MEKANISASI PERTANIAN
OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Mekanisasi Pertanian”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber
dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan tugas ujian akhir semester ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................
1.3 Manfaat..........................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu Mekanisasi pertanian.
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan prnsip prinsip mekanisasi pertanian
3. Agar nahasiswa dapat mengetahui pertanian hidroponik sebagai bentuk penerapan
dari mekanisasi pertanian
1.4 Manfaat
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan
keluarga(subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah
dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
pertaniannya. Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu.
Pada penemuan arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana
membajak tanah dapat meningkatkan kesuburan.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah abad ke-19, bahasan mengenai pengolahan tanah sepertinya
bertitik tolak dari pandangan ini. Timbul banyak pertanyaan dengan cara bagaimana
kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Paling tidak dalam setengah abad pertama dari abad ke-
20, terdapat dua pendekatan utama dalam penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah.
Kelompok ilmuwan pertama mulai dengan mempertanyakan tentang kondisi tanah yang
bagaimana yang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sementara kelompok kedua
mempermasalahkan tentang cara terbaik untuk mengolah tanah. Kelompok pertama
memperoleh jawaban antara lain bahwa pengolahan tanah dapat memperbaiki ketersediaan
air dan udara di dalam tanah, sementara kelompok kedua menemukan jawaban bahwa
dengan pembajakan yang dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan pembajakan yang dangkal. Kedua pendapat ini masing-masing mempunyai
kelemahan. Pada pertengahan abad ke-20 berbagai upaya dicoba untuk menggabungkan
kedua pendekatan ini yaitu dengan mempelajari hubungan sebab akibat dari pengolahan
tanah dan produksi tanaman.
Telah diketahui bahwa pengolahan tanah dapat merubah dan memperbaiki struktur tanah
serta memberantas gulma. Perbaikan struktur tanah dengan pengolahan tanah diduga dapat
berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman, meskipun demikian pendapat tersebut sulit
dibuktikan karena hanya melihat aspek fisik tanahnya saja tanaman.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa penelitian-penelitian mengenai
pengolahan tanah terbagi dalam dua aliran, yaitu aliran yang memberikan penekanan pada
pengendalian gulma dan aliran yang memberikan penekanan pada perbaikan struktur tanah.
Terlepas dari ada tidaknya pengaruh pengolahan tanah pada produksi tanaman, pengolahan
tanah sampai kini tetap saja dilakukan petani paling tidak untuk mempermudah pekerjaan
berikutnya.
Langai, Bajak Sawah Tradisional Aceh Langai atau disebut juga Langa merupakan
istilah lokal masyarakat Aceh untuk menyebut bajak. Peralatan tradisional ini digunakan para
petani Aceh untuk menggemburkan lahan pertanian agar mudah ditanami. Langa terdiri dari
beberapa bagian dan terbuat dari kayu. Pengoperasian peralatan tersebut menggunakan
tenaga sapi atau kerbau.Membajak (me’ue), merupakan pekerjaan utama dari rangkaian
pengolahan lahan pertanian sebelum ditanami. Orang yang melakukan pekerjaan membajak
disebut ureung me’ue. Tenaga yang digunakan untuk menarik langa berbeda antara lahan
yang mengandung banyak air dan lahan yang kering.
Bagian-bagian Langa Langa terdiri dari bagian-bagian yang mempunyai nama masing-
masing. Namun, dalam penggunaannya bagian-bagian tersebut merupakan satu kesatuan
(Fadjria Novari Manan, 1985/1986: 15). Berikut adalah bagian-bagian langa.
➢ Boh Langa
Boh Langa merupakan bagian yang terletak di paling bawah langa. Fungsi bagian ini
adalah sebagai tempat memasang mata langa. Boh Langa terbuat dari kayu (bak mane). Mata
Langa dipasang pada Boh Langa. Bentuk lancip mata langa mengikuti bentuk Boh Langa
yang menyerupai anak panah besar. Bagian inilah yang mengorek atau membalik tanah
ketika langa ditarik sehingga tanah menjadi gembur.
➢ Eh Langa
Eh Langa juga merupakan bagian penting dari peralatan ini. Eh Langa berfungsi untuk
menghubungkan kerbau atau sapi penarik langa dengan bagian lain yang berada di
belakangnya, yaitu bagian Boh Langa dan Yok Langa. Eh Langa terbuat dari sepotong kayu
yang keras dan kuat, misalnya batang pohon aren. Eh Langa mempunyai panjang sekitar 2,5
meter dengan lebar sekitar 10-12 cm dan membujur dari depan ke belakang. Bagian belakang
peralatan ini ada yang dibuat melengkung ke bawah, ada pula yang hanya lurus dari ujung ke
pangkal. Untuk Eh Langa yang dibuat melengkung bagian belakangnya, ketika digunakan
setengah batang Eh Langa akan berbentuk mendatar. Sedangkan jika Eh Langa dibuat lurus
dari bagian depan sampai ke bagian belakang, batang Eh Langa akan berbentuk miring ketika
digunakan dengan bagian depan berada di atas. Pada ujung peralatan ini dibuat lekukan yang
dipakai untuk memasang tali. Lebar bagian ujung berbeda dengan bagian pangkal. Bagian
ujung lebih sempit, sehingga bentuk Eh Langa mengerucut ke depan. Biasanya bagian yang
menyempit dibuat pada bagian bawah Eh Langa.
➢ Yok Langa
Yok Langa dibuat dari bahan kayu dengan bentuk khas. Bentuknya menyesuaikan
dengan punggung sapi atau kerbau di mana Yok Langa akan dipasang. Fungsi Yok Langa
adalah mengangkut Eh Langa yang ditarik sapi atau kerbau. Di atas bagian Boh Langa,
terdapat peralatan lain, yaitu sepotong kayu yang dihaluskan. Kayu ini disebut lamat.
Panjang lamat sekitar 1,5 meter. Lamat terletak di bagian paling belakang peralatan langa.
Lamat berbentuk miring dan berfungsi sebagai pegangan orang yang menggunakan langa.
Ureung mau’e menekan bagian ini agar mata langa terbenam ke dalam tanah. Selain itu,
lamat juga berfungsi sebagai tempat para petani mengendalikan dan mengatur arah langa
berbelok ke kanan, ke kiri atau memutar.
➢ Bagian-bagian Lain
Selain beberapa bagian yang telah disebutkan di atas, langa juga mempunyai bagian
tambahan. Di antara bagian tambahan dalam langa, yaitu: Dua helai tali yang terbuat dari
sabut kelapa atau tali ijuk. Tali tersebut berguna untuk mengarahkan sapi atau kerbau agar
berbelok ke kanan atau ke kiri. Tali tersebut membentang dari depan ke belakang,
menghubungkan ureung mau’e dengan sapi atau kerbau penarik langa. Untuk mengarahkan
sapi agar mau membelok ke kanan, urang mau’e akan menarik tali sebelah kanan. Begitu
pula sebaliknya. Cambuk, yang terbuat dari kayu kecil atau sejenis kulit kayu. Cambuk
berfungsi untuk memukul sapi atau kerbau agar mau berjalan atau menarik bajak. Anyaman
dari rotan selebar telapak tangan. Fungsi anyaman ini adalah menghubungkan bagian Yok
Langa yang terdapat di bawah leher sapi atau kerbau.
3. Bajak
Lebih dari 2000 tahun yang lalu ditemukan bajak terbuat dari besi yang diproduksi di
Honan utara China. Pada awalnya alat ini berupa alat kecil yang ditarik dengan tangan
dengan plat besi berbentuk V yang dihubungkan atau digandengkan dengan pisau kayu dan
pegangan. Bajak telah digunakan juga di India selama beribu-ribu tahun. Peralatan kuno
tidak beroda dan moldboard terbuat dari kayu yang ditarik oleh sapi. Dengan alat ini tanah
hanya dipecahkan kedalam bentuk clods tetapi tidak dibalik; dan pengolahan pertama ini
kemudian diikuti dengan penghancuran “clod” dan perataan tanah dengan alat barupa batang
kayu berbentuk empat persegi panjang yang ditarik oleh sapi.
4. Garu (Harrow)
Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk menghancurkan
dan meratakan permukaan tanah, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan
meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa
tanaman dan mencampurnya dengan tanah.
5. Cetok Tanah
Cetok Tanah digunakan sebagai perata tanah dan pencongkel tanah pada sebuah kebun.
Terdapat 2 jenis bahan, yaitu yang terbuat dari plat besi dan yang terbuat dari plat
baja. Pegangan terbuat dari kayu.
1. Garu (harrow)
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada
permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah (furrow
slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau
untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.
2. Garu paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi
yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah
setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru
tumbuh.
3. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu
atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai
gangguan. Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini
lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.
4. Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu
rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang
dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan
berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.
5. Garu Khusus
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-
mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan
tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau
berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah
bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.
1. As roda
2. Pelindung samping
3. Penahan lumpur
4. Pengikat batang ridger
5. Handel pengikat roda belakang
6. Tuas belok kanan
7. Handel utama
8. Tuas gas/ Akselerasi
9. Handel pembantu
10. Pemindah kecepatan cakar
11. Tuas kopeling utama
12. Pemindah kecepatan jalan
13. Tuas penyangga depan
14. Gantungan pisau rotary
15. Kotak rantai pembantu
16. Lampu
17. Pully penegang
18. Penyangga depan
19. Penyangga mesin
20. Pelindung depan
21. Pully mesin
22. V-belt
23. Pully utama
24. Pelindung V-belt
26. Tutup kotak peralatan
27. Tombol lampu
28. Tuas belok kiri
29. Pengatur roda belakang
30. Roda belakang
33. Ban
2. Traktor Roda Empat
Traktor roda empat adalah salah satu mesin atau motor bakar pengolah tanah jika
dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring,
dll. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak motor diesel
dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di lahan kering,
bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi traktor mini,
menengah, dan traktor besar. Traktor raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas
mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Umumnya traktor roda empat pada mempunyai
daya antara 30-60kW (40-80 hp).
Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan kedalaman lebih dari 15 cm s.d. 90 cm.
Adapun tujuan pengolahan tanah primer adalah bertujuan untuk:
• memberantas gulma,
• memperbaiki struktur tanah agar lebih baik bagi pertumbuhan tanaman,
• menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik,
• menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai,
• meratakan tanah,
• mencampur pupuk dengan tanah,
• mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi,
Pengolahan tanah yang kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah
kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan
pengganggu dihancurkan serta dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberikan
kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guluda atau alur untuk
per-tanaman.
Manfaat
Sistem aeroponik dapat memberikan manfaat bagi petani yang tidak
mempunyai lahan, karena aeroponik tidak membutuhkan tanah, tetapi media tanam
yang berupa Styrofoam yang akarnya menggantung di udara. Sehingga bisa
dijadikan sebagai lahan di pekarangan rumah.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut: Helaian Styrofoam diberi
lubang-lubang tanam dengan jarak 15 cm. dengan menggunakan ganjal busa atau
rockwool, anak semai sayuran ditancapkan pada lubang tanam tersebut. Akar
tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah helaian Styrofoam, terdapat
sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas hingga
mengenai akar.
Salah satu kunci keunggulan budidaya aeroponik ialah oksigenasi dari tiap
butiran kabut halus larutan hara yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari
lubang sprinkler hingga sampai ke akar, butiran akan menambat oksigen dari udara
hingga kadar oksigen terlarut dalam butiran meningkat. Dengan demikian proses
respirasi pada akar dapat berlangsung lancar dan menghasilkan banyak energi.
Selain itu dengan pengelolaan yang terampil, produksi dengan sistem aeroponik
dapat memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
Cara Kerja
Penggunaan sprinkler dapat menjamin ketepatan waktu penyiraman, jumlah
air dan keseragaman distribusi air di permukaan tanah secara terus-menerus
selama produksi tanaman dengan masukan tenaga kerja rendah. Cara tersebut
dapat menciptakan uap air di udara sekeliling tanaman serta memberikan lapisan
air pada akar, sehingga menurunkan suhu sekitar daun dan mengurangi
evapotranspirasi.
Sistem pancaran atau pengabutan dapat diatur secara intermittend, nyala-
mati (on-off) bergantian menggunakan timer, asal lama mati (off) tidak lebih dari 15
menit karena di khawatirkan tanaman akan layu. Bila pompa dimatikan, butiran
larutan yang melekat pada akar dapat selama 15 – 20 menit. Pancaran atau
pengabutan juga dapat hanya diberikan pada siang hari saja. Namun, cara ini kurang
dianjurkan karena kesempatan pemberian nutrisi pada tanaman menyusut.
3.1 Kesimpulan
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang
bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan
oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi
lainnya.
Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensioal atau secara tradisional,
dengan menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau, dan kuda). Seiring dengan
perkembangan zaman, pengolahan tanah konvensional diganti dengan pengolahan secara
modern menggunakan teknologi yang canggih. Alat-alat sederhana yang umumnya
digunakan untuk mengolah tanah seperti cangkul, parang, sabit dll, sekarang diganti
dengan bajak dan garu yang di gandengkan dengan traktor. Secara empiris zaman dulu
manusia menggunakan tenaga hewan untuk membajak dan mengolah tanah. Sekarang
tenaga hewan ternak tersebut telah digantikan dengan tenaga mesin. Sehingga pengolahan
tanah menjadi lebih efisien dan efektif.
Pengolahan tanah merupakan proses merubah sifat - sifat fisik tanah dengan cara
memotong, membalik, memecah, atau membongkar tanah, sehingga tanah dapat diolah
untuk menanam. Pengertian lain, pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian
bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis,
maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik.
Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan
biologis terjadi secara tidak langsung.
Implemet Traktor dibedakan berdasarkan tahap pengolahannaya yaitu pengolahan
tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Masing-masing tahapan memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Pada pengolahan tanah pertama berfugsi untuk membalikan tanah,
menghancurkan tanah dan membongkar tanah, alat-alat yang digunakan dalam pengolahan
tanah pertama ialah : bajak singkal, baja piring, bajak rotari, bajak chisel dan bajak sub soil.
Sedangkan pada pengolahan tanah kedua berfungsi menggemburkan dan meratakan tanah.
Alat-alat yang digunakan pada pengolahan tanah kedua ialah : Garu piring, garu paku, garu
pegas, garu rotari, garu khusus, land roller dan pulverizers.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto, Kohar A. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian FakultasMekanisasi dan
Teknologi Hasil Pertanian. ITB. Bandung.
Mugniesyah. 2006. Mesin Peralatan. Departement Teknologi Pertanian Universitas
Sumatera Utara
Sukirno, MS.1999. Mekanisasi Pertanian.Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian dan
Pengelolaannya. Diklat Kuliah. UGM, Yogyakarta.
Wijanto. 2002. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Aak (Tim Penyusun), 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta
Fadjria Novari Manan, ed. 1985/1986. Peralatan Produksi Tradisional dan
Perkembangannya Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta
Kartohadikoesoemo. Noerman, 1987. Traktor dan Alat Pertaniannya. Lembaga
Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta
Sihotang, B. 2012 . Traktor Tangan Alat dan Mesin Pertanian.
Wijanto, 1996, Sejarah Teknologi Pertanian. IPB. Bogor
Rizali. T, 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Unipersitas Sumatra Utara