Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DATA KUALITATIF

Data kualitatif adalah data dalam bentuk kata-kata. Contoh data kualitatif adalah catatan
wawancara, transkrip kelompok focus, jawaban pertanyaan terbuka, transkrip rekapan video,
laporan pengalaman dengan suatu produk di internet, artikel berita, dan semacamnya.

Penelitian kualitatif termasuk pengambilan sampel, pengumpulan data, dan analisis data.
Hasilnya, analisis data kualitatif dapat dimulai hanya setelah beberapa data sudah
dikumpulkan. Analisis data kualitatif tidaklah mudah. Masalahnya adalah, bahwa,
dibandingkan dengan analisis data kuantitatif, terdapat beberapa aturan dan panduan yang
dibuat dengan baik serta diterima secara umum untuk menganalisis data kualitatif. Namun
demikian, selama bertahun-tahun, beberapa pendekatan umum untuk analisis data kualitatif
telah dibuat.

Langkah pertama dalam analisis data kualitatif berhubungan dengan redukasi data. Reduksi
data mengacu pada proses memilih, mengkode dan mengkategorikan data. Penyajian data
merujuk pada cara menunjukan /menyajikan data, pemilihan kutipan, matriks, grafik, dan
bagan yang menunjukan pola dalam membuat data dapat membantu Anda untuk menarik
kesimpulan berdasarkan pola dalam kelompok yang data yang direduksi.

REDUKSI DATA
Pengumpulan data kualitatif menghasilkan bergitu banyak data. Sehingga langkah pertama
dalam analisis data adalah reduksi data melalui pengkodean dan kategorisasi. Pengkodean
(coding) adalah proses analitis di mana data kualitatif yang anda kumpulkan direduksi,
disusun Kembali, dan diintegrasikan untuk membuat teori.

Tujuan pengkodean tersebut adalah untuk membantu anda menarik kesimpulan tentang data.
Kode adalah label yang diberikan untuk unit teks yang kemudian dikelompokan dan diubah
menjadi kategori. Sering kali, pengkodean adalah proses yang berulang: mungkin anda harus
secara berulang-ulang Kembali ke data anda untuk meningkatkan pemahaman terhadap data
tersebut (misalnya, agar dapat mengetahui pola dalam data, menemukan hubungan
anatardata, dan Menyusun data menjadi kategori yang koheren).
Kategorisasi adalah proses mengelola, Menyusun, danmngklasifikasikan unit pengkodean.
Kode dan kategori dapat dibuat secara induktif dan deduktif. Pda situasi di mana tidak ada
teori yang tersedia, anda harus membuat kode dan kategori secara induktif dari data. Dalam
bentuk ekstremnya, hal ini disebut dengan teori dasar grounded theory.

PENYAJIAN DATA
Menurut miles dan uberman (1994), penyajian data adalah kegiatan utama kedua yang harus
dilakukan ketika menganalisis data kuantitatif. Penyajian data (data display) termasuk
menggukanan data yang sudah direduksi dan menyajikannya dengan cara yang terorganisasi
dan singkat. Dari awal, bagan, matriks, diagram, grafik – istilah yang sering disebutkan –
dan/atau gambar yang dapat membantu anda menyususn data dan menemukan pola serta
hubungan dalam data tersebut sehingga penarikan kesimpulan pada akhirnya lebih mudah.

Dalam contoh kita, matriks dianggap menjadi penyajian yang tepat untuk mengumpulkan
data. Teknik penyajian data yang dipilih tergantung pada preferensi peneliti, jenis rangkaian
(kumpulan) data, dan tujuan penyajian. Matriks pada umumya, bersifat deskriptif, seperti
yang ditunjukkan dengan contoh yang disebutkan sebelumnya. Penyajian yang lain, seperti
jaringan atau diagram, membuat anda dapat menunjukan hubungan kausal antar konsep
dalam data.

MENARIK KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan adalah kegiatan analisis "akhir" dari analisis data kualitatif. Penarikan
kesimpulan adalah hal yang paling penting dari analisis data; hal ini adalah tahap di mana
peneliti menjawab pertanyan penelitian dengan menentukan apa yang diwakili oleh tema
yang diidentifkasi, dengan mempertimbangkan penjelasan untuk pola dan hubungan yang
diteliti, atau dengan membuat kontras dan perbandingan.
RELIABILITAS DAN VALIDITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Penting bahwa kesimpulan yang Anda tarik dibuktikan dengan cara tertentu. Yaitu, Anda
harus meyakinkan bahwa kesimpulan yang Anda peroleh dari data kualitatif bersifat dapat
dipercaya, reliabel, dan valid.

Reliabilitas dan validitas memiliki arti yang sedikit berbeda dalam penelitian kualitatif
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Reliabilitas dalam analisis data kualitatif ternasuk
reliabilitas kategori dan antarpenilai.

Reliabilitas kategori (category reliability) "tergantung pada kemampuan analis untuk


membuat kategori dan menyajikan definisi dari kategori tersebut kepada penilai yang
kompeten sehingga mereka setuju manakah poin dari populasi tertentu yang termasuk dalam
kategori dan manakah yang tidak termasuk (Kassarjian, 1977, hlm14). Sehingga, reliabilitas
kategori berkaitan dengan sejauh mana penilai dapat menggunakan definisi kategori untuk
mengklasifkasikan data kualitatif. Kategori yang dibuat dengan baik akan menghasilkan
reliabilitas kategori yang lebih tinggi dan pada akhirnya reliabilitas antarpenilai yang lebih
tinggi (Kassarjian, 1977).

ANALISIS ISI
Analisis isi (content analysis) adalah metode penelitian observasional yang digunakan untuk
mengevaluasi secara sistematis isi simbolik dari semua bentuk komunikasi vang dicatat
(Kolbe & Burnett, 1991). Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis surat kabar, situs
iklan, catatan wawancara, dan semacamnya. Metode analisis isi membuat peneliti dapat
menganalisis (banyak) informasi tekstual dan secara sistematis mengidentifikasi sifatnya,
seperti adanya kata, konsep, karakteristik, tema, atau kalimat tertentu. Untuk melakukan
analisis si pada teks; teks tersebut dikodekan menjadi kategori dan kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisis konseptual atau analisis relasional.

Analisis konseptual (conceptual analysis) mengungkap keberadaan dan frekuensi konsep


(seperti, kata, tema, atau karakteristik) dalam teks. Analisis konseptual menganalisis dan
menginterpretasikan teks dengan mengodekan teks menjadi kategori isi yang dapat dikelola.
Analisis relasional (relational analysis) menggunakan analisis isi dengan meneliti hubungan
antarkonsep dalam teks.
Hasil dari analisis konseptual dan relasional digunakan untuk membuat pendapat/opini
tentang pesan di dalam teks, pengaruh variabel lingkungan pada isi pesan, pengaruh pesan
pada penerima, dan lainnya. Sejak awal, analisis isi digunakan untuk menganalisis cakupan
kampanye pemilihan di surat kabar, menilai pengaruh konten iklan pada perilaku konsumen,
dan memberikan ulasan sistematis dari alat-alat yang digunakan oleh media untuk mendorong
proses komunikasi interaktif.

ANALISIS NARATIF
Narasi adalah cerita atau "laporan yang ter masuk cerita/narasi dari kumpulan kejadian dalam
urutan yang ditandai yang terungkap pada waktunya" (Denzim, 2000). Analisis naratif
(narrative analysis) adalah pendekatan yang bertujuan untuk membuat dan meneliti cerita
yang kita ceritakan tentang kita sendiri dan implikasinya untuk kehidupan kita. Data naratif
sering kali dikumpulkan melalui wawancara. Wawancara didesain untuk mendorong
partisipan guna menjelaskan insiden tertentu dalam konteks sejarah hidupnya.

Dengan cara ini, analisis naratif berbeda dengan metode penelitian kualitatif yang lain;
analisis naratif fokus pada proses atau urutan sementara, misalnya dengan membuat informasi
tentang penyebab dan konsekuensi dari insiden tertentu untuk menghubungkan insiden ini
dengan insiden yang lain. Sehingga, analisis naratif digunakan untuk meneiti pembelian
impulsif (1987), respons pelanggan terhadap iklan (Mick & Buhl, 1992), serta hubungan
antara penyedia jasa dan pelanggan (Stern, Thomson, Arnould, 1998).

INDUKSI ANALISIS
Strategi lain (lebih umum) dari analisis data kualitatif adalah induksi analitis. Induksi analitis
adalah pendekatan untuk analisis data kualitatif di mana penjelasan umum dari fenomena
dicari melalui kumpulan data (kualitatif hingga tidak ada kasus yang tidak konsisten dengan
penjelasan hipotetis dari fenomena ditemukan. InduksI analitis dimulai dengan definis (yang
tidak terperinci) dari suatu masalah ("mengapa orang-orang menggunakan mariyuana" adalah
contoh yang populer), selanjutnya dengan penjelasan hipotetis dari masalah (misalnya,
"orang-orang menggunakan mariyuana untuk kesenangan"), dan kemudian dilanjutkan
dengan menguji kasus.
(misalnya, pengumpulan data melalui wawancara mendalam/in-depth interview). Jika kasus
tidak konsisten dengan hipotesis dari peneliti (misalnya, "Saya menggunakan mariyuana
untuk alasan kesehatan"), peneliti menentukan ulang hipotesis atau mengeluarkan (tidak
nenggunakan) kasus "yang menyimpang' yang tidak mengonfrmasi hipotesis tersebut. Induksi
analitis termasuk penalaran induktif- alih-alih deduktif, yang memperbolehkan modifkasi
penjelasan hipotetis untuk fenomena melalui proses melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai