Anda di halaman 1dari 33

1.

PENGERTIAN ARTIKEL IlMIAH



Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau
buku kumpulan artikel ditulis dengan tatacara ilmiah disesuai dengan konvensi
ilmiah yang berlaku. Tata cara ilmiah tersebut merupakan suatu sistem penulisan
yang ~n pada r:!2.a.~c:lIAh, tljlualJ, te~:>ri dan ~Clta untuk memberikan alternatif
pemecahan masala~ tertentu. Artikel ilmiah ini yang membahas suatu masalah yang
diicikukan~er~.asarkan hasil penyelidikan, pengamatan, pe~gumpulan data yang
didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun
Kajlan pustaka. Karena itu, dCllampemap~r~11 dan analisisdatanya, didasarkan
pada pemikiran iln1.~a~. Pemikiran ilmiah yang dimaksud adalah pemikiran yang
logis d<!n_~ll1piris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas
se~ara mendalam beraasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan (dapat
dibuktikan).
Pemikiran ilmiah pada lingkup keilmuan, terdiri dari dua tingkatan yaitu, tingkat
abstrak dan tingkat empiris. Pemikiran ilmiah tingkat abstrak berkaitan dengan
penalaran. Pada tingkatan ini, pemikirannya bebas, yakni tidak terlalu terikat oleh
waktu atau ruangan. Sementara, pemikiran empiris berkaitan dengan pengamatan
sehingga pemikiran empiris ini sangat terikat dengan waktu dan ruangan.
Dalam proses pemikiran ilmiah seseorang selalu memulai dengan apa yang
disebut pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah, merupakan gabungan dari dua
pendekatan yaitu pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pemahaman
terhadap pendekatan induktif dan deduktif ini perlu dilakukan secara bersama
karena hasil yang dicapai dari kedua pendekatan itu berbeda. Pendekatan induktif
52 II MENIJLlS MAKALAH DAN ARTIKEL - TeorL Contoh. dan Praktik Perlatihan

adalah pengalaman atau pengamatan seseorang pada tingkatempiris, menghasilkan Penulisan jud
konsep, memodifikasi model hipotesis menjadi teori, dan bermuara di tingkat berbentuk frase bul
abstrak. Pendekatan deduktif merupakan titik tolak penalaran serta perenungan di yang menggambari
tingkat abstrak, yang menghasilkan pengukuran konsep serta pengujian hipotesis. pendek (5 - 15 katCl
Penulisan nam.
yakni: (1) nama p
2. RAGAM ARTIKEL ILMIAH lembaga tempat kE
peneliti, nama per
Artikel ilmiah dapat dipilah menjadi dua, yakni artikel hasil penelitian dan
dalam catatan kaki
artikel nonpenelitian. Artikel ilmiah hasil penelitian adalah artikel ilmiah yang
peneliti pada catatc
disusun atau dibuat berdasarkan laporan hasil penelitian. Artikel ini merupakan
Penulisan abstl
bentuk publikasi yang lebih luas dari hasil penelitian melalui pemuatan artikel
artikel dengan kary
tersebut dalam jurnal ilmiah. Melalui pemuatan dalam jurnal ilmiah ini, produk
penel~~I1_ yangJl ihasilk2n_akansem~l<in ban
yak d i9aca dan_diketahui oleb=Q~
(1) ditik spasi tunl
pemyataari ringkas
laTn.Sementara, artlkel ilmiah nonpen@Hti-anadaTah artikel ilmiah yangdisusun at~u
hasil, bila perlu sin
dibuat,berdasarkan penalaran penulisnya. Artikel tersebut dikembangkan melalui
kata). Adapun, kala
kajian teori-teori yang diperoleh dari jurnal atau buku-buku ilmiah. Artikel ilmiah
kata tunggal/gabun
nonpenelitian ini tidak dikembangkan berdasarkan laporan penelitian. Karena itu,
pokok dari masalat
sistematika penulisan kedua ragam artikel ilmiah tersebut berbeda.
Ada beberapa ,
a. Artikel Hasil Penelitian setelah abstrak, tal
tentang latar bela~
• !!.B~.ciri pokok yang membedakan artikel hasil penelitian dengan artikellainnya
adalah materi; sistematika, dan prosedur penulisan. Materi yang dikembangkan dan tujuan peneliti
(4) disertai rujukan
dalam artikel hasil penelitian ini adalah materi penting yang dimuat dalam laporan
penel itian. Materi yang dimaksudkan adalah prosedur penelitian, temuan penelitian pembaca pada rurr
2 - 3 halaman kuar1
dan pembahasan, serta simpulan. Dari segi sistematikanya, kajian pustaka menjadi
bagian awal artikel dan sebagai bagian penting dalam pembahasan latar belakang Pada bagian ITIE
masalah(tanpa subjuduD yang ditutup dengan rumusan tujuan, prosedur, temuan, meliputi pengumpt
pembahasan, simpulan dan saran. Sementara, prosedur penulisan artikel hasil menggunakan rane
secara singkat. Ape
penelitian ini dapat dilakukan melalui dua cara, yakni artikel ditulis sebelum
ditulis spesifikasiny
laporan penelitian dibuat dengan tujuan untukmendapat masukan, atau artikel
informan, cara men
ditulis setelah laporan penelitian dibuat dengan tujuan untuk dipublikasikan.
Penulisan hasil
lsi artikel ilmah hasil penelitian terdiri atas beberapa komponen berikut ini:
--, - ,
menyajikan hasil bE
pengujian hipotesis
tabel/grafi k dalam. I
hasil tersebut singkc
Hasil Penelitian
pembahasan.
3 8 Pembahasan Penulisan bagi
4 Abstrak dan Kata Kunci 9 Simpulan dan Saran isi artikel. Tujuanr
5 Pendahuluan 10 Daftar
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 53
~piris, menghasilkan Penulisan judul artikel perlu memperhatikan acuan berikut, yakni: (1)
bermuara di tingkat berbentuk frase bukan kalimat, (2) berisi variabel yang diteliti atau kata-kata kunci
rI serta perenungan di yang menggambarkan masalah yang diteliti, (3) tidak terlalu panjang atau terlalu
pengujian hipotesis. pendek (5 - 15 kata), dan (4) hendaknya informatif dan menarik.
Penulisan nama penulis dan sponsor hendaknya memperhatikan syarat berikut,
yakni: (1) nama penulis ditulis tanpa gelar, (2) nama lengkap, gelar akademik,
lembaga tempat kerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki, (3) jika lebih dari tiga
hasil penelitian dan peneliti, nama peneliti utama ditulis di bawah judul, nama peneliti lain ditulis
dalam catatan kaki, dan (4) nama sponsor penelitian ditulis di atas lembaga asal
I artikel ilmiah yang
penel iti pada catatan kaki.
ltikel ini merupakan
Penulisan abstrak dan kata-kata kunci merupakan bagian yang membedakan
lui pemuatan artikel
, artikel dengan karya ilmiah yang berupa makalah. Abstrak artikel hasil penelitian:
~ ilmiah ini, produk
..,~----- (1) ditik spasi tunggal dengan format lebih sempit dari teks utama, (2) berisi
diketahu i. olelLQr~ng
pernyataan ringkas tentang ide penelitian (masalah dan tujuan, prosedur, ringkasan
iah yang disusu n atau
hasil, bila perlu simpulan dan implikasinya), (3) terdiri atas satu paragraf (50 - 75
(embangkan melalui
kata). Adapun, kata-kata kunci yang dituliskan dalam artikel hendaknya: (1) berupa
Imiah. Artikel ilmiah
kata tunggal/gabungan kata, (2) jumlahnya sekitar 5 kata, dan (3) merupakan kata·
enelitian. Karena itu,
pokok dari masalah.
tJeW.
-~Ada beberapa petunjuk dalam penulisan bagian pendahuluan, yakni: (1) ditulis
setelah abstrak, tanpa subjudul, (2) menyajikan kajian pustaka (berisi gagasan
lengan artikellainnya tentang latar belakang, masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah,
yang dikembangkan dan tujuan penelitian), (3) menyajikan secara ringkas dan padat kajian pustaka,
(4) disertai rujukan yang handal dengan jumlah proporsional, (5) mengarahkan
imuat dalam laporan
pembaca pada rumusan dan pemecahan masalah penelitian, dan (6) terdiri atas
n, temu<!n penel itian
fian pustaka menjadi 2 - 3 halaman kuarto dengan jarak ketik 1,5 spasi.
hasan latar belakang Pada bagian metode penelitian, disajikan bagaimana penelitian dilakukan yang
I, prosedur, temuan,
meliputi pengumpulan data, sumber data, anal isis data. Jika penelitian tersebut
oolisan artikel hasil menggunakan rancangan yang kompleks, rancangan penelitian perlu disajikan
lei ditulis sebelum secara singkat. Apabila penelitian tersebut menggunakan alat dan bahan, perlu
~kan, atau artikel
ditulis spesifikasinya. Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan subjek dan
informan, cara menggali data, lokasi penelitian, dan lama penelitian.
-~Iikasikan.
--- Penulisan hasil penelitian merupakan bagian utama artikel ilmiah. Bagian ini
onen berikut ini:
menyajikan hasil bersih dari penelitian, tidak menyajikan proses anal isis data dan
pengujian hipotesis. Untuk memperjelas paparan, bagian ini bisa menggunakan
11
tabel/grafik dalam penyajian hasil dengan komentar. Jika paparan pada bagian
hasil tersebut singkat, butir hasil penelitian ini dapat digabungkan dengan bagian
pembahasan.
Penulisan bagian pembahasanadalah bagian terpenting dari keseluruhan
an isi artikel. Tujuannya menjawab masalah, menunjukkan "encapaian tujuan,
54 II MENULIS MAKALAH DAN ARTIKEL Teori. Contoh. dan Praktik Perlatihan

menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan pad a teori yang mapan, menyusun


teori baru atau memodifikasi teori yang ada. Dalam bagian ini, simpulan hasil hidupnya. Salah!
lagu daerah Ban)1
penelitian disajikan secarJeksplisit.
Simpulan dan saran artikel hasil penelitian disajikan dalam bentuk essei
Berdasarkan
bukan numerikal.Simpulan tersebut menyajikan ringkasan dari uraian hasil dan
memfokuskan ka
pembahasan. Saran yang dikemukakan disajikan berdasarkan simpulan hasH
dalam lagu daerc
penelitian. Bagian saran ini merupakan bagian penutup dari artikel.
bahasa Using. L
Daftar rujukan yang dituliskan dalam artikel adalah rujukan yang disajikan
Using yang meng
dalam batang tubuh artikel. Rujukan tersebut ditulis lengkap sebagaimana yang
tersebut, penutur
dirujuk. Rujukan yang dituliskan dalam laporan,tetapi tidak dirujuk dalam batang
kepada masyaraka
tubuh artiket tidak perlu dicantumkan dalam rujuan artikel.
pembelajaran mu
CONTOH ARTIKEL HASIL PENELITIAN upaya mempertah
Sehpbungan
pemertahanan bu
Representasi Nilai-nilai Budaya Etnik Using dalam Lagu Daerah Banyuwangi
untuk (a) memeri
(Pemetaan Materi Ajar Muatan Lokal Bahasa Using)
Banyuwangi, (b) I
Oleh: Prof. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd materi ajar kearif
meraneang kurih
Abstrak: Masyarakat Using menciptakan lagu daerah Banyuwangi untuk
lokal etnik Using
memenuhi kebutuhan kreativitas seninya. Penciptaan produk seni yang berupa
lagu tersebut merupakan proses kreasi dan inovasi yang didorong dan dipengaruhi
• oleh kondisi Hngkungannya. Karena itu, lagu daerah Banyuwangi memiliki METODEPENE
wujud yang khas sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan tuntutan zamannya. Penelitian iui
Keberagaman isi dan makna pesan dalam lagu daerah Banyuwangi menggambarkan hermeneutika. Da
keberagaman orientasi sosial dan nilai-nilai budaya masyarakat penuturnya. Sikap tentang tradisi bu
budaya masyarakat yang patuh pada etika lingkungan merupakan strategi adaptasi bahasa Using dan
untuk mendapatkan jaminan keamanan dalam kehidupan sosial budayanya. N ilai studi dokumen,
budaya dan sikap budaya masyarakat Using yang tecermin dalam tuturan lagu
sebagai instrumen
memuat nilai-nilai luhur yang patut diajarkan kepada generasi muda Using.
panduan studt do
Kata Kunci: nitai budaya, etnik Using, lagu daerah, muatan lokal peneliti melakuka
yang didasarkan I
Masyarakat Using dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan model hermeneut
lingkungannya dengan menggunakan sistem adat yang berlangsung seeara kontinyu seeara eermat me
dan terikat oleh rasa identitas bersama dalam kesatuan sosialnya (Koentjaraningrat, memverifikasi tem
1990). Mereka menghadapi tantangan dan rangsangan dari lingkungan, termasuk Using dan buday;)'
tantangan dan rangsangan dari sumber-sumber daya alamo Dalam mel)iStwab tantangan Perian data 1

dan rangsangan ini, mereka seeara individual ataupun kolekrif mengembangkan budaya analisis tuturan L
dan memanfaat-kannya sebagai pedoman beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan ldentifikasi dan pc:
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 55

rnapan, menyusun
r)i, simpulan hasil hidupnya. Salah satu wujud pengembangan budaya tersebut adalah penciptaan lagu­
lagu daerah Ba'~Yuwangi.
lam bentuk essei
Berdasarkan kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, pembahasan ini
i uraian hasil dan
memfokuskan kajiannya pada upaya pengintegrasian nilai-nilai budaya etnik Using
n simpulan hasil
dalam lagu daerah Banyuwangi ke dalam kurikulum pembelajaran muatan lokal
eel.
bahasa Using. Lagu Daerah Banyuwangi dipandang sebagai produk budaya etnik
III yang disajikan
Using yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal etnik Using. Melalui tuturan tagu
ebagaimana yang
tersebut, penutur lagu menginformasikan dan mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal
juk dalam batang
kepada masyarakat Using. Karena itu. pengintegrasian lagu daerah Banyuwangi dalam
pembelajaran muatan tokal bahasa Using dapat menjadi salah satu alternatif dalam
upaya mempertahankan budaya etnik Using.
Sehubungan dengan upaya menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi
pemertahanan budaya etnik Using, pada tahap awal (tahap 1), penelitian ini berupaya
• Banyuwangi
untuk (a) memerikan nilai-nilai budaya etnik Using yang termuat dalam lagu daerah
=­ Banyuwangi, (b) mengidentifikasi nilai-nilai budaya etnik Using yang relevan sebagai

mated ajar kearifan lokal dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Using, dan (c)
merancang kurikulum pembelajaran muatan lokal bahasa Using yang berbasis kearifan
lIfU"'"'3ngi untuk
lokal etnik Using melalui pengintegrasian lagu daerah Banyuwangi.
lIeIli yang berupa
dan dipengaruhi
_'3Ilgi memiliki METODE PENELlTlAN
IUtan zamannya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan ancangan
menggambarkan hermeneutika. Data penelitian berupa tuturan lagu-Iagu daerah Banyuwangi, informasi
murumya. Sikap tentang tradisi budaya dan fakta keseharian masyarakat Using, dan informasi tentang
ISIl'ategi adaptasi bahasa Using dan lagu-Iagu daerah Banyuwangi. Pengumpulan data dilakukan melalui
budayanya. Nilai studi dokumen, wawancara, dan observasi. Dalam pengumpulan data, peneliti
an Olturan lagu
sebagai instrumen kunci dilengkapi dengan panduan observasi, panduan wawancara,
!Ida lising.
panduan studi dokumen, dan alat perekam elektronik. Ketika mengumpulkan data,
peneliti melakukan seleksi data, identifikasi data, klasifikasi data, dan kategorisasi data
yang didasarkan pada pandangan emik. Analisis data dilakukan dengan mengikuti
lInalcsi dengan model hermeneutika dalam pandangan Ricoeur. Keempat aspek penelitian dipahami
Reara kontinyu secara cermat melalui level semantik, level refleksif, dan level eksistensiaL Untuk
Dentjaraningra t, memverifikasi temuan penelitian, dilakukan triangulasi temuan kepada pakar bahasa
mgan, tennasuk Using dan budayawan Using.
ja"'3b tantangan Perian data ten tang nilai budaya etnik Using yang -dihasilkan melalui proses
bangkan budaya anal isis tuturan lagu daerah Banyuwangi selanjutnya diidentifikasi dan dipetakan .
..ru kebutuhan Identifikasi dan pemetaan tersebut dimaksudkan untuk menentukan nilai-nilai budaya
5611 MENUUS MAKALAH DAN ARTIKEl Teori. Contoh, dan Praktik Perlatihan

yang relevan untuk digunakan sebagai materi ajar kearifan lokal masyarakat Using.
dicita-citakan, m
Hasil pemetaan nilai buday~ ini disandingkan dengan kurikulum muatan lokal bahasa
dalam perilaku b
Using yang sudah ada. Dengan memperhatikan tema dan subtema dalam kurikulum
pembelajaran bahasa Using, ragam nitai budaya temuan penelitian diintegrasikan
dalam setiap unit yang relevan. Dengan cara demikian, diperoleh wujud kurikulum PEMBAHAS~
pembelajaran bahasa Using yang integratifberbasis kearifan lokal dengan pemanfaatan
Uraian di at:
materi lagu daerah Banyuwangi sebagai bahan ajarnya.
lagu daerah Bany
tersebut dipanda
HASIL PENELlTIAN kehidupannya sel
Etnik Using memiliki tata cara/perilaku, adat-istiadat tersendiri yang menunjuk! Using dalam kehi
beorientasi pad a sistem nilai (sebagai konsep dan pandangan hidup) yang merupakan dan dalam hubur
warisan nenek moyang dan masih berlaku hingga sekarang. Dalam kaitannya dengan Dalam pan,
kehidupan berketuhanan, tuturan lagu daerah Banyuwangi menunjukkan bahwa dua hubungannya del
sikap budaya etnik Usingdalam hubungannya dengan Tuhan, yakni keyakinan terhadap seruan sekaligus p
kekuasaan Tuhan dan pengakuan akan sifat-sifat Tuhan. Terhadap kekuasaan Tuhan, tetapi setiap indi:1
mereka memiliki keyakinan babwa Tuhan memiliki kekuasaan yang mahatinggi. Ia dirinya yang sebe
dapat melakukan apa saja sesuai dengan kehendal<-Nya. Manusia dan alam selalu dengan memanus
berada dalam kekuasaan dan kehendal<-Nya. Sebagai Zat yang Mahatinggi, Tuhan mengaku dirinya :
memiliki berbagai sifat yang kepada-Nya manusia dapat menyampaikan permohonan. dikatakan bersum

.. Keyakinan masyarakat Using tentang kekuasaan Tuhan yang terekam dalam


tuturan lagu meliputi keyakinan tentang: (a) kekuasaan dan kesempurnaan ilmu Tuhan,
juga untuk memp4
paham atas pengh
(b) kekuasaan Tuhan atas nasib dan takdir, (c) kekuasaan Tuhan dalam menentukan
hidup dan mati, (d) kekuasaan Tuhan atas alam dan peristiwa-nya, dan (e) kekuasaan
Tuhan atas kehidupan manusia. Hal ini dapat dilacak dalam contoh tuturan lagu PENUTUP
berikut: Sikap buda~
.../Amit -amit kita njaluk dititeni/Kadung luput ageng alit sepurane/Ayo dulur bermasyarakat, kei
kekurangane apikena/Wong kang nganggit kepinterane durung sampurna/... melalui pesan-pesa
kehidupan berken
C../Permisi kami minta perhatian/Jika salah besar atau kedl, kami minta
sebagai pribadi, dar
maaf/Marilah Saudara kekurangannya diperbaiki/Orang yang mengarang
kepandaiannya belum sempurna/...) keharmonisan dala
keselarasan hidupi
kepercayaan dala"
Keyakinan terhadap kekuasaan dan sifat-sifat Tuhan menumbuhkan sikap
menggambarkan k.
positif pad a diri individu masyarakat Using untuk tidak menyombongkan diri atas
bersama sebagai 51
kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan ini juga menumbuhkan sikap pasrah kepada
kehidupan sosial bt
Tuhan tentang segala usaha yang telah dilakukannya. Manusia hanya wajib berusaha,
Berdasarkan po
tetapi hasil dari usaha tersebut Tuhan yang menentukan. Untuk mencapai apa yang
makna pesan dala"
nilai-nilai budap m
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 57

rnaSYll.rakat Using. dicita-citakal11 manusia harus berikhtiar dan memohon kepada Tuhan yang terwujud
LJa£an lokal bahasa dalam perilaku beribadah.
dalam kurikulum
ian diintegrasikan
wUjud kurikulum PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
ngan pemanfaatan
Uraian di atas mengungkapkan nilai-nilai budaya etnik Using dalam tuturan lagu­
lagu daerah Banyuwangi. Nilai budaya yang terekam dan tecermin dalam tuturan lagu
tersebut dipandang sebagai gambaran pandangan hidup budaya etnik Using dalam
kehidupannya sehari-hari. Dalam tuturan tersebut, tecermin nilai budaya masyarakat
i yang menunjuk/ Using dalam kehidupan berketuhanan, kehidupan bermasyarakat, kehidupan pribadi,
,) ~'ang merupakan dan dalam hubungannya dengan lingkungan alamo
bitannya dengan Dalam pandangan Snijders (2004: 143), setiap individu manusia dalam
jullin bahwa dua hubungannya dengan dirinya, sesamanya, alam merupakan hubungan yang bersifat
~-akinan terhadap seruan sekaligus paradoks. Hubungan dengan sesamanya mengarah pada satu kesatuan,
l-druasaan Tuhan, tetapi setiap individu dalam kesatuan hubungan tersebut mengarah pada keunikan
109 mahatinggi. la dirinya yang sebenarnya. Dalam hubungannya dengan alam, manusia menjadi diri •

l dan alam selalu dengan memanusiakan alamo Selanjutnya, sebagai makhuk yang berbudaya, manusia
lahatinggi, Tuhan mengaku dirinya sebagai makhluk yang beragama. Dimensi religius ini oleh Snijders
k:an permohonan. dikatakan bersumber dari diri manusia masing-masing dan menjadi bahan refleksi
II' rerekam dalam juga untuk memperdalam paham tentang diri manusia itu sendiri. Dalam refleksi atas
ID3an ilmu Tuhan, paham atas penghayatan relegius, manusia menemukan dirinya terarah kepada Tuhan.
Ibm menentukan
dan (e) kekuasaan
IIDh roMan lagu PENUTUP
Sikap budaya etnik Using dalam kehidupan berketuhanan, kehidupan
bermasyarakat, kehidupan pribadi, dan hubungannya dengan alam diekspresikan
(A!o dulur
ma/... melalui pesan-pesan tuturan lagu daerah Banyuwangi. Keyakinan etnik Using dalam
kehidupan berketuhanan melandasi sikap mereka dalam kehidupan bermasyarakat,
mi minta
sebagai pribadi, dan hubungannya dengan alamo Mereka selalu menjaga kerukunan dan
oengarang
keharmonisan dalam hidup bermasyarakat, menjaga sikap etis, dan mempertahankan
keselarasan hidupnya dengan alamo Mereka menjalankan tradisi budaya dan adat
kepercayaan dalam kehidupannya sehari-hari. Tatanan sikap yang demikian ini
IIIIlhuhkan sikap menggambarkan kepatuhan etnik Using terhadap erika lingkungan yang disepakari
X>ngkan diri atas bersama sebagai straregi adaptasi untuk mendapatkan jaminan keamanan dalam
:ap pasrah kepada kehidupan sosial budaya masyarakarnya .
• ll.'ajib berusaha, Berdasarkan papa ran di atas, dapat disimpulkan bahwa: (a) keberagaman isi dan
alClpai apa yang makna pesan dalam suatu tuturan menggambarkan keberagaman orientasi sosial dan
nilai-nilai budaya masyarakat penuturnya, (b) sikap budaya masyarakat yang patuh pada
58 II MENULIS MAKALAH DAN ARTIKEl- Teori. Contoh. dan Praktik Perlatihan

etika lingkungan merupakan stratcgi adaptasi untuk mendapatkan jaminan keamanan Peningb
dalam kehidupan sosial budavanya, (c) nilai budaya dan sikap budaya masyarakat Using StraIJ
memuat nilai-nilai luhur yang patut diajarkan kcpada para gencrasi muda Using.

DAFTAR RUJUKAN
1. PENDAHUJ
Abal, Fatrah. 2004. Gandrung: Kawitane Alat Perjuwangan, dalam Seblang Kaping 2/ 1.1 Latar BelakaJ
VII/2004.
Pada hakikat
Aksora, Achmad. 2004. Upacara Perkawinan Adat, dalam Majalah Budaya Jejak, nomor
pembelajaran . Bal
06-2004.
keterampilan siS\\"l
Ali, Hasan. 1991. Bahasa dan sastra Using di Banyuwangi: Sebuah Laporan. Makalah
berkomunikasi si:
Kongres Bahasa Jawa di Scmanmg pada 30 Juni - 5 Juli 1991.
pembelajaran sastl
Barker, Chris. Cultural Studies: Teori & Praktik. Terjemahan oleh Nurhadi. 2004.
agar dap~t mengl
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
langsung melakuk
... dst.
bahwa pembelajar
meningkatkan pen
Dalam hal ini pem
Kutipan di atas adalah contoh artikel ilmiah yang dikembangkan berdasarkan kegiatan manusia
hasil penelitian. Komponen-komponen yang terdapat dalam artikel tersebut adalah: tentang harapan
(1) judul artikel, yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital-kecil untuk setiap hubungan dengan
4f<atanya (huruf awal kata tugas ditulis ked!), (2) nama penulisnya, (3) abstrak, yang keterampilan bel1
terdiri atas 1 paragraf dan ditulis dalam posisi sentral dengan jarak 1 spasi, (4) cipta rasa, dan me
kata-kata kunci, yang merupakan kata-kata penting yang perlu diperhatikan oleh manfaat belajar S(C
pembaca, (5) bagian pendahuluan, tanpa dituliskan subjudulnya, (6) metode berbahasa meliput
penelitian, yang ditulis secara lengkap dan ringkas, hanya menyajikan pokok­ efektif untuk men~
pokoknya, (7) hasH penelitian, yang disajikan secara ringkas yang disertai contoh karya sastra dapat I
data analisis, (8) pembahasan hasil, yang membahas hasH penelitian secara ringkas, dari pengalaman h
tapi lengkap, (9) penutup, yang menyajikan simpulan dan rekomendasi, dan (10) terkandung didalal
daftar rujukan, yang hanya mencantumkan pustaka yang dirujuk dalam artikel. karya sastra dihar.
emosi dari masyar
PRAKTIK 13: Berlatih Menyusun Abstrak dan Menentukan Kata-kata Kunci
membentuk wata'
Berikut ini disajikan sebuah makalah yang dikembangkan berdasarkan hasil sosial, dapar dinila:
penelitian tindakan kelas. Ubahlah makalah tersebut menjadi artikel hasil penelitian Salah satu kef!
dengan cara menambahkan abstrak dan kata-kata kunci! kemampuan dalarr
Ide atau gagasan te
HasH dari kegiataI1
dapat membaca tul
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 59

Iminan keamanan Pen~.~gkatan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah Drama dengan

I ~r<lrakat
Using Strategi Konversi Cerpen Pada Siswa KeLas VIII SMPN 04

muda Using. OLeh: Heni Dwi Arista

1. PENDAHULUAN
Sd-iang Kaping 2/ 1.1 Latar BeLakang MasaLah
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Dalam konteks
..Ja:.a lc?jak, nomor
pembelajaran . Bahasa Indonesia, pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan rna up un tertulis. Selain belajar
lAporun. Makalah
berkomunikasi siswa juga dilibatkan dalam pembelajaran sastra, sebab dengan
pembelajaran sastra tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membentuk sikap siswa
l ~urhadi. 2004.
agar dapat menghargai karya sastra. Sikap tersebut dapat terbentuk apabila siswa
langsung melakukan penikmatan dan penghayatan. Ahmadi (1990:87) menyebutkan
bahwa pembelajaran sastra merupakan aktivitas pembelajaran yang dirancang untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap hakikat cipta sastra dalam pembelajarannya. I.
Dalam hal ini pembelajaran cipta sastra dipandang sebagai suatu usaha untuk merekam
.pan berdasarkan kegiatan manusia dalam mengekspresikan dan mengomunikasikan gagasannya
lei tersebut adalah: tentang harapan manusia, impian, cita-cita, perasaan, pikiran, pengalaman, dan
~il untuk setiap
hubungan dengan masyarakatnya. Manfaat belajar sastra antara lain untuk membantu
... 0) abstrak, yang keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan
I jarak 1 spasi, (4)
. cipta rasa, dan menunjang pembentukan watak. {Rahmanto, 1989:16}. Maksud dari
diperhatikan oleh manfaat belajar sastra dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan
~a, (6) metode
berbahasa meliputi terampil menggunakan kalimat serta kosakata yang bervariasi dan
Enyajikan pokok­ efektif untuk menyampaikan gagasan secara tertulis dalam sebuah karya sastra. Kedua,
ag disertai contoh karya sastra dapat meningkatkan pengetahuan budaya, karena manusia tidak bisa lepas
ian secara ringkas, dari pengalaman hidup yang berhubungan dengan masyarakatnya dan nilai-nilai yang
mendasi, dan (10) terkandung didalamnya. Ketiga, Karya sastra dapat mengembangkan cipta rasa, sebab
~dalam artikel.
karya sastra diharapkan mampu mempengaruhi masyarakat dengan memunculkan
emosi dari masyarakat itu sendiri. Terakhir sastra dapat menunjang watak, dengan
iIIa-bta Kunci membentuk watak {character}, kepribadian manusia yang terwujuddalam interaksi
berdasarkan hasi I sosial, dapat dinilai oleh masyarakatnya.
keI hasil penelitian Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam komunikasi adalah

kemampuan dalam menuangkan dan mengembangkan ide ke dalam bentuk tulisan.

Ide atau gagasan tersebut kemudian dikembangkan dala~ bentuk rangkaian kalimat.

Hasil dari kegiatan menulis adalah untuk dibaca oleh orang lain, supaya orang lain

dapat membaca tulisan tersebut dituntut adanya bahasa yang mudah dipahami. Oleh

60 II MENUlIS MAKALAH DAN ARTIKEl - TI!ori. Contoh. dan Praktik Pl!rlatihan

karen a itu, kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa SMP kelas VIII adalah akan menjadi lehi
menulis naskah drama. Meq.ulis naskah drama merupakan suatu kegiatan yang harus menulis naskah d
diamati dan melalui proses yang cukup panjang. Strategi kom.
Suparno (2006:3) menyebutkan menulis mempakan kegiatan penyampaian pesan merencanakan 51
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Bertolak tersebut, peneliti
dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis sastra merupakan menulis yang kre
kemampuan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan ragam bahasa konversi ini meru
sastra. Penulis selain memperhatikan ragam bahasa sastra sebagai alat ekspresinya, ia (Nugroho, 2009).
juga harus memperhatikan menulis sastra khususnya menulis naskah drama. artinya adalah me
Menurut Roekhan (1991) terdapat beberapa manfaat dalam menulis naskah pada meniru moe
drama. Pertama, siswa berlatih mengembangkan gagasan. Kedua, siswa harus sering menekankan pad.
melakukan kegiatan menu lis, jika sering menulis dapat memperlancar siswa dalam media pembelajar.
mengungkapkan ide. Ketiga, siswa akan terbiasa menggarap plot, tema, setting, dan Strategi kom.
karakter yang baik dalam penulisan naskah drama. Keempat, dengan berlatih menulis, naskah drama. Sl
siswa akan mampu membedakan antara menulis karya sastra drama dengan karya yang terkandung (
sastra lainnya. Kelima, siswa secara tidak langsung terlatih untuk mengenali keadaan dimanfaatkan seba
sekitar dan lebih peka dengan kejadian-kejadian yang terkait didalamnya. Karena dalam sumber pembelaja
menulis karya sastra khususnya menulis naskah drama seseorang hams mengobservasi kesamaan dengan
orang lain dan lingkungan sekitar yang dapat dijadikan bahan dalam menulis naskah dimaksud dengan
drama. sastra itu sendiri, I

Naskah drama adalah hasil karya tulis seseorang yang memiliki kepekaan rasa lebih,
• bangunan yang dis
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan dituangkan dalam bentuk dialog­ Unsur-unsur
dialog (Maryaeni, 1991:34). Dialog merupakan unsur drama yang terpenting untuk tema, penokohan I

mengetahui keseluruhan aspek yang ada didalamya. Terutama pemahaman tentang dipilih juga didasa
dialog naskah sebab dalam dialoglah tersimpan rahasia naskah drama. Ghazali (] 985;4) keterbatasan wan
mengemukakan bahwa membaca sebuah naskah drama dapat memberikan kepuasan terutama dalam h
sampai pada tingkat tertentu, terutama bagi pembaca yang memiliki pengembangan dapat meningkatla
imajinasi, karena pembaca yang memiliki imajinasi yang kuat merupakan awal yang
1.2 Rumusan Ma
baik untuk memulai menulis sebuah naskah drama.
Dalam pembelajaran sastra, naskah drama merupakan salah satu genre sastra yang Berdasarkan I

kurang diminati siswa. Usaha meningkatkan minat siswa terhadap drama, baik dalam umum penelitian il
memerankan, membaca, mengapresiasi dan terutama dalam menulis naskah drama. kemampuan mem
Dibutuhkan strategi pembclajaran yang menarik bagi siswa, strategi pembelajaran siswa kelas VIII S~
yang menarik diharapkan siswa mampu mencapai indikator, sekaligus juga dapat dijabarkan sebagai
mempengaruhi siswa dalam menulis sastra. Dalam menulis naskah drama siswa dapat (1) Bagaimana pI
menemukan dan mengembangkan gagasan yang akan mereka tuangkan menjadi drama dengan
sebuah naskah drama yang utuh, jika dirangsang dengan strategi pembelajaran yang 04 Malang?
diminati oleh siswa. Dapat menimbulkan perubahan terhadap perilaku siswa, siswa (2) Bagaimana ~
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 61

, .kelas VIII adalah akan menja~J lebih aktif dan termotivasi serta antusias dalam mengikuti pembelajaran
regiatan yang harus menulis naskah drama.
Strategi konvcrsi cerpcn merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
iJefl~'3mpaian pesan merencanakan strategi pembelajaran yang menarik. Berdasarkan pertimbangan
medianya. Bertolak tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan alternatif strategi pembelajaran
5 s:astra merupakan menulis yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Strategi
ahn rag-dm bahasa konversi ini merupakan strategi hasil pengembangan dari strategi copy by the master
alar elcspresinya, ia (Nugroho, 2009). Secara harfiah, copy by the master berasal dari bahasa Inggris yang
Ibdrama. artinya adalah model untuk ditiru. Strategi copy by the master ini lebih menekankan
11menulis naskah pada meniru model dengan bentuk yang sarna, sedangkan strategi konversi ini lebih
Hsv.'3 harus sering menekankan pada meniru model dengan bentuk yang berbeda namun pada intinya
Im.:ar siswa dalam media pembelajarannya sarna-sarna ditiru.
1n1la, setting, dan Strategi konversi dapat digunakan untuk pembelajaran menyusun kerangka
III berlatih menulis naskah drama. Sumber bahan yang dikonversi dapat berupa cerpen. Unsur-unsur
IIOadengan karya yang terkandung dalam cerpen, misalnya tema, tokoh, alur, setting, dan dialog dapat
.mgenali keadaan dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi penulisan naskah drama. Cerpen dipilih sebagai ~
IIIf.L Karena dalam sumber pembelajaran karena di dalamnya terdapat unsur intrinsik yang memiliki
IUS mengobservasi kesamaan dengan naskah drama. Dermawan (2001:11) menyebutkan bahwa yang
• menulis naskah dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berasal daTi dalam karya
sastra itu sendiri, unsur yang secara faktual jalin-menjalin membentuk satu kesatuan
~ rasa lebih, bangunan yang disebut kenya sastra.
_ benruk dialog­ Unsur-unsur itulah yang hadir sebagai karya sastra. Unsur tersebut meliputi
apenting untuk . tema, penokohan dan perwatakan, alur, setting, dan dialog. Selain itu media cerpen
~ntentang dipilih juga didasarkan pada pembelajaran sastra yang sulit diajarkan di kelas karena
~Ghazali (1985:4) keterbatasan waktu dan guru yang kurang memiliki variasi model pembelajaran
Lcrikan kepuasan terutama dalam bidang sastra sehingga strategi konversi cerpen ditawarkan untuk
ki pengembangan dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama.
IIpIbn awal yang
1.2 Rumusan Masalah

I~ sastra yang Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

IDma. &ail dalam umum penelitian ini dapat dirumuskan, "Bagaimanakah proses dan hasH pcningkatan

lis naskah drama. kemampuan menulis kreatif naskah drama dengan strategi konversi cerpen pada

• pembelajaran siswa kelas Vlll SMPN 04 Malang?" Secara khusus rumusan masalah tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

• juga dapat
Icuna siswa dapat (1) Bagaimana proses tindakan peningkatan kemampuan menu lis kreatif naskah

DDgbn menjadi drama dengan strategi pembelajaran konversi cerpen pada siswa kelas VIII SMPN

Dbelajaran yang 04 Malang?

Iaku Sb>\'3, siswa (2) Bagaimana hasil tindakan peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah
62 II MENULIS MAKALAH DAN ARTIKEL - Teori. Contoh. dan Praktik Perlatihan

drama dengan strategi pembelajaran konversi cerpen pada siswa kelas VIII SMPN Dalam penel
04 Malang. berkedudukan sd
a. Bagaimana hasH peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama kegiatan pengumJ
dengan strategi pembelajaran konversicerpen pada tahap perencanaan peneliti berperan ~
naskah? peneliti. pelaksaru
b. Bagaimana hasit peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama sekolah ini didasa:
dengan strategi pembelajaran konversi cerpen pada tahap penulisan naskah pelajaran Bahasa
drama? Negeri 04 Malang
c. Bagaimana hasit Peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama Data peneliti
dengan strategi pembelajaran konversi cerpen pada tahap penyuntingan dan Data proses berup
revisi naskah drama? dari kegiatan bela:
1.3 Tujuan Penelitian konversi. Data h~
menulis haskah d
Tujuan umum penelitian ini yakni mendeskripsikan peningkatan kemampuan
catatan lapangan,
menulis kreatif naskah drama dengan strategi konversi cerpen pada siswa kelas VIII
observasi diperole
SMPN 04 Malang". Sejalan dengan itu, tujuan khusus penelitian sebagai berikut:
rencana pembelaj~
(1) Mendeskripsikan proses tindakan peningkatan kemampuan menulis kreatif
jawaban dari guru I
naskah drama dengan strategi konversi cerpen pada siswa kelas VIII SMPN 04
dengan menguku
Malang.
strategi konversi n
(2) Mendeskripsikan hasit tindakan peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah
tahap mengembar
• drama dengan strategi konversi cerpen pada siswa kelas VIII SMPN 04 Malang.
perencanaan pelak
Subjek penelil
2. METODOWGI
namun subjek yaIl!
Penelitian pembelajaran menulis kreatif naskah drama dengan strategi konversi
nitai kurang dari )
cerpen ini dilaksanakan dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) (classroom
di kelas VIII-G ad~
action research). Mengacu pada pendapat Arikunto (2006), penelitian ini dirancang
ini merupakan inn
dalam empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
penelitian ini adalal
(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Sebelum itu, peneliti harus melakukan studi
utama lainnya dah
pendahuluan untuk melihat tingkat kemampuan dan masalah-masalah pembelajaran
catatan lapangan d:
yang menyebabkan kompetensi siswa tidak berkembang secara optimal.
Pengumpulan
Siklus I dirancang berdasarkan interpretasi dan refleksi dari kegiatan studi
menggunakan ped~
pendahuluan. Siklus II atau siklus selanjutnya (N) dirancang berdasarkan informasi
penilaian hasH me
pada siklus 1 atau siklus sebelumnya. Oleh karena itu, jumlah dan bentuk tindakan
terjun ke lapangan
pada setiap siklus sangat bergantung pula pad a kebutuhan lapangan. Penelitian
yang berkaitan dell
Tindakan Kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan berasal dari praktik
dan tahap penyunti
pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajarari"dalam hal ini
untuk meminta pel
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan menggunakan
menulis naskah dra
strategi konversi.
Menulis Artikeillmiah - UNIT IV II 63

l kelas VIII SMPN Dalam p~n.elitian tindakan kelas kehadiran peneliti sangat diperlukan. Peneliti
berkedudukan sebagai instrumen utama. Seeara langsung peneliti terlibat dalam
tif naskah drama kegiatan pengumpulan data sampai dengan pelaporan hasH. Dalam penelitian ini,
bap pereneanaan peneliti berperan sebagai pengamat partisipan yang kehadirannya diketahui oleh subjek
peneliti. pelaksanaan penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 04 Malang, Pemilihan
tit naskah drama sekolah ini didasarkan pada pertimbangan: (1) pengelolaannya terbuka, (2) guru mata
penulisan naskah pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bersedia diajak berkolaborasi, dan (3) SMP
Negeri 04 Malang telah menggunakanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
tit naskah drama Data penelitian tindakan ini adalah data proses dan hasH tindakan pembelajaran.
~untingan dan Data proses berupa data verbal dan tingkah laku subjek yang diteliti yang bersumber
dari kegiatan belajar mengajar menulis naskah drama dengan menggunakan strategi
konversi. Data hasH berupa data tertulis (karya siswa) yang bersumber dari hasH
menulis naskah drama. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawaneara,
Ibn kemampuan
eatatan lapangan, dan hasH kerja siswa ini berupa menulis naskah drama. Data hasil
• S.b""\\"a kelas VIlI
observasi diperoleh dari eatatan lapangan yang berisi kegiatan yang sesuai dengan
agai berikut:
reneana pembelajaran. Data hasil wawaneara diperoleh dengan eara meneatat setiap •
menulis kreatif
jawaban dari guru maupun siswa tentang pembelajaran. Data hasH kerja siswa diperoleh
15 \lIl SMPN 04
dengan mengukur kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan
strategi konversi melalui beberapa tahap, yaitu tahap meniru, tahap mengolah, dan
IIIis Icreatif naskah
tahap mengembangkan berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditetapkan dalam
PN 04 Malang.
pereneanaan pelaksanaan pembelajaran.
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII-G SMP Negeri 04 Malang,
namun subjek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah siswa ydng memperoleh skor
I 5U3.tegi konversi
nHai kurang dari KKM dalam hal kemampuan menu lis naskah drama. Jumlah siswa
5 (Y.[lC) {classroom
di kelas VIll-G adalah 39 siswa. Semua lnstrumen yang digunakan dalam penelitian
. . ini diraneang
ini merupakan intrumen utama. Instrumen utama sekaligus instrumen kunci dalam
•(2) pelaksanaan,
penelitian ini adalah Raneangan Perbaikan Pembelajaran (RPP). Sedangkan, Instrumen
adalmkan studi
utama lainnya dalam penelitian ini berupa lembar observasi, pedoman wawaneara,
I:ah pembelajaran eatatan lapangan dan penyekoran.
II. Pengumpulan data dilakukan oleh pene1iti dibanm oleh ternan sejawat, dengan
i kegiatan studi
menggunakan pedoman wawaneara, lembar observasi, eatatan lapangan, dan rubrik
.kan informasi penilaian hasH menulis naskah drama. Pengumpulan data dilakukan dengan: (1)
benruk tindakan terjun ke lapangan (pengamatan langsung ke sumber data) untuk mengamati proses
1IIIIPIl- Peneli tia n yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan pereneanaan naskah,
_ dati praktik
dan tahap penyuntingan dan revisi (2) wawaneara yang ditujukan pada guru dan siswa
.. dalam hal ini untuk meminta pendapat kepada guru dan siswa mengenai penerapan pembelajaran
10 menggunakan
menulis naskah drama dengan menggunakan strategi konversi, (3) penggunaan eatatan
6411 MENLILIS MAKALAH DAN ARTIKEl- Tilori. Contoh. dan Praktik Perlatihan

lapangan untuk mengetahui proses pembelajaran menulis naskah drama dengan pembelajaran ad
menggunakan strategi konversi, (4) menganalisis hasil menulis naskah drama dengan 1) Merumuska
strategi konversi dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah disusun pad a Tujuan pemJ
perencanaan tindakan. adalah: (1) si
Data yang terkumpul dari hasil penelitian berupa data hasH obscrvasi, wawancara, mengembal1l
catatan lapangan, dan hasil kerja siswa. Dalam penelitian lnl data-data yang terkumpul 2) Merancang!
dianalisis menjadi tiga tahap, yaitu; (l) reduksi data, (2) paparan data, (3) penarikan Pada kegian
kesimpulan atau verifikasi. Menurut Moleong (2002:173), untuk menetapkan segala sesuat
keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yaitu pengecekan keabsahan data. Ada menyusun k4
empat kriteria yang digunakan, yaitu: (1) derajat kepercayaan (credibility), (2) keteralihan tokoh dan \\
(transferbility), (3) kebergantungan (dependability), dan (4) kepastian (confirmability). mengalami I
Sifat dari penelitian ini adalah kolaboratif antara peneliti dengan guru mata selanjutnya si
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Alur penelitian kelas yang dimu[ai dengan yang utuh. H
kegiatan observasi kelas di SMP Negeri 04 Malang. observasi ini meliputi kondi,si dan gagasan 1

kelas dan kegiatan belajar mengajar menulis naskah drama dan kegiatan prates untuk kegiatan ini jl
mengetahui kemampuan siswa. Setelah mengetahui kemampuan siswa, peneliti yang dilakulc
bersama guru menyusun rencana tindakan untuk diterapkan dalam pembelajaran tanda baca, e.
menulis naskah drama dengan menggunakan strategi konversi pada siklus 1. Tindakan 3) Penggunaan ~
diawali dengan kegiatan perencanaan yang dHaksanakan bersama guru mata pelajaran. Strategi ini
Kemudian dilaksanakan siklus I eva[uasi, dan refleksi. Jika hasil evaluasi menunjukkan mempermuru

kemampuan siswa sudah memenu hi standar nitai, siklus dapat dihentikan dan karena sudah
dapat dinyatakan berhasil, tetapi jika be!um mencapai nilai maksimum maka harus guru mata pel
dilaksanakan siklus berikutnya. 4) Merancang lei
Studi pendahuluan dilaksanakan dengan mcnetapkan ide awal penelitian tentang Lembar kegi~
peningkatan kemampuan menu lis kreatif naskah drama dengan strategi konversi kerangka nasi
cerpen. Pertimbangan yang dimiliki adalah: (1) menulis naskah drama dengan terdapat dalar
menggunakan strategi konversi belum dHaksanakan di SMP Negeri 04 Malang, dan siswa.
(2) drama merupakan salah satu karya sastra yang diminati siswa. Sumber penelitian 5) Menyiapkan [1

didasarkan pada (1) hasil tes awal di kelas, dan (2) latar pembelajaran menulis naskah Rubrik penila
drama oleh siswa sebelumnya. drama dengan
Pelaksanaan setiap siklus berlangsung dalam dua kali pertemuan. Setiap pertemuan akan diteliti {
dilakukan dua jam pelajaran atau se[ama 80 menit. Pelaksanaan siklus I dilakukan oleh naskan drama.
peneliti secara langsung. Kemudian hasil evaluasi akan didiskusikan dengan guru mata
Selain merenc
pelajaran. HasH diskusi akan menjadi pedoman pad a pelaksanaan siklus II. Dalam pengumpulan data
setiap siklus diharapkan dapat merefleksikan kemampuan siswa yang sesungguhnya dan catatan lapang
dalam menulis naskah drama dengan menggunakan strategi konversi. terkait dengan pel.:;
Penyusunan rencana pembelajaran disusun oleh peneliti dan didiskusikan dengan menggunakan strab
guru mata pelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 65

It drama dengan pembelajaran adalah sebagai berikut:


:ah drama dengan 1} Merum~skan tujuan pembelajaran
lab disusun pada Tujuan pembelajaran menulis naskah drama dengdn menggunakan strategi konversi
adalah: (1) siswa mampu menyusun kerangka naskah drama, dan (2) sis\\'a mampu
1:I'\"aSi, \\llwancara, mengembangkan kerangka naskah drama menjadi naskah drama yang utuh.
tI ~<mg terkumpul 2) Merancang skenado pembelajaran
..... (3) penarikan Pada kegiatan awal siswa diberikan cerpen oleh guru, siswa mengeksploitasi
IlUk menetapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan unsur intrinsik cerpen. Kemudian siswa
Ibsahan data. Ada menyusun kerangka naskah drama. Kerangka naskah drama meliputi aspek tema,
ir}1.. (2) keteralihan tokoh dan watak tokoh, aIur, serta setting. Siswa dapat bertanya pad a guru jika
-.fmnabtuty). mengalami kesulitan dalam menyusun kerangka naskah drama. Pada kegiatan
Iatg:m guru mata selanjutnya siswa mengembangkan kerdngka naskah drama menjadi naskah drama
II dimulai dcngan yang utuh. Pengembangan kerangka naskah drama juga ditunjang dengan ide-ide
i meliputi kondisi dan gagasan yang dimiliki siswa agar diperoleh naskah drama yang menarik. Pada
iIbn prates untuk kegiatan ini juga dilakukan penyuntingan dengan teman sebangku. Penyuntingan
.. sis\\.-a, peneliti yang dilakukan hanya sebatas pada aspek kebahasa~m yang meliputi penggunaan ,,,
lam pembelajaran tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital.
siklus I. Tindakan 3) Penggunaan Strategi konversi cerpen dalam penulisan naskah drama
Il'U mara pelajaran. Strategi ini digunakan dalam menulis naskah drama diharapkan dapat
Iuasi menunjukkan mempermudah siswa untuk memulai kegiatan menulis, sedangkan cerpen dipilih
It dihentikan dan karena sudah akrab dengan siswa. Cerpen yang dipilih sudah didiskusikan dengan
imum maka harus guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
'4) Merancang lembar kegiatan siswa
penelitian tentang Lembar kegiatan siswa berupa cerpen, contoh drama konversi, dan lembar
l suategi konversi kerangka naskah dan disusun berdasarkan langkah-Iangkah pembelajaran yang
Ih drama dengan terdapat dalam skenario. Lembar ini bedsi tugas-tugas yang harus dilaksanakan
Ii 04 Malang, dan siswa.
Somber penelitian 5) Menyiapkan rubrik peniiaian
.. menulis naskah Rubrik penilaian digunakan mengukur tingkat kemampuan menulis naskah
drama dengan menggunakan strategi konversi. Rubrik ini berisi aspek-aspek yang
Scriap Pertemuan akan diteliti dan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam menulis
• 1dilalrukan oleh naskah drama .
IImgan guru mata Selain merencanakan pembelajaran, peneliti juga harus menyiapkan instrumen
• siklus II. Dalam pengumpulan data yang disiapkan berupa pedoman wawancara, lembar observasi,
~ sesungguhnya dan catatan lapangan. Instrumen tersebut berguna unwk mengumpulkan data-data
i. terkait dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran menulis naskah drama dengan
~ndengan menggunakan strategi konversi.
il:ll\l.J:SUn rencana
6611 NENLILIS NAKALAH DAN ARTIKEL - Te[)ri. Lont[)h. dan Praktik Perlatihan

Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan silabus, rencana pelaksanaan 3. HASIL DAr
pembelajaran dan rencana~ pembelajran yang telah direncanakan pada perencanaan Pada peneli
tindakan. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati proses belajar mengajar di kemampuan s~
kelas secara langsung. Uraian terhadap pelaksanaan tindakan sebagai berikut: dad tahap prates
1) Setiap pertemuan dalam pelaksanaan tindakan pada setiap siklus mengikuti atau sekitar 55%
skenario pembelajaran yang telah disusun. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua siswa lainnya mel
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. tidak memperolc
2) Seiama pe1aksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh ternan sejawat untuk konsentrasi daIaJ
membantu pengamatan atau observasi selama pembelajaran menulis naskah hasil tindakan si
drama berlangsung. dalam penulisan
3) Guru yang bertindak sebagai kolaborator, dalam pene1itian ini berkedudukan siswa yang direl
sebagai pengamat selama berjalannya pembelajaran menulis naskah drama dengan mengalami penD:
menggunakan strategi konversi. lainnya menclapa
4) Penilaian terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan pengamatan dan tuntas pada prate
pencatatan. Dati penilaian tersebut, akan didapatkan data hasil tindakan yang ketuntasan. Sisw.
difokuskan pada penilaian proses dan hasH kerja. II terclapat dua 5
Pada tahap ini peneliti menetapkan dan menyusun rancangan perbaikan terhadap konsentrasi claW
pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan strategi konversi. Siklus I dilaJ
Observasi adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan dibuat peneliti hE
tindakan yang dHakukan dari awal sampai dengan akhir selama pembe1ajaran menuHs mempersiapkan ~
• naskah drama dengan menggunakan strategi konversi dilaksanakan. Tujuannya untuk guru maupun ole
mengetahui apakah pelaksanaan tindakan berjalan sesuai dengan rencana dan apakah Pada siklus II teW
tujuan diharapkan bisa tercapai. yang telah ditulis «
HasH pengamatan akan memberikan gambaran tentang keberhasilah atau mempersiapkan ~
kegagalan terhadap tindakan selesai. Namun jika belum berhasil, maka perlu diadakan guru maupun ole
siklus selanjutnya untuk melakukan tindakan baru. tercapai. Perencaa
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menganalisis hasil belajar dengan teknik-tek
siswa dengan menggunakan Kriteria Kentutasan Minimal (KKM). Tujuannya untuk yang memiliki tillj
mengetahui daya serap siswa, atau dengan seorang siswa disebut tuntas belajar, bila relatif mudah kan
mencapai nilai 73. hal ini sesuai dengan KKM mata pelajaran Bahasa dan Sastra terjadi pada siS\\"a
Indonesia untuk kelas VllI di SMP Negeri 04 Malang yaitu 73. dan pemikiran yal
Refleksi merupakan upaya untuk intropeksi dan evaluasi secara menyeluruh Langkah-langl
tentang tindakan yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah tindakan (2006:92) yang mel
yang dilakukan benar-benar berhasil. Refleksi dilakukan oleh guru dan peneliti secara harus: (1) mendi31
bersama-sama untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan rlJ.brik penilaian sasaran atau tujua!
yang te1ah dibuat oleh guru dan peneliti untuk memutuskan apakah pembelajaran kelas, (4) merenmr
secara umumtelah berhasil ataukah perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya. (5) menyiapkan IT

mengevaluasi, dan
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 67

qna pelaksanaan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


pada perencanaan Pada penelitian hasil tindakan siklus I dapat diketahui bahwa secara umum
dajar mengajar di
kemampuan siswa dalam penulisan kreatif naskah drama mengalami peningkatan
Ii. berikut:
dari tahap prates ke tahap siklus 1. Duapuluh siswa yang diteliti terdapat sebelas siswa
siklus mengikuti atau sekitar 55% yang mendapatkan nilai tuntas pada siklus 1. Sedangkan, sembilan
makan dalam dua siswa lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau
tidak memperoleh ketuntasan. Hal ini disebabkan siswa kurang fokus atau kurang
.. sejawat untuk konsentrasi dalam mengembangkan setiap aspeknya. Sedangkan, Pada penelitian
I menulis naskah hasil tindakan siklus II dapat diketahui bahwa secara umum kemampuan siswa
dalam penulisan kreatif naskah drama mengalami peningkatan dari. Duapuluh
ioi berkedudukan siswa yang diteliti terdapat sebelas siswa yang mendapatkan nilai tuntas dan
~ drama dengan
mengalami peningkatan mulai prates, siklus I, dan siklus II. Sedangkan tujuh siswa
lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau tidak
pen",oamatan dan tuntas pada prates, dan siklus 1. Namun pada siklus II siswa tersebut mendapatkan
IIiil rindakan yang ketuntasan. Siswa yang tidak mengalami ketuntasan pada prates, siklus I, dan siklus
II terdapat dua siswa. Hal ini disebabkan siswa tersebut kurang fokus atau kurang I.

~ilan terhadap konsentrasi dalam mengembangkan setiap aspeknya.


h>m~rsi. Siklus I dilakukan berdasarkan perencanaan pembelajaran atau RPP yang telah
dar pelaksanaan dibuat peneliti bersama dengan guru. Dalam perencanaan ini guru dan peneliti telah
bdajaran menulis mempersiapkan secara matang apa saja yang dibutuhkan dan harus dilakukan baik oleh
Tujuannya untuk guru maupun oleh siswa agar kompetensi dasar menulis naskah drama dapat tercapai.
IDI1a dan apakah Pada siklus II telah dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
'yang telah ditulis oleh peneliti dan guru. Dalam perencanaan ini peneliti dan guru telah
rberhasirah atau mempersiapkan secara matang hal-hal yang dibutuhkan dan harus dilakukan baik oleh
... rerlu diadakan guru maupun oleh siswa agar kompetensi dasar menulis kretaif naskah drama dapat
tercapai. Perencaan ini disesuaikan dengan masalah yang ada di kelas VIII-G, disusun
.INs hasil belajar dengan teknik-teknik yang tepat berdasarkan refleksi pada siklus I, dan memilih cerpen
Tujuannya untuk yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Cerpen yang digunakan pada siklus I
lObS belajar, bila relatif mudah karena cerita yang dialami para tokohnya mudah dipahami dan mungkin
!lhasa dan Sastra terjadi pada siswa. Pada siklus II, cerpen yang digunakan membutuhkan pemahaman
dan pemikiran yang lebih tinggi karena ceritanya lebih rum it.
Dr.I menyeluruh Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus II ini sesuai dengan pendapat Majid
3pabh tindakan (2006:92) yang menyatakan bahwa dalam merencanakan pembelajaran guru terlebih dahulu
lID peneliti secara harus: (1) mendiagnosis kebutuhan siswa, (2) memilih isi atau materi dan menentukan
I rubrik penilaian sasaran atau tujuan pembelajaran, (3) memilih teknik-teknik yang sesuai dengan kondisi
all pembelajaran kelas, (4) merencanakan aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran yang berlangsung,
~d. (5) menyiapkan motivasi dan implementasi program pembelajaran, dan (6) mengukur,
mengevaluasi, dan menentukan tingkat keberhasilan siswa.
68 II MENULIS MAKAlAH OAN ARTIKEl TearL Contoh. dan Praktik Perlatihan

4. SIMPULAN DAN SARAN upaya menio


Berdasarkan analisis data, temuan penelitian, dan pembahasan pada bab IV dan sekolah.
bab V, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis kreatif naskah drama dengan (2) Guru sebagai
menggunakan strategi konversi cerpen siswa kelas VIII-G SMP Negeri 04 Malang inovatif dalar
mencakup peningkatan tahap perencanaan naskah, tahap penulisan dan tahap kemampuan!
penyuntingan dan revisi pada siklus I dan siklus II diuraikan sebagai berikut. strategi kon\'e
Peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama dengan menggunakan seperti pemIx
strategi konversi cerpen dalam pembelajaran pad a tahap perencanaan naskah dilakukan (3) Peneliti berikl
dengan membaca cerpen, menganalisis unsur intrinsik cerpen untuk menyusun Peneliti berik
kerangka naskah drama. Penggunaan strategi konversi cerpen dapat merangasang siswa menggunakar
daIam menembangkan ide, gagasan, dan imajinasi dalam menyusun kerangka naskah melakukan p
drama. Hal ini terbukti pada tahap perencanaan naskah siswa dapat menentukan keterampilan I
tema, tokoh dan watak tokoh, alur, dan setting sehingga dihasilkan kerangka naskah
drama yang bervariasi.
Peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama dengan menggunakan
strategi konversi cerpen dalam pembelajaran pada tahap penulisan naskah drama PRAKTIK 14: Me",
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka naskah Sampai pada bagic
drama menjadi naskah drama yang utuh. hal ini juga ditunjang dengan kemampuan pemahaman Sauda
siswa dalam mengembangkan ide, gagasan, dan imajinasi dalam menulis naskah lain, jika Saudara ~
drama. Dalam tahap ini siswa mampu mengembangkan tema, menambahkan tokoh pernah Saudara tuli
• dan watak tokoh yang mendukung tema, mengembangkan alur dengan intensif,
mengembangkan setting dengan jelas dan menarik, dan mengembangkan dialog setiap b. Artikel Nonpe
tokohnya. Artikel nonpen
Peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama dengan menggunakan ilmiah yang bukan
strategi konversi cerpen dalam pembelajaran pada tahap penyuntingan dan revisi adalah artikel yan
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca, ejaan, dan pemaparan faktalfet
penggunaan huruf kapital. bergantung pada to
Berdasarkan simpulan di atas dapat diketahui bahwa penggunaan strategi konversi lsi artikel ilmah
cerpen telah berhasil dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis kreatif naskah drama di kelas VIII SMP Negeri 04 Malang. Secara umum,
disarankan agar lebih mengoptimalkan penggunaan media cerpen sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif naskah drama yang masih
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) saran khusus juga ditunjukkafl Nama Penulil
peneliti kepada:
3 Abstrak dan 1
(1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di lingkungan sekolah disarankan
4 Pendahulan
untuk memberikan dukungan kepada guru untuk melakukan penelitian dalam
MBnulis ArtikBllimiah ­ UNIT IV II 69

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di


IIIpada bab IV dan sekolah.
bh drama dengan (2) Guru sebagai pengajar mata pelajaran disarankan untuk lebih bersikap kreatif dan
Negeri 04 Malang inovatif dalam mengembangkan strategi konversi cerpen untuk meningkatkaa
lIulisan dan tahap kemampuan siswa dalam mencapai suatu kompetensi pembelajaran. Penggunaan
strategi konversi cerpen dapat juga diterapkan dalam pembelajaran sastra yang lain
• berilc.ut.
IIg;IIl menggunakan seperti pembelajaran puisi.
D naslc:ah dilakukan (3) Peneliti berikutnya
I untuk menyusun Peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang sejenis, diharapkan dapat
:meral\,"'3.sang siswa menggunakan dan mengembangkan strategi konversi cerpen sebagai dasar untuk
II kerangka naskah melakukan penelitian lain dengan cara lebih kreatif atau mengembangkan
Iapat menentukan keterampilan berbahasa yang lainnya.
.. keranglc:a naskah

pn menggunakan
PRAKTIK 14: Menuliskan Artikel Hasil Penelitian
lUI naskah drama •
I hrangka naskah Sampai pada bagian ini, Saudara sudah memahami artikel hasil penelitian. Agar
~ kemampuan pemahaman Saudara memberikan manfaat yang lebih bagi Saudara dan bagi orang
• menulis naskah lain, jika Saudara pernah melakukan penelitian (apakah itu skripsi atau PTK yang
-.:.bahkan tokoh . pernah Saudara tulis), ubahlah laporan penelitian tersebut menjadi artikel!
t dengan intensif,
IiIIbn dialog setiap b. Artikel Nonpenelitian
Artikel nonpenelitian adalah artikel yang mengacu pad a semua jenis artikel
po menkgunakan ilmiah yang bukan laporan hasil penelitian. Termasuk kategori ini di antaranya
Dlgan dan revisi adalah artikel yang menelaah konsep, teori, prinsip; pengembangan model;
I. baca, ejaan, dan pemaparan faktalfenomena; penilaian produk.Penyajiannya dalam jurnal bervariasi
bergantung pada topic dan isi artikelnya.

• suategi konversi lsi artikel ilmah hasil penelitian terdiri atas beberapa komponen berikut ini:

paan siswa dalam


iii- Secara umum,
srbagai salah satu
~~.mgmasih
ajug;a dinmjukka fi
3 I Abstrak dan Kata Kunci
4 I Pendahulan
60bh disarankan
l prnditian dalam
70 II MENIJUS MAKAlAH DAN ARTIKEL - TBori. Contoh. dan Praktik PBrlatihan

Bagian pendahuluan artikel nonpenelitian ditulis tanpa menggunakan subjudul.


Bagian ini menyajikan uraian yang mengantarkan pembaca pada topik utama,
yakni menguraikan hal-hal yang mampu menarik perhatian pembaca. Pada bagian Norma·
akhir pendahuluan, diemukakan dengan rumusan singkat (1 - 2 kalimat) tentang
hal-hal pokok yang akan dibahas. Bagian inti artikel nonpenelitian menyajikan isi
yang sangat bervariasi sesuai dengan topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat
perhatian pad a bagian inti adalah pengorganisasian isinya ..
Abstract: Te.
Bagian penutup artikel nonpenelitian ditulis dengan memperhatikan hal
characteristio
berikut, yakni: (1) jika isinya hanya berupa catatan akhir ataui sejenisnya, istilah
due to stuaen
penutup digunakan sebagai subjudul, (2) jika uraian bagian akhir berisi simpulan
norm of leaTT
dari pembahasan, perlu dimasukkan subjudul simpulan, dan (3) jika ada saran,
teaching-leam
perlu dimasukkan subjudul saran.
style, and sUI
Pengorganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan
dipaparkan dalam artikel. lsi yang dimaksud berupa fakta, konsep, prosedur, atau .

materials and
teaching are a
prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda sesuai
dengan struktur isinya. Keywords: n
Langkah-Iangkah pengorganisasian isi artikel nonpenelitian meliputi: (1)
mengidentifikasi tipe isi artikel, (2) menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam PembelajaraJ
struktur, (4) menata urutan isi, (5) memaparkan isi sesuai dengan urutannya. Indonesia yang ,
Tipe isi artikel nonpenelitian dapat diidentifikasi berdasarkan hal-hal berikut, asing. Dengan dil
yakni: (1) tipe isi berupa konsep apabila menekankan pada uraian tentang "apanya", orang asing untui
• (2) tipe isi berupa prosedur apabila menekankan pada uraian tentang "bagaimana", mempelajari ba~
dan (3) tipe isi berupa prinsip apabila menekankan pada uraian tentang "mengapa". sejawat, karyawa
Penetapan tipe isi menentukan penataan struktur isi dalam urutan pembahasan. lsi Kenyataan ini me
yang diuraikan berupa konsep ditata ke dalam struktur konseptual. lsi yang beruipa dan penanganan ;
prosedur digunakan struktur prosedural.lsi yang berupa prinsip ditata dalam struktur Dalamupaya
teoritik. tentang norma pc:;
Menata isi ke dalam struktur artikel merupakan langkah penting untuk Norma pedagogis
membangun kelogisan isi artikel. Jika isi berupa konsep, langkah selanjutnya ajar untuk kepe
memilih dan menata konsep penting dalam struktur yang bermakna yang menjadi hal yan
menunjuk keterkaitan antarkonsep. Semua konsep, prosedur, atau prinsip ditata upaya menggabu
urutan pemaparannya.struktur isi yang memuat bagian terpenting dipaparkan di menyampaikanny
bagian awal.Penyajian urutan diusahakan isi prasyarat didahulukan. Bagian umum terhadap norma I
disajikan sebelum bagian rincian. pedagogis, yakni 1

Penandaan jenjang pada sistematika penulisan artikel dilakukan dengan cara aktivitas kelas seh
sebagai berikut, yakni: (1) judul ditulis dengan huruf kapital semua, di tengah atas Penentuan n<
halaman pertama, (2) peringkat 1 ditulis dengan huruf kapital semua rata tepi kiri, kebutuhan belaja
(2) peringkat 2 ditulis dengan huruf kapital-kecil rata tepi kiri, dan (3) peringkat 3 BIPA di Indonesi;
ditulis dengan huruf kapital-kecil dengan cetak miringlgaris bawah rata tepi kiri.
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 71

Ggl.Ifklkan subjudul. CONTOH ARTIKEl NONPENELITIAN


pada topik utama,
abaca. Pada bagian Norma Pedagogis dan Analisis Kebutuhan Belajar dalam Pembelajaran

. 2 kalimat) tentang Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)

itian menyajikan isi


Oleh: Imam Suyitno

II1g perlu mendapat

Abstract: Teaching-learning process of Indonesian for foreign students (BIPA) has different
lEl'l'lpef"hatikan hal
characteristics with teaching-learning of Indonesian in general. In case, the differences are
i sejenisnya, istilah
due to students' cultural background. An analysis of their learning needs and pedagogical
lair berisi simpulan
norm of learning language are being requirement of selecting materials and strategies of
r 0) jika ada saran,
teaching-learning BlPA The results of analysis on students entry level, students learnings
style, and students learning objective will direct teachers in selecting language teaching
iIIan isi yang akan materials and language teaching strategies. Beside that, materials and strategies of language
!Ell. prosedur, atau teaching are also inj1uented by pedagogical norm that followed by teachers.
illig berbeda sesuai
Keywords: needs analysis, pedagogical norms, teaching materials, and teaching strategies
aun meliputi: (1) Ii>

IIII!naIa isi ke dalam Pembelajaran BIPA memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan posisi
.. UIUlannya. Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi salah satu sasaran kunjungan orang-orang
. . hal-hal berikut, asing. Dengan dibukanya pasar kerja di Indonesia, hal ini memperbesar peluang bagi
~181Iang iJapanya", orang asing untuk memasuki berbagai iapangan kerja di Indonesia. Mereka berupaya
~ "'bagaimana", mempelajari bahasa Indonesia agar dapat berkomunikasi lebih baik dengan pejabat,
~"mengapa". sejawat, karyawan, ataupun masyarakat umum di Indonesia (Sammeng, 1995).
jilt pembahasan. lsi Kenyataan ini menjadi tantangan bagi penyelenggara BIPA yang menuntut pemikiran
... lsi yang beru ipa dan penanganan secara sungguh-sungguh pelaksanaan program pembelajaran BIPA .
...... dalam struktur Dalam upaya pena nga nan program BIPA, perlu dipikirkan secanl sungguh-su ngguh
I tentang norma pedagogis yang akan digunakan sebagai panduan dalam pembelajaran.
... penting untuk Norma pedagogis ini akan mengarahkan pada pemilihan dan penpengajartan materi
JIBbh selanjutnya ajar untuk kepentingan pembelajaran BIPA. Prinsip-prinsip pemilihan tersebut
bermakna yang menjadi hal yang penting bagi pengajar BIPA dan pengembang materi dalam

C.

Iaa.
~nsip ditata
dipaparkan di
Bagian umum
upaya menggabungkan aspelc-aspek bahasa ke dalam program pembelajaran dan
menyampaikannya kepada peiajar. Norma pedagogis tersebut melibatkan kajian
terhadap norma penggunaan bahasa yang aktual dan implementasinya pada tujuan
I pedagogis, yakni mulai dari perancangan materi buku teks sampai pada penciptaan
~ dengan cara aktivitas kelas sehari-hari (periksa Bardovi-Harlig dan Gass, 2002) .
...... di tengah atas Penentuan norma pedagogis pembelaja ra n BIPA tidak da pa t d ilepaskan da ri ana 1isis
....... rata tepi kiri, kebutuhan belajar pelajar BIPA. Bila dilihat dari kondisi pelajarnya, pembelajaran
. . . (3) peringkat 3 BIPA di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran bahasa
rail rata tepi kiri.
7211 MENULIS MAKALAH DAN ARTIKEl- Teori. Contoh. dan Praktik Perlatihan

Indonesia pada umumnya. Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar
Pelajar BIPA 1
belakang budaya yang berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Selain itu,
tingkat pemula saJ
kebanyakan pelajar BIPA di Indonesia adalah pelajar dewasa. Sesuai dengan kenyataan pada pemilihan m
tersebut, Wojowasito (1976:38) menjelaskan bahwa perbedaan terpenting antara
dimaksudkan unn
pembelajaran BlPA dengan pembelajaran bah asa Indonesia pada umumnya adalah: mated ajar BlPA.
(1) BlPA tidak mengintegrasikan pelajar ke dalam lingkungannya, (2) BIPA hampir
di atas mengunda
dipelajari pada usia dewasa atau pada ketika seseorang telah menguasai sejumlah Sudiroatmadja (19
struktur dari bahasa pertamanya, dan (3) BlPA diolah di luar sistemnya sendiri. penulis Indonesia'
Dalam kaitannya dengan pembelajaran BIPA, ada beberapa sifat yang harus
hendak mereb cal
diperhatikan. Pertama, pelajar BIPA sudah memiliki cukup banyak pengetahuan Pelajar BIPA I
dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka juga kebutuhan orang dewasa bukan pelajar asing terse
lagi kebutuhan anak-anak. Yang kedua, bahwa orang asing (orang Barat) suka materi BIPA. Yang
mengekpresikan diri, mempresentasikan sesuatu, mengemukakan pendapat, sehingga dan wa\\!asan, set
tugas di luar kelas akan sangat menarik. Terakhir, untuk mengakomodasi minat dan. lagi kebutuhan ar
kebutuhan yang mungkin berbeda dad yang satu dengan yang lain perlu disiapbn
pelajari adalah tOf
mated yang bervariasi (periksa Soegino,1995:6).
energi, peristiwa d
Bertolak dari uraian di atas, dalam upaya memahami norma pedagogis yang mengekpresibn di
sejalan dengan kebutuhan belajar pelajar asing, dalam uraian bedkut ini, disajikan sehingga tugas di l
pembahasan tentang: (a) kondisi awal pelajar BlPA, (b) norma pedagogis pemilihan
Terakhir, untuk m
mated pembelajaran BIPA, (c) pendekatan pembelajaran BlPA, dan (d) teknik
yang satu dengan V
.. pembelajaran BlPA. Tujuan pelajar
dan mengenal bud
KONDISI AWAL PElA}AR BIPA
diperlukan oleh m
Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang berasal dari berbagai negara. Karena itu, universitas asalnya,
mereka memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda dengan bahasa dan akan bekerja di Ind
budaya Indonesia. Selain itu, mereka juga memiliki latar belakang pengetahuan dan mereka akan tinggo
kererampilan berbahasa Indonesia yang bervariasi. Bahbn, gaya dan strategi belajarnya BlPA tersebut beri
pun sangat bervariasi dan sangat bergantung pada budaya mereka masing-masing. tersebut. Dengan (
Dalam pembelajaran BIPA, perbedaan bahasa dan budaya pelajar asing memiliki dengan masalah pe
konsekuensi pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang abn diajarkan. Hal ini Hal di atas ~
sejalan dengan pendapat Ellis (1986: 19) bahwa pemerolehan bahasa kedua dipengaruhi 1983) yang menjel
secara kuat oleh bahasa pertama. Lebih lanjut, Lee (dalam Ellis, 1986:23) mengatakan bahasa, yakni: (1) kl
bahwa satu-satunya penyebab kesulitan dan kesalahan dalam belajar bahasa kedua atau dan (3) kebutuhaI
bahasa asing adalah pengaruh bahasa pertama pelajar. Dari pendapat di atas, dapat Hoed (1995) yang
dikatakan bahwa pemerolehan bahasa kedua ditandai oleh adanya interferensi dari kuliah di perpeng.:
bahasa pertama. Interferensi ini lambat laun abn berkurang, yang akhirnya pelajar· keperluan peneliti;
mencapai penguasaan bahasa kedua mirip dengan penutur asH. hari di Indonesia ..
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 73

tg memiliki latar
Pe1ajar ~1I?A memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda, mulai pe1ajar yang
Irin~'a. Selain itu,
tingkat pemula sampai dengan pelajar tingkat lanjut. Perbedaan tersebut berimplikasi
.len..o.lO kenyataan pad a pemilihan mated ajar BIPA yang lebih bervariasi. Keberagaman mated tersebut
rrpenting antara
dimaksudkan untuk mempermudah dan memperlanear pelajar BIPA dalam menguasai
lDlumnp adalah:
mated ajar BIPA. Kebutuhan mated BIPA sebagaimana dikemukakan dalam kondisi
(2) BIPA hampir
di atas mengundang para penulis buku untuk mengembangkan materi ajar BIPA.
nguasai sejumlah
Sudiroatmadja (1993) meneatat ada beberapa penulis buku, baik penulis asing maupun
!lpsendiri.
penulis Indonesia yang menulis bahasa Indonesia untuk orang asing. Satu tujuan yang
sitat ~'ang harus hendak mereka eapai ialah mempermudah pelajar menguasai bahasa Indonesia.
pit pengetahuan Pelajar BIPA pada umumnya adalah pelajar dewasa. Sejalan dengan kedewasaan
'I ~'asa bukan pelajar asing tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
:ang Barar} suka
materi BIPA. Yang pertama, orang dewasa sudah memiliki cukup banyak pengetahuan
~pat,sehingga
dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka juga kebutuhan orang dewasa bukan
lOdasi minat dan
lagi kebutuhan anak-anak. Oleh karena itu, topik-topik aktual yang ingin mereka
l perlu disiapkan
pelajari adalah topik umum seperti masalah lingkungan, hubungan antarmanusia,
energi, peristiwa dunia, dan sebagainya. Yang kedua, orang asing (orang Barat) suka I.
l pt.'Ilagogis yang
mengekpresikan diri mereka, mempresentasikan sesuatu, mengemukakan pendapat,
Wt ini, disajikan
sehingga tugas di luar kelas atau membuat proyek keeil-keeilan alan sangat menarik.
I.gogi.s pemilihan Terakhir, untuk mengakomodasi minat dan kebutuhan yang mungkin berbeda dari
dan (d) teknik yang satu dengan yang lain, diperlukan kesiapan materi yang bervariasi.
Tujuan pe1ajar asing be1ajar BIPA adalah untuk memperlanear berbahasa Indonesia
dan mengenal budaya Indonesia dari dekat. Kelanearan berbahasa Indonesia tersebut
diperlukan oleh mereka karena: (a) mereka mengambil program tentang Indonesia di
..-4. Kat:ena itu, universitas asalnya, (b) mereka akan melakukan pene1itian di Indonesia, (c) mereka
IIJ8lIl bahasa dan akan bekerja di Indonesia, (d) mereka akan meneliti masalah bahasa Indonesia, dan (e)
pengetahuan dan mereka akan ti~ggal di Indonesia dalam waktu lama. Gambaran tentang tujuan belajar
llategi belajarnya BIPA tersebut berimplikasi pad a penyiapan materi belajar yang sesuai dengan tujuan
.mg.masing. tersebut. Dengan demikian, materi pembelajaran BIPA ini memiliki kaitan yang erat
• asing memiliki . dengan masalah pemenuhan kebutuhan pelajar asing.
lajarbn. Hal ini Hal di atas sejalan dengan pendapat Mackey dan Mountford (dalam Sofyan,
ed.ua dipengaruhi 1983) yang menjelaskan bahwa ada 3 kebutuhan yang mendorong seseorang belajar
it13) mengatakan bahasa, yakni: (l) kebutuhan akan pekerjaan, (2) kebutuhan program latihan kejuruan,
IIhasa kedua atau dan (3) kebutuhan untuk belajar. Temuan tersebut juga sejalan dengan pendapat
_ di atas, dapat Hoed (l995) yang menyatakan bahwa program BIPA bertujuan untuk (1) mengikuti
intet1etensi dari kuliah di perpengajaran tinggi Indonesia, (2) membaea' buku dan surat kabar guna
: aldtim~'a pelajar keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi seeara lisan dalam kehidupan sehari­
hari di Indonesia. Ketiga tujuan itu masing-masing masih dapat dipeeah lagi menjadi
74 II MENULIS MAKALAH DAN ARTIKEL TeorL Contoh. dan Praktik Perlatihan

beberapa tujuan khusus, misalnya, untuk mengikuti kuliah di perpengajaran tinggi fokus variasi sosic
di Indonesia memerlukan pengetahuan bahasa Indonesia sesuai dengan bidang i1mu bahasa menekaru
yang diikuti (i\mu sosial, ilmu teknik, ekonomi, dan sebagainya). Begitu pula, untuk Sejalan deflll
keperluan penelitian tergantung dari bidang apa yang akan diteliti. Untuk belajar dikembangkan cIa
bahasa Indonesia lisan guna keperluan komunikasi dengan penduduk diperlukan pula Indonesia pembel
pengkhususan, misalnya komunikasi formal atau informal. Berdasarkan kebutuhan­ adalah kata sapaa:
kebutuhan dan tujuan pembelajaran tersebut, materi BIPA dipilih dan disusun untuk kalimat pas if, kaU
pemenuhan kebutuhan atau pencapaian tujuan itu. (me(N)-, me(N).k
tingkat tingkat II
NORMA PEDAGOGIS DALAM PEMILIHAN MATERI AJAR BIPA dalam bahasa In
Norma pedagogis pembelajaran bahasa secara signifikan mengarahkan pengajar negatif, kalimat tI
dalam pemilihan materi bahasa yang akan diajarkan. Norma pedagogis belajar bahasa me(N)-kan, me(N:
yang mengarah pada pengajaran tatabahasa, dalam pemilihan materi ajar diutamakan an, mentper-kan.
pad a penonjolan kaidah, yakni pengurangan variasi bahasa melalui pemilihan fitm­ pada pokoknya ru
fitur bahasa yang paling umum dan netral. Atas dasar norma tersebut, pengajaran tingkat kekomplel
bahasa menggunakan metode auidio-lingual. Materi ajar bahasa yang dipilih adalah Untuk tingk.
fitur bahasa yang: (a) memiliki frekuensi penggunaan dan keberterimaan yang tinggi, terhadap materi
(b) digunakan secara luas, (c) tidak terlalu kompleks untuk dipelajari, dan secara banyak juga dibeJ
bertahap berubah ke arah fitur yang jarang digunakan, lebih sempit penggunaannya, membenarkannya
dan lebih kompleks variannya (Valdan dalam Magnan dan Wah, 2002) . menyimak dan w
• Lebih lanjut, pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh prinsip-prinsip interaksi dari dialog yang
sosiolinguistik. Prinsip ini mengarahkan pada pembelajaran bahasa secara komunikatif. sangat kompleks '
Norma pedagogis ini menyarankan pemilihan dan penataan urutan fitur linguistik yang pembelajarannya
diprioritaskan pada fitur instruksi. Data bahasa yang digunakan sebagai bahan ajar Dengan demikiall
adalah data ujaran penutur asH dalam berbagai konteks sosial dan dari pelajar bahasa. wujud materi.
Prioritas pada koreksi kesalahan masih menjadi kriteria yang dipertentangkan. Dalam Selain mater
kaitannya dengan koreksi kesalahan, pengajar perlu mempertimbangkan: (a) pengaruh memanfaatkan 'IN:
kesalahan pada keterpahaman pesan, (b) tingkat kesalahan tersebut jika diukur dari menyimak berita
tingkat kesalahan yang dialami penutur asli, dan (c) hubungan antara kesalahan dan sehari-hari. Mater
keadaan sistem pelajar. kemampuannya. 1
Atas dasar kajiannya pad a aspek-aspek sosiolinguistik dan psikolinguistik dari sederhana dalam 1
ragam bahasa, Valdan menyarankan bahwa materi bahasa yang dipilih sebagai materi keseharian yang a
ajar seharusnya: (a) mencerminkan ujaran aktual penutur bahasa target dalam situasi untuk tingkat lanjt
komunikatif yang otentik, (b) sesuai dengan penggunaan bahasa yang diidealkan oleh dengan topik kesel
penutur asli, (c) sesuai dengan harapan penutur asH dan pelajar asingy.ang berkeenaan Pengembang.l
dengan tipe perilaku bahasa yang sesuai untuk pelajar asing, dan (d) memperhitungkan kemampuan pelaj
faktor proses dan pembelajaran. Lebih lanjut, Valdan memperluas kajiannya pada Indonesia yang sa
Indonesia yang ag
Menulis Artikeilimiah - UNIT IV II 75

rpengajaran tinggi fokus variasi sosiopragmatik dan sosiostilistik. Untuk itu, norma pedagogik pengajaran
ngan bidang ilmu bahasa menekankan pad a makna, fungsi, dan konteks.
legitu pula, untuk Sejaian dengan norma pedagogis yang di uraikan di atas, materi bahasa yang
iti. Untuk belajar dikembangkan dalam pembelajaran BIPA didasarkan pada tingkat kemampuan bahasa
tk. diperlukan pula Indonesia pembelajarnya. Untuk tingkat pemula diberikan materi bahasa di antaranya
arbn kebutuhan­ adalah kata sapaan, ungkapan keseharian sederhana, kalimat sederhana, kalimat aktif,
Ian disusun untuk kalimat pasif, kalimat negatif, preposisi, kata/kalimat tanya, kata bilangan, dan afiksasi
(me(N)-, me(N).kan, me(N)..j, se·nya, di-, di.kan, di-i, ber-, ter-, dan pe(N).). Untuk
tingkat tingkat menengah diberikan materi bahasa di antaranya adalah ungkapan
IUPA dalam bahasa Indonesia, kalimat kompleks, kalimat aktif, kalimat pas if, kalimat
:arahkan pengajar negatif, kalimat transitif dan intransitif, preposisi, kalimat tanya, dan afiksasi (me(Nh
Jgis belajar bahasa me(N)·kan, me(N)-i, se·nya, di-, di-kan, di.i, ber-, ter-, dan pe(Nh pe(N)-an, per·an, ber·
i ajar diutamakan an, memper·kan, member·kan,). Adapun untuk tingkat ianjut, materi yang disajikan
Ii pemilihan fitur­ pada pokoknya hampir sama dengan materi untuk tingkat menengah, hanya saja dari
sebur, pengajaran tingkat kekompleksannya yang berbeda.
IIlg dipilih adalah Untuk tingkat lanjut, penekanannya lebih pada pemahaman secara analitis I..

maan y"ang tinggi, terhadap materi bahasa. Kepada pelajar, selain diberikan materi·materi tersebut,
tajati, dan secara banyak juga diberikan materi-materi analisis, yakni menganalisis kalimat salah dan
[ peng,,<1\.lnaannya, membenarkannya serta mengubah pola kalimat tanpa mengubah maknanya. Materi
'2). menyimak dan wicara dikembangkan dengan menggunakan mated dialog, mulai
~nsip interaksi dari dialog yang sangat sederhana (misalnya: salam) sampai dengan dialog yang
cara komunikatif. sangat kompleks dan formal (misalnya: seminar). Materi dialog ini dalam praktek
lUI' linguistik yang . pembelajarannya sekaligus dimanfaatkan untuk materi pembelajaran menyimak.
:bJgai hahan ajar Dengan demikian mated pembelajaran menyimak dan wicara dikemas dalam satu
iii pelajar bahasa. wujud materi.
DCln"okan. Dalam Selain materi yang berbentuk dialog, dalam pembelajaran menyimak, juga
bn: (a) pengaruh memanfaatkan wacana yang ada daiam kegiatan berbahasa sehari.hari, misalnya
tjib diukur dari menyimak berita atau percakapan yang ada di televisi, radio, maupun percakapan
n ~lahan dan sehari.hari: Materi·materi tersebut disajikan kepada pelajar sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Untuk tingkat pemula, disajikan materi-mated dialog keseharian
loIin,,<1\.listik dari sederhana dalam bahasa Indonesia. Untuk tingkat menengah diberikan materi dialog
lib sebagai materi keseharian yang agak kompleks dan dialog-dialog formal yang sederhana. Adapun
~ dalam situasi untuk tingkat lanjut diberikan materi-materi dialog yang lebih kompleks baik berkaitan
Jdiideal1can oleh dengan topik keseharian maupun topik formal.
~ berkeenaan Pengembangan materi membaca dan menulis disesuaikan dengan tingkat
IImlperhitungkan kemampuan pelajarnya. Untuk tingkat pemula diberikan bacaan dalam bahasa
l bjianny"a pada
Indonesia yang sederhana, untuk tingkat menengah diberikan bacaan dalam bahasa
Indonesia yang agak kompleks, dan untuk tingkat lanjut diberikan bacaan bahasa
7611 MENULIS MAKAi..AH DAN ARTIKEl- TBori. Lonton, dan Praktik Perlatinan

Indonesia yang kompleks. Meteri-materi bacaan sederhana banyak diambilkan dari diupayakan pad
bacaan yang ada di majalai:J. anak-anak, bacaan yang ada pada buku bahasa Indonesia bahasa Indones
di sekolah dasar, atau bacaan yang disusun sendiri oleh pengajar. Adapun bacaan wacana/percaka
untuk tingkat mengah dan tingkat lanjut dapat menggunakan bacaan yang ada di surat materi-materi PI
kabar atau pun majalah. Adapun untuk materi menu lis dimulai dari menu lis kalimat, komunikatif sec
menulis topik sederhana tentang pengalamannya atau apa yang tdah dilakukkannya
sampai dengan menu lis makalah untuk diseminarkan dalam seminar di kdasnya. PENDEKATM
Pengembangan materi budaya diarahkan pada pembekalan budaya pada pelajar Pendekatan
asing untuk kehidupannya sehari-hari di masyarakat. Pokok-pokok materi yang perlu penggunaan bal
diberikan pada pelajar adalah ten tang bagaimana hidup dalam keluarga, berteman, lebih banyak me,
bermasyarakat, dan sopan-santun dalam pergaulan. Yang prinsip dalam pemberian pengajar membc:
materi budaya ini adalah membekali pelajar BlPA agar mampu berbahasa Indonesia materi pembelaj~
sesuai dengan situasi dan kondisinya. Da1am pel1
Dalam pembelajaran bahasa asing, budaya dapat diajarkan melalui karya sastrll komunikasi, bul
karena karya sastra merupakan hasil pemikiran penulis yang merupakan hasil kontak Indonesia difung
diri penulis, baik disadari maupun tidak, dengan realitas sosial dan pola budaya. Akan itu, dalam pemb.
tetapi, yang menjadi masalah adalah cara menentukan karya sastra yang mencerminkan untuk berkomu[
pola dan indikator budaya yang ingin diajarkan kepada pembelajar bahasa asing. Karya Dengan demikial
sastra memang bisa digunakan untuk mengajarkan budaya ideosinkratik lokal yang Sejalan deng
berperan dalam membentuk budaya universal. Karena itu, yang diajarkan kepada pelajar BIPA tena
pembelajar bahasa seharusnya bukan hanya budaya universal akan tetapi juga perlu
• (2) pengetahuan
diperhatikan budaya lokal (periksa Seelye, 1994). pendengar, (3) pe
Salah satu alternatif untuk mengajarkan bahasa melalui analisis karya sastra bagi dan (4) pengetahl
guru yang ingin mendapatkan pemahaman antropologis tentang budaya tetapi tidak keempat hal terse
memiliki latar belakang orientasi empiris tentang Hmu sosial adalah melalui folklor. Berdasarkan
~enurut Taylor, folklor adalah materi yang mewariskan tradisi, baik melalui kata-kata BlPA, ancangan ~
maupun adat dan kebiasaan yang bisa berupa nyanyian rakyat, cerita rakyat, peribahasa, ancangan lain, aI
atau materi lain yang disajikan melalui kata-kata .. Folklor juga bisa berupa alat-alat belajar bahasa. H
tradisional dan objek-objek fisik seperti pagar dan tali, ornamen tradisional, simbol­ menjelaskan bah,
simbol tradisional seperti swastika, bahasa merupaka
Pengembangan dan penataan materi pedu disesuaikan dengan kebutuhan dan manusia untuk b
tingkat kemampuan pelajarnya. Karena· itu, pengelolaan materi pembelajaran BIPA fungsi penggunaa
perlu memperhatikan tiga hal, yakni: (1) orientasi materi hendaknya diarahkan dan hanya berupa uni
dititikberatkan pada materi-materi yang (a) dapat dipakai dan berpotensi untuk lanjut, Richard d
dilatihkan, (b) benar-benar ada dan dipakai dalam komunikasi nyata di masyarakat, belajar bahasa ane
dan (c) mampu mengembangkan kompetensi untuk berlatih dan m~~ahami pola terjadi apabila kq
serta mampu mengembangkan pemahaman bahasa Indonesia melalui bentuk-bentuk kegiatan komunil
percakapan/dialog yang situasional-kontekstual; (2) rentangan dan penataan materi bahasa yang nyata
Menulis Artikelllmiah - UNIT IV II 77

Ik diambilkan dari diupayakan..pada materi yang mengacu pada aspek-aspek yang menenrukan bagaimana
u bahasa Indonesia bahasa Indonesia digunakan, yakni aspek-aspek: (a) kosa kata, (b) pola kalimat, (c)
.. Adapun bacaan wacana/percakapan, (d) lafaVucapan dan intonasi, dan (e) pengolahan ide; dan (3)
III yang ada di surat materi-materi pembelajaran pedu ditata berdasarkan unit-unit satuan ujaran yang
iii menulis kalimat, komunikatif secara terpadu (periksa Suyitno, 2005).
~ dilakukkannya
_ di k.elasnya. PENDEKATAN PEMBELAJARAN BIPA
~,. pada pelajar Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran BIPA dititikberatkan pada
t materi yang perlu penggunaan bahasa daripada penjelasan tatabahasa. Pengajar dalam pembelajaran
duarga, berteman, lebih banyak memfungsikan dirinya sebagai mitra bicara bagi siswanya. Dalam hal ini,
,dalam pemberian pengajar memberikan latihan pemakaian bahasa untuk berkomunikasi. Untuk itu,
sbahasa Indonesia materi pembelajaran diwujudkan dalam bentuk keterampilan berbahasa.
Dalam pembelajaran BIPA, bahasa Indonesia ditempatkan sebagai alat
lldalui karya sastra komunikasi, bukan sebagai materi bahasa yang dihafalkan atau dianalisis. Bahasa
,..kan hasH kontak Indonesia difungsikan sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Karena
poIa budaY-d. Akan itu, dalam pembelajaran BIPA, tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan pelajar •
IlliCmencenninkan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dipelajarinya.
~ asing. Karya Dengan demikian, pelajar diharapkan dapat memiliki kemampuan komunikatif.
~ lokal yang Sejalan dengan harapan tersebut, dalam pembelajaran BIPA, ditekankan kepada
~diajanan kepada pelajar BIPA tentang: (1) pengetahuan tentang bentuk bahasa yang mungkin dikatakan,
• trtapi juga perlu (2) pengetahuan tentang kata yang dapat dituturkan dan dapat dipahami oleh
pendengar, (3) pengetahuan tentang kata yang sesuai dan wajar menurut konteksnya,
• bl)" sastra bagi dan (4) pengetahuan tentang kata yang pernah diujarkan orang. Dengan penguasaan
~'3 tetapi tidak keempat hal tersebut, seseorang akan dapat berbahasa secara berterima .
.. mdalui folklor. Berdasarkan pada perolehan hasH belajar yang ditargetkan, dalam pengajaran
[melalui kata-kata BIPA, ancangan yang dipilih adalah acangan komunikatif. Seperti halnya ancangan­
. ,..:It:. peribahasa, ancangan lain, ancangan komunikatif memiliki asumsi tentang hakikat bahasa dan
• berupa alat-alat belajar bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Richard dan Rodgers (1983) yang
.tisional, simbol­ menjelaskan bahwa asumsi ancangan komunikatif tentang hakikat bahasa adalah: (1)
bahasa merupakan sistem dalam pengungkapan makna, (2) bahasa adalah alat bagi
• keburuhan dan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi, (3) struktur bahasa mencerminkan
~jaran BlPA fungsi penggunaannya dan fungsi komunikatifnya, dan (4) unit utama bahasa bukan
.. ruarahhn dan hanya berupa unit gramatikal melainkan juga fungsi dan makna komunikasi. Lebih
!Jnporensi unruk lanjut, Richard dan Rodgers (1983) menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan
1:1. di masyarakat, belajar bahasa ancangan komunikatif mengajukan tiga p;insip, yakni: (1) belajar bahasa
IIIelIlaha.mi pol a terjadi apabila kegiatan itu berlangsung dalam suatu komunikasi yang nyata, (2) dalam
~ benruk-benruk kegiatan komunikasi seperti ini, bahasa nyata-nyata digunakan, dan (3) penggunaan
penataan materi bahasa yang nyata inilah yang bagi pelajar bermakna atau fungsional.
7811 MENULIS MAKALAH DAN ARTIIEL Teori. Contoh, dan Praktik Perlatihan

Dalam kaitannya dengan ancangan komunikatif, Van Eck(dalam Machmoed, 1990) yang sebenamya f
menjelaskan bahwa pengajanm bahasa dengan ancangan komunikatif memerlukan Rodgers (1983) y::
komponen-komponen berikut ini dalam penentuan tujuan pengajaran bahasa, yakni: itu berlangsung d
(1) situasi yang melatarbelakangi penggunaan bahasa, meliputi peranan pembicara, seperti ini, bahasa
latar, dan pokok bahasan yang dibicarakanj (2) kegiatan kebahasaan apa yang kelak yang bagi pelajar t
perlu dilaksanakan oleh pelajar; (3) fungsi bahasa yang akan dilaksanakan pelajar dalam Teknik yang
penggunaan bahasanya kelak; (4) apa yang dapat dilaksanakan pelajar terhadap setiap menggunakan te
pokok bahasan; (5) nosi umum apa yang akan dapat ditangani oleh pelajarj (6) konsep menggunakan hal
khusus apa yang ditangani oleh pelajar kelak; (7) bentuk bahasa apa yang dipakai oleh tersebut diantaral
pelajar; dan (8) tingkat keterampilan yang kelak dapat dimanifestasikan oleh pelajar, pemberian konsul
Program pengajaran dengan tujuan tersebut memerlukan kegiatan dan proses belajar dan koreksi. Cara
yang bervariasi, yang dapat membantu pelajar mencapai perangkat tujuan tersebut. kegiatan sebagai b
1) Mat~ri yang I
TEKNIK PEMBElAJARAN BIPA
menirukan (c
Dalam kaitannya dengan teknik pembelajaran BIPA, ada beberapa hal yang dikaji,
dan tingkat la
yaitu: (1) teknik penyampaian materi, (2) teknik menghadapi pelajar, dan (3) teknik
beberapa pela
penciptaan suasana belajar. Teknik penyampaian materi dibagi dalam 3 tahap, yakni
pelafalan kara
teknik membuka pelajaran, teknik menyampaian materi baru, dan teknik menutup
memerankan
pelajaran. menutup bul
Ada beberapa teknik yang dilakukan pengajar dalam memulai pelajaran di diambil dari (1
kelas, di antaranya adalah: (1) memberi salam (greetings), (2) menanyakan keadaan/
menggunakan
situasi di tempat tinggal, (3) menanyakan perasaannya, (4) menanyakan kegiatan yang yang baru di
telah dilakukannya, (5) menanyakan tentang waktu (tidur, mimpi, bangun, berangkat menanyakan I
sekolah, dsb.), (6) bercerita apa yang telah dilakukan (pengajad, (7) bertanya dengan
pelajar memb
menggunakan kata-kata atau kalimat yang telah diberikan hari sebelumnya, (8) pengajar mem
menanyakan sesuatu yang dibawa atau yang ada pada pelajar, (9) merespon pernyataan/ 2) Materi yang b
pertanyaan yang sejak awal disampaikan pelajar, (10) menjelaskan hal-hal apa yang akan isi bacaan (pn
dilakukan hari itu atau selanjutnya (periksa Suyitno, 2004:36). hal yang ada c
Teknik-teknik tersebut banyak digunakan pengajar dalam memulai pelajaran di paragraf, dan 1
kelas. Teknik tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana yang akrab dan hangat apakah ada ka
sebelum memulai pelajaran. Selain itu, teknik semacam ini dapat dimanfaatkan untuk
latihan-Iatihan
melatih pelajar berani berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang 3) Materi yang b
dipelajarinya. Dengan demikian, pengajar dapat mengetahui seberapa banyak kata bentuk latihaJ
yang telah dikuasai oleh pelajar, pada masalah apa dia mengalami kesulitan, hal-hal latihan-Iatihan
apa yang perlu diulangi. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari te~nik memulai
baru menjela:
pelajaran dengan cara seperti ini adalah pengajar dapat memberikan tambahan kata­
penjelasan dar
kata yang sesuai dengan kebutuhan pelajar saat itu, dan kata-kata -yang demikian inilah
kata digunakal
Menulis Artikel IImiah - UNIT IV II 79

lachmoed,1990) yang sebenarrwa fungsional bagi pelajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Richard dan
Ilif memerlukan Rodgers (1983) yrlng menjelaskan bahwa: (1) belajar bahasa terjadi apabila kegiatan
III bahasa, yakni: itu berlangsung dalam suatu komunikasi yang nyata, (2) dalam kegiatan komunikasi
man pembicara, seperti ini, bahasa nyata-nyata digunakan, dan (3) penggunaan bahasa yang nyata inilah
• apa yang kelak yang bagi pelajar bermakna atau fungsionaL
:an pelajar dalam Teknik yang digunakan oleh pengajar dalam menyajikan materi pad a dasarkan
r terhadap setiap menggunakan teknik celup total. Pengajar berusaha sedapat mungkin tidak
elajar; (6) konsep menggunakan bahasa Inggris. Berbagai cara yang digunakan untuk penyajian materi
ang dipakai oleh tersebut diantaranya adalah cam tanya jawab, pe1atihan, penugasan, demonstrasi,
ban oleh pelajar. pemberian konsultasi baik kelompok maupun individual, tutorial, penubian (drill),
an proses belajar dan koreksi. Cara yang demikian ini dalam penyajian materi baru dilakukan dalam
juan tersebut. kegiatan sebagai berikut:
1) Materi yang berupa dialog: (a) pengajar membacakan dialog kemudian pelajar
menirukan (cara ini terutama untuk tingkat pemula, untuk tingkat menengah
II hal yang dikaji, dan tingkat lanjut pengajar tidak perlu memberi contoh), (b) pengajar menunjuk
r. dan (3) teknik beberapa pelajar untuk membaca teks dialog tersebut, (c) pengajar me1atihkan

D 3 tahap, yakni pelafalan kata-kata secara tepat, (d) pengajar menugasi pelajar secara berpasangan
admik menutup memerankan apa yang ada dalam reks dialog, (e) pengajar meminta pelajar
menutup buku kemudian merespon pertanyaan/pemyataan pengajar yang
ibi pelajaran di diambil dari teks dialog, (I) pengajar menugasi pe1ajar melakukan dialog dengan
.,akan keadaan/ menggunakan kata-kata bebas sesuai dengan topik yang ada dalam teks dialog
111 kegiatan yang yang baru dipe1ajarinya, (g) pengajar memberikan kesempatan pada pelajar
ngun, berangkat menanyakan kata-kata sulit yang ada dalam teks dialog, (h) pengajar meminta
bertanya dengan pelajar membuat kalimat dengan kata-kata baru yang ada dalam dialog, dan (i)
rebelumnya, (8) pengajar menugasi siswa mengerjakan latihan-latihan baik secara lisan.
pan pemyataan/ 2) Materi yang berupa bacaan: (a) pengajar menyampaikan penjelasan awal tentang
al apa yang akan isi bacaan (pre-reading), (b) pengajar bertanya-jawab dengan pelajar tentang hal­
hal yang ada dalam bacaan, (c) pengajar menyuruh pelajar membaca bacaan per
IIIai pelajaran di paragraf, dan mengecek pemahamannya tentang isinya, (d) pengajar menanyakan
~b dan hangat apakah ada kata-kata sulit; dan (e) pengajar menugasi pelajar untuk mengerjakan
m.f.tatkan untuk latihan-Iatihan dan pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan.
Indonesia yang 3) Materi yang berupa tatabahasa: materi yang berupa tatabahasa disajikan dalam
tpa banyak kata bentuk latihan-latihan. Oleh karena itu, pelajar langsung diminta mengerjakan
I5Ulitan, hal-hal latihan-Iatihan tatabahasa. Jika ada kesulitan yang dihfdapi oleh pelajar, pengajar
admik memulai baru menjelaskannya. Penjelasan yang disampaikan oleh pengajar bukan
tambahan kata­ penjelasan dari segi ilmu bahasa, tapi penjelasan tentang bagaimana seharusnya
demikian inilah kata digunakan dalam berbahasa.
Menulis Artikeilimiah - UNII IV 11 81

jawab terhadap kerja/tugas, (3) menunjukkan sikap sebagai ternan, (4) menunjukkan
llbimal mungkin
sikap yang tahu terhadap masalah bahasa, (5) menunjukkan sikap sabar dan telaten, (6)
tim juga pelajar,
menunjukkan sikap terbuka, (7) menunjukkan sikap bersemangat.
.sa sekali diberi
Dalam pembelajaran bahasa di kelas, suasana kelas sangat menentukan
IDinta penjelasan
keberhasilan belajar. Suasana kelas perlu diciptakan sekondusif mungkin. Ada
~menyarankan
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pengajar BIPA dalam menciptakan suasana
!lam mengajarkan
kelas agar kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung, yakni: (1) dengan menggunakan
aia, (2) pakailah
humor, (2) mengubah/memberikan materi-materi yang menantang, (3) memberikan
I sudah diketahui
nyanyian, (4) memberikan teka-teki (puzzles), (5) memberikan kepada pe1ajar untuk
~1ajar untuk
beristirahat sebentar, dan (6) mengajak pelajar pindah ke tempat lain, misalnya(di luar
~n}a dengan
kelas, di warung kopi, dsb. (periksa Suyitno, 2005).
Ijar mengucapkan
~ beruI, kemudian
PENUTUP
pebjar hendaklah
Pembelajaran BIPA berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada
:-.au isrilah-istilah
umumnya. Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki bahasa dan budaya yang
~ penggunaan
berbeda dengan pelajar Indonesia. Karena itu, dalam pembe1ajaran BIPA, diperlukan ••
~n(ucapan
upaya yang sungguh-sungguh dari para pengajar dan pengelola BIPA.
~ rersebut dala m
Keseriusan tersebut hendaknya direalisasikan dalam perencanaan maten ajar,

;juga dilakukan di pelaksanaan pembelajaran, atau pun dalam pengelolaan program-program kegiatan

;.:an di luar kelas pembelajaran lainnnya. Untuk dapat memberikan layanan yang terbaik dalam

II: pasar), bertamu,


pembelajaran BIPA, pemahaman tentang norma pedagogik dan analisis kebutuhan
belajar pelajar asing asing sangat diperlukan.
~ v.isata, melihat
pcm. menyaksikan
~n I'ni sesuai DAFTAR RUJUKAN
pmukakan bahwa
_ Jruliah, (2) kiat
Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University
It panisipasi aktif,
Press.
ding. (6) kiat tari
JIIISii. (9) hat video­ Gass, Susan M, dkk. (eds.). 2002. Pedagogical Norms for Second and Foreign Language
• perilaku umum, Learning and Teaching. Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.
qJSi 'lang ber-sifat Hoed, Beny H. 1995. Kerjasama Antarpemerintah dan Antarlembaga untukPengembangan
BlPA Makalah Kongres BIPA 1995 Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta.
[di kelas maupun Machmoed, Zaini. 1990. Proses dan Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran
Hal ini mengingat Kompetensi Komunikatif, dalam Warta Scientia, No.A9. Th. XVIII, April 1990
iog yang memiliki
Magnan, Sally Sieloff dan Walz, Joel. 2002. Pedagogical Norms: Development of
ldmik yang dapat
Concept and Illustrations from French, dalam Gass, Susan M, dkk (eds.). 2002.
luar kelas adalah:
n sikap tanggung
80 II MENLILIS MAKAlAH DAN ARTIKEl Teori. Contoh, dan Praktik Perlatihan

Dalam pelaksanaan teknik celup ini, pengajar berusaha semaksimal mungkin jawab terhadap I
untuk tidak menggunakan bahasa Inggris kepada pelajar. Demikian juga pelajar, sikap yang tahu fi
dianjurkan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia. Jika mereka sekali diberi menunjukkan sil
kesempatan untuk berbahasa Inggris, maka mereka akan selalu meminta penjelasan Dalam pen
dalam bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan saran Wolff, dkk. (1988) yang menyarankan keberhasilan bel
bahwa bahwa pengajar BIPA perlu memperhatikan teknik berikut dalam mengajarkan beberapa cara }'3J

BIPA, yakni: (1) berbicaralah kepada pelajar dengan bahasa Indonesia, (2) pakailah kelas agar kegiaral
kata-kata, bentukan-bentukan, kalimat-kalimat dan tata bahasa yang sudah diketahui humor, (2) meng
pelajar, (3) janganlah memberikan peluang dan keleluasaan kepada pembelajar untuk nyanyian, (4) me
berbahasa Inggris, sekalipun mereka belum bisa menyampaikan maksudnya dengan beristirahat seben
bahasa Indonesia yang baik, (4) berbicaralah secara wajar, (5) bila pelajar mengucapkan kelas, di warung •
kalimat yang salah katakanlah kalimat yang dimaksudkan dengan betul, kemudian
suruhlah mereka mengulanginya, (6) kesalahan yang dilakukan oleh pclajar hendaklah
PENU1J)P
disikapi sebagai kesalahan bersama, (7) penjclasan tentang kata-kata atau istilah-istilah Pembelajaran
hendaknya didasarkan pada aspek sosiosemantis dengan mengefektifkan penggunaan umumnya. Pelajar
contoh-contoh, dan (8) apabila pelajar menemui kesulitan dalam pelatihan (ucapan berbeda dengan p
dan penangkapan) kalimat-kalimat panjang, potong- potonglah kalimat tersebut dalam upaya yang sunggu
satuan-satuan bermakna mulai dad ujung kalimat. Keseriusan te
Teknik penyajian materi tidak saja dilakukan di dalam kelas, tapi juga dilakukan di pelaksanaan pemb
luar kclas. Teknik yang ditempuh dalam penyajian materi melalui kegiatan di luar kelas pembelajaran lain
• ini di antaranya melalui kegiatan tugas luar (ke bank, ke studio foto, ke pasar), bertamu, pembelajaran BIP}
wawancara dengan mahasiswa Indonesia, kunjungan ke tempat-tempat wisata, melihat belajar pelajar asiOj
benda-benda kerajinan (wayang, keramik, topeng), melihat pertunjukkan, menyaksikan
upacara adat (pernikahan, kematian), dan sebagainya. Cara yang demikian ini sesuai DAFrAR RUJUI<
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surajaya (1995) yang mengemukakan bahwa
kiat-kiat yang dapat dilakukan dalam pengajaran BIPA, yakni: (1) kiat kuliah, (2) kiat
penjelasan dengan contoh benda budaya, (3) hat demonstrasi dan partisipasi aktif, Ellis, Rod. 1986. U,
(4) hat peninjauan ke lapangan atau ekskursi, (5) kiat majalah dinding, (6) kiat tari Press.
dan nyanyi, (7) hat permainan simulasi, (8) kiat informan penutur asli, (9) kiat video­ Gass, Susan M, dk
tape, (10) kiat audio-motor units, (11) hat identifi-kasi secara kultural perilaku umum, Learning and Te
(12) hat identifikasi konotasi kultural, (13) kiat minimalisasi persepsi yang ber-sifat Hoed, Beny H. 199
stereotif, dan (14) kiat memanfaatkan bacaan otentik.
BIPA. Makalah
Selain teknik penyajian materi, teknik menghadapi pelajar baik di kelas maupun
Machmoed, Zaini. I
di luar kelas perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran BIPA. Hal ini mengingat
Kompetensi Kc
bahwa pelajar BIPA adalah bukan pelajar Indonesia, yakni pelajar asin§uang memiliki
latar belakang budaya yang berbeda dengan pengajarnya. Beberapa teknik yang dapat Magnan, Sally Siel(]

ditempuh dalam menyikapi pelajar BIPA baik di dalam maupun di luar kelas adalah: Concept and n
(1) menunjukkan sikap disiplin terhadap waktu, (2) menunjukkan sikap tanggung
8211 MENULIS MAKALAH DAN ARTIKEl- Teori. Lontoh. dan Praktik Perlatihan

PRAKTIK 15: Me
Pedagogical Norms for Second and Foreign wnguage Learning and Teaching. Philadelphia:
Sampai pada ba
John Benjamins Publisl)ing Company.
itu, Saudara juga
Richards, J.e. dan Rogers, T.S. 1983. Approaches and Methods in wnguage Teaching. kunci. Karena itu
Cambridge: Cambridge University Press. Saudara dan bag
Sameng, Andi MappL 1995. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing serta sebual1 artikel!
Peranannya, Makalah Kongres BIPA 1995 di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia
Jakarta.
Seelye, H.Ned. 1994. Teaching Culture: Strategies for Intercultural Communication. Illinois:
National Textbook Company.
Sofyan, Lia Angela S. 1983. Pengajaran ESP pada Tingkat Perguruan Tinggi, dalam
Linguistik Indonesia, thn. I No.1, Januari 1983.
Sud iroatmadj a, M.H. 1993. Bahasa Indonesia dalam Masyarakat Dunia. Yogyakarta:
Pusat Penelitian Sanata Dharma.
Sugino, S. 1995. Pendekatan KomunikatifIntegratifTematis dalam Pengembangan Bahan
dan Metodologi Pengajaran BlPA di Indonesia, Makalah Kongres BIPA 1995 Fakultas
Sastra Universitas Indonesia Jakarta.
Suyitno, Imam. 2005. Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing; Teori, Strategi, dan Aplikasi
Pembelajarannya. Yogyakarta: CV Grafika Indah.
Suyitno, Imam. 2004. Pengetahuan Dasar BIPA: Pandangan Teoritis Belajar Bahasa.
• Yogyakarta: CV Grafika Indah.
Wojowasito, S. 1976. Perkembangan llmu Bahasa (Linguistik) Abad 20. Bandung: Shinta
Dharma.
Wolff, John u.; Oetomo, Dede; dan Fietkiwicz. 1988. Beginning Indonesian Through Self
Instruction, Book 1. Ithaca: Cornell University, SEAP.

Kutipan di atas adalah contoh artikel nonpenelitian. Komponen-komponen


yang terdapat dalam artikel tersebut adalah: (a) judul, (b) nama penulis, (c)
abstrak, (d) kata-kata kunci, (e) bagian pendahuluan, (f) beberapa uraian tentang
subjudul artikel yang merupakan teks utama pembahasan, (g) penutup, dan (h)
daftar rujukan. Jika diperhatikan secara cermat, artikel nonpenelitian terse but mirip
dengan makalah. Yang membedakan dengan makalah adalah adanya abstrak dan
kata-kata kunci.
Menulis Artikeillmiah - UNIT IV II 83

. PRAKTIK 15: Menuliskan Artikel Nonpenelitian


~. Philadelphia:
Sampai padctbagian ini, Saudara sudah memahami artikel nonpenelitian. Selain
itu, Saudara juga pemah berlatih menulis makalah dan menyusun abstrak dan kata
~ge Teaching. kunci. Karena itu, agar pemahaman Saudara memberikan manfaat yang lebih bagi
Saudara dan bagi orang lain, ubahlah makalah yang pernah Saudara tulis menjadi
Bahasa Asing serta sebua'h artikel!
iRrsitas Indonesia

lIIIJt.l.,;l1oon. Illinois:

.... Tmggi, dalam

a.ma.. Yogyakarta:

..",Jxtngan Bahan
.-A 1995 Fakultas •
~ dan Aplikasi

iii Bdajar Bahasa.

i
: Bandung: Shinta

~
Dan Through Self

ponen-komponen
ana penulis, (c)
pa uraian tentang
penutup, dan (h)
IIian lerSebut mirip
~a abstrak dan

Anda mungkin juga menyukai