Anda di halaman 1dari 4

Nama : Asy Shafa Audina Saragih

NIM : 0310182065

Kelas : Tadris Biologi 3/VI

Mata Kuliah : Ekologi Estuaria

Defenisi dan Karakteristik Estuaria

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Estuari

Estuaria adalah ekosistem perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut
dan masih mendapat pengaruh air tawar dari sungai sehingga air laut dengan salinitas
tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Perairan ini juga masih mendapat pengaruh dari
pasang dan surut. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan
suatu komunitas yang khas, karena kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain : 1)
tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang dari laut, yang berlawanan
menjadikan pola sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta
membawa pengaruh besar pada biotanya . 2). Pencampuran kedua macam air tersebut
menghasilkan sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai
maupun sifat air laut. 3). Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut
mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan
sekelilingnya. 4) Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasangsurut air
laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerah estuaria tersebut

Estuaria merupakan suatu habitat yang bersifat unik karena merupakan tempat
pertemuan antara perairan laut dan perairan darat. Adanya aliran air tawar yang terus
menerus dari hulu sungai dan adanya proses gerakan air akibat arus pasang surut yang
mengangkat mineral-mineral, bahan organik dan sedimen merupakan bahan dasar yang
dapat menunjang produktifitas perairan di wilayah estuaria yang melebihi produktifitas
laut lepas dan perairan air tawar. Hal ini mengakibatkan estuaria mempunyai peran
ekologis penting karena : sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat
sirkulasi pasang surut (tidal circulation), penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan
yang bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan
(feeding ground) dan sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar
(nursery ground) terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang. Perairan estuaria secara
umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman, tempat penangkapan dan
budidaya sumberdaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industri (Bengen,
2002).

Estuari adalah suatu daerah perairan tempat bertemunya air tawar dari sungaidan air
laut. Dalam hal ini pembentukan daerah estuari diawali dari suatu aliran sungai
yang menuju laut, daerah ini dapat berupa muara sungai yang sangat lebar, rawa-rawa
pantai atau daerah lain yang tidak terlepas dari pengaruh air laut (Salim,2012).
Estuaria juga dideskripsikan sebagai wilayah pesisir semi tertutup yang
mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawardari
daratan. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang
merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut (Effendi, 2012).

Dalam diktat kuliah limnologi, Estuarin atau estuaria juga dimaknai sebagai
daerah semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan lautan dan
didalamnnya terjadi percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal baik dari air
hujan maupun air tawar yang berasal dari aliran sungai. Percampuran terjadi paling
tidak selama setengah tahun. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
estuari merupakan wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas
dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan.Secara sederhana
estuaria didefinisikan sebagai tempat pertemuan air tawar dan air asin.

B. Klasifikasi Estuari

Klasifikasi estuari dapat dikelompokkan berdasarkan (Supriharyono, 2000):

a) Karakteristik geomorfologinya
b) Stratifikasinya
c) Salinitas (kadar garamnya)
d) Pola percampuran airnya

Pengelompokkan estuari berdasarkan karakteristik geomorfologinya

1. Estuaria dataran pesisir


Estuari ini merupakan estuari yang paling umum dijumpai, dimana
pembentukannya terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang menggenangi
sungai di bagian pantai yang landai. Contoh estuaria daratan pesisir, yaitu di Teluk
Chesapeake, Maryland dan Charleston, Carolina Selatan.
2. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup
Estuari ini terbentuk oleh adanya beting pasir yang terletak sejajar dengan garis
pantai, sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut.
Contohnya di sepanjang pantai Texas dan pantai Teluk Florida.
3. Fjords
Merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut. Contohnya di
Alaska,Kanada, Norwegia.
4. Estuaria tektonik
Terbentuk akibat aktivitas tektoknik (gempa bumi atau letusan gunung berapi)yang
mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh air laut
pada saat pasang. Contoh Teluk San Fransisco di California.

Pengelompokkan estuari berdasarkan stratifikasinya


1. Estuaria berstratifikasi sempurna/nyata atau estuaria baji garam, dicirikan olehadanya
batas yang jelas antara air tawar dan air asin. Estuaria tipe iniditemukan di
daerah-daerah dimana aliran air tawar dari sungai besar lebih dominan dari pada
intrusi air asin dari laut yang dipengaruhi oleh pasang-surut.Contoh Muara Sungai
Misisipi, Amerika
2. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial merupakan tipe yang paling umum
dijumpai. Pada estuaria ini, aliran air tawar dari sungai seimbang dengan airlaut
yang masuk melalui arus pasang. Pencampuran air dapat terjadi karena adanya
turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh aksi pasang-surut.Contoh Estuari
Chesapeaks, Amerika.
3. Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen vertikal. Estuaria tipe ini
dijumpai di lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut sangat dominan dan kuat,sehingga
air estuaria tercampur sempurna dan tidak terdapat stratifikasi.

Pengelompokkan estuari berdasarkan salinitasnya


1. Oligohalin yang berkadar garam rendah ( 0,5%-3 % ).
2. Mesohalin yang berkadar garam sedang ( 3%-17 %).
3. Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %.

Pengelompokkan estuari berdasarkan pola percampuran airnya


1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary) yang ditandai
dengandesakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi
pertemuanantara air sungai dan air laut. Salinitas air dari estuaria ini sangat
berbedaantara lapisan atas air dengan salinitas yang lebih rendah dibanding
lapisan bawah yang lebih tinggi.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary).Pola
ini ditandai dengan pencampuran yang merata antara air laut dan air tawar sehingga
tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, tetapi stratifikasinya dapat secara
horizontal yang derajat salinitasnya akan meningkat pada daerah dekatlaut.
3. Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau pola percampuran
tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat labil atau sangat
tergantung pada desakan air sungai dan air laut. Pada pola ini terjadi
percampuran air laut yang tidak merata sehingga hampir tidak terbentuk
stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun secara vertikal.
4. Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi unik, kadang terjadi pola
tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada jika pada daerah muarasungai
tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang menonjol membetuk
semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan permukaan yang mencuat ini
dapat menstagnankan lapisan air pada dasar perairan sehingga,terjadi stratifikasi
salinitas secara vertikal. Pola ini menghambat turbulensi dasar yang hingga
salinitas dasar perairan cenderung tetap dengan salinitas.
Referensi:

Bengen DG. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan laut Serta
Pengelolaannya. PKSPL IPB. Bogor.
Salim, Agus. 2012. Estuari. Ambon : Widyaiswara BPPP.
Supriharyono, M. S. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
diWilayah Pesisir Tropis.Jakarta. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai