Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

PENYAKIT KULIT AKIBAT INFEKSI


BAKTERI
Akhira Desy Rahmawati (2121210012)
Dosen Pembimbing: dr. Tewu K.L.W, Sp.KK
KSM ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
LATAR BELAKANG
Kulit adalah tempat yang tidak ramah bagi kebanyakan mikroorganisme karena sekresi kulit bersifat
asam dan sebagian besar kulit kelembabannya sangat rendah. Beberapa bagian dari tubuh,
seperti aksila dan daerah sela-sela kaki, memiliki kelembaban yang cukup tinggi untuk memberi
kesempatan populasi bakteri relatif besar berada pada daerah-daerah tersebut.

Infeksi mikroba pada kulit biasanya ditularkan melalui kontak dengan individu yang terinfeksi dan
apabila kulit ditembus oleh mikroorganisme maka dapat terjadi infeksi. Infeksi kulit dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit.

Penyakit kulit akibat bakteri paling sering disebabkan oleh Streptococcus pyogenes dan
Staphylococcus aureus. Namun berdasarkan data Staphylococcus aureus merupakan bakteri
terbanyak yang menyebabkan pioderma dengan persentase sebanyak 65,6% sedangkan
Streptococcus pyogenes 28,1% 1.
PENYAKIT KULIT AKIBAT INFEKSI
BAKTERI
• Impetigo
• Impetigo krustosa
• E : Streptococcus B H
• Paling sering terjadi pada anak
• Predileksinya : di wajah (sekitar
lubang hidung dan mulut).
• Efloresensinya vesikel dan pustul
yang segera berubah menjadi
krusta kuning keemasan
• DD : Ektima
• Impetigo bullosa
• E: S. Aureus
• bisa terjadi pada anak-anak dan
dewasa
• Predileksinya di aksila, dada,
punggung
• Efloresensinya lesi vesikel berubah
menjadi bula, kadang telah pecah
sehingga terlihat bekasnya dengan
dasar erimatosa.
• DD : varisella, dermatofitosis, jika
eritematous saja
• Penatalaksanaan • Sistemik
• Topikal • Pada pasien dewasa diberikan
dicloxacillin 125-250mg (4x selama
• drainase bula/pustul dengan
7-10 hari),
ditusuk jarum steril untuk mencegah
penyebaran lokal, • Sedangkan pada anak dicloxacillin
5-15mg/kgBB (4x selama 7-10 hari).
• kompres larutan Sodium klorida
0,9% agar krusta lepas
• Mupirosin ointment,
Ektima
• E: Streptococcus spp
• Faktor predisposisi : higiene dan sanitasi kurang,
usia tua, diabetes, trauma, malnutrisi.
• Predileksi : ekstrimitas inferior terutama di tungkai
kaki
• Efloresensi : diawali dengan vesikel atau
vesikulopustul yang membesar, pecah
membentuk ulkus cekung, tepi meninggi,
tertutup krusta tebal dan ketika sembuh
meninggalkan skar (beberapa minggu)
• DD : Impetigo krustosa • Penatalaksanaan
• Topical
• mupirosin ointment
• Sitemik
• Dicloxacillin 250-500mg (4x sehari
selama 5-7 hari),
• Anak 20-50mg 4x sehari 5-7hari.
• Bisa juga menggunakan Eritromisin
250-500mg (4x sehari selama 5-7
hari),
• Anak 20-50mg 4x sehari 5-7hari
FOLIKULITIS
• D : infeksi dari folikel rambut, bila • Folikulitis profunda predileksinya pada
jaringan sekitarnya juga terkena bibir atas dan dagu
disebut furunkel, sedangkan kumpulan • Klinisnya papul & pustul, eritematus,
furunkel disebut karbunkel teraba infiltrate di subkutan
• E : S.aureus • DD : Tinea Barbae
• Folikulitis bisa terjadi secara superfisial
(terbatas pada epidermis) dan
profunda (mencapai subkutan).
• Folikulitis superfisial predileksinya pada
kepala (anak-anak),aksila, ekstrimitas,
gluteus
• Efloresensi : papul & pustul, eritematus,
disekitar folikel rambut biasanya
multipel
• Penatalaksanaan
• Bila lesi basah kompres dengan
Nacl 0,9%.
• Bila lesi telah bersih diberi salep
natrium fusidat.
• Selain itu juga diberi antibiotik
sistemik Dicloxacillin 125-250mg (4x
sehari) 7-10hari.
• Anak-anak Dicloxacillin 5-
15mg/kgBB (4xsehari) 7-10hari
FURUNKEL
• E : Staphylococcus aureus
• Umumnya berawal dari folikulitis
• Predileksi :di leher, aksila, pantat
• Efloresensinya : berupa nodus eritematous
berbentuk kerucut tengahnya pustule nyeri
• Penatalaksanaan
• Bila lesi masih basah kotor dikompres dengan
Nacl 0,9%.
• Bila lesi telah bersih diberi salep natrium fusidat.
• Selain itu juga diberi antibiotik sistemik
Dicloxacillin 125-250mg (4x sehari) 7-10hari.
• Anak-anak Dicloxacillin 5-15mg/kgBB (4xsehari)
7-10hari
KARBUNKEL
• E : Staphylococcus aureus
• Predileksi : leher, punggung, pantat
• Pada permukaan infeksi terasa sangat
nyeri . Nodus lunak menjadi abses yang
berisi pus dan jaringan nekrotik.
Sembuh meninggalkan skar
• Beberapa hari benjolan membesar dan
pus keluar . Setelah itu tampak luka
menggaung yang dalamnya purulent
• Memiliki gejala sistemik seperti demam,
malaise
• Penatalaksanaan :
• bila lesi masih basah kotor
dikompres dengan Nacl 0,9%.
• Bila lesi telah bersih diberi salep
natrium fusidat.
• Selain itu juga diberi antibiotik
sistemik Dicloxacillin 125-250mg (4x
sehari) 7-10hari.
• Anak-anak Dicloxacillin 5-
15mg/kgBB (4xsehari) 7-10hari
ERISIPELAS
• E : Streptococcus Group A • leukositosis 20.000/mm
• Biasanya didahului gejala prodormal
malaise, bisa disertai reaksikonstitusional
yang hebat beberapa panas tinggi, sakit
kepala , menggigil, muntah, nyeri sendi.
• Predileksi : wajah dan tungkai bawah,
sedang pada bayi sering diperut
• Efloresensi : kemerahan atau eritema
local berbatas jelas dengan tepi
meninggi, teraba panas, terasa nyeri
• Di atasnya dapat ada vesikula atau bula
yang mengandung cairan seropurulen
• Penatalaksanaan :
• Istirahatkan, kaki yang diserang
ditinggikan
• Antibiotik sistemik penisilin 600-1200
mg,iv tiap 6 jam minimal 10 hari
atau
• Eritromisin 250-500 4dd 1
• Anak 20mg/kgBB/hari, 10 hari
• Topikal bila lesi basah kompres
dengan NaCl 0,9%,
• bila lesi kulit kering beri salep
Natrium fusidat atau mupirocin
SELULITIS
• E : S.aureus dan Streptococcus
• Faktor predisposisi biasanya sebelum
terkena selulitis terdapat ulkus, luka
traumatik, gigitan serangga, bekas
operasi
• Efloresensi eritematus batas tidak tegas,
nyeri tekan, hangat, bengkak, lesi difus,
kadang kala disertai adanya nekrosis
• Gejala klinis lain : Demam, menggigil,
malaise e, limfadenopati (+)
• Penatalaksanaan :
• Istirahatkan, kaki yang diserang
ditinggikan
• Antibiotik sistemik penisilin 600-1200
mg, iv tiap6 jam minimal 10 hari
atau
• Eritromisin 250-500 4dd 1 ;
• Anak 20mg/kgBB/hari, 10 hari
• Topikal bila lesi basah kompres
dengan NaCl 0,9%,
• bila lesi kulit kering beri salep
Natrium fusidat atau mupirocin
ERITRASMA
• E : Corynebacterium minutissimum
(gram +).
• Predileksi : aksila, genitrocrural,
intertriginosa antara jari III, IV, V,
intergluteal, perianal
• Efloresensi : plak, eritematus, batas
tegas, bentuk iregular, skuama (+)
• Gejala klinis mulai dari asimtomatis Terapi :
sampek pruritus, burning -topikal tetrasiklin 3%
• Pemeriksaan penunjang - Topikal klindamicin 2%
• Wood’s lamp adanya gambaran -Sistemik Eritromisisn 250 mg , 4x sehari 2-3
Coral red minggu
• Pewarnaan gram
SKROFULODERMA
• E : Mycobacterium tuberculosa
• Lebih banyak terjadi pada anak-anak
dan usia tua
• Predileksi : pada leher, ketiak, lipat
paha
• Patogenesis perjalannan infeksi • Gejala klinis diawali dengan Perlunakan
perkontuinatum dari kelenjar limfe oleh kelenjar getah bening  Konsistensi
tuberculosis kenyal dan lunak Pecah menjadi
• Terdapat pembesaran kelenjar getah fistel  Meluas menjadi ulkus tepi livida
bening. yang tertutup oleh pus  mengering
menjadi krusta berwarna kuning
sembuh menimbulkan sikatrik.
• Pemeriksaan penunjang • Memantau kriteria penyembuhan
• Tes tuberkulin (+). sklofuloderma antara lain
• Penatalaksanaan • Semua fistel dan ulkus sudah menutup
• Isoniazid 5mg/kgBB max 300mg/hr
• Seluruh kelenjar limfe sudah mengecil
• Rifampicin 10mg/kgBB max (<1cm,konsistensi keras)
600mg/hr
• Pyrazinamid15-30mg/kgBB max • Skiatrik tidak eritematous
2g/hr • Laju endap darah menurun
• Selama 2 bulan, kemudian
dilanjutkan dengan
• Isoniazid+ Rifampisin 4-10bln
• Ethambutol 15mg/kgBB
KUSTA
• E : Mycobacterium leprae (M. leprae)
• Secara primer menyerang saraf perifer
dan sekunder menyerang kulit dan
mukosa saluran nafas bagian atas mata,
otot, tulang dan testis
• Penyakit ini menyerang segala umur tapi
jarang pada <3 tahun
• Cardinal sign :
• Lesi makula hipopigmentasi/ eritema yang
anastesi
• Penebalan saraf tepi dan gangguan
fungsi saraf tersebut
• Pemeriksaan BTA (+)
• Klasifikasi Kusta/ MH
PB MB

Jumlah lesi 1-5 >5

Jumlah saraf 1 >5


yang
terkena
Pemeriksaan (-) (+)
BTA
PENATALAKSANAAN
• Lepra tipe PB • Lepra tipe MB
• Pengobatan bulanan : Hari • Pengobatan Bulanan : Hari
pertama (diminum didepan pertama (Dosis diminum di depan
petugas) petugas)
• 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg) • 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg)
• 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg) • 3 kapsul Lampren 100 mg (300 mg)
• Pengobatan hari ke 2-28 (dibawa • 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
pulang) • Pengobatan Bulanan : Hari ke 2-28
• Tablet dapson (DDS 100 mg), 1 • 1 tablet Lampren 50 mg
Blister untuk 1 bulan • 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
• Pengobatan : 6 Blister diminum • Pengobatan : 12 Blister diminum
selama 6-9 bulan selama 12-18 bulan
REAKSI KUSTA
Reaksi tipe 1 ( rekasi reversal/
hipersensitivitas seluler)
Organ yang diserang Reaksi ringan Reaksi berat

Kulit Lesi kulit yg telah ada mjd lebih Lesi kulit yg telah ada mjd
eritematosa.
eritematosa Timbul lesi baru yg kadang disertai
panas dan malaise

Saraf Membesar, tdk nyeri, fungsi tidak Membesar, nyeri, fungsi


terganggu. terganggu.
Berlangsung < 6 mgg Berlangsung > 6 mgg
Kulit dan saraf bersama-sama Lesi yg telah ada mjd lebih Lesi kulit yg eritematosa disertai
eritematosa, nyeri pd saraf. ulserasi atau edema pd tangan/
Berlangsung < 6 mgg kaki.
Saraf membesar, nyeri, dan
fungsinya terganggu.
Berlangsung > 6 mgg
Reaksi tipe 2 (
hipersensitifitas humoral)
Organ yang diserang Reaksi ringan Reaksi berat

Kulit Nodus sedikit, dapat Nodus banyak, dapat


nerulserasi. nerulserasi
Demam ringan, malaise Demam tinggi, malaise

Saraf Saraf membesar Saraf membesar


Tidak nyeri Nyeri
Fungsi tdk terganggu Fungsi terganggu
Mata Lunak, tdk nyeri Nyeri, penurunan visus
dan merah sekitar limbus

Testis Lunak, nyeri dan


membesar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai