Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

ESENSIAL

: 81/C-
No Dokumen VII/SOP/PKM-

SOP SJR/IV/2019
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 9 April 2019
Halaman :
PUSKESMAS dr. Robert Telaumbanua

RAWAT INAP NIP.1970031220060410


SAJIRA 08

1. Pengertian Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui


penyababnya. Hipertensi menjadi masalah karena meningkatnya prevalensi,
masih banyak pasien yang belum mendapat pengobatan, maupun yang
telah mendapat terapi tetapi target tekanan darah belum tercapai serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Menangani Hipertensi
Esensial di puskesmas Rawat Inap Sajira
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Sajira Nomor 01/C-VII/SK/PKM
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Rawat Inap Sajira
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK 02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Prak
di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama

5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan


langkah- langkah 2. Petugas menggunakan APD, masker, handscoon, dan Faceshield
3. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
4. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan status pasien
5. Petugas mencatat keluhan pasien pada kartu status pasien
6. Petugas melakukan pengukuran tekanan darah, nadi, rr, TB, BB,
Lingkar Perut dan suhu bila diperlukan
7. Petugas melakukan Anamnesa
Anamnesis
Keluhan
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan hipertensi
antara lain:
1. Sakit atau nyeri kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Leher kaku
6. Penglihatan kabur
7. Rasa sakit di dada
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan
impotensi.

Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:
1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
2. Konsumsi alkohol berlebihan
3. Aktivitas fisik kurang
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
6. Dislipidemia
7. Diabetus Melitus
8. Psikososial dan stres

8. Petugas melakukan Pemeriksaan fisik


Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi komplikasi
hipertensi ke organ lain.
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan ronki).

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Tabel 6.1 Klasifikasi tekanan darah TD TD
berdasarkan Joint National Committee VIII Sistolik Diastolik
(JNC VIII) Klasifikasi
Normal < 120 < 80 mm
mmHg Hg
Pre-Hipertensi 120-139 80-89
mmHg mmHg
Hipertensi stage -1 140-159 80-99
mmHg mmHg
Hipertensi stage -2 ≥ 160 ≥ 100
mmHg mmHg

9. Petugas melakukan Penegakan diagnosa: Penanganan hipertensi


10. Petugas melakukan penatalaksanaan :
1. Hipertensi tanpa compelling indication
a. Hipertensi stage-1
dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, furosemid
1x20 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE (captopril
2x 12,5 - 25 mg/hari), penghambat kalsium ( amlodipin 1x
5-10 mg/hari, atau nifedipin long acting 1x 1 10 mg/hari atau
andalat oros 1 x1 20mg ) atau kombinasi.
b. Hipertensi stage-2.
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2
minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretic (furosemide 1x 1 20 mg), tiazid (HCT
1x25mg)dan penghambat ACE penyekat reseptor beta atau
penghambat kalsium (amlodipine 1x1 10mg).
Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi
dari masing-masing antihipertensi diatas.Sebaiknya pilih obat
hipertensi yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali
sehari.
2. Hipertensi compelling indication (lihat tabel)
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai (kondisi
untuk merujuk ke Spesialis). Diberikan golongan ARB yaitu :
Valsartan 1 x 80 mg, irbesartan 1 x 150 mg

Rerata penurunan
Modifikasi Rekomendasi
TDS

Penurunan berat Jaga berat badan ideal 5 – 20 mmHg/ 10


badan (BMI: 18,5 - 24,9 kg/m2) kg

Dietary Diet kaya buah, sayuran, 8 – 14 mmHg


Approaches to produk rendah lemak
Stop dengan jumlah lemak total
Hypertension dan lemak jenuh yang
(DASH) rendah

Pembatasan Kurangi hingga <100 2 – 8 mmHg


intake natrium mmol per hari (2.0 g
natrium atau 6 5 g natrium
klorida atau 1 sendok teh
garam perhari)

Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik 4 – 9 mmHg


aerobic yang teratur (mis: jalan
cepat) 30 menit sehari,
hampir setiap hari dalam
seminggu

Pembatasan Laki-laki: dibatasi hingga 2 – 4 mmHg


konsumsi alcohol < 2 kali per hari.
Wanita dan orang yang
lebih kurus: Dibatasi
hingga <1 kali per hari

Modifikasi
gaya hidup

Target tekanan darah tidak tercapai


<140/90 mmHg, ATAU <130/80 mmHg pada pasien DM, penyakit ginjal
kronik, memiliki > 3 faktor risiko, ada penyakit tertentu
Obat - obatan
inisial

Tanpa indikasi Dengan indikasi


khusus khusus

Stage I Stage II Obat - obatan untuk


indikasi khusus
Diuretik tiazid, Kombinasi 2 tersebut
dapat obat
dipertimbangkan ditambah obat
ACEi, BB, CCB, Biasanya antihipertensi lain
atau kombinasi diuretik (diuretik, ACEi, BB,
dengan ACEi, CCB) sesuai
BB, atau CCB kebutuhan

Target tekanan darah


belum tercapai

Optimalkan dosis atau


tambahkan obat antihipertensi
lain. Pertimbangkan konsultasi
dokter spesialis

Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.


Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.

1. Kondisi khusus lain


a. Obesitas dan sindrom metabolik
Lingkar pinggang laki-laki >90 cm/perempuan >80 cm. Tolerasi
glukosa terganggu dengan GDP ≥ 110 mg/dl, tekanan darah minimal
130/85 mmHg, trigliserida tinggi ≥150 mg/dl, kolesterol HDL
rendah <40 mg/dl (laki-laki) dan <50 mg/dl (perempuan)
Modifikasi gaya hidup yang intensif dengan terapi utama ACE,
pilihan lain reseptor AII, penghambat calsium dan penghambat Ω.
b. Hipertrofi ventrikel kiri
Tatalaksana tekanan darah agresif termasuk penurunan berat badan,
restriksi asupan natrium dan terapi dengan semua kelas
antihipertensi kecuali vasodilator langsung, yaitu hidralazin dan
minoksidil.
c. Penyakit Arteri Perifer
Semua kelas antihipertensi, tatalaksana faktor risiko dan pemberian
aspirin.
d. Lanjut Usia
Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mh/hari.
Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
e. Kehamilan
Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium,
vasodilator. Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh
digunakan selama kehamilan.

6. Diagram alir

7. Unit Terkait 1. Ruang Gawat Darurat


2. Ruang Pemeriksaan Umum / BP
3. Ruang Farmasi

8. Rekaman Historis Perubahan


Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
ESENSIAL

:
No Dokumen
No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
DAFTAR Halaman :

PUSKESMAS TILIK dr. Robert Telaumbanua

RAWAT INAP NIP.1970031220060410


SAJIRA 08

No Langkah Kegiatan Ya Tidak Keterangan

1. Apakah Petugas mencuci tangan ?


2. Apakah Petugas menggunakan APD, masker, handscoon,
dan Faceshield?
3. Apakah Petugas memanggil pasien sesuai urutan ?
4. Apakah Petugas mencocokkan identitas pasien dengan
5. status pasien ?
6. Apakah Petugas mencatat keluhan pasien pada kartu
status pasien ?
7. Apakah Petugas melakukan pengukuran tekanan darah,
nadi, rr, TB, BB, Lingkar Perut dan suhu bila diperlukan ?
8. Apakah Petugas melakukan Anamnesa?
9. Apakah Petugas melakukan Pemeriksaan fisik?
10. Apakah Petugas melakukan Penegakan diagnosa:
Hipertensi Esensial?
11. Apakah Petugas melakukan penatalaksanaan?

Compliance Rate (CR) : …………………………%


…..…………………..

Pelaksana / Auditor

(……………………..)

Anda mungkin juga menyukai