Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG


PUSKESMAS SRONDOL
JL. Setia Budi No. 209 Smg  (024) 7472852

KERANGKA ACUAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
I. PENDAHULUAN
Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau
toksinya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang
ditularkan/ ditransmisikan kepada penjmu (host) yang rentan. Penyakit
menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan
penyakit dariorang atau hewan yang rentan (Potential Host), baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan
hidup.
Pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data mengenai
peristiwa kesakitan dan kematian penyakit menular/ penyakit tidak menular
ini diwilayah kerja serta menggunakannya sebagai informasi untuk
monitoring/ pengamatan distribusi penyakit dan mengambil tindakan
didalam wilayahnya disebut surveilans. Puskesmas harus mempunyai sistem
surveilans untuk penyakit-penyakit ini, serta menggunakan informasi yang
dapat diungkapkan untuk memonitor masalah penyakit menular didalam
masyarakat wilayah kerja.
Untuk pemantauan penyakit menular tertentu yang menjadi masalah
kesehatan di wilayah puskesmas disajikan didalam PWS mingguan penyakit
(contoh PWS penyakit campak, diare, DBD dll). Dengan penggunaan PWS
penyakit secara mingguan ini dapat dikenali/ diketahui secara dini kenaikan
/ distribusi suatu penyakit menular tertentu menurut tempat (desa). Dan
waktu adalah minggu.
II. LATAR BELAKANG
Di berbagai negara masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan
yang berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang
ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi
Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih
menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular,
baik karena kualitas lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun
akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit
menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut
ditetapkanlah Visi Indonesia Sehat 2015 yang merupakan cerminan
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan perilaku
yang sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Negara
kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut
diselenggarakan upaya pembangunan kesehatan yang berkesinambungan,
baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota maupun oleh masyarakat termasuk swasta.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap orang dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita
Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan yang bermutu dan optimal menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih
diprioritaskan pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa
meninggalkan kegiatan kuratif dan rehabilitatif, telah mendorong upaya dari
dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang penyehatan lingkungan
permukiman serta tempat – tempat umum dan industri pada khususnya
untuk lebih menggali kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat
meningkatkan dan memecahkan permasalahan kesehatannya sendiri.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status
kesehatan masyarakat berubah seperti: Mobilitas dan Peningkatan jumlah
penduduk, penyediaan air bersih, Pemanfaatan Jamban, pengolalaan sampah,
pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, polusi udara,air dan
tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan Penyakit
Menular.
Puskesmas Srondol merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan
pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan
kesehatan (Depkes RI, 2004).
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular.
B. TUJUAN KHUSUS
- Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah : DBD
dan TBC termasuk penyakit karantina dan resiko masalah kesehatan
masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional ( public
health risk of international concern).
- Menurunkan mata rantai penularan TBC
- Menurunkan angka insiden kasus DBD.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


KEGIATAN POKOK
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya :
Penatalaksanaan pengobatan TB dan Penanggulangan penyakit DBD.
RINCIAN KEGIATAN
1. Prosedur pengobatan TB meliputi kegiaatan-kegiatan sebagai berikut :
A. Penemuan penderita TB
No Kegiatan pokok Rincian Kegiatan
1. Penemuan Penderita  Tersangka TB dan DBD di sarankan untuk
pemeriksaan dahak untuk TB dan pemeriksaan
laborat darah
 Bagi tersangka TB anak disarankan untuk
melaksanakan tes tuberkulin (mantox) untuk
mengetahui hasil skoring, Bagi penderita DBD
dengan trombosit kurang dari 150.0000 /ul
dilakukan tindakan rawat inap di puskesmas dan
apabila kurang dari 100.000 dan ada tanda-tanda
pendarahan harus dirujuk ke Rumah Sakit.
2. Pengobatan Penderita A. Pasien TB
 Menganamnesa pasien TB (Identitas dan berat
badan)
 Bila hasil laborat BTA positif dilakukan
pengobatan TBC
 Bila hasil BTA negatif dilakukan foto torak
 Bila hasil gambaran torak di dapatkan TB
Pulmunum dilakukan pengobatan sesuai
klasifikasi
 Untuk TB anak pengobatn dilakukan dengan
sistem skoring
B. Pasien DBD
 Menganamnesa pasien DBD (ditunjukkan
dengan hasil laborat)
 Bila hasil laborat trombosit kurang dari
150.0000 /ul dilakukan tindakan rawat inap di
puskesmas dan apabila kurang dari 100.000 dan
ada tanda-tanda pendarahan harus dirujuk ke
Rumah Sakit
 Jika hasil negatif maka akan diberikan
pengobatan sesui simtomatis jika ditemukan
penderita dengan tanda kedaruratan atau
penderita dari rumah sakit, dilakukan PE
dilaksanakan berdasarkan laporan dari rumah
sakit. Apabila memenuhi kreteria foging maka
dilakukan pengasapan dengan dua siklus dengan
interval satu minggu.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


A. Cara melaksanakan kegiatan :
 Pelayanan imunisasi bagi bayi
 Pelayanan imunisasi bagi anak sekolah
 Pelayanan imunisasi bagi ibu hamil
B. SASARAN
-Vaksinasi B.C.G dengan sasaran
- Anak anak:3-14 tahun
- Anak anak:6-7 tahun (usia masuk sekolah)
- Anak anak: 13- 14 tahun (usia keluar SD)
VI. PENUTUP
Kesimpulan Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan strata pertama
yang memiliki upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Di dalam upaya kesehatan wajib, terdapat upaya pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular yang biasa disingkat P2M. Di dalam
pelaksanaan upaya-upaya pokok pemberantasan dan pencegahan penyakit
menular yang dilaksanakan oleh puskemas ini, banyak sekali rangkaian
kegiatan yang telah dispesialisasikan menurut penyakitnya. Rangkaian
kegiatan tersebut merupakan pengembangan upaya kegiatan-kegiatan yang
berada dalam upaya pokok p2m. Dalam implementasi pelaksanaan upaya-
upaya tersebut, kerjasama antara masyarakat dan puskesmas sangatlah
dibutuhkan.

Ditetapkan di : SEMARANG
Pada tanggal : 01 Juni 2016

KEPALA PUSKESMAS SRONDOL PELAKSANA P2M

dr. Noegroho Edy R, M.Kes .............................

Anda mungkin juga menyukai