Anda di halaman 1dari 73

MAKALAH

Mata kuliah Sensor dan tranducer

Sensor dan tranducer pada mobil

Oleh:

Nama: Eko Wardana

Nim : 1102467/2011

Dosen pengampu: Rifdarmon,S.Pd,M.Pd.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2020
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “sensor gaya dan tranducer gaya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas sensor dan tranducer dengan judul “sensor gaya dan tranducer gaya”.Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu
selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki.Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya.

Padang,April 2020

Penulis

Daftar isi
HAL

COVER ……………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN ………………………………………….……………………

A.LATAR BELAKANG ……………………………………….…………………

B.RUMUSAN MASALAH ……………………………………….…………… ..

C TUJUAN ………………………………………………………………………..

BAB II

KAJIAN TEORI……………………………………………………………..

A. KAJIAN TENTANG SENSOR DAN TRANDUSER POSISI…….

Sensor posisi………………………………………………………....

1. Memberikan penjelasan tentang sensor posisi………..............


2. Penerapan sensor posisi…………………………………………
3. System akuisisi data…………………………………………......
4. Karakteristik sensor posisi……………………………………..
5. Prinsip fisis ……………………………………………………...
6. Menjelaskan prinsip kerja………………………………….......
7. Mengidentifikasi…………………………………………………
8. Melakukan pengukuran………………………………………….
9. Analisis……………………………………………………………

Tranduser posisi……………………………………………………….

1. Memberikan penjelasan tentang tranduser posisi………..


2. Penerapan tranduser posisi…………………………………..
3. System akuisisi data…………………………………………
4. Karakteristik tranduser posisi…………………………….
5. Prinsip fisis ………………………………………………….
6. Menjelaskan prinsip kerja…………………………………
7. Mengidentifikasi…………………………………………….
8. Melakukan pengukuran…………………………………….
9. Analisis………………………………………………………

B. SENSOR DAN TRANDUSER GAYA…………………………………

Sensor gaya………………………………………………………………

1. Memberikan penjelasan tentang sensor gaya…………………


2. Penerapan sensor gaya…………………………………………
3. System akuisisi data…………………………………………….
4. Karakteristik sensor gaya…….……………………………….
5. Prinsip fisis ……………………………………………………….
6. Menjelaskan prinsip kerja………………………………………..
7. Mengidentifikasi…………………………………………………..
8. Melakukan pengukuran…………………………………………..
9. Analisis……………………………………………………………

Tranduser gaya………………………………………………………

1. Memberikan penjelasan tentang tranduser gaya………………


2. Penerapan tranduser gaya……………………………………….
3. System akuisisi data……………………………………………..
4. Karakteristik tranduser gaya…………………………………..
5. Prinsip fisis ……………………………………………………….
6. Menjelaskan prinsip kerja………………………………………..
7. Mengidentifikasi………………………………………..
8. Melakukan pengukuran……………………………………
9. Analisis…………………………………………………………….

C. SENSOR DAN TRANDUSER ALIRAN……………………………

Sensor aliran…………………………………………………………....

1. Memberikan penjelasan tentang sensor aliran……………………


2. Penerapan sensor aliran………………………………………….....
3. sensor aliran……………………………………………………........
4. Prinsip fisis ………………………………………………………….
5. Menjelaskan prinsip System akuisisi data………………………...
6. Karakteristik kerja……………………………………….................
7. Mengidentifikasi…………………………………………………..
8. Melakukan pengukuran…………………………………………..
9. Analisis………………………………………………………………

Tranduser aliran……………………………………………………
1. Memberikan penjelasan tentang tranduser aliran………………
2. Penerapan tranduser aliran……………………………………….
3. System akuisisi data……………………………………………..
4. Karakteristik tranduser aliran…………………………………..
5. Prinsip fisis ……………………………………………………….
6. Menjelaskan prinsip kerja………………………………………..
7. Mengidentifikasi………………………………………..................
8. Melakukan pengukuran……………………………………….....
9. Analisis…………………………………………………………….

D. CKP (Crankshaft Position Sensor)


1. Memberikan penjelasan fungsi….………………………………
2. Memberikan contoh penerapan…………………………………
3. Sistem akusisi data ………………………………………………
4. Karakteristik sensor………………………………………………
5. Prinsip fisis sensor…………………………………………………
6. Menjelaskan prinsip kerja…………………………………………
7. Identifikasi…………………………………………………………
8. Melakukan pengukuran ……………………………………………
9. Analisis ………………………………………………………………

E. MAP (Manifold Absolud Pressure) Sensor.………………………………


1. Memberikan penjelasan fungsi………………………………………
2. Memberikan contoh penerapan……………….………………….….
3. Sistem akusisi data ……………………………………………………
4. Karakteristik sensor……………………………………………………
5. Prinsip fisis sensor…………………………………………………….
6. Menjelaskan prinsip kerja……………………….……………………
7. Identifikasi………………………………………….....……………….
8. Melakukan pengukuran ……………………………….………………
9. Analisis…………………………………………………………………

F. VPS(Vapor Pressure Sensor)…….………………………………..……….…


1. Memberikan penjelasan fungsi.……………………………………
2. Memberikan contoh penerapan……………………………………......
3. Sistem akusisi data ………………………………………………………
4. Karakteristik sensor.…….………………………………………………
5. Prinsip fisis sensor………………………………………………………
6. Menjelaskan prinsip kerja………………………………………………
7. Identifikasi……………………………………………………………….
8. Melakukan pengukuran ………………………………………………
9. Analisis…………………………………………………………………

G.KNOCK SENSOR….…….……………………………………………………
1. Memberikan penjelasan fungsi…………………………………………
2. Memberikan contoh penerapan…………………………………………
3. Sistem akusisi data ………………………………………………………
4. Karakteristik Sensor.………………………………………………….
5. Prinsip fisis sensor……………………………………………………..
6. Menjelaskan prinsip kerja……………………………………………
7. Identifikasi………………………………………………………………
8. Melakukan pengukuran ………………………………………………
9. Analisis…………………………………………………………………

A.TEORI SENSOR POSISI


Dalam bidang industri sensor posisi sering digunakan untuk mengukur
posisi spare part (komponen) pada mesin. Hal ini dilakukan agar penempatan
spare part dapat dilakukan dengan benar, Merupakan Sensor yang mendeteksi
perubahan atau perpindahan posisi pada objek pengukuran tempat dimana
pengukurannya biasanya menggunakan metode analog ataupun digital. dan
transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting
dalam sebuah sistem pengaturan otomatis.

A.1 PENJELASAN SENSOR POSISI


Sensor Posisi adalah perangkat elektronik yang digunakan dalam mesin
pembakaran internal untuk mendeteksi dan memamantau posisi atau kecepatan
poros engkol.
Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah  sensor akan sangat menentukan
kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Sensor adalah peralatan yang
digunakan untuk mengubah besaran fisis tertentu menjadi besaran listrik
equivalent yang siap untuk dikondisikan ke elemen berikutnya. Sensor dapat
dianalogikan sebagai sepasang mata manusia yang bertugas membaca atau
mendeteksi data/ informasi yang ada di sekitar.

A.2 PENERAPAN SENSOR POSISI


1. TPS ( Throttle Position Sensor )
Throttle Position Sensor  atau TPS terpasang di throttle body serta selalu
berhubungan dengan throttle valve atau katup gas. Sensor TPS ini berfungsi untuk
mendeteksi perubahan posisi dari throttle gas dan kemudian akan merubahnya
menjadi sinyal elektrik yang nantinya akan dikirim ke ECU sebagai salah satu
sinyal input atau masukan.

Gbr1.Trottle Position Sensor

2. CKP (Crankshaft position sensor)


Sebuah sensor engkol adalah perangkat elektronik yang digunakan dalam mesin
pembakaran internal untuk memantau posisi atau kecepatan rotasi crankshaft.
Informasi ini digunakan oleh sistem manajemen mesin untuk mengontrol waktu
sistem pengapian dan parameter mesin lainnya. Lokasi pemasangan umum
terletak pada , roda gila, camshaft atau poros engkol itu sendiri. Sensor ini adalah
sensor yang paling penting dalam mesin modern. Ketika gagal, ada kemungkinan
mesin tidak akan bekerja, atau memotong sambil berjalan.

Gbr.2.Crank Shaft Position Sensor

3. Camshaft position sensor


Camshaft Position Sensor berfungsi untuk memberikan data masukan ke ecu tentang
posisi langkah mesin, untuk menemtukan langkah hisap dimana terjadi pembukaan
injektor/penginjeksian.Jadi, Camshaft Position Sensor terdiri atas komponen elektronik
yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki.

Gbr.3.Cam shaft Pisition Sensor

4. APP (Accelerator Pedal Position)


Sensor ini terdiri dari stator ( yang mencakup kumparan eksitasi, kumparan
penerima dan unit evaluasi elektronik ) dan rotor ( dibentuk dari satu atau lebih
loop konduktif tertutup dengan geometri tertentu ).
Penerapan tegangan bolak balik ke koil transmisi menghasilkan medan magnet yang
menginduksi tegangan pada koil penerima. Arus juga diinduksi dalam loop konduktif
rotor yang pada gilirannya mempengaruhi medan magnet dari kumparan penerima.
Amplitude tegangan dihasilkan tergantung pada posisi rotor relatif terhadap kumparan
penerima di stator. Ini diproses dalam unit evaluasi elektronik dan kemudian dikirim ke
unit control dalam bentuk tegangan arus searah.
Gbr.4 APP (Accelerator Pedal Position)

5. EGR valve position sensor


EGR atau Exhaust Gas Recirculation saat ini digunakan oleh mobil bensin dan
diesel.EGR digunakan untuk mengurangi emisi, dengan mengembalikan gas sisa
pembakaran (NOx) kembali ke intake manifold. Pada mesin konvensional bukaan
katup EGR dipengaruhi oleh kevakuman di intake manifold.
Ada berbagai jenis sensor posisi yang bias menjadi pilihan untuk penelitian
Faktor-faktorpendorongdalammemilihsensor posisi ;

1. eksitasi,

2. penyaringan/filtering,

3. lingkungan, dan

4. tidak perlu meyentuh saat mengukur jarak, atau

5. koneksi fisik langsung diperlukan untuk mengukur jarak.

Gbr.4 EGR valve position sensor

A.3 CONTOH SENSOR POSISI


1) Hall EffectSensors
Dengan sensor efek Hall, kehadiran sebuah objek ditentukan ketika objek
yang menekantombol.Halinibaik"on" danobjekmenyentuhtombolatau"off"
dantarget
bisadimanasaja.SensorefekHalltelahdigunakandalamkeyboarddanbahkandi
robotkompetisipertempuran tinju untukmenentukankapanpukulandisampaikan.

Gambar2.10. Carakerjahalleffectsensor

2) Potentiometers

Potensiometeradalahsensoryang menggunakankontakgeseruntukmembuatpembagi
tegangandisesuaikan.Tegangandisesuaikanini mengukurposisi.Potensiometer
memberikan tarik sedikit untuk sistem yang mereka secara fisik terhubung ke.
Sementarainidiperlukanuntukdigunakansensorjenisini,potensiometeryang murah
dibandingkan dengan sensor posisi lain dan dapatmenawarkan akurasibesar.

Gambar2.11. Carakerjapotensiometer

3) OpticalEncoders

Sensorposisilain yang biasadigunakanadalah encoderoptik, yang


dapatberupalinear atau putaran. Perangkat inidapat menentukan kecepatan,
arah, dan posisidengan cepat, akurasiyangtinggi.Sepertinamanya,encoders
optikmenggunakancahayauntuk menentukanposisi.Serangkaianbar
bergarismembagijarakyang akandiukurdengan
jumlah.Semakinbanyak/tinggisemakinakurasi.Beberapaencodersoptikrotary
dapat memiliki hingga 30.000 jumlah untuk menawarkan akurasi yang luar
biasa. Juga, karenawakturesponyang cepatmereka,
merekaidealuntukbanyakaplikasikontrol gerak.

Gbr. OpticalEncoder

Gambar 2.13 Optical_Shaft_Encoder

4) Linear VariableDifferential Transformers(LVDTs)

Linear transformatorvariabeldiferensial(LVDTs)dansensor
sejenisnyarotary(RVDTs)
menggunakaninduksimagnetikuntukmenentukanposisi.Keduasensoriniefektif
untuk aplikasi industridan
kedirgantaraankarenaketahananmereka.Keduanyamembutuhkan pengkondisian
sinyal,yangdapatmenambahbiaya. Sebagai tambahan, sensor iniharus akurat
selaras dalam berat, dalam bentuk kemasan yang cukup mahal dan berisi
kumparanyang mahaluntukmemproduksi.Selainbiayauntukjenissensorini,namun
dikenaluntuk
presisitinggi.Salahsatujenissensorposisiyangtidakmenderitamasalahkeausanmekan
isadalah
"LinearVariableDifferentialTransformer"atauLVDTuntukpendek.Iniadalahjenis
sensorposisiinduktif yang bekerjapadaprinsipyang samaseperti trafoACyang
digunakan untuk mengukur pergerakan. Ini adalah perangkatyang sangat
akuratuntuk mengukur perpindahanlinier dan yangoutputsebandingdengan posisi
intibergeraknya.

Fasesinyaloutputdapatdibandingkandenganfasekumparan eksitasiprimer
memungkinkan sirkuit elektronik yang
sesuaisepertiAD592LVDTSensorAmplifier tahumanasetengahdarikumparan
intimagnetikdan dengandemikianmengetahui arah perjalanan.
Gambar 2.114Linear VariableDifferential Transformers(LVDTs)

5) Eddy-CurrentSensors

Sensor Eddy-Current menggunakanmedan magnetuntuk menentukanposisi.Sensor


jenisinijarang diaplikasikanpada aplikasiyangmemerlukaninformasiposisiyang
sangatrinciataudimanakesenjanganbesaradaantarasensordantarget.Sensorini lebihbaik
digunakandi jalurperakitanketikadipasang padastruktur mekanikcukup stasioneruntuk
mengukurmesinterdekat bergerak.Untuk informasiposisiyang lebih tepat, biasanya
menggunakansensor jarakcahaya.

6) ReflectiveLightProximitySensors

Sensorjarak cahayareflektif menggunakanwaktuperjalanansinar kedandaritarget


reflektifuntuk menentukanjarak. Merekamemilikiwaktu responyang cepatdan sangat
baikdalamaplikasidimanakesenjanganyang besaradaantarasensordansasaran. Pandanganyang
jelasdiperlukanbilamenggunakansensorini,danakurasidankualitas sensor
inilangsungterkaitdenganhargayangadadipasaran.

Sumber:https://www.nde-d.org/GeneralResources/MethodSummary/ET1.jpg

A.4 AKUISISI DATA SENSOR POSISI


Akuisisi data adalah kumpulan komponen yang bekerja sama yang tujuannya melakukan
pengumpulan, penyimpanan,pengolahan data dan melakukan ditribusi data untuk menghasilkan
informasi.
Sistem akuisisi data dapat dikembangkan menjadi suatu system pengukuran atau pengambilan
data jarak jauh yang disebut telemetri,dengan menggunakan gelombang radio atau sinar infra
merah.

A.5 KARAKTERISTIK SENSOR POSISI


Pada sensor terdapat sebuah soket atau konektor yang berfiungsi untuk menghubungkan
sensor dengan kabel yang bertugas untuk mengirimkan sinyal berupa arus listrik ke ECM.
Oleh mesin, jika sensor ini tidak tahan panas,bias dipastikan sensor ini akan cepat rusak,namun
terdapat sebuah O-ring yang berguna memberikan sekat antara sensor dengan blok mesin agar
tidak menempel secara langsung.
1. TPS ( Throttle Position Sensor )
Saat plat throttle tertutup menghasilkan tegangan rendah sekitar 0.5 Volt DC, Saat plat
throttle mulai terbuka (saat anda menginjak pedal gas), tegangan akan meningkat sampai 5
volt.Saat throttle terbuka lebar, saat posisi plat throttle mentok maka sensor TP akan
menghasilkan tegangan sekitar 4.5 Volt DC.
2. Crankshaft position sensor
Pada sensor terdapat sebuah soket atau konektor yang berfungsi untuk menghubungkan
sensor CKP dengan kabel yang bertugas untuk mengirimkan sinyal berupa arus listrik ECM.
pada soket sensor ini terdapat tiga buah pin konektor yang memiliki fungsi berbeda-beda dan
menghubungkan ke masing-masing koneksi yang berbeda-beda pula. Masing-masing pin
konektor berfungsi sebagai berikut:
 Pin konektor nomor 1 berfungsi untuk menerima tegangan dari ECM sebesar 5 V – 8 V
 Pin konektor nomor 2 atau bisa juga di sebut dengan pin konektor ground, karena
konektor ini berfungsi menerima arus minus (ground)
 Pin konektor nomor 3 atau pin konektor output karena pin inilah yang berfungsi
mengirimkan sinyal posisi crankshaft pada ECM
A..6 PRINSIP FISIS SENSOR POSISI

A.7 PRINSIP KERJA SENSOR POSISI


1. TPS (Throttle Position Sensor)
Throttle Position Sensor terletak menempel pada throttle body dan wujudnya adalah
potensiometer (variable resistor) yang dihubungkan dengan poros throttle valve, untuk
mendeteksi posisi bukaan katup gas (throttle valve) tersebut secara akurat, dengan outputnya
adalah tegangan 0 – 5 volt yang dikirim ke Eletrical Control Unit (ECU).
Informasi yang diterima ECU diterjemahkan sebagai Acceleration Mode dan Decceleration
Mode.
2. Crankshaft sensor
Cara kerja cranshaft position sensor (CKP) memanfaatkan sensor putaran. Namun dalam
penggunaan jenis sensor, ada dua jenis yaitu sensor induktif dan sensor effect hall. Sensor
induktif memanfaatkan induksi yang dihasilkan oleh pickup coil. Biasanya CKP sensor yang
menggunakan induksi terdiri dari dua kabel. Sementara itu, CKP sensor yang menggunakan
effect hall memanfaatkan effect hal untuk mendeteksi putaran dan posisi crankshaft.
3. Camshaft sensor
Saat camshaft posisi menekan
Bila camshaft atau poros nok menekan rocker arm (pada tipe OHC) atau saat poros nok
menekan valve lifter (pada tipe OHV) maka tekanan dari poros nok akan disalurkan untuk
menekan rocker arm kemudian rocker arm akan menekan katup. Akibat katup tertekan oleh
rocker arm maka katup akan membuka.
Saat camshaft posisi tidak menekan
Bila camshaft atau poros nok tidak menekan rocker arm (pada tipe OHC) atau saat poros nok
tidak menekan valve lifter (pada tipe OHV) maka tidak ada tekanan yang akan menekan rocker
arm sehingga katup tidak akan membuka.
4. EGR valve position sensor
Gas buang disirkulasikan kembali ke dalam ruang bakar melalui sebuah saluran yang
dipasang antara saluran intake dan exhaust manifold. Kevakuman di dalam intake manifold akan
menghisap gas buang masuk ke dalam mesin. Banyaknya gas buang yang disirkulasikan kembali
ke dalam mesin harus dikontrol secara presisi karena jika berlebihan dapat memberikan dampak
negatif pada mesin, seperti: putaran idle yang tidak stabil, penurunan tenaga mesin dll.
Sistem EGR yang pertama kali digunakan memanfaatkan kevakuman mesin untuk
mengoperasikan pembukaan valvenya, sedangkan pada sistem yang terbaru saat ini, resirkulasi
gas buang dikontrol menggunakan  EGR valve elektronik. Saat mesin sedang idle, EGR valve
tertutup dan tidak ada gas buang yang disirkulasikan ke dalam intake manifold. EGR Valve akan
mulai membuka saat temperatur kerja mesin mulai panas dan mesin bekerja dalam beban berat.
Saat beban mesin bertambah berat maka secara otomatis temperaturnya juga akan beranjak
naik. Saat inilah EGR valve akan terbuka dan mensirkulasikan  gas buang masuk ke dalam intake
manifold.

A.8 IDENTIFIKASI SENSOR POSISI


1. TPS ( Throttle Position Sensor )
Sensor posisi throttle (TPS) adalah sensor yang digunakan untuk memantau posisi throttle mobil.
Sensor ini biasanya terletak di kupu-kupu spindle / poros sehingga dapat langsung memonitor
posisi throttle. Bentuk yang lebih maju dari sensor juga digunakan, misalnya throttle position
sensor ekstra tertutup (CTPS) dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa throttle benar-benar
tertutup. Beberapa unit kontrol mesin (ECU) juga mengontrol posisi throttle kontrol throttle
elektronik (ETC) atau "drive by wire" sistem dan jika itu dilakukan sensor posisi digunakan
dalam umpan balik untuk mengaktifkan kontrol itu.
TPS Sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi atau sudut bukaan dari throttle gas
yang kemudian akan dirubah menjadi sinyal elektrik untuk  dikirim ke ECU sebagai salah satu
sinyal input yang nantinya digunakan untuk menentukan durasi penginjeksian bahan bakar ke
dalam ruang bakar. Selain fungsi utamanya tersebut, TPS difungsikan oleh ECU untuk
memberikan  beberapa informasi tentang hal-hal berikut:
a. Digunakan Sebagai Engine mode ketika posisi throttle gas menutup (pada posisi idle/
stasioner), setengah membuka, dan ketika membuka penuh. 
b. Digunakan sebagai kontrol emisi saat posisi throttle gas terbuka penuh dan pada saat
switch AC mati. 
c. Sebagai koreksi perbandingan campuran udara dan bahan bakar. 
d. Sebagai koreksi peningkatan tenaga pada mesin. 
e. Sebagai kontrol penghentian bahan bakar ketika mesin pada posisi deselerasi
(Perlambatan kecepatan) 
2. Crankshaft Position Sensor
Sebuah sensor engkol adalah perangkat elektronik yang digunakan dalam mesin pembakaran
internal untuk memantau posisi atau kecepatan rotasi crankshaft. Informasi ini digunakan oleh
sistem manajemen mesin untuk mengontrol waktu sistem pengapian dan parameter mesin
lainnya. Sensor engkol dapat digunakan dalam kombinasi dengan sensor posisi camshaft mirip
dengan memantau hubungan antara piston dan katup di mesin, yang sangat penting dalam mesin
dengan variable valve timing.
3. Camshaft Position sensor
Camshaft Position Sensor berfungsi untuk memberikan data masukan ke ecu tentang posisi
langkah mesin, untuk menemtukan langkah hisap dimana terjadi pembukaan
injektor/penginjeksian. Camshaft Position Sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat
di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi
piston pada angkah kompresi melalui putaran signal rotor  yang diputar langsung oleh camshaft
untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve.
4. EGR valve position sensor
Sistem EGR pertama kali diterapkan pada mesin mobil sekitar awal tahun 1973, dan saat ini
hampir seluruh pabrikan mobil didunia ataupun yang menjual produknya di Indonesia sudah
menerapkan teknologi ini pada mesin-mesinnya. EGR berfungsi megurangi pembentukan gas
NOx dengan cara mensirkulasikan sejumlah kecil gas buang kembali ke dalam ruang bakar
melalui intake manifold. Jumlah gas buang yang disirkulasikan ke intake manifold hanya sekitar
6 sampai 10%, dimana hal itu sudah cukup untuk merusak campuran bahan bakar dan udara yang
akan memberikan efek mendinginkan temperatur ruang bakar.

MENGIDENTIFIKASI TRANDUSER POSISI


1. Solenoid motors
Jenis-jenis Solenoid (Solenoid)
Solenoid pada umumnya tersedia dalam dua bentuk yaitu Solenoid Linier atau sering dikenal
dengan nama Linear ElectroMechanical Actuator (LEMA) dan Solenoid Rotasi (Rotary
Solenoid).
a. Solenoida Linier (Linear Solenoid)
Solenoida Linier adalah alat elektromagnetik atau elektromekanis yang mengubah energi
listrik menjadi sinyal magnetik atau energi gerakan mekanis. Cara kerjanya sama dengan prinsip
kerja Relay Elektromekanis yang dapat dikendalikan dengan menggunakan Transistor, MOSFET
dan komponen elektronika lainnya.Solenoid jenis ini disebut dengan Solenoid Linier karena
plunger atau aktuatornya bergerak secara linier.
Cara Kerja Solenoida Linier
Ketika arus listrik diberikan ke Koil, koil tersebut akan menghasilkan medan magnet,
medan magnet tersebut akan menarik Plunger yang berada di dalam koil masuk ke pusat koil dan
merapatkan atau mengkompreskan pegas yang terdapat di satu ujung Plunger tersebut. Gaya dan
kecepatan Plunger tergantung pada kekuatan Fluks magnetik yang dihasilkan oleh Koil.Bila arus
listrik dimatikan (OFF), medan elektromagnet yang dihasilkan sebelumnya akan hilang sehingga
energi yang tersimpan pada pegas yang dikompres tersebut akan mendorong plunger keluar
kembali ke posisi semula.Solenoid Linier ini sangat berguna dan banyak digunakan di aplikasi
yang memerlukan gerakan “Tutup” dan “Buka” atau “Keluar” dan “Masuk” seperti pada kunci
pintu yang dioperasikan secara elektronik, kontrol katup pneumatik atau hidrolik, robotika,
mesin otomotif dan pintu irigasi.
b. Solenoida Rotasi (Rotary Solenoid)
Kebanyakan Solenoida elektromagnetik yang kita temukan di pasaran  adalah perangkat
linier yang menghasilkan gaya maju dan gaya mundur secara linier. Namun ada juga Solenoida
yang tersedia dalam bentuk Rotasi yang digunakan untuk menghasilkan gerakan sudut atau
gerakan putar (rotasi) dari posisi netral ke posisi searah jarum jam ataupun posisi berlawanan
arah dengan jarum jam dengan sudut tertentu.Solenoid jenis Rotasi ini dapat digunakan untuk
mengantikan fungsi motor DC kecil ataupun motor stepper yang sudut gerakannya sangat kecil.
Berdasarkan sudut gerakannya, Solenoid Rotasi biasanya tersedia dalam sudut gerakan 25⁰, 35⁰,
45⁰, 60⁰ dan 90⁰. Ada juga yang tersedia dalam bentuk gerakan yang dapat menuju ke sudut
tertentu kemudian kembali lagi ke posisi awal (posisi nol), contohnya dari posisi 0 ke 90⁰
kemudian kembali lagi ke posisi 0.
Cara Kerja Solenoida Rotasi
Solenoid Rotasi dapat menghasilkan gerakan rotasi ketika diberikan energi atau arus
listrik ataupun pada saat berubah polaritas medan elektromagnetik. Solenoid Rotasi terdiri dari
gulungan listrik yang dililitkan di sekitar rangka baja dengan disk magnetik yang terhubung ke
poros output yang berada di atas koil.Pada saat diberikan arus listrik, medan elektromagnetik
menghasilkan kutub-kutub utara dan kutub-kutub selatan yang menolak kutub magnet permanen
yang berdekatan sehingga menyebabkannya berputar pada sudut yang ditentukan oleh konstruksi
mekanis Solenoid Rotasi itu sendiri.Solenoid Rotasi ini umumnya diaplikasikan printer dot
matriks, mesin-mesin otomotif dan peralatan-peralatan otomatis.
2. Motor strepper
Ada tiga jenis utama motor stepper, antara lain       :
a. Motor Stepper Permanent Magnet
Motor stepper permanent magnet menggunakan magnet permanen (PM) di rotor dan
beroperasi pada tarikan atau tolakan antara rotor magnet permanen (PM) dan stator
elektromagnet. Rotor tidak lagi memiliki gigi seperti dengan motor VR. Sebaliknya rotor adalah
magnet dengan alternating north dan kutub selatan yang terletak di garis lurus, sejajar dengan
poros rotor. Kutub magnet rotor ini memberikan sebuah peningkatan intensitas fluks magnetik
dan karena itu motor PM menunjukkan peningkatan karakteristik pada torsi lebih dari stepper
jenis reluctance.
b. Motor Stepper Hybrid 
Bernama motor stepper hybrid karena mereka menggunakan kombinasi magnet permanen
(PM) dan teknik Variable reluctance (VR) untuk mencapai daya maksimum dalam paket ukuran
kecil, dan harga motor stepper ini lebih mahal daripada motor PM. Motor stepper hybrid
memiliki kombinasi sifat terbaik dari keengganan variabel dan steppers magnet permanen,
sehingga mereka lebih mahal daripada motor PM. Jenis motor stepper hybrid memberikan
kinerja yang lebih baik sehubungan dengan tingkat resolusi, torsi dan kecepatan. Rotor dari
stepper hybrid adalah multi-bergigi seperti steppers variable reluctance (VR) dan berisi magnet
konsentris aksial di sekitar poros nya. Gigi pada rotor ini memberikan jalan yang lebih baik yang
membantu memandu fluks magnetik ke lokasi yang disukai didalam airgap.
c. Motor Stepper Variable Reluctance
Motor stepper jenis Variable reluctance (VR) merupakan jenis stepper yang paling sederhana
dari, terdiri dari rotor besi lunak multi-bergigi dan wound strator. Ketika motor DC diterapkan
ke gulungan stator, kutub menjadi me-magnetkan. Rotasi terjadi ketika gigi rotor tertarik ke
kutub stator yang menimbulkan energi. Karena magnet dari motor stepper variable reluctance
lebih kecil dan lebih ringan daripada motor stepper permanent magnet, mereka bergerak lebih
cepat. Semakin kecil daerah antara rotor dan gigi stator dari motor stepper jenis variable
reluctance (VR), gaya magnet menjadi berkurang.
3. Synchronous motors
Synchronous motor adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan sinkron,
tanpa slip. Synchronous motor adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan
sinkron, tanpa slip. Motor sinkron merupakan motor arus bolak-balik ( AC ) yang
penggunaannya tidak seluas motor asinkron. Secara umum penggunaan motor sinkron
difungsikan sebagai generator, akan tetapi motor sinkron tetap digunakan oleh industri yang
membutuhkan ketelitian putaran dan putaran konstan. Sebuah motor sinkron selalu beroperasi
pada kecepatan konstan, pada kondisi tidak berbeban. Tetapi apabila motor diberi beban, maka
motor akan selalu akan berusaha untuk tetap pada putaran konstan. Dan motor akan melepaskan
kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau besar ( Torsi Pull-out ). Motor
sinkron memeiliki kekurangan didalam melakukan start dengan sendirinya. Karena tidak
memiliki torsi start awal, oleh karena itu motor sinkron memerlukan beberapa alat bantu untuk
membantu didalam start awal sehingga masuk didalam kondisi sinkron. Pada sebuah induksi
motor, rotor harus memiliki slip. Kecepatan rotor harus kurang atau terlambat dari perputaran
fluks stator supaya arus diinduksikan ke rotor. Jika induksi rotor motor tersebut itu bertujuan
untuk mencapai kecepatan sinkron, maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui rotor,
sehingga tidak ada arus yang akan diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan
dikembangkan.

A.9 PENGUKURAN SENSOR POSISI

A.10 ANALISIS SENSOR POSISI


1. TPS
a. Ada delay pada akselerasi kendaraan
Hal ini dapat kita kenali pada saat kita menekan pedal gas, dimana seharusnya mobil kalian
langsung dapat berakselerasi secara responsif, tetapi waktu antara setelah pedal gas di tekan dan
akselerasi laju kendaraan anda tidak berjalan dengan spontan.
b. Terjadi Peningkatan RPM Mesin Dengan Sendirinya
Jika pada saat mengendarai kendaraan, dan secara tiba-tiba terjadi peningkatan RPM mesin
dengan sendirinya, merupakan salah satu ciri dari kerusakan sensor TPS.

c. Perpindahan Roda Gigi Transmisi Sulit


Jika sensor TPS sudah tidak bekerja dengan baik sehingga tidak bisa memberikan informasi
posisi bukaan katup accelerator yang ada pada throttle body secara akurat kepada ECU, akan
berdampak pada terganggunya sistem transmisi, khususnya jika kendaraan kita menggunakan
transmisi otomatis, dimana perpindahan gear pada saat peningkatan maupun penurunan
kecepatan tidak bekerja sebagai mana mestinya.

d. Starter Sulit atau Waktu Starter Lama (Setelah mesin dimatikan)

e. Muncul Salah Satu DTC Berikut ini:


 P0121 : TP Sensor Circuit High Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Tinggi)
 P0122 : TP Sensor Circuit Low Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Rendah)
 P1121 : TP Sensor Signal Lower Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Rendah dari
yang diharapkan)
 P1122 : TP Sensor Signal Higher Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Tinggi dari
yang diharapkan)

2. Camshaft Position sensor


Jika CMP sensor rusak atau bermasalah biasanya dapat menyebabkan beberapa gejala
berikut:
a. Mesin mobil sulit hidup.
b. Mesin tidak bisa hidup atau mesin bisa hidup tetapi beberapa injektor tidak bekerja.
c. Mesin mati mendadak
d. Beberapa Injektor tidak menginjeksikan bahan bakar. 
e. Mesin hidup akan tetapi pincang.
f. Muncul DTC P0340 (atau sejenisnya), P0010, P0015
g. Pada saat idle RPM mesin Naik 1200 RPM sampai 1500 RPM. 
Sensor cmp bermasalah belum tentu bahwa sensor cmp rusak, mungkin kabel sensor
putus,soket sensor longgar, mungkin juga urutan kabel sensor cmp salah tempat akibat soket
rusak dan kabel ditancapkan satu-satu atau pun sensor cmp terbalik antara sensor cmp pada
camshaft Intake dengan sensor CMP pada Camshaft Exhaust (pada mesin dengan teknologi dual
VVT-i).

3. Crankshaft position sensor


Bila sensor CKP rusak , maka tanda-tanda yang paling terperinci ialah kendaraan beroda
empat tidak sanggup dicrank/distart. Mobil dapat di crank tapi tidak sanggup hidup. Berikut
tanda-tanda yang lebih spesifik , jika kondisi sensor CKP jelek atau rusak :
a. Relay Auto Shutdown tidak aktif dengan demikian tidak sanggup memperlihatkan daya
untuk mengaktifkan :
          a)  Injector materi bakar
          b)  Coil pengapian
          c)  Relay pompa materi bakar demikian dengan pompa materi bakar
b. Tidak ada percikan bunga api dari semua busi
c. Pompa materi bakar tidak aktif selama cranking
d. PCM/ECU tidak sanggup mengaktifkan injector

4. APP ( Accelerator Pegas Position Sensor )

B.TEORI TENTANG TRANDUSER POSISI


Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah.
Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi
ke bentuk energi yang lain.

B.1 PENGERTIAN TRANDUSER POSISI


Tranduser berasal dari kata “traducere”dalam bahsa latin yang berarti mengubah sehingga
tarnduser dapat didefinisikan sebagai suatu piranti yang dapat mengubah suatu energy ke bentuk
energy lain. Kegunaan sensor dan tranduser ini sangat membawa pengaruh terhadap
perkembangan teknologi masa kini. Termasuk dalam bidang otomotif ditemukan banyak jenis
sensor dan kegunaannya masing-masing yang membantu dalam jalannya siklus kerja mesin.
B.2 PENERAPAN TRANDUSER POSISI
1. Solenoid Actuators
Solenoida atau Solenoid adalah perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi gerakan. Energi gerakan yang dihasilkan oleh Solenoid biasanya hanya gerakan
mendorong (push) dan menarik (pull). Pada dasarnya, Solenoid hanya terdiri dari sebuah
kumparan listrik (electrical coil) yang dililitkan di sekitar tabung silinder dengan aktuator ferro-
magnetic atau sebuah Plunger yang bebas bergerak “Masuk” dan “Keluar” dari bodi kumparan.
Sebagai informasi tambahan, yang dimaksud dengan Aktuator (actuator) adalah sebuah peralatan
mekanis yang dapat bergerak atau mengontrol suatu mekanisme. Solenoid juga tergolong sebagai
keluarga Transduser, yaitu perangkat yang dapat mengubah suatu energi ke energi lainnya. Salah
satu penerapan solenoid actuator adalah fuel injector.
2. Motorized Actuators
Aplikasi dari motor actuator ini digunakan oleh berbagai macam fungsi utama atau
komponen.beberapa contoh khas penggunaan motor ini adalah pada fuel pump, windows
electric, windscreen washer, windscreen wipers, dan lain-lain.
3. Strepper motors
Strepper motor dikategorikan sebagai actuator dalam kontruksi mesin dalam berbagai aplikasi.
Stepper Motor biasa digunakan pada mesin yang memerlukan pengawasan putaran sudut dan
kedudukan. Beberapa klasifikasi strepper motor adalah :
a. Motor stepper permanent magnet
Motor stepper permanent magnet menggunakan magnet permanen (PM) di rotor dan
beroperasi pada tarikan atau tolakan antara rotor magnet permanen (PM) dan stator
elektromagnet. Rotor tidak lagi memiliki gigi seperti dengan motor VR. Stepepr Permanent
Magent ini menunjukkan peningkatan karakteristik pada torsi lebih dari stepper jenis reluctance.
b. Motor strapper hybrid
Bernama motor stepper hybrid karena mereka menggunakan kombinasi magnet permanen
(PM) dan teknik Variable reluctance (VR) untuk mencapai daya maksimum dalam paket ukuran
kecil, dan harga motor stepper ini lebih mahal daripada motor PM. Motor stepper hybrid
memiliki kombinasi sifat terbaik dari keengganan variabel dan steppers magnet permanen,
sehingga mereka lebih mahal daripada motor PM.
c. Motor strapper variable reluctance
Motor stepper jenis Variable reluctance (VR) merupakan jenis stepper yang paling sederhana
dari, terdiri dari rotor besi lunak multi-bergigi dan wound strator. Ketika motor DC diterapkan
ke gulungan stator, kutub menjadi me-magnetkan. Rotasi terjadi ketika gigi rotor tertarik ke
kutub stator yang menimbulkan energi.
4. Synchronous motors
Synchronous Motor atau motor sinkron atau motor serempak didefinisikan sebagai motoryang
memiliki output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi
listrik yg masuk ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan meskipun
beban motor berubah-ubah.Motor akan melepaskan kondisi sinkronnya apabila beban yang
ditanggung terlalau besar (Torsi Pull-out). Kurangan motor sinkron adalah ketidakmampuannya
melakukan start awal. Hal ini dikarenakan motor sinkron tidak memiliki torsi start awal. Oleh
karena itu, motor sinkron memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu proses start awal
sehingga masuk didalam kondisi sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana rotor memiliki
slip terhadap stator.
Bagian-bagian motor sinkron antara lain :
 Rotor –>bagian dari motor sinkron yang berputar. Perbedaan utama antara motor sinkron
dan motor induksi adalah bahwa rotor motor sinkron berjalan pada kecepatan putar yang
sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet rotor tidak
lagi terinduksi.
 Stator –>bagian dari motor sinkron yang diam. Stator pada motor sinkron menghasilkan
medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi listrik yang dimasuk ke stator.
5. Thermal actuators
Salah satu contoh yang paling umum digunakan adalah pada system fuel injection baru-baru
ini.Keunggulan utama aktuator ini, terlepas dari kesederhanaannya, adalah bahwa jika
ditempatkan pada posisi yang sesuai, waktu reaksinya akan bervariasi dengan suhu di sekitarnya.
ini sangat ideal untuk aplikasi seperti fast idle pada cold starting control di mana begitu mesin
panas tidak diperlukan tindakan dari aktuator
B.3 CONTOH TRANDUSER POSISI
1.Solenoid actuators

GbrG
Gbr.Selenoit Actuator

2.Motorized actuator

Gbr. Motorize Actuator

3.Strepper motors

Gbr.Strepper Motor

B.4 AKUISISI DATA TRANDUSER POSISI


B.5 KARAKTERISTIK TRANDUSER POSISI
5. Synchronous motor
Synchronous motor memiliki karakteristik sebagai berikut: •
a. Sebuah stator tiga fasa sama dengan motor induksi. Stator yang memiliki tegangan
menengah sering digunakan.
b. Sebuah rotor yang bersinggungan (bidang yang berputar) yang memiliki jumlah kutub
yang sama sebagai statornya, dan dipasok oleh sumber eksternal arus DC. Tipe brush dan
brushless exciters digunakan untuk memasok medan arus DC ke rotor. Arus pada rotor
membentuk suatu hubungan kutub magnetik Utara-Selatan pada kutub-kutub rotor, yang
memungkinkan rotor untuk “mengunci” dengan fluks stator yang berputar. Dimulai
sebagai sebuah motor induksi. Rotor synchronous motor juga mempunyai sebuah
squirrel-cage winding yang dikenal sebagai Amortisseurwinding, yang berfungsi
menghasilkan torsi untuk menyalakan motor.
c. Synchronous motor akan dijalankan pada kecepatan sinkron sesuai dengan rumus:
Synchronous RPM = Contoh: kecepatan dari suatu synchronous motor yang memiliki 24
kutub dan bekerja pada frekuensi 60Hz adalah: 120 x 60 / 24 = 7200 / 24 = 300 RPM

B.6 PRINSIP FISIS TRANDUSER POSISI

B.7 PRINSIP KERJA TRANDUSER POSISI


1. Solenoid actuators
Prinsip kerja dari solenoid valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai
penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah
menjadi medan magnet sehingga menggerakan piston pada bagian dalamnya ketika piston
bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini
mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.
2. Motor strepper
Prinsip kerja motor stepper adalah mengubah pulsa-pulsa input menjadi gerakan mekanis diskrit.
Oleh karena itu untuk menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang
membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Berikut ini adalah ilustrasi struktur motor stepper
sederhana dan pulasa yang dibutuhkan untuk menggerakkannya :
Prinsip Kerja Motor Stepper
Gambar diatas memberikan ilustrasi dari pulsa keluaran pengendali motor stepper dan penerpan
pulsa tersebut pada motor stepper untuk menghasilkan arah putaran yang bersesuaian dengan
pulsa kendali.
3. Synchronous motors
Bila field winding dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus
tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa pada field winding ini menghasilkan medan putar
homogen (Bs). Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, motor sinkron berbeda dengan motor
induksi, yaitu motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC eksternal yang dihubungkan ke
rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet
rotor (Br) yang tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga
turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron
merupakan fungsi sudut torsi (δ). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi
yang dihasilkan akan semakin besar seperti persamaan berikut :
T = k .Br .Bnet sin δ
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan medan (δ = 0).
Setiap penambahan beban membuat medan motor “tertinggal” dari medan stator, berbentuk
sudut kopel (δ); untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum
tercapai ketika δ = 90. Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi
dan motor disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua sumber
pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor.
Ketika arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor,
maka stator tidak perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada
faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), maka baru stator
akan menarik arus magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya
terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor berlebih (penguat berlebih),
kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif
dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading). Dengan
demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF).

B.8 IDENTIFIKASI TRANDUSER POSISI


B.9 PENGUKURAN TRANDUSER POSISI

B.10 ANALISIS TRANDUSER POSISI

A. CONTOH TRANDUSER POSISI


1. Synchronous motor

2. Thermal actuators
B. SENSOR DAN TRANDUSER GAYA
1.PENJELASAN TENTANG SENSOR GAYA

Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan
Gaya dalam ilmu fisika ialah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda yang bermassa
mengalami perubahan .
Dan skala tuas mekanik digunakan untuk mengukur gaya
Biasanya sensor gaya berhubungan dengan tekanan atau yang dinamakan srain gage. adalah alat
atau sensor yang berfungsi untuk mengukur suatu tekanan atau berat suatu benda. Alat atau
sensor yang satu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan bernama Edward E. Simmons
sekitar tahun 1983.
Prinsip kerja strain gauge memanfaatkan sifat konduktansi elektrik.Gaya yang diberikan pada
suatu benda berbahan logam atau material konduktif tidak hanya menimbulkan deformasi bentuk
fisik, namun juga dapat menimbulkan perubahan sifat resistansi elektrik pada benda tersebut.

Apa itu Strain Gauge

Seperti yang telah katakan tadi bahwa strain gauge adalah sebuah sensor atau alat yang
digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan suatu benda, umumnya sensor ini tidak
memerlukan kalibrasi dan pemeliharaan skala. Alat atau sensor yang satu ini juga bisa
dimanfaatkan untuk mengukur berat benda.Dalam dunia elektronika.sensor strain gauge banyak
digunakan untuk keperluan industri.
Berikut beberapa fungsi atau kegunaan dari strain gauge.
Strain gauge dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan
untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau
peregangan (tensile strain).
Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa
digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni)..

2.PENERAPANSENSOR GAYA
Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage dengan tipe-tipe:
1.Bonded strain gage
3

Susunan kawat tahanan di dalamnya berliku-liku sehingga memudahkan pendeteksian


terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan kawat, karena
tekanan akan menarik kabel sehingga meregang. Dengan meregannya starin gage, maka
terjadi perubahan resistansi kawat.

2.. Unbonded strain gage

Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan simetris.
Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan bertambah
3.CONTOH SENSOR GAYA
1.pintu otomatis pada mobil alpahrt secara otomatis jika ditekan remot buka ataupun menutup
.dan alat sensor tersebut melakukan deteksi terhadap suatu gerakan yang disebut namanya
passive sensor
2.sensor kecepatan
Sensor ini berhubungan dengan gaya kerena terjadi setiap per menit bisa terjadi perubahan gerak.
3.sensor seat bell
Sensor ini berhubungan dengan gerakan tarikan pada tali sit bell,dan menghasilkan bunyi apabila
tidak mengguakan sitbell

4.sensor manifold absoluad preasuare


Berfungsi memberikan informasi tekanan manifold seketika system control elektronik
pembakaran setelah melakukan pendeteksian .

5.sensor pompa minyak


Berfungsi untuk mendorong tekanan bahan bakar agar bisa disemprotkan ke intake
4.SISTEM AKUSISI SENSOR GAYA
Apabila ada gaya akan mengubah nilai resistansinya, perubahan resistansinya sesuai
dengan gaya yang diberikan. Prinsip dasar dari penggunaan hambatan listrik strain gauge
merupakan fakta bahwa hambatan dari perubahan kawat sebagai fungsi tegangan, meningkat
dengan tekanan dan menurun dengan adanya pemampatan.Perubahan dalam hambatannya diuur
dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone. Strain gauge terikat pada spesimen dan
kemudian pengukur (gauge) dikenanan pada tekanan yang sama sebagaimana spesimen yang
sedang dalam pengujian .

5.KARAKTERISTIK SENSOR GAYA


Sensor flexiforce sebagai sensor gaya sebagaimana telah disebutkan di atas berbentuk
printed circuit yang sangat tipis dan fleksibel. Sensor flexiforce sangat mudah diimplementasikan
untuk mengukur gaya tekan antara 2 permukaan dalam berbagai aplikasi. Sensor flexiforce
bersifat resistif dan nilai konduktansinya berbanding lurus dengan gaya/beban yang diterimanya.
Semakin besar beban yang diterima sensor flexiforce maka nilai hambatan output-nya akan
semakin menurun.
6.PRINSIP FISIS SENSOR GAYA
Misalnya:
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara menjadi besaran
listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang termasuk dalam Sensor
suara yaitu electric condenser mic kondenser.
7.PRINSIP KERJA SENSOR GAYA
Perubahan gaya pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi
pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang.Kemudian pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang
timbul pada kumparan menjadi tegangan yang sebanding.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja sensor:

—  Keadaan cuaca yang tidak menentu

—  Keadaan Suhu pada suatu lingkungan

—  Tekanan sekitar sensor


—  Umur dari komponen sensor tersebut.

8.MENGIDENTIFIKASI SENSOR GAYA

Seperti yang telah katakan tadi bahwa strain gauge adalah sebuah sensor atau alat yang
digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan suatu benda. Alat atau sensor yang satu ini juga
bisa dimanfaatkan untuk mengukur berat benda.Dalam dunia elektronika.sensor strain gauge
banyak digunakan untuk keperluan industri.

Berikut beberapa fungsi atau kegunaan dari strain gauge.

Strain gauge dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan
untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau
peregangan (tensile strain).

Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa
digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni

9.PENGUKURAN SENSOR GAYA

Pengukuran gaya dengan transducer yang menggunakan sensor berbasis tegangan-regangan,


straingauge, banyak dilakukan khususnya pada konstruksi mesin maupun konstruksi sipil. Pada
proses pembebanan statis, pengukuran dengan sensor ini memberikan hasil yang memuaskan
yaitu cukup teliti dan relatif sederhana dalam pengerjaan. Namun demikian untuk proses
pembebanan dinamis, terutama pada pengukuran gaya tumbukan, penggunaan sensor gaya ini
masih mengalami beberapa kendala dimana faktor pegas dari transducer sering menghasilkan
sinyal ikutan atau getaran bebas yang mengganggu sinyal utamanya. Untuk memperoleh
ketepatan pengukuran maka sinyal-sinyal ikutan ini harus dihilangkan

Sistem-sensor untuk pengukuran suatu gaya diilustrasikan sebagai berikut:

m, c, k

Persamaan umum untuk sistem-sensor diatas adalah:

m ẍ +c ẋ+ kx=F (t ) (1)


dimanaF(t) adalah gaya luar yang bekerja pada sensor, k, c, m masing-masing adalah konstanta
pegas, kelembaman (damping), dan inersia sensor, dan x adalah jarak perpindahan. Karena jarak
perpindahan x adalah proporsional terhadap tegangan outputX dari sistem sensor-amplifier-
recorder, persamaan (1) dapat ditulis dengan mendefinisi ulang M, C, dan K sebagai:

M Ẍ+C Ẋ +KX=F (t ) (2)

Konstanta K ditentukan dari kalibrasi statis sensor dimana Ẍ dan Ẋ dianggap nol.
Konstanta M dan C ditentukan dari data time-series yang dikumpulkan dari kumpulan data
getaran bebas (dampedfreevibration) dimana gaya luar tidak bekerja.

Misalkan k |X |
adalah output absolut puncak-puncak getaran, maka penurunan puncak-puncak
getaran dapat dinyatakan sebagai

X1 X2 Xk πγ
| |=| |=⋯=|
X2 X3 X k+1
|=exp
√ 1−γ 2 ( ) (3)

dimanaγ adalah koefisien kelembaman (damping). Dengan demikian,

Xk
ln| |
X k +1
γ=
2
Xk
√ (
π 2 + ln|
X k +1
|
)
10.MENGANALISIS SENSOR GAYA

Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan
Gaya dalam ilmu fisika ialah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda yang bermassa
mengalami perubahan . Biasanya sensor gaya berhubungan dengan tekanan atau yang dinamakan
srain gage. adalah alat atau sensor yang berfungsi untuk mengukur suatu tekanan atau berat suatu
benda. Alat atau sensor yang satu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan bernama
Edward E. Simmons sekitar tahun 1983.

Prinsip kerja strain gauge memanfaatkan sifat konduktansi elektrik.Gaya yang diberikan
pada suatu benda berbahan logam atau material konduktif tidak hanya menimbulkan deformasi
bentuk fisik, namun juga dapat menimbulkan perubahan sifat resistansi elektrik pada benda
tersebut. Seperti yang telah katakan tadi bahwa strain gauge adalah sebuah sensor atau alat yang
digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan suatu benda. Alat atau sensor yang satu ini juga
bisa dimanfaatkan untuk mengukur berat benda.Dalam dunia elektronika.sensor strain gauge
banyak digunakan untuk keperluan industri.

Berikut beberapa fungsi atau kegunaan dari strain gauge. Strain gauge dalam operasinya
memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan
yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau peregangan (tensile strain). Sensor
ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa
digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan 40 % Ni). Berbagai aplikasi
pengukuran gaya secara umum. Kata kunci : Strain Gauge, Transduser Oktagonal Ring,
Pengukuran Gaya.

B KAJIAN TENTANG TRANDUCER GAYA

1.PENJELASAN TENTANG TRANDUCER GAYA

Transduser Gaya / tekanan berfungsi Transduser yang menghasilkan tegangan tertentu ketika
tekanan benda berubah.

2.PENERAPAN TRANDUCER GAYA

Sebuah transduser tekanan yang menggunakan sensor pergeseran untuk menghasilkan


tegangan output diperlihatkan pada gambarTransduser ini dilengkapi dengan sebuah pipa
bourdon sebagai elemen elastisdan sebuah LVDT sebagai sensor

3.CONTOH TRANDUCER GAYA

Transducer gaya digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong
atau diapragma, ditunjukkan pada gambar 2.20.

Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.

Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk mengukur tinggi suatu cairan.
Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan statis ataupun perbedaan tekanan

4.SISTEM AKUSISI DATA TRANDUCER GAYA

Transducer gaya digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong
atau diapragma, ditunjukkan pada gambar 2.20.

Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.

Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk mengukur tinggi suatu
cairan.Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan statis ataupun perbedaan tekanan.

5.KARAKTERISTIK TRANDUCER GAYA

Karakteristik sensor gaya berhubungan juga dengan lingkungan dan performance dari suatu
trenducer,baik ketika beroperasi maupun tidak,terhadap kondisi external,misalya tekanan,getaran
dan kecepatan dan lain lain.

6.PRINSIP FISIS TRANDUCER GAYA

Transducer tekanan digunakan untuk mengukur dan mengendalikan tekanan, seperti tekanan
cairan atau gas.Untuk mengubah tekanan menjadi perubahan posisi diperlukan sebuah kantong
atau diapragma, ditunjukkan pada gambar 2.20.

Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga
mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.Kumparan yang digunakan adalah
kumparan CT (Center Tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain
berkurang. Signal Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.

Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk mengukur tinggi suatu cairan.
Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan statis ataupun perbedaan tekanan

7.PRINSIP KERJA TRANDUCER GAYA


*Prinisip Induktif: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang masuk dengan metode
perubahan induktif
* Prinsip Kapasitif: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang masuk dengan metode
perubahan kapasitas
* Piezoelektris: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang mengubah tegangan (V) dan
muatan (Q) yang disebabkan oleh sejenis kristal
* Prinsip Potensiometer: Prinsip ini akan mengubah besaran energi menjadi kedudukan kontak
geser pada suatu hambatan

8.MENGIDENTIFIKASI TRANDUCER GAYA

Klasifikasi transduser tekanan dapat dilakukan berdasarkan desain.Ini tersedia dalam berbagai
ukuran dan bentuk; Namun, teknologi dalam transduser juga dapat bervariasi.Ada empat jenis
transduser tekanan yang meliputi yang berikut.

Pengukuran Regangan

Kapasitansi

Potensiometrik

Kawat Resonansi

Output Listrik dari Transduser Tekanan

Ada tiga jenis output listrik yang digunakan untuk jenis transduser ini seperti mV (mill volts), V
(volts) & mA (arus). Masalah dapat dihindari dengan memilih output listrik untuk aplikasi
tertentu serta kabel transduser untuk jenis output listrik. Untuk setiap jenis output listrik,
petunjuk pemasangan kabel berikut dan aplikasi yang sesuai dibahas.

mV (mill volts)
Secara umum, transduser dengan output listrik mV dapat digunakan dalam aplikasi laboratorium.
Ini murah, ukurannya kecil, dan membutuhkan RPS (regulator power supply).Tingkat sinyal mV
sangat rendah, dan terbatas pada jarak kecil seperti 200 kaki.Itu sangat datar untuk mengembara
intrusi listrik dari yang dekat dengan sinyal listrik.

tranduser gaya ialah suatu proses perubahan energy menjadi energi lainyanya,dan tranducer juga
terbagi 2 yaitu:

1.TransduserPasif
Transduser pasif adalah transduser yang baru akan bekerja jika mendapatkan energi tambahan
dari luar. Transduser jenis ini tidak bisa menghasilkan tenaganya sendiri namun transduser ini
dapat melakukan perubahan nilai resistansi, induktansi atau kapasitansi jika mengalami
perubahan.Transduser Pasif memiliki berberapa jenis, yaitu resistif, kapasitif, induktif dan foto.

2.TransduserAktif
Transduser aktif merupakan transducer yang mampu bekerja tanpa bantuan energi dari luar dan
bekerja dengan menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transduser ini tidak
membutuhkan catu daya (sumber daya) dan dapat menghasilkan energy listrik

.
9 PENGUKURAN TRANDUSER GAYA

sensor LVDT 1 dengan inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm. Rentang Pengukuran Jarak
Berdasarkan data pengukuran dan grafik fungsi transfer yang diperoleh, LVDT 1 memiliki
rentang pengukuran dari 0 hingga 27 mm (untuk inti besi dengan panjang 6,7 cm) dan dari 0
hingga 80 mm (untuk inti besi dengan panjang 30 cm). Data rentang pengukuran jarak untuk dua
LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.Jumlah lilitan primer Jumlah lilitan sekunder-1 Jumlah
lilitan sekunder-2 Diameter kumparan Panjang inti besi Tabel 2 Data hasil pengukuran dan
perhitungan untuk ketiga sensor LVDT. LVDT 1 LVDT 2 LVDT lilitan 224 lilitan 133 lilitan
380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan 2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm 6,7 cm 30
cm 6,7 cm 30 cm 6,

10.MENGANALISIS TRANDUCER GAYA

Analisis dilakukan secara teoritis untuk menentukan output sinyal transduser dan secara
eksperimental untuk mengetahui output strain gauge yang telah terpasang pada transduser. Bahan
transduser menggunakan material medium carbon steel JIS S45C. Pemasangan sensor strain
gauge pada transduser oktogonal ring yang dirancang sedemikian rupa untuk melihat sensitivitas
pengukuran tranduser tersebut. Kemudian gaya sinyal yang diterima dan diproses menggunakan
sistem data akusisi untuk mengetahui karakteristik transduser. Hasil sensitivitas dan interference
error tranduser menunjukkan hasil rata rata pada sumbu Z sebesar 0,0005 V/N dan pada sumbu
X sebesar 0,00091 V/N dengan nilai error pada setiap channel sumbu Z sebesar 1,59 % dan
sumbu X sebesar 30,03 %. Dari hasil sensitivitas yang diperoleh selanjutnya membandingkan
selisih antara perhitungan regangan dengan pengukuran dengan hitungan hasil rata rata yang
diperoleh pada sumbu Z sebesar 3,9×〖10〗^(-6) mm/N dan pada sumbu X sebesar
1,2×〖10〗^(-5). Selanjutnya dari hasil perbandingan diperoleh interference error, pada sumbu
Z sebesar 17,88 % dan pada sumbu X sebesar 24,31%. Maka dengan hasil yang diperoleh, maka
sensitivitas transduser octagonal ring ini dapat digunakan diandalkan dan dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi pengukuran gaya secara umum. Kata kunci : Strain Gauge, Transduser
Oktagonal Ring, Pengukuran Gaya.

C. SENSOR DAN TRANDUSER ALIRAN


A. TEORI SENSOR ALIRAN
1. PENJELASAN TENTANG SENSOR ALIRAN
Sensor aliran atau air flow sensor merupakan sensor yang mengkonversi
jumlah udara yang masuk kedalam mesin menjadi sinyal tegangan.

Sensor aliranadalah alat untuk merasakan laju aliran fluida. Biasanyasensor


aliran adalah elemen penginderaan yang digunakan dalam flow meter, atau aliran
logger, untuk merekam aliran cairan. Seperti yang terjadi untuk semua sensor, akurasi
mutlak pengukuran memerlukan fungsi untuk kalibrasi.

Ada berbagai macam sensor aliran dan aliran meter, termasuk beberapa yang
memiliki baling-baling yang didorong oleh cairan, dan dapat mendorong potensiometer
putar, atau perangkat sejenis. Sensor aliran lain didasarkan pada sensor yang mengukur
transfer panas yang disebabkan oleh media bergerak. Prinsip ini umum untuk
MIKROSENSOR untuk mengukur aliran.
Arus meter berhubungan dengan perangkat yang disebut velocimeters yang
mengukur kecepatan cairan yang mengalir melalui mereka. Berbasis laser
interferometri sering digunakan untuk pengukuran aliran udara, tetapi untuk cairan,
sering kali lebih mudah untuk mengukur aliran. Pendekatan lain adalah metode
berbasis Doppler untuk pengukuran aliran. Hall sensor efek juga dapat digunakan,
pada katup flapper, atau baling-baling, untuk merasakan posisi baling-baling, seperti
pengungsi akibat aliran fluida.

2. PENERAPAN SENSOR ALIRAN MAF


Mass (air) flow sensor (MAF) digunakan untuk mengetahui debit massa udara
yang masuk mesin pembakaran internal bahan bakar injeksi.

Gambar. 2

Informasi massa udara yang diperlukan untuk unit kontrol mesin (ECU) untuk
menyeimbangkan dan memberikan massa bahan bakar yang benar untuk mesin. Air
berubah densitasnya karena memperluas dan kontrak dengan suhu dan tekanan. Dalam
aplikasi otomotif, kerapatan udara bervariasi dengan suhu lingkungan, ketinggian dan
penggunaan induksi paksa, yang berarti bahwa sensor aliran massa lebih tepat daripada
sensor aliran volumetrik untuk menentukan jumlah udara masuk di setiap silinder.
3. CONTOH SENSOR ALIRAN
a. Hot wire/kawat panas

b. Hot film Untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam engine

c. Karmen vortex Menghasilkan portisitas di ilir oleh karena itu mendeteksi jumlah fluida
yang mengalir.
d. Pitot tube, Untuk mengukur kecepatan udara

e. MAF,

Untuk mengetahui debit massa udara yang masuk ke mesin pembakaran internal bahan bakar
injeksi.

1. KARAKTERISTIK TRANDUSER ALIRAN


Karakteristik transduser dibagi menjadia tiga :

a. Karakteristik Statis.

Karakteristik statis adalah hubungan dalam


keadaan steady – state antara besaran fisik input dan
output elektrik. Karakteristik statis terdiri dari :

1) Accuracy, adalah perbedaan antara true output dan actual output.


2) Resolusi, adalah perubahan input yang paling kecil yang masih bisa
dideteksi oleh transduser.
3) Repeatability, adalah kemampuan transduser untuk menghasilkan
output yang sama pada pengukuran yang sama berulang kali.
4) Hysteresis, adalah perbedaan antara kalibrasi dengan cara naik dengan
kalibrasi dengan cara turun.
5) Linearity, adalah linieritas output dari transduser.
6) Conformance, adalah perbedaan antara kurva hasil kalibrasi dengan
suatu kurva linier.
7) Sensitivity, adalah perbandingan perubahan output dengan nilai
perubahan dari pengukuran.Karakteristik Dinamis.
b. Karakteristik dinamis

Karakteristik dinamis adalah seberapa cepat suatu output berubah ketika


mendapat perubahan pada input. Karakteristik dinamis terdiri dari :

1) Rise time, adalah waktu yang dibutuhkan agar dapat mencapai 10 %


hingga 90 % dari respon seluruhnya.

2) Time constant, adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 63.2%


dari harga maksimum.

3) Dead time, adalah perbedaan waktu antara input dan output.

4) Settling time, adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kurang


lebih 2% dari nilai steady state.

c. Karakteristik lingkungan

Karakteristik lingkungan adalah performa dari suatu transduser, baik


ketika beroperasi maupun tidak, terhadap kondisi external. Misalnya suhu,
tekanan, getaran, kecepatan, dan lain lain

6. PRINSIP FISIS TRANDUSER ALIRAN

Prinsipadalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaranumum maupun


individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman
untuk berpikir atau bertindak.

Fisis adalah perubahan suatu zat yang tidak menghasilkan zat baru. Jadi
prinsip fisis sensor aliran adalah suatu pernyataan umum yang dijadikan seseorang
sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak yang merubah suatu energy atau
udara kebentuk energy lain.

7. PRINSIP KERJA TRANDUSER ALIRAN

a.Transduser Perpindahan Jembatan Cairan

Transduser Perpindahan Jembatan Cairan atau udara yang biasa disebut


obstruction flow transducer. Prinsip kerja obstruction flow transducer dapat
ditemukan pada pipa venturi, orifice plate, flow nozzle, pipa pitot, dan rotameter.
secara umum contoh transduser tersebut memiliki prinsip kerja yang
sama.Prinsip kerja transduser perpindahan jembatan cairan adalah untuk
membentuk perubahan kecepatan dari aliran fluida sehingga diperoleh
perubahan tekanan yang dapat diamati. Yang kemudian perubahan tekanan
dalam bentuk energi fisik tersebut dapat diubah menjadi sinyal listrik ataupun
resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik).

8. IDENTIFIKASI TRANDUSER ALIRAN

Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti, menelaah.


Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan,mengumpulkan, meneliti,
mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara
intensitas kebutuhan dapat dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa
yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.

Jadi mengidentifikasi transduser aliran adalah kegiatan yang mencari atau


meneliti,mencatat data dan informasi dari transduser aliran.

9. PENGUKURAN TRANDUSER ALIRAN

Pengukuran dan control aliaran dapat dikatakan sebagai inti dari proses
industri. Berlangsungnya proses operasi manufaktur melibakan pergerakan dari
bagian tak terpakai materi, produk dan limbah yang dihasilkan dalam proses .
Semua fungsi itu dapat dikatakan sebagai aliran, meski bergerak secara otomatis
melalui susunan garis atau melalui sebuah pipa metilklorida.

a.Pengukuran Aliran Padat

Pengukuran aliran padat yang paling biasa terjadi ketika materi dalam bentuk
partikel kecil, seperti materi bubuk atau serbuk, dibawa dengan sebuah system
sabuk converyor atau dengan beberapa host materi lain. Sebagai contoh, jika
materi padat disisipkan dalam sebuah host cair, kombinasi ini dinamakan slurry,
yang dipompa kedalam pipa seperti sebuah cairan. Kita pertimbangkan system
conveyor dan menjadikan slurry diperlakukan sebagai aliran.

b. KONSEP ALIRAN CONVEYOR

Sebagai objek padat , aliran selalu dikatakan mempunyai spesifikasi massa


atau berat setiap unit wktu yang dibawa denagan system conveyor. Unit akan
menjadi banyak bentuk, sebagai contoh, kg/min, lb/min. Untuk membuat
pengukuran dari aliran itu hanya diperlukan bentuk berat kuantitas dari materi atas
beberapa panjang yang pasti dari system conveyer bergerak mengikuti perkiraan
dari rata – rata aliran materi

Q=WR/L

Dimana
Q = aliran dalam kg/min

W = berat materi dari bagian panjang

R=Kecepatanconveyerdalamm/min

L = panjang susunan berat dalam m

10. ANALISIS TRANDUSER ALIRAN

Pengertian Analisis adalah aktivitas yang terdiri dariserangkaian kegiatan


seperti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan
maknanya.

Jadi menganalisis sensor aliran adalah aktivitas kegiatan


mengurai,membedakan,memilah sesuatu lalu dikelompokkan mengenai
transduser aliran.

D. Sensor crankshaft Positif Sensor


2.1 Pengertian Sensor
Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle
gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor
tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator. Dalam sistem
bahan bakar, aktuatornya adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke
ruang bakar. Jadi besarnya bahan bakar yang disemprotkan diatur oleh ECU berdasarkan
informasi dari sensor sensor pada mesin EFI itu sendiri.
2.2 Crankshaft Position Sensor

Gambar 1. Crankshaft Position Sensor

CrankshaftPosition Sensoradalah perangkat elektronik yang digunakan dalam mesin


pembakaran internal untuk memantau posisi atau kecepatan rotasi crankshaft. Informasi ini
digunakan oleh sistem manajemen mesin untuk mengontrol waktu sistem pengapian dan
parameter mesin lainnya. Sebelum crankshaftposition sensoryang tersedia, distributor harus
diatur secara manual untuk tanda waktu pada mesin.

Crankshaftposition sensordapat digunakan dalam kombinasi dengan sensor posisi


camshaft mirip dengan memantau hubungan antara piston dan katup di mesin, yang sangat
penting dalam mesin dengan variable valve timing. Metode ini digunakan untuksinkronisasi
mesin empat langkah pada awal, memungkinkan sistem manajemen untuk mengetahui
kapan harus menyuntikkan bahan bakar. Hal ini digunakan sebagai sumber utama untuk
pengukuran kecepatan mesin di putaran per menit.

2.3Penerapan Sistem Crankhshaft Position Sensor


Penerapan Crankshaft Position Sensor adalah membantu ketika :

 Sistem pengapian dapat menghasilkan percikpan api.


 Sistem bahan bakar bisa mulai menyuntikan bahan bakar ke dalam silinder
Gambar 2. Letak Crankshaft Position Sensor

Gambar 3. Cara Kerja Crankshaft Position Sensor

Pada dasarnya, ada dua jenis CKP , sensor induktif (case engie RQB, dengan dua
kabel) dan sensor optik (sensor efek Hall, dengan tiga kabel), masing- masing menghasilkan
jenis sinyal yang berbeda.

Sensor induktif tereksitasi oleh roda target dalam jarak dekat, dan CKP mulai
menghasilkan sinyal tegangan analog. Dalam sensor induktif semacam ini, sinyal tegangan
ini dibuat tanpa bantuan sumber daya eksternal, ini hanya dibuat oleh efek induktif yang
disebabkan oleh magnetisme antara roda target putar dan sensor itu sendiri. Selama mesin
berputar, sinyal sedang diproduksi dan dikirim ke ECM / ECU, tetapi ketika mesin mati ,
begitu jugaa CKP

2.4 Karakteristik Crankshaft Position Sensor

Bentuk dari konektor sensor CKP ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Konektor CKP

Bisa dilihat pada konektor sensor CKP pada gambar diatas pada soket sensor ini
terdapat tiga buah pin konektor yang memiliki fungsi berbeda-beda dan menghubungkan ke
masing-masing koneksi yang berbeda-beda pula.

Gambar 5. Terminal CKP


Masing-masing pin konektor berfungsi sebagai berikut:

 Pin konektor nomor 1 berfungsi untuk menerima tegangan dari ECM sebesar 5 V – 8
V
 Pin konektor nomor 2 atau bisa juga di sebut dengan pin konektor ground, karena
konektor ini berfungsi menerima arus minus (ground)
 Pin konektor nomor 3 atau pin konektor output karena pin inilah yang berfungsi
mengirimkan sinyal posisi crankshaft pada ECM
 ECM menggunakan sinyal yang dikirim dari CKP Sensor untuk mengaktifkan Relay
Auto Shut Down (ASD) atau yang lebih sering dikenal dengan Relay EFI. Rela EFI
itulah yang bertugas untuk mengaktifkan IG Coil yang berfungsi untuk memulai
proses pengapian di dalam silinder mesin (ruang bakar).

2.5 Prinsip Kerja Crankshaft Position Sensor

Cara kerja cranshaft position sensor (CKP) memanfaatkan sensor putaran. Namun


dalam penggunaan jenis sensor, ada dua jenis yaitu sensor induktif dan sensor effect hall.
Sensor induktif memanfaatkan induksi yang dihasilkan oleh pickup coil. Biasanya CKP
sensor yang menggunakan induksi terdiri dari dua kabel. Sementara itu, CKP sensor yang
menggunakan effect hall memanfaatkan effect hal untuk mendeteksi putaran dan posisi
crankshaft. Untuk lebih jelasnya mengenai cara kerja crankshaft position sensor berikut akan
dibahas satu persatu.
Gambar 6. Crankshaft Position Sensor Induksi dan Hall Effect

2.5.1Crankshaft Position Sensor Tipe Induktif

Pada saat mesin berputar, maka rotor akan ikut berputar. Putaran ini
menyebabkan gigi-gigi akan memotong medan magnet yang terdapat pada CKP sensor.
Perubahan medan magnet ini akan menyebabkan terjadi induksi elektromagnet pada
pickup coil. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tegangan induksi. Tegangan inilah
yang akan dikirimkan ke ECU sebagai informasi mengenai putaran dan posisi crankshaft.

Besarnya tegangan yang dihasilkan tergantung dari kecepatan dan kekuatan


perubahan medan magnet. Semakin cepat putaran maka tegangan induksi yang dihasilkan
akan semakin besar. Sebaliknya semakin rendah putaran maka tegangan induksi yang
dihasilkan akan semakin kecil. Pada umumnya tegangan yang dihasilkan yaitu 1-2 volt
atau bisa lebih.

2.5.2Crankshaft Position Sensor Tipe Hall Effect

Pada CKP sensor tipe hall effect tidak bergantung dengan perubahan medan
magnet. Sensor yang digunakan yaitu hall effect yang mampu merubah tegangan
tergantung dengan frekuensi dan kecepatan putaran. Prinsip inilah yang menyebabkan
hall effect dapat digunakan menjadi salah satu sensor pada crankshaft position sensor. 

Umumnya, untuk CKP sensor yang menggunakan hall effect menggunakan tiga
kabel. Hal ini dikarenakan hall effect memubutuhkan tegangan input agar dapat bekerja.
Tiga teminal yang digunakan yaitu tegangan input, ground atau massa, dan tegangan
output. Selain itu CKP tipe hall effect membutuhkan amplifier untuk memperkuat sinyal
yang di hasilkan.

Ketika mesin berputar maka rotpr akan ikut berputar. Putaran ini akan dideteksi
oleh hall effect dan akan menghasilkan sinyal yang frekuensinya sesuai dengan kecepatan
rotor.
2.6 Indetifikasi Crankshaft Position Sensor
Sensor ini terletak dekat pulley crankshaft ( depan bawah mesin ), sensor ini
berfungsi untuk mendeteksi posisi poros engkol yang nantinya dapat diperoleh data
kecepatan putar mesin / RPM ( Rotation per Minute ) dan posisi TMA silinder .
Sensor CKP ini pada umumnya di pasang berdekatan dengan posisi crankshaft dan
menempel dengan blok mesin secara langsung. Sensor ini harus tahan terhadap panas yang
di hasilkan oleh mesin, jika sensor ini tidak tahan panas bisa di pastikan bahwa sensor ini
akan lebih cepat rusak.

2.7 Menganalisis Crankshaft Position Sensor

Sensor CKP dapat ditest dengan menggunakan multimeter/test tahanan (resistensi).


Berikut ini cara melakukannya :

2.7.1Gejala kerusakan sensor CKP

Bila sensor CKP rusak, maka gejala yang paling jelas adalah mobil tidak dapat
dicrank/distart. Mobil dapat di star tapi tidak bisa hidup.

Berikut gejala yang lebih spesifik, jika kondisi sensor CKP buruk atau rusak :

 Relay Auto Shutdown tidak aktif dengan demikian tidak dapat memberikan daya
untuk mengaktifkan :
o Injector bahan bakar
o Coil pengapian
o Relay pompa bahan bakar demikian dengan pompa bahan bakar
 Tidak ada percikan bunga api dari semua busi
 Pompa bahan bakar tidak aktif selama cranking
 PCM/ECU tidak dapat mengaktifkan injector

Dua gejala penting yang harus dicari ketika busi tidak memercikkan bunga api
dan tidak ada sinyal dikonektor injector (ditest dengan menggunakan lampu LED). Jika
satu busi memercikkan bunga api, atau salah satu injector mengeluarkan sinyal, itu berarti
sensor CKP tidak rusak.
2.7.2Alat yang digunakan untuk pengetesan sensor CKP

 Multimeter digital atau analog


 Dongkrak
 Jack stand
 Rachet 1/2 dan kunci sock yang sesuai kepala baut pulley crankshaft, guna untuk
memutar pulley

2.7.3Cara kerja sensor CKP

Sensor CKP pada mobil anda terdapat 3 kabel hall-effect. Karena sensor
crankshaft adalah sensor jenis hall- effect, menghasilkan sinyal tegangan on/off, dan
dapat diukur dengan menggunakan multimeter, osiloscop, lampu LED

Ketika memutar kunci kontak ke posisi "start", masing-masing dari 3 kabel yang
terhubung ke sensor CKP memiliki peran kerja spesifik, yaitu :

Gambar 7. Pin Konektor CKP

 Pin konektor nomor 1 bertugas menerimasupply tegangan sebesar 5 - 8Volt dari


PCM/ECU
 Pin konektor nomor 2 bertugas menerimaground (arus listrik negatif), ground juga
dikirim ke PCM/ECU
 Pin konektor nomor 3 bertugas memberikansinyal posisi crankshaft kemudian dikirim
kePCM/ECU untuk dikalkulasi
 PCM/ECU menggunakan sensor CKP untukmengaktifkan rellay Auto Shut Down
(ASD)atau sering disebut dengan rellay EFI
 Rellay EFI akan mengaktifkan : rellay pompa bahan bakar demikianm dengan fuel
pump,injector, coil pengapian demikian pengapianuntuk setiap silinder mesin
 Oleh karena itu, sensor CKP (sinyal) sangat penting untuk menghidupkan mesin

Harus diketahui, jika sensor CKP rusak, maka mobil hanya dapat dicrank, tetapi
mesin mobil tidak dapat berputar (hidup) karena kurangnya pengapian dan suplai bahan
bakar.

2.7.4Test CKP 1 (Memeriksa sinyal)

 Pastikan roda direm parkir dan ganjal roda belakang dengan balok, dongkrak mobil
dan posisikan jack stand pada titik tumpuan jack stand
 Lepaskan konektor pada coil pengapian. Hal ini penting! Jangan melanjutakan
pengetesan jika belum melepas konektor pada coil pengapian
 Cari letak sensor CKP pada mesin, keluarkan kabel yang ditutupi dengan plastik
selongsong warna hitam atau solasi kabel hitam
 Jika kesulitan mengeluarkan kabel dari selongsong, saya sarankan melepas konektor
sensor CKP terlebih dahulu. Apabila sudah kabel sudah terlepas dari plastik
pelindung, pasang kembali konektor ke posisi semula. Sensor CKP harus terhubung
dengan arus listrik untuk mengetes sensor bekerja atau tidak
 Posisikan multimeter ke mode tegangan DC, sobek atau tusuk kabel no 1 dengan
peniti, dan tempelkan Lead multimeter yang berwarna merah ke kabel no 1 (yang
mengirim sinyal ke CKP ke PCM)
 Pasangkan LEAD meltimeter hitam ke body mesin (Ground)
 Setelah itu putar pulley crankshaft searah jarum jam, amati layar multimeter. jangan
sekali-kali mengenkol mesin dengan motor starter atau memutar kunci kontak ke
posisi "START", karena hal ini meyebabkan hasil pengetesan tidak akurat
 Jika sensor CKP bekerja dengan benar, multimeter akan menunjukkan tegangan On
sebesar 5 Volt, dan saat posisi off akan menghasilkan tegangan sebesar 0.5 Volt.
Kunci utama untuk melihat perubahan tegangan adalah memutar pulley crankshaft
secara perlahan dan stabil

2.7.5Test CKP 2 (Memeriksa tegangan)

 Posisikan multimeter pada mode DC, hubungkan kabel no 3 dengan LEAD berwarna
merah pada multimeter. Jangan memeriksa tegangan kabel pada konektor sensor,
tusuk kabel dengan alat yang tepat
 Tempelkan LEAD hitam pada multimeter ke body mesin (ground)
 Putar kunci kontak ke posisi ON
 Jika semua rangkaian bagus, multimeter akan menunjukkan 5 - 8 Volt

2.7.6Test CKP 3 (Memeriksa Ground)

 Multimeter dalam posisi DC, hubungkan LEAD hitam pada multimeter ke kabel no 2
 Tempelkan LEAD merah pada multimeter ke terminal baterai positif
 Putar kunci kontak ke posisi ON
 Jika sirkuit (rangkaian) bagus, maka multimeter akan menunjukkan tegangan baterai
sebasar 12 volt ke atas.

E. Teori Tentang Sensor MAP


MAP sensor adalah sensor untuk mengetahui tekanan udara yang masuk ke dalam intake
manifold. Sensor ini terletak pada saluran udara masuk setelah katup gas dan digunakan pada
mesin injeksi jenis D-EFI.
A. Penerapan sensor MAP

Salah satu penerapan MAP adalah pada mesin mobil Ford yang berguna untuk mendeteksi
seberapa tingkat kevakuman yang terjadi pada intake manipol. Umumnya, kevakuman, tersebut
disebabkan adanya hisapan yang terjadi pada mesin mobil ford yang selanjutnya di ubah menjadi
nilai tegangan tertentu yang lantas di kirim ke bagian ECU mesin.

Alur selanjutnya setelah sampai di ECU mesin, informasi yang di dapat melalui tegangan
output MAP sensor akan diteruskan ke bagian injector mesin. Tujuannya adalah agar mesin
mendapatkan asupan bahan bakar yang sesuai dengan seberapa besar kebutuhan mesin. Dengan
kata lain, saat mobil Ford Anda dilengkapi dengan MAP sensor, tujuannya adalah agar konsumsi
bahan bakar yang dibutuhkan mesin sekaligus tegangan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam keadaan tersebut, kondisi mesin kendaraan akan tetap bagus.

B. Contoh sensor MAP

Pada pemeriksaan toyota 4Afe :

Cara mengetahui MAP sensor yang rusak

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah MAP sensor mengalami
kerusakan atau tidak yaitu salah satunya dengan menggunakan scanner EFI. Selain itu dapat
dilakukan dengan memeriksa tegangan input yang menuju ke terminal VC dan memeriksa
tegangan output yang keluar dari terminal PIM. Berikut ini contoh pemeriksaan MAP sensor
pada toyota tipe 4AFE :

Terminal Kondisi Soket Kundisi Kunci Tegangan


Kontak Spesifikasi

E2 dan VC Dilepas Kunci Kontak On 5 volt

E2 dan PIM Terpasang Kunci Kontak On dan 0,3 – 0,5 volt


Kevakuman 0,13 bar

E2 dan PIM Terpasang Kunci Kontak On dan 0,7 – 0,9 volt


Kevakuman 0,27 bar

E2 dan PIM Terpasang Kunci Kontak On dan 1,1 – 1,3 volt


Kevakuman 0,40 bar

E2 dan PIM Terpasang Kunci Kontak On dan 1,5 – 1,7 volt


Kevakuman 0,54 bar

Jika kerusakan pada MAP sensor sudah diperbaiki, maka untuk menghapus data yang
tersimpan di ECU dapat dilakukan dengan menggunakan scanner EFI atau melepas sekering EFI
kurang lebih selama 10 detik. Namun untuk lebih jelasnya tentang cara pemeriksaan MAP sensor
dapat dilakukan dengan melihat buku manual kendaraan tersebut.

C. Sistem akusisi data sensor MAP

Akusisi data adalah proses untuk mengambil,mengumpulkan,dan menyiapkan data,hingga


memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki.

D. Karakteristik MAP Sensor


MAP Sensor berfungsi mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam silinder berdasarkan tekanan
udara pada intake manifold. MAP Sensor digunakan pada EFI-D. Sensor ini sering disebut Pressure Intake
Manifold sensor (PIM) atau Vacuum sensor. Data dari MAP Sensor sebagai dasar untuk menentukan
jumlah injeksi dan saat pengapian. Kelebihan utama MAP Sensor dibandingkan air flow meter dalam
mengukur jumlah udara adalah komponen mekanis lebih sedikit, tidak terpengaruh terhadap kebocoran
pada manifold dan perubahan tekanan udara luar.

MAP Sensor merupakan piezoresistivesilicon chip yang nilai tahanannya berubah akibat
perubahan tekanan dan sebuah Integrated Circuit (IC). Piezoresistive adalah bahan yang nilai
tahanannya tergantung dari perubahan bentuk. Piezoresistive dibuat diafragma (Silicon chip)
yang berfungsi sebagai membrane antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan
ruangan yang berhubungan dengan intake manifold. MAP Sensor dihubungkan ke intake
manifold menggunakan selang. Semakin besar kevakuman (semakin rendah tekanan) pada intake
manifold maka tahanan pada MAP Sensor lebih tinggi, sehingga tegangan output MAP Sensor
semakin kecil. Apabila tekanan negatif intake air manifold tinggi, tegangan output pada MAP
Sensor menjadi rendah, sehingga PCM menganggap (menentukan) volume udara adalah kecil
dan mengurangi (menurunkan) volume fuel jet. Apabila tekanan negatif intake manifold rendah,
tegangan output pada sensor MAP akan menjadi tinggi, sehingga PCM menganggap volume
udara masuk intake manifold besar, dan menaikan volume injeksi bahan bakar.

Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat perubahan
lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal.
MAP sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling
tinggi (kunci kontak “ON” mesin “MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu
pula sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).

E. Prinsip fisis sensor MAP


Sensor MAP menggunakan keadaan vakum sempurna sebagai tekanan referensi.
Perbedaan tekanan antara vacuum chamber dengan tekanan intake manifold akan membuat
sinyal tegangan berubah. Jadi, sensor MAP mengubah tekanan pada intake manifold menjadi
tegangan.

Sensor MAP memiliki konektor tiga-kawat, yaitu : ground, sinyal referensi dari komputer
(5 Volt) dan sinyal kembali. Tegangan output biasanya meningkat saat throttle dibuka dan
vakum menurun. Sebuah sensor MAP yang membaca 1 atau 2 volt pada idle dapat membaca 4,5
Volt sampai 5 Volt saat throttle terbuka lebar. Keluaran pada umumnya yaitu sekitar 0,7-1,0 Volt
untuk setiap 5 inci Hg perubahan dalam vakum.

Sensor MAP dapat menimbulkan masalah pada kemampuan mengemudi (driveability)


karena sensor MAP sangat penting dalam pemakaian bahan bakar dan pengapian. Oleh karena,
diperlukan pengecekan terlebih dahulu pada sensor, koneksi, dan ruang vakumnya.  Ruang
vakum (vakum chamber) harus benar benar tehubung ke port sensor dan tidak terjadi
penyumbatan ataupun kebocoran di dalamnya. Sensor MAP harus terhubung pada tegangan 5
volt, dan ground harus benar benar tidak memiliki resistansi. Kalibrasi dan performansi sensor
dicoba dengan tekanan yang berbeda beda, kemudian dibandingkan dengan spesifikasi
penurunan tegangan.

F. Prinsip kerja sensop MAP

MAP sensor terdiri dari dua sisi yang dipisahkan oleh suatu diafragma fleksibel. Satu sisi
adalah “referensi udara” (yang dapat disegel atau dibuang ke udara luar), dan yang lainnya
adalah ruang vakum yang terhubung ke intake manifold pada mesin dengan selang karet atau
koneksi langsung. MAP sensor dapat dipasang di spatbor atau intake manifold.

Pada MAP sensor terdapat chip silicon yang dipasangkan pada ruang hampa udara
(vacuum chamber). Jika terjadi perubahan tekanan maka resistansi chip silicon akan berubah
(perubahan tekanan dan resistansi sebanding). Nilai perubahan resistansi ini kemudian diubah
menjadi sinyal tegangan. Hasil pembacaan sensor ini akan digunakan computer untuk
menentukan berapa banyak bahan bakar yang diinjeksikan.
Sensor MAP menggunakan keadaan vakum sempurna sebagai tekanan referensi.
Perbedaan tekanan antara vacuum chamber dengan tekanan intake manifold akan membuat
sinyal tegangan berubah. Jadi, sensor MAP mengubah tekanan pada intake manifold menjadi
tegangan.

Sensor MAP memiliki konektor tiga-kawat, yaitu : ground, sinyal referensi dari komputer
(5 Volt) dan sinyal kembali. Tegangan output biasanya meningkat saat throttle dibuka dan
vakum menurun. Sebuah sensor MAP yang membaca 1 atau 2 volt pada idle dapat membaca 4,5
Volt sampai 5 Volt saat throttle terbuka lebar. Keluaran pada umumnya yaitu sekitar 0,7-1,0 Volt
untuk setiap 5 inci Hg perubahan dalam vakum.

Sensor MAP dapat menimbulkan masalah pada kemampuan mengemudi (driveability)


karena sensor MAP sangat penting dalam pemakaian bahan bakar dan pengapian. Oleh karena,
diperlukan pengecekan terlebih dahulu pada sensor, koneksi, dan ruang vakumnya.  Ruang
vakum (vakum chamber) harus benar benar tehubung ke port sensor dan tidak terjadi
penyumbatan ataupun kebocoran di dalamnya. Sensor MAP harus terhubung pada tegangan 5
volt, dan ground harus benar benar tidak memiliki resistansi. Kalibrasi dan performansi sensor
dicoba dengan tekanan yang berbeda beda, kemudian dibandingkan dengan spesifikasi
penurunan tegangan.

Gambar 4. Perbandingan Kevakuman – Tegangan Output MAP Sensor

G. Identifikasi MAP Sensor


Mengidentifikasi Rangkaian kelistrikan MAP Sensor adalah sebagai berikut (pada mobil Timor) :
Pada MAP Sensor tersebut terdapat 3 terminal yaitu terminal A,terminal B, dan terminal C.
1. Terminal A sebagai terminal catu daya dengan tegangan 5 V.
2. Terminal B merupakan signal variabel tegangan yang mengambarkan perubahan tekanan udara
pada intake manifold.
3. Terminal C sebagai terminal massa.
H. Pengukuran MAP Sensor

Pemeriksaan MAP Sensor dengan melakukan pengukuran tegangan pada terminal MAP
Sensor. Pemeriksaan tegangan antara terminal A – C yang merupakan teganagan input MAP
Sensor dari PCM adalah sebesar 4 – 5 Volt. Pemeriksaan tegangan antara terminal B – A
besarnya adalah sesuai dengan besarnya kevakuman pada intake manifold yang merupakan
tegangan output MAP Sensor menuju PCM untuk dijadikan sinyal ke aktuator untuk melakukan
tugasnya sesuai perintah PCM dan kebutuhan mesin.

1. Pemeriksaan Rangkaian Kelistrikan MAP Sensor


a. Pemeriksaan rangkaian kelistrikan, langkah – langkahnya sebagai berikut :
1) Memposisikan kunci kontak pada posisi OFF.
2) Melepaskan socket terminal pada MAP sensor.
3) Melepaskan socket terminal pada PCM.
4) Memeriksa hubungan antara terminal A pada socket terminal MAP sensor dan terminal
45 pada socket terminal PCM.
5) Memeriksa hubungan antara terminal B pada socket terminal MAP sensor dan terminal
16 pada socket terminal PCM.
6) Memeriksa hubungan antara terminal c pada socket terminal MAP sensor dan terminal
44 pada socket terminal PCM.
7) Memeriksa kondisi rangkaian kelistrikan terhadap hubungan singkat, rangkaian putus,
atau kemungkinan kondisi kabel sudah mempunyai nilai hambatan yang tinggi.

b. Pemeriksaan rangkaian terbuka pada MAP sensor, langkah – langkahnya sebagai


berikut :
1) Memposisikan kunci kontak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati).
2) Melepaskan socket terminal pada MAP sensor.
3) Memeriksa tegangan antara terminal A dan C pada socket dengan menggunakan
Voltmeter (Jumper termilnal positif Voltmeter pada terminal A pada MAP Sensor
dan Jumper negatif Voltmeter pada terminal C MAP Sensor).
4) Bila tegangan menunjukan antara 4,2 - 5 Volt, maka kondisi rangkaian kelistrikan
dan Power Train Control Module (PCM) baik.
5) Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 Volt, maka kerusakan bisa terjadi pada
rangkaian kelistrikan atau pada PCM-nya.
c. Pemeriksaan rangkaian terbuka pada Power Train Control Module (PCM), langkah –
langkahnya sebagai berikut :
1) Putar kunci kontak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati).
2) Lepaskan socket terminal pada MAP sensor.
3) Periksa tegangan antara terminal 45 dan 44 pada PCM dengan menggunakan
Voltmeter (Jumper termilnal positif Voltmeter pada terminal 45 pada PCM dan
Jumper negatif Voltmeter pada terminal 44 PCM).
4) Bila tegangan menunjukan antara 4,2 - 5 Volt, maka kondisi PCM baik.
5) Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 Volt, maka kerusakan terjadi pada
PCM.
2. Melakukan pemeriksaan pada MAP Sensor, langkah – langkahnya sebagai berikut :

a. Melepaskan selang vakum (dari intake manifold) pada MAP sensor, dan menganti
dengan Pompa Vakum.
b. Memposisikan kunci kontak pada posisi ON (soket terpasang pada MAP sensor
dan PCM, kondisi mesin dalam keadaan mati).
c. Pemeriksaan tegangan input AFM antara terminal A – C adalah sebesar 4 – 5
Volt.
d. Memberi kevakuman pada MAP sensor dengan menggunakan Pompa Vakum
e. Memeriksa variabel tegangan output MAP sensor (antara terminal B – A).
Bandingkan hasil pemeriksaan dengan tabel dan grafik spesifikasi di bawah ini.

Besar
Tegangan
Vakum
(Volt)
(mmHg)
100 0,3 – 0,5
200 0,7 – 0,9
300 1,1 – 1,4
400 1,5 – 1,7
500 1,9 – 2,1

Pada table spesifikasi diatas terdapat perbedaan dengan penggambaran grafik di atas. Jika
pada table semakin besar vakum semakin besar pula tegangannya, tetapi pada grafik semakin
besar vakum maka semakin kecil tegangan outputnya. Pada table tegangan yang tertulis bukan
merupakan tegangan output menuju PCM, untuk mengetahui tegangan output maka tegangan
input perlu dikurangi tegngan hasil pembacaan voltmeter. Sedangkan pada grafik pembacaan
tegangan output MAP Sensor sudah benar, yaitu semakin besar vakum maka akan semakin kecil
tegangan outputnya.

J.Menganalisis sensor MAP

F. VPS (Vapour Preaure Sensor)


A. Penjelasan Sensor VPS
Vapour Preaure Sensor (VPS)
Vapour Preaure Sensor adalah sensor yang di gunakan untuk mengukur tekanan
uap dalam sistem kontrol emisi evaporatif.

B. Penerapan Sensor VPS

Sensor Tekanan Uap dapat terletak di tangki bahan bakar, dekat rakitan tabung
arang, atau di lokasi terpencil.

C. Contoh sensor VPS

D. Sistem Akuisisi Data Sensor VPS

Sensor ini menggunakan chip silikon dengan tekanan referensi yang dikalibrasi di satu sisi
chip, sisi lain chip terkena tekanan uap. Perubahan tekanan uap menyebabkan chip melentur dan
memvariasikan sinyal tegangan ke ECM. Sinyal tegangan keluar tergantung pada perbedaan
antara tekanan atmosfer dan tekanan uap. Ketika tekanan uap meningkat, sinyal tegangan
meningkat. Sensor ini sensitif terhadap perubahan tekanan yang sangat kecil (1,0 psi = 51,7
mmHg).

E. Karakteristik Sensor VPS


Karakteristik sensor VPS adalah saat tekanan uap mulai naik maka tegangan outputnya akan
semakin besar

F. Prinsip Fisis Sensor VPS

G. Prinsip Kerja Sensor VPS

Sensor tekanan uap datang dalam berbagai konfigurasi. Ketika VPS dipasang langsung pada
rakitan pompa bahan bakar, tidak diperlukan selang. Untuk lokasi terpencil, mungkin ada satu
atau dua selang yang terhubung ke VPS. Jika VPS menggunakan satu selang, selang terhubung
ke tekanan uap. Dalam konfigurasi dua selang, satu selang terhubung ke tekanan uap, selang
lainnya ke tekanan atmosfer. Adalah penting bahwa selang-selang ini terhubung ke port yang
tepat. Jika dibalik, DTC akan ditetapkan.

H. Mengidentifikasi Sensor VPS

I. Pengukuran Sensor VPS


J. Menganalisis sensor VPS

G. KNOCK SENSOR
A. Penjelasan Knock Sensor  
    Knock sensor adalah sebuah sensor yang dipasangkan dikepala silinder,dapat bekerja
dikarenakan oleh sebuah ketukan/ledakan dari sebuah mesin dari pra ledakan campuran udara
dan bahan bakar. Merupakan suatu sensor yg mendeteksi ketukan-ketukan mesin dan mengirim
sinyal ke ECM atau mendeteksi pembakaran yang tidak normal. Sensor ketukan menghasilkan
satu tegangan listrik ketika getaran diterapkan ke mereka ,memanfaatkan efek piezoelektrik yang
menghasilkan tegangan listrik sebanding ke pemecutan sehubungan dengan getaran tersebut

contoh gambar knock sensor

. Sebagai bagian depan api bergerak keluar dari busi pengapian gelombang titik tekanan, dalam
kecelakaan ruang ke piston rendah, terlalu panas, atau lebih dari waktu maju. Kadang-kadang
dapat disebabkan oleh deposit karbon panas pada piston atau kepala silinder yang meningkatkan
kompresi. Efek piezoelektrik ditemukan oleh Pierre dan Jacque Curie di akhir abad 19 .Prinsip
mulai digunakan dalam industri penginderaan aplikasi dalam tahun 1950-an. Elemen
piezoelectric menghasilkan tegangan ketika tekanan atau getaran diterapkan kepada
mereka.Bahan keramikdan Kristal-tunggal.
 Sensor ini terdiri dari piring piezoelektrik dan massa seismik yang terkandung dalam plastik.
fungsinya adalah untuk mengukur getaran yang dihasilkan oleh mesin, dengan memanfaatkan
karakteristik khusus dari bahan piezoelektrik, yang menghasilkan tegangan keluar ketika
mengalami stres mekanik. Tegangan ini dimonitor oleh komputer, dan ketika penyimpangan
terdeteksi, komputer mengoreksi waktu di VVT (variable valve timing) mesin, atau memicu
Kode Masalah Diagnostik DTC) pada kendaraan yang lebih tua.  Tegangan ini disaring dan
dianalisis oleh unit kontrol yang mengoreksi sudut pengapian dengan penundaan.Pengakuan dan
keterbatasan ketukan berlangsung untuk setiap silinder.sebagai sinyal mengetuk ditugaskan ke
silinder relatif (lihat dapat sudut sensor), adalah mungkin untuk melakukan penyesuaian individu
untuk setiap silinder. Satu kali tanda dari peledakan dideteksi (yaitu. ietuk), sensor ketukan
mengirimkan satu sinyal tegangan listrik ke manajemen komputer mesin yang memperlambat
pemilihan waktu nyala sedikit untuk-menghindari-peledakan.
Sedangkan knoking yaitu getaran frekuensi tinggi yang di sebabkan oleh peledakan atau
pembakaran prematur dari bahan bakar di dalam satu slinder mesin dan akibat dari knoking yaitu
dapat menghilangkan tenaga pada mesin dan juga bisa menghancurkan-mesin-itu-sendiri.
Menurut para ahli, operasi kendaraan di dekat ledakan (pengapian bahan bakar dan udara dengan
bantuan percikan dari busi) batas membantu dalam memproduksi lebih banyak kekuatan dan
menambah kinerja kendaraan.Bahwa menjadi kata, ada garis tipis perbedaan antara operasi
kendaraan dekat batas ledakan dan di luar itu.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, operasi
kendaraan dengan mengetuk mesin dapat mengakibatkan beberapa kerusakan serius pada mesin,
dan karena itu kita harus memonitor mesin untuk mengetuk saat mengemudi, dan ini adalah di
mana sensor ketukan datang ke dalam gambar.Secara sederhana, sensor ketukan membantu Anda
memantau mesin mengetuk dan memastikan bahwa masalah mesin berbagai terkait dengan itu
simpan di teluk.

B. Contoh-contoh knock sensor

C.Penerapan sistim Knock Sensor

Salah satu cara agar mesin kendaraan tak 'menggelitik' adalah dengan melakukan
pengaturan waktu pembakaran (ignition timing) yang dilakukan oleh Electronic Control Unit
(ECU) yang sudah banyak digunakan pada kendaraan saat ini.

Namun dalam upaya mengontrol waktu pembakaran, ECU tak bekerja sendiri. Adalah sensor
knock yang membantu ECU mengetahui saat mesin menggelitik.
Sensor knock ini semacam telinga bagi mesin kendaraan yang terhubung dengan ECU.
Dilengkapi komponen yang sensitif pada gelombang suara antara 6 sampai 9 kHz, komponen
sensor tersebut mampu menangkap suara mesin saat menggelitik.
D. Sistim akuisi data knock sensor

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan
yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi.

Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan.

Isyarat adalah besaran yang berubah dalam waktu dan atau dalam ruang, dan membawa suatu
informasi

Perpaduan sensor, tranduser dan rangkaian pemroses sinyal akan membentuk sebuah
SistemSensor yang memiliki fungsi tertentu sesuai dengan tujuan dikembangkannya sistem
tersebut.

Cara Kerja Sederhana

TX dan RX bekerja bergantian berdasarkan pengaturan switch

Ketika TX ON  gelombang ultrasonik dipancarkan

Ketika RX ON akan menangkap gelombang ultrasonic Semakin dekat penghalang maka sinyal
pantul akan ditangkap lebih cepat Kondisi inilah yang diproses lebih lanjut untuk misalnya
menentukan jarak, mengeraskan alarm, dll

akuisisi data Adalah suatu proses untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data,
hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki

E.Karakteristik Knock Sensor


1)keramik piezoelectric

Pengukuran Getaran atau percepatan paling sering meggunakan sensor piezoelektrik keramik
atau accelerometer. Tiga faktor utama membedakan sensor getaran: frekuensi natural, koefisien
redaman, dan faktor skala. Faktor skala berhubungan output ke input akselerasi dan terkait
dengan sensitivitas. Paramter frekuensi natural dan koefisien redaman menentukan tingkat
akurasi dari sensor getaran. Dalam suatu sistem yang terdiri dari pegas dan massa terpasang, jika
ditarik massa kembali menjauh dari keseimbangan dan melepaskannya, massa akan bergetar
maju (masa keseimbangan) dan mundur hingga kediam. Gesekan yang membawa massa untuk
beristirahat didefinisikan oleh koefisien redaman, dan tingkat di mana massa bergetar maju dan
mundur adalah frekuensi natural.

Gambar Strukur Sensor keramik piezoelectric

Sensor getaran piezoelektrik keramik adalah sensor yang paling umum digunakan karena jenis
ini paling serbaguna.Sensor getaran ini dapat digunakan dalam pengukuran syok (ledakan dan tes
gagal), pengukuran frekuensi tinggi, dan lambatfrekuensi rendah pengukuran getaran.Hal ini
ditunjukkan oleh sensor piezoelektrik keramik yang lebih tinggi daripada frekuensi natural rata
rata. Namun, sensor ini biasanya memiliki output di kisaran millivolt dan membutuhkan high-
input-impedansi, detektor suara rendah untuk menafsirkan tegangan dari kristal piezoelektriknya.

2) Proximity Probes and Linear Variable Differential Transformers (LVDTs)

Proximity Probes dan LVDTs adalah dua sensor yang serupa. Keduanya terbatas percepatan
mapan atau pengukuran getaran frekuensi rendah; Namun, sensor LVDT getaran memiliki
frekuensi alami sedikit lebih tinggi, yang berarti bahwa ia dapat menangani / mendeteksi getaran
yang agak tinggi. Proximity Probe hanyalah sebuah pegas massa yang melekat pada wiper dari
potensiometer.
Gambar Struktur sensor LVDT, Arus melalui kumparan primer di A, menyebabkan arus induksi
yang dihasilkan melalui kumparan sekunder di B

F. . Prinsip fisis knock sensor

Pada mesin injeksi dengan adanya knock sensor ini maka masalah knocking yang terjadi pada

Gambar komponen utama pada knock sensor

Cara Kerja Knock Sensor

Ketika mesin mengalami ketukan atau knocking maka knock sensor akan mendeteksinya.
Setelah itu knock sensor akan mengirimkan data tersebut ke ECU sebagai inputan untuk
diproses selanjutnya.

Untuk mendeteksi getaran atau knocking pada mesin maka knock sensor memakai komponen
piezo electric. Komponen piezo electric ini akan mengirimkan signal output yang sebanding
dengan getaran yang terjadi pada mesin.

Ketika ECU menerima data dari knock sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk
dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.

Setelah knocking hilang, maka knocking sensor akan mendeteksi bahwa tidak ada lagi getaran
atau knocking pada mesin dan kemudian knocking sensor akan mengirimkan data signal ke
ECU. Sehingga ECU akan memajukan kembali saat pengapian seperti semula jika tidak terjadi
lagi knocking.

G. Menjelaskan prinsip kerja knock sensor

Ketika mesin mengalami ketukan atau knocking maka knock sensor akanmendeteksinya.
Kemudian knock sensor akan mengirimkan data ke ECU bahwa telah terjadi knocking pada
mesin.

Untuk mendeteksi getaran atau knocking pada mesin maka knock sensor memakai komponen
piezo electric. Komponen piezo electric ini akan mengirimkan signal output yang sebanding
dengan getaran yang terjadi pada mesin.

Ketika ECU menerima data dari knocking sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian
untuk dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.

Setelah knocking hilang, maka knocking sensor akan mendeteksi bahwa tidak ada lagi getaran
atau kenocking pada mesin dan kemudian knocking sensor akan mengirimkan data signal ke
ECU.

Anda mungkin juga menyukai