Anda di halaman 1dari 35

DUCTING By.

Sofyan

Cara Perhitungan Ducting AC Secara Sederhana

Ada 2 cara untuk menentukan area ducting cabang, yaitu dengan menggunakan ukuran
ducting dan menggunakan besaran volume udara ( CFM ) atau ( CMH ) yang akan
melewati ducting cabang tersebut. Jika volume udara kecil, maka area yang terjangkau
akan kecil, dan apabila volume udara besar, maka jangkauan udarapun lebih besar.

Ada banyak model dan contoh perhitungan pembuatan ducting. Mari kita cari tau,
langkah apasaja yang harus dilakukan untuk menghitung ukuran ductiing untuk AC.
Diantaranya adalah :

1. tentukan jumlah titik supply

2. menentukan air velocity

3. menggambar line ducting


DUCTING By. Sofyan

4. menentukan ukuran ducting untuk setiap titik yang akan di supply

5. menjumlahkan volume udara mulai dari 2 titik, 3 titik, dst...

6. menentukan ukuran ducting berdasarkan hasil penjumlahan volume udara


dari tiap – tiap tahap penjumlahan

Pastikan tidak terjadi kebocoran pada setiap sambungan, karena jika terjadi kebocoran,
maka akan mengakibatkan polusi udara, pencemaran lingkungan, bahkan bisa sampai
terjadinya kebakaran.

Cara Perhitungan Ducting AC Secara Sederhana

jenis-jenis ducting dan fungsi ducting, kini saat nya kita bahas bagaimana menghitung
ukuran ducting pada sebuah sistem HVAC. Berikut perhitungan sederhana bagaimana
cara menghitung ukuran ducting perhatikan di bawah ini.

Disini kita akan ambil contoh menghitung ukuran ducting untuk instalasi AC
central dengan kapasitas 10 pk.
dengan volume udara 3100 cfm.
langkah pertama : kita tentukan jumlah titik supply (kita tentukan 10 titik).
langkah kedua: menentukan air velocity (kita tentukan 1000 fpm (1000 feet/menit)
langkah ketiga: menggambar line ducting
DUCTING By. Sofyan

langkah keempat: menentukan ukuran ducting untuk tiap titik supply


langkah kelima: menjumlahkan volume udara mulai dari 2 titik, 3 titik, dst….
langkah keenam: menentukan ukuran ducting berdasarkan hasil penjumlahan volume
udara dari tiap-tiap tahap penjumlahan.

Ukuran ducting akan tergantung dari jumlah udara yang melewati ducting tersebut.
Pada ducting utama kita ukuran 24″ x 20″ disitu volume udara yang melewati ducting
tersebut adalah jumlah total udara pada AC dengan kapasitas 10 pk, dengan volume
udara 3100 cfm dan air velocity 1000 fpm.

Contoh Kasus Lain :


Lalu… bagaimana kalau ruangannya lebih besar dan membutuhkan kapasitas
pendinginan yang lebih besar?
OK selain type split wall, juga ada type split duct, type cassete (2,5 sd 4,5 PK), type
ceiling suspended (2,5 sd 4,5 PK), floor standing (5pk). Hal ini tergantung kebutuhan dan
ketersediaan ruang yang ideal.Contoh:
Sebuah kantor memiliki 4 ruang, A=4x4m2; B=3x5m2; C=6x6m2; D=4x5m2
menggunakan AC sentral dengan ducting didalam plafon.
Jawab:
A = 4x4x550 BTU/h = 8.800 BTU/h
= 8.800 BTU/h/30 = 293 CFM
B = 3x5x550 BTU/h = 8.250 BTU/h
= 8.250 BTU/h/30 = 275 CFM
C = 6x6x550 BTU/h = 19.800 BTU/h
= 19.800 BTU/h/30 = 660 CFM
D = 4x5x550 BTU/h = 11.000 BTU/h
= 11.000 BTU/h/30 = 367 CFM
Total E = A+B+C+D = (8.800 + 8.250 + 19.800 + 11.000) BTU/h = 47.850 BTU/h
= 1.595 CFMsketsa instalasi AC Ducting————-h————–g
| –a–A –b–B
—- / /
| E |—f—|—–e—-|
—- \ \
| -d—D –c–C
————–j————–i
Supply
Diffuser A = 8.800 BTU/h:293 CFM = 7″
Ducting a = 8″x9″

Diffuser B = 8.250 BTU/h:275 CFM = 7″


Ducting b = 8″x9″
DUCTING By. Sofyan

Diffuser C = 19.800 BTU/h:660 CFM = 12″


Ducting c = 15″x9″

Diffuser D = 11.000 BTU/h:367 CFM = 9″


Ducting d = 10″x9″

Ducting e = B + C = 935 CFM = 24″x10″


Ducting f = A + B + C + D = 1.595 CFM = 25″x13″

Ducting return g = 293 CFM = 11″x10″;


RAG-B = 10″
Ducting return i = 660 CFM = 19″x10″;
RAG-C = 14″
Ducting return h = A + B = 293 + 275 = 568 CFM = 16″x10″
RAG-A = 293 CFM = 10″
Ducting return j = C + D = 660 + 367 = 1.027 CFM = 19″x13″
RAG-D = 367 CFM = 10″

Fresh Air duct


= vol ruang x pertukaran udara/jam x 35,31 (angka keramat) 261 x 2 x 35,31
——————————————————— = —————- x 1/60 = 307 CFM
60
FAG = 10″ dg ducting 11″x10″
atau gampangnya adalah 20% dari total CFM

Rumus ducting cabang (branch duct) /pembagian area

Mungkin sahabat sudah mengetahui apa itu ducting, jenis-jenis ducting dan fungsinya,
dan bagaimana merancang ducting untuk sistem AC Central,
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara menentukan pembagian
area pada ducting cabang (branch duct). Bagi tukang ducting, rumus ducting cabang ini
pasti sudah tidak asing lagi, tapi tidak sedikit juga tukang ducting yang hanya
menggunakan perkiraan saja ketika mereka menentukan pembagian area ducting
cabang tersebut. Pembagian area pada ducting cabang merupakan hal penting yang
harus diketahui dan dilakukan oleh seorang tukang ketika pabrikasi. Pembagian area ini
bertujuan untuk memudahkan proses air flow balance / pengaturan pembagian udara
ke masing-masing titik supply, walaupun secara teknis dilapangan kita pasang juga
spliter damver atau volume damper.
DUCTING By. Sofyan

Sebenarnya artikel ini ditulis untuk membantu para pekerja ducting yang sifat nya masih
pemula, dengan harapan setelah membaca artikel ini mereka merasa terbantu dan bisa
lebih berkembang lagi.

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman si penulis yang kebetulan penulis adalah
tukang ducting juga, hehe,, ada dua cara untuk menentukan pembagian area ducting
cabang yaitu dengan menggunakan ukuran ducting dan menggunakan besaran volume
udara (CFM) atau (CMH) yang akan melewati ducting cabang tersebut, tentunya akan
tergantung volume udara yang akan terbagi ke masing-masing persimpangan (cabang),
jika volume udara besar maka akan mendapatkan area yang besar juga dan sebalik nya
jika volume udara kecil maka akan mendapatkan area yang kecil juga.
adil kan?....hehe, namun yang akan kita bahas disini adalah pembagian berdasarkan
ukuran ducting.

Untuk memudahkan pemahaman bagaimana rumus ducting cabang ini, mari kita
perhatikan gambar dibawah ini :

Pada gambar tersebut volume utama adalah bagian yang pertama kali dimasuki
sejumlah volume udara yaitu Axa dan selanjutnya adalah volume cabang/ pembagian
masing-masing Bxb, Cxc dan Dxd. Untuk area yang akan kita bagi adalah area utama
yaitu besaran A yang akan dibagikan ke masing-masing cabang.

Rumus pembagian nya adalah sebagai berikut:


DUCTING By. Sofyan

Kita ambil contoh sebagai berikut:

Berdasarkan gambar tersebut diketahui :

Axa = 24" x 20"


Bxb = 20" x 16"
Cxc = Dxd = 14" x 10"
b' = ?
c' = d' = ?

Kita Gunakan Rumus di atas:


DUCTING By. Sofyan

Sekarang kita dapat mengetahui berapa besar seharusnya bagian Bxb dan berapa besar
bagian Cxc dan Dxd.

Maka pada saat kita mebuat ducting tersebut yang harus digambar pada plate
bentangan nya adalah sebagai berikut:

rumus perhitungan ducting

Setelah kita mengetahui apa itu ducting, jenis-jenis ducting dan fungsi ducting, kini saat
nya kita bahas bagaimana menghitung ukuran ducting pada sebuah sistem HVAC.
Supaya tidak terbelit-belit mari kita langsung saja ke tkp....!

Disini kita akan ambil contoh menghitung ukuran ducting untuk AC central dengan
kapasitas 10 pk.
dengan volume udara 3100 cfm.

 langkah pertama : kita tentukan jumlah titik supply (kita tentukan 10 titik).
 langkah kedua: menentukan air velocity (kita tentukan 1000 fpm
(1000 feet/menit)
 langkah ketiga: menggambar line ducting
 langkah keempat: menentukan ukuran ducting untuk tiap titik supply
 langkah kelima: menjumlahkan volume udara mulai dari 2 titik, 3 titik, dst....
DUCTING By. Sofyan

 langkah keenam: menentukan ukuran ducting berdasarkan hasil penjumlahan


volume udara dari tiap-tiap tahap penjumlahan.
Perhatikan Gambar dibawah ini:

Seperti yang sudah dibahas pada postingan sebelumnya tentang cara menentukan
ukuran ducting bahwa ukuran ducting akan tergantung dari jumlah udara yang melewati
ducting tersebut. Pada ducting utama kita lihat ukuran 24" x 20" disitu volume udara
yang melewati ducting tersebut adalah jumlah total udara pada AC dengan kapasitas 10
pk, dengan volume udara 3100 cfm dan air velocity 1000 fpm. note: ini contoh
perencanaan ukuran ducting untuk sistem hvac perkantoran.
DUCTING By. Sofyan

rahasia rumus ducting dan hitungan materialnya

DUCTING PADA INTALASI TATA UDARA

Apa itu ducting ?

Ducting merupakan bahasa ingris yang kalau di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia
adalah penyaluran pipa.

Dan jika di jabarkan kira-kira adalah bahan atau material yang digunakan untuk
mengarahkan atau menyalurkan udara atau lainya ke arah tertentu dengan
mempertimbangkan tiap-tiap tujuan akhir tersebut manjadi bagian beban terhadap
dimensi atau diameter media penyalur pada sepanjang perjalanan hingga titik akhir
beban tersebut keluar dari media penyalur.

Jenis material ducting itu sendiri beraneka ragam disesuaikan dengan udara yang akan
di salurkan. Pengunaan material yang di gunakan akan mempengaruhi suhu udara di
sepanjang perjalanan menuju titik akhir keluarnya udara.

Beberapa jenis material ducting itu sendiri diantara nya :

1. Ducting BJLS (Seng) tanpa isolasi.

Adalah jenis ducting yang di gunakan untuk menyalurkan udara dimana ducting ini tidak
mempertahankan kesetabilan suhu udara yang akan di salurkan. Hanya berfungsi
DUCTING By. Sofyan

sebagai penyalur saja dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari beberapa tempat
ke dalam satu tempat.

Contohnya :

1. Ducting exhaust. Yaitu sirkulasi udara pada suatu ruangan misalnya toilet, tempat
parkir dll

2. Ducting fresh air. Yaitu ducting yang di gunakan untuk menyalurkan udara segar dari
luar ruangan menuju indoor unit ac seperti AHU ataupun FCU.

3. Ducting Intake. Untuk menyalurkan udara dari luar gedung menuju ruangangan yang
membutuhkan udara segar. Seperti lahan parkir yang tertutup atau lainya.

4. Dan sebagainya.

Gambar detail dari ducting tanpa isolasi.

2. Ducting BJLS (seng) Isolasi Luar.

Kalau ducting yang ini sangat berbeda dengan ducting yang pertama tadi. Kalau yang
pertama tadi ductingnya tipe yang porno aksi karna tidak memakai pakaian sehelai
benang pun alias telanjang bulat. Untuk ducting yang pertama kita juluki ducting porno
aksi .. setuju kan.

Naah ducting yang ini mengunakan pakaian atau isolasi ducting. Pakaian yang di
gunakan juga beraneka ragam jenisnya layaknya wanita sexy jenis pakaian yang di
DUCTING By. Sofyan

gunakan juga ada yang tipis ataupun yang tebal hehe … enakan yang tipis kayanya lebih
keliatan bentuknya.

Pakaian tipis disini bukan pakaian tidur sutra dengan tali kecilnya lho … tapi pakaian
glaas wool yang menyelimuti ducting. Jenis glass wool ada yang tebal dan tipis … sesuai
dengan suhu udaranya yang akan di salurkan. Semakin dingin udara yang di salurkan
semakin tebal isolasi yang di gunakan. Biar ductingnya gak masuk angin sich .. capek kan
kalo nyampe masuk angin .. masa mau ngerokin ducting yg panjang n keras gitu ..
hehehe. Jenis tebal glasswool yang biasa di gunakan adalah 24Kg / m3 dengan tebal
isolasi 25mm.

Gambar detail isolasi luar.

3. Ducting BJLS (seng) Isolasi Luar dan dalam.

Ducting paling sopan y ini. Pakeannya super rapet ada yang bercadar juga d kayanya.
jangankan mo liat bentuk lengkuk ductingnya. Liat mukanya aj susah banget. Dari
namanya aj udah luar dalem di isolasi … mesti rapet bgt tuch. Ducting kaya dini biasanya
untuk ngalirin udara yang super dingin … berrrr dinginnya. Di mulut unit indoor suply
udara yang baru keluar kan masih cold – cold nya tuch. Nah .. untuk mencegah ducting
berkeringat atau kondensasi makannya ducting disini kaga boleh setengah2 pakeannya
di jamin langsung beku deh kalo setengah2 bukan masuk angin lagi. Selain itu jg untuk
mencegah suara yang berlebihan dari hembusan angin yang buaanter dari mulut unit.
Karna suara bisa di redam dengan isolasi bagian yang dalem. Bahan isolasinya jg ada
DUCTING By. Sofyan

yang di tambah yaitu speandel pin. Semacam jarum-jarum untuk menahan glasswool
bagian dalam.

CARA MENGHITUNG KAPASITAS BLOWER

untuk mengulas perhitungan kapasitas exhaust fan bagi dapur atau toilet kita.

Adapun perhitungannya sebagai berikut :

Misal kita mempunyai ukuran dapur dengan panjang 6 meter, lebar 6 meter dan
tinggi ruangan 3 meter. Berapa kapasitas exhaust fan yang cocok bagi ruangan
dapur dengan ukuran tersebut?

Mari kita bersama-sama menghitungnya:

Exhaust fan dihitung dalam satuan Cubic Feet per Minutes (CFM). Maka
pertama kali yang harus kita lakukan adalah mengubah ukuran ruangan tersebut
dari satuan meter ke satuan feet ( 1 meter = 3,28 feet ). Maka ukuran ruangan
dapur tersebut menjadi :

Panjang = 6 meter = 6 x 3,28 = 19,68 feet

Lebar = 6 meter = 6 x 3,28 = 19,68 feet

Tinggi = 3 meter = 3 x 3,28 = 9,84 feet

Maka untuk menghitung kapasitas exhaust fan adalah


DUCTING By. Sofyan

= Panjang x Lebar x Tinggi x Air Change

= 19,68 x 19,68 x 9,84 x 15

= 57.165,8 cubic feet per hour

Lalu dirubah ke per menit menjadi :

= 57.165,8/60

= 952,76 CFM

Jadi kapasitas exhaust fan untuk dapur ukuran 6 x 6 x 3 meter tersebut adalah
952,76 CFM.

Keterangan :

Ketentuan nilai Air Change adalah :

Dapur = 15 x

Toilet = 10 x

Centrifugal blower
DUCTING By. Sofyan

HITUNG AC CEPAT

bagaimana kalau ruangannya lebih besar dan membutuhkan kapasitas pendinginan yang
lebih besar ?

selain type split wall, juga ada type split duct, type cassete (2,5 sd 4,5 PK), type ceiling
suspended (2,5 sd 4,5 PK), floor standing (5pk).
Hal ini tergantung kebutuhan dan ketersediaan ruang yang ideal.

Contoh:
Sebuah kantor memiliki 4 ruang, A=4x4m2; B=3x5m2; C=6x6m2; D=4x5m2
menggunakan AC sentral dengan ducting didalam plafon.
Jawab:
A = 4x4x550 BTU/h = 8.800 BTU/h
= 8.800 BTU/h/30 = 293 CFM
B = 3x5x550 BTU/h = 8.250 BTU/h
= 8.250 BTU/h/30 = 275 CFM
C = 6x6x550 BTU/h = 19.800 BTU/h
= 19.800 BTU/h/30 = 660 CFM
D = 4x5x550 BTU/h = 11.000 BTU/h
= 11.000 BTU/h/30 = 367 CFM
Total E = A+B+C+D = (8.800 + 8.250 + 19.800 + 11.000) BTU/h = 47.850 BTU/h
= 1.595 CFM

sketsa instalasi AC Ducting

-------------h--------------g
| --a--A --b--B
---- / /
| E |---f---|-----e----|
---- \ \
| -d---D --c--C
--------------j--------------i

Supply
Diffuser A = 8.800 BTU/h:293 CFM = 7"
Ducting a = 8"x9"
DUCTING By. Sofyan

Diffuser B = 8.250 BTU/h:275 CFM = 7"


Ducting b = 8"x9"

Diffuser C = 19.800 BTU/h:660 CFM = 12"


Ducting c = 15"x9"

Diffuser D = 11.000 BTU/h:367 CFM = 9"


Ducting d = 10"x9"

Ducting e = B + C = 935 CFM = 24"x10"


Ducting f = A + B + C + D = 1.595 CFM = 25"x13"

Ducting return g = 293 CFM = 11"x10";


RAG-B = 10"
Ducting return i = 660 CFM = 19"x10";
RAG-C = 14"
Ducting return h = A + B = 293 + 275 = 568 CFM = 16"x10"
RAG-A = 293 CFM = 10"
Ducting return j = C + D = 660 + 367 = 1.027 CFM = 19"x13"
RAG-D = 367 CFM = 10"

Fresh Air duct


= vol ruang x pertukaran udara/jam x 35,31 (angka keramat) 261 x 2 x 35,31
--------------------------------------------------------- = ---------------- x 1/60 = 307 CFM
60
FAG = 10" dg ducting 11"x10"
atau gampangnya adalah 20% dari total CFM
DUCTING By. Sofyan

Perancangan sistem tata udara (HVAC)

Pengkondisian udara diperlukan untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan


pendistribusiannya sehingga udara dalam ruangan atau gedung dapat terjaga kualitas
nya dan mencapai kondisi nyaman bagi orang yang berada diruangan tersebut

Hal yang harus diperhatikan dalam perancangan sistem tata udara adalah:

1. Temperature pendinginan yang diinginkan


2. Tingkat humidity
3. Beban pendinginan terdiri dari: Volume ruangan, Jumlah orang, Peralatan yang ada
6. Jenis mesin pendinginan yang akan digunakan (AC central: Chiller, Split)
7. Perancangan saluran pendinginan (AHU, ducting)
Beban pendinginan:

Adalah jumlah panas yang dipindahkan oleh sistem pengkondisian udara.

Beban pendinginan suatu ruang berasal dari dua sumber, yaitu melalui sumber
eksternal dan sumber internal

1) Sumber panas eksternal antara lain:


-Radiasi surya (panas matahari) yang ditransmisikan melalui kaca
-Radiasi surya (panas matahari) yang ditransmisikan melalui atap, dinding
-Panas konduksi dan konveksi melalui pintu dan jendela akibat perbedaan
temperature
-Panas oleh udara akibat pembukaan pintu/jendela, celah-celah jendela
-Panas karena ventilasi

2) Sumber panas internal:


-Panas dari aktivitas orang/penghuni
-Panas dari lampu atau peralatan listrik lainnya
DUCTING By. Sofyan

Dalam sistem AC dikenal 2 macam panas, yaitu:


1. Panas sensible yaitu panas yang menyebabkan perubahan temperature tanpa
perubahan fase. Umumnya semua yang berasal dari panas internal dan eksternal.
contoh panas sensibel:
-Transmisi panas dari bangunan lewat atap, dinding, kaca, jendela, dll
-Panas dari lampu, peralatan
-Panas dari penghuni

2. Panas laten yaitu panas yang menyebabkan perubahan fase tanpa menyebabkan
perubahan temperature.
Contoh panas laten:
-Panas dari penghuni ruangan
-Panas ventilasi/filtrasi dari kelembaban udara dalam dan luar

Dalam kenyataannya kalor yang masuk kedalam gedung tidak tetap, karena faktor-
faktor yang mempengaruhi kalor tersebut juga berubah-ubah, sebagai contoh:
-Temperature udara luar nilainya merupakan fungsi waktu, maksimum disiang hari
rendah dipagi dan sore hari, minimum dimalam hari.
-Jumlah penghuni yang tidak tetap (variable orang)
-Peralatan listrik sebagai sumber panas yang nyala diwaktu tertentu (utilisasi)

Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara:


1. Perhitungan beban kalor puncak (total peak load)
2. Perhitungan beban kalor sesaat

Rumus dan cara perhitungan beban pendinginan (Cooling load)

 Sumber panas internal:

1. Penghuni ruangan:
a) Beban panas sensible: Qso = n x SHG x CLF
b) Beban panas laten: Qlo = n x LHG
Dimana,
n = jumlah orang
SHG=Sensible heat gain per orang
DUCTING By. Sofyan

LHG=Laten heat gain per orang


CLF=Cooling load faktor, assumsikan 1 jika ruangan tidak dimaintain konstant selama
24 jam

Lihat Tabel SHG dan CLF dalam watt

2. Field heat
Beban kalor yang dibawa produk yang akan didinginkan atau disimpan
Q= m Cp delta T
m=berat dari produk (kg)
Cp=panas jenis produk
delta T=perubahan suhu

3. Lampu penerangan
a) Beban sensible – Qsl = input x n x CLF
Input: Total watt lampu
n : jumlah lampu terpasang
CLF diasumsikan 1 jika lampu dinyalakan terus menerus selama 24 jam.

4. Peralatan listrik/appliance
Beban sensible: Qsp = Heat gain x CLF
5. Ventilasi dan filtrasi
a)Beban sensible : Qsv = 1,23 x Q x delta T
b)Beban latent: 3010 x Q x delta W

 Sumber panas eksternal:

1. Sinar matahari:
Q = A x SC x SHGF x CLF
Q = U x A x delta T

dimana,

A = luas area
SC=shading coefficient (lihat tabel)
DUCTING By. Sofyan

adalah faktor pengurang panas pada kaca yang dilapisi isolasi (absorb panas) nilai 0,2
(contoh: kaca reben) – 1 (tanpa isolasi panas)
SHGF = solar heat gain factor, area timur khatulistiwa biasa berkisar 500 – 800 w/m2
(lihat tabel)
CLF=Cooling load factor
U = koefesien perpindahan panas
A = Luas permukaan
delta T = perbedaan suhu dalam dan luar ruangan
2. Dinding dan atap:
Q = U x A x CLTD, dimana:
U = koefesien transfer panas keseluruhan eksternal dinding dan atap (nilainya antara
2-4)
A = Luas area
CLTD= Cooling load temperature difference (lihat tabel)

3. Kaca:
Q = U x A x CLTD, dimana:
U = koefesien transfer panas keseluruhan eksternal jendela kaca nilai nya berkisar 3-6
A = Luas area
CLTD= Cooling load temperature difference (lihat tabel)

CLTD merupakan perbedaan temperatur dalam ruangan dan temperature luar,


peak tertinggi disiang hari yaitu jam 2 siang dimana temperatur luar 39 sedangkan
temperature dalam 25
CLTD = 39 – 25 = 14

Sumber panas lain (service load)


adalah panas lain yang timbul dalam proses operasi pendinginan seperti kipas,
operator,
udara luar ketika pintu dibuka, motor listrik, panas infiltrasi dari penyekat dan rak
pendingin.
(Besar service load sekitar 10% dari total konduksi panas)
DUCTING By. Sofyan

AHU & Ducting

Ducting berfungsi menyalurkan udara yang telah dikondisikan dari mesin AHU (Air
handling unit)
ke seluruh ruangan. Sedangkan AHU mendapatkan supply media pendinginan dari
chiller.

Desain dan struktur kontruksi ducting:


-Ditempatkan pada struktur bangunan dengan menempel atau menggantung pada
ceiling
-Desain struktur bangunan ceiling atau dinding harus kuat menahan beban ducting
-Ducting dari bahan yang kuat, tidak menimbulkan bunyi
-Tahan aliran udara , dan tidak ada kebocoran
-Contoh material ducting dipasaran:
1. Galvanized steel
2. Polyrethane duct board / preinsulated aluminium ducts)
3. Fiberglass duct board (preinsulated non metalic ductwork)
4. Flexible tubing

Perhitungan supply udara:


A = Cfmsa / V u
A = Luas duct (m2)
Vu = Kecepatan aliran udara (m/s)
Cfmsa = Jumlah udara supply (m3/s)

return ducting, berfungsi untuk mengalirkan udara balik dari ruangan yang telah
dikondisikan kembali ke AHU:
A = Cfmra/Vu;
Cfmra=Jumlah udara balik (m3/s)

Langkah-langkah dalam perancangan dan pemilihan komponen sistem tata udara:


DUCTING By. Sofyan

1.Hitung beban pendinginan (Data beban)


2.Perhitungan Psikometric chart
3.Perhitungan pressure drop air flow
4.Perhitungan dimensi ducting
5.Pemilihan sistem AC

Contoh perhitungan pengkondisian udara pada sebuah bangunan terdiri dari 3 lantai.
DUCTING By. Sofyan
DUCTING By. Sofyan

Perhitungna exhaust fan (sirkulasi udara):


Exhaust fan dipasang untuk mengatur sirkulasi udara diruangan. Ada dua macam
keluaran exhaust fan:
1. Udara dikeluarkan ke luar gedung melalui ducting
DUCTING By. Sofyan

2. Udara dari exhaust fan dikembalikan ke AHU (return air) untuk disaring dan
dikirimkan kembali keruangan

Beberapa vendor juga sudah memiliki exhaust fan dan supply fan diunit AHU yang
sama.
Perhitungan air sirkulasi CFM (cubic feet minutes) berdasarkan volume ruangan dan
rating air sirkulasi
(frekwensi/jam) yang disyaratkan untuk masing-masing ruangan.

Ada 2 jenis ventilating fan: wall ventilating fan dan ceiling ventilating fan. Ceiling
ventilating fan
dipasang diatas platfond dan memiliki pipa ducting untuk meneruskan udara keluar
ruangan atau dikembalikan
ke return air diAHU untuk difilter dan disalurkan kembali ke ruangan. Untuk memakai
ceiling ventilating fan
perlu mempertimbangkan besarnya hambatan atau statik pressure karena panjang nya
salurang pipa ducting dan
juga karena ada belokan sehingga pemilihan CFM harus lebih besar dari perhitungan
untuk menkompensasi faktor
hambatan tersebut.

Contoh pemilihan exhaust fan:

Tentukan kapasitas exhaust fan yang akan dipasang untuk sebuah ruangan hall dengan
ukuran
(lebar) 10m x (lebar) 10m x (tinggi) 5m.

Konversi m ke feet (1 m = 3,28 feet)

Panjang = 10 m x 3,28 = 30,28 feet


Lebar = 10 m x 3,28 = 30,28 feet
Tinggi = 5m x 3,28 = 16,4 feet

Volume ruangan = 30,28 x 30,28 x 16,4 = 15036,80 cubic feet


DUCTING By. Sofyan

standar rating flow rate untuk hall (lihat tabel) = 8 x / jam

Kapasitas exhaust fan = 15036,80 x 8 / 60 = 2004,97 CFM

Pilihan,
1 unit 2500 CFM
2 unit 1000 CFM (terpasang setiap jarak 5 meter)
4 unit 500 CFM (terpasang setiap jarak 2 meter)

Contoh menentukan ukuran AC split pada suatu ruangan:

1 PK = 1 HP = 735,5 watt
Suatu kamar dengan ukuran lebar 3 meter, panjang 3 m, tinggi 3m, ditempati oleh
penghuni
2 orang. berapakah kapasitas AC yang diperlukan untuk pendinginan ruangan?
Hitung beban panas ruangan:

Beban panas radiasi bangunan:


Q = 9 x 2 x 10 (beda suhu luar dan dalam) = 180

Beban panas orang:


Q internal = 2 x (60 (sensible) + 40 (laten) ) = 200

Total heat = 380 watt = 0,51 PK


Ukuran ac = 1/2 PK
DUCTING By. Sofyan

Exhaust Hood & Ducting


Description Exhaust Hood & Ducting

Exhaaust Hood berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar,
dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. Selain itu
Exhaust Hood juga bisa mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang.
Supaya tetap sehat ruang butuh sirkulasi udara agar selalu ada pergantian udara dalam
ruangan dengan udara segar dari luar luar ruangan.
DUCTING By. Sofyan

Exhaust Fan

Exhaust fan merupakan salah satu jenis kipas angin yg difungsikan untuk sirkulasi udara
dalam ruang atau rumah. Oleh karena itu,peletakkannya diantara indoor dan outdoor.

Kipas jenis exhaust fan,banyak digunakan karena dapat membuat ruangan sejuk tanpa
AC.
Meski begitu, yang menggunakan AC juga harus memasang exhaust fan,untuk
mengurangi kelembaban udara dalam ruang.

Tergantung Luas dan Fungsi Ruangan


Dalam memilih exhaust fan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah luas ruangan.
Kemudian ketahui juga fungsi ruangan. Misalnya, ruangan kerja saya sebenarnya juga
berfungsi sebagai ruangan merokok. Setelah itu baru memilih exhaust fan dengan
spesifikasi yang sesuai luas dan fungsi ruangan.
DUCTING By. Sofyan

Spesifikasi exhaust fan yang perlu diperhatikan diantaranya:

 Konsumsi listrik (watt). Sesuaikan dengan daya sambungan listrik PLN kita. Kalau terlalu
besar, kadang malah bikin jeblok.
 RPM yaitu rotation per minute atau putaran kipas per menit. Semakin tinggi RPM,
semakin cepat sebuah exhaust fan menarik udara.
 Noise atau tingkat keberisikan suara exhaust fan dalam satuan desibel (db).
DUCTING By. Sofyan

 dan yang terpenting adalah Air volume, yaitu volume udara yang mampu ditarik
oleh exhaust fan. Volume udara biasanya ditulis dalam satuan CMM (meter kubik per
menit) atau CMH (meter kubik per jam).

Luas dan fungsi ruangan menentukan seberapa besar air change rate atau tingkat
keperluan pertukaran udara yang ditulis dalam satuan ACH (air changes per hour).

Cara Memilih Exhaust Fan


Contoh dalam perhitungan berikut ini mencontoh kasus pemasangan exhaust fan pada
ruangan di rumah.

1. Hitung volume ruangan dalam satuan ukuran meter kubik (m3), yaitu lebar x panjang x
tinggi ruangan. Contoh:
Ruang kerja saya di rumah memiliki lebar 2,4 m, panjang 3 m, dan tinggi 2,5 m. Maka
perhitungan volume ruangannya menjadi: 2,4m x 4m x 2,5m = 18m3.
2. Hitung nilai CMH air volume yang diperlukan dengan cara mengkalikan Volume
Ruangan (m3) dengan Air Change Rate (ACH) sesuai dengan tabel di atas.
3. Pilih spesifikasi exhaust fan bernilai CMH sama atau lebih besar dari keperluan CMH
ruangan.

Ducting adalah untuk mendistribusikan udara di dalam gedung terdapat berbagai


macam ducting dalam penggunaannya, fungsi sebagai supply udara dingin ke ruang
yang dikondisikan (supply air), ducting yang berfungsi sebagai supply dari udara luar
(fresh air) dan ada pula ducting yang berfungsi untuk membuang udara dari dalam ke
luar (exhaust air) secara fisik bentuk ducting supply air ini berinsulasi karena untuk
mempertahankan udara dingin yang didistribusikan tidak terbuang, sedangkan untuk
ducting fresh air dan exhaust air ini tidak menggunakan insulasi, lapisan dari insulasi ini
antara lain : Glasswool, Alumunium Foil, Spindle pin/pengikat/tali/flinkote. Sedangkan
untuk lapisan ducting didekat unit AC Indoor (untuk sistem AC Split) atau Unit AHU
(Untuk sistem central) biasanya bagian dalamnya menggunakan Glasswool dan
glassclotch, untuk meredam bunyi bising dari unit.Bahan yang digunakan untuk ducting
itu sendiri bermacam-macam, ada yang terbuat dari bahan PVC, mild steel, BJLS (baja
lapis seng), PU (Polyurethane), untuk ducting yang terbuat dari bahan PU tidak perlu
menggunakan lapisan luar karena lapisannya sudah tersedia dari pabrikan hanya untuk
lapisan dalamnya saja yang terdapat didekat unit menggunakan glassclotch. Secara
umum ducting yang banyak digunakan adalah jenis ducting BJLS (Baja Lapis Seng)
terdapat berbagai macam ukuran BJLS dan penggunaan ukuran pada ducting berikut ini
beberapa ukurannya :
DUCTING By. Sofyan

 BJLS 50 untuk ukuran ducting (mm) : 0-300


 BJLS 60 untuk ukuran ducting (mm) : 350-700
 BJLS 80 untuk ukuran ducting (mm) : 750-1200
 BJLS100 untuk ukuran ducting (mm) : 1200-1900

 BJLS120 untuk ukuran ducting (mm) : 1900-2400

 BJLS140 untuk ukuran ducting (mm) : 2400

Kebutuhan Udara Dalam Ruangan

Untuk menentukan kebutuhan udara dalam ruangan ada 3 cara :

1. Berdasarkan Volume Ruangan

Q (m3/h) = V ( m3 ) x ACH ( A ir Charge per hour )


DUCTING By. Sofyan

2. Berdasarkan VRP (Ventilation Rates per Person )

Q ( m3/h ) = VRP (m3/h ) x Jumlah Orang


DUCTING By. Sofyan

3. Berdasarkan Pemindahan Material

Q (m3/h ) = Kecepatan udara ( V) m/s x Luas Duct ( m2 ) x 3600

Iklan

Perhitungan untuk Dust Collector System

Untuk merancang dust collector yang terdiri dari : ducting-blower-filter diperlukan 2


parameter
Yaitu :
1. Kapasitas udara hisap dari ujung2 ducting
2. Pressure loss (kehilangan tekanan) yang terjadi selama udara bergerak dari ujung
ducting sampai keluar dari filter (keluar dari sistem dust collector ke udara bebas).

Berikut dibawah ini adalah ulasan yang menjelaskan ke-2 parameter diatas :
1. Kapasitas udara hisap atau air volume dengan satuan “volume per satuan waktu”
(m3/jam; cfm, dll) adalah debit udara dengan rumus :
Q = v * A; Q=kapasitas udara (m3/jam, cfm); v=kecepatan udara hisap (m/detik,fpm)
A=luas penampang lubang hisap (m2, cm2, ft2).
Disini (v) kecepatan udara hisap sangat penting, bergantung dari jenis debu/serbuk yang
dihisap dan jarak antara lubang hisap dan sumber debu.
Kapasitas udara dari sistem adalah ΣQ1, Q2 etc,- dari setiap lubang hisap dalam sistem
DUCTING By. Sofyan

dust collector tsb.

2. Pressure loss adalah kehilangan tekanan karena pergerakan udara dari ujung hisap
sampai keluar sistem. Rumus nya untuk pipa ducting adalah : ΔPf=λ*(l/d)*(γ/2*g)*v2 ;
ΔPf=static pressure atau pressure loss (kg/m2 atau mmH20); d=diamater pipa (m);
l=panjang pipa (m); λ=koefisien gesek pipa ; γ=berat jenis udara (1.2kg/m3);
v=kecepatan rata2 udara (m/s); g=gravitasi (9.8 m/s2).

"Apabila ducting line terdiri dari banyak cabang cari ducting terjauh atau yang
mempunyai static pressure terbesar".
Dari ke-2 parameter tersebut menentukan : ukuran ducting (duct sizing), jenis dan
power blower, jenis dan kapasitas filter sesuai dengan debu yang dihisap.

Contoh Kasus :Berikut ini adalah gb layout line dust collectror terdiri dari 3 buah lubang
hisap (suction) : 1. dia.127mm ; 2. dia.150mm dan 3. Dia.200 mm

Dari lubang2 suction tsb. Langkah ke-1 kita gambar jalur pipa ductingnya yang menuju
ke blower dan dari blower menuju cyclone (penyaring debu).

Langkah ke-2 adalah menentuan kapasitas dari udara yang dihisap atau debit dari ke-3
lubang hisap tsb. Sebelumnya tentykan dahulu berapa kecepatan udara yang kita
inginkan, pada gambar kecepatan udara hisap pada lubang dia. 127 = 25m/s; pada
DUCTING By. Sofyan

lubang dia.150 = 30m/s dan pada lubang dia.200 = 28m/s. Dari data tersebut kita buat
perhitungan seperti tabel dibawah ini :

Total kapasitas/debit udara yang harus dihisap adalah 6212.18 m3/jam.

Langkah ke-3 adalah menentukan diameter dari semua pipa ducting yang menuju
blower dan
Cyclone. Tabel dibawah ini akan menunjukkan cara menentukan ukuran diameternya.
Sebelumnya kita pastikan dulu berapa kecepatan udara melalui pipa ducting, dalam
contoh ini kita tentukan 25 m/s.
Kapasitas pipa ducting no.4 adalah jumlah dari kapasitas hisap lubang dia. 127 dan dia.
150. Sedangkan kapasitas ducting no.1 adalah jumlah dari lubang dia.127, dia.150 dan
dia.200. (pada tabel dibawah ini A=luas penampang ducting, didapat dari
Q(m3/s)/V(m/s))

Pada kolom paling kanan adalah ukuran diameternya. Untuk memudahkan dalam
pembuatan ducting diameter ducting dapat dibulatkan misalnya diameter 297 menjadi
300mm dst. Langkah ke-4 adalah menentukan berapa pressure loss yang terjadi pada
line ducting tsb. diatas. Berikut ini adalah tabel perhitungannya : Sebelumnya dari
gambar diatas tentukan "jarak paling jauh"antara blower ke lubang hisap, dari gambar
diatas jarak terjauh
DUCTING By. Sofyan

dari sinilah kita memulai perhitungan pressure loss, atau bisa diartikan juga kita
memulai

perhitungan dari asumsi pressure loss terbesar. Jumlah pressure loss dari sejak lubang
hisap sampai dengan keluar dari cyclone adalah sebesar 1846.13 Pa pada perhitungan
tabel disamping digunakan koef gesek = 0.135, berat jenis udara = 1.2 kg/m3 dan
gravitasi 9.8 m/s2. Untuk cyclone pada kasus tsb. diatas kita asumsikan mempunyai
loss 800 pa. Besar kecilnya loss pada cylone ditentukan oleh jenis cyclone umumnya
pembuat cyclone akan memberikan besarnya pressure loss pada cyclonnya sesuai
kapasitas udara yang kita inginkan (6212.18 m3/jam). Langkah terakhir yaitu Langkah
ke-5 adalah menentukan besar blower dan power dari blower. Bila Anda memiliki kurva
performance yang dikeluarkan oleh produsen blower dari Kapasitas Udara 6212.18
m3/jam dan pressure loss/static pressure sebesar 1846.13 Pa dapat diketahui besar
blower yang diinginkan, power motor dan RPM nya. Atau cukup anda memberikan
data kapasitas udara dan pressure loss/static pressure kepada produsen blower, maka
mereka akan menentukan blowernya.

Atau Anda ingin mengetahui sebelumnya berapa kira2 power motor yang dibutuhkan,
dapat diketahui dengan rumus : KW = (kapastas(m3/detik)*pressure
loss(Pa))/(effisiensi blower*1000). Kita asumsikan effisiensi adalah 60%(umumnya
antara 50% - 80% tergantung jenis dan merk blower) maka dengan menggunakan rumus
ini contoh diatas memerlukan blower dengan power motor sebesar 5.3 KW.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai