Dokumen - Tips Makalah Calk
Dokumen - Tips Makalah Calk
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan
laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi
dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Catatan atas Laporan Keuangan –Kelompok 4 |4
BAB III
LANDASAN UNDANG-UNDANG
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat.
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-80/PB/2011 Penambahan
dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar.
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PS/2012 tentang
Penambahan dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Neraca pada Bagan Akun
Standar.
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER.lPS/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Catatan atas Laporan Keuangan –Kelompok 4 |6
BAB IV
PEMBAHASAN
Informasi yang ada dalam laporan keuangan juga akan berguna untuk mengetahui
jumlah serta jenis-jenis aset maupun utang yang dimiliki oleh pemerintah dalam rangka
mendukung kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, sehingga kinerja pemerintah
dapat teridentifikasi secara jelas dan rakyatpun dapat memberikan tanggapan atau penilaian
terhadap kinerja pemerintah tersebut.
APBD berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi makro tersebut antara lain produk
domestik bruto/produk harga minyak, tingkat suku bunga, dan neraca pembayaran.
Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti standar
berlaku yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos yang berhubungan. Misalnya,
pernyataan standar akuntansi pemerintah tentang persediaan mengharuskan pengungkapan
kebijakan akuntansi yang di gunakan dalam pengukuran persediaan.
Untuk memudahkan pembaca laporan, pengungkapan pada catatan atas laporan
keuangan dapat di sajikan secara narasi, bagan, grafik, daftar, dan skedul atau bentuk lain
yang lazim yang mengiktisarkan seacara ringkas dan padatkondisi dan posisi keuangan
entitas laporan.
keuangan yang disajikan pada laporan keuangan. Pembaca laporan akan mempunyai
kerangka dalam menganalisis informasi yang ada. Ketiadaan informasi mengenai entitas
pelaporan dan komponennya mempunyai potensi kesalahpahaman pembaca dalam
mengidentifikasi permasalahan yang ada.
Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan telah menyarankan
penggunaan basis akuntansi tertentu untuk penyusunan laporan keuangan pemerintah,
pernyataan penggunaan basis akuntansi yang mendasari laporan keuangan pemerintah
semestinya diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Pernyataan tersebut juga
termasuk pernyataan kesesuaiannya dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Hal ini akan memudahkan pembaca laporan tanpa harus melihat kembali basis akuntansi
yang tertera pada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai contoh, penjelasan mengenai basis akuntansi ini adalah sebagai berikut.
a) Basis akuntansi dalam pencatatan realisasi APBN/D yaitu basis kas,
b) Basis akuntansi dalam pencatatan dan penyajian Neraca, dalam hal ini aset, kewajiban, dan
ekuitas dana, yaitu basis akrual.
Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis pengukuran yang
digunakan sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan. Apabila lebih dari satu basis
pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang disajikan
harus cukup memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban yang menggunakan
basis pengukuran tersebut.
Dalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi diungkapkan,
manajemen harus mempertimbangkan manfaat pengungkapan tersebut dalam membantu
pengguna untuk memahami setiap transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan meliputi, tetapi
tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut:
(a) Pengakuan pendapatan;
(b) Pengakuan belanja;
(c) Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;
(d) investasi;
(e) Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud
(f) Kontrak-kontrak konstruksi;
(g) Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
(h) Kemitraan dengan pihak ketiga;
(i) Biaya penelitian dan pengembangan;
C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 11
(j) Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;
Dalam hal menguraikan kebijakan akuntansi tentang aset lancar, khususnya Pesediaan,
misalnya, bagian ini dapat berisikan uraian sebagai berikut:
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang ataui perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan oeprasional pemerintah, dan barang-barang dimaksdukan untuk
dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,
harga standar apabila diperoleh dengan memprodukdsi sendiri,
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lain seperti
donasi/rampasan.
(k) Pembentukan dana cadangan;
(l) Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
(m) Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.
Setiap entitas perlu mempertimbangkan jenis kegiatan- kegiatan dan kebijakan-
kebijakan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Sebagai contoh,
pengungkapan informasi untuk pengakuan pendapatan pajak, retribusi dan bentuk-bentuk
lainnya dari iuran wajib,
Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai pos-pos yang disajikan
dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Pernyataan Standar
ini.
Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan
kondisi entitas pelaporan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan
realitas ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan.
Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat
dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
a. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut seharusnya diakui dalam
penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan
rahasia atau disembunyikan.
b. Substansi Mengungguli Bentuk Formal
C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 12
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan
hakekat transaksi dan realita kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi
atau kejadian.
c. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang
mempengaruhi evaluasi atau keputusan- keputusan.
Contoh penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mencakup pendapatan,
belanja, pembiayaan, aset, kewajiban dan ekuitas dana adalah sebagai berikut:
a) Pengakuan Pendapatan pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara/Daerah
b) Pengakuan Belanja pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah
c) Pengakuan Pembiayaan pada saat kas diterima pada/ keluar dari Kas Umum Negara/Daerah
d) Jenis-jenis sumber daya/kekayaan yang dapat dikelompokkan sebagai aset secara umum dan
aset secara khusus yang terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan. Selain
itu, dalam bagian ini pun diuraikan cara penilaiannya.
e) Jenis-jenis kewajiban yang dapat dikelompokkan kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang. Mengingat instrumen keuangan yang berkaitan dengan kewajiban jangka
panjang mengandung kompleksitas yang masih belum banyak diketahui awam, bagian ini
perlu ditambahi dengan penjelasan mengenai aspek-aspek khusus yang berkaitan dengan
berbagai instrumen hutang jangka panjang seperti obligasi dan lain-lain.
f) Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan
kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah. Selanjutnya
dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas Dana Cadangan.
g) Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan
kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah. Selanjutnya
dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas Dana Cadangan.
h) Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan
kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah. Selanjutnya
dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas Dana Cadangan.
Bab II Ekonomi Makro, kebijakan keuangan, dan pencapaian target kinerja APBD
C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 14
Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi
yang belum di terapkan sesuai dengan ketantuan yang ada dalam Standar Akuntansi
Pemerintah dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
BAB V
KESIMPULAN
CaLK harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan.
C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 18
DAFTAR PUSTAKA