Anda di halaman 1dari 5

SURAT AKAD SYIRKAH ABDAN

SEBUTKAN NAMA / JENIS USAHA

MUQADDIMAH
Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah,
selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada kawan syirkahnya, apabila
diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka (tidak
melindungi).”
(HR. Imam Daruquthni dari Abu Hurairah r.a)

Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada hari ini,
……………tanggal ……bulan ..…………. tahun ......, di ……………., yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : ……………………
Nomor KTP : ……………………
Alamat : ……………………
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak pertama
Nama : ……………………
Nomor KTP : ……………………
Alamat : ……………………
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak kedua
Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama
dengan akad syirkah Abdan dalam suatu usaha bernama. Dengan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak pertama dan kedua adalah selaku pengelola usaha, yang mengelola jenis
usaha ..................... dengan nama …………………….
2. Pihak pertama dan kedua mencurahkan pikiran dan tenaganya bersama-sama untuk
mengelola usaha dengan profesional (amanah, kafaah dan etos kerja tinggi).
3. Para pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut prosentase keuntungan
yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur dalam pasal 2
dan pasal 3.
4. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini berupa badan (tenaga dan pikiran)
untuk mengelola usaha sebagaimana disebut pada pasal 1 ayat 1.
Pasal 2
Keuntungan
1. Keuntungan bagi hasil usaha adalah keuntungan bersih (net profit), berupa keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan usaha.
2. Keuntungan bersih adalah keuntungan yang diperoleh dalam aktivitas usaha, dengan
ketentuan:
Net Profit = Total pendapatan - Total biaya langsung -Total biaya operasional dikurangi –
Total biaya lain-lain
3. Impas adalah kegiatan usaha yang tidak memperoleh keuntungan usaha dan tidak
menderita kerugian usaha.
4. Keuntungan hasil usaha dibagi menurut hasil kesepakatan. Adapun pembagian
keuntungan hasil usaha yang disepakati kedua pihak adalah :
Pihak pertama sesuai tugas dan tanggung jawabnya (Pasal 7) memperoleh bagi hasil 50%
dari seluruh keuntungan bersih hasil usaha, sedangkan pihak kedua sesuai tugas dan
tanggung jawabnya (Pasal 7) memperoleh 50% dari seluruh keuntungan bersih hasil
usaha.

Pasal 3
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif atau
besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu kegiatan usaha.
2. Kerugian (loss) adalah nilai negatif yang diperoleh dalam aktivitas usaha, dengan
ketentuan:
Loss = Total pendapatan - Total biaya langsung -Total biaya operasional dikurangi – Total
biaya lain-lain
3. Kerugian tersebut ditanggung oleh masing-masing pihak sesuai porsi bagi hasil
keuntungannya.

Pasal 4
Perhitungan Untung Rugi
1. Penghitungan keuntungan dilakukan maksimal 2 hari setelah laporan terinci dibuat.
2. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 2 ayat 3 (bila memperoleh keuntungan)
dilaksanakan selambat-lambatnya 3 hari setelah penghitungan untung rugi dilakukan.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu bersyirkah, pihak pertama & kedua :
a. Berkewajiban mengelola usaha yang telah diterima dari pihak ketiga untuk suatu
kegiatan usaha yang telah ditetapkan.
b. Berkewajiban melaporkan hasil usaha secara rinci kepada pihak ketiga.
c. Berkewajiban secara serius dan terencana untuk mencapai target yang telah
disebutkan dalam proposal kerjasama.
d. Berhak mengelola dan menentukan kebijakan-kebijakan dalam kegiatan usaha.

Pasal 6
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Pihak pertama memiliki tugas sebagai penanggung jawab umum usaha (Direktur Utama).
2. Pihak kedua memiliki tugas sebagai Direktur Operasional usaha.
3. Tugas pihak pertama:
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada pihak ketiga.
b. Bertanggung jawab membuat perencanaan usaha dan menganalisa perkembangan
usaha.
c. Bertanggung jawab memimpin, menjaga dan mengarahkan usaha agar sesuai
dengan perencanaan usaha.
d. Bertanggung jawab dalam seluruh urusan sumber daya permodalan dan keuangan
perusahaan (Manajemen Keuangan Perusahaan).
e. Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengembangan SDM perusahaan
(Manajemen SDM).
f. Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pendokumentasian kegiatan usaha
(Manajemen Administrasi Usaha).
4. Tugas pihak kedua:
a. Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengembangan produksi (Manajemen
Produksi).
b. Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengembangan pamsar (Manajemen
Pemasaran).

Pasal 7
Kelalaian dan Sanksi
1. Kelalaian adalah suatu tindakan secara sengaja tidak melaksanakan kewajiban dan tugas
sebagaimana tercantum dalam pasal 5 dan 6 yang dilakukan oleh pihak pertama dan
kedua.
2. Sanksi diberikan oleh perusahaan apabila terjadi kelalaian sebagaimana yang dimaksud
pasal 7 ayat 1.
3. Bentuk sanksi yang diberikan berupa:
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis.
c. Pemutusan akad syirkah.

Pasal 8
Berakhirnya Syirkah
1. Syirkah secara wajar berakhir sesuai jangka waktu syirkah yang telah disepakati. Jangka
waktu syirkah ini adalah …………… (hari, minggu, bulan atau tahun).
2. Syirkah juga dikatakan berakhir jika:
a. Masing-masing pihak bersepakat untuk membubarkan syirkah sebelum jangka waktu
syirkah.
b. Salah satu pihak meninggal atau menyatakan mengundurkan diri dari syirkah.
3. Pada akhir periode, akad syirkah ini akan ditinjau kembali untuk diperbaharui dan atau
dimusyawarahkan kembali oleh para pihak.
4. Terkait pembubaran syirkah maka pengaturan pembagian harta kekayaan perseroan ini
diatur pada pasal 9.
Pasal 9
Penyelesaian Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan diantara para pihak sehubungan dengan akad syirkah ini,
para pihak bersepakat menyelesaikannya dengan musyawarah dan mengedepankan
hubungan ukhuwah (persaudaraan).
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian musyawarah akan dituangkan dalam
perjanjian sendiri.
3. Jika kata putus tidak diperoleh berdasarkan hasil musyawarah, maka perselisihan dapat
diajukan kehadapan hakim (qadhi) negara dalam hal ini adalah Hakim Pengadilan Agama
atau pihak yang dipercayai oleh para pihak untuk memutuskan perselisihan sesuai
syariat Islam.

Pasal 11
Lain-lain
1. Akad ini mengikat secara hukum syariat kepada kedua pihak.
2. Surat akad ini dibuat rangkap dua dan seluruhnya ditandatangani oleh kedua pihak
pada hari dan tanggal di muka.

Khotimah
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan
cara yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya
kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain dan janganlah berbuat dosa,
padahal kamu mengetahui” (TQS. Al-Baqoroh :188)
Yang Bersyirkah
………………,…………………
(tempat dan waktu aqad syirkah)

Dengan ini Pihak Pertama, Dengan ini Pihak Kedua,


menyatakan menyerahkan dan menyatakan menyerahkan dan
sekaligus menerima amanah sekaligus menerima amanah
kepengelolaan usaha ini dari pihak kepengelolaan usaha ini dari pihak
kedua sebagaimana ketentuan- pertama sebagaimana ketentuan-
ketentuan pada akad ini. ketentuan pada akad ini.

(………………………………..) (………………………………..)
Saksi 1 Saksi 2

(………………………………..) (………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai