Tugas Akhir
Disusun guna memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen BKPI
Dosen Pengampu Muhamad Rifa’i Subhi, M.Pd.I.
Oleh:
Safera Febriana
3519052
1
Manajemen BKPI I
A. Rasional
Masa remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis,
dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja adalah anak yang berusia
antara usia 12 ± 19 tahun. Untuk menjadi seorang dewasa, maka remaja akan melalui
masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self -
identity), selain itu sifat remaja yang labil dan unik salah satu dapat terbawa dalam
pergaulan yang mengkhwatirkan yaitu pergaulan bebas. 1
Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi
yang mendalam. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh
dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk
pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis. Masa remaja adalah masa SMA , banyak
orang yang bilang bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah diantara masa SMP
dan SD, karena masa SMA adalah dimana remaja sudah merasa melakukan kegiatan
apapun itu sendiri tanpa nasehat dari orang tua atau orang yang lebih dewasa dari dirinya.
Alhasil remaja SMA banyak dijumpai terjerat dalam pergaulan bebasa misalnya: narkoba,
pesta alkohol dan seks bebas.
Konseling kelompok ialah salah satu aktivitas layanan dalam tutorial serta
konseling disekolah. Dalam mendefinisikan konseling kelompok para pakar
mempunyai komentar yang berbeda- beda.
Layanan tutorial kelompok serta serta konseling kelompok bisa di ibaratkan
selaku“ anak kembar” yang lebih banyak persamaan dari pada perbedaanya.
Persamaan terletak pada seluruh faktor pokonya, dan perbedaanya terletak kepada
muatan modul yang didukungnya. 2
1
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004
2
Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling : Bimbingan Konseling Kelompok. Semarang: Bimbingan
Konseling Unnes.h.69
2
Tutorial serta konseling kelompok merupakan sesuatu aktivitas yang dicoba
oleh sekelompok orang dengan menggunakan dinamika kelompok. Maksudnya,
seluruh partisipan dalam aktivitas kelompok silih berhubungan, leluasa
menghasilkan komentar, menjawab, berikan anjuran serta lain- lain sebagainya,
apa yang dibicarakan itu kesemuannya berguna buat diri partisipan yang
bersangkutan sendiri serta buat seluruh partisipan. Sedangkan Amti menuturkan
kalau“ layanan konseling kelompok secara tidak langsung bisa dikatakan selaku
layanan konseling perorangan yang dilaksanakan dalam atmosfer kelompok”.
Klien, ialah anggota kelompok( yang jumlahnya sangat kurang 2 orang).
Disitu terjalin ikatan konseling yang diusahakan semacam konseling perorangan
ialah permisif, terbuka serta penuh keakraban. Sebaliknya konseling sendiri
dimaksud selaku pelayanan spesial dalam ikatan langsung tatap muka antara
konselor serta klien. Dalam hubunngan tersebut permasalahan klien diperhatikan
serta diupayakan pengentasanya, serta sedapat- dapatnya dengan kekuatan klien
sendiri konseling kelompok bisa dimaksud selaku layanan dalam tutorial serta
konseling yang membolehkan partisipan didik mendapatkan peluang buat ulasan
serta pengentasan permasalahan yang dirasakan lewat dinamika kelompok. 3
3
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: RinekaCipta.h.49
4
Kartini Kartono, Ilmu Sosiologi, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal.34
5
Lihat Ika Untari Wibawati, “Bimbingan Konseling dalam Menangani Masalah Pergaulan
3
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati
batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Atau pergaulan bebas
dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun
norma kesusilaan. Pengertian pergaulan bebas diambil karena arti dari pergaulan dan
bebas. Pergaulan merupakan proses interaksi antar individu atau individu dengan
kelompok. Sedangkan bebas adalah terlepas dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma
agama dan norma kesusilaan. Pergaulan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian
seorang individu baik pergaulan positif atau negatif. 6
C. Tujuan Bimbingan
1. Tujuan Umum
Bimbingan ini bertujuan untuk menurunkan tingkat pergaulan bebas siswa
sekolah menengah atas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam bimbingan ini yaitu:
a. Untuk mengedukasi siswa akan bahaya pergaulan bebas sehingga siswa
bisa mencegah terjadinya pergaulan bebas.
b. Untuk siswa bisa membedakan mana yang buruk dan mana yang baik,
sehingga siswa bisa lebih memahami untuk tidak terjebak dalam pergaulan
bebas.
D. Sasaran Bimbingan
Sasaran dalam bimbingan adalah siswa SMA Negeri 2 Pekalongan. Dalam
pembagian siswa di SMA Negeri 2 Pekalongan sesuai dengan nilai, namun hal
tersebut terkadang tidak sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
E. Kualifikasi Pembimbing
1. Mempunyai pengetahuan yang luas, baik secara teori mapupun praktek
2. Mampu menjalin hubungan yang baik dengan siswa
3. Mampu menjelaskan cara menurunkan tingkat pergaulan bebas pada
siswa
6
6. Lihat Simanjuntak, Latar Pergaulan Bebas (Bandung: Alumni, 1997), h. 23
4
F. Tahapan dan Sesi Bimbingan
Tabel 1
Contoh Kegiatan, Tahapan, Sesi dan Pertemuan Bimbingan
Pengenalan
Tahapan Dasar Pertemuan 1
Pendahuluan
Pengenalan
Pergaulan Bebas
Memahami ciri
pergaulan bebas
Tahapan Kegiatan Pertemuan 2
Mengenali diri
5
beban para siswa sehingga menimbulkan pergaulan bebas yang baru. Cara yang
menyenangkan contohnya yaitu bercerita.
Bimbingan dilakukan dengan kelompok sesuai dengan faktor yang melatar
belakangi terjadinya pergaulan bebas. Hal ini dilakukan karena jumlah siswa yang
lebih banyak dibanding jumlah pembimbing, maka dari itu dilakukan bimbingan
kelompok agar mengefesiensikan waktu. Teknik dalam bimbingan ini adalah tutor
sebaya yaitu dengan siswa saling bercerita tentang pergaulan bebas yang dialami
dan cara penanganan yang biasa dilakukan. Disini pembimbing sebagai fasilitator
bagi siswa dan mengarahkan siswa agar penanganan stress dengan cara yang
positif.
H. Indikator Keberhasilan Bimbingan
1. Menurunkan tingkat pergaulan bebas siswa sekolah menengah atas.
2. Siswa bisa mencegah pergaulan bebas dalam dirinya.
3. Siswa bisa membentengi dirinya dari pergaulan bebas.
6
Tema : introduce my self
Tujuannya : Untuk siswa saling mengenal dan memahami
pengertian dari pergaulan bebas.
Pertemuan pertama membutuhkan alokasi waktu 60 menit
Langkah-Langkah Operasional
i. Siswa saling memperkenalkan diri
ii. Menjelaskan pengertian dari pergaulan bebas
iii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
2. Pertemuan kedua
Tema : pemahaman bahaya pergaulan bebas
Tujuannya :Untuk siswa mengenali diri sendiri dan menyadari
dirinya bahwa siswa tersebut pernah mengalami pergaulan bebas atau
tidak.
Pertemuan kedua membutuhkan alokasi waktu 90 menit
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Langkah-Langkah Operasional
i. Menjelaskan ciri-ciri orang yang mengalami pergaulan
bebas
ii. Siswa diminta intropeksi diri untuk mengetahui pernah atau
tidak mengalami pergaulan bebas pada siswa
iii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
3. Pertemuan ketiga
Tema : pemahamahan tentang faktor terjadinya pergaulan bebas
Tujuannya :Untuk siswa mengetahui faktor terjadinya pergaulan
bebas yang dialaminya
Pertemuan ketiga membutuhkan alokasi waktu 90 menit
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Langkah-Langkah Operasional
7
i. Menjelaskan faktor-faktor yang bisa
menyebabkan pergaulan bebas
ii. Siswa diminta untuk membuat kelompok berdasarkan
permasamaan faktor yang menyebabkan pergaulan bebas
iii. Menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan selanjutnya
4. Pertemuan keempat
Tema : penanganan pergaulan bebas pada setiap individu
Tujuannya :Untuk siswa mengetahui cara penanganan pergaulan
bebas yang benar
Pertemuan keempat membutuhkan alokasi waktu 120 menit
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Langkah-Langkah Operasional
i. Siswa saling bercerita kepada anggota kelompok hal yang
menyebabkan pergaulan bebas
ii. Siswa saling berbagi cara untuk mencegah pergaulan bebas
iii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
5. Pertemuan kelima
Tema : evaluasi pada setiap kelompok.
Tujuannya :Untuk mengetahui tingkat penurunan pergaulan
bebas siswa
Pertemuan kelima membutuhkan alokasi waktu 60 menit.
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Evaluasi yang digunakan adalah observasi
Langkah-Langkah Operasional
i. Siswa saling berbagi kesan terhadap saran yang diberikan
untuk mencegah pergaulan bebas
ii. Siswa saling mengingatkan akan bahaya pergaualan bebas
8
II. Materi Layanan Bimbingan
a. Topik/Materi Layanan Pertama
Topik / materi pada layanan pertama pada pertemuan pertama :
pengenalan siswa terhadap bahaya pergaulan bebas sehingga siswa
lebih memahami apa yang dimaksud pergaualan bebas.
9
Topik/meteri layanan ketiga pada pertemuan ketiga: pemberian materi
tentang faktor-faktor apa saja yang memyebabkan pergaulan bebas.
d. Topik/materi layanan keempat
Topik/materi layanan keempat pada pertemuan keempat: bimbingan
kelompok dengan tutor sebaya.
e. Topik/materi layanan kelima
Topik/materi layanan kelima pada pertemuan kelima: evaluasi dari
setiap pertemuan sebelumnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan.
10
1. Observasi
Evaluasi hasil BPKI berupa pengamatan tingkah laku siswa
setelah mendapatkan layanan bimbingan. Apabila tingkah laku
yang ditunjukan oleh siswa adalah memenuhi tujuan dari
layanan bimbingan ini yakni untuk mengurangi tingkat
pergaulan bebas, maka layanan bimbingan dianggap berhasil.
No. Aspek yang dinilai Baik cukup kurang Deskripsi
1 Apakah tingkat pergaulan
bebas siswa menurun?
2 Apakah siswa semangat
belajar?
3 Apakah siswa dapat
mengatasi pergaulan bebas
yang terjadi di lingkungan
sekolah?
11
Manajemen BKPI II
A. Rasional
AIDS merupakan suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada
vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan
salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang
maupun di waktu yang akan datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan
penderitaan baik dari segi fisik maupun segi mental. Meningkatnya kasus HIV/
AIDS di indonesia semakin meluas dan hampir tak bisa dicegah. Jawa Tengah
merupakan provinsi di Indonesia yang menempati urutan ke- 5 terbanyak dalam
kasus HIV/ AIDS yaitu dengan jumlah 18.038 (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2017). Dan Kebumen merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang
menempati urutan pertama terbanyak kasus HIV/AIDS yaitu dengan jumlah 132
kasus(Ahmad,2017). Semakin mengerucut Desa Selokerto merupakan salah satu
desa dengan kasus HIV/ AIDS terbanyak di Kebumen. Dewasa ini masyarakat
belum mengetahui apa itu sebenarnya AIDS, gejala-gejala AIDS, cara
penularannya, dan cara mencegahnya. Sehingga sampai sekarang penderita AIDS
semakin meningkat. Selain itu masyarakat juga harus mengetahui siapa saja yang
kemungkinan besar tertular AIDS, dan bagaimana keadaan AIDS sejauh ini di
Indonesia. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan
penularan dan akibat dari HIV/ AIDS dan pendekatan partisipatif artinya para
peserta dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan. Kompetensi yang akan dibentuk
ditanda dengan indikator peningkatan pengetahuan peserta tentang pencegahan
penularan dan akibat dari HIV/ AIDS.
Secara komulatif dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan HIV/
AIDS untuk meningkatkan pengetahuan terhadap pencegahan penularan dan
12
akibatnya, telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman di
kalangan masyarakat yang ikut berpartsipasi.
B. Deskripsi Kebutuhan Klien
HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan
infeksi. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi,
air mani, atau cairan vagina. Dalam beberapa minggu infeksi HIV, gejala seperti
flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan dapat terjadi. Kemudian
penyakit ini biasanya tanpa gejala sampai berkembang menjadi AIDS. Gejala
AIDS termasuk penurunan berat badan, demam atau berkeringat saat malam,
kelelahan, dan infeksi berulang.
Dari permasalahan tersebut dapat ditarik rumusan kebutuhan sebagai berikut:
a. Masyarakat agar memiliki pengetahuan tentang penularan hiv aids
b. Mastarakat agar lebih serius dalam menanggani penularan hiv aids.
C. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Untuk menurunkan penularan hiv aids di desa poncol pekalongan
Tujuan Khusus
a. Untuk masyarakat lebih antusias dalam menangani penularan hiv aids
b. Untuk masrakat tahu penangganan hiv aids
D. Sasaran Penyuluhan
Sasaran dalam penyuluhan adalah sebagian masyarakat di desa poncol
pekalongan
Kualifikasi Penyuluh
1. Mengetahui definisi hiv aids
2. Memiliki public speeking yang bagus
E. Tahapan dan Sesi Penyuluhan
Tabel 1
Contoh Kegiatan, Tahapan, Sesi dan Pertemuan Penyuluhan
13
Pendahuluan Tahapan dasar Pengenalan Pertemuan 1
Pengertian hiv
aids
Tahapan kegiatan
Pertemuan 2
I Pentingnya
pencegahan hiv
aids dalam islam
Inti
Cara mencegah
hiv aids dalam
Tahapan Kegiatan
islam Pertemuan 3
II
Intropeksi diri
Pekerjaan rumah
Penutupan Tahapan Akhir Pertemuan 4
Follow up
14
Model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif. Dalam evaluasi
ini dapat mengetahui keberhasilan tingkat peningkatan motivasi pada siswa.
15
Daftar Lampiran Manajemen Penyuluhan
16
Langkah-Langkah Operasional
i. Menjelaskan faktor-faktor yang bisa menyebabkan
penularan hiv aids
ii. Masyarakat diminta untuk membuat kelompok
berdasarkan permasamaan faktor yang
menyebabkan penularan.
iii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
selanjutnya
4. Pertemuan keempat
Tema : evaluasi pada setiap kelompok.
Tujuannya :Untuk mengetahui tingkat peenurunan
penularan
Pertemuan kelima membutuhkan alokasi waktu 60 menit.
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Evaluasi yang digunakan adalah observasi
Langkah-Langkah Operasional
i. Masyarakat memberikan kesan
setelah mengikuti layanan
ii. Masyarakat saling memberikan
semangat satu sama lain .
17
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau disingkat AIDS merupakan
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau Human
Immunodeficiency Virus . Virus AIDS menyerang sel darah putih khusus
yang disebut dengan T-lymphocytes.
c. Topik/Materi Layanan Ketiga
Topik / materi pada pertemuan ketiga : pemahaman masyarakat
bagaimana cara untuk mencegah penularan hiv aids.
Materi :
Jujur terhadap pasangan
Melakukan hubungan seksual dengan aman
Memberi tahu dokter
Hindari obat-obatan terlarang.
d. Topik/Materi Layanan Keempat
Topik / materi pada pertemuan kelima : evaluasi dari setiap pertemuan
sebelumnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan
18
digunakan efektif?
4 Apakah alokasi waktu sudah
cukup?
5 Apakah materi yang
diberikan menarik?
6 Apakah strategi layanan
berhasil?
19
Manajemen BKPI III
A. Rasional
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjadi bagian
dari lingkungan tertentu. Di lingkungan manapun individu berada, ia akan
berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari lingkungan yang harus
dipenuhi. Disamping itu individu juga memiliki kebutuhan dan harapan dan
tuntutan di dalam dirinya yang harus diselaraskan dengan tuntutan lingkungan.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya
kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak
mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya
dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan
dan dalam masyarakat pada umumnya.7
Mayoritas siswa SMA Negeri 1 Pekalongan adalah siswa dari daerah
kabupaten pekalongan. Hal tersebut menjadikan siswa yang bukan dari
kotapekalongan mengalami kesulitan dalam penyesuaian waktu dalam
bembelajaran. Kedisiplinan dalam pertemanan juga sangat berpengaruh dalam
belajar, siswa yang menjadi kaum minoritas akan merasakan cemas, tertekan,
tidak percaya diri dan lain sebagainya.8 Salah satu alternatif bantuan yang
diberikan untuk meningkatkan penyesuain diri di sekolah adalah dengan
menggunakan konseling kelompok Adlerian. Konseling Adlerian merupakan
suatu model konseling yang berorientasi pada keutuhan dan keunikan individual
untuk mengarahkan dirinya sendiri.9
7
Windaniati, Meningkatkan Kemampuan Penyesuain Diri Siswa Melalui Teknik Cognitive
Restructuring Pada Kelas X TKR SMK Negeri 7 Semarang. 2015. Jurnal Penenlitian Pendidikan
8
Observasi
9
Risky Wulan Amelia, penerapan konseling kelompok pendekatan Adlerian untuk meningkatkan
penyesuain diri siswa di lingkungan sekolah kelas X MIPA 2 di SMAN 1 Sooko Mojokerto. Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
20
B. Deskripsi Kebutuhan Konseli
Kedisiplinan diri sebagai bentuk adaptasi pada umumnya lebih mengarah
pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau biologis. Kedisiplinan diri
sebagai konformitas terhadap norma memaknai penyesuaian diri individu sebagai
usaha konformitas yang menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat
tekanan kuat untuk selalu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik
secara moral, sosial, maupun emosional. Penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan (mastery) yaitu kemampuan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik,
kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Dari permasalahan tersebut dapat ditarik rumusan kebutuhan sebagai
berikut:
1. Siswa mampu meningkatkan kemampuan kedisiplinan diri
2. Siswa mampu menunjukkan keunikan yang dimiliki
C. Tujuan Konseling
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa SMA N 2 Pekalongan
Tujuan Khusus
Para anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memecahkan
masalah dalam waktu yang bersamaan agar dapat mengopti malkan keunikan
dan keutuhan individu mengarahkan dirinya sendiri menjadi individu
D. Sasaran Konseling
Sasaran dalam kegiatan konseling adalah siswa kelas, yang terdiri dari 36
siswa.
E. Kualifikasi Konselor
1. Mampu mennyesuaikan kedisiplinan diri dengan siswa
2. Mampu membangun rasa percaya dengan konseli
F. Tahapan dan Sesi Konseling
Tabel 1
Contoh Kegiatan, Tahapan, Sesi dan Pertemuan Konseling
21
Pendahuluan Tahapan Dasar Pengenalan Pertemuan 1
Mengeksplorasi
Analisis dan dinamika
Pertemuan 2
Penilaian -dinamika dalam
diri individu
Mengko
munikasikan
Tahap Wawasan suatu Pertemuan 3
Inti pernahaman diri
kepada individu
Membu ka
altematif-
Tahap Orientasi altematif dan Pertemuan 4
Kembali pilihan - pilihan
baru.
Pekerjaan rumah
Penutupan Tahapan Akhir Pertemuan 5
Follow up
22
Model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif. Dalam
evaluasi ini dapat menyediakan informasi agar konselor maupun siswa
mengetahui hal apa saja yang perlu ditingkankan.
2. Evaluasi hasil
Model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif. Dalam
evaluasi ini dapat menyediakan informasi agar konselor maupun siswa
bisa melakukan perbaikan.
23
Daftar Lampiran Manajemen Konseling
24
Untuk membantu anggota kelompok memahami alasan mereka
membuat pilihan-pilihan di masa lalu
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Pertemuan ketiga membutuhkan alokasi waktu 120 menit
Langkah-Langkah Operasional
i. Menjelaskan alasan keputusan yang diambil dalam
permasalahan dimasa lalu.
ii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
4. Pertemuan keempat
Tema : terima kasih masa lalu
Tujuannya :
Untuk anggota -anggo ta kelo mpok konseling ber tindak dan
lebih rnenerima kehidupan
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Media yang digunakan yaitu power point.
Langkah-Langkah Operasional
i. para siswa menyusun tugas-tugas untuk mer eka sendiri
ii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
5. Pertemuan kelima
Tema : evaluasi pada setiap kelompok.
Tujuannya :
Untuk mengetahui tingkat peningkatan kemampuan penyesuaian
diri
Strategi yang digunakan yaitu strategi kelompok.
Evaluasi yang digunakan adalah observasi
Pertemuan kelima membutuhkan alokasi waktu 60 menit.
Langkah-Langkah Operasional
i. Siswa saling berbagi kesan terhadap konseling yang
diberikan
ii. Siswa saling mendukung dan menguatkan.
25
II. Materi Layanan Konseling
a. Topik/Materi Layanan Pertama
Topik / materi pada layanan pertama pada pertemuan pertama :
pengenalan siswa terhadap penyesuaian kedisiplinan diri sehingga
siswa lebih memahami apa yang dimaksud stress, serta siswa
menyesuaian diri dengan anggota kelompoknya.
b. Topik/Materi Layanan Kedua
Pada tahapan ini rnencakup eksplorasi tentang konstelasi-konstelasi
keluarga, rekoleksi- rekoleksi awal, dan kesalahan -kesalahan dasar.
Setelah analisis-analisis ini, anggota kelompok mulai bergerak
kearah wawasan dan tahapan reorientasi kelompok
c. Topik/Materi Layanan ketiga
Pada tahapan ini identik dengan suatu pemahaman dan wawasan
meliputi cara membantu anggota kelo mpo k memahami alasan
mereka membuat pilihan-pilihan dimasa lalu. Tahapan ini
dirangkaikan melalui penggunaan tafsiran konselor. Tafsiran
dilakukan sebagai hipotesis tentatif dalam kelompok.
d. Topik/Materi Layanan keempat
Pada tahap anggota -anggota kelompok konseling dianjurkan untuk
ber tindak dan lebih rnenerima kehidupan mereka yang terkontrol .
Setiap prosedur dalam tahap ini berar ti penerirnaan risiko,
bertindak "seolah -olah/ tafsiran" saat rnereka sebagai pribadi yang
bijak dan mengoreksi pola-pola mereka yang tidak efektif di masa
lalu. Apabila para konseli mengharapkan suatu perubahan, mer
eka harus bersedia menyusun tugas-tugas un tuk mer eka sendiri .
Ko mitmen ini diperlukan juga untu k menerj emahkan
wawasan konseli menjadi perbuatannya yang nyata.
e. Topik/Materi Layanan kelima
Topik/materi layanan kelima pada pertemuan kelima: evaluasi dari
setiap pertemuan sebelumnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan.
26
III. Instrumen Evaluasi
a. Instrumen Evaluasi Proses BPKI
1. Observasi
Evaluasi proses BPKI dimana dengan pengamatan cara kerja konselor,
layanan yang disediakan, respon yang diberikan siswa pada saat
diberikan konseling. Apabila proses berjalan dengan sebagaimana
mestinya maka layanan dianggap berhasil.
27
meningkat?
2 Apakah siswa mampu
menunjukkan keunikan
individu?
28