Anda di halaman 1dari 71

1

PERCOBAAN I
SIFAT–SIFAT GELOMBANG

A. TUJUAN PERCOBAAN :
a. Mempelajari gejala interferensi dua gelombang yang koheren
b. Mempelajari gejala difraksi gelombang pada dua celah sempit.
c. Mempelajari gejala difraksi gelombang pada sebuah celah sempit.
d. mempelajari gejala pembiasan gelombang
e. Mempelajari gejala pemantulan gelombang datar
f. Mempelajari gejala pemantulan gelombang lengkung
1. INTERFERENSI DUA GELOMBANG YANG KOHEREN
a. Alat/bahan yang digunakan:
NO. KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 60 Catu-Daya 1
FAL 25 Audio Generator 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
FLS 20.39/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FGE 12.03 Pengeras Suara 1
b. Persiapan percobaan:

Gambar 1

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


2

Keterangan:
1. Persiapkan peralatan sesuai daftar alat/bahan.
2. Rakit tangki riak seperti pada gambar diatas (Gambar 1)
- Hubungkan lampu penerang ke catu-daya.
- Hubungkan kedua pipa pembangkit gelombang ke pengeras suara
(gunakan selang plastik).
- Pasang kedua pipa pembangkit gelombang pada jarak 5cm satu sama
lain.
- Hubungkan pengeras suara ke audio generator.
- Isi tangki riak dengan air secukupnya sehingga kedua ujung pembangkit
gelombang menyentuh permukaan air.
3. Hubungkan catu-daya ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati/OFF)
4. Pilih tegangan keluaran catu-daya 12V AC/DC.
5. hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat dalam keadaan
mati/OFF).
6. Periksa kembali rangkaian.
c. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan catu-daya (ON)
2. Hidupkan audio generator (ON)
3. Adakan pengaturan seperlunya pada audio generator sehingga terlihat
gelombang permukaan air dengan jelas.
4. Gambarkan hasil pengematan pola gelombang pada kolom Hasil Pengamatan.
5. Matikan audio generator (OFF).
6. Ulangi langkah 2 s/d 4 dengan mengubah frekuensi audio generator.

Gambar 2
d. Hasil pengamatan

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


3

2. DIFRAKSI GELOMBANG PADA DUA CELAH SEMPIT.


a. Alat/bahan yangdipergunakan:

NO. KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu-Daya 1
FAL 25 Audio Generator 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
FGE 12.05 Keping Penghalang Panjang 2
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
FLS 20.39/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FGE 12.05 Pengeras Suara 1
b. Persiapan percobaan:

Gambar 3
Keterangan:
1. Persiapkan peralatan sesuai daftar alat/bahan.
2. Rakit tangki riak seperti pada gambar diatas (Gambar 3)
- Hubungkan lampu penerang ke catu-daya.
- Hubungkan kedua pipa pembangkit gelombang ke pengeras suara
(gunakan selang plastik).
- Pasang kedua pipa pembangkit gelombang pada jarak 5cm satu sama
lain.
- Hubungkan pengeras suara ke audio generator.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


4

- Isi tangki riak dengan air secukupnya sehingga kedua ujung pembangkit
gelombang menyentuh permukaan air.
3. Hubungkan catu-daya ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati/OFF)
4. Pilih tegangan keluaran catu-daya 12V AC/DC.
5. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat dalam keadaan
mati/OFF).
6. Periksa kembali rangkaian.
c. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan catu-daya (ON).
2. hadupkan audio generator (ON).
3. Adakan pengaturan seperlunya pada audio generator untuk mendapatkan
pola gelombang yang terlihat jelas.
4. Amati dan gambarkan pola gelombang tersebut pada kolom Hasil
Pengamatan.
5. Matikan audio generator (OFF).
6. Pasang ketiga keeping penghalang dengan keping penghalang pendek
terletak di tengah sedemikian sehingga terdapat dua celah sempit (usahakan
tidak terlalu jauh dari pembangkit gelombang).
7. Hidupkan lagi audio generator (ON).
8. Amati dan gambarkan pola gelombang yang keluar dari kedua celah tersebut.

Gambar 4
d. Hasil pengamatan

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


5

3. DIFRAKSI GELOMBANG PADA SEBUAH CELAH SEMPIT


a. Alat/bahan yang digunakan

NOMOR KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu-Daya 1
FAL 25 Audio Generator 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
FGE 12.05 Keping Penghalang Panjang 2
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
FLS 20.39/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FGE 12.05 Pengeras Suara 1
b. Persiapan percobaan:

Gambar 5
Keterangan:
1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
2. Rakit tangki riak seperti pada gambar diatas (Gambar 5)
- Hubungkan lampu penerang ke catu-daya.
- Hubungkan pembangkit gelombang mendatar ke pengeras suara
(gunakan selang plastic).
- Hubungkan pengeras suara ke audio generator (gunakan kabel
penghubung).
- Isi tangki riak dengan air secukupnya sehingga kedua ujung pembangkit
gelombang menyentuh permukaan air.
3. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati / OFF).
4. Pilih tegangan keluaran catu-daya 12V AC/DC.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


6

5. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati /


OFF).
6. Periksa kembali rangkaian.

c. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan catu-daya (ON).
2. Hidupkan audio generator (ON)
3. Adakan pengaturan seperlunya pada audio generator sehingga terlihat
gelombang permukaan air dengan jelas.
4. Gambarkan bentuk (pola) gelombang tersebut pada kolom Hasil Pengamatan.
5. Matikan audio generator (OFF).
6. Pasang kedua keping penghalang sedemikian sehingga yerdapat sebuah celah
sekitar di antara keduanya (sekitar 5mm).
7. Hidupkan lagi audio generator (ON).
8. Amati dan gambarkan pola gelombang yang keluar dari celah penghalang
pada kolom hasil pengamatan.

Gambar 6

d. Kesimpulan

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


7

4. PEMBIASAN GELOMBANG
a. Alat/bahan yang digunakan :
NOMOR KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 60 Catu-Daya 1
FAL 25 Audio Generator 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
FGE 12.06 Pembias Dari Kaca 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
FLS 20.39/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FGE 12.05 Pengeras Suara 1
b. Persiapan percobaan:

Gambar 7
Keterangan:
1. Persiapkan peralatan sesuai daftar alat/bahan.
2. Rakit tangki riak seperti pada gambar diatas (Gambar 7)
- Hubungkan lampu penerang ke catu-daya.
- Hubungkan pembangkit gelombang datar ke pengeras suara (gunakan
selang palstik).
- Hubungkan pengeras suara ke audio generator (gunakan kabel
penghubung).
- Isi tangki riak dengan air secukupnya hingga bibir pembangkit
gelombang datar menyentuh permukaan air.
3. Hbungkan catu-daya ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati / OFF).
4. pilih tegangan keluaran catu-daya 12V AC/DC.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


8

5. Hubungkanaudio generator ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati /


OFF).
6. Periksa kembali rangkaian.

c. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan catu-daya (ON).
2. hidupkan audio generator (ON).
3. Adakan pengaturan seperlunya pada audio generator sehingga terlihat
gelombang permukaan air dengan jelas.
4. Gambarkan hasil pengamatan pola gelombang pada kolom Hasil Pengamatan.
5. Matikan audio generator.
6. Pasang pembias dari kaca di depan pembangkit gelombang datar (seperti
Gambar 2).
7. Atur tinggi permukaan air pada pembias dari kaca (sekitar 1mm diatas
pembias) dengan cara menambah / mengurangi air pada tangki riak.
8. Hidupkan audio generator, atur kembali kedudukan pembangkit gelombang,
hingga terlihat pola gelombang yang jelas.
9. Gambarkan hasil pengamatan pola gelombang pada kolom Hasil Pengamatan.

Gambar 8
d. Hasil pengamatan:

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


9

5. PERMANTULAN GELOMBANG DATAR


a. Alat/bahan yang digunakan:
NOMOR KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 60 Catu-Daya 1
FAL 25 Audio Generator 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
FGE 12.04 Pengeras Suara 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
FLS 20.39/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FGE 12.05 Keping penghalang Gelombang Panjang 1
b. Persiapan percobaan:

Gambar 9
Keterangan:
1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
2. Rakit alat seperti pada gambar diatas.
- Hubungkan lampu penerang pada catu-daya.
- Hubungkan pembangkit gelombang datar pada pengeras suara (gunakan
selang palstik).
- Hubungkan pembangkit getaran pada audio generator (alat dalam
keadaan mati/OFF).
- Isi tangki riak dengan air secukupnya hingga bibir pembangkit
gelombang datar menyentuh permukaan air.
- Pasang keping penghalang panjang didepan ujung pembangkit
gelombang pada jarak 10cm.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


10

3. Hubungkan catu daya dengan sumber tegangan (alat masih dalam keadaan
mati/OFF).
4. Pilih tegangan keluaran catu-daya 12V AC/DC.
5. Hubungkan audio generator pada sumber tegangan (alat masih dalam
keadaan mati/OFF).
6. Periksa kembali rangkaian.
c. Langkah-langkah percobaan:
1. Hidupkan catu-daya (ON).
2. Hidupkan audio generator (ON).
3. Adakan pengaturan seperlunya pada audio generator sehingga gelombnag
permukaan air terlihat dengan jelas.
4. Amati pola gelombang sebelum dan sesudah dipantulkan dan gambarkan
hasil pengamatan anda pada kolom dibawah dan setelah selesai matika audio
generator

Gambar 10
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 dengan mengubah frekuensi audio generator.
d. Hasil pengamatan

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


11

6. PEMANTULAN GELOMBNAG LENGKUNG


a. Alat/bahan yang digunakan:
NOMOR KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 60 Catu-Daya 1
FAL 25 Audio Generator 1
KMS 15 Mistar 1 Meter 1
FGE 12.05 Keeping Penghalang Gelombnag 1
Melengkung
FGE 12.05 Keping Penghalang Panjang 1
FGE 12.04 Pengeras Suara 1
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
b. Persiapan percobaan:

Gambar 11
Keterangan:
1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
2. Rakit alat seperti pada gambar diatas
- Hubungkan lampu penerang dengan catu-daya.
- Hubungkan pembangkit gelombang datar pada pengeras suara (gunakan
selang palstik).
- Hubungkan pembangkit getaran pada audio generator (alat dalam
keadaan mati/OFF).
- Isi tangki riak dengan air secukupnya hingga bibir pembangkit
gelombang datar menyentuh permukaan air.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


12

- Pasang penghalang gelombang luurs di depan ujung pembangkit


gelombang pada jarak 10cm.
3. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat dalam keadaan mati).
4. Pilih tegangan keluaran catu-daya 12V AC/DC.
5. Hubungkan audio generator pada sumber tegangan (alat masih dalam
keadaan mati/OFF).
6. Periksa kembali rangkaian
c. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan catu-daya (ON).
2. Hidupkan audio generator (ON).
3. Adakan pengaturan seperlunya pada audio generator sehingga gelombnag
permukaan air terlihat dengan jelas.
4. Gambarkan data pengamatan berupa pola gelombang pada kolom hasil
pengamatan.
5. Matika audio generator.
6. Pasang panghalang gelombang melengkung pada jarak 10cm dari pembangkit
gelombnag.
7. Hidupkan audio generator dan amati pola gelombang dating dan gelombnag
pantul, kemudian gambarkan pola kedua gelombang tersebut.
8. Matika audio generator, kemudian ganti penghalang gelombnag melengkung
dengan penghalang gelombang datar panjang.
9. Atur letak penghalang gelombang sehingga membentuk sudut 45 derajat
terhadap gelombang datar.

Gambar 12
10. Hidupkan audio generator, amati arah gelombang dating dan gfelombnag
pantulnya kemudian gambarkan kedua pola gelombang tersebut.
d. Hasil pengamatan

PERCOBAAN II

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


13

GELOMBANG TALI

A. TUJUAN PERCOBAAN : - Mempelajari hubungan antara cepat rambat


gelombang dengan tegangan tali.
- Mengetahui hubungan antara frekuensi gelombang
dengan panjang gelombang
1. Hubungan Antara Cepat Rambat Gelombang Dengan Tegangan Tali
a. Alat/bahan yang digunakan:
NOMOR KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 60 Catu-Daya 1
FME 51.08/09 Tali Pada Roda 1
FME 43 Katrol Berpenjepit 1
FAL 29 Pembangkit Getaran 1
KPK 87 Klem G 1
FME 27.00 Beban Bercelah 1
KMS 15 Mistar 1 Meter 1
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
b. Persiapan Percobaan

Gambar 1

Keterangan:

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


14

2. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan


3. Susun peralatan/komponen seperti pada gambar diatas (Gambar 1)
- Tali tidak diputus dari gulungannya, supaya panjang tali yang digunakan
dengan mudah dapat diubah.
- Pembangkit getaran terletak di atas meja sedemikian sehingga dapat
digeser-geser mendekati atau menjauhi katrol.
- Mula-mula beban yang dipasang 50 gram dan panjang 2m
4. Hubungan catu-daya he sumber tegangan (alat masih dalam keadaan
mati/OFF).
5. Pilih tegangan keluaran catu-daya 3V AC.
6. Hubungkan pembangkit getaran ke catu-daya dengan menggunakan kabel
penghubung.
7. Periksa kembali rangkaian.
c. Langkah-langkah percobaan
1. Hubungkan catu-daya (ON)
2. Geser-geser pembangkit getaran mendekati atau menjauhi katrol hingga pada
tali berbentuk gelombang diam dengan titik simpul yang tajam (jelas).
3. Ukur panjang gelombang yang terbentuk dan catat hasilnya pada tabel.
4. Dengan tidak mengubah panjang tali (pembangkit getaran tidak bergeser),
ganti bebannya menjadi 100 gram. Amati bentuk gelombang pada tali dan
ukur panjang gelombangnya, catat hasilnya pada tabel.
5. Ulangi langkah ke (4) dengan mengganti bebannya menjadi 200 gram
kemudian catat hasilnya.
6. Ulangi langkah ke (5), tetapi massa tali dijadikan 4 kali semula (4 tali dipilin)
dan ukur panjang gelombang, hasilnya catat pada tabel.

Gambar 2

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


15

d. Hasil pengamatan

Beban Panjang Gelombang v=fλ


(gram) (λ)
B 1 = 50 λ1 = v1 =
B2 = λ2 = v2 =
100
B3 = λ3 = v3 =
200

Massa Tali Panjang Gelombang v=fλ


(λ)
M1 = m λ1 = v1 =
M 2 = 4m λ2 = v2 =

v2 B2
v 1 =…………;
v '2 M2
√ B1
=. . .. .. . .. .. ..
….;

v '1
v2
=. ... .. .. . .. ..
; √ M 1 =………..;
B3 v2
v 1 =…………;
B3
√ B1 …………….; v1

=…………; √ B2 =……...….;

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


16

2. Hubungan Antara Frekuensi Gelombang Dengan Panjang Gelombang (Λ)


a. Alat/bahan yang digunakan
NOMOR KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL25 Audio Generator 1
FME 51.08/09 Tali Pada Roda 1
FME 43 Katrol Berpenjepit 1
FAL 29 Pembangkit Getaran 1
KPK 87 Klem G 1
FME 27.00 Beban Bercelah 1
KMS 15 Mistar 1 Meter 1
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubung Hitam 1
8.

a. Persiapan percobaan:

Gambar 3
Keterangan:
1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


17

2. Susun peralatan/komponen seperti pada gambar diatas (Gambar 1)


- Tali tidak diputus dari gulungannya, supaya panjang tali yang digunakan
dengan mudah dapat diubah.
- Pembangkit getaran terletak diatas meja sedemikian sehingga dapat
digeser-geser mendekati atau menjauhi katrol.
- Mula-mula beban yang dipasang 50 gram dan panjang tali 2m.
3. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan
mati/OFF)
4. Pilih skala tegangan output audio generator pada 10x10mV rms.
5. Pilih bentuk gelombang sinusoidal pada audio generator.
6. Hubungkan pembangkit getaran ke audio generator dengan menggunakan
kabel penghubung.
7. Periksa kembali rangkaian.
b. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan audio generator (ON)
2. Atur frekuensi audio generator sehingga pada tali terbentukgelombang diam
dengan titik simpul yang tajam (jelas).
3. Ukur jarak simpul terdekat (= ½λ), catat hasilnya pada tabel.
4. Dengan tidak mengubah panjang tali, perbesar frekuensi audio generator
hingga pada tali terbentuk gelombang diam yang baru dengan titik simpul
tajam.
5. Catat jarak simpul ke simpul terdekat.
6. Ulangi langkah (4) sampai 5 kali dengan frekuensi semakin besar, cacat
hasilnya pada tabel.

Gambar 4
c. Hasil pengamatan:

No Frekuensi (Hz) Jarak simpul ke simpul Panjang gelombang (λ)


(½λ) m m

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


18

PERCOBAAN III
TABUNG RESONANSI

A. TUJUAN PERCOBAAN:

a. Menentukan frekuensi resonansi dari sebuah perbedaan panjang

tabung

b. Investigasi hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung

c. Menentukan syarat terjadinya sebuah gelombang berdiri

d. Investigasi gelombang berdiri pada sebuah tabung

e. Menentukan cara resonansi pada perbedaan panjang dan perbedaan

frekuensi dari sebuah tabung resonansi

f. Menentukan kecepatan bunyi dengan menggunakan tabung resonansi

B. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

No Spesifikasi Alat Jumlah


1. Tabung 1 Buah
Ukuran: 56 mm x 995 mm
2. Speaker 1 Buah
Input: 2W/4Ω, Frequensi: 20 – 20.000 Hz
3. Microphone 1 Buah
4. Piston 1 Buah
5. Microphone Amlifier 1 Buah
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO
19

Input Voltage: Battery 9V type 6F22


6. Kaki Tabung 2 Buah
Ukuran: 10 mm x 100 mm x 150 mm
7. Gelang Karet 3 Buah
8. Cincin Penutup Lubang 2 Buah
9. Oscilloscope 1 Buah
10. Signal Audio 1 Buah
11. Power Supply 1 Buah

C. DASAR TEORI

Gelombang bunyi di udara dikenal sebagai gelombang mekanik

longitudinal, dimana gelombang mekanik longitudinal dapat menyebar

melalui padatan, cairan dan media gas. Gelombang ini dihasilkan ketika

sebuah benda, seperti garputala yang digetarkan dan getaran ini

menyebabkan gangguan pada kerapatan medium. Karena udara tidak dapat

bergetar melalui ujung yang tertutup, maka dapat dipastikan bahwa titik

ini merupakan simpul simpangan dari gelombang suara.

Syarat gelombang berdiri untuk system ini sama seperti untuk tali

yang terikat pada kedua ujungnya. Persamaan yang berlaku adalah panjang

tabung harus merupakan suatu bilangan bulat kali setengah panjang

gelombang (1/2). Dengan kata lain panjang gelombang yang

diperbolehkan adalah panjang gelombang yang sesuai dengan panjang

tabung. Sehingga terdapat simpul-simpul simpangan pada tiap ujung.

Sehingga :
n
Ln
2 dengan n = 1, 2, 3, ...

L = panjang tabung (m)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


20

n = panjang gelombang (m)

Dengan demikian frekuensi yang diperbolehkan adalah :


v v
fn 
n = 2L / 

v
fn  n
2L = n  f

Dengan
v
f1 
2 L sebagai nada dasar

Gelombang bunyi dapat dianggap sebagai gelombang tekanan yaitu

getaran longitudinal molekul-molekul udara maju mundur karena variasi

tekanan udara. Variasi tekanan udara ini bersifat sinusoidal jika

simpangan bersifat sinusoidal. Pipa organa merupakan contoh lazim

penggunaan gelombang berdiri dalam kolom udara.

Untuk pipa organa tertutup :

L
L=

L=

L=

Jarak antar dua puncak gelombang yang berurutan dinamakan

panjang gelombang (). Ketika gelombang menjalar sepanjang tabung,

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


21

molekul-molekul udara kita anggap sebuah gerak titik pada gelombang tali

yang bergerak naik-turun dan tegak lurus terhadap arah penjalarannya.

Selama satu periode (T), gelombang menempuh jarak satu panjang

gelombang.

Sehingga cepat rambat gelombang diberikan oleh persamaan :


v   /T
v  f

dengan: v = kecepatan gelombang


f = frekuensi getaran (Hz)
 = panjang gelombang (m)
T = perioda (waktu getaran)

D. PROSEDUR KERJA
1. Frekuensi Resonansi dari Sebuah Tabung

a. Susunlah alat seperti gambar berikut ini:

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


22

b. Tempatkan piston pada jarak 10 cm dari ujung terbuka sebuah

tabung resonansi!

c. Atur signal generator audio pada frekuensi 100 Hz, serta

Amplitudo pada posisi nilai 0!

d. Putar amplitudo frekuensi signal generator hingga jelas mendengar

suara speaker!

e. Naikkan frekuensi dengan perlahan dan dengarkan hingga

memperoleh nilai maksimum pada sound level meter. Nilai maksimum

mengindikasikan sebuah variasi resonansi pada sebuah tabung. Atur

frekuensi secara hati-hati untuk menentukan frekuensi terendah

yang terjadi pada sebuah suara maksimum (menentukan relatif

maksimum dapat melalui oscilloscope). Ketika signal adalah level

maksimum, anda sudah mencapai sebuah resonansi frekuensi.

f. Catat nilai frekuensi resonansi. Ulangi langkah b – e dengan variasi

panjang tabung berbeda.

2. Gelombang Berdiri pada Tabung

a. Susunlah alat seperti gambar berikut ini:

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


23

b. Tempatkan piston pada jarak 20 cm dari ujung terbuka sebuah

tabung resonansi.

c. Atur frekuensi generator audio pada 100 Hz, dan amplitudo pada

posisi nilai 0.

d. Hidupkan frekuensi generator audio dan oscilloscope.

e. Naikkan frekuensi dengan perlahan pada generator audio hingga

anda mendapatkan adanya resonansi. Ketika signal adalah level

maksimum, anda sudah mencapai sebuah resonansi frekuensi. Atur

frekuensi secara hati-hati untuk menentukan frekuensi terendah

dimana terjadinya bunyi maksimum dan tentukan relatif maksimum

melalui oscilloscope. (seperti gambar 2.1).

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


24

(a). Puncak (b). Lembah

Gambar 2.1 Tampilan Osiloskop

f. Gerakkan microphone secara perlahan dari piston menuju speaker

dan catat intensitas gelombang bunyi yang terjadi pada osiloskop.

Pada posisi microphone tertentu sebuah amplitudo maksimum dapat

diamati. Gambar 2.1a menunjukan sebuah Puncak. Pada posisi

microphone tertentu, amplitudo minimum dapat diukur melalui

tampilan oscilloscope. Gambar 2.1b menunjukkan sebuah lembah.

Jika signal pada oscilloscope terlalu rendah atau sangat tinggi, atur

skala osiloskop. Catat hasil pengamatan menggunakan tabel!

g. Naikan frekuensi hingga anda mendapatkan resonansi terbaru dan

menemukan puncak dan lembah dari sebuah gelombang. Catat hasil

pengamatan dengan menggunakan tabel 2.1a.

Frek. 1 ( Hz) Frek. 2 ( Hz) Frek. 3 ( Hz)


(cm) (cm) (cm)
Lembah I
Puncak I

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


25

Lembah II
Puncak II
Lembah III
Puncak III
Pertanyaan:

1. Apakah terjadinya gelombang berdiri pada frekuensi resonansi dari

tabung seperti percobaan 1?

2. Apakah gelombang berdiri selalu terjadi pada sebuah frekuensi

resonansi?

3. Apakah anda sudah belajar konsep gelombang berdiri, berapa

banyak puncak atau lembah pada sebuah tabung?

4. Pada tabel 2.1a, anda sudah menentukan frekuensi gelombang

berdiri. Lengkapi gambar 2.2 mengenai hubungan antara panjang

tabung dan panjang gelombang untuk setiap frekuensi!

Gambar 2.2 Hubungan antara panjang tabung dan panjang


gelombang untuk setiap frekuensi

3. Kecepatan Bunyi di Udara

a. Susunlah alat seperti gambar berikut ini:

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


26

b. Atur frekuensi generator audio pada 500 HZ.

c. Microphone dihubungkan ke osiloskop dimana akan menunjukkan

tampilan output gelombang sinusoidal yang menjelaskan intensitas

dari gelombang bunyi pada tabung. Gerakan microphone dan piston

dengan perlahan dan catat intensitas gelombang bunyi yang terjadi

pada osciloscope. Pada beberapa perubahan posisi sebuah amplitudo

maksimum dapat diamati pada layar, ini yang disebut dengan puncak.

Pada posisi microphone tertentu amplitudo minimum dapat diamati

melalui layar, yang disebut lembah. Jika signal pada osiloskop terlalu

rendah atau terlalu tinggi ubah scala melalui tombol pengaturan

pada osiloskop.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


27

(a). Puncak (b). Lembah

Gambar 2.1 Tampilan Osiloskop

d. Dengarkan intensitas bunyi ketika mengubah frekuensi bunyi.

Catatan bahwa intensitas bunyi tiba-tiba akan bertambah sepanjang

frekuensi output generator audio diubah. Pastikan tidak mengubah

tombol tegangan output ketika sedang melakukan pengamatan ini.

e. Ketika intensitas terbesar bunyi terdengar, gelombang berdiri

dihasilkan pada tabung. Jangan mengubah frekuensi apapun.

Sekarang, gerakan microphone pada posisi puncak. Pada posisi

puncak hanya akan ada amplitudo maksimum dari gelombang bunyi.

f. Ukurlah menggunakan mistar dari ujung tabung dimana speaker

ditempatkan hinggga ujung microphone, tentukan lokasi batas

puncak dan lembah dekat pusat tabung. Lengkapi tabel 3.1 di bawah

ini untuk lokasi puncak dan lembah.

Frek. 1 Frek. 2 Frek. 1 Frek. 2


500 HZ 700 HZ 500 HZ 700 HZ
(m) (m) (m) (m)
puncak i lembah i
puncak ii lembah ii

Frek. 1 Frek. 2 Frek. 1 Frek. 2

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


28

500 HZ 700 HZ 500 HZ 700 HZ


(m) (m) (m) (m)
puncak i & ii lembah i & ii
Kecepatan Kecepatan
(m/s) (m/s)

Jika ada lebih dari 1 cm pada beberapa variasi pengukuran, ulangi

pengamatan untuk menjamin akurasi hasil untuk setiap pengukuran.

g. Ulangi langkah 1-5 dengan frekuensi berbeda, tentukan lokasi

puncak dan lembah.

Pertanyaan:

1. Dengan menggunakan nilai rata-rata perbedaan antara node dan

antinodes, tentukan nilai rata-rata dari /2

2. Menggunakan  · f = Vs hitung kecepatan bunyi pada tabung dengan

menggunakan nilai rata-rata  dan frekuensi yang ada pada

generator frekuensi.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


29

PERCOBAAN IV
CERMIN CEKUNG, CERMIN CEMBUNG DAN
CERMIN DATAR

A. TUJUAN PERCOBAAN:

1. Untuk mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat pemantulan


cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung
2. Untuk memperoleh hubungan antara jarak benda , jarak bayangan dan jarak
fokus cermin cekung atau cermin cembung melalui analisis grafik dengan
metode least square (simpangan kuadrat terkecil)
3. Untuk mendapatkan hubungan antara sudut yang dibentuk oleh dua cermin

datar dengan jumlah bayangan yang terbentuk.

B. ALAT/BAHAN YANG YANG DIPERGUNAKAN


NOMOR KATALOG NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH
KAL 60 Catu Daya 1
FPT 16.01/65 Meja Optik 1
FPT 16.02/66 Rel Presesi 1
FPT 16.06/76 Lampu Bertangkai 12 V, 18 W 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide diafragma 1
FPT 16.08/78 Diafragma anak panah 1
FPT 16.14/84 Cermin cekung 1
FPT 16.17/87 Tumpakan berpenjepit 2
FLS 16.23/93 Cermin Cembung 1
Cermin Datar 2
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubunga Biru 1
FME 51.06/06 Penggaris logam 50cm 1
Kertas Gambar folio 3
C. DASAR TEORI

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


30

C.1 Cermin Cekung dan Cermin Cembung

Dasar kita memahami bagaimana cermin cekung dan cermin cembung

bekerja adalah konsep pemantulan pada cermin dengan bentuk permukaan

adalah berbentuk bola.

Sebuah ilustrasi untuk memahami hal tersebut dapat dilihat pada

grafik di bawah ini.

O I h

S’

Gambar 1. Refleksi Pada Permukaan Bola

Misalkan kita menempatkan sebuah benda di titik O seperti pada

gambar (1) dengan jarak S dari cermin, maka bayangan yang terbentuk

terletak pada titik I dengan jarak S ’ dari cermin. Dengan menggunakan

matematika geometri diperoleh:

α +2θ=β , α+ θ=γ α + β =2 γ
(3.1)

Jika sudut , , dan  cukup kecil, maka :

tg α ≃ α , tg β ≃ β , tg γ ≃ γ

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


31

h h h h
tg α = ≃ tg β = tg γ =
Dari grafik nampak bahwa S− δ S , S' , R .

Subtitusi persamaan ini kedalam persamaan (3.1), diperoleh:


1 1 1
+ =
S S' f (3.2)
dimana : S = jarak benda
S’ = Jarak bayangan
f = jarak fokus
Persamaan (3.2) inilah yang digunakan pada cermin cekung maaupun cermin

cembung dengan perjanjiaan sebagai berikut:

S, S’  0 jika objek dan bayangan di depan cermin,

S, S’  0 jika objek dan bayangan dibelakang cermin

f  0 untuk cermin cekung

f  0 untuk cermin cembung

Persamaan (2) dapat ditulis dalam bentuk SS ’ = f ( S + S’) dan jika di plot

grafik hubungan antara (S + S’) dan SS’ diperoleh seperti gambar 2.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


32

(S S’) cm
Gambar 2.
tg = f
(S + S’) cm

C.2 Bayangan yang dibentuk oleh 2 cermin datar yang membentuk suatu

sudut

Sebuah cermin datar selalu menghasilkan satu bayangan saja. Lain

halnya denga dua buah cermin datar yang diletakan sedemikian rupa sehingga

membentuk sudut 900 seperti pada gambar 2, maka akan terbentuk bayangan

sebanyak 3 buah.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


33

Bayangan
Cermin 1

Bayangan
Benda

Bayangan
Cermin 2

Gambar 2.

Jika sudut yang dibentuk oleh cermin 1 dan 2 membentuk sudut 72 0 maka

bayangan yang terbentuk sebanyak 4 buah bayangan. Secara matematik

hubungan antara sudut yang dibentuk oleh kedua cermin terhadap jumlah

bayangan memenuhi persamaan sebagai berikut:


360
−1
Jumlah bayangan = n

(3.3)

Dimana n adalah sudut yang dibentuk oleh kedua cermin.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


34

D. PERSIAPAN PERCOBAAN

Sebelum melakukan percobaan siapkanlah alat-alat seperti pada gambar

3. dan buatlah dua buah garis pada kertas putih yang saling tegak lurus

lalu letakan diatas meja optik

Pemegang Diafragma
Slide 5 celah
Lensa
Lampu
Meja
Optik/Layar

Rel Presisi
Gambar 3.

C. PROSEDUR PERCOBAAN

E.1. Menyelidiki Sifat Bayangan , Titik Fokus Cermin Cekung dan Cermin

Cembung.

1. Aturlah agar berkas cahaya yang paling tengah berimpit dengan garis pada

kertas, dengan cara mengatur meja optik atau kertas seperti gambar (3)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


35

Sumber
Lensa

Diafragma
O
Kertas

Q
R

OP = Garis Tengah
Kertas

Gambar 3

Pikirkan untuk salah satu bahan laporan anda setelah melakukan

eksperimen matakuliah gelombang optik ini, mengapa menggunkan lensa

dan apakah ada syarat khusus terhadap penempatan jarak antara sumber

cahaya dan lensa.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


36

2. Gambarlah berkas-berkas sinar yang tampak di atas kertas dibagian kiri

garis QR dengan menggunakan mistar dan pensil. Jika ada, gunakan pensil

dengan warna yang berbeda-beda.

3. Pasang cermin kombinasi dengan permukaan cekung menghadap kesumber

cahaya pada garis QR. Usahakan agar titik perpotongan sinar pantul

berimpit dengan sinar datang yang tengah kemudian beri nama garis yang

tengah tersebut sebagai sumbu utama cermin cekung.

4. Tandailah sinar-sinar pantul yang memotong sumbu utama dengan tanda

titik dan beri simbol f, kemudian matikan lampu dan gambarkan permukaan

cermin dan sinar-sinar pantulnya.

5. Ulangi langkah (2) sampai (4) dengan menggunkan kertas yang baru tetapi

dengan menggunakan cermin cembung .

6. Tarik garis putus-putus sinar pantul pada cermin cembung sampai

memotong garis sumbu utama dan tandai titik perpotongannya dengan

memberi simbil f sehingga sinar pantul dapat dikatakan seolah-olah

berasal dari f dan ukurlah jarak masing-masing titik f terhadap cermin

untuk kedua cermin.

7. Tandai titik yang menjauhi cermin cekung pada lembaran gambar yang

mengandung cermin cekung yaitu titiik R dengan jarak yang sama dengan

jarak dari cermin ke titik fokus seperti pada gambar 4

III II I IV

R f

Gambar 4

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


37

8. Letakah benda di ruang II pada jarak sepertiga dari jarak antara titi f

dan titk R (diukur dari titi f ). Amati bayangan yang terbentuk dengan

meletakan layar disekitar ruang 3 (daerah di bagian kiri titi R) dan ukurlah

jarak benda dan bayangan untuk setiap hasil pengamatanmu.

9. Ulangi langka 8 tetapi dengan meletakkan benda sejauh 2/3 dari jarak f

dan R (menggeser benda dengan jarak yang sama jaraknya dari posisi

benda pertama di ukur dari titi f) . Lakukan hal ini seterusnya sampai 5

kali menggeser posisi benda sehingga benda telah berada di ruang III

dan amati masing-masing bayangan yang terbentuk serta ukur pula jarak

benda dan bayangan untuk setiap pengamatanmu.

10. Ulangi langkah 9 tetapi benda berada di ruang 3 dan layar berada di ruang

2. Amati bayangan yang terbentuk dan ukur jarak benda dan bayangan

untuk setiap hasil pengamatanmu.

11. Buatlah tabel hasil pengamatanmu untuk S S ’ dan S + S’ dan plot dalam

bentuk grafik hubungan antara (S + S’ ) dan S S’ dengan menggunakan plot

grafik linier yang menggunakan analisis simpangan kuadrat terkecil.

Bandingkah hasil gradien garis yang anda peroleh dengan jarak titik f

yang telah anda peroleh sebelumnya (Catatan plot graifik harus ada dalam

laporan yang diserahkan ke asistennya.)

12. Ulangi lagi langkah 9 tetapi benda berada di ruang 1 (daerah antara titik

fokus dan cermin. Amati bayangan yang terbentuk dengar cara melihat

ke arah dalam cermin dan catat hasil pengamatanmu.

13. Letakan benda tepat di titik fokus, amati bayangan yang terbentuk dan

catat hasil pengamatanmu.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


38

14. Ganti cermin cekung dengan cermin cembung dan letakan benda di depan

cermin cembung. Mulailah dengan posisi benda yang jaraknya lebih kecil

dari jarak titik f cermin cembung dan berturut-tutur dengan menggeser

benda seperti ketika melakukan pada cermin cekung.. Amati bayangan

yang terbentuk serta ukur jarak benda dan bayangannya

15. Buatlah tabel hasil pengamatanmu untuk S S ’ dan S + S’ dan plot dalam

bentuk grafik hubungan antara (S + S’ ) dan S S’ dengan menggunakan

plotgrafik linier yang menggunakan analisis simpangan kuadrat terkecil.

Bandingkah hasil gradien garis yang anda peroleh dengan jarak titik f

yang telah anda peroleh sebelumnya (Catatan plot graifik harus ada dalam

laporan yang diserahkan ke asistennya.).

E.2.. Menyelidiki Hubungan Antara Sudut yang di Bentuk oleh Dua Cermin

Datar terhadap Jumlah bayangan yang Terbentuk

(1) Aturlah cermin sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 90 0

seperti pada gambar 1, kemudian amati jumlah bayangan yang

terbentuk dan gambarkan letak bayanganya.

(2) Ulangi langkah pertama dengan sudut 720, 600, 450, 300, 200 dan 150.

Amati masing-masing untuk setiap perubahan sudut dan gambarkan

pula pembentukan jumlah bayangannya.

F. TUGAS PENDAHULUAN

1. Dapatkan letak bayangan melalui ray tracing yang dihasilkan oleh

benda yangberada di daerah f S R pada cermin cekung dan bagaimana

sifat bayanganya!.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


39

2. Dapatkan pula letak bayangan yang dihasilkan oleh benda yang berada

diantara cermin cekung dan titik fokusnya dan bagaimana sifatnya.!

3. Jika anda berdiri di depan cermin cekung, mungkinkah bayangan anda

tidak terbentuk? Jelaskan

4. Jika sebuah benda berada di depan cermin cembung yang panjang titik

fokusnya adalah 5 cm. Dapatkan letak bayangan melalui ray tracing

yang dihasilkan oleh benda yang berada di depan cermin tersebut yang

berjarak 2, 5 cm dan 7,5 cm .

5. Jika anda berdiri di depan 2 cermin datar yang memberntuk sudat

600, dapatkan jumlah bayangan anda dan gambarkan letak

bayangannya.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


40

PERCOBAAN V
PEMBIASAN CAHAYA

A. TUJUAN PERCOBAAN:

1. Untuk mengetahui hubungan antara sinar datang, sinar bias dan garis

normal pada pembiasan dari udara ke kaca atau dari kaca ke udara.

2. Mengetahui sifat cahaya yang mengalami pemantulan sempurna

3. Mengetahui hukum Brewster melalui Eksperimen.

4. Untuk mengetahui sifat pembiasan cahaya pada prisma siku-siku

B. ALAT/BAHAN YANG YANG DIPERGUANKAN

NOMOR KATALOG NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu Daya 1
FPT 16.01/65 Meja Optik 1
FPT 16.02/66 Rel Presesi 1
FPT 16.06/76 Lampu Bertangkai 12 V, 18 W 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide diafragma 1
FPT 16.08/78 Diafragma 1 celah 1
FPT 16.14/84 Lensa f = 100mm bertangkai 1
FPT 16.17/87 Tumpakan berpenjepit 2
FLS 16.18/88 Balok Kaca ½ Lingkaran 1
FPT 16.19/89 Prisma siku-siku
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubunga Biru 1
FME 51.06/06 Penggaris logam 50cm 1
Kertas Gambar folio 3
Busur Derajat
C. DASAR TEORI

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


41

Pembiasan cahaya adalah sebuah gejala terjadinya perubahan

kecepatan cahaya ketika melewati dua medium yang berbeda sifat fisisnya

seperti perbedaan indeks bias (n), perbedaan permitivitas (), permeabiltas

(), atau konduktivitas (). Besar perubahan tersebut bergantung pada

frekwensi atau panjang gelombang dari cahaya yang melewatinya. Gejala

tersebut juga bisa diamati dengan mengamati peristiwa perubahan arah

rambat cahaya ketika melewati medium yang berbeda sifat fisisnya seperti

berkas cahaya yang datang dari udara ke kaca. Dari perubahan arah tersebut

kita dapat menentukan indeks bias kaca atau kecepatan cahaya yang masuk ke

dalam kaca. Dalam penelaan yang lebih dalam terhadap jalannya sinar datang,

sinar pantul dan sinar bias ditemukanlah istilah sudut kritis dan sudut

Brewster serta dispersi yang merupakan peristiwa peruraian warna oleh

karena perbedaan panjang gelombang dari masing-masing cahaya

monokroamatik dalam cahaya polykromatik. Berikut ini akan dijelaskan sedikit

tentang sudut kritis, sudut Brewster dan Pembiasan cahaya pada prisma siku-

siku.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


42

C.1 Sudut Kritis dan Sudut Brewster

Jika sinar masuk dari kaca menuju ke udara dengan sudut yang

bervariasi mulai dari sudut terkecil sampai sudut 90 0, maka akan kita

temui keadaan dimana sudut sinar yang dipantulkan dan sinar yang

dibiaskan membentuk sudut 900. Sudut datang yang menghasilkan

keadaan ini disebut dengan sudut Brewster yang ditemukan pada tahun

1813 oleh David Brewster seperti terlihat pada gambar (1).

n1
n1 1 1

c

900 900
n2 n2
2

a. Sudut Brewster b. Sudut Kritis

Gambar 1 a). Sudut Brewster b) Sudut Kritis

Dari hukum snellius diperoleh bahwa :

n1 sin 1 = n2 sin 2 (4.1)

Karena sudut pantul dan sudut bias membentuk sudut 90 0 maka

2 = 90 - 1, sehingga
n2
tan θ 1 =
n1

(4.2)

1 = Sudut Brewster
n1 = indeks bias lapisan pertaama
n2 = indeks bias lapisan kedua

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


43

Jika sudut bias sinar 900 maka sudut datang sinar tersebut

disebut dengan sudut kritis seperti pada gambar 1b. Karena tepat

melewati sudut ini semua gelombang di pantulkan. Keadaan dimana semua

gelombang dipantulkan disebut pemantulan total. Dari hukum Snellius

dengan memasukan sudut 2 = 900 maka hubungan antara sudut kritis

dengan indeks bias medium adalah sebagai berikut :

n2
θc = sin−1
()
n1

(4.3)

Karena nilai sinus sudut paling besar bernilai satu, maka

persaman ini memberikan batasan bahwa sudut kritis bisa diamati hanya

pada kasus jika sinar masuk dari medium yang lebih rapat ke medium

yang kurang rapat.

C.2 Pembiasan Cahaya Pada Prisma Siku-Siku

N2
N1
2 3
1 2 3
1

Gambar 2
Sudut yang dibentuk oleh sinar datang (sinar 1) dengan sudut

bias sinar yang keluar prisma (sinar 3) seperti pada gambar (2) disebut

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


44

dengan sudut deviasi prisma (). Dengan meninjau geometri pada gambar

secara matematik dapat ditarik persamaan matematik sebagai berikut :

 =  + 3 -  (4.4)

Pada keadaan deviasi minimum sudut datang sinar 1 pada prisma

sama dengan sudut bias sinar 3 yang keluar dari prisma . Oleh

karenanya dengan menggunakan persamaan dari Hukum Snellius

diperoleh hubungan antara indeks bias, sudut bias prisma dengan sudut

deviasi minium yaitu :

δm + β
sin ( 2 ) = n sin α 1

(4.5)

dimana: m = sudut deviasi minimu


n = indeks bias prisma
 = sudut bias prisma

D. PERSIAPAN PERCOBAAN

Aturlah alat-alat seperti pada gambar 3 dan buatlah dua buah garis pada

kertas yang saling tegak lurus lalu letakan diatas meja optik

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


45

Pemegang
Slide
Lensa

Lampu
Meja
Optik/Layar
Prisma

Rel Presisi Balok Kaca ½


lingkaram

Gambar 3

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


46

E. PROSEDUR PERCOBAAN

E.1 Menyelidiki Hubungan Antara sinar Datang, Sinar Bias dan Garis Normal

Pada Bidang Batas Antara Dua Permukaan

(1) Letakkan balok kaca setengah lingkaran diatas meja optik yang telah

dilapisi kertas yang memiliki 2 garis yang saling tegak lurus, dengan sisi

datarnya berimpit dengan garis dan menghadap ke sumbu cahaya

seperti pada gambar 4 dan usahakan agar pusat lingkaran berimpit

dengan titik O pada kertas.

4
3
2
1 P
2 Balok Kaca O
3
4
Kertas Putih

Gambar 4

(2) Arahkan cahaya melewati celah tunggal sedemikian sihingga tampak

sebuah berkas cahaya yang membentuk garis.

(3) Arahkan berkas cahaya tersebut pada permukaan lengkung dari balok

kaca pada titik nomor 1 dan amati serta tuliskan jalanya sinar yang

masuk dan keluar balok kaca lengkap dengan garis normalnya .

(4) Ulangi langkah no. 3 untuk sinar pada titik yang melewati nomor 2, 3,

dan 4 dengan cara mengeser kertas bersama balok kaca tegak lurus

garis OP dan catatlah pula sinar datang, sinar bias yang masuk dalam

balok dan sinar bias yang keluar balok kaca.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


47

(5) Setelah selesai singkirkan balok kaca dan kertas dari meja optik,

kemudian gambarkan sinar-sinar bias untuk masing-masing sinar datang

tersebut dan gambarkan pulan garis normal yang keluar dari balok

kaca tersebut.

(6) Tentukan indeks bias dari balok kaca

E.2 Menyelidiki Sifat Cahaya yang Mengalami Pemantulan Sempurna pada

Balok Kaca ½ Lingkaran

(1) Letakkan balok kaca setengah lingkaran, dengan sisi datarnya berimpit

dengan garis dan menghadap ke sumbu cahaya seperti pada gambar 5.

Usahakan agar pusat lingkaran berimpit dengan titik O pada kertas

seperti gambar di bawah

Kertas
Putih
Balok O
Kaca

Gambar 5. Balok kaca ½ lingkaran yang diletakan di atas kertas

(2) Aktifkan catu daya sehingga sumber cahaya (lampu) menyala

(3) Putarlah kertas bersama balok kaca setengah lingkaran perlahan-lahan

berlawanan arah jarum jam. Usahakan agar sinar dari sumber selalu

menuju ke titik O

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


48

(4) Sambil memutar amati dengan teliti sinar yang keluar dari titi O,

terutama ketika sudut datang sinar mendekati 40 0 dan seterusnya

sampai melampaui 400.

(5) Uraikan secara singkat hal-hal yang teramati dari percobaan anda.

(6) Pada kira-kira sudut berapakah sinar dibiaskan dengan sudut 90 0.

(7) Pada saat itu kemanakah sinar merambat?

E.3 Menyelidiki Hukum Brewsters

(1) Lakukan langkah-langkah seperti pada kegiatan 2 sampai pada langkah

ke-3.

(2) Ketika pemutaran kertas bersama balok kaca telah mencapai keadaan

dimana sudut pantul dan sudut bias membentuk sudut 90 0, catatlah

sudut datangnya sinar tersebut dengan cara menandai jalanya sinar

masuk, sinar bias dan sinar pantul kemudian melepaskan balok kace

E.4 Menyelidiki Sifat-Sifat Pembiasan Cahaya Pada Prisma Siku-Siku

(1) Letakkan prisma siku-siku di atas kertas dengan kedudukan seperti

gambar 6 tetapi sebelum berkas sinar dilewatkan. Gambarkan sisi-

sisi prisma.
O

Gambar 6.
P

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


49

(2) Atur letak kertas atau meja optik agar sinar datang berimpit denga

garis PO (garis normal). Tandai jalannya sinar yang masuk dan sinar

yang keluar dari prisma agar dapat menggambar nantinya.

(3) Singkirkan prisma kemudian buat garis yang menyatakan sinar masuk

ke prisma dan sinar keluar dari prisma. Kedua sinar itu berpotongan

membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Ukurlah besar sudut

deviasi tersebut

(4) Ulangi kegiatan (3) di atas dengan sudut datang sinar pada prisma

mulai dari yang kecil sampai dengan sudut datang yang anda anggap

sudut cukup besar beberapa kali dengan kertas yang baru.

(5) Ukur masing-masing sudut datang dan sudut deviasinya. Kemudian buat

ke dalam bentuk tabel hasil pengamatanmu dan dapatkan hal-hal yang

bisa disimpulkan dari hasil pengamatanmu.

D. TUGAS PENDAHULUAN

a. Gambarkan jalanya sinar datang, sinar bias dan garis normal pada sinar

yang jatuh pada permukaan lengkung balok kaca 1/2 lingkaran dengan

sudut datang pada permukaan tersebut adalah 30 0.

b. Apa yang anda ketahui tentang sudut Brewster dan sudut kritis?

c. Ketika anda berdiri di suatu gurun pasir atau di jalan aspal panas yang

luas dan datar pada saat terik matahari, maka pada jarak tertentu di

depan anda , anda melihat sesuatu yang nampak seperti permukaan air.

Ketika anda mendekatinya, air ini terlihat menjauh sedemikian rupa

sehingga jarak anda kepadanya selalu sama. Jelaskan fenomena ini.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


50

d. Jika berkas cahaya yang berasal dari senter di arahkan ke permukaan

air yang berada dalam wadah kotak transparan dengan sudut 45 0 .

Apakah mungkin kita dapat membuat pelangi dengan cara tersebut?

Jelaskan jawabanmu.

e. Buktikan bahwa untuk sudut bias prisma yang kecil, sudut deviasi

minimum dari sinar yang melewati prisma tersebut adalah m = (n - 1)


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


51

PERCOBAAN VI
LENSA CEKUNG DAN LENSA CEMBUNG

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada lensa gabungan

2. Mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat bayangan

3. Menperoleh hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak

fokus lensa cekung atau lensa cembung

B. ALAT/BAHAN YANG YANG DIPERGUNAKAN

NOMOR KATALOG NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu Daya 1
FPT 16.01/65 Meja Optik 1
FPT 16.02/66 Rel Presesi 1
FPT 16.06/76 Lampu Bertangkai 12 V, 18 W 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide diafragma 1
FPT 16.08/78 Diafragma anak panah 1
FPT 16.14/84 Lensa cekung 1
FPT 16.17/87 Tumpakan berpenjepit 2
FLS 16.23/93 Lensa cembung 1
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubunga Biru 1
FME 51.06/06 Penggaris logam 50cm 1
Kertas Gambar folio 3
C. TEORI

Dasar kita untuk memahami bagaimana lensa bekerja adalah

pembiasan pada permukaan bola. Berikut ini adalah sebuah ilustrasi

tentang pembiasan pada permukaan bola.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


52

2
Benda h Bayangan

S S
R

Gambar 1

Dari grafik kita peroleh rumusan hubungan antara jarak benda dan

bayangan sebagai berikut:


1 n 1
+ ' = ( n − 1)
S S R
(5.1)
Karena pada lensa mengandung dua permukaan lengkung lingkaran,

maka diperoleh:

1 1 1 1
+ ' = (n − 1) −
S S R1 R 2
(5.2)
1 1 1
= (n − 1) −
dengan f R 1 R2 , sehingga persamaan (5.2) dapat

disederhanakan menjadi:
1 1 1
+ ' =
S S f
(5.3)
Dimana S = jarak benda ke lensa
S’ = Jarak bayangan ke lensa
f = jarak titik fokus ke lensa
Untuk lensa Cekung f bernilai negatif sedangkan untuk cermin

cembung f bernilai positif.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


53

D. PERSIAPAN PERCOBAAN

Susunlah alat-alat seperti pada gambar 2.

Diafragma
Anak Panah
Lensa Diafragma
Pemegang 5 celah
Slide
Lensa
Meja
Lampu Optik/Layar

Lensa
Cekung
Lensa
Rel Presisi Cembung
Kaki Rel

Gambar 2.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

E.1. Menyelidiki Sifat Bayangan yang Dibentuk oleh Lensa Cembung, Lensa

Cekung dan Hubungan atara jarak benda, Jarak bayangan dan titik api

Lensa.

1. Susunlah alat seperti pada gambar 3

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


54

Lensa
Diafragma
Meja
Lensa Optik/Layar
Lampu

Rel
Presisi

Gambar 3.

2. Pasanglah diafragma anak panah, lensa cembung dan bangku optik seperti

gambar 3 tetapi dengan menggunakan 1 lensa cembung dan Nyalakan

sumber cahaya untuk meneranginya

3. Letakan meja optik di ujung kanan rel dan geser- geserlah lensa f = 200

mm kekiri atau ke kanan sehingga pada layar terbentuk bayangan yang

berbentuk panah yang tajam. Ukur jarak benda dan jarak bayangannya

serta amati apakah ukuran bayangannya sama, lebih besar atau lebih kecil.

4. Cabut dan putar diafragma celah panah sehingga arahnya berlawanan

denga arah tadi (kekiri bilah dilihat dari bangku optik). Selanjutnuya

lakukan seperti langkah 3 di atas.

5. Lakukan lagi seprti langka 4 untuk arah-arah lain dari celah yang

berbentuk anak panah, lalu carilah bayangannya dengan menggunakan

layar. Jika tidak ditemukan bayangan nyata di layar carilah bayangan

dengan melihat ke dalam lensa dari arah belakang lensa. Catat hasilnya.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


55

6. Untuk mengamati hubungan jarak benda, jarak bayangan dan titik api

Aturlah jarak benda (celah berbentuk anak panah) 30 cm dari lensa

cembung yang kemudian kita sebut sebagai jarak benda (S)

7. Geser-geser layar menjauhi atau mendekati lensa sehingga diperoleh

bayangan yang jelas (tajam) pada layar.

8. Ukur jarak layar ke lensa sebagai jarak bayangan (S ’) dan catat hasilnya

9. Lakukan percobaan selanjutnya untuk jarak 30cm, 40 cm, 50cm 60cm dan

70 cm.

10. Buatlah grafik hubungan antara (S + S ’) terhadap S.S’ dan

tentukan slope dari grafik yang diperoleh.

11. Bandingkan nilai slope yang diperoleh dengan nilai f yang

merupakan titik fokus lensa.

12. Ulangi langkah 6 sampai 11 tetapi dengan menggunakan

lensa cekung

E.2. Menyelidiki Sifat Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan

1) Pasanglah Diafragma 5 celah dan tempatkan seperti ketika menempatkan

diafragma anah panah pada percobaan sebelumnya dan tempatkan meja

optik/ layar dalam posisi seperti pada gambar 4.

Power Suply

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


56

Gambar 4.

2) Nyalaka sumber cahaya dan atur posisi alat sehingga diperoleh sinar

tajam dan sejajar dipermukaan kertas, kemudian matikan sumber

cahaya

3) Susun lensa gabungan dengan urutan lensa bikonveks-lensa bikonkaf –

diatas kertas yang diletakan diatas meja optik dengan posisi seperti

pada gambar 5.

N O M

Gambar 5.

4) Nyalakan sumber cahaya dan atur letak lensa gabungan sehingga

berkas sinar yang di tengah merambat lurus keluar dari lensa berimpit

dengan garis NM.

5) Tandai berkas sinar datang dan sinar keluar, kemudian singkirkan lensa

gabungan dan gambarkan jejak sinar tersebut dengan penggaris serta

berilah tandah panah sinar datang dan sinar bias pada kertas.

6) Ulangi percobaan dengan mengubah urutan lensa gabungan menjadi

lensa bikonveks dengan kertas yang baru dan buatkan laporan hasil

pengamatanmu.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


57

E. TUGAS PENDAHULUAN

1. Bagaiuman cara anda mengetahui titi fokus dari

cermin cekung dan cermin cemung melalui eksperimen.

2. Buktikan persamaan 3 di atas

3. Mengapa sinar yang datang sejaja sumbu utama

pada lensa cembung di biaskan menuju titik fokus lensa. Jalaskan hal

ini disertai dengan ilustrasi grafik

4. Mengapa sinar yang datang sejaja sumbu utama

pada lensa cekung di biaskan seolah olah berasal dari titik fokus

kelengan lensa ke dua. Jalaskan hal ini disertai dengan ilustrasi grafik

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


58

PERCOBAAN VII
PENENTUAN INDEKS BIAS PRISMA DAN INDEKS BIAS
CAIRAN DENGAN MENGGUNAKAN SIFAT PEMANTULAN
TOTAL DAN SUDUT BREWSTER

A. TUJUAN PERCOBAAN:

1. Untuk memperoleh indeks bias prisma, balok kaca dan balok kaca ½

lingkaran.

2. Menentukan indeksbias cairan dengan menggunakan 2 prisma identik

B. ALAT/BAHAN YANG YANG DIPERGUNAKAN

NOMOR KATALOG NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu Daya 1
FPT 16.01/65 Meja Optik 1
FPT 16.02/66 Rel Presesi 1
FPT 16.06/76 Lampu Bertangkai 12 V, 18 W 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide diafragma 1
FPT 16.08/78 Diafragma 5 celah 1
FPT 16.17/87 Tumpakan berpenjepit 2
FPT 16.19/89 Prisma Siku-Siku 2
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubunga Biru 1
FME 51.06/06 Penggaris logam 50cm 1
Kertas Gambar folio 3
Busur Derajat

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


59

C. DASAR TEORI

Pemantulan dan pembiasan merupakan gejala umum yang terjadi

pada bidang perbatasan antara dua media yang berbeda. Salah satu

hukum yang mengatur gejala tersebut adalah huku Snellius yaitu:


sin θ1 n 2
=
sin θ2 n1

dimana θ1 = sudut yang dibentuk oleh sinar datang terhadap garis


normal
θ2 = sudut yang dibentuk oleh sinar bias terhadap garis
normal
n1 = indeks bias medium pada lapisan pertama
n2 = indeks bias medium pada lapisan ke dua

Jika sudut bias membentuk sudut 90 0 maka sudut sinar datang

disebut denga sudut kritis. Jika sinar datang diperbesar melewati sudut

kritisnya maka semua sinar akan dipantulkan. Seperti nampak padap

gambar 2

n2
Udara

n1
Kaca

N = Garis Normal

Gambar 1.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


60

D. PERSIAPAN PERCOBAAN

Pasanglah rangkaian seperti pada gambar

Power Suply

Gambar 2.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
E.1. Menentukan Indeks Bias Prisma

(1) Buatlah garis AB di atas sehelai kertas dan selanjutya dianggap

sebagai garis penglihatan.

(2) Tempatkan prisma dengan sudut siku-sikunya menghadap anda dan

terletak di titik P pada garis AB.

(3) Putarlah prisma searah berlawanan dengan arah jarum jam hingga sisi

gelap dari pemantulan totol yang terlihat pada sisi terkecil dari

prisma.

(4) Tandai titik M dengan pensil pada sisi prisma yang buram dan ukurlah

panjang dan lebar sisi terkecil dari prisma.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


61

E. 2.Menentukan Indeks Bias Prisma Cairan dengan Menggunakan dua

Prisma Identik

(1) Letakan kedua prisma di atas piring kaca yang berisi air, seperti

terlihat pada gambar. Air akan naik di antara permukaan hipotenusa

dari kedua prisma

(2) Dengan menekan dan sedikit menggesekan kedua permukaan prisma

satu sama lain, air dapat menutupi seluruh permukaan terseubt.

(3) Pandanglah melalui sudut 600 dari prisma disepanjang garis L (misalkan

padar arah sebuah titik tetap didingin yang terang)

(4) Putarlah piring gelas bersama kedua prisma sedemikian rupa sehingga

bayangan gelap dari pemantulan total yang dapat dilihat pada sisi

terkecil prisma 1 berada pada sisi 600 dari prisma.

(5) Ketika di putar , usahakan agar sisi 60 0 (titik K) tetap berada pada

garis pandang L. Dalam posisi ini, ukur panjang b1 dengan mistar

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


62

PERCOBAAN VIII
PENENTUAN KETEBALAN RAMBUT DENGAN
MENGGUNAKAN DIFRAKSI SINAR LASER

A. TUJUAN PERCOBAAN:

1. Untuk menentukan ketebalan rambut dengan menggunakan sinar laser

yang ditembakan ke rambut

2. Untuk mengetahui cara pengukuran ketebalan rambut menggunakan sinar

laser

3. Untuk mendemostrasikan dan mengukur besar refleksi, difraksi dan

penyebaran cahaya dengan menggunakan radiasi yang terlihat oleh mata

dari sumber dioda Laser.

B. ALAT/BAHAN YANG YANG DIPERGUANAKAN

NOMOR KATALOG NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu Daya 1
FPT 16.01/65 Meja Optik 1
FPT 16.02/66 Rel Presesi 1
FPT 16.06/76 Lampu Bertangkai 12 V, 18 W 1
FPT 16.14/84 Lensa f = 100mm bertangkai 1
FPT 16.17/87 Tumpakan berpenjepit 2
FPT 16.19/89 Sumber Sinar laser 2
FLS 20.38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel Penghubunga Biru 1
FME 51.06/06 Penggaris logam 50cm 1
Kertas Gambar folio 3
Busur Derajat

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


63

C. DASAR TEORI

Gejala difraksi dapat dipandang sebagai peristiwa hamburan yang

disebabkan oleh gangguan yang berkaitan dengan kehadiran suatu permukaan

dengan sifat permukaan. Contoh sederhana kasus tersebut dapat kita lihat

dengan cara menempatkan kertas putih di bawah lampu dan meletakkan

kertas berwarna lain diantara lampu dan kertas putih. Sinar lampu harus

mengenai sisi kertas. Akibatnya akan muncul pola terang gelap pada kertas

putih karena sisi tajam dari kertas yang melenturkan cahaya dan cahaya

hasil lenturan tersebut yang membentuk pola terang gelap.

Jika gelombang cahaya tunggal di jatuhkan pada permukaan yang halus

seperti pada rambut, maka gelombang akan mengalami difraksi oleh efek

permukaan rambut dimana pada sisi samping kiri dan kanan rambut akan

mengalami lenturuan yang oleh Huigens dianggap sebagai kehadiran 2 sumber

baru pada sisi samping kiri dan kanan rambut sehingga superposisi gelombang

yang berasal dari kedua sisi dapat menghasilkan pola terang gelap pada layar.

Pola gelap menunjukan superposisi gelombang yang destruktif sedangkan pola

terang menunjukan superposisi gelombang yang bersifat konstruktif. Secara

matematik titi-titi pola terang gelap pada layar dapat diturunkan dengan

meninjau ilustrasi seperti yang tampak pada gambar (1) .

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


64

A
C

Sinar
1
Gambar 1. Superposisi Gelombang di titi P yang berasal dari sumber di A

dan sumber di B.

Sinar
2
Dengan menuliskan B = d = lebar perintang, maka beda lintasan optik antara

d sin φ ,
P
sinar 1 dan sinar 2 adalah sama dengan panjang BC yaitu seberser

sehingga persamaan interferensinya memenuhi persamaan sebagai berikut:

Interferensi masksimum d sin φ = n λ


(7.1)

1
Interferensi minimum
(
d sin φ = n+
2 )
λ

(7.2)

dimana d = tebal rambut


φ = sudut difraksi
λ = panjang gelombang radiasi
n = orde difraksi 0, 1,2,3,...
Jika sudut difraksi sangat kecil maka nilai sinus dari sudut difraksi sama

dengan nilai tangensialnya. Oleh karenanya persaman (7.1) dapat ditulis

sebagai berikut:

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


65

d tan φ = n λ
(7.3)

Pemilihan berkas sinar yang koherens dalam eksperimen tentang difraksi

adalah agar pola terang gelap dapat diamati. Oleh karena itu pemiliha berkas

sinar yang monokormatik dan koheren menjadi syarat untuk mengamati gejala

difraksi. Pada gambar 2 di sebelah memperlihatkan sebuah ilustrasi melalui

prisnip Huigens terhadap sebuah sinar laser yagn dijatuhkan pada dua buah

celah kecil yang menghasilkan polai intensitas berupa pola terang dan pola

gelap.

Max.

Min
.
Max.

Min
Celah S1 .
Intensitas Max.
Celah S2
Min
.
Max.

Min
.
Max.

Gambar 2

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


66

D. PERSIAPAN PERCOBAAN

Meja
Power Optik/Layar
Suply Rambut

Lensa

Laser

Rel Presisi

Gambar 3

B. PROSEDUR PERCOBAAN

(1) Letakan rangkaian seperti pada gambar 4

Layar
Sumber Sinar
Laser

Posisi Rambut

Gambar 4
(2) Usahakan agar sinar laser yang keluar dari sumber tepat jatuh
menyentuh rambut seperti gambar (4)
(3) Ukur jarak antara posisi rambut dengan layar
(4) Ukur jarak antara pola terang pertama sampai seterusnya yang bisa
terdeteksi oleh mata.
(5) Dengan menggunakan rumusan persamaan (1) atau (2) dan data-data
yang diperoleh tentukanlah ketebalan rambut.

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


67

PERCOBAAN IX
ABSORPSI CAHAYA

A. PENGANTAR

Intensitas cahaya (radiasi) akan berkurang bila cahaya tersebut

telah melewati suatu bahan (inaterial), sebab energi cahaya yang berisi

foton-foton di hamburkan keseluruh bagian material sehingga arahnya

tidak lagi seperti semula. Berkurangnya intensitas cahaya disebabkan oleh

karena adanya efek foto listrik, efek Compton dan efek produksi

pasangan. Pengurangan intensitas cahaya tersebut dapat dihitung dengan

persamaan :

It = I0 e-µx ……………………………………………….. (8.1)

Dimana It = Intensitas yang diteruskan

I0 = Intensitas langsung

X = Ketebalan bahan material

µ = Koefisien penyerapan bahan material

Persamaan (3.1) dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya

koefisien penyerapan bahan yakni:

1 I

µ=-
X
Ln t
I0 () ………………………………………… (8.2)

besarnya nilai koefisien penyerapan suatu bahan bergantung pada

struktur material yang dipergunakan dan panjang gelombang radiasi yang

dipancarkan. Dalam percobaan ini, besar intensitas yang diukur adalah

intensitas langsung (I0), Intensitas pantul (Ir), dan Intensitas yang di

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


68

teruskan ((It). besarnya intensitas yang diserap mengikuti persamaan

sebagai berikut :

I0 = It + Ir +Ia

Ia = I0 – (It + Ir) …………………………………… (8.3)

Dari persamaan (3.3) tersebut, kita dapat menentukan daya pantul

(refleksivitas), daya serap (absorpsivitas), dan daya tembus

(transmisivitas) yang dirumuskan sebagai berikut:


Ip
x 100 %
r= I0 …………………………………………. (8.4)
It
x100 %
t= I0 …………………………………………. (8.5)
Ia
x 100 %
a= I0 …………………………………………. (8.6)

B. TUJUAN

Eksperimen ini bertujuan untuk :

1. Menentukan intensitas cahaya secara langsung

2. Menentukan daya pantul (Refleksivitas)

3. Menentukan daya tembus (Transmisivitas) suatu bahan

4. Menentukan daya serap (Absorpsivitas) suatu bahan

5. Menentukan koefisien penyerapan suatu bahan

C. ALAT DAN BAHAN


No. Kat Nama Alat/ Bahan Jumlah
Kal 60 Catu Daya 1
FPT 16. 02/66 Rel Presisi 1
FPT 16. 06/76 Lampu Bertangkai 12 V, 18 W 1
FPT 16. 07/77 Pemegang Material 1
FPT 16. 17/87 Tumpakan Berpenjepit 3

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


69

FLS 16. 23/93 Lensa Cembung 1


FLS 20. 38/075-2 Kabel Penghubung Merah 1
FLS 20. 38/075-3 Kabel Penghubung Biru 1
Material Plastik Tiga Jenis @=1
Lux Meter 1

D. PROSEDUR KERJA

1. Rangkailah peralatan seperti pada gambar berikut :

2. Pasang material pertama pada tempat material

3. Pastikan posisi power supply pada 2 Volt Dc, kemudian On kan power

supply.

4. Atur posisi lensa cembung sehingga cahaya lampu terfokuskan pada

material.

5. Dengan Menggunakan Lux Meter, ukur intensitas awal (I 0), intensitas

pantul (Ip), dan intensitas yang diteruskan (I t). lakukan pengukuran ini

untuk setiap perubahan tegangan lampu.

6. Ganti material pertama dengan material kedua pada tempat material

dan ulangi langkah (5).

7. Ganti material kedua dengan material Ketiga pada tempat material dan

ulangi langkah (5).

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


70

E. LEMBAR DATA PENGAMATAN


No V (Volt) I0 (Lux) Ip (Lux) It (Lux) X (mm)
1 2
2 4
3 6
4 8
5 10
6 12

F. ANALISA

1. Tentukan besarnya persentase cahaya yang terpantul

(revleksivitas) untuk setiap bahan material

2. Tentukan besarnya persentase cahaya yang diteruskan

(Transmisivitas) untuk setiap bahan material

3. Tentukan besarnya persentase cahaya yang terserap

(Absorpsivitas) untuk setiap bahan material

4. Tentukan besarnya koefisien penyerapan dari masing-

masing bahan material

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO


71

DAFTAR PUSTAKA
1. Akira Hirose, Introduction to Wave Phenomena, John Wiley & Sons,

2. Yohanes Surya, Buku Seri Pelatihan Olimpiade Fisika Internasional

3. W.Brauers, Wave Optics – Interference-,

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA UHO

Anda mungkin juga menyukai