Anda di halaman 1dari 43

OFFICIAL STATISTICS

BIDANG SOSIAL KEPENDUDUKAN


(DASAR)

SURVEI PENDUDUK
ANTAR SENSUS
(SUPAS)

Tim Dosen: Tiodora H. Siagian dan Tri Windiarto

Pertemuan 2
Pendahuluan
• Apakah SUPAS?

2
Pendahuluan
• Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survei penduduk yang
dilaksanakan BPS untuk menjembatani data kependudukan diantara dua
waktu sensus penduduk.
• Biasanya dilaksanakan pada tahun-tahun berakhiran angka 5
• SUPAS sudah dilakukan lima kali: 1976, 1985, 1995, 2005 dan 2015
• SUPAS mengumpulkan data kependudukan yang mencakup: keterangan pokok
penduduk, lansia, kelahiran, kematian, kematian ibu, perpindahan penduduk,
ketenagakerjaan, perumahan dan keadaan tempat tinggal.
• Menyediakan data yang dapat digunakan untuk evaluasi pelaksanaan
administrasi kependudukan dalam peran serta melaporkan kejadian vital
kelahiran, kematian dan perpindahan (khusus untuk SUPAS 2005).
• Pada SUPAS2015, ditambahkan informasi mengenai: migrasi keluar
internasional, perubahan iklim, dan disabilitas. 3
Tujuan SUPAS
• Memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk
• Menyediakan data untuk penghitungan parameter fertilitas, meliputi angka
kelahiran total (TFR), angka kelahiran kasar (CBR), rasio ibu-anak (CWR), angka
kelahiran menurut kelompok umur (ASFR), dll
• Menyediakan data untuk penghitungan parameter migrasi, meliputi migrasi
permanen: migrasi seumur hidup, migrasi risen, migrasi total, migrasi
internasional, dan migrasi non permanen: komuter dan sirkuler
• Menyediakan data untuk penghitungan parameter mortalitas, meliputi angka
kematian kasar (CDR), angka kematian bayi (IMR), angka kematian balita (U5MR),
dan angka kematian ibu (MMRatio)
• Memperbaharui proyeksi penduduk yang telah disusun sebelumnya
• Menyediakan data yang dapat digunakan untuk perencanaan dan evaluasi
berbagai program pemerintah.
4
Tujuan SUPAS

• Secara khusus SUPAS 2015 dirancang khusus untuk menghitung Maternal


Mortality Ratio (MMR) atau biasa disebut Angka Kematian Ibu (AKI) yang akan
digunakan sebagai salah satu indikator MDG’s
• AKI masih menjadi perdebatan karena rare cases. AKI SP2010 = 259, SDKI
2012/2013 = 359
• Untuk memenuhi keperluan khusus ini jumlah sampel yang semula 300.000 rumah
tangga ditingkatkan menjadi sebesar 652.000 rumah tangga
• Sampel tersebar di seluruh wilayah Indonesia

5
Cara Pencacahan
• Pencacahan penduduk pada kegiatan SUPAS2015 dilakukan dengan cara de jure
dan de facto
• Konsep de jure digunakan untuk mencatat seseorang biasanya menetap/
bertempat tinggal (usual residence).
– Penduduk yang bertempat tinggal tetap dicacah dimana mereka biasanya
bertempat tinggal.
– Penduduk yang sedang bepergian 6 bulan atau lebih, atau yang telah berada
pada suatu tempat tinggal selama 6 bulan atau lebih, dicacah dimana mereka
tinggal pada saat pencacahan.
– Penduduk yang menempati rumah kontrak/sewa (tahunan/bulanan) dianggap
sebagai penduduk yang bertempat tinggal tetap.
• Konsep de facto digunakan untuk mencatat penduduk dimana ditemui saat
pencacahan (tadi malam menginap).
6
Instrumen

7
Manajemen Lapangan
• Penanggung jawab pelaksanaan lapangan adalah Kepala BPS provinsi untuk tingkat
provinsi.
• Tingkat wilayah kabupaten/kota penanggung jawabnya adalah Kepala BPS
kabupaten/kota.
• Pada masing-masing tingkatan tersebut kegiatan SUPAS2015 terkoordinasi
berturut-turut pada Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi dan Kepala Seksi
Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota.
• Unsur fungsional teknis dalam pelaksanaan lapangan SUPAS2015 terdiri dari
petugas lapangan dan instruktur.

8
Manajemen Lapangan
• Instruktur terdiri dari instruktur nasional (Innas), instruktur utama (Intama), dan
master instruktur utama (master Intama).
• Dalam pelaksanaan SUPAS2015 ini pencacahan dilakukan secara tim, terdiri dari 1
kortim dan 2 pencacah.
– Pencacah SUPAS2015 adalah staf BPS Kabupaten/Kota, KSK atau mitra statistik
diutamakan yang pernah mengikuti survei kependudukan BPS.
– Kortim SUPAS2015 adalah staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, KSK, atau mitra
statistik yang ditunjuk, yang telah mengikuti pelatihan SUPAS2015 dan
dinyatakan layak bertugas oleh Innas berdasarkan hasil pelatihan.
• Wilayah tugas untuk setiap tim adalah 10 (sepuluh) BS dengan target pencacahan
lapangan selama 1 bulan

9
10
Pemutakhiran RuTa

• Tujuan Pemutakhiran Rumah Tangganya adalah untuk memperoleh daftar nama kepala
rumah tangga (KRT), alamat, jumlah anggota rumah tangga dan kejadian kematian
dengan menggunakan Daftar SUPAS2015-P.
• Sumber data yang digunakan untuk melakukan pemutakhiran rumah tangga adalah hasil
pencacahan lengkap SP2010.
• Petugas pemutakhiran rumah tangga adalah pencacah SUPAS2015.
• Pemutakhiran rumah tangga akan memperoleh tiga kejadian, yaitu:
 Rumah tangga yang tetap (non mover),
 Rumah tangga pindah keluar atau ke dalam blok sensus (out mover dan in mover),
 Rumah tangga mekar (spread up).
• Pada pelaksanaan lapangan, konsep tersebut dikembangkan menjadi: ditemukan, ganti
kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan ruta lain,
pindah luar blok sensus, tidak ditemukan.
DAFTAR SUPAS2015-P 11
Sensus Penduduk
Sensus Penduduk
Sensus Penduduk
Tata Cara Berwawancara
Pengumpulan data dalam SUPAS2015 dilakukan dengan mengunjungi rumah tangga dan
mengadakan wawancara dengan anggota rumah tangga. Agar hasil wawancara tersebut
optimal, pencacah perlu memperhatikan tata cara berikut:
1. Tata krama dan sopan santun sesuai adat istiadat setempat (kearifan lokal) harus
diperhatikan. Ketika pencacah melakukan kunjungan ke rumah tangga haruslah:
• Memperhatikan waktu yang tepat untuk berkunjung,
• Berpakaian rapi dan sopan
• Meminta izin dengan mengetuk pintu dan mengucapkan salam,
• Memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan serta
menunjukkan surat tugas bila diperlukan,
• Memberikan pengertian yang jelas tentang perlunya kegiatan SUPAS2015, privasi
responden dan anggota rumah tangga akan dirahasiakan, disimpan hanya di BPS
dan tidak disebarkan pada pihak-pihak lain manapun.
15
Tata Cara Berwawancara
2. Komunikasi dua arah antara pencacah dan responden. Agar informasi yang didapat
dari responden akurat, maka pencacah perlu memperhatikan hal-hal berikut:
• Pencacah membacakan pertanyaan yang ada di kuesioner. Jika responden belum
mengerti maksud pertanyaan tersebut, pencacah dapat menjelaskan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden. Jika responden
tidak bisa berbahasa Indonesia, dapat dilakukan dengan bahasa daerah/lokal
tanpa mengubah arti setiap pertanyaan.
• Pencacah bersikap simpatik (ramah dan sopan) sehingga menciptakan suasana
akrab.
• Pencacah bersikap sabar ketika menghadapi sikap responden yang tidak
diharapkan (misalnya menolak memberikan keterangan).
• Pencacah bersikap persuasif, berhati-hati dan tidak menyinggung perasaan
responden untuk mendapatkan keterangan khususnya
• pertanyaan yang sifatnya sensitif misalnya kematian, KB, dsb. Jika usaha persuasif
tidak berhasil, laporkan pada kortim.
16
Tata Cara Berwawancara

3. Fokus pada maksud dan tujuan setiap pertanyaan. Menyadari pentingnya akurasi data
dengan adanya keterbatasan waktu maka pencacah harus memperhatikan:
• Menjaga alur pertanyaan secara runtun sehingga informasi yang diberikan
responden juga runtun. Ketika pembicaraan responden dirasakan mulai
menyimpang dari alur, kembalikan pembicaraan secara bijaksana dan simpatik.
• Orientasi (arah) wawancara adalah untuk menggali akurasi dan kebenaran
jawaban responden sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Probing (pertanyaan
penelusuran) dan klarifikasi perlu dilakukan oleh pencacah untuk menggali
jawaban responden. Hindari pembicaraan yang tidak perlu atau tidak ada
relevansinya dengan SUPAS2015 ini.
• Pencacah tidak diperkenankan mengarahkan jawaban. Biarkan responden
menjawab apa adanya dan spontan. Probing dilakukan hanya ketika jawaban
responden tidak jelas, tidak wajar, atau tidak sesuai pertanyaan.
17
Tata Cara Berwawancara

4. Apresiasi pada responden selama wawancara berlangsung


• Pencacah secara bijak menampung pendapat responden yang
tidak terkait langsung dengan pertanyaan.
• Pencacah dilarang memberi tanggapan/komentar negatif ataupun
menunjukkan sikap merendahkan atas jawaban-jawaban
responden.
• Ketika wawancara selesai, pencacah mengucapkan terima kasih
dan memberitahukan ke responden akan ada kunjungan lain jika
diperlukan.

18
Pencacahan RuTa Sampel

• Sebanyak 16 rumah tangga terpilih dalam satu BS telah dicetak oleh kortim
dalam Daftar SUPAS2015-DSRT.
• Pencacah harus mengunjungi ulang rumah tangga sampel tersebut untuk
mendapatkan berbagai keterangan yang berkaitan dengan karakteristik
kependudukan, baik keterangan rumah tangga maupun keterangan
perorangan/individu.
• Keterangan rumah tangga diperoleh dari kepala rumah tangga atau anggota
rumah tangga yang mengetahui keadaan rumah tangga tersebut.
• Keterangan perorangan/individu diperoleh dari anggota rumah tangga yang
bersangkutan. Semua keterangan yang diperoleh dicatat secara sistematis,
lengkap, konsisten, dan benar dalam Daftar SUPAS2015-S.

DAFTAR SUPAS2015-DSRT 19
DAFTAR SUPAS2015-S

 Blok I : Pengenalan Tempat


 Blok II : Ringkasan
 Blok III : Keterangan Petugas
 Blok IV : Susunan Anggota Rumah Tangga (ART)
 Blok V.A : Kejadian Kematian Sejak 1 Januari 2010
 Blok V.B : Migrasi Keluar Internasional
 Blok VI : Keterangan Anggota Rumah Tangga
• Blok VI.A : Anggota Rumah Tangga Semua Umur
• Blok VI.B : Anggota Rumah Tangga Umur 2 Tahun Keatas
• Blok VI.C : Anggota Rumah Tangga Umur 5 Tahun Keatas
• Blok VI.D : Anggota Rumah Tangga Umur 10 Tahun Keatas
• Blok VI.E : Anggota Rumah Tangga Umur 60 Tahun Keatas 20
DAFTAR SUPAS2015-S

 Blok VII : Perempuan Umur 10-54 Tahun Berstatus Kawin/Hidup


Bersama/Cerai Hidup/Pisah/Cerai Mati
• Blok VII.A : Perkawinan
• Blok VII.B : Fertilitas
• Blok VII.C : Daftar Riwayat Kelahiran Anak
• Blok VII.D : Pemakaian Alat/Cara KB Perempuan Umur 10-54 Tahun
Pernah Kawin (P.408 ≠ 1)
• Blok VII.E : Saudara Kandung dari Perempuan Umur 10-54 Tahun
Berstatus Pernah Kawin (P.408 ≠ 1)
 Blok VIII : Fasilitas Perumahan dan Perubahan Iklim
 Blok IX : Catatan
DAFTAR SUPAS2015-S 21
DAFTAR SUPAS2015-V

 Daftar SUPAS2015-V bertujuan untuk menghitung indikator angka kematian


ibu.
 Keterangan yang dikumpulkan:
o jumlah ART (ketika itu) yang meninggal,
o siapa saja yang meninggal,
o jenis kelamin yang meninggal,
o umur ketika meninggal, dan
o sebab meninggal perempuan berumur 10-54 tahun.
 Informasi yang dikumpulkan tentang kejadian kematian yang terjadi di
rumah tangga sejak 1 Januari 2010 s.d. saat pencacahan.
22
DAFTAR SUPAS2015-V

• Pada umumnya kejadian meninggalnya seseorang terberitakan relatif luas


di kalangan keluarga, sehingga tidak mudah dilupakan.
• Keterangan yang dikumpulkan dalam survei ini juga bukan tergolong
informasi yang terlalu dalam atau sulit diketahui.
• Meskipun demikian PCL harus menanyakannya dengan cerdas dan santun,
sebab kejadian kematian selalu merupakan peristiwa yang menyedihkan.
• Satu set Daftar SUPAS2015-V digunakan untuk mencatat kejadian kematian
di rumah tangga sampel dalam satu BS.
• Data kejadian kematian yang ada di Daftar SUPAS2015-V harus sama
dengan Daftar SUPAS2015-S Blok V.A.
• Bila terjadi perbedaan, maka perbaiki Daftar SUPAS2015-S Blok V.A
tersebut.
DAFTAR SUPAS2015-V 23
Indikator hasil SUPAS15

 Gambaran umum kependudukan


• Jumlah Penduduk
• Komposisi Penduduk menurut umur
• Laju Pertumbuhan Penduduk
• Rasio Jenis Kelamin
• Kepadatan Penduduk per provinsi
• Distribusi Penduduk per pulau
• Dinamika Kependudukan
• Rasio Ketergantungan Penduduk
• Penduduk Lanjut Usia
• Jumlah Keluarga
24
Indikator hasil SUPAS15

Fertilitas dan Keluarga Berencana Mortalitas


 Fertilitas  Mortalitas
o Total Fertility Rate (TFR)  Kematian Bayi
o Age Specific Fertility Rate (ASFR)  Angka Harapan Hidup
o Umur kawin pertama  Kematian Anak
 Keluarga Berencana  Kematian Balita
o Prevalensi Pemakaian Alat/  Kematian Dewasa
Cara KB  Kematian Ibu
o Keinginan Mempunyai Anak

25
Indikator hasil SUPAS15

Mobilitas Gambaran Penyandang Disabilitas


 Mobilitas Permanen  Kesulitan melihat
o Migrasi seumur hidup  Kesulitan mendengar
o Migrasi risen  Kesulitan berjalan/naik tangga
o Migrasi total  Kesulitan
 Mobilitas non permanen menggunakan/menggerakkan
o Komuter tangan/jari
o Mobilitas musiman  Kesulitan mengingat/ berkonsentrasi
 Gangguan perilaku/emosional
 Kesulitan berbicara/berkomunikasi
 Kesulitan mengurus diri sendiri
26
Indikator hasil SUPAS15

Keadaan Perumahan Perubahan Iklim


 Status kepemilikan rumah  Pengetahuan tentang
 Luas lantai per kapita perubahan iklim
 Jenis atap, lantai, dan dinding  Adaptasi perubahan iklim
terluas
 Sumber penerangan utama
 Bahan bakar untuk memasak
 Sumber air minum utama
 Fasilitas tempat pembuangan air
besar
 Kepemilikan barang
27
Penyajian SUPAS 2015

28
Penyajian SUPAS 2015

• Bentuk piramida penduduk


Indonesia tahun 2015
termasuk tipe ekspansif,
dimana sebagian besar
penduduk berada pada
kelompok umur muda.

• Bagian tengah piramida


cembung dan bagian atas
cenderung meruncing.
Keadaan ini menggambarkan
bahwa angka kematian
menurun 29
Ekspansif=cenderung meluas
Penyajian SUPAS 2015

• Rasio jenis kelamin menunjukkan perbandingan


jumlah laki-laki dengan perempuan.
• Rasio Jenis Kelamin tahun 2015 secara nasional
sebesar 101,01
• Pada tingkat provinsi, hasil SUPAS 2015
menunjukkan rasio jenis kelamin secara umum
selaras dengan rasio jenis kelamin pada tingkat
nasional, yaitu penduduk laki-laki lebih banyak
dari pada perempuan.
• Namun demikian, terdapat beberapa provinsi yang
penduduk perempuannya lebih banyak daripada
laki-laki.
30
Penyajian SUPAS 2015

• Persebaran penduduk menurut


wilayah geografis dipakai untuk
mengetahui tingkat pemerataan,
kepadatan dan daya dukung
penduduk terhadap suatu wilayah.
• Pemerataan persebaran penduduk
diperlukan tidak hanya dari sisi
ketahanan suatu negara, tetapi
juga berguna untuk mendukung
seluruh kegiatan ekonomi yang
berlaku di negara tersebut, tidak
terkecuali Indonesia.
31
Penyajian SUPAS 2015

• Bonus demografi terjadi pada


keadaan jumlah penduduk usia
produktif lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia nonproduktif
atau rasio ketergantungan di
bawah 50.
32
Penyajian SUPAS 2015
• Angka harapan hidup penduduk yang
makin meningkat akan berdampak
pada meningkatnya persentase
penduduk lanjut usia.
• Jika pada tahun 1971 penduduk
lansia sebesar 4,5 persen maka pada
tahun 2015 meningkat menjadi
hampir dua kali lipat yaitu 8,47
persen.
• Dengan demikian beberapa tahun ke
depan Indonesia akan memasuki
ageing population yaitu ketika
persentase penduduk usia 60 tahun
keatas mencapai 10 persen.
33
Penyajian SUPAS 2015

• Data keluarga diharapkan dapat


memenuhi kebutuhan dalam
perencanaan pembangunan keluarga,
karena selama ini data yang tersedia
dari BPS berbasis rumah tangga,
sementara dalam program yang
dilakukan oleh pemerintah
membutuhkan data keluarga.
• Dari hasil SUPAS 2015 tercatat jumlah
keluarga di Indonesia sebanyak 81,21
juta keluarga, angka ini lebih besar
dibandingkan jumlah rumah tangga
yang hanya 66,2 juta.
34
Penyajian SUPAS 2015

• TFR adalah jumlah dari angka


kelahiran menurut kelompok
umur dan merupakan ringkasan
ukuran dari tingkat fertilitas.
• Angka ini menggambarkan rata-
rata jumlah anak yang akan
dilahirkan oleh seorang wanita
pada akhir masa reproduksinya.

35
Penyajian SUPAS 2015

• Rata-rata umur kawin pertama


merupakan salah satu indikator
untuk menggambarkan tingkat
fertilitas, karena semakin muda
seseorang melakukan
perkawinan maka semakin
panjang masa reproduksinya,
sehingga akan semakin besar
peluang melahirkan anak yang
lebih banyak 36
• Angka Kematian Bayi adalah kematian
yang terjadi pada penduduk yang Penyajian SUPAS 2015
berumur 0-11 bulan (kurang dari 1
tahun).
• IMR Indonesia menurun tajam, dari
47 per 1000 kelahiran hidup pada SP
2000 menjadi 32 per 1000 kelahiran
hidup pada SUPAS 2005, 26 per 1000
kelahiran hidup pada SP 2000 dan 22
per 1000 kelahiran hidup pada SUPAS
2015
• Perbaikan sarana dan prasarana
kesehatan serta meningkatnya
kualitas hidup wanita Indonesia
membuat anak yang baru lahir
semakin mampu bertahan hidup.
37
Penyajian SUPAS 2015

• Angka harapan hidup adalah


perkiraan rata-rata tambahan umur
seseorang yang diharapkan dapat
terus hidup.
• Dari hasil SUPAS 2015 angka harapan
hidup di Indonesia sebesar 72,1
artinya setiap anak yang dilahirkan
akan mempunyai harapan hidup
secara rata-rata sampai berumur 72,1
tahun.

38
Penyajian SUPAS 2015

• Angka kematian anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu
– Di Indonesia, angka kematian anak pada tahun 2015 sebesar 4,03 yang artinya
terdapat sekitar 4 anak umur 1-4 tahun yang meninggal per 1000 anak pada
umur yang sama
• Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu.
– Hasil SUPAS 2015 menunjukkan angka kematian balita sebesar 25,74 yang
artinya terdapat sekitar 26 anak umur 0-4 tahun yang meninggal per 1000 anak
pada umur yang sama.
• Angka kematian dewasa merupakan kematian pada usia 15-45 tahun per 1000
penduduk pada waktu tertentu di suatu daerah.
– Angka kematian dewasa laki-laki sebesar 171,06 per 1000 penduduk, sedangkan
perempuan sebesar 122,03 per 1000 penduduk.
39
Penyajian SUPAS 2015

• Kematian Maternal (MMR) adalah kematian


perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni
kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh, dan lain lain.

40
Penyajian SUPAS 2015

41
TUGAS
https://www.youtube.com/watch?v=dDhaFLQCmy0

• Untuk minggu depan: Baca hal-hal terkait PODES

42
SURVEI PENDUDUK
ANTAR SENSUS
(SUPAS)

OFFICIAL STATISTICS
BIDANG SOSIAL KEPENDUDUKAN
(DASAR)

Anda mungkin juga menyukai