Anda di halaman 1dari 13

“Tanam pinang rapat-rapat agar buyuh tak dapat terbang

jawablah salam dengan semangat jikalau anda umat Muhammad”.

ASSALAMUALAIKUM WR WB.....
Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil Alamin, Wabihi Nastangin, Wangala Umuuridunya
Waddin, As.haduallailahaillalloh Wa As.haduanna Muhammadan Ngabduhu
Warosu..luh Lanabiya Ba’dah. ammabat
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada
dzat yang telah menciptakan dualisme dunia yang mana tidak akan bertahan satu jika tidak
ada dua sehingga terciptalah langit dan bumi. Bulan dan bintang. Lautan dan daratan. Miskin
dan kaya. Sicantik dan siburuk rupa hingga sempurnalah kehidupan manusia diatas
permukaan bumi.
            Selanjutnya sholawat berbingkaikan salam marilah sama-sama kita sanjungkan
kepada “the flos end the best men”  Muhammad SAW yang telah memayungi kita dari
panasnya mentari-mentari jahiliyah sehingga kini kita berada dalam kesejukan dan
kedamaian dibawah naungan islam.
            Yang saya hormati dewan juri yang arif dan bijak sana dalam mengambil keputusan,
teman-teman TPQ MIA yang saya cintai. pada kesempatan kali ini ijinkanlah saya
menyampaikan sebuah pidato singkat saya yang berjudul “Remaja Dimasa Modern”
  Mangasirol Muslimin Rohimakumulloh..
Mendengar kata remaja maka fikiran kita akan terbayang pada sesosok anak manusia
yang tengah mencapai masa kejayaanya. jaya dalam berfikir, jaya dalam berbuat dan jaya
bergaul guna menemukan jati diri. dari sinilah mereka berangkat jika dulu ia hanya bisa
mengangguk ketika dinasihati oleh orang tua, maka sekarang ia sudah bisa menggeleng-
menggelengkan kepalanya jadinya “angguk-angguk dan geleng-geleng” kalau mereka bisa
menerima semua nasihat dengan baik maka akam menjadi generasi yang bermartabat, tapi
jika yang baik yang mereka tolak. maka akan menjadi remaja yang sering kita lihat disekitar
kita.
pagi, siang, sore, belum cukup malampun jadi ngapain mengaji bukan, belajar iya tapi
apa yang mereka pelajari “belajar untuk mengenal kata gaul”Teman2 TPQ MIA Yang
Bahagia semakin lama kita hidup, semakin jauh kita melangkah, dan semakin banyak hal
yang akan kita tau. tapi awas jangan sampai terbawa arus, jangan sampai terjerumus kedalam
hal-hal yang membuat kita rugi. rigi lahir maupun rugi batin.
Sekarang ini jamanya modern pak, serba canggih buk. serba teknologi mau bicara
tatap muka tinggal Triji, mau berita dunia yang aptudet tinggal brousing internet, mau kabar
sanak famili yang berjuhan tinggal sms MasyaAlloh.. serba mudah, tapi mengapa dibalik
mudah terbit susah, dibalik kemajuan timbul kemunduran. hanya satu
kuncinya, apa? hati.   mengapa hati karena hati kita telah dibutakan nikmatnya duniya,
saking nikmatnya orang tua lupa akan anak, anak lupa bahwa mereka memiliki orang tua
sebagai pengarah dan pembimbing dalam hidupnya. hadirin yang dirahmati Alloh..
Rosululloh SAW bersabda;
ْ ِ‫ق لل َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف‬
ّ َ‫ فَأَبَ َواهُ يُهَ ِودَانِ ِه ا َويُن‬.‫ط َر ِة‬
‫ا َويُ َم ِّج َسانِ ِه‬  ‫ص َرانِ ِه‬
Yang Artinya “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. maka orang tuanyalah yang
menjadikanya Yahudi, atau Nasrani atau Majusi”

Oleh karennanya jangan tunggu sapai besok mulailah dari sekarang, jaga anak bapak
dan ibu, dan kita teman-teman, marilah menjaga keimanan kita agar terhindar dari rayuan
gombalnya dunia. hidup kita ini indah jangan kita sia-siakan, karena sedetikpun kita berda di
dunia itu adalah kehidupan.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon maaf
“Kalau pedang melukai tubuh, masih ada harapan untuk sembuh
Namun jikalau lidah melukai hati, kemana obat hendak dicari”

Jalan jalan ke bate ilik


Singgah dulu dikota sigli
Kalah dan menang urusan dewan juri
                                                                                  yang penting tampil di tpq

USIKUM WANAFSI BITA’WALLOH

WASALAMUALAIKUM WR WB..
CERAMAH "REMAJA MASA MODERN"
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
Tanam pinang rapat-rapat agar puyuh tak dapat terbang, jawablah salam
dengan semangat jikalau anda umat Muhammad.
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫اَل َ اَّل‬ َ ْ َ ُّ ‫مد ل ّله َر '(ِب ْال َعامَل ْين َو به َن ْس َتع ْين َو َع َلى ُأ ُم ْور‬
(' ‫الد ْن َيا َو‬ ُ َ َْ
‫الِد ْين أش َه ُد أ ْن ِال َه ِإ هللا‬
ِّ َِ ِ ِِ ِ ِّ ِ َ ِ ‫ا َلح‬
َ ‫ُ اَل‬ ْ
.‫َوأش َه ُد أ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْوله ن ِب َّيا َب ْع َد أ َّما َب ْع ُد‬
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita sama-sama panjatkan
puji dan syukur kepada zat yang telah menciptakan dualisme dunia, yang mana
tidak akan bertahan satu, jika tidak ada dua, sehingga terciptalah langit dan
bumi, bulan dan bintang, lautan dan daratan, miskin dan kaya, sicantik dan
siburuk rupa, hingga sempurnalah kehidupan manusia di atas permukaan bumi.
Selanjutnya sholawat yang berbingkaikan salam, marilah kita sama-sama
sanjungkan kepada the fast and the fast man Muhammad Shollallah ‘alaihi
wasallam yang telah memayungi kita dari panasnya mentari-mentari jahiliyah
sehingga kini kita berada dalam kesejukkan dan kedamaian dalam naungan
islam.
Yang saya hormati dan ta’ati ketua yayasan YTPNU, dan para alim ulama’ dan
dewan guru YTPNU yang saya hormati, serta teman-teman dan wali murid yang
saya cinta. Pada kesempatan kali ini, ijinkanlah saya menyampaikan sebuah
pidato singkat saya, yang berjudul “Remaja dimasa Moderen”
Ma’a syirol muslimin rohimakumullah, mendengar kata “REMAJA”
maka pikiran kita akan terbayang pada sesosok anak manusia, yang tengah
mencapai masa kejayaannya. Jaya dalam berfikir, jaya dalam berbuat dan jaya
dalam bergaul guna menemukan jati diri. Dari sinilah mereka berangkat, jika
dulu mereka hanya bisa mengangguk ketika dinasehati orang tua, maka
sekarang meraka sudah bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, jadinya angguk-
angguk dan geleng-geleng. Kalau mereka bisa  menerima semua nasihat dengan
baik, maka mereka akan menjadi generasi yang bermartabat. Tapi jika, yang
baik mereka tolak, maka akan menjadi remaja yang sering kita lihat disekitar
kita. Pagi, siang, sore, belum cukup malampun jadi, ngapain..?? mengaji..?
bukan. Belajar..? iya, tapi apa yang meraka pelajari..? belajar untuk mengenal
kata “GAUL”
Para hadirin yang berbahagia, semakin lama kita hidup, semakin jauh kita
melangkah dan semakin banyak hal yang kita akan tahu, tapi awas..! jangan
sampai terbawa arus !, jangan sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang
membuat rugi ! rugi lahir maupun rugi bathin. Sekarang ini, zamannya modern
pak..! serba janggih bu..! serba tegnologi..!. Mau bicara sambil tatap
muka….tinggal TRIJI. Mau tau berita tentang dunia yang aptuded…tinggal
brosing internet. Mau tau kabar sanak family yang berjauhan….tinggal SMS…
Masasyaallah serba mudah..!. Tapi, mengapa dibalik mudah, terbit susah ?
..dibalik kemajuan timbul kemunduran ?. Hanya satu kuncinya…apa..? HATI…
mengapa hati?..karna hati kita telah dibutakan oleh nikmatnya dunia. Sangking
nikmatnya.., orang tua lupa akan anak, anak lupa bahwa mereka memiliki orang
tua sebagai pengarah dan pembimbing dalam hidupnya.
Hadirin yang َ di rohmati َ Allah, Rosulullah َ َ َ ْ ْ sollaallah
ْ ( َ ُ ْ َ ( ُ َ َ َ َ ُ َ ُ ‘alaihi
ُ ُ
َ
wasallam bersabda: “‫ أو‬،‫ِصرا ِن ِه‬ َ ُ
' ِّ ‫ أو ين‬،‫ 'ف' أبواه يه ' ِِّودا ِ'ن' ِ'ه‬،‫ول''د على ال ِفط''ر ِة‬ ٍ '‫'ك' ُّل َم ْول‬
' ‫'ود ي‬
‫ُ”ي َم ِّ '(ِج َسا ِن ِه‬
yang artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh, maka orang
tualah yang menjadikannya yahudi, atau nasroni atau majusi.” Oleh karnanya,
jangan tunggu sampai besok ! mulailah dari sekarang ! jaga anak bapak dan
ibu ! dan kita teman-teman..! marilah menjaga keimanan kita agar terhindar dari
rayuan gombalnya dunia !. Hidup kita ini Indah..jangan kita sia-siakan..! Karna
sedetikpun kita berada di dunia, itu adalah kehidupan. Demikianlah yang dapat
saya sampaikan, lebih dan kurang   saya mohon maaf. “Kalau pedang melukai
tubuh masih ada harapan sembuh, namun jikalau lidah yang melukai hati,
kemana obat hendak dicari. Membajak sawah ketika turun hujan, Kalau ada
kata yang salah mohon dimaafkan.
ِ ُ‫الس الَم علَي ُكم ورمْح ة‬
‫اهلل‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ ْ ْ َ ُ َّ .‫ْوى اهلل‬َ ‫ْرا اَُق ْو ُل لَ ُك ْم اُْوص ْي ُك ْم َونَ ْفس ْى بَتق‬
ً ‫َوأَخي‬
ُ‫َو َبَركاَتُه‬
KIAT MENJADI REMAJA MUSLIM YANG SUKSES
Oleh: Atam Rustam
“Sukses adalah proses perjuangan untuk menjadi lebih”. Kesuksesan adalah dambaan setiap
orang. Sukses belajar, bekerja, atau sukses dalam bidang-bidang lain.
Mental yang membaja adalah salah satu kunci sukses dalam kehidupan. Tetapi, hanya akan
membawa kehancuran dan malapetaka. Supaya umat islam maju dan dapat bersaing didunia,
maka umat islam harus memperkuat mentalnya, mengubah mental yang lemah menjadi kuat
dengan didasari iman dan taqwa kepada Alloh. Sebab hanya dengan mental yang kuat yang
didasari iman dan taqwalah yang akan dapat membawa manusia kepada kesuksesan dan
kebahagiaan.
Ada 4 langkah untuk mencapai kesuksesan
1. Berpikir ikhlas dan positif, stabil menghadapkan diri kepada Alloh dan Rasul-Nya.
Pada saat pertama kali mencoba taat kepada Alloh, mungkin kalian merasa berat. Tabah dan
sabarlah menghadapinya, sampai ketaatanmu kepada Alloh menjadi suatu kebiasaan yang
kalian lakukan dengan penuh kesadaraan.
Sesungguhnya didalah ketaatan kepada Alloh itu tersimpan kenikmatan dan kebahagiaan yang
tidak dapat dicapai, kecuali dengan berulang kali menghadapi cobaan. Yakinlah dengan teguh
dan mantap, bahwa kebaikan itu adalah apa yang Alloh pilihkan buatmu, bukan yang engkau
pilih buatmu sendiri. Jangan mengikuti hawa napsu, jangan mengerjakan sesuatu yang tidak
berguna, dan jangan taat pada makhluk baik mulia atau hina (dalam pandanganmu), sehingga
menghalangi dirimu untuk taat dan beribadah kepada Alloh. Selain itu, kalian wajib menaati
Rasulullah SAW yang mulia. Alloh berfirman:
‫ومن يطع هللا ورسوله يذخله خنت تجري من تحتها االنهر ومن يتول يعذبه عذابا اليما‬
“Barang siapa yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya, niscaya Alloh akan memasukannya
kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan barangsiapa yang berpaling
niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih”. (QS. Al-Fath 48:17)
2. Berbakti kepada orang tua
Salahs atu langkah untuk mencapai kesuksesan adalah berbakti kepada kedua orang tua,
karena anak yang berbakti kepada orang tuanya akan mendapatkan rezeki yang penuh berkah
dari Alloh. Nabi SAW bersabda:
‫ قال صلى هللا عليه وسلم من أحب أن يمد له في عمره وان يزاد له فى رزقه فليبر والديه وليصل رحمه (رواه‬: ‫عن أنس رضي هللا عنه قال‬
)‫أحمد‬
“Dari Anas r.a. ia berkata : “Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan
ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada orang tuanya dan menyambung tali
silaturahmi”.
3. Menuntut ilmu
Dalam sebuah ungkapan yang sangat populer dikatakan :
“Barangsiapa yang menghendaki keberuntungan dunia, maka harus dengan ilmu pengetahuan,
dan barang siapa yang menghendaki keberuntungan di dalam kehidupan akhirat, maka harus
dengan ilmu pengetahuan. Dan barangsiapa yang menghendaki keberuntungan dunia dan
akhirat, maka harus dengan ilmu pengetahuan.”
Berdasarkan ungkapan diatas, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan adalah salah satu kunci
pembuka kesuksesan dan membawa kita mencapai derajat yang tinggi. Alloh berfirman.
‫يرفع هللا الذين امنوامنكم والذين اوتواالعلم درجات وهللا بما تعملون خبير‬
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al- Mujadalah 58 :11)
Alloh telah meletakkan dalam akal dan fitrah manusia anggapan yang baik terhadap kejujuran,
keadilan, kebaikan, kehormatan diri, keberanian, kemuliaan akhlak, penuaian amanat, dan
menyambung silaturahmi.
Tapi, ingatlah! Jika kalian mempunyai ilmu pengetahuan, maka engkau harus tawadu’ (rendah
hati), karena tawadu’ dan akhlak yang mulia itu adalah hiasan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang baik dan dibarengi dengan ketaqwaan kepada Alloh adalah salah satu kunci
kesuksesan dunia dan akhirat.
4. Gemar membaca
Membaca adalah salah salah satu langkah untuk mencapai kesuksesan, sebab membaca
menyebabkan kita mendapat ilmu pengentahuan. Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan
meraih berbagai kemudahan dan keberuntungan didalam kehidupan, mencapai kesuksesan
didunia maupun diakhirat. Alloh berfirman:
‫ علم االنسان ما لم يعلم‬.‫ الذي علم بالقلم‬.‫ اقرأ وربك االكرم‬.‫ خلق االنسان من علق‬.‫اقراباسم ربك الذى خلق‬.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”(QS. Al-Alaq 96:1-5)
Islam bukan hanya sebuah agama, tetapi sebuah “peradaban”, sementara eksistensi suatu
peradaban sangat dipengaruhi kesadaran membaca pemilik peradaban ini. Semakin banyak
seseorang membaca, maka semakin tinggi pula peradabannya.
Bahan bacaan yang harus kalian baca jangan sembarangan. Pilihlah bacaan-bacaan yang dapat
memberikan dukungan bagi kesuksesan kalian seperti ayat-ayat Alloh, baik ayat yang
difirmankan (al-quran) atau ayat-ayat kauniyah yang berupa alam semesta di sekeliling kita.
Selain itu, bacalah buku-buku atau tulisan-tulisan yang dapat memberi banyak informasi tentang
ilmu pengetahuan.
Dengan membaca, pengetahuan dan ilmu kalian akan bertambah. Selanjutnya ilmu
pengetahuan ini akan memberikan pengaruh kepribadian dan kematangan pola pikir kalian.
Dengan banyak membaca , kalian akan mengetahui cara dan langkah yang tepat untuk
mengembangkan kepribadian dalam rangka menggapai dunia dan akhirat.
6 syarat menuntut ilmu
Sungguh agung dan mulia kedudukan seorang ahli ilmu di sisi Allah SWT, Allah mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang dianugerahi ilmu beberapa derajat,
sebagaimana Allah firmankan:
ٍ ‫َيرْ َف ِع هَّللا ُ الَّذِينَ آ َم ُنوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِينَ أُو ُتوا ْالع ِْل َم دَ رَ جَ ا‬
‫ت‬
Yang artinya: niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Almujadilah ayat 11
Dalam sebuah hadis, nabi pun menyanjung orang alim dengan membandingkannya dengan ahli
ibadah sebagaimana beliau sabdakan:
‫فضل العالم علي العابد كفضل القمر ليلة بدر علي سا ئر الكواكب‬
Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama
terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
Menuntut ilmu hukumnya sangat wajib bagi setiap muslim yang berakal, baik miskin atau kaya,
orang kampung atau pun orang kota, selama dia berakal sehat wajib hukumnya menuntut ilmu.
Dikatakan dalam Hadis :
‫طلب العلم فريضة علي كل مسلم‬
“Menuntut ilmu itu sangat wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah)
Dalam kajian hukum Islam, bahwa standar hidup yang ideal bagi manusia adalah Haddul Kifâyah,
Lâ Haddul Kafaf (batas kecukupan, bukan batas pas-pasan)[1]. Dan kita tahu bahwa kewajiban
dalam menuntut ilmu dimulai dari rahim ibu sampai liang lahat. Dengan demikian untuk
memenuhi standar hidup yang ideal hendaknya tidak hanya pas-pasan. Dalam kitab “Ta’lim al-
Muta’allim” yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji, beliau menulis bahwa syarat-syarat mencari ilmu
menurut Imam Syafi’i dari Imam Ali bin Abi Thalib ada 6, yaitu:
‫أخي لن تنال العلم إال بست ٍة‬
‫سأنييك عن تفاصيلها ببيـان‬
‫ذكاء وحرص واجتهاد ودرهم‬
‫وصحبة استا ٍذ وطول زمان‬
1. Cerdas
Cerdas adalah salah satu syarat untuk menuntut ilmu. Kecerdasan adalah bagian dari pengaruh
keturunan jalur psikis. Dari ayah dan bunda yang cerdas akan lahir anak-anak yang cerdas,
kecuali adanya sebab-sebab yang memungkinkan menjadi penghalang transformasi sifat-sifat
tersebut baik situasi fisis maupun psikis. Sehat jasmani dan lemah jasmani, makanan bayi dalam
kandungan maupun situasi psikis ayah bunda seperti semangat dan himmah menuntut ilmu,
melakukan kejahatan, emosi, maupun warna pikiran akan ikut memberikan pengaruh yang besar
bagi keturunan. Itulah buktinya bahwa dari ayah dan bunda yang sama akan lahir anak-anak
dengan kondisi fisik, watak, sifat dan kecerdasan yang berbeda.
Tentang kaitan keturunan dengan ilmu pengetahuan maka kita perlu mengingat bahwa yang
diturunkan dari orangtua adalah tingkat kecerdasannya saja bukan kekayaan ilmu pengetahuan.
Kekayaan ilmu pengetahuan tidak ada jalan lain kecuali belajar dengan baik. Sabda nabi SAW:
‫انما العلم با لتعلم‬
“Bahwasanya ilmu itu diperoleh dengan (melalui) belajar”. Al-Hadis
Dan yang menjadi masalah sekarang bagaimana anak yang cerdas (karena keturunan) tetapi
tidak memiliki ketekunan dan kesungguhan dalam menuntut ilmu, jawabannya sudah pasti
bahwa dia tidak akan menjadi orang pandai/‘Alim.
2. Rakus atau Tamak
Rakus adalah (punya kemauan dan semangat untuk berusaha mencari ilmu)
“Kejarlah cita-citamu setinggi langit”. Peribahasa ini memberikan arti bercita-citalah setinggi-
tingginya dan raihlah cita-cita itu sampai dimana pun. Peribahasa tersebut memberikan motivasi
kepada kita untuk pantang menyerah mengejar cita-cita (pendidikan) kita. Orang yang menuntut
ilmu haruslah seperti peribahasa di atas: “selalu berusaha dan berusaha menuntut ilmu untuk
mencapai cita-cita yang tinggi”. Bahkan menurut Imam as-Syafi’i, dalam menuntut ilmu
janganlah langsung merasa puas terhadap apa yang telah didapat dan jangan hanya menuntut
ilmu di satu daerah saja.
‫قال االمام الشافعي في مدح السفر‬
‫سافر تجد عوضا عمن تفارقه‬
‫وانصب فان لذيذ العيش في النصب‬
yang artinya:
Pergilah kau, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Rasul berpesan dalam sebuah hadis:
‫اطلب العلم و لو بالصين‬
Walaupun keshasihan hadis ini dipertanyakan, setidaknya hadis ini memotivasi kita untuk pergi
jauh dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-cita.
Allah pun telah mengingatkan agar tidak semua mu’min pergi berperang, melainkan ada
segolongan diantara mereka yang memperdalam ilmu agar bisa memberi peringatan kepada
kaumnya
ِ ‫َومَا َكانَ ْالم ُْؤ ِم ُنونَ لِ َي ْنفِرُوا َكا َّف ًة َفلَ ْوال َن َفرَ مِنْ ُك ِّل فِرْ َق ٍة ِم ْن ُه ْم َطا ِئ َف ٌة لِ َي َت َف َّقهُوا فِي الد‬
َ‫ِّين َولِ ُي ْن ِذرُوا َق ْو َم ُه ْم إِ َذا رَ جَ عُوا إِلَي ِْه ْم َلعَ لَّ ُه ْم َيحْ َذرُون‬
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. At-
taubah ayat 122.
Tiga kategori manusia menurut hadis yang diriwatkan oleh Imam Dailami, Rasulullah bersabda:
‫ ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون‬،‫من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح‬
ada tiga kategori manusia: Beruntung: jika hari ini lebih baik dari kemarin, Merugi: hari ini sama
seperti kemarin, Celaka/Dilaknat: hari ini lebih buruk dari kemarin.
Jika iri adalah perbuatan yang dilarang, maka iri kepada orang berilmu dibolehkan Rasul, dalam
hadis yang diriwayatkan Imam Bukhori, Rasul bersabda:
ِ ‫الَحَ سَ دَ ِاالَّ فِي ْاث َن َتي‬
}‫ رَ ُج ٌل آ َتاهُ هللا ُ مَاالً َفسَ لَّ َط ُه عَ لَى ه َْل َك ِت ِه فِى ْالحَ ِّق َورَ ُج ٌل آ َتاهُ هللا ُ ْالح ِْك َم َة َفه َُو َي ْقضِ يْ ِبهَا َويُعَ لِّ ُمهَا {رواه البخاري‬:‫ْن‬
Tidak ada iri hati (yang diperbolehkan) kecuali terhadap dua perkara, yakni :
seseorang yang diberi Allah berupa harta lalu dibelanjakanannya pada sasaran yang benar, dan
seseorang yang diberi Allah berupa ilmu dan kebijaksanaan lalu ia menunaikannya dan
mengajarkannya. (HR Al Bukhori)
Di antara jenis penyakit hati adalah sombong, ujub, iri, dengki, tamak, dst. Jadi di antara bentuk
penyakit hati adalah iri dan dengki. Dalam bahasa Arab atau bahasa agama ia disebut dengan
hasad. Hasad adalah tidak senang melihat seseorang mendapatkan nikmat serta berharap agar
nikmat tersebut lenyap. Dalam hal ini hasad berbeda dengan ghibthah. Sebab, ghibthah adalah
berharap mendapatkan nikmat seperti yang didapat oleh orang tanpa menginginkan harta itu
lenyap dari orang tadi. Inilah iri yang baik yang disebutkan oleh Nabi saw,
‫ت م ِْث َل مَا َيعْ َم ُل‬ُ ‫ِيت م ِْث َل مَا أُوتِيَ فُاَل نٌ َفعَ م ِْل‬
ُ ‫َار َفسَ مِعَ ُـه جَ ا ٌر لَ ُه َف َقا َل لَ ْي َتنِي أُوت‬ ِ ‫اَل حَ سَ دَ إِاَّل فِي ْاث َن َتي‬
ِ ‫ْن رَ ُج ٌل عَ لَّ َم ُه هَّللا ُ ْالقُرْ آنَ َفه َُو َي ْتلُوهُ آ َنا َء اللَّي ِْل َوآ َنا َء ال َّنه‬
ْ
‫ت مِث َل مَا َيعْ َم ُل‬ ْ ُ ْ
ُ ‫ِيت مِث َل مَا أوتِيَ فُاَل نٌ َفعَ مِل‬ ُ ‫َورَ ُج ٌل آ َتاهُ هَّللا ُ مَااًل َفه َُو ُي ْهلِ ُك ُه فِي ْالحَ ِّق َف َقا َل رَ ُج ٌل لَ ْي َتنِي أُوت‬
Tidak boleh iri kecuali dalam dua hal, yaitu (1) seseorang yang Allah ajarkan al-Quran
kepadanya. Kemudian ia membacanya malam dan siang sehingga tetangganya
mendengarkannya. Lalu tetangga tersebut berkata, “Kalaulah aku diberikan karunia seperti si
Fulan, maka aku akan beramal seperti yang ia amalkan”; dan (2) seseorang yang Allah karuniai
harta. Ia menghabiskan hartanya dalam kebenaran. Lalu seseorang berkata, “Kalaulah aku
dikaruniai seperti apa yang dikaruniakan kepada si Fulan, maka aku akan beramal seperti apa ia
amalkan”. (H.R. Bukhari).
3. Penuh Perjuangan dan Sabar
Dikutip dari bukunya Prof. KH. Ali Yafie “Manusia dan Kehidupan” bahwa manusia pada
hakekatnya dihadapkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab (tantangan). Seorang
manusia harus mampu menjawab berbagai pertanyaan menyangkut kehidupannya yang terkait
dengan berbagai tantangan dan persoalan. Seorang yang menuntut ilmu sudah barang tentu
akan menghadapi macam-macam gangguan dan rintangan. Selain berusaha maka bersabarlah
untuk menghadapi semuanya itu, dan perlu diketahui bahwa sabar adalah sebagian dari Iman,
“As-Shobru mina al-îmân”. Dan Sabar disini mengandung arti tabah, tahan menghadapi cobaan
atau menerima pada perkara yang tidak disenangi atau tidak mengenakan dengan ridha dan
menyerahkan diri kepada Allah Swt. Sabda nabi Saw:
)‫الصبر ضياء (رواه مسلم‬
“Bersabar adalah cahaya yang gilang-gemilang”. (HR. Muslim)
Sabar artinya tabah, tahan menghadapi cobaan. Orang yang sabar tahan menerima hal-hal yang
tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah.
Sabar adalah salah satu akhlak terpuji. Sabar juga merupakan salah satu kunci untuk meraih
kebahagiaan dan ketenangan hidup. Hidup di dunia ini penuh dengan tantangan dan cobaan.
Manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini tidak luput dari ujian dan cobaan, ketika
mengalami ujian dan cobaan kita harus menhadapinya dengan sabar. Sifat sabar bagaikan cahaya
yang terang benderang dalam suasana yang gelap gulita.
Akan tetapi kesabaran disini harus diartikan dalam pengertian yang aktif bukan dalam
pengertian yang pasif. Artinya nrimo (menerima) apa adanya tanpa usaha untuk memperbaiki
keadaan. Sesuai ajaran agama pengertian sabar dan kata-kata sabar itu misalnya dapat
ditemukan di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran. Yakni satu surat yang terdiri dari 200 ayat yang
menjelaskan tentang keseluruhan perjuangan besar dan berat yang telah dilakukan rasulullah
Saw sepanjang hidupnya dan itu semua direkam dalam Surat Ali Imran. Ada dua perjuangan berat
dan sangat menentukan yaitu pertempuran badar dan uhud. Di dalamnya terdapat banyak kata-
kata sabar, tetapi kata-kata sabar itu selalu diletakan dalam konteks perjuangan bukan dalam
konteks seseorang ditimpa musibah. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran dan
kesimpulan pengertian bahwa sabar yang aktif itu artinya suatu mentalitas ketahanan belajar,
memiliki mental yang kuat untuk tekun belajar dan berusaha keras seoptimal mungkin dengan
penuh daya tahan, tidak jemu, tidak bermalas-malasan, tetapi belajar dengan penuh semangat.
Selain itu, dalam belajar harus berkonsentrasi karena jika belajar pikirannya bercabang maka
tidak bisa optimal. Salah satu bagian dari sabar adalah Hudurul Qalb atau berkonsentrasi.
4. Bekal (biaya)
Setiap perjuangan pasti ada pengorbanan, itulah logikanya, manusia menjalani hidup ini butuh
pengorbanan begitupun menuntut ilmu. Biasanya, dalam hal biaya ini menjadi dalih masyarakat
yang sangat utama dalam menuntut ilmu khususnya pada pendidikan formal. Sehingga ketika
ditanya salah seorang yang tidak belajar di pendidikan formal misalnya, “kenapa kamu atau dia
tidak sekolah?” jawabannya sungguh gampang sekali, “saya atau dia tidak sekolah karena tidak
punya biaya.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan wajib hukumnya bagi setiap muslim, dan
dijelaskan lagi dalam hadis
‫اطلب العلم من المهد الي اللحد‬
“Tuntutlah ilmu mulai dari rahim ibu sampai liang lahat”. Dari hadis tersebut kita bisa
mengetahui long life education bahwa, seumur hidup kita wajib menuntut ilmu. Pendidikan
bukan hanya pendidikan formal tetapi non formal pun ada.
Rasul menjanjikan kepada para penuntut ilmu,
‫ان هللا تكفل لطالب العلم برزقه‬
“Sesungguhnya Allah pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu”
Dalam lafal hadis di atas tertulis lafazh takaffala dengan menggunakan fi’il madhy yang aslinya
mempunyai arti ‘telah mencukupkan’ yang “seolah-olah” sudah terjadi. Maka lafazh tersebut
mempunyai makna pasti, asalkan dibarengi dengan keyakinan terhadap kekuasaan Allah. Dan
yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala kekurangan (biaya) pasti mampu
atau bisa menyelesaikan pendidikan. Karena pasti akan ada jalan lain selama manusia berusaha
dan yakin terhadap kekuasaan dan pertolongan Allah Al-Yaqinu Lâ Yuzâlu bis-Syak Artinya:
”keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keragu-raguan”. Dan akhirnya maka tidak ada alasan
orang tidak bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti keterangan sebelumnya carilah jalan lain,
solusi lain untuk bisa menuntut ilmu.
5. Bersahabat dengan Guru
Ilmu didapat dengan dua cara. Pertama dengan bil kasbi. Yakni didapat dengan cara usaha keras
sebagaimana layaknya pencari ilmu biasa. Ia belajar menuntut ilmu dengan tekun belajar dari
bimbingan yang benar. Kedua dengan bil kasyfi. Yakni dengan cara mendekatkan diri kepada
Allah Swt secara total. Dengan kedekatannya kepada Allah Swt, Allah akan memberi apa yang ia
minta. Cara ini adalah cara untuk orang khusus. Sebagai penuntut ilmu berusahalah semaksimal
mungkin untuk dapat mengkorelasikan keduanya. Juga, berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapat petunjuk guru karena tanpa petunjuk guru dan tanpa taqarrub (ibadah mendekatkan
diri) total kepada Allah bisa jadi ilmu tersebut datangnya dari iblis la’natullah ‘alaih.
Profesionalisme guru artinya seorang guru harus mampu menguasai pelajaran sesuai dengan
bidangnya.
Sebagai guru haruslah mempunyai sifat-sifat yang mencerminkan kemuliaan ilmu dan tabi’at
(akhlaq) yang baik. Kita analogikan seorang petani profesional akan merawat tanamannya dari
rumput pengganggu, ia akan membasmi hama dan penyakitnya. Demikian pula seorang pendidik
haruslah membersihkan dirinya dari segala kebiasaan buruk dalam masyarakat. Ia akan tanggap
dan waspada dengan para penyeru maksiat. Hendaklah ia membenahi dirinya sebelum ia
menebarkan benih-benihnya. Ia harus menanamnya dalam lahan yang subur. Hendaklah ia
menyibukkan diri dengan amal kebaikan, kesibukan-kesibukan akhirat yang akan menjadi
tameng dari syahwat dan syubhat. Kemudian sebaik-baik pendidik adalah yang konsisten
dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah yang tercermin lewat akhlak dan amalan-amalannya yang
shalih. Cerdas dalam mendeteksi penyakit hati serta berpengalaman dalam mengobatinya,
remaja yang tumbuh dari pendidikan—tarbiyah—yang baik maka akan menjadi buah yang segar
nan ranum. Ia bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar.
Beberapa ciri-ciri tabi’at guru (pendidik) yang harus ditanamkan adalah sebagai berikut:
Mencintai pekerjaannya sebagai guru
Adil terhadap semua murid
Sabar dan tenang
Berwibawa (dilihat dari ilmu dan taqwanya) serta kemampuan memengaruhi orang lain
Selalu ikhlas mendoakan muridnya
Berusaha ikhlas mengajarkan ilmunya.
Akibat dari sikap cuek terhadap guru, diungkapkan dalam sebuah pepatah arab:
‫ان إذا همـا لم ي ُْكرَ مَـا‬
ِ َ‫إن المعـل َم والطبيبَ كالهُما ال َي ْنصَ ح‬
‫فاصبرـ لدائك إن أهنتَ َط ِبي َب ُه واصبر لجهلك إن جَ َف ْوتَ مُعلّما‬
Sesungguhnya pengajar/guru dan thabib/dokter keduanya tidak akan memberi nasehat jika
keduanya belum dihormati. Maka bersabarlah dengan rasa sakitmu jika engkau menjauhi dokter,
dan nikmatilah kebodohanmu jika engkau menjauhi guru.
Sementara dalam menghormati guru, Imam Ali bin Abi Thalib berkata:
ً‫من علمني حرفا صرت له عبدا‬
Barang siapa mengajarkan kepadaku satu huruf, maka aku menjadi hamba baginya.
6. Waktu yang lama
Maksudnya selesaikanlah pendidikan itu samapai tuntas, jangan sampai berhenti di tengah jalan
Imam Syafi’I pernah berkata:
‫ومـــن لــم يذق مـــر التعلم ســـاعة = تجرع ذل الجهـل طـــول حياتــه‬
‫ومــــن فاتــه التعليم وقـــــت شبابه = فكبــــر عليه أربعـــــا لـــــوفاته‬
‫وذات الفتى – وهللا – بالعلم والتقى = إذا لـــم يكونا ال اعتبـار لــذاته‬
Imam Syafi’i Rahimahullah dalam syairnya berkata :
“Barang siapa tidak pernah merasakan pahitnya belajar meski sekejap. Dia akan menelan hinanya
kebodohan sepanjang hayatnya
Barang siapa yang ketinggalan belajar waktu mudanya. Maka bertakbirlah 4 kali (shalat mayit)
untuk wafatnya (kematiannya)
Jati diri seorang pemuda Demi Allah adalah dengan ilmu dan taqwa. Jika keduanya tiada, dia juga
dianggap telah tiada (Diwanus Syafi’i, hal 29)
Imam Syafi’I juga pernah curhat kepada gurunya Imam Waki’ tentang susahnya mendapatkan
ilmu:
‫شكوت الى وكيع سوء حفظي‬
‫فأرشدني إلى ترك ترك المعاصي‬
‫وأخبرني بأن العلم نور‬
‫ونور هللا ال يهدى لعاصي‬
Aku mengadu kepada Imam Waki’i tentang susahnya menghafal atau mendapatkan ilmu. Maka
Imam Waki’i memberiku petunjuk untuk meninggalkan maksiat dan mengabarkan kepadaku
bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.
Dalam sebuah hadis Rasulullah menekankan peranan ilmu sebagai kunci dalam meraih
kesuksesan di dunia dan akhirat:
«‫»من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد اآلخرة فعليه بالعلم ومن أرادهما معا فعليه بالعلم أيضا‬
“Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia, hendaklah dengan ilmu. Siapa yang ingin
kehidupan akhirat dengan ilmu. Dan siapa yang menginginkan keduanya (dunia & akhirat) juga
dengan ilmu” [HR Bukhari & Muslim]
Namun satu hal yang perlu diingat, walau pun kita meraih kesuksesan, hendaknya kita tetap
rendah hati atau tawadhu, sebagaimana diungkapkan dalam sebuah pepatah:
‫تواضع تكن كالنجم الح لناظر‬
‫على صفحات الماء وهو رفيع‬
‫والتك كالدخان يعلو بنفسه‬
‫الى طبقات الجو وهو وضيع‬
Bertawadhulah seperti bintang yang jelas nampak terlihat di atas permukaan air padahal ia
berada di tempat yang tinggi, dan janganlah engkau seperti asap, yang terus membumbung
tinggi, padahal ketika sampai di udara ia menghilang.
Wallahu a’lam bisshowab!
Note : Kajian malam Sabtu Oleh Ustadz Saiful Milal 6/09/13 Tajinan
“Alaa laa tanalul ngilma illa bisittatin,
Saunbi kangan majmuungiha bi bayani
Dzukain, wa khirsin, wastibarin, wabulghotin, wairsyadziustadin wa thulizzamaani”.

    Kalimat diatas merupakan penggalan syair dari kitab ta’limul muta’alim karya syeh
azzarnuji, sebuah kitab yang sangat bagus dan kaya muatannya tentang etika dan motivasi
belajar bagi santri atau murid. Kitab yang menjadi rujukan bagi para santri atau murid di
lembaga pesantren ini telah di tulis ratusan tahun yang lalu tetapi isinya selalu tetap hangat
(aktual) dan sesuai (relevan) sepanjang zaman sebagai pegangan bagi siapa saja yang sedang
belajar dan menjadi murid.

    Kata murid berasal dari bahasa arab muridun yang berarti orang yang sedang ingin meraih
sesuatu. Tentunya hikmah kata mutiara isi syair tersebut diatas juga sangat penting sekali
menjadi pegangan bagi seluruh santri.

    Menurut syekh Darnuji ada enam kunci utama untuk meraih kesuksesan sejati ketika seorang
pelajar/santri yang sedang belajar, kunci pertama: dzukain (sifat cerdas), artinya bahwa
semua murid sebagai manusia ciptaan Allah SWT telah di bekali akal, dan hati dengan segala
potensinya. Seorang murid yang cemerlang akan memanfaatkan kecerdasan itu dengan
semaksimal mungkin selama belajar, sehingga secara sempurna meraih dan memiliki
kecerdasan yang seimbang antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosinal.

    Kunci kedua yaitu hirsin (sifat rasa ingin tahu), maksudnya adalah santri harus memiliki
sifat selalu kurang dan selalu ingin menutupi rasa kurang tersebut dengan
belajar (mutholangah), dengan demikian seorang santri harus selalu merasa dan menyadari
dirinya belum bisa yang dalam bahasa jawanya grangsang, maksudnya adalah bahwa murid
harus memiliki sifat selalu kurang dan selalu ingin menutupi kekurangan tersebut dengan cara
belajar. Dengan demikian , seorang murid tidak pernah merasa puas dalam belajar dan
menuntut ilmu dalam berbagai bidang. Seorang murid harus selalu yakin bahwa semakin lama
belajar tentang suatu ilmu maka ilmu itu semakin luas, dan merasa masih sangat sedikit ilmu
yang diperolehnya. Maka tak salah bila ada pepatah mengatakan “Di atas langit masih ada
langit”, dan seorang murid harus percaya dengan firmanNYA: “Subhanaka la ‘ilmalana illa
‘allamtana”. Ilmu Allah SWT sangat luas dan tidak terbatas. Karena itu , kewajiban seorang
santri adalah selalu berupaya belajar dan mencari ilmu seluas-luasnya.

   Kunci ketiga yaitu wastibarin (sungguh-sungguh dengan penuh sabar), dengan sifat sungguh-
sungguh seorang murid pasti akan mencapai tujuan dalam belajarnya. Kesungguhan dan
keteguhan hati menjadi modal dan penyemangat dalam setiap detik proses belajar seorang
murid. Belajar, menurut para ahli adalah proses mengalami dengan ditandai perubahan pada
diri seorang. Maka, dengan sifat kesungguhan ini seorang murid akan meraih dan merasakan
beban yang luar biasa dalam dirinya dalam waktu tertentu. Namun, kesungguhan dan
keteguhan ini akan lebih sempurna bila disertai dengan kesabaran. Artinya, seorang dalam
proses belajar harus sungguh sungguh dan teguh hati, tetapi diikuti dengan sifat sabar, karena
sifat sabar akan senantiasa membimbing hati, baik dalam keberhasilan ataupun kegagalan
belajar, seandainya gagal pun, dengan sifat sabar murid tidak akan putus asa dalam belajar.

    Kunci keempat, wa bulghotin (adanya beka), bekal yang dimaksud di sini adalah bekal
berupa berbagai kebutuhan dan sarana yang diperlukan untuk menunjang proses seorang murid
dapat belajar dengan mudah dan lancar. Tentu setiap murid memiliki perbedaan dalam hal ini,
karena sangat tergantung kepada kemampuan setiap murid dan wali murid serta fasilitas yang
disediakan oleh lembaga penyelenggara pendikan. Sesuai dengan situasi dan kondisinya,
seorang murid sudah semestinya memanfaatkan fasilitas yang dimilikinya dan yang tersedia
untuk mendukung kesungguhan dalam belajarnya.

   Kunci kelima, wa suhbati ustadzi (Dekat dengan guru). Mengapa dekat dengan guru menjadi
kunci sukses belajar? ya, karena mereka adalah hamba hamba Allah SWT yang telah diberikan
ilmu dan hidayah yang menjadi motifator (penyemangat) dan fasilitator (perantara) serta
transformator (pewaris ilmu) untuk diikuti murid. Para guru dan mereka semua yang telah
menyalurkan ilmunya kepada generasi seterusnya adalah pewaris nabi Muhammad SAW seperti
keterangan ini "Al-‘ulama warotsatul anbiya’". Karena itu, seorang murid akan berhasil meraih
ilmu yang bermanfa’at apabila ia bersikap tawadu’, hormat, dan taat serta dekat dengan guru
semata-mata ingin meraih ilmu yang bermanfa’at dan selanjutnya diamalkan dalam
kehidupanya untuk meraih kebahagiaan didunia dan diakherat.

    Kunci keenam, wa tuli zamanin (perlu waktu lama untuk belajar), belajar adalah proses
mencapai tujuan atau cita-cita yang diinginkan murid, dimana ia pasti perlu waktu yang cukup
untuk sampai pada tujuan itu. Karena itu, setiap murid harus menyadari dari awal tentang
perlunya waktu yang cukup untuk setiap proses mencapai tujuanya.
     Demikianlah enam kunci yang sangat penting bagi setiap murid untuk dijadikan sebagai
pemandu diri selama mengikuti setiap tahapan dalam belajar pada jenjang pendidikan
manapun juga.

Anda mungkin juga menyukai