Anda di halaman 1dari 6

TINDAKAN TERAPI HIPERTENSI

1. A. Mentimun (Cucumis sativusL)


Mentimun mampu membantu menurunkan tekanan darah,
Kandungan pada tiap 100 gram mentimun terdapatkalium (potassium)
sebesar 73 mg, dan fosfor 24 mg. Kalium merupakan elektrolit intraseluler
yang utama, 98% kalium tubuh berada di dalam sel dan 2% sisanya
berada di luar sel. Kalium sebanyak 2% inilah yang penting untuk
fungsi neuromuskuler, kalium mempengaruhi aktivitas baik otot skelet
maupun otot jantung.
Kandungan mineral kalium, magnesium dan serat dalam mentimun
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Mineral magnesium
berperan melancarkan aliran darah. Unsur fosfor, asam folat dan
vitamin C pada mentimun bermanfaat bermanfaat menghilangkan
ketegangan atau setres.
Kandungan kalium dalam mentimun dapat menurunkan sekresi
renin yang mengakibatkan penghambatan pada Renin-Angiotensin
System (penurunan angiotensin I dan II sehingga vasokonstriksi pembuluh
darah berkurang). Akibatnya terjadi penurunan reabsorpsi natrium
dan air pada ginjal. Penghambatan padaRenin-Angiotensin System
juga turut menyebabkan terjadinya penurunan ekskresi aldosteron, sehingga
terjadi penurunan reabsorpsi natrium dan air di tubulus ginjal.
Akibat dari mekanisme tersebut, maka terjadi peningkatan diuresis
yang menyebabkan berkurangnya volume darah, sehingga tekanan
darah pun menjadi turun. Kalium juga merupakan ion utama di dalam
cairan intraseluler. Kalium mempunyai efek dalam pompa Na-K yaitu
kalium dipompa dari cairan ekstraselular ke dalam sel, dan natrium
dipompa keluar sel. Ginjal sebagai regulator utama kalium di dalam
tubuh menjaga agar kadarnya tetap di dalam darah dengan
mengontrol eksresinya. Kadar kalium yang tinggi dapat
meningkatkan eksresi natrium, sehingga dapat menurunkan volume darah
dan tekanan darah.
Menurutpenelitian Lovindy (2014) dengan 38 sampel yang
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan mendapatkan jus
mentimun sebanyak 150 ml yang terdiri atas mentimun sebanyak 100
gram dengan kandungan kalium dan magnesium 153 mg dan 11 mg,
ditambah air 50 dan ditambah sirup rendah kalori, sedangkan
kelompok kontrol mendapatkan Air sirup rendah kalori sebanyak 150
ml. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing
dilakukan selama 7 hari. Selama penelitian, asupan makan pada
kelompok kontrol danperlakuan tidak dikontrol dan dibiarkan
sebagaimana biasaterdapat perbedaan antara penderita hipertensi yang
mengkonsumsi jus mentimun dan yang tidak mengkonsumsi
mentimun. Dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

Gambar 1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik Selama Intervensi(Lovindi,


2014)

Gambar 2. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Selama Intervensi(Lovindi,


2014)

Dari gambar 1 dan gambar 2 terihat perbedaan kelompok


Kontrol dengan kelompok perlakuan yang diberikan mentimunpada
penderita hipertensi. Terlihat penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik secara bertahap. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh
pemberiaan mentimun terhadap penderita hipertensi.
1. B) Seledri (Apium graveolens L)

Merupakan salah satu darijenis terapi herbal untuk menangani


penyakit hipertensi. Masyarakat di Chinasudah lama menggunakan seledri
untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah
tinggi. Seledri mengandung apigeninyang sangat bermanfaat untuk
mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, seledri juga mengandung pthalidesdan magnesium yang baik
untuk membantu melemaskan otot-otot sekitar pembuluh darah arteri dan
membantu menormalkan penyempitan pembuluh darah arteri.

Beberapa Kandungan seledri yang dapat menurunkan tekanan


darah antara lain :

1) Flavanoid, salah satu flavonoid yang berkhasiat adalah


quercetin. Senyawa ini beraktivitas sebagai antioksidan dengan
melepaskan atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal
bebas peroksi agar menjadi lebih stabil. Aktivitas tersebut
menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang
menyebabkan darah mengental, sehingga mencegah pengendapan
lemak pada dinding pembuluh darah.
2) Apigenin yang terdapat pada seledri sangat bermanfaat untuk
mencegah penyempitanitan pembuluh darah dan tekanan darah
tinggi.
3) Vitamin C dapat memperkuat otot jantung, vitamin C berperan
penting melalui proses metabolisme kolesterol, karena dalam
proses metabolisme kolesterol vitamin C dapat meningkat laju
kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam empedu dan
mengatur metabolisme kolesterol.
4) Fitosterol adalah sterol yang terdapat dalam tanaman dan
mempunyai struktur miripkolesterol. Fitosterol dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol dengan cara menghambat
penyerapan kolesterol di usus sehingga membantu menurunkan
jumlah kolesterol yang memasuki aliran darah. Sehingga fitosterol
dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah.
5) Vitamin K berfungsi membantu proses pembekuan
darah.Kandunganseledri tersebut berkhasiat menurunkan tekanan
darah. Sebuahpercobaan perfusi pembuluh darah menunjukan bahwa
apigenin mempunyai efek sebagai vasodilator perifer yang
berhubungan dengan efek hipotensifnya. Percobaan lainnya
menunjukan efek hipotensif seledri berhubungan dengan integritas
system saraf simpatik.6Penelitian terbaru mengenai efek
ekstraketanol seledri untuk menurunkan tekanan darah pada
laki-laki dewasa dilakukan oleh Litanto (2010). Penelitian
dilakukan pada 30 orang laki-laki dewasa yang meminum
ektstrak etanol sekali sehari selama satu minggu.Hasil
penelitiaan menunjukan tekanan darah setelah minum ekstrak
etanol seledri dengan rata-rata sebesar 109,40/70,20 mmHg, lebih
rendah daripada sebelum minum ekstrak etanol dengan rata-rata
sebesar 116,02/74,79 mmHg. Dengan demikian, dapat
disimpulkanbahwaekstrak etanol seledri dapat menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik.

Slow Deep Breathing

2. 1. PengertianLatihanslow deep breathing


adalah tindakan yang dilakukan secara sadar untuk mengatur
pernafasan secara lambat dan dalam sehingga menimbulkan efek
relaksasi (Tarwoto, 2011). Menurut Potter & Perry (2006) relaksasi
dapat diaplikasikan sebagai terapi non farmakologis untuk mengatasi
stress, hipertensi, ketegangan otot, nyeri dangangguan pernafasan.
Terjadi perpanjangan serabut otot, menurunnya pengiriman impuls
saraf ke otak, menurunnya aktifitas otak dan fungsi tubuh lain pada saat
terjadinya relaksasi. Respons relaksasi ditandai dengan penurunan
tekanan darah, menurunnya denyut nadi, jumlah pernafasan serta
konsumsi oksigen (Potter & Perry, 2006 dalamTarwoto, 2011).
Latihanslow deep breathing yang terdiri dari pernafasan
abdomen (diafragma) dan purse lip breathing dapat digunakan sebagai
asuhan keperawatan mandiri dengan mengajarkan cara melakukan nafas
dalam (menahan inspirasi secara maksimal), nafas lambat dan
cara menghembuskan nafas secara perlahandengan metode bernafas fase
ekshalasi yang panjang (Smeltzer & Bare, 2008).
2. Tujuan
Tujuan latihan slow deep breathing antara lain untuk memelihara
pertukaran gas, meningkatkan ventilasi alveoli, mencegah terjadinya
atelektasis paru, membantu meningkatkan efisiensi batuk dan
mengurangi stress fisik maupun psikologis (Smeltzer & Bare, 2008).
Stress fisik maupun stress psikologis dapat
menyebabkan ketidak stabilan emosional serta memicu rangsangan di
area pusat vaso motor yang terletak pada medulla otak sehingga
berpengaruh pada kerja sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon,
rangsangan yang terjadi akan mengaktivasi sistem saraf simpatis dan
pelepasan berbagai hormon, sehingga mempengaruhi terjadinya
peningkatan tekanan darah (Corwin, 2009).
Latihanslow deep breathing memiliki pengaruh pada peningkatan
volume tidal sehingga mengaktivasi reflex Hering – Breur yang memiliki
efek pada penurunan aktifitas kemo reflex dan meningkatkan sensitivitas
baro refleks, melalui mekanisme inilah yang dapat menurunkan aktifitas
simpatis dan tekanan darah (Joseph, 2005 dalam Sepdianto, Nurachmah, &
Gayatri, 2010).
3. Fisiologis latihan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah
Latihan slow deep breathing dapat menurunkan produksi asam
laktat di otot dengan cara meningkatkan suplai oksigen sementara kebutuhan
oksigen didalam otak mengalami penurunan sehingga terjadi
keseimbangan oksigen didalam otak. Nafas dalam dan lambat
menstimulus saraf otonom yang berefek pada penurunan respons saraf
simpatis dan peningkatan respons saraf para simpatis. Respons saraf
simpatis akan meningkatkan aktifitas tubuh sementara respons saraf
para simpatis cenderung menurunkan aktifitas tubuh sehingga tubuh
mengalami relaksasi dan mengalami penurunan aktifitas metabolik.
Stimulasi saraf para simpatis berdampak pada vaso dilatasi
pembuluh darah otak yang memungkinkan suplai oksigen didalam otak
lebih banyak sehingga perfusi jaringan otak lebih adekuat (Downey,
2009 dalam Niken, 2015). Penurunan kadar hormon adrenalin juga
terjadi saat latihan slow deep breathing yang akan memberikan rasa
tenang dan rileks sehingga berdampak pada perlambatan denyut jantung
yang akhirnya akan membuat tekanan darah mengalami penurunan
(Prasetyo, 2010).
4. Prosedur pelaksanaan latihanslow deep breathing
Prosedur yang dilakukan saat latihan slow deep breathing dengan
melakukan pernafasan diafragma dan purse lip breathing selama
inspirasi mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan
dengan desakan udara yang masuk selama inspirasi.
Langkah-langkahlatihanslow deep breathing(University of Pittsburgh
Medical Center,2003 dalam Tarwoto, 2011)adalahsebagai berikut :
a) Atur pasien dengan posisi duduk
b) Kedua tangan pasien letakkan diatas perut
c) Anjurkan pasien untuk melakukan tarikan nafas secara
perlahandan dalam melalui hidung
d) Tarik nafas selama 3 detik dan rasakan abdomen
mengembangselama menarik nafas
e) Tahan nafas selama 3 detik
f) Kerutkan bibir dan keluarkan nafas melalui mulut,
hembuskansecara perlahan selama 6 detik. Rasakan
abdomen bergerakkebawah
g) Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15 menit, lakukan latihan
slow deep breathing dengan frekuensi 3 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai