Anda di halaman 1dari 7

P3M

No.Dok :
No. Revisi : 00
KAP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 7

PUSKESMAS dr. Lilik Haryono


GONDORIYO NIP. 196902102010011006

KERANGKA ACUAN
PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P3M)

I. PENDAHULUAN
Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau
toksinya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/
ditransmisikan kepada penjamu (host) yang rentan. Penyakit menular
(Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen
penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang
atau hewan yang rentan (Potential Host), baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.
Pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data mengenai
peristiwa kesakitan dan kematian penyakit menular/ penyakit tidak menular ini
diwilayah kerja serta menggunakannya sebagai informasi untuk monitoring/
pengamatan distribusi penyakit dan mengambil tindakan didalam wilayahnya
disebut surveilans. Puskesmas harus mempunyai sistem surveilans untuk
penyakit-penyakit ini, serta menggunakan informasi yang dapat diungkapkan
untuk memonitor masalah penyakit menular didalam masyarakat wilayah kerja.
Untuk pemantauan penyakit menular tertentu yang menjadi masalah
kesehatan di wilayah puskesmas disajikan didalam PWS mingguan penyakit
(contoh PWS penyakit campak, diare, DBD dll). Dengan penggunaan PWS
penyakit secara mingguan ini dapat dikenali/ diketahui secara dini kenaikan /
distribusi suatu penyakit menular tertentu menurut tempat (desa). Dan waktu
adalah minggu.
II. LATAR BELAKANG
Di berbagai negara masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang
berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh
pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan
Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko
utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas
lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran
lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit menular yang berbasis
lingkungan di Indonesia relative masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu dan
daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut ditetapkanlah
Visi Indonesia Sehat 2015 yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam
lingkungan yang sehat dan dengan perilaku yang sehat serta memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata diseluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Sejalan
dengan tujuan tersebut diselenggarakan upaya pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/ maupun oleh masyarakat termasuk swasta.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap orang dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, maka tuntutan untuk mendapatkan pelayanan
yang bermutu dan optimal menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih
diprioritaskan pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan
kegiatan kuratif dan rehabilitatif, telah mendorong upaya dari dinas kesehatan
umumnya dan dalam bidang penyehatan lingkungan permukiman serta tempat –
tempat umum dan industri pada khususnya untuk lebih menggali kemampuan dan
kemauan masyarakat untuk dapat meningkatkan dan memecahkan permasalahan
kesehatannya sendiri.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih merupakan
hal yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah seperti: Mobilitas dan Peningkatan jumlah penduduk,
penyediaan air bersih, Pemanfaatan Jamban, pengolalaan sampah, pembuangan
air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan
kesehatan, ketersediaan obat, polusi udara,air dan tanah dan banyak lagi
permasalahan yang dapat menimbulkan Penyakit Menular.
Puskesmas Gondoriyo merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepad aperorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan,
upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI,
2004).
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan akibat penyakit menular.

B. TUJUAN KHUSUS
- Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah : DBD, TBC
dan covid-19 termasuk penyakit karantina dan resiko masalah kesehatan
masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional ( public health
risk of international concern).
- Menurunkan mata rantai penularan TBC

- Menurunkan angka insiden kasus DBD

- Menurunkan mata rantai penularan covid- 19

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. KEGIATAN POKOK
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya:
Penatalaksanaan pengobatan TB dan Penanggulangan penyakit DBD serta covid
– 19.

B. RINCIAN KEGIATAN
Prosedur pengobatan TB,DBD dan COVID 19 meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:

No Kegiatan pokok Rincian Kegiatan


1. Penemuan Penderita  Tersangka TB di sarankan untuk pemeriksaan dahak
dan DBD pemeriksaan laborat darah serta untuk pasien
COVID – 19 di sarankan untuk pemeriksaan Rapid test.
 Bagi tersangka TB anak disarankan untuk
melaksanakan tes tuberkulin (mantox) untuk
mengetahui hasil skoring, Bagi penderita DBD dengan
trombosit kurang dari 150.0000/ul dilakukan tindakan
rawat inap di puskesmas dan apabila kurang dari
100.000 dan ada tanda-tanda pendarahan harus dirujuk
ke Rumah Sakit.
 Untuk tersangka COVID -19 jika rapid test positif di
lanjutkan test PCR , jika test PCR positif dan tanpa
gejala isolasi mandiri sedangan dengan hasil PCR
positif dengan tanda dan gejala harus di rujuk di Rumah
sakit.
2. Pengobatan Penderita A. Pasien TB
 Menganamnesa pasien TB (Identitas dan berat
badan)
 Bila hasil laborat BTA positif dilakukan
pengobatan TBC
 Bila hasil BTA negatif dilakukan foto torak
 Bila hasil gambaran torak di dapatkan TB
Pulmunum dilakukan pengobatan sesuai klasifikasi
 Untuk TB anak pengobatn dilakukan dengan
sistem skoring

B. Pasien DBD
 Menganamnesa pasien DBD (ditunjukkan dengan
hasil laborat)
 Bila hasil laborat trombosit kurang dari
150.0000 /ul dilakukan tindakan rawat inap di
puskesmas dan apabila kurang dari 100.000 dan
ada tanda-tanda pendarahan harus dirujuk ke
Rumah Sakit
 Jika hasil negatif maka akan diberikan pengobatan
sesui simtomatis jika ditemukan penderita dengan
tanda kedaruratan atau penderita dari rumah sakit,
dilakukan PE dilaksanakan berdasarkan laporan
dari rumah sakit. Apabila memenuhi kreteria foging
maka dilakukan pengasapan dengan dua siklus
dengan interval satu minggu.
C Pasien COVID_19
- Menganamnesa pasien Covid _ 19 ( di
tunjukan dengan hasil rapid test)
- Bila hasil rapid test reaktif di lanjutkan
dengan test PCR, dan jika hasil PCR positif
harus di lakukan isolasi mandiri jika tanpa
gejala, sedangkan yang dengan gejala harus
di rujuk di Rumah Sakit.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN
A. Cara melaksanakan kegiatan:
 Pelayanan imunisasi bagi bayi
 Pelayanan imunisasi bagi anak sekolah
 Pelayanan imunisasi bagi ibu hamil
B. SASARAN
 Vaksinasi BCG dengan sasaran
 Anak anak:3-14 tahun
 Anak anak:6-7 tahun(usia masuk sekolah)
 Anak anak: 13- 14 tahun (usia keluar SD)

VI. PENUTUP
Kesimpulan Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan strata pertama
yang memiliki upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Di
dalam upaya kesehatan wajib, terdapat upaya pemberantasan dan pencegahan
penyakit menular yang  biasa disingkat P3M. Di dalam pelaksanaan upaya-upaya
pokok pemberantasan dan pencegahan penyakit menular yang dilaksanakan oleh
puskemas ini, banyak sekali rangkaian kegiatan yang telah dispesialisasikan
menurut penyakitnya. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan pengembangan
upaya kegiatan-kegiatan yang berada dalam upaya pokok p3m. Dalam
implementasi pelaksanaan upaya-upaya tersebut, kerjasama antara masyarakat
dan puskesmas sangatlah dibutuhkan

Ditetapkan di :BLORA

Pada tanggal : ......................

KEPALA PUSKESMAS GONDORIYO PENGELOLA P3M

Agus Yunanto Wibowo


Dr. Lilik Haryono
NIP. 19760311 201406 1 00
NIP. 19690210 201001 1 006

............................

Anda mungkin juga menyukai