Oleh:
Nim : 1102467/2011
TAHUN 2020
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “sensor gaya dan tranducer gaya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas sensor dan tranducer dengan judul “sensor gaya dan tranducer gaya”.Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu
selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki.Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya.
Padang,April 2020
Penulis
Daftar isi
HAL
COVER ……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………….……………………
C TUJUAN ………………………………………………………………………..
BAB II
KAJIAN TEORI……………………………………………………………..
Sensor posisi………………………………………………………....
Tranduser posisi……………………………………………………….
Sensor gaya………………………………………………………………
Tranduser gaya………………………………………………………
Sensor aliran…………………………………………………………....
Tranduser aliran……………………………………………………
1. Memberikan penjelasan tentang tranduser aliran………………
2. Penerapan tranduser aliran……………………………………….
3. System akuisisi data……………………………………………..
4. Karakteristik tranduser aliran…………………………………..
5. Prinsip fisis ……………………………………………………….
6. Menjelaskan prinsip kerja………………………………………..
7. Mengidentifikasi………………………………………..................
8. Melakukan pengukuran……………………………………….....
9. Analisis…………………………………………………………….
G.KNOCK SENSOR….…….……………………………………………………
1. Memberikan penjelasan fungsi…………………………………………
2. Memberikan contoh penerapan…………………………………………
3. Sistem akusisi data ………………………………………………………
4. Karakteristik Sensor.………………………………………………….
5. Prinsip fisis sensor……………………………………………………..
6. Menjelaskan prinsip kerja……………………………………………
7. Identifikasi………………………………………………………………
8. Melakukan pengukuran ………………………………………………
9. Analisis…………………………………………………………………
1. eksitasi,
2. penyaringan/filtering,
3. lingkungan, dan
Gambar2.10. Carakerjahalleffectsensor
2) Potentiometers
Potensiometeradalahsensoryang menggunakankontakgeseruntukmembuatpembagi
tegangandisesuaikan.Tegangandisesuaikanini mengukurposisi.Potensiometer
memberikan tarik sedikit untuk sistem yang mereka secara fisik terhubung ke.
Sementarainidiperlukanuntukdigunakansensorjenisini,potensiometeryang murah
dibandingkan dengan sensor posisi lain dan dapatmenawarkan akurasibesar.
Gambar2.11. Carakerjapotensiometer
3) OpticalEncoders
Gbr. OpticalEncoder
Linear transformatorvariabeldiferensial(LVDTs)dansensor
sejenisnyarotary(RVDTs)
menggunakaninduksimagnetikuntukmenentukanposisi.Keduasensoriniefektif
untuk aplikasi industridan
kedirgantaraankarenaketahananmereka.Keduanyamembutuhkan pengkondisian
sinyal,yangdapatmenambahbiaya. Sebagai tambahan, sensor iniharus akurat
selaras dalam berat, dalam bentuk kemasan yang cukup mahal dan berisi
kumparanyang mahaluntukmemproduksi.Selainbiayauntukjenissensorini,namun
dikenaluntuk
presisitinggi.Salahsatujenissensorposisiyangtidakmenderitamasalahkeausanmekan
isadalah
"LinearVariableDifferentialTransformer"atauLVDTuntukpendek.Iniadalahjenis
sensorposisiinduktif yang bekerjapadaprinsipyang samaseperti trafoACyang
digunakan untuk mengukur pergerakan. Ini adalah perangkatyang sangat
akuratuntuk mengukur perpindahanlinier dan yangoutputsebandingdengan posisi
intibergeraknya.
Fasesinyaloutputdapatdibandingkandenganfasekumparan eksitasiprimer
memungkinkan sirkuit elektronik yang
sesuaisepertiAD592LVDTSensorAmplifier tahumanasetengahdarikumparan
intimagnetikdan dengandemikianmengetahui arah perjalanan.
Gambar 2.114Linear VariableDifferential Transformers(LVDTs)
5) Eddy-CurrentSensors
6) ReflectiveLightProximitySensors
Sumber:https://www.nde-d.org/GeneralResources/MethodSummary/ET1.jpg
GbrG
Gbr.Selenoit Actuator
2.Motorized actuator
3.Strepper motors
Gbr.Strepper Motor
2. Thermal actuators
B. SENSOR DAN TRANDUSER GAYA
1.PENJELASAN TENTANG SENSOR GAYA
Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan
Gaya dalam ilmu fisika ialah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda yang bermassa
mengalami perubahan .
Dan skala tuas mekanik digunakan untuk mengukur gaya
Biasanya sensor gaya berhubungan dengan tekanan atau yang dinamakan srain gage. adalah alat
atau sensor yang berfungsi untuk mengukur suatu tekanan atau berat suatu benda. Alat atau
sensor yang satu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan bernama Edward E. Simmons
sekitar tahun 1983.
Prinsip kerja strain gauge memanfaatkan sifat konduktansi elektrik.Gaya yang diberikan pada
suatu benda berbahan logam atau material konduktif tidak hanya menimbulkan deformasi bentuk
fisik, namun juga dapat menimbulkan perubahan sifat resistansi elektrik pada benda tersebut.
Seperti yang telah katakan tadi bahwa strain gauge adalah sebuah sensor atau alat yang
digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan suatu benda, umumnya sensor ini tidak
memerlukan kalibrasi dan pemeliharaan skala. Alat atau sensor yang satu ini juga bisa
dimanfaatkan untuk mengukur berat benda.Dalam dunia elektronika.sensor strain gauge banyak
digunakan untuk keperluan industri.
Berikut beberapa fungsi atau kegunaan dari strain gauge.
Strain gauge dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan
untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau
peregangan (tensile strain).
Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa
digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni)..
2.PENERAPANSENSOR GAYA
Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage dengan tipe-tipe:
1.Bonded strain gage
3
Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan simetris.
Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan bertambah
3.CONTOH SENSOR GAYA
1.pintu otomatis pada mobil alpahrt secara otomatis jika ditekan remot buka ataupun menutup
.dan alat sensor tersebut melakukan deteksi terhadap suatu gerakan yang disebut namanya
passive sensor
2.sensor kecepatan
Sensor ini berhubungan dengan gaya kerena terjadi setiap per menit bisa terjadi perubahan gerak.
3.sensor seat bell
Sensor ini berhubungan dengan gerakan tarikan pada tali sit bell,dan menghasilkan bunyi apabila
tidak mengguakan sitbell
Seperti yang telah katakan tadi bahwa strain gauge adalah sebuah sensor atau alat yang
digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan suatu benda. Alat atau sensor yang satu ini juga
bisa dimanfaatkan untuk mengukur berat benda.Dalam dunia elektronika.sensor strain gauge
banyak digunakan untuk keperluan industri.
Strain gauge dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan
untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau
peregangan (tensile strain).
Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa
digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni
m, c, k
Konstanta K ditentukan dari kalibrasi statis sensor dimana Ẍ dan Ẋ dianggap nol.
Konstanta M dan C ditentukan dari data time-series yang dikumpulkan dari kumpulan data
getaran bebas (dampedfreevibration) dimana gaya luar tidak bekerja.
Misalkan k |X |
adalah output absolut puncak-puncak getaran, maka penurunan puncak-puncak
getaran dapat dinyatakan sebagai
X1 X2 Xk πγ
| |=| |=⋯=|
X2 X3 X k+1
|=exp
√ 1−γ 2 ( ) (3)
Xk
ln| |
X k +1
γ=
2
Xk
√ (
π 2 + ln|
X k +1
|
)
10.MENGANALISIS SENSOR GAYA
Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan
Gaya dalam ilmu fisika ialah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda yang bermassa
mengalami perubahan . Biasanya sensor gaya berhubungan dengan tekanan atau yang dinamakan
srain gage. adalah alat atau sensor yang berfungsi untuk mengukur suatu tekanan atau berat suatu
benda. Alat atau sensor yang satu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan bernama
Edward E. Simmons sekitar tahun 1983.
Prinsip kerja strain gauge memanfaatkan sifat konduktansi elektrik.Gaya yang diberikan
pada suatu benda berbahan logam atau material konduktif tidak hanya menimbulkan deformasi
bentuk fisik, namun juga dapat menimbulkan perubahan sifat resistansi elektrik pada benda
tersebut. Seperti yang telah katakan tadi bahwa strain gauge adalah sebuah sensor atau alat yang
digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan suatu benda. Alat atau sensor yang satu ini juga
bisa dimanfaatkan untuk mengukur berat benda.Dalam dunia elektronika.sensor strain gauge
banyak digunakan untuk keperluan industri.
Berikut beberapa fungsi atau kegunaan dari strain gauge. Strain gauge dalam operasinya
memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan
yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau peregangan (tensile strain). Sensor
ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa
digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni). Berbagai aplikasi
pengukuran gaya secara umum. Kata kunci : Strain Gauge, Transduser Oktagonal Ring,
Pengukuran Gaya.
Transduser Gaya / tekanan berfungsi Transduser yang menghasilkan tegangan tertentu ketika
tekanan benda berubah.
Transducer gaya digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong
atau diapragma, ditunjukkan pada gambar 2.20.
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.
Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk mengukur tinggi suatu cairan.
Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan statis ataupun perbedaan tekanan
Transducer gaya digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong
atau diapragma, ditunjukkan pada gambar 2.20.
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.
Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk mengukur tinggi suatu
cairan.Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan statis ataupun perbedaan tekanan.
Karakteristik sensor gaya berhubungan juga dengan lingkungan dan performance dari suatu
trenducer,baik ketika beroperasi maupun tidak,terhadap kondisi external,misalya tekanan,getaran
dan kecepatan dan lain lain.
Transducer tekanan digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas.Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong
atau diapragma, ditunjukkan pada gambar 2.20.
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.
Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk mengukur tinggi suatu cairan.
Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan statis ataupun perbedaan tekanan
Klasifikasi transduser tekanan dapat dilakukan berdasarkan desain.Ini tersedia dalam berbagai
ukuran dan bentuk; Namun, teknologi dalam transduser juga dapat bervariasi.Ada empat jenis
transduser tekanan yang meliputi yang berikut.
Pengukuran Regangan
Kapasitansi
Potensiometrik
Kawat Resonansi
Ada tiga jenis output listrik yang digunakan untuk jenis transduser ini seperti mV (mill volts), V
(volts) & mA (arus). Masalah dapat dihindari dengan memilih output listrik untuk aplikasi
tertentu serta kabel transduser untuk jenis output listrik. Untuk setiap jenis output listrik,
petunjuk pemasangan kabel berikut dan aplikasi yang sesuai dibahas.
mV (mill volts)
Secara umum, transduser dengan output listrik mV dapat digunakan dalam aplikasi laboratorium.
Ini murah, ukurannya kecil, dan membutuhkan RPS (regulator power supply).Tingkat sinyal mV
sangat rendah, dan terbatas pada jarak kecil seperti 200 kaki.Itu sangat datar untuk mengembara
intrusi listrik dari yang dekat dengan sinyal listrik.
tranduser gaya ialah suatu proses perubahan energy menjadi energi lainyanya,dan tranducer juga
terbagi 2 yaitu:
1.TransduserPasif
Transduser pasif adalah transduser yang baru akan bekerja jika mendapatkan energi tambahan
dari luar. Transduser jenis ini tidak bisa menghasilkan tenaganya sendiri namun transduser ini
dapat melakukan perubahan nilai resistansi, induktansi atau kapasitansi jika mengalami
perubahan.Transduser Pasif memiliki berberapa jenis, yaitu resistif, kapasitif, induktif dan foto.
2.TransduserAktif
Transduser aktif merupakan transducer yang mampu bekerja tanpa bantuan energi dari luar dan
bekerja dengan menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transduser ini tidak
membutuhkan catu daya (sumber daya) dan dapat menghasilkan energy listrik
.
9 PENGUKURAN TRANDUSER GAYA
sensor LVDT 1 dengan inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm. Rentang Pengukuran Jarak
Berdasarkan data pengukuran dan grafik fungsi transfer yang diperoleh, LVDT 1 memiliki
rentang pengukuran dari 0 hingga 27 mm (untuk inti besi dengan panjang 6,7 cm) dan dari 0
hingga 80 mm (untuk inti besi dengan panjang 30 cm). Data rentang pengukuran jarak untuk dua
LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.Jumlah lilitan primer Jumlah lilitan sekunder-1 Jumlah
lilitan sekunder-2 Diameter kumparan Panjang inti besi Tabel 2 Data hasil pengukuran dan
perhitungan untuk ketiga sensor LVDT. LVDT 1 LVDT 2 LVDT lilitan 224 lilitan 133 lilitan
380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan 2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm 6,7 cm 30
cm 6,7 cm 30 cm 6,
Analisis dilakukan secara teoritis untuk menentukan output sinyal transduser dan secara
eksperimental untuk mengetahui output strain gauge yang telah terpasang pada transduser. Bahan
transduser menggunakan material medium carbon steel JIS S45C. Pemasangan sensor strain
gauge pada transduser oktogonal ring yang dirancang sedemikian rupa untuk melihat sensitivitas
pengukuran tranduser tersebut. Kemudian gaya sinyal yang diterima dan diproses menggunakan
sistem data akusisi untuk mengetahui karakteristik transduser. Hasil sensitivitas dan interference
error tranduser menunjukkan hasil rata rata pada sumbu Z sebesar 0,0005 V/N dan pada sumbu
X sebesar 0,00091 V/N dengan nilai error pada setiap channel sumbu Z sebesar 1,59 % dan
sumbu X sebesar 30,03 %. Dari hasil sensitivitas yang diperoleh selanjutnya membandingkan
selisih antara perhitungan regangan dengan pengukuran dengan hitungan hasil rata rata yang
diperoleh pada sumbu Z sebesar 3,9×〖10〗^(-6) mm/N dan pada sumbu X sebesar
1,2×〖10〗^(-5). Selanjutnya dari hasil perbandingan diperoleh interference error, pada sumbu
Z sebesar 17,88 % dan pada sumbu X sebesar 24,31%. Maka dengan hasil yang diperoleh, maka
sensitivitas transduser octagonal ring ini dapat digunakan diandalkan dan dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi pengukuran gaya secara umum. Kata kunci : Strain Gauge, Transduser
Oktagonal Ring, Pengukuran Gaya.
Ada berbagai macam sensor aliran dan aliran meter, termasuk beberapa yang
memiliki baling-baling yang didorong oleh cairan, dan dapat mendorong potensiometer
putar, atau perangkat sejenis. Sensor aliran lain didasarkan pada sensor yang mengukur
transfer panas yang disebabkan oleh media bergerak. Prinsip ini umum untuk
MIKROSENSOR untuk mengukur aliran.
Arus meter berhubungan dengan perangkat yang disebut velocimeters yang
mengukur kecepatan cairan yang mengalir melalui mereka. Berbasis laser
interferometri sering digunakan untuk pengukuran aliran udara, tetapi untuk cairan,
sering kali lebih mudah untuk mengukur aliran. Pendekatan lain adalah metode
berbasis Doppler untuk pengukuran aliran. Hall sensor efek juga dapat digunakan,
pada katup flapper, atau baling-baling, untuk merasakan posisi baling-baling, seperti
pengungsi akibat aliran fluida.
Gambar. 2
Informasi massa udara yang diperlukan untuk unit kontrol mesin (ECU) untuk
menyeimbangkan dan memberikan massa bahan bakar yang benar untuk mesin. Air
berubah densitasnya karena memperluas dan kontrak dengan suhu dan tekanan. Dalam
aplikasi otomotif, kerapatan udara bervariasi dengan suhu lingkungan, ketinggian dan
penggunaan induksi paksa, yang berarti bahwa sensor aliran massa lebih tepat daripada
sensor aliran volumetrik untuk menentukan jumlah udara masuk di setiap silinder.
3. CONTOH SENSOR ALIRAN
a. Hot wire/kawat panas
c. Karmen vortex Menghasilkan portisitas di ilir oleh karena itu mendeteksi jumlah fluida
yang mengalir.
d. Pitot tube, Untuk mengukur kecepatan udara
e. MAF,
Untuk mengetahui debit massa udara yang masuk ke mesin pembakaran internal bahan bakar
injeksi.
a. Karakteristik Statis.
c. Karakteristik lingkungan
Fisis adalah perubahan suatu zat yang tidak menghasilkan zat baru. Jadi
prinsip fisis sensor aliran adalah suatu pernyataan umum yang dijadikan seseorang
sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak yang merubah suatu energy atau
udara kebentuk energy lain.
Pengukuran dan control aliaran dapat dikatakan sebagai inti dari proses
industri. Berlangsungnya proses operasi manufaktur melibakan pergerakan dari
bagian tak terpakai materi, produk dan limbah yang dihasilkan dalam proses .
Semua fungsi itu dapat dikatakan sebagai aliran, meski bergerak secara otomatis
melalui susunan garis atau melalui sebuah pipa metilklorida.
Pengukuran aliran padat yang paling biasa terjadi ketika materi dalam bentuk
partikel kecil, seperti materi bubuk atau serbuk, dibawa dengan sebuah system
sabuk converyor atau dengan beberapa host materi lain. Sebagai contoh, jika
materi padat disisipkan dalam sebuah host cair, kombinasi ini dinamakan slurry,
yang dipompa kedalam pipa seperti sebuah cairan. Kita pertimbangkan system
conveyor dan menjadikan slurry diperlakukan sebagai aliran.
Q=WR/L
Dimana
Q = aliran dalam kg/min
R=Kecepatanconveyerdalamm/min
Pada dasarnya, ada dua jenis CKP , sensor induktif (case engie RQB, dengan dua
kabel) dan sensor optik (sensor efek Hall, dengan tiga kabel), masing- masing menghasilkan
jenis sinyal yang berbeda.
Sensor induktif tereksitasi oleh roda target dalam jarak dekat, dan CKP mulai
menghasilkan sinyal tegangan analog. Dalam sensor induktif semacam ini, sinyal tegangan
ini dibuat tanpa bantuan sumber daya eksternal, ini hanya dibuat oleh efek induktif yang
disebabkan oleh magnetisme antara roda target putar dan sensor itu sendiri. Selama mesin
berputar, sinyal sedang diproduksi dan dikirim ke ECM / ECU, tetapi ketika mesin mati ,
begitu jugaa CKP
Bentuk dari konektor sensor CKP ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Bisa dilihat pada konektor sensor CKP pada gambar diatas pada soket sensor ini
terdapat tiga buah pin konektor yang memiliki fungsi berbeda-beda dan menghubungkan ke
masing-masing koneksi yang berbeda-beda pula.
Pin konektor nomor 1 berfungsi untuk menerima tegangan dari ECM sebesar 5 V – 8
V
Pin konektor nomor 2 atau bisa juga di sebut dengan pin konektor ground, karena
konektor ini berfungsi menerima arus minus (ground)
Pin konektor nomor 3 atau pin konektor output karena pin inilah yang berfungsi
mengirimkan sinyal posisi crankshaft pada ECM
ECM menggunakan sinyal yang dikirim dari CKP Sensor untuk mengaktifkan Relay
Auto Shut Down (ASD) atau yang lebih sering dikenal dengan Relay EFI. Rela EFI
itulah yang bertugas untuk mengaktifkan IG Coil yang berfungsi untuk memulai
proses pengapian di dalam silinder mesin (ruang bakar).
Pada saat mesin berputar, maka rotor akan ikut berputar. Putaran ini
menyebabkan gigi-gigi akan memotong medan magnet yang terdapat pada CKP sensor.
Perubahan medan magnet ini akan menyebabkan terjadi induksi elektromagnet pada
pickup coil. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tegangan induksi. Tegangan inilah
yang akan dikirimkan ke ECU sebagai informasi mengenai putaran dan posisi crankshaft.
Pada CKP sensor tipe hall effect tidak bergantung dengan perubahan medan
magnet. Sensor yang digunakan yaitu hall effect yang mampu merubah tegangan
tergantung dengan frekuensi dan kecepatan putaran. Prinsip inilah yang menyebabkan
hall effect dapat digunakan menjadi salah satu sensor pada crankshaft position sensor.
Umumnya, untuk CKP sensor yang menggunakan hall effect menggunakan tiga
kabel. Hal ini dikarenakan hall effect memubutuhkan tegangan input agar dapat bekerja.
Tiga teminal yang digunakan yaitu tegangan input, ground atau massa, dan tegangan
output. Selain itu CKP tipe hall effect membutuhkan amplifier untuk memperkuat sinyal
yang di hasilkan.
Ketika mesin berputar maka rotpr akan ikut berputar. Putaran ini akan dideteksi
oleh hall effect dan akan menghasilkan sinyal yang frekuensinya sesuai dengan kecepatan
rotor.
2.6 Indetifikasi Crankshaft Position Sensor
Sensor ini terletak dekat pulley crankshaft ( depan bawah mesin ), sensor ini
berfungsi untuk mendeteksi posisi poros engkol yang nantinya dapat diperoleh data
kecepatan putar mesin / RPM ( Rotation per Minute ) dan posisi TMA silinder .
Sensor CKP ini pada umumnya di pasang berdekatan dengan posisi crankshaft dan
menempel dengan blok mesin secara langsung. Sensor ini harus tahan terhadap panas yang
di hasilkan oleh mesin, jika sensor ini tidak tahan panas bisa di pastikan bahwa sensor ini
akan lebih cepat rusak.
Bila sensor CKP rusak, maka gejala yang paling jelas adalah mobil tidak dapat
dicrank/distart. Mobil dapat di star tapi tidak bisa hidup.
Berikut gejala yang lebih spesifik, jika kondisi sensor CKP buruk atau rusak :
Relay Auto Shutdown tidak aktif dengan demikian tidak dapat memberikan daya
untuk mengaktifkan :
o Injector bahan bakar
o Coil pengapian
o Relay pompa bahan bakar demikian dengan pompa bahan bakar
Tidak ada percikan bunga api dari semua busi
Pompa bahan bakar tidak aktif selama cranking
PCM/ECU tidak dapat mengaktifkan injector
Dua gejala penting yang harus dicari ketika busi tidak memercikkan bunga api
dan tidak ada sinyal dikonektor injector (ditest dengan menggunakan lampu LED). Jika
satu busi memercikkan bunga api, atau salah satu injector mengeluarkan sinyal, itu berarti
sensor CKP tidak rusak.
2.7.2Alat yang digunakan untuk pengetesan sensor CKP
Sensor CKP pada mobil anda terdapat 3 kabel hall-effect. Karena sensor
crankshaft adalah sensor jenis hall- effect, menghasilkan sinyal tegangan on/off, dan
dapat diukur dengan menggunakan multimeter, osiloscop, lampu LED
Ketika memutar kunci kontak ke posisi "start", masing-masing dari 3 kabel yang
terhubung ke sensor CKP memiliki peran kerja spesifik, yaitu :
Harus diketahui, jika sensor CKP rusak, maka mobil hanya dapat dicrank, tetapi
mesin mobil tidak dapat berputar (hidup) karena kurangnya pengapian dan suplai bahan
bakar.
Pastikan roda direm parkir dan ganjal roda belakang dengan balok, dongkrak mobil
dan posisikan jack stand pada titik tumpuan jack stand
Lepaskan konektor pada coil pengapian. Hal ini penting! Jangan melanjutakan
pengetesan jika belum melepas konektor pada coil pengapian
Cari letak sensor CKP pada mesin, keluarkan kabel yang ditutupi dengan plastik
selongsong warna hitam atau solasi kabel hitam
Jika kesulitan mengeluarkan kabel dari selongsong, saya sarankan melepas konektor
sensor CKP terlebih dahulu. Apabila sudah kabel sudah terlepas dari plastik
pelindung, pasang kembali konektor ke posisi semula. Sensor CKP harus terhubung
dengan arus listrik untuk mengetes sensor bekerja atau tidak
Posisikan multimeter ke mode tegangan DC, sobek atau tusuk kabel no 1 dengan
peniti, dan tempelkan Lead multimeter yang berwarna merah ke kabel no 1 (yang
mengirim sinyal ke CKP ke PCM)
Pasangkan LEAD meltimeter hitam ke body mesin (Ground)
Setelah itu putar pulley crankshaft searah jarum jam, amati layar multimeter. jangan
sekali-kali mengenkol mesin dengan motor starter atau memutar kunci kontak ke
posisi "START", karena hal ini meyebabkan hasil pengetesan tidak akurat
Jika sensor CKP bekerja dengan benar, multimeter akan menunjukkan tegangan On
sebesar 5 Volt, dan saat posisi off akan menghasilkan tegangan sebesar 0.5 Volt.
Kunci utama untuk melihat perubahan tegangan adalah memutar pulley crankshaft
secara perlahan dan stabil
Posisikan multimeter pada mode DC, hubungkan kabel no 3 dengan LEAD berwarna
merah pada multimeter. Jangan memeriksa tegangan kabel pada konektor sensor,
tusuk kabel dengan alat yang tepat
Tempelkan LEAD hitam pada multimeter ke body mesin (ground)
Putar kunci kontak ke posisi ON
Jika semua rangkaian bagus, multimeter akan menunjukkan 5 - 8 Volt
Multimeter dalam posisi DC, hubungkan LEAD hitam pada multimeter ke kabel no 2
Tempelkan LEAD merah pada multimeter ke terminal baterai positif
Putar kunci kontak ke posisi ON
Jika sirkuit (rangkaian) bagus, maka multimeter akan menunjukkan tegangan baterai
sebasar 12 volt ke atas.
Salah satu penerapan MAP adalah pada mesin mobil Ford yang berguna untuk mendeteksi
seberapa tingkat kevakuman yang terjadi pada intake manipol. Umumnya, kevakuman, tersebut
disebabkan adanya hisapan yang terjadi pada mesin mobil ford yang selanjutnya di ubah menjadi
nilai tegangan tertentu yang lantas di kirim ke bagian ECU mesin.
Alur selanjutnya setelah sampai di ECU mesin, informasi yang di dapat melalui tegangan
output MAP sensor akan diteruskan ke bagian injector mesin. Tujuannya adalah agar mesin
mendapatkan asupan bahan bakar yang sesuai dengan seberapa besar kebutuhan mesin. Dengan
kata lain, saat mobil Ford Anda dilengkapi dengan MAP sensor, tujuannya adalah agar konsumsi
bahan bakar yang dibutuhkan mesin sekaligus tegangan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam keadaan tersebut, kondisi mesin kendaraan akan tetap bagus.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah MAP sensor mengalami
kerusakan atau tidak yaitu salah satunya dengan menggunakan scanner EFI. Selain itu dapat
dilakukan dengan memeriksa tegangan input yang menuju ke terminal VC dan memeriksa
tegangan output yang keluar dari terminal PIM. Berikut ini contoh pemeriksaan MAP sensor
pada toyota tipe 4AFE :
Jika kerusakan pada MAP sensor sudah diperbaiki, maka untuk menghapus data yang
tersimpan di ECU dapat dilakukan dengan menggunakan scanner EFI atau melepas sekering EFI
kurang lebih selama 10 detik. Namun untuk lebih jelasnya tentang cara pemeriksaan MAP sensor
dapat dilakukan dengan melihat buku manual kendaraan tersebut.
MAP Sensor merupakan piezoresistivesilicon chip yang nilai tahanannya berubah akibat
perubahan tekanan dan sebuah Integrated Circuit (IC). Piezoresistive adalah bahan yang nilai
tahanannya tergantung dari perubahan bentuk. Piezoresistive dibuat diafragma (Silicon chip)
yang berfungsi sebagai membrane antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan
ruangan yang berhubungan dengan intake manifold. MAP Sensor dihubungkan ke intake
manifold menggunakan selang. Semakin besar kevakuman (semakin rendah tekanan) pada intake
manifold maka tahanan pada MAP Sensor lebih tinggi, sehingga tegangan output MAP Sensor
semakin kecil. Apabila tekanan negatif intake air manifold tinggi, tegangan output pada MAP
Sensor menjadi rendah, sehingga PCM menganggap (menentukan) volume udara adalah kecil
dan mengurangi (menurunkan) volume fuel jet. Apabila tekanan negatif intake manifold rendah,
tegangan output pada sensor MAP akan menjadi tinggi, sehingga PCM menganggap volume
udara masuk intake manifold besar, dan menaikan volume injeksi bahan bakar.
Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat perubahan
lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal.
MAP sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling
tinggi (kunci kontak “ON” mesin “MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu
pula sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).
Sensor MAP memiliki konektor tiga-kawat, yaitu : ground, sinyal referensi dari komputer
(5 Volt) dan sinyal kembali. Tegangan output biasanya meningkat saat throttle dibuka dan
vakum menurun. Sebuah sensor MAP yang membaca 1 atau 2 volt pada idle dapat membaca 4,5
Volt sampai 5 Volt saat throttle terbuka lebar. Keluaran pada umumnya yaitu sekitar 0,7-1,0 Volt
untuk setiap 5 inci Hg perubahan dalam vakum.
MAP sensor terdiri dari dua sisi yang dipisahkan oleh suatu diafragma fleksibel. Satu sisi
adalah “referensi udara” (yang dapat disegel atau dibuang ke udara luar), dan yang lainnya
adalah ruang vakum yang terhubung ke intake manifold pada mesin dengan selang karet atau
koneksi langsung. MAP sensor dapat dipasang di spatbor atau intake manifold.
Pada MAP sensor terdapat chip silicon yang dipasangkan pada ruang hampa udara
(vacuum chamber). Jika terjadi perubahan tekanan maka resistansi chip silicon akan berubah
(perubahan tekanan dan resistansi sebanding). Nilai perubahan resistansi ini kemudian diubah
menjadi sinyal tegangan. Hasil pembacaan sensor ini akan digunakan computer untuk
menentukan berapa banyak bahan bakar yang diinjeksikan.
Sensor MAP menggunakan keadaan vakum sempurna sebagai tekanan referensi.
Perbedaan tekanan antara vacuum chamber dengan tekanan intake manifold akan membuat
sinyal tegangan berubah. Jadi, sensor MAP mengubah tekanan pada intake manifold menjadi
tegangan.
Sensor MAP memiliki konektor tiga-kawat, yaitu : ground, sinyal referensi dari komputer
(5 Volt) dan sinyal kembali. Tegangan output biasanya meningkat saat throttle dibuka dan
vakum menurun. Sebuah sensor MAP yang membaca 1 atau 2 volt pada idle dapat membaca 4,5
Volt sampai 5 Volt saat throttle terbuka lebar. Keluaran pada umumnya yaitu sekitar 0,7-1,0 Volt
untuk setiap 5 inci Hg perubahan dalam vakum.
Pemeriksaan MAP Sensor dengan melakukan pengukuran tegangan pada terminal MAP
Sensor. Pemeriksaan tegangan antara terminal A – C yang merupakan teganagan input MAP
Sensor dari PCM adalah sebesar 4 – 5 Volt. Pemeriksaan tegangan antara terminal B – A
besarnya adalah sesuai dengan besarnya kevakuman pada intake manifold yang merupakan
tegangan output MAP Sensor menuju PCM untuk dijadikan sinyal ke aktuator untuk melakukan
tugasnya sesuai perintah PCM dan kebutuhan mesin.
a. Melepaskan selang vakum (dari intake manifold) pada MAP sensor, dan menganti
dengan Pompa Vakum.
b. Memposisikan kunci kontak pada posisi ON (soket terpasang pada MAP sensor
dan PCM, kondisi mesin dalam keadaan mati).
c. Pemeriksaan tegangan input AFM antara terminal A – C adalah sebesar 4 – 5
Volt.
d. Memberi kevakuman pada MAP sensor dengan menggunakan Pompa Vakum
e. Memeriksa variabel tegangan output MAP sensor (antara terminal B – A).
Bandingkan hasil pemeriksaan dengan tabel dan grafik spesifikasi di bawah ini.
Besar
Tegangan
Vakum
(Volt)
(mmHg)
100 0,3 – 0,5
200 0,7 – 0,9
300 1,1 – 1,4
400 1,5 – 1,7
500 1,9 – 2,1
Pada table spesifikasi diatas terdapat perbedaan dengan penggambaran grafik di atas. Jika
pada table semakin besar vakum semakin besar pula tegangannya, tetapi pada grafik semakin
besar vakum maka semakin kecil tegangan outputnya. Pada table tegangan yang tertulis bukan
merupakan tegangan output menuju PCM, untuk mengetahui tegangan output maka tegangan
input perlu dikurangi tegngan hasil pembacaan voltmeter. Sedangkan pada grafik pembacaan
tegangan output MAP Sensor sudah benar, yaitu semakin besar vakum maka akan semakin kecil
tegangan outputnya.
Sensor Tekanan Uap dapat terletak di tangki bahan bakar, dekat rakitan tabung
arang, atau di lokasi terpencil.
Sensor ini menggunakan chip silikon dengan tekanan referensi yang dikalibrasi di satu sisi
chip, sisi lain chip terkena tekanan uap. Perubahan tekanan uap menyebabkan chip melentur dan
memvariasikan sinyal tegangan ke ECM. Sinyal tegangan keluar tergantung pada perbedaan
antara tekanan atmosfer dan tekanan uap. Ketika tekanan uap meningkat, sinyal tegangan
meningkat. Sensor ini sensitif terhadap perubahan tekanan yang sangat kecil (1,0 psi = 51,7
mmHg).
Sensor tekanan uap datang dalam berbagai konfigurasi. Ketika VPS dipasang langsung pada
rakitan pompa bahan bakar, tidak diperlukan selang. Untuk lokasi terpencil, mungkin ada satu
atau dua selang yang terhubung ke VPS. Jika VPS menggunakan satu selang, selang terhubung
ke tekanan uap. Dalam konfigurasi dua selang, satu selang terhubung ke tekanan uap, selang
lainnya ke tekanan atmosfer. Adalah penting bahwa selang-selang ini terhubung ke port yang
tepat. Jika dibalik, DTC akan ditetapkan.
G. KNOCK SENSOR
A. Penjelasan Knock Sensor
Knock sensor adalah sebuah sensor yang dipasangkan dikepala silinder,dapat bekerja
dikarenakan oleh sebuah ketukan/ledakan dari sebuah mesin dari pra ledakan campuran udara
dan bahan bakar. Merupakan suatu sensor yg mendeteksi ketukan-ketukan mesin dan mengirim
sinyal ke ECM atau mendeteksi pembakaran yang tidak normal. Sensor ketukan menghasilkan
satu tegangan listrik ketika getaran diterapkan ke mereka ,memanfaatkan efek piezoelektrik yang
menghasilkan tegangan listrik sebanding ke pemecutan sehubungan dengan getaran tersebut
. Sebagai bagian depan api bergerak keluar dari busi pengapian gelombang titik tekanan, dalam
kecelakaan ruang ke piston rendah, terlalu panas, atau lebih dari waktu maju. Kadang-kadang
dapat disebabkan oleh deposit karbon panas pada piston atau kepala silinder yang meningkatkan
kompresi. Efek piezoelektrik ditemukan oleh Pierre dan Jacque Curie di akhir abad 19 .Prinsip
mulai digunakan dalam industri penginderaan aplikasi dalam tahun 1950-an. Elemen
piezoelectric menghasilkan tegangan ketika tekanan atau getaran diterapkan kepada
mereka.Bahan keramikdan Kristal-tunggal.
Sensor ini terdiri dari piring piezoelektrik dan massa seismik yang terkandung dalam plastik.
fungsinya adalah untuk mengukur getaran yang dihasilkan oleh mesin, dengan memanfaatkan
karakteristik khusus dari bahan piezoelektrik, yang menghasilkan tegangan keluar ketika
mengalami stres mekanik. Tegangan ini dimonitor oleh komputer, dan ketika penyimpangan
terdeteksi, komputer mengoreksi waktu di VVT (variable valve timing) mesin, atau memicu
Kode Masalah Diagnostik DTC) pada kendaraan yang lebih tua. Tegangan ini disaring dan
dianalisis oleh unit kontrol yang mengoreksi sudut pengapian dengan penundaan.Pengakuan dan
keterbatasan ketukan berlangsung untuk setiap silinder.sebagai sinyal mengetuk ditugaskan ke
silinder relatif (lihat dapat sudut sensor), adalah mungkin untuk melakukan penyesuaian individu
untuk setiap silinder. Satu kali tanda dari peledakan dideteksi (yaitu. ietuk), sensor ketukan
mengirimkan satu sinyal tegangan listrik ke manajemen komputer mesin yang memperlambat
pemilihan waktu nyala sedikit untuk-menghindari-peledakan.
Sedangkan knoking yaitu getaran frekuensi tinggi yang di sebabkan oleh peledakan atau
pembakaran prematur dari bahan bakar di dalam satu slinder mesin dan akibat dari knoking yaitu
dapat menghilangkan tenaga pada mesin dan juga bisa menghancurkan-mesin-itu-sendiri.
Menurut para ahli, operasi kendaraan di dekat ledakan (pengapian bahan bakar dan udara dengan
bantuan percikan dari busi) batas membantu dalam memproduksi lebih banyak kekuatan dan
menambah kinerja kendaraan.Bahwa menjadi kata, ada garis tipis perbedaan antara operasi
kendaraan dekat batas ledakan dan di luar itu.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, operasi
kendaraan dengan mengetuk mesin dapat mengakibatkan beberapa kerusakan serius pada mesin,
dan karena itu kita harus memonitor mesin untuk mengetuk saat mengemudi, dan ini adalah di
mana sensor ketukan datang ke dalam gambar.Secara sederhana, sensor ketukan membantu Anda
memantau mesin mengetuk dan memastikan bahwa masalah mesin berbagai terkait dengan itu
simpan di teluk.
Salah satu cara agar mesin kendaraan tak 'menggelitik' adalah dengan melakukan
pengaturan waktu pembakaran (ignition timing) yang dilakukan oleh Electronic Control Unit
(ECU) yang sudah banyak digunakan pada kendaraan saat ini.
Namun dalam upaya mengontrol waktu pembakaran, ECU tak bekerja sendiri. Adalah sensor
knock yang membantu ECU mengetahui saat mesin menggelitik.
Sensor knock ini semacam telinga bagi mesin kendaraan yang terhubung dengan ECU.
Dilengkapi komponen yang sensitif pada gelombang suara antara 6 sampai 9 kHz, komponen
sensor tersebut mampu menangkap suara mesin saat menggelitik.
D. Sistim akuisi data knock sensor
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan
yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi.
Isyarat adalah besaran yang berubah dalam waktu dan atau dalam ruang, dan membawa suatu
informasi
Perpaduan sensor, tranduser dan rangkaian pemroses sinyal akan membentuk sebuah
SistemSensor yang memiliki fungsi tertentu sesuai dengan tujuan dikembangkannya sistem
tersebut.
Ketika RX ON akan menangkap gelombang ultrasonic Semakin dekat penghalang maka sinyal
pantul akan ditangkap lebih cepat Kondisi inilah yang diproses lebih lanjut untuk misalnya
menentukan jarak, mengeraskan alarm, dll
akuisisi data Adalah suatu proses untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data,
hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki
Pengukuran Getaran atau percepatan paling sering meggunakan sensor piezoelektrik keramik
atau accelerometer. Tiga faktor utama membedakan sensor getaran: frekuensi natural, koefisien
redaman, dan faktor skala. Faktor skala berhubungan output ke input akselerasi dan terkait
dengan sensitivitas. Paramter frekuensi natural dan koefisien redaman menentukan tingkat
akurasi dari sensor getaran. Dalam suatu sistem yang terdiri dari pegas dan massa terpasang, jika
ditarik massa kembali menjauh dari keseimbangan dan melepaskannya, massa akan bergetar
maju (masa keseimbangan) dan mundur hingga kediam. Gesekan yang membawa massa untuk
beristirahat didefinisikan oleh koefisien redaman, dan tingkat di mana massa bergetar maju dan
mundur adalah frekuensi natural.
Sensor getaran piezoelektrik keramik adalah sensor yang paling umum digunakan karena jenis
ini paling serbaguna.Sensor getaran ini dapat digunakan dalam pengukuran syok (ledakan dan tes
gagal), pengukuran frekuensi tinggi, dan lambatfrekuensi rendah pengukuran getaran.Hal ini
ditunjukkan oleh sensor piezoelektrik keramik yang lebih tinggi daripada frekuensi natural rata
rata. Namun, sensor ini biasanya memiliki output di kisaran millivolt dan membutuhkan high-
input-impedansi, detektor suara rendah untuk menafsirkan tegangan dari kristal piezoelektriknya.
Proximity Probes dan LVDTs adalah dua sensor yang serupa. Keduanya terbatas percepatan
mapan atau pengukuran getaran frekuensi rendah; Namun, sensor LVDT getaran memiliki
frekuensi alami sedikit lebih tinggi, yang berarti bahwa ia dapat menangani / mendeteksi getaran
yang agak tinggi. Proximity Probe hanyalah sebuah pegas massa yang melekat pada wiper dari
potensiometer.
Gambar Struktur sensor LVDT, Arus melalui kumparan primer di A, menyebabkan arus induksi
yang dihasilkan melalui kumparan sekunder di B
Pada mesin injeksi dengan adanya knock sensor ini maka masalah knocking yang terjadi pada
Ketika mesin mengalami ketukan atau knocking maka knock sensor akan mendeteksinya.
Setelah itu knock sensor akan mengirimkan data tersebut ke ECU sebagai inputan untuk
diproses selanjutnya.
Untuk mendeteksi getaran atau knocking pada mesin maka knock sensor memakai komponen
piezo electric. Komponen piezo electric ini akan mengirimkan signal output yang sebanding
dengan getaran yang terjadi pada mesin.
Ketika ECU menerima data dari knock sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk
dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.
Setelah knocking hilang, maka knocking sensor akan mendeteksi bahwa tidak ada lagi getaran
atau knocking pada mesin dan kemudian knocking sensor akan mengirimkan data signal ke
ECU. Sehingga ECU akan memajukan kembali saat pengapian seperti semula jika tidak terjadi
lagi knocking.
Ketika mesin mengalami ketukan atau knocking maka knock sensor akanmendeteksinya.
Kemudian knock sensor akan mengirimkan data ke ECU bahwa telah terjadi knocking pada
mesin.
Untuk mendeteksi getaran atau knocking pada mesin maka knock sensor memakai komponen
piezo electric. Komponen piezo electric ini akan mengirimkan signal output yang sebanding
dengan getaran yang terjadi pada mesin.
Ketika ECU menerima data dari knocking sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian
untuk dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.
Setelah knocking hilang, maka knocking sensor akan mendeteksi bahwa tidak ada lagi getaran
atau kenocking pada mesin dan kemudian knocking sensor akan mengirimkan data signal ke
ECU.