Buku Toni Wijaya QFD
Buku Toni Wijaya QFD
Kualitas Jasa
Desain Servqual, QFD, dan Kano
Edisi Kedua
Edisi Kedua
©2018 PT INDEKS
Permata Puri Media Jl. Topaz Raya C2 No. 16
Kembangan Utara-Jakarta Barat 11610
www.indeks-penerbit.com
indeks@indeks-penerbit.com
All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted, in any form or by
any means, electronic or mechanical including photocopying, recording or by any information
storage retrieval system, without permission in writing from the publisher or copyrights holder.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Cetakan I, 2018
Kualitas merupakan komponen utama dalam persaingan bisnis barang dan jasa.
Manajemen kualitas adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan ke-
inginan yang tidak terpenuhi, menentukan pasar target dimana organisasi dapat
melayaninya dengan cara yang terbaik, memutuskan produk yang tepat, pelayanan,
dan program-program untuk melayani pelanggan dengan cara yang terbaik. Kepe-
mimpinan pasar diperoleh dengan penciptaan kepuasan pelanggan melalui inovasi
produk, kualitas produk, dan layanan pelanggan.
Beberapa instrumen dikembangkan untuk mengukur kualitas jasa seperti
SERVQUAL dan SERVPERF. Proses desain kualitas dapat menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD) dan Kano. QFD merupakan alat kuat untuk
menerjemahkan harapan dan keinginan pelanggan ke dalam produk.
Quality Function Deployment (QFD) dan Kano merupakan teknik untuk
menilai kebutuhan pelanggan dan menghubungkan kebutuhan tersebut dengan
features produk, hasilnya adalah produk berkualitas lebih tinggi untuk memenuhi
harapan para pelanggan. QFD dan Kano bermanfaat dalam mendorong pemasar
berpikir secara sistematis dari perspektif pelanggan. QFD dan Kano menghubung-
vii
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN 1
Peran Kualitas dan QFD 1
Pandangan Mengenai Kualitas 5
Peranan Departemen Pemasaran Terhadap Kualitas Produk 6
BAB 2 KUALITAS 2
Kualitas 2
Dimensi Kualitas 11
Pandangan dan Elemen Kualitas Produk 16
Kekuatan Penting Kualitas dan Layanan Pelanggan 22
Kualitas Layanan Pelanggan Melalui Bauran Pemasaran 25
Rencana Layanan Pelanggan 30
ix
x Daftar Isi
Pendahuluan
Kualitas
Kualitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas didefinisikan sebagai tingkat baik
buruknya sesuatu. Kualitas dapat pula didefinisikan sebagai tingkat keunggulan, se-
hingga kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan.
Dalam buku ini, kualitas barang dan jasa didefinisikan sebagai keseluruhan
gabungan karakteristik barang dan jasa menurut pemasaran, rekayasa, produksi,
maupun pemeliharaan yang menjadikan barang dan jasa yang digunakan memenuhi
harapan pelanggan atau konsumen. Kualitas merupakan sesuatu yang diputuskan
oleh pelanggan. Artinya, kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan
atau konsumen terhadap barang atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-
persyaratan atau atribut-atribut tertentu.
Secara operasional, produk berkualitas adalah produk yang memenuhi harap
an pelanggan. Produk harus memiliki tingkat kualitas tertentu karena produk
Dari kedua jenis kualitas di atas, kualitas kesesuaian harus mendapat perhatian
yang lebih besar karena berdampak langsung pada konsumen. Ketidaksesuaian un-
tuk memenuhi persyaratan biasanya menimbulkan masalah besar bagi perusahaan
karena akan menimbulkan kekecewaan bagi konsumen. Kualitas memiliki sifat
10 Bab 2 - Kualitas
Dimensi Kualitas
Barang atau jasa yang berkualitas adalah yang mampu memenuhi atau melebihi
ekspektasi pelanggan. Ekspektasi pelanggan dapat dijelaskan melalui atribut-atribut
kualitas atau hal-hal yang sering disebut sebagai “dimensi kualitas”. Ada delapan
dimensi kualitas, yaitu:
1. Kinerja/Performance, yaitu tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi prod
uk.
2. Keindahan/Aesthetics. Estetika berhubungan dengan penampilan wujud
produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan,
personalia, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan/Serviceability. Berkaitan dengan tingkat
kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4. Keunikan/Features, yaitu karakteristik produk yang berbeda secara fungsional
dari produk-produk sejenis. Misalnya, fungsi mobil adalah untuk alat trans-
portasi. Namun, suatu mobil mungkin dilengkapi dengan mesin empat sil-
inder, transmisi manual, pembungkus tempat duduk, tempat duduk untuk
empat penumpang, dan rem cakram roda depan; sementara mobil yang lain-
nya dilengkapi dengan mesin enam silinder, transmisi otomatis, tempat duduk
kulit, tempat duduk untuk enam penumpang, dan rem anti kejut.
5. Reliabilitas. Reliabilitas adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan
fungsi yang dimaksud dalam jangka waktu tertentu.
6. Daya Tahan/Durability. Didefinisikan sebagai umur manfaat dari fungsi
produk.
Bab 2 - Kualitas 11
12 Bab 2 - Kualitas
Produk yang tidak memiliki salah satu unsur kualitas tersebut di atas memiliki
indikasi untuk ditingkatkan kualitasnya. Ketiadaan salah satu unsur ini dapat me
ngurangi nilai kualitas produk, tetapi keberadaannya tidak menjamin bahwa produk
tersebut akan memenangkan persaingan. Unsur-unsur tersebut dapat disebut faktor
kualitas negatif (negative quality).
Unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan agar perusahaan dapat memiliki
produk yang unggul (faktor kualitas positif/positive quality) adalah sebagai berikut:
1. Desain yang bagus. Desain harus orisinil dan mampu memikat cita rasa kon-
sumen. Misalnya, desain harus menunjukkan tampilan kualitas untuk me
meroleh kesan berkualitas.
2. Keunggulan dalam persaingan. Sebuah produk harus unggul, baik dalam fungsi
maupun desainnya dibanding produk-produk lain yang sejenis.
3. Daya tarik fisik. Produk harus menarik menurut penilaian panca indera (dili-
hat, disentuh, atau dirasakan) dan mampu dipersepsikan secara baik.
4. Keaslian. Originalitas menunjukkan kualitas. Produk turunan atau tiruan
menunjukkan kualitas turunan yang tidak sebaik produk original atau perta-
ma. Konsumen juga menginginkan produk yang membutuhkan sumber daya
tambahan untuk memperoleh produk tersebut atau memiliki sifat langka.
Bab 2 - Kualitas 13
14 Bab 2 - Kualitas
Bab 2 - Kualitas 15
b. Reliabilitas (reliability)
Reliabilitas adalah ukuran mengenai kemungkinan bahwa suatu produk ti-
dak akan mengalami kerusakan dalam jangka waktu yang ditetapkan. Reliabilitas
berhubungan dengan jumlah kerusakan yang dialami pelanggan sesudah pembelian
produk. Para pembeli bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk-
produk dengan reputasi yang lebih dapat dipercaya dan tahan uji. Konsumen meng-
hindari pengeluaran biaya yang disebabkan kerusakan dan perbaikan. Ini merupa
kan ukuran kualitas yang objektif yang dapat ditelusuri dengan lebih tepat daripada
ukuran yang lebih subjektif mengenai kualitas produk.
16 Bab 2 - Kualitas
c. Durabilitas (ketahanan)
Durabilitas merupakan konsep yang berbeda dari reliabilitas. Durabilitas
adalah ukuran mengenai jangka hidup atau jangka ketahanan suatu produk. Ukur
an ini lebih sulit pengukurannya daripada reliabilitas. Produk-produk yang tidak
berkualitas perlu dihilangkan untuk menghindari biaya perbaikan tambahan. Se-
baliknya, jangka pemeliharaan kualitas dapat diperpanjang dengan perbaikan yang
berkelanjutan atau berulang-ulang, dan pemeliharaan preventif (untuk mencegah
kerusakan). Durabilitas dan reliabilitas adalah berbeda tetapi merupakan istilah yang
saling berhubungan.
Durabilitas akan berbeda-beda pada kategori produk yang berbeda. Para kon-
sumen biasanya menginginkan produk yang lebih dapat dipercaya. Tetapi, di dalam
masyarakat atau kelompok konsumen tertentu, mereka tidak menghargai produk-
produk yang tahan lama. Contohnya, Robert Hall, penjual baju laki-laki yang tahan
lama, akhirnya gagal dalam bisnis tersebut pada permulaan tahun 1970an. Kegagal
annya sebagian disebabkan oleh strategi pemasaran perusahaan yang menjual baju
tahan lama. Pada masa ketika styles berubah agak lambat, dan ketika sehelai baju
merupakan jenis barang mewah, strategi tersebut berjalan sukses.Tetapi, pada tahun
1970an para konsumen lebih memerhatikan model daripada durabilitas. Hanya se-
dikit konsumen yang ingin baju yang tahan lama. Mereka lebih mengutamakan
tampilan atau style.
Bab 2 - Kualitas 17
18 Bab 2 - Kualitas
a. Kinerja (Performance)
Desain yang terbaik menekankan kinerja yang superior. Barang dan jasa
dibedakan atau didiferensiasi menurut bagaimana fungsi produk bekerja, yang se
ngaja dirancang sesuai kinerja produk. Contohnya, mobil Eropa, menawarkan ak-
selerasi dan handling yang superior. Mobil Jepang menekankan pada reliabilitas yang
lebih baik dari produsen lainnya. Pada produk televisi, Sony menekankan pada
kualitas gambar.
Kinerja yang superior dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kenya-
manan dan kesenangan ketika menggunakan produk rumah tangga, kualitas suara
dalam komponen audio, atau processing yang lebih cepat dan memori yang lebih be-
sar dalam komputer. Dalam masing-masing keadaan, kualitas produk dikembang-
kan melalui peningkatan kinerja produk. Seperti reliabilitas dan durabilitas, kinerja
dapat diukur secara mudah. Akan tetapi, pentingnya kinerja bagi para konsumen
memerlukan penilaian yang lebih subjektif.
b. Features Produk
Features adalah karakteristik-karakteristik yang melengkapi fungsi dasar suatu
produk. Banyak produk dapat ditawarkan dengan berbagai features. Perusahaan
dapat menciptakan versi atau bentuk khusus tambahan dengan menambah features
tambahan. Dengan demikian, manufaktur mobil dapat menawarkan features pilihan
Bab 2 - Kualitas 19
d. Estetis
Styling (model, gaya) juga memengaruhi penilaian kualitas. Jam tangan Gucci,
mode dari perancang terkemuka, dan juga mobil Ford Taurus dan Mercury Sable
adalah contoh produk yang menyatakan kualitas melalui styling yang lebih baik.
Perancis dipercaya sebagai negeri perancang produk fashion terbaik. Style atau mo
del menggambarkan bagaimana baiknya suatu produk dipandang dan dirasakan
oleh pembeli. Dengan demikian, banyak konsumen mobil bersedia membayar
harga yang lebih tinggi untuk mobil Jaguar karena lebih gaya, lebih bagus model-
nya, dan penampilannya luar biasa. Namun demikian, catatan mengenai reliabilitas
Jaguar kurang baik. Beberapa perusahan mempunyai styling yang terkenal, seperti
Herman Miller dalam mebel modern, Olivetti dalam mesin kantor, Bang & Oluf-
sen dalam peralatan stereo rumah tangga, dan Nissan dan Mazda dalam mobil sport.
Selain memengaruhi penilaian kualitas, model (style) memiliki keunggulan yaitu
perbedaan produk yang sulit ditiru.
20 Bab 2 - Kualitas
Bab 2 - Kualitas 21
Para pelanggan yang terpuaskan merupakan sumber manfaat jangka pendek mau-
pun jangka panjang bagi pemasar. Pemasar dikatakan gagal dalam aktivitas pemasar
an jika tidak dapat memenuhi kepuasan para pelanggan, kecuali pemasar tersebut
memegang posisi monopoli dalam suatu pasar. Memberikan kualitas dan layanan
pelanggan yang superior secara konsisten akan memungkinkan perusahaan mem-
bangun sejumlah kekuatan penting seperti rintangan masuk bagi para pesaing, lo
yalitas pelanggan, produk yang dibedakan, biaya pemasaran yang lebih rendah, dan
harga yang lebih tinggi. Jadi yang perlu diperhatikan dan diingat para pemasar
adalah bahwa para pelanggan melakukan pembelian untuk memenuhi harapan-
harapan, dan para pemasar mempunyai tanggung jawab untuk melakukannya (Su-
pranto, 2003). Beberapa kekuatan penting dari kualitas yaitu:
22 Bab 2 - Kualitas
Bab 2 - Kualitas 23
24 Bab 2 - Kualitas
1. Faktor Produk
Perusahaan/pemasar harus menawarkan barang dan jasa yang memenuhi ke-
butuhan dan harapan pelanggan. Disamping kemampuan untuk memenuhi kebu-
tuhan pelanggan, desain produk memengaruhi bidang lain dari usaha-usaha pema-
Bab 2 - Kualitas 25
26 Bab 2 - Kualitas
2. Faktor Harga
Banyak tindakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sebenarnya be-
bas dari biaya atau tidak membutuhkan biaya tinggi. Tidak diperlukan biaya yang
tinggi bagi karyawan hotel untuk tersenyum dan memberi salam kepada setiap
tamu. Namun demikian, jika hotel menambah jumlah karyawan untuk melayani
tamu agar tidak menunggu lama, jelas akan menambah biaya dan mengurangi mar-
gin keuntungan hotel tersebut, yang biayanya dibebankan ke para pelanggan. Hotel
tersebut dapat mempertahankan margin keuntungannya jika mengenakan harga
yang lebih tinggi karena layanan yang lebih cepat.
Praktik layanan lain yang dapat mengurangi margin perusahaan adalah kebijak
an pengembalian barang tanpa syarat (no-questions-asked return policy). Jika perusaha
an tidak dapat menjual kembali barang yang dikembalikan oleh pelanggan, maka
biaya penggantian barang harus ditanggung perusahaan atau para pemasoknya. Jadi,
usaha tersebut akan memakan biaya yang sangat besar, kecuali perusahaan dapat
menaikkan harga yang mungkin di atas harga para pesaing, meningkatkan pangsa
pasarnya, atau memperoleh beberapa skala ekonomis. Dengan demikian, perusaha
an perlu melakukan keseimbangan antara memuaskan pelanggan secara penuh dan
mempertahankan keuntungan yang cukup.
3. Faktor Promosi
Kualitas dan layanan pelanggan juga berkaitan dengan teknik promosi. Ma-
salah promosi mencakup dua hal.
Pertama, kesulitan penempatan (positioning) produk berdasarkan layanan
pelanggan. Layanan pelanggan merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan
nilai setiap produk, sehingga promosi harus mampu berfungsi sebagai penempatan
Bab 2 - Kualitas 27
28 Bab 2 - Kualitas
4. Faktor Distribusi
Dalam beberapa hal, distribusi dapat menjadi pembeda dalam persaingan (com
petitive differentiator) terkuat suatu perusahaan. Andaikan seseorang ingin membeli
komputer, dan telah memilih untuk membelinya dari seorang distributor, setelah
menelpon beberapa distributor dan menemukan bahwa harga semua distributor
adalah sama dengan spesifikasi yang sama. Hanya satu perbedaan yang ditemukan
di antara banyak perusahaan yaitu kecepatan dan ketersediaan distribusi. Perusahaan
yang mempunyai inventory yang terbaik, pengemasan yang teraman, dan waktu
Bab 2 - Kualitas 29
30 Bab 2 - Kualitas
Bab 2 - Kualitas 31
32 Bab 2 - Kualitas
Bab 2 - Kualitas 33
34 Bab 2 - Kualitas
Swissair secara luas diakui sebagai salah satu penerbangan terbaik di dunia
menurut layanan pelanggan, dan sasaran ini menunjukkan performa yang menge-
sankan. Namun demikian, dalam menghadapi persaingan yang keras dan para
pelanggan yang membutuhkan perhatian yang lebih besar, perusahaan Swissair
pada tahun 1991 berusaha mengejar 100% kepuasan pelanggan. Bukannya men-
jawab 90% panggilan telepon dalam waktu 30 menit, Swissair sekarang berusaha
menjawab 100% pemesanan kelas pertama dan kelas bisnis dalam waktu 15 detik
dan 100% pemesanan kelas umum dalam waktu 30 detik.
Bab 2 - Kualitas 35
36 Bab 2 - Kualitas
Bab 2 - Kualitas 37
38 Bab 2 - Kualitas
Konsumen yang tidak puas bersifat aktif dan pasif. Konsumen yang pasif,
pada umumnya tidak melakukan pengaduan, namun tidak datang kembali ataupun
melakukan pembelian ulang. Perusahaan harus menemukan apa yang membuat
para pelanggan merasa puas dan kemudian menyelenggarakan sistem yang men-
jamin dan menjaga agar pelanggan tetap puas. Pelanggan yang aktif, apabila tidak
puas akan melakukan pengaduan ke perusahaan sehingga dapat ditangani dengan
cepat dan dilakukan pemulihan.
Bab 2 - Kualitas 39
41
Pada teknik QFD, seluruh operasi perusahaan didorong oleh voice of customer.
Dengan pendekatan ini, tujuan produk yang didasarkan pada tuntutan konsumen
tidak diinterpretasikan secara salah.
ASI (2003) mendefinisikan QFD:
“QFD is a systematic proses that helps companies quickly understand and integrate client’s
needs into their products or service.” QFD adalah proses sistematis yang membantu per
usahaan secara cepat memahami dan mengintegrasikan kebutuhan klien ke dalam
produk atau layanan mereka.
Menurut Akao dalam Lowe dan Ridgway (2000), QFD adalah:
“QFD as a method for developing a design quality aimed at satisfying the consumer and then
Manfaat QFD
Penerapan QFD dapat mengurangi waktu desain sebesar 40% dan biaya desain
sebesar 60% secara bersamaan dengan dipertahankan dan ditingkatkannya kualitas
desain (Eldin, 2002). Ada tiga manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan bila
menggunakan metode QFD, yaitu:
1. Mengurangi biaya. Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan benar-
benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak ada
pengulangan pekerjaan atau pembuangan bahan baku karena tidak sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pelanggan. Pengurangan biaya
dapat dicapai dengan pengurangan biaya pembelian bahan baku, pengurang
Kelemahan QFD
1. Memerlukan keahlian spesifik yang beragam. Input pada VOCT membutuhkan
analis pasar, penerjemahan karakteristik kualitas membutuhkan keahlian pe
rancangan, penerjemahan menjadi spesifikasi teknis membutuhkan keahlian
insinyur produksi.
2. Kesulitan dalam pengisian matriks, terutama bila ukurannya terlalu besar. Ber
tambahnya m input konsumen dan n karakteristik kualitas akan menambah
ukuran matriks sebanyak m×n, berarti ada tambahan m×n sel yang harus
dipertimbangkan hubungannya.
3. Hanya merupakan alat, tidak ada kejelasan kerangka pemecahan masalah. QFD
merupakan metode yang beroperasi berdasarkan input, mengolahnya, dan
mengeluarkan output tertentu. Keberhasilan alat ini ditentukan oleh kejelian
melihat konteks permasalahan yang dapat dikategorikan menjadi upstream
yaitu penentuan sumber input yang tepat, dan downstream yaitu tindak lanjut
yang dilakukan pada output.
4. Bersifat proyek tanpa kelanjutan. Biasanya QFD hanya berupa proyek satu kali,
tidak ada pembakuan institusi atau job description yang tetap bagi orang-orang
yang terlibat di dalamnya.
Keinginan Dimensi
konsumen Kualitas Pelayanan
dari mulut
ke mulut
Tangible House
kebutuhan, Informasi untuk
Reliability of
keinginan, dan mendesain, mende-
Responsiveness Quality
harapan sain kembali, dan
Assurance
konsumen perbaikan kualitas
Emphaty
pengalaman
Pada model tersebut dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan yang diingin
kan konsumen dapat ditimbulkan oleh informasi dari mulut ke mulut, atau dari
kebutuhan, keinginan dan harapan terhadap jenis pelayanan tertentu, atau dari
Model KANO
Model Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano (Kano, 1984). Model Kano
adalah model yang bertujuan mengkategorikan atribut-atribut produk maupun
jasa berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan
pelanggan.
Model Kano bertujuan mengkategorikan atribut-atribut produk atau jasa
berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan
pelanggan. Dalam modelnya, Kano membedakan tiga tipe produk yang diinginkan
yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen, (Kano, 1984) yaitu:
1. Must-be requirements. Pada kategori must-be atau basic needs ini, pelanggan
menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah.
Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh di atas netral meski-
Servqual.
1
t arg et
target 2
= (IR )
1
IR ADJ = K …………………. (4)
nsumen
0
T
k .kepuasanko
Tk. kepuasan konsumen
dengan:
IR 0 = Improvement ratio
k = Kostanta kategori Kano (nilai 1 untuk faktor basic, 2 untuk faktor per
formance, dan 4 untuk faktor attractive)
APLIKASI 1
Perancangan Kualitas Pelayanan dengan
Integrasi Konsep Servqual dan Kano
ke dalam Quality Function Deployment (QFD)
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi se
bagai salah satu kebutuhan pokok, sepeda motor manjadi pilihan alternatif kon-
sumen yang paling banyak diminati. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah
57
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas, permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Dealer X belum mengetahui secara jelas penyebab tidak tercapainya target
jumlah pelanggan pada setiap bulannya.
2. Masih enggannya pelanggan untuk service sepeda motor di dealer X. Hal
ini dapat dilihat dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan April, Mei, dan Juni
berturut-turut hanya 240 pelanggan, 235 pelanggan, dan 224 pelanggan, se-
dangkan target jumlah pelanggan yang ditentukan adalah 250 pelanggan. Jadi,
C. Batasan Masalah
Dalam pembahasan dan pengembangan model pemecahan masalah perlu adanya
beberapa batasan untuk menghindari luasnya bidang pembahasan serta mengarah-
kan pada pemecahan masalah. Pada penelitian ini batasan-batasannya adalah:
1. Penelitian dilakukan pada pelayanan service sepeda motor X di dealer X.
2. Data jumlah pelanggan diambil pada tiga bulan terhir, yaitu April, Mei, dan
Juni tahun 2006 karena pada bulan ini jumlah pelanggan service sepeda mo-
tor di dealer X tidak mencapai target yang ditentukan oleh dealer motor X.
3. Dimensi kualitas yang digunakan adalah: Emphaty, Assurance, Reliability, Re
sponsivness,Tangibles.
4. Analisis permasalahan adalah dengan menggunakan Integrasi Konsep
SERVQUAL yang dilanjutkan dengan IPA (Importance-Performance Analisis)
dan Kano yang dimasukan ke dalam QFD (Quality Fuction Deployment).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan pelanggan di dealer X terhadap pelayanan
service sepeda motor merk X yang telah diberikan kepada pelanggan?
2. Atribut apa saja yang dibutuhkan pelanggan service sepeda motor di dealer X?
3. Bagaimanakah rancangan pelayanan service sepeda motor di dealer motor X
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan mengguna
kan Integrasi Konsep Servqual dan Kano yang dimasukan ke dalam QFD,
sehingga dapat mencapai target jumlah pelanggan sepeda motor.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat membantu pihak perusahaan dalam bentuk masukan atau
saran sebagai pertimbangan bagi upaya pengembangkan dan peningkatan kualitas
layanan service sepeda motor di dealer X.
G. Konsep SERVQUAL
Kepuasan konsumen suatu jasa ditentukan oleh tingkat kepentingan konsumen
sebelum menggunakan jasa dibandingkan dengan hasil persepsi konsumen tehadap
jasa tersebut setelah konsumen merasakan kinerja jasa tersebut.
Salah satu faktor yang menentukan kepuasan konsumen adalah kualitas layan-
an yang terdiri atas lima dimensi kesenjangan pelayanan yang merupakan ketidak-
sesuaian antara persepsi pelayanan (perceived service) dan pelayanan yang diharapkan
(expected service) seperti pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Perceived service
(5 Dimensi)
Keterangan:
Gap 5
Pelayanan yang
diterima
Gap 4
Management
Penyampaian Komunikasi
Gap 1 eksternal pada
Jasa
pelanggan
Gap 3
Spesifikasi
kualitas jasa
Gap 2
Persepsi manajemen
atas harapan pelanggan
Dua instrumen penelitian utama yang telah dikembangkan dari tahun ke tahun
untuk meneliti kualitas dan kepuasan konsumen pada industri jasa pelayanan adalah
Importance-Performance Analysis (IPA) dan SERVQUAL. Importance-Performance Ana
lysis (IPA) adalah prosedur untuk menunjukkan kepentingan relatif dari berbagai
atribut dan kinerja suatu organisasi atau perusahaan, produk, dalam menentukan
atribut-atribut yang mendasar.
Importance-Performance Analiss (IPA) awalnya digunakan sebagai alat untuk
mengembangkan strategi manajemen perusahaan. Dalam esensinya, IPA meng-
kombinasikan pengukuran pada dimensi ekspektasi dan kepentingan ke dalam 2
grid. Kemudian, kedua dimensi tersebut diplotkan ke dalam nilai kepentingan se
bagai sumbu vertikal sedangkan nilai expektasi sebagai sumbu diagonal. Kemudian,
menggunakan nilai rata-rata yang terdapat pada dimensi kepentingan dan ekpektasi
itu sebagai pusat pemotongan garis. Perhatikan Gambar 4.3.
sangat penting
kinerja kinerja
kurang baik
kurang penting
I. Model Kano
Model Kano dikembangkan oleh Horiaki Kano. Model ini bertujuan meng
kategorikan atribut-atribut produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan
pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori.
Pada kategori must be atau basic needs, pelanggan menjadi tidak puas apabila atribut
yang bersangkutan rendah. Akan tetapi, kepuasan pelanggan tidak meningkat jauh
di atas netral meskipun kinerja atribut tinggi. Dalam kategori one dimensional atau
performance needs, tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linier dengan kinerja
atribut, sehingga kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuas
an pelanggan pula. Sedangkan pada kategori atractive atau excitement needs, tingkat
kepuasan pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja
atribut. Akan tetapi, penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan tingkat
kepuasan.
Ketidaktahuan terhadap konsep kategori atribut layanan dapat menimbulkan
akibat yang negatif bagi pihak dealer, karena pihak dealer tidak menyadari keingin
an konsumen itu berbeda-beda. Harus diperhatikan bahwa ketegori pelanggan ti-
dak akan sama sepanjang masa. Kategori pelanggan akan berubah sesuai dengan
perkembangan waktu. Secara spesifik, atribut atractive akan menjadi one dimensiaon,
dan akhirnya akan menjadi must be. Salah satu contoh adalah central lock pada mobil.
Pertama kali akan muncul atractive, tetapi sekarang telah menjadi one dimensional
bahkan menjadi must be bagi sebagian pelanggan. Implikasi lain dari model Kano
adalah keinginan pelanggan yang bersifat dinamis, bukannya statis.
Sebagai catatan, faktor dasar (basic factor) harus dapat diidentifikasi dan di-
penuhi oleh perusahaan karena dengan faktor dasar inilah perusahaan dapat mem-
pertahankan pangsa pasarnya, yakni ketika kebutuhan dasar terpenuhi pada titik
tertentu. Perhatikan Gambar 4.4.
Berdasarkan perbedaan dalam melakukan pembobotan kepentingan yang di-
dasarkan pada diagram pada Gambar 2.5 di atas,Vavra mencoba melakukan peng-
kombinasian sifat kepentingan ketiga tersebut ke dalam 3 kategori kepuasan kon-
sumen. Pada diagram tersebut digunakan mean tingkat kepentingan yang terdapat
pada kuasioner sebagai faktor kepentingan eksplisit dan berada pada sumbu hari-
zontal. Pada faktor implisit, digunakan korelasi antara atribut dengan keseluruhan
atribut, yang dalam hal ini digunakan nilai koefosien korelasi Spearman dan berada
pada sumbu vertikal. Adapun untuk perpotongan sumbu, digunakan mean antara
tingkat kepentingan yang ada pada kuisioner dengan mean pada koefisien korelasi
Spearman.
1. Pengertian QFD
Konsep Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan untuk menjamin
bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan
kebutuhan para pelanggan dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang diperlu-
kan, yakni pada tingkat maksimum pada tahap perkembangan produk.
QFD merupakan konsep yang pertama kali dikembangkan di perusahaan Mit
subishi Kobe Shipyard di Jepang.Teknik ini timbul dari teknik manajemen mutu ter-
padu. Istilah QFD timbul dari gagasan bahwa mutu berarti menghasilkan kepuasan
pelanggan dan tugas pengembangan mutu adalah menciptakan atau menyebarkan
fungsi produk untuk menciptakan mutu.
QFD didefinisikan oleh Uselac sebagai “Praktik untuk mendesain proses-
proses dalam perusahaan untuk memberikan tanggapan atas kebutuhan para kon-
sumennya.”
Adapun Daetz Barnard dan Norman mendefinisikan QFD sebagai proses
perencanaan sistematis yang dikembangkan untuk membantu tim proyek menyu-
sun semua elemen yang dibutuhkan untuk mendefinisikan, mendesain, dan meng-
hasilkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Fungsi utama QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan
produk sedini mungkin. Filosofi yang melandasinya adalah bahwa pelanggan tidak
akan puas dengan produk atau jasa meskipun produk atau jasa itu telah dihasilkan
dengan sempurna jika mereka memang tidak menginginkan atau membutuhkan-
nya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas jelas bahwa QFD merupakan praktik
untuk merancang proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD
berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang di-
hasilkan oleh organisasi. QFD memungkinkan organisasi memprioritaskan kebu-
tuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut,
memperbaiki proses hingga tercapai efektivitas maksimum. QFD juga merupakan
praktik menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan organisasi mencapai
harapan pelanggan. QFD itu sendiri terdiri atas beberapa aktivitas berikut:
Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari QFD bagi peru-
sahaan yang berusaha meningkatkan daya saingnya melalui perbaikan kualitas dan
produktivitasnya secara berkesinambungan. Keuntungan dan manfaat utama yang
diberikan:
a. Memenuhi rancangan produk dan jasa baru terhadap kebutuhan pelanggan.
b. Dengan berfokus pada efisiensi waktu, rancangan tersebut akan mengurangi
lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan se-
hingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk baru. Perkiraan
terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai seten-
gah dibandingkan dengan saat sebelum menggunakan QFD.
c. Mendorong terselenggaranya tim kerja. Semua keputusan dalam proses QFD
diambil berdasarkan keputusan bersama dalam diskusi seluruh departemen.
Masing-masing anggota tim kerja mampunyai kedudukan yang sama pent-
ingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan ke proses itu.
Bagian C
Karakteristik teknis
Bagian F
Matrik teknis (prioritas kara-
kteristik teknis, perbandingan
dengan pesaing target)
Bagian A terdiri dari sejumlah kebutuhan dan keinginan konsumen yang di-
peroleh dari penelitian pasar.
Bagian B terdiri dari tiga jenis informasi:
a. Bobot kepentingan kebutuhan konsumen.
b. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa.
c. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa sejenis dari perusaha
an pesaing.
Bagian C berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru
yang akan dikembangkan. Data ini diturunkan berdasakan informasi yang diperoleh
mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen (matrik A).
Bagian D terdiri dari penelitian manajemen mengenai kekuatan hubungan
antara elemen-elemen yang terdapat pada bagian persyaratan teknis (matrik C) ter-
hadap kebutuhan konsumen (matrik A) yang dipengaruhinya. Kekuatan hubungan
ditentukan dengan simbol tertentu.
1) Importance Rating
Pada bagian ini ditempatkan hasil survei mengenai tingkat kepentingan ma
sing-masing kebutuhan yang diinginkan pelanggan.
Terdapat tiga cara dalam menentukan tingkat kepentingan, yaitu tingkat ke-
pentingan absolut (absolute importance), tingkat kepentingan relatif (relative impor
tance), dan tingkat kepentingan ordinal (ordinal importance).
2) Target Value
Penelitian pada bagian ini sangat tergantung pada tim QFD. Yakni, apakah
mereka akan melakukan perubahan atau tidak setelah melihat penelitian konsumen.
3) Scale-up Factor
Nilai Scale-up Factor ini merupakan perbandingan antara target value dan kin-
erja perusahaan pada saat ini. Semakin besar nilai scale of factor ini maka semakin
besar pula usaha yang harus dilakukan untuk mewujudkannya.
Target Value
Scale-up Factor = ..................... (2)
Our Product Perfomance
4) Sales Point
Nilai Sales Point ini mengidentifikasikan seberapa menguntungkan kebutuhan
pelanggan tersebut berdampak pada perusahaan jika kebutuhan tersebut dipenuhi.
Adapun skala yang digunakan adalah 1,0 jika tidak menguntungkan perusahaan
1,2 jika cukup menguntungkan perusahaan, dan 1,5 jika dapat menguntungkan
perusahaan.
K. Metode
Objek penelitian pelanggan ini adalah pada pelayanan service di dealer X. Studi
pendahuluan dilakukan dalam penelitian ini yang terbagi dalam dua tahap, yaitu
studi lapangan dan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Literatur yang digunakan antara
lain berupa buku, jurnal, dan tugas akhir yang berisi teori dan aplikasi tentang
SERVQUAL, IPA (Importance-Performance Analysis), Kano, dan QFD serta literatur
lain yang berkaitan dengan permasalahan. Studi lapangan digunakan untuk melihat
langsung sistem layanan service sepeda motor di dealer motor X. Untuk pemecahan
permasalahan yang ada, maka diperlukan tahapan penelitian sistematis yang disusun
dalam kerangka pemecahan masalah. Penyusunan pada tahapan ini akan menjelas-
kan kerangka pemecahan masalah dengan mengunakan integrasi dua konsep, yaitu
konsep Servqual (Servqual, IPA, dan QFD) dan konsep Kano (Servqual, Kano, dan
QFD) yang kemudian dibandingkan mana yang lebih baik. Penelitian ini dimak-
sudkan agar penyelesaiannya dapat dilakukan secara cermat dan sistematis.
Secara umum penyusunan kuesioner ini terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu:
a. Tingkat Kepentingan. Kuesioner pada bagian ini digunakan untuk mengukur
seberapa penting suatu atribut layanan service sepeda motor di dealer X.
b. Tingkat Kepuasan. Kuesioner pada bagian ini digunakan untuk mengukur
tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen terhadap layanan yang di-
rasakan.
c. Tingkat Harapan. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat harapan
konsumen terhadap atribut layanan.
3 Hubungannya sedang
Simbol Pengertian
M. Analisis Servqual
Dari hasil pengolahan data berdasarkan atribut-atribut yang diberikan kepada 105
responden melalui dua tahapan yaitu kuesioner pendahuluan dan kuesioner for-
mal. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, terlebih dahulu ditentukan
jumlah sampel sebagaimana telah dihitung pada saat penentuan jumlah sampel.
Setelah melalui proses di atas maka Voice of customer yang digunakan sebagai input
untuk pengolahan Importance-Performance Analysis (IPA), Kano, dan Quality Function
Deployment (Matrik Perencaanaan HOQ), adanya IPA dan Kano digunakan dalam
perbandingan di rumah kualitas (HOQ).
Pada atribut 1
Kepuasan (P) = 3.581
Harapan (E) = 4.390
Gap = 3.581 – 4.390 = - 0.809
Customer Satisfaction
Dimensi Atribut Layanan
Kepuasan Harapan Gap
melayani pelanggan
(gelas)
Kuadran A Kuadran B
y = 4.143
Kuadran C Kuadran D
x = 3.568
Keterangan:
a. Kuadran A, wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh
pelanggan tetapi dalam kenyataannya atribut-atribut ini belum sesuai yang
diharapakan (tingkat kepuasan konsumen masih sangat rendah). Oleh karena
itu, perusahaan melakukan perbaikan secara terus menerus yang pada akhir
nya performance dalam kuadran ini meningkat. Atribut yang termasuk dalam
O. Model Kano
Untuk data dan gambar analisis Kano digunakan diagram klasifikasi kepentingan
yaitu berdasarkan klasifikasi kepentingan eksplisit dan kepentingan implisit. Data im
plisit diperoleh melalui korelasi antara satu atribut dengan keseluruhan atribut de
ngan menggunakan koefisien korelasi sperman, sedangkan data eksplisit merupakan
data tingkat kepentingan berdasarkan tingkat kepentingan kuesioner. Data seleng-
kapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.9 berikut:
Hasil dari implisit dan eksplisit kemudian dibuat dalam bentuk diagram klasifi-
kasi kepentingan seperti Gambar 4.3 berikut:
Atractive Performance 1
y = 0.373
Performance 2 Basic
X = 4.143
Keterangan:
a. Performance 1 = Faktor kepentingan penting
b. Performance 2 = Faktor Kepentingan tidak Penting
c. Basic Factor, yaitu tingkat kepentingan implisit rendah dan kepentingan ekplisit
rendah. Atribut yang masuk dalam faktor ini adalah butir 2, 6, 9, 11, 12, 13,
Dari hasil yang didapat pada Tabel 4.7 kemudian atribut keinginan konsumen
dimasukan ke dalam rumah kualitas dan dilakukan penyesuaian-penyesuaian se
perti yang terlihat pada Tabel 4.8 sebagai bahan perbandingan pada rumah kualitas
klasik.
Garansi service
Pelatihan para mekanik
(Hows)
sistem pembayaran
Penyesuai harga dan mepermudah
Keterangan:
Strong = 9
Moderate = 3
Weak = 1
Penambahan mekanik
Pengadaan alat service
Moderate = 3
Weak = 1
raan.
Pelayanan yang sopan dan ramah
dari para mekanik
Kualitas spare part
Kecepatan pengerjaan oleh mekanik
Garansi spare part
Kebersihan ruang tunggu
Penilaian dalam pelayanan service di
dealer resmi X
Jumlah mekanik sebanding dengan
jumlah kendaraan yang di-service
Kelengkapan alat service
Kualitas service yang diberikan
Kecekatan mekanik dalam melayani
konsumen (service)
Harga service standar dan sistem
pembayaran yang mudah
Tingkat
No. Atribut Layanan
Kepentingan
1 Kelengkapan sarana hiburan pada ruang
tunggu (TV, majalah, koran, dll) 4.448
Tingkat
No. Atribut Layanan
Kepentingan
1 Kelengkapan sarana hiburan pada ruang tung- 4.448
gu (TV, majalah, koran, dll)
2 Keterampilan mekanik 4.362
3 Kemudahan memeroleh spare part 4.324
4 Pelayanan yang sopan dan ramah petugas 4.324
pendaftaran service
5 Ketelitian pengerjaan oleh mekanik 4.314
6 Pihak dealer resmi X bertanggung jawab 4.305
penuh atas hasil service kendaraan.
7 Pelayanan yang sopan dan ramah dari para me- 4.286
kanik
8 Kualitas spare part 4.276
Data tingkat kepentingan konsep Servqual dan Kano dari Tabel 4.14 di atas
adalah merupakan data mentah yang diperoleh dari kuesioner. Karena pada pengu-
kuran kepuasan konsumen juga menggunakan metode Kano, maka perlu dilakukan
penyesuaian tingkat kepentingan yang akurat dan jelas dalam menangkap suara
pelanggan (voice of customer). Hal ini karena adanya perubahan penilaian kepentingan
yang didasarkan pada faktor-faktor kepuasan konsumen (basic. performance dan attrac
tive) pada analisis Kano, sehingga data yang diambil bukanlah data mentah lagi.
Adapun cara menentukan penyesuaian tingkat kepentingan dengan menggunakan
persamaan dalah berikut:
Penyesuaian
No. Atribut Layanan Tingkat
Kepentingan
1 Kelengkapan sarana hiburan di ruang tunggu
(TV, majalah, koran, dll.) 5.600
= 1.259
Hasil perhitungan secara keseluruhan dilihat pada Tabel 4.18 dan 4.19 berikut:
Tabel 4.18. Scale-up Factor atau IR dengan konsep Servqual
Scale-up
No. Atribut Layanan
Factor/IR
1 Kelengkapan sarana hiburan pada ruang tunggu (TV,
majalah, koran, dll.) 1.259
Scale-up
No. Atribut Layanan
Factor/IR
1 Kelengkapan sarana hiburan pada ruang tunggu (TV,
majalah, koran, dll.) 1.259
Secara logika, semakin baik performance suatu pelayanan jasa pada konsumen,
maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan komsumen. Namun demikian, model
Kano memberi kita pengetahuan bahwa tidak semua atribut konsumen adalah sama
1 k
target
t arg et
IR adj =
TKTk..Kepuasanko nsumen
kepuasan konsumen
= (IRo )
1
k
Pada butir 1:
IRo = 1.8182
K = Kostanta kategori Kano
Basic =1
Performance =2
Attractive = 4
Maka:
IRo = (1.259 )
1
1
= 1.259
Tabel 4.20. Scale-up Factor atau IR setelah perbaikan dengan konsep Kano
Scale-up Factor
No. Atribut Layanan
atau IR Perbaikan
1 Kelengkapan sarana hiburan di ruang tunggu (TV, 1.259
majalah, koran, dll.
2 Keterampilan mekanik 1.192
3 Kemudahan memeroleh spare part 1.280
4 Pelayanan yang sopan dan ramah petugas pendaft- 1.170
aran service
5 Ketelitian pengerjaan oleh mekanik 1.107
d. Sales Point
Sales point ditentukan oleh pihak dealer motor X. Nilai sales point ini mencer-
minkan tingkat kepentingan yang dapat diperoleh apabila dilakukan peningkatan
perbaikan dan penyempurnaan indikator yang bersangkutan.
Nilai Sales Poin yang paling umum digunakan yaitu:
1 : tanpa titik penjualan
1.2 : titik penjualan menengah
1.5 : titik penjualan ketat
Berikut adalah tabel lengkap mengenai Sales Point yang diberikan oleh pihak
dealer resmi motor X. Perhatikan Tabel 4.21 dan 4.22.
Nilai sales point mencerminkan tingkat kepentingan yang didapat oleh pihak
dealer motor X terhadap perbaikan dan penyempurnaan indikator kebutuhan kon-
sumen service sepeda motor.
Absolute
No. Atribut Layanan Weight and
Percent
1 Kelengkapan sarana hiburan di ruang tunggu (TV,
majalah, koran, dll.) 6.720
Absolute
No. Atribut Layanan Weight and
Percent
1 Kelengkapan sarana hiburan di ruang tunggu (TV, 8.460
majalah, koran, dll.)
a. Degree of Difficulty
Matrik ini berisi tingkat kesulitan yang mungkin dialami oleh pihak manaje-
men dalam melakukan kebijakan tertentu sehubungan dengan tuntutan konsumen.
Semakin besar nilai tingkat kesulitan suatu respon teknis, maka semakin sulit
kebijakan tesebut diterapakn. Degree of difficulty dapat dilihat pada Tabel 29.
b. Target Value
Nilai target value menggambarkan kemampuan yang dimiliki perusahaan saat
ini untuk mengimplementasiakan respon teknis tertentu. Perhatikan Tabel 4.25 dan
4.26.
Degree of techincal
Target Value
ddifficulty
Pengadaan fasilitas ruang tunggu 3 4
Pengadaan spare part 4 4
Techical Descriptors (HOWS)
Garansi sevice 3 5
Pelatihan para mekanik 3 4
Pembersihan ruang tunggu 4 4
Penambahan mekanik 3 4
Pengadaan alat service 4 5
Pelatihan sikap dan perilaku tehadap konsumen 4 4
Penyesuaian harga service dan mepermudah 3 4
sitem pembayaran
Degree of techincal
Target Value
ddifficulty
Pengadaan fasilitas ruang tunggu 3 4
Penambahan mekanik 3 4
Pengadaan alat service 3 5
Penyesuaian harga service dan mepermudah 3 4
sistem pembayaran
Asolute Weight
Relative Weight
Percent
Percent
Pengadaan fasilitas ruang tunggu 48.402 73.045
Pengadaan spare part 55.717 86.950
Techical Descriptors (HOWS)
Absolute Weight
Relative Weight
Percent
Percent
Pengadaan fasilitas ruang tunggu 60.871 91.023
Pelatihan para mekanik 287.055 483.028
Pengadaan spare part 123.077 196.526
Techical Descriptors (HOWS)
Q. Pembahasan
3. Model Kano
Model Kano digunakan untuk mengetahuai seberapa baik produk atau jasa
mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Data mengenai faktor kepentingan di-
peroleh berdasarkan tingkat kepentingan hasil kuesioner.Tingkat kepentingan hasil
kuesioner dibagi menjadi dua, yaitu tingkat kepentingan implisit dan eksplisit. Untuk
kepentingan eksplisit, datanya merupakan data tingkat kepentingan yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner, sedangkan implisit adalah hasil koefisien korelasi tingkat
kepentingan antara satu atribut dan keseluruhan atribut. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 11 tentang analisis korelasi bivariat, yaitu
korelasi Spearman.
Hasil korelasi angka pada butir 1 yaitu + 0,560**. Tanda** artinya memi-
liki nilai koefesien korelasi signifikansi pada taraf kepercayaan 99%. Angka 0,560
menunjukkan hubungan yang subtansial antara butir 1 dengan keseluruhan butir
(butir 2 sampai 27) karena nilai di bawah 0,01 dan tanda (+) menunjukkan arah
hubungan yang sama (searah). Artinya, jika pelaksanaan pada butir 1 semakin baik,
maka semakin baik dampaknya terhadap butir yang lainnya.
Berdasarkan pengolahan data dengan pendekatan model Kano, atribut yang
berada pada performanace 1 atau perfomance adalah penting yang kemudian akan di-
masukan ke dalam rumah kualitas. Atribut yang masuk ke dalam kategori perfor
mance adalah atribut 1, 3, 4, 5, 10, 15, 17, dan 25. Adapun basic-nya adalah atribut 2,
6, 9, 11, 12, 13, 20, 21, dan 22. Atribut-atribut tersebut dipromosikan karena atribut
itu dianggap penting oleh pelanggan (service).
Penggunaan konsep Kano ini adalah sebagai alternatif dalam peningkatan
kualitas layanan jasa yang lebih sempurna. Hasil dari konsep Servqual, IPA, dan
konsep Kano tersebut dimasukkan ke dalam QFD sebagai pelengkap dan memini-
4. Rumah Kualitas
b. Matrik Perencanaan
Pada matrik perencanaan, yang dianalisis adalah data mengenai tingkat ke-
pentingan, tingkat kepuasan (importance rating), target, penentuan improvement ratio/
scale-up factor, sales point, absolute weight and percent, dan relative absolute weight and
percent.
1) Tingkat kepentingan
Data analisis kebutuhan pelanggan yang didasarkan pada tingkat kepenting
an diperoleh melalui penyebaran kuesioner mengenai tingkat kepentingan. Data
tingkat kepentingan dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7.
2) Target Value
Target value merupakan tingkat perbaikan yang hendak dilakukan oleh pihak
manajemen berdasarkan kemampuan dan keinginan atau tuntunan konsumen ser
vice sepeda motor X. Pada konsep Servqual untuk target value yang tertinggi adalah
kecepatan pengerjaan oleh mekanik dengan nilai 4.467 dan yang terendah adalah
kebersihan ruang tunggu dengan nilai 4.314. Sedangkan pada konsep Kano, yang
tertinggi adalah kecepatan pengerjaan oleh mekanik dengan nilai 4.467 dan yang
terendah adalah kebersihan ruang tunggu dengan nilai 4.314.
4) Sales Point
Sales point ditentukan oleh dealer motor X. Nilai ini mencerminkan tingkat
kepentingan yang dapat diperoleh apabila dilakukan peningkatan perbaikan dan
penyempurnaan indikator yang bersangkutan. Pada sales point ini, baik konsep
Servqual maupun konsep Kano nilainya adalah sama.
Berdasarkan perbedaan rumah kualitas konsep Kano dan Servqual pada ta-
bel 4.30 diketahui bahwa pada konsep Kano yang diproritaskan adalah pelatihan
mekanik, sedangkan pada konsep Servqual yang diprioritaskan adalah penambah
an mekanik. Karena itu, perusahaan lebih memilih menggunakan konsep Kano,
yaitu pelatihan mekanik, karena biaya yang dikeluarkan dalam 1 tahunnya lebih
kecil (Rp. 13.200.000) dibandingkan dengan penambahan mekanik pada konsep
Servqual sebesar (Rp. 16.925.000).
I. IDENTIFIKASI RESPONDEN
Nama : (boleh tidak disebutkan)
Alamat : (boleh tidak disebutkan)
Usia :
Anak Ke :
Keterangan:
1 : Sangat Tidak Memuaskan
2 : Tidak Memuaskan
3 : Cukup Memuaskan
4 : Memuaskan
5 : Sangat Memuaskan
Skala
No. Pernyataan Kenyataan Harapan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A Reliability (Keandalan)
1 Ketelitian pengerjaan oleh me-
kanik
2 Keterampilan mekanik
3 Kecekatan mekanik dalam mela
yani pelanggan
Keterangan:
1 : Sangat Tidak Penting
2 : Tidak Penting
3 : Cukup Penting
4 : Penting
5 : Sangat Penting
Skala
No. Pernyataan Kepentingan
1 2 3 4 5
A Reliability (Keandalan)
1 Ketelitian pengerjaan oleh mekanik
2 Keterampilan mekanik
D Emphaty (Empati)
19 Kemudahan pendaftaran ketika service
20 Pelayanan yang sopan dan ramah petugas tempat
pendaftaran service
21 Pelayanan yang sopan dan ramah dari para mekanik
E Tangible (Berwujud)
22 Kelengkapan sarana hiburan di ruang tunggu (TV,
majalah, koran, dll.)
23 Tersedia minuman gratis
A. Latar Belakang
Informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pemanfaatan-
nya telah merambah ke seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali pada bidang per-
pustakaan yang penyampaian informasinya telah sedemikian canggih sebagai dam-
pak dari perkembangan teknologi informasi. Di negara-negara maju pemanfaatan
teknologi informasi sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat sehingga secara
mandiri mereka dapat memeroleh informasi yang diperlukan untuk menambah
pengetahuannya. Teknologi informasi merupakan sarana yang menyediakan sum-
ber ilmu pengetahuan yang tidak habis-habisnya untuk digali dan dimanfaatkan
oleh siapa saja yang membutuhkannya. Perpustakaan merupakan salah satu lembaga
penyedia informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa atas jawaban-jawaban yang
terkait dengan permasalahan berbagai dokumen seperti laporan penelitian, artikel
jurnal, atau bahkan buku teks. Dokumen-dokumen tersebut, yang biasa disebut
sebagai bahan pustaka, tersedia di perpustakaan. Dengan demikian, perpustakaan
mempunyai peran penting sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan mahasiswa.
Salah satu sarana untuk meningkatkan belajar mahasiswa yaitu perpustakaan
yang memadai. Universitas harus siap mengadakan fasilitas tersebut. Salah satu per-
masalahan yang muncul apakah fasilitas dan layanan yang diberikan perpustakaan
sudah memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Preferensi antara pihak manaje-
men dan mahasiswa tentang fasilitas dan layanan memiliki perbedaan.
Atribut-atribut fasilitas dan layanan yang ada selalu dinilai menurut pertim-
bangan kesesuaian terhadap kepuasan setiap mahasiswa. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui apakah fasilitas dan layanan perpustakaan mem-
berikan kepuasan kepada mahasiswa adalah metode Kano. Dengan metode Kano
manajemen dapat mengkategorikan setiap atribut layanan berdasarkan seberapa
baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan mahasiswa sehingga
a) Alternatif I
1. I like it that way (saya menyukai kondisi itu).
2. It must be that way (itu merupakan keharusan).
3. I am neutral (saya netral).
4. I can accept with that way (saya dapat menerima kondisi itu).
5. I dislike it that way (saya tidak menyukai kondisi itu).
b) Alternatif II
1. I enjoy it that way (saya menikmatinya).
c) Alternatif III
1. This would be very helpful to me (ini pasti sangat berguna bagi saya).
2. This is a basic requirement for me (ini merupakan kebutuhan dasar bagi saya).
3. This would not affect me (ini tidak akan memengaruhi saya).
4. This would be a minor inconvenience (ini akan menjadi gangguan kecil).
5. This would be a major problem for me (ini akan menjadi masalah besar bagi
saya).
d) Alternatif IV
1. I like it (saya menyukainya).
2. I expect it (saya mengharapkan).
3. I am neutral (saya netral).
4. I can tolerate it (saya dapat mentoleransinya).
5. I dislike it (saya tidak menyukainya).
Customer Dysfunctional
1 2 3 4 5
Requirement
1 Q A A A O
2 R I I I M
Functional
3 R I I I M
4 R I I I M
5 R R R R O
Sumber: Walden, 1993.
Keterangan:
Q = Questionable 1. Suka
R = Reverse 2. Mengharapkan
A = Attractive 3. Netral
I = Indifferent 4. Memberikan Toleransi
O = One dimensional 5. Tidak Suka
M = Must be
2. Menghitung jumlah masing-masing kategori Kano dalam tiap-tiap
atribut.
3. Menentukan kategori Kano untuk tiap-tiap atribut dengan mengguna
kan Blauth Formula (Walden, 1993) sebagai berikut:
C. Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan X. Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung ke instansi yang bersang-
kutan. Data terkait didapatkan dengan teknik survei melalui kuesioner dengan cara
mengajukan daftar pertanyaan yang secara langsung diberikan kepada responden
dengan tujuan mendapatkan data yang dibutuhkan.
Ada tiga macam kuesioner yang digunakan. Kuesioner pertama berisikan
pertanyaan-pertanyaan mengenai keinginan mahasiswa X mengenai bentuk pela
yanan yang diberikan dengan tujuan mendapatkan tingkat kepentingannya terha-
dap atribut-atribut yang ada.
Kuesioner kedua berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur harapan
konsumen dan untuk mengukur persepsi konsumen terhadap pelayanan yang di-
rasakan oleh mahasiswa X, yaitu apakah pelayanan yang diberikan sudah optimal
atau belum.
Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert yang bernilai 1-5.
Nilai skala harapan pelanggan yang digunakan pada skala Likert yaitu bernilai 1 be-
rarti tidak mengharapkan dan bernilai 5 berarti sangat mengharapkan. Skala kinerja
pelayanan yang bernilai 1 berarti berarti tidak puas dan bernilai 5 berarti sangat
puas. Pelanggan diminta mengisi tingkat harapan dan kinerja pelayanan yang telah
diberikan oleh pihak pemberi jasa. Kuesioner ketiga merupakan kuesioner Kano,
yakni responden diminta menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan aspek func
tional dan dysfunctional dari atribut yang bersangkutan. Pilihan jawaban yang telah
disediakan adalah suka, mengharapkan, netral, dan memberikan toleransi.
Data dengan mengunakan metode adalah sebagai berikut:
1. Metode Servqual. Metode ini untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan perpustakaan X kepada mahasiswa ditinjau
dari kinerja perpustakaan terhadap harapan mahasiswa.
2. Metode Kano. Metode ini untuk mengkategorikan setiap atribut layanan ber-
dasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuasakan kebu-
Responden
Mean
1 2 3 4 5 6 7 ... 70
1 5 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.5714
2 5 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.5857
3 5 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.6
4 5 5 5 5 4 4 4 ... 5 4.5
5 4 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.5143
6 5 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.5286
7 5 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.5571
8 5 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.4857
9 4 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.5429
10 4 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.6857
11 4 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.6429
12 5 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.5857
13 5 5 5 5 4 4 4 ... 5 4.8429
14 4 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.6714
Butir pertanyaan
15 4 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.5857
16 5 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.3571
17 4 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.6
18 5 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.5571
19 4 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.4857
20 5 5 5 5 4 4 4 ... 5 4.5143
21 4 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.7143
22 5 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.7
23 4 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.6143
24 4 5 4 4 4 5 5 ... 5 4.6714
25 5 4 4 5 5 5 4 ... 5 4.5571
26 5 5 5 4 4 4 5 ... 5 4.4429
27 4 5 5 5 4 4 4 ... 5 4.6143
28 4 5 4 5 4 5 5 ... 5 4.6143
29 5 4 5 4 5 4 4 ... 5 4.4857
30 4 4 4 5 5 5 5 ... 5 4.4429
Responden
Mean
1 2 3 4 5 6 7 ... 70
1 4 4 3 4 4 4 3 ... 2 3.45714
2 4 3 3 4 3 3 2 ... 2 2.97143
3 4 3 3 3 3 2 3 ... 2 3.27143
4 4 3 3 4 3 3 3 ... 2 3.22857
5 4 3 3 3 3 2 3 ... 2 3.44286
6 4 3 3 4 3 3 2 ... 2 3.2
7 3 2 2 2 3 3 2 ... 2 2.94286
8 4 2 3 3 3 3 2 ... 2 2.94286
9 4 2 2 2 2 3 1 ... 2 2.54286
10 3 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.18571
11 2 2 2 2 2 3 2 ... 2 2.65714
12 2 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.6
Butir pertanyaan
13 3 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.82857
14 2 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.6
15 2 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.67143
16 2 2 3 3 2 3 3 ... 2 2.82857
17 3 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.88571
18 3 2 2 2 2 3 3 ... 2 2.74286
19 2 2 2 2 2 3 2 ... 2 2.6
20 4 3 3 3 3 4 3 ... 2 3.01429
21 4 3 3 3 3 4 3 ... 2 3.05714
22 3 3 3 3 3 4 3 ... 2 3.18571
23 3 3 3 3 3 4 2 ... 2 3.1
24 4 2 3 3 2 3 3 ... 2 2.97143
25 4 3 3 3 4 3 3 ... 2 3.02857
26 4 2 3 3 2 3 3 ... 2 2.98571
27 3 2 3 3 2 3 3 ... 2 2.86143
28 4 3 3 3 4 3 3 ... 2 3.3
29 4 3 3 3 2 3 2 ... 2 2.85714
30 3 3 3 3 3 4 3 ... 2 2.52857
Model Servqual ini mendefinisikan kesenjangan atau gap (G) untuk faktor
kualitas jasa atau pelayanan tertentu adalah
G = P (Perceptions) – E (Expectations)
Untuk mengetahui atribut-atribut pada dimensi mana yang memberikan kon-
tribusi paling besar dan paling kecil, maka dilakukan perhitungan rata-rata harapan
pelanggan dan rata-rata kinerja perpustakaan serta kesenjangan untuk setiap atribut.
Perhitungan kesenjangan untuk tiap atribut dapat dilihat pada Tabel 5.36 berikut:
Dari masing-masing dimensi tersebut diambil nilai rata-rata dari harapan, ki
nerja, dan kesenjangan (gap). Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.37 di bawah
ini:
Penilaian( P)
Kualitas (Q) =
Harapan( E )
E. Metode Kano
149
10/08/2017 23:21:04
52 I M I I A O M O I I M M M M I I M I I I A I I I A I I I I I
150
53 I M A O A M M M I I O M O O A I M I A I O I I A A A I A I I
54 O O O O O O O O I I O O O O O I O I O O O O O O O O O O O O
55 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
56 O M M O M M I I I I O M A A A I I O O M I A M M O O M M I I
57 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
58 O O O O I O I M M M M I O O O O O O M M M I M M I M M I M M
59 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O I O O O O M O I I
60 O O M O O M O O O O O O O M O M O O O O O O O O O O O O O O
10/08/2017 23:21:04
b. Menghitung Jumlah Masing-Masing Kategori Kano dalam Tiap-Tiap
Atribut
Sebelum menentukan kategori Kano untuk tiap-tiap atribut layanan, terlebih
dulu kita melakukan penjumlahan untuk masing-masing kategori Kano dalam
tiap-tiap atributnya.
Keterangan:
Q = questionsble, R = Reverse, A = Attractive, I = Indifferent, O = One dimen
sional, dan M = must be.
Tabel 4.41 Jumlah kategori Kano tiap-tiap atribut layanan dari seluruh
responden
No Kategori Kano
Atribut layanan
Tangibles
1 Kebersihan ruangan One dimensional
2 Penataan ruangan dan buku One dimensional
3 Pengaturan suku ruangan One dimensional
4 Pengaturan sirkulasi udara One dimensional
5 Pengaturan pencahayaan One dimensional
6 Pengaturan kebisingan ruangan One dimensional
7 Kondisi meja dan tempat duduk One dimensional
8 Penataan tata letak ruangan Must be
9 Kondisi penitipan barang dan pengadaan (jumlahnya) One dimensional
10 Fasilitas fotokopi yang tersedia One dimensional
11 Fasilitas internet yang tersedia One dimensional
21 Jam buka perpustakaan sesuai dengan kebutuhan dan ket- One dimensional
ersediaan waktu mahasiswa
22 Jumlah maksimal pinjaman buku memenuhi kebutuhan ma- One dimensional
hasiswa
23 Perpustakaan memberikan informasi jasa layanan dan fasilitas One dimensional
perpustakaan dengan baik
Mari kita lihat tabel di atas. Pada dimensi tangible, hampir seluruh atribut
layanan merupakan kategori Kano one dimensional. Hal ini berarti bahwa apabila
atribut layanan tersebut disediakan oleh manajemen perpustakaan maka dapat me-
ningkatkan kepuasan mahasiswa. Sebaliknya, akan menyebabkan ketidakpuasan bila
tidak disediakan.
Selain itu terdapat pula atribut layanan yang merupakan kategori Kano must
be, hal ini berarti bahwa apabila atribut layanan itu ada maka tidak meningkat
kepuasannya. Sebaliknya, bila tidak ada maka mahasiswa merasa tidak puas. Pada
dimensi reliability juga hampir seluruhnya merupakan kategori Kano one dimensional
dan lainnya must be.
Pada dimensi responsiveness, terdapat dua atribut layanan yang merupakan ka
tegori Kano must be dan satu atribut layanan yang merupakan one dimensional.
Untuk dimensi assurance, juga terdapat kategori Kano one dimensional dan must
be.
Untuk dimensi empathy, seluruh atribut layanan merupakan kategori Kano
one dimensional.
Tangibles
1 Kebersihan ruangan One dimensional
2 Penataan ruangan dan buku One dimensional
Responsiveness
24 Ketersediaan pihak perpustakaan untuk membantu maha- Must be
siswa
25 Kecepatan dalam memberikan pelayanan One dimensional
26 Petugas layanan siap dan sigap dalam melayani pengunjung One dimensional
Assurance
27 Petugas bagian pelayanan mempunyai pengetahuan dan One dimensional
mampu dalam memberikan informasi
28 Petugas layanan bersikap ramah, sopan, tertib dan rapi dalam One dimensional
memberikan pelayanan
Emphaty
29 Informasi dan petunjuk tata cara pemanfaatan layanan yang One dimensional
diberikan jelas
30 Keluhan dan saran ditanggapi dengan baik One dimensional
Berdasarkan Tabel 4.43 di atas, lebih dari separuh atribut layanan pada dimensi
tangible merupakan kategori Kano one dimensional, dan yang lainnya merupakan
kategori Kano must be, attractive, dan indifferent. Pada dimensi reliability, terdapat tiga
atribut yang merupakan kategori Kano one dimensional, empat atribut merupakan
attractive, tiga atribut merupakan must be, dan satu atribut merupakan indifferent.
Untuk dimensi responsiveness terdapat kategori Kano must be dan one dimensional.
Sedangkan untuk dimensi assurance dan empathy, semuanya merupakan kategori
Kano one dimensional.
Analisis dalam pembahasan ini terdiri dari analisis kualitas pelayanan dengan
metode Servqual dan analisis preferensi mahasiswa dan pimpinan perpustakaan
tentang atribut-atirbut layanan serta perbandingan hasil preferensi mahasiswa dan
pimpinan perpustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas pelayanan
yang diberikan perpustakaan X terhadap mahasiswa dapat dijelaskan pada Tabel 4.8.
10/08/2017 23:21:05
Kondisi meja dan tem- Pihak perpustakaan sudah berusaha menye- Sebaiknya pihak perpustakaan men-
pat duduk diakan fasilitas meja dan kursi yang bisa digu- arik meja dan kursi yang telah rusak
One dimensional nakan dengan baik dan nyaman. dan mengganti dengan yang lebik
Penataan tata letak ru- Pihak perpustakaan sudah menata ruangan Sebaiknya pihak perpustakaan selalu
angan Must be dengan baik. memerhatikan tata letak ruangan
dengan baik.
Kondisi penitipan ba- Pihak perpustakaan sudah berusaha menye- Sebaiknya pihak perpustakaan me-
rang dan pengadaan diakan fasilitas tempat penitipan barang berupa nyediakan loker dengan dilengkapi
jumlahnya One dimensional loker dengan jumlahnya yang cukup banyak. kunci supaya pengunjung per-
pustakaan merasa aman meletakan
barang-barangnya.
Fasilitas fotocopy yang Pihak perpustakaan sebelumnya sudah beru- Sebaiknya pihak perpustakaan me-
tersedia saha menyediakan fasilitas fotocopy, namun di- nyediakan fasilitas fotocopy, sehing-
One dimensional tarik oleh pihak fakultas. ga pengunjung perpustakaan tidak
perlu lagi repot pergi keluar men-
cari tempat fotocopy.
Fasilitas internet yang Pihak perpustakaan sudah berusaha menye- Sebaiknya pihak perpustakaan per-
tersedia diakan fasilitas internet, dengan menyediakan lu menambah perangkat komputer
One dimensional perangkat komputer di ruang referensi sehing- diruang referensi.
ga pengunjung perpustakaan dapat meman-
faatkan fasilitas ini.
10/08/2017 23:21:05
160
Tersedianya sarana pen- Pihak perpustakaan sudah menyediakan sarana Sebaiknya pihak perpustakaan
elusuran informasi penelusuran informasi sehingga pengunjung mempertahankan layanan sarana
Must be dapat dengan mudah mencari informasi yang penelusuran informasi.
diperlukan.
Kelengkapan koleksi Pihak perpustakaan sudah berusaha menye- Sebaiknya pihak perpustakaan perlu
jurnal diakan koleksi jurnal. menambah jumlah koleksi jurnal
One dimensional
supaya lebih lengkap.
Kelengkapan koleksi Pihak perpustakaan sudah berusaha menye- Sebaiknya pihak perpustakaan per-
majalah dan umum diakan koleksi majalah dan umum. lu menambah jumlah koleksi maja-
One dimensional lah dan umum yang terbaru supaya
lebih lengkap.
10/08/2017 23:21:05
Kelengkapan koleksi Pihak perpustakaan sudah berupaya menye- Sebaiknya pihak perpustakaan me-
non buku (informasi diakan koleksi non-buku secara lengkap. nambah jumlah koleksi non-buku
dalam bentuk kaset, One dimensional supaya lebih lengkap.
Jumlah maksimal pinja- Pihak perpustakaan sudah berusaha menye- Sebaiknya pihak perpustakaan me-
man buku memenuhi diakan layanan ini yaitu dengan membolehkan nambah jumlah pinjaman buku
kebutuhan mahasiswa One dimensional pengunjung untuk meminjam buku maksimal misalnya menjadi 3 eksemplar.
2 eksemplar.
Perpustakaan memberi- Pihak perpustakaan sudah berusaha memberi- Sebaiknya pihak perpustakaan se-
kan informasi jasa lay- kan informasi jasa layanan dan fasilitas per- lalu memerhatikan informasi jasa
anan dan fasilitas per- One dimensional pustakaan sebaik mungkin. layanan dan fasilitas perpustakaan
pustakaan dengan baik dengan jelas.
10/08/2017 23:21:05
Responsiveness
Kesediaan pihak per- Pihak perpustakaan sudah berusaha membantu Sebaiknya pihak perpustakaan ber-
162
pustakaan untuk mem- Must be mahasiswa. sedia dan rela untuk membantu
bantu mahasiswa mahasiswa.
Kecepatan dalam mem- Must be Pihak perpustakaan sudah berusaha memberi- Mungkin hal ini bisa menjadi sa-
Empathy
Informasi dan petunjuk Pihak perpustakaan sudah berusaha memberi- Sebaiknya pihak perpustakaan
tata cara pemanfaatan kan informasi dan petunjuk tata cara peman- memberikan informasi dan petun-
One dimensional
layanan yang diberikan faatan layanan dengan jelas. juk tata cara pemanfaatan layanan
jelas dengan jelas.
Keluhan dan saran di- Konsumen dapat memberikan saran dan kelu- Sebaiknya pihak pepustakaan
tanggapi dengan baik One dimensional han lewat kotak saran yang telah tersedia. menanggapi keluhan dan saran
dengan baik.
10/08/2017 23:21:05
Pada dimensi tangible, atribut layanan yang dapat meningkatkan kepuasan ma-
hasiswa yaitu atribut kebersihan ruangan, atribut layanan penataan ruangan dan
buku, atribut layanan pengaturan suhu ruangan, atribut layanan pengaturan sirkulasi
udara, atribut layanan pengaturan pencahayaan, atribut layanan pengaturan kebi-
singan ruangan, atribut layanan kondisi meja dan tempat duduk, atribut layanan
kondisi penitipan barang dan pengadaan jumlahnya, atribut layanan fasilitas foto-
copy yang tersedia, atribut layanan fasilitas internet yang tersedia. Atribut-atribut
ini mendapat kategori one dimensional. Artinya, apabila layanan tersebut ada atau
tersedia maka hal ini dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa, namun apabila kin-
erja dari atribut tersebut menurun maka akan menurun pula tingkat kepuasannya.
Sedangkan atribut layanan yang menjadi dasar yang harus dipenuhi oleh manaje-
men perpustakaan (must be) yaitu penataan tata letak ruangan dan tersedianya sarana
penelusuran informasi.
Pada dimensi reliability, atribut layanan yang meningkatkan kepuasan dan akan
menyebabkan ketidakpuasan bila tidak tersedia (one dimensional) yaitu atribut lay-
anan perpustakaan menyediakan koleksi buku, jurnal, majalah dan umum, surat
kabar, karya ilmiah, koleksi non-buku (informasi dalam bentuk kaset, VCD, CD,
CD-ROM), atribut layanan jam buka perpustakaan sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan waktu mahasiswa, atribut layanan jumlah maksimal pinjaman buku
memenuhi kebutuhan mahasiswa, dan atribut layanan perpustakaan memberikan
informasi jasa layanan dan fasilitas perpustakaan dengan baik. Sedangkan atribut
layanan yang menjadi dasar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perpustakaan
(must be) adalah atribut layanan kelengkapan koleksi referensi dan atribut layanan
kesesuaian koleksi yang tersedia dengan informasi yang ada.
Untuk dimensi responsiveness, atribut layanan yang dapat meningkatkan
kepuasan jika tersedia dan akan menyebabkan ketidakpuasan bila tidak disediakan
(one dimensional) adalah atribut layanan petugas layanan siap dan sigap dalam mela
yani pengunjung. Sedangkan atribut yang tidak dapat meningkatkan kepuasan bila
tersedia tetapi bisa menimbulkan ketidakpuasan bila tidak tersedianya layanan (must
be) yaitu atribut layanan kesediaan pihak perpustakaan untuk membantu mahasiswa
dan atribut layanan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada dimensi assurance, atribut layanan yang dapat memberikan kepuasan bila
tersedia dan akan menyebabkan ketidakpuasan bila tidak disediakan (one dimen
Mahasiswa Pimpinan
perpustakaan
Tangibles
Assurance
1. PETUNJUK PENGISIAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini menyangkut Harapan Anda dan pelayanan yang
Anda rasakan dalam keputusan Anda mengunjungi perpustakaan X dengan mem-
beri tanda check list ( ) satu saja terhadap pilihan jawaban Anda untuk setiap
nomor pertanyaan.
2. PERTANYAAN
Harapan Kinerja
Daftar
No.
Pertanyaan TH KH CH H SH TP KP CP P SP
Tangible
Kebersihan
1 ruangan
Penataan ruang
2 an, buku rapi dan
menarik
Suhu ruangan
3 nyaman
Sirkulasi udara
4 yang nyaman
Pencahayaan
5 yang nyaman
Ruangan yang
6 tidak bising
Kondisi penitip
an barang baik
9 dan jumlahnya
memadai
Fasilitas fotocopy
10 yang memadai
Fasilitas internet
11 memadai
Sarana pene
lusuran infor-
12 masi (katalog,
anjungan) yang
memadai
Reliability
Penyediaan
13 koleksi buku
lengkap
Koleksi jurnal
14 tersedia lengkap
Koleksi maja-
lah ilmiah dan
15 umum tersedia
lengkap
Koleksi surat
16 kabar tersedia
lengkap
Koleksi referensi
17 tersedia lengkap
Koleksi karya
18 ilmiah tersedia
lengkap
Kesesuaian
koleksi yang
20 tersedia dengan
informasi yang
ada
Jam buka per-
pustakaan sesuai
dengan kebutuh
21 an dan keterse-
diaan waktu
mahasiswa
Jumlah maksimal
pinjaman buku
22 memenuhi kebu-
tuhan mahasiswa
Perpustakaan
memberikan
informasi jasa la
23 yanan dan fasili-
tas perpustakaan
dengan baik
Responsiveness
Kesediaan pihak
perpustakaan
24 untuk membantu
mahasiswa
Pelayanan diberi-
25 kan dalam waktu
yang cepat
Petugas layanan
siap dan sigap
26 melayani pe
ngunjung
Petugas layanan
bersikap ramah,
sopan, tertib
28 dan rapi dalam
memberikan
pelayanan
Empathy
Informasi dan
petunjuk tata
29 cara pemanfaatan
layanan yang
diberikan jelas
Keluhan dan
30 saran ditanggapi
dengan baik
Petunjuk Pengisian
Silakan beri tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda berdasarkan
skala penilaian di bawah ini.
Dengan skala:
S : suka, artinya layanan atau fasilitas tersebut sangat berguna bagi Anda.
M : mengharapkan, artinya layanan atau fasilitas tersebut merupakan keha-
rusan bagi Anda.
N : netral, artinya ada tidaknya layanan/fasilitas tersebut tidak berpengaruh
bagi Anda.
MT : memberikan toleransi, artinya Anda tidak suka tetapi Anda dapat me-
nerima kondisi tersebut.
TS : tidak suka, artinya Anda tidak dapat menerima kondisi tersebut.
Jika fasilitas atau layanan di bawah ini tersedia, apa yang Anda rasakan?
Kondisi penca-
5 hayaan nyaman
Kondisi ruangan
6 tidak bising
Kondisi penitip
an barang baik
9 dan jumlahnya
memadai
Fasilitas fotocopy
10 yang memadai
Fasilitas internet
11 memadai
Sarana pene
lusuran infor-
masi (katalog,
12.
anjungan) yang
memadai
Reliability
Penyediaan
13 koleksi buku
lengkap
Koleksi jurnal
14. tersedia lengkap
Koleksi maja-
lah ilmiah dan
15. umum tersedia
lengkap
Koleksi surat
16 kabar tersedia
lengkap
Terdapat koleksi
18 karya ilmiah
Koleksi non-
buku (informasi
dalam bentuk
19 kaset,VCD, CD,
CD-ROM)
tersedia lengkap
Kesesuaian
koleksi yang
20 tersedia dengan
informasi yang
ada
Jam buka per-
pustakaan sesuai
dengan kebutuh
21 an dan ke
tersediaan waktu
mahasiswa
Jumlah maksimal
pinjaman buku
22 memenuhi kebu-
tuhan mahasiswa
Perpustakaan
memberikan
informasi jasa
23 layanan dan fasili-
tas perpustakaan
dengan baik
Responsiveness
Kesediaan pihak
perpustakaan
24 untuk membantu
mahasiswa
Pelayanan diberi-
25 kan dalam waktu
yang cepat
Assurance
Petugas bagian
pelayanan mem-
punyai pengeta-
27 huan dan mampu
memberikan
informasi
Petugas layanan
bersikap ramah,
sopan, tertib, dan
28
rapi memberikan
pelayanan
Empathy
Informasi dan
petunjuk tata
29 cara pemanfaatan
layanan yang
diberikan jelas
Keluhan dan
30 saran ditanggapi
dengan baik
Dysfunctional question: Menyatakan kondisi yang Anda rasakan jika fasilitas atau
layanan tidak terpenuhi/ tidak tersedia
Dengan skala:
S : suka, artinya layanan atau fasilitas tersebut sangat berguna bagi
Anda.
M : mengharapkan, artinya layanan atau fasilitas tersebut merupakan
keharusan bagi Anda.
N : netral, artinya ada tidaknya layanan/fasilitas tersebut tidak berpen-
garuh bagi Anda.
MT : memberikan toleransi, artinya Anda tidak suka tetapi Anda dapat
Jika fasilitas atau layanan di bawah ini tidak tersedia, apa yang Anda ra-
sakan?
Ti-
Daftar Mengharap- Ne- Memberikan
No. Suka dak
Pertanyaan kan tral Toleransi
Suka
Tangible
Kondisi ruangan
1 tidak bersih
Kondisi penataan
2 ruangan dan buku
tidak rapi
Kondisi suhu
3 ruangan tidak nya-
man
Kondisi sirkulasi
4 udara tidak nyaman
Kondisi pencahaya
5 an tidak nyaman
Kondisi ruangan
6 bising
Meja dan tempat
7 duduk tidak nya-
man
Tata letak ruangan
8 buruk dan tidak
rapi
Kondisi penitipan
barang buruk dan
9 jumlahnya tidak
memadai
Fasilitas fotocopy
10 yang tidak mema-
dai
Reliability
Penyediaan koleksi
13 buku tidak lengkap
Koleksi jurnal
14 yang tersedia tidak
lengkap
Koleksi majalah
ilmiah dan umum
15 yang tersedia tidak
lengkap
Koleksi surat kabar
16 tersedia tidak
lengkap
Koleksi referensi
17 yang tersedia tidak
lengkap
Tidak terdapat
18 koleksi karya
ilmiah
Koleksi non buku
(informasi dalam
bentuk kaset,VCD,
19 CD, CD-ROM)
tidak tersedia
lengkap
Responsiveness
Tidak ada kese
diaan pihak per-
24 pustakaan untuk
membantu maha-
siswa
Pelayanan diberi-
25 kan dalam waktu
yang lama
Petugas layanan
tidak siap dan sigap
26 melayani pengun-
jung
Assurance
Petugas bagian
pelayanan tidak
mempunyai pe
27 ngetahuan dan
tidak mampu
memberikan infor-
masi
Empathy
Informasi dan
petunjuk tata cara
29 pemanfaatan lay-
anan yang diberi-
kan tidak jelas
Keluhan dan saran
30 tidak ditanggapi
dengan baik
Petunjuk Pengisian
Silakan beri tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda berdasarkan
skala penilaian di bawah ini.
Functional question: Pertanyaan yang menyatakan kondisi yang diharapkan oleh res
ponden jika atribut-atribut suatu produk atau jasa terpenuhi/tersedia.
Dengan skala:
S : suka, artinya layanan atau fasilitas tersebut sangat berguna bagi
Anda.
M : mengharapkan, artinya layanan atau fasilitas tersebut merupakan ke-
harusan bagi Anda.
N : netral, artinya ada tidaknya layanan/fasilitas tersebut tidak berpen-
garuh bagi Anda.
MT : memberikan toleransi, artinya Anda tidak suka tetapi Anda dapat me-
nerima kondisi tersebut
TS : tidak suka, artinya Anda tidak dapat menerima kondisi tersebut.
Jika fasilitas atau layanan di bawah ini tersedia, apa yang Anda rasakan?
Mem- Ti-
Daftar Mengharap- Ne-
No. Suka berikan dak
Pertanyaan kan tral
Toleransi Suka
Tangible
Kondisi ruangan
1 bersih
Kondisi penataan
2 ruangan dan buku
rapi
Kondisi suhu ruang
3 an nyaman
Kondisi pencahaya
5 an nyaman
Kondisi ruangan
6 tidak bising
Meja dan tempat
7 duduk nyaman
Fasilitas fotocopy
10 yang memadai
Fasilitas internet
11 memadai
Sarana penelusuran
informasi (katalog,
12 anjungan) yang
memadai
Reliability
Penyediaan koleksi
13 buku lengkap
Koleksi jurnal terse-
14 dia lengkap
Koleksi majalah
15 ilmiah dan umum
tersedia lengkap
Responsiveness
Kesediaan pihak
24 perpustakaan mem-
bantu mahasiswa
Pelayanan diberikan
25 dalam waktu yang
cepat
Assurance
Petugas bagian
pelayanan mempu-
nyai pengetahuan
27 dan mampu dalam
memberikan infor-
masi
Empathy
Informasi dan
petunjuk tata cara
29 pemanfaatan layanan
yang diberikan jelas
Keluhan dan saran
30 ditanggapi dengan
baik
Dysfunctional question: Menyatakan kondisi yang Anda rasakan jika fasilitas atau
layanan tidak terpenuhi/tidak tersedia.
Dengan skala:
S : suka, artinya layanan atau fasilitas tersebut sangat berguna bagi Anda.
M : mengharapkan, artinya layanan atau fasilitas tersebut merupakan keha-
rusan bagi Anda.
N : netral, artinya ada tidaknya layanan/fasilitas tersebut tidak berpenga-
ruh bagi Anda.
MT : memberikan toleransi, artinya Anda tidak suka tetapi Anda dapat me-
nerima kondisi tersebut.
TS : tidak suka, artinya Anda tidak dapat menerima kondisi tersebut.
Jika fasilitas atau layanan dibawah ini tidak tersedia, apa yang Anda ra-
sakan?
Kondisi ruangan
6 bising
Fasilitas fotocopy
10 yang tidak memadai
Fasilitas internet
11 tidak memadai
Sarana penelusuran
informasi (katalog,
12 anjungan) yang
tidak memadai
Reliability
Penyediaan koleksi
13 buku tidak lengkap
Koleksi referensi
yang tersedia tidak
17
lengkap
Tidak terdapat
18 koleksi karya ilmiah
Jumlah maksimal
pinjaman buku tidak
22 memenuhi kebutu-
han mahasiswa
Responsiveness
Tidak ada kesediaan
pihak perpustakaan
24 membantu maha-
siswa
Pelayanan diberikan
25 dalam waktu yang
lama
Petugas layanan
tidak siap dan sigap
26 melayani pengun-
jung
Assurance
Petugas bagian
pelayanan tidak
mempunyai pen-
27 getahuan dan tidak
mampu memberi-
kan informasi
Empathy
Informasi dan
petunjuk tata cara
29 pemanfaatan layanan
yang diberikan tidak
jelas
A. Latar Belakang
Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan demi tercapai
nya harapan dan tuntutan publik. Upaya tersebut dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan. Untuk itu diperlukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayan
189
B. Tujuan
Kegiatan kajian ini bertujuan mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat dan me
ngetahui kecenderungan kinerja pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah sebagai
upaya evaluasi dari waktu ke waktu yang berkelanjutan.
Secara khusus tujuan kajian ini adalah
1. Mengetahui dan mengevaluasi tingkat kinerja pelayanan di Rumah Sakit
Umum Daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Mengetahui kelemahan-kelemahan pada proses penyelenggaraan pelayanan
di Rumah Sakit Umum Daerah.
3. Mengupayakan pembenahan-pembenahan yang berkaitan dengan pe
nyelenggaraan pelayanan yang lebih berkualitas, sesuai dengan harapan ma-
syarakat.
D.Kegiatan
Bentuk kegiatan ini merupakan kajian yang bersifat deskriptif, yaitu kajian yang
diharapkan mampu menjelaskan dan menggambarkan keadaan jasa pelayanan yang
dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah, tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat/pasien, serta dapat menghasilkan gambaran atau model jasa pelayanan
yang diharapkan masyarakat.
E. Objek Kegiatan
Objek kegiatan ini adalah tempat-tempat pelayanan di Rumah Sakit Daerah, se
perti UGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Apotik, Radiologi, Laboratorium.
F. Metode
Metode kajian dalam kegiatan ini menggunakan pendekatan dengan unsur ukuran
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2014, yang meliputi:
1. Persyaratan, adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif (U1);
2. Prosedur, adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan pe-
nerima pelayanan, termasuk pengaduan (U2);
3. Waktu Pelayanan, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyele-
saikan seluruh proses pelayanan setiap jenis pelayanan (U3);
4. Biaya/Tarif, adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang be-
G. Responden
Responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai dengan cakupan wilayah
masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi hasil penyusunan indeks,
jumlah responden minimal adalah sebesar 100 orang dari jumlah populasi peneri-
ma layanan. Kegiatan ini menggunakan sampel responden sejumlah 150 orang atau
di atas sampel minimum.
J. Hasil Survei
Survei wawancara dan pengumpulan data IKM di Rumah Sakit Umum Daerah di
unit-unit pelayanan yang ada di lingkungan RSU meliputi:
1. Pelayanan Rawat jalan
2. Pelayanan Rawat Inap
3. Pelayanan UGD
4. Pelayanan Apotik
5. Pelayanan Laboratorium
6. Pelayanan Radiologi
1. Karakteristik Responden
Gambaran data responden berdasarkan Jenis kelamin, Usia, Pendidikan dan
Pekerjaan sebagai berikut:
Dari Tabel 5.2 dapat diidentifikasi bahwa dari total 150 responden dalam
penelitian ini, jumlah responden laki-laki adalah 74 responden atau 49,33%, sedang-
kan jumlah responden perempuan adalah 76 responden atau 50,67%. Secara grafis
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah pada Gambar 5.1sebagai
berikut:
Jenis kelamin
laki-laki
perempuan
50,67 %
49,33 %
Dari Tabel 5.3 dapat diidentifikasi bahwa responden yang berusia 15-24 ta-
hun berjumlah 31 orang (21%), yang berusia 25-34 tahun berjumlah 36 orang
(24%), yang berusia 35-44 tahun berjumlah 38 orang (25%), yang berusia 45-54
tahun berjumlah 24 orang (16%), yang berusia 55-64 tahun berjumlah 16 orang
(11%), yang berusia 65-74 tahun berjumlah 2 orang (1%), yang berusia 75-84 ta-
hun berjumlah 3 orang (2%). Secara grafis karakteristik responden berdasarkan usia
adalah sebagai berikut:
10,67%
25,33%
16%
1.3. Pendidikan
Komposisi responden berdasarkan jenjang pendidikan akhir adalah pada Tabel
5.4 sebagai berikut:
8,67% Pendidikan
18,00% SD kebawah
SLTP
SLTA
16,67% D1-D3-D4
S1
20,00%
36,67%
14,00% Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI
Pegawai Swasta
Wiraswasta/Usahawan
Pelajar/Mahasiswa
Lainnya
38,67%
20,67%
6,67%
20,00%
Nilai
No. Unsur Pelayanan Bobot Indeks
Rerata
U1 Persyaratan 3,62 0,111 0,402
U2 Prosedur 3,66 0,111 0,406
U3 Waktu Pelayanan 3,45 0,111 0,383
U4 Biaya/Tarif 3,26 0,111 0,362
U5 Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan 3,35 0,111 0,372
U6 Kompetensi Pelaksana 3,57 0,111 0,396
U7 Perilaku Pelaksana 3,27 0,111 0,363
U8 Maklumat Pelayanan 3,81 0,111 0,423
Penanganan Pengaduan, Saran, dan Ma-
U9 3,81 0,111 0,423
sukan
Jumlah 3,530
IKM = 3,530 × 25
= 88,25
Kinerja
Unsur Nilai Nilai Nilai Unsur Kualitas Jasa
No.
Pelayanan Rerata Dasar Pelayanan Unsur
Pelayanan
U1 Persyaratan 3,62 90,5 Sangat Baik
U2 Prosedur 3,66 91,5 Sangat Baik
U3 Waktu Pelayanan 3,45 86,3 Sangat Baik
U4 Biaya/Tarif 3,26 81,5 Sangat Baik
Produk Spesifikasi
U5 3,35 83.8 Sangat Baik
Jenis Pelayanan
Kompetensi Pelak-
U6 3,57 89,3 Sangat Baik
sana
25
U7 Perilaku Pelaksana 3,27 81,8 Sangat Baik
U8 Maklumat Pelayanan 3,81 95,3 Sangat Baik
Penanganan Pengad-
U9 uan, Saran dan Ma- 3,81 95,3 Sangat Baik
sukan
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya persaingan di dunia bisnis yang berorientasi pada profit
maupun non-profit, menjadikan elemen pelayanan serta kualitas barang atau jasa
yang dihasilkan perusahaan semakin penting baik untuk bidang manufaktur mau-
pun jasa. Perusahaan jasa semakin menyadari bahwa peranan konsumen sangat
penting dalam menentukan masa depan perusahaan mereka. Oleh karena itu, per
usahaan jasa khususnya industri perhotelan, perlu mengetahui bahwa setiap kon-
sumen memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda-beda mengenai kualitas jasa
atau service.
Dengan memahami harapan dan keinginan konsumen atas suatu pelayan-
an atau jasa maka akan diperoleh nilai tambah tersendiri bagi industri perhotelan
tersebut. Pelayanan yang diberikan secara umum dan rutin adalah bentuk pelayanan
biasa yang dilakukan oleh semua kegiatan usaha kepada konsumen. Hal tersebut
merupakan bentuk usaha jasa (service) yang tergolong biasa, tetapi apabila jasa (ser
vice) tersebut disajikan dengan pelayanan khusus secara rutin dan dengan penyajian
yang berbeda atau tidak biasa dari penyajian yang diberikan oleh usaha lainnya
maka pelayanan tersebut membuat pelanggan atau konsumen mendapatkan lebih
dari sesuatu yang diharapkan (Soelasih, 2003).
Dengan meningkatnya jumlah orang yang melakukan perjalanan dengan ber-
bagai tujuan dan kepentingan yang berbeda, kebutuhan akan jasa perhotelan sema-
kin tinggi. Kondisi tersebut membuat hotel harus menyiapkan diri untuk melaku-
kan inovasi dalam menghadapi persaingan yang terjadi dalam era globalisasi. Kota
Yogyakarta yang menyajikan berbagai objek pariwisata perlu didukung oleh indus-
tri perhotelan yang melayani pendatang dari dalam maupun luar negeri. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui kualitas jasa Hotel X Yogyakarta berdasarkan per-
spektif konsumen.
Keterangan:
Ab = Sikap total individu terhadap layanan Hotel.
Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden pada atribut I. Dari nilai yang
didapat akan diketahui atribut apa yang paling memengaruhi konsumen.
Ii = Nilai ideal rata-rata konsumen pada atribut I.
Xi = Nilai belief rata-rata konsumen pada atribut I.
n = Kriteria atribut yang relevan.
C. Demografi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Hotel X Yogyakarta yang dite-
mui di hotel. Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa
karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tujuan menginap
responden. Uraian berikut ini merupakan penjelasan karakteristik demografis res-
ponden tersebut.
Dari tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa dari total 100 responden dalam
penelitian ini, jumlah responden pria adalah 69 responden atau 69%, sedangkan
jumlah responden wanita adalah 31 responden atau 31%. Komposisi tersebut
menunjukkan perbandingan jenis kelamin responden yang didominasi oleh kaum
pria. Jadi, tamu yang menginap di Hotel X didomonisai oleh kaum pria.
Dari tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa komposisi usia responden dalam
penelitian ini memiliki kisaran yang relatif tinggi, yaitu usia responden terendah <
20 tahun dan tertinggi > 50 tahun. Responden didominasi oleh responden yang
berusia 31-50 tahun. Responden yang berusia < 20 tahun berjumlah 18 orang
(18%), yang berusia 20-30 tahun berjumlah 32 orang (32%), yang berusia 31-50
tahun berjumlah 38 orang (38%), yang berusia > 50 tahun berjumlah 12 orang
(12%).
Dari tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa mayoritas responden dalam pene-
litian ini adalah responden yang memiliki tujuan menginap untuk meeting/seminar
sebanyak 46 orang. Responden yang memiliki tujuan berlibur sebanyak 14 respon-
den atau 14%. Responden yang memiliki tujuan bisnis berjumlah 31 orang (31%),
yang memiliki tujuan lain-lain adalah berjumlah 9 orang (9%).
Urutan Tingkat
Nilai Perhitungan Bobot
Kepentingan
1 5 5/15 × 100 33,3
2 4 4/15 × 100 26,7
3 3 3/15 × 100 20,0
4 2 2/15 × 100 13,3
5 1 1/15 × 100 6,7
Total Tingkat
No. Atribut Layanan Hotel
Kepentingan
1 Fasilitas hotel berupa layanan karyawan, fasilitas kebuga-
ran, kolam renang, restoran, dan tempat parkir 280
Urutan
Atribut Produk Hasil Bobot
Kepentingan
Fasilitas 280 1 33,3
Kebersihan 294 2 26,7
Kenyamanan 301 3 20
2. Analisis MAM
Ideal Belief
Keterangan Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
A. Fasilitas
a. Letak hotel
Sangat tidak setuju 1 4 4 1 1
Tidak setuju 2 16 32 18 36
Netral 3 24 72 34 102
Setuju 4 56 224 47 188
Sangat setuju 5 - - - -
b.Tempat parkir
Sangat tidak setuju 1 1 1 2 2
Tidak setuju 2 21 42 24 48
Netra 3 22 66 28 84
Setuju 4 53 212 45 180
Sangat setuju 5 3 15 1 5
c. Petugas parkir
Sangat tidak setuju 1 - - 1 1
Tidak setuju 2 21 42 18 36
Netral 3 14 42 27 81
Setuju 4 63 252 50 200
Sangat setuju 5 2 10 4 20
d. Penyewaan
Sangat tidak setuju 1 - - 2 2
Tidak setuju 2 16 32 18 36
Netral 3 26 78 27 81
Setuju 4 55 220 52 208
Sangat setuju 5 3 15 1 5
e. Restoran
Sangat tidak setuju 1 5 5 2 2
Tidak setuju 2 17 34 25 50
Netral 3 22 66 29 87
Setuju 4 50 200 44 176
Sangat setuju 5 6 30 - -
g. Kolam renang
Sangat tidak setuju 1 3 3 1 1
Tidak setuju 2 20 40 20 40
Netral 3 30 90 27 81
Setuju 4 42 168 47 188
Sangat setuju 5 5 25 5 25
Ideal Belief
Keterangan Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
B. Kebersihan hotel
a. Kamar
Sangat tidak setuju 1 1 1 - -
Tidak setuju 2 18 36 22 44
Netral 3 34 102 42 126
Setuju 4 47 188 35 140
Sangat setuju 5 - - 1 5
b.Toilet hotel
Sangat tidak setuju 1 2 2 3 3
Tidak setuju 2 24 48 12 24
Netral 3 28 84 27 81
Setuju 4 45 180 49 196
Sangat setuju 5 1 5 9 45
c. Restoran
Sangat tidak setuju 1 1 1 1 1
Tidak setuju 2 18 36 17 34
Netral 3 27 81 31 93
Setuju 4 50 200 43 172
Sangat setuju 5 4 20 8 40
e. Air kolam
Sangat tidak setuju 1 2 2 4 4
Tidak setuju 2 25 50 21 42
Netral 3 29 87 24 72
Setuju 4 44 176 50 200
Sangat setuju 5 - - 1 5
f.Toilet umum
Sangat tidak setuju 1 2 2 5 5
Tidak setuju 2 19 38 17 34
Netral 3 25 75 22 66
Setuju 4 51 204 50 200
Sangat setuju 5 3 15 6 30
Ideal Belief
Keterangan Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
C. Kenyamanan
a. Suasana lobby
Sangat tidak setuju 1 2 2 4 4
Tidak setuju 2 17 34 16 32
Netral 3 25 75 24 72
Setuju 4 55 220 56 224
Sangat setuju 5 1 5 - -
b. Bebas kebisingan
Sangat tidak setuju 1 2 2 1 1
Tidak setuju 2 20 40 21 42
Netral 3 37 111 22 66
Setuju 4 39 156 53 212
Sangat setuju 5 2 10 3 15
Ideal Belief
Keterangan Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
D. Keramahan karyawan
a. Sabar melayani
Sangat tidak setuju 1 - - 6 6
Tidak setuju 2 22 44 17 34
Netral 3 42 126 14 42
Setuju 4 35 140 35 140
Sangat setuju 5 1 5 28 140
b. Informasi
Sangat tidak setuju 1 3 3 7 7
Tidak setuju 2 12 24 15 30
Netral 3 27 81 20 60
Setuju 4 49 196 23 92
Sangat setuju 5 9 45 35 175
c. Bantuan
Sangat tidak setuju 1 1 1 - -
Tidak setuju 2 17 34 15 30
Netral 3 31 93 25 75
Setuju 4 43 172 24 96
Sangat setuju 5 8 40 36 180
Ideal Belief
Keterangan Skor
Absolut Jumlah Absolut Jumlah
E. Harga hotel
a. Sesuai fasilitas
Sangat tidak setuju 1 1 1 - -
Tidak setuju 2 20 40 2 4
Netral 3 27 81 12 36
Setuju 4 47 188 45 180
Sangat setuju 5 5 25 41 205
b. Sesuai pelayanan
Sangat tidak setuju 1 5 5 - -
Tidak setuju 2 21 42 4 8
Netral 3 32 96 11 33
Setuju 4 37 148 41 164
Sangat setuju 5 5 25 44 220
Ideal Belief
Atribut Selisih
Rata-rata Rata-rata
Fasilitas 3,38 3,28 0,10
Kebersihan 3,27 3,29 0,02
Kenyamanan 3,25 3,38 0,13
Keramahan 3,34 3,69 0,35
Harga 3,25 4,25 1,00
Sumber: Data primer
Selisih nilai yang paling kecil adalah kebersihan yaitu 0,02, sedangkan selisih
terbesar terdapat pada atribut harga yaitu 1,00. Hal ini berarti kebersihan hotel sa
ngat baik dalam memenuhi harapan konsumen yang menginap di Hotel X. Namun
atribut harga belum memenuhi harapan konsumen yang menginap. Atribut lain
yaitu fasilitas dengan selisih 0,10, kenyamanan dengan selisih 0,13, dan keramahan
Urutan
Atribut Produk Hasil Bobot
Kepentingan
Fasilitas 280 1 33,3
Kebersihan 294 2 26,7
Kenyamanan 301 3 20
Harga 305 4 13,3
Keramahan 320 5 6,7
Sumber: Data primer
= 33,3 (3,38 - 3,28) + 26,7 (3,29 - 3,27) + 20 (3,38 - 3,25) + 13,3 (4,25 - 3,25)
+ 6,7 (3,69 - 3,34)
= 3,33 + 0,534 + 2,6 + 13,3 + 2,345
= 22,10
Skala interpretasi ditunjukkan sebagai berikut:
Kuesioner
Saya mohon kesediaan sdr/i untuk mengisi data responden di bawah ini:
Keterangan Pengisian:
Kami meminta kesediaan Saudara/i untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini. Masing-masing daftar pertanyaan disediakan 5 alternatif jawaban.
Keterangan:
STS TS N S SS
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
B Kebersihan Hotel
1 Saya berharap kamar hotel bersih dan tertata
rapi.
2 Saya berharap toilet kamar bersih dan bebas
dari bau.
3 Saya berharap restaurant bersih dan tertata
rapi.
4 Saya berharap lingkungan di sekitar hotel
bersih.
C Kenyamanan Hotel
1 Saya berharap suasana lobby nyaman dan
tenang.
E Harga Hotel
1 Saya berharap tarif hotel sesuai dengan fasili-
tas yang dimilikinya.
2 Saya berharap tarif hotel sesuai dengan
tingkat pelayanan yang diberikan.
B Kebersihan Hotel
1 Dalam kenyataannya kamar hotel bersih
dan tertata rapi.
2 Dalam kenyataannya toilet kamar bersih
dan bebas dari bau.
C Kenyamanan Hotel
1 Dalam kenyataannya suasana lobby nyaman
dan tenang.
2 Dalam kenyataannya hotel bebas dari kebi-
singan kendaraan, dsb.
3 Dalam kenyataannya suasana kamar nyaman
dan tenang.
Tingkat
No. Atribut Layanan Hotel
Kepentingan
Cronin, J. Joseph and Taylor, Steven A. 1992. Measuring service quality: A re-exam-
ination and extension, Journal of Marketing,Vol. 56, No.3, pp. 55-68
Cronin, Jr. J. Joseph and Taylor, Steven A. 1994. SERVPERF versus SERVQUAL:
Reconciling performance-based and perceptions-minus-expectations mea-
surement of service quality, Journal of Marketing,Vol. 58, pp. 125–31
Gasperz,V, 2002. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
223
Kano, N., K. Seraku, F. Takahashi, S. Tsuji., 1984. Attractive Quality and Must-be
Quality, The Journal of the Japanese Society for Quality Control, vol. 14, no. 2, pp.
39-48.
Kotler, P., & Keller, K. L. 2012. Marketing Management, 14Ed, Prentice Hall: New
York.
Lowe, A. J & Ridgway. 2000. Quality Function Deployment, diakses melalui www.
google.co.id
Nealy, R, M.. Mc. 1994. Marketing Customer Satisfaction Happen, Chapman and Hall:
New York.
Supriyono, 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju
dan Globalisasi, BPFE:Yogyakarta.
Tjiptono, F, & Diana,A, 2003. Total Quality Management, Edisi Revisi, Andi Offset:
Yogyakarta.
Varey,R.,J. 1995, A Model of internal marketing for building and sustaining a com-
petitive service advantage. Journal of Marketing Management 11: 41-54.
Zeithaml,V. A., M. J. Bitner, 1996. Service Marketing, New Jersey: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Basic Products: Bentuk dasar produk yang dapat diidentifikasi langsung oleh panca
indra.
Competitive Barriers: Bentuk rintangan bagi pesaing untuk memasuki pasar atau
untuk bersaing melalui kualitas dan layanan pelanggan.
227
House of Quality: Kerangka kerja atau matrik berbentuk rumah yang didesain
untuk menerjemahkan dan merumuskan kebutuhan sesuai dengan harapan
pelanggan.
Inseparability: Sifat jasa berupa dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan atau
sifat tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsi
Improvement Ratio: Perbandingan antara sasaran yang ingin dicapai dan tingkat
kepuasan pelanggan pada produk.
Market Leader: Perusahaan yang berada pada posisi terdepan atau memimpin dalam
kategori produk tertentu.
Model Kano: Model yang dikembangkan Noriaki Kano yang bertujuan mengkate-
228 Glosarium
Positive Word of Mouth: Bentuk komunikasi mulut ke mulut yang berisi pesan atau
informasi positif tentang produk atau perusahaan.
Quality of Comformance: Ukuran mengenai apakah sebuah produk atau jasa telah
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Glosarium 229
SERVPERF (Service Performance): Dimensi ukuran kualitas suatu jasa yang dikem-
bangkan dari SERVQUAL dengan menganalisis kesenjangan kualitas (gap qual
ity) yang dikembangkan oleh Cronin & Taylor (1992).
Voice of Customer: Proses mencari tahu apa yang diinginkan atau diharapkan oleh
konsumen mengenai suatu produk.
230 Glosarium
Absolute Importance 75
Assembly Line 6, 227
Attractive Requirements 51, 53, 227
Augmented Product 2, 26, 227
Critical Incidents 46
Competence 4
Competitive Barriers 22, 227
Competitive Benchmark 46, 227
Conformance to Specification 227
Core Product 2, 228
Courtesy 4, 228
Customer Is the Real Boss 3
Customized 1
231
Esthetics 11
Expected Product 26
Expected Service 61, 62
Holistik 2
House of Quality 46, 48, 49, 54, 72, 73, 74, 79, 94, 228
Jasa vii, viii, 3, 4, 5, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 24, 25, 26, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50,
51, 52, 54, 58, 59, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 78, 93, 95, 109,
121, 122, 123, 124, 135, 136, 140, 143, 144, 147, 153, 156, 161, 163, 164, 167, 172,
174, 176, 180, 182, 184, 188, 189, 190, 191, 193, 200, 201, 203, 204, 205, 209, 216,
223, 224, 228, 229, 230
232 Indeks
One Dimensional 52, 67, 126, 138, 139, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 158, 159, 160,
161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169
Ordinal Importance 75, 76, 229
Orientasi Pemasaran 2
Outlier 54
Indeks 233
234 Indeks
Redesign 48
Relationship Marketing 23, 24, 229
Relative Weight and Percent 76. 77, 117, 125
Relative Importance Ranking -
Reliability 4, 16, 46, 47, 48, 54, 60, 65, 78, 82, 83, 84, 86, 119, 130, 132, 144, 145,
146, 147, 153, 154, 155, 156, 157, 160, 163, 164, 165, 168, 171, 175, 179, 183, 186,
230
Repurchase 3
Resistensi 2
Responsiveness 4, 46, 47, 48, 54, 65, 78, 82, 144, 145, 146, 148, 154, 156, 157, 162,
163, 165, 167, 168, 172, 176, 180, 184, 188, 230
ROI 7, 229
Indeks 235
Voice of Customer 42, 56, 82, 94, 95, 97, 104, 123, 230
Value Added 3
Variability 14, 65
236 Indeks
Dr. Tony Wijaya, M.M. lulus dari S1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi; S2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Magister Manajemen; S3 Universitas
Islam Indonesia: Doktor Ilmu Ekonomi Konsentrasi Manajemen Pemasaran.
Saat ini penulis berprofesi sebagai dosen tetap di Universitas Negeri Yogya-
karta. Penulis juga mengajar di program sarjana maupun pascasarjana di beberapa
perguruan tinggi. Penulis aktif menulis buku-buku ilmiah dan di kolom media ce-
tak. Penulis juga aktif melakukan publikasi di jurnal nasional maupun internasional
serta mengisi acara workshop terkait metodologi penelitian dan statistika.
237
Nama PT Indeks
Tahun Berdiri 2003
239
Email indeks@indeks-penerbit.com