Anda di halaman 1dari 2

Nama : Maria Stella Lisa Verena

NIM : 18/431396/TK/47989

RESUME KAPITA SELEKTA PERTEMUAN XI

Pada hari Jumat tanggal 4 Juni 2021 diselenggarakan kuliah kapita selekta pertemuan
tiga belas dengan topik “Go Get Your Job in Japan” dan “Belajar dan Berkarir di Jepang”.
Perkuliahan yang diadakan kali ini mengandeng PSPD UGM dan ANC (Asean Nagoya Club)
Japan dengan menghadirkan dua orang pembicara untuk menyampaikan materi tersebut.
Beliau adalah Bapak Hieu Koshimoto yang merupakan Global Education Unit, Business
Promotion Group, dan Group Leader di Sun Asterisk Co., Ltd., dan Bapak Mardiansyah Mardis
yang merupakan Executive Officer di ANC Japan Co., Ltd.
Perkuliahan ini dibuka oleh Bapak Riza Nur Arfani sebagai Kepala PSPD (Pusat Studi
Perdagangan Dunia) UGM dan Ibu Maharani Hapsari sebagai penanggung jawab program
kerja sama dan sekretaris eksekutif PSPD UGM. Salah satu pihak yang digandeng oleh PSPD
UGM adalah ANC Japan. ANC Japan merupakan suatu asosiasi perusahaan Jepang yang
berkomitmen untuk mengembangkan kerjasama di bidang akademik dan pengembangan karir
di Jepang. ANC bersama UGM berkolaborasi mengembangkan program beasiswa kursus
bahasa Jepang untuk profesional di bidang IT (dan keilmuan lain) yang bernama “Japanese
Language Course for Business”. Program tersebut bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa
dalam mengembangkan karir dengan bekal keterampilan profesionalitas agar siap direkrut oleh
perusahaan Jepang.
Setelah pembukaan selesai, sesi pertama dimulai oleh Bapak Mardis yang menjelaskan
materi mengenai peluang dan kesempatan bekerja di Jepang. Pertama beliau menyampaikan
latar belakang yang memotivasi kita untuk bekerja di Jepang. Jepang merupakan salah satu
negara maju di wilayah Asia yang bisa dijadikan tujuan untuk memperoleh ilmu baru terutama
di bidang teknologi. Motivasi tersebut dapat kita pegang sebagai landasan kekuatan jika ingin
berkarir di Jepang. Selain motivasi, terdapat masalah lain yang harus kita waspadai. Hal itu
adalah kepantasan diri untuk bekerja di Jepang. Hal ini bermaksud untuk menilai apakah diri
kita siap memenuhi berbagai persyaratan yang dibutuhkan oleh perusahaan Jepang.
Berdasarkan masalah tersebut, ACN (Asean Nagoya Club) bekerjasama dengan SUN
Asterisk (IT Company) dan UGM berusaha menemukan solusi untuk mempersiapkan calon
pekerja (dengan kualifikasi tertentu) agar bisa bekerja di Jepang. Solusi tersebut berupa
“Japanese Language Course for Business” yang terselenggara di bawah naungan PSPD,
DTETI, dan Fakultas MIPA UGM. Program ini merupakan program beasiswa dengan tujuan:
- Membekali mahasiswa dengan program bahasa Jepang sehingga bisa bersaing di
internasional khususnya di Jepang.
- Memperkenalkan budaya Jepang, khususnya budaya IT
- Menyalurkan mahasiswa terbaik Indonesia untuk bekerja di Jepang
Setelah itu, Bapak Mardis sedikit bercerita mengenai kurva kebutuhan pekerja
(engineer) di Jepang. Dari penjelasan Bapak Mardis, diketahui bahwa jumlah penduduk jepang
usia kerja (15-64 tahun) semakin menurun secara drastis tiap tahun. Disamping itu, Jepang
adalah negara maju yang memiliki banyak sector di bidang teknologi yang harus dikelola.
Keterbalikan antara jumlah penduduk dan kebutuhan pekerja di bidang teknologi membuat
Jepang kekurangan sumber daya manusia untuk mengelola berbagai sector khususnya
teknologi. Berdasarkan data rata-rata rasio job opening dan job applicant di Jepang, diketahui
bahwa dari 163 job opening hanya ada 100 pencari kerja. Untuk memenuhi kebutuhan pekerja
tersebut, Jepang memutuskan untuk merekrut pekerja dari negara lain. Hal tersebut menjadi
peluang bagi kita untuk mencoba menapaki karir di Jepang terutama sebagai engineer.
Engineer terutama di bidang IT sangat dibutuhkan oleh perusahaan Jepang mengingat banyak
industri disana sudah bergerak secara modern dan digital. Beberapa lingkup IT engineer yang
dibutuhkan meliputi operations and development services (dengan gaji per tahun 4000.000
yen), IT consultant (dengan gaji per tahun 4800.000 yen), development of energy management
system (EMS) (dengan gaji per tahun 5000.000 yen), dan RPA engineer (dengan gaji per tahun
35000.000 yen).
Setelah penyampaian materi tersebut, sesi selanjutnya oleh Bapak Koshimoto
dilaksanakan. Bapak Koshimoto secara umum menyampaikan overview mengenai apa itu Sun
Asterisk. Sun Asterisk sendiri merupakan perusahaan/ firma dalam bidang IT yang
menyediakan layanan terknologi dan konsultasi. Sun Asterisk berpusat di Tokyo, Jepang
dengan dua cabang negara di Vietnam (Hanoi, Phnom Penh, Ho Chi Minh, Da Nang) dan Cebu,
Filipina. Perusahaan ini didirikan di tahun 2013 yang hingga saat ini telah memiliki karyawan
sejumlah 1500+. Dalam menjalankan bisnisnya, Sun Asterisk berkonsep pada digital creative
studio dengan rincian:
- DX Acceralation dalam membuka inovasi
- Design Planning yang diterapkan pada bidang UI UI/ Creative
- Agile Development dalam pengembangan dan operasi perusahaan
- Talent Optimizations berkonsep global education
Dalam mengembangkan teknologi, Sun Asterisk mula-mula menetapkan ide, lalu
mencari dan memperkuat bukti konsep, mengembangkan MVP, hingga melakukan
pengembangan teknologi secara keseluruhan sehingga sesuai dengan permintaan client.
Perusahaan ini juga melakukan education business untuk menumbuhkan future global leader
atau innovator. Untuk mencapai tujuan ini, Sun Asterisk bekerja sama dengan berbagai
universtas di Vietnam, Indonesia, dan Malaysia melakukan hal-hal seperti:
- Discover new talent
- Provide education
- Matching with proper field (job) dengan menyelenggarakan job fair
- Continuous support after start working

Anda mungkin juga menyukai