
mendongak, merasa. terkejut. Pasti aku salah menangkap sesuatu, Selwyn berkata
pada dirinya sendiri, karena apa yang ia tangkap senyuman Derian semakin lama
semakin berkurang kelembutannya, dan semakin seperti mengerling.
"Jangan takut," kata Derian mendekat. "Aku tahu kau me-miliki hati
yang baik dan lembut—bukankah ini sudah kukata-kan kemarin di kedai minuman?
Kita dapat saling menghibur.
175
Kamu, bagaimanapun masih punya keluarga. Aku sekarang betul-betul sendirian."
Ini kalimat yang sama yang dilagukannya kemarin, tapi tidak membuat Selwyn
menjadi suka kepadanya, karena ia mulai mencurigai Derian yang hanya mencoba
membuat Kendra merasa prihatin dengan keadaannya.
Selwyn mundur satu langkah. "Tidak," katanya tegas, supaya Derian mendengarnya
dengan jelas. jika Derian mengambil satu langkah lagi sehingga ia cukup jauh dari
pintu, Setwyn akan punya kesempatan untuk berlari keluar. Pilihan lain adalah
menjatuhkan-nya, tapi Setwyn enggan lakukan. Laki-laki tua itu menawarkan sesuatu
Ac zzz

yang menjijikkan, tapi—misalkan Selwyn adalah Kendra—ia tidak tahu seberapa


menjijikkannya tawaran itu menurutnya. Namun, Setwyn
tetap marah atas nama Kendra.
"Ayolah," kata Derian. "Aku mungkin tua, tapi kaya. Tapi buat apa kekayaan itu jika
seseorang sendirian? Bersama-sama akan kita
atasi kesedihan kita karena Farold." Derian maju beberapa langkah,
dan Selwyn berlari melewatinya.
"Datanglah lagi untuk berkunjung," Derian memanggilnya setelah
Setwyn mengambil sangkar Farold dan menuju pintu keluar. "Umurku
tidak terlaiu menakutkan bagi Anora. Ia pun menyukaiku sejak Farold meninggal. Aku
punya uang dan energi yang cukup untuk kalian berdua."
Terkejut sekali dengan apa yang dikatakan Derian—tidak peduli
bahwa orang itu sudah cukup tua untuk menjadi kakek Kendra, tidak peduli bahwa
Selwyn bukanlah betul-betul Kendra—Selwyn bergegas lari ke jalan.
Farold bertengger di atas bahu Setwyn dan membuat suara jijik. "Apakah pamanku
baru saja menawarkan padamu seperti apa yang kupikir?"
176

Selwyn membelalak. Lalu ia berusaha membuat ekspresi yang lebih menyenangkan


pada wajahnya ketika para penduduk melihat ke arahnya.
"Ya ampun," kata Farold. "Tampaknya kita menghadapi kesulitan
besar."
Selwyn melihat Bowden sedang mendekat, diapit oleh Thome dan
Linton.
Dan—ini yang terburuk—beberapa langkah di beiakang mereka ada Orik dan Wilona.
Mereka membawa bungkusan yang kemungkinan besar
seorang bayi anak perempuan mereka, Kendra. DUA PULUH SATU
Ia dapat mencoba meyakinkan setiap orang bahwa ialah Kendra yang asli, dan
pendatang bam kuadalah seorang penipu. Namun, ia
sebenarnya menyadari sudah beruntung berhasil membodohi orang- orang selama ini.
Jika ada pertanyaan-per-tanyaan tentang masa kecil dan keluarga Kendra,
penyamaran-nya akan segera tersingkap oleh pertanyaan -pertanyaan yang lebih
rumit daripada sekadar, "Siapa nama orang ruamu?"
Ac zzz

Sebetulnya Kendra yang asli mungkin sudah menjawab pcrtanyaan- pertanyaan


seperti itu untuk memuaskan setiap wang. Dia mungkin,
telah meyakinkan Orikdan Wilona sebelum mereka membawa permasalahan ini
kepada Bowden.
Selwyn menjatuhkan sangkar burung dan mulai berlan berlawanan arah, dan Farold
terbang di sebelahnya.
178
179
sudah melihat dirinya berubah dari Kendra menjadi si tawanan dan
mungkin Selwyn yang sudah mati di depan mata kepala mereka
sendiri. Tak ada yang mau menjadi yang pertama untuk mendekatinya. Ia duduk di
tepi sungai, menarik napas, karena ia bukan perenang yang kuat, dan berkata kepada
Farold, "Bagaimanapun aku tak pernah
dapat meyakinkan mereka." Ia memegang tangannya dan memeiuk tangannya sendiri
— dirinya sendiri. "Bagaimana kau tahu?" "Bagaimana aku tahu apa?"
"Bahwa membenamkan diriku ke dalam air akan menetral-kan mantra itu?
Farold memandangnya dengan skeptis. kau tidak tahu itu? Kau mem biarkan ia
memantraimu tanpa tahu apa penangkal-nya? Kau memang
bodoh, sulit dipercaya kau tak pernah bertanya kepadanya. Aku bertanya pertama
kali, bahkan ketika ia belum memberikan mantranya kepadaku. Aku pikir kau
meiakukannya juga sebelum kau
membiarkannya sungguh-sungguh mulai. Kau bodoh."
Akhirnya, Merton yang pertama kali memegang lengannya, dan memaksanya berdiri.
Selwyn," katanya ragu-ragu, merasa tidak masuk akal, tapi jelas di tengah keheningan
setidaknya setengah jumlah
seluruh penduduk desa, dan yang lainnya tetap berkumpul. "Apakah itu kamu yang
sebenarnya? Selwyn?"

Linton sudah berenang menyeberangi sungai. Ia tidak mau ada orang lain yang
mengambil alih penangkapan itu. "Membunuh sepupuku rupanya belum cukup," teriak
Linton, sehingga orang-orang di kedua sisi sungai dapat mendengar. "Jelas sekali
Selwyn juga terlibat dengan sihir! Menurutku kita harus mengikatnya dengan bam dan
menenggelamkannya."
Ac zzz

"Hentikan dia!" teriak Linton. "Ia penyihir, dan burung itu adalah jelmaan iblis
sekutunya!"
Ini mungkin, pikir Selwyn sebelum berlari, sama buruknya dengan
dituduhnya ia sebagai pembunuh. Tangan-tangan penduduk terus berusaha
menangkapnya. Rok panjang me-ngancamnya untuk tersandung setiap ia mengambil
langkah. Selwyn mengeiak, menghindari sekelompok penduduk desa dan berlari di
antara dua bangunan: rumah Bowden dan kedai minuman. Lalu ia sampai ke tepi
sungai. "Tunggu," teriak Farold.
Selwyn melompat, tepatsewaktu Farold berteriak, "Jangan!" Air
sejenak menutupi kepaianya. Gaun ini akan membuat-ku tenggelam dan
menyebabkanku mati, pikir Selwyn, namun sebentar kemudian ia naik ke permukaan
air dan mulai berenang. Setelah setengah jalan menyeberangi sungai, ia menyadari
ada sesuatu yang salah. Pada setiap gerakan ia melihat Iengan baju-nya, tapi itu
bukan lengan baju yang ia pakai ketika menyelam tadi. Itu lengan baju kemejanya
sendiri; yangdipakainya ketika ia dikurung di gua pekuburan, baju yang sudah
dimantrai oleh Elswyth, dua kali.
Selwyn menarik dirinya ke atas jauh-jauh. Farold bertengger di dahan di bawah di
tepi sungai dan berteriak, "Kau memang bodoh! Mengapa kau pergi dan untuk apa
merusak mantra itu? Sekarang kau bisa meyakinkan mereka bahwa kau adalah Kendra
yang asli."
Selwyn melihat penduduk desa yang mendekat dari se-berang sungai maupun tepi
sungai dan datang dari sisi penggilingan, dan tidak menyisakan kesempatan
kepadanya untuk kabur. Ia tidak bisa lolos
dari mereka. Namun, meskipun mereka tidak mencegahnya kabur, mereka tidak
mendekat. Mereka
180
"Linton...," kata Selwyn, tapi Linton justru menahan tubuh-nya. Merton masih
memegang lengannya, sehingga lengannya terpuntir sakit, tinggi di atas punggungnya.
Selwyn merasa kesakitan, dan berikutnya Linton menjejalkan sumbat mulutnya.
Mereka tidak akan membiarkannya berbicara. Dia sudah tahu sesuatu, tapi mereka
tidak akan membiarkan dirinya berbicara.
Tiba-tiba Farold menukik dari langit, tepat menuju wajah Linton.
Ac zzz

Karena terkejut, Linton melemparkan tangannya ke atas untuk melindungi wajahnya,


dan melepaskan sumbat itu. Tapi sekejap kemudian, Linton cukup sadar untuk
menepiskan tangannya di sekirar kepaianya. Farold mendatanginya lagi.

Selwyn meludahkan sumbatnya. "Tidak!" teriaknya, tahu bahwa Linton hanya perlu
pukulan kecil untuk meremukkan kchidupan tulang rapuh kelelawar yang menyamar
sebagai burung itu. "Jangan!"
Dan sebelum ia dapat memperingatkan Linton apa yang akan
dilakukannya itu, tangan Linton menyerang kutilang emas itu, dan melemparkannya
ke tan ah.
Farold jatuh dengan bunyi gedebuk kecil tapi penuh. "Tidak," kata Selwyn lagi, kali
ini dengan suara seperti udara yang dikeluarkan dari paru-parunya. Ia meronta dari
tangan Merton dan melemparkan dirinya sambil berlutut. Tapi tampaknya tidak ada
yang dapat dilakukannya lagi. Burung itu terbaring diam, lehernya terpuntir; kakinya
pincang, tak ada suara napas sedikit pun. Walaupun begitu, Selwyn mengangkat
badan yang amat ringan itu.
Selwyn merasa pan as, dingin, kepaianya terasa melayang dan sekaligus berat.
Setelah percekcokan dan keluhan selama
181
ini, ucapan-ucapan yang meremehkan, waktu-waktu ia pernah berpikir bahwa ia akan
jauh lebih baik kalau sendirian daripada dengan bantuan Farold—dengan senang hati
ia akan memberi-kan beberapa tahun lagi ke Elswyth untuk menukar detak jantung di
dada makhluk yang mungil itu.
Tapi tak ada tanda-tanda kehidupan.
Linton mendorong bahu Selwyn dengan kasar, mendorong lengannya sehingga badan
burung itu jatuh dari tangan Selwyn, jatuh sekali
lagi ke tanah berumput. "Cukup," Linton berkata dengan keras. "Tidak ada lagi mantra
atau sejenisnya."
Selwyn bangkit berdiri. Ia ingin sekali melukai Linton dan cara
terbaik untuk meiakukannya adalah dengan mengatakan-nya sebenarnya apa yang
sudah dilakukannya.
Tapi informasi ini sangat mengerikan dan—lagipula—-Linton hanyalah orang yang
bodoh dan pengganggu orang lemari.
Ac zzz

Farold sudah mati—lagi—dan tidak ada alasan untuk se-pupunya agar tahu bahwa
Farold sudah man dua kali, dan Linton sendiri yang bertanggung jawab terhadap
kematiannya yang terakhir.
Orang-orang berbisik, "Apa yang terjadi?" dan "Bagaimana ini bisa terjadi?" Beberapa
dari mereka kelihatan tercengang, dan beberapa tampak ketakutan.
Di seberang sungai, Bowden menampilkan ekspresi ter-baiknya:
marah. "Aku yang memberi perintah," ia mulai, seakan-akan berhadapan dengan sihir,
kematian, kebohongan, dan plot semua yang dapat ditangkapnya adalah pikiran
bahwa ia sudah bersabda Selwyn harus mati, tapi ternyata tidak.
Farold sudah mati jauh sebelum Setwyn mulai terbiasa dengannya, mulai
menyukainya. Ia tidak begitu buruk. Ia tidak
182
183

Selwyn melihat sekeliling sampai ia menemukan Anora. "Untuk alasan sama yang
setiap orang kira mengapa aku ingin Farold mati. Untuk memenangkan Anora."
Anora menutup mulutnya dengan tangannya, sehingga membuat
ekspresinya susah dilihat.
Derian tertawa. "Aku sudah tua," katanya.
Selwyn berkata kepada orang-orang, "Aku tahu hal itu sewaktu Derian menyangka aku
Kendra.. ."Ia tidak yakin bagaimana mengatakannya.Kendra yang asli meletakkan
tangan di pinggangnya dan melemparkan rambutnya. "Derian Miller katanya. "Asal
tahu saja. Ia memberikan janji-janji semacam itu."
"Dengan Kendra?" teriak Anora kepada Derian. "Kau merencanakan bersama ayahku
untuk menikahi aku.n
"Apa?" kata Derian, pendengarannya berkurang.
Kendra tidak mempedulikannya. "Oh tidak," katanya kepada Anora, terdengar—pikir
Selwyn—lebih berkesan simpatik daripada menuduh.
"Pasti kamu tidak percaya padanya, kanV
Bibir Anora menipis. "Jangan bicara padaku," bentaknya. "Setidaknya aku ingin
membuat pria itu menunggu sampai kami menikah. Aku tak mencoba meninggalkan
bayiku di tangan para
biarawati di Saint Hilda."
Ac zzz

Kendra memeiuk bayinya erat. Dia mengangkat kepaianya tinggi- tinggi meskipun
suaranya terguncang. "Setidaknya aku mencintai pria itu, bukan uangnya."
"Pria yang mana?" Anora mengejek. "Farold, atau Derian?" "Mereka berdua
menawarkan diri untuk menikah denganku."
"Bukan kedua-duanya," kata Kendra. "Dan untuk semua itu, kurasa
perjalananku lebih bagus dari kamu."
begitu buruk seperti kalau kita sedang duduk di atas paku. Ini tidak adil, tapi ia tidak
dapat melakukan apa-apa. Selwyn harus meneruskannya sendirian. "Saya tidak
bermaksud mencelakai orang,"
katanya, berbicara kepada setiap orang, tidak hanya kepada Bowden atau
Linton.Saya menyesal menyalahgunakan kebaikan Anda." Ucapan itu ditujukan kbusus
untuk Kendra dan keiuarganya, yang ada di antara mereka yang berdiri di pinggir
sungai. "Saya hanya ingin mengerahui siapa sebenarnya yang membunuh Farold."
"Itu," kata Bowden, "sudah ditetapkan sehingga setiap orang puas. Dan sekarang,
selain membunuh, kau juga terbukti terlibat dalam
sihir."
"Dan apa yang kauketahui?" teriak Raedan, tidak mem-pedulikan
Bowden. "Apa?"
Selwyn menarik napas panjang. Pembunuhnya tidak mungkin Merton, yang tahu
tentang pisau tapi tidak punya motif untuk membunuh Farold. Bukan juga Bowden
atau Holt yang tidak mungkin masuk ke dalam daerah penggilingan. Linton, Anora,
Thorne, Orik, dan "wilona semuanya punya alasan menginginkan kematian Farold dan
dapat dengan cara memperkecil diri-—masuk melalui jendela Farold.

Tapi hanya satu orang yang menurutnya dapat dengan mudah mengerahui tentang
pisau tanpa sepengetahuan Farold, yang punya akses ke dalam ruangan Farold, dan
yang Selwyn berhasil ketahui— ada yang ingin sekali Farold enyah dari rencananya. Ia
meng- umumkan, "Saya yakin dia adalah pemilik penggilingan." Bisikan tidak percaya
terdengar dari kerumunan orang. "Kau bohong." Suara tua Derian yang gemetar
terdengar. berdiri memandangi mereka dari balik jendela penggilingan. Kau bohong,"
ulangnya. "Buat apa saya meiakukannya?"
184
Ac zzz

Aku juga menawarkan diri* pikir Selwyn. Aku pernah ingin menikah denganmu.
Apakah Anora tidak menyebutkan namanya karena cintanya tidak relevan sekarang,
atau karena dia tidak pernah masuk
hitungan? Memang tidak ada bedanya, tapi ia tetap sakit hari. Anora memandang
marah ke arah Kendra. "Pelacur," katanya. "Cukup." Bowden melihat Anora, Kendra,
Derian, lalu ke Selwyn. Katanya, "Semuanya ini tidak langsung ke pokok masaiahnya.
Aku tidak akan membiarkan nama dan reputasi putriku ternoda. Rencana
keluarga kami yang dibuat bersama Derian setelah Farold meninggal bukan urusan
seluruh desa. "Langsung setelah Farold meninggal,"
teriak Wilona. Bowden tampaknya siap ingin memukulnya: dua orang tua yang
melindungi anak mereka. "Intinya adalah—ia mengacung-kan jarinya ke arah Selwyn
untuk menekankan kata-katanya— pisaumu yang membunuh Farold.".
"Pisauku," kata Selwyn, "yang hilang, yang ditemukan Merton, dan yang diberikannya
kepada Farold." Ia melihat ke arah Merton yang tampaknya ingin menyangkal hal itu.
Namun setelah ragu-ragu sejenak, Merton mengangguk, berkata, "Itu benar."
"Oh, aku yakin begitu," Bowden membentak. "Tetapi mengapa baru kaukatakan
sekarang?"
"Aku takut," kata Merton, "jika orang tahu Farold yang menyimpan pisau itu..."—
dengan putus asa melihat ke arah Selwyn lalu menyelesaikan kalimamya dengan
cepat—"mereka akan memikirkan satu alasan bagi Selwyn untuk membenci Farold dan
ingin dia mati: untuk mendapatkan pisaunya kembali."
185
Tiba-tiba saja kediaman Merton terasa masuk akal. Selwyn dapat
melihat orang-orang meiihatnya dengan curiga, bahkan sampai sekarang. Padahalaku
memerlukanmu sekarang Farold, pikirnya, tapi bukan perasaan marah atau kesal yang
dirasakan-nya. Katanya kepada Merton, "Tapi bagaimana aku tahu Farold
menyimpannya kalau kau

atau Farold tidak memberitahuku sebelum dia mati? Tentu saja


Farold tidak memanggilku untuk memberitahu.:'.
"Aku juga tidak," kata Merton kepada orang-orang. Penduduk desa
salah berpandang-pandangan seakan-akan hendak mencari apakah ada yang dapat
mengatakan apa sebenarnya yang ingin dikatakan Selwyn.
Ac zzz

Mereka sudah meiihatnya berubah bentuk di depan mata kepala mereka. Ia


menceritakan kisah selanjutnya. "Aku me-minta bantuan dari seorang penyihir,"
katanya, "penyihir yang sama yang mengubah penampilanku. Dengan bantuannya, aku
tahu kebenarannya dari Farold setelah ia mati." "Omong kosong...," Bowden mulai
berbicara. "Atau lebih tepatnya, aku tahu dari rohnya." Demi Linton, Selwyn tetap
tidak mengatakan, "Ia tad! hidup dan kau dengan gegabah sudah membunuhnya," ia
tidak ingin membiarkan Linton hidup dengan mengerahui hal itu. Farold, mengapa
kau harus mengalami hal ini? Selwyn harus menarik napas panjang supaya tidak
gemetar. "Pembohong," kata Derian.
"Kebohongan yang menyedihkan," Bowden menambahkan.
"Farold memberitahuku bahwa ia menyimpan pisau itu di kamarnya,"
kata Selwyn, "dan Derian dapat mengambilnya dengan mudah."

itu anakku. Apa kau dapat membayangkan aku membunuhnya. Tidakkah kau ingat
sewaktu ayahnya pemilik penggilingan dan penggilingan terbakar? Aku menerobos
melewati api dan me-nyelamatkan dia. Aku membesarkannya seperti anakku sendiri."
Selwyn ingat ketika ia dan Farold berbicara dengan Elswyth tentang
anak Thorne, Alden yang membakar bengkel pandai besi dan Elswyth berkata, "Hanya
karena ada kebakaran yang dimulai selagi ada badai, tapi bukan berani badai itu
penyebab-nya." Sekarang Selwyn menambahkan, "Farold beruntung karena Anda ada
di dekatnya malam itu. Dan Anda, tentu saja beruntung hanya kamar-kamar tempat
tinggal yang terbakar dan banyak orang yang meninggal—tapi mesin-
mesin tidak rusak. Aku ingat waktu itu setiap orang menepuk pundak
Anda. Mereka menyebut Anda pahlawan. Tapi menurutku Anda berada di sana untuk
meyakinkan penggilingan itu sendiri tidak ikut
terbakar. Menurutku, Anda menyelamatkan Farold hanya supaya orang tidak
bertanya-tanya mengapa Anda berada di sana. Tidak ada yang
bertanya apa yang sedang dilakukan seorang pahlawan di dekat tempat bencana
terjadi. Jelas sekali: menolong keponakan kecil yatim piatu yang malang."
"Bohong," ulang Derian. Namun kali ini Bowden tidak sependapat dengannya.
Selwyn berkata, "Sejak puluhan tahun ini Anda jadi terbiasa membunuh untuk
mendapatkan apa yang Anda mau."
"Nak, penyihirmu itu sudah mempengaruhi pikiranmu," kata Derian. Tidak ada
seorang pun yang menanggapinya.
Ac zzz

Derian menghilang dari jendela.


"Pembunuh!" Linton berteriak, mendorong Selwyn, tanpa melihat- lihat lagi. "Anda
membunuh sanak keluarga sendiri."
'Kamar Farold adalah ruangan miliknya," kata Derian. "Aku tidak pernah ke
kamarnya."

"Anda ada di kamarnya sekarang." Derian mengangkat tangannya putus asa. "Karena
kamu tadi di sini," ia memprotes. "Kamu menyamar sebagai Kendra —dan membuka
daun jendela."
"Cukup," kata Bowden kepada Linton. "Sumbat mulutnya dan bawa dia
kembali ke rumahku sampai kita memutuskan apa yang akan kita lakukan
rerhadapnya."
"Anda memang di kamarnya waktu itu," kata Selwyn kepada Derian sewaktu Linton
menunduk untuk mengambil sumbat. Dia berbicara dengan cepat. "Di depan Holt
Blacksmith, Anda kemarin mengakui melihatku pada malam pembunuhan. Anda
melukiskanku mencoba membuat Anora mendekati jendela." Ia menemukan Holt
dalam keramaian dan Holt mengangguk. "Aku ingat," kata Holt kepada semua orang.
Linton ragu-ragu.
Selwyn menyelesaikan kalimatnya, "Tapi kamar Anda ada di sisi depan penggilingan
Derian, menghadap ke jalan."
Derian menjilat bibirnya. "Aku tak dapat tidur malam itu. Aku
pikir... aku mendengar keributan dari kamar Farold, jadi aku ke sana untuk melihat.
Jendela terbuka—itulah suara yang kudengar, salah satu daunnya berderik—dan aku
melongok keluar jendela dan melihatmu. Pasti kau masuk melalui jendela itu setelah
aku kembali tidur."
Kata Thorne, "Anda mendengar daun jendela berderik, padahal biasanya tidak dapat
mendengar pelanggan menggedor-gedor pintu depan Anda? Katanya Anda tidur
nyenyak sepanjang malam! Katanya
Anda tidak mendengar apa-apa! 'Maksudku setelah itu," kata Derian dengan lemah.
"Farold
188
Semua sudah berakhir. Dengan pernyataan itu, Selwyn tahu semuanya selesai.
Orang lain mulai berteriak, berlari. Seseorang berteriak untuk menghen tikan pemilik
penggilingan—bahwa ia mau mencoba membokar
Ac zzz

tempat itu dan membawa semuanya bersamanya.


Ohy Farold, pikir Selwyn, menunduk memandangi tubuh kecil burung itu di rumput.
Dari awal, ia sudah tahu semuanya harus ada
akhirnya. Untuk setiap orang—pada akhirnya,— segalanya akan selesai. Tapi tidak
dengan cara sepertiiini, pikir Selwyn.
Ia dapat mendengar gedebuk kaki di bangunan penggilingan, di tangga bawah, tangga
atas, dan lalu di lantai dua daun jendela di
sisi Iain yang menghadap roda-roda kincir raksasa terbanting terbuka. Bersamaan
dengan suara itu, Derian me-nerjunkan diri keluar. Orang-orang menahan napas atau
menjerit, dan mendekat, namun Selwyn tidak mampu melihat apa yang sedang
terjadi. Ia tidak dapat memalingkan muka terhadap apa yang sudah terjadi. i
Akhirnya, ia berjalan kembali ke kedai minuman, menemui ayah dan ibunya.
DUA PULUH DUA.

Menurut tawar-menawar yang sudah dilakukan antara Selwyn dan Elswyth, ia


mempunyai sisa waktu empat hari untuk dihabiskan bersama keluarganya sebelum
masa pelayanannya selama sembilan setengah tahun dimulai.
Ibunya menangis tersedu-sedu dan mendesaknya untuk pergi jauh. Ia mengatakan jika
Selwyn terpisah jauh berrnil-mil dari penyihir itu
mungkin mantranya untuk memanggil Selwyn tidak ampuh. Jika mereka dapat
berlayar dengan kapal, ia yakin bahwa laut yang memisahkan mereka akan meng-
hilangkan kekuatan penarik daya sihir itu. Sedangkan Ayah akan membiarkan mantra
itu memanggil Selwyn. Ia akan ikut bersama Selwyn dan memenggal kepala penyihir
itu. "Ayah," kata Selwyn, "tidak. Aku sudah setuju. Ia sudah
190
melakukan bagian dari tawar-menawar itu. Aku akan melakukan bagianku."
"Kita lihat saja nana," kata ayahnya dengan nada yang me-nyiratkan
bahwa ia sudah memutuskan sesuatu dalam pikir- annya.
Maka untuk menghindari bencana, Selwyn pergi setelah baru tiga hari lamanya.
Ia mengatakan kepada orang tuanya—-yang memang benar —bahwa ia akan pergi ke
desa untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Kendra. Tetapi ia tidak mengatakan
bahwa ia tidak akan kembali ke rumah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada
mereka.
Ac zzz

Ia berjalan di ladang, menyusuri jalan kecil yang menanjak ke bukit. Ia sampai ke


jalan yang menikung dan menurun tepat sebelum tepi huran ketika. Di dekat tikungan
tampaklah seorang gadis jangkung—gadis angsa, tampaknya di samping-nya
berjalanlah seekor bebek besar yang canggung.
Bebek iru mengangkat sayapnya, tapi pastilah terjepit karena sayapnya tetap
menyatu. Makhluk itu menyerang Selwyn, sayapnya
melebar dan mengepak, kelihatan aneh seperti seorang anak kecil'yang berlari segera
setelah belajar berjalan.
• Selwyn membentengi dirinya, meskipun bebek umumnya tidaklah
seagresif angsa.
Bebek itu melingkarkan sayapnya di betis Selwyn dan berkata, "Selwyn, dasar bodoh,
aku heran sekaligus senang kau masih hidup! Apa yang terjadi, apakah kau
kebingungan, kau datang sehari lebih
awal, bagaimana kau lolos?" ! ' "Farold}** kata Sehvyn.
"Berapa banyak bebek yang dapat bicara yang kaurahu?" tanya bebek itu.
191
Selwyn berlutut untuk mengangkatnya ke lengannya. "Aku tidak tahu kalau ada bebek
seperti itu!" tenaknya. "Dan aku heran dan senang sekali melihatmu masih hidup." Ini
betul-betul di luar
perkiraannya. "Apa. yang tet jadi?" tanyanya. Ketika itu wanita

muda itu sudah ada di dekat mereka, dan me-nambahkan, "Siapakah orang ini?"
Wanita muda itu memukul kepaianya.
"Oh," katanya dengan mata berkunang-kunang. "Elswyth," Selwyn ingat kalau ia selalu
mengatakan bahwa ia sedang me-ngumpulkan ramuan untuk manna yang penting. Ia
sekarang tahu mantra apa itu.
Elswyth menjadi muda, hampir seumur dia sekarang. "Aku memang datang," katanya
kepada Sehvyn. Sambil mengalihkan perhatiannya kepada Farold, ia bertanya,
"Mengapa kau menjadi bebek?"
Farold berkata, "Setelah si tolol sepupuku itu mulai memukul,
tiba-tiba aku menemukan diriku di dalam kehidupan setelah kematian lagi—dan
kupikir, berarti ia betul-betul me-mukulku."
Selwyn mengangguk.
Ac zzz

"Jadi kupikir, 'Aku pernah mengalami mati, menjalani semuanya; tapi itu adalah hal
yang berbeda untuk aku yang bodoh ini.' Aku yakin penduduk desa akan
mendorongmu ke sungai atau merobekmu. Jadi kataku,' Baildah, aku tidak dapat
berbuat apa-apa di sini.
Aku tak punya tubuh lagi, jadi aku pergi ke penyihir tua itu untuk melihat apa yang
mungkin dapat dilakukannya.'"
Elswyth memperlihatkan cengirannya.
"Cuma ia sekarang tidak tua lagi," Selwyn memperhatikan.
"Ia tetap mudah dicari. Beberapa hal jadi mudah dalam kehidupan setelah kematian,
kau tahu—meskipun aku tak
192
dapat mengatakan padamu centang ini. Tanpa tubuh aku hantui dirinya sampai ia
lelah dan membcriku tubuh." Farold meriaik-kan sayapnya. "Sialnya, ia tidak punya
banyak pilihan. Kau bagaimana? Sudah rahu siapa yang membunuhku? Maksudku, yang
membunuhku pertama kali, bukan Linton?"
"Oh," kata Sclwyn, enggan untuk menyampaikan kabar. "Aku khawadr
Derian-lah orangnya."
^DerianV kata Farold. "Pamanku sendiri?" "Aku khawatir begitu."
Elswyth membuat suara kecewa dan menggelengkan kepaJanya. "Padahal
aku yakin pacarnya yang cantik itu,w katanya.
Farold tidak mempedullkannya. "Tapi katamu bukan dia, karena aku sudah mengelola
penggilingan dengan begitu baiknya."
"Kau-lah yang mengatakan, bukan dia, karena kau mengelola
penggilingan dengan sangat baik," Selwyn membetul-kan. "JDan itu tidak ada
hubungannya. Ternyata dia mem-bun uhmu untuk mendapatkan Anora."
"Ha!"Elswythmemberikansenyuman akubilangjugaapa." "Dan ternyata juga," Selwyn
menyelesaikan ucapannya, "dia-lah yang membuat kebakaran yang membunuh
keluarga-fnu ketika kau masih kecil, untuk mendapatkan penggilingan itu dari
ayahxnu. Ketika semua orang melawannya, ia melompat dari jendela atas dan bunuh
diri." :

Farold terduduk di jalan yang berdebu dengan menghela napas panjang, yang
terdengar aneh karena keluar dari paruh bebek. "Aku menyesal," kata Selwyn. "Aku
hanya kaget," kata Farold
Ac zzz

kepadanya. Elswyth menghela napas juga untuk menyiratkan kalau ia


mulai bosan.
193
Setelah beberapa saat, Farold berkata kepada Selwyn, "Tap! mereka membiarkanmu
pergi, bahkan setelah tahu bahwa penyamaranmu melibatkan kekuatan sihir?"
"Kurasa," kata Selwyn, "itu hanya karena mereka merasa tidak enak sudah
memasukkanku ke gua kuburan. Tapi sebagian besar dari mereka tidak mau berbicara
kepadaku, dan tidak mau melihatku jika kami berpapasan di jalanan. Anora meludah
ke arahku, tapi kupikir itu karena tidak ada seorang pun yang mau berbicara
dengannya juga. Tampaknya ia mau menikah dengan Derian, dan setiap orang
melihat kalau itu karena uang. Ia juga mengucapkan hal-hal yang mengerikan kepada
Kendra. Dan mengenai Kendra, ternyata ayah bayinya adalah Alden Thorneson."
"Kendra," kata Elswyth. "Gadis cantik lain dengan ..." ia menggerakkan
tangannya"Kendra yang malang," kata Farold. "Padahal
ia lebih baik dengan aku."
Kata Selwyn, "Ia mencoba melindungi Alden, mengira bahwa Alden akan menikahinya
setiba mereka berdua di Saint Hilda, tapi ternyata tidak. Tapi Raedan mau menikahi
Kendra. Tampaknya ia
sudah lama mencintainya. Ia menginginkannya bersama bayi itu. Kendra dan Raedan
adalah sedikit orang yang mau berbicara denganku—dan dari antara semua orang,
Kendra-lah sebenarnya yang paling punya alasan untuk me-nyalahkan aku."
"Itukah sebabnya kau pergi lebih cepat tanya El "tanpa menunggu mantra pemanggil?"
"Tidak," Selwyn mengaku. "Aku khawatir orang tuaku ... berbuat
sesuatu untuk menolong aku." "Ah," kata Elswyth.
194
"Kau baik sekali sudah menolong Farold," kata Selwyn, "dan datang untuk melihat
apakah aku butuh pertoiongan." Ia memikirkan apa yang baru diucapkannya. "Apakah
aku ber-utang beberapa tahun lagi untuk ini?" •
Elswyth meringrs. "Dengan angka yang akan kau jalani," katanya, "kau akan beru tang
bettahun-tahun, dan aku akan harus memberimu mantra supaya kau lebih muda,
sehingga kau dapat menjalaninya. Tiga tahun untuk bebek, dua tahun untuk berjalan
se/auh ini, satu
tahun lagi karena aku sudah memperingatkan bebek itu jika ia tidak berhen ti
berkwek-kwek, dan aku akan membuatmu mem bayar satu
Ac zzz

tahun lagi."
Lima belas setengah tahun. Selwyn menghela napas. "Sebaiknya kita mulai sekarang,"
katanya. "Mari kita mulai." Farold berkata, "Aku

pikir..." "Sebagai gantinya," kata Elswyth memotong. Farold berkwek-kwek ke


arahnya. "Kupikir," ulangnya kepada Selwyn, "apa yang kau perlukan adalah
pengganti." Pengganti apa?" tanya Elswyth kesal. "Pengganti untuk menggantikan
tempatmu melayani penyihir

tua ini. Aku bersedia."


"Aku tidak," kata Elswyth, "aku tidak berniat menghabiskan lima
belas setengah tahun denganmu."
"Sayang sekali," kata Farold. "Kwek, kwek, kwek, kwek, kwek." "Hen ti kan itu,"
Elswyth memperingatkan dengan dingin. "Aku tak perlu
mantra untuk memasakmu dan menyirammu dengan kuah ceri." "Aku akan
menghantuimu lagi."
Elswyth melipat lengannya di depan dadanya. la melihat sewlyn. "Kamu sudah
berjanji," katanya mengingatkan dengan a yang tenang
dan datar.
"Betul," ia setuju. Ia melihat kepada Farold. "Betul," katanya kepada Farold.
"Bagus," kata Elswyth. Bulu-bulu ekor Farold terkulai. Elswyth berkata, "Bereslah
sudah, aku membebaskanmu dari janjimu."
"Apa?" tanya Selwyn.
"Menghabiskan waktu lima belas setengah tahun bersama orang yang tidak mau
bersamanya? Ini sama buruknya dengan menghabiskan lima belas setengah tahun
bersama bebek. Anggaplah itu sebagai hadiah ulang tahun untuk diriku: bebas dari
kebersamaan denganmu. Selamat tinggal, Selwyn. Selamat tinggal, bebek."
"Tunggu," Selwyn memanggilnya ketika ia mulai menuruni jalan. Elswyth berbalik
Meskipun muda, ia tidak secantik Anora. Ia tidak lincah dan menyenangkan seperti
Kendra. Tapi ia sudah menolong Sehvyn ketika tidak ada seorang pun meiakukannya.
Sudah berkali-kali ia menolongnya. Dan ia sudah datang ke Penryth mungkin, ia
mengira, karena ia berpikir Selwyn sedang membutuhkan bantu-an lagi. Mengapa pula
ia berhenti mengharap ia akan dibayar?
"Satu tahun," kata Selwyn, "kelihatannya adil. "Aku tak akan
Ac zzz

menyesali setelah apa yang kauiakukan untukku." Elswyth meiihatnya dengan


pandangan menghargainya.
"Kalau? Selwyn menambahkan, "kau berjanji berhenti memukul. Itu tidak begitu baik"
"Baiklah," ia mulai dengan tersinggung, tapi lalu dengan segan, ia memaksakan diri
untuk mengangguk, katanya, "aku akan mencoba."
196
Dan Selwyn hanya berharap ia akan mencoba dengan sekuat tenaga.
Ia memberi isyarat untuk bergabung dengannya. "Pertama-tama," kata Selwyn, "aku
harus kembali dan rnen-jelaskan kepada orang tuaku, sehingga mereka tidak
khawatir." "Baiklah," katanya. "Aku tidak
merasa heran." Kemudian mereka berjalan ke Penryth dengan Farold

bergoyang-goyang di belakang mereka sambil menggerutu, "Adakah kolam di sekitar


sini? Kau tahu kan bebek butuh air?
.....Seharusnya kau membawa ember untuk mengangkatku. Kita harus mencarinya di
Penryth."
"Kau kan mestinya pergi ke tempat kehidupan setelah kematian," Elswyth bertanya.
"Oh," kata Farold, "nana."
tamat

Anda mungkin juga menyukai