BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Dasar Penegakan Diagnosis

4.1.1 Resume

Tn. SB datang ke IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen tanggal 24

November 2017 dengan mengeluh batuk sekitar seminggu disertai sesak nafas.

Tn SB memiliki riwayat batuk disertai sesak nafas pada beberapa tahun

terakhir.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, GCS E4 V5

M6, tekanan darah 190/110 mmHg, nadi 88 kali permenit, frekuensi nafas 24

kali permenit, suhu 36,8 oC. Pada pemeriksaan head to toe didapatkan

wheezing pada lapang paru kanan dan kiri serta tidak didapatkan kelainan pada

ekstrimitas, abdomen, kepala dan leher. Pemeriksaan penunjang darah lengkap

didapatkan leukositosis: 12.600 cell/cmm (normal: 4000-11000).

4.1.2 Prinsip Penegakan Diagnosis

Diagnosis pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan adanya

riwayat gejala sesak nafas, batuk, dan gejala klinis yang dialami pasien. Hal ini

dapat diketahui melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang.

1. Hasil Anamnesis (Subjective)

- Sesak nafas

25
 - Batu

- Lemas

- Riwayat sakit dengan keluhan yang sama lebih dari 2 kali

- Riwayat merokok

- lemas

2. Pemeriksaan Fisik

- Didapatkan wheezing pada auskultasi lapang paru kanan dan kiri

3. Pemeriksaan penunjang

- Berdasarkan pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis, serta

pada pemeriksaan kimia darah didapatkan peningkatan ureum.

Leukositosis dapat disebabkan karena danya infeksi atau proses

inflamasi.

4.1.3 Diagnosa Banding

1. Asma bronkial

2. Bronkitis

4.1.4 Working Diagnosa

COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)

4.2 Dasar Perencanaan Tatalaksana

1. Non Medika mentosa

a. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya

b. Tirah baring

26
 c. Tidur dengan posisi semi fowler

d. Asupan kalori dan cairan yang adekuat

2. Medikamentosa

a. Pemberian antibiotik vicillin SX secara intravena 3x1

b. Pemberian nebuliser pulmicort 2x1 yang merupakan golongan obat

bronkodilator

c. Pemberian ventolin peroral 3x1 sebagai bronkodilator

d. Infus RL

27