Anda di halaman 1dari 50

MENGENAL ISPA

PADA BALITA
DAN CARA PERAWATANNYA
DI RUMAH

Sharah Nursa'iidah, S. Kep


Ns. Rokhaidah, M.Kep., Sp.Kep.An

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UPN VETERAN JAKARTA
MENGENAL ISPA PADA BALITA
DAN CARA PERAWATANNYA
DI RUMAH

PENYUSUN:
Sharah Nursa'iidah, S. Kep
Ns. Rokhaidah, M.Kep., Sp.Kep.An

PEMBIMBING & PENGARAH:


Ns. Rokhaidah, M.Kep., Sp.Kep.An

DESAIN & ILUSTRASI:


Canva Premium

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
atas segala Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan
Booklet: Mengenal ISPA Pada Balita dan Cara Perawatannya di
Rumah dapat terselesaikan. Booklet ini berisi teori ISPA dan
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ISPA pada
balita di rumah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ns.Rokhaidah, M.Kep, Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing dan memberikan saran dalam
pembuatan booklet ini, serta kepada pihak-pihak lain yang
telah mendukung dan membantu terselesainya booklet ini.
Semoga booklet ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
semua. Koreksi dan masukan untuk perbaikan booklet ini
sangat diharapkan.
Jakarta, Maret 2021
Penulis
Sharah Nursa'iidah, S.Kep
iii
DAFTAR ISI
kata Pengantar................................................................ iii
Daftar Isi.............................................................................. iv

Apa sih ISPA itu?............................................................. 1


Apa sih penyebab ISPA itu?...................................... 2
Apa saja tanda dan gejala ISPA?.......................... 6
Tanda Bahaya ISPA yang harus di
waspadai............................................................................ 7
Bagaimana cara penularan ISPA?........................ 8
Bagaimana cara mencegah ISPA?....................... 9
Apa saja komplikasi ISPA?......................................... 10
Bagaimana cara merawat balita ISPA
di rumah.............................................................................. 11
Terapi Komplementer................................................... 14
Menurunkan demam anak dengan metode
Tepid Warter Sponge.................................................... 21
Inhalasi Uap Sederhana.............................................. 25
Fisioterapi Dada............................................................... 29
Batuk Efektif........................................................................ 38

Daftar Pustaka.................................................................. 41

iv
APA SIH ISPA ITU??

Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut


ISPA merupakan infeksi akut yang terjadi pada
satu atau lebih bagian saluran pernapasan mulai
dari saluran atas hingga saluran pernapasan bawah
yang berlangsung kurang lebih sampai dengan 14
hari (Fretes dkk., 2019).

Penyakit ISPA sering ditemukan


khusunya pada balita, hal ini terjadi
karena sistem pertahanan tubuh balita
masih rendah (Wahyuningsih &
Astarani, 2018).
Apa sih penyebab

ISPA??

ISPA disebabkan oleh berbagai


macam mikroorganisme seperti
virus, bakteri, jamur dan
protozoa (Suharni & Is, 2019).

Mikroorganisme yang paling banyak


menyebabkan ISPA adalah bakteri dan
virus diantaranya bakteri stafilococus
dan streptococus pneumoniae, serta
virus infuenza(Wahyuningsih &
Astarani, 2018)
Apa Faktor Penyebab
Lainnya??

Keterpaparan Asap Rokok

Anggota keluarga merokok di dalam rumah


Asap rokok dihirup langsung oleh balita
Daya tahan tubuh balita masih lemah sehingga
mudah terkena ISPA (Dary dkk., 2018)

Status Gizi Balita

Orang tua kurang memperhatikan nutrisi anak


Pemberian makanan tidak teratur dan tidak
mempertimbangan keseimbangan nutrisi
yang dikonsumsi balita
Semakin rendah status gizi balita maka
semakin rendah daya tahan tubuhnya
Balita semakin rentan mengalami ISPA
(Dary dkk., 2018)
Lanjutan faktor penyebab lainnya

Keadaan Ventilasi Kurang Baik

Ventilasi kurang baik sehingga


sirkulasi udara lebih sedikit
Menyebabkan kelembapan udara
dalam ruangan naik
Kelembapan merupakan media yang
baik untuk perkembangan bakteri
penyebab penyakit (Sabri dkk., 2019)

Kepadatan Hunian

Ventilasi kurang baik sehingga


sirkulasi udara lebih sedikit
Semakin padat hunian, perpindahan
penyakit melalui udara akan
semakin cepat dan mudah
Memudahkan penularan ISPA (Sabri dkk., 2019)
Lanjutan faktor penyebab lainnya

Pencahayaan yang Kurang

Pencahayaan rumah kurang terang dan


kurang mendapatkan cahaya alami
Jendela kurang luas dan jarang dibuka
Cahaya matahari penting untuk
membunuh bakteri dan mengurangi
kelembapan ruangan dalam rumah
(Abdillah & Isti’anah, 2019)

Tidak ASI Eksklusif

Bayi yang diberikan ASI Eksklusif


kebutuhan gizi akan terpenuhi dengan
optimal
Anak akan lebih sehat, tidak mudah
terkena alergi, tahan terhadap infeksi
dan jarang sakit (Sabri dkk., 2019)

Riwatat Imunisasi

Imunisasi merupakan kekebalan alami


terhadap penyakit
Melakukan Imunisasi lengkap membuat
anak tidak mudah terserang penyakit
(Hayati dkk., 2017)
Apa Saja Tanda
dan Gejala ISPA??
Gejala awal yang biasa terjadi:

BATUK PILEK DEMAM

Gejala lainnya:

TENGGOROKAN RASA TIDAK LEMAS /


SAKIT NYAMAN SAAT KELELAHAN
MENELAN

NAFAS BERBUNYI NAFAS CEPAT


SESAK NAFAS SEPERTI (>40X/MENIT)
MENDENGKUR

Sumber: (Fretes dkk.,2019); (Mardiah dkk.,2018);


(Padila dkk.,2019)
Tanda Bahaya ISPA yang
Harus diwaspadai
1 2
Napas berbunyi seperti
mengorok pada waktu
istirahat atau saat anak
tenang

Tidak bisa
minum

3 4 5

Kejang Gizi buruk Tampak biru

6 7
Jika ditemukan salah
satu tanda bahaya,
maka anak harus segera
dirujuk ke rumah sakit
(Kemenkes RI, 2016)
Ujung tangan serta Kesadaran
kaki pucat dan dingin Menurun
Bagaimana Cara
Penularan ISPA?

Penderita batuk /
Virus / bakteri Balita terkena
bersin tanpa menutup
terhirup oleh balita ISPA
mulut dan hidungnya

Virus / bakteri menempel pada Tidak mencuci


permukaan benda / tangan tangan

Sumber : (Maharani dkk., 2017 ; Dary dkk., 2018)

Anak lebih mudah tertular ISPA saat


kekebalan tubuh anak sedang lemah
(Ulfa, 2019)
GAIMANA CARA
BMAENCEGAH ISPA?
1 Kea da an g iz i d ij aga

2
ag ar teta p ba ik

Imunisasi lengkap

3 Kebersihan diri anak


dan lingkungan
dijaga

Mengajarkan anak untuk


selalu mencuci tangan
4
5 Me
berhu
n
b
c
u
e
n
g
g
a
a
h
n
a
d
n

penderita ISPA
e
a
n
k
gan

Sumber : (Purnama, 2016 ; Dary dkk., 2018 ; Putri, 2019)


APA SAJA
KOMPLIKASI ISPA??

Infeksi pada paru Infeksi selaput


(pneumonia) otak

Gagal nafas Otitis media (infeksi


telinga bagian tengah)

Penurunan Kematian
kesadaran
Sumber: (Putri, 2019)
BAGAIMANA CARA
MERAWAT BALITA ISPA
DI RUMAH??
Istirahat paling sedikit 8 jam
perhari

Makanan bergizi ditingkatkan,


sedikit tapi sering dari biasanya

Jika anak muntah diusahakan


memberikan air putih atau air buah
lebih banyak dari biasanya

Bila demam berikan paracetamol


atau mengompres anak dan
banyak minum

Sumber: (Susyanti dkk., 2017 ; Widianti, 2020)


Lanjutan cara merawat balita ISPA di rumah

Bersihkan lubang hidung menggunakan


sapu tangan jika hidung tersumbat
karena pilek

Pakai pakaian yang tipis dan tidak


ketat jika anak demam

Tetap memberikan makanan dan


ASI jika anak masih menyusui

Pemberian terapi komplementer


seperti inhalasi uap sederhana,
minuman jahe madu, jeruk nipis
dan madu / kecap

Sumber: (Susyanti dkk., 2017:Widianti, 2020)


Lanjutan cara merawat balita ispa di rumah

Memperhatikan tanda-tanda
bahaya ISPA

Jika kondisi memburuk segera


bawa anak ke dokter

Sumber: (Susyanti dkk., 2017: Widianti, 2020)


TERAPI KOMPLEMENTER
UNTUK ISPA

Apa itu Terapi


komplementer???

Terapi komplementer dikenal


dengan terapi tradisional yaitu cara
menanggulangi suatu penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung
pengobatan medis atau sebagai
alternatif dari pengobatan medis
(Widaryanti & Riska, 2019)
Lanjutan Terapi Komplementer

Larutan jeruk nipis dan


kecap atau madu
Mengonsumsi jeruk nipis yang dicampur
dengan kecap atau madu dipercaya dapat
melegakan tenggorokan, mengurangi batuk
dan mengencerkan dahak. Buah ini banyak
dikonsumsi masyarakat karena harganya
murah, mudah didapat, alami dan tidak
menimbulkan efek samping (Ratnaningsih &
Benggu, 2020)
Lanjutan Larutan jeruk nipis dan kecap atau madu

Cara Membuat larutan jeruk


nipis dan kecap atau madu

Potong 1 buah jeruk nipis lalu peras airnya

Masukkan dalam gelas ½ sendok teh larutan


jeruk nipis dicampur dengan ½ sendok teh
kecap atau madu

Takaran minum untuk anak diberikan tiga


kali sehari dengan dosis 1 sendok teh
Sumber : (Ratnaningsih & Benggu, 2020)
Lanjutan Terapi Komplementer

Minuman Jahe Madu

Tanaman jahe banyak dimanfaatkan sebagai


minuman penghangat, pereda batuk, nyeri
dan diare. Sedangkan madu berfungsi untuk
membantu meredakan atau mengontrol
batuk, meningkatkan kualitas tidur anak
serta aman dan efektif diberikan untuk
anak-anak. Rebusan jahe yang ditambahkan
dengan madu akan menambah cita rasa
dibandingkan hanya rebusan jahe itu
sendiri (Ratnaningsih & Benggu, 2020)
Lanjutan Terapi Komplementer

Minuman Jahe Madu

Jahe merah mempunyai khasiat yang lebih


baik dari jahe lainnya karena jahe merah
memiliki kandungan minyak atsiri lebih
tinggi yang digunakan untuk mengatasi
batuk (Ratnaningsih & Benggu, 2020).
Lanjutan Minuman Jahe Madu

Cara Membuat Minuman


Jahe dan Madu
Alat dan Bahan :

1 ruas jahe merah berukuran 4 cm

2 gelas air putih (400 ml)

2 sendok makan madu

Panci berukuran kecil

Sumber : (Setyaningrum, 2019)


Lanjutan Minuman Jahe Madu

Langkah - Langkah :
1. Kupas jahe merah yang telah disiapkan
2. Cuci jahe merah hingga bersih
3. Siapkan panci dan masukkan air kedalamnya
4. Masukkan jahe yang sudah digeprek kedalam air
mendidih, aduk sesekali
5. Tunggu hingga air jahe mendidih
6. Angkat lalu diamkan sampai air jahe hangat
7. Masukkan air jahe kedalam gelas
8. Tambahkan 2 sendok makan madu dan aduk
hingga tercampur rata
9. Berikan minuman jahe madu sebanyak 150 ml
sehari 2 kali pagi dan malam sebelum tidur
Sumber : (Setyaningrum, 2019)
Menurunkan Demam Anak
dengan Metode
Tepid Water Sponge
Apa Itu Tepid Water Sponge?
Tepid water sponge adalah cara menyeka/mengelap
tubuh dan mengompres bagian tubuh tertentu yaitu
di lima titik (leher, 2 ketiak, 2 pangkal paha)
dengan menggunakan air hangat (Mulyani &
Lestari, 2020). Tepid Water Sponge ini digunakan
untuk turunkan suhu tubuh anak yang demam
(Pangesti dkk., 2020)
Lanjutan Tepid Water Sponge

Tepid water sponge lebih efektif dibandingkan kompres


hangat biasa karena seka tubuh pada tepid sponge
dapat mempercepat pelebaran pembuluh darah sehingga
penguapan panas akan lebih cepat (Novikasari dkk.,
2019; Pangesti dkk., 2020)

Penggunaan air hangat pada kompres dapat mencegah


anak menggigil sehingga tidak terjadi peningkatan suhu
tubuh. Sedangkan kompres dengan air biasa atau air
dingin tidak dianjurkan karena membuat demam menjadi
tidak turun bahkan naik kembali dan sering membuat
anak menggigil, menangis dan kebiruan
(Haryani dkk., 2018)
Lanjutan Tepid Water Sponge

Cara Tepid water sponge

Alat dan Bahan :


Baskom isi air hangat
(suhu 37˚C)

Termometer

Handuk

Selimut mandi

Waslap 5 buah

Perlak
Sumber : (Haryani dkk., 2018)
Lanjutan Tepid Water Sponge

Langkah - Langkah :
1. Ukur suhu tubuh anak
2. Letakkan perlak di bawah tubuh anak
3. Lepaskan pakaian dan pasang selimut mandi
4. Celupkan waslap kedalam baskom berisi air
hangat
5. Taruh waslap di masing-masing ketiak, lipatan
paha dan leher
6. Lap bagian tangan, kaki, punggung dan juga
bokong setiap 3-5 menit sekali, keringkan
dengan handuk
7. Kaji ulang suhu setiap 15 menit sekali
8. Jika suhu tubuh sudah menurun, keringkan
tubuh dengan handuk
9. Pakaikan kembali baju anak

Sumber : (Haryani dkk., 2018)


INHALASI UAP
SEDERHANA
A p a I t u I n h a l a s i U
APA ITU INHALASI UAP SEDERHANA??
a p
Sederhana???
Inhalasi uap sederhana yaitu menghirup uap hangat
kedalam saluran pernafasan dengan atau tanpa obat
menggunakan bahan dan cara yang sederhana serta
bisa dilakukan di rumah. Inhalasi uap sederhana
membantu menghilangkan sumbatan seperti pilek,
sekret menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan,
selaput lendir tetap lembab, membuat pernapasan
lebih mudah dan lega serta lebih cepat sembuh
(Ratnaningsih & Benggu, 2020; Dewi, 2020;
Ni’mah, 2020)
Lanjutan Inhalasi Uap Sederhana

Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan


Melaleuca leucadendra dengan kandungan
terbanyak yaitu eucalyptol (cineole).
Cineole memberikan efek melegakan pernafasan,
mengencerkan dahak dan anti peradangan
(Agustina & Suharmiati, 2017)
Lanjutan Inhalasi Uap Sederhana

Cara melakukan Inhalasi


Uap Sederhana
Alat dan Bahan :

Air panas

Wadah / baskom

Aroma terapi (Minyak Kayu Putih)

Handuk

Sumber : (Dewi, 2020; Ratnaningsih & Benggu, 2020)


Lanjutan Inhalasi Uap Sederhana

Langkah - Langkah :
1. Mengatur anak dalam posisi duduk
2. Masukkan air panas ke wadah / baskom
tahan panas
3. Berikan 5 tetes minyak kayu putih
4. Tutup kepala dengan menggunakan handuk
kecil
5. Dekatkan kepala anak diatas wadah dengan
jarak 15 cm
6. Minta anak menghirup dalam-dalam uap dari
air yang sudah diberikan minyak kayu putih
sampai ± 15 menit

Sumber : (Dewi, 2020; Ratnaningsih & Benggu, 2020)

Sumber: Dokumentasi pribadi


FISIOTERAPI
DADA
Apa Itu
Fisioterapi Dada?
Fisioterapi dada adalah tindakan
melepaskan lendir/dahak dari
saluran pernapasan yang bertujuan
untuk membebaskan jalan nafas dan
mengurangi sesak akibat banyaknya
dahak yang terkumpul (Rahayu &
Harnanto, 2016)
Lanjutan Fisioterapi Dada

FISIOTERAPI
DADA
Fisioterapi dada terdiri dari :
1. Postural drainage yaitu pengaturan posisi
untuk mengalirkan dahak dengan pengaruh
gravitasi
2. Perkusi atau clapping yaitu tepukan tangan
yang membentuk mangkuk ke dada atau
punggung klien
3. Vibrasi atau getaran yaitu penggetaran
dengan kekuatan tangan untuk mengeluarkan
dahak (Rahayu & Harnanto, 2016)
Lanjutan Fisioterapi Dada

Kapan Fisioterapi
Dada Dilakukan?

Fisioterapi dada dilakukan sebelum


makan atau 1 – 2 jam setelah makan
dan dilakukan sebanyak 2 kali sehari
yaitu pagi setelah bangun tidur dan
sore menjelang tidur atau dapat
dilakukan kapan saja bila mana perlu
(Prayitno, 2019);(Sari, 2020).
Lanjutan Fisioterapi Dada

Cara Melakukan
Fisioterapi Dada
Alat dan Bahan :

Bantal 2 atau 3 buah

Tissue

Wadah / baskom

Handuk

Segelas air hangat

Sumber : (Sari, 2020)


Lanjutan Fisioterapi Dada

Langkah - Langkah :
1.Cuci Tangan
2.Buka pakaian anak
3.Anjurkan anak untuk nafas dalam melalui
hidung secara perlahan dan menghembuskan
nafas melalui mulut (bentuk bibir seperti akan
bersiul)

Postural Drainase (Posisi untuk


mengeluarkan dahak)
4. Dekatkan telinga ibu ke tubuh anak dan
dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan suara atau
rasakan getarannya.
5. Sesuaikan posisi anak dengan meletakkannya
dipangkuan dan sesuaikan dengan letak lendir
Lanjutan Langkah-Langkah Fisioterapi Dada

·Jika lendir ada di paru-paru bawah, kepala


harus lebih rendah dari dada, sehingga posisi
anak tengkurap
·Jika lendir ada di paru-paru atas, kepala
harus lebih tinggi, sehingga posisi anak
telentang
·Jika lendir ada di paru-paru samping maka
posisi anak miring kesamping dengan yang ada
lendirnya di posisi atas, tangan lurus keatas
kepala dan kaki seperti memeluk guling.
6. Letakkan bantal sebagai penyangga
Lanjutan Langkah-Langkah Fisioterapi Dada

Perkusi (Menepuk)
7. Tutup dengan handuk daerah yang akan
diperkusi
8. Anjurkan anak tarik nafas dalam dan lambat
untuk meningkatkan relaksasi
9. Posisikan tangan seperti mangkuk dan
lakukan tepukan kurang lebih selama 3-5 menit
(jika anak telentang tepuk-tepuk bagian dada,
jika tengkurap tepuk-tepuk daerah punggung,
jika posisi miring tepuk-tepuk daerah tubuh
bagian samping)
Lanjutan Langkah-Langkah Fisioterapi Dada

Vibrasi (Menggetarkan)
10. Anjurkan anak menarik nafas dalam dan
hembuskan perlahan lewat mulut
11. Selama anak menghembuskan napas,
lakukan getaran menggunakan tangan
(gerakannya seperti mengguncang lembut saat
membangunkan anak dari tidur)
12. Hentikan getaran saat anak kembali
menarik nafas.
13. Lakukan getaran sekitar 4-5 kali
Lanjutan Langkah-Langkah Fisioterapi Dada

14. Atur posisi anak duduk dan dorong anak


untuk melakukan batuk efektif.
15. Tampung dahak dalam wadah atau baskom
16. Bersihkan mulut anak dengan tissue
17. Istirahatkan anak dan minta anak untuk
minum sedikit air hangat
18. Mencuci tangan

Sumber : (Sari, 2020: I. Rahayu, 2019)


Batuk Efektif

Apa Itu Batuk


Efektif?
Batuk efektif adalah upaya mengeluarkan
dahak yang terkumpul dan menganggu jalan
nafas dengan cara dibatukkan yang
bertujuan untuk membebaskan jalan nafas
dan mengurangi sesak akibat banyaknya
dahak yang terkumpul (Rahayu &
Harnanto, 2016)
Lanjutan Batuk Efektif

Cara melakukan
Batuk Efektif
Alat dan Bahan :

Tissue

Wadah / baskom

Perlak/pengalas

Air hangat

Sumber : (Rahayu & Harnanto, 2016)


Lanjutan Batuk Efektif

Langkah - Langkah :
1. Atur posisi senyaman mungkin
2. Anjurkan anak meminum air hangat untuk
mengencerkan dahak
3. Perintahkan anak untuk menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, lalu menahan napas hingga
3 hitungan dan mengeluarkan udara perlahan-lahan
dari mulut
4. Letakkan perlak dan wadah dipangkuan anak untuk
menampung dahak
5. Anjurkan anak untuk melakukan nafas dalam seperti
diatas sebanyak 2 kali dan yang ketiga kali saat
setelah tahan napas anjurkan anak untuk
membatukkan dengan kuat
6. Tampung dahak pada wadah yang telah disiapkan
dipangkuan anak
7. Membersihkan mulut anak dengan menggunakan tisu
8. Rapihkan jika sudah selesai
9. Cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, R. fajar, & Isti’anah. (2019). Hubungan Sanitasi Dasar
Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Dukun Kecamatan Dukun
Kabupaten Gresik Tahun 2019. Jurnal EnviScience, 3(1), 98–
107.
Agustina, Z. A., & Suharmiati, S. (2017). Pemanfaatan Minyak
Kayu Putih (Melaleuca leucadendra Linn) sebagai Alternatif
Pencegahan Kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Pulau
Buru. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 7(2), 120–126.
https://doi.org/ 10.22435/jki.v7i2.5654.120-126
Dary, Puspita, D., & Luhukay, J. F. (2018). Peran Keluarga Dalam
Penanganan Anak dengan Penyakit ISPA Di RSUD Piru. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 3(1).
Dary, Sujana, T., & Pajara, josevina naomi. (2018). Strategi
Tenaga Kesehatan Dalam Menurunkan Angka Kejadian ISPA
pada Balita di Wilayah Binaan Puskesmas Getasan. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada.
Dewi, susi putri. (2020). Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak
Kayu Putih Terhadap Bersihan Jalan Nafas Anak Usia Balita 3-5
Tahun Pada Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di
Kelurahan Garegeh Bukittinggi [Stikes Perintis Padang]. In
Stikkes Perintis.
Fretes, fiane de, Messakh, sanfia tesabela, & Saogo, inel dina
mariska. (2019). Manajemen Keluarga Terhadap Penanganan
ISPA Berulang Pada Balita di Puskesmas Mangunsari Salatiga.
Jurnal Sains Dan Kesehatan, 2(4), 275–281.
Haryani, S., Adimayanti, E., & Astuti, A. P. (2018). Pengaruh
Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Pra
Sekolah Yang Mengalami Demam Di Rsud Ungaran. Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama,
7(1), 44–53. https://doi.org/10.31596/jcu.v0i0.212
Hayati, N., Ahmad, M. Y., & Harianto, F. (2017). Hubungan
Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dengan Minat
Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMAN 1 Bangkinang Kota. Jurnal Al-Hikmah, 14(2), 160–180.
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut. https://doi.org/10.3406/
arch.1977.1322
Maharani, D., Yani, F. F., & Lestari, Y. (2017). Profil Balita
Penderita Infeksi Saluran Nafas Akut Atas di Poliklinik Anak
RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1),
152. https://doi.org/10.25077/jka.v6i1.662
Mardiah, W., Surya Mediawati, A., & Setyorini, D. (2018).
Intervensi Perawatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada
Bayi di Bawah Usia Lima Tahun di Rumah di Kabupaten
Bandung. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 7(4), 269–
273.
Mulyani, E., & Lestari,nur eni. (2020). Efektifitas Tepid Water
Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan
Masalah Keperawatan Hipertermia: Studi Kasus. Jurnal
Keperawatan Terpadu, 2(1), 7–14.
Ni’mah, wahyu farhatun. (2020). Efektifitas Terapi Uap Air Dan
Minyak Kayu Putih Terhadap Bersihan Jalan Napas Pada Anak
Usia Balita Pada Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas Di
Puskesmas Leyangan. 21(1), 1–9. http://mpoc.org.my
/malaysian-palm-oil-industry/
Novikasari, L., Siahaan, E. R., & Maryustiana, M. (2019).
Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres
Hangat Dan Water Tepid Sponge Di Rumah Sakit Dkt Tk Iv
02.07.04 Bandar Lampung. Holistik Jurnal Kesehatan, 13(2),
143–153. https://doi.org/10.33024/hjk.v13i2.1035
Padila, Febriawati, H., Andri, J., & Dori, rujung ali. (2019).
Perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita.
Jurnal Kesmas Asclepius, 11(1), 25–34.
Pangesti, N. A., Krisna, B., & Mukti, A. (2020). Studi Literatur :
Perbandingan Penerapan Teknik Tepid Water Sponge Dan
Kompres Hangat Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak
Yang Mengalami Kejang Demam. Community of Publishing in
Nursing, 8(3), 297–304.
Prayitno. (2019). Fisioterapi Dada Pada Anak Anak. Dinkes
Yogyakarta. https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/
fisioterapi-dada-pada-anak-anak
Purnama, S. G. (2016). Buku Ajar Penyakit Berbasis
Lingkungan. In Ministry of Health of the Republic of Indonesia.
Putri, N. P. D. A. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Media Booklet Anti ISPA (BOOKIS) terhadap Perilaku
Pencegahan ISPA pada Ibu Balita.
Rahayu, I. (2019). Skripsi: Pengaruh Fisioterapi dada terhadap
Saturasi Oksigen pada Anak dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) di RSU Kaliwates Jember. Universitas
Jember.
Rahayu, S., & Harnanto,addi mardi. (2016). Modul Bahan Ajar
Keperawatan Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2.
Kemenkes RI.
Ratnaningsih, E., & Benggu, nita ivana. (2020). Terapi
Komplementer Dalam Mengatasi Ispa Pada Ibu Yang Memiliki
Balita Di Dusun Setan Desa Maguwoharjo, Kelurahan Depok,
Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan Dan
Kesehatan, 11(2).
Sabri, R., Effendi, I., & Aini, N. (2019). Faktor Yang Memengaruhi
Tingginya Penyakit Ispa Pada Balita Di Puskesmas Deleng
Pokhkisen Kabupaten Aceh Tenggara. Scientific Periodical of
Public Health and Coasta, 2(2), 69–82.
Sari, W. (2020). Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) : Analisis
Praktik Klinik Keperawatan Pemberian Fisioterapi Dada
Terhadap Efektifitas Bersihan Jalan Nafas Pada An.P Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Bukittinggi Tahun
2020. In Stikes Perintis Padang. Stikes Perintis Padang.
Setyaningrum, R. (2019). Aplikasi Pemberian Minuman Herbal
Jahe Merah Dan Madu Untuk Mengatasi Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Pada Balita Dengan Ispa [Universitas
Mihammadiyah Magelang].
Suharni, S., & Is, J. M. (2019). Determinan Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut pada Balita 3-5 Tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Ujong Fatihah Kabupaten Nagan Raya. J-
Kesmas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat (The
Indonesian Journal of Public Health), 6(1), 28–40.
https://doi.org/10.35308/j-kesmas.v6i1.1183
Susyanti, S., Ariandoni, E., & Suryawantie, T. (2017). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Penanggulangan Ispa Pada
Balita.
Ulfa, L. (2019). Penyebab dan Dampak Penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernafasan Akut). Jurnal Keperawatan, 1–5.
Wahyuningsih, A., & Astarani, K. (2018). Pendidikan Kesehatan
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap Dan Ketrampilan Kader
Dalam Tatalaksana Anak Sakit ISPA. Jurnal Penelitian
Keperawatan, 4(1). https://doi.org/10.32660/jurnal.v4i1.314
Widaryanti, R., & Riska, H. (2019). Terapi Komplementer
Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Bukti Scientific Dan Empiris
(1st ed.). Deepublish.
Widianti, S. (2020). Penanganan Ispa Pada Anak Balita (Studi
Literatur). Kesehatan Dan Pembangunan, 10(20), 79–88.
Tentang Penulis
Sharah Nursa'iidah, S. Kep. lahir di Jakarta pada 04
Februari 1998. Penulis menyelesaikan pendidikan
Sarjana Keperawatan pada tahun 2020 di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta dan meraih gelar Sarjana Keperawatan
(S.Kep.). Pada tahun 2020 penulis melanjutkan
pendidikan Profesi Ners di Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dengan
minat Keperawatan Anak dengan masalah ISPA

Ns. Rokhaidah, M.Kep., Sp.Kep.An lahir di


Pekalongan pada 06 September 1984. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan
pada tahun 2010 di Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta. Penulis melanjutkan
pendidikan Magister Keperawatan di Universitas
Indonesia dan lulus pada tahun 2014. Hingga saat
ini penulis menjadi dosen keperawatan di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. Penulis memiliki minat pada pendidikan
dan penelitian di bidang Keperawatan Anak.

Anda mungkin juga menyukai