• Pendahuluan
Metode Deformasi Konsisten merupakan metode yang paling mendasar dan
paling umum untuk menganalisa Struktur Statis Tak Tentu. Pada Struktur Statis
Tak Tentu yang akan dianalisa, diubah menjadi Struktur Statis Tertentu dengan
menghilangkan Redundant-Redundant-nya.
Redundant ini dianggap sebagai beban-beban yang bekerja pada Struktur Statis
Tertentu. Sejumlah n persamaan simultan dapat diselesaikan oleh kondisi-kondisi
geometri dengan Redundant-nya sebagai bilangan yang tidak diketahui.
n = derajad ketidak tentuan. Setelah nilai Redundant telah didapat, maka reaksi-
reaksi yang lain dapat dihitung dengan persamaan statika.
Metode Deformasi Konsisten dapat digunakan untuk menganalisa Struktur Balok,
Portal atau Rangka Batang.
• Penurunan Rumus :
Bagian Balok AC CB
Titik Awal A B
Batas - batas x=0 →x=½ x=0 →x=½
I 1 1
M RA . x = ½ P . x RB . x = ½ P . x
m R’A . x = ½ . x R’B . x = ½ . x
Contoh Soal 1 :
Balok Statis Tak Tentu di atas tiga perletakan seperti pada gambar.
Dimuati beban terpusat P = 1 Ton di Titik D.
Ditanyakan : dengan menggunakan Metode Unit Load :
• Hitung Reaksi Perletakan.
• Persamaan Gaya Dalam.
• Gambar Diagram Gaya Dalam.
Jawab :
Balok Statis Tak Tentu dirubah menjadi Balok Statis Tertentu dengan asumsi
menghilangkan perletakan di B :
Langkah Pertama : Akibat Muatan Luar :
• Hitung Reaksi Perletakan : RA dan RC
• Tentukan Persamaan Momen di daerah AD, DB dan BC : ( MX )
• Pada Titik B diberikan beban sebesar 1 ( Satu ) Satuan / Unit.
• Hitung Reaksi Perletakan : R’A dan R’C
• Tentukan Persamaan Momen di daerah AD, DB dan BC : (mX )
Bagian Balok AD DB BC
Titik Asal A A C
Batasan x=0 → x =4 x=4 → x =8 x=0 → x =8
EI 1 1 1
RA . x – P ( x –
MX RA . x RC . x
4)
mx R’A . x R’A . x R’C . x
Langkah Kedua : Akibat Redundant RB = X = 1
• Hitung Reaksi Perletakan : RA dan RC
• Tentukan Persamaan Momen di daerah ADB, BC : ( Mx )
• Pada Titik B diberikan beban sebesar 1 ( Satu ) Satua / Unit.
• Hitung Reaksi Perletakan : R’A dan R’C
• Tentukan Persamaan Momen di daerah ADB, BC : ( mx )
Bagian Balok AB BC
Titik Asal A C
Batasan x=0 → x =8 x=0 → x =8
EI 1 1
MX – RA . x – RC . x
mx – R’A . x – R’C . x
NX
X MX LX
A–D 0 0 + 0.407 0
4 + 1.628 + 0.407 0
D–B 4 + 1.628 – 0.593 0
8 – 0.752 – 0.593 0
B–C 0 0 + 0.094 0
8 – 0.752 + 0.094 0
Contoh Soal 2 :
Balok Statis Tak Tentu di atas tiga perletakan seperti pada gambar.
Dimuati beban terbagirata q = 1 Ton/m sepanjang AB, serta beban Terpusat
P = 1 Ton di D.
Ditanyakan : dengan menggunakan Cara Unit Load :
• Hitung Reaksi Perletakan.
• Persamaan Gaya Dalam.
• Gambar Diagram Gaya Dalam.
Jawab :
Balok Statis Tak Tentu dirubah menjadi Balok Statis Tertentu dengan asumsi
menghilangkan perletakan di B :
Langkah pertama : Akibat Muatan Luar :
• Hitung Reaksi Perletakan : RA dan RC
• Tentukan Persamaan Momen di daerah AB, BD dan CD : ( MX )
• Pada Titik B diberikan beban sebesar 1 ( Satu ) Satuan / Unit.
• Hitung Reaksi Perletakan : R’A dan R’C
• Tentukan Persamaan Momen di daerah AB, BD dan CD : (mX )
Bagian Balok AB BD DC
Titik Asal A C C
Batasan x=0 → x =8 x=4 → x =8 x=0 → x =4
EI 1 1 1
RC . x – P (x –
MX RA .x – ½ qx2 RC . x
4)
mx R’A . x R’C . x R’C . x
Langkah Kedua : Akibat Redundant VB = X = 1
• Hitung Reaksi Perletakan : RA dan RC
• Tentukan Persamaan Momen di daerah AB, BDC : ( Mx )
• Pada Titik B diberikan beban sebesar 1 ( Satu ) Satua / Unit.
• Hitung Reaksi Perletakan : R’A dan R’C
• Tentukan Persamaan Momen di daerah AB, BDC : ( mx )
Bagian Balok AB BC
Titik Asal A C
Batasan x=0 → x =8 x=0 → x =8
EI 1 1
MX • RA .x • RC .x
mx • R’A . x • R’C .x
METODE LUAS BIDANG MOMEN
( Moment Area Method )
Suatu Portal Statis Tak Tentu ABCD dengan perletakan sendi di A dan B dibebani muatan
terpusat P = 2 Ton di titik F dan gaya Horizontal K = 1 Ton di Titik E seperti pada gambar.
Hitung Reaksi Perletakan dengan Metode Deformasi Konsisten ( Cara Unit Load ).
Jawab :
Bagian
AE EB BF FC CD
Portal
Titik Asal A E B C D
x=0 → x=0 → x=0 → x=0 → x=0 →
Batasan
x=4 x=2 x=4 x=2 x=4
I 2 2 2 2 1
VA . x +
HA . (4 + x)
HA . x HA . 6 – K . VD . x
Mx – K .x 0
(x) 2 = (4) (2x)
(4)
HD . 4 +
HA . 6 – VD . x
1.x= HA . (4+x) HD . x
mx VA . x
(x) (4 + x) (4 + 0,333 (x)
(6 – 0.333 x) x)
Bagian Portal AB BC CD
Titik Asal A B D
Batasan x=0 → x=6 x=0 → x=2 x=0 → x=4
I 2 2 1
VA . x – HA . 6
. - HA . x . - HD . x
Bagian Portal AB BC CD
Titik Asal A B D
Batasan x=0 → x=6 x=0 → x=2 x=0 → x=4
I 2 2 1
VA . x – HA . 6
. - HA . x . - HD . x
Mx ( 0,333 x - 6 )
(-x) (-x)
1.x= VA . x – HA . 6
1.x=
mx (-x) ( 0,333 x - 6 )
(-x)
Contoh Soal : Balok Statis Tak Tentu.
Balok Statis Tak Tentu di atas empat perletakan seperti pada gambar.
Dimuati beban terpusat P = 1 Ton di Titik E, F dan G.
Ditanyakan : dengan menggunakan Metode Unit Load :
• Hitung Reaksi Perletakan.
• Persamaan Gaya Dalam.
• Gambar Diagram Gaya Dalam.
Jawab :
• Pendahuluan
Metode Slope Deflection dapat digunakan untuk menganalisa semua
tipe Balok dan Portal Statis Tak Tentu. Pada metode ini semua Joint
dianggap rigid yaitu besar sudut antara batang-batang yang bertemu
pada suatu joint dianggap tidak mengalami pembebanan ketika
bekerja suatu beban luar.
Joint pada perletakan tengah dari Balok Statis Tak Tentu dianggap
o
sebagai joint kalau bersudut 180 , sedangkan joint pada Portal
o
merupakan joint kaku bersudut 90 . Rotasi joint dianggap sebagai
bilangan yang tidak diketahui. Jumlah momen-momen ujung yang
bertemu pada suatu joint harus sama dengan Nol.
Persamaan kesetimbangan ini merupakan kondisi penting untuk
mencari rotasi joint yang tidak diketahui, jika rotasi joint telah
diturunkan, maka momen ujung dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Slope Deflection.
Rotasi Joint searah jarum jam dianggap Positip. Pada setiap ujung
batang terdapat 3 komponen Reaksi yaitu Gaya Normal, Gaya Lintang
dan Momen Ujung.
Momen Ujung yang bekerja berlawanan arah jarum jam pada batang
dianggap Positip.
Asumsi yang digunakan pada Metode Slope Deflection :
Putaran Sudut → Anu ( Unknown )
Persamaan Kesetimbangan ( Equilibrium ) ∑ M = 0 pada suatu joint :
• Penurunan Persamaan Slope Deflection
Didalam Persamaan Slope Deflection, Momen yang bekerja pada ujung suatu
batang dapat dinyatakan dalam roasi-rotasi ujungnya dan beban yang bekerja
pada batang tersebut :
Pada bentangan batang AB ; MAB dan MBA akan dinyatakan dalam Rotasi
ujung ӨA dan ӨB serta beban luar P1 dan P2.
Momen-Momen ujung diperlihatkan dengan arah berlawanan arah jarum jam
( Positip ) dan Rotasi-Rotasi ujung diperlihatkan searah jarum jam Positip
o
dan beban luar bekerja pada batang dibutuhkan Momen Primer ( M ).
Momen ujung tambahan M’A dan M’B harus diberikan untuk menimbulkan
rotasi ӨA dan ӨB .
Jika ӨA1 dan ӨB1 adalah rotasi ujung yang ditimbulkan oleh M’A dan ӨA2
dan ӨB2 adalah rotasi ujung yang ditimbulkan oleh M’B , maka kondisi
geometri yang diperlukan seperti pada Persamaan ( 2 ) dengan superposisi dari
persamaan ( 1 ) dan dengan Metode Conjugate Beam dari persamaan ( 3 ),
substitusi ke persamaan ( 2 ) didapat persamaan ( 4 ) ; persamaan ( 4 ) untuk
mencari M’A dan M’B didapat persamaan ( 5 ).
Substitusi persamaan ( 5 ) ke persamaan ( 1 ) didapat persamaan ( 6 ).
Persamaan ( 6 ) adalah persamaan Slope Deflection Tanpa pergoyangan yang
menyatakan Momen-Momen Ujung dalam Rotasi-Rotasi ujung dan beban luar.
• Pemakaian Metode Slope Deflection untuk menganalisa Balok-Balok
Statis Tak Tentu :
LANGKAH PERHITUNGAN :
o
• Menghitung F.E.M. ( M = Momen Primer ).
• Tentukan Persamaan Slope. → f ( F.E.M & Ө ).
• Buat Persamaan simultan dengan rotasi-rotasi perletakan sebagai
bilangan yang tidak diketahui yaitu membentuk Kesetimbangan Titik.
( Joint Condition ) .
• Selesaikan persamaan di atas untuk mendapatkan rotasi-rotasi pada
semua perletakan. Mencari Rotasi – Rotasi Joint : →
Persamaan 2 : ӨA = ӨA1 + ӨA2
• Substitusikan rotasi-rotasi yang diperoleh ke dalam Persamaan Slope
Deflection dan hitung Momen-Momen Ujung-nya.
Substitusi Persamaan 4 → Persamaan 2
• Perhitungan selanjutnya :
Setelah didapat Nilai Ө dan Momen Ujung
• Dilanjutkan dengan menghitung
a) Reaksi Perletakan
b) Persamaan Gaya Dalam
c) Gambar Diagram Gaya Dalam M , L , N.
o
II.3 MOMEN PRIMER ( FIXED END MOMENT = F.E.M = M )
Ialah besaran Momen pada ujung-ujung suatu balok atau batang terjepit kukuh
melawan puntiran akibat suatu pembebanan pada balok atau batang tersebut.
II.4 MOMEN PRIMER YANG UMUM DIGUNAKAN
PADA PERHITUNGAN KONSTRUKSI
Contoh Soal :
Balok Statis Tak Tentu di atas tiga perletakan seperti pada gambar.
Dimuati beban terbagirata q = 1,2 Ton/m sepanjang AB, serta beban Terpusat
P = 4 Ton di E.
Ditanyakan : dengan menggunakan Cara Slope Deflection:
• Hitung Reaksi Perletakan.
• Persamaan Gaya Dalam.
• Gambar Diagram Gaya Dalam.
• Pemakaian Metode Slope Deflection untuk menganalisis Portal Statis
Tak Tentu
+ P - HD - HE - HF = 0 ……………… ( 2 )
+ P1 - H D - H E - H F = 0 …………… ( 3 )
+(P + P ) - H - H - H = 0 ………….. ( 4 )
1 2 G H K
Persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) merupakan dua kondisi ekstra untuk mencari kedua
bilangan ∆ dan ∆
1 2
Contoh Soal :
Balok Statis Tak Tentu di atas tiga perletakan seperti pada gambar.
Dimuati beban terbagirata q = 1.2 Ton/m sepanjang AB, serta beban Terpusat
P = 4 Ton di E.
Ditanyakan : dengan menggunakan Cara Slope Deflection:
• Hitung Reaksi Perletakan.
• Persamaan Gaya Dalam.
• Gambar Diagram Gaya Dalam.