Anda di halaman 1dari 3

Emphysematous Pyelonephritis

1. Manifestasi Klinis
Merupakan penyakit infeksi nekrosis mengancam jiwa pada ginjal yang ditandai
dengan pembentukan gas di dalam maupun disekitarnya. Kasus ini 90% terjadi pada
orang dengan diabetes tidak terkontrol, pada pasien dengan imunokompromise, obstruksi
traktus urinari, atau infeksi E. Coli, Klebsiella pneumonia, atau Proteus mirabilis.
Penyakit ini dapat berkembang secara progresif dengan mortalitas tinggi jika tidak
diberikan intervensi awal.
2. Gambaran Klinis
Pada gambaran foto polos terdapat gambaran gas berbintik di dalam fosa renalis
atau seperti kumpulan gas berbentuk bulan sabit pada fascia Gerota (tanda infeksi dicari
hingga ke ruang perinephric). Gambaran kumpulan gas abnormal terlihat pada 70%
pasien.
Pada USG dengan amplitudo tinggi menunjukkan dilatasi pada renal, dengan echo
nondependen di dalam parenkim renal atau sistem kolektivus. Fokus echogenik timbul
“dirty shadowing”, hal ini dapat disebabkan oleh adanya gas bowel yang berdekatan atau
batu yang dapat membingungkan dan menimbulkan interpretasi eror. USG kurang baik
jika digunakan untuk menilai jenis emphysematous pyelonephritis yang ada.
CT merupakan pilihan modalitas yang baik untuk menilai penyakit ini. Pada
pemeriksaan akan ditemukan dilatasi dan destruksi parenkim, gas berbentuk gelembung
kecil maupun garis lurus, gas-fluid level, dan nekrosis jaringan fokal dengan atau tanpa
abses.
Menurut prognosisnya penyakit ini dibagi menjadi dua tipe. Tipe 1 memiliki klinis
agresif dimana interval antara gejala awal dengan kematian lebih pendek dan angka
mortalitas yang lebih tinggi jika dibanding dengan tipe 2. Pada tipe 1 terdapat gambaran
destruksi parenkim renal yang menghasilkan gambaran gas berbintik atau bergaris-garis.
Sebaliknya, pada tipe 2 memiliki karakteristik kumpulan cairan renal atau perirenal yang
menggambarkan gas bergelembung atau lokulasi di dalam sistem kolektivus.

Figure 17. Emphysematous pyelonephritis bilateral. Pada


gambaran radiografi abdomen IVP (Intravenous
pyelographic) terdapat gambaran udara radioluscent pada
garis batas kedua ginjal (arrowheads). Gas juga keluar ke
bagian retroperitoneum dan timbul mengikuti regio
paraspinous kiri (pada panah).
Figure 18. Emphysematous pyelonephritis. (a). Gambaran USG menunjukkan echo nondependent di dalam ginjal kiri
yang memberi gambaran artefak ring-down. (b). CT scan membantu konfirmasi bahwa bentukan ini disebabkan oleh udara
intraparenchymal.

Figure 19. Emphysematous pyelonephritis Tipe 1 dan Tipe 2. (a) CT scan yang tidak ditingkatkan menggambarkan
emphysematous pyelonephritis tipe 1, yang tampak sebagai area udara yang luas yang telah menghancurkan dan
mengubah bentuk ginjal kanan secara keseluruhan. Perhatikan tidak adanya cairan di dalam maupun sekitar ginjal. (b) CT
scan yang tidak ditingkatkan pada emphysematous pyelonephritis tipe 2 menunjukkan gambaran udara di dalam kedua
parenkim dan sistem kolektivus ginjal, dengan kumpulan cairan sepanjang batas lateral.

Emphysematous Pyelitis

Dibandingkan dengan emphysematous infeksi, penyakit ini tidak agresif dan


didiagnosa dengan adanya gambaran gas pada sistem kolektivus renal. Penyakit ini lebih
sering terjadi pada wanita dan yang memiliki diabetes maupun obstruksi traktus urinary.
Pada foto polos tampak gambaran gas pada outline ureter dan dilatasi kaliks dan USG
terdapat fokus udara di dalam sinus renalis atau kaliks. Sedangkan CT terdapat dilatasi sistem
kolektivus, gelembung gas atau gas-fluid level di dalam sistem renal caliceal atau sinus
renalis, dan dapat membedakan emphysema pyelitis dengan pyelonephritis.
Figure 20. Emphysematous pyelitis. Gambaran CT abdomen (a) dan pelvis (b) menunjukkan kumpulan udara bilateral di
dalam sistem kolektivus sentral (anak panah di a) dan di sepanjang tiap ureter (anak panah pada b).

Pyonephrosis

Merupakan infeksi dan obstruksi sisten kolektivus yang bertahap dilatasi. Gejala
klinis yang didapat pada pasien adalah penurunan berat badan, nyeri tumpul, demam, dan
nyeri flank. Penyakit ini dapat menyebabkan penururnan fungsi renal dan syok septik jika
tidak ditangani.

Dengan USG dapat terlihat gambaran dilatasi sistem kaliks pelvis, debris dan cairan
pada sistem kolektivus, dan kadang terdapat “dirty echo” gas sistem kolektivus. Pemeriksaan
ini memiliki sensitivitas 90%, spesifisitas 97%, dan keakuratan 96% untuk membedakan
dengan hydronephrosis sederhana.
Pemeriksaan CT mengindikasikan gambaran penebalan dinding pelvis renalis
(>2mm), perubahan inflamasi pada parenkim atau perinephric, dilatasi dan obstruksi sistem
kolektivus. CT sulit membedakan hydronephrosis sederhaa dengan pyonephrosis.
Temuan pada pemeriksaan MRI hampir sama dengan CT, yaitu dilatasi sistem kaliks
pelvis, debris, dan gambaran cairan sering ditemukan. Beberapa pemeriksaan dengan DWI
(Diffusion-weighted Image) dan apparent diffusion coefisien maps telah dilakukan untuk
membedakan pyonephrosis dengan hydronephrosis sederhana, namun masih membutuhkan
penelitian lebih lanjut.

Figure 21. Pyonephrosis. Gambaran USG menunjukkan dilatasi sistem


kolektivus yang hampir terpenuhi dengan debris echogenic secara
keseluruhan (panah) sekunder dari pyonephrosis.

Anda mungkin juga menyukai