Anda di halaman 1dari 7

DRAF AKAD MUDHARABAH

Di Ajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Hukum Bisnis Syariah


Yang Diampu Oleh Ibu Umi Supraptiningsih M.Hum

Oleh:
Fajar Cahyono : 22383041019
Muhammad Fahrur Roziq : 22383041085
Maulida Oktavia : 22383042026
Aminatus Shofaroh : 22383004065
Fitria Suci Wulandari : 22383042075

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEPTEMBER 2023
SURAT AKAD SYIRKAH MUDHARABAH

MUQADDIMAH
Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi):
“aku adalah pihak ketiga (yang maha melindungi) bagi dua orang
Yang melakukan syirkah, selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada
kawan syirkahnya, apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka aku akan keluar dari
mereka (tidak melindungi).”
(HR.imam daruquthni dari abu hurairoh r.a)

Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, pada hari ini, ……
tanggal …… bulan …… tahun ……, di …….., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Nomor KTP :
Bertindak atas nama :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak pertama
Nama :
Nomor KTP :
Bertindak atas nama :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak kedua
Secara Bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengandakan perjanjian Kerjasama
usaha dengan akad syirkah mudharabah dalam suatu usaha Bersama. Dengan ketentuan-
ketentuan yang diatur dengan pasal pasal sebagai berikut:
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak pertama, selaku pemilik modal (shohibul maal) menyerahkan sejumlah modal
kepada pihak kedua untuk dipergunakan untuk menjalankan usaha, dengan jenis
usaha ………………………………….., yang diberi nama ………………………
2. Pihak kedua, selaku pengelola modal (mughorib) dari pihak pertama, menerima dan
mengelola modal pihak pertama dalam usaha sebagaimana disebut pada pasal 1 ayat 1
diatas, dengan jumlah modal sebagaimana tercantum dalam pasal 2 ayat 1.
3. Pihak kedua menerima sejumlah modal dalam bentuk uang tunai dan atau barang
yang dinilai setara jumlah uang tertentu dari pihak pertama, yang diserahkan pada saat
akad ditandatanggani.
4. Pihak pertama tidak diperkenankan menarik modalnya sampai berakhirnya jangka
waktu akad ini.
5. Kedua pihak akan mendapatkan keuntungan dari hasil usaha menurut prosentase
keuntungan yang disepakati Bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur
dalam pasal 4 dan pasal 5.
6. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, pihak pertama berupa modal,
sedangkan pihak kedua berupa badan. Besar maupun pembagian sebagaimana
tercantum pada pasal 2 dan pasal 3.

Pasal 2

Modal Usaha

1. Besar uang / selaku pemilik modal usaha, sebagaimana disebut pada pasal 1 ayat 1
adalah sejumlah ………………………………………………..
2. Modal tersebut diserahkan pada saat akad ini ditantatangani.

Pasal 3

Syarat Kepengelolaan Usaha

1. Pihak pertama selaku shohibul maal memberikan syarat syarat kepengelolana usaha
kepada kedua sebagai berikut (contoh):
a. Pihak kedua hanya boleh menggunakan modal usaha dengan udaha yang telah
disepakati saja.
b. Pihak kedua tidak boleh mewakilkan usahanya kepada pihak lain tanpa
persetujuan dari pihak lain tanpa persetujuan dari pihak pertama.
c. Dan sebagainya (pihak pertama berhak menetapkan syarat-syarat diawal akad
tidak hanya pada jenis bisnis namun juga oprasional kepengelolaan, misalnya
larangan membawa barang melalui laut dll).
2. Pihak kedua secara professional bekerja mengelola usaha yang telah disepakati sesuai
syarat-syarat yang diajukan oleh pihak pertama.

Pasal 4

Keuntungan

1. Keuntungan bagi hasil usaha adalah keuntungan bersih (net profit), berupa
keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha.
2. Keuntungan bersih adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai positif
atau besar modal usaha menjadi bertambah dalam suatu kegiatan usaha, dan
ketentuan:
Net profit = total pendapatan - total biaya langsung – total biaya oprasional dikurangi
– total biaya lain lain
3. Impas adalah kegiatan usaha yang tidak memperoleh keuntungan usaha dan tidak
menderita kerugian usaha.
4. Keuntungan hasil usaha dibagi menurut hasil musyawarah. Adapun pembagian
keuntungan hasil usaha yang disepakati kedua pihak adalah:
Pihak pertama sebagai pemilik modal (shohibul maal) mendapat prosentase bagi hasil
dari seluruh keuntungan bersih hasil usaha sebesar 35%, sedangkan pihak kedua
memperoleh sebesar 65% dari seluruh keuntungan bersih hasil usaha.

Pasal 5

Kerugian

1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negative atau
besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu kegiatan usaha,
dengan ketentuan:
Loss = total pendapatan – total biaya langsung – total biaya oprasional dikurangi –
total biaya lain lain.
2. Apabila terjadi impas pada akhir kegiatan usaha, kedua pihak tidak mendapatkan apa
apa dari kegiatan usaha.
3. Kerugian pada hakikatnya ditanggung oleh kedua pihak. Sesuai dengan hukum islam
tentang syirkah mudharabah, tanggungan kerugian adalah sebagai berikut:
a. Kerugian modal usaha karena force major (bencana alam, kekacauan kondisi
politik dan ekonomi yang diluar kemampuan pengelolaan) sepenuhnya ditanggung
oleh pemilik modal (shohibul maal), sedangkan kerugian badan (tenaga dan waktu
pengelolaan usaha) ditanggung oleh pengelolaan (mudharib)
b. Kerugian modal usaha akibat kelalaian pengelola (kesengajaan), maka akan
menjadi tanggungan pengelola (diatur pada pasal 9)

Pasal 6

Perhitungan Dan Pembagian Untung Rugi

1. Perhitungan untung rugi dilakukan setiap bulan oleh pihak kedua (mudharib).
2. Hasil perhitungan untung rugi dan laporan keuangan diinformasikan secara tertulis
kepada pihak pertama.
3. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 3 dilaksanakan selambat
lambatnya 3 hari setelah perhitungan untung rugi dilakukan.

Pasal 7

Hak Dan Kewajiban

1. Selama jangak waktu bersyirkah pihak pertama:


a. Berkewajiban untuk tidak mencampuri kebijakan usaha yang sedang dijalankan
pihak kedua.
b. Berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada pihak kedua
menjalankan usul, saran, ataupun keinginan dalam menjalankan usaha ini.
c. Berkewajiban untuk tidak melakukan kegiatan teknis ditempat usaha tanpa seijin
dan sepengetahuan pihak kedua.
d. Berkewajiban untuk tidak mengembalikan modal usaha sampai batas akhir
perjanjian kecuali dalam keadaan istimewa karena kelalaian pada kedua.
e. Behak untuk melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan
disertai pihak kedua.
f. Berhak mengajukan usul dan saran kepada pihak kedua untuk memperbaiki dan
atau menyempurnakan kegiatan usaha yang sedang berjalan.
g. Berhak membatalkan perjanjian dan atau mengembalikan Sebagian atau seluruh
modal usaha dari pihak kedua setelah terbukti pihak kedua melakukan
penyelewengan dan atau mengkhianat isi aqad syirkah.
2. Selama jangka waktu bersyirkah, pihak kedua:
a. Berkewajiban mengelola modal usaha yang telah diterima dari pihak pertama
untuk suatu kegiatan usaha yang telah ditentukan secara Amanah, kafa’ah, dan
himmatul’amal.
b. Berkewajiban melaporkan hasil usaha secara rinci.
c. Berkewajiban secara serius dan terencana untuk mencapai target yang telah
disebut dalam proposal Kerjasama.
d. Berhak menggunakan modal usaha dalam kegiatan usaha yang telah disepakati
oleh kedua pihak.
e. Berhak mengelola dan menentukan kebijakan- kebijakan dalam kegiatan usaha.
f. Berhak melaksanakan usul, saran, atau pun keinginal pihak pertama.

Pasal 8

Kelalaian Dan Sanksi

1. Kelalaian adalah suatu Tindakan secara sengaja tidak melaksanakan kewajiban-


kewajiban sebagaimana tercantum dalam pasal 7 yang dilakukan oleh pihak kedua.
2. Senksi diberikan oleh pihak pertama kepada pihak kedua apabila terjadi kelalaian
sebagaimana tercantum pada pasal 8 ayat 1.
3. Bentuk sanksi yang diberikan berupa:
a. Teguran islam
b. Teguran tertulis
c. Pembatalan akat syirkah oleh pihak pertama dengan kewajiban bagi pihak kedua
untuk mengembalikan seluruh modal usaha yang telah diterima

Pasal 9

Berakhirnya Syirkah
1. Syirkah secara wajar berakhir sesuai jangka waktu syirkah yang telah disepakati.
Jangka waktu syirkah ini adalah………..(hari, minggu, bulan atau tahun)
2. Syirkah juga dikatakan berakhir jika para pihak bersepakat untuk membubarkan
syirkah sebelum jangka waktu syirkah berlalu.
3. Pada akhir periode, akad syirkah ini akan ditinjau kambali untuk diperbarui dan atau
dimusyawarahkan Kembali oleh kedua pihak.
4. Apabila para pihak bersepakat untuk membubarkan perseroal ini, maka pembagian
harta kenyataan perseroan ini di atur pada pasal 11.

Pasal 10

Pembagian Harta Usaha

1. Pembagian harta usaha terjadi Ketika para pihak bersepakat untuk membubarkan
syirkah ini atau Ketika jangka waktunya berakhir.
2. Harta usaha yang dimaksud adalah seluruh harta yang digunakan untuk menjalankan
usaha dengan syirkah ini, termasuk di dalam asset bergerak, piutang usaha lancar, dan
dana kas usaha.
3. Harta usaha yang dibagikan harus terbebas dari seluruh utang usaha. Artinya, harta
usaha yang dibagikan adalah setelah dikurangi seluruh utang usaha.
4. Pembagian harta usaha mengikuti aturan syirkah mudharabah yaitu, jika terjadi
kerugian maka menjadi tanggungan shohibul maal. Apabila terjadi keuntungan maka
modal dikembalikan kepada shahibul maal sedangkan keuntungan tersebut dibagi
berdasarkan aturan pembagian keuntungan yang telah disepakati.
5. Kerugian harta usaha adalah nilai total harta usaha yang tersisa lebih kecil dari jumlah
total modal awal yang diberikan oleh shahibul maal sesuai pasal 2.
6. Keuntungan harta usaha adalah selisih positif dari jumlah harta usaha pada saat
pembubaran usaha dikurangi dengan modal awal usaha.

Pasal 11

Penyelesaian Perselisihan

1. Apabila terjadi perselisihan antara para musyarik sehubungan dengan akad syirkah
ini, para pihak bersepakat menyelesaikan dengan musyawarah dan mengedepankan
hubungan ukhuwah (persaudaraan)
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil musyawarah, maka perselisihan dapat diajukan
kehadapan hakim (qadhi) negara dalam hal ini adalam hakim pengadilan agama atau
pihak yang dupercayai oleh para musyarik untuk memutuskan perselisihan sesuai
syariat islam.

Pasal 12

Lain-Lain

1. Akad ini mengikat secara hukum syariat kepada kedua pihak.


2. Surat akad ini dibuat rangkap dua dan seluruhnya ditandatangani oleh kedua pihak
pada hari dan tanggal di muka.

Kahatimah
“dan janganlah Sebagian kamu memakan harta Sebagian yang lain di antara kamu dengan
cara yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan hart aitu kepada hakim supaya kamu
dapat memakan Sebagian harta benda orang lain dan janganlah berbuat dosa, padahal kamu
mengetahui”
(TQS. Al- Baqarah :188)

Yang bersyirkah

…….., ……, ……., ……


(tempat dan waktu akad syirkah)

Pihak pertama pihak kedua

(……………………….) (……………………….)
Saksi 1 Saksi 2

(……………………….) (……………………….)

Anda mungkin juga menyukai