Karsinoma nasofaring
Oleh:
Gina Anisah
Latarbelakang
Insidensi karsinoma KNF: keganasan ke-4
Karsinoma nasofaring nasofaring (KNF) setelah kanker ovarium,
(KNF) keganasan tertinggi di Cina Selatan,
payudara dan kulit yang
kepala leher paling sering Asia Tenggara, Jepang,
di Indonesia Afrika Utara dan Timur paling sering terjadi di
Tengah. Indonesia
Lingkunga
n
Epstein-Barr Virus
Stadium
Keterangan:
• T menggambarkan
keadaan tumor
primer, besar dan
perluasannya.
• N menggambarkan
keadaaan kelenjar
limfe regional.
• M
menggambarkan
metastase jauh.
STADIUM KNF
Stadium IVA : T4 dan N0/N1 dan M0 atau T dan N2 dan M0 Stadium IVC : T1/T2/T3/T4 dan N0/N1/N2/N3 dan M1.
PATOGENESIS
dipengaruhi oleh
Infeksi laten EBV beberapa karsinogen Displasia
lingkungan
memicu terjadinya
kanker invasif dan
kerusakan gen pada
metastasis sering
kromosom
dihubungkan dengan
mutasi
Manifestasi Klinis
●
● Pembesaran kelenjar limfe leher
●
● Telinga ●
● Gejala akibat perluasan tumor ke
●
● Sumbatan tuba
jaringan sekitar
eustachius/kataralis ●
● Gangguan beberapa saraf cranial
●
● rasapenuh di telinga, berdengung, ●
● Penjalaan petrosfenoid
gangguan pendengaran
(NI,II,II,IV,VI)
●
● Hidung ●
● Penjalaran retroparotiean (NIX,
●
● Epistaksis
X, XI)
●
● Sumbatan hidung ●
● Gejala metastasis
Diagnosa
• Pemeriksaan Nasofaring
• Pemeriksaan Pencitraan Radiologi
• Computed Tomography Scan (CT-Scan)
• MRI
• Biopsi
• Pemeriksaan Darah
▫ Darah rutin dan kimia darah
▫ Epstein-Barr Virus (EBV) DNA Level
Gambar 3. CT Scan kepala potongan aksial penderita karsinoma nasofaring. Tampak
perluasan tumor yang menyebabkan destruksi fossa pterygopalatine kanan (panah tebal),
dibandingkan dengan sisi kontralateral yang normal (panah tipis).
Penatalaksanaan
BAB III
LAPORAN KASUS
Normal Normal