Anda di halaman 1dari 144

ROBERT

ANAK SURAPATI

OLEH

ABDOEL MOEIS

BALAI PUSTAKA ' '


DJAKARTA
1953
..
Gamhar~gambar dan hiasan kulit
oleh
SAJUTI KARIM

., /
I

i
Rp 8,-

B. P. No. 1 9 1 5
HAK PENGARANG
DlLINDUNGI OLEH
UNDANG-UNDANG
I
f KATA PENGANTAR

Riwajat in ,;wda awalnja adalah terdjalin didalam buktt ,.Sura..-'


pati''. Oleh ' rena ia mendjadikan tjeritera jang tersendiri pula.
dengan sem katnja Penerbit iapun dikeluarkan sebagai buku jang;
terpisah d ·. jeritera induk. Guna kelantjaran isi tjcrita, maka:
didalam bu ini terpaksa disalin sebahagian ketjll dari buku
,.Surapati", jaitu jang berhubung dengan pertemuan dan pergaulan
Robe:-t dengan ajahnja.

Penulis.
I. PENDAHULUAN

Kapallajar Dolfijn, jang datang dari Indonesia menudju kenegeri


Belanda, telah melalui Tandjung Harapan, disebelah Selatan benua
Afrika, dan sedang menghampiri pulau Sint Helena.
Ombak jang memang sangat besar ditempat itu, sekalipun angin
sedang tenang. tjuatja djernih, pada ketika itu telah mendjadi gila
karena taufan dan badai sedang mengamuk. Kilat dan petir haJi,.
lintar sedang sabung-menjabung, hudjan turun dengan tidak ter-
hingga. Kapal Dolfijn 1) berlaku seolah-olah telah mendjelma ·
mendjadi ikan senamanja, karena antara sebentar ia menjelundup.
sambil menjelam, lalu mengapung diatas permukaan laut bagaikan
terbang. .·:.
:~

Hari telah tengah malam. Disuatu kamar adalah dua orcfng suami
isteri. jang hendak pulang dari Indonesia kenegeri Belanda. Si suami
sedang sibuk menolong isterinja jang muntah-muntah antara
sebentar .. Dengan suara serak berkatalah si isteri itu sambil menun-
djuk kekamar jang ada disebelahnja, dan dihubungkan oleh sebuah
pintu ketjil kepada kamarnja itu :
,.Lihatlah keadaan njonja jang disebelah. Kasihan, ia hanja her- ·
dua sahadja dengan anaknja jang masih ketjil, tak ada seorang
jang menolongnja, meskipun ia sakit keras."
Dengan tidak berkata sepatah djua, bangkitlah si suami dari
duduknja lalu mentjari djalan dengan terhujung-hujung kekamar
jang ada disebelah, sambil meraba-raba kian kemari mentjari tempat
bergantung. Djika ia tidak berlaku demikian, tak ada kemungkinan
·baginja untuk melangkahkan kaki derigan tidak terdjerunius keatas
lantai. Demikianlah olengnja kapaJ.
Agak lama ia tinggal dikamar njonja jang sakit itu. Setelah
kembali ketempat isterinja, maka air mukanja s'angat keruh. Di-
tangannja nampak sehelai bungkus surat jang agak besar. Lalu

1 J Ikan dolfijn ialah lumba-lumba.


-.:-.

·berkatalah ia pada isterinja dengan suara jang gemetar dan keluar


dengan lemah lembut :
...Kasihan I Mungkin ia tidak akan melihat lagi timbulnja
matahari !"
,.Pajah ?"
,.Sangat pajah ! Ia berkata baharu ichlas menutup mata, djika
aku suka berdjandji akan memelihara anaknja. lnilah amanatnja·:
· Surat ini harus kita serahkan ketangan anaknja. djika ia telah
berumur duapuluh satu tahun. Selainnja dari itu, ia minta disampai-
kan sal~m kepadamu, sambil mengutjapkan banjak terima kasih
atcls segala pertolongan kita selama ia sa kit dikapal."
,Adakah engkau berdjandji hendak memelihara anaknja ?"
...

Ojika tuan suka berdjandji akan memelihara anakku ini, dan .................... .
kata ·perempuan itu dengan amat susah pajah.
7

,Tidak sampai hatiku akan menolak permintaan itu. Tambahan


pula kita tidak beranak !"
,.Dan anaknja itu sungguh menarik hati !" kata si isteri pula
dengan laku jang menundjukkan kasih sajangnja.
,Sesungguhnja! Dan oleh karena aku tahu bahwa engkaupun
tidak sampai hati akan bertangguh, lalu aku mendjandjikan kepada-
nja atasnamamu pula, bahwa anaknja tidak akan terlantar I". .
,.Sukur! Hanja mudah-mudahan pandjang djua umurnja."
,.Mudah-mudahan! Tapi sebenarnja harapan sangat tipis. Sedjak
dari naik kapal dipelabuhan sampai sekarang hampir tak ada jang
dimakan atau diminumnja. Djika ada sedikit jang dapat dilalukan
dari kerongkongannja. segera djuga ia dimuntahkannja."
,.Kasihan, rupanja ia telah sakit, ketika naik kapal. Tidak salah
lagi, tentulah ia telah. dihinggapi oleh penjakit rawah. Mudah-
mudahan pandjang djua umurnja !"

Harapan suami isteri itu tinggal sia-sia. Pada keesokan harinja ·


penumpang itu telah dikuburkan dilautan raja dengan· segala up~
tjaranja, jang lazim dilakukan disegala kapal, tiap-tiap melepas
orang jang meninggal dunia.
II. ANAK MANDJA

Dikota Amsterdam. Didalam sebuah kamar tidur. jang diisi


dengan perkakas serba indah, diatas sebuah tempat tidur sepuhan
air emas, adalah seorang laki-laki jang agak umur tidur berbaring.
Tangannja mengulur mentjapai sebuah lontjeng perak jang terletak
diatas medja disamping tempat tidurnja. Lontjeng itu dibunjikannja
dengan djalan mengajun-ajunkannja tiga kali berturut-turut.
Kepada seorang budjang tua jang masuk kedalam berkatalah ia:
,.Panggil tuan m_uda masuk kemari !"
Setelah suruhan itu keluar, maka tidak lama antaranja masuklah
seorang anak muda kedalam kainar itu, lalu terperandjat demi
memandang ketempat tidur dimukanja.
Anak muda itu adalah berpakaian segala indah, menandakan
bahwa ia hendak berangkat ketempat orang berpesta.
· •.Sukur, Robert ! Kulihat engkau telah siap hendak berangkat.
Salam ajah kepada keluarga 'van Starenwijck. Ajah agak kutang
· sehat ............... "
.,Ajah sakit ?"
' .. Sakit benar tidak, hanja salah bulu."
.. Djika demikian, lebih baik saja tinggal dirumah, ajah !"
Ajahnja tertawa Ialu berkata :
..Tak usah ! Sakit ajah tidak berarti. Engkau telah berdjandji
akan · datang. Djanganlah mereka ketjewa. Mungkin engkau
menjangka bahwa ajah tidak akan menemui lagi hari esok. Pergilah
ke ,.Sukamanah", Robert. Engkau masih muda, hak bagimu me-
njertai pesta-pesta sematjam itu. Apa lagi karena ia diadakan oleh
orang tua Digna. Djika engkau pulang dari sana, engkau akan
mendapati ajah dimedja tulis dikamar sebelah. Pergilah anakku.
Ajah tjuma agak pening-pening, lain tidak."
Oleh karena anaknja masih ragu-ragu, maka bangkitlah van
Reijn, d.emikian nama orang tua itu, dari tidurnja, lalu duduk
bersandar sambil berkata dan menundjuk kepada sebuah kursi
dimuka tempat tidurnja :
9

,.Duduklah sedjenak Robert. Ada sedikit bitjara ajah jang patut


engkau ketahui."
Setelah anaknja duduk, van Reijn termenung sedjurus, seolah~
oleh agak sulit bitjara jang hendak dikemukakannja. Achirnja
berkatalah ia :
.. Robert, anakku ! Sebentar lagi umurmu akan sampai kepada
dua puluh satu tahun. Itu berarti bahwa engkau mendjadi dewasa.
Sudah sepatutnja djika engkau hidup beristeri dan tegak sendiri.
Maksud ajah hendak menjuruh engkau ke Hindia Timur *) sebagai
pegawai Kumpcni jang dihargakan orang. ~ebagai persero dari
pada perusahaan Oost Indische Compagnie ajah berhak 'meminta~
kan tempat jang sepatut~patutnja bagi engkau. Tapi akan lebih
utama pula, djika engkau membawa. isteri, jang berpengaruh pula.
Akan lebih kuat kedudukanmu. Meskipun Digna Tack tidak ter~
sebut orang berada, sedang van Starenwijck hanjalah bapak tirinja,
tapi gadis itu mempunjai keluarga jang berkekuasaan djuga didalam
djawatan Oost Indische Compagnie. Djika sekiranja untungmu
sampai dipertemukan dengan Digna, akan lebih berbahagialah
engkau. Djika ajah tak salah, antara Digna dengan engkau telah
ada hubungan. Njonja van Starenwijck sangat bersuka tjita. men~.
dengarkan keputusan kamu kedua itu. Tapi ketahuilah olehmu,
hai anakku, keluarga van Starenwijck di .. Sukamanah" itu 'adalah ·
orang terpandang, jang sang at kukuh kepada adat sop an san tun.
Adat mereka sangat keras. Tambahan pula mereka sangat angkuh
tentang kedudukan mereka, jang memang teraku mulia didalam
masjarakat. Kesajangan mereka kepada engkau pada hari ini seke~
tika boleh berubah, djika mereka mengetahui bahwa engkau tidak
hendak mengubah fiil perangaimu. Tak usah pandjang~pandjang
ajah menasihati engkau, Robert. Engkau sendiri te~tu akan dapat
membedakan antara jang baik dengan jang buruk. Oleh karena
itu ajah pendekkan sahadja : Ubahlah kelakuanmu. Pelihara baik-
baik pergaulan dengan keluarga van Starenwijck. Pergilah kesana',
karena mereka sangat mengharap~harap kedatanganmu." ;ii '

*) Indonesia.
lO

.Selama afahnja berkata-kata itu, Robert tinggal tunduk kemalu-


malua~. bagaikan insaf akan segala kesalahannja. Setelah orang
· tua itu berdiam diri, baharulah ia menjahut sambil mengangkat
kepala:
..Terima kasih. ajah! Mudah-mudahan ajah tidak akan beriba
hati lagi untuk. ,kemuka terhadap diri saja. Selamat pagi. Saja
berangkat ke .. Sukamanah !"
Sesudah mereka berdjabat tangan, .keluarlah Robert dari kamar
ajahnja', 1.Plu turun rumah menudju ke vila .. Sukamanah", tempat
kediciman keluarga van Starenwijck.
· Setelah anaknja kelua,r, van Reijn merebahkan diri pula lalu ter-
menung memikirkan masa jang lampau.
Sebab sangat sajang kepada anak itu, banjaklah jang mendjadi
kekurangan padanja dalam ia mengasuh Robert. Sebab ibu si anak
tdah meninggal dunia, sebelum ia dapat membentuk budi pekert"i
anaknja, maka tentang asuhan Robert boleh dikatakan sangat
banjak berkekurangan. ·
Van Reijn telah ,menjekolahkan anaknja setjara jang sepatut-
patutnja. Robert telah tamat pada sekolah dagang jang setinggi-
. tingginja: Hanja pada achirnja van Reijn menjesal pula, karena
anak itu tidak diberi pendidikan ketentaraan. Sebab njatalah bahwa
hati Robert tidak serambut djua melekat kepada alam perniagaan itu.
Sebaliknja ia amat tangkas dan belum pernah m~mantangkan
lawan. Semasa ia masih kanak-kanak, hampir setiap hari ia pulang
dengan badju kojak-kojak dan muka senam-senam, alamat ia sudah
berkelahi habis-habisan.
Memang anak-anak .. djembel" jang berkelia~an didjalan-djalan
raja dikota Amsterdam, selalu mengusik dan memperhinakannja.
tiap-tiap djalan mereka disilang oleh ..beruk jang terlalu hangus
dibakar" itu (Tjemooh itu terbit berhubung dengan kulit Robert
jan'g berwarna serta mata dan rambutnja jang hitam). Sungguhpun
didalam hal jang serupa itu guna keamanan sebaik-baiknja segala
orang jang diperolok-olokkan meneruskan djalannja sahadja dengan
tiaak mengatjuhkan gangguan anak-anak .. djembel" didjalan, tapi
Robert tidak· hendak . menerimanja sahadja. Dalam mengeluarkan
tutur kata jang kedji-kedji ia tidak hendak ketinggalan dari mereka,
11

dan djika salah seorang jang dikedjarnja dapat tertangkap, maka


tangan dan kakinja turun bagaikan baling~baling untuk menguatkan
kata dan tjertjanja itu.
Atjap kali benar ia dikerojGk, dipersama~samakan oleh lawan,
tapi buat mundur agak setapak ia tidak mau. Djika tak ada orang
jang memisah, sukalah ia bertahan sampai nafas jang penghabisan.
Meskipun telah dewasa dan dipanggil ,,tuan" oleh chalajak
umum, namun Robert masih belum segan~segan berkelahi. Sesudah
minum~minum disuatu tempat jang berpatutan, beserta kawan-ka-
wannja, maka didalam mabuk mereka atjapkali pula tersesat
kedalam rumah minum, jang chusus disediakan untuk .. orang keba-
njakan." Ditempat jang sematjam itu adalah berkumpul sekalian
,.sampah kota Amsterdam", jang memboroskan uang upahan jang
baharu diterimanja dibopet minuman dan dimedja djudi.
Sebab hampir setiap malam ada kegaduhan, maka seorang dua
orang hamba polisi selalu ada disana buat mendjaga keamanan. • ·
Masuknja serombongan anak~anak muda dari .. lapisan atas"
ketempat jang serupa itu, selalu menimbulkan kegemparan. Tidak
kurang dian tara ,.tamu~tamu" disana jang mengandung iri · hati
terhadap orang~orang baru jang nampak hidup dalam kemewahan
itu. Djika segala tjemooh dan perhinaan tidak dihiraukan, berterang-
terang mereka mentjari selisih, lalu mengadjak mengadu buku
tangan. Tidak djarang pula pisau atau sendjata-sendjata lain di-
pergunakan untuk penjabung tangan, djika tindju tidak meniberi
bekas jang memuaskan.
Telah dua tiga kali hamba~hamba polisi jang mendjaga ditempat
minum itu, terpaksa mengantarkan Robert kerumah ajahnja, karena
njawanja terantjam.
Meskipun demikian, van Reijn tinggal memperturutkan segala
kehendak anak jang sangat dimandjakannja itu. Robert mendapat
.. uang saku" sabanjak~banjaknja. sehingga ia dapat melepaskan.
hawa nafsunja sekehendak hatinja. Didalam pergaulan dengan
kawan~kawan sedjawat ia diberi gelar ,.bankir", karena sekalian
uang belandja jang diboroskan dirumah minum dan tempat-tempat
pelesir. adalah keluar dari sakunja sahadja.
12

Dengan tidak pernah bersungut-sungut van Reijn membajar


segala rekening toko pakaian jang datang kepadanja. Bahkan agak
besarlah hatinja melihat anaknja berpakaian dengan tjara jang
menjisihkannja dari kebanjakan kawan-kawannja.
• Hanja tentang matjam pendidikan .Robert itu sahadja jang agak
mengetjewakan hati si ajah. Tabiat jang ada pada anak itu semata-
mata menundjukkan, bahwa ia memang lebih patut mendjadi
peradjurit dari pada mendjadi saudagar. Hendak disuruhnja Robert
meneruskan peladjaran untuk mendjadi militer, sudah tak mungkin
pula, karena anak jang telah mengetjap kenikmatan hidup berfoja-
. foja itu, njata sudah tak ada minat hendak beladjar.
Tapi van Reijn belum hendak putus harapan. Djika Robert nanti
telah dikirimkan ke Indonesia, dengan pangkat jang patut didalam
_.Djawatan Oost lndische Compagnie, tidak mustahil djika ia disana
mendapat kesempatan buat mempeladjari ilmu ketentaraan jang
serba 'sederhana, sehingga ia mungkin djua mendapat tempat di-
ketentaraan.
Sekali-kali van Reijn tidak menjangka, bahwa pertjeraian dengan
anaknja tadi ialah pertjeraian untuk. seumur hidup.
Ill. ,.SUKAMANAH"

Ojika Kalfjeslaan dikota Amsterdam diteruskan, maka sampailah


kita kesuatu vii a 'jang dinamakan ,.Sukamanah". Halamannja jang
amat Iuas ditanami dengan pohon-pohon kaju jang mendjadi per-
hiasan, sedang banjak pula kebun-kebun bunga, diperbuat oleh
achlinja, jang memberi pemandangan jang indah-indah di
.. Sukamanah".
Rumah batu jang besar ada dibangunkan ditengah-tengah
halaman jang telah ditjipta mendjadi taman penghibur diseluruhnja.
Dari djalan besar sampz.i kerumah qiadakan djalan fang ditanami
dengan pohon-pohon rindang dikiri-kanannja. Dibelakang segala
pohon-pohonan itu. nampaklah beberapa bidang kebun bundaran,
pot kembang, kolam dan sebagainja. Rumput janH digunting rata
nampak hidjau senantiasa, karena tidak luput dari pada disiram
setiap hari. Maka seluruh kebun itu diterawangi oleh lorong-lorong
jang berliku bersimpang-simpang, menghubungkan bundaran antara
jang satu dengan jang lain.
Van Starenwijck, demikian nama orang jang mempunjai vila itu,
scdang mengadakan pesta. Sekalian tamu, tua muda laki-laki perem-
puan, berdujun-dujun keluar rumah, menudju kepinggir sungai.
Disana njonja van Starenwijck telah menantikan dengan minuman
serta kue-kue, pendjamu tamu dari kota, jang datang berpuluh-
puluh orang banjaknja.
Sesudah bersantap dan minum-minum, tamu berdjalan berpasang-
pasang, mentjari tempat jang disukainja, sambil melihat-lihat
disekeliling. .
Seorang pemuda beserta seorang gadis telah menjisihkan diri
dari jang banjak, lalu memilih tempat jang agak tersembunji diping-
gir sungai. Jang perempuan, Digna, ialah anak tuan rumah, sedang
jang laki-laki ialah Robert.
Oigna djelas anak totok, djauh berlainan rupanja dari Robert
jang berambut dan bermata hitam, berkulit kekuning-kuningan, dan
njata peranakan. ~· .. -
Antara· kedua an~k muda rupanja sedang ada perselisihan. Robert
memandang kepada Digna selaku orang jang insa£ akan salahnja.
Digna bersungut~sungut dan tidak melepas~lepaskannja dari pan~
dangan m.ata. Robert, jang selalu tunduk, mengangkat kepalanja
sekali~sekali, sambil berkata:
,.Digria, pertjajalah engkau ! Sekali ini aku memang telah mem~
buat kesalahan pula, tapi aku bersumpah hendak memperbaiki
ke1a:kuanku. Asal engkau suka melupakan segala kesalahanku jang
sudah." ·
,.Sudah berapa kali engkau berdjandji serupa itu, Robert?"
,.Sud~ii bimjak kali, tapi sekali inibuat penghabisan. Asal engkau
tidak ~embelakangi aku, engkau tldak menjisihkan cliri dari aku,
pastilah aku akan memperbaiki kelakuanku. Hanja engkau jang
daJ)at:be~kuasa atas diriku."
...Sajang,'' kata Digna dengan mengeluh ... Tuan van Reijn, ajah-
mu, hartawan besar, orang terpandang pula, karena tak ada jang
akan mendjadi tjatjat atas dirinja. Kasihnja kepada anak tidak
berhingga. Segala kehendakmu diperturutkannja. Sedangkan engkau
dap.at bergaul dengan anak orang jang kaja-kaja, jang tidak her~
tjatjat laku perangainja, aku tidak mengerti apakah sebah maka
engkau .bergaul dengan sampah-sampah kota Amsterdam, jang gila
mabuk dan berdjudi setiap malam. Robert, engkau tabu, tjintamu
kepadaku tidaklah sia~sia, aku telah suka menerima engkau. Tapi
djika engkau tidak mengubah kelakuanmu itu, lebih baik pergaulan
ini djanganlah kita pandjangkan. Aku hanja suka menerima orang
baik-l?aik buat mendjadi suamiku !''
,.Sungguh, Digna, pertjajalah engkau. Mulai dari hari ini aku
putuska~ segala perhubungan dengan orang~orang jang kaunarna~
kan sampah~sampah kota Amsterdam itu. Aku hendak mendjauh~
djauhkan diri dari rumah minum dan rumah djudi."
.. Kabarnja engkau telah keluar pula, atau diusir dari kantor pa~
manmu. Apakah pekerdjaan itu tidak pula berkenan pada hatimu?" i

I
,.Digna, hal ini agak sulit buat menerangkannja. Terlebih dahule,
aku tidak diusir, melainkan aku minta berhenti dengan hormat dari
djabatan itu. Ojika aku telah kembali pula bergaul dengan sampah-

I
15

sampah kota Amsterdam, adalah karena pekerdjaan pada kanto.t


pamanku itu jang telah merusak budi pekertiku."
.. Engkau bertjeritera sebagai orang jang sedang berteka-teki~
Robert. Berterang-teranglah, supaja dapat aku mengerti."
.. Barangkali , engkau tidak mengetahui, bahwa kantor dagang
kepunjaan pamanku itu, sedang menghadapi suasana ,.hidup ·segaii
mati tak hendak". Mung kin djuga engkau tak tahu apa sebab maka.
pamanku menarik aku bekerdja dikantornja, meskipun sebelum itu
bentjinja padaku tidak hendak disembunji-sembunjikannja. Malah..
lebih djidjiklah ia kiranja melihat aku dari pada melihat andjing
berkurap. Apa sebabnja ia sebentji itu padaku, tidaklah aku ketahuL .
Tapi meskipun demikian, ia memaksa djua pada ajah, st.ipaja aku di..;.
suruh beladjar dikantornja, agar aku dikemudian hari dapat mendja-·
di saudagar jang ulung, katanja. Beluin berapa hari aku bekerdja
padanja, maka pamanku itu telah datang berulang-ulang me~gun­
djungi ajahku, meminta supaja ajahku suka mendjadi anggauta
perseroannja. Oleh karena ajah tidak kundjung memenuhi kehen-
daknja itu, malah djika tidak salah ajah telah menolaknja; maka.
sikap paman itu seketika telah berubah terhadap diriku. SekaJlatt.
amarahnja telah ditumpahkannja diatas batu kepalaku. Kebentjian-
nja jang dari dahulu telah dikandungnja, diperlihatkannja dan;···:
dirasakannja sepandjang hari. Nasibku dikantor itu amat buruknja,
tegak salah, duduk salah. Tambahan pula ada· jang sangat tidak.
menjenangkan hatiku. Selama aku bekerdja dikantor itu, t~ht.ilah.
aku bahwa pamanku tidak masuk golongan saudagar jang djudjur •.
Banjak benar keserongan jang dilakukannja, jang tak usah .aku
tjeriterakan padamu. Rupanja ajahku tahu pula bahwa saudara:
mudanja tidak djudjur, mungkin itu jang niendjadi sebab maka-.
ajah tak suka memasukkan uangnja kekantor pamanku. Ketika aku
berkata pada ajah bahwa aku umpama tidak terpakai lagi dikantbr-
paman, maka ajah berkata dengan peiJ.dek: .. Minta keluarlah !"'
Itulah kisah keluarnja aku dari kantor. dagang pamanku, Digna.
Iba hatiku karena dimusuhi oleh pam~nku itu telah menjalahkan·
pula djalanku. Maklumlah engkau kiranja, Digrra, barang siapa.
jang tidak bekerdja, hiasanja tersesat kedjurusan djalan kepelesiran.
Itu hampir mendjadi hukum alam. Tapi pada hari ini aku telah:
16

insa£, Digna, bahwa aku tak akan suka hidup, djika tidak bese:rta
engkau. Aku insaf pula bahwa hanja engkau jang dapat memper-
baiki kelakuanku. Sukakah engkau mentjoba sekali lagi, Oigna ?"
.. Ja, buat penghabisan kali, Robert .................. "
.Digna tidak dapat meneruskap. kata-katanja, karena Robert telah
memeluk dan mentjiumnja, hingga ia terpaksa melepaskan diri
dengan berkata : :I

.,Awas Robert, nanti ada orang jang melihat ............... " I


.. Siapakah jang hendak berkeberatan, djika aku mentjumbu
kekasihku ? Djadi engkau memberi ampun padaku, Oigna, engkau
suka menerima aku mendjadi suamimu ? Ah, lihatlah, duduk ber-
hampiran dengan engkau sahadja telah mentjipta aku mendjadi
orang baik."
.. Digna ! Robert ! Dimana kamu kedua ?"
Maka datanglah sekawan pemuda dan gadis menghampiri sambil
_gelak bersorak-sorak .
.. Engkau nona rumah, Oigna," kata seorang pemuda, .. tidak
patut engkau meninggalkan kami jang mendjadi tamumu, lalu I
engkau bersembunji dengan sahabatmu." \ '
.. Dirk rupanja agak tjemburuan," kata seorang nona dengan
tadjam. ..Djika ia jang dibawa mengandjur oleh Oigna, bukan.
Robert, tentu mulutnja akan tertutup."
Dirk menghampiri nona jang berkata-kata itu, rupanja ,.sahabat"
pula, lahi berbisik :
.. Bukan aku tjemburuan, Nel. Djika engkau jang bersembunji
dengan laki-laki jang lain, mungkin aku menantangnja bermain
anggalr. Tapi tidak patut seorang nona rumah meninggalkan kita.
Segala keperluan dengan Robert itu bukankah dapat diselesaikannja
pada hari jang lain? Sekarang ia berpesta dirumahnja dan ia telah
mengundang kita, wadjib baginja djangan meninggal-ninggalkan
kita."
Sementara itu kedua anak muda jang sedang diperselisihkan,
telah dikelilingi oleh kawan-kawannja .
.. Mari Digna, mari Robert! Semua orang menantikan kamu. Kita

I
sedang menjusun serombongan orang jang akan melakukan suatu
permainan jang banjak meminta pemain."
11

Maka diaraklah kedua kekasih itu .kesuatu tempat. · Disana


banjaklah orang berkerumun. Digna berdjalan dengan kema)u-malu-
an, warna mukanja masih merah djambu, ;egala kata-kata sindiran
jang keluar dari beberapa mulut, bagaikan tidak terdengar olehnja.
Robert mengangkat kepala, memandang berkeliling dengan senjum,
selaku orang jang baharu meninggalkan gelanggang sebagai pihak
jang menang.
Memang sepatutnja djika Robert mendjadi tjongkak, karena telah
terpilih oleh Digna mendjadi kekasihnja.
Digna adalah anak tiri van Starenwijck. Namanja ialah Digna
Tack. Ajahnja telah gugur dalam berperang dengan Sur~pati,
sedang ia dibawa pulang kenegeri Belanda oleh ibunja, semasa
ia inasih kanak-kanak. Setelah tiga tahun tinggal meranda, maka
njonja Tack dinikahi pula oleh van Starenwijck.
Telah banjak orang jang clatang meminta Digna. Van Staren-
wijck selalu memulangkan bitjara kepada isterinja, dan ibu Digna
tidak berkeberatan menerima siapa sahadja, asal amiknja menjukai
laki-laki itu. ·
Jang sudah-sudah Digna menolak sekalian laki-laki jang datang,
ketjuali Robert, jang sebenar-benarnja telah menarik hatinja'. Djika
Robert tidak berkali-kali ll!.emperlihatkan tabiatnja jang buruk,.
sudah lama Digna memberi keluasan buat datang .· meminangnja
kepada orang tuanja. Tapi oleh karena fiil Robert kadang-kadang
masih menjedihkan hatinja,- maka ia melarang perbuatan itu buat
sementara waktu.
Para pemuda, laki-laki perempuan sedang bermain ,.orang b~ta".
Mata salah seorang ditutup dengan saputangan, lahi ia disuruh
menangkap seseorang pemain jang berkeli~ran sekelilingnja; Djika
ada jang dapat ditangkapnja. maka ia harus menerka siapa orang
itu. Bila kebetulan menebaknja, jang tertangkap itu harus mendjadi
orang buta, dan disuruh pula mentjari gantinja. Djika ia tak dapat
menerka, jang ditangkapnja itu haruslah dilepaskan dan ditjad·pula
orang jang lain.
Kerap kali pemuda berlaku kurang sopan dalam menerka _itu,
~' karena gadis jang tertangkap olehnja adalah diraba-rabanja seluruh
1 · Robert anak Surapati 2
I
I

· ..
·----··-~-· ··--=~u•.aM!Iliiiiiilliiilliliiilllli'llillr!-IIQIIIII.111!1111
Io

tubuh, hingga si gadis itu sampai mendjerit~djerit. Ojika sudah men-


dferit, dapatlah ia dikenali dari suaranja.
· Hati Digna mendjadi tjemas ketika melihat Robert mencljadi
orang. buta. Dengan tidak berkira~kira ia menjerbu kesegala
djurt.isan, mentjari orang jang hendak ditangkapnja, hingga atjap-
kali benar ia hampir menubruk pada pohon~pohon kaju.
Guna mentjegah sesuatu ketjelakaan, achirnja Digna berdiri
dimuka Robert, jang seketika dapat memegangnja. Dengan tidak
samar~samar orang buta itu lalu berteriak dengan gembira : Oigna ~
Sesudah tutup matanja dibuka, maka Robert mengikatkan sapu-
. tangan dimuka mata Digna. Pada ketika itu benar van Starenwijck
datang menghampiri, lalu berkata :
,Maa£, djika saja terpaksa mengganggu. Robert van Reijn ! Oiru-
mah ada tamu jang datang menunggang kuda. Ajahmu bcrpesan.
hendaklah engkau pulang dengan segera."
Robert terkedjut.
,Ajah berpesan ? Sakitkah ia ?"
,Entahlah. M~ngkin ! Suruhan itu tidak memberi sesuatu ke-
terangan."
Dengan tergopoh-gopoh Robert memberi selamat tinggal kepada
Digna dan sekalian kawan-kawan. lalu menurutkan van Staren-
wijck menudju kerumahnja.
,Aku antarkan engkau sampai kerumah," kata Digna sambi1
membuka tutup matanja. Dengan tidak menghiraukan sindiran-
sindiran jang keluar dari beberapa mulut, Oigna berlari~lari menu-
rutkan Robert dan ajahnja dari belakang.
,Kasihan,'" kata njonja van Starenwijck kepada Robert, setelah.
kudanja dibawa keluar ... Rupanja ajahmu agak sakit, tapi sabar~
sabarkanlah hatimu. Tuhan melakukan segala kehendakNja."
,Ajah ......... sakit ?" tanja Robert dengan suara serak ... Kera~
sakitnja ?"
,Sabarlah, anakku ! Barangkali tidak menguatirkan."
,Manakah orang jang mendjemput saja ?"
,Sudah pulang dah.ulu. Sabar, anakku, sabar !"
19

Dengan tergopoh-gopoh Robert menunggang kudanja, lalu


meninggalkan tempat itu. Masing-masing menurutkannJa dengan
mata serta belas kasihannja. ·
Permainan dan keramaian di ,Sukamanah" tidak diperhentikan.
Hanja nona rumah duduk mengasingkan diri, sambil termenung~
menung memikirkan nasib Robert. Dari ibunja ia mendengar, bahwa
ajah Robert sebenarrtja telah meninggal dunia dengan sekonjong-
konjong.


IV. MENDJADI PIA TU

· Sesampai kerumah, Robert menghambur dari pelana, lalu berlari~


lari masuk.. Seorang budjang jang telah putih rambutnja datang
menjongsong. Meskipun ia tidak berkata sepatah djuga, tapi air
mukanja jan.g keruh serta pula laku perangainja, tjukuplah me~
nundjukkan, bahwa bahaja jang sebesar~besarnja telah menimpa
. rtimah itu.
Robert berlari~lari kekamar ajahnja. Dilihatnja orang tua jang
tertjinta itu, jang tadi pagi masih pandai bersenda, masih berbaring
diatas tempat tidurnja, sekarang telah ditutup oleh kain putih.
Dengan gugup Robert membukakan tutup mukanja, lalu tahulah
·ia, bahwa ajahnja sudah tak ada lagi.
,Ajah !"
Hanja itulah sahadja jang dapat keluar dari kerongkongannja
jang bagai tersumbat. Tapi kata jang sepatah itu boleh disamakan
dengan ratap tangis berhari~hari, jang akan dilakukan oleh segala
~rang jang kehilangan tempat bergantung.
Al~ngkah besar sesalannja. karena ia tak dapat menghadapi.
ketika ajah jang tertjinta itu melepaskan njawa. Insjaflah ia bahwa
sesungguhnja ia telah meratjun hidup orang tua itu dengan laku
perangainja jang sudah~sudah, sedang ia belum sampai kepada
mendapat kesempatan buat meminta ampun setjara mestinja, guna
meringankan langkah ajahnja kedunia jang kekal.
. Lama benar ia duduk termenung ditumpuan· kaki ajahnja, dengan
tidak melepas~lepaskan wadjah orang tua itu dari pemandangan.
·. Sesudah itu iapun berpindah kekamar kantor ajahnja, lalu duduk
dimtika medja tulis menjadari untung. Hari telah sendja. Lampu
tembaga jang tergantung diloteng. menerangi medja, jang penuh
dengan buku~buku dan surat~surat. Kursi jang tinggi sandarannja,
tempat duduk jang hilang, telah tinggal kosong.
Dari budjang tua Robert mendengar berita, bahwa matinja van
· Reijn adalah dengan sekonjong~konjong. Meskipun ia ditinggalkan
· oleh Robert sedang berbaring, tapi tidak lama sesudah itu rupanja
./

''·
~
21

ia berasa senang kembali, karena ia telah berpindah pula kemedja


tulisnja. Van Reijn biasanja makan tengah hari dikamar kantornja.
Berhubung dengan kebiasaan itu, budjang tertua itu telah membawa ·
makanan pada waktunja.
Budjang itu terperandjat melihat keadaan tuannja, jang duduk
diatas. kursi dimuka medja tulisnja, sambil menangkupkan kepala
keatas sehelai kertas jang rupanja sedang ditulisi. Maka tangan
kanannja terkulai dengan tidak berdaja.
Ketika diperiksa, njatalah bahwa tuannja itu telah melepaskan'
njawa. Setelah diangkat lalu dibaringkannja ketempat tidur, maka·
dengan segera ia memberi tahukan kepada adik van Reijri, apa
jang telah terdjadi. sedang orang jang mendjemput Robert, disuruh~
nja menunggang kuda. Ketika Robert datang kerumahnja,
pamannja dan dokter telah pulang kembali. Paman itu berpesan·
segera hendak datang pula buat menjelesaikan segala sesuaturija.
Dengan hal· jang demikian Robert tinggal seorang diri dengan
djenazah ajahnja.
Lama benar ia tinggal duduk bertopang dagu. Kenang~kenangari~
nja mendjalar kezaman jang· lalu. Ibunja telah lama meninggal
dunia. Hanja ajah itulah jang akan mendjadi tempatnja bergantung:
Tapi ajah itupun telah meninggalkannja pula ! . .
Apakah jang hendak diperbuatnja dengan harta peninggalan jang
sebanjak itu ? Ia tahu bahwa ajahnja kaja raja. Tapi mamikah
harta bendanja, luar dari pada rumah dan seisinja itu ? Be~apakah
uangnja ? Dan tjara bagaimanakah uang itu berputarnja?
Robert tidak mengetahui, bahwa sebenarnja · kebanjakan orang
ada ragu~ragu, apakah ia sesungguhnja anak kandung van Reijn.
Sebab perbedaan ante~ra ajah dengan anak adalah bagaikan bumi
dengan langit. .
Van Reijn, demikian djuga njonjanja jang telah ~eninggal dunia
lebih dahulu, njata orang Belanda totok. Tapi rambut dan mata
Robert hitam, kulitnja berwarna.
Djuga tentang fiil dan tabiat tak adalah persamaan barang
serambut antara anak dan ajah. Van Reijn sabar dan hemat.
22

Robert penaik darah dan boros. Orang sering memikirkan, dari


siapakah Robert menerima tabiat itu? Dari njonja Van Rijn tidak
p~la mungkin, karena fiil njonja itupun tidak berbeda dengan fiil
~uaminja.

Dahulu van Reijn telah pernah diangkat oleh Oost Indische


Compagnie mendjadi inspektur guna memeriksa kant_or~kantornja
di Indonesia. Njonja van Reijn menurutkan suaminja ketanah
Djawa. Meskipun telah lama hidup sebagai suami isteri, tapi me~
. reka tidak}ah mempunjai anak.
Setelah berdiam ditanah Djawa enam tahun lamanja, maka
pulanglah suami isteri kenegeri Belanda. Robert ada dibawanja
bersama~sama, kata mereka ialah anak jang dilahirkan di lndone~
sia. Umur Robert,masa itu bel urn ada dua tahun, kulitnja berwarna,
mata dan rambutnja hitam, se.c_iang perangainja sangat nakal. Njonja
va~ Reijn menerangkan dengan tertawa kepada segala orang jang
agak heran, bahwa PJ!rbedaan~perbedaan jang nampak pada Robert
• itu mungkin terdjadi karena ,tjanda alam". Bukankah anaknja itu
dilahirkan
·.f :· :-.
di Indonesia ?
Semen~ara itu mereka berlaku atas diri Robert seolah~olah ia
anak kandung. Sekolahnja ialah sekolah dagang jang setinggi~ting~
gi~ja, sedang hidupnja dimandjakan serta diberi djalan pula buat
hidup setjara rojal, jang berpadanan dengan hidup anak orang kaja.
Jang sang_at memusingkan hal adanja Robert itu ialah saudara
mu~a van Reijn, seora~g saudagar jang mcmbuka kantor dagang,
tapi belum beruntung dapat memadjukan perusahaannja, hingga
hidupnja tinggal berdikit~dikit. Selama kakaknja tidak beranak,
tidaklah ia bimbang memikirkan nasib anaknja sendiri, karena djika
tidak dia sendiri, sekalian anaknja kelak pastilah akan nienerima
pusaka si kakak jang hartawan itu.
Sekarang ia datang~datang membawa anak kulit perunggu itu !
Benarkah itu anaknja ? Tidak mungkin, tentulah anak jang dipu~
ngutnja. Tapi kalau si Robert telah diakunja mendjadi anak dan
diberinja nama pula, maka hal anak kandung atau anak angkat
itu tidak akan mendjadi soal lagi. Si Robert akan tetap menerima
pusakanja I
...,.

23

Dengan hal jang demikian, tidak heran djika paman itu amat
bentji kepada ,anak kera jang dapat ditangkap dari rimba di Hindia.
Timur" itu.
Sementara itu tidak usah diherankan pula, djika segala pintti
<lirumah~rumah orang ternama ada terbuka untuk Robert, sedang;
banjaklah ibu jang mengharap~harapnja akan mendjadi menantu,
Seorang anak orang hartawan jang memegang aandeel pada kongsi
.0.1. Compagnie boleh berlaku senakal~nakalnja. Ada~ada sadja
<ljawab jang akan melindungi atau menguntungkan kesalahannja.
Robert dan Oigna dari ketjil telah bersahabat. Oleh karena itu
Digna suka mengampuni segala kesalahan Robert, apa laui set~lah
ia berulang-ulang berdjandji akan memperbaiki kelakuannja.
Malang bagi Robert, meskipun van Reijn sangat sajang kepada~
nja, akan datangnja hari achir tidaklah dipikirkannja. Segala surat
menjurat jang akan menentukan nasib si Robert di kemudian hari,
belumlah diselesaikannja, melainkan ditangguh~tangguhkannja djua
dari sehari kesehari. Malah pada suatu hari hatinja telah agak
tersinggung, karena Robert telah memperingatkannja akan hal surat
menjurat itu, berhubung dengan maksudnja hendak beristeri.
,Apa gunanja tergesa-gesa setjara itu ?" demikian van . Reijn
bertanja dengan gusar ... Apakah ennkou tiJak senang tinggal di~
~ini ? Tidakkah aku telah berbuot ~ ~pada engkau sebagai ·engkau
~esungguhnja .................. "
Van Reij:1 ::1enahan am:uah:1j<1, dan tidak meneruskan perkataan
itu. Dah!~an dengan manis ia berkata pula: ·
.. Robert, hal ini hendaklah esok atau !usa kita perbintjangkan.
Masih banjak waktu untuk membitjarakannja. Ajah masih sehat.
Djika ora~::; mendengarkan katamu itu, nanti ada jang menjangka
hahwa papa telah dekat hendak mati."
.. Bukan itu jang saja maksud," kata Robert. Dan mulai dari hari
itu tid~klah ia menjebut-njebut lagi tentang surat~surat testamen itu.
Sebenarnja van Reijn sendiri bukan tidak menghiraukan hal itu.
Dengan sesungguhnja ia bermaksud hendak memperkuat hak
Robert atas harta benda peninggalannja. Djika ia belum menjeles~li~
kannja, ialah karena ia sedang memikir~mikirkan bahagian adik
kandungnja, beserta sekalian kemenakannja.

1~.•
21:

Meskipun hatinja telah djatuh kepada Robert, jang dipandangnja


sebagai darah dagingnja sendiri, tapi ia tidak hendak menghilangkan
hak adik dan kemenakannja. Hanja ia belum dapat mengambil
l<eputusan tentang perbandingannja bahagian masing~masing.
Maksudnja hendak menetapkan kedudukan Robert jang tetap
dahulu didalam djawatan Oost lndisch Compagnie, sesudah itu
baharulah. ia akan menetapkan -testamennja.

Budjang kepertjajaan jang telah berambut putih masuk kekamar


kantor, lalu bertanja dengan suara lemah lembut :
·,.Tuan muda ingin minum sesuatunja ?"
,.Terima kasih, Johan, aku tak hendak sesuatunja. Tapi duduklah
engkau. Aku ingin tahu tentang kematian ajahku. Apakah sebabnja
maka ia datang~datang sampai pada adjalnja ?"
,,Tuhan sahadja jang akanr mengetahuinja, tuan ! Saja dapati
ajah tuan telah menangkup diatas sehelai kertas, jang tadinja ada
dimukanja. Rupanja ajah tuan sedang menulis."
. ,.Sedang menulis? Dimanakah adanja kertas itu ?"
,Entahlah ! Saja sendiri sibuk mengangkat ajah tuan ketempat
tidur dan menjelesaikan segala sesuatunja. Djika kertas itu sudah
tak ada, mungkin ada orang jang mengambilnja."
Robert termenung memikir~mikirkan. Apakah jang telah ditulis
oleh ajahnja? Siapakah jang mengambil kertas itu ? Tidak mungkin -
ia disimpan ditempat jang lain oleh orang jang hendak menjelesai~
· kan surat-surat dimedja tulis, karena surat~surat jang banjak masih
bertjerai-berai, sedang jang boleh menjelesaikannja hanjalah
Johan sendiri.
·Maka berkata pulalah Johan :
,.Ajah tuan sekarang telah berpindah ketempat jang sutji. Selama
hidupnja ia berlaku sebagai orang jang baik hati. · Tidak samar
lagi, tentu baik pula jang akan didapatinja dinegeri jang kekal itu."
,Memang sesungguhnja jang engkau katakan itu, Johan. Dja-
rang-djarang orang jang sesabar sedjudjur ajahku."
,Tuan, nanti tanggal 25 jang akan datang, genaplah 36 tahun
saja bekerdja sebagai budjang pada ajah tuan. Tapi haruslah dipo-
tongkan 6 tahun, jaitu ketika ajah tuan berangkat ketanah Ojawa.
25

Oisitu Tuhan Jang Maha Kuasa telah mengurniainja seorang anak,


jaitu tuan. Meskipun rupa tuan tidak serupa dengan, ajah tu'an
ketika mudanja, tapi bagi kami sekarang, tuan djualah jaxig men~
djadi gantinja sekarang, dan sukalah kami menurut segala perintah
tuan setjara kami dimasa lampau telah berhamba kepada jang
hilang. Kami sekalian budjang-budjang lebih suka kepada tuan
dari pada kepada anaknja tuan Gerard, paman tuan. Dahulu atjap~
kali saja berkata kepada ajah tu.an, djika tuan muda Robert sudah
agak umur, nanti budi perkertinja jang baik baharu akan nampak,
lebih baik dari budi pekerti Hendrik, anak tuan Gerard jang tjong~
kak, takabur dan tinggi hati itu."
.. Aku harap djanganlah aku kiranja sampai mengetjewakan
hatimu, Johan. Hanja pikulanku sekarang ada sangat be.rat kurasai.
Rumah sebesar ini, kekajaan ajah jang tidak dapat kunilai~nila~.
bagaimanakah aku hendak memeliharanja setjara jang dikehendaki
oleh ajah? Sajang, sehelai suratpun tak ada, jang menentukan
kehendak ajah. Aku tak pernah diberi tahu, bagaimana seharusnja
aku berlaku atas kekajaan jang sebanjak ini. Aku tak tahu pula,
berapa banjaknja kekajaan ajah, dan tjara bagaimana ia memutar
uangnja. Johan, sungguh tidak mudah menempatkan diri ditempat
orang hartawan, djika tak ada pemimpin jang menuntunnja."
,Pemimpin itu datang sendiri, asal tuan dapat memilihnja dengan
berhati-hati. Ojika tuan telah mempunjai njonja jang pandai,
djudjur, pemurah dan penjajang·. sematjam ibu dan ajah ·tuan almar~
hum, nanti kepandaian tuan dalam perkara memelihara uang dan
harta benda itu, akan datang sendiri."
.. Orang itu telah sedia, Johan. Ojika ia nanti telah kubawa masuk ·
rumah ini, nistjaja engkau akan mengaku, bahwa aku sungguh~
sungguh tak salah memilih. Johan, surat jang sedang ditulis oleh
ajahku itu, siapakah kira-kira jang telah mengambilnja ?"
.. Djika ada orang jang mengambil, tidak lain hanjalah paman
tuan jang telah membawanja. Karena ia memasuki kamar ini, setelah
ajah tuan dipindahkan ketempat tidurnja."
.. Paman saja ? Apa guna ia mengambil surat itu ?"
,Entahlah, tuan !"
26

· ;,,Johan, bawakan aku segelas anggur. Sesudah itu tjarilah peker~


djaan jang lain."
. Lalu keluarlah Johan mentjari anggur.
Setelah Robert tinggal seorang diri, maka kembalilah pikirannja
kepada surat jang telah hilang dari medja tuHs. Tidak mustahil
djika pamannja jang mengambil, tapi apa gunanja ? Adakah haknja
mtngambil~ngambil' barang dari rumah itu, diluar tahu Robert?
Nantl ia akan menanjakan kepada paman itu, dan djika benar ia
jang menganibil, haruslah ia memulangkannja.
Maka Robert membuka sekalian latji~latji medja tulis, lalu
memeriksa isi~isinja. Mungkin surat itu disimpan oleh pamannja
kedalam latji.
'Setelah lama mentjari, maka djatuhlah sebuah bungkusan surat
jaiig agak besar ketangannja, dan pada alamatnja adalah tertulis:

KEPADA ROBERT
Boleh dibuka djika ia telah berumur 21 tahun

Robe~rt mendjundjung surat itu diatas kepalanja, sambil menge~


luarkan air mata. Surat itu dipandangnja sebagai suara dari kubur.
Djika demikian, belumlah putus benar perhubungannja dengan ajah
jang telah meninggalkannja itu .
. Hanja sajang ! Surat itu belum dapat dibukanja pada waktu
itu. Tiga bulan ia harus menantikan, baharulah umurnja akan
tjukup 21 tahun.
Setelah disimpannja surat itu kedalam kantung badju jang dise~
• belah dalam, maka diteruskannja mentjari surat jang hilang disegala
latji. Sia~sia. Banjak surat jang didapatnja, tapi sebab bclum perlu,
tidaklah diperhatikannja.
Maka Robert duduk termenung pula memikir~mikirkan hendak
menulis stirat kepada Digna, menjatakan hal ichwal bentjana jang
telah menimpanja.
V. PAMAN DAN KEMANAKAN

Robert telah menjediakan sehelai kertas, maksudnja hendak


menulis surat kepada Digna. Maka terbukalah pintu kantor lalu
masuk pamannja kedalam dengan.tidak memberi perindahan kepada
Robert setjara lajaknja. Gerard van Reijn masuk kamar itu sa~bil
mengangkat kepala seolah~olah orang jang sedang ada dalam.
rumahnja sendiri. . .
Robert tidak memperhatikan benar laku pamannja masuk kekamar
itu. Hatinja masih sedih karena mengingatkan ajahnja jang te,lah
meninggal. Kedatangan paman itu diterimanja sebagai kedatangan,
seorang keluarga jang sekarib~karibnja, jang akan turut mentjutjur..: ·
kan air mata dengan dia ~an akan sama~sama merasa kehilangan .
seorang tua jang sama ditjintai.
Maka bangkitlah ia dari duduknja, lalu menemui pamannj~ .
dengan tangan terulur, sambil berkata dengan sedih :
,.Paman ! Siapakah jang akan menjangka bahwa ajahku akan
meninggalkan kita dengan djalan begini. Dengan ········~··.'.'
Sekonjong~konjong Robert menelan kata~katanja, lalu tinggal .
tegak bagaikan terpaku pada lantai. Pamannja mundur selangkah, ·
seolah~olah sangat djidjik hendak berhampiran. Salam Robert
ditolaknja dengan melambai~lambaikan tangan dari djauh.
Maka berkatalah ia dengan tenang :
,.Duduklah, hai anak muda ! Datangku kemari bukanlah hendak
bertangis~tangisan, melainkan ada rundingan jang sangat perlu,
dan harus kita selesaikan dengan segera."
Robert masih berdiri dibelakang kursinja, sambil memandang
ragu~ragu kepada pamannja. Sementara itti si paman telah men.;
duduki kursi tinggi, jang selamanja dipakai oleh ajahnja, djika ia
ada didalam kamar kantor itu. .
.. Duduklah !" demikian van Reijn muda berkata dengan laku
arah memerintah.
Robert masih tidak hendak bergerak.
28

.,Bukimkah telah engkau dengar ? Aku memberi permisi kepada


cngkau untuk duduk !"
Sikap paman itu sangat angkuh. Lakunja berkata~kata sebagai
orang jang sedang memberi perintah kepada budjangn';a. Oleh
karen~:' itu maka naiklah darah Robert, dan hilanglah segala rasa
kehormatan terhadap kepada orang tua itu. . ·
.Sambil kembali. duduk diatas kursinja, memandanglah ia pada
. van Reijn muda dengan laku jang arah~arah menentang. sambil
· 'menailtikan apa jang hendak terdengar lagi.
Gerard van Reijn merata~ratakan pakaiannja dengan tapak
·tangan ·dengan laku jang sangat berhati~hati, seolah~olah takutlah
ia kalau~kalau lipatan pakaian itu akan rusak karena dibawa duduk.
. Maka dikeluarkannja sebuah dompet kulit dari kantung badjunja,
la1u ditjari~tjarinja sehelai kei:tas dari dalamnja.
. Pekerdjaan itu dilakukannja dengan tenang dan lantip, seolah~
olah tak adalah orang jang sedang duduk dimukanja, dan telah
gelisah pula menanti~nantikan apa jang akan didengarnja.
Achirnja jang ditjari itu dapatlah, lalu dikeluarkannja. Dengan
tenang pula dompet itu dimasukkannja kedalam kantung badju, lalu
dipandangnja Robert dengan laku arah menentang.
· Sedjurus lamanja surat jaJ?.g dikeluarkan dari dompet itu diper-
main~mainkannja dalam tangan. Maka berkatalah ia dengan mtika
masam:
,Benar, segala sesuatunja telah terdjadi dengan tidak disangka~
sangka. Kakak kami telah mati dengan tiba~tiba. Ja, semua itu
ada didalam kuasa Tuhan, manusia hanja menanti~nantikan takdir~
nja. Kakakku itu memang orang baik. Semoga ia akan mendapat
tempat kedudukan jang mulia didunia. jang kekal !" ·
Robert tak kuat pula menahan sedih. Maka ditutupnjalah
matanja dengan kedua belah tangan, lalu menangislah ia ters~du­
sedu. ·
,Sudahlah, surutkan air matamu, telah tjukup tang is itu," kata
Gerard ·van Reij; dengan merengut. ..Air mata itu tidak lajak
nampak pada orang laki~laki. Apa lagi pada saat ini patutlah kita
semua membuktikan kelaki~lakian kita. Sampai pada saat matinja
29

saudaraku, engkau telah hidup bagaikan orang jang tidak sadat


akan untungnja ..Jang engkau pikirkan hanjalah akan menerima
segala harta benda saudaraku pada waktunja dan oleh karena. itu
tidak sekali-kali engkau hendak beladjar setjara patutnja. Segala
tingkah lakumu telah meremukkan djantung hati saudaraku, dengan
tak ada sesuatu daja padanja, karena ia sangat sajang padainu.
Matinja saudaraku itu ialah didalam makan hati, karena perangai
engkau jang tidak senonoh. Bentjimu kepada segala pekerdjaan
jang baik-baik, pergaulanmu dengan brandal-brandal kota Ams-
terdam, pandaimu menabur-naburkan uang didunia kepelesiran,
segala sesuatunja itu telah meratjun hatinja, dan telah membawanja
kepintu kubur."
Robert tidak menjahut, melainkan duduk termenung menjadari ·
tintung. ·Meskipun tadjam perkataan pamannja itu, tapi insaflah
ia bahwa jang dikatakannja itu ialah jang sebeilarnja. Tak ada
sepatah djua jang salah pada perkataannja itu: Maka Gerard van
Reijn berkata pula :
.. Sekarang engkau mengeluarkan air mata. Hatimu bagaikan
hantjur karena sedih. Hendaklah air matamu itu dapat membuka
matamu, menerangkan fikiranmu dan menginsafkan engkau, agar
hidupmu dimasa datang akan lebih teratur dari jang sudah, jang
semata-mata menundjukkan bahwa engkau tidak sekali-kali sadar
akan untungmu !"
.. Ah. paman ! Masihkah paman chawatir akan hasil peladi,aran ·
dan pertjobaan jang saja derita pada ketika ini? Bahwa sesungguh-
nja ajah telah makan hati karena perangaiku. Tapi dari -dunia jang
kekal itu nanti ajah saja akan dapat menjaksikan sendiri, bahwa
anaknja telah mendjadi orang baik, setelah ditinggalkannja. Bahwa
anak itu akan membajar utangnja setjara jang sepatut-pattitnja.
Segala kekajaan j'"ng ditinggalkannja tidaklah hendak saja boros-
boroskan lagi, melainkan hendak saja gunakan untuk amal ......... "
.. Nanti dahulu ! Perkara itu boleh kita selesaikan dilain hari.
Masih banjak lagi jang hendak kukatakan kepadamu. Sampai
kemanakah tadi bitjaraku? 0. ja! Sangat sedih hatiku melihatkan
perangai saudaraku jang sangat memberi hati kepadamu, djauh

-- ···-···----·-·-----=_.;..-........- - - : · - - ·.
30

lebibnja . dari pada ukuran, Sedih hatiku itu bertambah~tambah,


setelah aku dan isteriku, sama mejakinkan sesuatu hal. jang baharu
sekarang njata benarnja."
Gerard van Reijn mendaham~daham, sambil meneruskan mem·
permain~mainkan kertas jang setjarik itu didalam tangannja. Maka
berkata pulalah ia:
·. .:saudaraku itu memang orang baik hati, pemurah, penjajang.
Hanja sajang sedikit, kesajangan itu menumpah seluruhnja kepada
orang lain, sedang nasib kaum kerabat sendiri diabaikannja. Hanja
itulah 'tjatjat saudaraku. Semoga Tuhan mengampuni kesalahannja!"
Robert memandang kepada pamannja dengan ragu·ragu. Orang
lain 1 Siapakah orang lain jang dimaksudnja itu ? Maka her·
katalah ia:
,.Saja tidak mengerti paman, apakah maksud paman dengan per·
kataan itu 1 Orang lain disajangi, nasib kaum kerabat sendiri
diabaikan. Siapakah orang lain jang telah disajangi oleh ajahku ?"
,.Sudah ! Djangan engkau memanggil paman lagi padaku, sebab
engkau bukan sanak, bukan keluarga pada kami. Jang sudah me~
ninggal i~u bukan ajahmu."
Perkataan itu mengeringkan air mata Robert, menggelapkan
pemandangannja. Ia bukan anak ajahnja ? Maka diserbunjalah
pamannja, lalu dibanting·bantingkannja kelantai, bagaikan laku
seekor binatang buas menerkam hewan mangsanja.
,.Uli:mg kata·kata itu sekali lagi !" demikian ia berkata dengan
suara serak. Sekali lagi engk~u keluarkan otjehan itu, nanti diha·
dapan orang banjqk aku hendak menuduh engkau sebagai pendusta,
sebagai penipu jang hendak menggagahi harta peninggalan ajahku !
Aku bukan anak ajahku? Memang, sekiranja ada orang jang
hendak pertjaja akan dustamu itu, tentu dengan gampang engkau
dapat merampas peninggalan ajah dari tanganku ."
.. Lepaskan aku dahulu, tidakkah engkau malu menggunakan
tenagamu terhadap diri seorang tua jang tidak akan berdaja dan
tidak sepadan dengan engkau ? Segala bukti ada padaku buat
membenarkan kata itu."
Robert melepaskannja lalu duduk kembali khtas kursinja, sambil
berkata:

---------·--·--·-· -·- ····-


31

,Engkau diberi sempat akan membuktikannja. Djika engkau .


mendengarnja dari mulut orang lain, katakan siapakah orang itu.
Ojika bukti itu tidak berkenan pada hatiku, hati~hatilah engkau !'• ·
Gerard van Reijn bangkit lalu duduk kembali, sambil berkata:
,Sudah tentu hendak kuberi buktinja. Aku mendengarnja bukan
dari orang lain, melainkan dari saudaraku sendiri, sebagai suatu
suara dari dalam kubur."
Setelah duduk dan menarik napas pandjang, maka tangan kartan-
nja jang tinggal terkepal, dibukanja, lalu keluarlah setjarik kertas.
jang dipermain~mainkannja dari tadi. Kertas jang telah remuk itu
didatarkannja dahulu dengan tapak tangan berulang~ulang. Maka
berkata pulalah ia :
,Tuhan bersifat murah. Saudaraku telah berbuat salah terhadap
keluarga jang sekarib~karibnja, terhadap darah dagingnja ·sendid.
Tapi pada saat jang penghabisan, diwaktu saudaraku itu hendak
melepaskan njawa, maka Tuhan Jang Maha Adil telah mengg~;a~­
kan hatinja untuk memperbaiki kesalahan itu. Setelah ia menuliskan
suatu keterangan, jang memperbaiki segala kesalahannja. maka
kakulah tangannja, dan melajanglah njawanja."
.. Djangan mengotjeh ! Keterangan jang aku minta !· Lekaslah.
berikan keterangan itu, sebelum darahku naik kembali !" ·
.. Inilah keterangan itu," sahut Gerard van Reijn dengan gembira.
,Tentu engkau kenai akan tulisan saudaraku. Batjalah !"
Robert menarik kertas itu dari tangan pamannja, selaku alap~alap
menjambar mangsanja. Tangan jang memegang surat itu djad;i
gemetar, pemandangan gelap, huruf~huruf jang hendak dihatjanja ·
bagaikan menari~nari nampaknja.
Maka dengan bersusah pajah dapat djua ia memhatja surat jang
hanja tiga baris pandjangnja, udjarnja:
Robert jang tertjinta I Tidak patut aku lebih lama menjembunfi- ·
kan suatu keterangan jang harus engkau ketahui. Engkau
sebenarnja bukan anakku, meskipun .............................. .
Surat itu terputus. Tangan jang menulisnja telah kaku, hal jang
lain~lain
jang hendak dikatakan, dihawa oleh penulis kekuhurannja.
32

Robert membatja tulisan itu berulang-ulang. bagaikan tidak per-


tjaja "akan kebenarannja. Huruf itu memang huruf ajahnja, kata
itu ialah katanja. Tapi mungkinkah itu semua? Robert sebenarnja
bukan anaknja? Maka berkatalah ia seolah-oleh pada dirinja sendiri:
,.Mana boleh bukan anaknja ! Ah, mungkin ajah saja sedang
sakit pikiran, ia ·tak tahu apa jang dituliskannja. Meskipun bagai-
mana, aku hendak mempertahankan hakku sebagai anaknja."
,.Memang," kata Gerard van Xeijn ... 8uktikanlah bnhwa engkau
rnemang anaknja. Setjara hukum, pada waktu ini aku jang teraku
wali. Djika engkau tak dapat membuktikan kepadaku bahwa engkau
sungguh-sungguh anak saudaraku, sudah tentu aku tidak akan
mengaku engkau sebagai achli warisnja."
,.Paman! Rebutlah segala hartanja, seada-ada uangnja. Tapi
biarkan ada pada saja namanja. · kedudukan saja sebagai
_anaknja [ ..................... "
· ,.Rebut? Tak ada bitjara rebtit-raerebut. Apakah jang harus
kurebut dari tanganmu? Apa jang mendjadi milikmu ? Tidak ada
satu sen bermata uang, tidak ada sepotong berupa barang ! Apa
jang kaukatakan hendak direbut dari tanganmu ? Tuhan bersifat
murah ! Tadinja anak-anakku, kemanakan kandungnja, hampir
teraniaja, sebab harta bendanja akan djatuh ketangan orang lain,
jang tidak mengandung darah van .Reijn barang setitik dalam tubuh-
nj<i. Tapi berachir-achir Tuhah memperlihatkan djua keadilannja ["
Robert tinggal termenung. Surat jang ditinggalkan oleh jang
wafat itu, tinggal terletak dimukanja. Gerard van Reijn mengulur-
kan tangannja dengan tjepat, lalu menjimpan kertas jang berharga
·itu kembali kedalam dompetnja. Bukti bahwa Robert bukan anak
.. saudaranja, sudah ada. Tinggallagi testamen saudaranja. Sekalipun
I;{obert bukan anaknja, tapi kalau ada testamen jang menetapkan
· dia mendjadi ahli waris, tentu hak Gerard akan musna pula.
Maka berkatalah ia :
,.Hai anak muda ! Aku hendak memberi bukti bahwa padaku
masih ada hati kemanusiaan. Meskipun engkau tidak akan berhak
sesuatu apa atas peninggalan saudaraku, tapi oleh karena saudaraku
itil· sangat sajang padamu, maka seolah-olah guna saudaraku itu
ak\1 tidakhendak membuang engkau sama sekali. Bahkan sebaliknja.
33

Nanti akan kupelihara engkau setjara mestinja, asal kelakuanmu


;ang sudah-sudah memang telah berubah."
.,Serambut tak ada diseluruh tubuhku · jang mengharap-harap
bantuan dari pihakmu," kata Robert dengan meninggi. .,Djika aku
memang bukan anaknja, segala tali jang mengikat kita hendak
kuputuskan pula !"
.,Perkataanmu itu sangat menjedihkan hatiku. Memaksa aku ber-
buat sesuatunja jang hak aku lakukan, tapi tadinja aku masih belum
sampai hati akan melakukannja. Hai an·ak muda, kau tahu apa
kata Hukum. Engkau ini te1ah njata bukan anaknja .. Sekalipun
engkau telah mendjadi achli warisnja, tapi selama engkau belum
mendjadi balig. jaitu berumur genap 21 tahun, maka akulah jang
mendjadi wali, dan berkuasa atas peninggalan saudaraku. Oleh
karena engkau telah berkata tidak hendak berhubung lagi dengan
aku, maka hakku itu hendak aku lakukan pada ketika ini. Kamar
ini hendak kukuntji serta disegel. selama surat-surat dan barang-
barang lain jang ditinggalkan oleh saudaraku, masih dalam penj~­
lidikan. Oleh karena itu aku memerintahkan kepada engkau, supaja ··
engkau keluar dari kamar ini dengan seketika !"
.. Keluar ?" kata Robert dengan amarah. ,.Aku mesti keluar dari
kamar ini? Tjdak! Disini tempatku, hanja dengan kekuasaan pulisi
sahadja aku akan suka meninggalkannja!"
.. Aku memaksa engkau keluar !"
.. Aku tak mau ! Djika engkau hendak memaksa, hendaklah
dengan djalan lain. Mulutmu sadja tak akan dapat mengeluarkan
aku dari kamar ini !"
.. Apakah engkau hendak memaksaku memanggil budjang-
budjang jang ada disini ?" .
.. Kau tjobalah. Budjang-budjang itu akan menurut perint!'lh aku.
Maka sekarang aku meminta, ja - memerintahkan kepadamu :
keluar dari sini! Telah lama aku djemu mendengarkan otjehanmu !"
,;Aku tidak hendak keluar dari sini djika tidak bersama-sama
dengan engkau," kata Gerard van Reijn, sambil memperbaiki,
duduknja. ,.Engkau tentu mengerti djuga, bahwa aku tidak boleh
mempertjajakan surat-surat peninggalan saudaraku ditanganmu
sendiri."
Robert anak Surapati 3

IJ .
34

,.Tapi aku tidak pula akan memberi permisi kepada engkau buat
masuk-masuk kamar ini, dan mentjuri surat-surat peninggalan tuan
Jozef ~an Reijn almarhum. Mungkin ada disini surat-surat pula
jang akan membatalkan dustamu tadi."
Gerard van Reijn mulai naik darah, meskipun dari semula ia
berlaku setjara orang sabar. Maka berkatalah ia:
,.Sungguh-sungguh engkau tidak insaf akan dirimu. Seorang
an:ak pt~ngut bangsa kulit perunggu, jang tak tentu orang tuanja,
tak diketahui kampung halamannja. beranikah engkau membuka
mulut setjara itu kepada aku, jang kau harus pandang sebagai
tuanmu dan sebagai wali ada berhak atas segala peninggalan ini,
sebelum jang berkuasa nanti menetapkan achli warisnja ?"
,.Tutup mulutmu !" kata Robert dengan suara gemetar ... Sekali
lagi, sukakah engkau keluar dengan aman, atau perlukah aku
·inemaksa ?"
· .. Kita keluar bersama-sama, sebab .................. "
Gerard tidak dapat meneruskan perkataannja, karena Robert
telah menjeretnja dari kursi, lalu mendorongkannja keluar, hingga
ia djatuh tersungkur diatas lantai, diluar kamar. Sebelum ia dapat
bangkit, maka Robert telah menguntjikan pintu dari dalam.
Tak ada lagi djalan lain bagi Gerard luar dari pada mentjari
djalan pulang. Esok ia akan kembali lagi. djika perlu dengan pulisi.
Hatinja masih berdebar-debar djika ia memikirkai1 akan kemung-
kinan adanja testamen. Tapi biar bagaimana djuga. buat sementara
waktu ia kuasa atas barang-barang peninggalan saudaranja. dan
kekuasaan itu hendak digunakannja sedapat-dapat buat menjakiti
hati si Robert.
VI. SUARA DARI DASAR SAMUDERA

Setelah melemparkan pamannja keluar, maka Robert kembali


kemedja tulis, lalu mengempaskan diri keatas kursi. Segala jang
telah terdjadi hari itu mengatjau pikirannja, hingga tak tentu djalan
jang hendak diturutnja. Kepalanja bersandar kepada kursi, matanja
tertutup. pikirannja tertumbuk, demikianlah keadaannja, selama ia
tinggal duduk bagaikan orang jang tidak sadarkan 'diri.
Sekali-sekali ia sadar. Pikirannja hanja berputar kepada tiga
kenjataan: ajahnja telah meninggal, Gerard van Reijn membatal~
kan haknja sebagai anak, orang itu telah pula memberi malu
kepadanja. Apakah ia tidak bermimpi? Dari manakah ia akan
mendapat keterangan buat membatalkan kata~kata . orang itu ?
Ditangannja memang ada suatu keterangan jang tidak dapat akan
dibantah-bantah. Tulisan itu memang tulisan ajahnja, dan tulisan
itu berkata bahwa ia bukan anaknja. Tapi surat itu belum tamat.
Masih ada perkataan ,meskipun". Meskipun apa 1 Apa · jang
hendak dikatakan oleh ajahnja? Djika sekiranja surat itu ditamat-
kan, barangkali ada djua jang akan mendjadi kekuatan bagi Robert.
Tapi sekarang sudah njata tak adalah sesuatunja jang boleh
memberi keterangan tentang rahasia kelahirannja itu.
Robert meraba-raba pada dadanja. Maka teringatlah oiehnja
surat jang dialamatkan kepadanja dan baharu boleh dibuka sesudah
genap umurnja 21 tahun. Tiga bulan lagi, baharulah umurnja akan
tjukup 21 tahun. Tapi apakah halangan buat membukanja dari
sekarang, selagi ia menghadapi segala soal jang sesulit-sulitnja
itu ? Ojika surat itu dibukanja sekarang, tak ada seorang jang
hendak dirugikannja. Dengan tidak memikirkan pandjang, segera-
Iah surat itu dikeluarkan, lalu dibukanja. Dari bungkusan itu kel~ar
sehelai surat jang amat pandjang. ditulis oleh seorang perempuan,
jang tidak dikenalnja. Selainnja dari pada surat itu keluar pula
sebuah gambar nona, jang ditulis diatas gading •. Kedapatan pula
sekeping uang perak jang asing baginja. Uang itu hanja. tinggal
36

sebelah, rupanja ia bekas digunting ditengah~tengah. Achimja


adalah pula sebentuk tjintjin didalam bungkusan surat itu.
Robert memandang sekalian barang~barang itu dengan heran.
Maka segeralah surat itu dibatjanja, bunjinja :

Samudera Hindia, Maart 1685.

Kepada anakku jang sangat kutjintai !


:R.Gbert, buah hatiku ! Bila engkau membatja surat ini, nistjaja tangan
jang menulisnja telah lama kaku dan dingin. Sudah tentu pula engkau
telah lupa pada ibumu jang sangat tjinta padamu dan telah menanggung
sengsara karena engkau. '
Ibu tidak dapat mengira-ngira, siapakah nanti jang akan menggantikan
tempat ibu guna engkau. Hanja ibu mohon pada jang Maha Kuasa hen-
daklah orang jang memeliharamu itu, mendjadi ganti ibu jang sesungguh-
sungguhnja, sama sajangnja, sama kasihnja sebagai ibu kepada engkau,
seorang anak piatu jang tidak beribu tidak berbapaik.
Ibu katakan engkau piatu, karena ajahmu, meskipun ia mungkin masih
hidup, tidaklah akan mentjari atau menentui engkau, dan tidak pula ia
akan menuntqt, supaja anaknja diserahkan ke.tangannja.
Mungkin tidak akan ada orang jang dapat mentjeriterakan hal orang
tuamu jang sudah tidak ada, tapi sekiranja ada dj1ua salah seorang jang
suka bertjeritera, karena ia mengetahui, pastilah tjeriteranja itu akan di-
lakukannja dengan menghina. Akan dikatakannja bahwa ajahmu ialah
seorang budak belian, sedang engkau lahir kedunia karena ibumu ber-
djalan salah.
Mung kin djuga eng !tau sendiri, Robert, anakku jang kutjinta, buah hati
bidji mataku, mungkin engkau sendiri akan menjumpahi orang tuamu
atas kesalahan jang telah diperbuatnja maka engkau lahir kedunia. Tapi
batjalah surat ini sampai tamat, pertimbangkan segala kenjataan jang ada
didalamnjta, baharulah engkau mendjatuhkan hukuman.
lbu tak kuat lagi menulis Robert. Lain hari surat ini disambung.

Robert, bahwa sesungguhnja kami telah melakukan suatu pekerdjaan


dengan tidak memikirkannja masak-masak, tapi sekali-kali kami tidak me-
lakukan sesuatu kedjahatan.
Tidak berapa susahnja untuk menutup kesalahan itu. Djika kami mau,
tidak akan ada seorang jang akan m~ngetahui rahasia kami. Tapi kami
tidak mau menutupnja. Djika kami tutup, itu artinja kami malu atas apa
jang telah terdjadi. Berarti ibu malu bahwa ibu telah tjinta pada ajahmu
atas dasar pertjintaan jang sesutji-sutjinja.
Robert, anakku, batj'alah terus dengan tenang; Sekalipun engkau tidak
bisa menghormati perbuatan orang tuamu itu, atau engkau tidak memu-
fakatinja, tapi djanganlah engkau sekali-kali hendak memperhinakan ajah
bundamu.
37

Nama ibumu ialah Suzane Moor, ajah ibu mendjabat pangkat jang
tinggi di Betawi. Ibunja ibu telah meninggal sebelum ibu berumur 5 tahun,
oleh karena itu pendjagaan atas diri ibu diserahkan oleh ajah ketangan
budak-budak belaka. Ajah sendiri tidak ada kesempatan menentui hal
ichwal ibu, karena pekerdjaannja sangat banjak.
Untuk pengetahuan umum ibu mendapat guru-guru jang achll, tapi
luar dari pada asuhan itu, sepandjang hari ibu umpama merdeka didalam
rumah. Ibu boleh melakukan segala kehendak ibu, dengan tak ada orang
jang hendak menundjuk mengadjari.
Diantara budak-budak kami jang banj'ak adalah seorang kanak-kanak,
hampir seumur dengan ibu. Rupanja pantas, Bikap tangkas dan. hati dju-
djur lagi berani. Minatnja kepada beladjar amat besar, hingga dldalam
waktu jang singkat, segala pengetahuan jang ada pada ibu, telah tumpah
padanja.
Lain hari ibu sambung.

Lambat laun pergaulan kami telah berubah sikap. Si Untung, demiklan


namanja, bukanlah budak lagi, tapi bagi ibu ia telah umpama saudara.
Pun ajah tidak memandangnja sebagai budak lagi, melainkan sebagal
piaraan pengawani ibu. ~
Mungkin dari bermula ia telah menaruh tjinta kepada Jbu: Tidak ada
sesuatu kehendak atau keinginan ibu jang tidak dilaksanakannja, meskipun
ia harus menjabung njawa atau berkurban. Sebaliknja ibu makin lama
makin sajang padanja. Maka lupalah ibu bahwa si Untung hanjalah
budak, pada rasa ibu ia adalah kawan sepermainan jang lama-lama men-·
djadi kaju rindang tempat berlindung. '
Ajah sendiri makin sajang pada si Untung, karena sesudah ia dipe~
lihara dirumah, keuntungan ajah sudah tidak berkeputusan datangnja.
Tatkala umur ibu baharu lima belas tahun, maka sudah tidak kurang .
orang jang meminta ibu buat mendjadi isterinja. Ajah telah berkali-kali
meminta pada ibu supaja ibu suka menerima seorang pembesar Kumpeni,
Herman de Wilde namanja, buat mendjadi suami, tapi ibu menolak. Ajah
marah, maka ibu datang menangis pada si Untung "buat menjadari misib
jang malang.
Tiap-tiap ibu bertjeritera kepada si Untung bahwa ada pula orang j'ang
datang meminang ibu, maka ia djadi gelisah, air mukanja berubah, dan
berkatalah ia: Dihari nona Suzane dikawinkan, si Untung akan lari me-
ninggalkan Betawi.
Lain hari disambung. Ibu makin sakit.

Robert, akan terlalu pandjang surat ibu, djika ibu tjeriterakan semua
apa jang telah mendjadi sebab dan pendorong, maka pertjintaan kami,
jang asalnja hanjalah tjinta Bebagai saudara dengan saudara, lambat laun
mendjadi tjinta jang dirasai oleh dua orang kekasih. ·
Sudah tentu hal mendjadi suami isteri antara kami ke<lua telah men-
djadi soal. Si Untung sendiri tidak herani meminta ibu kepada ajah. Ia
tahu akan dirinj'a, seorang budak belian dan bangsa kulit hitam pula.
Tapi ibu jang masih kanak-kanak dan belum pandjang piklran tldak me-
38

mikirkan hal itu. lbu tahu bahwa ajah tentu akan berkeberatan, hila
ibu diminta berterang-terang, tapi ibu jakin pula - itulah kesalahan ibu
- bahwa ajah tentu akan menerima si Untung, djika ia sudah mendjadi
suami ibu. lstimewa djuga karena ibu sanggup akan menjamakan si Untung
dengan kebanjakan orang Belanda, baik tentang ilmu pengetahuan, mau-
pun tentang adat sopan santun.
Maka ibu memaksa supaja kami kawin diluar tahu ajah dahulu, nanti
ibu akan. menjelesaikannja dengan ajah. Si Untung sendiri awalnja tidak
berani, tapi sebab ibu memaksa kawinlah kami dengan perantaraan se-
orang ulama Islam. lbu sendiri membawa kitab lndjil, dan diatas kitab
sutji itu ibu melahirkan sumpah akan bersetia sebagai isteri si Untung.
lngatan ibu jang bodph, nanti dj•ika ajah sudah tahu dan tidak berkebe-
ratan lag!, maka nikah kami boleh dikuatkan digeredja.
Jang tidak disangka-sangka telah terdjadi. Setelah ajah mendengar dari
ibu apa jang telah kami lakukan, maka amarahnja ajah 'sudah tak dapat
hendak dikatakan. Si Untung dimasukkan kedalam pendjara untuk di-
hukum mati, ibu sendiri dibuang kesuatu pulau. Ketika itu ibu telah me-
. ngandung engkau. Sampai lain hari anakku! Tenaga ibu makin mengurangi.

Setelah engkau dilahirkan, kita segera ditjeraikan. Engkau dikembalikan


kepada ibu ialah diatas kapal ketika kita hendak dikembalikan kenegeri
Belanda. Pada masa itu engkau baharu berumur satu tahun.
Robert, gembira ibu menerima engkau sudah tak dapat hendak ibu
katakan. Meskipun engkau baru baji, tapi telah njata bahwa engkau
. dengan ajahmu adalah bagaikan pinang dibelah dua.
Tapi kegembiraan itu seketika djua telah berubah. lbu telah lama sakit.
Ketika ibu dibawa kekapal itu, ragu-ragulah ibu, apakah ibu abn sampai
kenegeri Belanda. Oleh karena itu Robert, dihari-hari ibu berasa agak
senang, maka ibu paksalah menulis surat ini kepada engkau. Sukurlah
tjerita ibu hampir tamat. lbu berasa bahwa tenaga ibu makin mengu-
rangi. Nanti disambung.

Akan hal ajahmu ibu dapat mengatakan, bahwa ia dapat melarikan


diri dari pendjara. Achirnja ia telah menjerah, lalu diangkat mendjadi
letnan pada balatentara Kumpeni. Memang kegagahan aj•ahmu tak ada
bandingannja, Robert. Setelah ia mendjadi letnan itu, ia akan datang ke
Betawi mendjemput ibu, dan akan dilahirkannja kepada chalajak umum,
bahwa ibu ialah njonja kawinnja.
Tapi ajah njata tidak pula hendak mengizlnkan kita berkumpul. Itulah
sebab maka kita disuruh pulang kenegeri Belanda.
Dikapal ini ibu mendapat kawan jang menaruh hati kasihan kepada
kita. Kawan itu ialah tuan dan njonja van Reijn, jang sangat mulia hati
dan tahu kasihan pada orang jang sengsara. Sampai sini dahulu. Nanti
disambung.

Robert, .tangan ibu makin kaku, akan dapatkah ibu menamatkan surat
ini? Djika engkau tidak akan berdjumpa lagi dengan ajahmu, simpanlah
tanda mata ini sebagai azimat. Uang perak jang sebelah ini, dahulu kami
39

duakan dari uang fang asal. Sebelah ditaruh oleh ibu, sebelah lagi oleh·
ajahmu. Tjintjin ini ialah pemberian ajahmu sebagai tjintjin kawin.
Achirnja gambar ibu, supaja kauketahui rupa ibumu. Mungkin disambung
lagi. ·

Untunglah Robert, Tuhan memandjangkan . umur ibu, hingga dapat


djuga ibu menjambung surat ini.
IJ'api hari inilah han penghabisan, anakku. Ibu tak kuat lagi. Selamat
tinggal, Robert, anak jang kutjinta l Sebenarnja ibu meminta kepada
Tuhan Jang Maha Kuasa, djanganlah surat in! hendaknja sampai kau~
batja. karena isinja semata-mata hanja mengandung riwaj'at jang demi~
kian sedihnja buat engkau.
Pehrk ·tj•ium 'C!ari ibumu,
SUZANE

Dibawah surat itu adalah tulisan njonja van Rijn, demikian ·


bunjinja :
Tanggal 18 bulan Juli 1685 dekat pulau Sint Helena telah meninggal
dunia Suzane Moor, ibu Robert jang dari hari itu kami telah pungut
mendjadi anak angkat, dan kami akukan kepada chalajak umum sebagai
anak kami sendiri. Kakeknja, tuan Edeleer Moor, telah meninggal· di
Betawi dalam bulan September tahun 1685.
Surat ini menurut amanat ibunja. hendak diserahkan ·ketangan Rob.ert,
djika umurnja telah genar 21 tahun. ·
Tertulis di Amsterdam dalam tahun 168(}.
MACHTELD VAN REIJN

Surat itu dibatja oleh Robert sampai tiga kali berulang~ulang,


scdang gambar ibunja antara sebentar dilihat sambil diamat~amati­
nja, lalu didjundjungnja diatas kepala.
Apa jang dirasainja pada saat itu, susah hendak mentjeritera-
kannja. Kadang-kadang ia mengepal tindju, menggertakkan gigi,
lalu mengutuk hari kelahiran jang membawa bentjana sebesar itu
atas dirinja.
Pikirannja mendjalar kian kemari. Terhadap ibunja, jang ada
padanja hanjalah rasa kasihan dan perindahan belaka. Tapi bukan
demikian halnja, djika ia mengenang-ngenangkan hal ajahnja. Mau
tidak mau ia merasai dendam dan bentji kepada ,.budak Djawa"
jang mendjadikannja itu. Dipandangnja ajah itu ialah pihak jang
hanja ,.meminta" dan ,.mengambil" sahadja. sedang ibunja adalah
40

pada pihak jang .. memberi", jang ,berkurban". Darahnja mendidih


tiap~tiap ia teringat bahwa pada penganggapan segala orang ia
hanjalah anak budak ,orang Djawa", bang sa biadab jang belum
patut akan menjapu tapak kaki orang Barat !
Orang Ojawakah ia ? Tidak ! Meskipun bagaimana, ia tidak
berasa mendjadi orang Djawa. Ia Belanda, sebab ibunja orang
Belanda! .................... .
Maka bangkitlah ia dari duduknja, lalu pindah kekamar mati.
Malam hendak berganti dengan siang. Dari sela-sela djendela
nampaklah tjahaja terang membajang, sedang segala budjang
seorang demi seorang kedengaran bangun dari tidurnja.
Robert memasuki kamar ajah angkatnja, lalu memandang njata-
njata akan wadjah jang mati, jang masih tetap aman serinja seolah-
olah dalam tidur.
Memang sangat mulia hati orang tua itu. Dua puluh tahun lama-
nja ia memelihara anak orang lain, bagaikan anaknja sendiri. Makin
besarlah sesalan Robert atas segala kelakuannja jang tidak senonoh,
jang sebenar~benarnja telah menjedihkan hati jang meninggal. Dua
puluh tahun ! Hampir-hampir Robert agak menjesali ajah angkat-
, nja, karena rahasia itu demikian lama dipegangnja. Baharu seka-
ra~g njata bahwa rumah itu bukanlah tempatnja. Segala tjita-tjita
akan hidup dalam berada sebagai suami Digna, hilanglah seketika.
Robert tidak memikirkan pandjang. Maka ditjiumnja dahi ajah
angkatnja, lalu berkatalah ia :
,Selamat djalan a}ah! Beri izinlah saja buat penghabisan kali
menjebut nama itu. Selamat djalan !"
· Waktu keluar kamar, seorang budjang menantikannja sambil
menjerahkan sehelai surat terbungkus, jang dibawanja diatas baki
perak. Robert melihat bahwa surat itu datang dari Digna. Maka
berkatalah ia sambil mengembalikannja keatas bal<i :
,Kiriinkan. kembali kepada nona Digna."
Budjang itu tertjengang. Tak tentu apa jang hendak diperbuatnja.
,Kirimkan kembali !" kata Robert dengan suara serak. Maka
·berpalinglah ia lafu berdjalan menudju kamar tidurnja.
Dimuka pintu kamar itu adalah seorang anak muda jang menanti-
kan kedatangannja. Orang itu ialah Hendrik, anak tuan Gerard
41

van Reijn, jang paling tidak disukai oleh Robert diantara kawan~
kawan pemuda jang banjak.
,Oh, selamat pagi," kata Hendrik dengan senjum terpaksa.
,Baru pulang? Banjak pelesir? Pada hal aku semalam~malam hari
terpaksa menantikan engkau disini, sebab kata ajah, engkau tidak
boleh dibiarkan tinggal sendiri didalam rumah ini. Sajang eh,
Robert! Sungguh aku agak beriba hati djua, setelah aku mendengar
bahwa kita sebenarnja bukan sanak, bukan keluarga. Sesungguhrija
aku sangat kasihan kepadamu, Robert !"
Laku Hendrik berkata~kata sampai tjukup memberi kenjataan,
bahwa ia sedang mentjemoohkan Robert.
Sebab djemu mendengarkannja, maka berkatalah Robert dengan
bengis:
,Tutup mulutmu !"
,Tutup mulut ? Kenapa aku mesti menutup mulut dirumahku
sendiri? Sebentar lagi ajahku akan datang membawa pulisi, nanti
engkau sendiri jang akan menutup mulut .................. "
Hendrik tak dapat lagi berkata pandjang, karena tjepat .bagai~
kan kilat tindju Robert telah meluntjur dan berserang pada muka~
nja. Seketika djuga ia telah tersungkur kelantai dengan tidak
sadarkan diri, sedang darah mengalir dari mulut, hidung dan
matanja.
Robert memandang musuhnja sambil mengamat~amati. Djarinja
masih mengepal mendjadi tindju. Ojika sekiranja perlu, bersedialah
ia akan mempergunakannja sekali lagi.
Setelah dilihatnja bahwa Hendrik tidak bergerak lagi, maka her~
palinglah ia, lalu meninggalkan rumah itu buat selama~lamanja.
VII. CHAJAL

Tjerita berpindah ke Indonesia.


Setiap sore penduduk bangsa Belanda di Djakarta mengambil
kebiasaqn buat berdjalan~djalan. Oleh karena masjarakat Belanda
masa itu terbagi atas dua bahagian, jaitu .. lapisan atas" dan ,lapisan
bawqh", maka tempat berdjalan~djalan itupun berasing~asing pula.
Orang Belanda jang masuk ,,lapisan atas" nampak berkeliaran
disegala tempat kediaman bangsa Belanda sahadja, sedang jang
. ,,lapisan ·bawah", terdiri atas serdadu~serdadu Kumpeni, mentjari
tempat melantjongnja dipasar~pasar atau dikampung~kampung
orang Tionghoa. Dikampung orang Bumiputera djarang~djarang
sekali nampak serdadu, karena pada umumnja Djakarta dimasa itu
belum dapat dinamakan aman.
Sekalian serdadu Kumpeni jang menerima gadji setiap minggu,
dibiarkan memboroskan uangnja ditempat minum, dirumah main,
atau disegala tempat perempuan djalang. Asal mereka berkumpul
• dibenteng pukul sembilan malam, tidaklah dihiraukan dimana ser~
dadu~serdadu itu mentjari kesukaannja. Pukul sembilan betul
lontjeng dibunjikan ; barang siapa jang tidak kembali ketempatnja,
akan diberi hukuman pendjara.
Jang baik pakaiannja hanjalah sekalian serdadu jang ditetapkan
m~ndjadi pengawal diistana tuan besar gubernur djenderal sahadja.
Badjunja berwarna kuning, tjelana sutra merah disulam~sulam,
seda11g sepatunja ada pula sepatutnja. Tapi tidaklah demikian hal~
·nja dengan segala serdadu jang mendjaga benteng. Badju rombang~
rombeng dan kebanjakan ditambal~tambal; djika masih ada jang
bersepatu, maka sepatu itupun telah kojak~kojak. Bahkan kebanjak~
an se~dadu adalah berteland jang kaki.
Keadaan jang demikian sudah tidak n;.engherankan. Sebahagian
jang terbesar dari serdadu itu ialah orang jang meninggalkan nege~
rinja karena telah malu berpandangan dengan sesamanja. Banjak
pula orang~orang jang hendak melindungkan diri dari hukuman,
setelah melakukan sesuatu kedjahatan. Perkataan · ,djuai kepala''·
dimasa itu adalah sangat pada tempatnja.
Tambahan pula •pemeliharaan · tentara didjaman Kumpeni it~
tidaklah setjara patutnja. Gadji dan makan tidak diberikan setjara .
tjukupnja, sedang didikan rohani tak ada sama sekali. Serdadu itu
hanja dibutuhkan untuk melindungi pekerdjaan Kumpeni sahadja,
djadi ia perlu dihidupi. Setjara apa hidupnja itu sudah tidak men-
djadi soal.
Pada waktu jang ditetapkan, jaitu petang hari, tuan besar guber;.;·
nur djenderal adalah menerima kedatangan segala tamu bangsa'
Belanda dqri ,lapisan atas" diistana. Tuan besar duduk ditengah;.
tengah, dikiri kanannja duduk pembesar-pembesar Kumpeni me- .
nurut pangkatnja masing~masing. Jang paling tinggi adalah
disamping tuan besar, dan seterusnja turun~tur,un sampai . kepada
pangkat jang rendah. Didalam pertemuan itu sekalian tamu tak
boleh berbitjara keras, sampai terdengar oleh tuan besar, ketjual~
djika orang menjampaikan kata kepada jang dipertuan itu sendiri.
Sebab berbitjara keras dimuka tuan besar itu adalah berarti me-
langgar ketertiban dan bertentangan dengan adat sopan santun.
Tamu diberi minum~minum. Pada galibnja, pertemuan jang sert.i.pa
itu dilakukan sampai pukul sembilan malam.
Oisebelah Utara kota, arah ke Timur, dikampung Pendjaril~gan
dan Malaka, adalah banjak kedai~kedai orang Tionghoa jang.
mendjual minuman keras. Oleh karena itu setiap sendja berdujun-
dujun serdadu~serdadu dan matros~matros kapal datang menjeni=mg-
njenangkan hatinja kesana. Istimewa pula karena ditempat. itu ·
diadakan musik jang memperdengarkan lagu-lagu gembira.
Lampu~lampu baharu dipasang. Matros dan ~erdadu-serdj:!idu
berpasang-pasang dengan kekasihnja, lalu lintas ditempat. itu.
keluar kedai masuk kedai, menjenang~njenangkan hati, sambil
menonton topeng atau sesuatu permainan jang lain, jang dibuka
didjalan raja. Dari sebuah rumah minum keluarlah dua orang
serdadu jang berdjalan terhujung;.httjung. Njata sekali bahwa
mereka sedang mabuk. '
Amat besar perbedaannja antara orang jang berdua itu. Jang
seorang ntera~ rambutnja, besar tubuhnja, sedang pakaiannja
44

tjompang..tjamping, tidak akan laku lagi didjual ketukang rombeng~


an. Njat~ sekali bahwa ia orang totok. Kawannja bertubuh ramping .
..- tapi sigap dan djeraus. Sekiranja ia disuruh mengadu tenaga dengan
kawannja jang berupa raksasa itu, belum tentu ia akan kalah. Kulit-
nja berwarna, rambut hitam. Dengan sepintas lalu dapatlah
ditetapkan bahwa orang itu bangsa peranakan. Pakaiannjapun
rombang~rambing pula, hanja laku perangainja tidak sangat kasar,
meskipun ia sedang mabuk.
,Halo kawan !" kata jang berambut merah, sambil menepuk bahu
'kawannja. ,Unturiglah ada air kata~kata, eh ! Dengan adanja
barang itu, hidup didunia masih dapat djua dihiburkan. Hanja sopi
itulah satu~satunja barang berpaedah jang telah dibawa oleh orang
Belanda kenegeri ini."
,Bah !" sahut kawannja, sambil mengangkat bidang bahu.
,Alangkah berbahagianja aku, sekiranja aku tidak sampai terpaksa
meminum ratjun itu !"
,Terpaksa 1 Siapa jang memaksamu? Ha, ha! Terpaksa !"
~,Orang jang memaksa memang tidak ada. Aku katakan tadi.
sebab terpaksa. Aku minum djika hatiku sedih, djika aku memikir~
kan nasibku jang malang. Dalam mabuk itu hilanglah sebentar
rasa pilu jang kukandung dalam hatiku, lupalah aku akan djaman
jang lampau. Dahulu aku meminumnja karena aku hendak meng~
gembirakan hati sahadja berkawan~kawan, meskipun tubuhku tidak
membutuhkan arak. Tapi lama~kelamaan minum itu telah mendjadi
kebiasaan, dan amat susah bagiku, buat meninggalkannja. Dan
sek.arang aku telah mendjadi hamba arak. Itulah jang kumaksud
dengan perkataan terpaksa itu."
· ·..o. o, o ! Pilu hatimu 1 Dan apa jang memilukan hati itu ?
Perempuan 1 Och, hapuskanlah nama perempuan itu! Segala pe-
rempuan setali tiga uang ! Tidak satu jang boleh dipertjaja. Lebih
baik uang dikurbankan untuk botol segi empat. Lebih setia dari
perempuan. Tidak pernah bohong. Marilah kita tertawa lagi. Hidup
didunia hanja sebentar !"
.. Engkau tak tahu siapa aku. Tentu engkau tak akan dapat me-
nempatkan dirimu ditempat aku," kata bang·sa peranakan itu pula.
sambil mengeluh.
45

,Omong kosong. Tahukah engkau siapa aku? Aku ini masih


kemanakan dari Markgraaf von Schweinhausen. Ditanah Djerman
nama itu dihargai orang. Tapi malang tumbuh atas diriku. Seorang
kawan disekolah tinggi telah berselisih paham dengan aku, karena
kami memperebutkan perempuan jang satu. Achirnja kami bermain
anggar. Musuh itu mati kutusuk. dan aku sekarang terpaksa tinggal
dinegeri jang serupa kandang babi ini, sedang semestinja aku boleh
bersuka-ria ditanah tumpah darahku, dengan belandja Markgraa£
pamanku. jang terbilang hartawan dinegeri kami. Tapi adakah
aku merengut-rengut atau merenjeh-renjeh setjara engkau ? .Tidak,
selama sumber air kata-kata belum kering didunia ini, hidupku.
itu masih akan dapat dihiburkan. Jang sudah, tinggal sudah. Aku
tahu. engkaupun kata orang, ada turunan orang besar. Tapi masa
itu telah lampau, nasi telah mendjadi bubur. Meskipun demikian,
namun engkau masih tak suka menerima botol segi empat sebagai
kawan penghibur, apakah maksudmu datang kemari ?" )'·..
.. Hal. aku turunan orang besar itu, djangan diulang lagi. ltu
omong-kosong. Aku ini tidak bernama, tidak berkampung berhala-·
man, tidak tentu pula asal kelahirannja. Aku datang kemari hendak
menemui sebutir peluru jang sanggup melepaskan aku dari azab
dunia ini."
.. Bodoh engkau, sangat bodoh! Badan semuda, sekuat ini. sebab
hati ketjewa, lalu mengharap-hara;:> datangnja peluru jang akan.
mentjabut njawanja. Djika njawa masih dikandung, peruntungan
itu belum tentu akan buruk selama-lamanja. Marilah kita mentjoba-
tjoba peruntungan kita. Disini, di Gang Badak. ada seorang Tiong-
hoa jang murah hati. Sekalipun orang tidak mempunjai uang, tapi
ia bolep turut main tjap djiki dengan bon. Asal kita suka mem- .
pertang-gungkan gadji kita jang akan diterima setiap minggu,
bolehlah kita menjertai. Aku kenai seorang serdadu jang mendjadi
kaja dengan djalan itu. Ia dapat membeli kuda dan kereta. Ia
menebus dirinja dari pada mendjadi serdadu, lalu membuka kedai
minuman. Dan achirnja ia dapat membeli pangkat sekaut, dan
lama-kelamaan ia boleh duduk sebagai tetamu diistana tuan besar!
Mari kita mentjoba-tjoba peruntungan kita !"
46

,Dari seratus orang, mahal seorang jang akan mentjapai tingkat


kehid~pan jang serupa itu. Jang sebaliknja telah njata pada dirimu
sendiri. Dari kemanakan Markgraaf turun mendjadi serdadu
Kumpeni !"
·,Hidup itu adalah bagaikan roda kereta, sekali ia keatas, sekali
ia kebawah. Sekarang aku lagi menurun, tapi tidak mustahil nanti
· aku mendaki pula. Tapi dalam rahasia hidup itu adalah beberapa
perkara ji:mg harus dipegang teguh, jaitu : lupakan jang sudah·
sudah, pandang kemuka, tjari hiburan. Mungkin sebentar lagi kita
tidak akan ada kesempa~an lagi buat main tjap djiki, sebab kata
orang kita sedang menghadapi peperangan. Kabarnja di Kartasura
perusuhan·perusuhan telah dimulai lagi. Dan disebelah Timur
Surabaja, entah dimana, katanja ada pula orang, jang sangat gagah
dan tjerdik pula, dan mungkin membahajakan Kumpeni. Orang
itupun kabarnja hendak diserang pula. Aku tidak mengerti, apakah
gilnanja Kumpeni memusingkan hal ihwal orang lain, jang berseng·
keta dengan orang lain pula ?"
,Disebelah Timur Surabaja ? Surapati maksudmu ?"
.. Boleh djadi itu namanja, aku tak ingat. Tjuma aku tahu katanja
orang itu budak lari dan sudah pernah melawan kepada Kumpeni.
Apa bitjaramu tentang tjap djiki ?"
,Tidak, Dikk~p ! Aku tak mau turut. Mataku sangat mengantuk.
Benarkah hendak ada perang ?"
,Tidak mustahil. Djika engkau bertanja padaku, lebih baik
djangan ada peperangan. Kumpeni akan lebih beruntung, djika ia
suka berniaga sahadja, denga11 mendjauh·djauhi sengketa. Tapi
aku tjuma seorang serdadu, siapa pula jang akan mendengarkan
katakU: 7';
Sendja telah berganti dengan malam. Diseluruh tempat telah
gelap, diantara orang·orang jang ·nampak didjalan, ada jang mem·
bawa obor. Kedua serdadu jang ditjeritakan diatas, sampailah
'ketanah lapang, jang ada diluar benteng dimuka istana tuan besar.
Disitu adalah banjak kereta jang menantikan sekalian tamu jang
pulang berkundjungan dari istana. Seorang njonja muda jang amat
tjantik parasnja nampak keluar dari pintu gerbang, diiringkan oleh
berpuluh orang budak jang membawa obor. Tidak salah lagi, njonja
47

itu tentulah isteri seorang pembesar. Pakaiannja serba indah, emas


dan intan nampak berkilau-kilauan ditimpa tjahaja obor. Seorang
tuan jang telah umur ada mengiringkan dari belakang. Sesampai-
nja dikereta, maka tuan itu membukakan pintunja.
Setelah njonja ditolongnja naik kereta, maka iapun mengiringkan
naik dari belabmg, lalu duduk didalam bersanding d~a.
Segala sesuatu itu telah terdjadi dimuka serdadi.l jang berdua
itu .
.. N jonja itu kemanakannja tuan besar," kata seorang penonton
kepada kawannja .
.. Sungguh tjantik dia," sahut kawannja ... Hanja sajang, si suami-
nja itu patut mendjadi ajahnja."
Jang berkata mula-mula tertawa, lalu menggerak-gerakkan ibu
djarinja dengan telundjuk, seolah-olah menghitung uang, sambil
berkata:
.. Uang !"
Dikkop terpaksa memegang kawannja sekuat-kuat, karena
kawan itu sekonjong-konjong dojong sebagai hendak rubuh. ·
,.Hai ! Hai ! Tadi engkau masih kuat. Padahal jang engkau mi-
num baharu beberapa gelas sahadja. Apakah aku mesti memikul
engkau kebenteng ?"
,Och, tidak ada apa-apa," sahut kawannja jahg telah tegak
kembali. ,Aku ingat masa jang sudah, sedjurus pemandanganku
mendjadi gelap, tulang-tulangku 'mendjadi lemah. Sekarang sudah
baik. Marilah kita pulang."
..Tadi telah aku katakan : hapuskanlah segala jang sudah itu.
Memang kurang sehat untukmu !"
Maka mereka berduapun meninggalkan tempat itu, lalu berdjalan
menudju kebenteng.
Dikkop tidak mengetahui, bahwa kawannja itu, semasa dinegerf
Belanda dan memakai nama Robert van Reijn, ada mempunjai se-
orang tunangan. Digna namanja. Dan njonja jang dinaikkan ke-
'kereta oleh suaminja jang tua itu, tidak lain ialah Digna sendiri,
tunangan Robert dahulu.
. ·~.
'~~·

\Y!II.. ..SUD! MAMPIR"

Djika ~eluar pintu gerbang k~ta disebelah Selat~:m. maka nam-


paklah sebuah djalan besar jang teduh. menudju kebenteng
· Djakarta. Dikiri kanan djalan itu ada dibangunkan rumah-rumah
Satu dua tingkat. menurut tjontoh rumah dinegeri Belanda. Segala
rumah itu umpama tak ada halaman disebelah muka, berdirinja
hampir ditepi djalan.
Himja beberapa rumah sahadja jang mempunjai halaman dimuka-
.nja. jaitu tempat kediaman segala orang besar.
Dimuka klenteng adalah tanah milik Voorneman, presiden Raad
van Justisi, jang mendirikan sebuah rumah besar diatasnja. Tanah
itu sangat luas. dan ditanami dengan pohon buah-buahan dan
kelapa. Berpuluh-puluh pot bunga dari Djepang dan dari Tiongkok
jang ditanami dengan bunga jang mahal-mahal. didjadjarkan di-
muka. Maka tempat kediaman jang indah itu dinamai ,.Sudi
Mampir."
Seorang perempuan muda jang amat elok parasnja sedang duduk
dikursi gojang, sambil memegang buku. Njonja itu masih sangat
mtida, umurnja baharu dua puluh tahun. Tidak djauh dari tempat
duduknja adalah seorang anak laki-laki jang sedang bermain-main.
Uniurnja baharu sepuluh tahun.
Rupanja njonja itu sangat asjik membatja, sedang seluruh pikir-
annja adalah terpaut pada bukunja. ltulah sebabnja maka ia tidak
kundjung mendengar, meskipun anaknja telah berkali-kali memang-
·giln}a. Achirnja si anak menarik-narik lengan .badjunja. sambil
bertanja:
,.Mama, bolehkah aku bermain-main dengan Scipio dikebun
kelapa ?"
.. Tidak, Albert I"
.. Bolehkah kami main-main perahu ?"
.,Tidak, Albert!"
.,Kenapa tidak, mama ?"
.,Sebab papa dan mama lebih suka djika engkau bermain~main
.dengan Scipio didekat-dekat mama." · · · ·.
Albert bersungut-sungut, lalu menghampiri Scipio, jang sed~ng ·
menjurung-njurung pedati tulak. Scipio itu ialah seorang budak ·
jang seumur dengan Albert. Pekerdjaannja tidak lain hanjalah·
.mengawan-ngawani si Albert sahadja.
Djika diketahui bahwa njonja itu baharu berumur dua puluh'
tahun, sedang Albert telah berumur sepuluh, maka njatalah bahwa
anak itu bukan anaknja, meskipun telah dimandjakannja bagaikan·
anak kandung.
Markus Voorneman pulang kerumah.
lsterinja menjongsong sampai ketangga, lalu berkata dengan
senjum sapa :
.. Dari tadi aku menanti-nantikan engkau, Markus l Untung ada
kawan jang setia buat perintang-rintang."
Markus duduk lalu menjapu-njapu muka dengan saputangannja.
Maka berkatalah ia sambil mengeluh :
.. Eh, panas benar hari ini, Digna. Rupanja engkau menghilang~
hilangkan waktu hanja dengan buku itulah sahadja. Pada hal ada
Jagi pekerdjaan lain, jang lebih berpaedah."
Digna agak terkedjut .
..Adakah aku berkekurangan didalam perkara memelihara rumah
tangga, Markus ?"
.,0, tidak sekali-kali. Malah sebaliknja, tidak kurang kawan~
kawan jang agak iri padaku, karena aku bukan sahadja telah her~
untung mendapat seorang isteri jang tjantik, tapi dalam perkara
memelihara rumah tangga, memelihara suami, memelihara anak,
masih banjak njonja-njonja dikota ini jang harus bersekolah pada~
mu. Tidak, Digna·;· tentang itu aku tak hendak mengumpat, dan
terutama dalam perkara memelihara anakku, jang telah kehilimgan .
ibunja, akupun tak putus~putus berterima kasih kepada engkau."
.,Terima kasih, Markus. Djadi pasal apakah aku berkekurangan?"
Markus Voorneman mendaham beberapa kali. Lalu berkata
dengan budi bahasa jang manis :
Robert anak Surapati

-· .. ''Q·
50

,Digna ! Umurku telah lebih dari pada dua kali lipat umurmu.
Selainnja dari pada itu, aku umpama tua dinegeri ini. Djadi patut
benar aku memberi nasihat kepadamu, tjara bagaimana kita harus
hidup disini, supaja hidup itu berkesenangan. Dikota jang seketjil
ini, dengan-penduduk bangsa Belanda jang boleh dihitung, haruslah
kita berdatang-datangan, meskipun tak ada sesuatu kepentingan
jang hendak dirundingkan. Barang siapa jang tidak pendatang ke-
rumah orang, tidak pula akan didatangi orang. Achirnja hidup orang
it~ djadi terpentjil."
,Markus, bukankah beberapa hari jang lalu kita telah pergi
berkundjung keistana tuan besar ? Semua njonja-njonja sepergaulan
kita ada pula disan·a. Apakah itu belum tjukup ? Terus terang aku
mengaku, djika pergaulan serupa itu harus kita lakukan berturut-
turut, akan hilanglah kesukaanku tinggal berdiam dinegeri ini. Jang
t'erdengar dari njonja-njonja besar itu hanjalah tentang hal ichwal
budaknja sahadja, dan sesudah itu jang didjadikan pokok bitjara
ialah ·hal keburukan orang lain. Umpat-mengumpat, tjela-mentjela,
djika mereka dapat dipertjaja, tidak ada seorang njonjc>. jang baik
dikota ini:"
...Penjakit itu memang berdjangkit disegala negeri ketjil. Digna.
Djuga dinegeri kita, dinegeri Belanda. Tapi asal kita pandai meme-
lihara lidah, tidak turut-turut memperkatakan orang, tentu akan
dapq.tlah kita menghindarkan sekalian randjau jang ada di-
djalan itu." .
.. Sulit sek(ili djalan itu, Markus ! Tapi djika ia harus ditempuh
guna kesentausaan rumah tangga kita sendiri, apa boleh buat. Aku
pekak-pekakkan telinga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . he, kemana si Albert ?"
,Tentu dia sedang bermain-main dengan Scipio."
,Ja, tapi dimana? Hatiku lebih senang djika kanak-kanak itu
bermain-i:nain dibibir mataku. Maklumlah, keduanja masih kanak-
kanak Djika s~dah terdjadi sesuatu ketjelakaan, baharulah kita
akan menjesal. Albert ! Albert !"
,Ja, mama!"
,Mama lebih suka djika Albert bermain-main dekat mama.
Bukankah sering kali mama telah mengatakannja ? Hai, Scipio, djika
sinjo Albert nakal, tidak mendengar kata njonja, engkau harus

"""""~-------------·-
51

menurut kata njonja. Djika engkau tidak mendjauh~djauh, na.nti


sinjo· Albert tidak akan kemana~mana pula."
.. Terima kasih, Digna. Engkau mendjaga anakku lebih berhati.-,
hati dari pada ibunja."
.. Djanganlah mengumpat orang jang sudah tidak ada, Markus;'~·..
Sebuah kereta kelihatan masuk halaman. Voorneman mengerut~
kan kulit keningnja lalu berkata :
,.Digna, tadi aku berkata bahwa kita harus berdatang~datangan;
Tapi njonja jang seorang ini, djika ia agak kurang datang kerumah
kita, ada lebih baik. Awas Digna, ingatlah jang aku nasihatkan
tadi. Berhati~hatilah kita menghindarkan segala randjau jang akan
bertemu didjalan. Edeleer Dammers memang orang baik, tapi
njonjanja ................. .
Sementara itu kereta telah berhenti dimuka tangga. Dengan
senjum sapa serta budi bahasa jang sebaik~baiknja, suami isteri
Voorneman menjongsong sampai ketanah. Kedua pihak bersalam~
salaman dengan raiuah~tamah dan bergelak~gelak sebagai dua
rumbongan sahabat karib.
Edeleer Dammers datang berkundjungan dengan njqnjanja
sambil membawa seorang gadis bangsa peranakan dan seorang
laki~laki muda jang baharu datang di Djakarta. Sebab pangkat
Voorneman hanja presiden Raad van Justisi .. maka keduditkannja
adalah dibawah kedudukan Edeleer Dammers. Dan menurut adat
sopan santun masa itu, maka kata~kata keluarga Voornemanp:un
harus dibawah~bawah pula.
Njonja Dammers menggunakan kipas dengan tidak berlienti~.
hentinja, lalu berkata sambil mengeluh :
.. Sangat panels hari ini."
.. Barangkali sebab pakaian njonja terlalu berat," sahut Digna
dengan tak ada sesuatu maksud akan menjindir. Njonja Dammers
rupanja salah terima. Sambi! tersenjum pahit berkatalah ia dengan
tadjam: .
.. Saja pertjaja djika njonja tidak diganggu oleh panas, karena
njonja umpama tidak berpakaian !"
Darah Digna naik kekepala. Dengan setenang~tenangnja ia
menjahut: . · . · '.ll
52

. ,.Sungguhpun pakaian saja tidak setebal pakaian njonja, tapi


pada .galibnja tjara memakai sematjam ini adalah diterima orang
disegala pergaulan."
,.Sajang sekali pendek umurnja, njonja Voorneman jang telah
meninggal. ltulah orang jang tahu memakai. Tidakkah njonja
mendapati pakaian peninggalannja? Ada sehelai dua helai jang
luar biasa guntingannja. Tidak ada seorang jang telah dapat meni~
runj~. Jang selalu memb<j.wa model pakaian jang baru dikota ini,
hanjalah kami berdua. Djika ada orang jang dapat menirunja, maka
kamipun segera pula menggantinja dengan potongan jang lain."
Sementara itu mereka telah sampai keruangan dalam, tempat
menerima tamu. Ketiga laki~laki duduk berdjedjer umpama tersisih
dari p'erempuan. Djadi pertjakapan jang dilakukan, terpisah pula,
tuan dengan tuan, njonja dengan njonja.
Digna memindahkan sebuah buku batjaan dari medja.
,Ha, buku !" kata njonja Dammers sambil mentjemooh ... Njonja
V~orneman jang meninggal dan djuga saja, sangat bentji kepada
segala buku batjaan. Memang tak ada gunanja bagi seorang njonja
rumah buat menaruh barang itu, sebab ia hanja akan merintang
segala pekerdjaan jang lebih berfaedah !"
.,Jang saja telah peladjari, agak lain dari itu."
,.0, mungkin mama njonja jang mengadjarkannja. Saja kenai
pada mama njonja !"
,Kenai ?" tanja Digna dengan gembira. ,Tjobalah njonja tjeri~
terakan sedikit kepada saja tentang hal kehidupan mama dinegeri
· ini. Saja sang at ingin mendengarkannja dari mulut orang jang
.dikenaln ja."
,Kenai baik tidak. Tapi tjukup saja dengar. Kata orang tabiatnja
sangat berlainan dengan kebanjakan orang. la tak suka keluar
rupiah, segan berdatang~datangan dengan penduduk kota. Pada
budak ia amat sajang, hingga segala budaknja hampir tidak diberi~
nja pekerdjaan. Anak~anak perempuan tidak boleh sekali~kali ber~
gaul dengan budak, itu dilarang keras. Padahal budak itu tidak
sekali~kali boleh diberi hati. N jonja Voorneman jang meninggal,
tahu benar tjara apa ia bergaul dengan segala budaknja.Tiap~tiap
mereka berbuat salah, haruslah dirotan 20 sampai 40 kali. Asal
53

kita suka membajar 10 atau 12 ketip, budak itu boleh dihukum


dihadapan pulisi dengan pukulan rotan jang akan dilakukcin ol~h
orang Habsi. Tak usah kita menghadapi. teriaknja tak usah
pula kita dengarkan. Perkaranja tidak diperiksa asal kita mengadu
dan membajar, hukumannja sudah boleh didjalankan. Saja sendiri
kemarin dulu telah menghukum budak 40 rotan. Sisir gading jang
disuruh pergunakan olehnja buat menjisir rambut saja, telah dipa~
tahkannja. Waktu pulang dari kantor pulisi, ia pura~pura pintjang~
tapi setelah saja mengantjam hendak merotan lagi; maka djalann-ja
.;;eketika lurus kembali. 0, ja, njonja punja mama tidak pula bodoh.
Ia tak mau tinggal meranda berlama-lama. Saja sendiri sudah dua
kali meranda. Mula-mula saja menantikan sampai sepuluh bul~.
lalu saja kawin lagi. Sesudah itu saja meranda pula, tapi saja
hanja kuat enam bulan, lantas kawin dengan tuan jang sekararig-.''
Digna mulai djemu mendengarkan otjehan itu .
.. Tuan-tuan mau bier lagi ?" demikian ia bertanja kepada Dam~
mers dan jang lain-lain, lalu berdiri. .
.. Panggil budak," kata njonja Dammers, .. apa gunanja ·b,udak
itu dipelihara ?" ·.
.. Biarlah saja sendiri memilihnja dari buffet," sahut. Digna•
.. Kadang-kadang mereka itu tidak dapat membedakan antara bier
dengan anggur."
Sesudahnja bier disediakan, maka Digna berpaling kepada tuan~
tuan, buat menghindarkan otjehan njonja Dammers. Maka her::.
tanjalah ia kepada Dammers :
.. Desas-desus membawa kabar, bahwa kita sedang menghadapi
perang ? Djika benar kabar itu, tentulah Kumpeni akan memera'ngi
Surapati." . ·
.. Mungkin kita akan berperang pula," sahut Dammers. ,,Kita
hanja menantikan datangnja bala bantuan dari negeri Belanda.
Tapi djika tentara itu sampai kemari, jang didahulu~an mungkin hal
pertikaian dengan Mataram. Hamangkurat II su<fah wafat, putera~
nja jang menggantikan bukan sadja tidak hendak memeritingkan
hutangnja jang 12.000.000 ringgit, tapi ia telah mendjadi musuh
Kumpeni pula."
54

.,,Rupanja Kumpeni hanja hendak mementingkan keuntungan


sahadja", kata Digna. ,Waktu saja pulang kenegeri Belanda.
sesudah ajah dibunuh oleh Surapati, saja baharu berumur satu
tahun setengah. Sekarang saja telah mempunjai suami. tapi malu
Ktimpeni dan seluru~ bangsa Belanda jang ditimbulkan oleh budak
pelarian itu, samp~;$~.,i!~ang belum henda:k dihapus oleh Kumpeni!"
' ,.Sebagai,~anak alma:rhum tuan Tack. memang njonja berhak
berkatademik'ian. Tapi njonja djangan lupa, bahwa kekuatan Kum-
- pbti itu ada batasnja pula. Djika belum sampai kepada waktunja.
Kuinpeni belum hendak menjerang Surapati, karena kalah ber-
perang dengan Surapati, bagi Kumpeni akan menimbulkan kerugian
jang tidak akan ternilai-nilai. Pendek kata. sebelum Kumpeni dapat
k¢jakinan bahwa -ia akan mendapat bantuan dari sekalian radja-
radja tanahDjawa, Kumpeni tentu tidak akan menjerang Surapati.
Dalall). perkara Mataram ini Kumpeni berharap akan dapat menu-
rp,~an .Sunan Mas, jang memusuhi Kumpeni dan mengganti dia
dengan Sunan Puger, kawan Kumpeni. Djika Mataram telah ber-
s~ma-sama deng;1n Kumpeni dan suka memberi bantuan, baharulah
hendak dipikirka~ akan menjerang Surapati."
. ,.Njonja sendiri mendengar sekarang. bagaimana sulitnja .soal
itu bagi kita, perempuan," kata njonja Dammers. ,Lebih baik kita
tutup mulut tentang itu. Pembesar-pembesar Kumpeni itu bukan
a113:k-anak kemarin. Mereka tahu apa jang harus diperbuat. Kita
perempuan a~a pekerdjaan lain."
Maka sambil berbisik-bisik iapun bertanja kepada Digna :
.. ,,Sudah · berapa peti njonja menjediakan barang untuk ke
PJ~pang 1 Ingat, sedikit hari lagi kapal akan berlajar. Djurumudi
kedua telah mulai mengumpulkan:nja. Saja telah menjerahkan 10
peti ketangannja. Njonja sudah berapa peti ?"
• , Digna mengangkat kedua belah bahunja, lalu bertanja dengan
heran: .
,.Peti apa? Saja tak ada peti jang akan dikirimkan ke Djepang."
, Njonja Dammers pun mengangkat bahunja pula. sambil berbisik:
'.,Kasihari! Njonja Voorneman jang meninggal lebih pintar dari
njonja. Ia tahu mentjari uang !"
55

Tamu telah pulang. Digna menarik napas pandjang, lalu berkat.a


kepada suaminja : · ·
.. Sukurlah ! lnilah namanja .. memelihara" peri ltes~ntausaati
dirumah tangga ?" ·
.. }a. Digna, aku pertjaja bahwa pergaulan serupa it~,aldin· men·
djemukan hatimu. Tapi apa boleh buat. Ada~\f. kita din:eged ini
bukanlah untuk kesukaan kita, melainkan ''untuk. mela~uk~n. kewa..
djiban dan mentjari kadar untuk kehidupari. Oleb .kar~ril,l ··~~~
hendaklah kita menerima kadar itu, setjara manisnja, setj~r~ .....
~

pahitnja."
.. Bukan main tadjamnja lidah njonja Dammers itul S~apaka~
jang akan kuat bergaul dengan orang sematjam itu 1 Entah· diSen:ga-:-
dja, entah karena bodohnja, tapi segala jang dikatakannj~ itu
adalah menjakitkan hati semata-mata. Siapakah · dia, Markus 1
Apakah ia dinegeri kita masuk golongan orang 'haik-baik djua ?'~
.. 0. orang baik-baik sekali! lbunja dikota Leiclen in~ndjadi
tukang sajur. Kabarnja suami njonja Dammers jang p_ertai;ila. jaltu .
jang membawanja kemari, adalah orang jang keluar dari perl.djara~
Dihukumnja karena mentjuri. Ditanah. Djawa laldnj2dtu ·m~ndjadi
tukang kaju, dfm tidak lama antaranja ia telah mendjadi kaja raja.
N jonja Dammers jang ditinggalkannja mati, terbilang ·orang· har-
tawan. Beh1m setahun meranda, ia telah mendapat suami jang .lebih
tinggi pangkatnja dari pada jang mati. Kekajaannja bertamb~h­
tambah. Mati .pul~ suami jang kedua itu, tuan Damw,ers lah,t
mengawininja, .sudah tentu karena uangnja. Djika engkau takut
akan persengketaan, Digna, lebih baikengkau men.tlerigar}<an .sfldja
apa jang dikatakannja, dengan tak usah membattdi:IJ.g ,at~u tn.em'-
bantah. Patut pula engkau ketahui bahwa diantara. njonj~·njonja
tam pan njonja Dammers itu, tentu banjaklah Jang m~naruh iri hati
terhadapmu, karena engkau masih' muda da~ tE~rbilang: .tjaJJ.tik pui~/'
.. Tadi, dekat hendak pulang, ia berbisik-bisik ·men.tjeriterakan
bahwa ia telah menjerahkan sepuhih peti barang ketangan djt4'u·
mudi jang hendak berlajar ke Djepang. Ia be~tanja berapapet~kah
jang aku telah sediakan ? Ketika aku menjahuf bah,..;..a aku ta~, tabu
menahu ten tang itu, maka iapun berbisik berkata ;,kasihah". Apa~. ·
kah maksudnja dengan peti-peti itu, Markus ?" . . ,... · · .
56

.·. ,Ja, itulah penjakit jang berdjangkit didalam kalangan perseroan


dagang Oost lndische Compagnie. Bukan sahadja tuan~tuannja
jang berdagang dipasar gelap, tapi lebih~lebih pula njonja~
njonjanja."
,Engkau kepala Justisi, Markus? Engkau tahu adanja kedjahatan
itu. Tapi engkau membiarkan sahadja ?"
,Digna, penjakit ini telah mendalam. Kita hanja dapat mengira-
ngira ~aha~ja bahwa ia telah menular sampai kelapisan~lapisan jang
paling atas. Djika ia diperkarakan, tak akan mudah mengadakan
s.aksi~saksi, sedang barang~barang smokel japg tertangkap, akan
mudah dilakukan mendjadi barang~barang Kumpeni jang hendak
di~jual."
,Djika demikian, tidak heran Kumpeni berkepandjangan
menanggung rugi."
,Sesungguhnja Digna, tapi apa jang hendak kita perbuat ? Djika
~ku nanti mengusut~usut perkara itu, tidaklah aku akan dapat
memperbedak~n lagi antara kawan dengan lawan. Aku jakin bahwa
pekerd jaan itu ·akan sia~sia."
,Djika deniikian, nanti aku akan mentjeriterakannja kepada
pauianku, tuan besar gubernur djenderal."
,Sebelum erigkau memperkatakannja dengan gubernur djenderal
Johan van Hoorn, lebih baik engkau menangguhkannja dahulu,
sampai engkau tjukup lama berdiam dinegeri ini. dan mengetahui
benar tentang kehidupan pamanmu diistana. Djika engkau sudah
aapat membedakan antar~ kawan dengan lawan, baharulah engkau
boleh bertindak."
Pig,na tidak berkata sepatah djuga. Air mukanja jang masam,
me,mberi alamat bahwa ia masih belum suka menerima keadaan
jang serupa itu .
.. S~dahlah Digna," kata suaminja pula dengan budi bahasa manis.
,,Banjaklah njonja~njonja Belanda jang mengalami kehidupan
setjara jang engkau alami sekarang. Tapi lambat laun mereka
menerima ~juga ke.adaan itu setjara keadaannja, guna keamanan
hidup sendiri. Dia, dia, kita, kita. Asal kita djangan menjertai segala
perbuatan jang salah itu, memadailah untuk kita buat sementara
57

waktu. Akan membangunkan rumah tangga sendiri telah berat


pekerdjaan kita dan tidaklah ia akan memberi kesenipatan kepada
kita buat mentjampuri hal ichwal <;>rang lain dirumah tangganja
sendiri. Barangkali akan datang djua masanja j~mg membuka djalan
bagi kita buat bekerdja setjara jang kita ingini, tapi buat sekarang
lebih baik kita tinggal diam, karena segala daja dan upaja akan ·
tinggal sia-sla. Lebih dari itu belum dapat aku menasihati engkaui''
Sekali lagi Oigna mengeluh, maka bangkitlah ia dari duditknja,
lalu mentjari pekerdjaan didalam rumah.
·!,,

IX.. GUBERNUR DJENDERAL VAN HOORN DIDALAM


.; LINGKUNGAN KELUARGANJA
:·.'

;,.:Untuk menggantikan gubernur djenderal Camphuijs jang senan-


ti.asa bersengketa dengan Raad van lndie, dan lebih suka hidup
damai'.dari pada berperang dengan radja-radja tanah Ojawa, telah
di~ngkat John van Hoorn mendjadi gubernur djenderal. Meskipun
umurnja baharu 36 tahun dan ses~ngguhnja masih agak muda
untuk mendjabat pangkat jang tertinggi itu, tapi oleh karena van
Hoorn dikenal sebagai seorang diplomat jang litjin, tambahan pula
pengaruhnja besar di Dewan 17 dinegeri Belanda, maka sampai
djualah ia kepuntjak pimpinan pemerintahan Oost lndische Com-
pagnie jang melebarkan sajapnja di Indonesia.
Dihari tuanja ia telah mendjadi .,radja uang" dinegeri Belanda.
Ditilik kepada gadji jang diperolehnja selama mendjadi gubernur
djenderal di Indonesia, amat mustahil djika ia dapat menabungkan
uang sebanjak itu. .,Desas-desus" hanja dapat mengira-ngira
sahadja dari mana ia telah mendapat sumber uang, jang menjenang-
kan hidupnja dihari tua.
Sesudah ditinggalkan mati oleh isterinja, gubernur djenderal van
Hoorn kawin pula dengan seorang perempuan djanda umur 20
tahun bekas isteri van Ribeeck, jang hampir sama umurnja ·dengan
anak gadisnja dari isteri jang pertama. Meskipun demikian,
ibu dan anak tiri dapat hidup didalam suasana aman dan damai,
sehingga kesenangan van Hoorn didalam berumah tangga tidak
pernah terganggu-ganggu oleh persengketaan antara anak dan isteri.
Salah seorang sahabat baik dari njonja van Hoorn, ialah Oigna
Voorneman, kemanakan kandung suaininja, jang hampir pula se-
umur dengan dia. Ojika suaminja sangat terikat kepada pekerdjaan,
· sehingga ia hampir tak kelihatan diserambi belakang, maka njonja
van Hoorn atjapkali menjuruh mendjemput Oigna, untuk dibawanja
bertjengkerma. Meskipun Digna banjak pekerdjaan dirumah tang-
ganja, tapi belum pernah ia menolak undangan ,njonja Besar" itu.
Terutama karena hanja bibik jang seorang itulah jang dapat dise-
59

butnja sahabat karib, kedua karena rnenurut pendapat suarnmJa,


tidak dapat pula rnenolak kehendak orang .,jang diperatas", djika
,ketertiban" dan .,adat sopan sarttun" rnasih hendak diperendahkan.
Djadi djika pada sesuatu pagi dengan datang~datang kereta ·dari
istana telah memasuki ~halamannja, berkemaslah Digna hendak
meninggalkan rumahnja, karena ia tahu bahwa untuk sedjam dua
djam kedatangannja keistana adalah dinantikan, guna menghibur~
hibur njonja besar.
Kepada bibik itu Digna telah pernah bertjeritera tentang .,pertjin~
taannja jang pertama". Sebelum mendjadi isteri Voox:neman, ia telah
bertundangan dengan orang lain. Lalu ditjeriterakannja pula bahwa
suarninja tahu benar akan halnja itu. ·' . ·
.. Sebab apa engkau bertjerai dengan tunangan itu ?"
,,Sebab ia meninggalkan saj<l !"
.,Kemanakah ia sekarang ?" tanja njonja van· Hoorn~
.. Entahlah ! Ia hilang dari Amsterdam bagaikan ditelan bumi. Dja~
ngankan hendak menulis surat kepada saja, sekedar guna menjata~
kan hendak kemana ia pergi, sedangkan surat saja jang . saja
kirimkan hari itu kepadanja guna menjatakan bela su~g~awa.~tc~s
kematian ajahnja, telah dikirimkannja kernbalidengan tidak dibuka:-
nja. Sesudah itu, menurut keterangan budjang~budj(ir.gnja, }a
meningg.alkari rumah dengan pakaian jang hanja ada pada badan,
dan tidaklah ia kembali lagi."
,Adakah jang mendjadi sebab, maka ia berlaku demikian ?"
.,Memang ada!"
Lalu Digna mentjeriterakan hal Robert, jang pada achirnjanjata
hanjalah anak angkat dari keluarga vim Reijn. Dengan adik jang
meninggal. jang me~erima pusaka kakaknja, iatak hendak tjampur,
lalu menghilang. .· .
,Katamu ia anak angkat van Reijn, jang dahulu permth Jinggal
dipulau Djawa. Bangsa apakah anak itu ?''
,Entahlah. Tak ada sesuatu keterangan dari van Reijn tentang.
asal~usulnja Robert. Kepada setiap orang ia berkata, bahwa Robert
memang anaknja sendiri. Tapi djika dipikir-pikirkan, memartg
sangat mustahil. Sebab kulit Robert berwarna, mata dan rambutnja
hitam. Mungkin ia bangsa Italia."
60

.. Bukan orang Djawa ?"


,,0, tidak ! Tidak mungkin. Hanja kulit dan rambutnja sahadja
jang membedakannja dari orang Belanda. Selainnja dari itu, raut
badan segala~galanja menundjukkan bahwa ia orang Barat."
,,Tidak mungkin peranakan ?"
.. Tidak! Aku jakin bahwa ia orang Italia !"
.,Sesudah ia tidak kembali lagi, kawinlah engkau dengan
Voorneman ?"
.. Ja ! Sesudah ditinggalkan mati oleh ibu saja, saja tak suka lagi
tinggal dirumah ajah tiri saja. Voorneman jang lebih dahulu telah
pernah meminang saja, tapi sa)a tampik, ketika itu pulang beristi~
:rahat kenegeri Belanda untuk menjembuhkan penjakitnja. Meskipun
ia telah agak umur, tapi budi bahasanja jang baik telah menarik
hati saja. Jang terutama bagi saja ialah supaja saja dapat mening~
galkan .. Sukamanah", sedang Voorneman telah membuka kesem~
patan itu. Ketika ia datang untuk kedua kalinja, sajapun menerima~
nja mendjadi suami."
Pada suatu pagi njonja van Hoorn menulis surat kepada Digna,
bahwa dimalam itu suaminja, telah membuat rentjana buat her~
lajar~lajar disungai Tjiliwung. Beberapa orang pembesar beserta
para njonja turut diundang. Mereka harus berkumpul diistana tepat
pukul 10 malam, dan akan turun bersama~sama dengan keluarga
gubernur djenderal keperahu. Digna sendiri diminta datang pukul
\8 keistana. Buat malam itu ia akan terpaksa membiarkan Markus
duduk sendiri dimedja makan. Tapi si suami itu tak usah sangat
beriba hati, karena pukul 10 iapun akan berdjumpa kembali dengan
isterinja jang tertjinta.
Markus Voorneman dan Digna sama mengangkat bahu, demi
membatja surat undangan itu. Tapi kedua maklum, bahwa
.. undanga~" jang datang dari njonja .. jang dipertuan besar" itu
sama artinja dengan perintah, sedang ,ketertiban" dan ,adat sopan
santun" tidak m:embuka djalan buat menampiknja .
.. Biarlah Digna !" kata Voorneman dengan laku mengalah. ,,Kita
hidup dan berusaha didalam sesuatu lingkungan masjarakat, dan
Qleh karena itu sepatutnjalah kita takluk kebawah undang~undang
tidak tersurat, jang ditetapkan oleh masjarakat itu."
61

Sesungguhnja Digna sendiri sama merasai pula tekanan ,keter~


tiban" itu bagi segala orang jang hidup berumah tangga. Karena
dengan djalan jang demikian, keamanan dan kewadjiban dirumah
tangga sendiri atjapkali terganggu olehnja. Tapi sebaliknja ia me~
mikirkan pula, bahwa dengan djalan demikian, pengaruhnja atas
paman jang ada diputjuk pimpinan pemerintahan itu, sudah tentu
akan mendjadi besar. Siapa tahu, barangkali ada sesuatunja jang
akan memaksanja buat meminta pertolongan .,diluar dinas" kepada.
paman itu. Pendeknja kedudukan Digna sebagai anggauta masja~
rakat Belanda di Djakarta, jang setjara itu, tidak akan dapat disa~
mai oleh siapapun djuga di Hindia Timur. Seluruh masjarakat
Belanda akan mengandung iri hati terhadap dirinja sebagai kema:-
nakan kandung dari gubernur djenderal, jang atjapkali diundang.
kemedja makan diistana. · •. ..
Segala sesuatunja itu adalah menimbulkan rasa angkuh didalam
hati Digna, dan hal terganggu~ganggunja keamanan dirumah tangga
itu sudah tidak mendjadi soal. Apa lagi karena suaminja sendiri,
jang hendak ,menumpangkan badan", tidak sangat berkeberatan
pula. Dari pada istei:inja terpaksa menghabis~habiskan waktu
dengan menerima~nerima kedatangan njonja Dammers, jang merig~
gundjingkan sesama perempuannja sepandjang hari, dan antara:
sebentar memudji~mudji kebaikan, ketjerdasan dan kehalusan budi
isterinja jang meninggal dimuka Digna, lebih sukalah Markus.
Voorneman djika Digna memelihara pergaulan dengan njonja
gubernur djenderal jang dapat memutih. dan menghitamkan dise-·
luruh Djakarta. Maka pada malam itu duduklah ia seorang diri
dimuka medja makan selaku orang jang masih membudjang, setjara
jang biasa dulu dilakukan bertahun-tahun.
Sementara itu Digna disambut dengan ramah tamah oleh njonja
van Hoorn, dibawa bergurau~gurau diserambi belakang.
,Besar dan indah benar tjintjin tante jang dipakai itu. Baharu
dibeli ?" tanja Digna, sambil memandang dengan rasa agak iri
hati kepada sebuah tjintjin berlian berat dua karat, jang nampak
pada djari njonja van Hoorn, dan bertjahaja berkilau-kilauan.
ditimpa tjahaja lampu.
62

Njonja van Hoorn tersenjum lalu berkata :


,.Ah! Pada suatu pagi Johan datang agak terlambat kemedja .
makan. Buat pengupah hati saja jang disangkanja kesal menanti,
ia membelikan tjintjin ini dari seorang bangsa Tjina, jang pagi
itu datang mengganggu kesenangannja. 1) lnilah suatu peladjaran
baik untuk segala wanita, jang dimandjakan oleh suaminja. Meski~
pun ia tidak kesal menanti, tiap~tiap suaminja terlambat datang
kemedja makan, ia boleh berlaku pura~pura berketjil hati. Ada~ada
sahadja upahnja! Pukul sembilan tepat Johan datang kemedja
makan, djadi masih ada waktu sedjam untuk kita buat bergurau~
gurau ! Seteguk madera lagi, atau port, Digna ?"
,Dengan segala senang .hati, port sahadja !" sahut Digna. Maka
bergurau~gurau kedua sahabat, sampai terdengarnja suara djam
jang menjatakan pukul sembilan. Lalu bangkitlah njonja van Hoorn:
mempersilahkan Digna kemedja makan. Gadis anak tirinja telah
datang. menghampiri, lalu dibawanja bersama-sama. Tidak lama
antaranja masuklah suaminja dengan wadjah berseri~seri, sambil
berkata:
,.Sukurlah hari jang berat ini telah melampau pula. Dan sekarang
aku telah dikelilingi oleh sekalian orang jang amat karib pada
hatiku. Sepatah kata tentang politik, perang, tjukai atau sebagainja,
~ku tak mau mendengarkan lagi. Duduklah kita !"
Selama makan itu gubernur djenderal van Hoorn umpama turun
dari singgasananja. Ia mendjelmp. mendjadi orang biasa, j~mg tahu
bers.enda gurau, tahu bergelak~gelak. dan tahu berlaku kotjak.
Makan telah.selesai setengah sepuluh. Masih ada waktu setengah
cljam: sampai. kepada menerima sekalian tamu jang hendak serta
pada pelajaran dengan pe~ahu disungai Tjiliwung. Buah~buahan
heserta kopi sedang dihidangkan. Itulah saat jang sebaik~baiknja
bagi Digna buat mengemukakan sesuatu perasaan jang terkandung
didalam hati, kepada paman jang maha kuasa itu.
,Oom," demikian ia berkata, ,.kabarnja akari timbul peperangan
ditanah Djawa !"
.. Oh !" sahut' van Hoorn sambil mengangkat bahu. ..Raad van
Indie mendesak~desak supaja kita menjelesaikan perhitungan dengan
1) $edjarah tjintjin berlian itu ada dimuat didalam ,Surapati".
63

Sunan Mas, karena sikapnja terhadap Kumpeni makin mengantjam•


. Baiklah ! Ojika mesti perang, berperanglah kita! Sunan Puger telah.
bersedia buat dinobatkan di Kartasura. Asal ia tjukup pengaruh: .
disana, adalah perkara ketjil huat menurunkan ·Sunan Mas, dan:
menjuruh Sunan Puger jang bersahahat dengan kita, mengganti.,-
kannja."
.,Jang saja maksud berperang dengan si Untung alias Surapati> .
kepala penjamun jang memhunuh ajah !"
,.Oh, oh! Tadi aku telah herkata hahasa aku tidak hendak
mendengar sepatah kata lagi ten tang politik dan ten tang perang ·r
Sekarang aku sedang ada didalam lingkungan keluargaku, da:it
sebentar lagi kita hendak herlajar~lajar di Tjiliwung!" ··
.. Memang, oom ! Sajapun sedang merasa ada didalam lingkunga~~
keluarga. Mau tidak mau saja teringat akan ajah jang sudah tak.
ada. Bilakah malu itu akan kita hapus, hila pula piutang darah., . -~
hendak ditunggu ? Pada hemat saja, hal menjertai ·persengketaan_
antara Sunan Mas dengan pamannja, Sunan Puger itu berarti.
mengangkat perang guna kepentingan orang lain. Tapi peran~J";
dengan Surapati hagi Kumpeni berarti menuntut bala.s.v
Van Hoorn tersenjum lalu herkata:
,.Kamu perempuan, memang tidak akan dapat menjelami siasat,
jang sedang kami lakukan, setelah hermufakat herbulan-bulan. ·
lamanja. haik dinegeri Belanda, maupun disini. Peperangan dengan!
Surapati bukan tidak hendak dilakukan, tapi helum. Kami menanti-:,
kan saat jang sehaik~baiknja sahadja. Tapi didalam persengketac1n.
antara Sunan Mas dan Sunan Puger ini Kumpeni telah njata a~, .
mendapat keuntungan hila ia menjertai peperangan dipih~k Sunan.:
Puger."
Digna mengeluh, lalu menjahut :
.. Rupanja keuntungan itu hagi Kumpeni dapat menindis segala:
rasa kesatriaan, dan melupakan mereka terhadap kewadjihan· jang
utama dan jang murni. Saja hukan: sahadja herhadapan dengan:!
seorang guhernur djenderal, tapi dengan paman saja, saudara kan·"
dung marhum ibu saja. Tidakkah ada tali kekeluargaan 'jan~r
menggetar didalam kalhu guhernur djenderal itu r·
64

.,Oigna l Sekali lagi, aku bosan mendengar politik pada saat ini.
Tapi se~edar untuk memuaskan hatimu, sukalah aku mendjelaskan~
nja kepada engkau, tapi buat penghabisan kali. Sebentar lagi para
tamu akan datang, dan aku tak suka hila kesukaan kita sekalian
akan diganggu~ganggu oleh politik. Seminggu jang lalu edeleer
Herman de Wilde telah berkata pula setjara itu kepadaku, hampir
sama tutur katanja dengan jang engkau keluarkan tadi. Iapun
sangat bentji kepada Surapati, dan sekiranja boleh, pada saat itu
djua ia hendak membawa laskar ke Pasuruan. Baiklah paman mem~
beri penjahutan kepada engkau, anak almarhum Komisaris Tack,
kemanakan paman sendiri, setjara jang paman telah berikan kepada
Herman de Wilde. Dengarkanlah: Kesatu, didalam perkara jang
sesulit ini hal kekeluargaan tidak dapat dibawa~bawa. Paman ini
bertanggung djawab kepada Kumpeni atas kesedjahteraan uang
modal jang didjalankan oleh Kumpeni di Hindia Timur. Paman tidak
boleh menurutkan hawa nafsu, dengan djalan membahajakan uang
. modal itu, apa lagi karena Kumpeni njata sedang menanggung
kerugian berkepandjangan. Menurunkan Sunan Mas, lalu menaik~
kan Sunan Puger disinggasana Kartasura, berarti ada kemungkinan
buat menerima piutang jang harus dibajar oleh Sunan Mas, tapi
tidak dibajarnja. Kepada Sunan baru, jang naik tachta dengan ban~
tuan kita, Kumpeni boleh meminta tanda djasa, sedang Sunan Mas
bertangguh membajar segala hutangnja. Kedua, perang dengan
Surapati itu tidak dibatalkan, tapi baharu ditangguhkan. Djika di
Kartasura sudah selesai, baharu kita ke Pasuruan, mungkin dengan
bantuan Sunan Puger. Dan biarpun bagaimana, tambahan laskar
dari negeri Belanda harus kita nantikan dahulu. Surapati musuh
kita, musuh jang sebesar~besarnja. Ia harus dibinasakan. Tapi
sementara itu hal kekuatan dan ketangkasannja tidak pula boleh
diabaikan. Djika Kumpeni kalah didalam peperangan dengan Sura~
pati, itulah berarti bangkrut bagi Kumpeni. Tjukup sekian, Digna ?"
,Masih ada jang terasa dihati saja," sahut Digna, jang belum
hendak mengalah . .,Oom berkata, bahwa Kumpeni selalu menang~
gung rugi. Tahukah oom, bahwa banjak benar diantara pegawai~
p~gawai Kumpeni, tinggi dan rendah, laki~laki perempuan mendja~
Iankan ketjurangan? Jylengapa oom membiarkannja sahadja ?"
65

,.Tobat, tobat Digna! Kaubawa persoalan ini dari suatu tempat


jang sulit keternpat jang lebih sulit. Memang paman sudah tahu,
bahwa didalarn djawatan Kurnpeni sangat banjak ketjurangan jang
dilakukan orang. Tapi siapa~siapakah orangnja melakukan ketju~
rangan? Siapa pula jang akan dapat paman harap buat meni~
bantu rnengadakan pernbersihan ? Siapakah kawan, siapa lawa:n ?
Hendak ditangkap dari lapisan bawah, siapa tahu barangkali ia
nanti rnernbuka rnulut, lalu rnernbuktikan bahwa jang diperatasnja
turut pula rnelakukan serong. Dengan djalan demikian bukan
sahadja bukti dan saksi akan sukar diperoleh, tapi tidak mustahil
djika pemeriksaan hakim nanti sampai merembet~rembet kelapisan
jang diperatas ............ Sudahlah, Digna ! Tamu hampir datang.
Soal ini bukan soal perempuan, dan djangan sekali-kali engkau
menjangka, bahwa peri mernetjahkannja adalah sangat mudah !"
Dengan perkataan itu gubernur djenderal van Hoorn bangkit dari
duduknja. lalu berdjalan menudju keserambi besar, tempat mene-
rirna para tarnu.

Robert anak Surapatl 5


X. NASIB

Bulan jang terang tjuatja menerangi kota Djakarta menarik


penduduk keluar rumah. Ada jang melantjong didjalan raja, ada
jang berlajar-lajar dengan perahu disungai Tjiliwung, sambil me-
;malu bunji-bunjian jang sangat merawankan hati.
. Perahu besar jang dihiasi dengan daun-daun dan bunga-bungaan
adalah diturut-turutkan oleh beberapa buah perahu jang lebih ketjil.
Didalam perahu besar itu ada duduk tuan l:>esar gubernur djenderaf
van Hoorn, bersama-sama dengan njonja dan anak perempuannja,.
dikawani pula .oleh kemanakan tuan besar, jaitu Digna beserta
suaminja, dan beberapa orang pembesar jang lain. Salah satu
perahu jang mengiringkan, dipenuhi oleh budak-budak jang mem-
bawa bunji-bunjian, sedang perahu-perahu lain diisi pula oleh
pembesar-pembesar. Ada pula satu perahu jang memuat serdadu
lengkap dengan alat se:gdjatanja .
. Seotang penumpang perahu jang ada dibelakang, direktur djen-
deral pangkatnja, telah berkata kepada kawannja :
..Tuan besar sekarang mendjadi muda kembali !"
,,'fidak 'heran," sahut kawannja dengan tersenjum. ,Siapa tidak
akan turut muda, djika ia disepandjang hari dikelilingi dan ditjumbu
oleh beberapa orang perempuan jang setjantik semolek itu ? Lihat-
lah isterinja jang kedua, jang masih muda ; lihat anaknja jang
telah remadja puteri, jang tidak akan kalah rupanja oleh ibu tirinja.
Dan djangan hendak diabaikan pula njonja Voorneman jang telah
menarik perhatian seluruh kota."
.,Memang, tjantik parasnja njonja Voorneman jang baru itu.
Voorneman tidal akan menjesal kehilangan Margaretha, karena
jang hilang itu telah digantikan oleh Digna. Hanja sajang, njonja
Voorneman jang sekarang ini agak lantjang mulut. Lebih baik
djika suaminja menasihati, supaja ia djangan menumpahkan sadja
dari ~ulutnja apa jang dirasanja dalam hati. Nanti suaminja sendiri
jang akan' mendapat susah, djika ia tak pandai memeliharakan
lidahnja."
67

,NjDnja Voorneman boleh· dikatakan masih orang baru," demi-


:kian kata seorang pembesar jang lain kepada kawannja, sambill
berbisik-bisik. Keduanja duduk agak terpisah dari jang banjak.. '
djadi bisikannja itu tidak akan terdengar oleh jang lain. ,.Ojika
ia sudah agak lama tinggal dinegeri ini, apa lagi djika ia telah_ '
dapat menjilau kebelakang !ajar diistana pamannja, akan lain pula-
bitjaranja."
Kawan jang dibawa berbisik-bisik itu mendeham sekali dua kali:,.
lalu berkata pula dengan' perlahan-lahan:
,Sarna halnja dengan mengisap rokok. Djika belum dirasai tc-
nikmatannja, serutu sebatang jang pertama dihisap akan memusing-
kan kepala, memuntahkan isi perut. Tapi djika telah sebatang
dua batang diisap .................. "
.. Sarna pula halnja dengan arak," sahut kawannja dengan ter-
tawa. ..Siapakah jang akan suka meninggalkan negeri ~elanda,
djika jang dapat diharapnja disini hanjalah gadji sebagai pegawai
Kumpeni sahadja ?"
.,Apa pula jang diperundingkan dengan berbisik-bisik itu ?"
tanja salah seorang pembesar dari djarak djauh.
,Kawan saja jang tua bangka ini tak tahu diri," sahut seorang
dari jang berdua itu ... Titik seleranja melihat para bidadari jang
sedang mengelilingi tuan besar itu !"
.. Masih ada harapan !" kata jang seorang itu pula. ,Puteri
istana masih gadis !"
,Memang !" sahut jang dikatakan ,tua bangka" itu ...Sebenarnja
rundingan telah hampir mendjadi. Hanja sedikit sahadja jang
mendjadi halangan."
.. Halangan apa ?"
,Saja sendiri sudah mau, tapi pihak jang berkepentingan
menolak !"
Maka riuhlah gelak seluruh isi perahu mendengarkan kata~kata
itu. Hanja suara gelak agak ditahan-tahan, djangan sampai ia
dapat mengatasi suara bunji-bunjian, jang sedang dipalu oleh
budak-budak diperahu jang lain. Sebab sekiranja riuh geiak itu
sampai kepada telinga jang dipertuan besar, maka itu berarti
melanggar adat sopan santun.

·---~
68

Tapi meskipun demikian, masing~masing melepaskan djua hatinja


dengan laku bersuka~ria. Hati siapakah tidak akan gembira didalam
.suasana jang serupa itu?
1 :Tuan besarpun nampak bersuka tjita. Sehabis bekerdja berat
·dan menghadapi pelbagai rupa soal jang sulit~sulit disiang hari,
berlajar~lajar pada bulan terang disungai itu memang menimbulkan
rasa aman didalam kalbu, dan menenanglcan. fikiran jang terharu
oleh berbagai matjam kesulitan. Sedangkan Digna dapat pula
menghiburkan hati, meskipun hati itu agak tersinggung karena
budi pamannja tadi, jang seolah~olah telah menutup mulutnja
dengan laku jang djauh dari pada bermanis~manis ketika mereka
.. mempersoalkan peperangan dengan laskar Surapati.

Dipinggir sungai terdengar orang bertengkar mulut. Persengke~


taan itu makin lama makin hebat, achirnja dihabisi dengan mengadu
tindju .. Salah seorang djatuh terdjerumus kedalam sungai. tidak
djauh dari perahu jang ditumpangi oleh tuan besar.
Tidak lama antaranja terdengarlah orang lain jang terdjun masuk
sungai. lalu mentjoba~tjoba berenang buat menolong orang jang
hendak terbenam itu.
Maka njatalah bahwa orang jang hendak menolong itu, telah
terdj\.1~ kedalam sungai hanjalah karena menurutkan keras hatinja
sahadja, karena setelah mentjoba berenang sebentar, nampaklah
tenaganja mengurangi, dan hanjutlah ia bersama~sama dengan
orang jang hendak ditolong itu .
.. Oh, ·talong, tolonglah !" kata Digna setengah mendjerit. ..Ia
tak kuat lagi, keduanja nanti mati !"
Tuan besar memerintahkan kepada penumpang~penumpang dari
salah sebuah perahu supaja memberi pertolongan, dan tidak lama
antaranja kedua orang itupun dapatlah dinaikkan keatas perahu.
Seorang sersan membawa laporan kepada tuan besar, katanja:
,.Exellentie ! Mereka itu ialah dua orang serdadu Kumpeni, ja:1g
rupanja dalam mabuk. Dimanakah ia hendak diturunkan ?"
.. Bawalah kemari! Nanti kita boleh menjerahkannja disalah
suatu pendjagaan jang dilalui."
r
69

Maka dibawalah kedua serdadu itu keatas perahu tuan besar.


Jang seorang bertubuh besar, keadaannja dalam pingsan. Jang
seorang lagi bangsa peranakan, tubuhnja semampai. ·
Demi Digna memandang akan wadjah bangsa peranak~p; ·.itu,
maka terperandjatlah ia, sambil mendjerit: ,.Au!"· Serdadu ·pera~
nakan itupun memandang pada Digna, lalu menundukkan Il1~ia;
Sekalian penumpang perahu terkedjut melihat perangai Digna ·
itu. Suaminja segera memegang pangkal lengannj~. Dan Njorij!'l;
tuan besar bertanja : ·
.. Ada apa, Digna ? Engkau sakit ?"
Digna menutup mata, sambil menekankan tang an pada djantu~g..:.••·
nja. Maka berkatalah ia dengan suara lemah :
.. Oh, tidak sesuatunja. Rupanja djantung saja agak sakit.. Tapi'
sekarang sudah baik, tidak sesuatunja jang kurasai lagi."
.. Mungkin penjakit djantung," kata' tuan besar. ,.Berhati~hatilah
engkau dengan penjakit itu."
Maka berpalinglah tuan besar kepada serdadu peranakan itu;
lalu bertanja :
,.Apa sebabnja orang itu djatuh kesungai ?"
.. Saja jang melemparkannja kedalam sungai."
.. Sesudah kaulemparkan, kautolong pula ?" .
,.Benar! Sebab maksud saja tidak hendak menghanjutkannja. 1
Sebab ia memukul saja, sudah tentu saja terpaksa melawan. Oleh
karena ia sudah hampir tak kuat berdiri lagi, dengan · mtidah saja
dapat mendjerumuskannja kedalam sungai. Tapi setelah tak ada
orang lain jang hendak menolongnja, tambahan saja melihat bahwa
ia tidak pandai berenang, maka terpaksalah saja terdjun
menjusulnja."
.. Engkau sendiri tidak pula pandai berenang."
.. Itu saja ketahui. Tapi oleh karena ia harus ditolong, saja ter~
paksa mengadu untung."
.. Siapa namamu ?"
.. Walter."
Digna membuka mata, lalu memandang sekali lagi kepada orang
jang mengaku nama Walter itu.
70

,.Siapakah narnamu?" tanja gub. djenderal.


,.Walter" sahutnja .

.. Walter 7" demikian ia bertanja dalam hatinja ... Tidak! Robert,


djelas Robert !"
Maka bertanja pulalah tuan besar:
.. Kaukatakan Walter. Ada terusnja ?"
,.Tidak, hanja sekian !"
..Kawanmu ini, siapa namanja ?"
,.Ditangsi kita menamakannja Dikkop. Ia sendiri mengaku bahwa
namanja ialah Baron van Schweinhausen atau Schweinsmarken.
Tapi ·dalam buku tangsi namanja Kraus."
Tuan besar memerintahkan supaja kedua orang itu diserahkan
ketangan tentara jang mendjaga didjembatan. Esoknja haruslah
diperifsa apa jang ·mendjadi 'sebab maka mereka berkelahi. Semalam
itu biarlah mereka tidur, supaja sembuh dari pada mabuknja.
Sementara itu keadaan Digna telah mentjemaskan pula. Matanja
tinggal tertutup, mukanja putjat, antara sebentar ia pingsan.
71

.,Digna sakit," kata tuan besar . .,Haripun telah malam. Lebih


dahulu Digna harus diantarkan pulang."
Semalam-malaman itu Digna tak tidur barang sekedjap. Suaminja
mentjoba menawarkan obat, tapi selalu ia menggelengkan kepala
sambil berkata :
.,Biarlah, Markus ! Esok djuga aku sembuh."
Digna masih belum pertjaja, bahwa serdadu jang mabuk dan
berlumuran letjah itu benar-benar Robert, bekas kekasihnja. Tapf
mustahil bukan dia. Ketika memandang kepada Digna pun ia telah ·
menundjukkan bahwa, ia mengenal Digna. Tapi sebab laki-laki lebih
kuat dari perempuan, maka bibirnja tinggal terdjahit. Gemetar
tubuhnja, putjat mukanja, segala sesuatunja itu menimbulkan per~
sangkaan pada. orang lain, bahwa ia dalam mabuk. Tapi Digna
sendiri jang mengetahui, bahwa orang itu bertambah ·putjat dan
gemetar, ialah karena terkedjut, dan tak kuat menahan,hati.
Digna melajangkan pikirannja kehari penghabisan, tatkala orang
tuanja mengadakan pesta kebun di .,Sukamanah". Sebanj~k itu
pemuda jang patut-patut, tapi Robert sendiri bagai tersisih, nanmak
terpantjang dalam pergaulan kawan-kawannja itu. Sekarang .ia
datang mendjelma sebagai seorang serdadu pemabukan, tingkat
kehidupan jang serendah-rendahnja dalam masjarakat · Belanda
dikota Djakarta ! .
Badjunja rombang-rombeng, rambutnja sudah tidak terpelihara,
sedangkan bersepatu ia tidak! Jang belum berubah padanja hanja.;.
lah laku matanja memandang, jang mengasingkannja dari laki~lak~ .
jang banjak. Setelah berpandangan dengan Robert, Digna tidak
samar-samar lagi. Kekasih itu akan dikenalnja, meskipun ia akan
bersembunji ditengah-tengah seribu laki-laki jang lain.
Hanja Robert jang datang mendjelma kemukanja merupakan
serdadu Kumpeni pemabukan itu, bukanlah Robert jang dibawanja
bergaul dari ketjilnja, dan pada waktu-waktu jang achir telah
mendjadi kekasihnja. Robert van Reijn jang mentjeraikannja di.
,.Sukamanah" pada hari berpesta, telah lenjap, ditelan bumi. Sekali-
kali Digna tidak menjangka,. bahwa orang jang dibesarkan didalam
lingkungan orang patut-patut, akan dapat menurun kepelembahan
sampai setjara itu.
XI. NASI TELAH MENDJADI BUBUR

Esok malamnja, setelah terdjadi bentjana diperahu itu, Digna


duduk~duduk diserambi belakang ditepi sungai. sambil memegang
sebuah buku jang tidak kundjung dibatjanja. Meskipun diulang~
ulangnja membatja, sebarispun tak dapat dipahamkannja, karena
pikir~mnja senantiasa melajang kepada Robert, jang dengan tidak
sengadja telah menjilang djalannja didalam keadaan serupa itu.
Digna mentjoba kesekian kalinja buat menghapuskan segala jang
telah lampau. Memang, dahulu ia telah berdjandji akan mendjadi
iste~i Robe~t ............ asal ia memperbaiki kelakuannja. Sekarang
njata bahwa djandji itu sudah pula tidak ditepatinja, bahkan lebih
dalam ia te):djerumus kedalam lumpur. Tak ada sesuatunja lagi
jang akan mengikat hati Digna kepada laki~laki tampan itu. Njata
benar sekarang bahwa ia dahulu telah tersesat, ketika memilih
orang itu buat mendjadi bakal suaminja. Dan, luar dari pada itu,
bukankah Digna sudah bersuami ? Hal itu sahadja sudah tjukup
buat memutuskan segala pertalian dengan Robert. Djurang jang
dalam t'elah terbentang antara kedua.
Tapi ............ apa sebabnja, maka dari saat ia bertemu kembali
dengan Robert dalam perahu itu, segala minat perhatiannja telah
bertaut kepada serdadu itu? Segala daja dan upaja buat melupa~
lupakannja, telah sia~sia. Mau tidak mau, ingatan Digna senanti~
asa 'melajang kepada Robert.
Digna mentjoba menjenangkan hatinja pula. Meskipun bagai~
mana, terhadap suaminja ia tidak berdosa. Karena, jang masih
ada padanja paling barijak hanjalah rasa kasihan terhadap bekas
tunangan jang telah tersesat didjalan itu.
Ja - kasihan. Siapa jang akan mengetahui, apa jang telah ter~
djadi, maka bekas kekasihnja itu telah sampai kepada kehidupan
jang serupa itu 1
Digria 'terkedjut. Mau tak mau ia telah mentjoba mengentengkan
pula kesalahan Robert, tjara ia berlaku dahulu dinegeri Belanda.
Masih adakah Robert mendapat tempat disudut~sudut djantungnja?
73

Djika demikian sikapnja, njatalah bahwa ia sudah tidak djudjur


terhadap kepada suaminja.
Itulah jang mengombang-ambingkan pikiran Digna. Kepada
suami ia berat, kepada Robert ia kasihan.
Diluar telah gelap. Voorneman pergi ketempat pesta, malam
itu ia tidak akan makan dirumah. Albert' sudah tidur, djadi Digna
tinggal sendiri dengan kenang-kenangannja .
.. Digna."
Suara itu terdengar setengah berbisik. Digna terperandjat, lalu
bangkit dari kursinja. Robert, dengan pakaian serdadunja jang
rombang-rombeng, telah berdiri dimukanja, sambil menundukkan
mata. Maka bertanjalah ia:
,Masih kenalkah engkau padaku ?"
.. Robert, perbuatanmu ini sangat menjedihkan hatiku, karena
cngkau rupanja telah menghapuskan kata .,sopan santun" dari
kamus istilahmu. Bukankah engkau mengetahui bahwa aku telah·
bersuami dan harus menghapus segala djedjak jang ada dibe-
lakang ?"
Robert mengangkat kepala, lalu memandang sedjurus kepada
Digna selaku seorang laki-laki jang berasa dihinakari. Pada ketika
itu jang tegak berdiri dimuka Digna ialah .Robert van Reijn jang
dahulu. Maka berkatalah ia dengan suara tenang :
.. Njonja! Tak usah njonja memperingatkan hal itu kepada saja,
karena sajapun insaf. Saja tahu, bahwa antara isterinja seorang
pembesar Kumpeni dengan seorang serdadu, adalah djurang dalam
jang membatas." .
,Apa maksudmu datang kemari ?"
,Akan memandang wadjahmu buat penghabisan kali. Akan
mendengar suaramu jang lemah-lembut. Djika mataku dan telinga-
ku telah puas, baharulah aku hendak membawa diriku jang hina
dina ini." I ,
.. Djika engkau mendjadi hina, itu karena salahmu sendiri, Robert.
Asuhanmu, kaum kerabatmu, handai taulanmu, kehidupanmu,
segala sesuatu adalah lebih dari ~da sempurna. Pada aturaimja
tidaklah patut engkau mendjadi turun sampai ketingkatan hidupmu ·
jang sekarang i11i .!"
74

· ,Apakah engkau tjukup mengetahui akan hal ichwalku, maka


engkau sampai kepada berkata demikian, Digna ?"
.,Banjak jang aku ketahui. Hanja hal ichwalmu itu tidaklah aku
mendengar dari mulutmu sendiri, meskipun aku ada berhak tentang
itu sebagai seorang wanita jang telah melahirkan kata kepada
chalajak umum, bahwa aku tunangan engkau. Setelah aku men-
dengar bahwa engkau telah ditimpa oleh bentjana, maka dari hari
k~hari, dari pekan kepekan aku menanti-nantikan kedatanganmu,
karena aku hendak berdaja upaja mengentengkan bebanmu, atau
setidak-tidaknja menghiburkan hatimu !" ·
.. Engkau hendak menghiburkan hatiku, Digna ? Tahukah engkau
bahwa aku bukan anak tuan van Reijn, bahwa aku tidak berhak
atas harta peninggalannja, sedang jang mempunjai hak itu telah
mengtisir aku keluar rumah, jang duapuluh tahun lamanja kusangka
rumahku sendiri ? Tahukah engkau, Digna, bahwa aku sepeninggal
ajah 'angkatku, telah mendjadi orang jang tidak berkampung
berhalaman, tidak beruang sekomeng djua, tidak berkarib berke-
luarga, tidak pula bernama dan bersedjarah hidup ? Meskipun
demikian, engkau masih bermaksud hendak menerima kedatangan-
ku,. malah hendak kauhiburkan pula ?"
,Memang semua telah kuketahui, sebab tuan Gerard van Reijn
telah menebar tjeritera itu disegala kalangan. Engkau heran, djika
aku, setelah mendengar hal ichwalmu itu, masih akan menerima
engkau? Dengarlah, Robert! Jang kupandang dari bermula bukan-
lah anak seorang hartawan jang akan menerima warisan jang besar,
melai.nkan aku telah menerima engkau setjara Si .Robert sahadja.
Kaja miskinnja engkau bagiku tidak mendjadi soal, apa lagi tentang
sedjarah hidupmu atau keturunanmu tidaklah sekali akan mendjadi
kepentingan bagiku. Jang kutjari hanjalah bangsawan kebatinan,
hukanlah bangsawan kelahiran. Hanja sedikit jang aku belum
mengerti,. Robert. Djika engkau, sesudah njata bukan anak van
Reijn, segan berpandangan dengan sekalian kawan-kawan sedja-
watmu, mengertilah aku bila engkau · hendak membelakangi
Amsterdam. Tapi dengan sekolahmu, asuhaJ?.mU, apakah djalan
. menghindar itu hanja ada didalam ketentaraan Kumpeni sahadja?
75

Bukankah orang jang mendjadi serdadti ke Hindia Timur itu


biasanja ialah orang jang telah putus asa? Jang takut menentang
matahari ?"
,Memang sesungguhnja aku sudah putus asa, Digna. Hendak
mentjari pekerdjaan dinegeri lain aku tidak beruang, sekalipun
9una belandja didjalan. Sesenpun aku tak hendak mengganggu
dari uang peninggalan tuan van Reijn. Sedangkan pakaian jang
ada ditubuhku kukirimkan kepada Gerard van Reijn. Sesudah 'aku ·
,mendjual kepala", pakaian, makanan, tempat kediaman, biaja
berangkat adalah disediakan orang untukku. Lain dari_pada itu ; .....
belum dapat aku menerangkan kepada engkau, Digna, apa ja1;1g
mendjadi sebab jang sebenar-benarnja maka aku sampai mendjual
kepala, lalu hanjut membuang diri .................. "
,Sudahlah, Robert, nasi sudah mendjadi bubur, lebih baik kita
melupakan masa jang sudah itu. Engkau telah mentjari tempatmu ·
dalarh masjarakat, akupun telah melakukan dl!mikian pula, segala
sesuatu telah memaksa kita buat hidup berdjauh-djauhan sebagai
orang jang tidak kenai mengenali."
Robert melangkah beberapa langkah dengan ·tangan terulur,
seolah-olah hendak mendjabat tangan Digna. Digna mundur dengan
terkedjut, lalu berkata :
.. Robert ! Tadi engkau sendiri telah berkata bahwa antara kita
kedua ada membatas djurang jang dalam. Itu benar sekali. Djika
engkau berdjandji bahwa engkau tidak hendak mendekati aku,
apa lagi tidak memaksa hendak bersinggung kulit dengan aku,
w.aka sukalah aku mendengarkan, sekiranja masih ada 'jang hendak
engkau tjeriterakan. Tapi djika djandji itu tidak hendak engkau
berikan, maka aku akan memanggil budak-budakku."
Robert duduk menghempaskan diri keatas kursi, sambil mengeluh:
,Aduh, ampun ! Sungguh 11;1alang nasibku ini ! Siapakah jang .
menjangka bahwa peruntunganku akan sampai begini, djika ia
mengetahui bahwa kita dihari penghabisan di ,Sukamanah" itu
umpama telah hendak menetapkan hari kawin.
Sekarang aku hendak diusir seperti maling, seperti andjing, diusir
setjara mengusir orang buruan. Memang masih ada jang hendak
kukatakan, Oigna. Tak usahlah engkau memanggil budak-budakmu,
76

karena berdjandjilah aku tidak hendak berichtiar Jagi menjeberangi


djurang itu. Aku hendak menerangkan kepadamu, apa sebab aku
menghilang dari negeri Belanda dengan tidak memerlukan datang
kepada engkau, sekedar hendak memberi selamat tinggal. Ketahui-
Iah Digna, bahwa segan aku bertemu dengan engkau itu, adalah
disebabkan karena aku insaf akan diriku sebagai orang jang
sudah djatuh berkubang dipelembahan. Tambahan pula aku takut,
kalau-kalau si Hendrik telah mati karena pukulanku, sedang aku
tentu akan dispruh menanggung djawab dimuka pengadilan."
.. Fasal ·si Hendrik van Reijn itu engkau tak usah takut," kata
Digna dengan senjum. ..Ia tidak mati. hanja tulang hidungnja
remuk. Rupanja jang memang sudah buruk, bertambah buruk pula
karena tjatjat itu."
,Menilik kepada kata-katamu tadi, Digna, tidaklah engkau akan
malu, .sekiranja aku dahulu datang mendapatkan engkau, setelah
aku ditimpa oleh bentjana itu. Tahukah suamimu semua ?"
,Semua telah aku tjeriterakan kepada suamiku !"
,Beruntungkah engkau bersuamikan dia ?"
.. Segala orang jang telah dapat mendjalankan kewadjibannja
dengan setia, bolehlah disebut beruntung !"
,Kewadjiban, kewadjiban! ..................... "
,Segala pekerdjaan jang telah mendjadi kewadjiban itu, haruslah
'dilakukan dengan bersungguh-sungguh, Robert ! Sekarang aku jang
hendak memberikan keterangan kepadamu, apa sebab aku tclah
melakukan setjara jang sudah kuperbuat. Sekiranja engkau datang
kepadaku ketika engkau mendapat ketjelakaan itu, tentu dapatlah
aku nienupdjukkan djalan jang akan kita tempuh bersama-s~ma.
Sekali lagi aku ulang. aku tidak mengharap-harap akan dikawin
oleh anak tuan van Reijn jang kaja raja. melainkan aku menanti-
nantikan si Robert sebagai bakal suamiku. Tapi engkau tidak datnng
mentjariku. Habis hari berganti hari, habis bulan berganti bulan,
putih mataku menantikan. Seorang tak ada jang tahu kemana
engkau telah pergi, engkau hilang bagaikan ditelan oleh bumi.
Luar dari pada engkau, tak ada lagi kavyan jang karib bagiku
hanjalah ibuku. Tuhan Jang Maha Kuasa telah mentjeraikan kami
pula, karena dengan tidak disangka-sangka ibuku telah berpulang
77

kenegeri jang kekal. setelah menanggung sakit beberapa had


sahadja. Sesudah ibuku meninggal dunia, makin terasalah olehku
bahwa dirumah ajah tiriku itu aku hanja mendjadi seorang tamu
sahadja. jang harus dihormati, lain tidak. Pada waktu itulah Markus
Voorneman datang kembali meminang aku. Dahulu, sebelum kita
bertunangan, iapun telah datang meminta, tapi aku menolak. .,__
Markus Voorneman datang kenegeri Belanda hendak beristirahat
sambil berobat. Dikota Betawi ini ia baharu kehilangan isterinja
jang meninggalkan anak laki~laki umur sembilan tahun. Kedatangan
orang itu telah kusambut sebagai kedatangan orang jang hendak .
melepaskan aku dari kungkungan rumah ajah tirimu itu, dan hendak
memberi djalan kepadaku supaja aku dapat hidup berkewadjiban
serta berkebadjikan. Hanja sekian sedjarah perkawinanku. Sekali
lagi aku hendak mengatakan bahwa aku berasa beruntung dengan
perkawinan ini. karena aku mendapat sempat buat melakukan
kewadjiban. Suamiku ini penjakitan, ia membutuhkan kawan jang
suka mendjaganja dengan bersungguh~sungguh, karena penjakitnja.
mungkin berbahaja, djika kurang hati~hati mendjaganja !"
.. Sebelum kita bertjerai buat selamanja, Digna ! Berilah aku
djawab jang sebenar~benarnja atas suatu pertanjaan: Apakah
engkau masih tjinta padaku ? Sekali~kali aku tidak bermaksud
hendak berlaku salah atau hendak mentjemarkan namamu, tapi aku
hendak membawa djawabmu itu sebagai bekal berdjalan djauh,
sebagai penuntun kedjalan lurus. Digna, masih adakali aku men~
dapat tempat disudut~sudut djantungmu ?"
.. Robert, ingatlah ! Dosa besar bagiku, djika aku didalam keada~
anku ini, · masih hendak memberi pertjintaan kepada engkau. Tapi
ada satu perkara jang dapat aku berikan, djika engkau ingin
menerimanja."
.. Apakah jang hendak kauberikan kepadaku, Digna ?"
.. Perindahan, Robert ! Kehormatan ! Asal engkau mengubah laku
dan kedudukanmu, maka sukalah aku memberi kehormatan dan
perindahan itu akan dikau. Kota Betawi ini agak sesak buat kita
hidup berhampiran. Disebelah Timur akan timbul peperangan;
Sebagai serdadu tempatmu ada disana. Kumpeni ada mempunjai
musuh jang besar, berupa budak pelarian, jang telah merugikan
78

dan memberi aib kepada Kumpeni berulang-ulang. jang telah mem-


bunuh Komisaris Pemerintah Kapten Tack, ajahku sendiri. Barang
siapa jang dapat membunuh Surapati, atau menangkap menakluk-
annja, maka ia akan berdjasa besar terhadap kepada Kumpeni.
terhadap kepada bangsanja, bangsa Belanda, terhadap kepada tanah
airnja, negeri Belanda. Dan orang itu akan mendapat kehormatan
dari seluruh masjarakat Belanda. Djangankan akan me~bunuh
atau menangkapnja, mempunjai djasa dalam peperangan Kumpeni
melawan Surapati itu, telah berarti berbahagia terhadap tanah air.
Engkau serdadu, Robert ! Djalan untuk mentjari kehormatan itu
terbuka untukmu. Selamat djalan !"
Digna bangkit dari duduknja. lalu tegak lurus dimuka Robert,
sambil memangku tangan.
Robert mengerti. bahwa Digna dengan laku itu telah menjuruhnja
pulang. Lalu berdirilah ia, sambil mengulurkan tangan hendak
bersalam ..
Digna tinggal memangku tangan, lalu berkata :
,Tundjukkan dahulu apakah aku dapat memberikan jang satu-
satunja itu kepada engkau, jaitu penghormatan. Turunlah kemedan
perang. Djika engkau kembali kelak dengan keadaan jang djauh
berlain dengan keadaanmu sekarang, datanglah kembali menagih
jang kudjan:djikan itu."
,Djika aku gugur, Digna ?"
,Djika engkau gugur akan kuhormati engkau sebagai seorang
pahlawan jang gugur dalam melakukan kewadjibannja. Djadi njata-
lah Robert, salah satu sarat buat memikat kehormatanku itu, ialah
tahu kewadjiban. Sekali lagi, selamat malam ! Djika engkau masih
hendak menghormati diriku ini, peliharalah nama baikku !"
Robert tidak mentjoba lagi akan berdjabat tangan dengan Digna.
Maka iapun membungkukkan badan dan menganggukkan kepala
lalu meninggalkan tempat itu dengan tidak menoleh-noleh kebela-
,kang. Tahulah ia bahwa Digna tidak akan mau bersinggung kulit
denga:n dia, sebelum ia memberi djalan untuk menghormatinja.
Seorang budak perempuan datang keserambi belakang berlari-lari
sambil berkata : ·
,Njonja, tuan pulang dibawa dengan tandu !''
79

Digna tidak menoleh lagi kepada serdadu jang mentjari djalan


pulang menjusur sungai, seolah-olah takut menempuh djalan jang
terang.
Setelah Voorneman ditidurkan diatas bangku dipan diserambi
tengah, maka berkatalah ia sambil mendjabat tangan isterinja :
,Tak usah tjemas, Digna. Sebenarnja tidak ada apa-apa. Djan-
tungku berasa sesak pula, buat mendjaga djangan sampai mendjadi
, mudarat, aku minta diantarkan dengan tandu, sebab perdjalanan
dengan tandu adalah Iebih aman dari pada dengan kereta. Sekarang-
aku sudah berasa baik kembali."
Sementara itu Robert mentjari djalan kelua:r ditepi-tepi sungai.
Sebuah djembatan bambu membawanja keseberang, tapi pintu
pagar jang memberi djalan keluar, rupanja dikuntji orang dari
dalam. Tidak ada djalan lain bagi Robert, hanjalah memandjat
pagar itu, lalu turun kehalaman orang jang telah menutup pintu itu.
,Ha, inilah bangsat jang telah lama kita intip !" demikian seorang-
bangsa Tionghoa telah berkata, sambil memegang tangan Robert.
Ro~rt berontak hendak. melepaskan tangannja, tapi seketika itu.
djua telah datang pula seorang bangsa Ojawa, jang memberi ban-
tuan kepada orang Tionghoa itu menangkapnja.
Perkelahian jang hebat timbullah, maka orang Tionghoa itu.
meniup sebuah peluit untuk meminta bantuan kepada kawan-kawan.o
nja jang lain. Dengan seketika datanglah sepuluh orang · budak
berhamburan keluar, lalu menangkap dan mengikat Robert jang-
tidak berdaja lagi menghadapi musuh jang sekian banjaknja. .
,Memang aku telah berkata, tidak lain dari pada serdadu ·inilah'
bangsat jang kita tjari-tjari" demikian kata orang Tionghoa itu.
sambil mengikat tangan Robert. ,Sudah lama engkau diintip, baru
sekarang engkau dapat ditangkap."
Meskipun Robert berulang-ulang mengatakan tidak bersalah •.
tapi iapun dibawa kesuatu pos tentara jang berhampiran, lalu di~
tahan disan~ untuk diperiksa perkaranja. 1
XII. SUAMI ISTERI

Beberapa hari sesudah itu Voorneman sudah keluar kamarnja.


lalu duduk-duduk diluar dengan anak dan isterinja untuk makan
angin.
Oigna nienghibur-hiburkan hatinja dengan menjanji. Voorneman
berbaring dikursi malas, sambil memandang kepada isterinja jang
ditjintainja itu. Maka berkatalah Albert :
..Ah: sajang, itu ada tamu untuk papa."
Voorneman melihat bahwa jang datang itu ialah piskal.
.. Tentu ia tidak akan lama," katanja kepada Digna. ,.Sebagai
seorang pagawai jang ada dibawahku, rupanja ia bermaksud hendak
datang melawat."
Kepada piskal jang datang, iapun berkata :
.. Djangan gusar, tuan piskal, djika saja terpaksa menerima
kedatangan tuan didalam keadaan begini. Kami sedang duduk
beramah-ramahan, sambil makan-makan an gin ............... Tidak.
Digna, tak usah engkau undur, engkau boleh mendengarkan apa,
jang kami perkatakan, sebab diluar dinas kami tak ada rahasia."
,Ja, itulah jang agak menimbulkan penjesalan pada saja," kata
piskal sambil duduk. ,.Sebetulnja saja belum boleh mengganggu
tuan didalam perkara dinas. Tapi sebab saja kehilangan aka!, tak
tentu apa ja'l.lg saja harus perbuat, sajapun memaksa diri djua
datang kemari."
Oleh karena Digna bersedia pula hendak meninggalkan tempat
itu, maka berkatalah piskal :
,Oh, njonja, saja kira njonja tak usah menghindar, karena ini
bukan rahasia, hanja agak adjaib djua. Sudah berkali-kali halaman
tuan Donker kemasukari maling. Sekali ia mentjuri ajam, sekali pula
buah-buahan, dan segala sesuatu jang lain, jang berketjil-ketjil.
Dimalam itu pintu pagar dibelakang, jang ada dipinggir sungai
~ebetulan sedang terbuk~. Pada sendja hari nampaklah seorang
. serdadu melalui pintu jang terbuka itu, lalu menjeberang kehalaman
81

tuan. Pendjaga-pendjaga tuan Donker menguntji pintu pagar, lalu


berdjaga-djaga menantikan kembalinja serdadu itu. Pada djauh
malam kembalilah ia. Oleh karena didapatinja pintu tertutup, maka
iapun . mentjari djalan keluar dengan laku memandjat pintu itu;
lapun ditangkap oleh orang-orang tuan Donker, dan diserahkan
ketangan pendjaga militer. Serdadu itu rupanja bangsa peranakan,
tapi ia tak tahu berbahasa Melaju. Tapi ia telah bersumpah setiri.ggi
langit, menjatakan ia tidak berdosa."
.. Djika ia tidak bersalah, apa gunanja ia masuk-masuk halan:tan
orang selakt1 bangsat ?" tanja Voorneman .
.. Itulah jang saja tidak mengerti," sahut piskal. ,.Berulang-ulang
saja menjatakan kepadanja, djika ia tidak bermaksud hendak
mentjuri. apa gunanja ia mentjari djalan disemak-semak menjusi.tr .
sungai, dimalam gelap pula ? Tapi ia tidak mau menerangkan apa
sebab ia mentjari djalan keluar dari segala tempat jang sesulit itu."
,.Malam apa kedjadiannja ?" ·
.. Malam Kamis."
.. Siapa namanja ?"
.. Walter, lain tidak."
.. Walter? 0, itulah serdadu jang ditolong dahulu, waktu ia
hendak terbenam didalam sungai Tjiliwung. Sudahkah hal itu diberi
tahukan kepada major ?"
.. Sudah! Tuan major berkata bahwa Walter memang orang
djahat, peminum, pemain dan suka berkelahi pula."
.. Benarkah dia pemain ?" .
,Benar. Pada malam ia ditolong oleh rombongan tuan besar itu,
ia berkelahi dengan kawannja, setelah keluar dari rumah djudi
di Pinangsia. Malam itu ia menang banjak. Mungkin kawannja
meminta bahagian jang tidak hendak diberikannja, lalu berkelahilah.
mereka. Rupanja tiap-tiap kalah main, ia keluar mentjuri buat
mentjari pokok."
Voorneman memikirkan sedjurus, lalu berkata:
,Tapi djika ia atas perkaranja malam itu mendapat hukuni ares,
sudah tentu ia tidak dapat datang kehalaman tuan Donker unti.tk
mentjuri. Njata sekali bahwa ia sebelum hari Rabu tidak dapat
mentjuri."
Robert anak Surapatl 6
:82

,Sajapun jakin, bahwa ia bukan pentjuri, tapi sajang ia tidak


mau menerangkan apa perlunja ia mentjari~tjari djalan selaku orang
:m.aling itu. Barangkali ia dapat dipaksa mengaku dengan perkakas
djepitan: tangan. Ojika ia sudah merasai sakit, mungkin mulutnja
akan botjor."
Voorneman ·memegang tangan njonjanja dengan terkedjut.
Datang-datang Oigna mendjadi putjat, matanja mendelik~delik
seolah-olah ia hendak djatuh pingsan. Maka bertanjalah suaminja
dengan tjemas :
;,Sakitkah engkau, Digna ?"
,Tidak sesuatu apa, Markus. Aku agak terkedjut mendengarkan
akal pengadilan jang hendak memaksa orang supaja mengaku
dengan djalan menjiksa sebagai itu. Djika ia nanti bertjeritera hanja
karena hendak melepaskan dirinja dari siksaan sahadja, apakah
boleh ·4ipegang tjeriteranja itu ? Apakah keterangannja boleh
dipettjaja 7"
,Djika tidak digunakan paksaan serupa itu, sukar benar akan
.mendjalankan pemeriksaan didalam segala rupa perkara. Sebab
orang jang salah itu selalu berichtiar hendak melindungi kesalahan~
nja dengan djalail berdusta. Djika ia sudah merasa sakit, baharulah
ia mengaku."
Setelah piskal melahirkan harapan · supaja Voorneman Iekas
sembuh, maka iapun mohon diri.
,Aku memang sudah sembuh," kata Voorneman dengan senjum.
,Esok hari aku masuk kantor."
Setelah suami isteri ditinggalkan oleh piskal, sedang Albert asjik
bermain-main dengan .Scipio, maka Digna menghampiri suami.nja,
lalu berdiri dibelakang kursi malasnja .
. ,Markus;'' katanja dengan suara lemah lembut. .. Ada bitjara
jang sangat perlu, jang hendak kusampaikan kepadamu."
,Tjeriterakanlah, Digna," sahut Voorneman dengan ragu~ragu,
katena ia maklum, · bahwa isterinja sedang mengandung suatu
rahasia.
;,Serdadu itu memang tidak bersalah didalam perkara jang didja~
dikan tuduhan . atas dirinja, karena ia -datang sungguh~sungguh
tidak hendak mentjuri."
-83

.. Eh, eh! Sedjak kapan isteriku mulai bergaul dengan serdadu


pemabukan ?"
.,Markus, sabarlah ! Dengarlah tjeriteraku dahulu, sesudah itu
bolehlah engkau mendjatuhkan hukuman. Hal ini telah bersarang
pada bibirku dalam dua tiga hari ini. Tapi sebab kewarasan tubuh~
mu belum mengizinkan, maka bibirku itu tinggal terdjahit. Ketahui~
lah Markus, bahwa serdadu itu datang kemari, jaitu keserambi
belakang, untuk menemui aku."
Voorneman terperandjat, lalu duduk lurus diatas kursi malasnja,
sambil mengetam tangan Digna didalam djarinja. Muka putjat,
mata mendelik~delik. Maka berkatalah ia dengan suara serak :
.,Digna, tjeriterakanlah semua. Diakah itu ?"
,Ja, itulah laki~laki jang dahulu aku tjintai. Pada malam kita
main~main perahu dengan tuan besar itu, akupun telah mengenalnja,
tapi aku tak hendak tahu padanja. Maka pada hari Rabu, sendja
hari, jaitu malam Kamis, sekonjong~konjong ia telah berdiri__ diha~
dapanku, sedang aku membatja~batja buku diserambi · belakailg.-
Ketika engkau pulang diangkat oleh tandu, baharu sahadja orang
itu menghindar dari rumah ini."
.,Selama ia disini, dirumahku, engkau mendengarkan tjeriteranja,
Digna ?"
.. Tjeriteranja aku dengarkan. Tapi pertjajalah engkau, aku tak
usah menundukkan mata, sekalipun aku hendak berhadapan dengan
seluruh alam, karena kesutjian diriku, kehormatan namaku; adalah
kupegang teguh sampai kepada saat jang penghabisan."
,.Digna ! Berkatalah dengan sebenarnja. Masih tjintakah engkau
pada orang itu ?"
,.Tjinta itu hanja dapat kuberikan kepada seseorang 'lain, djika
aku tidak terpaut. Aku insaf benar akan kewadjibanku sebagai
isterimu. Markus." .
.,Djika engkau tak tjinta lagi padanja. apakah ';ang kaurasa
terhadap. laki~laki itu ?"
,.Hanjalah kasihan !"
,.Tidak lain dari kasihan ? Beranikah engkau bersuinp·ah f'· ··. ·,
Digna melepaskan tangannja dari genggaman Markus dengan
kekerasan, lalu berkata dengan suara gemetar :
81

. ..Apakah jang telah. kuperbuat, maka engkau memperhinakan


daku, Markus ?"
.. Djika engkau tak tjinta lagi, kenapa engkau mendjadi putjat,
demi engkau mendengar bahwa tuan piskal akan melakukan siksaan
atas orang itu ?"
,,Aku sangat terkedjut mendengarkan maksud jang sekedjam itu.
Aku putjat karena aku berhati manusia jang merasa kasihan atas
nasib sesama manusianja."
Voor~eman tinggal berdiam diri sambil merengut. Maka berkata
pulalah Digna dengan suara jang lemah lembut :
.. Markus ! Engkau tahulah sekarang bahwa tuduhan mentjuri itu
ti<;lak dikuatkan oleh bukti. Sebagai hakim jakinlah engkau bahwa
orang itu atas hal jang didjadikan tuduhan, memang tidak bersalah.
Akan sampai hatikah engkau menghukumnja ? Tidakkah engkau
dapat membebaskannja ?"
.. Djika aku tidak hendak membebaskannja dari hukuman, apa
jang hendak kauperbuat, Digna ?"
Digna mengangkat kepala, lalu memandang kepada suaminja
dengan laku menantang. Maka berkatalah ia dengan suara tenang :
.. Djika engkau sampai menundjukkan budi jang serendah itu,
maka aku sendiri jang akan datang kepada piskal. untuk membukti~
kan bahwa orang itu tidak bersalah."
.. Ampun, Digna, sungguh~sungguh engkau akan datang kemuka
piskal ?"
.,Djika tak ada djalan lain untuk membebaskannja, tentu aku
, akan datang menghadap piskal. Kalau sampai terdjadi jang demi~
< kian, maka itulah karena salahmu."

, ... Digna, pikirkanlah masak~masak. Djika engkau ditempat umum


nanti tampil sebagai pembela seorang serdadu pemabukan, seorang
bangsat, bukan sahadja namamu jang engkau tjemarkan, tapi
terutama djuga namaku sendiri. Tidakkah engkau akan malu ?"
.. Apa jang akan kumalukan ? Patutkah orang malu, karena ia
telah ·menerima kedatangannja seorang kawan jang telah bergaul
.dengan dia dari ketjilnja ?"
.. Seorang serdadu pemabuk, pemain, pentjuri !"
E5

,Meskipun demikian, tidak akan ada orang jimg dapat melarang


aku datang menghadap kepada piskal. lain dari pada engkau. Jang
kuminta sangatlah sederhana. Aku minta supaja engkau, sebagai
orang baik-baik, sebagai orang djudjur, suka melakukan keadilan
jang sebenar-benarnja adil. Lain tidak !"
.. Ojika aku memenuhi permintaanmu itu, sukakah engkau ber-
djandji tidak akan berhubungan lagi dengan orang itu, bahkan
engkau suka pula menghapuskan dirinja dari kenang-kenang<;~n ?"
.,Markus, djandji jang serupa itu tak usah kububuh. Setelah
aku menjerahkan diriku kedalam tanganmu, insaflah aku bahwa
aku ada berkewadjiban besar terhadap dirimu, dan kewadjiban itu
akan kupegang seteguh-teguhnja."
.. Terima kasih, Oigna. Pertjajalah aku."
Esoknja Voorneman pulang dari kantor, lalu berkata, meskipu,n
Oigna tidak bertanja :
.. Ia dibebaskan. Kebetulan malam tadi maling jang sebenarnja
sudah tertangkap. Aku sendiri jang memeriksa perkara serdadu
itu. Ojelas sekali bahwa ia sangat tjemburuan padaku. Matanja
mendelik-delik. tutur katanja kaku, kadang-kadang ia berlaku
sebagai orang jang hampir tak kuat menahan nafsu. Tapi aku boleh
pertjaja padamu, Oigna ?"
.. Tak usah kuulang lagi, Markus. Ia tidak akan memidjak lagi
halaman kita. Dan hila ia memaksa djuga datang kemari, te.ntu
aku tidak akan menemuinja."
,Kira-kira tak akan ada waktu lagi baginja untuk melantjong-
lantjong. Ojika tak salah, dalam beberapa hari ini angkatan perang
Kumpeni akan dikirim.ke Kartasura untuk berperang."
.,Mudah-mudahan mereka akan kembali sebagai pihak jang
menang."
.. Adakah engkau mengharap-harap kembalinja, Oigna ?"
.. Siapakah jang akan mengharap supaja sesama manusiarija
sampai kepada adjalnja ? Ojika mereka gugur, adalah mereka djatuh
sebagai kurban tanah air. Ojika mereka pulang sebagai pihak jang
menang, patutlah kita menerima kedatangan mereka sebagai keda-
tangan satria jang telah memelihara tinggi kehormatan bangsa dan
tanah airnja."
86

· Sementara itu Digna tidak mengetahui, bahwa namanja sedang


ditjemarkan didunia njonja~njonja kota Djakarta. Jang membawa
.,kabar-kabar angin" ialah njonja Dammers.
Rumah kerumah didjalaninja, lalu ia bertanja :
.. Apa engkau tahu siapa jang suka maling dirumah tuan Donker ?
Aneh, tiap~tiap ia maling kesana, djalannja ialah dari halaman tuan
Voorneman. Apakah jang ditjarinja disana ?"
.. Barangkali ia mentjari djalan jang seaman~amannja."
.. Mungkin! Tapi mungkin djuga, karena tuan Voorneman sudah
orarig tua, muda itu mentjari muda pula, bukan ? Hm, lebih baik
saja tidak bilang apa~apa, orang lain punja perkara. Tapi kalau
saja boleh bernasihat, lebih baik tuan Voorneman mendjaga isterinja
dengan hati~hati."

Meskipun perkara Robert umpama dilupakan, tapi Digna menge~


tahui dengan hati sedih, bahwa sikap suaminja kian hari kian
tjemburuan. Kata~kata sindir dari pihak si suami itu terpaksa ditelan~
nja sepandjang hari, dengan tak ada dajanja untuk melawan. Ia
tak sampai hati hendak bersengketa dengan suaminja, karena
penjakit Voorneman makin mendjadi~djadi. Bahkan pada suatu
hari ia telah pingsan dimedja makan.

I
XIII. MEMASUKI GUA SINGA

Tiga orang pembesar Kumpeni, edeleer Herman de Wilde, kapten


Govert Knol dan Michel Ram, sedang bermufakat di Semarang,
tjara bagaimana hendaknja diatur siasat untuk menjerang keradjaan
Surapati di Pasuruan. Keraton Kartasura telah dikosongkan oleh
Sunan Mas. Paku Buwono telah dinobatkan mendjadi Sunan,
Kumpeni jang memberi bantuan setjukupnja kepada Sunan baru
itu, tinggal menagih .. pembalas djasa" sahadja, jaitu berupa penje~
rahan Periangan, Tjirebon dan Madura Timur ketangan Kumpeni.
Kepada Herman de Wilde diberikan kekuasaan untuk merantjang~
rantjang penjerangan Pasuruan itu.
Herman de Wilde, jang dahulu menghendaki Suzane mendjadi
isterinja, tapi ditampik. mengandung dendam jang berdalam~dalam
terhadap Surapati. Oleh karena itu tidaklah d)emu-djemu ia men~
desak kepada gubernur djenderal supaja peperangan di Pasuruan
itu segera dilakukan 1). Berhubung dengan itu, setelah Kumpeni
mendapat keuntungan dari pada persengketaan Mataram, lalu .
mendjadi lebih kuat dari jang sudah-sudah, dikuasakanlah kepada
Herman de Wilde untuk merantjang-rantjang peperangan itu.
Ketiga pembesar jang tersebut diatas sama berpendapat, bahwa
sebelum peperangan dilakukan, lebih dahulu hendak dikirimkan
mata-mata kedaerah Pasuruan, supaja dapat diketahui tentang
kekuatan Surapati, dan siapa diantara radja~radja tanah Djawa
jang boleh diharap mendjadi kawau dan siapa pula jang harus
dipandang lawan.
Setelah mentjari-tjari dan bermufakat, maka untuk pekerdjaan
mata-mata itu djatuhlah pilihan kepada Robert, jang pada ketika
itu sedang ditempatkan di Semarang.
Hal ichwal kopral .. Walter" masih mendjadi suatu pertanjaan
besar bagi seluruh pembesar Kumpeni. Bangsa apakah ia ? Dari
mana datangnja? Tapi sementara itu segala orang tahu, ~ahwa
Robert bukanlah orang bodoh, bahkan telah mendapat pendidikan

I) Lihat ,Surapati".
88

tinggi. Dan oleh karena keadaannja sehina itu, sedang ia pemabuk.


pemain dan tukang berkelahi pula, maka oleh pihak pembesar-
pembesar ia dipandang sebagai ,,sampah masjarakat" jang telah
ditolak orang dari segala pergaulan.
Segala sesuatunja itu ada diperkatakan pula oleh ketiga pembesar .
.,Ja," kata Herman de Wilde. ..Dari segala keburukan jang
memang. ada padanja, banjak pula kebaikan jang akan berguna
didalam pekerdjaan mata-mata itu. Rupanja hampir menjerupai
orang Djawa. Berhubung dengan pendidikannja, akan mudah sekali
.baginja untuk mempeladjari bahasa daerah. Tentang laku pera-
ngainja kita tak usah fikirkan. Untuk mendjadi mata-mata, tak
usah orang berbudi tinggi, tak usah berkelakuan baik."
Maka disuruh panggillah Robert masuk kedalam. Demi berpan-
dangan dengan dia, Herman d.e Wilde sekonjong-konjong telah
menaruh bentji kepadanja. Edeleer itu sendiri tidak dapat memasti-
kan apakah kebentjian itu timbul karena buruk kelakuan serdadu
itu, atau mungkin pula karena rupanja. Orang Djawakah ia? Orang
Portugiskah? Bagi Herman de Wilde, setali tiga uang. Ia bentji
kepada kedua bangsa itu. Pada anggapannja, bangsa jang dua itu
tidak boleh dipertjaja, dan merekalah jang paling menjusahkan
hidup Kumpeni .
.. Siapa namamu ?" demikian ia bertanja dengan muka masam,
setelah Robert tegak lurus dimuka medja tempat ketiga pembesar
bersidang .
..Walter!"
..Walter sahadja? Apa terusnja"
.,Tak ada terusnja."
.,Hm ! Aneh ! Kau bangsa apa ?"
.,Bangsa Belanda."
.. Hm ! Makin aneh. Bangsa Belanda selamanja ada mempunJat
nama keluarga. Dan djika sebenarnja engkau bangsa Belanda,
mung kin sekali aku ini bang sa Habsi ............ tapi sudah ! Bagiku
tidak penting soal kebangsaanmu dan kelahiranmu. Asal engkau
boleh dipakai untuk pekerdjaan jang hendak kami untukkan bagimu,
tjukuP,lah . . .. .. .. . Dengarkanlah ! Kami telah memanggil engkau
89

menghadap, karena kami memerlukan seorang suruhan jang. bei:akal


serta berani untuk mendjalankan suatu pekerdjaan jang sulit. Kami
tahu, kedua sifat itu ada pada engkau. Hanja disamping keberanian
itu. harus ada pula ketjerdikan, kebidjaksanaan dan kelitjinan."
.. Pekerdjaan apakah jang harus saja lakukan ?"
.. Engkau akan disuruh kedaerah Pasuruari, buat menjelidiki
keadaan dis ana !"
...Mendjadi mata~mata ?" tanja Robert .
.. Ja! Sebelum Kumpeni menjerbu ke Pasuruan, hendak diketahui
dahulu segala sesuatunja disana. Pandaikah engkau berbahasa
Melaju dan berbahasa daerah ?"
.. Asal saja mendapat guru achli, saja sang1:1up mempeladjarinja
didalam tiga bulan."
.. Bagus ! Djadi engkau ada harapan akan dapat melangsungkan
pekerdjaan itu ?"
.. Saja harap akan dapat membuktikan, bahwa paduka tuan tidak
salah memilih, ketika tuan menetapkan saja guna djabatan itu."
.. Tutur katamu menundjukkan bahwa engkau orang terpeladjar.
Kami mendengar, kabarnja engkau pandai pula berbahasa lnggeris,
Djerman dan Perantjis. Dimanakah engkau bersekolah r:
.. Di Amsterdam."
.. Djika demikian engkau turunan orang baik~baik ?"
.. Saja tidak mempunjai keluarga."
.. Oh, sudahlah ! Djadi engkau menerima djabatan ini ?"
.. Dengan sepenuh hati !"
.. Baiklah ! Bersedia~sedialah untuk beladjar bahasa !"
Robert mengangkat tangan, lalu berpaling, menudju kepintu
keluar.
Seorang Sahbandar muda, Bosma namanja masuk kedalam,
karena ia hendak menemui Herman de Wilde. Maka terk.edjutlah
ia waktu berselisih lalu dengan kopral Walter, jang hendak keluar
kamar .
.. Van Reijn ?" demikian Bosma bertanja dengan gembira.
Robert terkedjut mendengar orang memanggil namanja. Tapi
ia meneruskan perdjalanan keluar kamar, seolah~olah tidak men.,.
dengar kata Bosma itu. Herman de Wilde bertanja pada Bosma :
90

,Kenalkah tuan pada kopral itu ?"


,Sudah tentu! Kami sama~sama sekolah tinggi di Amsterdam.
Ajahnja bersahabat baik dengan ajah saja."
,Siapa ajahnja ?"
,Tuan Jozef van Reijn. Dahulu, semasa hidupnja mendjadi
kumisaris besar di Hindia."
,Kabarnja tuan van Reijn tidak mempunjai anak."
,Hal itu baharu diketahui sehari setelah ia meninggal dunia.
Tuan van Reijn membawa seorang anak dari Hindia, jang baharu
berumur setahun, katanja anaknja sendiri. Dihari matinja, jaitu
dua puluh tahun sepulangnja dari Hindia, baharulah diketahui.
bahwa anak itu bukan anaknja, dan sesudah ajah angkatnja di~
kuburkan, Robertpun telah menghilang."
.,Bagaimana kelakuannja di Amsterdam?"
,Suka pelesir, tapi hatinja baik, boleh dipertjaja. hanja penaik
darah. Djika ia sudah marah, ia tak tahu takut. Dahulu ia disuruh
beladjar dikantor pamannja, supaja ia kelak bisa mendjadi saudagar.
Tapi rupanja ia tidak suka mendjadi saudagar. Kasihan tunangan~
nja anak tiri tuan van Starenwijck, jang sangat berduka tjita
ditinggalkannja."
,Anak tiri tuan van Starenwijck ? Sebenarnja nama nona itu
ialah Digna Tack, bukan ?"
Herman de Wilde bertanja demikian, setelah ia memikirkan
sedjurus: Bosma menjahut :
,.Ja, nona itu benar bernama Digna Tack. Sepeninggal Robert,
ia kawin dengan seorang pegawai Kumpeni jang telah umur, lalu
dibawa oleh suaminja ke Batavia. Tjuma saja tak tahu siapa nama
tuan itu."
Herman ·de Wilde jang mengetahui djuga hal ichwal seorang
&erdadu jang dituduh mentjuri dahulu, mengangguk~anggukkan
kepala lalu berkata seolah~olah pada diri sendiri :
.,Djika demikian, teranglah .ia tidak mentjuri ! Digna Tack
memang bekas tunangannja. Setelah tunangan itu didjumpainja
kembali di Batavia sebagai isteri orang lain ............... "

··. :...
~..,.·-··"-·~·
.. ----------· ==="""""'--""""""F""'==

91

Entah apa pula sebabnja, Herman de Wilde tidak mengetahui, ·


tapi bentjinja kepada Robert bertambah-tanibah. Tapi Robert
sangat dibutuhkannja, djadi rasa bentji itu. ditindisnja.
Maka sambil berpaling kepada Michel Ram, ia berkata pula :
,.Memang itulah orang jang sebaik-baiknja kita pakai buat dja-·
batan ini."
.. Barangkali umurnja masih terlalu muda. Kebidjaksanaari untuk
melakukan pekerdjaan serupa itu mungkin tidak ada pada~ja."
.. Djika ia tidak mengubah fiilnja, binasalah ia. Djika ia pandai
mendjaga diri, tentu ia akan selamat. Sudahlah. Apapun jang.akan
terdjadi atas diri kopral itu, siapakah jang akan menghiraukan ?"

Di Pasuruan Surapati sedang sibuk menjempurnakan pertahanan~


Ia telah tahu bahwa Kumpeni sedang bersedia-sedia hendak menj~- ..
rangnja. Oleh karena itu pendjagaan diperkuatnja, sedang kesegala
pendjuru, terutama kebatas-batas, selalu dikirimkannja patroli untuk
berdjaga-djaga.
Malang bagi Robert, ketika ia masuk daerah Pasuruan, memakai .
pakaian saudagar bangsa Djawa dan mendjindjing sebuah kopor
berisi barang-barang dagangan, patroli jang didjumpainj~ ialah
serombongan anak-anak muda bangsawan, jang dipimpin oleh
Pengantin, putera sulung Surapati.
Ketika berdjumpa dengan patroli itu, Robert sedang duduk her-·
henti melepaskan Ielah dibawah sebatang kaji.l rindang. Dengan
selajang pandang dapatlah Pengantin memastikan bahwa orang
jang sangat pantas pakaiannja itu, bukanlah bangsa Djawa, melain- .
kan adalah orang asing, mungkin seorang peranakan Eropah.
Maka Pengantin dengan kawan-kawannja berhentilah, lalu inen-
dapatkannja. Waktu ditanja, Robert mengaku hendak mendjual
barang-barang perhiasan, sedang maksudnja jang sebenarnja ialah
hendak ke Madura. Ketika ditanjakan bangsa apakah dia, maka·
iapun menjahut, bahwa ia bangsa Djawa. Tapi oleh karena bahasa
Djawanja agak kaku, tambahan rupanjapun tjukup nienjatakan
bahwa ia b~ngsa peranakan, maka Pengantin mengantjam akan
menangkapnja, hila ia tidak hendak mengaku terus terang tentang
92

kebangsaannja. Dalam bertengkar itu, nampaklah bahwa Robert


ada membaw~ pistol jang tergantung pada pinggangnja.
,G4na apa pistol itu ?" demikian Pengantin bertanja .
.,Guna melindungi diri, hila ada orang jang hendak membinasakan
. diriku atau hendak mengganggu. kesenanganku !"
.,Ta~ukah engkau, bahwa engkau ada didalam keradjaan Sura-
pati, dimana segala djiwa ada diperlindungi, ketjuali djika orang
datang kemari dengan maksud djahat ?"
Pangeran Mantjanegara, ipar Pengantin, madju kemuka, lalu
berkata kepada Pengantin :
.. Apakah gunanja kita bertengkar dengan orang ini, jang telah
njata bo~ong dan sedang memperolok-olokkan kita ? Adakah orang
Djawa biasa jang telah kedapatan didjalan membawa-bawa pistol ?
Lebih baik orang ini ditangkap sahadja. Nanti di Pasuruan ia boleh
memberi bukti bahwa ia telah berkata sebenarnja."
.. Serahkan pistolmu itu," kata Pengantin dengan bengis.

,Serahkanlah sendjata apimu ketangan kami r· seru tentara pengawal watas


daerah Surapati.
93

.,Djika engkau hendak menangkap aku, terpaksa aku menurutkan


engkau, karena aku tidak berdaja menghadapi engkau sebanjak
ini. Tapi sendjata ini tidak hendak kuserahkan, meskipun engkau
hendak memintanja dengan paksa. Nanti djika radjamu sendiri
telah memintanja, sukalah aku menjerahkannja. Tapi sendjata ini
tidak hendak kuberikan kepada sembarang orang jang memintanja
didjalan-djalan !"
Mendengar kata .,sembarang orang" itu naiklah darah Pangeran
Mantjanegara. Dengan tidak berbta pandjang, Robert ditangkap~
nJa lalu diketam dalam lingkaran lengannja.
Robert mentjabut pistolnja, dan didalam berebut itu, meletuslah
ia, mengenai Pengantin pada · tangannja.
Seketika djuga anak-anak muda jang lain telah berhamb~ran
menghunus keris. Tapi Raden Pengantin lalu berseru:
,.Hai, kawan-kawan ! Tidak l<;1jak bagi satria membinasakan
orang jang sudah tidak berdaja. Pistolnja sudah tidak berdaja.
Mantjanegara tidak akan melepaskannja. Tangkaplah ia, ikat
tangannja, dan marilah kita membawanja ke Pasuruan, supaj!l
perkaranja dapat diperiksa."
,.Saudara dilukainja !" kata salah seorang pemuda. ,.Dengan
darahnja pula utang itu harus dibajar11ja."
,.Luka jang tidak berarti. hanja mentjabik kulit ! Djika ia her..
utang, masih ada waktu baginja untuk membajar. Marilah kita
membawanja ke Pa.suruan."
Tangkapan itu lalu diikat dan dibawa bersama-sama ke Pasuruan.
Sekalian anak muda menunggang kuda, orang jang ditangkap itu
disuruh mengiringkan dari belakang.
Di Pasuruan iapun dimasukkan kedalam pendjara. Esoknja per-
kara itu hendak disampaikan kepada Surapati:
XIV. ANTARA IBU DENGAN AJAH

Didalam pendjara itu Robert duduk termenung~menung, menge~


nangkan nasibnja jang seburuk itu. Ketika ia meninggalkan negeri
Belanda, memang sudah tak ada sesuatunja didalam kehidupan
jang dipentingkannja lagi. Maksudnja hendak membelakangi negeri
Bdanda, hendak memutuskan segala perhubungan dengan sekalian
orang jang dikenalnja. Ia hendak membuang diri. Djika ia mendjadi
peradjurit pada laskar Kumpeni, maka bukanlah maksudnja hendak
turut menjumbangkan tenaga didalam perdjuangan bangsa Belanda
··! : jang sedarig mentjari tanah djadjahan di Indonesia, tapi jang dipan~
, dangnja hanjalah djalan satu~satunja jang terbuka untuk mening~
galkan negeri Belanda dengan tak usah menjediakan biajanja, dan
tak usah pula memusingkan kepala untuk mentjari bekal hidup.
Didalam ketentaraan Kumpeni ia hendak bekerdja selaku orang
jang telah .,mendjual kepala", tapi sementara itu tentang untung
ruginja atau hidup matinja Kumpeni, tidaklah mendjadi kepentingan
baginja. Sedang tentang hidup matinja dirinja sendiri sudah tidak
dipikirkannja lagi !
Ak;an tetapi. setelah ia berdjumpa kembali dengan Digna, jang
t~lah berkata berharap~harap akan dapat .. menghormati" bekas
tunangannja untuk kemuka, maka dengan sekonjong~konjong
Robert telah kembali pula kepada asal, jaitu kepada orang jang
tahu membedakan antara jang baik dengan jang buruk, orang jang
masih mengandung tjita~tjita didalam hidupnja. Digna telah me~
lahirkan harapan, supaja ia turun kemedan perang sebagai seorang
peradjurit jang akan tahu berkurban guna tanah airnja, jang tahu
menghapus malu tanah air itu. Maka dari saat itu Robert telah
memandang kepada kewadjibannja sebagai peradjurit dari sudut
jang semulia~mulianja.
Ia ~engandung hasrat dan hendak berdjasa kepada tanah airnja,
tanah Belanda. Meskipun ajahnja orang Ojawa, tapi ibu jang
melahirkannja ialah orang Belanda asli, dan oleh karena .itu tak
akan ada seorang jang boleh mei:nbatalkan kebelandaannja itu.
95

Ketika ia melangkah dari kota Semarang, menudju ke Pasuruan


sambil menjaru sebagai seorang saudagar barang~barang perhiasan,
maka amat besar kejakinannja bahwa ia akan dapat menundjukkan
djasa jang besar kepada Kumpeni. Herman de Wilde, pembesar
jang rupanja sangat bentji padanja, kelak tidak akan men:jesal
karena sudah memilih Robert untuk melakukan sesuatu djabatan
jang sepenting itu, jang tidak mungkin akan dilakukan oleh sese~
orang serdadu jang lain sepangkatnja.
Tidak heran djika Robert sangat sedih, karena ia sudah tertang~
leap. sebelum ia mengetahui sesuatu apa. Untuk lari meloloskan
dil'i dari rumah pendjara itu, memang tak ada harapan. Aturan
pendjagaan pada laskar Surapati, demikian pula disiplin jang her~
laku didalam ketentaraan itu, tidak kalah oleh ketentaraan Kumpeni,
djika tidak hendak dikatakan Iebih sempurna.
Robert duduk termenung semalam~malaman hari. Ketika ia diba~
wa oleh dua orang peradjurit jang Iengkap bersendjata keluar
pendjara. lalu diiringkan kcistana Surapati. maka belumlah ia
memitjingkan mat a agak seked jap.
Surapati mendengar dari anak~anaknja, bahwa ada orang luar
jang datang menjelundup sambil membawa sendjata api masuk
kedalam daerahnja. Oleh karena orang itu rupanja adalah bangsa
peranakan, maka Surapati menimbang perlu untuk memeriksa sen~
diri akan hal ichwalnja. Mungkin ia mengandung sesuatu rahasia
jang berhubung dengan maksud-maksud djahat jang ada pada
Kumpeni. Ketika berpandangan dengan tangkapan itu, maka ter~
perandjatlah ia. Anak muda itu bagaikan pinang dibelah dua dengan
anak sulungnja. Raden Pengantin ! Raut mukanja, lakunja meman~
dang tidaklah berbeda dengan putera sulung itu. Hampir bo1eh
dikatakan bahwa orang itu bersaudara kembar dengan Pengantin.
Hanja rambutnja jang agak kekuning~kuningan memberi kemung~
kinan, bahwa ia bangsa peranakan.
Robert sendiri agak ragu~ragu pula ketika berpandangan dengan
Surapati. Waktu masuk melangkah kedalam kamar kantor Surapati,.
ia berlaku seolah~olah hendak berhadapan dengan orang jang masih
biadab, karena meskipun si Untung telah berasa mendjadi radja,
tari ia tetap si Untung. orang Djawa dan budak pelarian pula.

\ ,
..
96

Dengan mengangkat kepala dan berlaku angkuh, masuklah ia


kedalam menghampiri Surapati. Tapi seketika djua iapun sudah
1Jlenundukkan mata, karena berasa tak kuat berpandangan dengan
orang jang sedang memandang kepadanja dengan njata~njata.
seolah~olah hendak menjelidiki sampai kesudut~sudut jang tersem~
bunji didalam hati sanubarinja. Berasalah Robert akan hina diri~ja
sendiri, ketika ia berhadapan dengan orang jang sangat ditakuti
oleh Kumpeni itu.
Tidak heran, demikian Robert berkata dalam hatinja, djika Sura~
pati telah ditakuti. Tidak pula heran djika ia telah dapat meng~
gemparkan dunia Kumpeni, lebih dari dua puluh tahun lamanja.
sampai ia dapat mendirikan suatu keradjaan, jang tidak dapat
dimasuki oleh Kumpeni. Kekuatan jang ada pada orang itu, lahir
dan batin, nampak tergambar pada seluruh tubuhnja. pada segala
gerak~geriknja, pada lakunja memandang.
Robert tinggal menundukkan mata, sampai kepada saat Surapati
mengangkat bitjara, setelah agak lama ia memikir~mikirkan .
. Maka bertanjalah Surapati :
,.Siapa namamu ?"
..Walter."
.. Djadi engkau bangsa Belanda ?"
.. Peranakan."
,.Pekerdjaan ?"
,,Saudagar."
.,Maksudmu kemari ?"
.. Hendak mendjual barang~barang perhiasan."
.,Tidak ada maksud jang lain ?"
,.Tidak."
.. Kenapa .engkau mengaku diri orang Djawa, ketika ditanja oleh
laskarku kemarin ?"
.. Sebab saja tidak memberi hak kepada sembarang orang akan
memeriksa saja didjalan~djalan. Djika mereka tjuriga kepada saja,
tinggal menangkap sahadja."
,.Tapi engkau mengetahui, bahwa jang menanjai engkau itu
iplah pulisi jang sedang meronda."
97

,Bagi saja tidak ada tanda~tanda bahwa mereka itu pulisi. Saja
sangka mereka itu ialah sekawan anak muda jang sedang melan-
tjong menjuka~njukakan hati."
,Engkau melawan sambil mempergunakan pistolmu, hingga salah
seorang kena kautembak."
,Bukan kena saja tembak, tapi kena tertembak. Pistol itu hendak
clirebutnja, lalu meletus."
,Engkau didakwa datang kemari dengan djalan menjelundup,
mungkin engkau mata-mata Kumpeni. Oleh karena itu kami harus
memeriksa engkau pada tubuhmu. Hampirlah !"
Maka Surapati meraba-raba seluruh tubuhnja, lalu merasai ada
barang jang tergantung pada lehernja.
,Apakah ini ?"
,Azimat."
,Keluarkanlah !"
Maka diserahkannja ketangan Surapati sebuah bungkusan ketjil,
<liperbuat dari kain jang terdjait. Sesudah itu Surapati meraba-raba
pula, lalu mengetahui, bahwa ada kertas jang tersimpan didalam
lipatan badju jang didjaitkan. . ..
,Keluarkan kertas itu !"
Perintah itu diturutnja lalu diserahkannja pula beberapa helai
kertas jang penuh ditulis.
Oleh karena tak ada lagi jang kedapatan, sedang kopor itu hanja
berisi barang-barang perhiasan belaka, maka Surapati mulai mem-
buka bungkusan ketjil jang tergantung pada leher tawanan itu.
,Engkau djangan gusar, djika kami terpaksa menjelidiki segala
sesuatunja jang belum terang kepada kami," demikian Surapati
berkata sambil menoreh djahitan bungkusan itu. Jang lebih dahulu
nampak ialah gambar seorang Belanda jang terlukis pada gading.
Laku Surapati demi melihat gambar itu, ialah bagai disambar
petir halilintar. Dari gambar itu melihat · kepada tawanan, dari
tawanan kepada gambar. Nampak pula sebentuk tjintjin jang ~idak
asing pula baginja, dan makin gelaplah rasanja• pemandangan.
Ketika mengeluarkan sekeping uang perak jang hanja tinggal sebe-
lah, maka laku Surapati bagaikan orang jang sangat gugup. Dari
lemari dikeluarkannja sebuah peti perak. Peti itu dibukanja dengan
Robert anak Surapati '1
sebuah ·kuntji jang tergantung pada lehernja. Tidak lama mentjari,
J;Ilaka, dikeluarkannja sekeping uang perak jang bekas dibelah dua
pula.
Kedua uang jang tinggal separo itu diadukannja, maka njatalah.
bahwa kedua belahan itu adalah asal dari pada uang jang satu.
,Njata sekali bahwa uang ini pada mulanja adalah satu, lalu
digunting mendjadi dua. Lihatlah, lihat olehmu !" demikian Surapati
berkata setengah mendjerit kepada tawanan jang melihat segala
bu.atan Surapati itu dengan heran jang tidak berhingga... Kedua
belah mendjadi satu, djika dihubungkan ! Serambut tak ada reng-
gangnja ............ Hai, anak muda, siapakah jang punja barang-
barang ini 7"
.. Saja sendiri jang empunja !"
.. Siapa jang memberikannja kepada engkau ?"
,lbuku jang meninggalkannja untuk saja !"
.. I~umu 1 Ibumu 1 Masih hidupkah ia ? Dimana ia sekarang ?'"
.. Barang~barang ini djatuh ketangan saja, setelah ibu saja dua
puluh tahun kebelakang dikuburkan dilautan raja."
Surapati memegang tangan orang itu bagai hendak diremuknja
dalam genggaman.
,Dapatkah engkau membuktikan dengan djalan lain, bahwa
engkau sendiri jang berhak atas bungkusan ini, dan barang itu tidak
kauterima dari orang lain jang sebenar~benarnja berhak atasnja ?"
· .. Bukti ini tidak ada. Djika tuan tidak pertjaja, apa boleh buat.
Tapi jang saja katakan itu ialah jang sebenarnja."
.. Adakah bukti bahwa ibumu telah meninggal ?"
..Bt.tkti itu adalah termaktub didalam surat jang ada di tangan
tuan itu. Batjalah !"
Surap<;lti membuka lipatan surat itu dengan tergopoh~gopoh.
Maka berkata pulalah ia dengan suara gemetar :
,Benar, tulisannja sendiri !"
Lalu dibatjanjalah .surat itu sampai tamat. Alamat surat itu ia-
lah: .,Kepada Robert, anakku." Dltandai oleh: .. lbumu, Suzane."
Antara sebentar Surapati memperhentikan membatja, lalu terine-
nung.
99

Setamat surat itu dibatjanja, maka mengulurlah tangannja ke~


pada tawanan, dan berkatalah ia dengan suara serak:
,.R0bert, anakku ! Inilah ajahmu !"
Tawanan itu mundur dengan terkedjut, lalu memandang kepada
Surapati dengan ragu-ragu .
.. Robert! Anakku! Tak usah engkau membuktikan lagi, bahwa
engkau jang berhak atas barang-barang ini. karena engkau sung~
guh-sungguh anak Suzane, anakku! Rupamu tidak berbeda dengan
rupa Pengantin, adikmu, dan kata orang ajah dan Pengantin adalah
bagaikan pinang dibelah dua ............ Mengapa engkau mundur,
Robert? Tidakkah engkau gembira bertemu dengan ajahmu ?"
.. Nama ajah saja ialah Si Untung," kata orang itu dengan
dingin. _,
.. Si Untung namaku sebagai budak, nama itu telah diganti men~
djadi Surapati oleh Sultan Tjirebon, lalu diganti pula oleh Sunan
Mataram almarhum dengan nama Tumenggung Wironegoro.
Pasuruan ini adalah mendjadi daerah pemerintahanku."
Oleh karena tawanan itu memandang dengan laku jang ragu~
ragu, maka bertanjalah Surapati dengan agak ketjewa :
.. Tidakkah engkau pertjaja pada ajahmu sendiri ?"
.. Pertjaja !" sahut Robert dengan muka putjat serta bibir ge-
metar. ..Hanja ............ " Maka menangislah ia tersedu-sedu.
Setapak ia tidak hendak melangkah menghampiri ajahnja .
.. Hanja apa ?"
Robert mengangkat kepalanja. Air matanja telah surut. Ia her,.
diri tegak dimuka ajahnja arah menentang. Maka berkatalah ia
dengan suara serak, sebagai orang jang hampir tak kuat menahan
nafsu:
.. Saja ingat akan ibu saja, jang telah berpindah kenegeri kekal.
Il;>u saja telah meninggal dalam sengsara, mati merindukan laki~
laki jang telah mendjerumuskannja kedalam letjah kubangan. Di~
siksa oleh ajahnja jang tak kuat menahan malu. Didalam men~ng~
gung aib dan kesukaran, ibu saja telah melepaskan njawa~ Masih
ia merasa bimbang atas laki-laki jang ditinggalkannja, dan dinan-
tikunnja pula dari hari-kehari, dari pekan-kepekan, dari bulan..
kebulan, dan dari tahun-ketahun ! .. .. .. .. .. .. Sekarang, laki-1aki
100

itu adalah berdiri dihadapan saja, didalam segala megah serta


kebesarannja! Sebagai seorang radja jang berkuasa besar, jang
ditakuti orang diseluruh pulau Djawa. Ah, ibuku, sungguh kedjam
dunia ini) Akan dapatkah hati saja terikat kepada tuan, meskipun
benar tuan ajah saja ?"
Maka Robert menutup mukanja dengan kedua belah tangan,
menangis menghisak-hisak, sambil berkata pula setengah mendjerit:
.. Patutlah ibu mengharap-harap, supaja surat-surat ini djangan-
lah sampai hendaknja ketangan saja. Artinja, ibu mengharap
supaja saja akan menurutkan ibu kenegeri jang kekal. sebeluin
umur saja genap dua puluh satu tahun. Sebelum saja tahu akan
rahasia sedjarah hidup saja ! Beginilah pahitnja hidup, djika orang
dilahirkan didalam keadaan serupa itu. Ibu I Ibuku I Tahukah ibu,
apakah hasil pe11gorbanan ibu jang ibu lakukan? Benar ! Jang laki-
laki tidak akan rugi! kerugian itu semata-mata ada dipihak
perempuan !"
Surapati mendjadi gusar. Sekali-kali ia tidak menjangka, bahwa
anaknja sendiri .akan turut menghukumnja, karena ia telah hidup
bertjinta-tjintaan dengan Suzane, orang Belanda ! Dari pihak
ajah Suzane, dari pihak seluruh bangsa Belanda jang mengetahui,
iq sudah merasa perhinaan atas perbuatannja itu. Mula-mula
S1:1zane · jang mengeluarkan kata-kata umpatan itu, dan sekarang
anaknja. Anak Surapati sendiri, darah dagingnja I Maka dikepal-
kannja tindjunja, lalu diatjungkannja, sembil berkata dengan
kexas:
.. Rpbert, djika aku sekarang tidak bersama-sama dengan ibumu,
ialiiih karena kekedjaman ajahnja djuga. Sedangkan ibumu sendiri
telah mentjeraikan dirinja, karena aku pada pendapat ibumu tidak
sederadjat <;lengan dia ! Segala kata umpatart hanja tersedia un-
tJJ,kku sendiri sahadja. Semua orang Belanda mengumpat ! Ibumu
m~ngum.p<J:t! Dan sekarang engkau pula I"
. , Robe.t:t tinggal dingin, memandang pada Surapati dengan tidak
· qe;11dak ber~a,ta-kata,
Sur(lpati termen~mg sedjurus. Hatinja makin panas melihat laku
pt;~;angai anaknja jang tidak sekali hendak mengaku ajah kepada-
nja :itu •.
101

Maka berkatalah ia dengan masjgul :


,,Rupanja engkau sangat terkedjut, karena jang sekali~kali tidak
disangka telah terdjadi. Oleh karena itti engkau tidak hendak
kupaksa buat mengakui aku sebagai ajahmu ! Baiklah engkau
meinikir--mikirkan dahulu seha~i dua hari !"
Maka Surapati memalu sebuah tjanang perak, laiu· masuklah
seorang peradjurit kedalam kamar .
.. Panggil Wirodimedjo, kapala pasukan !" kata Surapati.
Setelah kepala pasukan itu masuk, maka Surapati memberi
perintah menjiapkan dua puluh orang peradjurit jang harus me,.;
ngantarkan .Robert ke Kediri, ketempat kediaman bupati Wirajuda..
Kepada sahabatnja itu ia berpesan, supaja Robert dipelihara di"
kabupaten, sebagai seorang tamu jang istimewa. Tidak ditjeritakan
oiehnja siapa Robert itu dan dilarang pula Wirajuda buat mena-
njakan sesuatunja. Hanja Surapati berkata, bahwa sebentar lagi
ia akan datang ke Kediri menemui tamu itu. Maka kepada Robert
ia berkata:
.. Turutkan mereka itu ke Kediri. Disitu tak usah ka1:1tjeriterakan
siapa engkau. Djika engkau sudah memikirkan dalam~dalam, nanti
aku datang ke Kediri menemui engkau !"

Setelah ajahnja datang mentjarinja ke Kediri, dikabupaten Wira~


juda, sikap Robert kepada ajah itu belum hendak berubah.
Dengan tenang. malah agak menentang, ia memandang pada
ajahnja. selaku seorang tawanan jang sedang berhadapan dengan
pihak jang berkuasa, jang telah menangkapnja, sedang ia tidak
berdaja lagi buat melepaskan diri ..
Lama benar Surapati memandang pada wadjah anaknja, seolah~
olah hendak diselidikinja sampai kesudut~sudut djantungnja. Tapi
anak itu tinggal dingin. Djika ajahnja memandang agak lama, maka
iapun mengangkat kepala, seolah~olah hendak berkata :
.. Perbuatlah sekehendak hatimu, sebab engkau berkuasa !"
Maka berkatalah Surapati :
.. Tjeriterakanlah dahulu kisah kehidupanmu dan kehidupan ibumu
kepadaku !"
102

.,Kisah kehidupan ibu saja hanja saja ketahui sebanjak jang


tertiilis didalam surat itu. Ketika saja dibawanja bersama-sama naik
kapal. hendak meninggalkan negeri ini, ............ dibuang laksana
sampah dari masjarakat, dimuntahkan ............... "
.,Sampailah !" kata Surapati dengan bengis, sambil mengerutkan
kulit kening dan membelalakkan mata . .,Djika engkau nanti masih
mengandung hasrat hendak memuntahkan empedumu, setelah
engkau mengetahui seluk beluknja perkara antara ibumu dengan
ajahmu, masih ada waktu berpandjang-pandjang. Buat sekarang
aku hanja hendak mengetahui tentang sedjarah hidupmu !"
Robert agak terkedjut melihat laku ajahnja jang tidak disangka-
sangkanja itu. Njata ia tak kuat bertentangan dengan mata ajahnja
jang bagai hendak memantjarkan api. Maka tunduklah ia, lalu
berkata dengan agak segan-segan :
· .,Sebagai saja telah katakan, tentang kehidupan ibu saja, tidak
banjak jang saja ketahui. Dari mulai saja ingat sampai kepada
dewasa, jaitu sampai berumur duapuluh satu, adalah saja me-
njangka, bahwa saja ialah Robert van Reijn, anak mandja jang
seorang-orangnja dari Machteld van Reijn, seorang hartawan di
Amsterdam. Dari surat ibu dapatlah dibatja, bahwa saja dipungut
oleh orang itu, setelah djenazah ibu dipertjajakan kedasar
!aut! ............... Setelah ajah dan ibu angkat saja mati, tahulah
saja, bahwa saja orang terbuang-buang, sedang harta dan uang
peninggalan tuan van Reijn, ialah milik orang lain ! Maka njahlah
saja dari Amsterdam, lalu dihanjutkan oleh peruntungan ke-
negeri ini.
Saja sampai kemari dengan djalan mendjual kepala! Pada waktu
irii pangkat saja ialah .,kopral sementara" pada balatentara Kum-
peni. Artinja, djika tidak mentjukupi, sewaktu-waktu boleh diturun-
kan kembali mendjadi serdadu biasa .
.,Kopral ? Tidakkah engkau disekolahkan oleh ajah angkatmu
setjara patutnja dan setjara jang berpadanan dengan kehidupannja
sebagai orang hartawan ?"
.. Sekolah saja sampai tjukup! Tidak semua orang-orang Kumpeni
dapat mentjapai sekolah itu. Tapi meskipun demikian, dinegeri ini
mereka telah mendapat kedudukan jang patut !"
103

,.Sebab apa ?"


Robert memperlihatkan punggung tangannja, lalu berkata agak
mengedjek:
.. Sebab kulit ini berwarna ! Orang lain datang kemari dengan
membawa modal dan surat~surat pudjian dari orang~orang ternama,
setelah tawar~menawar dengan pimpinan Kumpeni tentang djabatan
jang hendak dipangkunja disini. Tapi saja sendiri tida~ behtang
sesen djua, tidak membawa surat pudjian, tidak tentu asal ketu-
runan ! Saja terpaksa ,.mendjual kepala" sebagai serdadu biasa,
dibawa hanjut oleh untung jang malang !"

Tidak adakah sehelai rambut jang bergetar tali kekeiuargaan cialam · dadamu .
diantara kita ? tanja Surapati. ·
104

Surapati berkata pula dengan bengis :


.,Aku tahu apa maksudmu datang kemari. Te1ah lebih dari dua
puluh tahun lamanja aku menghadapi persengketaan dengan
Kumpeni. Aku tak akan dapat ditipu diperdajakan. Terus terang
engkati berkata, engkau disuruh· kemari buat memata·matai
Surapati !"
;,Sebenarnjalah itu !" sahut Robert dengan mengangkat kepala.
,Oleh karena saja telah mendjadi tawanan tuan, tak ada gunanja
bagi saja buat membungkus.bungkus lagi. Sekarang tuan dapat
berlaku atas diri saja sekehendak hati tuan !"
Djantung Surapati berasa ditikam oleh sendjata tadjam, men·
dengarkan kata ,,tuan" jang berulang.ulang diutjapkan oleh anaknja
itu. Dengan tadjani ia 'berkata:
~:fidakkah ada serambut"tali kekeluargaan jang menggetar dalam
,kalbumu 7"
, , _Robert rilenundukkan kepala, tidak kundjung menjahut.
· · Meskipun air mukanja tidak keruh lagi, tapi djelas benar bahwa
rundingan itu tidak berkenan pada hatinja. Surapati bertanja pula·:
..; ~.Engkau tinggal berdiam diri ?" .
. ~.Sangat sulit buat saja ·hendak menerangkannja", demikian ia
:nlenjahut dengan segan·segan, sedang air mukanja mendjadi ·
keiuh' pula.
;,Tjurahkan kata hatimu ! Supaja tentu djalan jang hendak
kuturut I" .
..Tuan !" kata Robert sambil memp~rbaiki duduknja. ,Jang
'hendak saja uraikan ini, ialah kata hati, oleh karena itu hendaklah
tuan suka men,erimanja dengan timbangan jang sama tengah, dan
hen~klah tuan sukct pula menempatkan diri tuan ditempat diri saja.
Mtilai 'dari saat saja membuka mata, sampai kepada saat terbukanja
tabir jang melindungi sedjarah kelahiran saja, jaitu tidak kurang
dari dua puluh tahun lamanja, maka adalah saja hidup dengan
kejaki'nan bahwa saja orang Belanda. Orang tua angkat jang
disangka ibu bapak kandung, pergaulan saja, pendidikan saja,
tunarigan saja, semua orang Belanda. Hanja kulit saja sahadja
jari.g·senanti~sa mendj<!.di pertanjaan bagi sekalian orang jang tidak
mengetahui hal ichwalnja kelahiran saja. Tapi ·sekalian sahabat
105
v
dan kenalan mengenali saja sebagai Robert van Reijn, anakseorang
Belanda jang t~rnama dikota Amsterdam. Oleh karena Kumpeni
hidup bersengketa dengan orang Bumipi.ttera, maka tak usah heran·,
hila nama orang Bumiputera sangat buruk disebutnja didalam per~
gaulan orang Belanda. Dan setjara huk~m alam, mau tak ~au
sajapun turut bentji kepada bangsa itu, meskipun belum pernah
saja bertemu dengan mereka, apa lagi dirugikan atau diperdajakan
oleh bangsa itu.
Sesampai saja kemari, dibawa hanjut oleh aliran nasib 'jang
malang, adalah saja membubuh sumpah, bahwa saja akan seti'a
kepada Kumpeni dan akan memandang musuh Kumpeni sebagai
musuh saja sendiri. Sebenarnja sumpah itu tidak berguna, sebab
sebagai orang Belanda, jang berutang budi pula kepada orang
Belanda itu, adalah mendjadi kewadjiban saja buat membela kepen~
tingan negeri Belanda, negeri saja sendiri.
Dari pimpinan tentara Kumpeni saja mendapat perintah akan
turut menjertai ichtiar hendak menghantjurkan kekuasaan Surapati,
karena Surapati itu dipandang sebagai seorang musuh jang sebesar~
besarnja bagi Kumpenidan kepada seorang sahabat baik saja telah
berdjandji, akan membalas sakit hatinja 'terhadap Si Unt:ung, karena
budak belian itu telah membunuh ajahnja."
.. Siapakah ajah sahabatmu jang telah kami bunuh itu ?"
.. Kapten Tack, dua puluh tahun kebelakang !"
Darah Surapati makin naik. Dua puluh tahun pula lamanja ia
merindukan anaknja jang sulung. Sekarang berdjumpalah ia dengan
dia, tapi dalam keadaan jang tidak disangka~sangka. Kapten Tack
itu gugur didalam pertempuran, waktu ia bertindak hendak menang~
kap Surapati. Tapi meskipun: demikian, anak kandung Surapati
itu masih memilih pihak penjerang ! Da;n anak itu telah berterang~ .
terang pula memutuskan segala tali kekeluargaan dengan ajahnja I
Tapi sebelum mengambil sesuatu keputusan, Surapati mentjoba
menanjakan lagi. Lalu berkatalah ia :
.. Sekali lagi, tidakkah ada sesuatu suara dalam kalbumu, tidakkah
menggetar tali sukma pada rangkaian djantungmu, jang berseru .
memanggil ajah jang mendjadikan engkau ?"
106

,Mungkin ada, tapi jang terdengar oleh saja hanjalah ratap


tangis ibuku sadja! Mungkin karena asuhan Belanda jang saja
telah terima, mungkfn djuga karena ibu saja ada bertempat pada
pihak jang dirugikan. Tuim maklum, didalam suasana jang sedang
berlaku' pada dewasa ini. sedang bang sa Belanda dan ban gsa Djawa
btinuh membun~h. amat sulit bagi saja akan menumpang pada dua
perahu. Tiap~tiap orang akan terpaksa memilih pihak, dan saja telah
memilih pihak orang Belanda, mungkin karena panggilan darah.
Djadi tidak mungkin buat saja akan hidup sebagai anak Surapati."
.,Tjukup !" kata Surapati sambil bangkit dari kursinja, lalu
mundar~mandir didalam kamar ... Engkau akan tinggal disini sebagai
tawanan !"
La1u ia memanggil seorang pengawal dan memerintahkan :
,,Bawa kem):>ali orang ini kekamarnja !"

. Dikabupaten Wirajuda, Robert diperlakukan sebagai orang


tawanan' jang istimewa. Meskipun ia ada mempunjai kemerdekaan
jang bergerak terbatas da:n boleh meninggal-ninggalkan kamarnja,
tapi iapun tidak hendak keluar kamar itu, djika tak ada perlunja.
Djika ia tidak ditanjai •. sepatah katapun tidak terhambur dari mulut~
nja. Lakunja sangat angkuh.
Bupati Wirajuda tidak mendengar hal ichwal Robert dari mulut
Surapati. Tapi meskipun demikian, jakinlah ia bahwa tawanan itu
ialah anak Suzane. Hanja dari pihaknja, iapun tidak hendak her~
tanja ber~iasat pula.
XV. AKU ORANG BELANDA
~

Selama dalam tahanan dikabupaten Kediri itu, Robert tidak luput


dari pada diumbang~ambingkan oleh persabungan sukma, jang
timbul didalam kalbunja. Ia insaf bahwa ia sedang menghadapi
dua rupa soal. jang senantiasa timbul didalam kehidupan manusia,
jaitu perhitungan dan sentimen. Dari perhitungan adalah ia mem-
peroleh djumlahan, jang semata~mata hanja hendak memberi
keuntungan sahadja kepadanja. Tapi sentimen menetapkan enggan
hatinja jang tidak berhingga buat mendjadi orang Ojawa untuk
kemuka, membuang kebangsaan Belanda, jang teraku ada diting-
katan atas didalam pergaulan hidup sedunia, djauh diatas deradjat
segala bangsa kulit berwarna.
Tidak! Meskipun ia hendak lebur binasa, tapi ia tidak.hendak·
berchianat kepada bangsanja sendiri, bangsa Belanda.
Sementara itu segala persiapan untuk menjambut kedatangan
musuh, sedang disempurnakan di Pasuruan dengan seksama, Sura•
pati tidak berhenti~henti mengelilingi tempat~tempat pertahanan
dibatas-batas daerahnja jang mungkin diserbtl musuh. Hatinja puas
ata~ segala sesuatu jang berhubung dengan segala pertahanan itu.
Jang menggelisahkannja hanjalah hal ichwal anak sulungnja, si
Robert. Sangat besar bahajanja bagi Pasuruan, hila masih. ada
mata-mata musuh didalamnja, ketika tentara Belanda memasuki
daerah itu. Didalam hal jang serupa itu, segala mata-m.ata jang
ada dalam tahanan, haruslah dibunuh. Robert masih tetap pada
pendiriannja, ia masih belum hendak menjatukan diri dengan ajah-
nja. Djadi bagi Surapati tak ada djalan lain jang dapat ditempuh,
luar dari pada membunuh anaknja itu.
Maka dapatlah dikira~kira betapa besar kebimbangan ha.tinja.
dalam ia menghadapi soal jang sesulit itu.
Sebagai biasa, Surapati membawa isterinja berunding. djika ia
berdiri dipersimpangan djalan.
lsterinja, Raden Gusik Nerangkusumah, sangat terkedjut men- ·~
dengarkan ada kemungkinan jang menjuruh suaniinja membunuh
108

anak sendiri. Maka atas desakannja, Surapati memberi izi.n supaja


ia men.jtoba~tjoba menaklukkan hati Robert.
Maka pergilah ia ·mendapatkan anak tirinja kedalam kamar
tempat .Robert ditahan, lalu berkatalah ia :
..Robert ! Beri izinlah ibu berhadapan dengan engkau, setjara
seorang ibti menghadap anaknja. Rupamu dengan Pengantin adalah
bagai pinang dibelah dua, djadi bagi ibu tidak berapa susahnja
buat memandang engkau sebagai anak sendiri !" ·
Robert mendengarkan kata.:.kata jang keluar dengan manis dan
ramah..tamah itu dengan laku jang agak heran. Ia memandang
kepada Raden Gusik seolah~olah hendak bertanja, ·apakah maksud~
rija, maka budi bahasanja semanis itu? Rasa tjemburuan tergambar
djelas pada mukanja;ketika ia bertanja:
· ;,Apakah maksud gusti, maka gusti mentjari saja ketempat ini ?
Nama saja ialah Walter !"
Raden· Gusik tidak hendak mengindahkan sikap Robert jang
menampik itu. Budi bahasanja tinggal manis, ketika ia berkata pula :
.,Robert ! lnsaflah akan dirimu. Ajahmu mengandung tjita~tjita
hendak menjambut kedatanganmu sebagai kedatangan puteranja
jang sulung; lngin benar hatinja hendak mengasuh engkau, agar
pimpinan keradjaan ini kelak dapat diserahkannja ketanganmu,
sebab engkaulah putera sulungnja. lbu jakin, bah:wajengantin tidak
nanti berkeberatan atas perubahan jang kelak akan timbul pada ·
kedudukannja. Dan pertjajatah engkau, bahwa ibumu akan mene~
·rima perubahan itu dengan segala tulus dan ichlas hati. Maksud
ajahmti hendak mengangkat engkau mendjadi panglima perang,
· menghadapi peperangan jang akan petjah sebentar lagi. Ketiga
adikmu akan mendjadi adjidan padamu."
Robert. mendengarkan uraian itu dengan gelisah. Perdjuangan
antara sentimen dengan perhitungan timbul pula didalam kalbunja.
Maka pada saat itu gembiralah hatinja, bagaikan gelap rasa peman~
dangan, karena tak kuat menahan nafsu. Bermimpikah ia ? Dari
tingkatan kopral ia akan dinaikkan mendjadi panglima perang jang
akan menguasai seluruh tentara Surapati! Dan ia akan disuruh
pula mempertahankan suatu keradjaan jang dihari kemudian akan
d~sera~Jsan .ketangannja buat diperintah !
109

Lama benar ia bermenung memikir~mikirkan hal itu. Air muka


jang keruh berangsur~angsur mendjadi djernih. Bahkan membajang-
lah rasa harap-harapan pada wadjahnja, sedang bibirnja· menjeri-·
ngai memperlihatkan senjum. Lalu bangkitlah ia dari kursi dan
berdjalan mundar-mandir sepenuh kamar.
Raden Gusik membiarkannja. Tahulah ia bahwa Robert sedan:g
melakukan perdjuangan didalam kalbunja, sedang menempatkan
dirinja pada kedudukan jang didjandjikan itu. Ia akan berperang,·
memimpin laskar Surapati jang masjhur namanja itu. Laskar .itu
akan mempertahankan keradjaan dari pada serangan musuh.
Robert tiba-tiba bertanja :
,Djadi kehendak Surapati, haruslah saja memimpin laskarnja,· ·
melawan laskar Belanda, bangsa saja sendiri 7"
. ,Bangsamu sendiri ? Engkau keliru, Robert ! Bangsamu iaJah
bangsa ajahmu, bangsa Djawa !"
Robert tidak menjahut. Ia meneruskan berdjalan mundar-mandir
didalam kamar, makin tjepat dari semula. Maka Raden Gusik.
berkata pula : · .
,Tempatmu ialah disamping ajahmu, Robert l Dimuka rakjatmu I
Adakah pekerdjaan jang lebih mulia dari pada jang .disediakan
untukmu 7 Dihal!i kemudian engkau akan memerintah keradjaan ini,
engkau akan disuruh menjentausakan rakjat, mengekalkan kemer-
dekaan penuh, f;,mg telah dapat dipertahankan oleh keradjaan i~i
dari pengaruh bang sa asing ! Apakah lagi jang engkau pikirkan ?' ...
Robert berhenti berdjalan, lalu berpaling. kepada Raden Gusik
selaku orang jang telah hilang kesabaran. Maka berkatalah ia ·
dengan bernafsu :
,Jang saja pikirkan ialah, betapa djadinja, djika saja berchianat
terhadap bangsaku, terhadap benderaku I Ojika saja melanggar
sumpah jang telah saja lahirkan! Dapatkah saja menj.entausakan·
hidup rakjat jang tidak saja kenai? Jang tidak menarik hati saja 1
Bukan saja bentji kepada bangsa ini, tapi saja, saja, dia, dia I
Mustahil kebatinan kami akan clapat ter.padu mendjadi satu I"
Raden Gusil( mulai merasa ketjewa, lalu bertanja :
110

,Apakah negeri jang kausangka tanah airmu itu, telah herbuat


djasa atas dirimu ? Hanja pangkat kopral jang mereka berikan
kepadamu, meskipun ilmu pengetahuanmu tidak kelindungan dari
pada ilmu pengetahuan orang-orang Belanda jang berpangkat
tinggi. Sebab kulitmu berwarna! Lihatlah keadaan ajahmu sendiri.
Selama hidup ditangan orang Belanda, jaitu sampai ia mendjadi
balig, maka pangkat jang diberikan kepada ajahmu, hanjalah
pang kat . ; .. .. .. .. .. budak ! Sudahlah, Robert, putuskanlah segala
perhubungan dengan mereka itu. Gantilah pakaian kopralmu dengan
pakaian kebesaran jang ditentukan untuk panglima perang. Segera-
·lah menghunus pedang, menegakkan keadilan! Kembalilah engkau
mendjadi orang Djawa jang berkewadjiban mengusir segala orang
asing jang hendak menguasainja, hendak mentjiptakan mendjadi
budak belian. Hari esok ajahmu hendak ke Bangil, menantikan
musuh jang hendak datang menjerang keradjaan ini !"
Robert tinggal terpaku pada lantai. Hebatnja persabungan jang
timbul dalam kalbunja, sudah tak dapat hendak dikira-kira. Riang
· g.e!Jlhira rasa hatinja, hila dipikirkannja bahwa ia akan mendjadi
· orang besar, memimpin ratusan ribu rakjat jang menjerahkan nasib
mereka kedalam tangannja. Ia akan dapat kesempatan buat menjen-
tausakan kehidupan rakjat diseluruh keradjaan dan akan berkuasa
pulalah ia kelak menghitam-putihkan daerah pemerintahan itu !
,Ropert, segeralah engkau mengambil keputusan, sebab kudengar ·
ajahmu telah pulang dan kita tak banjak waktu !" Demikian kata
·Raden Gusik setengah membudjuk.
Bihir Robert gemetar seolah-olah hendak mengeluarkan kata-kata,
tapi mulutnJa tinggal tertutup. Raden Gusik berkata pula :
,Robert I Musuh telah dekat, kita tak ada waktu lagi ! Bangil
menantikan pemimpin jang hendak meinpertahankannja !"
,Musuh !" kata Robert dengan suara Iemah lembut sambil menge-
_.Iuh. Maka terbajanglah serdadu-serdadu Belanda dalam peman-
dangannja, berpakaian kuning dan merah, nampak olehnja bendera
Belanda sedang berkibar, terdengar oleh telinganja suara opsir
memberi ~omando, terdengar pula olehnja lagu Wilhelmus .jang
mengobarkan semangat seluruh tentara, terdengar letusan senapan,
.nampak serdadu 'Belanda menjerbu, menjerang tentara Surapati,
111

sedang tentara jang diserang itu adalah dikepalai olehnja, sebagai


panglima perang ...... Nampak olehnja tentara Belanda gugur, sisa~
nja mundur lalu pulang ke Djakarta. Dan jang dikatakan orang di
Djakarta itu umpama sampai pula kepada telinganja, Kata orang
di Djakarta: Dalam peperangan ini seharusnja kita jang menang,
djika si keparat jang tadinja dipertjaja itu tidak berchianat, tid~k
pindah kekalangan musuh ! Ia ingat akan djandjinja ~epada
tunangannja, Digna Tack. Ia telah berdjandji akan menuntut balas
akan kematian ajahnja di Kartasura, dua pu!uh tahun kebelakang.
Semua itu umpama dilihat dan didengarnja, seolah~olah terdj~di
dengan sesungguhnja. Maka berkatalah ia dengan suara serak:
,Tidak! Saja tak dapat, tak mau berchianat kepada b~mgsaku
sendiri ! Biarlah saja hantjur luluh, tapi mendjadi pengchianat saja
tak mau ! Saja orang Belanda, bukan orang Djawa !"
,ltukah keputusan katamu, Robert ?"
,Kata keputusan !" kata Robert dengan pendek. ,Keluarlah dari
kamar ini !"
,Apa boleh buat !" kata Raden Gusik. ,Engkau umpama memun~
tahkan lemak, karena engkau gila bangsa. Ajahmu telah memberi
kesempatan kepadamu untuk mendjadi orang besar jang akan boleh
melaksanakan tjita~tjita jang tinggi. Tapi imdjurannja itu kautam~
pik. Engkau berpihak kepada suatu bangsa jang sudah memperhina~
kan engkau, sambil engkau membelakangi ajahmu jang hendak
memaklumkan keseluruh dunia, bahwa engkau putera mahkotanja !
Engkau lebih suka mendjadi budak orang lain dari pada memimpin
laskarmu sendiri didalam peperangan jang hendak menegakk~
keadilan, guna tanah air dan bangsamu sendiri ! Sudah ! Sampai
tjukup ibu berichtiar, hanja Tuhan jang berkuasa atas n~sih
machlukNja !"
Maka keluarlah Raden Gusik, mendapatkan suaminja jang baharu
masuk kedalam kamar kantornja.
Maka berkatalah ia kepada suaminja : ,~.
,Sia~sia, kanda. Tak ada bitjara jang hendak diterimanja. Ia
tetap pada pendiriannja !"
,Sudah ada kejakinan dihati kanda bahwa ia tak suka mendjadi
keluarga kita. Terima kasih atas usaha dan kemuliaan hati adinda !" .
.

·_::.··
112

,Hanja satu permintaan adinda. Robert tidak boleh dibunuh.


Djika perang telah selesai, hendaklah ia dimerdekakan meninggal~
kan keradjaan ini."
,Berilah kesempatan kanda memikirkannja, adinda !"
Lalu Surapati memalu tjanang dan berkata kepada pengawal
, jang masuk :
,Panggil Wirodimedjo !"
Kepada kepala pasukan jang dipanggil itu ia memerintahkan :
,Mata~mata Belanda jang ditahan itu, antarkan kedalam pen~ •
djara! Djaga baik~baik, djangan ia dapat lari !"
XVI. PERTJERAIAN DENGAN AJAH

Tentara Kumpeni telah menjerbu kedaerah Surapati, lalu menge-


rahkan segala kekuatannja buat merebut benteng Bangil. Didalam
pertempuran sengit, Surapati mendapat luka parah pada lambung-
nja, lalu dibawa dengan tandu kedesa Randa Telu, jang tidak djauh
letaknja dari Bangil. Setelah tentara Belanda mengundurkan diri,
kembali ke Surabaja, baharulah Surapati diangkut orang -keistananja
di Pasuruan.
Maka iapun memerintahkan supaja Robert dikeluarkan dari pen-
djara, dan dibawa kekeraton. Kepada isterinja ia berkata:
,Permintaan adinda ·ten tang Si Robert kanda kabulkan. Djika
ia tidak hendak mendjadi satu dengan kita, biarlah ia membawa
peruntungannja kemana jang dikehendakinja." ·
Robert masuk sambil menundukkan kepala. Maka iapun duduk
dimulca tempat tidur Surapati sambil menantikan titah. Surapati
sadar dari pingsannja, lalu berkata dengan suara sajup-sajup
sampai:
,Robert ! Oleh karena pertemuan kita ialah
, buat penghabisan
kali, sekali lagi aku hendak bertanja : Sukakah engkau tinggal
disini, menerusk'an pekerdjaan ajahmu ?"
Robert tidak menjahut, melainkan menangis menghisak-hisak.
Sementara itu Raden Surodilogo, putera bungsu, masuk kedalam.
Maka Surapati pun· b.erkata pula dengan sesak napas.
,.Robert ! W aktu tak ada Iagi ! Djawab, sukakah engkau tinggal
di Pasuruan ? Djawablah agar ajah dapat menutup mata dengan.
selesai !"
Robert memandang berkeliling, bagai orang jang sangat bimbang,
tak tentu jang hendak dikatakannja. ·
Maka berkatalah .Raden Gusik:
,Robert! Jang dikehendaki oleh ajahmu tadi, jaitu pasal mene~
rima engkau sebagai keluarga karib didalam keraton ini, apalah
ibu djundjung sebagai suatu amanat jang sutji dari djundjungan
kita jang hendak meninggalkan kita semua. Dengan seichlas-ichlas .
Robert anak Surapati 8
114

. hati, sukalah ibu menggantikan tempat ibumu jang telah berpulang.


Ketiga adik~adikmu pastilah akan bersuka tjita menjambut keda~
tangan engkau sebagai saudara tuanja ketengah~tengah pergaulan
mereka, guna mendjadi rekan bersenda~gurau, guna mendjadi
kawan seperdjuangan dalam mempertahankan hak keradjaan
ajahmu ini !"
. Raden Pengantin tampil kemuka, lalu berkata :
,Robert! Meskipun kita belum berkenalan baik, tapi pada keja~
kinanku mungkin kita akan mendjadi sahabat baik, hila kita telah
bergaul. Dengan segala senang hati aku akan menerima engkau
sebagai kakakku jang tertua, dan sekiranja ajah telah menentukan
sesuatu hak untuk aku, karena dari semula akulah jang dipandang
putera sulung, tapi demi Allah, Robert, disaksikan pula oleh ajah
kita ini, mulai dari hari ini sukalah aku memindahkan hak itu
ketangan engkau, asal engkau suka tinggal disini !"
Surapati membuka mata sambil mengusap dada. Maka berkatalah
ia dengan suara lemah :"
.. Alhamdulillah, Pengantin! Anak ajah ! Tuhan djuga jang akan
membalas budimu jang sebaik semurni i~u !"
Robert mendjadi gelisah. Maka tegak berdirilah ia, lalu berkata
denga_n suara gemetar :
,Saja mengutjapkan terima kasih atas kebaikan ajah itu, dan
djuga atas kebaikan ratu Gusik dan Pengantin. Tapi apa boleh
buat! Kebaikan itu tidak dapat saja terima. Saja tak dapat, saja
tak mau berchianat kepada bangsaku, bangsa Belanda! Saja telah
bersumpah akan setia kepada mereka, kepada bendera Belanda !
Saja tak dapat berkelahi dengan saudara~saudaraku, anak~anak
dari bendera jang satu ! Suruhlah saja berlaku sesuatunja
jang lain, tapi djanganlah saja disuruh berbuat chianat kepada
bangsa dan tanah air Belanda jang telah kupandang sebagai bangsa
dan tanah airku !"
Surapati termenung sedjurus, Ialu berkata dengan suara tetap :
.. Tuhan telah mentakdirkan serupa ini! Tahu benarlah aku bahwa
aku 'telah tersesat, ketika aku mengawini ibumu diluar izin orang
tuanja. Inilah akibatnja ! Apa boleh buat ! Kita terima .hal ini setjara
115

adanja ............ Sekali lagi aku hendak menerangkan kepad·amu.


Tanah Djawa :i:alah tanah air ajahmu! Tersesat benar engkau, djika:.
·engkau berpenrdapat bahwa engkau warga negara Belanda. Tapf
apa lboleh huat l . . . . .. . .. .. . . . . Ojika engkau belum hendak insa£,.
muilah-mudalhan keturunanmu kelak akan insaf djua, bahwa tanah:.
air mereka ialah tanah Djawa, bangsa mereka ialah bangsa Djawa ..
Sedang me-reka berkewadjiban lahir dan batin mempertahankaD!
hak-hak bangsa dan tanah airnja itu dari segala ichtiar orang asing
j.ang hend.ak merampasnja .................. "
Lebih dari itu Surapati tak dapat berkata-kata lagi karena ia
djatuh pingsan. Lama-kelamaan matanja dibukanja pula, lalu her~
kata dengan suara lemah-lembut :
.. Pengantin l Sesudah ajah dikuburkan, antarkanlah Robet-t
sampai kebatas daerah Belanda. Sekalian barang-barangnja jang
ada pada ajah, jaitu berupa surat-surat, sebentuk tjintjin, sebuah.
gambar, sebelah uang logam dan sebuah pistol. kembalikanlah
ketangannja !"
Maka berpalinglah matanja kepada Robert. Sambi! mengatjukan
tangan, iapun berkata pula :
.. Robert. Berdjabat salamlah kita, untuk penghabisan kali didunia
jang fana ini. Ajah mendoakan, mudah-mudahan djalanmu akan
diluruskan djua oleh Allah Subahana Wata'ala !"
Robert mendjabat tangan itu, lalu mengetamnja sedjurus didalam
tangannja sendiri. Pada saat itulah ia baharu merasai bahwa ia
sedang berhadapan dengan ajah kandungnja, ajah jang mendjadi~
kannja. jang kasih sajang padanja. Tapi apa boleh buat. Djurang
Iebar dan dalam jang ada membatas antaranja dengan ajah itu,
rasa tak mungkin hendak diseberanginja. Dengan suara serak,
sambil menangis menghisak-hisak berkatalah ia :
.. Ajah ! Sangat banjak kesulitan jang mendjadi rintangan buat
mempersatukan kita. Ojika djalan kita bertikai didunia jang fana
ini, Tuhan akan menjatukannja djua kelak did1;1nia jang baka.
Ampunilah segala kesalahan saja, ajah, saja bermohon kepada _
Tuhan, agar perdjalanan ajah diluruskanNja djua !" ·
116

~.Amin! Sukurlah, Robert! Ajah meletakkan kepala dikalang hulu


'Pengan kepuasan hati, karena terhadap diri engkaupun fikiran ajah
telah agak aman."
Maka berpaling pulalah matanja kepada Pengantin, sambil
berkata:
.,Suruhlah orang mengantarkan Robert kembali kekamarnja !
Perlindungi njawanja. lngat akan amanat ajah !"

Sesampai kedalam kamar tempat ia ditahan, Robert duduk ter~


menung, mengenang~ngenangkan nasibnja. Alangkah berbahagia~
nja Pengantin dengan kedua adiknja. karena ketiganja itu dapat
sehidup semati dengan seorang ajah, rupa ajahnja itu. Sungguh
tak ada sesuatu dari pada laku buatannja, jang patut menghibakan
hati Robert atau jang akan dapat ditjela.
: . Selama ia dalam tahanan, kemerdekaannja bergerak umpama
tidak
. , memperlakukannja dengan tertib dan
dibatasi. Segala orang
adab, seolah~olah ia bukan mata~mata musuh jang telah tertangkap
oleh mereka. Oleh karena mereka menjangka bahwa ia tidak pandai
berbahasa daerah, maka banjaklah kata~kata tertangkap oleh teli~
nganja, jang seharusnja tidak boleh didengarnja. Lain dari pada itu.
ia tahu bahwa utusan~utusan dari Surabaja tidak putus~putusnja
datang berkundjungan, baik kekeraton Surapati di Pasuruan, mau~
pun kekabupaten Wirajuda di Kadiri .
. Segala rahasia itu telah diketahuinja, dan sepatutnjalah ia mem~
beri tahukannja kepada Kumpeni.
Tapi dapatkah ia berlaku demikian terhadap kepada ajahnja,
jang telah memperlakukannja sebaik itu ?
Meskipun ia telah menampik segala jang didjandjikan oleh ajah~
nja, lalu tinggal tetap pada pendiriannja, dan sekali~kali tidak
hendak ingkar dari pada kewadjibannja sebagai mata~mata Belanda,
masih ajah itu mengeluarkan perintah bug_t memerdekakannja, me~
ngantarkannja sampai kebatas serta memperlindungi njawanja pula.
Alangkah berbahagianja hidup seseorang anak jang dapat mengakui
Surapati sebagai ajahnja, karena tak ada djurang jang mendjadi
batas antara kedua !
117

Menjesalkah Robert, karena ia telah tetap pada pendiriannja


sebagai orang Belanda ?
Tidak! Walaupun ajahnja, Surapati, memang hanja orang Djawa
sahadja, tapi pada waktu-waktu jang achir ia telah tahu memper~
indahkan orang tua itu. Bahkan disudut-sudut hati sanubarinja,
berasa angkuhlah ia, bahwa ia anak seorang pemill).pin. perdjuangan
kebangsaan jang setangkas segagah itu. Hanja terpa,dap kepada
bangsa Djawa pada umumnja, ,tidak mungkin ia akan menaruh
perindahan itu, meskipun bagaimana ia hendak memaksa-maksa
ilirinja, sekiranja ia menerima penawaran ajahnja !
Apakah sebabnja? Entahlah! Robert sendiri tidak dapat mem~
berikan keterangan atas sikapnja itu. Bentjikah ia kepada bangsa
Ojawa ? Bentji tidak. Tapi ............... entahlah l Ia hanja tahu,
bahwa ia sekali-kali tidak suka hendak dipersamakan dengan bang~
sa Ojawa. apa lagi djika ia hendak disuruh buat menerima kewarga
negaraan bangsa itu.
Segala sesuatunja ltu adalah timbul dari perasaan d~i~n tidaklah
ia hendak memperhitungkan laba dan rugi. Dan tidak pula ia
membuka djalan untuk diperbintjangkan atau disilau diselami.
. '
XVII. TIDAK PUTUS-PUTUSNJA MARA MENIMPA

Setelah selesai dari pada memakamkan djenazah Surapati. maka


Pengantin mengumpulkan 12 orang peradjurit bersendjata lengkap.
jang disediakannja untuk mengantarkan Robert sampai kebatas.
Sekalian peradjurit itu adalah terdiri dari anak-anak bangsawan,
kawan sedjawat Peng·antin jang biasa dipergunakan untuk men-
djadi pengawal kehormatan bagi Surapati.
Robert berpakaian setjara ia memasuki Pasuruan dahulu, jaitu
menjaru mendjadi seorang saudagar bangsa Ojawa. Kopor jang
berisi barang-bar~ng perhiasan, masih dibawa-bawanja. sedang
Ratu Gusik menjediakan pula sebuah kerandjang penuh berisi
dengan makanan dan minuman untuk bekal didjalan. Djika ia
masuk keraton tiga bulan jang lalu didalam keadaan hina dan
sengsara, diikat dan diperlakukan sebagai pendjahat, maka turun
dari keraton itu adalap ia diarak-arak dan dihormati, bagaikan
melepas anak jang hendak merantau djauh.
Sekeluarga Surapati beserta pembesar-pembesar istana adalah
hadir dihalaman keraton untuk melepasnja. Lima belas ekor kuda
jang dipelanai sedia menantikan penunggangnja. Tiga belas ekor
untuk tunggangan Pengantin beserta kedua belas kawannja. seekor
untuk Robert. dan seekor Iagi untuk pengawal jang akan membawa
barang-barangnja.
Ratu Gusik melepasnja dengan wadjah jang djcrnih. sambil ber-
kata hendak mendoakan agar Robert scnantiasa ada didalam per-
lindungan Tuhan. Kedua puteranja berdjabat salam dengan kakak
jang hcndak berangkat itu, sedang pembesar-pembesar istanapun
menundjukkan keputihan hati diwaktu mereka memberi selamat
djalan.
Demikian teguhnja disiplin diistana Surapati. Mereka tahu. bah-
wa almarhum djundjungannja kasih dan sajang kepada anak itu.
meskipun djalannja telah tersesat. Dan oleh karena itu merekapun
memberikan penghormatan kcpada Robert, setjara jang dikehendaki
oleh pemimpin jang sudah wafat.
119

A.tas perintah jang diberikan oleh Pengantin, masing-masing naik


keatas pelana, lalu berangkatlah rombongan itu dengan tidak
banjak-banjak bitjara;
Perdjalanan itu menudju ke Bangil. karena disanali:ih batas
dengan Surabaja jang sedekat-dekatnja. Baik Pengantin maupun
kawan-kawannja, tidaklah banjak tjakap pula sepandjang djalan
itu. Meskipun Robert tidak bermasam muka, sedang sikapnja tidak
serambut djua jang bersifat menantang. rupanja tak adalah sesuatu
jang dapat menarik minatnja.
Pengantin beserta kawan-kawannja insaflah bahwa Robert
sedang menjelesaikan persabungan sukma jang hebat berlaku
didalam kalbunja. Mungkin ia sedang mengenang-ngenangkan hal
ajahnja jang telah wafat, sehingga keketjewaan hati orang tua
terhadap putera sulungnja jang tidak hendak menjatukan dirinja
kedalam keluarga Surapati itu, tidak mungkin hendak diperbaiki lagi.
Oleh karena itu mereka sama memperindahkan keadaan Robert
jang setjara itu. Tidak pula mereka hendak bertanja bersiasat,
apalagi hendak membawanja bertjengkerma atau bersenda gurau.
Memang pada saat-saat jang serupa itu tak akan adalah buah tutur
jang patut dikeluarkan, selama Robert 1sendiri menutup mulut•.
Hendak didjalankan kebenaran untuk penghabisan kali pastilah
akan sia-sia, karena Robert telah menampik segala adjakan dan
nasihat-nasihat ajahnja, dari awal ajah itu masih sehat afiat, s.ampai
kepada ia hendak melepaskan njawa.
Hanja sekali-sekali Pengantin berkata :
.. Robert! Ojika engkau berasa lelah marilah kita berhenti sedje-
nak, untuk membasahi kerongkongan dengan bekal jang disediakan
oleh ibu !"
..Terima kasih, Pengantin," sahut .Robert dengan sepjum sapa•
.. Aku tidak berasa Ielah. Ketjuali djika engkau· ............... "
.. Saja sendiri masih kuat meneruskan perdjalari.an sampai ke
Surabaja dengan tak usah berhenti-henti," kata. Pengantin dengan
tertawa .
.. Ojika demikian. djanganlah kita membuang-buang waktu,
Pengantin !"
120

Lalu diteruskanlah perdjalanan sambil berdiam-diam pula.


Diwaktu lohor sampailah mereka kebatas. Pengantin mengeluar-
kan perintah untuk berhenti, lalu turunlah masing-masing dari
punggung ·k!lda,
Sekalian~:;ot:ang jang lalu lintas memberi hormat kepada
rombongan itu; disahuti oleh Pengantin dengan laku ramah-tamah
serta senjum sapanja. Kepada tiap-tiap orang lalu ada-ada sahadja
jang dikatakan atau ditanjakannja, sekadar hendak menundjukkan,
bahwa perhatiannja terhadap seluruh penduduk jang mendjadi
rakjat ajahnja, adalah besar. Hampir sekalian orang lalu itu memang
kenai kepadanja, dan dari wadjah serta laku buatan mereka djelas-
lah sungguh, bahwa perindahan dan kasih sajang kepada putera
mahkota itu sama dengan perindahan dan kasih sajang terhadap
ajahnja jang marhum.
Robert melihatkan segala tamasja itu dengan kagum. Makin
jakinlah ia bahwa almarhum ajahnja telah memimpin keradjaannja
dengan segala kebidjaksanaan dan keadilannja. Tiap-tiap musuh
jang masuk menjerbu keda1am daerah itu, pastilah tidak akan ber-
hadapan dengan tentara keradjaan sahadja, melainkan dengan
seluruh penduduknja.
,Berhentilah kita disini," demikian kata Pengantin. ,.Marilah kita
bersama-sama memakan dan meminum bekal jang saja bawa,
sekadar hendak mendjadi kenang-kenangan dihari pertjeraian ini.
Besar harapanku semoga makan dan minum ini djanganlah hendak-
nja mendjadi santapan jang penghabisan, jang hendak kita Iakukan
bersama-sama."
Maka makan minumlah sekalian anak-anak muda itu, sambil
berdiam-diam pula. Sungguhpun kerongkongan Robert bagai ter-
sumbat, tapi iapun melakukan segala daja dan upaja untuk menjertai
sekalian pengantarnja didalam santapan perpisahan itu.
Setelah selesai dari pada makan, bersiaplah Pengantin hendak
kembali, lalu mengulurkan tangan kepada kakaknja, sambil berkata
dengan suara lemah lembut :
),Robert! Masing-masing diantara kita ada mempunjai tugas
kewadjiban jang tidak dapat kita hindarkan, hila telah datang
121

waktunja untuk bertindak. Sama-samalah kita mengharap :·Mudah,r.


mudahan djanganlah hendaknja sendjata kita sampai bersilang
dimedan peperangan !"
.. Itulah pula jang kuharap-harap siang dan malam, Pengantin l
Marilah kita sa~a menjerahkan nasib kita kepada Tuhan jang Satu,
Tuhan jang kausembah adalah Tuhan jang aku sembah pula, nies-
kipun kepertjajaan kita pada beberapa soal agak berlainan. Aku
mengutjapkan terima kasih atas segala kebaikan jang aku telah
terima dari ibu, dari engkau ketiga, dan dari sekalian pembesar..:.
pembesar istana ajah, selama aku tinggal dikeradjaan ajah kita I
Mudah-mudahan Tuhan akan membalas djua budi baik jang· telah
dipertundjukkan oleh engkau sekalian itu terhadap diriku !"
Setelah berdjabat tangan dengan sekalian kawan-kawari Pengan..:
tin, tegak berdirilah Robert memangku tangan, sambil nielihat
sekalian pengantarnja naik kuda, dan berlalu dari tempat itu.
Sampai sehilang-hilangnja rombongan itu Robert tidak bergerak
dari tempatnja, melainkan matanja terus menurutkan mereka, jang
menudju kedjalan pulang itu. Insaflah ia bahwa ia telah bertjerai
dengan keluarga serta sahabat-sahabatnja.
Pemandangan.nja melajang kebarisan pegurlungan jang ada dise-
belah Selatan, dengan gunung Ardjuna jang tinggi mendjulang, ·
mengatasi segala gunung-gunung sekitarnja. Maka . mengeluhlah
Robert, sambil berkata dalam hatinja: .,Sungguh indah alam ditanah
Djawa ini. Hanja sajang penduduknja, baik jang asli maupun jang
datang temasja, seolah-olah hendak mentjemarkan keindahan itu
dengan hidup bersengketa senantiasa !"
Maka berpalinglah ia mendjundjung kopor dan kerandjang
makanannja, meneruskan djalan jang ditundjukkari. kepadanjii
ke Surabaja.
Setelah lama berdjalan dipanas terik, berasa beratlah kakinja,
lalu duduklah ia ditepi djalan untuk berhenti melepaskan Ielah.
Dengan tidak sengadja, t~mgannja telah meraba bungkusan surat
ibunja, lalu dikeluarkannja dari dalam badju. Sekali' lagi .,suara
dari dasar Samudera" itu diulangnja membatja sampai tarnaL Surat
itu telah dibatjanja berulang-ulang, dan telah hafallah · ia diluat
122

kepala. Pada ketika itu timbuliah suatu fikiran pada Robert. lsi
surat pesan ibunja itu telah tertjatat dihati sanubarinja. Tak ada
sepatah kata, tak ada tanda titik atau koma jang dilupakannja.
Sepatah~sepatahnja telah dihafalkannja. Disamping itu. djika masih
ada orang jang turut berhak membatjanja, maka orang itu ialah
ajahnja, Surapati. Dan ajah jang wafat itupun telah membatjanja
pula berulang~ulang. Maka rahasia kelahirannja adalah termaktub
didalam surat itu. Didalam perdjalanannja jang tak tentu arah
tudju.:mnja itu, tidak mutahil, djika surat itu akan djatuh ketangan
segala orang, dan dengan djalan itu akan terbukalah rahasia kela-
hirannja. Apakah gunanja untuk menaruh dan membawa-bawa
surat itu ? Bukankah tanda mata dari ibunja telah sampai tjukup
merupakan barang-barang peninggalannja, jang telah dibawanja
kemana~mana sebagai azimat ?
Maka sekonjong~konjong Robert mengambil keputusan buat
membinasakal\ surat itu. Segera djua kertas jang beberapa helai
itu dikojak~kojaknja sampai tak dapat dibatja lagi. lalu dikuburkan-
nja ditepf djalan sedalam~dalamnja.
Setelah selesai dari pada pekerdjaan itu. bangkitlah Robert, lalu
meneruskan djalannja.
I
· Belum lama berdjalan, berdjumpalah ia dengan empat orang
bangsa Bu~iputera, jang masing-masing membawa rudus. Salah
seorang menanjakan, hendak kemanakah ia, lalu disahutinja dengan
ringkas : .,ke Surabaja !"
Hendak meneruskan djalan ia tak dapat, karena jang berempat
itu tegak berdiri dimukanja menghampang djalan. Salah seorang
mehgulurkan tangan, bermaksud hendak meraba kopornja. Dengan
bengis. R~bert mengelakkan tangannja, sambil bertanja dengan
heran:
..Apakah maksudmu ?" '
Keempat orang itu serentak menghunus rudusnja, dan salah
seorang berkatalah sambil membelalak :
.,Pilihlah mana jang hendak kauserahkan. njawamu atau
barangm.u !"
123

Seketika tahulah Robert, bahwa ia sedang berhadapan derigan ·


sekawan penjamun. Tjepat sebagai kilat kopor dan kerandjang itu
dihempaskannja ketanah, lalu dikeluarkannja pistol dari pinggang,
dan ditudjukannja kepada mereka itu .
.. Awas !" demikian ia berkata dengan tenang ... Djika engkau
hendak main gila. sendjataku ini akan menginsafkan -engkau, bahwa
ia lebih tadjam dan lebih tjepat dari pada permainanmu itu !"
Keempat penjamun terperandjat, demi melihat sendjata api itu.
Berangsur-angsur mereka mundur, lalu berhamburan lari, kembali
kedjalan jang ditempuhnja tadi.
Lama berdjalan, maka sampailah mereka kesuatu pos tempat
pendjagaan tentara Kumpeni. Dengan tergesa-gesa mereka mentje·
riterakan, bahwa mereka telah bertemu didjalan dengan seorang .
mata-mata, jang tak salah lagi datang dari Bangil1 daerah Surapati.
Orang itu membawa pistol. dan telah mengantjam hendak mem·
bunuh mereka.
Mendengar perkataan orang jang berempat itu, kumendan segera
memerintahkan kepada empat orang peradjurit bangsa Bum'iputera,
supaja orang jang membawa-bawa sendjata api itu ditangkap, dan
dibawa ketempat pendjagaan. Ojika melawan, bolehlah ia ditembak
mati.
Keempat peradjurit itu berangkatlah dengan tergesa-gesa, dan
tidak lama antaranja kembalilah mereka membawa Robert. Pistolnja
dirampas, tangannja diikat teguh.
Selajang pandang kumendan pos mengetahuilah bahwa ia sedang
berhadapan dengan orang jang bukan bangsa Djawa. Dengan tiba-
tiba bertan jalah ia didalam bahasa Belanda :
.. Engkau siapa r
.. Walter nama saja."
.. Pekerdjaan~u ?"
.. Peradjurit tentara Kumpeni !" ..
Kumendan mengerutkan kulit kening dan mengangkat bulu mata
sambil membelalak. Maka berkatalah ia : .
.. Hm! Peradjurit Kumpeni. Sebanjak tahuku, peradjurit. kami
belum menukar pakaiannja ." .................. ·
124

,Memang,''· sahut Robert. ,Pada ketika ini saja sedang menjaru,


karena saja sedang melakukan pekerdjaan mata·mata."
;,Memata-matai Kumpeni ?"
,Hendak memata-matai Surapati !"
,Hm ! Tidakkah mungkin sebaliknja ?"
. ,Apakah maksud tuan kumendan dengan pertanjaan itu ?"
,Jang saja. maksud ialah : apakah engkau bukan mata·mata Sura-
pati jang sedang mengjntai-intai didaerah kami ? Dari manakah
engkau datang r·
Pada awalnja darah Robert naik kekepala, mendengarkan per-
kata.an kumendan itu,. jang dianggapnja sebagai suatu perhinaan
jang sanga:t kedji atas dirinja. Sesudah itu putjatlah bibirnja, karena
ia tak kuat menahan amarah. Kata·kata jang hendak disampaikannja
tak. kundjung keluar dari kerongkongan, sebab kerongkongan itu
bagai tersl,lmbat.. lidahnja bagaikan patah. Maka keluarlah suara
jang tidak djelas dai:i bibirnja, jang menggeletar pada ketika itu,
selaku orang bisu jang hendak memaksa berkata.kata.
,,Nah !". kata k~mendan sambil menjeringai. ,Engkau terkedjut,
lalu ketal,<utan. Tak tentu lagi apa jang hendak engkau katakan.
Sekian ~udah tjukup !"
"Kepada beberapa orang pengawal ia memerintahkan supaja
Robert digeladah. Sesudah itu tali·tali jang mengongkongnja boleh
dibuka. Lalu berkata pulalah kumendan :
,Esok orang ini diiringkan ke Surabaja. Disana ia boleh mengo·
tjeh sekehendak hatinja. Dan djika orang di Surabaja suka pertjaja
kepadanja, aku tidak akan memusingkan kepala !"
Sambil berpaling kepada Robert, ia meneruskan berkata·kata:
,Aku tidak berkeberatan djika engkau hendak melantjong·
lantjong keluar, lalu lupa djalan pulang. Tapi in gat ! ............... "
Dengan perkataan itu ia memasang kedua belah tangan, seolah-
olah sedang menembak.
Robei.t masih mentjoba melalukan kebenaran, lalu meminta supaja
kumendan itu suka melakukan pemeriksaan dengan tenang dan teliti.
·Maka berkatalah kumendan:
,Engkau minta diperiksa pandjang ?"
125

,.Ja, itulah jang saja harap."


.. Engkau datang dari mana, sebelum sampai kemari ?"
,.Dari Pasuruan !"
,.Hm ! Dari gua Surapati ! Berapa lamanja engkau tinggal
disana ?"
,.Tiga bulan !"
.. Hm! Dan engkau tidak pernah ditangkap ?"
.. Selama itu saja ada 'dalam tahanan di Pasuruan."
.. Djadi mereka tahu bahwa engkau datang menjelundup sebagai
mata-mata Kumpeni. Lalu engkau dipendjara tiga bulan htmanja,
dan sesudah itu engkau dibiarkan melantjong ptilang, sesudah me-
reka meminta maaf padamu !"
Robert tidak kundjung menjahut. Sulit baginja akan mentjeritera-
kan jang sebenar-benarnja dengan tidak membuka rahasia .kela-
hirannja. Djika hal itu tidak ditjeriterakan tidaklah kumendan itu
akan pertjaja, bahwa ia telah dimerdekakan sabadja, disuruh pula~g·
kembali, sambil menerima kembali pistolnja. Oleh karena ia berdiam
diri, maka berkata pulalah kumendan : "
,.Nenekmu, sekiranja orang tua itu masih ada, boleh kauperolok;..
olokk~n. Tapi djika engkau hendak main gila dengan aku, a.gak
pagi-pagilah engkau bangun ! Tidak pertjuma-tjuma aku ditempat-
kan disuatu pos kepulisian jang dekat dibatas ini, sekiranja aku
memang buta dan dungu, setjara jang kausangka-sangka itu. Mari-
lah kita membenarkan sedjurus segala jang kaukatakan tadi. Katamu
engkau sudah tinggal tiga bulan didaerah Surapati mendjadi
tawanan mereka. Surapati beserta gerombolannja bukan kanak-
kanak kemarin. Djika engkau tidak disembelihnja, melainkan
disuruhnja pulang sahadja sebagai seorang anak nakal jang lari dad
orang tuanja, lalu dipersendjatai pula, bagiku hanja ada satu-satunja
kemungkinan : Engkau telah mengganti tuan I Dari mata-mata kami
dahulu, jang masuk menjelundup ke .Pasuruan, sekarang engkau
kembali kepangkalanmu sebagai mata-mata Surapati, jang hendak
menilik gerak-gerik kami ! Masih perlukah aku membuang.,-buang
waktu buat mendengarkan otjehanmu? Tidak! Segala pendapatku
itu akan kutuliskan didalam laporan. Sekiranja mereka di S:urab~ja

.J
126

berpendapat, bahwa engkau patut diangkat mendjadi letnan guna


membalas djasa-djasamu, suka-suka merekalah ! Sajang aku tidak
diberi kekuasaan buat bertindak sendiri. Sekiranja kuasa itu ada
padaku, dengan tidak banjak-banjak rewel. aku telah menempatkan
engkau dimuka peleton, agar kami sekalian dapat terlindung dari
pad·a segala mala petaka jang mungkin engkau timbulkan atas diri
kami !" -
Sambil berpaling kepada pengawal-pengawal iapun berkata pula :
· ,Esok pagi bersedialah empat orang buat mengantarkan tawanan
ini ke Surabaja. Buat semalam ini marilah kita bergembira, karena
kita sedang kedatangan tamu agung. Sediakanlah tempat jang
sepatut-patutnja untuk beliau ! Ha, ha, ha !"
Da~ah Robert rasa mendidih mendengarkan kata-kata tjemooh
itu. Maka berkatalah ia dengan tenang sambil menjabar-njabarkan
hati :'
..Tuan tahu, bahwa saja orang Belanda. Mungkinkah Surapati
akan mempergunakan orang Belanda buat mendjadi mata-mata
Kumpeni ?"
,Aku pertjaja, pertjaja betul, bahwa engkau orang Belanda !"
sahut ·kumendan dengan senjum tjemooh ... Engkau boleh pertjaja
pula, djika aku berkata, bahwa aku ini sebenarnja orang Keling !
Tapi .- luar dari pada itu, tidak kurang orang-orang Belanda aseli,
jang hidup mengaki diudjung-udjung lantai Surapati, menantikan
remah:-remah dan tulang-tulang jang akan dilemparkan oleh kepala
penjamun itu kemuka mereka !"
Robert menggigit bibir, menahan-nahan kata amarah jang hendak
.terhambur dari mulutnja.
Tempat jang .. sepatut-patutnja" itu ialah berupa sebuah bangku
usang diperbuat dari pada kaju, ditilam oleh djerami jang telah
mumuk pula. Bangku itu ditempatkan disudut ruangan tempat tidur,
tempat makan dan tempat duduk-duduk untuk sekalian pengawal
jang mendjaga dipos itu. Baharu sahadja Robert mentjoba duduk
diatasnja, maka ia telah terpaksa menggaruk-garuk pada pangkal
. paha jang dibelakangnja.
,Ja !" kata salah seorang peradjurit Belanda sambil tertawa.
!fl!\L ,.Engkau disini tidak tersesat kesuatu rumah makan kelas satu di
127

Amsterdam. Djika bangku itu agak banjak penghuninja, lupa-lupa-


kan sahadjalah ia. Belum ada orang jang mati karena digigit
kepinding."
Bukan kepinding itu sahadja jang mengganggu kesenangan
Robert semalam-malam hari. N jamuk jang beratus-ratus datang
pula menjiksanja. Tidak heran djika ia tak dapat tidur barang
sekedjap mata.
Esok pagi badannja masih sakit-sakit, ketika ia diiringkan ke
Surabaja.
Sekali lagi ia menoleh ke Selatan kearah Pasuruan. Oisanapun
ia telah ditahan, lebih dari tiga bulan lamanja, karena ia sungguh-
sungguh telah masuk menjelundup sebagai mata-mata. Tapi
didaerah musuh itu ia diperlakukan agak lain dari pada jang dirasai-
nja didalam lingkungan kawan-kawan seperdjuangan sendiri.
Makin insaflah ia, bahwa jang ditinggalkannja di Pasuruan itu
ialah orang-orang jang paling karib padanja. \
-···--·~

XVIII. TETAP DITUDUH

Di Surabaja orang tidak dap~t mempertimbangkan perkara


Robert, karena jang menjuruhnja ke Pasuruan itu ialah djawatan
ketentaraan di Semarang. Setelah ditahan tiga hari lamanja, iapun
dikirimkan ke Semarang. Oleh karena edeleer Herman de Wilde
beserta major Govert Knol jang memberi tugas kepada Robert,
sedang ada di Djakarta pula, maka tak ada lagi djalan lain bagi
Semarang, ·luar dari pada meneruskan tahanan itu ke Djakarta.
Disana nanti Herman de Wilde boleh mengambil keputusan atas
diri Robert, jang dituduh mendurhaka kepada Kumpeni.
Herman de Wilde menerima kedatangan Robert dengan muka
masam, lalu bertanja:
,·,Adakah engkau membawa laporan ?"
,.Tidak !''
,.Sekarang engkau diiringkan kemari sebagai tangkapan karena
ada tuduhan atas dirimu, jang mungkin akan membawa akibat
'
hukuman mati bagimu. Bersedialah engkau buat memberi keterangan
jang terus terang, jang masuk pada akal. Hanja dengan berterus
terang sahadja engkau akan dapat mengentengkan perkaramu."
Lalu dimulailah pemeriksaan oleh Herman de Wilde. Jang dipa-
kainja untuk petundjuk ialah isi laporan, jang diterima dari
kumendan pos pulisi didaerah Surabaja.
Per~anjaan-pertanjaan jang dilakukannja adalah sama dengan
itu, sedang kesimpulannjapun tidak hecla serambut dengan pendapat
,kumendan: itu.
Achirnja .Robert mengangkat bahu, lalu berkata selaku oranq
jang putus asa :
..Apa boleh buat! Saja telah memberi keterangan jang sebenar-
nja kepada tuan, setjara jang saja telah berikan kepada kumendan
· pos pulisi didaerah Surabaja. Lebih dari itu tak ada jang hendak
saja katakan jagi."
129

.. lnsafkah engkau, bahwa soal ini berarti mqti atau hidup bagi.:.
mu ?" tanja Herman de Wilde sebagai orang jang hendak hilang
kesabaran. Aku membuka djalan kepadamu buat membersihkan ·
dirimu dengan djalan memberi keterangan jang makan siku-siku.
Siapakah akan pertjaja, djika engkau bertjeritera bahwa Surapati
telah ichlas melepaskan seorang mata~mata jang djatuh ketangannja,
dengan diberi pula sendjata? Apakah kepala penjamun jang masj..o
hur kedjamnja itu, telah bersalin rupa dan mendjelma mendjadi
wali ?"
.,Pada pendapat saja, jang saja peroleh didalam pengala~an
saja tiga bulan lamanja, adalah sifat~sifat Surapati sangat djauh
dari pad a sifat penjamun jang ked jam ........ : ......... " ·
.,Kau permenangkan pula orang itu ? Tidakkah engkau insaf,
dengan lakumu jang serupa itu, engkau makin menguatkan tuduhan
orang, jang mengatakan bahwa engkau telah dapat dib,eli olehnja 1
Kaukatakan, menurut pengalamanmu tiga~bulan lamanja, ........... .
Sedang aku telah mengamat~amati gerak-geriknja dua puluh tahun
lamanja, siang dan malam! Aku berkata bahwa ia penjamun, pen-
djahat besar jang bersifat buas dan kedjam ! Sudah lama engkau
disuruh sembelihnja sekiranja tak ada sesuatu jang dipandangnja
atas diri engkau !"
.. Sebanjak tahu saja, ia melepaskan saja, karena ia jakin bahwa
tak ada sesuatu jang ditakutkannja, berhubung dengan diri saja.
Baharu sahadja saja mengindjak tanah Pasuruan, sajapun telah
tertangkap. Selama dipendjara, saja tak dapat melihat atau men-.
dengar sesuatu tentang siasat dan tempat pertahanannja. Apakah
jang akan ditakutkannja pada saja? Saja dimerdekakan, setelah
ia dikubur dan peperang~n telah selesai."
.,Selesai? Selesai ? Nanti dahulu !" kata Herman de Wilde
dengan gemas, seolah-olah Iupa bahwa ia berhadapan dengan
seorang peradjurit rendah, jang tak lajak dibawa berunding tentang
hal ichwal peperangan. ,Sebentar lagi gerombolannja jang masih
hidup, akan menjaksikan, bahwa Kumpeni jang diperhinakannja
masih ada dan sedang bersedia~sedia hendak menuntut balas atas
gagalnja penjerbuan kami di Bangil. Pada hal sematinja Surapati
Robert anak Surapati
130

dan djatuhp.ja benteng Bangil, laskar kami tinggal memasuki Pasu~


ruim _sahadja •. Tapi sajang pada ketika jang sebaik-baiknja itu,
pimpinan Kumpeni membawa tentaranja pulang kembali ke Sura~
baja. Tapi sebentar lagi kami akan kembali ke Pasuruan, dan
pimpinan akan ada ditangan kami sendiri! Sebenarnja, ketika
engkau disana, seharusnjalah engkau mengetahui, bahwa dipati
Stirabaja bermuka dua. Keterangan~keterangan sematjam itulah jang
kami butuhkan dari engkau, ketika kami mengambil keputusan buat
mengirimkan engkau ke Pasuruan! Sekarang engkau kembali, bukan
sahadja dengan tangan kosong, tapi didalam keadaan jang men~
tjurigakan pular·
,Rahasia Dipati Surabaja itu memang saja ketahui, karena antara
sebentar utusan~utusan dari Surabaja nampak datang ke Pasuruan.
Tapi apakah jang dapat saja perbuat? Saja hanja dapat memasang
telinga sahadja. Mereka tidak mengetahui bahwa saja pandai ber~
bahas~ daerah, djadi banjak diantara jang diperkatakannja telah
sampai' ketelinga saja. Hanja saja tak dapat membawanja keluar.
Bukankah saja dimerdekakan, setelah tentara Kumpeni kembali ke
Surabaja ?"
Sedjurus larilanja Herman de Wilde memikir-mikirkan, lalu her~
kata:
'
,Sebentar lagi kami akan turun pula kemedan perang. Adakah
sesuatunja jang dapat kautjeriterakan tentang pertahanan-perta~
hanan di Pasuruan ?"
,Tak ada sesuatunja," sahut Robert. ,.Saja dipendjara. Hanja
diwaktu berkobar peperangan, adalah djuga jang saja dengarkan.
Dan jang berarti hanjalah hal sikap dipati Surabaja, jang tuan
katakan bermuka dua itu."
',Buat sementara, sehingga inilah dahulu. Engkau dimerdekakan
dari tahanan, dan boleh kembali ketangsi. Tapi ketahuilah, bahwa
kami belum bersenang hati tentang pekerdjaanmu. Tuduhan atas
dirimu belum dihapuskan. Masa datang akan menentukan, dipihak
mana adanja kebenaran itu. Engkau akan dikirimkan kefront dengan
rombongan jang akan berangkat untuk pertama kalinja. Disana~
kau akan njata emas tembaganja."
131

Robert keluar dengan mengangkat kepala. Panas hatinja sudah. ·


tak akan dapat dikira~kira. Dengan bersungguh~sungguh ia telah'
berusaha buat memenuhi kewadjibannja. Ojika gaga! segala jang;
dimaksudnja, maka segala sesuatu itu telah te~djadi, karena sem-
purnanja pendjagaan di Pasuruan sahadja. Kesalahan pembesar~­
pembesar Kumpeni. ialah karena mereka sang at merendahkan nilai
pemimpin-pemimpin pergerakan kebangsaan jang sedang berdjuang-
untuk membela tanah airnja. Tidak akan dapat laskar mereka itu
hendak disamakan dengan laskar Kumpeni jang kebanjakan terd.i-ri
atas orang-orang jang mendjadi peradjurit upahan, sedang diantara
mereka banjak pula didapati ,.sampah-sampah masjarakat". Hati
Robert panas, karena segala keterangannja tidak hendak dipertjaja.
Tapi, setelah masak-masak memikirkan, dan setelah turu1;1 darah-
nja, mulai mengertilah ia, bahwa baik kumendan pulisi di Surabaja,
maupun Herman de Wilde, memang seharusnja heran, karena ia
telah dimerdekakan oleh Surapati dengan tak ada sesuatu sjarat.
Karena mereka tidak mengetahui hal hubungan kekeluargaarinja
dengan Surapati. Ojadi keterangannja buat membersihkan diri,
memang tidak tjukup. Tidak heran djika orang tetap tidak pertjaja 1
kepadanja.
Meskipun demikian, Robert tidak hendak mementingkan lagi,
apakah orang pertjaja atau tidak hendak pertjaja kepadanja. Ia
telah melakukan setjara jang patut dan harus dilakukannja. Sekira-
nja ia memang ichlas meninggalkan bendera Belanda, alangkah
senang hidupnja buat kemuka. Dari ,.kopral sementara" ia akan
dinaikkan mendjadi panglima perang. Ia tidak perduli lagi, apa jang
hendak dikatakan orang. Dengan perbuatan-perbuatan jang njata
nanti ia hendak menundjukkan, bahwa pembesar~pembesar tentara
Kumpeni itu sangat tersesat didalam perkara tuduh-menuduh itu.
Hanja terhadap kepada orang jang seorang ia tak dapat berlaku
setjara itu i Oigna. Ia tak suka, djika Oigna menjertai tuduh-
tuduhan orang jang seburuk sekedji itu. Meskipun peruntungannja
dengan Oigna tidak akan dipertemukan, tapi hidupnja tidak akan
senang, hila ia tak dapat menghilangkan sak hati Oigna jang
bukan-bukan. Guna menghilangkan sangka-sangka buruk dari pihak
Oigna itu, hanjalah ada satu-satunja djalan. Jaitu membuka rahasia
132

kelahirannja kepada Digna. Sekali lagi ia akan menemui sahabat


:itu. Sebelum bertjerai buat selama-lamanja, hendaklah Digna
mengetahui, siapakah ia sebenarnja. Tinggal pada Digna buat
mengekalkan tempatnja didalam hati sanubarinja, atau buat mem-
belakanginja, menghapuskan dirinja dari kenang-kenangan.
Sesudah Digna mengetahui rahasia itu, Robert tidak memikirkan
lagi apa jang hendak terdjadi atas dirinja.
Pada keesokan harinja, pagi-pagi, pergilah ia ke .. Sudimampir",
dengan kejakinan, bahwa suami Digna sedang ada dikantor.
XIX. TJABIK~ TJABIK BULU AJAM

Amat berat rasanja kaki Robert, ketika ia melangkah mengindjak


h!llaman rumah Digna. Sekali itu ia tidak hendak memasuki rumah
Digna dari halaman belakang, dari tempat~tempat jang tersembunji;..
Ia masuk dari djalan raja, dari muka rumah, dan pada siang hari.
Meskipun Digna akan berkeberatan menerima kedatangan· ~erdadu
jang berbadju rombang~rombeng itu disaksikan oleh mata orang
banjak, tapi ia akan memaksa Digna buat mendengar.k(\n riwajat
kelahirannja itu. Sesudah itu ia akan menghilangkan kekasih itu
dari kenang~kenangan.
Robert terkedjut melihat kedatangan Digna dari dalam, jang,
datang fnenjongsongnja sampai ketangga. Dari pakaian Digna
njatalah bahwa ia sedang berkabung !
Maka tegak berdirilah Robert sesaat lamanja dikepala djandjang;
sambil memandang kepada Digna dengan ragu~ragu. Lakunja .me~.
mandang itu adalah menjatakan, bahwa ia sedang bertanja. Apakah
ia menanjakan apa jang telah terdjadi dirumah Digna? Ataukah
ia menanjakan apakah kedatangannja hendak diterima oleh Digna 1.
Oigna jang arif bidjaksana telah memberi penjahutan ~tas. kedua
pertanjaan itu. Pada air mukanja jang djernih membajang senjum
sedih hanja sekedjap mata lamanja. ltulah alamat, bahwa ia ~idak
berkeberatan menerima kedatangan Robert. Dalam mempersilakan~
nja duduk dikursi, berkatalah Digna sambil mengeluh:
,Ja - aku sedang berkabung. ·Tiga bulan jang lalu suamiku
telah meninggal dunia."
Robert terperandjat mendengarkan keterangan itu. Sebelum ia
duduk, bertanjalah ia dengan ragu~ragu :
.. Bolehkah aku mengganggu kesenanganmu agak . sebentar,
Oigna? Aku tidak hendak berpandjang-;pandjang."
~.Duduklah, Robert!" demikian sphut Digna dengan tenang .
.,Akan haiku sendiri, telah aku tjeriterakan. Bagaiman~ halnja
dengan engkau ?"
.. Digna !" kata Robert. setelah memikirkan sedjurus . .,Sungguh
131

amat buruk nasib peruntunganku ini. Setelah kita bertjerai dahulu,


lebih ·. cf2{hulu aku disini dituduh mentjuri. Atas kemurahan hati
ahnarhu~ suamimu jang sungguh-sungguh memegang neratja
keadilan, akupun dibebaskan dari tuduhan. Dari Djakarta aku
dipindahkan ke Sernarang. dan disana adalah aku diberi djalan
buat menundjukkan ketjakapanku. Kepadaku didjandjikan pangkat
jan'g berpatutan, sekiranja aku dapat melangsungkan sesuatu peker-
djaan jang diberikan kepadaku. dengan sempurna."
.. Pekerdjaan apakah itu. Robert?"
.. Aku disuruh menjeiundup kedaerah Surapati, buat menilik-nilik
keadaan disana."
.. Mendjadi mata-mata ?"
.,Ja ! Dan pekerdjaan itu telah kumulai dengan sesungguh-
sungguh hati. Tiga bulan sebelum berangkat. aku disur1,1h mempe-
ladjari bahasa Melaju dan bahasa daerah. dan itupun telah
kuselesaikan. Hanja malang bagiku. baharu sahadja aku mengindjak
daerah Surapati, menjaru sebagai saudagar Bumiputera. akupun
telah tertangkap. Dengan djalan demikian tak dapatlah aku men-
djalankan tugasku."
.. Engkau tertangkap? Dengan djalan apa engkau dapat keluar
dari pendjara ?"
.. Dimerdekakan oleh mereka !"
Laku Digna memandang tjukup menundjukkan bahwa ia sangat
. heran, djika tidak hendak dikatakan tidak pertjaja.
Lalu berkatalah Robert :
.. Aku, tahu, Digna ! Engkau tidak pertjaja akan kataku tadi.
Tak ad.a seorang jang pertjaja. Bahkan sekarang aku ada didalam
tuduhan. Dikatakan aku telah mengganti tuan, artinja telah men-
djadi mata-mata Surapati buat menflik-nilik keadaan diketentaraan
Kumpeni!"
.. Ja, Robert! Aku seorang wanita. Aku tidak mengetahui benar
bagaimana seluk-belukrtja keadaan diketentaraan itu. Tapi mes-
kipun demikian,' didalam keadaan jang serupa ini, aku tak heran,
djika mereka telah tjuriga akan pendirian engkau. Mustahil orang
a.kan melepaskan mata-mata musuh, jang telah ada ditangannja.
djika tidak ada beradar ·
135

.. Sesungguhnja, Digna ! Orang tjuriga, · k~r~na: ~e~eka. tld.~


mengetahui apa jang telah terdjadi antara Sur.apati dengan diriku.
Dan keterangan jang akan dapat membersihkan namaku itu, tidak
dapat aku berikan kepada mereka. Djadi tida,k heran, djika mereka ·
tetap menuduh."
,Tidakkah ada kemungkinan, Robert, buat memberikan keterang~
an itu ? Bukankah artinja sangat penting guna perkara engkau ?"
.. Kepada siapapun aku tidak hendak memberikan keterangan itu,
Digna, ketjuali kepada engkau sendiri. Dan guna itulah aku datang
kemari." ·
Digna memandang dengan heran kepada Robert, lalu berkata : .
,Katakanlah, Robert!"
.. Dapatkah aku mengharap, bahwa engkau akan menjimpan raha~
siaku ini, Digna ? Ojika e~gkau nanti mendengarkan, tahul~h
engkau apa sebabnja maka aku tak suka, djika ia diketahui oleh
chalajak umum."
Digna mengangguk-anggukkan kepala, dengan laku gelisah.
Maka berkatalah ia : 'ii•
.. Asal hal'itu tidak akan merugikan orang, tidak akan menimbul . .
kan bahaja, tidak ..................... " ,.
,Tidak, Digna! Tak ac1a sesuatunja jang penting bagi orang. lain.
jang hendak kutjeriterakan, karena ia hanja mengenai diriku
sendiri."
.. Berdjandjilah aku akan menjimpan rahasia itu, Robert!"
Robert memperbaiki duduknja, lalu memandang sedjurus kepada,
Digna, seolah-olah menimbang-nimbang buah tutur jang hendak
dikeluarkannja. Maka berkatalah ia dengan suara lemah lembut :.
.. Aku anak Surapati, Digna ! Anak sulungnja !"
Digna terperandjat, bagaikan orang jang mendengarkan suara,
petir jang sekonjong-konjong meletus ketika terang tjuatja.
,Robert!" demikian ia berkata dengan :ragu-ragu. ,'fidak.~~h.
salah pendengaranku ? Berolok-olokkah engkau ?" '
.,Tidak, Digna ! Aku mengatakan jang sebenarnja."
Lalu ditjeriterakannjalah kisah kelahiran~ja dengan setiukup~ ·
tjukupnja kepada Digna. . ·· · · .
., .. Adakah bukti~bukti jang menguatkan segala sesuatunja ?"
'!Banjak. Lain dari pada surat ibuku itu, uang logam jang sebelah
ini. ~elahannja ada ditangan ajahku l"
Digna menjusun kesepuluh djarinja, lalu memandang keloteng,
seolah~olah menanti~ilantikan ilham jang akan datang dari atas.
Maka berkatalah ia dengan suara lemah lembut, seolah-olah kepada
diri sendiri :
.. ;;Ja Tuhan I Ja Djundjungan ! Alangkah buruknja nasib perun~
· tunganku ini. Dua puluh tahun lamanja aku menaruh dendam
kepada orang jang telah membunuh ajahku. Aku berangan-angan
sepandjang waktu buat menuntut balas atas perbuatan si pembunuh
itu ............... maka sekarang anak kandungnja datang mendjelma
kemukaku, dengan tak ada kemungkinan bagiku buat memenuhi
djandjiku itu kepada arwah ajahku ! Ojika sekiranja bukan Robert
jang datang merupakan anak Surapati itu, mungkin aku akan mem-
pergunakan segala daja jang ada padak)l buat membinasakannja.
meskij:mn aku hanja seorang perempuan ..................... "
. Digna menundukkan kepal~. sambil memitjingkan mata. Didalam
kalbunja sedang timbul persabungan sukma, jang sehebat-hebatnja.
Lama benar ia inenaruh dendam kepada Surapati, dan sesungguh.,.
njalah ia n:tungkin akan melekatkan. tangan kepada seluruh ketu-
turian Surapati jarig menjilang djalannja. Tapi sesudah ia ber-
djumpa kembali dengan Rober~ ditanah Djawa, dan diinsafkannja
bahwa pertjintaannja kepada kekasih itu sangat murni dan men-
dalam, maka dipandEtngnjalah gugur ajahnja dahulu dari sudut
jang lain.
Bukankah Surapati, ajah Robert, sedang mempertahankan hak-
hak bangsa dan tanah airnja? Ajah Digna jang datang menjerang.
adalah berhak buat membunuh Surapati didalam peperangan jang
tdah petjah itu. Tapi sebaliknja adala·h pula hak Surapati untuk
membunuh musuhnja jang datang menjerang. Ajahnja tidaklah
mati dianiaja, melainkan gugur didalam peperangan.
Apakah jang mendjadi sebab. maka Digna sampai b~rbalik fikir
setjara. itu 1 Fikiran jang sehatkah jang sudah didjalankannja ?
Atau pengaruh pertjintaan jang murnikah? Mungkin kedua-duanja.
Djika ia dahulu pada umumnja boleh dikatakan bentji kepada
bangsa Djawa, jang dianggapnja senantiasa berchianat kepada
bangsa Balanda, tapi pendapatnja sekarang telah berubah. Apalagi
setelah ia menjaksikan sendiri, bahwa tindakan Kumpeni ditanah
Djawa tidak selamanja dapat dikatakan mulia.
Lalu memandanglah ia kepada Robert, sambil berkata :
.. Robert ! Sungguh buruk peruntunganku ini ! Mungkin djenazah
ajah akan membalik didalam kuburannja, hila ia mengetahui bahwa
anaknja sendiri telah berdjabat tangan dengan anak Surapati!
Robert, dahulu aku pernah berkata, bahwa jang. kuha.rap~harapkan
datang ialah Robert setjara Robert sahadja, sedang tentang harta
bendanja, bangsanja, keturunannja, tidak mendjadi kepentingan
bagiku. Aku dahulu terlandjur berkata demikian, karerta se.rambut
dibelah seribu tak ada sangka~sangkaku, bahwa si Robert itu
ialah anak si Untung !"
.. Itulah pula jang aku pikirkan, Digna. Aku insaf. bahwa didalam
keadaan jang serupa ini, tak mungkin kita bergaul lagi untuk hari2
kemuka. Oleh karena itu aku datang kerumah engkau buat mem~
bcr,i selamat tinggal. Tidaklah aku akan menjilang djalanmti lagi." .
.. Hendak kemanakah maksudmu, Robert ?"
1 .. Kemana lagi tudjuan peradjurit, djika tidak kemedan perang?

Tuduhan oran.g jang berkata bahwa aku mata~mata Surapati itu,


kuterima sebagai suatu perhinaan besar atas dir}ku; meskipun
Surapati ajahku sendiri. Aku setia kepada bendera Belanda, dan
'aku hendak tetap setia. Mudah~mudahart kenjataan jang nampak
dimedan perang nanti, akan dapat menjutjikan haniaku jang telah
dinodai itu !"
,Ja Robert! Aku pertjaja penuh akan kata~k~tamu itu, Hanja
kenjataan jang nanti akan dapat membantah segala tuduh~tuduhan
jang tidak berdasar. Aku memohonkan kepada Tuhart, agar kenja-" ·
taan itu segera membuktikan, bahwa engkau tidak betsalah. Tadi
aku menjesali untungku, karena aku tak dapat melekatkan tangan
k~pada anak Surapati ! Ah, maafkanlah kata~kata jang terlandjur
1tu, keluar dari mulut orang jang rupanja tidak pertjaja pada Tuhan.
Apakah dosamu, maka aku sampai berkata sebagai orang jang
rajan-rajan itu ? Maaf, Robert, djika mulutku t~~ah terdororig !"
138

· ·Den gail perkataa1_1 itu Oigna mengulurkan tang an, membawa


Robertberdjabat salam. Robert melekatkan bibirnja pada punggung
tangan itu, lalu berkata dengan terharu :
,Terinia kasih, Digna ! Dahulu engkau berkata, bahwa engkau
baru suka berdjabat salam dengan aku, djika engkau telah dapat
memperindahkan daku. Tapi sesungguhnja belumlah aku melakukan
sesuatunja, jang akan dapat menimbulkan perindahanmu itu. Ojalan
bel urn · terbuka untukku !"
· ,Perindahan itu sudah kembali, Robert, setelah engkau menun-
. djukkan keteguhan hatimu didalam perkara kejakinanmu, dengan
tidak hendak memperbuat perhitungan tentang laba dan rugi. Sedih
nian hatiku, hila aku memikir-mikirkan kesulitannja pendirian
engkau. Dahulu aku mengharap-harap supaja engkau suka menun-
tut bela atas kematian ajahku. Artinja jang aku kehendaki ialah,

.. Aku akan mentjeritakan jang sebenarnja pada Digna, apa jang terdjadi
pada diriku didaerah Surapati" udjar Robert.
139

supaja engkau dapat membunuh Surapati. Sekarang aku m~ngutjap .


sukur, karena kehendakku itu tidak sampai engkau perlakukan.
Sekiranja engkau sampai kepada· membunuh a)ahmu sendiri, tidak
mustahil djika aku membelakangi engkau buat selama-lamanja."
.. Memang kedji, sangat kedji segala peperangan itu, Oigna !
Dapatkah engkau mengira-ngira, sekiranja ajahku masih 'hidup,
lalu aku disuruh turun kemedan perang, maka tidak mustahil djika
njawaku akan diambil oleh ajahku sendiri, atau sebalikrija 1 Seka-..·
rang masih ada tiga orang adikku dill).edan perang. Esok atau lusa
kami mungkin terpaksa berhadapan dan disuruh bunuh-membunuh.
Pada hal didalam tiga bulan aku di Pasuruan, ketiga adikku itu·
telah mendjadi sahabat baikku pula, Digna! Sukakah ·engkau
mengampuni dosa ajahku, karena ia telah membunuh ajahmu·
dimedan perang ?"
.. Sekarang aku telah memandang bentjana itu dari sudut · jang·
lain, Robert. Sekali-kali ajahmu tidak berdosa terhadap· ajahku.
Dendant jang kukandung dua puluh tahun lamanja, hilanglah <ian·
sekarang."
.. Terima kasih. Digna. Suka hatiku mendengar kai:a-katall).u itu:
bukan buatan. Berasa lapanglah dadaku, jang memang sesak
diwaktu-waktu jang achir. Sekarang aku jang hendak bertanja ':
Apakah maksudmu buat masa-masa dimuka; Digna 1."
..Aku hendak menantikan pulangnja engkau dati meda~ perang.:
Robert ! Disutjikan dari segala noda jang dilekatkan orang pada
dirimu !" · ·_, ,;
.. Djika aku gugur ?"
.,Djika sampai kepada jang demikian, maka tahulah · aku; bahwa·
cngkau akan menantikan pulangnja aku dari dunia jang ·fana·
• • tt
Inl ......................... ..

Robert meninggalkan rumah Digna dengan mengarigkafk~pala.;


Digna mengantarkannja sampai kehalaman. lapun mengangkat'
kepalanja pula. Sekali-kali ia tidak berasa malu, karena ia teJah
kedatangan seorang serdadu jang buruk n~ma~ja dikalangan pem-'
besar-pembesar tentara. Tapi Digna sendiri merigeta~ui bah~a:­
Robert jang . dikenalnja dahulu dineger~ Belanda, masih belutti:
bertlbah-ubah. Be'lum rusak. ·~·~. :.;
XX. GUGUR SEBAGAI PAHLA WAN

Digna diundang makan malam keistana. Setelah suaminja me~


ninggal, atjapkali benar ia mengawani paman dan bibiknja dimedja
makan. Kedua suami isteri tahu. bahwa hidup Digna makin terasing
setelah ditinggalkan oleh suaminja, djadi mengundangnja keistana
itu dimaksud seolah~olah hendak menghibur~hiburkan hatinja.
Digna masih berkabung. djadi bertambah djaranglah orang jang
datang berkundjungan kerumahnja. Tambahan pula dari dahulu
Digna telah berasa djemu bertjampur gaul dengan njonja~njonja
di Djakarta jang memang tidak sesuai dengan dia. Satu~satunja
wanita jang dapat disebutnja sahabat. hanjalah njonja gubernur
qjenderal van Hoorn, bibiknja ..
Setelah kopi di~idangkan, tuan besar menarik nafas pandjang
sambil berkata :
,Ah! Sesenang~senangnja hidup ialah djika orang sedang diling~
kung~ oleh achlinja dimedja makan !"
,Engkau masih berkabung, Digna ?" tanja njonja van Hoorn.
\
,Telah)ebih dari enam bulan kebelakang Voorneman meninggal."
,.Baru ,lima bulan lebih sedikit, tante ! Luar dari pada itu ...... ah.
p~da pengalaman saja, didalam pakaian jang serupa ini adalah
kehidupan saja agak aman rasanja. Tak usah saja menjertai segala
perpestaan: jang hampir setiap pekan diadakan dikota ini."
· ,Ja," kata van Hoorn agak mengeluh ... Djika ditilik kepada sua~
sana pergaulan dikota ini. jang memberi gambarCjn .,berfoja~foja"
sepandjang waktu, rasa tak adalah mala petaka jang sedang menim~
pa kita di Hindia Timur ini, jaitu kita bangsa Belanda jang sedang
hunuh membunuh dengan sesama manusia di Djawa Timur. Setiap
pekan datang laporan, jang menjatakan berapa puluh dan berapa
~attisnja anggauta2. ten tara kita jang gugur. Tapi senang. pula hati
kita, karena kita ketahui bahwa diantara anak~anak kita dimedan
perang, tidak kurang jang patut diaku sebagai pahlawan tanah air.
J,ang mengharumkan nama tentara Kumpeni dan memaksa chalajak
umum supaja memperindahkan tentara itu. Ja, kadang~kadang orang
ru

jang disangka .. sampah masjarakat" itu datang,datang mend)elma


mendjadi satria, sebagai pahlawan gagah berani, jang tadinja di-
sangka,sangka ada padanja. lngatlah kamu sekalian kepada serdadu
Walter, jang dahulu diangkat keperahu kita di Tjiliwung? Ia
dinamakan pemabokan, pendjudi, pentjuri ............... .,sampah"
dikalangan masjarakat kita. Meskipun ia keluaran sekolah tinggi,
pandai bahasa,bahasa Barat dan Timur, tapi pangkatnja hanja
sampai kepada .. kopral sementara" sahadja. Pada achir~achir lnj
iapun dituduh mendjadi mata,mata Surapati. Tapi segala orang
jang telah pernah berhampiran dengan Walter, dan suka mendja-
lankan fikiran jang sehat, tidak pertjaja bahwa ia. orang djahat.
Memang didalam pergaulan kita disini, jang perlu hanjalah ,,pedati
sorong" jang beruang dan berpangkat. Djika o_rang tidak mempunjai
.,tulang punggung" jang serupa itu, tak ada kemungkinan baginjl:!o
buat mendjadi orang. Walter hanjut kenegeri ini seb~g-ai serdadu
biasa, dengan tidak membawa surat,surat pudjian dari negeri
Belanda, dan tak ada se~rang pula disini tapatannja, Bahkan ia
merahasiakan asal usul dan kelahirannja. Djadi meskipun ia o~ang
pandai, tidaklah ia diberi djalan buat menundjukkan kepandahmnja
itu. Achirnja Walter mentjari hiburan dirumah,rumah min,~m. dan
makin terbenamlah ia kedalam kubangan." ·
Digna mendengarkan tjeritera pamannja itu dengan -gelisah.
Maka bertanjalah ia :
.. Apakah jang sudah terdjadi atas diri Walter, oom ?"
.,Ia telah membukakan mata chalajak umum jang biasa memper-
hinakannja dengan suatu kenjataan jang. djarang,djarang diperli-
hatkan orang didalam sedjarah perdjuangan Oost lndische
Compagnie dinegeri ini. Sekarang tahul~h orang banjak, bahwa
orang jang terbuang,buang itu sebenarnja ialah seorang pahlawan
tanah air jang mahal tandingarinja. Ia gugur beserta lima puluh
orang kawannja, sebagai pahlawan, dibawah kelindungan si tiga.
warna, jang dapat dipantjangkannja dibenteng musuh, dengan m~.,.
ngurbankan njawanja !"
.,Au !" kata Digna, sambil menekankan dada. Bibi_knja inasih
dapat menangkap pangkallengannja, djika tidak dilakukannja jang
demikian, nistjaja djatuhlah Digna dari kursinja.
_,,Ada apa! Digna ?" tanja van Hoorn dengan. terkedjut.
. . ,.Tidak sesuatunja, oom !" sahut Digna, sambil meminum air
seteguk.• J)jantung saja ..................... ..
· ,.Ja, sebaik-baiknja engkau pulang kenegeri Belanda, Digna.
Hawa panas disini rupanja tidak sesuai dengan kewarasan dirimu .
............ Kembali kepada Walter. Sebagai seorang Belanda jang
ada diputjuk pimpinan dari perdjuangan Kumpeni disini, megah
hatiku mendengarkan kedjadian-kedjadian jang serupa itu. Seka-
rang orang mengandjurkan supaja kepadanja ............ sesudah ia
tak ada lagi! .................. diberikan tanda penghargaan, sedang
pangkatnja dianggap naik beberapa tingkat! Sajang, hendaknja
dari dahulu patutlah ia diberi kesempatan buat meii.undjukkan
~epandaiannja. Djika kedudukannja agak patut, mungkin ia tidak
akan terdjerumus kepelembahan. Siapa tahu barangkali ia akan
·mendjadi seorang hamba Kumpeni jang berharga. Tapi itulah .. ,..
tjatjatnja pada kita. Banjak orang jang tidak berpatutan mendjabat
pangkat-pangkat tinggi, sedang jang sebenarnja ada ment}ul<upi
sjarat-sjaratnja tinggal terkungkung dibawah. Perkara uang. sistim
kekeluargaan dan persahabatan .................. ; . , ... " ~
Van Hoorn mengeluh. Sesalan jang setjara itu sebenarnja hanja
dapat ditjurahkannja didalam lingkungan keluarganja sahadja, tiga
orang wanita jang .. buta politik". Djika ia berkata-kata setjara itu
dimuka orang-orang politik, mungkin ada jang akan mendaham-
daham .......................... .
Van Hoorn meneruskan :
..Walter hidup sebatang kara, tak ada sanak tak ada keluarga.
· ~ Sekiranja ada jang akan menerima pusakanja, akan berbahagialah
orang itu, karena segala hadiah jang diuntukkan kepadanja, akan
diterima oleh achli warisnja .. .. .. .. . . .. Tapi. kita bergurau-gurau
disini, sedang Digna perlu diantarkan dengan segera kerumahnja.
Berkemaslah Digna, engkau ~e'sti pulang !"

Tidak lama sesudah itu pulanglah Digna kenegeri Belanda. Ia


masih berkabung. Pada lahir guna suaminja jang meninggal. tapi
pada batin guna pahlawaRnja jang gugur.
ISI BUKU

Hal.
Kata pengantar .................................................... :.... 3
I. Pendahuluan . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . .. .. .. . . .. . .. . . . . . . . . . 5
II. Anak mandja . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
III ... Sukamanah" ...................................... ::........ 13
IV. Mendjadi piatu.. ... .. .... .. ..... .. .. .. .. .. ... .......... ....... 2·0
V. Pam an dan kemanakan . . . . . . . . . .. .. . .. .. . .. . . .. .. .. . . . .. . . 27
VI. Suara dari dasar samudera . .. .. .. . .. .. .. .. . . .. . .. .. . . .. .. . . 35
.. ' yn. Chajal ......................................................... . 42
VUI.· ,.Sudi Mampir" .......................................... : .... . 48
IX. Gubernur djenderal Van Hoorn didalam lingkungan
keluarganja .................................................. . 58
X. Nasib .......................................................... .. 66
• XI. Nasi telah mendjadi bubur ..............................'... 72
~
il
XII. Suami isteri .. .. . .. . .. .. . . . . . . .. .. . . .. .. . . .. .. . . . .. . . .. . .. .. . . . 80
I XIII. Memasuki gua sing a .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. .. . . . . . . . .. . . . 87
I
I
XIV. An tara ibu dengan ajah . .. .. .. .. .. .. . . .. . . .. . . .. . . . . . . . . . . . 94
XV. Aku orang Belanda ....................................... :.. 107
XVI. Pertjeraian dengan ajah . .. . . ... .. .. . . .. .. .. .. .. . . .. . . . . .. . . 113
XVII. Tidak putus~putusnja mara menimpa .................. ~.. 118
] XVIII. Tetap dituduh ................... ,.......... ..... . .. ... . ... .. ..... 128
XIX. Tjabik~tjabik bulu ajam ·.... ~::·.:........................... 133

r XX. Gugur sebagai pahlawan .............. :. .. . . .. .. . .. . .. . . . . .. 140

L_
NOCIITA/1 J.U/US ,OJALAN TAK ADA UDJUNG"

oleh

MOCHTAR LUBIS

Ukuran 14Y2 X 20Y2 em,

128 halaman,

5 gambar2 •• •• •• Rp. 6,50


Revolusi sebagai objek persoalan ditindjau dari djarak jang tjukup
djauh dan dengan ketjukupan inteligensi baru kita ketemukan sebagai
basil sastra pada DJALAN TAK ADA UDJUNG oleh M. Lubis.
Dia melihat !Vlatu pengertian pada revolusi itu dan intisari dari
pengertian ini disuruhnja kembali pelakunja menglitjapkan dengan
kata-kata seperti dalam sebuah essay.
,Tahukah engkau maksudku? Bagaimana aku harus terangkan?
Perdjuangan manusia jang bukan dalam gerombolan. Bukan salak
serigala dalam kawanan jang melakukan pemburuan. Tetapi salak
serigala jang geram, sedu-sedan dan teriak-njaring serigala seekor2
jang merebut hidup. Bagiku individu itu adalah tudjuan dan bukan
alat pentjapai tudjuan. Kebahagiaan manusia adalah dalam perkem-
bangan orang-seorang jang sempurna dan harmonis dengan manusia
lain. Negara hanja alat. Dan individu tidak boleh diletakkan dibawah
negara. Ini musik hidupku. lni perdjuanganku. Ini djalan tak ada
udjung jang kutempuh. Ini revolusi jang kita mulaL Revolusi hanja
alat mentjapai kemerdekaan. Dan kemerdekaan djuga hanja alat. Alat
untuk memperkaja kebahagiaan dan kemuliaan manusia 2 ". (Siasat).

BALAI PUST AKA


- DJAKARTA

Anda mungkin juga menyukai