SOP Cara Menghangatkan Bayi
SOP Cara Menghangatkan Bayi
Ini adalah foto waktu pelatihan NOELS (Neonatal Obstetri Emergency Life Support) di
RSUD dr. Muwardi Surakarta
1. RUANG LINGKUP
Hipotermi terjadi jika suhu tubuh bayi kurang dari 36.5oC pada pengukuran suhu
melalui ketiak. Suhu tubuh rendah dapat disebabkan karena terpapar lingkungan yang
dingin atau bayi dalam keadaan basah dan tidak berpakaian.
2. TUJUAN
3. INDIKASI
3.1. Dilakukan pada BBL termasuk bayi kurang bulan, BBLR dan BBLSR
3.2. Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
4. KEBIJAKAN
5. PETUGAS
6. PERALATAN
6.3. Inkubator
7. PROSEDUR
7.1.5. Baca hasil pengukuran temperature tubuh dan bila hasilnya kurang dari
35oC, gunakan cara rektal
7.2.1. Termometer dicuci dengan air dan sabun, lalu keringkan ujungnya
7.2.5. Letakkan ujung termometer di dalam anus sedalam 2 cm, tunggu selama
3 menit (jangan tinggalkan bayi dengan termometer di dalam anus)
7.2.7. Cuci kembali termometer dengan air dan sabun, keringkan, kemudian
simpan kembali di tempatnya.
7.3. Melakukan penghangatan suhu tubuh dengan cara KONTAK KULIT dengan
KULIT
7.3.1. Lekatkan kulit bayi pada kulit ibu / orang lain, diusahakan bayi dalam
keadaan telanjang menempel pada kulit ibu
7.3.2. Suhu ruangan minimal 25oc
7.3.3. Ukur temperature tubuh bayi 2 jam setelah kontak kulit. Bila suhu <
36.5oC, periksa kembali bayi dan tentukan langkah selanjutnya
7.3.5. Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi kecil, motivasi ibu
agar mampu melaksanakannya
7.3.6. Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI perah dengan menggunakan
salah satu alternatif cara pemberan minum.
7.4.1. Pakaikan bayi topi, popok, kaos kaki yang bersih, kering untuk jaga
kehangatannya
7.4.2. Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi kepala tegak langsung ke kulit
ibu, posisikan bayi dalam ‘’Frog Position’’ yaitu fleksi pada siku dan
tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan posisi agak
ekstensi
7.4.3. Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang bersih dan kering
untuk menjaga kehangatan bayi.
7.4.4. Pantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu
menyusui, catat waktu ibu menyusui bayinya
7.4.6. Jelaskan pada ibu mengenai pola pernapasan dan warna kulit bayi normal
serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal
7.4.7. Mintalah kepada ibu untuk waspada terhadap tanda yang tidak biasanya
ditemui atau tidak normal
7.4.8. Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau
menyentil jari kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir
atau sekitar mulut atau napas berhenti lama.
7.4.9. Bila KMC tidak dapat dilakukan terus menerus, ukur suhu aksila setiap 6
jam
7.4.10. Bila temperature normal selama 3 hari berturut-turut, pengukuran
dilakukan tiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran
7.5.3. Letakkan bayi di dalam boks, jauhkan dari dinding yang dingin atau
aliran udara (jendela, pintu)
7.6. Melakukan penghangatan suhu tubuh dengan PEMANCAR PANAS dengan baik
7.6.2. Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih sebelum bayi
diletakkan di bawah pemancar panas
7.6.3. Nyalakan alat dan atur suhu sesuai petujuknya (biasanya antara 36-
37oC). Bila alat bisa disiapkan sebelum bayi datang, nyalakan alat
untuk menghangatkan linen dan matras terlebih dahulu
7.6.5. Pindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin bila tidak ada tindakan atau
pengobatan yang diberikan.
7.7. Melakukan perawatan INKUBATOR
7.7.2. Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur bayi
7.7.3. Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1oC
setiap perbedaan suhu 7oC antara suhu ruang dan inkubator
7.7.4. Bila diperlukan melakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi
sinar, lepas semua pakaian bayi dan segera diberi pakaian kembali
setelah selesai
7.7.5. Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar
inkubator tetap hangat
7.7.7. Periksa suhu inkubator dengan menggunakan termometer ruang dan ukur
suhu aksila bayi tiap jam dalam 8 jam pertama, kemudian setiap 3 jam
7.7.8. Bila suhu aksila < 36.5oC atau > 37.5oC, atur suhu inkubator secepatnya
7.7.9. Bila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah diatur, maka
inkubator tidak berfungsi dengan baik. Atur suhu inkubator sampai
tercapai suhu yang kita kehendaki atau gunakan cara lain untuk
menghangatkan bayi
7.7.10. Bila bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator telah diatur, lakukan
manajemen suhu tubuh abnormal
7.7.11. Pindahkan bayi ke ibu secepat mungkin bila bayi sudah tidak
menunjukkan tanda-tanda sakit.
8. REFERENSI
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta: Depkes RI