PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan dengan suatu keperluan tertentu. Air bersih, air minum, air kolam
renang, ataupun air pemandian umum memiliki indikator kualitas yang
berbeda-beda, namun tulisan ini difokuskan pada pembahasan air bersih. Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2
416/MEN.KES/PER/IX/1990 disebutkan bahwa air bersih harus memenuhi
persyaratan yang dikelompokkan secara fisika, kimia, mikrobiologis, dan
radiologis seperti berikut ini.
Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas Air Bersih
3
Berdasarkan Tabel 2.1 di atas jelas menunjukkan adanya batas kadar
maksimum suatu zat dalam air sehingga air aman untuk dikonsumsi. Apabila
air dengan kandungan bahan kimia yang berlebih tetap dikonsumsi akan
menimbulkan gejala keracunan yang akan nampak setelah bertahun-tahun
mengonsumsinya.
Banyak faktor yang menjadi penyebab pencemaran air diantaranya
limbah domestik atau rumah tangga seperti kotoran manusia, limbah cucian
4
piring dan baju, kotoran hewan, dan pupuk dari perkebunan dan peternakan
teridentifikasi sebagai sumber utama pencemaran (Whitten, Soeriaatmadja, &
Afiff, 1999; Wendyartaka, 2016). Limbah rumah tangga berupa feses dan
urin berperan dalam meningkatkan kadar fecal coli atau bakteri E. coli dalam
air yang merupakan sumber berbagai penyakit.
Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air, dengan
resiko terbesar menjangkit mereka yang memiliki sistem imun lemah seperti
bayi, anak, wanita hamil, dan lansia. Bahkan WHO (2015) menyebutkan
bahwa dari 133 penyakit, diperhitungkan terdapat 101 yang mempunyai
hubungan yang signifikan dengan lingkungan, diantaranya berkaitan dengan
air yang tidak aman. Adapun beberapa penyakit yang paling sering berjangkit
karena air yang terkontaminasi antara lain sebagai berikut (WHO, 2016).
1. Diare
Diare adalah salah satu penyakit paling umum akibat bakteri dan parasit
yang berada di air tercemar. Diare mengakibatkan feses encer/cair yang
menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi, bahkan kematian pada
anak dan balita. Sejumlah 842 ribu penduduk diperkirakan meninggal
setiap tahunnya karena diare akibat konsumsi air minum yang tidak aman
(WHO, 2016).
2. Kolera
Penyebabnya adalah bakteri Vibrio cholerae yang masuk melalui air atau
makanan yang terkontaminasi oleh feses orang yang mengidap penyakit
ini. Anda juga dapat terjangkit kolera jika Anda mencuci bahan makanan
dengan air yang terkontaminasi. Gejalanya diantaranya adalah diare
dengan warna putih keruh, muntah, kram perut, dan sakit kepala.
3. Disentri
Disentri disebabkan bakteri jenis Dysentery baccilus yang masuk dalam
mulut melalui air atau makanan yang tercemar. Tanda dan gejala disentri
5
termasuk demam, muntah, sakit perut, diare berdarah, dan berlendir
parah.
4. Hepatitis A
Penyebabnya adalah virus hepatitis A yang menyerang hati. Biasanya
menyebar melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi feses,
atau melalui kontak langsung dengan feses dari pengidap. Gejalanya
antara lain rasa mual, pusing disertai demam, rasa lemas di seluruh tubuh,
dan gejala spesifiknya berupa pembengkakan liver dan timbul gejala sakit
kuning.
5. Typhoid
Penyebabnya adalah jenis Bacillus typhus yang masuk melalui mulut dan
menjangkit pada struktur lympha pada bagian bawah usus halus,
kemudian masuk ke aliran darah dan terbawa ke organ-organ internal
sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh. Penularan dapat terjadi
karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang ada di dalam tinja
penderita melalui air minum, makanan, atau kontak langsung.
6. Polio
Penyebabnya adalah polio virus yang masuk melalui mulut dan
menginfeksi seluruh struktur tubuh dan menjalar melalui simpul saraf
lokal yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan.
Gejalanya berupa demam, meriang, sakit tenggorokan, pusing, dan terjadi
kejang mulut. Polio menyebar melalui feses dari pengidap penyakit dan
penularan dapat melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi.
6
Diketahuinya gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana dan kualitas
air bersih sebagai data dasar untuk memberikan informasi bagi
pengamanan kualitas air bersih.
b. Tujuan khusus
- Tersedianya informasi keadaan sanitasi sarana dan kualitas air
bersih.
- Tersedianya rekomendasi untuk tindak lanjut terhadap upaya
perlindungan pencemaran, perbaikan kualitas air terhadap pihak
terkait.
2. Sasaran
Sasaran pengawasan kualitas air mencakup:
a. Air bersih yang dipakai untuk keperluan di wilayah pelabuhan dan di
kapal/pesawat
b. Sarana air bersih dan lingkungannya yang dipergunakan untuk
kepentingan umum.
3. Ruang lingkup
Ruanglingkup pengawasan kualitas air meliputi seluruh sistem penyediaan
air bersih mulai dari sumber sampai penerima, dan juga langsung ke
tangki-tangki kapal, yang terdiri dari:
- Sumber
- Reservoir
- Pipa distribusi
- Hydran
- Gerobak air
- Perahu air/mobil air dan didistribusikan ke kapal
- Mobil air (water car) ke pesawat udara
- Perkantoran, terminal, tempat-tempat umum lainnya: rumah makan,
restoran, WC, urinoir, wastafel, dll.
7
B. Materi
1. Batasan
(a) Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak.
(b) Sampel air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakkan
untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.
2. Jenis kegiatan
(a) Inspeksi sanitasi terhadap seluruh jenis sarana penyediaan air bersih.
(b) Pengambilan sampel air termasuk pada sumber air baku, proses
produksi, jaringan distribusi, konstruksi dan keadaan reservoir/ menara
air, tangki-tangki air serta pemeliharannya.
(c) Pemeriksaan kualitas air dilakukan di lapangan atau di laboratorium,
dan hasilnya adalah sertifikat laik kesehatan air yang diberikan kepada
pihak pengelola.
(d) Tindak lanjut upaya penanggulangan/ perbaikan oleh pihak pengelola.
(e) Sanitary water handling practices.
(f) Penyuluhan.
C. Peralatan
• Water test kit
• Peralatan pengambilan sampel bakteriologis: (botol sampel, autoclave,
bunsen, label, dan kotak sampel)
• Peralatan pengambilan sampel kimiawi: (jerigen dan label)
• Peralatan pemeriksaan mikrobiologi portable
• Comparator
• Kendaraan operasional
• Tas lapangan
8
D. Bahan
• Kertas label
• Reagen
• ATK
• Formulir
• Alkohol
• Aquadest
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Pengamatan lapangan/inspeksi sanitasi
Dilakukan terhadap seluruh jenis penyediaan air bersih mulai dari sumber,
distribusi hingga ke konsumen meliputi:
• Kondisi
• Pemeliharaan
• Perbaikan (bila tidak memenuhi standar)
• Pengawasan dan penyuluhan tentang cara-cara supply air minum yang
higienis dan sanitair.
2. Pengawasan kualitas air
a) Persiapan
• Membuat peta/denah situasi sistem penyediaan dan distribusi air di
pelabuhan, meliputi:
- Lokasi dan luas dari sistem distribusi air di pelabuhan beserta
komponen-komponennya.
- Lokasi dan tipe dari check valve atau alat pencegah aliran
balik.
- Lokasi dan tipe hydran termasuk keterangan tentang
perlindungan outlet (kran) dan tangki bak penumpang.
9
- Daerah-daerah rawan dimana mudah terjadi pencemaran/
kontaminasi.
- Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
- Faktor risiko perkembangbiakan vector sarana penyediaan air
bersih.
• Membuat jadwal kerja
- Tentukan waktu dan tempat pengambilan contoh air untuk
keperluan pemeriksaan.
- Waktu pengawasan komponen-komonen sistem penyediaan
dan distribusi air secara keseluruhan.
- Bimbingan dan penyuluhan.
• Penyiapan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam
pengawasan:
- Water test kit
- Paqua Lab (peralatan pemeriksaan system membrane filter)
- Comparator
- Peralatan pengambilan sampel bakteriologis: (botol sampel,
autoclave, bunsen, label, dan termos sampel)
- Peralatan pengambilan sampel kimiawi: (jerigen dan label)
- Surat tugas
b) Penatalaksaan
a. Cara pengambilan contoh air (sampel) untuk pemeriksaan
bakteriologis:
(1) Kran atau Hydran
- Air dialirkan 2-3 menit (agar air yang ditampung betul-
betul berasal dari dalam distribusi) kemudian kran/hydran
ditutup lagi.
10
- Kran/hydran dihapus hamakan dengan nyala api (terutama
mulut kran/hydran) sampai keluar uap air.
- Buka kran/hydran agar air panas mengalir keluar semuanya
(kira-kira 2 menit).
- Buka tutup botol sampel dan tampung air ke dalamnya
sebatas leher botol (minimal 100 cc), lalu mulut botol
diflambir dan ditutup lagi (botol sampel harus steril).
- Selama pengisian harus dijaga agar tidak ada kontaminasi
dan mulut botol serta tutupnya jangan sampai tersentuh
tangan, kran/hydran.
- Botol diberi label (nomor, tanggal, jam pengambilan, lokasi
pengambilan, dan nama pengambil).
- Bila pemeriksaan air secara bakteriologis dengan system
membrane filter, tata cara pengambilan dan pemeriksaan
mengikuti petunjuk pada brosur alat tersebut.
(2) Perahu/Tongkang Air dan Mobil/Tangki Air
- Pengambilan sampel dilakukan melalui luang utama (main
hole) pada perahu/tongkang air dan mobil/tangki air.
- Botol, tutup botol, tali pemberat serta kertas pelindung
semuanya steril.
- Botol dipegang dengan tangan kiri, buka kertas
pembungkus dan pegang ujung talinya.
- Tutup botol dibuka kemudian botol diflambir.
- Botol perlahan-lahan dimasukkan ke dalam air pada
tongkang air, mobil/tangki air sampai pada kedalaman ±10
cm.
- Botol diangkat ke atas dan isinya sebagian
dikeluarkan/dikurangi sehingga tinggal 100 cc.
- Mulut dan tutup botol diflambir.
11
- Botol diberi label (nomor, tanggal, jam pengambilan, lokasi
pengambilan dan nama pengambil).
Keterangan:
12
o Nama sampel
- Kemudian botol sampel secepatnya dikirimkan ke
laboratorium.
- Pemeriksaan harus dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam.
Bila belum dapat segera dikirimkan atau laboratorium jauh
letaknya, dapat disimpan terlebih dahulu di lemari es/diangkut
dalam termos es untuk mencegah berkembangbiakannya
kuman-kuman yang mungkin ada.
13
b. Cara pengambilan contoh air (sampel) untuk pemeriksaan kimiawi
a) Kran atau hydran
• Jerigen sampel dibilas dengan air sampel seabnyak tiga kali
• Air dialirkan ke dalam jerigen sebanyak lima liter
• Jerigen diberi label (nomor, tanggal, jam pengambilan,
lokasi pengambilan dan nama pengambil).
b) Perahu/tongkang air dan mobil/tangki air
• Pengambilan sampel dilakukan melalui lubang utama
(main hole) pada perahu/tongkang air dan mobil/tangki air
• Jerigen sampel dibilas dengan air sampel sebanyak tiga
kali
• Air dialirkan ke dalam jerigen sebanyak lima liter
• Jerigen diberi label (nomor, tanggal, jam pengambilan,
lokasi pengambilan dan nama pengambil)
• Bila pengiriman sampel melebihi 24 jam, sampel air diberi
pengawet natrium thiosulfate.
14
Pengawasan terhadap Kadar Chlor
15
- Tiap 6 bulan sekali tangki harus dikuras/ dibersihkan,
kemudian seluruh dinding bagian dalam dilabur dengan larutan
semen kental setelah kering, tangki didisenfeksi dengan
chlorinasi, dengan:
o Larutan kaporit 50 mg/lt selama 24 jam, atau
o Larutan kaporit 100 mg/lt selama 1 jam.
- Setelah itu tangki dibilas dengan air bersih, dan dapat
dipergunakan lagi.
(2) Hydran
- Pemasangan hydran yang ideal ialah setinggi 45 cm dari
pelataran dermaga. Jika terpaksa harus dibuat dalam lubang
berukuran ½ x ½ x ½ m3 rata dengan dermaga, lubang tersebut
dilengkapi dengan lubang pembuangan air (drainase) di
dasarnya dan diberi tutup yang kuat dari logam atau gewapend
beton.
- Keadaan hydran, lubang dan tutup harus selalu bersih.
- Usahakan agar tidak terjadi back-syphonage (air dari kapal
kembali masuk ke pipa saluran di pelabuhan melalui hydran).
- Usahakan agar tidak terjadi cross-connection, bila terdapat 2
sistem saluran air atau dual sistem (misalnya air minum dan
bukan air minum)
- Pipa-pipa yang dipakai untuk menghubungkan hydran dengan
kapal, tongkang/perahu dan lain-lain harus selalu bersih dan
tidak bocor, terutama bagian dalamnya. Pipa-pipa demikian
seharusnya disimpan secara higienis dalam lemari/tempat
khusus dekat hydran.
16
Cara membersihkan pipa penghubung hydran dengn kapal
17
F. Sumber daya manusia
Pelaksana kegiatan pengawasan hygiene bangunan/gedung adalah tenaga
fungsional sanitarian yang mendapat pelatihan mengenai penyehatan air.
G. Jejaring kerja
1. Kantor kesehatan pelabuhan
2. Administrator pelabuhan/bandara
3. Perusahaan pelayaran
4. Perusahaan tongkang penyuplai air ke kapal
5. Dinas kesehatan kabupaten/kota
6. Balai laboratorium/BTKL
7. PDAM setempat
8. Pelindo/pengusahaan pelabuhan lainnya.
H. Mekanisme pelaporan
Mekanisme pelaporan di KKP adalah sebagai berikut:
• Data dari penanggung jawab kegiatan dilaporkan ke kepala seksi,
sedangkan untuk wilker dilaporkan ke KKP induk melalui coordinator
pelaporan di masing-masing seksi di KKP induk.
• Dari KKP induk dilaporkan ke Ditjen PP & PL melalui sistem informasi
manajemen kesehatan pelabuhan Cq. Ka.Sub.Dit. Karkes
• Data yang sifatnya KLB dilaporkan 1x24 jam
• Untuk mekanisme evaluasi dilakukan secara berjenjang, artinya wilayah
kerja dievaluasi oleh KKP induk sedangkan KKP induk disamping
melakukan evaluasi di masing-masing seksi/bidang juga dievaluasi oleh
Ditjen PP& PL.
• Hasil pemeriksaan ditindaklanjuti dengan menginformasikan hasil
pengawasan kepada pengelola dan tembusan administrasi
18
pelabuhan/bandara serta pemerintah daerah atau kepala dina kesehatan
setempat.
• Bila hasil pemeriksaan tidak baik, surat pemberitahuan yang disampaikan
selain informasi juga langkah-langkah penanggulangan.
I. Penutup
Standar operasional ini dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan
pengawasan kualitas air nersih di wilayah pelabuhan/bandara. Untuk itu perlu
pemahaman, ketaatan dan kedisiplinan dari seluruh unit-unit terkait.
19
ALGORITMA
KETENTUAN :
1. PEMERIKSAAN RUTIN
2. KASUS PHEIC
PERSIAPAN :
1. SPK
2. ALAT & BAHAN
3. PETUGAS/SDM
PELAKSANAAN
HASIL
20
PENILAIAN
21
BAB III
PERMASALAHAN
Kantor kesehatan pelabuhan lembar rutin tiap bulannya melakukan pemeriksaan dan
pengawasan terhadap kualitas air bersih yang bertujuan untuk pengawasan kualitas
air bersih di wilayah pelabuhan adalah mencegah penyakit berpotensi wabah dari
kontaminasi toksin (racun) dan mikroorganisme penular penyakit (MPN Coliform) di
pelabuhan lembar. Dengan tujuan khusus:
22
Nurul Bahri
2 Reservoar Masjid √ √ √ 7,2 0,3
Nurul Bahri
3 SGL PT √ √ √ 7,3 0,2
Indocement
4 SGL PT Bosowa √ √ √ 7,2 0,3
5 Reservoar PT. √ √ √ 7,3 0,2
Star Minyak
6 PDAM Ruang √ √ √ 7,2 0,3
Tunggu Kedaro
7 SGL Masjid √ √ √ 7,1 0,3
Baital Aman
8 Reservoar Masjid √ √ √ 7,3 0,2
Baital Aman
9 PDAM PT. Aspal √ √ √ 7,2 0,2
Curah
10 PDAM Pos Jaga √ √ √ 7,2 0,3
Airud
11 PDAM Kantor √ √ √ 7,3 0,3
KPLP
12 PDAM Wilker √ √ √ 7,3 0,3
Lembar
13 PDAM PT. √ √ √ 7,2 0,3
Prelindo 3
14 SGL H Mansyur √ √ √ 7,1 0,3
15 PDAM Ruang √ √ √ 7,2 0,2
Tunggu Ferry
23
Sampel yang diambil untuk pemeriksaan secara fisik telah memenuhi
persyaratan Permenkes RI No.416/Menkes/Per/1990 tentang Kualitas Air
Bersih untuk parameter fisik yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna. Sedangkan sampel yang diambil secara kimia telah memenuhi
persyaratan Permenkes RI No.416/Menkes/Per/1990 tentang Kualitas Air
Bersih untuk parameter kimia dengan pH antara 6,5-8,5. Berdasarkan
Kepmenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 sisa khlor minimal pada samprl
air adalah 0,2 ppm.
24
Baital Aman
8 H Reservoar Masjid Negatif Positif TMS
Baital Aman
9 I PDAM PT. Aspal Negatif Negatif MS
Curah
10 J PDAM Pos Jaga Negatif Negatif MS
Airud
11 K PDAM Kantor Negatif Negatif MS
KPLP
12 L PDAM Wilker Negatif Negatif MS
Lembar
13 M PDAM PT. Negatif Negatif MS
Prelindo 3
14 N SGL H Mansyur Negatif Negatif MS
15 O PDAM Ruang Negatif Negatif MS
Tunggu Ferry
Adanya bakteri coliform yang terdeksi dalam air dapat menimbulkan penyakit
diare yang bila air tersebut dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu.
25
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pengawasan air bersih pada wilayah kerja Pelabuhan Lembar
didapatkan bahwa dari keadaan fisik dan kimia memenuhi syarat namun pada
pemeriksaan bakteriologis terdapat 3 sampel yang dinyatakan positif terdapat bakteri
yang sekiranya dapat menimbulkan dampak penyakit.
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27