Kepada Yth.
Bupati / Walikota
se- Sumatera Barat
di
Tempat
SURAT EDARAN
Nomor : 08/Ed/GSB-2021
TENTANG
Dasar:
1. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2021 tentang
Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi
2. Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor SE 07 Tahun 2021
tentang Panduan Penyelenggaraan Shalat Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah/2021
Masehi Di Saat Pandemi Covid-19
3. Addendum Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun
2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri 1442 H dan Upaya
Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) selama Bulan
Suci Ramadhan 1442 H, dilakukan pembatasan pergerakan periode waktu
pelarangan mudik Idul Fitri Tahun 1442 H pada tanggal 6 -17 Mei 2021.
4. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 800/2794/SJ tentang Pembatasan
Kegiatan Buka Puasa Bersama Pada Bulan Ramadan dan Pelarangan Open
House/Halal Bihalal Pada Hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi.
5. Arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno pada beberapa kesempatan
mengatakan objek wisata bisa beroperasi untuk wisatawan lokal di tengah
larangan mudik tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin dan
ketat.
6. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi
Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019
7. Telegram Kapolri terkait edaran kepada kepolisian agar melakukan pengawasan
protokol kesehatan di tempat- tempat wisata yang buka selama libur lebaran
demi memutus mata rantai covid 19
1
Sehubungan dengan hal diatas, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah/2021 Masehi dapat dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Dapat dilaksanakan di Masjid atau lapangan terbuka dengan memperhatikan
protokol kesehatan secara ketat pada daerah yang dinyatakan aman dari
penyebaran covid-19, yaitu daerah zona kuning dan zona hijau berdasarkan
penetapan Zonasi Daerah oleh Satgas Covid-19 Propinsi Sumatera Barat yang
dikeluarkan setiap hari Minggu
b. Dilaksanakan di rumah masing-masing pada daerah penyebaran covid-19
tergolong tinggi, yaitu daerah zona merah dan zona oranye berdasarkan
penetapan Zonasi Daerah oleh Satgas Covid-19 Propinsi Sumatera Barat yang
dikeluarkan setiap hari Minggu.
c. Dalam hal pelaksanaan shalat Idul Fitri dilakukan di masjid atau lapangan
terbuka, wajib memperhatikan protocol kesehatan secara ketat dan
berpedoman kepada Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor
SE 07 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Shalat Idul Fitri Tahun
1442 Hijriah/2021 Masehi di Saat Pandemi Covid-19
2. Mempedomani Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 800/2794/SJ
tentang Pembatasan Kegiatan Buka Puasa Bersama Pada Bulan Ramadan dan
Pelarangan Open House/Halal Bihalal Pada Hari Raya Idul Fitri 1442
Hijriah/2021 Masehi, maka dengan ini dinyatakan bahwa; kepada pejabat/ASN
di Sumatera Barat yang merayakan hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah/2021
Masehi untuk tidak melakukan acara open house, halal bihalal, reuni dan
pertemuan lain yang berpotensi menimbulkan adanya kerumunan.
1. Objek wisata hanya dapat dibuka pada daerah zona kuning dan hijau. Pada
daerah berzona merah dan oranye, objek wisata wajib di tutup.
2. Objek wisata di daerah zona kuning dan hijau, dapat dibuka dengan ketentuan:
a. Di buka khusus hanya untuk wisatawan lokal/ masyarakat Sumatera Barat
dan bukan untuk untuk wisatawan dari luar Sumatera Barat.
b. Objek wisata yang dibuka di Kabupaten/Kota harus dipastikan menerapkan
Protokol Kesehatan (prokes) yang ketat dan dalam pelaksanaanya agar
berpedoman kepada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6
tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019.
c. Pengelola objek wisata wajib memakai masker dalam beraktifitas melayani
pengunjung di lokasi objek wisata.
d. Setiap pengelola objek wisata agar melakukan tindakan tegas pada
pengunjung yang tidak memakai masker, tidak mencuci tangan dan
berkerumun.
e. Pengelola objek wisata mengutamakan metode pembayaran nontunai.
f. Pengelola objek wisata wajib menyediakan thermogun (alat pengukur suhu
tubuh), tempat cuci tangan beserta tissue dan memastikan makanan yang
disediakan/dijual selalu dalam keadaan tertutup.
Lebih lanjut tentang pembukaan objek wisata saat libur lebaran di daerah,
diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan dari Pemerintah Kabupaten/Kota
masing-masing dengan mempedomani zonasi daerah berdasarkan penetapan
Zonasi Daerah oleh Satgas Covid-19 Propinsi Sumatera Barat yang dikeluarkan
setiap hari Minggu.
2
C. MOBILITAS MASYARAKAT ANTAR KABUPATEN KOTA DALAM PROPINSI
Menindaklanjuti ketentuan tersebut diatas, maka kepada Bupati dan Walikota agar
dapat:
MAHYELDI